Sars

download Sars

of 30

Transcript of Sars

BAB IPendahuluanA. Latar BelakangSARS pertama kali ditemukan di Provinsi Guang Dong, Cina pada bulan November tahun 2002 sampai bulan Februari 2003 dan dengan cepat menyebar ke negara lain yaitu Hongkong, Vietnam dan Singapura. SARS adalah sindrom pernapasan akut berat yang merupakan penyakit infeksi pada jaringan paru manusia yang penyebabnyaadalah Coronavirus (suatu single-stranded enveloped RNA virus). Severe Acute respiratory syndrome (SARS) atau sindrom pernapasan akut berat adalah sindrom akibat virus pada paru yang bersifat mendadak dan menunjukkan gejala gangguan pernapasan pada pasien yang mempunyai riwayat kontak dengan pasien SARS. Pathogenesis dari SARS sangat komoleks, dengan berbagai faktor yang menimbulkan luka pada paru-paru dan penyebaran virus ke beberapa organ. Target coronavirus SARS adalah sel epitel pada saluran pernapasan yang menimbulkan kerusakan alveolus yang lama. Beberapa tipe organ atau sel mungkin terinfeksi menjadi sakit, termasuk mukosa sel intestinal, sel epitel tubular ginjal, saraf otak, dan beberapa jenis sel imun dan organ penting yang rusak karena kerusakan yang tidak langsung.

B. Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud dengan SARS ?2. Apa konsep penyakit dari TB paru ?3. Apa konsep askep dari TB paru ?4. Contoh askep dengan TB paru ?

C. Tujuan1. Agar mengetahui apa yang dimaksut dengan SARS2. Agar mengetahui apa yang dimaksut dengan TB paru 3. Agar mengetahui konsep askep dengan TB paru 4. Agar mengetahui model askep TB paru

BAB 2 DASAR TEORI

A. DEFINIISISars Adalah Suatu Penyakit Yang Disebabkan Oleh Virus Corona Sars (Sars-Cov). Penderita Yang Terkena Sars Mengalami Gangguan Pernafasan Yang Akut (Terjadi Dalam Waktu Cepat) Dan Dapat Menyebabkan Kematian. Sars Merupakan Penyakit Menular Dan Dapat Mengenai Siapa Saja, Terutama Orang Tua.

B. PENYEBAB Penyebab Penyakit SARS adalah virus corona dan paramoxviridae. Kedua virus ini sudah lama ada tapi gejalanya tidak seganas dan separah seperti saat ini. Coronavirus selama ini dikenal sebagai virus penyebabdemam flu, radang paru-paru dan diare, sedang virus paramoxyviridae adalah penyebab parainfluenza. Kesimpulan sementara virus penyebab SARS saat ini adalah virus baru hasil mutasi dari coronavirus.Virus corona menyebar lewat udara, masuk melalui saluran pernapasan lalu bersarang di paru-paru. Dalam tempo sekitarnya dua hingga sepuluh hari, paru-paru akan meradang, bernapas kian sulit. Penularannya juga dapat terjadi melalaui melalui kontak langsung dengan pasien atau terkena cairan pasien. Misalnya terkena ludah saat pasien bersin atau batuk.

C. GEJALA Awal gejalanya mirip seperti flu, demam, myalgia, lethargy, gejala gastrointestinal, batuk, radang tenggorokan dan gejala non-spesifik lainnya. Satu-satunya gejala yang sering dialami seluruh pasien adalah demam di atas 38 C (100.4 F). Dan selanjutnya napas menjadi sesak.Gejalanya biasa muncul 210 hari setelah terekspos, tetapi sampai 13 hari juga pernah dilaporkan terjadi. Pada kebanyakan kasus gejala biasanya muncul antara 23 hari. Sekitar 1020% kasus membutuhkan ventilasi mekanis.Penderita penyakit ini, paru-parunya mengalami radang, limfositnya menurun, trombositnya juga mungkin menurun. Kalau sudah berat, oksigen dalam darah menurun dan enzim hati akan meningkat. Ini semua gejala yang bisa dilihat dengan alat medis.

Bab IIIKONSEP PENYAKIT A. Pangertian Penyakit infeksi kronis dengan karakteristik terbentuknya tuberkel granuloma pada paru. B. EtiologiMycobacterium tuberkulosis (Amin, M.,1999).C. Faktor Resiko 1. Rasial/Etnik group : Penduduk asli Amerika, Eskimo, Negro, Imigran dari Asia Tenggara.2. Klien dengan ketergantuangan alkhohol dan kimia lain yang menimbulkan penurunan status kesehatan.3. Bayi dan anak di bawah 5 tahun.4. Klien dengan penurunan imunitas : HIV positip, terapi steroid & kemoterapi kanker.D. Gejala Klinis 1. Demam (subfebris, kadang-kadang 40 - 41 C, seperti demam influensa.2. Batuk (kering, produktif, kadang-kadang hemoptoe (pecahnya pembuluh darah).3. Sesak napas, jika infiltrasi sudah setengah bagian paru.4. Nyeri dada, jika infiltrasi sudah ke pleura.5. Malaise , anoreksia, badan kurus, sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam.

30

E. Patofisiologi

Mycobacterium TBC

Masuk jalan napas

Tinggal di Alveoli

Tanpa infeksiInflamasidisebar oleh limfe

FibrosisTimbul jar. Ikat sifat Elastik & tebal.Kalsifikasi - BatukAlaveolus tidak - Spuntum purulenExudasikembali saat - Hemoptisisekspirasi - BB menurunNekrosis/perkejuanGas tidak dapatKavitasi berdifusi dgn. Baik.

Sesak

Kuman

Infeksi primer

Sembuh total Sembuh dgn. SarangKomplikasi ghon - Menyebar ke seluruh tubuh scr. Bronkhogen, limphogen, hematogen

Infeksi post primer Kuman dormant Muncul bertahun kemudian

Diresorpsi kembali/sembuhMembentuk jar. KejuSarang meluasJika dibatukkansembuh dgn.membentuk kavitas.Jar. Fibrotik

.

Kavitas meluasMemadat & membungkus diriBersih & menyembuhMembentuk sarang tuberkuloma

BAB IVKONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian (Doegoes, 1999) 1. Aktivitas /Istirahata. Kelemahan umum dan kelelahan.b. Napas pendek dgn. Pengerahan tenaga.c. Sulit tidur dgn. Demam/kerungat malam.d. Mimpi buruk.e. Takikardia, takipnea/dispnea.f. Kelemahan otot, nyeri dan kaku.2. Integritas Ego :a. Perasaan tak berdaya/putus asa.b. Faktor stress : baru/lama.c. Perasaan butuh pertolongand. Denial.e. Cemas, iritable.3. Makanan/Cairan :a. Kehilangan napsu makan.b. Ketidaksanggupan mencerna.c. Kehilangan BB.d. Turgor kulit buruk, kering, kelemahan otot, lemak subkutan tipis.4. Nyaman/nyeri :a. Nyeri dada saat batuk.b. Memegang area yang sakit.c. Perilaku distraksi.5. Pernapasan :a. Batuk (produktif/non produktif)b. Napas pendek.c. Riwayat tuberculosisd. Peningkatan jumlah pernapasan.e. Gerakan pernapasan asimetri.f. Perkusi : Dullness, penurunan fremitus pleura terisi cairan).g. Suara napas : Ronkhih. Spuntum : hijau/purulen, kekuningan, pink.6. Kemanan/Keselamatan :a. Adanya kondisi imunosupresi : kanker, AIDS, HIV positip.b. Demam pada kondisi akut.7. Interaksi Sosial : Perasaan terisolasi/ditolak.

B. Diagnosa Keperawatan1. Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental/darah.2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar-kapiler.3. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan produksi spuntum/batuk, dyspnea atau anoreksia4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan primer, penurunan geraan silia, stasis dari sekresi.5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, terapi dan pencegahan berhubungan dengan infornmasi kurang / tidak akurat.C. Intervensi Diagnosa Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental/darah.Tujuan : Kebersihan jalan napas efektif.Kriteria hasil :1) Mencari posisi yang nyaman yang memudahkan peningkatan pertukaran udara.2) Mendemontrasikan batuk efektif.3) Menyatakan strategi untuk menurunkan kekentalan sekresi.

Rencana Tindakan :1. Jelaskan klien tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa terdapat penumpukan sekret di sal. pernapasan.R/ Pengetahuan yang diharapkan akan membantu mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.2. Ajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk.R/ Batuk yang tidak terkontrol adalah melelahkan dan tidak efektif, menyebabkan frustasi.3. Napas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin.R/ Memungkinkan ekspansi paru lebih luas.4. Lakukan pernapasan diafragma.R/ Pernapasan diafragma menurunkan frek. napas dan meningkatkan ventilasi alveolar.5. Tahan nafas selama 3 - 5 detik kemudian secara perlahan-lahan, keluarkan sebanyak mungkin melalui mulut.Lakukan napas ke dua , tahan dan batukkan dari dada dengan melakukan 2 batuk pendek dan kuat.R/ Meningkatkan volume udara dalam paru mempermudah pengeluaran sekresi sekret.6. Auskultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk.R/ Pengkajian ini membantu mengevaluasi keefektifan upaya batuk klien.7. Ajarkan klien tindakan untuk menurunkan viskositas sekresi: mempertahankan hidrasi yang adekuat; meningkatkan masukan cairan 1000 sampai 1500 cc/hari bila tidak kontraindikasi.R/ Sekresi kental sulit untuk diencerkan dan dapat menyebabkan sumbatan mukus, yang mengarah pada atelektasis.

8. Dorong atau berikan perawatan mulut yang baik setelah batuk.R/ Hiegene mulut yang baik meningkatkan rasa kesejahteraan dan mencegah bau mulut.9. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain : Dengan dokter, radiologi dan fisioterapi.Pemberian expectoran.Pemberian antibiotika.Konsul photo toraks.R/ Expextorant untuk memudahkan mengeluarkan lendir dan menevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan parunya.Diagnosa Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar-kapiler.Tujuan : Pertukaran gas efektif.Kriteria hasil :1) Memperlihatkan frekuensi pernapasan yang efektif.2) Mengalami perbaikan pertukaran gas-gas pada paru.3) Adaptive mengatasi faktor-faktor penyebab.Rencana tindakan :1. Berikan posisi yang nyaman, biasanya dengan peninggian kepala tempat tidur. Balik ke sisi yang sakit. Dorong klien untuk duduk sebanyak mungkin.R/ Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan ekpsnsi paru dan ventilasi pada sisi yang tidak sakit.2. Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, dispnea atau perubahan tanda-tanda vital.R/ Distress pernapasan dan perubahan pada tanda vital dapat terjadi sebagai akibat stress fisiologi dan nyeri atau dapat menunjukkan terjadinya syock sehubungan dengan hipoksia.3. Jelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk menjamin keamanan.R/ Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.4. Jelaskan pada klien tentang etiologi/faktor pencetus adanya sesak atau kolaps paru-paru.R/ Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.5. Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol diri dnegan menggunakan pernapasan lebih lambat dan dalam.R/ Membantu klien mengalami efek fisiologi hipoksia, yang dapat dimanifestasikan sebagai ketakutan/ansietas.6. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :Dengan dokter, radiologi dan fisioterapi.Pemberian antibiotika.Pemeriksaan sputum dan kultur sputum.Konsul photo toraks.R/Mengevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan parunya.

Diagnosa Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan produksi spuntum/batuk, dyspnea atau anoreksia Tujuan : Kebutuhan nutrisi adekuatKriteria hasil :1) Menyebutkan makanan mana yang tinggi protein dan kalori2) Menu makanan yang disajikan habis3) Peningkatan berat badan tanpa peningkatan edemaRencana tindakan 1. Diskusikan penyebab anoreksia, dispnea dan mual.R/ Dengan membantu klien memahami kondisi dapat menurunkan ansietas dan dapat membantu memperbaiki kepatuhan teraupetik. 2. Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan.R/ Keletihan berlanjut menurunkan keinginan untuk makan.3. Tawarkan makan sedikit tapi sering (enam kali sehari plus tambahan).R/ Peningkatan tekanan intra abdomen dapat menurunkan/menekan saluran GI dan menurunkan kapasitas.4. Pembatasan cairan pada makanan dan menghindari cairan 1 jam sebelum dan sesudah makan.R/ cairan dapat lebih pada lambung, menurunkan napsu makan dan masukan.5. Atur makanan dengan protein/kalori tinggi yang disajikan pada waktu klien merasa paling suka untuk memakannya.R/ Ini meningkatkan kemungkinan klien mengkonsumsi jumlah protein dan kalori adekuat.6. Jelaskan kebutuhan peningkatan masukan makanan tinggi elemen berikut a. Vitamin B12 (telur, daging ayam, kerang).b. Asam folat (sayur berdaun hijau, kacang-kacangan, daging).c. Thiamine (kacang-kacang, buncis, oranges).d. Zat besi (jeroan, buah yang dikeringkan, sayuran hijau, kacang segar).R/ Masukan vitamin harus ditingkatkan untuk mengkompensasi penurunan metabolisme dan penyimpanan vitamin karena kerusakan jarinagn hepar.7. Konsul dengan dokter/shli gizi bila klien tidak mengkonsumsi nutrien yang cukup.R/ Kemungkinan diperlukan suplemen tinggi protein, nutrisi parenteral, total, atau makanan per sonde.D. Implementasi1. Mengkaji patologi penyakit dan potensial penyebaran infeksi melalui droplet udara selama batuk, bersin, meludah, bicara, tertawa2. Membersihkan sekret dari mulut dan trakea3. Mendorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan karbohidratE. EvaluasiPada tahap ini yang perlu dievaluasi pada klien dengan TB Paru adalah, mengacu pada tujuan yang hendak dicapai yakni apakah terdapat :1. Keefektifan bersihan jalan napas.2. Intoleran aktivitas teratasi3. Perilaku/pola hidup berubah untuk mencegah penyebaran infeksi.4. Kebutuhan nutrisi adekuat, berat badan meningkat dan tidak terjadi malnutrisi.5. Pemahaman tentang proses penyakit/prognosis dan program pengobatan dan perubahan perilaku untuk memperbaiki kesehatan.

BAB V TINJAUAN KASUS

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN

Ruangan: Paru Laki-LakiNo. Reg.: 10079691Pengkajian: Tanggal 20 Mei 2002Jam: 11.00 WIB-------------------------------------------------------------------------------------------------I. IDENTITASNama: Tn. Diran (D)Tgl. MRS : 20 Mei 2002Umur: 73 tahunDiagnosa : TB paru + HemaptoeJenis kelamin: Laki-LakiSuku/bangsa: Jawa/IndonesiaAgama: IslamPekerjaan: Swasta/pedagang makananPendidikan: SLTAAlamat: Girilaya 11/17 SurabayaAlasan Dirawat : Batuk darah selama 1 jam kurang lebih 5 sendok makan, dan GCS 4 - 4 - 4Keluhan Utama: Klien mengatakan sesak napasUpaya yang telah dilakukan: Telah diberikan bantuan oksigen 2l/menit .Terapi/operasi yang pernah dilakukan: minum obat OAT teraturII. RIWAYAT KEPERAWATANa. Riwayat Penyakit SebelumnyaKlien mempunyai TB paru sejak 5 tahun yang lalu, minum obat OAT secara teratur dan mempunyai penyakit kencing batu sejak tahun 1996.b. Riwayat Penyakit SekarangBatuk darah sejak 1 hari sebelum MRS, tanggal 30 - 8 - 2001 batuk darah kira-kira 5 sendok makan, sebelumnya batuk berdahak putih. Lama-lama penderita tidak sadar lalu di bawa ke rumah sakit.c. Riwayat Kesehatan KeluargaIstri sekarang adalah istri ke dua, tidak mempunyai penyakit yang berbahaya, menular atau menurun. Kedua anaknya juga tidak mempnyai penyakit yang berat, hanya batuk pilek dibelikan obat sembuh.d. Genogram

e. Keadaan Kesehatan LingkunganKlien bertempat tinggal di Surabaya, yang penduduknya padat, dan udara panas, pada daerah tempat tinggalnya antar rumah sangat rapat, udara bersih.Alat Bantu yang DipakaiKlien tidak memakai alat bantu, baik gigi, kaca mata maupun pendengaran.III. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIKa. Keadaan UmumKlien dalam keadaan lemah, kelin tidur dalam posisi head down /trendenlenbeg, kaki terpasang infus RL tetesan 20 tetes/menit, dan terpasang oksigen 2 l /menit.b. Tanda-Tanda VitalSuhu 36,8 celcius, pada axilla, nadi 92 x/menit, tidak teratur, Tensi : 160/90 mmHg. Lengan kanan, RR = 30 x/menit, dengan memakai pernapasan perut dan bantuan otot pernapasan sternokleidomastoid.c. Body System1) Pernapasan (B1)Hidung terpasang kanula oksigen 2l/menitTrachea tidak ada kelainanTerdapat retraksi dada, batuk darah kira-kira 200 cc, napas dangkal.Suara tambahan terdengar bunyi ronchi.Bentuk dada simestris.2) CardioVaskuler (B2)Dada terasa neyri bila untuk membatukan dahak, palpitasi tidak ada, clubbing fingger tidak ada.Suara jantung normal.Edema : tidak ada.3) Persyarafan (B3)Kesadaran Compomentis, GCS : 4 - 5 - 6Kepala dan wajah : tak da kelainan.Mata : sklera putih, Conjungtiva :merah muda, pupil : isokor.Leher : tak ada kelaianan.Reflek batuk ada, tapi tidak keras.Persepsi sensoris :Pendengaran: normal /dbn. Penciuman: normal /dbn. Pengecapan: normal /dbn.Penglihatan: normal /dbn.Perabaan: normal /dbn.4) PerkemihanProduksi urine : 1500 ml. Tak tentu.Warna : kuning kecoklatanBau : Khas.Tidak ada masalah5) Pencernaan - Eliminasi AlviMulut dan tenggorokan : mulut keadaan kotor ada bekas cairan darah.Abdomen : tak ada kelainan.Rektum tak ada kelainan, BAB 1 x/hari,Diet TKTP, Bubur, tiap makan dihabiskan.Tulang - Otot - IntegumenKemampuan pergerakan bebas, perese tidak ada.Extrimitas atas dan bawah tidak ada kelainanTulang belakang tidak ada kelainan.Kulit : kuning kecoklatanAkral dingin basah.Turgor cukup.6) Sistem EndokrineTidak ada kelainan7) Sosial / InteraksiHubungan dnegan klien : kenalDukungan keluarga : aktifDukungan kelompok/teman/masyarakat : kurang.Reaksi saat interaksi : kooperatif8) SpiritualKonsep tentang penguasa kehidupan AllohSumber kekuatan/harapan di saat sakit : Alloh.Ritual agama yang bermakna/berarti/diharapkan saat ini : sholatSarana/peralatan/orang yang diperlukan untuk melaksanakan ritual agama yang diharapkan saat ini lewat ibadah.Keyakinan/kepercayaan bahwa Tuhan akan menolong dalam menghadapi situasi sakit saat ini : Ya.Keyakinan/kepercayaa bahwa penyakit dapat disembuhkan : yaPersepsi terhadap penyebab penyakit : cobaan/peringatan.d. Pemeriksaan PenunjangPhoto thoraks terakhir :a) Infiltrat pada kedua apex paru ka-kib) Fenting diafragma ka-kic) Kalsifikasi pada parenkhim paru ka-kid) Laboratorium tanggal 31 - 8 - 2001Hb. 14,1 (13,5 - 18,9)Leukosit : 12.250 (4.000 - 11.000/cmm)Kreatinin Serum: 2,1 (0,7 - 1,3 mg/dl)BUN = 36 (10 - 20 mg/dl)e) Lab. Tanggal 3 - 9 - 2001TTH = negatip, Gram ; positip, negatif (saliva).Terapi1) Injeksi Transamin 3 x 1 amp.2) Ampicillin 4 x 1 gr.3) Codein 3 x 1

ANALISA DATA

NODATAKEMUNGKINAN PENYEBABMASALAH

S: Klien mengatakan kemarin sudah tidak batuk darah lagi dan sesak, sekarang kalau batuk darah lagi dan sesak.O : Klien tampak diam, (setelah batuk darah): Nadi 92 x/menit: Keluar keringat dingin basah: Klien tampak menanyakan masalah klien ke dokter

S. Klien mengatakan segala keperluannya dibantu karena oleh dokter tidak boleh bergerak.

O : Klien tampak segala keperluannya dibantu istrinya seperti makan, minum BAB,BAK dll.: Skala AKS = 0

S : Klien mengelun nyeri dada bila untuk batukO: Klien tamapak kalau batuk tidak terlalu keras, tampak memegangi dadanya.: Klien tampak dian menyeringai.: Nadi 92 x/menit.: Skala nyeri = 2

S: Klien mengatakan napasnya sesak lagi.

O : Klien tampak napasnya cepat memakai pernapasan perut (RR = 30 x/menit).: Tampak ada bantuan otot pernapasan sternokleidomastoid.: Terpasang oksiegen 2 l/menit: Posisi klien tredenlenbeg (head down).: Batuk darah 200cc.S: Klien mengatakan baru saja batuk darah 1/3 gelas besar.O : Klien kedaaan posisi tredelenbeg (head down): Di mulut masih ada bekas darah.: Klien tampak batuk sambil mengeluarkan darah.: Sampai jam 10.00 WIB darah yang dikeluarakan 200 cc= Kurang akurat informasi yang diterima= Pendidikan klien

= Stress

Fisiologi Emosional Kognitip- nadi cepat - diam - sering - Diaphoresis - takut menanyakanAnsietas-Klien dengan dx. TB paru dengan hemamptoe.- Dapat advis dokter tidak boleh bergerak

Segala kperluannya dibantu oleh istrinya seperti makan, minum BAB,BAK dll.

Sindrom perawatan diri

Di alveoli terjadi inflamasi, kalsifikasi, eksudasi, nekrosis, dan akhirnya terjadi kavitasi

Batuk dengan tekanan keras pembuluh darah arteri pulmonalis pecah

Batuk darah Merangsang ujung saraf terbuka

Nyeri

Inflamasi

Fibrosis disebar oleh limfe

Timbul jar. Ikat yang bersifat Elalastik & tebal. Alveolus tidak kembali saat ekspirasi Gas tidak dapat berdifusi dgn. Baik.

Sesak

Gangguan pertukaran gas

Adanya inflamasi

Fibrosis

Kalsifikasi- Batuk Eksudasi - Spuntum Pururlen

Nekrosisi/perkejuan

Kavitasi Hemoptisis

Bersihan jalan napas tak efektifAnsietas

Sindrom perawatan diri

Nyeri

Gangguan pertukaran gas

Bersihan jalan napas tak efektif

RENCANA TINDAKAN PERAWATAN

Tanggal 20 Mei 2002Diagnosa Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental/darah.Tujuan : Kebersihan jalan napas efektif (1 hari).Kriteria hasil : Klien tidak ada suara napas tambahan. Klien mencari posisi yang nyaman yang memudahkan peningkatan pertukaran udara bila diindikasikan. Klien minum banyak ( 1500 - 2000 cc)untuk menurnkan kekentalan sekret.Rencana Tindakan :1. Ajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk agar tidak keras-keras..R/ Batuk yang keras menyebabkan perdarahan pembuluh adrah pada pulmonal.2. Lakukan pernapasan diafragma.R/ Pernapasan diafragma menurunkan frek. napas dan meningkatkan ventilasi alveolar.3. Auskultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk.R/ Pengkajian ini membantu mengevaluasi keefektifan upaya batuk klien.4. Ajarkan klien tindakan untuk menurunkan viskositas sekresi : mempertahankan hidrasi yang adekuat; meningkatkan masukan cairan 1000 sampai 1500 cc/hari bila tidak kontraindikasi.R/ Sekresi kental sulit untuk diencerkan dan dapat menyebabkan sumbatan mukus, yang mengarah pada atelektasis.5. Dorong atau berikan perawatan mulut yang baik setelah batuk.R/ Hiegene mulut yang baik meningkatkan rasa kesejahteraan dan mencegah bau mulut.6. Jelaskan pada klien dan keluarga mematuhi anjuran dari dokter dan perawat : seperti menghindari makanan yang menyebabkan batuk, serta bau-bauan.R/ Dengan informasi yang jelas klien diharapkan dapat bekerja sama dalam pemberian terapi.7. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain : Dengan dokter, radiologi dan fisioterapi.Pemberian obat transamin 3 x 1 amp., codein 3 x 1 tab, posisi tredelenbeg (head down)R/ Mengevaluasi perbaikan kondisi klien atas perdarahan klien dari batuk darahnyaDiagnosa Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar-kapiler.Tujuan : Pertukaran gas efektif (1 hari).Kriteria hasil : Klien mengetahui penyebab dari batuk daraha Klien tidak sesak napas lagi ( R = normal) Tidak memakai oksigen tambahan.Rencana tindakan :1. Berikan posisi yang nyaman, sesuai yang diindikasikan oleh dokter.R/ Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan ekpsnsi paru dan ventilasi pada sisi yang tidak sakit.2. Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, dispnea atau perubahan tanda-tanda vital.R/ Distress pernapasan dan perubahan pada tanda vital dapat terjadi sebagai akibat stress fisiologi dan nyeri atau dapat menunjukkan terjadinya syock sehubungan dengan hipoksia.3. Berikan Oksigen sesuai advis dokter 2 l/menitR/ dapat mengurangi sesak napas / menambahi kekurangan oksigennya.4. Jelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk menjamin keamanan dan jelaskan tentang etiologi /faktor pencetus adanya sesak..R/ Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.5. Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol diri dnegan menggunakan pernapasan lebih lambat dan dalam.R/ Membantu klien mengalami efek fisiologi hipoksia, yang dapat dimanifestasikan sebagai ketakutan/ansietas.6. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :Dengan dokter, radiologi dan fisioterapi.Pemberian antibiotika.R/Mengevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan parunya.

TINDAKAN KEPERAWATAN

Tanggal : 21 Mei 2002Diagnosa : Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dnegan sekresi yang kental/ sekresi darah.

1. Mengajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk agar tidak keras-keras.2. Auskultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk.3. Menganjurkan untuk minum agar menurunkan viskositas sekresi : mempertahankan hidrasi yang adekuat; meningkatkan masukan cairan 1000 sampai 1500 cc/hari 4. Mendorong keluarga dalam memberikan perawatan mulut yang baik setelah batuk.5. Menjelaskan pada klien dan keluarga mematuhi anjuran dari dokter dan perawat : seperti menghindari makanan yang menyebabkan batuk, serta bau-bauan, menghindari banyak bergerak/bicara, tidak boleh batuk dengan keras-keras.6. Memberikan advis dokter :Pemberian obat transamin 3 x 1 amp., codein 3 x 1 tab, posisi tredelenbeg (head down)R/ Mengevaluasi perbaikan kondisi klien atas perdarahan klien dari batuk darahnyaDiagnosa Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar-kapiler.1. Memberikan posisi yang nyaman, sesuai yang diindikasikan oleh dokter.2. Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, dispnea atau perubahan tanda-tanda vital.3. Memberikan Oksigen sesuai advis dokter 2 l/menit4. Menjelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk menjamin keamanan dan jelaskan tentang etiologi /faktor pencetus adanya sesak..5. Menganjurkanklien untuk berperilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol diri dnegan menggunakan pernapasan lebih lambat dan dalam.

Diagnosa keperawatan(Berdasarakan Prioritas)

1. Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dnegan sekresi yang kental/sekresi darah.2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dnegan kerusakan membran alveolar - kapiler.3. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan pecahnya pembuluh darah pulmonal bila batuk darah.4. Ansietas berhubungan dnegan informasi yang kurang/tidak akurat tentang terjadinya batuk darah.5. Sindrom kurang perawatan diri berhubungan dnegan tindakan perawatan dari batuk darah.

CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal 21 Mei 2002Diagnosa Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dnegan sekresi yang kental/sekresi darah.S : Klien mengatakan sudah sesak lagi.O ; Klien tampak memakai pernapasan perut (R ; 20 x/menit). : Possi klien masih tredelenbeg. : Tidak ada bantuan otot-otot pernapasan ketika bernapas. : Terapi Oksigen sudah dilepas.A : Masalah teratasiP : Dihentikan, kecuali No. 3, 4, 7.Diagnosa Gangguan pertukaran gas berhubungan dnegan kerusakan membran alveolar - kapiler.S : Klien mengatakan batuk darahnya sudah tidak lagi.O: Klien keadaan masih agak lemah. : Posisi tredelenbeg. : Klien masih tampak batuk, tapi tidak keras dan tak ada darahnya. : Klien tampak bisa tersenyum.A : Masalah belum teratasiP : Dilanjutkan No. 1, 2, 5, 6.

bab vI penutup

A. kesimpulan Penyakit Sars Dan Penyebabnya Disertai Gejalanya) Sars (Severe Acute Respiratoty Syndrome) Adalah Suatu Jenis Penyakit Pernapasan Akibat Virus Yang Pertama Kali Terjadi Di Beberapa Negara Asia. Penyakit Ini Kemudian Menyebar Ke Amerika Dan Eropa. Virusnya Bernama Sars-Cov (Sars Coronavirus) Yang Menyerang Saluran Pernapasan Bagian Atas. Para Ahli Percaya, Sars Pertama Kali Berkembang Di Dalam Tubuh Binatang. Hal Ini Berdasarkan Temuan Mereka Akan Virus Yang Sama Di Dalam Tubuh Musang. Musang Ini Di Cina Dikonsumsi Sebagai Makanan Saat Keadaan Terdesak.B. saran Untuk Pembuatan Makalah Ini Saya Menyadari Masih Banyak Kekurangan, Saya Berharap Bagi Pembaca Untuk Saran Dan Kritiknya Guna Untuk Menyempurnakan Makalah Ini. Terima Kasih

Daftar Pustaka

Alsagaff Hood, Abdul Mukty, (1995). Dasar Dasar Ilmu Penyakit Paru. Airlangga University Press. Surabaya.

Amin muhammad, Hood Alsagaff. (1989). Pengantar Ilmu Penyakit Paru. Airlangga University Press. Surabaya.

Blac,MJ Jacob. (1993). l.uckman & Sorensens Medical surgical Nursing A Phsycopsicologyc Approach. W.B. Saunders Company. Philapidelpia.

Barbara Engram. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Vol. 1. Penerbit EGC. Jakarta.

Carpenito, L.J., (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Ed. 2. EGC Jakarta.

Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media Aescullapius Jakarta.

Marylin E doengoes. (2000). Rencana Asuhan keperawatan Pedoman untuk Perencnaan /pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC.Jakarta.

Soeparman, Sarwono Waspadji. (1990). Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

Sylvia Anderson Price, Lorraine McCarty Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep Klinis Proses - Proses Penyakit. EGC. Jakarta.

Yunus Faisal. (1992). Pulmonologi Klinik. Bagian Pulmonologi FKUI. Jakarta