SAP Stroke

28

Click here to load reader

description

Satuan Acara Penyuluhan penyakit Stroke

Transcript of SAP Stroke

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JEMBERPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANJln. Kalimantan no. 37 Kampus Tegal Boto, Telp (0331)323450

SATUAN ACARA PENYULUHAN STROKE : BAGAIMANA MENCEGAH DAN MERAWAT

disusun guna memenuhi tugas terstruktur Pendidikan dalam KeperawatanDosen pengampu: Ns. Dodi Wijaya., M.Kep

Oleh:

Saltish Aguinaga NIM 132310101046

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS JEMBER2015

SAP STROKE,PENCEGAHAN DAN PERAWATAN DI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER

Topik/materi: Stroke : Bagaimana Mencegah dan Merawat ?Sasaran: AudienceWaktu: (1 x 10 menit)Hari/tanggal: Selasa, 16 Juni 2015Tempat: Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember

1. Standar kompetensiSetelah diberikan penyuluhan mengenai stroke,pencegahan dan perawatan penyakit, diharapakan audience mampu memahami dan mengerti tentang stroke.2. Kompetensi dasarSetelah mendapatkan penyuluhan diharapkan audience mampu:a. menjelaskan penyebab penyakit stroke 90%;b. menjelaskan cara mencegah stroke 90%;c. menjelaskan perawatan penyakit stroke 90%.3. Pokok bahasan : Pencegahan dan perawatan stroke4. Subpokok bahasana. Penyebab penyakit stroke ;b. Pencegahan penyakit stroke ;c. Perawatan penyakit stroke;5. Waktu: 1 x 10 menit6. Bahan/alat yang diperlukan: lembar balik dan leaflet7. Model pembelajarana. Jenis model pembelajaran: ceramah, tanya jawabb. Landasan teori : konstruktivismec. Langkah pokok:a. Menciptakan suasana orientasi yang baikb. Mengajukan pertanyaanc. Mengidentifikasi pilihan tindakand. Memberi kesimpulan akhir8. Setting Tempat

Keterangan:

= Pemateri

= Penguji = Audience

9. PersiapanPenyuluh mencari referensi (buku, jurnal, hasil penelitian, artikel, dan lain-lain) tentang konsep penyakit stroke.

10. Kegiatan Pendidikan Kesehatan.ProsesTindakanWaktu

Kegiatan PenyuluhKegiatan Peserta

Pendahuluan a. Memberikan salam, memperkenalkan diri, dan membuka penyuluhan yang dibuka oleh peserta dan dosen pembimbingb. Menjelaskan materi secara umum dan manfaat bagi audiencec. Menjelaskan tentang TIU dan TIKMemperhatikan dan menjawab salam

Memperhatikan

Memperhatikan 1 menit

Penyajiana. Menjelaskan pengertian TB Paru1. Menanyakan kepada audiencemengenai materi yang baru disampaikan2. Mendiskusikan bersama jawaban yang diberikan b. Menjelaskan Penyebab stroke1. Menanyakan kepada audience mengenai materi yang baru disampaikan2. Mendiskusikan bersama jawaban yang diberikan c. Menjelaskan pencegahan dan perawatan stroke Memperhatikan

Memberikan pertanyaan

Memperhatikan dan memberi tanggapanMemperhatikan

Memberikan pertanyaan

Memperhatikan dan memberi tanggapanMemperhatikan dan memberi tanggapan7 menit

Penutupa. Menutup pertemuan dengan memberi kesimpulan dari materi yang disampaikanb. Mengajukan pertanyaan kepada klien dan keluargac. Mendiskusikan bersama jawaban dari pertanyaan yang telah diberikand. Menutup pertemuan dan memberi salamMemperhatikan

Memberikan saran

Memberi komentar dan menjawab pertanyaan bersamaMemperhatikan dan membalas salam2 menit

11. Evaluasi1. Bagaimana proses terjadinya stroke ?2. Bagaimana pencegahan stroke ? 3. Bagaimana perawatan stroke ?

12. Referensi:Efendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Muttaqin, A. 2008, Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem pernapasan. Jakarta: Salemba Medika

Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi Edisi 3. Jakarta: EGC.

Zulkifli Amin, Asril Bahar, 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: UI

13. Lampirana. Materib. Jawaban Evaluasic. Media (lembar balik dan leaflet)

Penyuluh,

Saltish AguinagaNIM. 132310101046

Lampiran Materi a. Definisi StrokeBerdasarkan defenisi WHO (World Health Organization) stroke adalah gangguan fungsi serebral yang terjadi baik fokal maupun global yang terjadi mendadak dan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam atau meninggal disebabkan oleh gangguan pembuluh darahProses terjadinya.b. Epidemologi StrokeStroke adalah penyebab kematian terbesar ketiga di negara-negara industri setelah penyakit jantung dan kanker. Prevalensi stroke pada populasi kulit putih berkisar antara 500-600 per 100.000 penduduk. Dilaporkan di Selandia baru 793 per 100.000 penduduk, di Perancis 1445 per 100.000 penduduk. Rentang pada Negara sedang berkembang juga bervariasi. Di China, prevalensi stroke 620 per 100.000 penduduk, dan Thailand 690 per 100.000 penduduk (WHO, 2006)Stroke adalah penyebab neurologis utama pasien datang ke rumah sakit dan penyebab kematian tertinggi ketiga di Amerika Serikat setelah penyakit jantung dan kanker (Purve, 2004). Setiap tahunnya 500.000 orang di negara ini mengalami stroke dan 150.000 meninggal. Prevalensi secara keseluruhan adalah 750/ 100.000 (Davis, 2005).Di Indonesia, penyebab kematian utama pada semua umur adalah stroke (15,4%), yang disusul oleh TB (7,5%), Hipertensi (6,8%), dan cedera (6,5%). Hasil Riskesdas 2007, prevalensi stroke di Indonesia ditemukan sebesar 8,3 per 1.000 penduduk, dan yang telah didiagnosis oleh tenaga kesehatan adalah 6 per 1.000. Prevalensi stroke tertinggi Indonesia dijumpai di Nanggroe Aceh Darussalam (16,6 per 1.000 penduduk) dan terendah di Papua (3,8 per 1.000 penduduk) (Depkes, 2009).c. Klasifikasi StrokeBerdasarkan atas jenisnya, stoke dibagi atas:1. Stroke Non hemoragikStroke jenis ini pada dasarnya disebabkan oleh oklusi pembuluh darah otak yang kemudian menyebabkan terhentinya pasokan oksigen dan glukosa ke otak. Stroke ini sering diakibatkan oleh trombosis akibat plak aterosklerosis arteri otak atau suatu emboli dari pembuluh darah di luar otak yang tersangkut di arteri otak. Jenis stroke ini merupakan jenis stroke yang tersering didapatkan, sekitar 80% dari semua stroke. Stroke jenis ini juga bisa disebabkan oleh berbagai hal yang menyebabkan terhentinya aliran darah otak antara lain, syok, hipovolemia, dan berbagai penyakit lain.2. Stroke HemoragikStroke jenis ini merupakan sekitar 20% dari semua stroke. Stroke jenis ini diakibatkan oleh pecahnya suatu mikro aneurisma di otak. Stroke ini dibedakan atas: perdarahan intraserebral, subdural, dan subaraknoid (Sudoyo, 2007).d. Faktor Risiko Strokea. UsiaUsia adalah faktor risiko tunggal terpenting. Sekitar 30% stroke terjadi pada usia 65 tahun dan 70% terjadi pada usia 65 tahun atau lebih. Faktor risiko meningkat dua kali lipat untuk setiap dekade setelah usia 55 tahun.b. HipertensiSetelah usia, hipertensi adalah faktor risiko stroke terkuat. Faktor risiko meningkat seiring dengan peningkatan tekanan darah. Di Framingham, faktor risiko relatif stroke untuk peningkatan 10 mmHg sistolik adalah 1,9 untuk priadan 1,7 untuk wanita setelah faktor risiko stroke yang lain dikontrol. Peningkatantekanan sistolik dan diastolik atau keduanya mempercepat terjadinya aterosklerosis (Houston, 2000).c. Jenis kelaminInfark dan stroke terjadi 30% lebih sering pada pria dibandingkan pada wanita. Perbedaan ini terjadi terutama pada usia kurang dari 65 tahun.d. Riwayat keluargaPrevalensi stroke meningkat lima kali lipat pada kondisi kembar monozigot dibandingkan dengan kembar dizigot yang secara genetik memiliki predisposisi terhadap stroke. Study cohort pada kelahiran di Swedia pada tahun 1913 menunjukkan peningkatan tiga kali lipat insidensi stroke pada orang yang ibunya meninggal karena stroke, dibandingkan dengan orang tanpa riwayat maternal seperti itu.e. Diabetes MelitusSetelah faktor-faktor risiko stroke lainnya telah terkontrol, diabetes meningkatkan risiko stroke tromboembolik sekitar dua hingga tiga kali lipat dibandingkan dengan orang tanpa diabetes. Diabetes merupakan predisposisi terhadap iskemik serebral dengan mempercepat aterosklerosis pada pembuluh darah besar seperti arteri koroner atau karotis atau dengan efek lokal pada mikrosirkulasi serebral.f. Penyakit jantungIndividu dengan penyakit jantung jenis yang mana saja mempunyai risiko lebih dari dua kali terkena stroke dibandingkan dengan orang dengan fungsi jantung normal. Penyakit arteri koroner merupakan indikator kuat keberadaan penyakit vaskular aterosklerotik dan berpotensi menjadi sumber emboli. Penyakit jantung kongestif, Penyakit jantung hipertensi Berhubungan dengan peningkatan stroke. Fibrilasi atrial berperan kuat dalam stroke emboli dan fibrilasi atrial meningkatkan risiko stroke hingga 17 kali.g. MerokokBeberapa laporan termasuk sejumlah meta analisis menunjukkan bahwa merokok sigaret meningkatkan risiko stroke pada semua usia dan kedua jenis kelamin. Derajat risiko berkorelasi dengan jumlah komsumsi rokok sigaret (Tsementzis, 2000).h. Obstructive sleep apnea syndromeObstructive sleep apnea syndrome secara bermakna meningkatkan risiko stroke dan kematian serta menjadi faktor dependen risiko lain seperti hipertensi (Yaggi, 2005).i. Peningkatan hematokritPeningkatan viskositas menyebabkan simptom stroke ketika hematokrit melebihi 55%. Penentu utama viskositas whole blood adalah sel darah merah, protein plasma, serta fibrinogen. Ketika viskositas meningkat akibat dari polisitemia, hiperfibrinogenemia atau paraproteinemia, biasanya akan terjadi simptom seperti sakit kepala, letargi, tinitus, dan penglihatan kabur. Infark serebral fokal dan oklusi vena retina serta disfungsi platelet dapat menyebabkan perdarahan intraserebral dan subaraknoid.j. Peningkatan kadar fibrinogen dan abnormalitas sistem pembekuan darahPeningkatan kadar fibrinogen berpengaruh pada peningkatan risiko stroke trombotik. Abnormalitas sistem pembekuan darah seperti defisiensi antitrombin III dan defisiensi protein C dan S pernah dilaporkan berhubungan dengan venous thrombotic.k. Sickle-cell diseaseSickle-cell disease dapat menyebabkan infark iskemik maupun hemoragik, perdarahan intraserebral dan subaraknoid, trombosis sinus venous dan cortical vein. Secara keseluruhan insidensi stroke pada sickle-cell disease adalah 6 15%.i. Penyalahgunaan obatObat-obat yang dihubungkan dengan stroke di antaranya adalah methamphetamine, norepinephrine, LSD, heroin, dan kokain. Amfetamin meningkatkan necrotizing vasculitis yang berakibat pada perdarahan petekie difus atau terbentuknya area iskemik dan infark fokal. Heroin dapat menyebabkan hipersentisitas vascular berupa alergi yang membawa ke infark. Perdarahan subaraknoid dan infark serebral pernah dilaporkan setelah penggunaan kokain.m. HiperlipidemiaPeningkatan kolesterol menjadi faktor risiko terjadinya aterosklerosis terutama pada pria di bawah usia 55 tahun (Tsementzis, 2000). Penurunan kadar LDL kolesterol menurunkan risiko stroke 10% untuk pengurangan 1 mmol/L dan 17% untuk pengurangan 1,8 mmol/L (Law, 2003). Kenaikan kadar kolesterol yang terdapat pada LDL berkaitan dengan penyakit aterosklerosis, sedangkan kadar HDL yang tinggi mempunyai efek protektif (Murray, 2003). Di samping itu keadaan hipertrigliserida juga dianggap berkorelasi dengan peningkatan kadar LDL dan penurunan kadar HDL yang akan meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis (Brunzell, 2007).n. Kontrasepsi oralKontrasepsi oral high-estrogen telah dilaporkan meningkatkan risiko terjadinya stroke pada wanita muda. Pengurangan jumlah kandungan estrogen telah menurunkan masalah ini, tetapi tidak dapat mengeliminasinya. Faktor risiko ini sangat besar pengaruhnya pada wanita berusia lebih dari 35 tahun yang disertai dengan kebiasaan merokok. Mekanismenya diperkirakan akibat peningkatan koagulasi karena stimulasi estrogen terhadap produksi protein oleh hati.o. Komsumsi alkoholAlkohol juga dapat meningkatkan tekanan darah dan risiko stroke hemoragik (Brunzell, 2007). Adanya peningkatan resiko infark serebral dan perdarahan subaraknoid yang telah dihubungkan dengan penyalahgunaan alkohol pada dewasa muda. Mekanisme etanol menyebabkan stroke dengan pengaruh pada tekanan darah, platelet, osmolalitas plasma, hematokrit, dan sel darah merah. Di samping itu, alkohol dapat menyebabkan miokardiopati, aritmia, dan perubahan pada aliran darah serebral (Tsementzis, 2000).p. ObesitasObesitas, terutama abdominal obesity, dihubungkan dengan peningkatan risiko hipertensi, diabetes, hiperlipidemia, sleep apnea, penyakit jantung koroner, dan stroke (DeMaria, 2007). Berat relatif lebih dari 30% di atas rata-rata merupakan kontributor independen terhadap aterosklerosis (Tsementzis, 2000).q. InfeksiInfeksi meningeal dapat menyebabkan infark serebral melalui perubahan dinding pembuluh darah akibat inflamasi. Menigovascular syphilis dan Mucormycosis dapat menyebabkan artritis dan infark serebral.r. Homosistinemia atau homosistinuria (bentuk homozigot)Homosistinemia atau homosistinuria Predisposisi terhadap trombosis arteri dan vena serebral. Risiko stroke pada usia muda sekitar 10 16%.s. EtnisAfrican-Americans mempunyai risiko tinggi terhadap stroke dibandingkan etnis lain (Tsementzis, 2000).e. Patofisiologi StrokeDalam keadaan fisiologis, jumlah darah yang mengalir ke otak adalah 5060 ml per 100 gram otak per menit. Jadi jumlah darah untuk seluruh otak, yang kira-kira beratnya antara 1200-1400 gram adalah 700-840 ml per menit. Dari jumlah darah itu, satu pertiganya disalurkan melalui tiap arteri karotis interna dan satu pertiga sisanya disalurkan melalui susunan vertebrobasilar. Daerah otak tidak berfungsi bisa karena secara tiba-tiba tidak menerima suplai darah lagi karena arteri yang memperdarahi daerah tersebut putus atau tersumbat. Penyumbatan itu bisa terjadi secara mendadak atau secara berangsur-angsur (Mardjono, 2008).Oklusi akut pembuluh darah intrakranial menyebabkan penurunan aliran darah ke regio otak sesuai dengan kebutuhannya. Penurunan aliran ini akan berpengaruh pada aliran darah kolateral dan ini sangat tergantung pada anatomi vaskular individual dan lokasi oklusi. Apabila aliran darah serebral tidak ada sama sekali, akan terjadi kematian pada jaringan otak dalam 4 hingga 10 menit. Apabila aliran darah ke otak kurang dari 16-18 ml/ 100 gram jaringan otak per menit maka akan menyebabkan infark dalam satu jam. Apabila kurang dari 20 ml/ 100 gram jaringan otak per menit menyebabkan iskemik tanpa infark kecuali jika berlangsung selama beberapa jam atau hari. Jika aliran darah dikembalikan dengan cepat sesuai dengan kebutuhannya, sehingga jaringan otak dapat pulih penuh dan simptom pada pasien hanya transien dan ini disebut transient ischemic attack (TIA). Tanda dan gejala TIA biasanya berlangsung dalam 5-15 menit tetapi secara defenisi harus kurang dari 24 jam.Kematian sel pada otak terjadi melalui dua jalur yaitu: (1) jalur nekrosis di mana pemecahan sitoskletal seluler berlangsung cepat yang berakibat pada kegagalan energi sel, dan (2) jalur apoptosis di mana sel terprogram untuk mati. Iskemik menyebabkan nekrosis karena sel-sel neuron mengalami kekurangan glukosa yang berakibat pada kegagalan mitokondria dalam menghasilkan ATP. Tanpa ATP, pompa ion pada membran akan berhenti berfungsi dan neuron mengalami depolarisasi dan disertai dengan peningkatan kalsium intraselular. Depolarisasi selular juga menyebabkan pelepasan glutamat dari terminal sinapsis (Kasper, 2005). Di samping itu, penurunan ATP akan menyebabkan penumpukan asam laktat dan menyebabkan terjadinya asidosis selular (Ropper, 2005). Radikal bebas juga dihasilkan oleh degradasi membran lipid dan mitokondria yang mengalami disfungsi. Radikal bebas ini menyebabkan kerusakan pada membran dan fungsi vital lain sel. Di samping itu, demam akan memperparah iskemik begitu juga dengan hiperglikemia, oleh karena itu demam dan hiperglikemia harus diatasi dan jika bisa dicegah (Kasper, 2005). Penurunan suhu setidaknya 2 3 0C dapat menurunkan kebutuhan metabolik neuron dan meningkatkan toleransi terhadap hipoksia sebesar 25-30 % (Ropper, 2005).f. Gejala dan Tanda StrokeGejala stroke dapat dibedakan atas gejala/ tanda akibat lesi dan gejala/ tanda yang diakibatkan oleh komplikasinya. Gejala akibat lesi bisa sangat jelas dan mudah untuk didiagnosis akan tetapi dapat sedemikian tidak jelas sehingga diperlukan kecermatan tinggi untuk mengenalinya. Pasien dapat datang dalam keadaan sadar dengan keluhan lemah separuh badan pada saat bangun tidur atau sedang bekerja akan tetapi tidak jarang pasien datang dalam keadaan koma sehingga memerlukan penyingkiran diagnosis banding sebelum mengarah ke stroke. Secara umum gejala tergantung pada besar dan letak lesi di otak yang menyebabkan gejala dan tanda organ yang dipersarafi oleh bagian tersebut. Jenis patologi (hemoragik atau nonhemoragik) secara umum tidak menyebabkan perbedaan dari tampilan gejala, kecuali bahwa pada jenis hemoragik sering kali ditandai dengan nyeri kepala hebat terutama terjadi saat bekerja. Beberapa perbedaan yang terdapat pada stroke hemisfer kiri dan kanan dapat dilihat dari tanda-tanda yang didapatkan dan dengan pemeriksaan neurologis sederhana dapatdiketahui kira-kira letak lesi seperti yang terlihat di bawah ini.Lesi di korteks: Gejala terlokalisasi dan mengenai daerah kontralateral dari letak lesi. Hilangnya sensasi kortikal (diskriminasi dua titik) ambang sensorik yangbervasiasi. Kurang perhatian terhadap rangsang sensorik. Bicara dan penglihatan mungkin terkena.Lesi di kapsula: Lebih luas dan mengenai daerah kontra lateral dari letak lesi. Sensasi primer menghilang. Bicara dan penglihan mungkin terganggu.Lesi di batang otak: Luas dan bertentangan dengan letak lesi Mengenai saraf kepala sesisi dengan letak lesi (III-IV otak tengah),(V,VI,VII, di pons), (IX, X, XI, XII di medula)Lesi di medula spinalis: Neuron motorik bawah di daerah lesi, sesisi Neuron motorik atas di bawah lesi, berlawan dengan letak lesi Gangguan sensorikGejala akibat komplikasi akut menyebabkan kematian lima kali lebihbanyak dibanding akibat lesi, dan bersama-sama keduanya menyebabkan sekitar20% kematian pada hari pertama. Komplikasi akut yang terjadi adalah: Kenaikan tekanan darah. Keadaan ini biasanya merupakan mekanismekompensasi sebagai upaya mengejar kekurangan pasokan darah di tempatlesi. Oleh karena itu, kecuali bila menunjukkan nilai yang sangat tinggi(sistolik > 220/ diastolik > 130) tekanan darah tidak perlu diturunkan karenaakan turun sendiri selama 48 jam. Pada pasien hipertensi kronis, tekanandarah juga tidak perlu diturunkan segera.Kadar gula darah. Pasien stroke sering kali merupakan pasien DM, sehinggakadar gula darah pasca stroke tinggi. Akan tetapi sering kali terjadi kenaikankadar gula darah pasien sebagi reaksi kompensasi atau mekanisme stres. Gangguan jantung baik sebagai penyebab maupun sebagai komplikasi.Keadaan ini memerlukan perhatian khusus, sering kali memperburuk keaadnstroke, bahkan sering merupakan penyebab kematian. Gangguan respirasi, baik akibat infeksi maupun akibat penekanan di pusatnafas. Infeksi dan sepsis, merupakan komplikasi stroke yang serius Gangguan ginjal dan hati. Ulcer stres, yang sering menyebabkan terjadinya hematemesis dan melena(Sudoyo, 2007).g. Cara Mencegah Penyakit StrokeAdapun, untuk menghindari stroke seseorang bisa melakukan tindakan pencegahan termasuk membiasakan diri menjalani gaya hidup sehat. Berikut adalah 10 langkah yang dapat Anda lakukan guna menghindarkan diri dari serangan stroke.1. Hindari dan hentikan kebiasaan merokokKebiasaan ini dapat menyebabkan atherosclerosis (pengerasan dinding pembuluh darah) dan membuat darah Anda menjadi mudah menggumpal.2. Periksakan tensi darah secara rutinTekanan darah yang tinggi bisa membuat pembuluh darah Anda mengalami tekanan ekstra. Walaupun tidak menunjukkan gejala, ceklah tensi darah secara teratur.3. Kendalikan penyakit jantungKalau Anda memiliki gejala atau gangguan jantung seperti detak yang tidak teratur atau kadar kolesterol tinggi, berhati-hatilah karena hal itu akan meningkatkan risiko terjadinya stroke. Mintalah saran dokter untuk langkah terbaik.4. Atasi dan kendalikan stres dan depresiStres dan depresi dapat menggangu bahkan menimbulkan korban fisik. Jika tidak teratasi, dua hal ini pun dapat menimbulkan problem jangka panjang.5. Makanlah dengan sehatAnda mungkin sudah mendengarnya ribuan kali, namun penting artinya bila Anda disiplin memakan sedikitnya lima porsi buah dan sayuran setiap hari. Hindari makan daging merah terlalu banyak karena lemak jenuhnya bisa membuat pembuluh darah mengeras. Konsumsi makanan berserat dapat mengendalikan lemak dalam darah.Dengan mengenali tentang gejala dan penyebab serta resiko stroke, diharapkan kita semua lebih waspada dan hati-hati dengan selalu menjaga kesehatan. Semoga bermanfaat.6. Kurangi garamKarena garam akan mengikatkan tekanan darah.7. Pantau berat badan AndaMemiliki badan gemuk atau obes akan meningkatkan risiko Anda mengalami tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan diabetes, dan semuanya dapat memicu terjadinya stroke.8. Berolahraga dan aktifMelakukan aktivitas fisik secara teratur membantu Anda menurunkan tensi darah dan menciptakan keseimbangan lemak yang sehat dalam darah.9. Kurangi alkoholMeminum alkohol dapat menaikkan tensi darah, oleh karena itu menguranginya berarti menghindarkan Anda dari tekanan darah tinggi.10. Mencari InformasiDengan mengikuti perkembangan informasi tentang kesehatan, banyak hal penting yang diperoleh guna menghindari kemungkinan atau menekan risiko stroke. Berhati-hatilah, beragam hormon termasuk pil dan terapi penggantian hormon HRT diduga dapat membuat darah menjadi kental dan cendrung mudah menggumpal