SAP R. 27

17
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERAWATAN PADA PASIEN DENGAN LEUKEMIA

description

sap 27

Transcript of SAP R. 27

Page 1: SAP R. 27

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)PERAWATAN PADA PASIEN DENGAN LEUKEMIA

PKRS (PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT)RSUD DR.SAIFUL ANWAR MALANG

MEI 2016

Page 2: SAP R. 27

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)PERAWATAN PADA PASIEN DENGAN LEUKEMIA

PKRS (PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT)RSUD DR.SAIFUL ANWAR MALANG

MEI 2016

Page 3: SAP R. 27

LEMBAR PENGESAHAN

PAKET PENYULUHAN

PERAWATAN PADA PASIEN DENGAN LEUKEMIA

RSUD Dr. SAIFUL ANWAR

Tanggal 19 Mei 2016

Oleh:

Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Brawijaya Malang

1. Achmad Vindo 140070300011023

2. Dina Mukmilah Maharika 140070300011242

3. Primasita Grandis 150070300113015

4. Wiba Febri Diana Putri 150070300113004

Mengetahui:

CI Instistusi CI Lahan

Page 4: SAP R. 27

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Leukemia (Kanker Darah)

Pokok Pembahasan : Definisi, etiologi, klasifikasi, tanda dan gejala, cara

perawatan dan penatalaksanaannya

Sasaran : Semua Pasien dan keluarga pasien di ruang 7B

Tempat : Ruang 27 IRNA I

Hari/Tanggal : Kamis, 19 Mei 2016

Waktu : 1 x 30 menit

Penyuluh :

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUMPada akhir proses penyuluhan, pasien dan keluarga pasien dapat

mengetahui dan memahami tentang penyakit leukemia (kanker darah),

meliputi definisi, etiologi, klasifikasi, tanda dan gejala, cara perawatan dan

penatalaksanaannya.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUSSetelah mengikuti penyuluhan, maka diharapkan pasien dan keluarga

pasien mampu:

1. Melakukan tindakan pencegahan terhadap penyakit leukemia (kanker

darah) dengan cara:

1.1 Menyebutkan pengertian penyakit leukemia

1.2 Menyebutkan penyebab timbulnya penyakit leukemia.

1.3 Menyebutkan jenis-jenis penyakit yang termasuk leukemia

2. Melakukan deteksi dini terhadap anggota keluarga atau masyarakat yang

terkena penyakit leukemia.

2.1 Mengenal dan menyebutkan gejala bila keluarga dan masyarakat

terkena penyakit leukemia.

2.2 Mengenal dan menyebutkan tanda bahaya leukemia

3. Melakukan tindakan pertolongan pertama terhadap anggota keluarga,

dan masyarakat yang terkena penyakit leukemia.

3.1 Menyebutkan tindakan – tindakan penting yang dapat dilakukan

untuk mencegah dan pengobatan penyakit leukemia.

3.2 Menyebutkan cara-cara perawatan pada pasien dengan leukemia

Page 5: SAP R. 27

III. SASARANPasien dan keluarga pasien

IV. PEMBAHASAN MATERI1. Pengertian leukemia

2. Etiologi leukemia

3. Klasifikasi osteoarthritis

4. Tanda dan gejala leukemia

5. Penatalaksanaan leukemia

6. Cara perawatan pasien leukemia

V. METODE1. Ceramah

2. Tanya Jawab

VI. MEDIA Leaflet

PPT

VII. KRITERIA EVALUASI1. Evaluasi Struktur

Semua pasien dan keluarga pasien berkumpul di ruang 27 IRNA I

Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di ruang 27 IRNA I

Kesiapan SAP

Kesiapan media: Leaflet, PPT

2. Evaluasi Proses

Semua pasien dan keluarga pasien antusias terhadap materi

penyuluhan

Tidak ada pasien ataupun anggota keluarga yang meninggalkan

tempat saat penyuluhan

Semua pasien dan anggota keluarga pasien mengajukan

pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar

Page 6: SAP R. 27

3. Evaluasi Hasil

Semua pasien dan keluarga pasien mengetahui dan paham

tentang penyakit leukemia, meliputi definisi, etiologi, klasifikasi

leukemia, tanda dan gejala, cara pencegahan dan

pengobatannya.

VIII. KEGIATAN PENYULUHAN

No. WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA

MEDIA dan METODE

1. 3Menit

Pembukaan : Membuka kegiatan dengan

mengucapkan salam. Menjelaskan tujuan dari

penyuluhan Menyebutkan materi yang akan

diberikan

Menjawab salam

Mendengarkan Memperhatikan

Memperhatikan

Ceramah

2. 15menit

Pelaksanaan : Menjelaskan tentang pengertian

leukemia Menjelaskan tentang macam-

macam penyebab leukemia Menjelaskan klasifikasi penyakit

leukemia Menjelaskan cara pencegahan

dan pengobatan leukemia Menjelaskan cara perawatan

pasien dengan leukemia Memberi kesempatan kepada

peserta untuk bertanya.

Memperhatikan

Mendengarkan

Bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan

Ceramah dengan menggunakan PPTdan membagikan Leaflet

3. 10Menit

Evaluasi : Menanyakan kepada peserta

tentang materi yang telah diberikan, dan reinforcement kepada para lansia, keluarga lansia, dan kader lansia yang dapat menjawab pertanyaan.

Menjawab pertanyaan

Tanya jawab

4. 2Menit

Terminasi : Menyampaikan Kesimpulan Mengucapkan salam penutup

Mendengarkan Menjawab salam

Ceramah

IX. DAFTAR PUSTAKA

Page 7: SAP R. 27

Long C Barbara, Perawatan Medikal Bedah (Suatu pendekatan proses

Keperawatan), Yayasan Ikatan alumni Pendidikan Keperawatan

Pajajaran, Bandung, 1996

Smeltzer C. Suzannne, (2002 ), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Alih

Bahasa Andry Hartono, dkk., Jakarta, EGC.

Doenges, EM. (2000 ), Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Alih Bahasa I

Made Kariasa, dkk. (2001), Jakarta, EGC.

Price, S.A. R. Wilson CL (1991), Pathophisiology Clinical Concept of Disease

Process, Alih Bahasa Adji Dharma (1995), Patofisiologi Konsep Klinik

Proses-Proses Penyakit, Jakarta, EGC.

Soeparman. 1990. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : Balai penerbit FKUI

S. Heru Adi. 1995. Kesehatan Masyarakat. Jakarta. : EGC

Mansjoer, Arief. Et all. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media

Aesculapius.

Soeparman (1995), Ilmu Penyakit Dalam, Edisi Kedua, Jakarta, Balai Penerbit

FKUI.

Ismayadi. 2004. Asuhan Keperawatan dengan Reumatik (Artritis Treumatoid)

pada Lansia. http://images.nersgun.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/RmlKtAo

KCpYAAA-Tuug1/askep%20rematik.pdf?nmid=45426672

MATERI PENYULUHAN

Page 8: SAP R. 27

LEUKEMIA (KANKER DARAH)

DEFINISISuatu gangguan atau kelainanan darah yang diturunkan dengan ditandai

anemia, perdarahan dan infeksi. Leukemia Akut adalah suatu keganasan primer

sumsum tulang yang berakibat terdesaknya komponen darah abnormal

(blastosit), disertai penyebaran ke organ-organ lain. (Pedoman Diagnosis Dan

Terapi Ilmu Kesehatan Anak. Fakultas Kedokteran Unair & RSUD dr Soetomo

Surabaya,1994).

Leukimia akut adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah

berupa proliferasi patologis sel hemopoitik muda yang ditandai oleh adanya

kegagalan sum-sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya

infiltrasi ke jaringan tubuh lain (Kapita Selekta Kedokteran 2, Tahun 2000)

KLASIFIKASI LEUKEMIA1. Leukemia Mielogenus Akut (LMA)

LMA mengenai sel stem hematopoetik yang kelak berdiferensiasi ke semua sel

mieloid; monosit, granulosit (basofil, netrofil, eosinofil), eritrosit, dan trombosit.

Semua kelompok usia dapat terkena. Insidensi meningkat sesuai dengan

bertambahnya usia. Merupakan leukemia nonlimfositik yang paling sering terjadi.

2. Leukemia Mielogenus Krinis (LMK)

LMK juga dimasukkan dalam sistem keganasan sel stem mieloid. Namu lebih

banyak sel normal dibanding bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan.

LMK jarang menyerang individu dibawah 20 tahun. Manifestasi mirip dengan

gambaran LMA tetapi dengan tanda dan gejala yang lebih ringan. Pasien

menunjukkan tanpa gejala selama bertahun-tahun, peningkatan leukosit kadang

sampai jumlah yang luar biasa, limpa membesar.

3. Leukemia Limfositik Kronis (LLK)

LLK merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50 – 70 tahun.

Manifestasi klinis pasien tidak menunjukkan gejala. Penyakit baru terdiagnosa

saat pemeriksaan fisik atau penanganan penyakit.

4. Leukemia Limfositik Akut (LLA)

Page 9: SAP R. 27

LLA dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi pada anak-

anak, laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan. Puncak insiden usia 4

tahun, setelah usia 15 tahun. LLA jarang terjadi. Limfosit immatur berproliferasi

dalam sumsum tulang dan jaringan perifer sehingga mengganggu

perkembangan sel normal.

PENYEBAB LEUKEMIA1. Faktor genetik : virus tertentu meyebabkan terjadinya perubahan struktur

gen ( T cell leukemia-lymphoma virus/HTLV)

2. Radiasi ionisasi : lingkungan kerja, pranatal, pengobatan kanker

sebelumnya

3. Terpapar zat-zat kimiawi seperti benzen, arsen, kloramfenikol,

fenilbutazon, dan agen anti neoplastik.

4. Obat-obat imunosupresif, obat karsinogenik seperti diethylstilbestrol

5. Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot

6. Kelainan kromosom : Sindrom Bloom’s, trisomi 21 (Sindrom Down’s),

Trisomi G (Sindrom Klinefelter’s), Sindrom fanconi’s, Kromosom

Philadelphia positif, Telangiektasis ataksia.

TANDA DAN GEJALA LEUKEMIA1. Anemia

Disebabkan karena produksi sel darah merah kurang akibat dari kegagalan

sumsum tulang memproduksi sel darah merah. Ditandai dengan

berkurangnya konsentrasi hemoglobin, turunnya hematokrit, jumlah sel darah

merah kurang. Anak yang menderita leukemia mengalami pucat, mudah

lelah, kadang-kadang sesak nafas.

2. Suhu tubuh tinggi dan mudah infeksi

Disebabkan karena adanya penurunan leukosit, secara otomatis akan

menurunkan daya tahan tubuh karena leukosit yang berfungsi untuk

mempertahankan daya tahan tubuh tidak dapat bekerja secara optimal. Suhu

tubuh normal yaitu 36,5-37,5oC.

3. Perdarahan

Tanda-tanda perdarahan dapat dilihat dan dikaji dari adanya perdarahan

mukosa seperti gusi, hidung (epistaxis) atau perdarahan bawah kulit yang

sering disebut petekia. Perdarahan ini dapat terjadi secara spontan atau

Page 10: SAP R. 27

karena trauma. Apabila kadar trombosit sangat rendah, perdarahan dapat

terjadi secara spontan.

4. Penurunan kesadaran

Disebabkan karena adanya infiltrasi sel-sel abnormal ke otak dapat

menyebabkan berbagai gangguan seperti kejang sampai koma.

5. Penurunan nafsu makan

6. Kelemahan dan kelelahan fisik

a. Aktivitas : kelelahan, kelemahan, malaise, kelelahan otot.

b. Sirkulasi :palpitasi, takikardi, mur-mur jantung, membran mukosa

pucat.

c. Eliminsi : diare, nyeri tekan perianal, darah merah terang, feses hitam,

penurunan haluaran urin.

d. Integritas ego : perasaan tidak berdaya, menarik diri, takut, mudah

terangsang, ansietas.

e. Makanan/cairan: anoreksia, muntah, perubahan rasa, faringitis,

penurunan BB dan disfagia

f. Neurosensori : penurunan koordinasi, disorientasi, pusing kesemutan,

parestesia, aktivitas kejang, otot mudah terangsang.

g. Nyeri : nyeri abomen, sakit kepala, nyeri sendi, perilaku hati-hati

gelisah

h. Pernafasan : nafas pendek, batuk, dispneu, takipneu, ronkhi,

gemericik, penurunan bunyi nafas

i. Keamanan : gangguan penglihatan, perdarahan spontan tidak

terkontrol, demam, infeksi, kemerahan, purpura, pembesaran nodus

limfe.

j. Seksualitas : perubahan libido, perubahan menstruasi, impotensi,

menoragia.

Bila terdapat minimal 3 gejala diatas, segera periksakan ke pelayanan

kesehatan terdekat.

KOMPLIKASI

Page 11: SAP R. 27

Leukemia dapat menyebabkan berbagai komplikasi, diantaranya yaitu:

a.    Gagal sumsum tulang (Bone marrow failure). Sumsum tulang gagal

memproduksi sel darah merah dalam umlah yang memadai, yaitu berupa:

-  Lemah dan sesak nafas, karena anemia(sel darah merah terlalu sedikit)

-  Infeksi dan demam, karena berkurangnya jumlah sel darah putih

-  Perdarahan, karena jumlah trombosit yang terlalu sedikit.

b.    Infeksi. Leukosit yang diproduksi saat keadaan LGK adalah abnormal, tidak

menjalankan fungsi imun yang seharusnya. Hal ini menyebabkan pasien

menjadi lebih rentan terhadap infeksi. Selain itu pengobatan LGK juga dapat

menurunkan kadar leukosit hingga terlalu rendah, sehingga sistem imun tidak

efektif.

c.   Hepatomegali (Pembesaran Hati). Membesarnya hati melebihi ukurannya yang

normal.

d.   Splenomegali (Pembesaran Limpa). Kelebihan sel-sel darah yang diproduksi

saat keadaan LGK sebagian berakumulasi di limpa. Hal ini menyebabkan limpa

bertambah besar, bahkan beresiko untuk pecah.

e.    Limpadenopati. Limfadenopati merujuk kepada ketidaknormalan kelenjar getah

bening dalam ukuran, konsistensi, ataupun jumlahnya.

f.     Kematian

CARA PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN1. Memperbaiki keadaan umum dengan tindakan:

a. Tranfusi sel darah merah padat (Pocket Red Cell-PRC) untuk mengatasi

anemi. Apabila terjadi perdarahan hebat dan jumlah trombosit kurang dari

10.000/mm³, maka diperlukan transfusi trombosit.

b. Pemberian antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi.

2. Pengobatan spesifik

Terutama ditunjukkan untuk mengatasi sel-sel yang abnormal. Pelaksanaannya

tergantung pada kebijaksanaan masing-masing rumah sakit, tetapi prinsip dasar

pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

a. Induksi untuk mencapai remisi: obat yang diberikan untuk mengatasi

kanker sering disebut sitostatika (kemoterapi). Obat diberikan secara

kombinasi dengan maksud untuk mengurangi sel-sel blastosit sampai 5%

baik secara sistemik maupun intratekal sehingga dapat mengurangi

gejala-gajala yang tampak.

Page 12: SAP R. 27

b. Intensifikasi, yaitu pengobatan secara intensif agar sel-sel yang tersisa

tidak memperbanyak diri lagi.

c. Mencegah penyebaran sel-sel abnormal ke sistem saraf pusat

d. Terapi rumatan (pemeliharaan) dimaksudkan untuk mempertahankan

masa remisi

1. Pelaksanaan kemoterapi

2. Irradiasi kranial

3. Terdapat tiga fase pelaksanaan keoterapi :

a. Fase induksi

Dimulasi 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini diberikan

terapi kortikostreroid (prednison), vincristin dan L-asparaginase. Fase

induksi dinyatakan behasil jika tanda-tanda penyakit berkurang atau tidak

ada dan dalam sumsum tulang ditemukan jumlah sel muda kurang dari

5%.

b. Fase Profilaksis Sistem saraf pusat

Pada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine dan hydrocotison

melaui intrathecal untuk mencegah invsi sel leukemia ke otak. Terapi

irradiasi kranial dilakukan hanya pada pasien leukemia yang mengalami

gangguan sistem saraf pusat.

c. Konsolidasi

Pada fase ini kombinasi pengobatan dilakukan unutk mempertahankan

remisis dan mengurangi jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam

tubuh. Secara berkala, mingguan atau bulanan dilakukan pemeriksaan

darah lengkap untuk menilai respon sumsum tulang terhadap

pengobatan. Jika terjadi supresi sumsum tulang, maka pengobatan

dihentikan sementara atau dosis obat dikurangi.

CARA PERAWATAN Perawatan di Rumah :

Mendukung klien tetap beraktivitas.

Monitor reaksi klien setelah beraktivitas.

Berikan makanan tinggi asam folat (kacang-kacangan, sayuran, berwarna

hijau, daging), vitamin C.

Ijinkan penderita untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makanan.

Perbaiki gizi saat selera makan penderita meningkat.

Page 13: SAP R. 27

Rutin kontrol ke pelayanan kesehatan

Tindakan saat terjadi kekambuhan :

Pada umum nya serangan yang timbul adalah pusing, pucat dan sesak nafas,

hal-hal yang perlu diperhatikan :

Segera ambil posisi nyaman dengan tinggikan kepala di tempat tidur.

Hindari kerumunan orang.

Sirkulasi udara yang cukup.

Hubungi tenaga kesehatan terdekat