Sap Promkes

28
SATUAN ADMINISTRASI PEMBELAJARAN (SAP) PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG PENGARUH PANTANGAN UNTUK IBU NIFAS YANG SERING DITEMUI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMULIHAN KESEHATAN DI DESA “SUKAMAJU” 1. POKOK BAHASAN: Kebutuhan Dasar Ibu Nifas 2. SUB POKOK BAHASAN: Pantangan untuk ibu nifas yang sering ditemui dan pengaruhnya terhadap pemulihan kesehatan. 3. SASARAN: Ibu Nifas 4. WAKTU: 60 menit 5. HARI / TANGGAL: 6. ANALISA SITUASI: Jumlah ibu nifas + 20 orang, pengetahuan terbatas, mayoritas agama islam, sebagian besar menganut tradisi pantangan.

Transcript of Sap Promkes

Page 1: Sap Promkes

SATUAN ADMINISTRASI PEMBELAJARAN (SAP)

PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG PENGARUH PANTANGAN

UNTUK IBU NIFAS YANG SERING DITEMUI DAN PENGARUHNYA

TERHADAP PEMULIHAN KESEHATAN

DI DESA “SUKAMAJU”

1. POKOK BAHASAN:

Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

2. SUB POKOK BAHASAN:

Pantangan untuk ibu nifas yang sering ditemui dan pengaruhnya terhadap

pemulihan kesehatan.

3. SASARAN:

Ibu Nifas

4. WAKTU:

60 menit

5. HARI / TANGGAL:

6. ANALISA SITUASI:

Jumlah ibu nifas + 20 orang, pengetahuan terbatas, mayoritas agama

islam, sebagian besar menganut tradisi pantangan.

7. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM:

Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 jam peserta diharapkan mampu

menjelaskan dan memahami pengaruh pantangan terhadap pemulihan

kondisi ibu nifas.

Page 2: Sap Promkes

8. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS:

a. Peserta mampu menjelaskan pengertian masa nifas

b. Pesrta mampu myebutkanperubahan-perubahan yang terjadi pada

masa nifas

c. Pesrta mampu menyebutkan kebutuhan dasar pada ibu nifas

d. Peserta mampu menyebutkan pantangan yang sering ditemui di

masyarakat dan menjelaskan pengaruhnya

9. MATERI POKOK PENYULUHAN:

a. Pengertian masa nifas

b. Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas

c. Kebutuhan dasar pada ibu nifas

d. Pantangan untuk ibu nifas yang sering ditemui di masyarakat dan

pengaruhnya.

10. METODE PENYULUHAN:

Ceramah dan tanya jawab

11. KEGIATAN PENYULUHAN:

No. Kegiatan Kegiatan Fasilitator Kegiatan Peserta

1 Pendahuluan

a. Perkenalan

b. Menyampaikan

maksud dan

tujuan

c. Pre-test

- Menyampaikan

salam

- Memperkenalkan

diri

- Menyampaikan

tujuan dari

penyuluhan

- Menanyakan kepada

peserta pengertian

masa nifas

- Menjawab salam

- Mendengarkan

- Mendengarkan

- Menjawab

pertanyaan

Page 3: Sap Promkes

2 Pemberian materi

a. Pengertian masa

nifas

b. Perubahan-

perubahan yang

terjadi pada

masa nifas

c. Kebutuhan

dasar pada ibu

nifas

d. Pantangan

untuk ibu nifas

yang sering

ditemui di

masyarakat dan

pengaruhnya.

- Menyimpulkan

jawaban peserta dan

menjelaskan

pengertian masa nifas

- Menyebutkan dan

menjelaskan

perubahan-perubahan

yang terjadi pada

masa nifas

- Menyebutkan dan

menjelaskan

kebutuhan dasar pada

ibu nifas

- Menanyakan

pantangan yang

dilakukan kepada

beberapa peserta

- Menyebutkan secara

umum pantangan

yang sering ditemui

di masyarakat dan

menjelaskan

pengaruhnya.

- Mendengarkan

- Mendengarkan

- Mendengarkan

- Menjawab

pantangan apa

yang sedang

dilakukan peserta

- Mendengarkan

3 Penutup

a. Menyimpulkan - Menyimpulkan - Mendengarakan

Page 4: Sap Promkes

materi

b. Post–test

c. Salam penutup

materi penyuluhan

yang telah diberikan

- Menanyakan kembali

pengertian masa nifas

- Meminta salah satu

peserta untuk

menyebutkan 3

perubahan yang

terjadi pada masa

nifas

- Meminta salah satu

peserta untuk

menyebutkan 3

kebutuhan dasar ibu

nifas

- Meminta salah satu

peserta untuk

menyebutkan

pantangan ibu nifas

dan menjelaskan

pengaruhnya.

- Menutup acara

- Mengucapkan

terimakasih

- Salam

- Menjawab

pengertian masa

nifas

- Menyebutkan 3

perubahan yang

terjadi pada masa

nifas

- Menyebutkan 3

kebutuhan dasar

ibu nifas

- Menyebutkan

pantangan dan

menjelaskan

pengaruhnya

- Mendengarkan

dan menjawab

salam

Page 5: Sap Promkes

12. MEDIA / ALAT PENYULUHAN :

Infokus (proyektor) dan brosur

13. EVALUASI PENYULUHAN:

a. Tingkat kehadiran yang diharapkan : > 90%

b. Antusiasme peserta : saat penyuluhan peserta memperhatikan dan

mendengarkan, fokus dan kritis saat diajukan pertanyaan.

c. Tingkat pengetahuan yang diharapkan : tahu, paham dan bisa

mengaplikasikan.

14. KISI-KISI PERTANYAAN:

a. Pengertian masa nifas : 1 pertanyaan

b. Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas : 2 pertanyaan

c. Kebutuhan dasar pada ibu nifas : 2 pertanyaan

d. Pantangan untuk ibu nifas yang sering ditemui di masyarakat dan

pengaruhnya : 2 pertanyaan

15. REFERENSI:

Bahiyatun. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : ECG

http :/ Kebutuhan Dasar Ibu pada Masa Nifas .

Mustafa, Annasari dkk. 2010. Modul Perkuliahan Peranan Gizi Dalam

Kesehatan Reproduksi. Malang : .

Prawirohardjo, Sarwono . 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan

Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.

Prawirohardjo, Sarwono . 2002. Buku Panduan Pelayanan Kesehatan

Maternal dan Neonatal. Jakarta: Pengurus Yayasan Sarwono

Prawirohardjo.

Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta

Page 6: Sap Promkes

16. MATERI / BAHAN PENYULUHAN:

a. Pengertian Masa Nifas

Masa nifas adalah masa setelah melahirkan selama enam minggu atau

40 hari atau dua jam setelah lahirnya placenta dan selaput ketuban dan

mencakup enam minggu berikutnya. Masa nifas merupakan masa

pembersihan rahim, sama seperti halnya haid.

b. Perubahan-perubahan yang Terjadi pada Masa Nifas

1. Perubahan Rahim ke Bentuk Sebelum Hamil

Setelah ari-ari lahir rahim akan mengeras karena kontrkasi

(kenceng-kenceng) yang dirasakan oleh ibu. Tinggi rahim + 3 jari

dibawah pusat. Selama 2 hari berikutnya besarnya tidak seberapa

berkurang, tetapi setelah 2 hari ini uterus mengecil dengan

dengan cepat sehingga pada hari ke 10 tidak teraba lagi dari luar.

Setelah 6 minggu tercapailah ukuran yang normal seperti sebelum

hamil.

2. Pengembalian Tempat Ari-ari (plasenta)

Setelah persalinan, tempat menempelnya plasenta (ari-ari)

merupakan tempat yang permukaannya kasar, tidak rata dan kira-

kira sebesar telapak tangan. Dengan cepat luka ini mengecil. Pada

akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm, dan pada akhir masa

nifas mencapai 1-2 cm. Pada permulaan masa nifas bekas ari-ari

mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh

gumpalan darah yang mngering. Biasanya luka yang baru sembuh

akan meninggalkan bekas. Tapi luka plasenta tidak berbekas

karena pemulihannya yang begitu cepat. Hal ini dapat didukung

dengan makan makanan yang bergizi seimbang.

3. Perubahan Pembuluh Darah Rahim

Dalam kehamilan, rahim mempunyai banyak pembuluh-

pembuluh darah yang besar, tetapi karena setelah persalinan tidak

diperlukan lagi peredaran darah yang banyak, maka pembuluh

Page 7: Sap Promkes

darah dari jantung ke seluruh tubuh harus mngecil lagi dalam

masa nifas.

4. Perubahan pada Mulut Rahim dan Vagina

Beberapa hari setelah persalinan, mulut rahim dapat dilalui oleh 2

jari. Pinggir-pinggirnya tidak rata tetapi retak-retak karena

robekan dalam persalinan. Pada akhir minggu pertama hanya

dapat dilalui oleh 1 jari saja, dan terbentuk otot-otot. Lubang

kemaluan (Vagina) yang sangat diregang waktu persalinan,

lambat laun mencapai ukuran-ukuranya yang normal. Pada

minggu ke-3 setelah bersalin, perlekukan pada dinding kemaluan

mulai nampak kembali.

5. Dinding Perut

Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang begitu

lama tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu

6. Saluran Kencing

Dinding kandung kencing membesar dan kadang-kadang

menimbulkan penyumbatan yang bisa menyebabkan kesulitan

buang air kecil. Kandung kencing dalam masa nifas kurang peka

dan isinya bertambah, sehingga kandung kencing penuh, dan hal

ini yang memudahkan terjadinya infeksi. Namun seluruhnya bisa

normal kembali dalam waktu 2 minggu.

7. Konsentrasi (kekentalan) darah

Setelah persalinan volume darah pada ibu meningkat dikarenakan

darah yang sebelumnya harus disalurkan ke janin tetapi harus

dikembalikan ke ibu, ini mengakibatkan jantung bekerja keras

untuk memompa darah keseluruh tubuh. Namun hal ini dapat

teratasi karena pada masa nifas alat-alat dalam tubuh dapat

bekerja dengan baik, dan cairan yang berlebih dibuang melalui

ginjal menjadi air kencing.

8. Persiapan Menyusui

Setelah masa persalinan tubuh menghasilkan hormon-hormon

yang akan memicu pembuatan ASI, Umumnya produksi air susu

Page 8: Sap Promkes

mulai berlangsung betul pada hari ke 2-3 post partum. Pada hari-

hari pertama air susu, mengandung kolostrum, yang merupakan

cairan kuning lebih kental dari pada air susu, mengandung banyak

protein dan zat anti yang melindungi bayi dari berbagai penyakit.

9. Beberapa Perubahan Lain pada Masa Nifas

Mules-mules akibat kontraksi (kenceng-kenceng) pada rahim

kadang-kadang sangat mengganggu selama 2-3 hari setelah

melahirkan. Perasaan mules ini lebih terasa bila wanita tersebut

sedang menyusui. Perasaan sakit itu pun lebih terasa bila masih

terdapat sisa selaput ketuban, sisa-sisa ari-ari, atau gumpalan darah di

dalam rahim. Suhu tubuh ibu bersalin biasanya meningkat dari

biasanya, tetapi jika demam waspadai adanya infeksi. Denyut nadi

setelah bersalin biasanya lebih lamban, jika denyut nadi sangat cepat

waspadai adanya perdarahan. Tekanan darah setelah melahirkan

normal, jika ditemui tekanan darah yang lebih tinggi waspadai

terjadinya pre-eklamsi. Berikut ini tabel perubahan pengeluaran darah

yang normal pada masa nifas:

Hari setelah

persalinanWarna Sifat

1-3 hariMerah kehitaman

Terdiri atas darah segar

bercampur sisa-sisa selaput

ketuban, sel-sel dinding

rahim, sisa-sisa lemak pada

kulit bayi, rambut halus

bayi, dan kotoran bayi.

3-7 hariPutih bercampur

merah

Sisa darah bercampur lendir

7-14 hariKekuningan atau

kecoklatan

Lebih sedikit darah dan

lebih banyak serum, juga

terdiri dari sel darah putih,

dan robekan luka bekas ari-

ari

Page 9: Sap Promkes

>14 hari Putih

Mengandung sel darah

putih, selaput lendir dari

mulut rahim, dan serabut

jaringan yang mati.

c. Kebutuhan Dasar pada Ibu Nifas

Kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh ibu setelah bersalin (masa

nifas) meliputi kebutuhan nutrisi (zat gizi), istirahat, aktivitas, BAB

dan BAK, dan hubungan sexual (hubungan suami istri). Berikut ini

masing-masing kebutuhan tersebut dibahas lebih lanjut.

1. Kebutuhan akan nutrisi/ zat gizi

Setelah melahirkan ibu membutuhkan jumlah energi lebih besar

dari sumber zat gizi yang lebih banyak. Dalam sehari ibu harus

minum air putih sedikitnya 3 liter. Makanan yang dikonsumsi

harus mengandung zat gizi sebagai berikut:

a. Sumber tenaga (energi)

Sumber tenaga yang diperlukan untuk pembakaran tubuh

dan pembentukan jaringan baru.

b. Sumber pembangun (protein)

Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan pergantian sel-

sel yang rusak atau mati. Sumber protein dapat diperoleh

dari protein hewani dan protein nabati.

c. Sumber pengatur dan pelindung (mineral, air, dan vitamin)

Mineral, air, dan vitamin digunakan untuk melindungi

tubuh dari serangan penyakit dan mengatur kelancaran

metabolisme di dalam tubuh. Sumber zat pengatur bisa

diperoleh dari semua jenis sayur dan buah-buahan segar.

Beberapa mineral yang penting, antara lain :

Zat besi untuk menambah sel darah merah, sehingga

pemberian pil zat besi harus diminum untuk

menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari

pascapersalinan.

Page 10: Sap Promkes

Zat kapur untuk pertumbuhan tulang

Yodium untuk mencegah timbulnya kelemahan

mental

Kalsium merupakan salah satu bahan mineral ASI

dan juga untuk pertumbuhan gigi anak

Fosfor untuk membantu pembentukan tulang dan

gigi

Beberapa vitamin yang penting, antara lain :

Vitamin A (200.000 unit) untuk kesehatan mata dan

agar bisa memberikan suplai vitamin A kepada

bayinya melalui ASI.

Vitamin B1 agar nafsu makan baik

Vitamin B2 untuk pertumbuhan dan pencernaan

Vitamin B3 untuk proses pencernaan, kesehatan

kulit, jaringan syaraf, dan pertumbuhan

Vitamin B6 untuk membantu pembentukan sel darah

merah dan kesehatan gigi dan gusi

Vitamin B12 untuk membantu pembentukan sel

darah merah dan kesehatan jaringan syaraf

Vitamin C untuk pembentukan jaringan ikat dan

daya tahan terhadap infeksi serta memberikan

kekuatan pada pembuluh darah

Vitamin D untuk pertumbuhan dan pembentukan

tulang dan gigi serta penyerapan kalsium dan fosfor

Vitamin K untuk mencegah perdarahan

2. Kebutuhan istrahat

Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, hal ini penting karena

jika ibu kurang istirahat akan mempengaruhi kondisi kesehatan

secara umum. Sehingga, untuk dapat memenuhi kebutuhan

istirahat dan tidurnya dapat dianjurkan untuk istirahat cukup

untuk mengurangi kelelahan yang berlebihan, tidur siang atau

istirahat selagi bayi tidur, kembali melakukan kegiatan rumah

Page 11: Sap Promkes

tangga secara perlahan-lahan, mengatur kegiatan rumahnya

sehingga dapat menyediakan waktu untuk istirahat pada siang hari

kira-kira 2 jam, dan malam hari 7-8 jam.

3. Kebutuhan aktivitas.

Pergerakan sedini mungkin sangat dianjurkan bagi ibu setelah

bersalin karena hal ini akan meningkatkan sirkulasi darah dan

mencegah resiko terjadi tromboplebitis, meningkatkan fungsi

kerja peristaltik dan kandung kemih sehingga dapat mencegah

susah BAB dan susah BAK serta ibu akan merasa sehat.

Pelaksanaan ambulasi (latiahan gerakan) dilakukan secara

bertahap dan disesuaikan dengan kondisi ibu. Setelah persalinan

selesai ibu bisa mengawali ambulasi dengan latihan menarik nafas

dalam dan latihan tungkai secara sederhana, kemudian bisa

dilakukan dengan duduk dan menggoyangkan tungkainya di tepi

tempat tidur. Jika ibu tidak merasa pusing ibu bisa melanjutkan

berjalan.

4. Kebutuhan BAB dan BAK

Ibu setelah bersalin harus berkemih dalam 6 – 8 jam pertama dan

minimal 200cc. Jika ibu kesulitan untuk berkemih spontan,

anjurkan ibu untuk minum banyak dan ambulasi, rendam duduk /

sit bath atau kompres hangat/ dingin untuk mengurangi

pembengkakan dan relaksasi. Sebagian besar ibu takut untuk

BAB karena nyeri pada kemaluan dan juga adanya penekanan

pada waktu persalinan sehinga BAB tertunda 2 – 3 hari. Untuk

membantu ibu mencegah konstipasi (susah buang air besar)

anjurkan ibu untuk makan makanan tinggi serat selain dengan

ambulasi dan minum banyak. Kalau perlu ibu diberi obat

laksantia/ pencahar.

5. Kebutuhan hubungan suami istri

Pada masa nifas sering terjadi penurunan libido (nafsu) pada ibu.

Adanya ruptur perinium dan penurunan hormon steroid akan

mempengaruhi ibu untuk berhubungan seksual.

Page 12: Sap Promkes

6. Kebutuhan kebersihan diri

Beberapa kebiasaan yang dilakukan dalam perawatan kebersihan

diri antara lain:

Mandi

Mandi minimal dua kali dalam sehari. Usahakan ibu menjaga

kebersihan dirinya dengan mandi teratur setiap hari, karena

badan yang bersih dapat mencegah terjadinya infeksi.

Keramas

Pada beberapa wanita yang kurang peduli dengan kebiasaan

keramas ini karena mereka beranggapan keramas tidak

berpengaruh terhadap kesehatannya. Tetapi justru keramas

harus selalu dilakukan sewaktu rambut kotor karena begian

kepala yang kotor mudah terkena infeksi.

Ganti baju dan celana dalam

Ganti baju minimal sekali dalam sehari sedangkan celana

dalam dua kali sehari, jika sewaktu-waktu baju dan celana

dalam sudah kotor sebaiknya segera diganti tanpa harus

menunggu waktu untuk ganti berikutnya.

Kebersihan kuku

Kuku ibu post partum harus selalu dalam keadaan pendek dan

bersih, kuku sebagai sarang kuman sumber infeksi juga dapat

menyebabkan trauma pada kulit bayi jika terlalu panjang.

Anjuran pada ibu nifas untuk :

- Mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan setelah

membersihkan daerah kelamin

- Membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air setiap

kali selesai BAK / BAB. Membarsihkan dimulai dari daerah

sekitar vulva dari depan kebelakang, baru kemudian

membersihkan daerah sekitar anus.

- Mengganti pembalut minimal dua kali sehari.

- Menghindari menyentuh daerah luka episiotomy dan laserasi.

Page 13: Sap Promkes

- Pada ibu setelah sesar luka tetap dijaga agar tetap bersih dan

kering.

Selain kebersihan ibu secara keseluruhan, ibu juga perlu

menjaga kebersihan bayinya dan membersihkan kotoran yang

menempel pada bayinya. Anjurkan ibu untuk:

Memandikan bayi setiap pagi dan sore hari.

Mengganti pakaian bayi setiap selesai mandi, dan setiap

kali basah atau kotor karena BAB/BAK.

Menjaga pantat dan daerah kelamin bayi agar selalu

bersih.

Menjaga tempat tidur bayi selalu bersih dan hangat.

Menjaga alat yang dipakai bayi agar selalu bersih.

d. Pantangan untuk Ibu Nifas yang Sering Ditemui di Masyarakat

dan Pengaruhnya

Banyak kebiasaan yang berhubungan dengan makanan atau kegiatan

lain selama pemulihan yang sangat membantu ibu agar segera pulih

setelah melahirkan. Ibu disarankan untuk beristirahat dan pekerjaan

rumah diambil alih oleh anggota keluarga yang lain sehingga ibu bisa

makan dengan baik, memberikan perhatian penuh pada bayinya dan

kembali sehat. Sehubungan dengan makanan, memberikan makanan

yang lebih banyak atau mempersiapkan makanan khusus untuk ibu

dapat bermanfaat untuk kesehatannya. Akan tetapi, beberapa hal

dianggap tabu setelah melahirkan dan hal ini tidak memberikan efek

yang positif terhadap kesehatan dan kondisi gizi ibu. Larangan-

larangan tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Larangan mengkonsumsi telur, daging dan makanan yang

mengandung protein tinggi dan banyak buah-buahan.

Pada beberapa daerah, larangan mengkonsumsi telur, daging

dan makanan yang mengandung protein tinggi. Banyak buah-

buahan dan sayuran yang juga dilarang untuk dikonsumsi.

Padahal justru makanan yang seperti itu yang sangat dibutuhkan

Page 14: Sap Promkes

oleh ibu yang baru melahirkan dan ibu menyusui. Selain untuk

mempercepat pemulihan kondisi, mempercepat penyembuhan

luka episiotomi, hal ini juga sangat bermanfaat untuk sumber

energi. Makanan dingin (beberapa jenis buah dan sayuran)

dilarang untuk dikonsumsi karena dipercaya dapat menyebabkan

mual, kejang perut hingga kolik pada bayi. Sedangkan jamu

(obat-obatan herbal tradisional) yang disarankan untuk wanita

yang baru melahirkan juga dapat terlalu “panas” untuk bayi.

Padahal pada saat menyusui, pola makan anda harus memenuhi

kebutuhan nutrisi tertentu yang penting untuk mengoptimalkan

status gizi ibu setelah melahirkan dan kualitas serta kuantitas asi

yang dihasilkan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.

2. Dilarang tidur siang

Pantangan yang satu ini kedengarannya keterlaluan.

Bayangkan, meski ngantuk setengah mati lantaran sering

terbangun malam hari karena harus menyusui dan menggantikan

popok si kecil, si ibu tak boleh tidur siang. Menurut Chairulsjah,

tidur berkepanjangan memang mengundang proses recovery yang

lebih lambat. "Makin lama berbaring makin besar pula peluang

terjadi tromboemboli atau pengendapan elemen-elemen garam."

Lalu bila si ibu bangun/berdiri mendadak, endapan elemen

tersebut dikhawatirkan lepas dari perlekatannya di dinding

pembuluh darah. Padahal akibatnya bisa fatal, lo. Endapan-

endapan tadi bisa masuk ke dalam pembuluh darah lalu ikut aliran

darah ke jantung, otak dan organ-organ penting lain yang akan

memunculkan stroke.

3. Tidak boleh keramas

Pantangan yang satu ini dicemaskan bisa membuat si ibu

masuk angin. Itu sebab, sebagai gantinya rambut cukup

diwuwung, yakni sekadar disiram dengan air dingin. Lagi-lagi,

penyiraman ini diyakini agar darah putih bisa turun dan tak

menempel di mata. Namun agar tak bau apek dan tetap harum

Page 15: Sap Promkes

disarankan menggunakan ratus pewangi. Tentu saja pantangan

semacam itu untuk kondisi jaman sekarang dirasa memberatkan.

Terlebih untuk ibu-ibu yang harus sering beraktivitas di luar

rumah. Sedangkan mandi boleh-boleh saja asal dilakukan jam 5

atau 6 untuk mandi pagi dan sebelum magrib untuk mandi malam.

Penggunaan air dingin, katanya, justru lebih baik ketimbang air

hangat karena bisa melancarkan produksi ASI. Rambut yang

kotor dapat menjadi sumber penyakit yang mejebabkan infeksi

dan akhirnya mengganggu kesehatan ibu.

4. Hindari makanan jemek

Golongan makanan yang harus dijauhi adalah pepaya, durian,

pisang, dan terung. Karena konon ragam makanan tadi bisa

dikhawatirkan membuat benyek organ vital ibu. Termasuk

makanan bersantan dan pedas karena pencernaannya akan

terganggu yang bisa berpengaruh pada bayinya. Begitu juga ikan

dan telur asin serta makanan lain yang berbau amis karena

dikhawatirkan bisa menyebabkan bau anyir pada ASI yang

membuat bayi muntah saat disusui. Selain itu, proses

penyembuhan luka-luka di jalan lahir dianggap akan lebih lambat.

Secara medis, menurut Chairulsjah, tak benar anggapan untuk

pantangan. Pepaya dan pisang yang justru amat dianjurkan karena

tergolong sumber makanan yang banyak mengandung serat untuk

memudahkan BAB. Ikan dan telur juga merupakan salah satu

sumber protein hewani yang baik dan amat dibutuhkan tubuh.

Sedangkan durian memang tak dianjurkan karena kandungan

kolesterolnya tinggi, selain memicu pembentukan gas yang bisa

mengganggu pencernaan.

5. Tidak boleh bepergian

Mitosnya, jika ibu bepergian akan mengalami ’sawan’. Mitos

ini tidak bisa di salahkan, namun kurang tepat alasannya.

Larangan ini sebenarnya bertujuan supaya si ibu tidak terlalu letih

beraktivitas. Karena kalau terlalu lelah bisa mengurangi produksi

Page 16: Sap Promkes

ASI. Juga kasihan si kecil karena biasanya seumur ini sedang

kuat-kuatnya menyusu. Belum lagi kemungkinan si bayi rewel

ditinggal ibunya terlalu lama. Sementara kalau diajak pun masih

kelewat kecil. Malah takut ada apa-apa di jalan, terutama kalau

menggunakan angkutan umum.

6. Tidak boleh berhubungan suami istri

Yang ini malah termasuk kategori larangan yang tak boleh

dilanggar. Bahkan daerah dada istri "terlangkahi" tangan suami

saja juga tak diperbolehkan sebab dikhawatirkan pancaran ASI

jadi mejan. Dari sisi medis, menurut dr. Chairulsjah Sjahruddin,

SpOG, MARS, sanggama memang dilarang selama 40 hari

pertama usai melahirkan. Alasannya, aktivitas yang satu ini akan

menghambat proses penyembuhan jalan lahir maupun

pengembalian ukuran rahim, yakni mengecilnya rahim kembali ke

bentuk dan ukuran semula. Selain karena fungsi hormonal, yang

bersangkutan belum kembali aktif bekerja. 

Kalau sanggama dipaksakan terjadi dalam tenggang waktu

itu, kemungkinan yang terjadi bisa macam-macam. Di antaranya

infeksi atau malah perdarahan. Sebabnya, mukosa jalan lahir

setelah persalinan sangat peka akibat banyaknya aliran darah,

hingga terjadilah perlunakan mukosa jalan lahir. Dengan

berjalannya waktu, vaskularisasi ini kian berkurang dan baru akan

normal kembali 3 bulan setelah bersalin. Belum lagi hasrat

hubungan suami istri yang mungkin memang belum muncul

ataupun pengaruh kejiwaan, semisal kekhawatiran akan robeknya

jahitan maupun ketakutan akan hamil lagi. 

Page 17: Sap Promkes

DAFTAR HADIR

No Nama Alamat TTD

Page 18: Sap Promkes

1. Kaki harus tetap lurus

Baik saat berjalan maupun berbaring, kaki harus lurus. Dalam

arti, kaki kanan dan kiri tidak boleh saling tumpang tindih

ataupun ditekuk. Selain agar jahitan akibat robekan di vagina tak

melebar ke mana-mana, juga dimaksudkan supaya aliran darah

tetap lancar alias tak terhambat. Secara medis, posisi kaki yang

lurus memang lebih menguntungkan karena membuat aliran darah

jadi lancar.

Sedangkan mobilisasi secara umum, pada dasarnya boleh dan

malah harus dilakukan. Makin cepat dilakukan kian

menguntungkan pula. Dengan catatan, kondisi si ibu dalam

keadaan baik, semisal tak mengalami perdarahan atau kelainan

apa pun saat melahirkan. Selain patokan bahwa dalam 8 jam

pertama setelah melahirkan ia sudah bisa BAK dan BAB serta

selera makannya bagus. Begitu juga tensi, denyut nadi, dan suhu

tubuhnya dalam batas normal. Soalnya, jika tak bisa BAK dan

BAB berarti ada sesuatu yang enggak beres yang akan

berpengaruh pada kontraksi dan proses involusi (pengecilan

kembali) rahim.