SATUAN ADMINISTRASI PEMBELAJARAN (SAP)
PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG PENGARUH PANTANGAN
UNTUK IBU NIFAS YANG SERING DITEMUI DAN PENGARUHNYA
TERHADAP PEMULIHAN KESEHATAN
DI DESA “SUKAMAJU”
1. POKOK BAHASAN:
Kebutuhan Dasar Ibu Nifas
2. SUB POKOK BAHASAN:
Pantangan untuk ibu nifas yang sering ditemui dan pengaruhnya terhadap
pemulihan kesehatan.
3. SASARAN:
Ibu Nifas
4. WAKTU:
60 menit
5. HARI / TANGGAL:
6. ANALISA SITUASI:
Jumlah ibu nifas + 20 orang, pengetahuan terbatas, mayoritas agama
islam, sebagian besar menganut tradisi pantangan.
7. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM:
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 jam peserta diharapkan mampu
menjelaskan dan memahami pengaruh pantangan terhadap pemulihan
kondisi ibu nifas.
8. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS:
a. Peserta mampu menjelaskan pengertian masa nifas
b. Pesrta mampu myebutkanperubahan-perubahan yang terjadi pada
masa nifas
c. Pesrta mampu menyebutkan kebutuhan dasar pada ibu nifas
d. Peserta mampu menyebutkan pantangan yang sering ditemui di
masyarakat dan menjelaskan pengaruhnya
9. MATERI POKOK PENYULUHAN:
a. Pengertian masa nifas
b. Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas
c. Kebutuhan dasar pada ibu nifas
d. Pantangan untuk ibu nifas yang sering ditemui di masyarakat dan
pengaruhnya.
10. METODE PENYULUHAN:
Ceramah dan tanya jawab
11. KEGIATAN PENYULUHAN:
No. Kegiatan Kegiatan Fasilitator Kegiatan Peserta
1 Pendahuluan
a. Perkenalan
b. Menyampaikan
maksud dan
tujuan
c. Pre-test
- Menyampaikan
salam
- Memperkenalkan
diri
- Menyampaikan
tujuan dari
penyuluhan
- Menanyakan kepada
peserta pengertian
masa nifas
- Menjawab salam
- Mendengarkan
- Mendengarkan
- Menjawab
pertanyaan
2 Pemberian materi
a. Pengertian masa
nifas
b. Perubahan-
perubahan yang
terjadi pada
masa nifas
c. Kebutuhan
dasar pada ibu
nifas
d. Pantangan
untuk ibu nifas
yang sering
ditemui di
masyarakat dan
pengaruhnya.
- Menyimpulkan
jawaban peserta dan
menjelaskan
pengertian masa nifas
- Menyebutkan dan
menjelaskan
perubahan-perubahan
yang terjadi pada
masa nifas
- Menyebutkan dan
menjelaskan
kebutuhan dasar pada
ibu nifas
- Menanyakan
pantangan yang
dilakukan kepada
beberapa peserta
- Menyebutkan secara
umum pantangan
yang sering ditemui
di masyarakat dan
menjelaskan
pengaruhnya.
- Mendengarkan
- Mendengarkan
- Mendengarkan
- Menjawab
pantangan apa
yang sedang
dilakukan peserta
- Mendengarkan
3 Penutup
a. Menyimpulkan - Menyimpulkan - Mendengarakan
materi
b. Post–test
c. Salam penutup
materi penyuluhan
yang telah diberikan
- Menanyakan kembali
pengertian masa nifas
- Meminta salah satu
peserta untuk
menyebutkan 3
perubahan yang
terjadi pada masa
nifas
- Meminta salah satu
peserta untuk
menyebutkan 3
kebutuhan dasar ibu
nifas
- Meminta salah satu
peserta untuk
menyebutkan
pantangan ibu nifas
dan menjelaskan
pengaruhnya.
- Menutup acara
- Mengucapkan
terimakasih
- Salam
- Menjawab
pengertian masa
nifas
- Menyebutkan 3
perubahan yang
terjadi pada masa
nifas
- Menyebutkan 3
kebutuhan dasar
ibu nifas
- Menyebutkan
pantangan dan
menjelaskan
pengaruhnya
- Mendengarkan
dan menjawab
salam
12. MEDIA / ALAT PENYULUHAN :
Infokus (proyektor) dan brosur
13. EVALUASI PENYULUHAN:
a. Tingkat kehadiran yang diharapkan : > 90%
b. Antusiasme peserta : saat penyuluhan peserta memperhatikan dan
mendengarkan, fokus dan kritis saat diajukan pertanyaan.
c. Tingkat pengetahuan yang diharapkan : tahu, paham dan bisa
mengaplikasikan.
14. KISI-KISI PERTANYAAN:
a. Pengertian masa nifas : 1 pertanyaan
b. Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas : 2 pertanyaan
c. Kebutuhan dasar pada ibu nifas : 2 pertanyaan
d. Pantangan untuk ibu nifas yang sering ditemui di masyarakat dan
pengaruhnya : 2 pertanyaan
15. REFERENSI:
Bahiyatun. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : ECG
http :/ Kebutuhan Dasar Ibu pada Masa Nifas .
Mustafa, Annasari dkk. 2010. Modul Perkuliahan Peranan Gizi Dalam
Kesehatan Reproduksi. Malang : .
Prawirohardjo, Sarwono . 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Prawirohardjo, Sarwono . 2002. Buku Panduan Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Pengurus Yayasan Sarwono
Prawirohardjo.
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta
16. MATERI / BAHAN PENYULUHAN:
a. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas adalah masa setelah melahirkan selama enam minggu atau
40 hari atau dua jam setelah lahirnya placenta dan selaput ketuban dan
mencakup enam minggu berikutnya. Masa nifas merupakan masa
pembersihan rahim, sama seperti halnya haid.
b. Perubahan-perubahan yang Terjadi pada Masa Nifas
1. Perubahan Rahim ke Bentuk Sebelum Hamil
Setelah ari-ari lahir rahim akan mengeras karena kontrkasi
(kenceng-kenceng) yang dirasakan oleh ibu. Tinggi rahim + 3 jari
dibawah pusat. Selama 2 hari berikutnya besarnya tidak seberapa
berkurang, tetapi setelah 2 hari ini uterus mengecil dengan
dengan cepat sehingga pada hari ke 10 tidak teraba lagi dari luar.
Setelah 6 minggu tercapailah ukuran yang normal seperti sebelum
hamil.
2. Pengembalian Tempat Ari-ari (plasenta)
Setelah persalinan, tempat menempelnya plasenta (ari-ari)
merupakan tempat yang permukaannya kasar, tidak rata dan kira-
kira sebesar telapak tangan. Dengan cepat luka ini mengecil. Pada
akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm, dan pada akhir masa
nifas mencapai 1-2 cm. Pada permulaan masa nifas bekas ari-ari
mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh
gumpalan darah yang mngering. Biasanya luka yang baru sembuh
akan meninggalkan bekas. Tapi luka plasenta tidak berbekas
karena pemulihannya yang begitu cepat. Hal ini dapat didukung
dengan makan makanan yang bergizi seimbang.
3. Perubahan Pembuluh Darah Rahim
Dalam kehamilan, rahim mempunyai banyak pembuluh-
pembuluh darah yang besar, tetapi karena setelah persalinan tidak
diperlukan lagi peredaran darah yang banyak, maka pembuluh
darah dari jantung ke seluruh tubuh harus mngecil lagi dalam
masa nifas.
4. Perubahan pada Mulut Rahim dan Vagina
Beberapa hari setelah persalinan, mulut rahim dapat dilalui oleh 2
jari. Pinggir-pinggirnya tidak rata tetapi retak-retak karena
robekan dalam persalinan. Pada akhir minggu pertama hanya
dapat dilalui oleh 1 jari saja, dan terbentuk otot-otot. Lubang
kemaluan (Vagina) yang sangat diregang waktu persalinan,
lambat laun mencapai ukuran-ukuranya yang normal. Pada
minggu ke-3 setelah bersalin, perlekukan pada dinding kemaluan
mulai nampak kembali.
5. Dinding Perut
Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang begitu
lama tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu
6. Saluran Kencing
Dinding kandung kencing membesar dan kadang-kadang
menimbulkan penyumbatan yang bisa menyebabkan kesulitan
buang air kecil. Kandung kencing dalam masa nifas kurang peka
dan isinya bertambah, sehingga kandung kencing penuh, dan hal
ini yang memudahkan terjadinya infeksi. Namun seluruhnya bisa
normal kembali dalam waktu 2 minggu.
7. Konsentrasi (kekentalan) darah
Setelah persalinan volume darah pada ibu meningkat dikarenakan
darah yang sebelumnya harus disalurkan ke janin tetapi harus
dikembalikan ke ibu, ini mengakibatkan jantung bekerja keras
untuk memompa darah keseluruh tubuh. Namun hal ini dapat
teratasi karena pada masa nifas alat-alat dalam tubuh dapat
bekerja dengan baik, dan cairan yang berlebih dibuang melalui
ginjal menjadi air kencing.
8. Persiapan Menyusui
Setelah masa persalinan tubuh menghasilkan hormon-hormon
yang akan memicu pembuatan ASI, Umumnya produksi air susu
mulai berlangsung betul pada hari ke 2-3 post partum. Pada hari-
hari pertama air susu, mengandung kolostrum, yang merupakan
cairan kuning lebih kental dari pada air susu, mengandung banyak
protein dan zat anti yang melindungi bayi dari berbagai penyakit.
9. Beberapa Perubahan Lain pada Masa Nifas
Mules-mules akibat kontraksi (kenceng-kenceng) pada rahim
kadang-kadang sangat mengganggu selama 2-3 hari setelah
melahirkan. Perasaan mules ini lebih terasa bila wanita tersebut
sedang menyusui. Perasaan sakit itu pun lebih terasa bila masih
terdapat sisa selaput ketuban, sisa-sisa ari-ari, atau gumpalan darah di
dalam rahim. Suhu tubuh ibu bersalin biasanya meningkat dari
biasanya, tetapi jika demam waspadai adanya infeksi. Denyut nadi
setelah bersalin biasanya lebih lamban, jika denyut nadi sangat cepat
waspadai adanya perdarahan. Tekanan darah setelah melahirkan
normal, jika ditemui tekanan darah yang lebih tinggi waspadai
terjadinya pre-eklamsi. Berikut ini tabel perubahan pengeluaran darah
yang normal pada masa nifas:
Hari setelah
persalinanWarna Sifat
1-3 hariMerah kehitaman
Terdiri atas darah segar
bercampur sisa-sisa selaput
ketuban, sel-sel dinding
rahim, sisa-sisa lemak pada
kulit bayi, rambut halus
bayi, dan kotoran bayi.
3-7 hariPutih bercampur
merah
Sisa darah bercampur lendir
7-14 hariKekuningan atau
kecoklatan
Lebih sedikit darah dan
lebih banyak serum, juga
terdiri dari sel darah putih,
dan robekan luka bekas ari-
ari
>14 hari Putih
Mengandung sel darah
putih, selaput lendir dari
mulut rahim, dan serabut
jaringan yang mati.
c. Kebutuhan Dasar pada Ibu Nifas
Kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh ibu setelah bersalin (masa
nifas) meliputi kebutuhan nutrisi (zat gizi), istirahat, aktivitas, BAB
dan BAK, dan hubungan sexual (hubungan suami istri). Berikut ini
masing-masing kebutuhan tersebut dibahas lebih lanjut.
1. Kebutuhan akan nutrisi/ zat gizi
Setelah melahirkan ibu membutuhkan jumlah energi lebih besar
dari sumber zat gizi yang lebih banyak. Dalam sehari ibu harus
minum air putih sedikitnya 3 liter. Makanan yang dikonsumsi
harus mengandung zat gizi sebagai berikut:
a. Sumber tenaga (energi)
Sumber tenaga yang diperlukan untuk pembakaran tubuh
dan pembentukan jaringan baru.
b. Sumber pembangun (protein)
Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan pergantian sel-
sel yang rusak atau mati. Sumber protein dapat diperoleh
dari protein hewani dan protein nabati.
c. Sumber pengatur dan pelindung (mineral, air, dan vitamin)
Mineral, air, dan vitamin digunakan untuk melindungi
tubuh dari serangan penyakit dan mengatur kelancaran
metabolisme di dalam tubuh. Sumber zat pengatur bisa
diperoleh dari semua jenis sayur dan buah-buahan segar.
Beberapa mineral yang penting, antara lain :
Zat besi untuk menambah sel darah merah, sehingga
pemberian pil zat besi harus diminum untuk
menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari
pascapersalinan.
Zat kapur untuk pertumbuhan tulang
Yodium untuk mencegah timbulnya kelemahan
mental
Kalsium merupakan salah satu bahan mineral ASI
dan juga untuk pertumbuhan gigi anak
Fosfor untuk membantu pembentukan tulang dan
gigi
Beberapa vitamin yang penting, antara lain :
Vitamin A (200.000 unit) untuk kesehatan mata dan
agar bisa memberikan suplai vitamin A kepada
bayinya melalui ASI.
Vitamin B1 agar nafsu makan baik
Vitamin B2 untuk pertumbuhan dan pencernaan
Vitamin B3 untuk proses pencernaan, kesehatan
kulit, jaringan syaraf, dan pertumbuhan
Vitamin B6 untuk membantu pembentukan sel darah
merah dan kesehatan gigi dan gusi
Vitamin B12 untuk membantu pembentukan sel
darah merah dan kesehatan jaringan syaraf
Vitamin C untuk pembentukan jaringan ikat dan
daya tahan terhadap infeksi serta memberikan
kekuatan pada pembuluh darah
Vitamin D untuk pertumbuhan dan pembentukan
tulang dan gigi serta penyerapan kalsium dan fosfor
Vitamin K untuk mencegah perdarahan
2. Kebutuhan istrahat
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, hal ini penting karena
jika ibu kurang istirahat akan mempengaruhi kondisi kesehatan
secara umum. Sehingga, untuk dapat memenuhi kebutuhan
istirahat dan tidurnya dapat dianjurkan untuk istirahat cukup
untuk mengurangi kelelahan yang berlebihan, tidur siang atau
istirahat selagi bayi tidur, kembali melakukan kegiatan rumah
tangga secara perlahan-lahan, mengatur kegiatan rumahnya
sehingga dapat menyediakan waktu untuk istirahat pada siang hari
kira-kira 2 jam, dan malam hari 7-8 jam.
3. Kebutuhan aktivitas.
Pergerakan sedini mungkin sangat dianjurkan bagi ibu setelah
bersalin karena hal ini akan meningkatkan sirkulasi darah dan
mencegah resiko terjadi tromboplebitis, meningkatkan fungsi
kerja peristaltik dan kandung kemih sehingga dapat mencegah
susah BAB dan susah BAK serta ibu akan merasa sehat.
Pelaksanaan ambulasi (latiahan gerakan) dilakukan secara
bertahap dan disesuaikan dengan kondisi ibu. Setelah persalinan
selesai ibu bisa mengawali ambulasi dengan latihan menarik nafas
dalam dan latihan tungkai secara sederhana, kemudian bisa
dilakukan dengan duduk dan menggoyangkan tungkainya di tepi
tempat tidur. Jika ibu tidak merasa pusing ibu bisa melanjutkan
berjalan.
4. Kebutuhan BAB dan BAK
Ibu setelah bersalin harus berkemih dalam 6 – 8 jam pertama dan
minimal 200cc. Jika ibu kesulitan untuk berkemih spontan,
anjurkan ibu untuk minum banyak dan ambulasi, rendam duduk /
sit bath atau kompres hangat/ dingin untuk mengurangi
pembengkakan dan relaksasi. Sebagian besar ibu takut untuk
BAB karena nyeri pada kemaluan dan juga adanya penekanan
pada waktu persalinan sehinga BAB tertunda 2 – 3 hari. Untuk
membantu ibu mencegah konstipasi (susah buang air besar)
anjurkan ibu untuk makan makanan tinggi serat selain dengan
ambulasi dan minum banyak. Kalau perlu ibu diberi obat
laksantia/ pencahar.
5. Kebutuhan hubungan suami istri
Pada masa nifas sering terjadi penurunan libido (nafsu) pada ibu.
Adanya ruptur perinium dan penurunan hormon steroid akan
mempengaruhi ibu untuk berhubungan seksual.
6. Kebutuhan kebersihan diri
Beberapa kebiasaan yang dilakukan dalam perawatan kebersihan
diri antara lain:
Mandi
Mandi minimal dua kali dalam sehari. Usahakan ibu menjaga
kebersihan dirinya dengan mandi teratur setiap hari, karena
badan yang bersih dapat mencegah terjadinya infeksi.
Keramas
Pada beberapa wanita yang kurang peduli dengan kebiasaan
keramas ini karena mereka beranggapan keramas tidak
berpengaruh terhadap kesehatannya. Tetapi justru keramas
harus selalu dilakukan sewaktu rambut kotor karena begian
kepala yang kotor mudah terkena infeksi.
Ganti baju dan celana dalam
Ganti baju minimal sekali dalam sehari sedangkan celana
dalam dua kali sehari, jika sewaktu-waktu baju dan celana
dalam sudah kotor sebaiknya segera diganti tanpa harus
menunggu waktu untuk ganti berikutnya.
Kebersihan kuku
Kuku ibu post partum harus selalu dalam keadaan pendek dan
bersih, kuku sebagai sarang kuman sumber infeksi juga dapat
menyebabkan trauma pada kulit bayi jika terlalu panjang.
Anjuran pada ibu nifas untuk :
- Mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan setelah
membersihkan daerah kelamin
- Membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air setiap
kali selesai BAK / BAB. Membarsihkan dimulai dari daerah
sekitar vulva dari depan kebelakang, baru kemudian
membersihkan daerah sekitar anus.
- Mengganti pembalut minimal dua kali sehari.
- Menghindari menyentuh daerah luka episiotomy dan laserasi.
- Pada ibu setelah sesar luka tetap dijaga agar tetap bersih dan
kering.
Selain kebersihan ibu secara keseluruhan, ibu juga perlu
menjaga kebersihan bayinya dan membersihkan kotoran yang
menempel pada bayinya. Anjurkan ibu untuk:
Memandikan bayi setiap pagi dan sore hari.
Mengganti pakaian bayi setiap selesai mandi, dan setiap
kali basah atau kotor karena BAB/BAK.
Menjaga pantat dan daerah kelamin bayi agar selalu
bersih.
Menjaga tempat tidur bayi selalu bersih dan hangat.
Menjaga alat yang dipakai bayi agar selalu bersih.
d. Pantangan untuk Ibu Nifas yang Sering Ditemui di Masyarakat
dan Pengaruhnya
Banyak kebiasaan yang berhubungan dengan makanan atau kegiatan
lain selama pemulihan yang sangat membantu ibu agar segera pulih
setelah melahirkan. Ibu disarankan untuk beristirahat dan pekerjaan
rumah diambil alih oleh anggota keluarga yang lain sehingga ibu bisa
makan dengan baik, memberikan perhatian penuh pada bayinya dan
kembali sehat. Sehubungan dengan makanan, memberikan makanan
yang lebih banyak atau mempersiapkan makanan khusus untuk ibu
dapat bermanfaat untuk kesehatannya. Akan tetapi, beberapa hal
dianggap tabu setelah melahirkan dan hal ini tidak memberikan efek
yang positif terhadap kesehatan dan kondisi gizi ibu. Larangan-
larangan tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Larangan mengkonsumsi telur, daging dan makanan yang
mengandung protein tinggi dan banyak buah-buahan.
Pada beberapa daerah, larangan mengkonsumsi telur, daging
dan makanan yang mengandung protein tinggi. Banyak buah-
buahan dan sayuran yang juga dilarang untuk dikonsumsi.
Padahal justru makanan yang seperti itu yang sangat dibutuhkan
oleh ibu yang baru melahirkan dan ibu menyusui. Selain untuk
mempercepat pemulihan kondisi, mempercepat penyembuhan
luka episiotomi, hal ini juga sangat bermanfaat untuk sumber
energi. Makanan dingin (beberapa jenis buah dan sayuran)
dilarang untuk dikonsumsi karena dipercaya dapat menyebabkan
mual, kejang perut hingga kolik pada bayi. Sedangkan jamu
(obat-obatan herbal tradisional) yang disarankan untuk wanita
yang baru melahirkan juga dapat terlalu “panas” untuk bayi.
Padahal pada saat menyusui, pola makan anda harus memenuhi
kebutuhan nutrisi tertentu yang penting untuk mengoptimalkan
status gizi ibu setelah melahirkan dan kualitas serta kuantitas asi
yang dihasilkan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.
2. Dilarang tidur siang
Pantangan yang satu ini kedengarannya keterlaluan.
Bayangkan, meski ngantuk setengah mati lantaran sering
terbangun malam hari karena harus menyusui dan menggantikan
popok si kecil, si ibu tak boleh tidur siang. Menurut Chairulsjah,
tidur berkepanjangan memang mengundang proses recovery yang
lebih lambat. "Makin lama berbaring makin besar pula peluang
terjadi tromboemboli atau pengendapan elemen-elemen garam."
Lalu bila si ibu bangun/berdiri mendadak, endapan elemen
tersebut dikhawatirkan lepas dari perlekatannya di dinding
pembuluh darah. Padahal akibatnya bisa fatal, lo. Endapan-
endapan tadi bisa masuk ke dalam pembuluh darah lalu ikut aliran
darah ke jantung, otak dan organ-organ penting lain yang akan
memunculkan stroke.
3. Tidak boleh keramas
Pantangan yang satu ini dicemaskan bisa membuat si ibu
masuk angin. Itu sebab, sebagai gantinya rambut cukup
diwuwung, yakni sekadar disiram dengan air dingin. Lagi-lagi,
penyiraman ini diyakini agar darah putih bisa turun dan tak
menempel di mata. Namun agar tak bau apek dan tetap harum
disarankan menggunakan ratus pewangi. Tentu saja pantangan
semacam itu untuk kondisi jaman sekarang dirasa memberatkan.
Terlebih untuk ibu-ibu yang harus sering beraktivitas di luar
rumah. Sedangkan mandi boleh-boleh saja asal dilakukan jam 5
atau 6 untuk mandi pagi dan sebelum magrib untuk mandi malam.
Penggunaan air dingin, katanya, justru lebih baik ketimbang air
hangat karena bisa melancarkan produksi ASI. Rambut yang
kotor dapat menjadi sumber penyakit yang mejebabkan infeksi
dan akhirnya mengganggu kesehatan ibu.
4. Hindari makanan jemek
Golongan makanan yang harus dijauhi adalah pepaya, durian,
pisang, dan terung. Karena konon ragam makanan tadi bisa
dikhawatirkan membuat benyek organ vital ibu. Termasuk
makanan bersantan dan pedas karena pencernaannya akan
terganggu yang bisa berpengaruh pada bayinya. Begitu juga ikan
dan telur asin serta makanan lain yang berbau amis karena
dikhawatirkan bisa menyebabkan bau anyir pada ASI yang
membuat bayi muntah saat disusui. Selain itu, proses
penyembuhan luka-luka di jalan lahir dianggap akan lebih lambat.
Secara medis, menurut Chairulsjah, tak benar anggapan untuk
pantangan. Pepaya dan pisang yang justru amat dianjurkan karena
tergolong sumber makanan yang banyak mengandung serat untuk
memudahkan BAB. Ikan dan telur juga merupakan salah satu
sumber protein hewani yang baik dan amat dibutuhkan tubuh.
Sedangkan durian memang tak dianjurkan karena kandungan
kolesterolnya tinggi, selain memicu pembentukan gas yang bisa
mengganggu pencernaan.
5. Tidak boleh bepergian
Mitosnya, jika ibu bepergian akan mengalami ’sawan’. Mitos
ini tidak bisa di salahkan, namun kurang tepat alasannya.
Larangan ini sebenarnya bertujuan supaya si ibu tidak terlalu letih
beraktivitas. Karena kalau terlalu lelah bisa mengurangi produksi
ASI. Juga kasihan si kecil karena biasanya seumur ini sedang
kuat-kuatnya menyusu. Belum lagi kemungkinan si bayi rewel
ditinggal ibunya terlalu lama. Sementara kalau diajak pun masih
kelewat kecil. Malah takut ada apa-apa di jalan, terutama kalau
menggunakan angkutan umum.
6. Tidak boleh berhubungan suami istri
Yang ini malah termasuk kategori larangan yang tak boleh
dilanggar. Bahkan daerah dada istri "terlangkahi" tangan suami
saja juga tak diperbolehkan sebab dikhawatirkan pancaran ASI
jadi mejan. Dari sisi medis, menurut dr. Chairulsjah Sjahruddin,
SpOG, MARS, sanggama memang dilarang selama 40 hari
pertama usai melahirkan. Alasannya, aktivitas yang satu ini akan
menghambat proses penyembuhan jalan lahir maupun
pengembalian ukuran rahim, yakni mengecilnya rahim kembali ke
bentuk dan ukuran semula. Selain karena fungsi hormonal, yang
bersangkutan belum kembali aktif bekerja.
Kalau sanggama dipaksakan terjadi dalam tenggang waktu
itu, kemungkinan yang terjadi bisa macam-macam. Di antaranya
infeksi atau malah perdarahan. Sebabnya, mukosa jalan lahir
setelah persalinan sangat peka akibat banyaknya aliran darah,
hingga terjadilah perlunakan mukosa jalan lahir. Dengan
berjalannya waktu, vaskularisasi ini kian berkurang dan baru akan
normal kembali 3 bulan setelah bersalin. Belum lagi hasrat
hubungan suami istri yang mungkin memang belum muncul
ataupun pengaruh kejiwaan, semisal kekhawatiran akan robeknya
jahitan maupun ketakutan akan hamil lagi.
DAFTAR HADIR
No Nama Alamat TTD
1. Kaki harus tetap lurus
Baik saat berjalan maupun berbaring, kaki harus lurus. Dalam
arti, kaki kanan dan kiri tidak boleh saling tumpang tindih
ataupun ditekuk. Selain agar jahitan akibat robekan di vagina tak
melebar ke mana-mana, juga dimaksudkan supaya aliran darah
tetap lancar alias tak terhambat. Secara medis, posisi kaki yang
lurus memang lebih menguntungkan karena membuat aliran darah
jadi lancar.
Sedangkan mobilisasi secara umum, pada dasarnya boleh dan
malah harus dilakukan. Makin cepat dilakukan kian
menguntungkan pula. Dengan catatan, kondisi si ibu dalam
keadaan baik, semisal tak mengalami perdarahan atau kelainan
apa pun saat melahirkan. Selain patokan bahwa dalam 8 jam
pertama setelah melahirkan ia sudah bisa BAK dan BAB serta
selera makannya bagus. Begitu juga tensi, denyut nadi, dan suhu
tubuhnya dalam batas normal. Soalnya, jika tak bisa BAK dan
BAB berarti ada sesuatu yang enggak beres yang akan
berpengaruh pada kontraksi dan proses involusi (pengecilan
kembali) rahim.