SAP FIX KES PRO

8
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan social secara lengkap dan bukan hanya adanya penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang berhubungan dengan system reproduksi dan fungsi-fungsi serta prosesnya. Sedangkan kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi yang sehat yang menyangkut system, fungsi, dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Kaum remaja Indonesia saat ini mengalami lingkungan sosial yang sangat berbeda daripada orangtuanya. Dewasa ini, kaum remaja lebih bebas mengekspresikan dirinya, dan telah mengembangkan kebudayaan dan bahasa khusus antara grupnya. Sikap-sikap kaum remaja atas seksualitas dan soal seks ternyata lebih liberal daripada orangtuanya, dengan jauh lebih banyak kesempatan mengembangkan hubungan lawan jenis, berpacaran, sampai melakukan hubungan seks. Menurut PKBI, akibat derasnya informasi yang diterima remaja dari berbagai media massa, memperbesar kemungkinan remaja melakukan praktek seksual yang tak sehat, perilaku seks pra-nikah, dengan satu atau berganti pasangan. Saat ini, kekurangan informasi yang benar tentang masalah seks akan memperkuatkan kemungkinan remaja percaya salah paham yang diambil dari media massa dan teman sebaya. Akibatnya, kaum remaja masuk ke kaum beresiko melakukan perilaku berbahaya untuk kesehatannya.

description

vb

Transcript of SAP FIX KES PRO

Page 1: SAP FIX KES PRO

KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

A. Latar Belakang

Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan social secara

lengkap dan bukan hanya adanya penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang

berhubungan dengan system reproduksi dan fungsi-fungsi serta prosesnya.  Sedangkan

kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi yang sehat yang menyangkut system,

fungsi, dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Kaum remaja Indonesia saat ini

mengalami lingkungan sosial yang sangat berbeda daripada orangtuanya. Dewasa ini, kaum

remaja lebih bebas mengekspresikan dirinya, dan telah mengembangkan kebudayaan dan

bahasa khusus antara grupnya. Sikap-sikap kaum remaja atas seksualitas dan soal seks

ternyata lebih liberal daripada orangtuanya, dengan jauh lebih banyak kesempatan

mengembangkan hubungan lawan jenis, berpacaran, sampai melakukan hubungan seks.

Menurut PKBI, akibat derasnya informasi yang diterima remaja dari berbagai media

massa, memperbesar kemungkinan remaja melakukan praktek seksual yang tak sehat,

perilaku seks pra-nikah, dengan satu atau berganti pasangan. Saat ini, kekurangan informasi

yang benar tentang masalah seks akan memperkuatkan kemungkinan remaja percaya salah

paham yang diambil dari media massa dan teman sebaya. Akibatnya, kaum remaja masuk ke

kaum beresiko melakukan perilaku berbahaya untuk kesehatannya.

B. Definisi

Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

dewasa.  Batasan usia remaja menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) adalah 12

sampai 24 tahun.  Namun jika pada usia remaja seseorang sudah menikah, maka ia tergolong

dalam dewasa atau bukan lagi remaja.  Sebaliknya, jika usia sudah bukan lagi remaja tetapi

masih tergantung pada orang tua (tidak mandiri), maka dimasukkan ke dalam kelompok

remaja.

Yang dimaksud dengan Reproduksi Secara sederhana reproduksi berasal dari kata re

= kembali dan produksi = membuat atau menghasilkan, jadi reproduksi mempunyai arti suatu

proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidup.

Page 2: SAP FIX KES PRO

KESEHATAN REPRODUKSI (kespro) adalah Keadaan sejahtera fisik, mental dan

sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem reproduksi

(Konferensi International Kependudukan dan Pembangunan, 1994).

Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang benar

mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada disekitarnya.  Dengan informasi

yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab

mengenai  proses reproduksi.

Pengetahuan dasar apa yang perlu diberikan kepada remaja agar mereka  mempunyai

kesehatan reproduksi yang baik.

Pengenalan mengenai sistem, proses dan fungsi alat reproduksi (aspek tumbuh

kembang remaja)

mengapa remaja perlu mendewasakan usia kawin serta bagaimana merencanakan

kehamilan agar sesuai dengan keinginnannya dan pasanganya

Penyakit menular seksual dan HIV/AIDS serta dampaknya terhadap kondisi

kesehatan reproduksi

Bahaya narkoba dan miras pada kesehatan reproduksi

Pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual

Kekerasan seksual dan bagaimana menghindarinya

Mengambangkan kemampuan berkomunikasi termasuk memperkuat kepercayaan diri

agar mampu menangkal hal-hal yang bersifat negatif

2.1. Ciri-ciri perkembangan remaja

Menurut ciri perkembangannya, masa remaja dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:

1. Masa remaja awal (10-12 tahun), ciri khasnya :

a. Lebih dekat dengan teman sebaya

b. Ingin bebas

c. Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir abstrak

2. Masa remaja tengah (13-15 tahun), ciri khasnya :

a. Mencari identitas dini

b. Timbulnya keinginan untuk kencan

c. Mempunyai rasa cinta yang mendalam

d. Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak

e. Berkhayal tentang aktivitas seks

3. Masa remaja akhir (16-19 tahun), ciri khasnya :

Page 3: SAP FIX KES PRO

a. Pengungkapan kebebasan diri

b. Lebih selektif dalam mencari teman sebaya

c. Mempunyai citra jasmani dirinya

d. Dapat mewujudkan rasa cinta

e. Mampu berpikir abstrak

2.2. Perubahan fisik pada masa remaja

Terjadi pertumbuhan fisik yang cepat pada remaja, termasuk pertumbuhan organ-

organ reproduksi (organ seksual) untuk mencapai kematangan, sehingga mampu

melangsungkan fungsi reproduksi. Perubahan ini ditandai dengan munculnya tanda-tanda

sebagai berikut :

1. Tanda-tanda seks primer, yaitu yang berhubungan langsung dengan organ seks :

a. Terjadinya haid pada remaja puteri (menarche)

b. Terjadinya mimpi basah pada remaja laki-laki\

2. Tanda-tanda seks sekunder

a. Pada remaja laki-laki terjadi perubahan suara, tumbuhnya jakun, penis dan buah

zakar bertambah besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, dada lebih lebar, badan

berotot, tumbuhnya kumis, cambang dan rambut disekitar kemaluan dan ketiak

b. Pada remaja puteri ; pinggul melebar, tumbuhnya rambut di ketiak dan sekitar

kemaluan (pubis).

2.3. Perubahan kejiwaan pada masa remaja

Proses perubahan kejiwaan berlangsung lebih lambat dibandingkan perubahan fisik,

yang meliputi :

1. Perubahan emosi, sehingga remaja menjadi :

a. Sensitive (mudah menangis, cemas, frustasi dan tertawa)

b. Agresif dan mudah bereaksi terhadap rangsangan luar yang berpengaruh, sehingga

misalnya mudah berkelahi.

2. Perkembangan intelegensia, sehingga remaja menjadi :

a. Mampu berpikir abstrak, senang memberikan kritik

b. Ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul perilaku ingin mencoba-coba.

Perilaku ingin mencoba hal-hal yang baru ini jika didorong oleh rangsangan seksual

dapat membawa remaja masuk pada hubungan seks pranikah dengan segala akibatnya, antara

lain akibat kematangan organ seks maka dapat terjadi kehamilan remaja puteri di luar nikah,

Page 4: SAP FIX KES PRO

upaya abortus, dan penularan penyakit kelamin, termasuk HIV/AIDS. Perilaku ingin

mencoba-coba juga dapat mengakibatkan remaja mengalami ketergantungan NAPZA

(narkotik, psikotropik, dan zat adiktif lainnya, termasuk rokok dan alkohol).

2.4. Pengaruh buruk akibat terjadinya hubungan seks pranikah bagi remaja

Kematangan organ seks dapat berpengaruh buruk bila remaja tak mampu

mengendalikan ragsangan seksualnya, sehingga tergoda untuk melakukan hubungan seks

pranikah. Hal ini akan menimbulkan akibat yang dapat dirasakan bukan saja oleh pasangan,

khususnya remaja puteri, tetapi juga orang tua, keluarga, bahkan masyarakat.

Akibat hubungan seks pranikah :

1. Bagi remaja :

a. Menambah risiko tertular penyakit menular seksual (PMS), seperti : gonore (GO),

sifilis, herpes simpleks (genitalis), clamidia, kondiloma akuminata, HIV/AIDS

b. Remaja puteri terancam kehamilan yang tidak diinginkan, pengguguran

kandungan yang tidak aman, infeksi organ-organ reproduksi, anemia, kemandulan

dan kematian karena perdarahan atau keracunan kehamilan

c. Trauma kejiwaan (depresi, rendah diri, rasa berdosa, hilang harapan masa depan)

d. Kemungkinan hilangnya kesempatan unutk melanjutkan pendidikan dan

kesempatan bekerja

e. Melahirkan bayi yang kurang atau tidak sehat

2. Bagi keluarga :

a. Menimbulkan aib keluarga

b. Menambah beban ekonomi keluarga

2.5. Pendidikan Kesehatan Reproduksi

Ada beragam pendapat mengenai pengadaan pendidikan kesehatan reproduksi

ditingkat sekolah menengah. Ada yang pro dan ada juga yang kontra. Selama ini, informasi

mengenai reproduksi hanya diperoleh pada mata pelajaran biologi dikelas XI IPA, sedangkan

kelas IPS tidak ada kurikulum mengenai hal tersebut. Dikelas IPA pun sebatas pada

penjabaran organ dan fungsi reproduksi. Jika guru masih menganggap seks tabu, informasi

mengenai seksualitas dan resikonya umumnya urung disampaikan.

Secara umum ada tiga institusi yang akan mempengaruhi pribadi dan tingkah laku

seorang anak yaitu keluarga, masyarakat, dan sekolah. Tiga institusi ini tidak bisa dipisahkan

satu-sama lainnya dalam mempengaruhi kepribadian maupun perilaku seseorang, termasuk

Page 5: SAP FIX KES PRO

dalam perilaku seksual. 80% remaja membicarakan masalah seksual dengan teman, sehingga

untuk menghindari miskomunikasi informasi diperlukan cara yang lebih efektif agar

informasi yang diterima benar. Informasi dari orangtua pun ternyata kurang membantu

karena hanya 8% remaja yang merasa nyaman bicara masalah seks dengan orangtua,

meskipun pola ini cenderung berubah dikota-kota besar. Dengan demikian, agar pemahaman

remaja tentang seksualitas maupun reproduksi yang sehat itu benar, maka peran sekolah

sangat penting dan strategis.

Pencerdasan mengenai kesehatan reproduksi dan pendidikan seksual disekolah

menengah dilakukan melalui seminar atau diskusi panel yang diupayakan oleh pihak sekolah

dengan mengundang pembicara dari luar sekolah, seperti dari LSM. Alangkah baiknya bila

diknas membuat dan mewajibkan sekolah memasukkan kurikulum kesehatan reproduksi dan

pendidikan seksual, tidak terbatas hanya pada kelas IPA, tetapi kelas IPS, bahasa, dan

SMK/STM/MA. Minimal pelaksanaannya dapat dilakukan bersamaan dengan mata pelajaran

pendidikan lingkungan hidup (PLH).

Pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual bagi remaja harus segera ada,

mengingat para siswa sekolah menengah tidak sampai 5 tahun akan atau telah menjadi

dewasa. Sehingga informasi yang mereka dapatkan harus valid dan tidak menjerumuskan. Ini

dimaksudkan remaja tidak salah persepsi dan tidak berperilaku asusila hingga merugikan diri

sendiri dan orang lain, khususnya ditinjau dari segi kesehatan. Selain itu, ini juga merupakan

salah satu upaya untuk meningkatkan pemahaman, pengetahuan, sikap, dan perilaku positif

remaja tentang kesehatan dan hak-hak reproduksi, serta meningkatkan derajat reproduksinya.

Dengan mengetahui informasi yang benar dan resiko-resikonya, diharapkan para remaja bisa

lebih bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitarnya. Harapan jangka

panjang, angka kejadian seks pranikah, infeksi menular akibat berhubungan seksual, dan

kematian akibat KTD dapat menurun drastis sehingga terbentuk manusia-manusia Indonesia

yang lebih berkualitas.