SAP FIX KES PRO
-
Upload
vera-rizki-febriana -
Category
Documents
-
view
214 -
download
1
description
Transcript of SAP FIX KES PRO
![Page 1: SAP FIX KES PRO](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022080221/563db836550346aa9a919488/html5/thumbnails/1.jpg)
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
A. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan social secara
lengkap dan bukan hanya adanya penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang
berhubungan dengan system reproduksi dan fungsi-fungsi serta prosesnya. Sedangkan
kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi yang sehat yang menyangkut system,
fungsi, dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Kaum remaja Indonesia saat ini
mengalami lingkungan sosial yang sangat berbeda daripada orangtuanya. Dewasa ini, kaum
remaja lebih bebas mengekspresikan dirinya, dan telah mengembangkan kebudayaan dan
bahasa khusus antara grupnya. Sikap-sikap kaum remaja atas seksualitas dan soal seks
ternyata lebih liberal daripada orangtuanya, dengan jauh lebih banyak kesempatan
mengembangkan hubungan lawan jenis, berpacaran, sampai melakukan hubungan seks.
Menurut PKBI, akibat derasnya informasi yang diterima remaja dari berbagai media
massa, memperbesar kemungkinan remaja melakukan praktek seksual yang tak sehat,
perilaku seks pra-nikah, dengan satu atau berganti pasangan. Saat ini, kekurangan informasi
yang benar tentang masalah seks akan memperkuatkan kemungkinan remaja percaya salah
paham yang diambil dari media massa dan teman sebaya. Akibatnya, kaum remaja masuk ke
kaum beresiko melakukan perilaku berbahaya untuk kesehatannya.
B. Definisi
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) adalah 12
sampai 24 tahun. Namun jika pada usia remaja seseorang sudah menikah, maka ia tergolong
dalam dewasa atau bukan lagi remaja. Sebaliknya, jika usia sudah bukan lagi remaja tetapi
masih tergantung pada orang tua (tidak mandiri), maka dimasukkan ke dalam kelompok
remaja.
Yang dimaksud dengan Reproduksi Secara sederhana reproduksi berasal dari kata re
= kembali dan produksi = membuat atau menghasilkan, jadi reproduksi mempunyai arti suatu
proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidup.
![Page 2: SAP FIX KES PRO](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022080221/563db836550346aa9a919488/html5/thumbnails/2.jpg)
KESEHATAN REPRODUKSI (kespro) adalah Keadaan sejahtera fisik, mental dan
sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem reproduksi
(Konferensi International Kependudukan dan Pembangunan, 1994).
Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang benar
mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada disekitarnya. Dengan informasi
yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab
mengenai proses reproduksi.
Pengetahuan dasar apa yang perlu diberikan kepada remaja agar mereka mempunyai
kesehatan reproduksi yang baik.
Pengenalan mengenai sistem, proses dan fungsi alat reproduksi (aspek tumbuh
kembang remaja)
mengapa remaja perlu mendewasakan usia kawin serta bagaimana merencanakan
kehamilan agar sesuai dengan keinginnannya dan pasanganya
Penyakit menular seksual dan HIV/AIDS serta dampaknya terhadap kondisi
kesehatan reproduksi
Bahaya narkoba dan miras pada kesehatan reproduksi
Pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual
Kekerasan seksual dan bagaimana menghindarinya
Mengambangkan kemampuan berkomunikasi termasuk memperkuat kepercayaan diri
agar mampu menangkal hal-hal yang bersifat negatif
2.1. Ciri-ciri perkembangan remaja
Menurut ciri perkembangannya, masa remaja dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
1. Masa remaja awal (10-12 tahun), ciri khasnya :
a. Lebih dekat dengan teman sebaya
b. Ingin bebas
c. Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir abstrak
2. Masa remaja tengah (13-15 tahun), ciri khasnya :
a. Mencari identitas dini
b. Timbulnya keinginan untuk kencan
c. Mempunyai rasa cinta yang mendalam
d. Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak
e. Berkhayal tentang aktivitas seks
3. Masa remaja akhir (16-19 tahun), ciri khasnya :
![Page 3: SAP FIX KES PRO](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022080221/563db836550346aa9a919488/html5/thumbnails/3.jpg)
a. Pengungkapan kebebasan diri
b. Lebih selektif dalam mencari teman sebaya
c. Mempunyai citra jasmani dirinya
d. Dapat mewujudkan rasa cinta
e. Mampu berpikir abstrak
2.2. Perubahan fisik pada masa remaja
Terjadi pertumbuhan fisik yang cepat pada remaja, termasuk pertumbuhan organ-
organ reproduksi (organ seksual) untuk mencapai kematangan, sehingga mampu
melangsungkan fungsi reproduksi. Perubahan ini ditandai dengan munculnya tanda-tanda
sebagai berikut :
1. Tanda-tanda seks primer, yaitu yang berhubungan langsung dengan organ seks :
a. Terjadinya haid pada remaja puteri (menarche)
b. Terjadinya mimpi basah pada remaja laki-laki\
2. Tanda-tanda seks sekunder
a. Pada remaja laki-laki terjadi perubahan suara, tumbuhnya jakun, penis dan buah
zakar bertambah besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, dada lebih lebar, badan
berotot, tumbuhnya kumis, cambang dan rambut disekitar kemaluan dan ketiak
b. Pada remaja puteri ; pinggul melebar, tumbuhnya rambut di ketiak dan sekitar
kemaluan (pubis).
2.3. Perubahan kejiwaan pada masa remaja
Proses perubahan kejiwaan berlangsung lebih lambat dibandingkan perubahan fisik,
yang meliputi :
1. Perubahan emosi, sehingga remaja menjadi :
a. Sensitive (mudah menangis, cemas, frustasi dan tertawa)
b. Agresif dan mudah bereaksi terhadap rangsangan luar yang berpengaruh, sehingga
misalnya mudah berkelahi.
2. Perkembangan intelegensia, sehingga remaja menjadi :
a. Mampu berpikir abstrak, senang memberikan kritik
b. Ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul perilaku ingin mencoba-coba.
Perilaku ingin mencoba hal-hal yang baru ini jika didorong oleh rangsangan seksual
dapat membawa remaja masuk pada hubungan seks pranikah dengan segala akibatnya, antara
lain akibat kematangan organ seks maka dapat terjadi kehamilan remaja puteri di luar nikah,
![Page 4: SAP FIX KES PRO](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022080221/563db836550346aa9a919488/html5/thumbnails/4.jpg)
upaya abortus, dan penularan penyakit kelamin, termasuk HIV/AIDS. Perilaku ingin
mencoba-coba juga dapat mengakibatkan remaja mengalami ketergantungan NAPZA
(narkotik, psikotropik, dan zat adiktif lainnya, termasuk rokok dan alkohol).
2.4. Pengaruh buruk akibat terjadinya hubungan seks pranikah bagi remaja
Kematangan organ seks dapat berpengaruh buruk bila remaja tak mampu
mengendalikan ragsangan seksualnya, sehingga tergoda untuk melakukan hubungan seks
pranikah. Hal ini akan menimbulkan akibat yang dapat dirasakan bukan saja oleh pasangan,
khususnya remaja puteri, tetapi juga orang tua, keluarga, bahkan masyarakat.
Akibat hubungan seks pranikah :
1. Bagi remaja :
a. Menambah risiko tertular penyakit menular seksual (PMS), seperti : gonore (GO),
sifilis, herpes simpleks (genitalis), clamidia, kondiloma akuminata, HIV/AIDS
b. Remaja puteri terancam kehamilan yang tidak diinginkan, pengguguran
kandungan yang tidak aman, infeksi organ-organ reproduksi, anemia, kemandulan
dan kematian karena perdarahan atau keracunan kehamilan
c. Trauma kejiwaan (depresi, rendah diri, rasa berdosa, hilang harapan masa depan)
d. Kemungkinan hilangnya kesempatan unutk melanjutkan pendidikan dan
kesempatan bekerja
e. Melahirkan bayi yang kurang atau tidak sehat
2. Bagi keluarga :
a. Menimbulkan aib keluarga
b. Menambah beban ekonomi keluarga
2.5. Pendidikan Kesehatan Reproduksi
Ada beragam pendapat mengenai pengadaan pendidikan kesehatan reproduksi
ditingkat sekolah menengah. Ada yang pro dan ada juga yang kontra. Selama ini, informasi
mengenai reproduksi hanya diperoleh pada mata pelajaran biologi dikelas XI IPA, sedangkan
kelas IPS tidak ada kurikulum mengenai hal tersebut. Dikelas IPA pun sebatas pada
penjabaran organ dan fungsi reproduksi. Jika guru masih menganggap seks tabu, informasi
mengenai seksualitas dan resikonya umumnya urung disampaikan.
Secara umum ada tiga institusi yang akan mempengaruhi pribadi dan tingkah laku
seorang anak yaitu keluarga, masyarakat, dan sekolah. Tiga institusi ini tidak bisa dipisahkan
satu-sama lainnya dalam mempengaruhi kepribadian maupun perilaku seseorang, termasuk
![Page 5: SAP FIX KES PRO](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022080221/563db836550346aa9a919488/html5/thumbnails/5.jpg)
dalam perilaku seksual. 80% remaja membicarakan masalah seksual dengan teman, sehingga
untuk menghindari miskomunikasi informasi diperlukan cara yang lebih efektif agar
informasi yang diterima benar. Informasi dari orangtua pun ternyata kurang membantu
karena hanya 8% remaja yang merasa nyaman bicara masalah seks dengan orangtua,
meskipun pola ini cenderung berubah dikota-kota besar. Dengan demikian, agar pemahaman
remaja tentang seksualitas maupun reproduksi yang sehat itu benar, maka peran sekolah
sangat penting dan strategis.
Pencerdasan mengenai kesehatan reproduksi dan pendidikan seksual disekolah
menengah dilakukan melalui seminar atau diskusi panel yang diupayakan oleh pihak sekolah
dengan mengundang pembicara dari luar sekolah, seperti dari LSM. Alangkah baiknya bila
diknas membuat dan mewajibkan sekolah memasukkan kurikulum kesehatan reproduksi dan
pendidikan seksual, tidak terbatas hanya pada kelas IPA, tetapi kelas IPS, bahasa, dan
SMK/STM/MA. Minimal pelaksanaannya dapat dilakukan bersamaan dengan mata pelajaran
pendidikan lingkungan hidup (PLH).
Pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual bagi remaja harus segera ada,
mengingat para siswa sekolah menengah tidak sampai 5 tahun akan atau telah menjadi
dewasa. Sehingga informasi yang mereka dapatkan harus valid dan tidak menjerumuskan. Ini
dimaksudkan remaja tidak salah persepsi dan tidak berperilaku asusila hingga merugikan diri
sendiri dan orang lain, khususnya ditinjau dari segi kesehatan. Selain itu, ini juga merupakan
salah satu upaya untuk meningkatkan pemahaman, pengetahuan, sikap, dan perilaku positif
remaja tentang kesehatan dan hak-hak reproduksi, serta meningkatkan derajat reproduksinya.
Dengan mengetahui informasi yang benar dan resiko-resikonya, diharapkan para remaja bisa
lebih bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan lingkungan sekitarnya. Harapan jangka
panjang, angka kejadian seks pranikah, infeksi menular akibat berhubungan seksual, dan
kematian akibat KTD dapat menurun drastis sehingga terbentuk manusia-manusia Indonesia
yang lebih berkualitas.