SAP Chikungunyacx Ok(Autosaved)

20
SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan : Chikungunya Sub Pokok Bahasan : Mengenal Lebih Dekat Chikungunya Sasaran : Warga Kelurahan Karah Kecamatan Jambangan, Surabaya Tempat : Balai Desa Kelurahan Karah Kecamatan Jambangan, Surabaya Hari/tanggal : 5 Juni 2014 Waktu : Pukul 07.00 WIB – selesai A. Tujuan Instruktusional Umum Diharapkan setelah dilakukan penyuluhan oleh mahasiswa Profesi Prodi S1 Keperawatan UNUSA Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya selama 45 menit maka warga dapat memahami mengenai Chikungunya. B. Tujuan Instruktusional Khusus Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran selama 30 menit tentang Mengenal Lebih Dekat Chikungunya , warga di Kelurahan Karah Kecamatan Jambangan, Surabaya dapat: 1. Memahami pengertian chikungunya 2. Memahami epidemiologi chikungunya 3. Menyebutkan penyebab chikungunya 4. Memahami cara penularan chikungunya 5. Menyebutkan gejala dan tanda chikungunya 6. Menjelaskan pencegahan dan pengobatan chikungunya C. Materi Pembelajaran 1.Pengertian chikungunya 1

description

SAP

Transcript of SAP Chikungunyacx Ok(Autosaved)

11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan: ChikungunyaSub Pokok Bahasan: Mengenal Lebih Dekat ChikungunyaSasaran: Warga Kelurahan Karah Kecamatan Jambangan, Surabaya Tempat : Balai Desa Kelurahan Karah Kecamatan Jambangan, SurabayaHari/tanggal: 5 Juni 2014Waktu: Pukul 07.00 WIB selesai

A. Tujuan Instruktusional UmumDiharapkan setelah dilakukan penyuluhan oleh mahasiswa Profesi Prodi S1 Keperawatan UNUSA Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya selama 45 menit maka warga dapat memahami mengenai Chikungunya.B. Tujuan Instruktusional KhususSetelah mengikuti kegiatan pembelajaran selama 30 menit tentang Mengenal Lebih Dekat Chikungunya, warga di Kelurahan Karah Kecamatan Jambangan, Surabaya dapat:1. Memahami pengertian chikungunya2. Memahami epidemiologi chikungunya3. Menyebutkan penyebab chikungunya4. Memahami cara penularan chikungunya5. Menyebutkan gejala dan tanda chikungunya6. Menjelaskan pencegahan dan pengobatan chikungunyaC. Materi Pembelajaran1. Pengertian chikungunya2. Epidemiologi chikungunya3. Penyebab chikungunya4. Cara penularan chikungunya5. Gejala dan tanda chikungunya6. Pencegahan dan pengobatan chikungunyaD. Metode Penyuluhan1. Ceramah2. Tanya JawabE. Media/Alat1. Materi pengajaran menggunaka proyektor LCD2. LeafletF. ProsesNoTahapKegiatan PenyuluhanKegiatan Peserta

1.Pembukaan 5 menit memberi salam Menjelaskan tujuan penyuluhan Menyebutkan materi/pokok bahasan yang akan disampaikan Menjawab salam Mendengarkan dan Memperhatikan

2.

Pengembangan(isi) 25 menit

Pelaksanaan :Menjelaskan materi penyuluhan secara berurutan dan teratur. Malakukan penyuluhan pengertian Pengertian chikungunya Malakukan penyuluhan epidemiologi chikungunya Malakukan penyuluhan penyebab chikungunya Malakukan penyuluhan cara penularan chikungunya Malakukan penyuluhan gejala dan tanda chikungunya Malakukan penyuluhan pencegahan dan pengobatan chikungunya.

Mendengar dan memperhatikan dengan seksama.

3. Evaluasi 10 menitEvaluasi kepada peserta tentang materi Chikungunya yang baru saja disampaikan dengan memberikan pertanyaan sebagai berikut. Pengertian chikungunya Epidemiologi chikungunya Penyebab chikungunya Cara penularan chikungunya Gejala dan tanda chikungunya Pencegahan dan pengobatan chikungunya Memberikan reinforcemen positif Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanyaPeserta penyuluhan mampu menjawab: Pengertian chikungunya Epidemiologi chikungunya Penyebab chikungunya Cara penularan chikungunya Gejala dan tanda chikungunya Pencegahan dan pengobatan chikungunya.

4.Terminasi5 menitPenutup Manyampaikan kesimpulam tentang materi yang telah disampaikan. Menyampaikan terima kasih atas perhatian dan waktu yanga telah dibarikan kepada peserta. Mengucapkan salam Mendengar dan dan memperhatikan. Menjawab salam.

G. Pengorganisasian1. Tugas Moderator:a. Membuka acara.b. Menjelaskan tujuan penyuluhan dan mengatur jalannya acara penyuluhan.c. Menutupkan acara.2. Tugas Penyaji:a. Menggali pengetahuan audiens.b. Menjelaskan pokok bahasan penyuluhan.c. Bertanya pada audiens.d. Menyimpulkan materi.3. Tugas ObserverMengevaluasi jalannya penyuluhan4. Tugas Fasilitatora. Memfasilitasi jalanya penyuluhan.b. Memberi motivasi kepada audiens yang bertanya.Pengorganisasian.Pembawa acara : Pemberi Materi : Observer : Fasilitator : Pembimbing : H. Evaluasi1. Evaluasi Struktura. Persiapan materi penyuluhan 6 hari sebelum penyuluhan. Materi disiapkan dalam bentuk makalah dan disajikan dalam bentuk power point untuk mempermudah proses penyampaian kepada sasaran.b. Persiapan SAP 5 hari sebelum penyuluhanc. Kesiapam media: power point dan Leaflat 2 hari sebelum hari Hd. Peserta penyuluhan terdiri dari penduduk lansia di Kelurahan Karah Kecamatan Jambangan.e. Tempat penyuluhan dilaksanakan sudah siap pakai 1 hari sebelumnya.f. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.

2. Evaluasi Prosesa. Kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakan diharapkan dapat berjalan lancar, tertip, dan sasaran mampu memahami dan mengerti tentang materi-materi yang disampaikan, sehingga peserta dapat menjawab pertanyaan yang diberikan pemateri dan peserta berantusias untuk bertanya mengenai hal-hak yang tidak diketahuinya.b. Dalam proses penyuluhan yang akan berjalan, diharapkan terjadi interaksi antara pemateri dengan peserta.c. Sasaran diharapkan memperhatikan materi yang diberikan dan tidak meninggalkan ruangan sebelum proses penyuluhan berakhir.3. Evaluasi Hasila. Jangka pendek: Sasaran, yaitu peserta mampu memahami, mengerti dan menyampaikan kembali minimal 60 % materi yang diberikan.b. Jangka panjang:Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran keluarga atau orang terdekat pasien umumnya, dan pasien khususnya, mengenai pentingnya membiasakan diri untuk selalu berupaya menjaga kesehatan dan peduli terhadap anggota keluarga maupun sesama. I. Antisipasi MasalahMasalah: Peserta tidak kooperatif dan meninggalkan tempat penyuluhanSolusi : Menyapa kembali pesertaJ. Daftra Pertanyaan 1. Apakah yang dimaksud dengan chikungunya?2. Bagaimana epidemiologi chikungunya?3. Sebutkan Penyebab chikungunya!4. Bagaimana cara penularan chikungunya?5. Sebutkan gejala dan tanda chikungunya!6. Bagaimana pencegahan dan pengobatan yang dapat kita laukan terhadap chikungunya?

Lampiran observer

LEMBAR OBSERVER

Nama Observer: Hasil yang di observasi:

Materi PenyuluhanMengenal Lebih Dekat Chikungunya

A. Pengertian ChikungunyaChikungunya adalah penyakit mirip demam dengue yang disebabkan oleh virus chikungunya yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegepti dan Aedes africanus. Chikungunya dalam bahasa Swahili berarti kejang urat (Widoyono, 2008).B. EpidemiologiChikungunya tersebar didaerah tropis dan sub tropis yang berpenduduk padat seperti afrika, india, asia tenggara. Lokasi penyebaran penyakit ini tidak berbeda jauh dengan DBD karena vektor utamanya sama yaitu Aedes aegepti. Di daerah endemis DBD sangat mungkin juga terjadi endemis chikungunya (Widoyono, 2008).C. EtiologiVirus chikungunya adalah virus yang termasuk dalam genus virus alfa dari famili togaviridae. Virus ini berbentuk sferis dengan ukuran diameter sekitar 42 nm. Virus ini bersama dengan virus Onyang-nyong dari genus virus alfa dan virus penyebab penyakit Demam Nil Barat dari genus virus flavi menyebabkan gejala penyakit mirip dengue (Widoyono, 2008). Virus Chikungunya adalah Arthopod borne virus yang ditransmisikan oleh beberapa spesies nyamuk. Hasil uji Hemaglutinasi Inhibisi dan uji Komplemen Fiksasi, virus ini termasuk genus alphavirus ( Group A Arthropod-borne viruses) dan famili Togaviridae. Sedangkan DBD disebabkan oleh Group B arthrophod-borne viruses (flavivirus).Sebelum menyerang manusia, 200-300 tahun yang lalu, virus ini telah menyerang primata dihutan dan padang savana di afrika. Hewan primata yang sering terjangkit adalah bapoon (papio sp) dan Cercopithecus sp. Meskipun belum ada penjelasan tentang perubahan siklus serangan dari hewan primata nyamuk hewan primata menjadi manusia nyamuk manusia, karena tidak semua virus hewan dapat mengalami perubahan tersebut, kemungkinan hal ini terjadi karena genetik virus (Widoyono, 2008).D. PenularanSeperti DBD, chikungunya endemik di daerah yang banyak ditemukan kasus DBD. Kasus DBD pada wanita dan anak lebih tinggi dengan alasan mereka lebih banyak berada di rumah pada siang hari saat nyamuk menggigit. KLB chikungunya bersifat mendadak dengan jumlah penderita relatif banyak. Selain manusia, virus chikungunya juga dapat menyerang tikus, kelinci, monyet, baboon, dan simpanse (Widoyono, 2008).Vektor utama penyakit ini sama dengan DBD yaitu nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Nyamuk lain mungkin bisa berperan sebagai vektor namun perlu penelitian lebih lanjut.Nyamuk Aedes spp seperti juga jenis nyamuk lainnya mengalami metamorfosis sempurna, yaitu: telur - jentik (larva) - pupa - nyamuk. Stadium telur, jentik dan pupa hidup di dalam air. Pada umumnya telur akan menetas menjadi jentik/larva dalam waktu 2 hari setelah telur terendam air. Stadium jentik/larva biasanya berlangsung 6-8 hari, dan stadium kepompong (Pupa) berlangsung antara 24 hari. Pertumbuhan dari telur menjadi nyamuk dewasa selama 9-10 hari. Umur nyamuk betina dapat mencapai 2-3 bulan (Kementerian Kesehatan RI 2012-Ditjen PP dan PL; Pedoman Pengendalian Demam Chikungunya, Edisi 2).Gambar 1.1. Siklus hidup nyamuk Aedes spp

1. Habitat PerkembangbiakanHabitat perkembangbiakan Aedes sp. ialah tempat-tempat yang dapat menampung air di dalam, di luar atau sekitar rumah serta tempat-tempat umum. Habitat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti dapat dikelompokkan sebagai berikut:a. Tempat penampungan air (TPA) untuk keperluan sehari-hari, seperti: drum, tangki reservoir, tempayan, bak mandi/wc, dan ember.b. Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari seperti: tempat minum burung, vas bunga, perangkap semut, bak kontrol pembuangan air, tempat pembuangan air kulkas/dispenser, barang-barang bekas (contoh : ban, kaleng, botol, plastik, dll).c. Tempat penampungan air alamiah seperti: lubang pohon, lubang batu, pelepah daun, tempurung kelapa, pelepah pisang dan potongan bambu dan tempurung coklat/karet, dll.

2. Perilaku Nyamuk Dewasa Setelah keluar dari pupa, nyamuk istirahat di permukaan air untuk sementara waktu. Beberapa saat setelah itu, sayap meregang menjadi kaku, sehingga nyamuk mampu terbang mencari makanan. Nyamuk Aedes sp jantan mengisap cairan tumbuhan atau sari bunga untuk keperluan hidupnya sedangkan yang betina mengisap darah. Nyamuk betina ini lebih menyukai darah manusia daripada hewan (bersifat antropofilik). Darah diperlukan untuk pematangan sel telur, agar dapat menetas. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan perkembangan telur mulai dari nyamuk mengisap darah sampai telur dikeluarkan, waktunya bervariasi antara 3-4 hari. Jangka waktu tersebut disebut dengan siklus gonotropik. Aktivitas menggigit nyamuk Aedes sp biasanya mulai pagi dan petang hari, dengan 2 puncak aktifitas antara pukul 09.00 -10.00 dan 16.00 -17.00. Aedes aegypti mempunyai kebiasaan mengisap darah berulang kali dalam satu siklus gonotropik, untuk memenuhi lambungnya dengan darah. Dengan demikian nyamuk ini sangat efektif sebagai penular penyakit.Setelah mengisap darah, nyamuk akan beristirahat pada tempat yang gelap dan lembab di dalam atau di luar rumah, berdekatan dengan habitat perkembangbiakannya. Pada tempat tersebut nyamuk menunggu proses pematangan telurnya. Setelah beristirahat dan proses pematangan telur selesai, nyamuk betina akan meletakkan telurnya di atas permukaan air, kemudian telur menepi dan melekat pada dinding-dinding habitat perkembangbiakannya. Pada umumnya telur akan menetas menjadi jentik/larva dalam waktu 2 hari. Setiap kali bertelur nyamuk betina dapat menghasilkan telur sebanyak 100 butir. Telur itu di tempat yang kering (tanpa air) dapat bertahan 6 bulan, jika tempat-tempat tersebut kemudian tergenang air atau kelembabannya tinggi maka telur dapat menetas lebih cepat. Gambar 1. 2. Siklus gono tropik

3. PenyebaranKemampuan terbang nyamuk Aedes spp betina rata-rata 40 meter, namun secara pasif misalnya karena angin atau terbawa kendaraan dapat berpindah lebih jauh. Aedes spp tersebar luas di daerah tropis dan sub-tropis, di Indonesia nyamuk ini tersebar luas baik di rumah maupun di tempat umum. Nyamuk Aedes spp dapat hidup dan berkembang biak sampai ketinggian daerah 1.000 m dpl. Pada ketinggian diatas 1.000 m dpl, suhu udara terlalu rendah, sehingga tidak memungkinkan nyamuk berkembangbiak. 4. Variasi MusimanPada musim hujan populasi Aedes sp akan meningkat karena telur-telur yang tadinya belum sempat menetas akan menetas ketika habitat perkembangbiakannya (TPA bukan keperluan sehari-hari dan alamiah) mulai terisi air hujan. Kondisi tersebut akan meningkatkan populasi nyamuk sehingga dapat menyebabkan peningkatan penularan penyakit Demam Chikungunya.5. Mekanisme PenularanVirus Chikungunya ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes SPP Nyamuk lain mungkin bisa berperan sebagai vektor namun perlu penelitian lebih lanjut. Nyamuk Aedes tersebut dapat mengandung virus Chikungunya pada saat menggigit manusia yang sedang mengalami viremia, yaitu 2 hari sebelum demam sampai 5 hari setelah demam timbul. Kemudian virus yang berada di kelenjar liur berkembang biak dalam waktu 8-10 hari (extrinsic incubation period) sebelum dapat ditularkan kembali kepada manusia pada saat gigitan berikutnya. Di tubuh manusia, virus memerlukan waktu masa tunas 4-7 hari (intrinsic incubation period) sebelum menimbulkan penyakit (Kementerian Kesehatan RI 2012-Ditjen PP dan PL; Pedoman Pengendalian Demam Chikungunya, Edisi 2).Gambar 1. 3. Mekanisme Penularan

E. Gejala dan tandaMasa inkubasi chikungunya adalah 1-6 hari. Gejala penyakit diawali dengan demam mendadak, kemudian di ikuti munculnya tandadan gejala khas chikungunya. Penderita dapat mengeluh nyeri atau ngilu bila berjalan kaki karena serangan pada sendi-sendi kaki. Dibandingkan dengan DBD, gejala penyakit ini muncul lebih dini. Perdarahan jarang terjadi. Diagnosis ditegakakn berdasarkan gambaran klinis dan laboratorium, yaitu adanya antibodi IgG dalam darah (Widoyono, 2008).1. Demam Pada fase akut selama 2-3 hari selanjutnya dilanjutkan dengan penurunan suhu tubuh selama 1-2 hari kemudian naik lagi membentuk kurva Sadle back fever (Bifasik). Bisa disertai menggigil dan muka kemerahan (flushed face). Pada beberapa penderita mengeluh nyeri di belakang bola mata dan bisa terlihat mata kemerahan (conjunctival injection).2. Sakit persendian Nyeri persendian ini sering merupakan keluhan yang pertama muncul sebelum timbul demam. Nyeri sendi dapat ringan (arthralgia) sampai berat menyerupai artritis rheumathoid, terutama di sendi sendi pergelangan kaki (dapat juga nyeri sendi tangan) sering dikeluhkan penderita. Nyeri sendi ini merupakan gejala paling dominan, pada kasus berat terdapat tanda-tanda radang sendi, yaitu kemerahan, kaku, dan bengkak. Sendi yang sering dikeluhkan adalah pergelangan kaki, pergelangan tangan, siku, jari, lutut, dan pinggul. Pada posisi berbaring biasanya penderita miring dengan lutut tertekuk dan berusaha mengurangi dan membatasi gerakan.Gambar 1.4 Pembengkakan persendian

Pada posisi berbaring biasanya penderita miring dengan lutut tertekuk dan berusaha mengurangi dan membatasi gerakan.Artritis ini dapat bertahan selama beberapa minggu, bulan bahkan ada yang sampai bertahan beberapa tahun sehingga dapat menyerupai Rheumatoid Arthritis.3. Nyeri otot Nyeri otot (fibromyalgia) bisa pada seluruh otot terutama pada otot penyangga berat badan seperti pada otot bagian leher, daerah bahu, dan anggota gerak. Kadang - kadang terjadi pembengkakan pada otot sekitar sendi pergelangan kaki (achilles) atau sekitar mata kaki.4. Bercak kemerahan (rash) pada kulit Kemerahan di kulit bisa terjadi pada seluruh tubuh berbentuk makulo-papular (viral rash), sentrifugal (mengarah ke bagian anggota gerak, telapak tangan dan telapak kaki). Bercak kemerahan ini terjadi pada hari pertama demam, tetapi lebih sering muncul pada hari ke 4 - 5 demam. Lokasi kemerahan di daerah muka, badan, tangan, dan kaki. Gambar 1.5. Bercak kemarahan pada kaki dan telapak tangan5. Kejang dan penurunan kesadaran Kejang biasanya pada anak karena demam yang terlalu tinggi, jadi kemungkinan bukan secara langsung oleh penyakitnya. Kadang-kadang kejang disertai penurunan kesadaran. Pemeriksaan cairan spinal (cerebro spinal) tidak ditemukan kelainan biokimia atau jumlah sel.6. Manifestasi perdarahan Tidak ditemukan perdarahan pada saat awal perjalanan penyakit walaupun pernah dilaporkan di India terjadi perdarahan gusi pada 5 anak dari 70 anak yang diobservasi. 7. Gejala lain Gejala lain yang kadang-kadang dapat timbul adalah kolaps pembuluh darah kapiler dan pembesaran kelenjar getah bening (Kementerian Kesehatan RI 2012-Ditjen PP dan PL; Pedoman Pengendalian Demam Chikungunya, Edisi 2).

Berikut adalah perbedaan tanda dan gejala klinis demam chikungunya dengan demam dengueTabel 1 Manifestasi Utama yang membedakan Chikungunya dengan Dengue (WHO SEARO, 2009)Karakteristik yang membedakanDemam ChikungunyaDemam Dengue

Tanda dan Gejala klinis

Onset demamAkut Gradual

Lama demam1-2 hari5-7 hari

Ruam makulopulorSering Jarang

Timbul syok dan perdarahan masifTidak lazimlazim

Nyeri sendi Sering dan bisa lebih dari 1 bulanJarang dan berlangsung singkat

Parameter laboratorium

Leokopenia Sering Jarang

Trombositopenia Jarang Sering

Sumber: Kementerian Kesehatan RI 2012-Ditjen PP dan PL; Pedoman Pengendalian Demam Chikungunya, Edisi 2.F. Pengobatan dan Pencegahan Pengobatan yang diberikan meliputi:2. Pengobatan suportif3. Analgesik4. Infus bila perlu(Widoyono, 2008).Chikungunya merupakan self limiting disease, sampai saat ini penyakit ini belum ada obat ataupun vaksinnya, pengobatan hanya bersifat simtomatis dan suportif.1. Simtomatis Antipiretik: Parasetamol atau asetaminofen (untuk meredakan demam) Analgetik: Ibuprofen, naproxen dan obat Anti-inflamasi Non Steroid (AINS) lainnya (untuk meredakan nyeri persendian/athralgia/arthritis) Catatan: Aspirin (Asam Asetil Salisilat) tidak dianjurkan karena adanya resiko perdarahan pada sejumlah penderita dan resiko timbulnya Reyes syndrome pada anak-anak dibawah 12 tahun.2. Suportif Tirah baring (bedrest), batasi pergerakkan Minum banyak untuk mengganti kehilangan cairan tubuh akibat muntah, keringat dan lain-lain. Fisioterapi

3. Pencegahan penularan Penggunaan kelambu selama masa viremia {sejak timbul gejala (onset of illness) sampai 7 hari.Upaya pencegahan chikungunya hampir sama dengan pencegahan untuk penyakit DBD. Penting bagi masyarakat untuk melakukan gerakan pemberantasan saranf nyamuk secara rutin, menggunakan obat antinyamuk pada jam-jam saat nyamuk banyak menggigit, dan mengoleskan losion antinyamuk pada anak sekolah (Widoyono, 2008).Operasional Pengendalian Vektor:1. Pengabutan (fogging/ULV)Pelaksanan Petugas dinas kesehatan kabupaten/kota, puskesmas dan tenaga lain yang telah dilatih.

lokasi Meliputi seluruh wilayah terjangkit

Sasaran Rumah dan tempat-tempat umum

Insektisida Sesuai dengan dosis

Alat Mesin fog atau ULV

Cara Pengasapan/ULV dilaksanakan 2 siklus dengan interval satu minggu (petunjuk fogging terlampir)

2. Pemberantasan sarang nyamuk Pelaksanan Masyarakat di lingkungan masing-masing

lokasi Meliputi seluruh wilayah terjangkit dan wilayah sekitarnya dan merupakan satu kesatuan epidemiologis

Sasaran Semua tempat potensial bagi perindukkan nyamuk : tempat penampungan air,barang bekas ( botol , pecahan gelas,ban bekas, dll) lubang pohon/tiang pagar/pelepah pisang, tempat minum burung, alas pot, dispenser, tempat penampungan air di bawah kulkas, dibelakang kulkas dsb, di rumah/bangunan dan tempat umum.

Cara Melakukan kegiatan 3 M plus. (disesuaikan dengan lokal spesifik daerah terjangkit).

Contoh : Untuk daerah sulit air PSNnya tidak menguras, tetapi larvasidasi, ikanisasi, dll). Untuk daerah tandus tidak mengubur namun diamankan agar tidak menjadi tempat penampungan air. Untuk daerah mudah mendapatkan air menguras dengan sikat dan sabun PLUS: membakar obat nyamuk, menggunakan repelen, kelambu, menanam pohon sereh, zodia, lavender,geranium, pasang, obat nyamuk semprot, pasang kasa dll.

3. LarvasidasiPelaksanan Tenaga dari masyarakat dengan bimbingan petugas puskesmas/dinas kesehatan kabupaten/kota

Lokasi Meliputi seluruh wilayah terjangkit

Sasaran Tempat penampungan air (TPA) di rumah dan tempat- tempat umum

Insektisida Sesuai dengan dosis. Disesuaikan dengan sirkulasi pemakaian insektisida instruksi Dirjen PP dan PL

Cara : Larvasidasi dilaksanakan diseluruh wilayah KLB

Sumber: Kementerian Kesehatan RI 2012-Ditjen PP dan PL; Pedoman Pengendalian Demam Chikungunya, Edisi 2.G. Prognosis Penyakit ini bersifat self limiting disease, tidak pernah dilaporkan adanya kematian. Keluhan sendi mungkin berlangsung lama. Brighton meneliti pada 107 kasus infeksi Chikungunya, 87,9% sembuh sempurna, 3,7% mengalami kekakuan sendi atau mild discomfort, 2,8% mempunyai persistent residual joint stiffness, tapi tidak nyeri, dan 5,6% mempunyai keluhan sendi yang persistent, kaku dan sering mengalami efusi sendi (Kementerian Kesehatan RI 2012-Ditjen PP dan PL; Pedoman Pengendalian Demam Chikungunya, Edisi 2).H. Komplikasi Dalam literatur ilmiah belum pernah dilaporkan kematian, kasus neuroinvasif, atau kasus perdarahan yang berhubungan dengan infeksi virus Chikungunya. Pada kasus anak komplikasi dapat terjadi dalam bentuk : kolaps pembuluh darah, renjatan, Miokarditis, Ensefalopati dsb, tapi jarang ditemukan (Kementerian Kesehatan RI 2012-Ditjen PP dan PL; Pedoman Pengendalian Demam Chikungunya, Edisi 2).

1