Paper (Autosaved)

43
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggrek hitam (Coelogyne pandurata Lindl.) merupakan salah satu jenis anggrek alam yang berasal dari Kalimantan, bunganya berbau harum lembut dan lama mekar bunga sekitar 5-6 hari (Sastrapradja et al., 1976). Anggrek ini telah dipilih sebagai maskot Propinsi Kalimantan Timur. Anggrek hitam termasuk jenis anggrek yang banyak diminati oleh masyarakat sehingga keberada- annya di alam menjadi terancam akibat pengambilan yang berlebihan. Faktor-faktor seperti terjadinya perubahan atau rusaknya habitat tumbuh akibat penebangan dan konversi lahan merupakan ancaman terhadap kelestarian anggrek alam. Kegiatan pengeksploitasian anggrek dari alam yang dilakukan secara berlebihan dan terus menerus dapat mengakibatkan kepunahan bila tidak diimbangi dengan usaha konservasi. Teknik perbanyakan in vitro merupakan salah satu usaha konservasi untuk mencegah kepunahan jenis ini. Teknik tersebut dapat menyediakan tanaman-tanaman baru anggrek alam secara cepat dengan kualitas dan kuantitas yang baik. Usaha meningkatkan produksi anggrek hitam dengan teknik kultur in vitro secara kualitatif dan kuantitatif dapat dilakukan dengan memodifikasi media melalui penambahan persenyawaan organik komplek sehingga dapat mengoptimalkan pertumbuhan anggrek hitam tersebut.

Transcript of Paper (Autosaved)

Page 1: Paper (Autosaved)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anggrek hitam (Coelogyne pandurata Lindl.) merupakan salah satu jenis

anggrek alam yang berasal dari Kalimantan, bunganya berbau harum lembut dan

lama mekar bunga sekitar 5-6 hari (Sastrapradja et al., 1976). Anggrek ini telah

dipilih sebagai maskot Propinsi Kalimantan Timur. Anggrek hitam termasuk jenis

anggrek yang banyak diminati oleh masyarakat sehingga keberada-annya di alam

menjadi terancam akibat pengambilan yang berlebihan. Faktor-faktor seperti

terjadinya perubahan atau rusaknya habitat tumbuh akibat penebangan dan konversi

lahan merupakan ancaman terhadap kelestarian anggrek alam. Kegiatan

pengeksploitasian anggrek dari alam yang dilakukan secara berlebihan dan terus

menerus dapat mengakibatkan kepunahan bila tidak diimbangi dengan usaha

konservasi.

Teknik perbanyakan in vitro merupakan salah satu usaha konservasi untuk

mencegah kepunahan jenis ini. Teknik tersebut dapat menyediakan tanaman-

tanaman baru anggrek alam secara cepat dengan kualitas dan kuantitas yang baik.

Usaha meningkatkan produksi anggrek hitam dengan teknik kultur in vitro secara

kualitatif dan kuantitatif dapat dilakukan dengan memodifikasi media melalui

penambahan persenyawaan organik komplek sehingga dapat mengoptimalkan

pertumbuhan anggrek hitam tersebut. Menurut Tulecke et al. (1961) air kelapa

mangandung zat/bahan-bahan seperti unsur hara, vitamin, asam amino, asam nukleat

dan zat tumbuh seperti auksin dan asam giberelat yang berfungsi sebagai

penstimulasi proliferasi jaringan, memperlancar metabolisme dan respirasi.

Gunawan (1987) menyatakan bahwa ekstrak kentang dapat digunakan dalam kultur

anthera padi dengan konsentrasi 10-30% dan hasil terbaik dicapai pada konsentrasi

20%. Bubur pisang dalam kultur jaringan, menurut Hendaryono (2000) yang biasa

digunakan adalah sebanyak 150-200g/L. Hasil penelitian Arditti dan Ernts (1992)

menunjukkan bahwa buah pisang mengandung hormon tumbuh seperti auksin dan

giberelin. Ubi jalar merupakan sumber karbohidrat, protein serta mengandung

vitamin A, vitamin C dan unsur-unsur hara lainnya. Pada penelitian Hendaryono

(2000), ekstrak kedelai sebanyak 150g/L digunakan untuk meningkatkan

Page 2: Paper (Autosaved)

pertumbuhan kalus yang ditambah dengan kacang panjang atau kecambah jagung.

Kedelai mengandung vitamin A, vitamin B1, 18% lemak, dan 36-40% protein.

Penggunaan zat pengatur tumbuh NAA (naphthalene acetic acid) yang merupakan

salah satu jenis auksin sintetis, digunakan untuk meningkatkan rasio pertumbuhan

akar tanaman dalam kultur in vitro. Hal ini akan mendorong pembentukan akar-akar

baru pada selang konsentrasi tertentu.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah pengaruh pemberian Bahan Organik terhadap pertumbuhan

anggrek hitam (Coelogyne pandurata Lindl) dalm kultur in vitro?

2. Bagaimanakah pengaruh pemberian NAA terhadap pertumbuhan anggrek

hitam (Coelogyne pandurata Lindl) dalm kultur in vitro?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengaruh pemberian Bahan Organik terhadap pertumbuhan

anggrek hitam (Coelogyne pandurata Lindl) dalm kultur in vitro.

2. Mengetahui pengaruh pemberian NAA terhadap pertumbuhan anggrek

hitam (Coelogyne pandurata Lindl) dalm kultur in vitro.

Page 3: Paper (Autosaved)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi umum anggrek Coelogyne pandurata Lind.

Coelogyne pandurata Lindl. sejak Pekan Anggrek Nasional 1976

dikenal dengan nama Anggrek Hitam atau The Black Orchid, karena pada

lidahnya terdapat warna hitam. Sebagai anggrek alam Coelogyne

pandurata Lindl. banyak tersebar di Malaysia, Sumatra, Kalimantan dan di

Philipina di Mindanao, Luzon dan pulau Samar. Pada umumnya tumbuh

pada pohon tua, didekat pantai atau di daerah rawa dataran rendah yang

cukup panas. Coelogyne pandurata Lindl. termasuk famili Orchidaceae.

Genus dari Coelogyne memilik 29 spesies yang telah di ketahui,di

antaranya:

Coelogyne mayeriana

Coelogyne peltates,

Coelogyne asperata,

Coelogyne rumphii,

Coelogyne cinnamomea,

Coelogyne dayana

Coelogyne celebensis,

Coelogyne swaniana dan lain-lain. (Supardi, et. al., 1999) 

Anggrek hitam ini berbunga harum dan periode berbunganya bulan Mei-

Juli. Lingkungan tumbuhnya di sepanjang aliran sungai atau di tempat

lembab dengan cahaya remang-remang (Ira Puspa Kencana, 2007) 

Menurut Tjitroesoepomo (2000) & Suaria (2000), tumbuhan ini memiliki

taksonomi sebagai berikut ;

Kingdom Plantae (Tumbuhan)Subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)Super Divisi Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)Kelas Liliopsida (berkeping satu / monokotil)Sub Kelas LiliidaeOrdo Orchidales

Page 4: Paper (Autosaved)

Famili Orchidaceae (suku anggrek-anggrekan)Genus CoelogyneSpesies Coelogyne pandurata Lindl.

A. Morfologi Coelogyne pandurata Lindl. 

Gambar Coelogyne pandurata Lindl. 

Anggrek hitam ini termasuk anggrek epifit. Batangnya membentuk

umbi semu, berwarna hijau bundar panjang, pipih dengan panjang 12-

15cm dan lebar 5-7cm. Perkembangan batangnya merambat ke samping

(simpodial), daun berwarna hijau, terdiri dari 2 helai pada setiap umbi

semunya. (Kebun Raya Eka Bali). Bentuk daun lonjong berlipat-lipat,

panjang 40-50cm dan lebar 2-10cm. Bunga tersusun dalam rangkaian yang

berbentuk tandan, panjang 15-20cm, jumlah bunga dalam tandan 14

tandan atau lebih dengan garis tengah tiap bunga 10cm, daun mahkota

berbentuk lansep melancip, berwarna hijau muda, panjang 5-6cm dan lebr

2-3cm. Bibir menyerupai biola tengah-tengahnya terdapat satu alur

pnggirnya menggeriting berwarna hitam kelam. Buah berbentuk jorong,

panjang 7cm dan lebar 2-3cm bunga tidak banyak yang menjadi buah

(Sasrapradja et. al., 1976).

B. Habitat dan penyebaran 

Anggrek ini menyukai tempat teduh, umumnya tumbuh di dataran

rendah pada pohon-pohon tua dekat sungai-sungai di hutan basah

(Sastrapradja et.al., 1976). Menurut Charles dan Baker (1997) jenis ini

banyak tersebar di Malaysia, Sumatra, Kalimantan dan di Philipina. 

Coelogyne pandurata lindl, juga dapat di tumbuhkan dalam krat, tetapi

Page 5: Paper (Autosaved)

karena tumbuhnya yang berumpun, ia memerlukan krat yang cukup besar,

sebaiknya bulat panjang, untuk dapat mengakomodasi tanaman dengan

akar tinggalnya yang ekstensif, dan menjamin peredaran udara dengan

baik. Dalam pot ia memerlukan medium yang kasar dengan kereweng-

kreweng pembuangan air di bawahnya. kulit kayu (asem pinus) rupa-

rupamya dapat memenuhi tuntutannya dengan baik kemudian setelah ia di

beri suasana yang teduh, tak lagi memerlukan pemeliharaan yang lebih

dari biasa maksudnya penyiraman biasa, pemupukan dapat di lakukan

melalui akar maupun daun (tampaknya cocok dengan Fish Emulsion),

pencegahan dan pemberantasan hama serta penyakit. 

C. Perbanyakan 

Tanaman ini dapat di perbanyak secara generatif dan vegetatif,

perkembang biakan generatif suatu tanaman merupakan

perkembangbiakan seksual (dengan melibatkan proses perkawinan)

sehingga tanaman yang di hasilkan tidak menyerupai atau tidak sama

dengan sifat induknya (Hendaryono, 2000). Menurut Ira Puspita dalam

bukunya cara cepat membungakan anggrek mengatakan bahwa satu-

satunya perbanyakan anggrek secara generatif adalah melalui biji atau

hibridisasi (proses perbanyakan dengan menggunakan tabur biji). 

Kesulitan dalam menumbuhkan biji anggrek secara alami yaitu embrio

dalam biji anggrek yakni tidak mempunyai endosperm dan kadang-kadang

kosong sehingga perkecambahannya di alam sangat sulit kecuali dengan

bantuan jamur. Di dalam biji anggrek dapat tumbuh bila bersimbiosis

dengan jamur mikorisa spesies Rhizoctonia, anggrek dapat memperoleh

nutrisi yang di butuhkan untuk tumbuh.dengan demikian

perkecambahannya dapat terjadi jika biji anggrek jatuh di suatu tempat

yang terdapat mikoriza dan lingkungan tumbuh yang sesuai. Namun

tingkat keberhasilan perkecambahan secara alami sangat kecil.

(Thompson, 1980)

Menurut Gunawan (2001), untuk meningkatkan perkecambahan

anggrek, dahului orang mengecambahkan biji di sekitar akar pohon induk

Page 6: Paper (Autosaved)

di mana terdapat mikoriza yang di butuhkan biji anggrek untuk

berkecambah. Tahun 1980 L. Knudson menemukan metode

perkecambahan secara asimbiotik yantg dapat meningkatkan keberhasilan

perkecambahan dengan metode ini biji anggrek dapat di tumbuhkan secara

aseptik atau penanaman biji pada media agar-agar steril dengan tambahan

unsur hara lainnya.

Anggrek hitam ini termasuk jenis anggrek yang pola

pertumbuhannya simpodial yaitu anggrek dengan pertumbuhan ujung

batang terbatas. Batangnya akan tumbuh terus setelah mencapai batas

maksimun,pertumbuhan batang akan terhenti, pertumbuhan baru ini akan

dilanjutkan oleh anakan baru yang tumbuh di sampingnya. Pada anggrek

simpodial terdapat suatu penghubung yang di sebut rhizoke/batang di

bawah tanah. Pertumbuhan tunas baru akan keluar dari rhizome ini.

Anggrek hitam memilki pseudobulb yang tumbuh antara rhizome jika

sudah mempunyai enam bulb atau lebih (Soeryowionoto ,2000)

2.2 Kultur In Vitro Anggrek 

Teknik kultur in-vitro adalah salah satu cara untuk memperbanyak

tanaman anggrek secara cepat. Kultur in-vitro pertama kali di coba oleh

Haberlandt pada tahun 1902, karena adanya sifat tanaman yang di sebut

totipotensi yang di cetuskan oleh dua orang sarjana Jerman Schwann dan

Schleiden pada tahun 1832 (Hartman dan Kester ,1968). Metode kultur in-

vitro ialah metode menumbuhkan jaringan-jaringan vegetatif (seperti

akar,daun, batang dan tunas), dan (jaringan-jaringan generatif seperti ovule,

embrio dan biji) pada media buatan berupa cairan atau padat secara aseptic

(bebas mikroorganisme). (Anonim,1997) 

Hasil perkembangan teknik in-vitro telah di rasakan manfaatnya.

Sagawa (1976) dalam Anonim (1997) mengemukakan beberapa keuntungan

yang di preoleh dari penggunaan metode tersebut antara lain perbanyakan

vegetatif dan generatif yang cepat dan efisien, mempermudah seleksi mutan,

meghindari sterilitas yang menghambat program hibridisasi, produksi

tanaman bebas patoghen dan sebagai pelestarian plasma nutfah. 

Page 7: Paper (Autosaved)

Dalam prakteknya terdapat 2 cara perbanyakan anggrek secara in-vitro

tegantung pada bahan tanaman dan media yang di gunakan antara lain:

Metode generatif (biji), metode ini di lakukan untuk mendapatkan tanaman

dengan bentuk dan warna bunga yang baru perlu di lakukan persilangan-

persilangan di antara varietas-varietas yang sudah ada. Selanjutnya buah atau

biji yang diperoleh disemaikan dengan teknik kultur biji. Sedangkan metode

vegetatif di lakukan untuk mendapatkan persediaan bibit secara cepat dan

besar-besaran yaitu dengan menggunakan metode kultur mata tunas.

A. Media kultur 

Media yang di gunakan merupakan faktor yang mendukung

keberhasilan dalam kultur. Media yang di gunakan dapat berbentuk padat,

semi padat, dan cair. Proses pengakaran lebih baik di lakukan dalam media

padat sampai terbentuk tanaman lengkap (Wattimena et al.,1992)

pembentukan bagian tanaman (morfogenesis) langsung maupun tidak

langsung tergantung pada jenis dan konsentrasi yang tepat dari senyawa

organik, an organik dan zat pengatur tumbuh dalam suatu media kultur.

Media kultur in-vitro anggek terdiri dari unsur hara makro dan unsur hara

mikro, zat pengatiur tumbuh, asam amino ,vitamin, gula ,air dan tambahan

bahan organik seperti pisang, ubi, kentang dll (Mursidawati, dkk, 2008).

Zat gula yang di gunakan sebagai sumber energi yakni sukrosa, fruktosa

atau glukosa, Vitamin yang di butuhkan untuk perkembangan anggrek

antara lain tiamin, pirodiksin, asam nikotin dan asam askorbat

(Withner,1959).

Terdapat berbagai macam media yang di gunakan dalam kultur in-

vitro, jenis-jenis media ini di namakan sesuai dengan nama orang yang

menemukannya sepertei La Garde, Burgeff, Knudson, Quednow, Wagner

dan Vacint and Went, yang sekarang banyak di gunakan dalam

perbanyakan anggrek adalah media Vacin & Went dan media Knudson C.

media Knudson”s C terbukti baik untuk perkembangan eksplan. (Withner,

1959)

Komposisi media Vacint dan Went

Page 8: Paper (Autosaved)

No Unsur mg/literMakro1 KNO3 5252 (NH4)2SO4 5003 MgSO4 1224 Ca3(PO4)2 2005 KH2PO4 250Mikro6 Fe2(C4H4O6)3 23.137 MnSO4.H2O 5.68

Pada tahun 1922, Knudson berhasil di dalam penelitiannya dengan

menggunakan anggrek tipe epifit, medianya berhasil membuat

perkembangan eksplan lebih kuat. Hal ini mungkin di karenakan oleh

kedua komponen nitrogen yang di gunkan Knudson’s yaitu nitrat

nammonium nitrogen. Percobaan Knudson’s dan lainnya menunjukan

bahwa eksplan dapat mensuplai kebutuhan vitamin mereka dari media

bernutrisi (Withner, 1959).

Menurut Widiastoety (2001), dalam media kultur untuk memperoleh

pertumbuhan kultur yang optimal, bahan-bahan lain yang umum di

tambahkan dalam media dasar yaitu persenyawaan anorganik kompleks

(air kelapa, ekstrak kentang, pisang ,tomat ,ekstrak ragi, dll) penambahan

bahan-bahan lain dan senyawa-senyawa lain yang memiliki kandungan

karbohidrat tinggi sebagai sumber gula di samping mengandung vitamin,

zat pengatur tumbuh dan asam amino yang dapat meningkatkan

pertumbuhan dan diferensiasi sel dalam tumbuhan.

Kebutuhan media untuk setiap fase bisa bervariasi bagi setiap jenis

anggrek. Setiap jenis media mengandung komposisi zat tertentu yang di

maksudkan untuk merangsang pertumbuhan fase tertentu biasanya yang

membedakannya adalah komposisi bahan organiknya dan zat pengatur

tumbuh sedangkan media dasar/stoknya sama. Fase pertumbuhan di mulai

dari fase perkecambahan biji yang menggunakan media semai, lalu fase

pertumbuhan akar dan daun menggunakan media transplant 1, kemudian

Page 9: Paper (Autosaved)

fase pembesaran akar dan daun sampai siap aklimatisasi menggunakan

media transplant 11 (Mursidawati,dkk, 2008)

B. Kandungan dan manfaat Persenyawaan Organik 

Di dalam pembuatan media anggrek, seringkali di modifikasi dengan

penambahan-penambahan bahan organic, penambahan bahan organic ini

banyak membawa pengaruh baik bagi pertumbuhan eksplan biji anggrek

yang di semai maupun yang di sub kultur, ini di sebabkan karena bahan-

bahan organic tersebut mengandung suatu senyawa-senyawa yang

kompleks, dari literatur yang sempat penulis dapatkan adalah sebagai

berikut:

a. Air kelapa 

Air kelapa merupakan endosperm atau cadangan makanan dalam

bentuk cair yang mengandung unsur hara, vitamin dan zat tumbuh,

sehingga dapat menstimulir perkecambahan dan pertumbuhan

(Widiastoety,2001). Penggunaan air kelapa pertama kali di laporkan

oleh Van Overbeek pada tahun 1941 dalam kultur embrio Datunia

stramonium. 

Gunawan (1987), melaporkan bahwa dalam air kelapa terkandung

pula zeatin yang di ketahui termasuk dalam kelompok sitokinin.

Sitokinin mempunyai kemampuan mendorong terjadinya pembelahan

sel dan diferensiasi jaringan tertentu dalam pembentukan tunas pucuk

dan pertumbuhan akar (Gambog & Shyluk, 1981) 

Menurut Tulecke et.al.(1961) dalam Widiastoety (2001) air

kelapa mengandung zat-zat atau bahan-bahan seperti unsure hara,

vitamin, asam-asam amino, asam nukleat dan zat tumbuh seperti auksin

dan asam giberelat yang berfungsi sebagai penstimulir dalam proliferasi

jaringan, memperlancar metabolisme dan respirasi.

Table 1 : Komposisi nutrisi dalam air kelapa

No Komposis Jumlah

1.2.3.

Asam folateAsam nikotinatAsam pantotenat

0,03 mg/l0,04 mg/l l0,52 mg/l

Page 10: Paper (Autosaved)

4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.16.17.18.19.20.21.

BiotinPiridoksinRibovlafinTiaminAsam gibrelatAuksin1,3 difenilureaM-inositolSilo inositolSorbitolClCuFeKMgNaP S

0,02 mg/lSangat sedikit0,01 mg/lSangat sedikitSangat sedikitSangat sedikit5,800 mg/l0,01 m/l0,05 mg/l15 mg/l183 mg/100mg0,040 mg/100gr0,1 mg/100 g 312 mg/100g30 mg/100g105 mg/100g37 mg/100g15 mg/100g

b. Kentang 

Kentang termasuk di dalam famili Solanaceae. Umbi kentang berasal

dari akar yang berubah bentuk dan fungsinya menjadi umbi, dalam

Gunawan (1987) ekstrak kentang di gunakan dalam kultur anther padi.

ekstrak kentang yang biasa di gunakan 10-30 % dengan hasil terbaik 20%.

Table 2: kandungan nutrisi dalam 100gram kentang

No Komposisi Jumlah

123456789101112

AirProteinLemakKarbohidratKalsiumPhosporBesiVitamin B1Vitamin B2Vitamin B3NiacinAsam Ascorbit

77,8gr20gr0,1gr19,1gr11 mg56 mg0,7 mg0,09 mg0,03 mg16gr1,40gr3 mg

c. Pisang 

Page 11: Paper (Autosaved)

Pisang termasuk dalam famili Musaceae, terdiri dari berbagai

varietas sehingga warna, bentuk dan ukurannya pun berlainan. Jenis pisang

yang umumnya di gunakan untuk kultur jaringan yaitu jenis pisang ambon.

Bubur pisang yang biasa di gunakan berkisar 150-200g/l (Hendaryono,

2000) 

Menurut Arditti & Ernest (1992) buah pisang mengandung hormon

tumbuh seperti auksin dan gibbrelin. Menurut Wills et.al., (1981) dalam

Widiastoety (2001) buah pisang mengandung kadar gula yang cukup

tinggi di bandingkan buah-buahan lain yaitu mengandung 6gram glukosa,

4gram fruktosa dan 7gram Sukrosa untuk setiap 100gram pisang. 

Table 3: Komposisi Nutrisi Pisang Ambon Setiap 100gr

No Komposisi Jumlah

1234567891011

AirProteinLemakKarbohidratMineralKalsiumPhosphorBesiActin RetinolTiaminAsam Ascorbat

72gr0,2gr0,2gr25,8gr0,8gr8gr28gr0,5gr44 mg0,08gr3mg

d. Ubi jalar 

Ubi jalar temasuk famili Convolvulaceae. Ubi jalar adalah salah satu

bahan pangan dan merupakan tanaman palawija penghasil atau sebagai

sumber karbohidrat, ubi jalar juga mempuyai kadar vitamin A dan C.

Kadar vitamin A pada ubi jalar merupakan salah satu indikator warna

daging (Santoso et. Al., 1994 dalam Widyastoety, 2001)

Menurut Soetyono et.al., (1996) dalam widiastoety (2001) tekstur

ubi jalar yang keras karena banyak mengandung pati dan ada yang lunak

karena banyak mengandung gula dan air. Umbi yang cerah cenderung

lebih baik kadar patinya. 

Table 4: Komposisi nutrisi ubi jalar setiap 100gr

Page 12: Paper (Autosaved)

No Komposis Jumlah12345678910111213

AirProteinLemakKarbohidratSeratKalsiumPhospohorBesiKaloriTiaminNiacinVitamin AVitamin C

65,51,1gr0,34gr31,6gr0,4gr55gr51gr0,7gr135 kal0,10 mg0,60 mg90 (IU)35 (IU)

e. Kedelai 

Kedelai merupakan sumber makanan termurah di Indonesia yang

dapat di jangkau oleh daya beli masyarakat (Anonim, 1981). Kedelai salah

satu tanaman penting bagi sumber protein, lemak, dan mineral. Kedelai

mengandung kurang lebih 18 % lemak dan 36–40% protein. Protein kedelai

mempunyai kualitas yang tinggi karena distribusi asam aminonya sangat

mendekati protein hewani (Bernhardt, 1976 dalam Gunawan, 2001).

Tingginya kandungan protein di harapkan sangat baik untuk pertumbuhan

tanaman hasil kultur in-vitro. Menurut Hendaryono (2000) ekstak kedelai

yang di gunakan 150g/l, biasanya untuk meningkatkan pertumbuhan kalus

di campur dengan kacang panjang atau kecambah jagung.

Table 5: Kandungan Nutrisi Kedelai dalam 100gram

No Bahan organik Jumlah123456789

ProteinLemakCaPFeVitamin AVitamin BAirKarbohidrat

30,2gr15,6gr196 mg506 mg6,9 mg95 (SI)0,93 mg2030,1gr

Sumber: Hendaryono (2000)

C. Zat Pengatur Tumbuh

Page 13: Paper (Autosaved)

Zat pengatur tumbuh adalah persenyawaan organik selain dari

nutrien yang dalam jumlah sedikit (1m) dapat merangsang, menghambat,

atau mengubah pola pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dalam

kultur jaringan, dua golongan ZPT ang sangat penting adalah auksin dan

sitokinin. ZPT ini mempengaruhi pertumbuhan morfologis dalam kultur

sel, jaringan dan organ (Gunawan, 1987 dalam Sumaryati, 2005). George

dan sherringto (1984), menyatakan bahwa inisiasi tunas dan akar diatur

oleh interaksi auksin dan sitokinin yang diberikan ke dalam media.

Demikian juga interaksi masing-masing auksin atau sitokinin eksogen

dengan auksin dan sitokinin endogen yang dikandung oleh eksplan.

Auksin secara umum menyebabkan perpanjangan sel, pembesaran sel,

pembentukan kalus dan pembentukan akar (Pierek, 1987) serta mendorong

pertumbuhan pucuk (Wattimena, 1988). Sitokini dalam budidaya jaringan

terbukti dapat memacu diferensiasi tunas.

Beberapa auksin dihasilkan secara alami oleh tumbuhan, misalnya

IAA (Indo-leacetic Acid), PAA (Phenylacetic Acid) dan IBA (Indolebutric

Acid). Auksin juga sudah diproduksi secara sintetic, seperti NAA

(Napthalene Acetic Acid) 2,4D dan MCPA (2-Methyl-4

Chlorophenoxyacetic Acid).

Dalam penelitian ini hormon yang digunakan adalah hormon NAA.

NAA adalah zat pengatur tumbuh sintetik yang mampu mengatur berbagai

proses pertumbuhan dan pemanjangan sel (George dan Sherrington, 1984).

NAA merupakan auksin kuat yang dibituhkan dalam konsentrasi rendah,

memiliki stabilitas kimia besar dab monilitas rendah, sehingga merugikan

bila kebutuhan belum diketahui untuk tanaman (Hartman & Kester., 1984).

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan anggrek 

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan kultur in-vitro

tanaman anggrek meliputi cahaya, Suhu, PH, media dan oksigen. Cahaya

sangat penting untuk pertumbuhan eksplan. Peranan cahaya terhadap

pertumbuhan eksplan di tentukan oleh intensitas cahaya, kualitas cahaya,

Page 14: Paper (Autosaved)

dan lamanya penyinaran. menurut murashige (1974) di dalam pengerjaan

kultur in-vitro di perlukan 3 fese intensitas cahaya: 

Fase I : saat pengerjaan kultur di mulai , intensitas cahaya yang di

perlukan betrkisar antara 1000-3000 lux

Fase 11 dan III : saat berlangsungnya proses perbanyakan tanaman,

intensitas cahaya yang di perlukan berkisar antara 3000-10.000 lux 

Menurut Murashige (1977) untuk pembentukan tunas dan akar

memerlukan lama penyinaran optimum 16 jam/hari suhu yang di perlukan

untuk pertumbuhan jaringan berkisar antara 20-26 °C, penggunaan suhu

yang rendah dapat mengurangi aktifitas enzim, terutama peroksidase dan

oksidase yang bertindak sebagai katalisator dalam proses oksidasi senyawa

fenol dan senyawa organik lainnya, sehingga keracunan oleh eksudat

toksik dapat tertekan. Namun bila luka jaringan telah sembuh, maka

pemakaian suhu tinggi akan lebih menguntungkan karena pada suhu

tersebut aktifitas metabolisme sel akan lebih tinggi. 

Pada umumnya pH yang di gunakan untuk potongan jaringan anggrek

berkisar antara 4,8-5,2, untuk media cair kecepatan putar alat penggojok

(shaker) sangat bervariasi yaitu 90-100 rpm.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan anggrek di

lapangan: 

a. Sinar matahari 

Menurut Gunadi (1977) berkaitan dengan tuntunan kebutuhan anggrek

terhadap intensitas sinar matahari, maka sinar matahari dapat di

bedakan menjadi :

Sinar kuat, yaitu sinar matahari penuh atau 100 % tanpa peneduh di

daerah tropis.

Agak teduh, yaitu sinar kira-kira antara 50-100% terdapat peneduh

seperti di bawah dedaunan pohon yang menyerupai tirai tipis,

misalnya pohon asam, pinus, dan flamboyan.

Setengah teduh, yaitu anggrek yang menerima 50% sinar matahari

siang, hal ini terjadi dengan pergantian–pergantian secara cepat

Page 15: Paper (Autosaved)

antara sinar matahari langsung dengan peneduh total kerena

bayangan daun-daun pohon penunjang di bawah matahari yang

beredar.

Teduh sekali, yaitu kondisi di mana sinar matahari langsung tak

perna di terima oleh tanaman dan intensitas cahaya di terima kurang

dari 5 % .

Energi matahari sebagai energi kinetik di butuhkan untuk tumbuhan

dalam proses fotosintesis dan proses-proses lainnya untuk pembentukan

gula, pati, protein, lemak dan lain-lain (Iswanto, 2002).

b. Kelembaban 

Iswanto (2002) menyatakan bahwa kelembapan nisbi yang di butuhkan

anggrek berkisar antara 60-80%. Kelembapan yang tinggi ini berfungsi

untuk menghindari respirasi atau penguapan yang berlebihan. Akan

tetapi kelembapan yang selalu tinggi dapat mengakibatkan kebusukan

akar, karena itu kelembapan yang optimal perlu di jaga, salah satunya

yaitu dengan teknik penyiraman yang tepat. Kelembapan rumah kaca

pada rumah anggrek Kebun Raya Bogor di waktu pagi tempat yang

teduh sekitar 86% dan pada yang terkena sianar matahari langsung

sebesar 85%, sedangkan di waktu siang pada tempat yang teduh sebesar

72% dan pada tempat yang terkena sinar matahari langsung sebesar

60% 

c. Temperatur 

Suhu udara sekitar tempat penanaman anggrek berhubungan erat

dengan ketinggian tempat dan cahaya matahari. Ketinggian tempat (dari

permukaan laut) sangat berpengaruh, semakin tinggi tempat semakin

rendah suhu udaranya, tempat yang terbuka atau tidak memperoleh

naungan, memiliki suhu tinggi dari pada tempat yang teduh atau tidak

terkena matahari langsung (Iswanbto, 2002).

Tabel 6: Temperatur Optimum Bagi Pertumbuhan Anggrek Sesuai

dengan Ketinggian Habitat.

Page 16: Paper (Autosaved)

Tipe AnggrekKetinggian

(m,dpl)Temperatur Optimum (oC)

Siang MalamAnggrek panasAnggrek sedangAnggrek dingin

0-650650-1500

=1500

26-3021-2615-21

21-2615-219-15

Sumber : Gunadi (1977)

E. Aklimatisasi

Aklimatisasi adalah Hasil akhir dari perbanyakan tanaman secara

kultur jaringan atau in-vitro yaitu berupa planlet. Planlet dapat di artikan

sebagai tanaman kecil yang mempunyai pucuk pada bagian ujung dan akar

pada bagian pangkal. Sebelum ditanam dilapangan planlet harus melalui

masa kalimatisasi terlebih dahulu yaitu masa adaptasi tanaman hasil

perbanyakan secara in-vitro yang semula kondisinya terkendali kemudian

berubah pada lingkungan lapangan yang kondisinya tidak terkendali lagi.

Di samping itu tanaman juga harus mengubah pola hidupnya dari tanaman

heterotrof ke tanaman autotrof. 

Sebelum ditanam planlet sebaiknya diseleksi dulu berdasarkan

kelengkapan organ, warna dan ukuran. Planlet yang baik adalah yang

organnya lengkap, mempunyai pucuk dan akar, warna pucuknya hijau

mantap dan pertumbuhannya kekar (Tim Biotrain, 2001). 

Menurut Widiastoety dan Santi (1977), media tumbuh yang baik

harus memenuhi persyaratan yaitu tidak lekas melapuk, tidak menjadi

sumber penyakit, mempunyai aerase baik, mampu mengikat air dan zat-zat

hara secara baik, mudah di dapat dalam jumlah yang diinginkan dan relatif

murah harganya. Media tumbuh yang sering digunakan antara lain moss,

pakis, serutan kayu, potongan kayu, serabut kelapa, arang dan kulit pinus.

Page 17: Paper (Autosaved)

BAB III

Hasil

Tabel 1. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh jenis media organik dan konsentrasi NAA terhadap tinggi eksplan, jumlah daun, jumlah tunas baru, jumlah akar dan panjang akar semai anggrek hitam 20 minggu setelah tanam (MST)

PerlakuanTinggi eksplan

Jumlah daun

Jumlah tunas baru

Jumlah akar

Panjang akar

Media organik (A) 0,0003 ** 0,0013** 0,0700 tn 0,0001** 0,0001**NAA (B) 0,0001 ** 0,0001** 0,1288 tn 0,0001** 0,0001**Interaksi (AB) 0,0001 ** 0,0315 * 0,0003 ** 0,0004** 0,0001**

Keterangan: ** = berpengaruh sangat nyata terhadap selang kepercayaan 95%; * = berpengaruh nyata terhadap selang kepercayaan 95%; tn = berpengaruh tidak nyata terhadap selang kepercayaan 95%

Tabel 2. Interaksi jenis bahan organik dan konsentrasi NAA terhadap panjang akar anggrek hitam

NAA(ppm)

Jenis media organikTanpa bahan organik (1)

Air kelapa 250 ml/L (2)

Pisang ambon 150g/L (3)

Kentang 200g/L (4)

Ubi jalar 150 g/L (5)

Kedelai150 g/L(6)

0 4,75 b 2,56 cd 2,67 c 1,34 ef 5,95 a # 0,88 fg 5 2,24 d 1,79 e 1,79 e 1,44 ef 3,56 bc 0,53 g 10 2,28 d 1,25 ef 1,45 ef 0,91 f 1,92 de 0,18 h 15 1,54 ef 1,47 ef 0,00 i 0,36 g 1,50 ef 0,00 i 20 1,14 ef 0,24 h 1,65 ef 0,25 g 0,49 g 0,00 i Linear tn tn * tn tn tn Kuadratik * * * * tn * Kubik * * * * * - Kwartik * * * * * -

Keterangan: # Angka dalam kelompok pada kolom yang sama diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Duncan pada tingkat kepercayaan 5%, * Nyata pada taraf α=0,05, Persamaan polinom: 1. Y = 4,57 – 1,1264X + 0,1886X2 – 0,0127X3 + 0,00028X4 2. Y = 2,56 – 0,0045X – 0,0563X2 + 0,0062X3 – 0,0002X4 3. Y = 2,67 – 0,633X + 0,1512X2 – 0,0139X3 + 0,0004X4

4. Y = 1,34 + 0,0583X – 0,0032X2 – 0,0012X3 + 0,00005X4 5. Y = 5,95 – 0,4077X – 0,0362X2 + 0,0052X3 – 0,00015X4 6. Y = 0,88 – 0,07X

Page 18: Paper (Autosaved)

Tabel 3. Interaksi jenis bahan organik dan konsentrasi NAA terhadap jumlah akar anggrek hitam

NAA(ppm)

Jenis media organik

Tanpa bahan organik (1)

Air kelapa 250 ml/L (2)

Pisang ambon 150g/L (3)

Kentang 200 g/L (4)

Ubi jalar 150 g/L (5)

Kedelai150 g/L(6)

0 8,10 de 9,30 cd 3,70 bc 4,40 f 15,30 b # 2,40 g 5 5,20 ef 8,40 d 10,60 c 6,70 e 19,60 a 1,90 g 10 5,10 ef 4,10 f 6,70 e 5,13 ef 18,30 ab 0,90 i 15 4,60 f 5,30 ef 0,00 j 1,63 h 11,40 c 0,00 j 20 2,00 g 0,63 i 9,50 cd 1,50 i 2,40 g 0,00 j Linear tn tn * * tn tn Kuadratik * * * * tn *

Kubik * * * * * - Kwartik * * * * * -

Keterangan: # Angka dalam kelompok pada kolom yang sama diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Duncan pada tingkat kepercayaan 5%, * Nyata pada taraf α=0,05 Persamaan polinom: 1. Y = 8,1 – 1,1483X + 0,1475X2 – 0,0073X3 + 0,0001X4 2. Y = 9,3 + 1,7671X – 0,6177X2 + 0,0524X3 – 0,0014X4 3. Y = 13,7 – 1,7233X + 0,406 X2 – 0,0447X3 + 0,0014X4

4. Y = 4,4 + 0,81X - 0,0551X2 – 0,0041X3 + 0,00022X4

5. Y = 15,3 + 1,245X – 0,0478X2 – 0,007X3 + 0,00023X4

6. Y = 2,4 – 0,05X – 0,01X2

Tabel 4. Interaksi jenis bahan organik dan konsentrasi NAA terhadap tinggi plantlet anggrek hitam

NAA(ppm)

Jenis media organik

Tanpa bahan organik(1)

Air kelapa250 ml/L (2)

Pisang ambon 150g/L (3)

Kentang 200 g/L (4)

Ubi jalar 150 g/L (5)

Kedelai150 g/L(6)

0 5,72a 5,71a 4,84bc 5,33b # 5,43ab 4,02cd 5 5,43ab 5,27b 2,46ef 4,88bc 5,20b 3,21e 10 3,62d 3,55d 4,17c 4,73bc 4,39bc 1,91g 15 3,80cd 4,48bc 1,35h 3,45de 3,44de 0,00i 20 1,36h 1,78g 4,75bc 2,20f 2,43ef 0,00i Linear tn tn * tn tn tn Kuadratik * * tn * * * Kubik * * * * * - Kwartik * tn tn * * -

Page 19: Paper (Autosaved)

Keterangan: # Angka dalam kelompok pada kolom yang sama diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Duncan pada tingkat kepercayaan 5%, * Nyata pada taraf α=0,05, Persamaan polinom: 1. Y = 5,72 + 0,71X – 0,2419X2 + 0,0203X3 – 0,0005X4 2. Y = 5,8544 – 0,3961X + 0,0402X2 – 0,0015X3 3. Y = 4,7098 – 0,5956X + 0,0606 X2 – 0,016X3 4. Y = 5,33 – 0,3493X + 0,0835X2 – 0,0072X3 + 0,0002X4 5. Y = 5,43 + 0,0604X – 0,0274X2 + 0,0013X3 – 0,000025X4 6. Y = 4,02 – 0,1611X – 0,005X2

Tabel 5. Interaksi jenis bahan organik dan konsentrasi NAA terhadap jumlah daun anggrek hitam

NAA(ppm)

Jenis media organik

Tanpa bahan organik(1)

Air kelapa250 ml/L (2)

Pisang ambon 150g/L (3)

Kentang 200 g/L (4)

Ubi jalar 150 g/L (5)

Kedelai150 g/L(6)

0 5,90b 4,40cd 4,80cd 6,40ab # 5,10c 2,10f 5 6,50a 3,30de 2,10f 5,50bc 5,50bc 3,60d 10 3,70d 3,80d 2,50f 6,38ab 3,00e 3,70d 15 2,40f 3,30de 0,00i 4,13cd 2,90ef 0,00i 20 1,50g 1,88fg 4,50cd 0,50h 2,20f 0,00i Linear tn tn * tn tn tn Kuadratik * * tn * * * Kubik * * * * * - Kwartik * * * * * -

Keterangan: # Angka dalam kelompok pada kolom yang sama diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Duncan pada tingkat kepercayaan 5%, * Nyata pada taraf α=0,05 Persamaan polinom: 1. Y = 5,9 + 1,0867X – 0,276X2 + 0,0185X3 – 0,0004X4 2. Y = 4,4 – 0,6871X + 0,133X2 – 0,0088X3 + 0,0002X4 3. Y = 4,8 – 2,045X + 0,4735X2 – 0,0398X3 + 0,0011X4 4. Y = 6,4 – 1,0167X + 0,2554X2 – 0,0198X3 + 0,0004X4

5. Y = 5,1 + 1,1383X – 0,3162X2 + 0,0237X3 – 0,0006X4 6. Y = 2,1 + 0,44X – 0,028X2

Page 20: Paper (Autosaved)

Tabel 6. Interaksi jenis bahan organik dan konsentrasi NAA terhadap jumlah tunas anggrek hitam

NAA(ppm)

Jenis media organikTanpa bahan organik(1)

Air kelapa250 ml/L (2)

Pisang ambon 150g/L (3)

Kentang 200 g/L (4)

Ubi jalar 150 g/L (5)

Kedelai150 g/L(6)

0 2,30cd 3,50cd 4,80bc # 3,60cd 3,30cd 3,20d 5 1,60d 4,20c 4,00c 5,10b 4,40c 1,90cd 10 2,80cd 3,80cd 2,30cd 3,50cd 4,70c 1,30de 15 3,00cd 2,90cd 0,50e 1,63d 2,70cd 0,00f 20 5,25b 2,63cd 11,00a 2,50cd 1,50d 0,00f Linear * * * * * tn Kuadratik * * tn * * * Kubik * * tn * * - Kwartik * * * * * -

Keterangan: # Angka dalam kelompok pada kolom yang sama diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan Uji Duncan pada tingkat kepercayaan 5%, * Nyata pada taraf α=0,05 Persamaan polinom: 1. Y = 2,3 – 0,8208X + 0,2051X2 – 0,0158X3 + 0,0004X4 2. Y = 3,5 + 0,2638X – 0,0244X2 – 0,0003X3 + 0,00004X4 3. Y = 4,8 – 0,5967X + 0,1786X2 – 0,0221X3 + 0,0008X4 4. Y = 3,6 + 0,7883X – 0,1148X2 + 0,0034X3 + 0,00001X4

5. Y = 3,3 – 0,03X + 0,0983X2 – 0,0112X3 + 0,0003X4 6. Y = 3,2 – 0,33X + 0,014X2

Page 21: Paper (Autosaved)

BAB IV

PEMBAHASAN

Pertumbuhan merupakan suatu proses dalam kehidupan tanaman. Dari proses

tersebut akan terjadi perubahan ukuran yaitu tanaman akan tumbuh semakin besar

dan akan berkorelasi positif dalam menentukan hasil tanaman. Pertambahan

ukuran tersebut secara keseluruhan dikendalikan oleh sifat genetik disamping

faktor-faktor lainnya seperti lingkungan. Penambahan media VW dengan

persenyawaan organik komplek dan zat pengatur tumbuh NAA serta interaksinya

memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap parameter-parameter

pertumbuhan. Parameter pertumbuhan tersebut meliputi pembentukan akar, baik

panjang akar dan jumlah akar serta pertumbuhan eksplan yaitu tinggi eksplan,

jumlah daun dan jumlah tunas baru. Hasil analisis sidik ragam dari faktor-faktor

yang diteliti terhadap keseluruhan parameter yang diamati disajikan dalam Tabel

1.

A. Panjang akar

Interaksi antara media VW dengan penambahan perse-nyawaan organik

dan NAA berdasarkan hasil uji Duncan menunjukkan bahwa rata-rata panjang

akar tertinggi dicapai pada media VW dengan perlakuan penambahan ekstrak

ubi jalar 150 g/L tanpa NAA (Tabel 2). Pada beberapa perlakuan,

peningkatan konsentrasi NAA menyebabkan terhambatnya pemanjangan

akar. Hal ini sesuai dengan pendapat Salisbury dan Ross (1995) bahwa

konsentrasi zat pengatur tumbuh yang terlalu tinggi untuk suatu jenis tanaman

tertentu akan mendorong sintesis etilen yang kemudian menghambat

pemanjangan akar. Pada percobaan ini pemberian ubi jalar tanpa penambahan

NAA memberikan hasil yang terbaik untuk parameter panjang akar. Hal ini

diduga karena ubi jalar mengandung beberapa macam vitamin seperti vitamin

B, niacin, vitamin A, riboflavin, dan terutama kandungan tiamin sebanyak

0,1mg/100g. Tiamin termasuk vitamin B1 yang berfungsi untuk mempercepat

pembelahan sel pada meristem akar. Ubi jalar mengandung unsur kalsium

Page 22: Paper (Autosaved)

(Ca) sebanyak 55mg/100g. Menurut Salisbury dan Ross (1995) unsur ini

berperan dalam pembentukan bulu-bulu akar dan pemanjangan akar.

B. Jumlah akar

Interaksi antara dua perlakuan terhadap penambahan jumlah akar

memberikan hasil beragam. Jumlah akar rata-rata tertinggi diperoleh pada

perlakuan dengan penambahan ekstrak ubi jalar 150g/L dan NAA 5ppm.

Rata-rata jumlah akar terendah diperoleh dari perlakuan penambahan ekstrak

pisang ambon 150g/L dan NAA 15ppm. Penambahan ekstrak kedelai 150g/L

dengan dua perlakuan, yaitu dengan penambahan NAA 15ppm dan 20ppm,

tidak memberikan stimulasi pembentukan akar pada eksplan (Tabel 3).

Ekstrak ubi jalar mengandung polisakarida dan unsur-unsur yang

dibutuhkan oleh pertumbuhan akar eksplan anggrek. Pertumbuhan akar juga

tergantung pada peran unsur fosfor, kalsium, mangan, besi, dan boron. Unsur

fosfor yang diberikan dalam jumlah yang tinggi berpengaruh terhadap

penambahan jumlah akar melebihi tunas (Salisbury dan Ross, 1995). Ekstrak

ubi jalar mengandung semua unsur yang dibutuhkan untuk pertumbuhan akar

eksplan (Ca, P dan Fe) dalam jumlah yang lebih tinggi dibandingkan dengan

persenyawaan organik lainnya, walaupun pada ekstrak kedelai unsur-unsur

hara tersebut terdapat dalam jumlah yang lebih tinggi lagi (Hendaryono,

2000). Penggunaan kedelai ternyata tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan

eksplan anggrek hitam, bahkan pertumbuhannya menjadi kurang baik.

Hal ini berkaitan dengan pendapat Wetherell (1982) bahwa konsentrasi

optimum dari masing-masing unsur nutrisi untuk pertumbuhan berbeda-beda

tergantung pada jenis tanaman maupun tujuan kultur yang diinginkan, selain

itu juga berkaitan dengan umur dan ukuran eksplan. Ukuran eksplan 1,5-

2,0cm merupakan ukuran yang telah siap diinduksi pada media perakaran

(Suryandari, 1998). Ukuran eksplan anggrek hitam yang digunakan dalam

penelitian ini adalah 3-6cm. Dengan ukuran tersebut diharapkan eksplan

sudah siap diinduksi di media perakaran. Selain ukuran eksplan, pertumbuhan

perakaran juga didukung dengan suplai unsur bahan organik yang dibutuhkan

untuk pertambahan jumlah akar eksplan. Penambahan ubi jalar pada media

Page 23: Paper (Autosaved)

kultur menghasilkan rata-rata jumlah akar tertinggi. Menurut Arditti (1982)

ubi jalar mengandung beberapa macam vitamin yaitu vitamin B, niacin,

vitamin A, riboflavin, terutama kandungan tiamin yang cukup tinggi yang

esensial bagi pertumbuhan kultur in vitro.

C. Tinggi plantlet

Pertambahan tinggi eksplan disebabkan oleh dua proses yaitu

pembelahan dan pemanjangan sel. Kedua proses ini terjadi pada jaringan

meristem, yaitu pada titik tumbuh batang (Heddy, 1991). Media VW tanpa

penambahan bahan organik dan NAA memberikan rata-rata tinggi plantlet

yang terbaik. Rata-rata tinggi plantlet yang dihasilkan tersebut tidak berbeda

nyata dengan perlakuan media VW yang ditambah air kelapa 25 mL/L dan

NAA 0ppm (Tabel 4). Hal ini diduga berkaitan dengan ketersediaan auksin

alami yang terdapat dalam tanaman, sehingga tanpa zat pengatur tumbuh

NAA (auksin eksogen) eksplan mampu melakukan pertumbuhan dan

perkembangan. Batang dan akar yang sedang memanjang tidak memerlukan

penambahan sitokinin (Wattimena,1988), walaupun kedua organ itu

membutuhkan hormon tersebut untuk aktivitas pemanjangan sel, tetapi

kandungan alami sitokinin dalam jaringan kemungkinan sudah mencukupi.

Rata-rata tinggi plantlet yang dihasilkan media VW tanpa penambahan

bahan organik tidak berbeda nyata dengan media yang ditambah air kelapa

250mL/L. Hal ini diduga dipengaruhi unsur yang terkandung dalam air

kelapa. Karena menurut Tulecke et al. (1961) air kelapa mengandung zat-zat

seperti vitamin, asam amino, asam organik, asam nukleat, gula alkohol,

mineral dan zat pengatur tumbuh. Hendaryono (2000) mengemukakan bahwa

air kelapa mengandung difenil urea yang mempunyai efektivitas menyerupai

sitokinin. Kelompok sitokinin digunakan untuk mendukung pembelahan sel

atau menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Bhojwani dan

Radzan, 1983).

D. Jumlah daun

Hasil uji statistik terhadap interaksi dua perlakuan menunjukkan bahwa

perlakuan tanpa penambahan media organik dan NAA 5ppm merupakan

Page 24: Paper (Autosaved)

perlakuan yang menghasilkan rata-rata jumlah daun tertinggi, dan perlakuan

tersebut tidak berbeda nyata dengan perlakuan ekstrak kentang 200g/L dan

NAA 0ppm (Tabel 5). Diduga bahwa kondisi fisiologis tumbuhan akan

memberikan respon yang berbeda-beda terhadap perlakuan yang diberikan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Wattimena (1988) yang mengatakan bahwa

variasi respon terhadap pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) dipengaruhi

oleh perbedaan fase pertumbuhan, kondisi fisiologis, kemampuan tanaman

mengadsorpsi ZPT, serta fluktuasi kandungan hormon endogen pada

beberapa kondisi fisiologis. Selain itu diduga karena adanya fluktuasi dalam

penambahan jumlah daun. Menurut Salisbury dan Ross (1995) daun tua akan

digantikan oleh daun muda dan kapasitas fotosintesis dapat bertambah

tergantung sebagian kepada alokasi bahan yang digunakan untuk membentuk

organ ini.

Parameter jumlah daun pada perlakuan penambahan NAA 0 dan 5 ppm

dengan media yang ditambah ekstrak kentang 200g/L tidak berbeda nyata.

Hal ini diduga karena kentang mengandung unsur-unsur yang dibutuhkan

seperti kalsium, Fospor, besi, vitamin B1, vitamin B2, vitamin C dan niacin

yang mendorong penambahan jumlah daun (Hendaryono, 2000).

E. Jumlah tunas

Untuk pembentukan tunas baru, tanaman membutuhkan unsur nitrogen

(N), kalium (K), belerang (S), besi (Fe) dan seng (Zn) yang cukup. Unsur N,

S, Fe dan tiamin dapat merangsang pembelahan sel, sehingga meningkatkan

pertumbuhan tunas samping. Defisiensi unsur N, K, S, Fe dan Zn pada semai

menyebabkan penambahan jumlah tunas terhambat dan secara umum

mengambat pertumbuhan tanaman (Wattimena, 1988).

Konsentrasi NAA yang tinggi dapat menstimulasi pertumbuhan tunas

baru. Pada percobaan ini konsentrasi NAA sampai 20ppm masih

memungkinkan peningkatan jumlah tunas untuk beberapa perlakuan media

organik. Hal ini diduga terjadi karena jumlah eksplan yang banyak dalam satu

botol (lebih dari dua eksplan) kemungkinan dapat mengurangi keracunan

akibat konsentrasi NAA yang tinggi. Anggrek hitam pada saat pertumbuhan

Page 25: Paper (Autosaved)

dalam botol kultur termasuk anggrek yang mampu menghasilkan banyak

tunas aksilar maupun tunas adventif. Menurut Wattimena (1988) konsentrasi

auksin optimum yang dibutuhkan untuk merangsang pertumbuhan batang dan

tunas lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi yang dibutuhkan untuk

merangsang pertumbuhan akar. Kemampuan setiap sel untuk bermultiplikasi

berbeda-beda, terbukti dari hasil penelitian ini eksplan yang berasal dari botol

kultur yang sama ternyata daya multiplikasinya berbeda-beda. Eksplan

dengan penambahan NAA konsentrasi 20ppm ada yang membentuk 19 buah

tunas namun ada yang tetap satu tanpa mengalami multiplikasi.

Interaksi antara media organik dan NAA menunjukkan bahwa

penambahan ekstrak pisang ambon 150g/L dan NAA 20ppm mampu memacu

dan menghasilkan rata-rata jumlah tunas tertinggi (Tabel 6). Menurut

Widiastoety dan Bahar (1995) ekstrak pisang yang ditambahkan pada

medium kultur jaringan dapat merangsang pembelahan sel dan mendorong

diferensiasi sel, sehingga semai dapat tumbuh dan berkembang. Ekstrak

pisang ambon diketahui mengandung unsur-unsur kalium (K), fosfor (P) dan

besi (Fe) sehingga memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan tunas.

Sedangkan menurut Tulecke et al. (1961) air kelapa mengandung unsur hara,

vitamin, asam amino, asam nukleat dan zat tumbuh seperti auksin dan asam

giberelat yang berfungsi sebagai penstimulasi proliferasi jaringan,

memperlancar metabolisme dan respirasi. Penambahan ubi jalar karena bahan

organik ini mengandung beberapa macam vitamin yaitu vitamin B, niacin,

vitamin A dan riboflavin. Ubi jalar mengandung unsur kalsium yang cukup

tinggi mencapai 55mg/100g. Menurut Salisbury dan Ross (1995) kalsium

berperan dalam pembentukan bulu akar dan pemanjangan akar. Kentang juga

mengandung unsur-unsur yang dibutuhkan eksplan dalam kultur jaringan

seperti kalsium, fosfor, besi, vitamin B1, vitamin B2, vitamin C, dan niacin.

Gunawan (1987) menggunakan ekstrak kentang untuk kultur anthera padi,

dengan hasil terbaik pada konsentrasi 200g. Menurut Gunawan (2001)

kedelai mempunyai kualitas protein yang tinggi, sehingga sangat baik untuk

pertumbuhan hasil kultur in vitro. Kedelai mengandung unsur kalsium,

Page 26: Paper (Autosaved)

fospor, besi, vitamin A, dan vitamin B. Hendaryono (2000) menggunakan

ekstrak kedelai untuk meningkatkan pertumbuhan kalus dicampur dengan

kacang panjang atau kecambah jagung.

Page 27: Paper (Autosaved)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perlakuan berbagai jenis media organik memberikan pengaruh yang

nyata terhadap parameter-parameter pertumbuhan eksplan anggrek hitam, yaitu

tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar, dan jumlah akar, tetapi tidak

berbeda nyata untuk parameter penambahan jumlah tunas. Media Vacint &

Went (VW) dengan penambahan ekstrak ubi jalar 150g/L memberikan rata-rata

panjang akar dan jumlah akar yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan

yang lain. Media VW dengan penambahan kentang 200g/L menghasilan tinggi

planlet dan jumlah daun yang paling baik. Peningkatan konsentrasi NAA

hingga 20ppm menyebabkan terhambatnya pertumbuhan eksplan. Hasil yang

terbaik dicapai pada perlakuan tanpa penambahan NAA yaitu pada parameter

panjang akar dan tinggi plantlet. Sedangkan hasil terbaik dengan penambahan

NAA 5ppm untuk parameter jumlah akar dan jumlah daun. Interaksi antara dua

faktor perlakuan yaitu jenis media organik dan konsentrasi NAA berpengaruh

nyata terhadap semua parameter pertumbuhan eksplan baik tinggi eksplan,

jumlah daun, jumlah tunas, jumlah akar dan panjang akar.

B. Saran

Page 28: Paper (Autosaved)

DAFTAR PUSTAKA

. . Anggrek Hitam. http://www.plantamor.com/index.php?plant=1578. Diakses pada 06 April 2013.

. 2012. Komposisi Media Kultur Jaringan. http://tanamaninvitro.blogspot.com/2012/05/komposisi-media-kultur-jaringan.html. Diakses pada 09 April 2013.

. 2010. Studi Kasus Perbanyakan Tanaman Anggrek (Coelogyne Pandurata Lindl.) Secara Generatif Dengan Teknik In-Vitro Di Laboratorium Kultur Jaringan Kebun. http://daunmudha.blogspot.com/2010/02/i_6764.html. Diakses pada 06 April 2013.

Untari, Rini dan Dwi Murni Puspianingtyas. 2006. “Pengaruh Bahan Organik dan NAA terhadap Pertumbuhan Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata Lindl.) dalam Kultur In Vitro”. Volume 7, nomor 3 hal 344-348. Jurusan Biologi FMIPA UNS. Surakarta.

Suseno, Ambar Dwi. 2007. “Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh NAA (Apahthalene Acetic Acid) dan BAP (6-Benzylaminopurin) terhadap Pertumbuhan Pule Pandak (Rauvolfia serpentina Benth) melalui kultur meristem”. Program pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.