SAP (BBLR & Non Kesehatan)

download SAP (BBLR & Non Kesehatan)

If you can't read please download the document

description

sap mikro teaching

Transcript of SAP (BBLR & Non Kesehatan)

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN MAKROMASALAH KEBIDANAN KOMUNITASOleh :DYAH AYU AGUSTIN030109a014PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN 2010LEMBAR PERSETUJUANSatuan Acara Pembelajaran Makro Mata Kuliah Asuhan Kebidanan V dengan Pokok Bahasan Masalah Kebidanan Komunitas dan sub pokok bahasan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan Pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan telah disetujui oleh Pembimbing pada tanggal 3 April 2010.Ungaran, 3 April 2010PraktikanDyah Ayu AgustinMenyetujuiPembimbing I Pembimbing IIDrs. Haryanto, M.PdVistra Veftisia, S.SiTiiLEMBAR PENGESAHANSatuan Acara Pembelajaran Makro Mata Kuliah Asuhan Kebidanan V dengan Pokok Bahasan Masalah Kebidanan Komunitas dan sub pokok bahasan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan Pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan telah disajikan dan diperbaiki pada tanggal 3 April 2010.Ungaran, 3 April 2010Telah Disahkan olehPenguji IDrs. Haryanto, M.PdPenguji IIVistra Veftisia, S.SiTiiiSATUAN ACARA PENGAJARAN ( SAP )IDENTITASMata kuliah:Askeb V (Komunitas)Kode mata kuliah:Bd. 305Beban Studi: 4 SKS (T = 1, P = 3)Penempatan: Semester IVPokok bahasan:Masalah Kebidanan KomunitasSub pokok bahasan: 1. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)2. Pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatanWaktu pertemuan: 2 x 50 menitHari / tanggal: Selasa, 30 Maret 2010TUJUAN INTRUKSIONAL Tujuan Intruksional UmumSetelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi masalah kebidanan komunitas tentang BBLR dan Pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan. Tujuan Intruksional KhususSetelah menyelesaikan sub pokok bahasan ini diharapkan mahasiswa mampu :Menjelaskan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)Menjelaskan pengertian BBLRMenjelaskan klasifikasi BBLRMenjelaskan penyebab BBLRMenjelaskan faktor resiko BBLRMenjelaskan masalah BBLRMenjelaskan pencegahan BBLRMenjelaskan penatalaksanaan BBLR1Menjelaskan pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatanMenjelaskan pengertian pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatanMenjelaskan etiologi pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatanMenjelaskan penatalaksanaan pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatanPOKOK-POKOK MATERI Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)Pengertian BBLRKlasifikasi BBLRPenyebab BBLRFaktor resiko BBLRMasalah BBLRPencegahan BBLRPenatalaksanaan BBLRPertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatanPengertian pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatanEtiologi pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatanPenatalaksanaan pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan22KEGIATAN BELAJAR MENGAJARTahapan / WaktuKegiatan MahasiswaKegiatan PengajarMetodeMedia / Alat Pendahuluan 10 menitMahasiswa memberi salamMerespon perkenalan2Mahasiswa memahami cakupan materi yang akan disampaikan Mahasiswa memahami tujuan pembelajaran dalam pertemuan iniMahasiswa memahami relevansi tujuan pembelajaran dengan profesi kebidananMahasiswa mengungkapkan hal-hal yang diketahui tentang BBLRMenjawab salamMemperkenalkan diriMenjelaskan cakupan materi yang akan disampaikan Menggali pengetahuan mahasiswa tentang tujuan pembelajaranMenjelaskan relevansi tujuan pembelajaran dengan profesi kebidananMelakukan apersepsi tentang materi yang akan diberikanCeramahDiskusiDiskusiDiskusiDiskusiDiskusiLCD, laptop, White boardSpidolPenyajian 75 menitMencermati dan menemukan pengertian BBLR Mahasiswa mengungkapkan tentang pengertian BBLRMahasiswa memberikan tangggapan terhadap pendapat mahasiswa lain tentang pengertian BBLRMahasiswa membuat definisi BBLRMengidentifikasi tentang klasifikasi BBLR3Mengidentifikasi penyebab BBLRMahasiswa mengungkapkan tentang penyebab BBLRMahasiswa memberikan tangggapan terhadap mahasiswa lain tentang penyebab BBLRMahasiswa menganalisis penyebab BBLRMenjabarkan faktor resiko BBLRMengkaji masalah pada BBLRMahasiswa mengungkapkan tentang masalah pada BBLRMahasiswa memberikan tanggapan terhadap pendapat mahasiswa lain tentang masalah pada BBLR4Mahasiswa menjabarkan jawaban yang diberikanMahasiswa menganalisis tentang masalah pada BBLRMahasiswa bertanya tentang hal-hal yang belum diketahui tentang masalah pada BBLR Menganalisis pencegahan BBLRMengungkapkan tentang pencegahan BBLRMemberi tanggapan terhadap pendapat mahasiswa lainMenemukan pencegahan BBLRMengemukakan cara pencegahan BBLRMengupayakan cara pencegahan BBLR5Mendiskusikan tentang penatalaksanaan BBLR di rumahMengkritisi penatalaksanaan BBLRMendeskripsikan pengertian pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatanMahasiswa mengungkapkan tentang pengertian pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan6Mahasiswa memberikan tangggapan pendapat mahasiswa lain tentang pengertian pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatanMahasiswa mengkritisi jawaban yang diberikan teman lainMahasiswa membuat definisi pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatanMahasiswa mengkritisi etiologi pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatanMencermati dan menemukannya penatalaksanaan pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatanMenjelaskan pengertian BBLRMenggali pengetahuan mahasiswa tentang pengertian BBLRMeminta tangggapan dari mahasiswa lainMenjelaskan pengertian BBLRMenjelaskan tentang klasifikasi BBLRMenjelasakan materi penyebab BBLRMenggali pengetahuan mahasiswa tentang penyebab BBLRMeminta tangggapan dari mahasiswa lainMenjelaskan penyebab BBLRMenjelaskan tentang faktor resiko BBLRMenjelaskan masalah pada BBLRMenggali pengetahuan mahasiswa tentang masalah pada BBLRMeminta tangggapan dari mahasiswa lainMemberi penguatan atas jawaban mahasiswaMenjelaskan tentang masalah pada BBLRMemberi kesempatan pada mahasiswa untuk bertanyaBersama mahasiswa menganalisis pencegahan BBLRMenggali pengetahuan tentang pencegahan BBLRMeminta tanggapan lainMengarahkan mahasiswaMeminta pendapat tentang pencegahan BBLRMengulas pencegahan BBLRMenjelaskan tentang penatalaksanaan BBLR di rumahMenyatukan pendapat mahasiswa berdasarkan tanggapan mengenai penatalaksanaan BBLRMengarahkan mahasiswa untuk membuat definisi pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatanMenggali pengetahuan mahasiswa tentang pengertian pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatanMeminta tangggapan dari mahasiswa lainMenyatukan pendapat mahasiswa berdasarkan tanggapan mengenaiMenuntun mahasiswa membuat definisi pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatanMemberi penerangan tentang etiologi pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatanMengarahkan mahasiswa untuk menemukan penatalaksanaan pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatanDiskusiDiskusiTanya jawabCeramahCeramahCeramahDiskusiTanya jawabCeramahCeramah CeramahDiskusiTanya jawabDiskusiCeramahTanya jawabCeramahDiskusiTanya jawabDiskusiTanya jawabCeramahCeramahDiskusiTanya jawabDiskusiCeramahCeramah CeramahCeramahCeramahLCD, laptop, White boardSpidolPenutup 15 menitMenjawab pertanyan yang diajukan 7Menyusun kesimpulan dari materi yng dijelaskan pada pertemuan iniMemberi respon terhadap penugasan yang diberikanMenutup pertemuan dengan menjawab salamMelakukan evaluasi dari pembelajaran yang telah dilakukanBersama mahasiswa meyimpulkan materi dari pembelajaran yang disampaikanMemberikan tugas kepada mahasiswa untuk mempelajari kembali materi yang telah disampaikan dari literatur lainMenutup pertemuan dengan mengucap salamTanya jawabDikusiCeramahDiskusiEVALUASI Prosedur: Tes pada awal pembelajaran di apersepsiTes pada proses pembelajaran di penyajianTes pada akhir pembelajaran di penutupJenis: Tes tertulis Alat : Soal buatan dosenBentuk: Tes subyektifSoal: TerlampirREFERENSIBobak, 2004. Buku Ajar Keperawatan maternitas (maternity nursing) edisi 4; Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.Mochtar, R. 1998, Sinopsis Obstetri Patologi, edisi 1, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.Prawiroharjo, sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.8Abdul, syaifudin bari, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Nenatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, JakartaLampiran 1TEORI MASALAH KEBIDANAN KOMUNITASBerat Badan Lahir Rendah (BBLR)Pengertian Sejak tahun 1961 WHO telah mengganti istilah premature baby dengan low birth baby (bayi dengan berat badan lahir rendah = BBLR). Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi dengan berat kurang dari 2.500 gram pada waktu lahir bayi prematur. Dengan demikian bayi berat lahir kurang dari 2.500 gram dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu: a. prematuritas murni bayi lahir dengan masa gestasi < 37 minggu dengan berat badan sesuai dengan masa gestasi, b. bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK), bayi yang berat badannya kurang dari semestinya yaitu berat badan lahir di bawah presentil ke-10 dari grafik pertumbuhan (Wiknjosastro, 2002).Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2.500 gram dengan mengabaikan penyebabnya dan tanpa memperhatikan umur kehamilan (Klaus, 1998). Dalam kebidanan dikenal dua macam yaitu BBLR prematur dimana masa gestasi < 37 minggu dan BBLR dismatur dimana masa gestasi > 37 minggu.Menurut Saifuddin (2002), Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badanya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya, bayi berat lahir rendah dibedakan dalam :Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yaitu berat lahir 1500-2500 gramBerat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR) yaitu berat lahir kurang dari 1500 gramBerat Badan Lahir Ekstrim Rendah (BBLER) yaitu berat lahir kurang dari 1000 gramBayi kurang bulan, kurang dari 37 minggu (259 hari) atau pretermBayi cukup bulan 37-42 minggu (259-293 hari) atau atermBayi lebih bulan, lebih dari 42 minggu (294 hari) atau posttermBBLR mungkin prematur (kurang bulan), mungkin juga cukup bulan (dismatur).Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang pada waktu lahir berat badannya kurang dari 2500 gram, yang dibedakan menjadi 2 yaitu premature (masa gestasi kurang dari 37 minggu) dan dismature (masa gestasi lebih dari 37 minggu)Klasifikasi Terdapat dua bentuk penyebab kelahiran bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yaitu :PrematurKelahiran bayi yang terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu dengan berat badan yang sesuai dengan umur kehamilan (Mochtar, 1998).DisrmaturKelahiran dismatur adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 10 presentil untuk berat sebenarnya dengan umur kehamilanya (Manuaba, 1998).Bayi dengan berat badan lahir rendah yang dapat bertahan hidup sampai kanak-kanak pada umumnya mempunyai daya tahan tumbuh lebih rendah daripada bayi yang lahir dengan berat badan normal. Mereka akan mengalami hambatan pada pertumbuhan fisik organ-organ seperti otak, gangguan fungsi psikomotor, anak-anak terlambat (Niluh, 2006).ETIOLOGIEtiologi kelahiran prematureFaktor IbuKelahiran prematur yang disebabkan faktor ibu meliputi :Toksemia gravidarum yaitu pre-ekalmsi dan eklamsi.Ibu yang menderita penyakit menahun, antara lain: hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah.Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.Jarak hamil dan berasalin terlalu dekat.Faktor pekerja yang terlalu berat. (Surasmi dkk, 2003)Faktor JaninKelahiran prematur yang disebabkan faktor janin meliputi kehamilan ganda, hidramnion, ketuban pecah dini, cacat bawaan, infeksi (misal rubella, sifilis, toksoplasmosis), insufisiensi plasenta, inkomtabilitas darah ibu dan janin (Surasmi dkk, 2003).Faktor PlasentaKelahiran prematur yang disebabkan oleh faktor plasenta meliputi : plasenta previa, dan solutio plasenta (Surasmi dkk, 2003).Etiologi kelahiran dismaturFaktor IbuFaktor ibu yang menyebabkan kelahiran dismatur meliputi :MalnutrisiPenyakit-penyakit ibu : hipertensi, penyakit paru-paru, penyakit gula.Komplikasi hamil pre ekalmsi, eklamsi, perdarahan antepartum.Kebiasaan ibu : perokok, peminum. (Manuaba, 1998)Faktor Uterus dan PlasentaKelahiran dismatur yang disebabkan oleh faktor uterus dan plasenta meliputi gangguan pembuluh darah, gangguan insersi tali pusat, kelainan bentuk plasenta, perkapuran plasenta (Manuaba, 1998).Faktor JaninKelahiran dismatur yang disebabkan oleh faktor janin meliputi: kelainan kromosom, hamil ganda, infeksi dalam, rahim, cacat bawaan (Manuaba, 1998).Sering penyebab tidak diketahui ataupun kalau diketahui faktor penyebabnya tidaklah berdiri sendiri, antara lain :Faktor genetikInfeksiBahan toksikInsufisiensi atau disfungsi plasentaFaktor nutrisiFAKTOR RESIKOMenurut Berhman cit Anna Wijayanti (2000), berbagai factor resiko pada ibu hamil yang berhubungan dengan kejadian BBLR antara lain:Resiko demografi. Usia ibu hamil < 17 tahun atau > 35 tahun, ras, status sosial ekonomi rendahResiko medis sebelum hamil, paritas >4, berat badan dan tinggi badan iu yang rendah, cacat bawaan, infeksi saluran kencing, DM, Hipertensi kronis, rubella, riwayat obstetric jelek (BBLR, abortus spontan, kelainan genetik)Resiko medis saat hamil, penambahan berat badan selama hamil, interval ehamilan yang pendek, hipotensi, hipertensi, preeklamsia, eklamsia, bakteriurea, infeksi TORCH, perdarahan trimester I, kelainan plasenta, hiperemesisi gravidarum, oligo hidramnion, anemia abnormal, ketuban pecah diniResiko perilaku lingkungan: Merokok, gizi kurang, alkohol, obat-obatan keras, terpapar bahan kimia toksik dan tempat tinggal di ketinggian.Faktor resiko lainnya. Pemeriksaan kehamilan in adekuat stress atau gangguan psikososial, uterus mudah berubah bentuk, kontraksi uterus tiba-tiba, defisiensi hormone progesteroneMASALAH-MASALAH BBLRAsfiksiaGangguan nafasHipotermiHipoglikemiMasalah pemberian ASIInfeksiIkterusMasalah perdarahanPENCEGAHANMeningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko, terutama faktor risiko yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampuMeningkatkan gizi masyarakat sehingga dapat mencegah terjadinya persalinan dengan BBLRTingkatkan penerimaan gerakan keluarga berencanaAnjurkan lebih banyak istirahat bila kehamilan mendekati aterm atau istirahat baring jika terjadi keadaan yang menyimpang dari normalTingkatkan kerjasama dengan dukun bayi yang masih mendapat kepercayaan masyarakatPenyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, tanda tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka dapat menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baikHendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat (20-34 tahun)Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamilPENATALAKSANAANPerawatan bayi dengan BBLR di rumah :Jaga agar tubuh bayi tetap hangat. BBLR mudah dan cepat mengalami hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat. Kehilangan panas disebabkan oleh permukaan tubuh bayi yang relative lebih luas dibandingkan dengan berat badan, kurangnya jaringan lemak di bawah kulit dan kekurangan lemak coklat (brown fat). Dengan demikian diharapkan beratnya segera normal, dan lebih kuat menghadapi kondisi di luar rahim. Caranya:Letakkan botol berisi air hangat di dekat bayi, sementara bayi dibungkus dengan kain bersih yang lembut dan kepalanya ditutup topi agar tetap hangat.Periksa popoknya secara rutin, dan segera ganti jika basah, agar tidak kedinginan. Pemeriksaan popok harus sering dilakukan, karena bayi dengan berat lahir rendah jarang menangis sekalipun popoknya basah, sementara pakaian luarnya mungkin masih tampak kering.Perawatan dengan metode kanguru (PMK)/ kangaroo care/ perawatan bayi lekat (ibu memeluk bayi setiap saat dengan kulit bayi terkena kulit ibu, lalu tubuh keduanya diselimuti dengan pakaian tebal dan lembut), merupakan salah satu cara yang sederhana dan terbukti efektif untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan dasar bayi, antara lain kehangatan, ASI, perlindungan infeksi, dan stimulasi. Cara ini dilakukan agar panas tubuh ibu mengalir ke tubuh bayi. Penelitian membuktikan, cara ini efektif bukan saja untuk meningkatkan berat badan bayi, tetapi juga membantu tumbuh kembang bayi. Mengapa? Selain menghangatkan tubuh bayi, kegiatan ini memberikan sentuhan kasih sayang yang sangat membantu memulihkan kondisi bayi.Berikan ASI segera setelah bayi lahir.Umumnya BBLR refleks menghisap, menelan dan batuk belum sempurna, sehingga pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat, kapasitas lambung masih kecil, daya enzim pencernaan terutama lipase masih kurang, disamping itu kebutuhan protein 3-5 gram/hari dan tinggi kalori (110 kal/hari), agar berat badan bertambah sebaik-baiknya. Jumlah ini lebih tinggi dari yang diperlukan bayi cukup bulan. Pemberian minum 3 jam agar bayi tidak menderita hipoglikemi dan hiperbilirubinemia. Maka ASI diberikan sedikit-sedikit, tapi sesering mungkin, sesuai dengan kemampuan bayi. Jika bayi belum bisa mengisap, ASI dapat diperah dan diberikan sedikit sedikit dengan pipet atau sendok kecil. Sedangkan pada bayi small for date sebaliknya, kelihatan seperti orang kelaparan, rakus minum dan makan. Yang harus diperhatikan adalah terhadap kemungkinan terjadinya pneumonia aspirasi.Mencegah infeksi dengan ketatBBLR sangat rentan akan infeksi, ini disebabkan oleh karena daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang, relative belum sanggup membenuk antibody dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik. Oleh karena itu, perhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi, membersihkan bekas luka tali pusat bayi dengan teliti dan teratur, agar tetap steril, menjauhkan bayi dari orang sakit, karena bayi mudah tertular penyakit. Kalaupun bundanya pilek, pakailah kain penutup hidung ketika menyusui, agar kesehatan bayi tetap terjaga. PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA NON KESEHATANPENGERTIANPertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan yaitu proses persalinan yang dibantu oleh tenaga non kesehatan yang di kenal dengan istilah dukun bayi. Pada dasarnya dukun bersalin diangkat berdasarkan kepercayaan masyarakat setempat atau merupakan pekerjaan yang sudah turun temurun dari nenek moyang atau keluarganya dan biasanya sudah berumur 40 tahun ke atas (Prawirohardjo, 2005).Dukun bayi adalah seorang anggota masyarakat yang pada umumnya adalah seorang wanita yang mendapat kepercayaan serta memeiliki keterampilan menolong persalinan secara tradisional. Keterampilan trsebut diperoleh secara turun temurun, belajar secara praktis atau cara lain yang menjurus kearah peningkatan keterampilan serta melalui tenaga kesehatan. Dukun bayi juga merupakan seseorang yang dianggap terampil dan dipercaya oleh masyarakat untuk menolong persalinan dan perawatan ibu dan anak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pendidikan dukun umumnya adalah Kejar Paket A atau tamat SD, bisa baca tulis dengan kapasitas yang rendah, mereka tidak mendapat ilmu tentang cara pertolongan persalinan secara teori di bangku kuliah, tetapi mereka hanya berdasarkan pengalaman saja. Peralatan yang digunakannya hanya seadanya seperti memotong tali pusat menggunakan bambu, untuk mengikat tali pusat menggunakan tali naken, dan untuk alasnya menggunakan daun pisang.Seperti diketahui, dukun bayi adalah merupakan sosok yang sangat dipercaya dikalangan masyarakat. Mereka memberikan pelayanan khususnya bagi ibu hamil sampai dengan nifas secara sabar. Apabila pelayanan selesai mereka mempunyai tarif pelayanan yang jauh lebih murah dibandingkan dengan bidan. Umumya masyatrakat merasa nyaman dan tenang bila persalinannya ditolong oleh dukun bayi atau lebih dikenal dengan bidan kampong, akan tetapi ilmu kebidanan yang dimiliki dukun tersebut sangat terbatas karena didapatkan secara turun temurun (tidak berkembang). Dukun bayi ada dua yaitu:Dukun bayi terlatih adalah dukun bayi yang elah mendapatkan latihan dari tenaga kesehatan dan telah dinyatakan lulus.Dukun bayi tidak terlatih adalah dukun bayi yang belum pernah dilatih oleh tenaga kesehatan atau dukun bayi yang sedang dilatih oleh tenaga kesehatan dan belum dinyatakan lulus.Pertolongan persalinan oleh dukun bayi diharapkan memenuhi standar minimal 3 bersih yang meliputi bersih tangan penolong, bersih alat pemotong tali pusat dan bersih alas tempat ibu berbaring serta lingkungannya. Selain itu masih ada penolong persalinan yang berasal dari anggota keluarga dalam masyarakat terpencil, seperti yang banyak ditemukan di Provinsi Irian Jaya. Namun, penolong persalinan seperti ini umumnya tidak tercatat dan sulit untuk diidentifikasi. Pada prinsipnya, penolong persalinan harus memperhatikan sterilitas, metode pertolongan persalinan yang memenui persyaratan teknis medis dan merujuk kasus yang memerlukan tingkat pelayanan yang lebih tinggi.ETIOLOGIKebiasaan/ perilaku/ adat istiadat yang tidak menunjangKeluarga, yaitu adanya kebiasaan keluarga yang memeutuskan atau memaksa calon orang tua mengenai siapa yang akan menolong persalinan.Masyarakat, yaitu adanya kebiasaan masyarakat yang lebih mempercayai penolong persalinan pada tenaga non medis (dukun).Sarana kesehatanKeadaan sosial ekonomi yang kurang memadaiTersedianya berbagai jenis pelayanan publik serta persepsi tentang nilai dan mutu pelayanan merupakan faktor penentu apakah rakyat akan memilih kesehatan atau tidak. Biasanya, perempuan memilih berdasakan penyedia layanan tersebut, sementara laki-laki menentukan pilihan mereka berdasarkan besar kecilnya biaya sejauh dijangkau oleh masyarakat miskin.Sekitar 65% dari seluruh masyarakat miskin yang diteliti menggunakan penyesia layanan kesehatan rakyat seperti bidan di desa, puskesmas atau puskesmas pembantu(pustu), sementara 35% sisanya menggunakan dukun beranak yang dikenal dengan berbagai sebutan. Walaupun biaya merupakan alasan yang menentukan pilihan masyarakat miskin, ada sejumlah faktor yang membuat mereka lebih memilih layanan yang diberikan oleh dukun. Biaya pelayanan yang diberikan oleh bidan di desa untuk membantu persalinan lebih besar daripada penghasilan RT miskin dalam satu bulan. Disamping itu, biaya tersebut pun harus dibayar tunai. Sebaliknya, pembayaran terhadap dukun lebih lunak secara uang tunai dan ditambah barang. Besarnya tarif dukun hanya sepersepuluh atau seperlima dari tarif bidan desa. Dukun juga bersedia pembayaran mereka ditunda atau dicicil (Suara Merdeka, 2003).Rendahnya tingkat pendidikan masyarakatStatus dalam masyarakatTingkat kepercayaan masyarakat terhadap penyuluhan kesehatan dan petugas kesehatan yang masih rendahKultur atau budayaMasyarakat kita terutama di pedesaan, masih lebih percaya kepada dukun beranak daripada kepada bidan apalagi dokter. Rasa takut masuk rumah sakit maih melekat pada kebanyakan kaum perempuan. Kalaupun terjadi kematian ibu atau kematian bayi mereka terima sebagai musibah yang bukan ditentukan manusiaSelain itu masih banyak perempuan terutama muslimah yang tidak membenarkan pemeriksaan kandungan, apalagi persalinan oleh dokter atau para medis laki-laki. Dengan sikap budaya dan agama seperti itu, kebanyakan kaum perempuan di padesaan tetap memilih dukun beranak sebagai penolong persalinan meskipun dengan resiko sangat tinggi.PENATALAKSANAANUntuk menurunkan angka kematian ibu secara bermakna, kegiatan deteksi dini ibu hamil beresiko harus lebih digalakakan, baik di fasilitas pelayanan KIA maupun masyarakat. Dalam hal ini, deteksi ibu hamil beresiko perlu difokuskan pada keadaan yang menyebabkan kematian ibu bersalin di rumah dengan pertolongan dukun bayi. Dengan mengadakan program penempatan Bidan di Desa (BDB) yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kematian ibu hamil, bayi dan balita, kecuali hal-hal yang berhubungan dengan adat istiadat dan kebiasaan masyarakat setempat dengan menjalin hubungan kemitraan antara keduanya. Dengan penempatan bidan di desa tersebut diharapkan secara bertahap jangkauan persalinan oleh tenaga profesional terus meningkat dan masyarakat semakin menyadari pentingnya persalinan yang bersih dan aman.Lampiran 2EVALUASIPertanyaan Sebutkan dan Jelaskan penatalaksanaan BBLR di rumah?Sebutkan dan jelasan penatalaksanaan pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan!Jawaban Penatalaksanaan BBLR di rumah :Jaga agar tubuh bayi tetap hangat. BBLR mudah dan cepat mengalami hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat. Kehilangan panas disebabkan oleh permukaan tubuh bayi yang relative lebih luas dibandingkan dengan berat badan, kurangnya jaringan lemak di bawah kulit dan kekurangan lemak coklat (brown fat). Dengan demikian diharapkan beratnya segera normal, dan lebih kuat menghadapi kondisi di luar rahim. Caranya:Letakkan botol berisi air hangat di dekat bayi, sementara bayi dibungkus dengan kain bersih yang lembut dan kepalanya ditutup topi agar tetap hangat.Periksa popoknya secara rutin, dan segera ganti jika basah, agar tidak kedinginan. Pemeriksaan popok harus sering dilakukan, karena bayi dengan berat lahir rendah jarang menangis sekalipun popoknya basah, sementara pakaian luarnya mungkin masih tampak kering.Perawatan dengan metode kanguru (PMK)/ kangaroo care/ perawatan bayi lekat (ibu memeluk bayi setiap saat dengan kulit bayi terkena kulit ibu, lalu tubuh keduanya diselimuti dengan pakaian tebal dan lembut), merupakan salah satu cara yang sederhana dan terbukti efektif untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan dasar bayi, antara lain kehangatan, ASI, perlindungan infeksi, dan stimulasi. Cara ini dilakukan agar panas tubuh ibu mengalir ke tubuh bayi. Penelitian membuktikan, cara ini efektif bukan saja untuk meningkatkan berat badan bayi, tetapi juga membantu tumbuh kembang bayi. Mengapa? Selain menghangatkan tubuh bayi, kegiatan ini memberikan sentuhan kasih sayang yang sangat membantu memulihkan kondisi bayi.Berikan ASI segera setelah bayi lahir.Umumnya BBLR refleks menghisap, menelan dan batuk belum sempurna, sehingga pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat, kapasitas lambung masih kecil, daya enzim pencernaan terutama lipase masih kurang, disamping itu kebutuhan protein 3-5 gram/hari dan tinggi kalori (110 kal/hari), agar berat badan bertambah sebaik-baiknya. Jumlah ini lebih tinggi dari yang diperlukan bayi cukup bulan. Pemberian minum 3 jam agar bayi tidak menderita hipoglikemi dan hiperbilirubinemia. Maka ASI diberikan sedikit-sedikit, tapi sesering mungkin, sesuai dengan kemampuan bayi. Jika bayi belum bisa mengisap, ASI dapat diperah dan diberikan sedikit sedikit dengan pipet atau sendok kecil. Sedangkan pada bayi small for date sebaliknya, kelihatan seperti orang kelaparan, rakus minum dan makan. Yang harus diperhatikan adalah terhadap kemungkinan terjadinya pneumonia aspirasi.Mencegah infeksi dengan ketatBBLR sangat rentan akan infeksi, ini disebabkan oleh karena daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang, relative belum sanggup membenuk antibody dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik. Oleh karena itu, perhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi, membersihkan bekas luka tali pusat bayi dengan teliti dan teratur, agar tetap steril, menjauhkan bayi dari orang sakit, karena bayi mudah tertular penyakit. Kalaupun bundanya pilek, pakailah kain penutup hidung ketika menyusui, agar kesehatan bayi tetap terjaga.Penatalaksanaan pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan :Untuk menurunkan angka kematian ibu secara bermakna, kegiatan deteksi dini ibu hamil beresiko harus lebih digalakakan, baik di fasilitas pelayanan KIA maupun masyarakat. Dalam hal ini, deteksi ibu hamil beresiko perlu difokuskan pada keadaan yang menyebabkan kematian ibu bersalin di rumah dengan pertolongan dukun bayi. Dengan mengadakan program penempatan Bidan di Desa (BDB) yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kematian ibu hamil, bayi dan balita, kecuali hal-hal yang berhubungan dengan adat istiadat dan kebiasaan masyarakat setempat dengan menjalin hubungan kemitraan antara keduanya. Dengan penempatan bidan di desa tersebut diharapkan secara bertahap jangkauan persalinan oleh tenaga profesional terus meningkat dan masyarakat semakin menyadari pentingnya persalinan yang bersih dan aman.Lampiran 3MEDIALampiran 4GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN(GBPP)Mata kuliah:ASKEB V (Kebidanan Komunitas)Kode Mata Kuliah:BD. 305Bobot:4 SKS (T1, P3)Semester:IV (Empat)Nama dosen/Tim:DESKRIPSI MATA KULIAHMata kuliah ini memberikan kemampuan untuk melaksanakan praktek kebidanan secara komprehensif dengan memperhatikan budaya setempat yang dikemas dalam tatanan di komunitas dengan pendekatan manajemen kebidanan dan didasari oleh konsep, ketrampilan dan sikap profesional bidan dalam asuahan di komunitas yang meliputi pokok-pokok bahasan konsep, prinsip dasar dan strategi pelayanan kebidanan komunitas, manajerial asuhan kebidanan dikomunitas, pengelolaan program KIA/KB di wilayah kerja, penggerakan dan meningkatkan peran serta masyarakat.TUJUAN PEMBELAJARANSetelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa dapat :Menjelaskan konsep, prinsip, masalah dan strategi pelayanan kebidanan di komunitas dan keluarga sebagai pusat pelayanan.Menjelaskan tugas dan tanggung jawab bidan di komunitasMenjelaskan aspek perlindungan hukum bagi praktisi bidan di komunitasMempraktekkan manajerial asuhan kebidanan di komunitasMengelola program KIA / KB di wilayah kerjaMenggerakkan dan meningkatkan peran serta masyarakatMenjalankan tugas tambahan yang terkait dengan kesehatan ibu dan anakMelakukan monitoring dan evaluasi kegiatan pelayanan kebidanan komunitasMelakukan pendokumentasian asuhan kebidanan di komunitasPROSES PEMBELAJARANT:Dilaksanakan di kelas dengan menggunakan ceeramah, diskusi seminar dan penugasanP:Dilaksanakan di kelas, laboratorium (baik di kampus maupun di lahan praktek) dengan menggunakan metode simulasi, demonstrasi, role play dan bedside teachingEVALUASIEvaluasi dilakukan dengan menggunakan cara :TeoriUTS:10 %UAS:15 %PraktikNilai Praktikum:50 %Tugas:25 %REFERENSIBuku Wajib (BW)Bennet T. Ruth, Linda K. Brown, Myles Text Book for MidwivesSweet R. Betty, Mayes Midwifery a Text Book fos Midwives, Jones & Bartlet Publishers, london S, 1997Mary Cronk, Caroline F, 1994, Community Midwifery, LondonBuku Anjuran (BA)Verney H, Varneys Midwifery, Jones & Bartlet Publishers, london S, 1997Pengurus Pusat IBI, 1999, Etika dan Kode EtikKebidanan, JakartaDepkes RI, 1999, Bidan di Masyarakat, JakartaSunarwati Sularyo, Deteksi dan Intervensi Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang Anak dan Upaya Optimalisasi kualitas SDM, JakartaLinda V. Walsh, 2001, Midwifery Community-Based Care, W.B. Saunders Company, PhiladelphiaPermenkes 900/2002, Depkes RI, JakartaModul MPSModul MTBSStandart Pelayanan Kebidanan Depkes RIIBI, 1997, Kompetensi Bidan Indonesia, Jakarta