159866011 proposal-bblr-dengan-bblr 2

23
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan utama pembanguanan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia ( SDM ) yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dimulai dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang anak sejak pebuahan sampai dengan dewasa. Pada masa tumbuh kembang ini, pemenuhan kebutuhan dasar anak seperti perawatan dan makanan bergizi yang diberiksn dengan penuh kasih sayang sehingga dapat membentuk sumber daya manusia yang sehat, cerdas dan produktif ( Depkes RI. 2000 ). Di Indonesia diperkirakan terdapat sekitar 7 – 14 % bayi yang dilahirkan dengan BBLR. Bayi dengan BBLR memiliki daya tahan yang lebih rendah, sehingga mudah terkena infeksi, sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi angka kematian bayi. Disisi lain bayi BBLR sangat mempengaruhi pertumbuhan dan kecerdasan anak. Resiko meninggal pada usia satu tahun 17 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayi normal. Bayi dengan BBLR cenderung mempunyai pertumbuhan fisik yang terhambat. Beberapa penelitian menujukan bahwa resiko untuk menjadi KEP adalah 8-10 kali lebih besar dari anak normal.(Depkes RI. 2002) Gizi kurang dan buruk berdampak serius terhadap kualitas generasi mendatang. Anak yang menderita gizi kurang akan mengalami gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan mental anak. Beberapa dampak serius gizi kurang pada balita : 1) pertumbuhan fisik terhambat 2) perkembangan mental 1

Transcript of 159866011 proposal-bblr-dengan-bblr 2

Page 1: 159866011 proposal-bblr-dengan-bblr 2

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan utama pembanguanan nasional adalah peningkatan kualitas sumber

daya manusia ( SDM ) yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan

kualitas sumber daya manusia dimulai dengan pemenuhan kebutuhan dasar

manusia dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang anak sejak

pebuahan sampai dengan dewasa. Pada masa tumbuh kembang ini, pemenuhan

kebutuhan dasar anak seperti perawatan dan makanan bergizi yang diberiksn

dengan penuh kasih sayang sehingga dapat membentuk sumber daya manusia

yang sehat, cerdas dan produktif ( Depkes RI. 2000 ).

Di Indonesia diperkirakan terdapat sekitar 7 – 14 % bayi yang dilahirkan

dengan BBLR. Bayi dengan BBLR memiliki daya tahan yang lebih rendah,

sehingga mudah terkena infeksi, sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi

angka kematian bayi. Disisi lain bayi BBLR sangat mempengaruhi pertumbuhan

dan kecerdasan anak. Resiko meninggal pada usia satu tahun 17 kali lebih tinggi

dibandingkan dengan bayi normal. Bayi dengan BBLR cenderung mempunyai

pertumbuhan fisik yang terhambat. Beberapa penelitian menujukan bahwa resiko

untuk menjadi KEP adalah 8-10 kali lebih besar dari anak normal.(Depkes RI.

2002)

Gizi kurang dan buruk berdampak serius terhadap kualitas generasi

mendatang. Anak yang menderita gizi kurang akan mengalami gangguan

pertumbuhan fisik dan perkembangan mental anak. Beberapa dampak serius gizi

kurang pada balita : 1) pertumbuhan fisik terhambat 2) perkembangan mental

1

Page 2: 159866011 proposal-bblr-dengan-bblr 2

dan kecerdasan terhambat. 3) anak yang berstatus gizi buruk mempunyai resiko

kehilangan IQ 10-13 point. 4) daya tahan tubuh anak menurun sehingga mudah

tekena penyakit infeksi, sakit bahkan meninggal.(Depkes RI. 2002)

Banyak masalah tumbuh kembang yang sering dihadapi dalam praktik

sehari-hari, seperti masalah Kekurangan Energi Protein (KEP), obesitas, kretin,

retardasi mental, palsi serebralis, gangguan bicara pada anak dan lain sebagainya.

Dengan memperhatikan masalah-masalah yang berkaitan dengan tumbuh

kembang anak, maka kualitas anak dapat ditingkatkan seoptimal mungkin, untuk

mencapai sumber daya manusia yang berkualitas di kemudian hari. Dua faktor

utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak yaitu genetik dan

lingkungan. Faktor genetik menentukan potensial anak, sedangkan faktor

lingkungan menentukan tercapai tidaknya potensial tersebut. Faktor lingkungan

besar sekali pengaruhnya pada fase-fase kehidupan anak yaitu pranatal, kelahiran,

dan pascanatal (Soetjiningsih, 1995). Salah satu faktor lingkungan pascanatal

adalah gizi yang sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak (Monks, 2002).

Gizi berpengaruh terhadap perkembangan otak dimana sangat erat hubungannya

dengan perkembangan mental dan kemampuan berfikir. Dengan demikian apabila

terjadi gangguan kurang gizi dapat menimbulkan kelainan fisik maupun mental

dan menghambat perkembangan (Suhardjo, 1992).

Masalah gizi kurang dan buruk hingga kini masih menjadi masalah yang

serius di Indonesia. Krisis ekonomi, merosotnya nilai rupiah dan bencana alam

yang beruntun, menjadi pemicu meningkatnya masalah ini. Berdasarkan data

Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) jumlah penderita gizi buruk pada anak

balita sejak tahun 1989 sampai dengan tahun 2000 tidak terjadi perubahan. Pada

2

Page 3: 159866011 proposal-bblr-dengan-bblr 2

tahun 1989 dengan total penduduk 177.614.965 orang, kasus gizi buruk pada

balita adalah 1.342.796 anak. Sedangkan pada tahun 2000 dengan total penduduk

203.456.005 orang, kasus gizi buruk pada balita adalah 1.348.181 anak (Sumber:

News Letter, Depkes 2002 No. 05 ).

Dari data laporan PWS-KIA Dikesmas Jember sampai dengan bulan

Desember 2008 tercatat dari jumlah bayi 17.999 didapatkan angka Berat Bayi

Lahir Rendah sebesar 594 atau sekitar 3,30% atau mengalami penurunan

dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 3,59%,sedangkan angka BBLR

Jatim menujukan angka sebesar 2,09%. Puskesma Ledaok Ombo yang merupakan

salah satu puskesmas diwilayah kerja Dikesmas Jember dari hasil PWS KIA 2008

menujukan bahwa prevelasi kejadian BBLR menempati peringkat ke XI dengan

angka sebesar 6,07% sedangkan rata – rata Kabupaten Jember 3,30 % dan

tertinggi Sekecamatan Ledok Ombo ( 2 %).

Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik ingin mempelajari apakah ada.

Perbedaan Tumbuh Kembang Anak 1-3 Tahun Dari Yang Dilahirkan BBLR Dan

BBLN Diwilayah Puskesmas Ledok Ombo Kecamatan Ledok Ombo Kabupaten

Jember.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan :

Adakah Perbedaan Tumbuh Kembang Anak Umur 1-3 Tahun Dari Yang

Dilahirka BBLR Dan BBLN Di Wilayah Puskesmas Ledok Ombo Kecamatan

Ledok Ombo Kabupaten Jember?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

3

Page 4: 159866011 proposal-bblr-dengan-bblr 2

Mengethui perbedaan Tumbuh Kembang Anak Umur 1-3 Tahun Dari Yang

Dilahirkan BBLR Dan BBLN Diwilayah Puskesmas Ledok Ombo Kecamatan

Ledok Ombo Kabupaten Jember.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Memperoleh pengalaman dan penerapan ilmu pengetahuan tentang Perbedaan

Tumbuh Kembang Anak Umur 1-3 Tahun Dari Yang Dilahirkan BBLR Dan

BBLN Diwilayah Puskesmas Ledok Ombo Kecamatan Ledok Ombo Kabupaten

Jember.

2. Manfaat Teoritis

Memberikan suatu informasi dengan program – program penyuluhan

tentang Perbedaan Tumbuh Kembang Anak Umur 1-3 Tahun Dari Yang

Dilahirkan BBLR Dan BBLN Diwilayah Puskesmas Ledok Ombo Kecamatan

Ledok Ombo Kabupaten Jember.

3. Manfaat Praktis

Dengan adanya suatu penelitian ini diharapkan bisa dibuat sebagai suatu reverensi

khususnya bahan pelengkap di perpustakaan dimana nantinya bisa bermanfaat

bagi mahasiswa lain dan juga bisa sebagai bahan untuk proses belajar bagi

mahasiswa serta tambahan pengetahuan tentang mengatasi maslah BBLR agar

tidak terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan.

4

Page 5: 159866011 proposal-bblr-dengan-bblr 2

BAB 2

TINJAUAN PUSTTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. Tumbuh Kembang Anak

Pertumbuhan dan perkembangan menyangkut semua aspek kemajuan yang

dicapai oleh jazad manusia dari konsepsi sampai dewasa.Pertumbuhan berarti

bertambah besar dalam aspek fisis akibat multiplikasi sel dan bertambahnya

jumlah zat interseluler. Oleh karena itu pertumbuhan dapat diukur dalam

sentimeter atau incih dan dalam kilogram atau pound. Selain itu dapat pula diukur

dalam keseimbangan metabolik, yaitu retensi kalsium dan nitrogen oleh

badan. Perkembangan digunakan untuk menunjukkan bertambahnya

keterampilan dan fungsi kompleks. Seseorang berkembang dalam pengaturan

neuromoskuler, berkembang dalam mempergunakan tangan kanannya dan

terbentuk pula kepribadiannya. Maturasi dan diferensiasi sering dipergunakan

sebagai sinonim untuk perkembangan. Pertumbuhan fisis, sebagai pertumbuhan

badan sebagai keseluruhan.

a. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang.

Secara umum terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi terhadap

tumbuh kembang anak yaitu :

1) Faktor genetik

Genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh

kembang anak. Faktor ini juga merupakan faktor bawaan anak, yaitu potensi anak

yang menjadi ciri khasnya. Melalui genetik yang terkandung didalam sel telur

yang telah dibuahi, dapat ditemukan kualitas dan kuantitas pertumbuahan.

5

Page 6: 159866011 proposal-bblr-dengan-bblr 2

2) Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangan menentukan tercapai atau

tidaknya potensi bawaan. Faktor ini disebut juga milieu merupakan tempat anak

tersebut hidup, dan berfungsi sebagai penyedia kebutuahan dasar anak.

Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapai potensi bawaan,

sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkunagan merupakan

lingkungan “bio-fisiko-psiko-sosial” yang mempengaruhi individu setiap hari,

mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.

a) Faktor yang masih mempengaruhi anak pada masih di dalam kandunagan (faktor

pranatal)

b) Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir

(faktor posnatal)

Faktor lingkungan pranatal yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin

mulai dari konsepsi sampai akhir, antara lain :

(1) Gizi ibu pada waktu hamil

Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang

hamil, sering menghasilkan bayi BBLR/lahir mati, menyebabkan cacat bawaan,

hambatan pertumbuhan otak, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah

terkena infeksi, abortus dan sebagainya.

(2) Mekanis

Trauma dan cairan ketuban yang kurang, posisi janina dalam uterus dapat kelainan

bawaan talipes dilokasi panggul, tortikolis, palsi fasialis, atau karnio tabes.

(3) Toksin/zat kimia

6

Page 7: 159866011 proposal-bblr-dengan-bblr 2

Zat-zat kimia yang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi antara lain

obat anti kanker, rokok, alkohol, beserta logam barat lainnya.

(4) Endokrin

Hormon-hormon yang mungkin yang berperan dalam pertumbuhan janin adalah

somatotropin, tiroid, insulin, hormon plasenta, peptida-peptida lainnya dengan

aktivitas mirip insulin. Apabila salah satu dari hormon tersebut mengalami

defisiensi maka dapat menyebabkan terjadinya susunan saraf pusat sehingga

terjadinya retradasi mental, cacat bawaan dan lain-lain.

(5) Radiasi

Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan

kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali, atau cacat bawaan lainnya,

sedangkan efek radiasi pada orang laki-laki dapat menyebabkan cacat bawaan

pada anaknya

(6) Infeksi

Setiap hiperpirexia pada ibu hamil dapat merusak janin. Infeksi intrauteri yang

sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH, sedangkan infeksi lainnya

yang juga dapat menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela, malaria, polio,

influenza dan lain-lain.

(7) Stres

Stres yang dialami oleh ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh

kembang janin, antara lain cacat bawaan, kelainan kejiwaan dan lain-lain.

(8) Imunitas

Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus, hidrops fetalis,

kren ikterus, atau lahir mati.

7

Page 8: 159866011 proposal-bblr-dengan-bblr 2

(9) Anoksia embrio

Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat,

menyebabkan BBLR.

Bayi baru lahir harus berhasil melewati masa transisi, dari suatu sistem

yang teratur sebagai terbesar tergantung pada organ-organ ibunya, kesuatu sistem

yang tergantung pada kemampuan genetik dan mekanisme homeostatik bayi itu

sendiri. Lingkunagan posnatal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak secara

umum dapat digolongkan menjadi :

1) Lingkungan biologis

Lingkungan biologis yang dimaksud adalah ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur,

gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi

metabolisme, dan hormon.

2) Faktor fisik

Yang termasuk dalam faktor fisik itu antara lain yaitu cuaca, musim, keadaan

geografis suatu daerah, sanitasi, keadaan rumah baik dari struktur bangunan,

ventilasi, cahaya dan kepadatan hunian, serta radiasi.

3) Psikososial

Stimulasi merupakan hal penting dalam tumbuh kembang anak, selain itu

motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini, dengan memberikan lingkungan

yang kondusif untuk belajar, ganjaran atau hukuman yang wajar merupakan hal

yang dapat menimbulkan motivasi yang kaut dalam perkembangan kepribadian

anak kelak dikemudian hari, dalam proses sosialisasi dengan lingkungannya anak

memerlukan teman sebaya, stres juga berpengaruh terhadap anak, selain sekolah,

8

Page 9: 159866011 proposal-bblr-dengan-bblr 2

cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anak orang tua dapat mempengaruhi

proses tumbuh kembang anak.

4) Faktor keluarga dan adat istiadat

Faktor keluarga yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak yaitu

pekerjaa/pendapat keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang

anak karena orang tua dapat menyediakan semau kebutuhan anak baik yang

primer maupun sekunder, pendidikan ayah/ibu yang baik dapat menerima

informasi dari luar terutama tentang cara pengusahan anak yang baik, menjaga

kesehatan, dan pendidikan yang baik pula, jumlah saudara yang banyak pada

keluaraga yang keadaan sosial ekonominya cukup akan mengakibatkan

berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima anak.

a. Aspek Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak

Pencapaian suatu kemampuan pada setiap anak bisa berbeda – beda, namun

demikian apa patokan umur tentang kemampuan apa saja yang perlu dicapai

seorang anak pada umur tertentu. Ada 4 aspek tumbuh kembang anak yang perlu

dibina dalam menghadapi masa depan anak :

1) Perkembangan fisik (motorik)

Berkaitan dengan perkembangan gerakan motorik, yakni perkembangan

pengendalian gerakan tubuh mulai dari gerakan yang terkoodinir antara susunan

saraf, otot, otak dan spinal cord. Perkembangan motorik kasar dan halus. Motorik

kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar, 90% atau seluruh

anaggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contoh

kemampuan duduk, memandang, berlari naik turun tangga dan sebagainya.

Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau

9

Page 10: 159866011 proposal-bblr-dengan-bblr 2

sebagian anggota tubuh tertentu. Yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk

berlajar dan berlatih. Misalanya kemampuan memindahkan benda, mencorat-

coret, menyusun balok, menggunting, menulis, dan sebagainnya. Mana yang lebih

penting keduanya penting dan diperlukan agar anak dapat berkembang optimal.

Bedanya perkembangan motorik kasar sangat tergantung kematangan anak.

Sementara motorik halus bisa dilatih. Anak-anak perkembangan motorik halusnya

kurang umumnya disebabkan stimulasi dari lingkungan yang juga kurang. Latihan

menulis, mencoret atau meremas-remas lilin bisa bisa dilakukan melatih motorik

halus.

2) Perkembangan emosi

Perkembangan emosi harus dipupuk sejak dini. Berikanlah kehangatan dan kasih

sayang agar anak merasa nyaman. Anak juga akan belajar dari model

lingkungannya. Nah, apa yang dirasakan akan ia berikan kembali

kelingkungannya. Jika orang tua bersikap hangat, ia pun akan bersikap sama

tarhadap lingkungannya. Bayangkan jika orang tua tak pernah memberikan

kehangatan pada anak. Anak akan merasa ditolak. Akibatnya, ia bisa depresi yang

tentu akan mempengaruhi kemampuannya berinteraksi dengan lingkungan. Akibat

lain, anak bisa takut mencoba, malu bertemu denagn orang lain, dan sebagainya.

3) Perkembangan kognitif

Perkembangan kognitif atau proses berfikir anak adalah proses menerima,

mengolah sampai memahami info yang diterima. Aspeknya antara lain

intelegensi, kemampuan memecahkan masalah, serta kemampuan berpikir logis.

Intinya adalah kemampuan anak mengembangkan kemampuan berfikir.

10

Page 11: 159866011 proposal-bblr-dengan-bblr 2

Kemampuan ini berkaitan dengan bahasa dan bisa dilatih sejak anak mulai

memahami kata. Pada tahap dimana anak mulai memberikan respon dan

memahami kata, bisa dimasukan informasi-informasi sederhana. Misalnya,

aturan-aturan yang ada dilingkungan. Bisa juga mengenalkan konsep-konsep

dasar seperti warna, angka dan sebagainya.

Hambatan dalam bidang kognitif bisa dilihat dari seberapa cepat atau lambat anak

menangkap informasi yang diberikan, atau seberapa sulit anak mengungkapkan

pikiran. Keterlambatan seperti ini berkaitan dengan kapasitas intelektual yang

akan menjadi terbatas pula.

4) Perkembangan psikososial

Perkembangan psikologis berkaitan dengan ineraksi anak dengan lingkungan.

Pada usia setahun, anak sudah bisa bermain dengan teman sebayanya. Jika anak

sudah memiliki kemampuan itu, orang tua bisa memberikan dukungan. Anak juga

dikenalkan dengan lingkungan baru ajarkan ia cara beradaptasi.(dr. rahadyan

sasongko hal 217. 2009 )

b. Deteksi Dini Tumbuh Kembangan Anak Umur 1-3 Tahun Motorik Kasar

1) Anak umur 12-15 bulan

a) Anak berjalan sendiri

b) Bermain bola

c) Menarik mainan

d) berjalan mundur

e) Berjalan dan naik turun tangga

f) Berjalan sambil berjinjit – jinjit

g) Menangkap dan melempar

11

Page 12: 159866011 proposal-bblr-dengan-bblr 2

2) Anak umur 15-18 bulan

a) Anak berjalan sambil jinjit – jinjit, mundur dan naik turun tangga

b) Bermain bola dengannya

c) Bermain air seperti bermain di bak mandi, pancuran, kolam renang

d) Menendang bola

3) Anak umur 18-24 bulan

a) Anak berlari, berjalan dengan jinjit – jinjit, bermain air, melempar dan

menangkap bola.

b) Berlompat

c) Kesimbangan tubuh

d) Menjalankan mainan

4) Anak umur 2 – 3 tahun

a) Anak memanjat, berlari, melompat, melatih keseimbangan dan bermain bola

b) Latihan menghadapi rintangan

c) Lomat jauh

d) Melempar dan menangkap

2. Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

a. Pengertian

1) Pengetian BBLR

Batasan tentang BBLR ada beberapa pendapat antara lain : (a) menurut

sarwono (2006) sejak tahun 1961 WHO telah mengganti istilah prematur baby

dengan low birth wieght baby ( bayi dengan berat bayi rendar : BBLR). Hal ini

dilakukan karena tidak semua bayi dengan berat kurang dari 2500 gram pada

12

Page 13: 159866011 proposal-bblr-dengan-bblr 2

waktu lahir bayi prematur. Keadaan ini dapat bayi dikatakan permatur apabila

umur kehamilan pada waktu dilahirkan kurang dari 37 minggu. BBLR dapat

merupakan disebabkan 1) masalah kurang dari 37 minggu dengan berat yang

sesuai ( masa kehamilan dihitung mulai hari pertama haid terakhir dari haid yang

teratur). 2) bayi small for gestational age (SGA) bayi yang beratnya kurang dari

berat semestinya menurut kehamilannya (kecil untuk masa kehamilan = KMK). b)

menurut sarwono (2006) BBLR ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat

lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). Berkaitan dengan

penanganan dan harapan hidupnya, berat bayi rendah dibedakan dalam : a)

BBLR : 1500 – 2500 gram. b) BBLSR : < 1500 gram. c) BBLER < 1000 gram.

b. Faktor – faktor resiko yang berkaitan dengan BBLR

Berat Bayi Lahir Rendah merupakan hasil interaksi antara usia

pertumbuhan dengan usia kandungan serta kemampuan janin mencapai berat

badan yang optimal saat lahir dan ditentukan oleh adanya persediaan zat – zat gizi

yang cukup, baik kualitas maupun kualitasnya untuk kelanjutan tumbuh kembang

anak dalam kandungan serta kemampuan ibu memelihara umur kehamilan hingga

cukup bulan (kardjat, 2001)

Kejadian BBLR terkait dengan keadaan ibu pada periode kehamilan, baik

yang berasal dari dalam maupun dari luar.

1) Faktor dalam adalah faktor – fakto resiko yang berasal dari dalam tubuh ibu

yaitu faktor resiko yang mempengaruhi proses pertumbuhan janin dalam

kandungan antara lain adanya beberapa gangguan yang terjadi pada tubuh ibu

hamil akibat dari infeksi seperti infeksi kronis, infeksi parasit/cacing ataupun

gangguan proses metabolism seperti diabetes.

13

Page 14: 159866011 proposal-bblr-dengan-bblr 2

2) Faktor laur adalah faktor resiko yang berasal dari luar tubuh ibu trauma yang

berkaitan dengan kesehatan ibu pada waktu hamil seperti pelayanan kesehatan

pada waktu hamil (ANC), asupan zat gizi, dan faktor perilaku ibu yang kurang

mendukung seperti minum alkohol, merokok.

3) Faktor lain yang merupakan resiko pada periode kehamilan seperti umur

kehamilan, paritas, umur ibu, jarak kehamilan, dll.

c. Penilain status gizi

Penilaian status gizi dapat dilakuka dengan berbagai cara. Menurut Jellife

(2000), penilaian status gizi dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan yaitu

secara langsung dengan pemeriksaan kliniks, antopometri (ukuran tubuh), uji

biokimia, uji biofisik, penilaian konsumsi makanan. Atau secara tidak langsung

dengan menghubungkan angka stalistik berbagai penyakit dengan keadaan status

gizi golongan umur tersebut (supariasa, 2002).

Status gizi merupakan gambaran keseimbangan antara kebutuhan akan zat

gizi untuk pemeliharaan kehidupan, pertumbuhab, fungsi normal tubuh, dan untuk

prokduksi energi serta sopply/masukan zat gizri. Ukuran status gizi dapat

diperoleh melalui dua cara, yaitu cara langsung dan tidak langsung. Disebut

pengukuran secara langsung apabila data yang diperoleh dari hasil pengukuran

setelah dibandingkan denagan standar dapat langsung diketahui hasilnya.

Pengukuran ini dapat dilakukan dengan cara antomometri, kliniks, biokimia,

biofisik. Pengukuran secara tidak langsung adalah apabila data yang diperoleh

pengukuran tersebut hanya memberikan gambaran mengenai status gizi populasi

seperti stastistik vital, survei konsumsi, foktor – faktor ekonomi. (Supariasa,

2002).

14

Page 15: 159866011 proposal-bblr-dengan-bblr 2

Penilaian status gizi melalui pemeriksaan kliniks, biofisik dan biokimia

sulit dilakukan mengingat keterbatasan kemampuan tenaga yang menangani,

waktu lama dan biaya yang diperlukan (jahari 2001). Guna mengatasi masalah

tersebut maka antropometri (ukuran tubuh) dpilih sebagai indikator status gizi

yang sifatnya mudah dan mudah penggunaannya. Paramenter yang sering

digunakan antara lain BB, TB dan LILA (Depkes, 2001).

Untuk menilai mal nutrisi energi protein maka dalam atopometri dikenal

sederhana dengan pengukuran lingkar lengan atas, oleh karena ukuaran masa otot

merupakan index sensitive terhadap perubahan kecil pada otot yang mungkin

terjadi misalnya, bila jatuh sakit (Burger dan Anderson, 2002).

Dinegara yang berkembang penyakit infeksi dan konsumsi makanan yang

kurang merupakan faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan dan status gizi.

Keadaan pertumbuhan sangat erat kaitanya dengan masalah konsumsi energi dan

protein, oleh sebab itu ukuran – ukuran sederhana tubuh sebagai refleksi

pertumbuhan seperti BB dan TB dapat digunakan untuk menilai gangguan

pertumbuhan dan kurang gizi akibat defesiensi energi dan protein ( Jahari, 2003).

Status gizi pada berbagai kelompok rawan dimasyarakat, seperti wanita

usia subur, ibu hamil, anak balita dan anak usia sekolah membutuhkan perhatian

yang cukup serius. Berdasarkan data united Nation International Children For

Emergency (UNICEF) pada tahun 1997, jutaan penduduk dari kelompok rawan

tersebut masih pernah menderita masalah gizi yang cukup berat. Satu dari empat

WUS atau sekitar 9.6 juta orang mengalami KEK. Adapun pada kelompok ibu

hamil sekitar 2 juta atau sekitar 41% dari ibu hamil menderita KEK (Jajal dan

Atmojo, 2004).

15

Page 16: 159866011 proposal-bblr-dengan-bblr 2

1) Klisifikasi status gizi

Dalam menentukan klasifikasi status gizi harus ada ukuran baku yang

sering disebut dengan reference. Baku antopometri yang sekarangdi Indonesia

adalah WHO-NCHS. Direktorat bina gizi masyarakat Depkes RI dalam

pemantauan status gizi (1999) mengunakan buku WHO-NCHS. Pada lokakarya

Antopometri tahun 1975 telah dipekenalkan baku harvad, berdasarkan semiloka

antopometri Ciloto 1991 telah direkomendasikan penggunaan WHO-NCHS. Ada

banyak klasifikasi status gizi yang pernah dibuat antara lain : a) klasifikasi Gomez

(1959) b) klasifikasi Watelow, c) klasifikasi welcome trust, d) jellife e) klasifikasi

bengoa f) klasifikasi rekomendasi lokakarya antropometri 1975, g) klasifikasi

puslibang Gizi 1978 h) klasifikas WHO. Akan tetapi berdasarkan kesepakatan

Pakar Gizi Cipanas 2001, dan berdasarkan surat keputusan menkes 920/2002

pengklasifikasian status gizi adalah sebagai berikut:

Berdasarkan indeks berat badan menurut umur (BB/U) adalah sebagai berikut :

a) Gizi lebih : ≥ + 2 SD

b) Gizi baik : ≥ - SD sampai + 2 SD

c) Gizi kurang : ≥ - 3 SD sampai ≤ - 2 SD

d) Gizi buruk : ≤ - 3 SD

Berdasarkan indeks Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) adalah sebagai

berikut :

a) Gemuk : ≥ + 2 SD

b) Normal : ≥ - 2 SD

c) Kurus : ≥ - 3 SD sampai ≤ - 2 SD

d) Kurus sekali : ≤ - 3 SD

16

Page 17: 159866011 proposal-bblr-dengan-bblr 2

Berdasarkan indeks Tinggi Badan Menutut Umur (TB/U)

a) Normal : ≥- - 2 SD

b) Pendek : ≤ - 2 SD

2) Kurang Energi Protein (KEP)

Kurang Energy Protein (KEP) adalah keadaan kurang gizi yang

disebabkan olehnya rendahnya konsumsi energidan protein dalam makanan sehari

– hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan Gizi (AKG).

Tanda – tanda kliniks marsmus :

a) Anak tampak sangat kurus

b) Wajah seperti orang tua

c) Kulit keriput

d) Sering disertai diare

e) Tekanan darah, detak jantung dan pernafasan berkuarang

Tanada – tanda kliniks Kwashiorkor

a) Odema

b) Wajah membulat dan sembab

c) Otot mengecil

d) Cengeng, rewel, apatis

e) Anoreksia

f) Rambut kusam dan mudah dicabut

g) Pembesaran hati

h) Gangguan kulit pandangan mata sayu

Tanda – tanda marasmus kwashiorkor :

Kombinasi dari gabungan dari marasmus kwashiorkor

17

Page 18: 159866011 proposal-bblr-dengan-bblr 2

3) Gangguan Tumbuh Kembang

Gangguan pertumbuhan diartikan sebagai ketidak mampuan anak untuk

mencapai tinggi badan tertentu sesuai dengan umurnya. Gangguan pertumbuhan

merupakan akibat dari gangguan yang terjadi pada masa balita bahkan pada masa

sebelumnya.

4) Gizi Kurang pada anak umur 1-3 tahun

Gizi kurang dan buruk berdampak seriusterhadap kualitas generasi

mendatang. Anak yang menderita gizi kurang akan mengalami pertumbuhan fisik

dan perkembangan mental anak. Beberapa dampak serius gizi kurang pada anak

balita :

a) Pertumbuhan fisik terlambat (anak akan mempunyai tinggi badan yang lebih

pendek)

b) Perkembangan mental dan kecerdasan terhambat. Anak mempunyai IQ lebih

rendah. Setiap anak bersetatus gizi buruk mempunyai resiko kehilangan IQ 10-13

point

c) Daya tahan anak menurun sehingga anak mudah terkena infeksi. Anak mudah

sakit dan meninggal.

5) Keterkaitan masalah gizi makro pada setiap siklus kehidupan

Masalah gizi marko terjadi pada setiap siklus kehidupan manusia mulai bayi,

balita, remaja dewasa. Berbagai penelitian menujukkan bahwa kekurangan gizi

pada salah satu siklus akan mempengaruhi kejadian kekurangan gizi pada siklus

berikutnya, seperti pada bagan halaman berikut :

18

Page 19: 159866011 proposal-bblr-dengan-bblr 2

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

A. Kerangka Konseptual

Gambaran 3.1

Kerangka konseptual penelitian perbedaan tumbuh kembang anak

umur 1-3 tahun dari yang dilahairkan BBLR dan BBLN.

B. Defenisi Operasio

Jenis variabel Definisi Kriteria Skala

Kelahiran BBLN

dan

BBLR

Adalah berat bayi lahir

kurang dari normal yaitu <

2500.

BBLN > 2500 gram

BBLR < 2500 gram

nominal

Tumbuh kembang Pertumbuhan dan

perkembangan anak umur

1 – 3 tahun yang di

ukur status

gizinya dan

perkembangan motorik

kasar

dan halus.

Tumbuh kembang :

Baik : tidak

terjadinya KEP

perkembangan motorik

kasar

dan halus baik.

Tidak baik :

terjadinya KEP

dan Perkembangan

Motorik kasar dan halus

tidak baik atau dari

salah satu keadaannya.

nominal

BAB IV

19

PERBEDAAN TUMBUH KEMBANG

ANAK UMUR 1 -3 TAHUN YANG

DILAHIRKAN BBLR DAN BBLN

Page 20: 159866011 proposal-bblr-dengan-bblr 2

METODE PENELITAN

A. Jenis Dan Desain Penelitian

Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskritif atau desain yang

bertujuan untuk mendeskripsikan (memaparkan) perbedaan tumbuh kembang

anak umur 1-3 tahun dari yang dilahirkan BBLR dan BBLN. Dalam penulisan ini

menggunakan disain penelitian survei yaitu suatu disain yang digunakan untuk

menyediakan informasi yang menghubungkan dengan prevalensi distribusi dan

hubungan anatara variabel dalam suatu populasi (Nursalam, 2003)

B. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak umur 1-3 tahun yang terdaftar

pada register diwilayah puskesmas ledok ombo dengan jumlah populasi 99.

C. Sampel

1. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang dapat

digunakan sebagai subjek penelitian melalui teknik sampling (Nursalam,

2003:95). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua ibu yang

memiliki anak umur 1-3 tahun yang datang posyandu diwilayah puskesmas

ledok ombo pada bulan November 2010 dengan jumlah 99 orang.

Kriteria Sampel :

kriteria sampel adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu

populasi tejangkau yang dapat digunakan sebagia bahan penelitian yaitu :

20

Page 21: 159866011 proposal-bblr-dengan-bblr 2

1. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian melalui teknik

penelitian dari suatu populasi target terjangkau yang akan diteliti :

a. Ibu yang mempunyai anak umur 1-3 tahun yang bersedia akan diteliti.

b. Ibu yang mempunyai anak umur 1-3 tahun yang bisa membaca dan

menulis.

2. Kriteria Eklusi adalah kriteria menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang

memenuhi kriteria Inklusi :

a. Ibu yang mempunyai anak umur1-3 tahun yang sedang posyandu

b. Ibu yang mempunyai anak umur 1-3 tahun yang tidak posyandu

3. Teknik sampling, yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah non

propabiliti sampling dengan metode consecutiive sampling yaitu pemilihan

sampling dengan menetapkan subyek yang memenuhi kriteria penelitian

dimasukkan dalam penelitian kurun waktu tertentu,sehingga jumlah klien

yang diperlukan terpenuhi (Nursalam, 2003 : 98).

D. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanankan diwilayah Puskesmas Ledok Ombo

Kabupaten Jember mulai bulan 25 Oktober- 20 November 2010.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Setelah mendapat ijin dari akademik peneliti langsung mengadakan studi

pendahuluan untuk dapat mengambil data jumlah ibu yang memiliki anak umur 1-

3 tahun di wilayah puskesmas ledok ombo. Cara pengambilan data dengan

wawancara.

21

Page 22: 159866011 proposal-bblr-dengan-bblr 2

2. Instrumen Pengumpulan Data

Untuk membuat data yang relevan dengan tujuan penelitian menggunakan

instrument pengumpulan data berupa angket atau kuesioner. Kuesioner yaitu suatu

cara pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai suatu masalah dengan

menyediakan pertanyaan kepada obyek (Notoatmodjo, 2005).

Dalam pengumpulan data pada penelitian digunakan alat berupa

kuesioner tertutup yang diberikan pada responden yang memenuhi kriteria. Untuk

kuesioner perbedaan tumbuh kembang anak umur 1-3 tahun dari yang dilahirkan

BBLR dan BBLN menggunakan skala guttman yaitu nilai untuk jawaban yang

benar = 1 dan nilai untuk jawaban yang salah = 0 ( Hidayat, 2003)

F. Teknik Analisa Data

1 . Teknik Pengolaan data

Teknik pengelolaan data merupakan kegiatan untuk merubah data mentah

menjadi bentuk data mentah menjadi bentuk data yang ringkas dan disajikan

sebagai dasar pengambilan keputusan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih

(Nursalam, 2003).

Dalam pengelolaan data terdiri dari 5 langkah :

a. Editing

Editing adalah pekerjaan validitas dan realibitas data masuk. Kegiatan

editing ini meliputi : pemeriksan kelengkapan pengisian kuesioner, kejelasan

makna jawaban, kosentrasi antara jawaban-jawaban, relevansi jawaban

keseragaman suatu pengukuran.

22

Page 23: 159866011 proposal-bblr-dengan-bblr 2

b. Coding

Coding adalah kegiatan untuk mengklsasifikasikan data atau jawaban

menurut kategorinya masing-masing. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

beberapa kode pada bagain-bagian tertentu untuk mempermudah waktu

pentabulasian dan anlisa data.

c. Skoring

Skoring merupakan penilaian untuk jawaban dari responden. Adalah

penentuan jumlah skor, dalam penelitian ini menggunakan skala nominal.

Untuk variabel perbedaan tumbuh kembang anak umur 1-3 tahun dari yang

dilahirkan BBLR dan BBLN dikumpulkan melalui kuesioner kemudian ditabulasi

dan dikelompokkan, kemudian diberi skor, jawaban benar diberi nilai 1, dan

jawaban salah diberi nilai 0.

d. Transfering

Tranfering merupakan kegiatan pemindahan jawaban atau kode kedalam

master sheet ( terlampir ).

e. Tabulating

Tabulating adalah kegiatan menyusun dan meringkas data yang masuk

kedalam bentuk tabel-tabel.

N = %100xSm

Sp

Keterngan :

N : Nilai yang didapat

Sp : Skor yang didapat

Sm : Skor maksimal

(Arikunto 2003)

23