perawatan BBLR)

28
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) 1. Pengertian Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan (< 37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine growth restriction) (Pudjiadi, dkk., 2010). 2. Klasifikasi Ada beberapa cara dalam mengelompokkan BBLR (Proverawati dan Ismawati, 2010) : a. Menurut harapan hidupnya 1) Bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500-2500 gram. 2) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir 1000- 1500 gram. 3) Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat lahir kurang dari 1000 gram. b. Menurut masa gestasinya 1) Prematuritas murni yaitu masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK). 2) Dismaturitas yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi kecil untuk masa kehamilannya (KMK). 3. Faktor Penyebab Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah (Proverawati dan Ismawati, 2010).

description

perawatan bblr

Transcript of perawatan BBLR)

Page 1: perawatan BBLR)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah)

1. Pengertian

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir

kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat

terjadi pada bayi kurang bulan (< 37 minggu) atau pada bayi cukup bulan

(intrauterine growth restriction) (Pudjiadi, dkk., 2010).

2. Klasifikasi

Ada beberapa cara dalam mengelompokkan BBLR (Proverawati

dan Ismawati, 2010) :

a. Menurut harapan hidupnya

1) Bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500-2500

gram.

2) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir 1000-

1500 gram.

3) Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat lahir

kurang dari 1000 gram.

b. Menurut masa gestasinya

1) Prematuritas murni yaitu masa gestasinya kurang dari 37 minggu

dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi

atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa

kehamilan (NKB-SMK).

2) Dismaturitas yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat

badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Bayi mengalami

retardasi pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi kecil untuk

masa kehamilannya (KMK).

3. Faktor Penyebab

Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah

(Proverawati dan Ismawati, 2010).

Page 2: perawatan BBLR)

9

a. Faktor ibu

1) Penyakit

a) Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan

antepartum, preekelamsi berat, eklamsia, infeksi kandung

kemih.

b) Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual,

hipertensi, HIV/AIDS, TORCH, penyakit jantung.

c) Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol.

2) Ibu

a) Angka kejadian prematitas tertinggi adalah kehamilan pada

usia < 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.

b) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1

tahun).

c) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.

3) Keadaan sosial ekonomi

a) Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal

ini dikarenakan keadaan gizi dan pengawasan antenatal yang

kurang.

b) Aktivitas fisik yang berlebihan

c) Perkawinan yang tidak sah

b. Faktor janin

Faktor janin meliputi : kelainan kromosom, infeksi janin kronik

(inklusi sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan

kembar.

c. Faktor plasenta

Faktor plasenta disebabkan oleh : hidramnion, plasenta previa,

solutio plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik),

ketuban pecah dini.

d. Faktor lingkungan

Lingkungan yang berpengaruh antara lain : tempat tinggal di

dataran tinggi, terkena radiasi, serta terpapar zat beracun.

Page 3: perawatan BBLR)

10

4. Permasalahan pada BBLR

BBLR memerlukan perawatan khusus karena mempunyai

permasalahan yang banyak sekali pada sistem tubuhnya disebabkan

kondisi tubuh yang belum stabil (Surasmi, dkk., 2002).

a. Ketidakstabilan suhu tubuh

Dalam kandungan ibu, bayi berada pada suhu lingkungan 36°C-

37°C dan segera setelah lahir bayi dihadapkan pada suhu lingkungan

yang umumnya lebih rendah. Perbedaan suhu ini memberi pengaruh

pada kehilangan panas tubuh bayi. Hipotermia juga terjadi karena

kemampuan untuk mempertahankan panas dan kesanggupan

menambah produksi panas sangat terbatas karena pertumbuhan otot-

otot yang belum cukup memadai, ketidakmampuan untuk menggigil,

sedikitnya lemak subkutan, produksi panas berkurang akibat lemak

coklat yang tidak memadai, belum matangnya sistem saraf pengatur

suhu tubuh, rasio luas permukaan tubuh relatif lebih besar dibanding

berat badan sehingga mudah kehilangan panas.

b. Gangguan pernafasan

Akibat dari defisiensi surfaktan paru, toraks yang lunak dan otot

respirasi yang lemah sehingga mudah terjadi periodik apneu.

Disamping itu lemahnya reflek batuk, hisap, dan menelan dapat

mengakibatkan resiko terjadinya aspirasi.

c. Imaturitas imunologis

Pada bayi kurang bulan tidak mengalami transfer IgG maternal

melalui plasenta selama trimester ketiga kehamilan karena

pemindahan substansi kekebalan dari ibu ke janin terjadi pada minggu

terakhir masa kehamilan. Akibatnya, fagositosis dan pembentukan

antibodi menjadi terganggu. Selain itu kulit dan selaput lendir

membran tidak memiliki perlindungan seperti bayi cukup bulan

sehingga bayi mudah menderita infeksi.

Page 4: perawatan BBLR)

11

d. Masalah gastrointestinal dan nutrisi

Lemahnya reflek menghisap dan menelan, motilitas usus yang

menurun, lambatnya pengosongan lambung, absorbsi vitamin yang

larut dalam lemak berkurang, defisiensi enzim laktase pada jonjot

usus, menurunnya cadangan kalsium, fosfor, protein, dan zat besi

dalam tubuh, meningkatnya resiko NEC (Necrotizing Enterocolitis).

Hal ini menyebabkan nutrisi yang tidak adekuat dan penurunan berat

badan bayi.

e. Imaturitas hati

Adanya gangguan konjugasi dan ekskresi bilirubin

menyebabkan timbulnya hiperbilirubin, defisiensi vitamin K sehingga

mudah terjadi perdarahan. Kurangnya enzim glukoronil transferase

sehingga konjugasi bilirubin direk belum sempurna dan kadar albumin

darah yang berperan dalam transportasi bilirubin dari jaringan ke

hepar berkurang.

f. Hipoglikemi

Kecepatan glukosa yang diambil janin tergantung dari kadar

gula darah ibu karena terputusnya hubungan plasenta dan janin

menyebabkan terhentinya pemberian glukosa. Bayi berat lahir rendah

dapat mempertahankan kadar gula darah selama 72 jam pertama

dalam kadar 40 mg/dl. Hal ini disebabkan cadangan glikogen yang

belum mencukupi. Keadaan hipotermi juga dapat menyebabkan

hipoglikemi karena stress dingin akan direspon bayi dengan

melepaskan noreepinefrin yang menyebabkan vasokonstriksi paru.

Efektifitas ventilasi paru menurun sehingga kadar oksigen darah

berkurang. Hal ini menghambat metabolisme glukosa dan

menimbulkan glikolisis anaerob yang berakibat pada penghilangan

glikogen lebih banyak sehingga terjadi hipoglikemi. Nutrisi yang tak

adekuat dapat menyebabkan pemasukan kalori yang rendah juga dapat

memicu timbulnya hipoglikemi.

Page 5: perawatan BBLR)

12

5. Penatalaksanaan BBLR

Konsekuensi dari anatomi dan fisiologi yang belum matang

menyebabkan bayi BBLR cenderung mengalami masalah yang bervariasi.

Hal ini harus diantisipasi dan dikelola pada masa neonatal.

Penatalaksanaan yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi stress fisik

maupun psikologis. Adapun penatalaksanaan BBLR meliputi (Wong,

2008; Pillitteri, 2003) :

a. Dukungan respirasi

Tujuan primer dalam asuhan bayi resiko tinggi adalah mencapai

dan mempertahankan respirasi. Banyak bayi memerlukan oksigen

suplemen dan bantuan ventilasi. Bayi dengan atau tanpa penanganan

suportif ini diposisikan untuk memaksimalkan oksigenasi karena pada

BBLR beresiko mengalami defisiensi surfaktan dan periadik apneu.

Dalam kondisi seperti ini diperlukan pembersihan jalan nafas,

merangsang pernafasan, diposisikan miring untuk mencegah aspirasi,

posisikan tertelungkup jika mungkin karena posisi ini menghasilkan

oksigenasi yang lebih baik, terapi oksigen diberikan berdasarkan

kebutuhan dan penyakit bayi. Pemberian oksigen 100% dapat

memberikan efek edema paru dan retinopathy of prematurity.

b. Termoregulasi

Kebutuhan yang paling krusial pada BBLR setelah tercapainya

respirasi adalah pemberian kehangatan eksternal. Pencegahan

kehilangan panas pada bayi distress sangat dibutuhkan karena

produksi panas merupakan proses kompleks yang melibatkan sistem

kardiovaskular, neurologis, dan metabolik. Bayi harus dirawat dalam

suhu lingkungan yang netral yaitu suhu yang diperlukan untuk

konsumsi oksigen dan pengeluaran kalori minimal. Menurut Thomas

(1994) suhu aksilar optimal bagi bayi dalam kisaran 36,5°C – 37,5°C,

sedangkan menurut Sauer dan Visser (1984) suhu netral bagi bayi

adalah 36,7°C – 37,3°C.

Page 6: perawatan BBLR)

13

Menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi dapat

dilakukan melalui beberapa cara, yaitu (Kosim Sholeh, 2005) :

1) Kangaroo Mother Care atau kontak kulit dengan kulit antara bayi

dengan ibunya. Jika ibu tidak ada dapat dilakukan oleh orang lain

sebagai penggantinya.

2) Pemancar pemanas

3) Ruangan yang hangat

4) Inkubator

Tabel 2.1 Suhu inkubator yang direkomendasikan menurut umur dan berat

Berat bayi Suhu inkubator (°C) menurut umur

35°C 34°C 33°C 32°C

< 1500 gr 1-10 hari 11 hari - 3 minggu 3-5 Minggu >5 minggu

1500-2000 gr 1-10 hari 11 hari-4 minggu >4 minggu

2100-2500 gr 1-2 hari 3 hari-3 minggu >3 minggu

> 2500 gr 1-2 hari >2 hari

Bila jenis inkubatornya berdinding tunggal, naikkan suhu inkubator 1°C setiap perbedaan suhu

7°C antara suhu ruang dan inkubator

c. Perlindungan terhadap infeksi

Perlindungan terhadap infeksi merupakan bagian integral asuhan

semua bayi baru lahir terutama pada bayi preterm dan sakit. Pada bayi

BBLR imunitas seluler dan humoral masih kurang sehingga sangat

rentan denan penyakit. Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk

mencegah infeksi antara lain :

1) Semua orang yang akan mengadakan kontak dengan bayi harus

melakukan cuci tangan terlebih dahulu.

2) Peralatan yang digunakan dalam asuhan bayi harus dibersihkan

secara teratur. Ruang perawatan bayi juga harus dijaga

kebersihannya.

3) Petugas dan orang tua yang berpenyakit infeksi tidak boleh

memasuki ruang perawatan bayi sampai mereka dinyatakan

sembuh atau disyaratkan untuk memakai alat pelindung seperti

masker ataupun sarung tangan untuk mencegah penularan.

Page 7: perawatan BBLR)

14

d. Hidrasi

Bayi resiko tinggi sering mendapat cairan parenteral untuk

asupan tambahan kalori, elektrolit, dan air. Hidrasi yang adekuat

sangat penting pada bayi preterm karena kandungan air

ekstraselulernya lebih tinggi (70% pada bayi cukup bulan dan sampai

90% pada bayi preterm). Hal ini dikarenakan permukaan tubuhnya

lebih luas dan kapasitas osmotik diuresis terbatas pada ginjal bayi

preterm yang belum berkembang sempurna sehingga bayi tersebut

sangat peka terhadap kehilangan cairan.

e. Nutrisi

Nutrisi yang optimal sangat kritis dalam manajemen bayi BBLR

tetapi terdapat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi mereka

karena berbagai mekanisme ingesti dan digesti makanan belum

sepenuhnya berkembang. Jumlah, jadwal, dan metode pemberian

nutrisi ditentukan oleh ukuran dan kondisi bayi. Nutrisi dapat

diberikan melalui parenteral ataupun enteral atau dengan kombinasi

keduanya.

Bayi preterm menuntut waktu yang lebih lama dan kesabaran

dalam pemberian makan dibandingkan bayi cukup bulan. Mekanisme

oral-faring dapat terganggu oleh usaha memberi makan yang terlalu

cepat. Penting untuk tidak membuat bayi kelelahan atau melebihi

kapasitas mereka dalam menerima makanan. Toleransi yang

berhubungan dengan kemampuan bayi menyusu harus didasarkan

pada evaluasi status respirasi, denyut jantung, saturasi oksigen, dan

variasi dari kondisi normal dapat menunjukkan stress dan keletihan.

Bayi akan mengalami kesulitan dalam koordinasi mengisap,

menelan, dan bernapas sehingga berakibat apnea, bradikardi, dan

penurunan saturasi oksigen. Pada bayi dengan reflek menghisap dan

menelan yang kurang, nutrisi dapat diberikan melalui sonde ke

lambung. Kapasitas lambung bayi prematur sangat terbatas dan

mudah mengalami distensi abdomen yang dapat mempengaruhi

Page 8: perawatan BBLR)

15

pernafasan. Kapasitas lambung berdasarkan umur dapat diukur

sebagai berikut (Jones, dkk., 2005) :

Tabel 2.2 Kapasitas lambung berdasarkan umur

Umur Kapasitas (ml)

Bayi baru lahir 10-20

1 minggu 30-90

2-3 mingu 75-100

1 bulan 90-150

3 bulan 150-200

1 tahun 210-360

f. Penghematan energi

Salah satu tujuan utama perawatan bayi resiko tinggi adalah

menghemat energi, Oleh karena itu BBLR ditangani seminimal

mungkin. Bayi yang dirawat di dalam inkubator tidak membutuhkan

pakaian , tetapi hanya membutuhkan popok atau alas. Dengan

demikian kegiatan melepas dan memakaikan pakaian tidak perlu

dilakukan. Selain itu, observasi dapat dilakukan tanpa harus membuka

pakaian.

Bayi yang tidak menggunakan energi tambahan untuk aktivitas

bernafas, minum, dan pengaturan suhu tubuh, energi tersebut dapat

digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan. Mengurangi

tingkat kebisingan lingkungan dan cahaya yang tidak terlalu terang

meningkatkan kenyamanan dan ketenangan sehingga bayi dapat

beristirahat lebih banyak.

Posisi telungkup merupakan posisi terbaik bagi bayi preterm

dan menghasilkan oksigenasi yang lebih baik, lebih menoleransi

makanan, pola tidur-istirahatnya lebih teratur. Bayi memperlihatkan

aktivitas fisik dan penggunaan energi lebih sedikit bila diposisikan

telungkup.

PMK akan memberikan rasa nyaman pada bayi sehingga waktu

tidur bayi akan lebih lama dan mengurangi stress pada bayi sehingga

mengurangi penggunaan energi oleh bayi.

Page 9: perawatan BBLR)

16

g. Stimulasi Sensori

Bayi baru lahir memiliki kebutuhan stimulasi sensori yang

khusus. Mainan gantung yang dapat bergerak dan mainan- mainan

yang diletakkan dalam unit perawatan dapat memberikan stimulasi

visual. Suara radio dengan volume rendah, suara kaset, atau mainan

yang bersuara dapat memberikan stimulasi pendengaran. Rangsangan

suara yang paling baik adalah suara dari orang tua atau keluarga, suara

dokter, perawat yang berbicara atau bernyanyi. Memandikan,

menggendong, atau membelai memberikan rangsang sentuhan.

Rangsangan suara dan sentuhan juga dapat diberikan selama

PMK karena selama pelaksanaan PMK ibu dianjurkan untuk

mengusap dengan lembut punggung bayi dan mengajak bayi berbicara

atau dengan memperdengarkan suara musik untuk memberikan

stimulasi sensori motorik, pendengaran, dan mencegah periodik

apnea.

h. Dukungan dan Keterlibatan Keluarga

Kelahiran bayi preterm merupakan kejadian yang tidak

diharapkan dan membuat stress bila keluarga tidak siap secara emosi.

Orang tua biasanya memiliki kecemasan terhadap kondisi bayinya,

apalagi perawatan bayi di unit perawatan khusus mengharuskan bayi

dirawat terpisah dari ibunya. Selain cemas, orang tua mungkin juga

merasa bersalah terhadap kondisi bayinya, takut, depresi, dan bahkan

marah. Perasaan tersebut wajar, tetapi memerlukan dukungan dari

perawat.

Perawat dapat membantu keluarga dengan bayi BBLR dalam

menghadapi krisis emosional, antara lain dengan memberi kesempatan

pada orang tua untuk melihat, menyentuh, dan terlibat dalam

perawatan bayi. Hal ini dapat dilakukan melalui metode kanguru

karena melalui kontak kulit antara bayi dengan ibu akan membuat ibu

merasa lebih nyaman dan percaya diri dalam merawat bayinya.

Dukungan lain yang dapat diberikan perawat adalah dengan

Page 10: perawatan BBLR)

17

menginformasikan kepada orang tua mengenai kondisi bayi secara

rutin untuk meyakinkan orang tua bahwa bayinya memperoleh

perawatan yang terbaik dan orang tua selalu mendapat informasi yang

tepat mengenai kondisi bayinya.

6. Pertumbuhan Fisik BBLR

a. Pengertian Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran yang terjadi pada

individu yang lebih muda pada semua spesies (Jones, dkk., 2005).

Pertumbuhan adalah perubahan besar, jumlah , ukuran atau

dimensi sel, organ maupun individu yang diukur dengan ukuran berat,

ukuran panjang, umur tulang, dan keseimbangan metabolik (Chamley,

dkk., 2005).

b. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik

Pertumbuhan fisik dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari

dalam (dari bayi sendiri) maupun dari luar, antara lain (Jones, dkk.,

2005) :

1) Asupan nutrisi yang tidak adekuat

Pada periode awal setelah kelahiran, metabolisme yang

belum stabil dapat menganggu penyerapan nutrisi yang

mengakibatkan kegagalan pada tahap awal pertumbuhan. Asupan

nutrisi dapat pula terganggu karena beberapa hal, termasuk adanya

intoleransi makanan, dugaan NEC (Necrotizing Enterocolitis),

atau gastro-oesophageal reflux yang parah.

2) Ketidakmatangan pencernaan dan penyerapan nutrisi

Pada minggu pertama setelah kelahiran, BBLR yang

menerima nutrisi enteral menunjukkan pertumbuhan yang kurang

oleh karena fungsi pencernaan yang belum matang dan

penyerapan lemak yang kurang baik.

3) Pembatasan cairan

Pembatasan cairan mungkin diperlukan pada beberapa

kondisi, akan tetapi dapat berakibat pada pertumbuhan bayi.

Page 11: perawatan BBLR)

18

Pertumbuhan menjadi terhambat, dan hal ini terjadi pada waktu

pertumbuhan seharusnya sangatlah pesat. Oleh karena itu,

pembatasan cairan harus dipertimbangkan dengan benar.

4) Peningkatan kebutuhan energi

Ada beberapa keadaan yang dapat menyebabkan

peningkatan kebutuhan energi, misalnya kedinginan atau stress

fisik karena ketidaknyamanan yang dirasakan oleh bayi. Bayi

dengan kondisi jantung tertentu dan beberapa penyakit paru kronis

mengalami peningkatan penggunaan energi.

Kontak kulit secara langsung antara bayi dengan ibunya

melalui PMK dapat mencegah bayi terjadi hipotermi karena terjadi

perpindahan panas dari tubuh ibu ke bayinya sehingga suhu bayi

selalu stabil. Selain itu, PMK akan membuat bayi menjadi lebih

nyaman dan tidak stress serta meningkatkan kemampuan dan

kepercayaan diri ibu dalam merawat dan menyusui bayi. Hal ini

dapat meminimalkan penggunaan energi oleh bayi sehingga energi

yang ada dapat digunakan untuk pertumbuhannya. Bayi yang

mengalami stress fisik dapat berakibat peningkatan denyut jantung

dan pernafasan bayi sehingga meningkatkan kebutuhan tubuh

akan oksigen dan energi.

Bohnhorst dan Heyne (2001) meneliti tentang manfaat

PMK terhadap pernafasan dan termoregulasi pada 22 bayi BBLR

dengan usia gestasi antara 24-31 minggu didapatkan hasil pada

pengukuran suhu rektal terdapat peningkatan suhu setelah

dilakukan PMK dari 36,2-37,4°C menjadi 36,6-38,6°C.

5) Penggantian sodium yang tidak adekuat

Bayi prematur mempunyai kebutuhan sodium yang tinggi

karena fungsi ginjal yang belum matang sehingga memerlukan

jumlah sodium yang lebih banyak untuk mempertahankan sodium

serum tetap normal.

Page 12: perawatan BBLR)

19

6) Kurang lemak susu

Cara menyusui yang kurang benar, yaitu menyusui tetapi

tidak sampai payudara kosong dapat mengakibatkan asupan lemak

susu berkurang karena kandungan ASI yang paling kaya akan

lemak adalah ASI yang terakhir keluar. Melalui PMK ibu juga

diajarkan cara menyusui yang benar sehingga ibu dapat menyusui

dengan benar dan lebih percaya diri.

7) Pemberian steroid pasca lahir

Pemberian steroid atau dexamethasone dapat

mempengaruhi pertambahan berat dan panjang badan. Hal ini

disebabkan obat meningkatkan katabolisme sehingga pemecahan

protein dipercepat. Pada kondisi ini peningkatan asupan protein

tidak terlalu bermanfaat karena dapat memicu stress metabolik.

8) Kurang aktivitas

Kurang aktivitas dalam jangka waktu lama mempengaruhi

pertambahan berat badan dan pertumbuhan tulang. Aktivitas ini

bukan hanya aktivitas aktif tetapi juga pasif. Peran perawat sangat

diperlukan dalam mengupayakan aktivitas pasif pada bayi,

misalnya dengan mengubah posisi dan memberi pijatan ringan

pada bayi.

Pemberian aktivitas pasif pada bayi dapat dilakukan melalui

PMK karena selama aktivitas ini ibu dianjurkan untuk

memberikan sentuhan fisik secara lembut kepada bayi untuk

merangsang psikomotor bayi. Penelitian yang dilakukan oleh

Feldman dan Eidelman (2002) pada 73 bayi preterm yang

dilakukan PMK secara termitten dan diikuti perkembangannya

selama 6 bulan, memberikan dampak positif pada perkembangan

neurophysiological, kognitif, dan perkembangan motorik serta

proses parenting.

Page 13: perawatan BBLR)

20

c. Penilaian pertumbuhan Fisik

Indikator pertumbuhan fisik dapat dinilai dari berat badan,

panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas, dan lipatan kulit.

Akan tetapi pengukuran yang paling mudah dan sering digunakan

pada bayi untuk memantau dan menilai pertumbuhannya adalah

kenaikan berat badan (Kosim Sholeh, 2005).

Bayi akan kehilangan berat selama 7-10 hari pertama

(sampai 10% untuk bayi dengan berat lahir ≥1500 gr dan 15% untuk

bayi dengan berat lahir < 1500 gr ). Berat lahir biasanya tercapai

kembali dalam 14 hari kecuali apabila terjadi komplikasi. Setelah

berat lahir tercapai kembali, kenaikan berat badan selama tiga bulan

seharusnya :

1) 150-200 gr seminggu untuk bayi < 1500 gr ( misalnya 20-30 gr/hr)

2) 200-250 gr seminggu untuk bayi 1500-2500 gr ( misalnya 30-35

gr/hari)

d. Cara mengukur berat badan BBLR

Pengukuran berat badan bertujuan untuk menilai apakah

pemberian nutrisi dan cairan sudah adekuat, mengidentifikasi masalah

yang masalah yang berhubungan dengan BBLR, memantau

pertumbuhan, serta menghitung dosis obat dan jumlah cairan.

Pengukuran dilakukan dua kali seminggu (kecuali kalau

diperlukan lebih sering) sampai berat badan meningkat pada tiga kali

penilaian berturut-turut dan kemudian dinilai seminggu sekali selama

bayi masih dirawat di rumah sakit. Kenaikan berat badan minimum 15

gr/kgBB/hari selama tiga hari.

Peralatan yang digunakan adalah timbangan dengan ketepatan

5-10 gr yang dibuat khusus untuk menimbang bayi. Alat timbangan

harus ditera sesuai petunjuk,atau lakukan peneraan sekali seminggu

atau setiap kali alat dipindahkan tempatnya jika buku petunjuk tidak

ada.

Page 14: perawatan BBLR)

21

Cara penimbangan adalah : sebelumnya beri alas kain yang

bersih di atas papan timbangan, letakkan bayi dalam keadaan

telanjang dengan hati-hati di atas alas, tunggu sampai bayi tenang

untuk ditimbang, selanjutnya baca skala berat badan sampai 5-10 gr

terdekat. Catat berat badan dan hitung kenaikan/penurunan berat

badan.

B. Perawatan Metode Kanguru/Kangaroo Mother care

1. Pengertian

Perawatan metode kanguru merupakan suatu cara khusus dalam

merawat bayi BBLR dengan melakukan kontak langsung antara kulit bayi

dengan kulit ibu yang berguna untuk membantu perkembangan kesehatan

bayi melalui peningkatan kontrol suhu, menyusui, pencegahan infeksi,

dan kontak ibu dengan bayi (KMC India Network, 2004).

Depkes RI (2004) mendefinisikan perawatan metode kanguru

sebagai suatu cara perawatan untuk bayi BBLR terutama dengan berat

lahir < 2000 gram melalui kontak kulit dengan kulit antara ibu dengan

bayinya dimulai di tempat perawatanditeruskan di rumah, dikombinasi

dengan pemberian ASI yang bertujuan agar bayi tetap hangat.

2. Manfaat Perawatan Metode Kanguru

Perawatan metode kanguru memberikan manfaat tidak hanya

untuk perkembangan kesehatan bayi tetapi juga bagi penyembuhan

psikologis ibu sehubungan dengan kelahiran preterm dan memperoleh

kembali peran keibuan. Adapun manfaat perawatan metode kanguru

sebagai berikut (Depkes RI, 2008; WHO, 2003) :

a. Manfaat pada bayi

1) Mempertahankan suhu tubuh, denyut jantung, dan frekuensi

pernapasan relatif terdapat dalam batas normal.

2) Memperkuat sistem imun bayi sehingga menurunkan kejadian

infeksi nosokomial, penyakit berat, atau infeksi saluran pernafasan

bawah.

Page 15: perawatan BBLR)

22

3) Kontak dengan ibu menyebabkan efek yang menenangkan

sehingga menurunkan stress pada bayi.

4) Menurunkan respon nyeri fisiologis dan perilaku

5) Meningkatkan berat badan dengan lebih cepat dan memperbaiki

pertumbuhan pada bayi prematur.

6) Meningkatkan ikatan ibu dan bayi.

7) Memiliki pengaruh positif dalam meningkatkan perkembangan

kognitif bayi.

8) Waktu tidur bayi menjadi lebih lama.

9) Memperpendek masa rawat.

10) Menurunkan resiko kematian dini pada bayi.

11) Mencegah kolik pada bayi.

12) Meningkatkan perkembangan motorik bayi.

13) Mempertahankan homeostasis.

b. Manfaat bagi ibu

Berdasarkan beberapa penelitian, PMK memberikan manfaat

pada ibu antara lain :

1) Mempermudah pemberian ASI

2) Ibu lebih percaya diri dalam merawat bayi.

3) Hubungan lekat antara ibu dan bayi lebih baik.

4) Ibu lebih sayang pada bayinya.

5) Memberikan pengaruh psikologis ketenangan bagi ibu.

6) Meningkatkan produksi ASI.

7) Meningkatkan lama menyusui dan kesuksesan dalam menyusui.

c. Manfaat bagi petugas kesehatan

Memberikan manfaat dari segi efisiensi tenaga, karena ibu lebih

banyak merawat bayinya sendiri. Dengan demikian beban kerja

petugas akan berkurang.

d. Manfaat bagi institusi kesehatan

Ada tiga manfaat bagi fasilitas pelayanan kesehatan melalui

penerapan PMK yaitu:

Page 16: perawatan BBLR)

23

1) Lama perawatan lebih pendek, sehingga tempat perawatan dapat

digunakan bagi pasien lain yang memerlukan

2) Pengurangan penggunaan fasilitas (listrik, inkubator, alat canggih

lain)

3) Efisiensi anggaran

e. Manfaat bagi negara

Peningkatan penggunaan ASI jika dilakukan dalam skala makro

dapat menghemat devisa negara ( import susu formula )

3. Kriteria pelaksanaan PMK

Pada umumnya bayi yang memenuhi kriteria untuk dilakukan PMK

adalah bayi BBLR dengan berat lahir ≤ 1800 gram, tidak ada kegawatan

pernafasan dan sirkulasi, tidak ada kelainan kongenital yang berat,dan

mampu bernafas sendiri. PMK dapat ditunda hingga kondisi kesehatan

bayi stabil dan ibu siap untuk melakukannnya

Pada bayi yang masih dirawat di NICU atau masih memerlukan

pemantauan kardiopulmonal, oksimetri, pemberian oksigen tambahan

atau pemberian ventilasi dengan tekanan positif (CPAP), infus intra vena,

dan pemantauan lain, hal tersebut tidak mencegah pelaksanaan PMK

melalui pengawasan dari petugas kesehatan.

4. Persyaratan PMK

Persiapan yang dilakukan tidak hanya meliputi persiapan bayinya

saja tetapi juga kesiapan ibu dan keluarga, petugas kesehatan, dan

lingkungan yang mendukung (Depkes RI, 2008; WHO, 2003).

1) Formulasi dari kebijakan

Penerapan PMK dan berbagai petunjuk pelaksanaannya harus

difasilitasi oleh pembuat kebijakan kesehatan yang mendukung

disemua tingkat pelayanan. Adapun kebijakan nasional diperlukan

untuk menjamin integrasi yang efektif dari sistem kesehatan,

pendidikan, serta pelatihan yang ada.

Page 17: perawatan BBLR)

24

2) Organisasi pelayanan dan tindak lanjut

Setiap fasilitas kesehatan yang menerapkan PMK harus

memiliki kebijakan dan petunjuk tertulis yang disesuaikan dengan

kondisi dan budaya lokal tetapi tetap mengacu pada petunjuk nasional

maupun internasional. Tindak lanjut dilakukan oleh petugas kesehatan

terlatih yang tinggal berdekatan dengan tempat tinggal ibu.

3) Petugas kesehatan yang terlatih

Petugas kesehatan yang ada seperti dokter dan perawat harus

memiliki pelatihan dasar tentang pemberian ASI dan pelaksanaan

PMK serta berpengalaman dalam memberikan PMK.

4) Peralatan dan perlengkapan

a) Tersedianya peralatan emergency (oksigen, isap lendir, stetoskop,

alat resusitasi, termometer, oksimetri)

b) Timbangan bayi

c) Kursi yang nyaman untuk PMK (ada sandaran punggung dan

tangan) atau tempat tidur

Gambar 2.1 Kursi untuk PMK

d) Lingkungan ruangan yang nyaman dilengkapi ruang konseling,

wastafel, dan kamar mandi

e) Baju kanguru atau kain panjang, pakaian ibu atau jas

pelindung/kimono, topi, kaus kaki, dan sarung tangan bayi

Page 18: perawatan BBLR)

25

Gambar 2.2 Macam baju kanguru

5) Kesiapan ibu dan keluarganya

Kesiapan ibu meliputi komunikasi, edukasi, adaptasi, personal

hygiene baik. Jika ibu baru saja merokok, mintalah untuk mandi

sebelum PMK dan berhenti merokok selama beberapa waktu sebelum

melakukan PMK.

6) Kesiapan bayi

Kesiapan bayi meliputi kondisi bayi telah stabil dan

hemodinamik stabil ( frekuensi jantung, pefusi jaringan, pulse

oksimetri, frekuensi nafas, suhu tubuh, aktifitas).

5. Memulai Perawatan Metode Kanguru

Perawatan metode kanguru pada BBLR dapat dilakukan dalam

dua cara :

Page 19: perawatan BBLR)

26

a. PMK intermitten

PMK tidak diberikan sepanjang waktu tetapi hanya dilakukan

jika ibu mengunjungi bayinya yang masih dalam perawatan di

inkubator dengan durasi minimal 1 jam secara terus menerus dalam 1

hari. Metode ini dilakukan di fasilitas unit perawatan khusus ( level 2)

dan intensif ( level 3).

b. PMK kontinu

PMK yang diberikan sepanjang waktu yang dapat dilakukan di

unit rawat gabung.

6. Komponen Perawatan Metode Kanguru

Empat komponen yang terdapat dalam PMK meliputi :

a. Kangarooo position (posisi)

Bayi diletakkan diantara payudara dengan posisi tegak, dada

bayi menempel ke dada ibu. Posisi ini disebut juga dengan kontak

kulit ke kulit antara ibu dengan bayinya. Posisi bayi diamankan

dengan menggunakan baju kanguru atau kain panjang. Kepala bayi

dipalingkan ke sisi kanan atau kiri dengan posisi sedikit tengadah

(ekstensi). Posisi kepala seperti ini bertujuan untuk menjaga agar

saluran nafas bayi tetap terbuka dan memberi peluang terjadinya

kontak mata antara ibu dan bayi. Hindari posisi kepala terlalu fleksi

atau ekstensi. Tungkai bayi haruslah dalam posisi ‘kodok’ (frog

position), tangan harus dalam posisi fleksi.

Ikatkan dengan kuat kain/baju kanguru agar bayi tidak

terjatuh. Perut bayi jangan sampai tertekan dan sebaiknya berada di

sekitar epigastrium ibu sehingga bayi dapat melakukan pernapasan

perut. Napas ibu akan merangsang bayi. Setelah bayi menempel pada

ibu, pakaikan ibu baju kimono atau hem besar agar kehangatan bayi

tetap terjaga. Berikut adalah cara memasukkan dan mengeluarkan bayi

dari baju kanguru :

1) Pegang bayi dengan satu tangan diletakkan di belakang leher

sampai punggung bayi.

Page 20: perawatan BBLR)

27

2) Topang bagian bawah rahang bayi dengan ibu jari dan jari-jari

lainnya agar kepala bayi tidak tertekuk dan tak menutupi saluran

napas ketika bayi berada pada posisi tegak.

3) Tempatkan tangan lainnya di bawah pantat bayi.

Gambar 2.3 Memposisikan bayi untuk PMK

Gambar 2.4 Ibu memakai baju kimono/hem besar

Page 21: perawatan BBLR)

28

b. Kangaroo nutrition (nutrisi)

Posisi kangaru sangat ideal bagi proses menyusui, melalui

PMK proses menyusui menjadi lebih berhasil dan sebagian besar bayi

yang dipulangkan memperoleh ASI. Untuk pertama kali menyusui,

ambil bayi tersebut dari baju kanguru lalu bungkus atau diberi

pakaian,lalu tunjukan pada ibu cara menyusui yang benar. Kemudian

letakan bayi dalam posisi kanguru dan beritahu ibu agar bayi dalam

posisi melekat yang benar. Biarkan bayi menghisap selama ia mau.

Meskipun bayi belum dapat menghisap dengan baik dan lama,

anjurkan menyusui terlebih dahulu, kemudian gunakan metode minum

yang lain.

Bayi pada kehamilan kurang dari 30 sampai 32 minggu

biasanya perlu diberi minum melalui pipa lambung. Pemberian minum

melalui pipa dapat dilakukan saat bayi berada dalam posisi kanguru.

Pada bayi dengan masa kehamilan 32 sampai 34 minggu dapat diberi

minum melalui gelas kecil. Pemberian minum dapat diberikan 1 atau 2

kali sehari saat bayi masih diberi minum melalui pipa lambung. Jika

bayi dapat minum melalui gelas dengan baik maka pemberian minum

melalui pipa dapat dikurangi. Pada saat minum melalui gelas, maka

bayi dikeluarkan dari posisi kanguru.

Pada bayi dengan usia kehamilan 32 minggu atau lebih

biasanya sudah dapat mulai menyusu pada ibu. Bayi sudah bisa

menelan tetapi belum dapat nenghisap secara kuat. Pada bayi dengan

usia kehamilan 34 sampai 36 minggu atau lebih dapat memenuhi

semua kebutuhannya langsung dari ASI. Reflek hisap yang efektif

baru timbul pada bayi degan usia kehamilan 34 minggu.

c. Kangaroo support (dukungan)

Bentuk dukungan pada PMK dapat berupa dukungan fisik

maupun emosional. Dukungan dapat diperoleh dari petugas kesehatan,

seluruh anggota keluarga, ibu, dan masyarakat.

Page 22: perawatan BBLR)

29

1) Dukungan emosional

Ibu memerlukan dukungan dari keluarga untuk melakukan

PMK.

2) Dukungan fisik

Istirahat dan tidur yang cukup sangat penting bagi ibu agar

dapat melakukan PMK.

3) Dukungan edukasi

Pemberian informasi yang dibutuhkan sangat penting bagi

ibu dan keluarganya agar dapat memahami seluruh proses PMK

dan manfaatnya. Hal ini menentukan keberhasilan ibu dalam

melakukan PMK baik di rumah sakit ataupun di rumah.

Melaksanakan PMK sebaiknya keputusan sendiri dari ibu setelah

memahami PMK dan bukan dianggap suatu kewajiban.

d. Kangaroo discharge (pemulangan)

Bayi diperbolehkan pulang dengan tetap dilakukan PMK

dirumahnya. Lingkungan keluarga sangat penting untuk kesuksesan

PMK. Bayi dapat dipulangkan dari rumah sakit ketika telah memenuhi

kriteria :

1) Kesehatan bayi secara keseluruhan dalam kondisi baik, tidak ada

apneu atau infeksi.

2) Bayi dapat minum dengan baik ( menyusui atau menggunakan

gelas).

3) Berat bayi telah kembali ke berat awal dan selalu bertambah

(kurang lebih 15 gram/kg/hr) selama 3 hari berturut-turut.

4) Ibu mampu merawat bayi dapat datang secara teratur untuk

melakukan follow-up.

7. Faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan PMK

Ada 10 langkah menuju keberhasilan perawatan metode kanguru

yaitu (Haksari, 2010) :

Page 23: perawatan BBLR)

30

a. Mempunyai kebijakan tertulis tentang kangaroo mother care / PMK

yang dikomunikasikan secara rutin pada staf yang merawat bayi baru

lahir.

b. Melatih seluruh staf terkait bayi baru lahir tentang ketrampilan yang

diperlukan untuk melaksanakan kebijakan yang sesuai.

c. Menginformasikan keuntungan dan tata laksana PMK pada seluruh

ibu hamil

d. Membantu ibu dengan bayi cukup bulan sehat untuk memulai PMK.

Membantu ibu dengan sesar dan kurang bulan, bayi sakit untuk PMK

sesegera mungkin dan memonitor bayi untuk memastikan toleransi

tanpa gangguan fisiologis dan perilaku.

e. Menunjukkan pada ibu cara memposisikan bayi untuk pemindahan

yang aman dan PMK yang aman (kepala tegak di tengah, tidak fleksi

atau hiperekstended, bayi dalam keadaan aman dan tidak akan jatuh

atau keluar dari posisi PMK).

f. Lakukan 24/7 kangaroo care, menganjurkan ibu dan bayinya untuk

melakukan kontak kulit dengan kulit selama 24 jam perhari, 7 hari

seminggu sampai pemulangan.

g. Berikan bayi baru lahir dan bayi sedikitnya 1 jam PMK setiap

pemberian, jika PMK 24/7 tidak dapat dilakukan.

h. Mendorong dilakukannya PMK untuk kebutuhan bayi akan

kehangatan dan kenyamanan.

i. Berikan isolasi panas yang adekuat (tutup kepala, selimut hangat, atau

kain penutup penghangat yang dibutuhkan)

j. Bantu berkembangnya dukungan PMK bagi ibu melalui poster, buku

yang berisi tentang artikel PMK, dokumen pasien yang dilakukan

PMK, dan kelompok pendukung yang dapat membantu tetap

dilakukannya PMK setelah pemulangan.

8. Penerapan PMK

PMK terutama digunakan pada perawatan BBLR/ prematur di

beberapa rumah sakit dengan katagori sebagai berikut:

Page 24: perawatan BBLR)

31

a. Rumah sakit yang tidak memiliki fasilitas untuk merawat bayi BBLR.

Pada keadaan ini PMK merukan satu-satunya pilihan perawatan

karena jumlah inkubator dan perawat tidak memadai.

b. Rumah sakit yang memiliki tenaga dan fasilitas tetapi terbatas dan

tidak mampu merawat semua bayi BBLR. PMK menjadi pilihan jika

dibandingkan dengan perawatan konvensional dengan menggunakan

inkubator.

c. Rumah sakit yang memiliki tenaga dan fasilitas yang memadai disini

PMK bermanfaat untuk meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi,

mengurangi resiko infeksi, meningkatkan ASI, dan mempersingkat

lama perawatan di rumah sakit.

C. Perinatologi

1. Pengertian

Ilmu perinatologi merupakan ilmu perpaduan antara obstetri dan

ilmu penyakit anak dengan memperlakukan janin dalam rahim sebagai

penderita, memerlukan perhatian khusus pada kehamilan umur 20 minggu

sampai 28 hari setelah persalinan (Manuaba, 2003).

Perinatologi bersumber dari angka mortalitas dan morbiditas

perinatal yang masih tinggi. Di negara maju disebabkan oleh adanya

kelainan kongenital sedangkan di negara berkembang disebabkan oleh

kelahiran bayi dengan berat rendah, asfiksia, dan infeksi.

2. Tujuan

Mengupayakan penurunan angka kematian neonatus dengan jalan

meningkatkan antenatal care dalam arti luas dan memberikan

pertolongan persalinan menuju well born baby dan well health mother.

Untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian pada minggu

pertama maka digalakkan program rooming-in karena mempunyai

keuntungan yang sangat besar, yaitu :

a. Meningkatkan kemampuan perawatan bayi mandiri

b. Dapat memberikan ASI setiap saat

Page 25: perawatan BBLR)

32

c. Dapat meningkatkan kasih sayang pada bayi

d. Mengurangi terjadinya infeksi, terutama diare

e. Mengurangi kehilangan panas badan bayi sehingga meningkatkan

daya tahan tubuh

f. Pemberian ASI eksklusif bertindak sebagai metode KB (keluarga

berencana) dalam waktu 4-6 bulan pertama

g. Menurunkan morbiditas dan mortalitas neonatus

3. Konsep Perinatologi

Perinatologi diupayakan untuk menurunkan angka kematian dan

kesakitan perinatal melalui :

a. Meningkatkan kesejahteraan dan pendidikan masyarakat khususnya

melalui ANC (Ante Natal Care).

b. Meningkatkan fasilitas yang dapat memberikan pertolongan medis

modern, yaitu :

1) Melakukan intensive antenatal care

2) Menempatkan bidan di tengah masyarakat

3) Meningkatkan fasilitas

4) Puskesmas dapat melakukan PONED (Pelayanan Obstetri dan

Neonatal Emergensi Dasar) dan rumah sakit kabupaten dapat

melakukan PONEK (Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi

komprehensif)

5) Meningkatkan sistem rujukan

6) Menggalakkan penerimaan KB (keluarga berencana)

c. Secara nyata diupayakan agar dapat melakukan :

1) Menurunkan persalinan dengan berat bayi lahir rendah

2) Mempercepat pelaksanaan sistem rujukan

d. Mengikuti tumbuh kembang janin dalam rahim menuju well born

baby dan well health mother menggunakan alat tepat guna dan

berhasil guna.

Page 26: perawatan BBLR)

33

e. Mengikutsertakan peran masyarakat melalui posyandu, PKK atau

LSM ( Lembaga Swadaya Masyarakat) dengan berperan aktif dalam

berbagai kegiatan perinatologi.

D. Ruang Perinatologi

1. Pengertian

Ruang perinatologi merupakan salah satu divisi Departemen Ilmu

Kesehatan Anak yang memberikan pelayanan kesehatan bagi semua bayi

baru lahir (usia 0-30 hari) terutama dengan resiko tinggi.

2. Sumber daya Ruang Perinatologi

Dokter spesialis anak sub neonatologi, perawat yang telah dibekali

ketrampilan meliputi : resusitasi neonatus, perawatan metode kanguru,

PONED/PONEK, dan manajemen laktasi, tenaga penunjang medis serta

petugas administrasi untuk pencatatan dan pelaporan.

3. Kasus yang ditangani di Ruang Perinatologi

Bayi baru lahir dengan resiko tinggi, meliputi bayi lahir dengan

asfiksia, bayi prematur dan berat lahir rendah, hiperbilirubin, bayi infeksi,

bayi dengan kelainan kongenital termasuk yang memerlukan tindakan

pembedahan.

4. Fasilitas dan pelayanan yang ada di Ruang Perinatologi

Inkubator, penghangat (Infant warmer), lampu fototerapi, peralatan

oksigenasi bayi, peralatan resusitasi, boks bayi, ruang tindakan dan

perawatan bayi, perawatan metode kanguru (PMK), ruang laktasi, dapur

susu, ruang konseling, tranfusi tukar.

Page 27: perawatan BBLR)

34

E. Kerangka Teori

Gambar 2.5 Bagan Kerangka Teori

(Sumber : Proverawati, 2011; Surasmi, 2002; Wong, 2008; Pillitteri, 2003; Jones, 2005; Depkes

RI, 2008)

Faktor predisposisi BBLR

Faktor ibu : penyakit, ibu,

keadaan sosial ekonomi

Faktor janin

Faktor plasenta

Faktor lingkungan

Bayi lahir dengan BBLR

Metode

Kanguru

Pelaksanaan

perawatan metode

kanguru

Imaturitas imunologis

Gastrointestinal & nutrisi

Kurang aktivitas

Pertumbuhan

fisik BBLR

Peralatan yang

dibutuhkan

Persiapan pasien

Prosedur PMK

Hal-hal yg harus

diperhatikan

selama PMK

Perawatan metode

kanguru

Peningkatan kebutuhan

energi :

Ketidakstabilan suhu

Stress fisik

Berat Badan

Page 28: perawatan BBLR)

35

F. Variabel Penelitian

Variabel adalah karakteristik yang diamati yang mempunyai variasi

nilai dan merupakan operasionalisasi dari suatu konsep agar dapat diteliti

secara empiris atau ditentukan tingkatannya (Setiadi, 2007). Dalam Penelitian

ini variabelnya adalah perawatan metode kanguru.

Adapun pengukuran variabel menggunakan cheklist berdasarkan protap

pelaksanaan perawatan metode kanguru yang ada di ruang perinatologi RSUP

Dr. Kariadi Semarang.