Saliva Bahan Tutorial Sk 1 Stoma 2

12
kelenjar saliva : merupakan organ yang terbentuk dari sel-sel khusus yang dapat mensekresi saliva. Saliva adalah cairan oral yang kompleks dan tidak berwarna yang terdiri dari campuran sekresi dari kelenjar besar dan kelenjar kecil (mayor dan minor) yang ada pada mukosa oral. Saliva sendiri memiliki fungsi yaitu melicinkan dan membasahi rongga mulut sehingga membantu proses mengunyah dan menelan makanan, membasahi dan melembutkan makanan menjadi bahan setengah cair ataupun cair sehingga mudah ditelan dan dirasakan, membersihkan rongga mulut Fungsi saliva itu sendiri adalah: 1. Melicinkan dan membasahi rongga mulut sehingga membantu proses mengunyah dan menelan makanan 2. Membasahi dan melembutkan makanan menjadi bahan setengah cair ataupun cair sehingga mudah ditelan dan dirasakan 3. Membersihkan rongga mulut dari sisa-sisa makanan, kuman, debris sel, dan bakteri yang akan menghambat pembentukan plak 4. Mempunyai aktivitas antibacterial dan sistem buffer 5. Membantu proses pencernaan makanan melalui aktivitas enzim ptyalin (amilase ludah) dan lipase ludah 6. Berpartisipasi dalam proses pembekuan dan penyembuhan luka karena terdapat faktor pembekuan darah dan epidermal growth factor pada saliva 7. Jumlah sekresi air ludah dapat dipakai sebagai ukuran tentang keseimbangan air dalam tubuh. 8. Membantu dalam berbicara (pelumasan pada pipi dan lidah) 9. Membentuk lapisan mukus pelindug pada mukosa yang akan bertindak sebagai barer terhadap iritan dan akan mencegah kekeringan 10. Mengatur pH rongga mulut karena mengandung bikarbonat, fosfat, dan protein amfoter. Peningkatan kecpatan sekresinya biasanya berakibat pada peningkatan pH dan kapasitas bufernya. Oleh karen itu, membran mukosa akan terlindung dari asam yang ada pada makanan dan pada waktu muntah 11. Mampu melakukan aktivitas antibakteri dan antivirus karena selain mengandung antibodi spesifik, juga mengandung lysozime, lactoferin, dan laktoperoksidase 12. Membantu menyediakan mineral yang dibutuhkan oleh email yang belum sempurna terbentuk pada saat awal setelah erupsi 13. Membantu pencernaan, dan penelanan makanan

description

..

Transcript of Saliva Bahan Tutorial Sk 1 Stoma 2

kelenjar saliva : merupakan organ yang terbentuk dari sel-sel khusus yang dapat mensekresi saliva. Saliva adalah cairan oral yang kompleks dan tidak berwarna yang terdiri dari campuran sekresi dari kelenjar besar dan kelenjar kecil (mayor dan minor) yang ada pada mukosa oral. Saliva sendiri memiliki fungsi yaitu melicinkan dan membasahi rongga mulut sehingga membantu proses mengunyah dan menelan makanan, membasahi dan melembutkan makanan menjadi bahan setengah cair ataupun cair sehingga mudah ditelan dan dirasakan, membersihkan rongga mulut

Fungsi saliva itu sendiri adalah:1. Melicinkan dan membasahi rongga mulut sehingga membantu proses mengunyah dan menelan makanan2. Membasahi dan melembutkan makanan menjadi bahan setengah cair ataupun cair sehingga mudah ditelan dan dirasakan3. Membersihkan rongga mulut dari sisa-sisa makanan, kuman, debris sel, dan bakteri yang akan menghambat pembentukan plak4. Mempunyai aktivitas antibacterial dan sistem buffer5. Membantu proses pencernaan makanan melalui aktivitas enzim ptyalin (amilase ludah) dan lipase ludah6. Berpartisipasi dalam proses pembekuan dan penyembuhan luka karena terdapat faktor pembekuan darah dan epidermal growth factor pada saliva7. Jumlah sekresi air ludah dapat dipakai sebagai ukuran tentang keseimbangan air dalam tubuh.8. Membantu dalam berbicara (pelumasan pada pipi dan lidah)9. Membentuk lapisan mukus pelindug pada mukosa yang akan bertindak sebagai barer terhadap iritan dan akan mencegah kekeringan10. Mengatur pH rongga mulut karena mengandung bikarbonat, fosfat, dan protein amfoter. Peningkatan kecpatan sekresinya biasanya berakibat pada peningkatan pH dan kapasitas bufernya. Oleh karen itu, membran mukosa akan terlindung dari asam yang ada pada makanan dan pada waktu muntah11. Mampu melakukan aktivitas antibakteri dan antivirus karena selain mengandung antibodi spesifik, juga mengandung lysozime, lactoferin, dan laktoperoksidase12. Membantu menyediakan mineral yang dibutuhkan oleh email yang belum sempurna terbentuk pada saat awal setelah erupsi13. Membantu pencernaan, dan penelanan makanan14. Membantu pengoptimalan fungsi alat pengecap, berperan untuk mempertahankan integritas gigi, lidah, dan membran mukosa daerah oral dan orofaringKidd, Edwina A. M. 1991. Dasar dasar karies : penyakit bdan penanggulangan. Jakarta : EGC

ANATOMI KELENJAR SALIVAKelenjar saliva merupakan suatu kelenjar eksokrin yang berperan penting dalam mempertahankan kesehatan jaringan mulut. Kelenjar saliva merupakan organ yang terbentuk dari sel-sel khusus yang mensekresi saliva ke dalam rongga mulut. Saliva terdiri dari cairan encer yang mengandung enzim dan cairan kental yang mengandung mukus. Menurut struktur anatomis dan letaknya, kelenjar saliva dapat dibagi dalam dua kelompok besar yairu kelenjarsaliva mayor dan kelenjar saliva minor. Kelenjar saliva mayor dan minormenghasilkan saliva yang berbeda-beda menurut rangsangan yang diterimanya. Rangsangan ini dapat berupa rangsangan mekanis (mastikasi), kimiawi (manis,asam, asin dan pahit), neural, psikis (emosi dan stress), dan rangsangan sakit. Macam-macam kelenjar ludah:A. Kelenjar saliva utama/mayorKelenjar-kelenjar saliva mayor terletak agak jauh dari rongga mulut dan sekretnya disalurkan melalui duktusnya kedalam rongga mulut. Kelenjar saliva mayor sangat memegang peranan penting dalam proses mengolah makanan. Kelenjar saliva mayor terdiri dari :

1. Kelenjarparotis Terletak dibagian bawah telinga dibelakang ramus mandibula (antara prossesus mastoideus dan ramus mandibula)1. sekresi encer. Pada anak-anak masih mengandung kelenjar mucous. Saliva terdiri dari 25% sekresi kelenjar parotisMengandung sejumlah besar enzim antara lain amilase lisozim, fosfatase asam, aldolase, dan kolinesterase. Merupakan kelenjar serous pada manusia dewasa, kaya akan air 1. Merupakan kelenjar terbesar dibandingkan dengan kelenjar saliva lainnya dengan berat 20-30 gram, panjang duktus 35-40 mm, dengan diameter 3 mm1. Terletak dibagian bawah telinga dibelakang ramus mandibula meluas ke lengkung zygomaticum di depan telinga dan mencapai dasar dari musculus masseter1. Duktus parotis yakni duktusStensen yang berjalan menyilang permukaan otot masseter. Duktus kelenjar ini berjalan menembus pipi dan bermuara pada vestibulum oris pada lipatan antara mukosa pipi dan gusi dihadapan molar 2 atas

2. Kelenjar Submandibularis Terletak di bawah ramus mandibula1. Merupakan kelenjar saliva terbesar ke dua berat 8-10 gram1. Bentuk oval seperti kacang, terletak di trigonum submandibular1. Duktus submandibular disebut duktusWharton1. Duktus muncul dari permukaan bagian dalam kelenjar dan berjalan sampai mencapai dasar mulut, kemudian bermuara padacarunculasublingualisdidekat frenulum lidah1. Panjang duktus 40-50 mm, diameter lebih kecil dari kelenjar parotis1. Kelenjar submandibula 75% bersifat serous dan 25% mucous

3. Kelenjar Sublingualis Terletak dibawah lidah dan dibawah membran mukosa mulut Merupakan kelenjar terkecil dari kelenjar saliva mayor Kelenjar ini bentuknya memanjang dengan berat 2-3 gram Duktus kelenjar iniyaitu duktus Bartholin Kelenjar sublingual hampir seluruhnya mucous dengan sedikit serous

Gambar 1.Glandula salivarius mayor; (1) glandula parotis; (2) glandula submandibula; (3) glandula sublingual

B. Kelenjar ludah tambahan/ minor Kebanyakan kelenjar ludah merupakan kelenjar kecil-kecil yang terletak di dalam mukosa atau submukosa (hanya menyumbangkan 5% dari pengeluaran ludah dalam 24 jam) yang diberi nama lokasinya atau nama pakar yang menemukannya. Semua kelenjar ludah mengeluarkan sekretnya kedalam rongga mulut.

Kelenjar saliva minor tediri dari:1. Kelenjar labial (glandula labialis) terdapat pada bibir atas dan bibir bawah dengan asinus-asinus seromukus1. Kelenjar bukal (glandula bukalis) terdapat pada mukosa pipi, dengan asinus-asinus seromukus1. Kelenjar Bladin-Nuhn (Glandula lingualis anterior) terletak pada bagian bawah ujung lidah disebelah menyebelah garis, median, dengan asinus-asinus seromukus1. Kelenjar Von Ebner (Gustatory Gland = albuminous gland) terletak pada pangkal lidah, dnegan asinus-asinus murni serus. Kelenjar Weber yang juga terdapat pada pangkal lidah dengan asinus-asinus mucus. Kelenjar Von Ebner dan Weber disebut juga glandula lingualis posterior1. Kelenjar-kelenjar pada pallatum dengan asinus mukus

Amerongen, A.N., 1991, Ludah dan Kelenjar Ludah Arti Bagi Kesehatan Gigi (Terj.), Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, h.3,196, 234-241.

Histologi Kelenjar SalivaKelenjar saliva merupakan kelenjar merokrin yang bentuknya berupa tubuloasiner atau tubuloaveoler. Bagian dari kelenjar saliva yang menghasilkan sekret disebut asini. Berikut adalah sel-sel yang menyusun asini kelenjar saliva.141. Asini serous Asini serous tersusun dari sel-sel berbentuk piramid yang mengelilingi lumen kecil dan berinti bulat. Di basal sel terdapat sitoplasma basofilik dan di apeks terdapat butir-butir pro-enzim eosinofilik, yang akan disekresikan ke lumen asini menjadi enzim. Hasil sekresi aini serous berisi enzim ptialin dan bersifat jernih dan encer seperti air. 1. Asini mukousAsini mukous tersusun dari sel-sel berbentuk kuboid sampai kolumner yang mengelilingi lumen kecil dan memiliki inti pipih atau oval yang terletak di basal. Sitoplasma asini mukous yang berada di basal sel bersifat basofilik sedangkan daerah inti dan apeks berisi musin yang bewarna pucat. Hasil sekresi asini mukous berupa musin yang sangat kental. 1. Asini campuran Asini campuran mempunyai struktur asini serous serta mukous. Bagian serous yang menempel pada bagian mukous tampak sebagai bangunan berbentuk bulan sabit.

Pada kelenjar saliva juga ditemukan struktur lain yaitu mioepitel. Mioepitel terdapat di antara membran basalis dan sel asinus. Sel ini berbentuk gepeng, berinti gepeng, memiliki sitoplasma panjang yang mencapai sel-sel sekretoris, dan memiliki miofibril yang kontraktil di dalam sitoplama sehingga membantu memeras sel sekretoris mengeluarkan hasil sekresi.14Hasil sekresi kelenjar saliva akan dialirkan ke duktus interkalatus yang tersusun dari sel-sel berbentuk kuboid dan mengelilingi lumen yang sangat kecil. Beberapa duktus interkalatus akan bergabung dan melanjut sebagai duktus striatus atau duktus intralobularis yang tersusun dari sel-sel kuboid tinggi dan mempunyai garis-garis di basal dan tegak lurus dengan membrana basalis yang berfungsi sebagai transport ion. Duktus striatus dari masingmasing lobulus akan bermuara pada saluran yang lebih besar yang disebut duktus ekskretorius atau duktus interlobularis.14

Mekanisme Sekresi SalivaSaliva disekresi sekitar 1 sampai 1,5 liter setiap hari tergantung pada tingkat perangsangan. Kecepatan aliran saliva bervariasi dari 0,1-4,0 ml/menit. Pada kecepatan 0,5 ml/menit sekitar 95% saliva disekresi oleh kelenjar parotis dan kelenjar submandibularis; sisanya disekresi oleh kelenjar sublingual dan kelenjar saliva minor.18 Sekresi saliva yang bersifat spontan dan kontinyu disebabkan oleh stimulasi konstan saraf parasimpatis dan berfungsi menjaga agar mulut serta tenggorokan tetap basah setiap waktu.18Selain stimulasi sekresi yang bersifat konstan, sekresi saliva dapat ditingkatkan melalui dua jenis refleks saliva yang berbeda, yaitu:19

1. Refleks saliva sederhana, atau tidak terkondisi

Refleks saliva sederhana terjadi saat baroreseptor di dalam rongga mulut merespons adanya makanan. Saat diaktifkan, reseptor-reseptor tersebut memulai impuls di serabut saraf afferen yang membawa informasi ke pusat saliva di medula spinalis. Pusat saliva kemudian mengirim impuls melalui saraf otonom ekstrinsik ke kelenjar saliva untuk meningkatkan sekresi saliva. Gerakan gigi juga mendorong sekresi saliva walaupun tidak terdapat makanan karena adanya manipulasi terhadap baroreseptor yang terdapat di mulut.

1. Refleks saliva didapat, atau terkondisi.

Pada refleks saliva didapat, sekresi saliva dihasilkan tanpa rangsangan oral. Hanya dengan berpikir, melihat, membaui, atau mendengar suatu makanan yang lezat dapat memicu pengeluaran saliva melalui refleks ini.

Gambar 3. Kontrol Sekresi Saliva19

Pusat saliva di medula mengontrol derajat pengeluaran saliva melalui saraf-saraf otonom. Baik stimulasi simpatis maupun parasimpatis berfungsi meningkatkan sekresi saliva, tetapi jumlah, karakteristik, dan mekanisme yang berperan berbeda. Stimulasi parasimpatis berperan dominan dalam sekresi saliva, menyebabkan pengeluaran saliva encer dalam jumlah besar dan kaya enzim, sedangkan stimulasi simpatis menghasilkan volume saliva yang jauh lebih sedikit dengan konsistensi kental dan kaya

Faktor yang Mempengaruhi Laju Aliran Saliva 1.Derajat hidrasi Derajat hidrasi atau cairan tubuh merupakan faktor yang paling penting karena apabila cairan tubuh berkurang 8% maka kecepatan aliran saliva berkurang hingga

mencapai nol. Sebaliknya hiperhidrasi akan meningkatkan kecepatan aliran saliva. Pada keadaan dehidrasi, saliva menurun hingga mencapai nol. 2. Posisi tubuh Posisi tubuh dalam keadaan berdiri merupakan posisi dengan kecepatan aliran saliva tertinggi bila dibandingkan dengan posisi duduk dan berbaring. Pada posisi berdiri, laju aliran saliva mencapai 100%, pada posisi duduk 69% dan pada posisi berbaring 25%. 3. Paparan cahaya Paparan cahaya mempengaruhi laju aliran saliva. Dalam keadaan gelap, laju aliran saliva mengalami penurunan sebanyak 30-40%. 4. Irama siang dan malam Laju aliran saliva memperlihatkan irama yang dapat mencapai puncaknya pada siang hari dan menurun saat malam hari0. Obat Penggunaan atropin dan obat kolinergik seperti antidepresan trisiklik, antipsikotik, benzodiazepin, atropin, -blocker dan antihistamin dapat menurunkan laju aliran saliva 0. Usia Laju aliran saliva pada usia lebih tua mengalami penurunan, sedangkan pada anak dan dewasa laju aliran saliva meningkat. 0. Efek psikis Efek psikis seperti berbicara tentang makanan dan melihat makanan dapat meningkatkan laju aliran saliva. Sebaliknya, berfikir makanan yang tidak disukai dapat menurunkan sekresi saliva. 0. Jenis Kelamin Laju aliran saliva pada pria lebih tinggi daripada wanita meskipun keduanya mengalami penurunan setelah radioterapi. Perbedaan ini disebabkan oleh karena ukuran kelenjar saliva pria lebih besar daripada kelenjar saliva wanita.

Rahmawati , Anis and Wibisono, Gunawan (2013) PENGARUH PEMBERIAN PERMEN KARET YANG MENGANDUNG XYLITOL TERHADAP PENURUNAN KELUHAN XEROSTOMIA PADA PASIEN DENGAN RADIOTERAPI KEPALA DAN LEHER. Undergraduate thesis, Diponegoro University.Sekresi saliva Pengeluaran saliva sekitar 0,5 sampai 1,5 liter per hari. Tergantung pada tingkat perangsangan, kecepatan aliran bervariasi dari 0,1 sampai 4 ml/menit. Pada kecepatan 0,5 ml/menit sekitar 95% saliva disekresi oleh kelenjar parotis (saliva encer) dan kelenjar submandibularis (saliva kaya akan musin); sisanya disekresi oleh kelenjar sublingual dan kelenjar-kelenjar di lapisan mukosa mulut (Despopoulos dan Silbernagl, 2000). Sekresi saliva yang bersifat spontan dan kontinu, bahkan tanpa adanya rangsangan yang jelas, disebabkan oleh stimulasi konstan tingkat rendah ujung-ujung saraf parasimpatis yang berakhir di kelenjar saliva. Sekresi basal ini penting untuk menjaga agar mulut dan tenggorokan tetap basah setiap waktu (Sherwood, 2001). Selain sekresi yang bersifat konstan dan sedikit tersebut, sekresi saliva dapat ditingkatkan melalui dua jenis refleks saliva yang berbeda: (1) refleks saliva sederhana, atau tidak terkondisi, dan (2) refleks saliva didapat, atau terkondisi. Refleks saliva sederhana (tidak terkondisi) terjadi sewaktu kemoreseptor atau reseptor tekanan di dalam rongga mulut berespons terhadap adanya makanan. Sewaktu diaktifkan, reseptor-reseptor tersebut memulai impuls di serat saraf aferen yang membawa informasi ke pusat saliva di medula batang otak. Pusat saliva kemudian mengirim impuls melalui saraf otonom ekstrinsik ke kelenjar saliva untuk meningkatkan sekresi saliva. Tindakan-tindakan gigi mendorong sekresi saliva walaupun tidak terdapat makanan karena adanya manipulasi terhadap reseptor tekanan yang terdapat di mulut. Pada refleks saliva didapat (terkondisi), pengeluaran saliva terjadi tanpa rangsangan oral. Hanya berpikir, melihat, membaui, atau mendengar suatu makanan yang lezat dapat memicu pengeluaran saliva melalui refleks ini (Sherwood, 2001). Pusat saliva mengontrol derajat pengeluaran saliva melalui saraf-saraf otonom yang mempersarafi kelenjar saliva. Tidak seperti sistem saraf otonom ditempat lain, respon simpatis dan parasimpatis di kelenjar saliva tidak saling bertentangan. Baik stimulasi simpatis maupun parasimpatis, keduanya meningkatkan sekresi saliva, tetapi jumlah, karakteristik, dan mekanisme yang berperan berbeda. Rangsangan parasimpatis, yang berperan dominan dalam sekresi saliva, menyebabkan pengeluaran saliva encer dalam jumlah besar dan kaya enzim. Stimulasi simpatis, di pihak lain, menghasilkan volume saliva yang jauh lebih sedikit dengan konsistensi kental dan kaya mukus. Karena rangsangan simpatis menyebabkan sekresi saliva dalam jumlah sedikit, mulut terasa lebih kering daripada biasanya selama keadaan saat sistem simpatis dominan, misalnyapada keadaan stres (Sherwood, 2001). Jalur saraf parasimpatis untuk mengatur pengeluaran saliva terutama dikontrol oleh sinyal saraf parasimpatis sepanjang jalan dari nukleus salivatorius superior dan inferior batang otak (Guyton dan Hall, 2008). Obyek-obyek lain dalam mulut dapat menggerakkan refleks saliva dengan menstimulasi reseptor yang dipantau oleh nervus trigeminal (V) atau inervasi pada lidah dipantau oleh nervus kranial VII, IX, atau X. Stimulasi parasimpatis akan mempercepat sekresi pada semua kelenjar saliva, sehingga menghasilkan produksi saliva dalam jumlah banyak Martini, F.H. 2006. Fundamental of Anatomy & Phisiology. Seventh Edition.San Francisco: Pearson

Komposisi Saliva1. Komponen OrganikSaliva terdiri dari banyak komponen organik dengan fungsi berbeda, seperti reaksi enzimatis , pelapisan permukaan jaringan, perlindungan terhadap jaringan gigi dan kontrol pertumbuhan jaringan (Bradley, 1995). Komponen saliva yang paling utama adalah protein. Selain itu, terdapat komponen lain seperti asam lemak, lipid, glukosa, asam amino, ureum dan amoniak. Protein yang secara kuantitatif penting adalah amilase, protein kaya prolin, musin dan imunoglobuli (Amerongen, 1991).Komponen organik saliva adalah:1) AmilaseAmilase merupakan protein saliva konsentrasi tinggi. Amilase adalah enzim pencernaan yang terutama diproduksi oleh kelenjar parotis dan submandibular. Amilase mengubah tepung kanji dari glikogen menjadi kesatuan karbohidrat yang lebih kecil dan akibat pengaruh amilase, polisakarida dapat dicerna dengan mudah (Amerongen, 1991).2) ImmunoglobulinImmunoglobulin terlibat pada sistem penolakan fisik dan agen antibakteri. Immunoglobu lin terdiri dari sebagian besar IgA sekretorik (SIgA) dan sebagian kecil IgM dan IgG. Aktivitas antibakteri SIgA yang terdapat dalam mukosa mulut bersifat mukus dan bersifat melekat dengan kuat, sehingga antigen dalam bentuk bakteri dan virus akan melekat erat dalam mukosa mulut yang kemudian dilumpuhkan oleh SIgA. Bakteri mulut yang diselubungi oleh SIgA lebih mudah difagositosis oleh leukosit (Amerongen, 1991; Rensburg, 1995).3) Protein Kaya ProlinProtein kaya prolin membentuk suatu kelas protein dengan berbagai fungsi penting yaitu mempertahankan konsentrasi kalsium di dalam saliva agar tetap konstan yang menghambat demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi (Amerongen, 1991).4) Mukus GlikoproteinMukus glikoprotein merupakan lapisan pada rongga mulut yang berfungsi dalam lubrikasi jaringan rongga mulut, pengatur interaksi antara epitel permukaan dengan lingkungan luar dan perangkap bakteri.5) LisozimLisozim mempunyai fungsi proteksi terhadap bakteri yaitu berperan aktif menghancurkan dinding sel bakteri Gram positif dan sangat efektif dalam melisiskan bakteri. Pada saliva, lisozim berasal dari kelenjar parotis, kelenjar submandibular dan kelenjar sublingual (Bradley.1995).6) Sistem PeroksidasePeroksida berperan sebagai sistem antibakteri yang banyak hadir pada kelenjar parotis, terdiri dari hidrogen peroksida, tiosanat dan laktoproksidase (Rensburg, 1995). Sistem ini menghambat produksi asam dan pertumbuhan bakteri streptokokus dan laktobasilus yang ikut menjaga pH rongga mulut sekaligus mengurangi terjadinya karies akibat asam yang dihasilkan oleh bakteri (Grant, et al., 1988).7) LaktoferinLaktoferin merupakan hasil produksi sel epitel kelenjar dan leukosit PMN yang mempunyai efek bakterisid yang merupakan salah satu fungsi proteksi terhadap infeksi mikroorganisme ke dalam tubuh manusia (Roth dan Calmes, 1981). Laktoferin juga mengikat ion ion Fe+, yang diperlukan bagi pertumbuhann bakteri (Amerongen, 1991).8) LaktoperoksidaseLaktoperoksidase menkatalisis oksidasi tiosanat menjadi hipotiosianat yang mampu menghambat pertumbuhan dan pertukaran zat bakteri (Amerongen, 1991).9) GustinGustin berfungsi dalam proses kesadaran pegecap (Amerongen, 1991).

2. Komponen AnorganikKomponen anorganik yang terdapat di dalam saliva berupa ion kalsium, magnesium, fluorida, HCO3, kalium, natrium, klorida, NH4. Selain itu terdapat gas seperti karbondioksida, nitrogen dan oksigen (Rensburg, 1995). Dari kation yang terdapat di dalam saliva, natrium dan kalium memiliki konsentrasi tertinggi. Klorida sangat penting untuk aktivitas enzimatik amilase. Kalium dan fosfat yang terkandung dalam saliva sangat penting untuk remineralisasi email. Kadar fluorida di dalam saliva dipengaruhi oleh konsentrasi fluorida di dalam air minum dan makanan. Tiosianat merupakan suatu gen antibakteri yang bekerja sama dengan sistem laktoperoksidase. Bikarbonat adalah ion bufer terpenting dalam saliva. Dalam saliva yang dirangsang, ion ini menghasilkan 85% dari kapasitas bufer dalam sistem fosfat 14%. Konsentrasi bikarbonat pada kelenjar parotis dan kelenjar submandibular meningkat dengan meningkatnya aliran saliva (Amerongen, 1991)

Kelainan dari kelenjar saliva1 MUCOCELE Mucocele adalah Lesi pada mukosa (jaringan lunak) mulut yang diakibatkan oleh pecahnya saluran kelenjar liur dan keluarnya mucin ke jaringan lunak di sekitarnya.2. RANULA Ranula terbentuk sebagai akibat normal melalui duktus ekskretorius major yang membesar atau terputus atau terjadinya rupture dari saluran kelenjar terhalangnya aliran liur yang sublingual (duktus Bartholin) atau kelenjar submandibuler (duktus Wharton), sehingga melalui rupture ini air liur keluar menempati jaringan disekitar saluran tersebut. Selain terhalangnya aliranliur, ranula bisa juga terjadi karena trauma dan peradangan. Ranulamirip dengan mukokel tetapi ukurannya lebih besar.3 SIALADENITIS Sialadenitis adalah infeksi bakteri dari glandula salivatorius, biasanya disebabkan oleh batu yang menghalangi atau hyposecretion kelenjar. Sialadenitis kronis nonspesifik merupakan akibat dari obstruksi duktus karena sialolithiasis atau radiasi eksternal atau mungkin spesifik,yang disebabkan dari berbagai agen menular dan gangguan imunologi.4. SJORGEN SYNDROME Sjorgen syndrome merupakan suatiupenyakit auto imun yang ditandai oleh produksi abnormal dari extra antibodi dalam darah yang diarahkan terhadap berbagai jaringan tubuh. Ini merupakan suatu penyakit autoimun peradangan pada kelenjar saliva yang dapat menyebabkan mulut kering dan bibir kering.5. SIALORRHEA Sialorrhea adalah suatu kondisi medis yang detandai dengan menetesnya air liur atau sekresi saliva yang berlebihan.6. Adenoma PleomorfikAdenoma pleomorfik merupakan tumor kelenjar liur.