Anatomi Stoma Budhi
-
Upload
madat-yosa -
Category
Documents
-
view
258 -
download
0
description
Transcript of Anatomi Stoma Budhi
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang manusia adalah mahluk hidup yang tersusun atas beberapa
sistem, salah satunya adalah sistem stomatognati. Sistem stomatognati ini terdiri
dari organ yang terdapat pada rongga mulut, yang saling bergantung satu sama
lain dan membentuk suatu fungsional. Tentunya apabila terdapat gangguan pada
salah satu organ tersebut, maka sistem stomatognati akan terganggu.2
Sistem stomatognati merupakan kesatuan berbagai struktur yang berbeda di
dalam rongga mulut. Berbagai fungsi penting dalam kehidupan manusia dan
terkadang dapat menjadi karakteristik seseorang dengan adanya sistem
stomatognati. Sebagai contoh dalam fungsi bicara, bernafas, mengunyah,
menelan.2
Adapun organ yang termasuk dalam sistem stomatognati seperti gigi geligi
beserta jaringan pendukungnya, lidah, tulang rahang, otot, sendi
temporomandibula, dan juga saraf memegang peranan penting dalam
keseimbangan fungsinya.3
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Stomatognati
Sistem stomatognati merupakan suatu unit fungsional tertutup dengan
struktur anatomi sistem yang meliputi gigi dan jaringan pendukungnya, rahang,
sendi temporomandibula, lidah, otot pengunyahan, pembuluh darah, dan syaraf
dimana diantara semua struktur tersebut saling mempengaruhi baik secara
langsung maupun tidak langsung. Karakteristik sistem stomatognati tersusun dari
sejumlah matriks fungsional yang bekerja berbeda-beda namun antara satu
struktur dengan struktur yang lain saling membantu atau saling berhubungan.3
Dilihat dari segi fungsional, sistem stomatognati merupakan salah satu
sistem dalam tubuh manusia yang mempunyai fungsi utama antara lain:
pengunyahan (mastikasi), penelanan, pernafasan (respirasi), dan bicara.3
2.2 Fungsi Pengunyahan (mastikasi)
Fungsi pengunyahan didefinisikan sebagai suatu proses mengunyah
makanan yang merupakan tahap awal dari pencernaan. Makanan dihancurkan
menjadi ukuran partikel kecil dan dengan bantuan saliva yang dihasilkan oleh
kelenjar ludah membentuk suatu bolus, sehingga memudahkan dalam proses
menelan. Komponen pada sistem pengunyahan terdiri dari gigi geligi, otot
pengunyahan dan Sendi Temporomandibula (TMJ) dimana penghancuran
2
makanan dilakukan oleh gigi geligi dengan otot-otot pengunyahan dan pergerakan
dari kondilus mandibula melalui artikulasi temporomandibula.3
2.2.1 Struktur Anatomi Sistem Pengunyahan
2.2.1.1 Gigi dan Jaringan Pendukung
Gigi manusia terdiri dari 20 gigi sulung dan 32 gigi tetap yang menurut
bentuk dan fungsinya dapat dikelompokkan menjadi gigi insisif, gigi kaninus, gigi
premolar, dan gigi molar. Gigi-gigi tertanam dalam tulang rahang dengan
perantaraan jaringan penyangga gigi yang terdiri atas gingiva, sementum, ligamen
periodontal, dan prosesus alveolaris.3
Membran periodontal berfungsi sebagai ligamen. Elemen terpenting
ligamen periodontal adalah serat utama kolagen, tersusun dalam gulungan-
gulungan. Ujung-ujung serat utama yang berinsersi ke tulang dan sementum
disebut serat Sharpey’s. Fungsi dasar ligamen periodontal adalah melindungi
tulang dari transmisi daya-daya oklusal, mengatur penyebaran tekanan oklusi,
sebagai shock-absorber, mempertahankan gigi pada posisi normal fungsional, dan
melindungi dari hubungan oklusal yang abnormal.1
Gambar 2.1 Struktur gigi dan jaringan pendukung.8
3
2.2.1.2 Komponen Skeletal dan Sendi Temporomandibula (TMJ)
Terdapat 3 komponen skeletal utama dalam sistem stomatognati, yaitu
rahang atas, rahang bawah, dan tulang temporal yang merupakan sebagian dari
sendi rahang. Dari ketiga komponen di atas, hanya mandibula satu-satunya
komponen yang dapat bergerak. Pergerakan mandibula dimungkinkan oleh
adanya kondilus yang bersendi pada fossa artikularis yang terdapat pada tulang
temporal. Sendi ini disebut sendi temporomandibula (TMJ).3
Gambar 2.2 Komponen utama Skeletal.5
Tulang maksila sebagian besar merupakan bagian atas pembentuk tulang
wajah dan terdiri dari dua bagian tulang yang menyatu pada sutura mid palatinal.
Tulang maksila ini menyatu pada tulang tengkorak, dan merupakan bagian dari
sistem pengunyahan yang tidak dapat bergerak.3
4
Gambar 2.3 Bagian tulang maksila.5
Tulang mandibula berbentuk seperti U sebagai tempat gigi rahang bawah
dan merupakan bagian bawah pembentuk tulang wajah. Tidak terdapat bagian
yang menyatu pada tulang tengkorak, hanya terikat oleh otot dan ligamen serta
terlihat seperti menggantung sehingga merupakan bagian yang bergerak dari
sistem pengunyahan. Bagian mandibula yang berperan penting dalam pergerakan
adalah kondilus.3
Gambar 2.4 Tulang Mandibula.7
Tulang temporal merupakan bagian dari tulang tengkorak, yang bagian
dasarnya merupakan tempat persambungan kondilus untuk melakukan pergerakan
mandibula. Bagian tersebut berbentuk cekungan yang disebut fossa mandibula
atau fossa glenoidalis atau fossa artikularis. Selain itu terdapat lekukan yang
menonjol pada bagian sebelah anterior dari fossa mandibula, yaitu emenensia
5
artikularis, yang merupakan batas dari jalur kondilus saat mencapai posisi
anterior.3
Gambar 2.5 Tulang Temporal.5
Sendi Temporomandibular (TMJ) adalah sebuah hubungan artikulasi
komplek yang disebut ginglymoarthrodial (gerak engsel dan meluncur). TMJ
terbentuk oleh kondilus mandibula dan fossa mandibula serta dipisahkan oleh
diskus artikularis. Diskus artikularis terdiri dari jaringan ikat yang fibrous dan
padat serta licin, dan tanpa terdapat pembuluh darah maupun persarafan. Diskus
artikularis merupakan struktur oval bikonkaf. Jika dilihat dari potongan sagital
didapat tiga bagian dari diskus yaitu zona sentral/intermediat dan bagian posterior
serta anterior. Pada kondisi normal permukaan artikularis dari kondilus berada
pada zona sentral dari diskus yang tipis, dibatasi bagian anterior dan posterior
yang lebih tebal. Sewaktu mandibula berfungsi, stabilitas di dalam TMJ tercapai
dengan mempertahankan zona intermediat (IZ) yang tipis berada di antara
kondilus dan eminentia. Diskus juga berfungsi sebagai shock-absorber untuk
menahan berbagai gaya pada sendi sewaktu aktivitas fungsi dan parafungsi
(misalnya clenching).3
6
Gambar 2.6 Sendi Temporomandibula.3,5
2.2.1.3 Otot-otot Pengunyahan
Telah dikemukakan bahwa sistem stomatognati meliputi proses
pengunyahan, dalam proses ini terjadi pergerakan mandibula, baik ke arah lateral,
postero-anterior, maupun buka tutup. Daya yang timbul sehingga mandibula
bergerak dihasilkan oleh otot. Dikenal 4 otot yang berperan dalam proses
pengunyahan yaitu, masseter, temporal, pterygoid medial, dan pterygoid lateral.
Ke-4 otot tadi dikelompokan dalam otot pengunyahan, selain otot digastrik yang
juga berperan dalam pergerakan mandibula.3
Otot Masseter hampir menyerupai bentuk persegi panjang, tersusun dari
dua bundel otot besar, yaitu bagian superfisial dan bagian dalam, memanjang dari
lengkung zygomatik ke dalam ramus dan badan madibula. Otot ini berperan besar
dalam elevasi mandibula. Pada saat otot ini berkontraksi, mandibula terangkat dan
gigi-geligi saling berkontak. Masseter merupakan otot yang sangat kuat yang
dapat menghasilkan daya bagi pengunyahan yang efisien.3
7
Gambar 2.7 Otot Masseter, DP=bagian dalam otot; SP=bagian superfisial.3,5
Otot temporalis berasal dari temporal fossa terletak di bagian lateral dari
tengkorak sebagai pembatas bagian lateral dari ridge supraorbital dan memanjang
kebawah sampai melekat pada prosesus coronoideus dan batas anterior ramus
atas. Otot ini terbagi dalam tiga bagian area sesuai dengan arah serabutnya.
Bagian anterior, terdiri dari serabut-serabut otot vertikal. Bagian tengah, terdiri
dari serabut-serabut otot yang berjalan oblique melewati daerah lateral tengkorak.
Bagian posterior, mengandung serabut-serabut otot yang bersatu hampir
horisontal, berjalan dari atas sekitar telinga bersambung dengan serabut
temporalis yang lainnya di bawah lengkung zigomatik.3
Bila otot temporalis ini berkontraksi, maka mandibula akan terangkat dan
gigi-geligi saling berkontak. Jika hanya sebagian yang berkontraksi, mandibula
akan bergerak sesuai dengan arah serabut yang berkontraksi.3
Gambar 2.8 Otot Temporalis. AP=bagian anterior; MP=bagian tengah; PP=
bagian posterior.3,5
8
Otot Pterigoid internus/medial adalah otot persegi panjang yang letaknya
di dalam fossa pterigoid dan berjalan menuju bagian tengah dari sudut mandibula.
Berperan dalam pembukaan dan pengangkatan posisi lateral mandibula.3
\Gambar 2.9 Otot Pterigoid medial
Otot Pterigoid eksternus/lateral terdiri dari dua bagian, yaitu bagian
inferior dan superior. Kedua bagian ini berhubungan di dalam fovea pterigoid.
Kedua bagian otot tersebut menjaga stabilitas kondilus, kemungkinan terhadap
daya kunyah yang diterima oleh eminensia artikularis. Fungsi utama dari otot ini
adalah dalam pergerakan protrusif mandibula.3
Gambar 2.10 Otot Pterigoid Lateral.3,5
Otot Digastrikus meskipun tidak dikelompokkan dalam otot
pengunyahan, otot digastrik mempunyai peran penting bagi berfungsinya
9
mandibula. Terbagi atas 2 bagian, badan posterior dan anterior. Badan
posterior bermula dari mastoid notch berjalan ke atas, ke bawah, dan ke
bagian dalam antara tendon dan tulang hyoid. Badan anterior bermula dari
fossa bagian lingual mandibula dekat garis tengah, meluas ke bawah dan ke
belakang, berakhir di bagian yang sama dengan akhir badan posterior. Otot
digastrik merupakan salah satu dari banyak otot yang meninggikan tulang
hyoid sampai mandibula mendapat tekanan untuk pengunyahan.3
Gambar 2.11 Otot Digastrikus.3
Selain itu, pengunyahan merupakan suatu fungsi yang kompleks yang
menggunakan tidak hanya otot, gigi, dan struktur yang mendukung periodontal,
10
tetapi juga bibir, pipi, lidah, langit-langit, dan kelenjar ludah. Pengunyahan
merupakan aktivitas yang dapat dilakukan secara sadar maupun tidak sadar.3
Pengunyahan makanan dilakukan melalui kombinasi gerak membuka dan gerak
menutup dari mandibula. Gerakan menutup mandibula dibagi menjadi dua fase
yaitu fase penghancuran dan fase penggilingan. Selama pengunyahan gerakan
mengunyah dilakukan berulang-ulang hingga makanan menjadi halus. Urutan
terjadinya proses pengunyahan dimulai dengan fase membuka mulut, dimana
mandibula bergerak ke bawah dari posisi intercusp ke titik dimana incisal edge
gigi berjarak 16-18 mm. Dilanjutkan dengan pergerakan mandibula ke arah lateral
5-6 mm dari midline sebagai permulaan gerakan menutup.3
Tahap pertama dari gerakan menutup dimana makanan terletak di antara
gigi geligi disebut fase penghancuran. Pada saat terjadinya gerakan menutup ini
pergerakan lateral berkurang menjadi 3-4 mm dari posisi awal gerakan
mengunyah. Pada posisi ini cusp bukal dari gigi mandibula hampir berada di
bawah cusp bukal dari gigi maksila. Selanjutnya fase penggilingan dimulai
dengan terjebaknya bolus makanan di antara gigi dimana mandibula pada saat
keadaan menutup. Selama fase penggilingan pergerakan mandibula mengikuti
bentuk permukaan oklusal hingga kembali ke posisi intercusp yang menyebabkan
kontak antar bonjol, dimana memungkinkan terjadinya pemotongan dan
penghalusan bolus makanan.3
11
Gambar 2.12 Pandangan depan gerakan mengunyah (chewing stroke).3
Pada bidang sagital selama gerakan mengunyah, fase membuka mulut,
mandibula akan bergerak sedikit ke arah anterior dan pada waktu fase menutup
mulut, mandibula akan bergerak sedikit ke arah posterior kemudian bergerak
kembali ke posisi intercusp. 3
Gambar 2.13 Pandangan sagital gerakan mengunyah.3
2.3 Fungsi Penelanan (Deglutasi)
Penelanan merupakan serangkaian koordinasi kontraksi otot yang
menggerakan bolus makanan dari rongga mulut melalui esofagus menuju perut.
Aktivitas ini dapat terjadi secara sadar maupun tidak sadar yang juga dipengaruhi
oleh refleks aktivitas otot. Proses penelanan tergantung pada beberapa faktor:
tingkat kehalusan makanan, intensitas rasa yang dihasilkan, dan tingkat pelumasan
12
bolus. Selama proses penelanan, bibir dalam keadaan menutup dan rongga mulut
dalam keadaan terkunci. Gigi berada pada posisi intercusp maksimal untuk
stabilisasi mandibula. 3
Stabilisasi mandibula merupakan bagian penting dari proses menelan.
Mandibula harus dalam keadaan tetap sehingga otot-otot suprahyoid dan
infrahyoid dapat mengontrol gerakan yang tepat dari tulang hyoid yang
dibutuhkan untuk menelan. Pada orang dewasa normal, proses menelan dengan
menggunakan gigi untuk stabilitas mandibula disebut somatic swallow. Pada bayi
yang belum memiliki gigi proses menelan disebut visceral swallow. Dimana
mandibula didukung dengan menempatkan lidah ke depan di antara lengkungan
rahang atau gusi. Proses menelan pada bayi ini terjadi sampai gigi posterior
erupsi.3
Pada saat gigi posterior mulai erupsi dan mencapai oklusi, terjadi
perubahan proses menelan seperti pada orang dewasa. Namun kadang-kadang
perpindahan dari proses menelan pada bayi ke proses menelan orang dewasa tidak
terjadi. Ini disebabkan karena kurangnya dukungan gigi atau kurangnya dukungan
antara gigi dengan lengkung gigi. Proses menelan pada bayi juga dapat tetap
berlangsung apabila terdapat rasa tidak nyaman yang terjadi selama gigi-gigi
berkontak karena adanya karies atau gigi sensitif. Bila proses menelan ini terus
berlangsung, dapat mengakibatkan perpindahan gigi anterior depan akibat adanya
aktivitas otot lidah yang kuat. Secara klinis dikenal sebagai open bite anterior
dimana tidak terjadi kontak pada gigi anterior. 3
13
Proses penelanan dibagi menjadi tiga tahap dimana pada tahap pertama atau
oral stage proses menelan dilakukan secara sadar dengan mengubah makanan
menjadi bolus yang sebagian besar dilakukan oleh aktivitas lidah. Bolus makanan
ditempatkan di dorsum lidah lalu ditekan secara halus terhadap palatum keras.
Ujung lidah berkontak dengan palatum keras tetapi sedikit di belakang gigi insisif.
Pada saat bibir menutup dan gigi-gigi beroklusi, adanya bolus pada mukosa
palatum menyebabkan terjadinya kontraksi dari lidah sehingga mendorong bolus
makanan ke arah belakang. Pada saat bolus mencapai bagian belakang lidah, maka
bolus makanan di transfer ke faring.3
Gambar 2.14 Oral Stage.9
14
Selanjutnya, pada tahap kedua atau pharyngeal stage, setelah bolus
mencapai faring, terjadi gerakan peristaltik yang disebabkan oleh kontraksi otot
faring yang menyebabkan makanan turun ke esofagus. Palatum lunak yang
menyentuh dinding posterior faring menutup bagian lubang udara. Epiglotis
menutup jalan nafas faring ke trakea dan menjaga makanan tetap di esofagus.
Selama penelanan otot faring membuka pintu dari tabung eustachius, yang
biasanya secara normal dalam keadaan tertutup. Tahap pertama dan kedua terjadi
selama 1 detik.3
Gambar 2.15 Pharyngeal stage.9
Pada tahap terakhir atau Esophageal stage, terdorongnya bolus makanan
melalui esofagus ke dalam perut. Gerakan peristaltik membawa bolus menuju ke
esofagus, gerakan ini terjadi selama 6-7 detik. Pada saat bolus mendekati
15
sphincter kardia, sphincter relaksasi dan memungkinkan bolus masuk ke perut.
Pada bagian atas esofagus terdiri atas otot yang harus diaktifasi secara sadar,
sedangkan pada bagian bawah terdiri atas otot-otot yang tidak sadar sepenuhnya.3
Gambar 2.16 Esophageal Stage.9
2.4 Fungsi Bicara
Bicara merupakan suatu proses dalam menghasilkan suara yang terjadi
ketika sejumlah udara ditekan dari paru-paru oleh diafragma hingga keluar
melalui laring dan kavitas mulut. Kontraksi dan relaksasi yang terkontrol
(bervibrasi) dari pita suara pada laring menciptakan nada suara sesuai keinginan.
Oleh karena dalam berbicara terjadi pelepasan udara dari paru-paru, maka proses
ini terjadi pada tahap ekspirasi dari pernafasan. Inspirasi udara biasanya
16
berlangsung relatif cepat dan terjadi di akhir kalimat atau saat jeda. Ekspirasi yang
berlangsung lama memungkinkan pengucapan berbagai suku kata dan frase. 3
Mekanisme bicara dibentuk oleh beberapa organ antara lain otot dari laring,
faring, palatum, lidah, rahang, bibir, leher, dan otot pernafasan pada dada serta
diafragma. Kontraksi otot laring sedikit berpengaruh dalam kekerasan suara,
dimana kekerasan suara meningkat dengan ekspirasi yang lebih dipaksakan.3
Berbagai hubungan yang bervariasi dari bibir dan lidah dengan gigi dan
palatum menghasilkan berbagai macam bunyi suara. Bunyi suara yang penting
dibentuk oleh bibir adalah “M”, “B”, dan “P” dimana bibir bertemu dan
bersentuhan. Gigi berperan penting dalam pengucapan bunyi “S”. Bagian tepi
insisal gigi-gigi anterior atas dan bawah saling berdekatan namun tidak
bersentuhan. Udara melewati ruang di antara gigi tersebut hingga menciptakan
bunyi suara “S”. Lidah dan palatum penting dalam pembentukan bunyi suara “D”
dengan ujung lidah yang menyentuh hingga palatum di belakang gigi insisif. 3
Banyak bunyi suara yang juga dapat dibentuk dengan kombinasi dari
berbagai struktur anatomi di atas. Misalnya ketika lidah menyentuh gigi insisif
rahang atas maka akan terbentuk bunyi suara “Th”. Bibir bawah menyentuh tepi
insisal gigi rahang atas untuk membentuk bunyi suara “F” dan “V”. Bunyi suara
“K” atau “G” dibentuk dari bagian posterior lidah yang terangkat untuk
menyentuh daerah palatum lunak. 3
17
Gambar 2.17 Artikulasi suara yang diciptakan oleh posisi tertentu pada bibir, lidah, dan gigi.3
2.5 Fungsi Pernafasan (respirasi)
Fungsi utama pernafasan adalah untuk mengambil O2 agar dapat digunakan
tubuh untuk mendapatkan energi dan membuang CO2 yang dhasilkan oleh sel-sel.
Semua orang menggangap bahwa pernapasan itu hanya menghisap udara dan
menghembuskan udara, tetapi dalam fisiologi badan, pernafasan itu jauh lebih
kompleks.4
Respirasi dibedakan menjadi dua yaitu respirasi internal dan respirasi
eksternal. Respirasi internal atau respirasi seluler lebih fokus terhadap proses
pertukaran O2 dengan CO2 dari aliran darah ke dalam sel-sel tubuh yaitu dalam
mitokondria. Respirasi eksternal lebih fokus pada keseluruhan rangkaian kejadian
yang terlibat dalam pertukaran O2 dan CO2 dalam udara dengan aliran darah.4
Jenis pernafasan berdasarkan organ yang melibatkan peristiwa inhalasi dan
ekshalasi ada dua, yaitu pernafasan dada dan perut, yang sebenarnya terjadi secara
bersamaan.4
1. Pernafasan dada terjadi karena kontraksi otot antar tulang rusuk, sehingga
tulang rusuk terangkat dan volume rongga dada membesar serta tekanan
udara menurun (inhalasi). Relaksasi otot antar tulang rusuk, costa menurun,
volume kecil, tekanan membesar (ekshalasi)
2. Pernafasan perut terjadi karena kontraksi/relaksasi otot diafragma (datar dan
melengkung). Untuk datar volume rongga dada membesar, paru-paru
mengembang tekanan mengecil (inhalasi). Sedangkan melengkung volume
rongga dada mengecil, paru-paru mengecil, tekanan besar/ekshalasi.
18
Gambar 2.18 Jenis Pernafasan.6
Saluran pernafasan mengangkut udara dari atmosfer dan dari alveolus, yang
merupakan tempat pertukaran gas-gas antara udara dan darah.4 Proses
berlangsungnya pernafasan berawal dari
1. Saluran hidung (cavum nasalis)
Udara dari luar masuk melalui cavum nasalis. Cavum nasalis berlapis selaput
lendir yang terdiri dari kelenjar minyak dan keringat yang berfungsi
menangkap benda asing yang masuk. Selain itu juga terdapat rambut untuk
menyaring partikel kotoran. Pada cavum nasalis terdapat konka yang
memiliki banyak kapiler darah untuk menghangatkan udara yang masuk.
Udara kemudian dialirkan pada bagian belakang yang terhubung dengan
nasofaring.4
2. Faring
Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernapasan
(nasofaring) pada bagian depan dan saluran pencernaan (orofaring) pada
bagian belakang. Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring
tempat terletaknya pita suara (pita vocalis). Fungsi utama dari faring
19
menyediakan saluran bagi udara yang keluar masuk dan juga sebagai jalan
makanan dan minum yang ditelan, serta sebagai ruang resonansi untuk suara.4
3. Laring
Laring terletak di pintu masuk trakea, memiliki tonjolan di bagian anterior
yang membentuk jakun. Pita suara terdapat pada bagian ini dan pada saat
udara masuk melewati pita suara, pita suara tersebut akan bergetar untuk
menghasilkan berbagai macam bunyi. Pada ujung bagian pangkal laring
terdapat epiglotis yang merupakan katup untuk menutup pangkal laring pada
saat penelanan.4
4. Trakea
Trakea memiliki 2 cabang bronkus yang terdiri dari bronkus kiri dan bronkus
kanan, yang masing-masing masuk ke paru kanan dan paru kiri. Di dalam
paru-paru bronkus terus bercabang menjadi saluran yang sempit, pendek, dan
kecil seperti pohon. Cabang terkecil disebut juga sebagai bronkiolus. Di
ujung bronkiolus ini terdapat alveolus, yakni tempat pertukaran gas-gas
antara udara dan darah. Fungsi utama bronkus adalah menyediakan jalan bagi
udara yang masuk dan keluar paru-paru.4
5. Alveolus
Alveolus adalah kantong udara yang berdinding tipis, berbentuk seperti
anggur, dapat mengembang, dan terdapat pada ujung saluran pernafasan.
Dibagian ini terjadi proses pertukaran O2 dan CO2 antara udara dan darah.4
20
Gambar 2.19 Sistem Saluran Pernafasan.6
21
BAB III
PEMBAHASAN
Fungsi pengunyahan merupakan suatu proses penghancuran makanan
dengan bantuan gigi-geligi menjadi bolus dengan bantuan saliva.3 Selain gigi
geligi dan jaringan pendukung, otot pengunyahan dan pergerakan kondilus
mandibula dalam sendi temporomandibula (TMJ) juga memiliki peran penting.
Otot-otot utama pengunyahan terdiri dari m.masseter, m.temporalis,
m.pterygoideus lateralis, dan m.pterygoideus lateralis.2 Selama pengunyahan,
terjadi pergerakan membuka, menutup, ke samping kiri dan kanan dari mandibula.
Lidah juga berperan penting selama proses pengunyahan, berfungsi membawa dan
mempertahankan makanan diantara permukaan oklusal gigi geligi.3
Setelah makanan selesai diubah menjadi bolus, selanjutnya memasuki
tahapan penelanan. Proses penelanan pada manusia dibagi menjadi 2 tahap, yakni
tahap visceral swallowing saat belum erupsi gigi dan somatic swallowing pada
saat dewasa yang memiliki gigi yang lengkap. Proses penelanan ini memiliki tiga
tahapan, yaitu tahap pertama atau oral stage yang dilakukan secara sadar
(volunteer) kemudian tahap kedua atau pharyngeal stage dimana bolus bergerak
turunsecara peristaltik ke arah esofagus, lalu tahap ketiga atau esophageal stage
yang pada akhirnya bolus tersebut sampai ke perut dan proses pencernaan
dimulai.3
Bicara merupakan suatu peristiwa yang terjadi dari berbagai macam
rangkaian. Proses ini dimulai dengan produksi suara ketika sejumlah udara
22
ditekan dari paru-paru oleh diafragma hingga keluar melalui pita suara pada laring
dan membuat gelombang suara. Berbagai hubungan yang bervariasi dari bibir dan
lidah dengan gigi dan palatum dapat menjadi modulator yang menghasilkan
berbagai macam bunyi suara.3
Pernafasan merupakan peristiwa pertukaran udara antara O2 dengan CO2.
Pernafasan dapat terjadi secara eksternal dan internal. Pernafasan eksternal terjadi
seperti pada manusia pada umumnya, dimana O2 dari atmosfer masuk ke badan
manusia, dan terjadi pertukaran dengan CO2 oleh darah. Pernafasan internal
terjadi pertukaran O2 dengan CO2 dari darah kepada sel-sel dalam tubuh tepatnya
pada mitokondria. Proses pernafasan dimulai dari nasal dan berakhir pada
alveolus.4
23
BAB IV
KESIMPULAN
Sistem stomatognati dibentuk oleh berbagai komponen yaitu gigi-geligi
beserta jaringan pendukungnya, otot, persyarafan, maupun persendian antara
maksila dan mandibula. Berbagai macam fungsi dari sistem stomatognati yang
didukung dengan anatomi yang baik mampu menciptakan suatu keseimbangan
sistem stomagnati. Pengunyahan, penelanan, bicara, dan penafasan yang
merupakan fungsi dari sistem stomatognati memiliki beraneka ragam mekanisme
yang berpengaruh dalam kesehatan rongga mulut maupun kesehatan umum
seseorang.
Pengetahuan mengenai mekanisme fisiologis sistem stomatognati beserta
struktur anatomi yang mendukung sebaiknya benar-benar dipahami oleh para
dokter gigi baik di tingkat akademis maupun profesi, sehingga kelak dapat
terampil dalam mempertimbangkan kompatibilitas sistem ini selama perawatan
gigi dan dapat memberikan penanganan awal pada pasien.
24