Anatomi Stoma Budhi

34
BAB I PENDAHULUAN Latar belakang manusia adalah mahluk hidup yang tersusun atas beberapa sistem, salah satunya adalah sistem stomatognati. Sistem stomatognati ini terdiri dari organ yang terdapat pada rongga mulut, yang saling bergantung satu sama lain dan membentuk suatu fungsional. Tentunya apabila terdapat gangguan pada salah satu organ tersebut, maka sistem stomatognati akan terganggu. 2 Sistem stomatognati merupakan kesatuan berbagai struktur yang berbeda di dalam rongga mulut. Berbagai fungsi penting dalam kehidupan manusia dan terkadang dapat menjadi karakteristik seseorang dengan adanya sistem stomatognati. Sebagai contoh dalam fungsi bicara, bernafas, mengunyah, menelan. 2 Adapun organ yang termasuk dalam sistem stomatognati seperti gigi geligi beserta jaringan pendukungnya, lidah, tulang rahang, otot, sendi 1

description

anatomi

Transcript of Anatomi Stoma Budhi

Page 1: Anatomi Stoma Budhi

BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang manusia adalah mahluk hidup yang tersusun atas beberapa

sistem, salah satunya adalah sistem stomatognati. Sistem stomatognati ini terdiri

dari organ yang terdapat pada rongga mulut, yang saling bergantung satu sama

lain dan membentuk suatu fungsional. Tentunya apabila terdapat gangguan pada

salah satu organ tersebut, maka sistem stomatognati akan terganggu.2

Sistem stomatognati merupakan kesatuan berbagai struktur yang berbeda di

dalam rongga mulut. Berbagai fungsi penting dalam kehidupan manusia dan

terkadang dapat menjadi karakteristik seseorang dengan adanya sistem

stomatognati. Sebagai contoh dalam fungsi bicara, bernafas, mengunyah,

menelan.2

Adapun organ yang termasuk dalam sistem stomatognati seperti gigi geligi

beserta jaringan pendukungnya, lidah, tulang rahang, otot, sendi

temporomandibula, dan juga saraf memegang peranan penting dalam

keseimbangan fungsinya.3

1

Page 2: Anatomi Stoma Budhi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Stomatognati

Sistem stomatognati merupakan suatu unit fungsional tertutup dengan

struktur anatomi sistem yang meliputi gigi dan jaringan pendukungnya, rahang,

sendi temporomandibula, lidah, otot pengunyahan, pembuluh darah, dan syaraf

dimana diantara semua struktur tersebut saling mempengaruhi baik secara

langsung maupun tidak langsung. Karakteristik sistem stomatognati tersusun dari

sejumlah matriks fungsional yang bekerja berbeda-beda namun antara satu

struktur dengan struktur yang lain saling membantu atau saling berhubungan.3

Dilihat dari segi fungsional, sistem stomatognati merupakan salah satu

sistem dalam tubuh manusia yang mempunyai fungsi utama antara lain:

pengunyahan (mastikasi), penelanan, pernafasan (respirasi), dan bicara.3

2.2 Fungsi Pengunyahan (mastikasi)

Fungsi pengunyahan didefinisikan sebagai suatu proses mengunyah

makanan yang merupakan tahap awal dari pencernaan. Makanan dihancurkan

menjadi ukuran partikel kecil dan dengan bantuan saliva yang dihasilkan oleh

kelenjar ludah membentuk suatu bolus, sehingga memudahkan dalam proses

menelan. Komponen pada sistem pengunyahan terdiri dari gigi geligi, otot

pengunyahan dan Sendi Temporomandibula (TMJ) dimana penghancuran

2

Page 3: Anatomi Stoma Budhi

makanan dilakukan oleh gigi geligi dengan otot-otot pengunyahan dan pergerakan

dari kondilus mandibula melalui artikulasi temporomandibula.3

2.2.1 Struktur Anatomi Sistem Pengunyahan

2.2.1.1 Gigi dan Jaringan Pendukung

Gigi manusia terdiri dari 20 gigi sulung dan 32 gigi tetap yang menurut

bentuk dan fungsinya dapat dikelompokkan menjadi gigi insisif, gigi kaninus, gigi

premolar, dan gigi molar. Gigi-gigi tertanam dalam tulang rahang dengan

perantaraan jaringan penyangga gigi yang terdiri atas gingiva, sementum, ligamen

periodontal, dan prosesus alveolaris.3

Membran periodontal berfungsi sebagai ligamen. Elemen terpenting

ligamen periodontal adalah serat utama kolagen, tersusun dalam gulungan-

gulungan. Ujung-ujung serat utama yang berinsersi ke tulang dan sementum

disebut serat Sharpey’s. Fungsi dasar ligamen periodontal adalah melindungi

tulang dari transmisi daya-daya oklusal, mengatur penyebaran tekanan oklusi,

sebagai shock-absorber, mempertahankan gigi pada posisi normal fungsional, dan

melindungi dari hubungan oklusal yang abnormal.1

Gambar 2.1 Struktur gigi dan jaringan pendukung.8

3

Page 4: Anatomi Stoma Budhi

2.2.1.2 Komponen Skeletal dan Sendi Temporomandibula (TMJ)

Terdapat 3 komponen skeletal utama dalam sistem stomatognati, yaitu

rahang atas, rahang bawah, dan tulang temporal yang merupakan sebagian dari

sendi rahang. Dari ketiga komponen di atas, hanya mandibula satu-satunya

komponen yang dapat bergerak. Pergerakan mandibula dimungkinkan oleh

adanya kondilus yang bersendi pada fossa artikularis yang terdapat pada tulang

temporal. Sendi ini disebut sendi temporomandibula (TMJ).3

Gambar 2.2 Komponen utama Skeletal.5

Tulang maksila sebagian besar merupakan bagian atas pembentuk tulang

wajah dan terdiri dari dua bagian tulang yang menyatu pada sutura mid palatinal.

Tulang maksila ini menyatu pada tulang tengkorak, dan merupakan bagian dari

sistem pengunyahan yang tidak dapat bergerak.3

4

Page 5: Anatomi Stoma Budhi

Gambar 2.3 Bagian tulang maksila.5

Tulang mandibula berbentuk seperti U sebagai tempat gigi rahang bawah

dan merupakan bagian bawah pembentuk tulang wajah. Tidak terdapat bagian

yang menyatu pada tulang tengkorak, hanya terikat oleh otot dan ligamen serta

terlihat seperti menggantung sehingga merupakan bagian yang bergerak dari

sistem pengunyahan. Bagian mandibula yang berperan penting dalam pergerakan

adalah kondilus.3

Gambar 2.4 Tulang Mandibula.7

Tulang temporal merupakan bagian dari tulang tengkorak, yang bagian

dasarnya merupakan tempat persambungan kondilus untuk melakukan pergerakan

mandibula. Bagian tersebut berbentuk cekungan yang disebut fossa mandibula

atau fossa glenoidalis atau fossa artikularis. Selain itu terdapat lekukan yang

menonjol pada bagian sebelah anterior dari fossa mandibula, yaitu emenensia

5

Page 6: Anatomi Stoma Budhi

artikularis, yang merupakan batas dari jalur kondilus saat mencapai posisi

anterior.3

Gambar 2.5 Tulang Temporal.5

Sendi Temporomandibular (TMJ) adalah sebuah hubungan artikulasi

komplek yang disebut ginglymoarthrodial (gerak engsel dan meluncur). TMJ

terbentuk oleh kondilus mandibula dan fossa mandibula serta dipisahkan oleh

diskus artikularis. Diskus artikularis terdiri dari jaringan ikat yang fibrous dan

padat serta licin, dan tanpa terdapat pembuluh darah maupun persarafan. Diskus

artikularis merupakan struktur oval bikonkaf. Jika dilihat dari potongan sagital

didapat tiga bagian dari diskus yaitu zona sentral/intermediat dan bagian posterior

serta anterior. Pada kondisi normal permukaan artikularis dari kondilus berada

pada zona sentral dari diskus yang tipis, dibatasi bagian anterior dan posterior

yang lebih tebal. Sewaktu mandibula berfungsi, stabilitas di dalam TMJ tercapai

dengan mempertahankan zona intermediat (IZ) yang tipis berada di antara

kondilus dan eminentia. Diskus juga berfungsi sebagai shock-absorber untuk

menahan berbagai gaya pada sendi sewaktu aktivitas fungsi dan parafungsi

(misalnya clenching).3

6

Page 7: Anatomi Stoma Budhi

Gambar 2.6 Sendi Temporomandibula.3,5

2.2.1.3 Otot-otot Pengunyahan

Telah dikemukakan bahwa sistem stomatognati meliputi proses

pengunyahan, dalam proses ini terjadi pergerakan mandibula, baik ke arah lateral,

postero-anterior, maupun buka tutup. Daya yang timbul sehingga mandibula

bergerak dihasilkan oleh otot. Dikenal 4 otot yang berperan dalam proses

pengunyahan yaitu, masseter, temporal, pterygoid medial, dan pterygoid lateral.

Ke-4 otot tadi dikelompokan dalam otot pengunyahan, selain otot digastrik yang

juga berperan dalam pergerakan mandibula.3

Otot Masseter hampir menyerupai bentuk persegi panjang, tersusun dari

dua bundel otot besar, yaitu bagian superfisial dan bagian dalam, memanjang dari

lengkung zygomatik ke dalam ramus dan badan madibula. Otot ini berperan besar

dalam elevasi mandibula. Pada saat otot ini berkontraksi, mandibula terangkat dan

gigi-geligi saling berkontak. Masseter merupakan otot yang sangat kuat yang

dapat menghasilkan daya bagi pengunyahan yang efisien.3

7

Page 8: Anatomi Stoma Budhi

Gambar 2.7 Otot Masseter, DP=bagian dalam otot; SP=bagian superfisial.3,5

Otot temporalis berasal dari temporal fossa terletak di bagian lateral dari

tengkorak sebagai pembatas bagian lateral dari ridge supraorbital dan memanjang

kebawah sampai melekat pada prosesus coronoideus dan batas anterior ramus

atas. Otot ini terbagi dalam tiga bagian area sesuai dengan arah serabutnya.

Bagian anterior, terdiri dari serabut-serabut otot vertikal. Bagian tengah, terdiri

dari serabut-serabut otot yang berjalan oblique melewati daerah lateral tengkorak.

Bagian posterior, mengandung serabut-serabut otot yang bersatu hampir

horisontal, berjalan dari atas sekitar telinga bersambung dengan serabut

temporalis yang lainnya di bawah lengkung zigomatik.3

Bila otot temporalis ini berkontraksi, maka mandibula akan terangkat dan

gigi-geligi saling berkontak. Jika hanya sebagian yang berkontraksi, mandibula

akan bergerak sesuai dengan arah serabut yang berkontraksi.3

Gambar 2.8 Otot Temporalis. AP=bagian anterior; MP=bagian tengah; PP=

bagian posterior.3,5

8

Page 9: Anatomi Stoma Budhi

Otot Pterigoid internus/medial adalah otot persegi panjang yang letaknya

di dalam fossa pterigoid dan berjalan menuju bagian tengah dari sudut mandibula.

Berperan dalam pembukaan dan pengangkatan posisi lateral mandibula.3

\Gambar 2.9 Otot Pterigoid medial

Otot Pterigoid eksternus/lateral terdiri dari dua bagian, yaitu bagian

inferior dan superior. Kedua bagian ini berhubungan di dalam fovea pterigoid.

Kedua bagian otot tersebut menjaga stabilitas kondilus, kemungkinan terhadap

daya kunyah yang diterima oleh eminensia artikularis. Fungsi utama dari otot ini

adalah dalam pergerakan protrusif mandibula.3

Gambar 2.10 Otot Pterigoid Lateral.3,5

Otot Digastrikus meskipun tidak dikelompokkan dalam otot

pengunyahan, otot digastrik mempunyai peran penting bagi berfungsinya

9

Page 10: Anatomi Stoma Budhi

mandibula. Terbagi atas 2 bagian, badan posterior dan anterior. Badan

posterior bermula dari mastoid notch berjalan ke atas, ke bawah, dan ke

bagian dalam antara tendon dan tulang hyoid. Badan anterior bermula dari

fossa bagian lingual mandibula dekat garis tengah, meluas ke bawah dan ke

belakang, berakhir di bagian yang sama dengan akhir badan posterior. Otot

digastrik merupakan salah satu dari banyak otot yang meninggikan tulang

hyoid sampai mandibula mendapat tekanan untuk pengunyahan.3

Gambar 2.11 Otot Digastrikus.3

Selain itu, pengunyahan merupakan suatu fungsi yang kompleks yang

menggunakan tidak hanya otot, gigi, dan struktur yang mendukung periodontal,

10

Page 11: Anatomi Stoma Budhi

tetapi juga bibir, pipi, lidah, langit-langit, dan kelenjar ludah. Pengunyahan

merupakan aktivitas yang dapat dilakukan secara sadar maupun tidak sadar.3

Pengunyahan makanan dilakukan melalui kombinasi gerak membuka dan gerak

menutup dari mandibula. Gerakan menutup mandibula dibagi menjadi dua fase

yaitu fase penghancuran dan fase penggilingan. Selama pengunyahan gerakan

mengunyah dilakukan berulang-ulang hingga makanan menjadi halus. Urutan

terjadinya proses pengunyahan dimulai dengan fase membuka mulut, dimana

mandibula bergerak ke bawah dari posisi intercusp ke titik dimana incisal edge

gigi berjarak 16-18 mm. Dilanjutkan dengan pergerakan mandibula ke arah lateral

5-6 mm dari midline sebagai permulaan gerakan menutup.3

Tahap pertama dari gerakan menutup dimana makanan terletak di antara

gigi geligi disebut fase penghancuran. Pada saat terjadinya gerakan menutup ini

pergerakan lateral berkurang menjadi 3-4 mm dari posisi awal gerakan

mengunyah. Pada posisi ini cusp bukal dari gigi mandibula hampir berada di

bawah cusp bukal dari gigi maksila. Selanjutnya fase penggilingan dimulai

dengan terjebaknya bolus makanan di antara gigi dimana mandibula pada saat

keadaan menutup. Selama fase penggilingan pergerakan mandibula mengikuti

bentuk permukaan oklusal hingga kembali ke posisi intercusp yang menyebabkan

kontak antar bonjol, dimana memungkinkan terjadinya pemotongan dan

penghalusan bolus makanan.3

11

Page 12: Anatomi Stoma Budhi

Gambar 2.12 Pandangan depan gerakan mengunyah (chewing stroke).3

Pada bidang sagital selama gerakan mengunyah, fase membuka mulut,

mandibula akan bergerak sedikit ke arah anterior dan pada waktu fase menutup

mulut, mandibula akan bergerak sedikit ke arah posterior kemudian bergerak

kembali ke posisi intercusp. 3

Gambar 2.13 Pandangan sagital gerakan mengunyah.3

2.3 Fungsi Penelanan (Deglutasi)

Penelanan merupakan serangkaian koordinasi kontraksi otot yang

menggerakan bolus makanan dari rongga mulut melalui esofagus menuju perut.

Aktivitas ini dapat terjadi secara sadar maupun tidak sadar yang juga dipengaruhi

oleh refleks aktivitas otot. Proses penelanan tergantung pada beberapa faktor:

tingkat kehalusan makanan, intensitas rasa yang dihasilkan, dan tingkat pelumasan

12

Page 13: Anatomi Stoma Budhi

bolus. Selama proses penelanan, bibir dalam keadaan menutup dan rongga mulut

dalam keadaan terkunci. Gigi berada pada posisi intercusp maksimal untuk

stabilisasi mandibula. 3

Stabilisasi mandibula merupakan bagian penting dari proses menelan.

Mandibula harus dalam keadaan tetap sehingga otot-otot suprahyoid dan

infrahyoid dapat mengontrol gerakan yang tepat dari tulang hyoid yang

dibutuhkan untuk menelan. Pada orang dewasa normal, proses menelan dengan

menggunakan gigi untuk stabilitas mandibula disebut somatic swallow. Pada bayi

yang belum memiliki gigi proses menelan disebut visceral swallow. Dimana

mandibula didukung dengan menempatkan lidah ke depan di antara lengkungan

rahang atau gusi. Proses menelan pada bayi ini terjadi sampai gigi posterior

erupsi.3

Pada saat gigi posterior mulai erupsi dan mencapai oklusi, terjadi

perubahan proses menelan seperti pada orang dewasa. Namun kadang-kadang

perpindahan dari proses menelan pada bayi ke proses menelan orang dewasa tidak

terjadi. Ini disebabkan karena kurangnya dukungan gigi atau kurangnya dukungan

antara gigi dengan lengkung gigi. Proses menelan pada bayi juga dapat tetap

berlangsung apabila terdapat rasa tidak nyaman yang terjadi selama gigi-gigi

berkontak karena adanya karies atau gigi sensitif. Bila proses menelan ini terus

berlangsung, dapat mengakibatkan perpindahan gigi anterior depan akibat adanya

aktivitas otot lidah yang kuat. Secara klinis dikenal sebagai open bite anterior

dimana tidak terjadi kontak pada gigi anterior. 3

13

Page 14: Anatomi Stoma Budhi

Proses penelanan dibagi menjadi tiga tahap dimana pada tahap pertama atau

oral stage proses menelan dilakukan secara sadar dengan mengubah makanan

menjadi bolus yang sebagian besar dilakukan oleh aktivitas lidah. Bolus makanan

ditempatkan di dorsum lidah lalu ditekan secara halus terhadap palatum keras.

Ujung lidah berkontak dengan palatum keras tetapi sedikit di belakang gigi insisif.

Pada saat bibir menutup dan gigi-gigi beroklusi, adanya bolus pada mukosa

palatum menyebabkan terjadinya kontraksi dari lidah sehingga mendorong bolus

makanan ke arah belakang. Pada saat bolus mencapai bagian belakang lidah, maka

bolus makanan di transfer ke faring.3

Gambar 2.14 Oral Stage.9

14

Page 15: Anatomi Stoma Budhi

Selanjutnya, pada tahap kedua atau pharyngeal stage, setelah bolus

mencapai faring, terjadi gerakan peristaltik yang disebabkan oleh kontraksi otot

faring yang menyebabkan makanan turun ke esofagus. Palatum lunak yang

menyentuh dinding posterior faring menutup bagian lubang udara. Epiglotis

menutup jalan nafas faring ke trakea dan menjaga makanan tetap di esofagus.

Selama penelanan otot faring membuka pintu dari tabung eustachius, yang

biasanya secara normal dalam keadaan tertutup. Tahap pertama dan kedua terjadi

selama 1 detik.3

Gambar 2.15 Pharyngeal stage.9

Pada tahap terakhir atau Esophageal stage, terdorongnya bolus makanan

melalui esofagus ke dalam perut. Gerakan peristaltik membawa bolus menuju ke

esofagus, gerakan ini terjadi selama 6-7 detik. Pada saat bolus mendekati

15

Page 16: Anatomi Stoma Budhi

sphincter kardia, sphincter relaksasi dan memungkinkan bolus masuk ke perut.

Pada bagian atas esofagus terdiri atas otot yang harus diaktifasi secara sadar,

sedangkan pada bagian bawah terdiri atas otot-otot yang tidak sadar sepenuhnya.3

Gambar 2.16 Esophageal Stage.9

2.4 Fungsi Bicara

Bicara merupakan suatu proses dalam menghasilkan suara yang terjadi

ketika sejumlah udara ditekan dari paru-paru oleh diafragma hingga keluar

melalui laring dan kavitas mulut. Kontraksi dan relaksasi yang terkontrol

(bervibrasi) dari pita suara pada laring menciptakan nada suara sesuai keinginan.

Oleh karena dalam berbicara terjadi pelepasan udara dari paru-paru, maka proses

ini terjadi pada tahap ekspirasi dari pernafasan. Inspirasi udara biasanya

16

Page 17: Anatomi Stoma Budhi

berlangsung relatif cepat dan terjadi di akhir kalimat atau saat jeda. Ekspirasi yang

berlangsung lama memungkinkan pengucapan berbagai suku kata dan frase. 3

Mekanisme bicara dibentuk oleh beberapa organ antara lain otot dari laring,

faring, palatum, lidah, rahang, bibir, leher, dan otot pernafasan pada dada serta

diafragma. Kontraksi otot laring sedikit berpengaruh dalam kekerasan suara,

dimana kekerasan suara meningkat dengan ekspirasi yang lebih dipaksakan.3

Berbagai hubungan yang bervariasi dari bibir dan lidah dengan gigi dan

palatum menghasilkan berbagai macam bunyi suara. Bunyi suara yang penting

dibentuk oleh bibir adalah “M”, “B”, dan “P” dimana bibir bertemu dan

bersentuhan. Gigi berperan penting dalam pengucapan bunyi “S”. Bagian tepi

insisal gigi-gigi anterior atas dan bawah saling berdekatan namun tidak

bersentuhan. Udara melewati ruang di antara gigi tersebut hingga menciptakan

bunyi suara “S”. Lidah dan palatum penting dalam pembentukan bunyi suara “D”

dengan ujung lidah yang menyentuh hingga palatum di belakang gigi insisif. 3

Banyak bunyi suara yang juga dapat dibentuk dengan kombinasi dari

berbagai struktur anatomi di atas. Misalnya ketika lidah menyentuh gigi insisif

rahang atas maka akan terbentuk bunyi suara “Th”. Bibir bawah menyentuh tepi

insisal gigi rahang atas untuk membentuk bunyi suara “F” dan “V”. Bunyi suara

“K” atau “G” dibentuk dari bagian posterior lidah yang terangkat untuk

menyentuh daerah palatum lunak. 3

17

Page 18: Anatomi Stoma Budhi

Gambar 2.17 Artikulasi suara yang diciptakan oleh posisi tertentu pada bibir, lidah, dan gigi.3

2.5 Fungsi Pernafasan (respirasi)

Fungsi utama pernafasan adalah untuk mengambil O2 agar dapat digunakan

tubuh untuk mendapatkan energi dan membuang CO2 yang dhasilkan oleh sel-sel.

Semua orang menggangap bahwa pernapasan itu hanya menghisap udara dan

menghembuskan udara, tetapi dalam fisiologi badan, pernafasan itu jauh lebih

kompleks.4

Respirasi dibedakan menjadi dua yaitu respirasi internal dan respirasi

eksternal. Respirasi internal atau respirasi seluler lebih fokus terhadap proses

pertukaran O2 dengan CO2 dari aliran darah ke dalam sel-sel tubuh yaitu dalam

mitokondria. Respirasi eksternal lebih fokus pada keseluruhan rangkaian kejadian

yang terlibat dalam pertukaran O2 dan CO2 dalam udara dengan aliran darah.4

Jenis pernafasan berdasarkan organ yang melibatkan peristiwa inhalasi dan

ekshalasi ada dua, yaitu pernafasan dada dan perut, yang sebenarnya terjadi secara

bersamaan.4

1. Pernafasan dada terjadi karena kontraksi otot antar tulang rusuk, sehingga

tulang rusuk terangkat dan volume rongga dada membesar serta tekanan

udara menurun (inhalasi). Relaksasi otot antar tulang rusuk, costa menurun,

volume kecil, tekanan membesar (ekshalasi)

2. Pernafasan perut terjadi karena kontraksi/relaksasi otot diafragma (datar dan

melengkung). Untuk datar volume rongga dada membesar, paru-paru

mengembang tekanan mengecil (inhalasi). Sedangkan melengkung volume

rongga dada mengecil, paru-paru mengecil, tekanan besar/ekshalasi.

18

Page 19: Anatomi Stoma Budhi

Gambar 2.18 Jenis Pernafasan.6

Saluran pernafasan mengangkut udara dari atmosfer dan dari alveolus, yang

merupakan tempat pertukaran gas-gas antara udara dan darah.4 Proses

berlangsungnya pernafasan berawal dari

1. Saluran hidung (cavum nasalis)

Udara dari luar masuk melalui cavum nasalis. Cavum nasalis berlapis selaput

lendir yang terdiri dari kelenjar minyak dan keringat yang berfungsi

menangkap benda asing yang masuk. Selain itu juga terdapat rambut untuk

menyaring partikel kotoran. Pada cavum nasalis terdapat konka yang

memiliki banyak kapiler darah untuk menghangatkan udara yang masuk.

Udara kemudian dialirkan pada bagian belakang yang terhubung dengan

nasofaring.4

2. Faring

Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernapasan

(nasofaring) pada bagian depan dan saluran pencernaan (orofaring) pada

bagian belakang. Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring

tempat terletaknya pita suara (pita vocalis). Fungsi utama dari faring

19

Page 20: Anatomi Stoma Budhi

menyediakan saluran bagi udara yang keluar masuk dan juga sebagai jalan

makanan dan minum yang ditelan, serta sebagai ruang resonansi untuk suara.4

3. Laring

Laring terletak di pintu masuk trakea, memiliki tonjolan di bagian anterior

yang membentuk jakun. Pita suara terdapat pada bagian ini dan pada saat

udara masuk melewati pita suara, pita suara tersebut akan bergetar untuk

menghasilkan berbagai macam bunyi. Pada ujung bagian pangkal laring

terdapat epiglotis yang merupakan katup untuk menutup pangkal laring pada

saat penelanan.4

4. Trakea

Trakea memiliki 2 cabang bronkus yang terdiri dari bronkus kiri dan bronkus

kanan, yang masing-masing masuk ke paru kanan dan paru kiri. Di dalam

paru-paru bronkus terus bercabang menjadi saluran yang sempit, pendek, dan

kecil seperti pohon. Cabang terkecil disebut juga sebagai bronkiolus. Di

ujung bronkiolus ini terdapat alveolus, yakni tempat pertukaran gas-gas

antara udara dan darah. Fungsi utama bronkus adalah menyediakan jalan bagi

udara yang masuk dan keluar paru-paru.4

5. Alveolus

Alveolus adalah kantong udara yang berdinding tipis, berbentuk seperti

anggur, dapat mengembang, dan terdapat pada ujung saluran pernafasan.

Dibagian ini terjadi proses pertukaran O2 dan CO2 antara udara dan darah.4

20

Page 21: Anatomi Stoma Budhi

Gambar 2.19 Sistem Saluran Pernafasan.6

21

Page 22: Anatomi Stoma Budhi

BAB III

PEMBAHASAN

Fungsi pengunyahan merupakan suatu proses penghancuran makanan

dengan bantuan gigi-geligi menjadi bolus dengan bantuan saliva.3 Selain gigi

geligi dan jaringan pendukung, otot pengunyahan dan pergerakan kondilus

mandibula dalam sendi temporomandibula (TMJ) juga memiliki peran penting.

Otot-otot utama pengunyahan terdiri dari m.masseter, m.temporalis,

m.pterygoideus lateralis, dan m.pterygoideus lateralis.2 Selama pengunyahan,

terjadi pergerakan membuka, menutup, ke samping kiri dan kanan dari mandibula.

Lidah juga berperan penting selama proses pengunyahan, berfungsi membawa dan

mempertahankan makanan diantara permukaan oklusal gigi geligi.3

Setelah makanan selesai diubah menjadi bolus, selanjutnya memasuki

tahapan penelanan. Proses penelanan pada manusia dibagi menjadi 2 tahap, yakni

tahap visceral swallowing saat belum erupsi gigi dan somatic swallowing pada

saat dewasa yang memiliki gigi yang lengkap. Proses penelanan ini memiliki tiga

tahapan, yaitu tahap pertama atau oral stage yang dilakukan secara sadar

(volunteer) kemudian tahap kedua atau pharyngeal stage dimana bolus bergerak

turunsecara peristaltik ke arah esofagus, lalu tahap ketiga atau esophageal stage

yang pada akhirnya bolus tersebut sampai ke perut dan proses pencernaan

dimulai.3

Bicara merupakan suatu peristiwa yang terjadi dari berbagai macam

rangkaian. Proses ini dimulai dengan produksi suara ketika sejumlah udara

22

Page 23: Anatomi Stoma Budhi

ditekan dari paru-paru oleh diafragma hingga keluar melalui pita suara pada laring

dan membuat gelombang suara. Berbagai hubungan yang bervariasi dari bibir dan

lidah dengan gigi dan palatum dapat menjadi modulator yang menghasilkan

berbagai macam bunyi suara.3

Pernafasan merupakan peristiwa pertukaran udara antara O2 dengan CO2.

Pernafasan dapat terjadi secara eksternal dan internal. Pernafasan eksternal terjadi

seperti pada manusia pada umumnya, dimana O2 dari atmosfer masuk ke badan

manusia, dan terjadi pertukaran dengan CO2 oleh darah. Pernafasan internal

terjadi pertukaran O2 dengan CO2 dari darah kepada sel-sel dalam tubuh tepatnya

pada mitokondria. Proses pernafasan dimulai dari nasal dan berakhir pada

alveolus.4

23

Page 24: Anatomi Stoma Budhi

BAB IV

KESIMPULAN

Sistem stomatognati dibentuk oleh berbagai komponen yaitu gigi-geligi

beserta jaringan pendukungnya, otot, persyarafan, maupun persendian antara

maksila dan mandibula. Berbagai macam fungsi dari sistem stomatognati yang

didukung dengan anatomi yang baik mampu menciptakan suatu keseimbangan

sistem stomagnati. Pengunyahan, penelanan, bicara, dan penafasan yang

merupakan fungsi dari sistem stomatognati memiliki beraneka ragam mekanisme

yang berpengaruh dalam kesehatan rongga mulut maupun kesehatan umum

seseorang.

Pengetahuan mengenai mekanisme fisiologis sistem stomatognati beserta

struktur anatomi yang mendukung sebaiknya benar-benar dipahami oleh para

dokter gigi baik di tingkat akademis maupun profesi, sehingga kelak dapat

terampil dalam mempertimbangkan kompatibilitas sistem ini selama perawatan

gigi dan dapat memberikan penanganan awal pada pasien.

24