SALINAN - ESDM

40
m SALINAN PRES IOEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMEzuNTAH NOMOR 79 TAHUN 2O1O TENTANG BIAYA OPERASI YANG DAPAT DIKEMBALIKAN DAN PERI,AKUAN PA.JAK PENGHASII..AN DI BIDANG USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, lrahwa untuk meningkatkan penemuan cadangan Minyak dan Gas Bumi nasional dan menggerakkan iklim investasi serta lebih memberikan kepastian hukum pada kegiatan usaha hulu Minyak dan Gas Bumi, perlu menyesuaikan dan menyempumakan Peraturan pemerintah Nomor 79 Tahun 2010 tentang Biaya Operasi yang Dapat Dikembalikah dan Perlakuan pajak penghasilan di Bidang Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi; lahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan peraturan pemerintah tentang Perubahan atas Peraturan pemerintah Nomor 79 I*"". .2010 tentang Biaya Operasi yang Dapat Dikembalikan dan perlakuan pajak penghasilan di Biding Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi; Mengingat...

Transcript of SALINAN - ESDM

Page 1: SALINAN - ESDM

m SALINAN

PRES IOENREPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 27 TAHUN 2017

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMEzuNTAH NOMOR 79 TAHUN 2O1O

TENTANG BIAYA OPERASI YANG DAPAT DIKEMBALIKAN DAN PERI,AKUAN

PA.JAK PENGHASII..AN DI BIDANG USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI

DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA

Menimbang : a.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

lrahwa untuk meningkatkan penemuan cadangan Minyakdan Gas Bumi nasional dan menggerakkan iklim investasiserta lebih memberikan kepastian hukum pada kegiatanusaha hulu Minyak dan Gas Bumi, perlu menyesuaikandan menyempumakan Peraturan pemerintah Nomor 79Tahun 2010 tentang Biaya Operasi yang DapatDikembalikah dan Perlakuan pajak penghasilan di BidangUsaha Hulu Minyak dan Gas Bumi;

lahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksuddalam huruf a, perlu menetapkan peraturan pemerintahtentang Perubahan atas Peraturan pemerintah Nomor 79I*"". .2010 tentang Biaya Operasi yang DapatDikembalikan dan perlakuan pajak penghasilan di BidingUsaha Hulu Minyak dan Gas Bumi;

Mengingat...

Page 2: SALINAN - ESDM

Mengingat : 1.

2.

PRESIOENREPUELIK INOONESIA

-2-

fagal 5 ayat (21 Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesiaTahun 1945;

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang pajakPenghasilan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3263) sebagaimana telah beberapa tcalidiubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-UndangNomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 133,Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4893);

Undang-Undang Nomor 22 Tahrtr: 2OO1 tentang Minyakdan Gas Bumi (kmbaran Negara Republik IndonesiaTahun 2001 Nomor 136, Tambahan kmbaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4152;

Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2010 tentang BiayaOperasi Yang Dapat Dikembalikan dan perlakuan pqiakPenghasilan di Bidang Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor139, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5173);

3.

4.

MEMUTUSKAN:

MenetapKan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN ATASPERATUMN PEMERINTAH NOMOR 79 TAHUN 2OLOTENTANG BIAYA OPERASI YANG DAPAT DIKEMBAUI(AN DANPERI,AKUAN P.{JAK PENGHASIIAN DI BIDANG USAHA HULUMIMAK DAN GAS BUMI.

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam peraturan pemerintah Nomor 79Tahun 2O1O tentang Biaya Operasi yang Dapat Dikembalikandan Perlakuan pajak penghasilan di Bidang Us$a HuluMinyak dan Gas Bumi (Lrmbaran Negara nepuUUf IndonesiaTahun 2OlO Nomor 139, Tambahan hhbaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5173) diubah sebagai berikut:

1. Ketentuan...

Page 3: SALINAN - ESDM

PRESIDENREPUELIK INDONESIA

-3-

1. Ketentuan angka 1, angl<a2, angl<a 4, angka 6, arldkaT,dan angka 8 Pasal 1 diubah serta ditambahkan angka 20,sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 1

1. Minyak Bumi, Gas Bumi, Minyak dan Gas Bumi,Eksplorasi, Eksploitasi, Kontrak Kerja Sama,Wilayah Kerja, Wilayah Hukum PertambanganIndonesia, dan Kegiatan Usaha Hulu adalahsebagaimana dimaksud dalam Undang-UndangNomor 22 Ta}:lan 2OO1 tentang Minyak dan GasBumi.

Kontraktor adalah badan usaha atau bentuk usahatetap yang ditetapkan untuk melakukanEksplorasi dan Eksploitasi pada suatu wilayahkerja berdasarkan Kontrak Kerja Sama denganSatuan Keq'a Khusus Pelaksana Kegiatan UsahaHulu Minyak dan Gas Bumi.

Operator adalah Kontraktor atau dalam halKontraktor terdiri atas beberapa pemegangParticipating Interest, salah satu pemegangparticipating interest yang ditunjuk sebagai wakiloleh pemegang Participatittg Interest lainnya sesuaidengan Kontrak Kerja Sama.

Operasi Perminyakan adalah kegiatan Eksplorasi,Eksploitasi, pengangkutan sampai dengan titikpenyerahan, penutupan dan peninggalan sumurQtlug and abandonmenQ serta pemulihan bekaspenambangan (site restorolion) Minyak dan GasBumi, termasuk kegiatan pengolahan lapangan,pengangkutan, penyimpanan, dan penjualan hasilproduksi sendiri sebagai kelanjutan dari Eksplorasidan Eksploitasi.

Lifiing adeJah sejumlah minyak mentah dan/atauGas Bumi yang dijual atau dibagi di titik penyerahan(atstodg transfer point).

4.

6. Ftrst...

Page 4: SALINAN - ESDM

#PRESIDEN

7.

8.

REPUBLIK INDONESIA

-4-

First Tratrche Petroleum yang selanjutnya disingkatFTP adalah sejumlah tertentu minyak mentahdan/atau Gas Bumi yang diproduksi dari suatuWilayah Ke{a dalam satu tahun kalender, yangdapat diambil dan diterima oleh Satuan KerjaKhusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak danGas Bumi dan/atau Kontraktor dalam tiap tahunkalender, sebelum dikurangi pengembalian biayaoperasi dan penanganan produksi (oun usQ.

Insentif Kegiatan Usaha Hulu adalah insentif yangdiberikan untuk mendukung keekonomianpengembangan Wilayah Ke{a.

WiW to be Split adalah hasil produksi yang tersediauntuk dibagi (Lifritlgl antara Satuan Kerja KhususPelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan GasBumi dan Kontraktor setelah dikurangi FTP, insentifinvestasi (iika ada), dan pengembalian biaya operasi.

Biaya Bukan Modal (IVon Capital Cost) adalah biayayang dikeluarkan pada kegiatan operasi tahunberjalan yang mempunyai masa manfaat kurang dari1 (sattr) tahun, termasuk suwei dan intangibledrilling ast.Biaya Modal lCapital Cost) adalah pengeluaran yangdilakukan untuk peralatan atau barang yangmempunyai masa manfaat lebih dari I (satu) tahunyang pembebanannya pada tahun berjalan melaluipenyusutan.

11. Rencana Kerja dan Anggaran adalah suatuperencanaan kegiatan dan pengeluaran anggarantahunan oleh Kontraktor untuk Kegiatan UsahaHulu Minyak dan Gas Bumi pada suatu WilayahKerja.

Kontrak Bagi Hasil adalah suatu bentuk KontrakKerja Sama dalam Kegiatan Usaha Huluberdasarkan prinsip pembagian hasil produksi.

Kontrak Jasa adalah suatu benhrk Kontrak KerjaSama untuk pelaksanaan Eksploitasi Minyak danGas Bumi berdasarkan prinsip pemberian imbalanjasa atas produksi yang dihasilkan.

9.

10.

t2.

13.

L4. Participathg...

Page 5: SALINAN - ESDM

14.

15.

PRES IOENREPUBLIK INDONESIA

-5-

Participating Interest adalah hak dan kewajibansebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama, baik secaralangsung maupun tidak langsung pada suatuWilayah Kerja.

Uplifi, adalah imbalan yang diterima oleh Kontraktorsehubungan dengan penyediaan dana talanganuntuk pembiayaan operasi kontrak bagi hasil yangseharusnya merupakan kewajiban partisipasiKontraktor lain, yang ada dalam satu KontrakKerja Sama, dalam pembiayaan.

16. Domestb Marleet Obligation yang selanjutnyadisingkat DMO adalah kewajiban penyerahan bagianKontraktor berupa minyak dan/atau Gas Bumiuntuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Imbalan DMO adalah imbalan yang dibayarkan olehPemerintah kepada Kontraktor atas penyerahanminyak dan/atau Gas Bumi untuk memenuhikebutuhan dalam negeri dengan menggunakanharga yang ditetapkan oleh menteri yang bidangtugas dan tanggung jawabnya meliputi kegiatanusaha Minyak dan Gas Bumi.Pernerintah adalah Pemerintah hrsat.Menteri adalah menteri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang kegiatan usahaMinyak dan Gas Bumi.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan UsahaHulu Minyak dan Gas Bumi yang selanjutnyadisebut SKK Migas adalah satuan kerja yangmelaksanakan penyelenggaraan pengelolaanKegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumidibawah pembinaaan, koordinasi dan pengawasanMenteri.

17.

18.

19.

20.

2. Ketentuan ayat (l) Pasal 3 diubah, sehingga berbunyisebagai berikut:

Pasal 3

(1) Kontraktor wajib membawa modal dan teknologiserta menanggung risiko dalam rangka pelaksanaanOperasi Perminyakan berdasarkan Kontrak KerjaSama pada suatu Wilayah Kerja.

(2) Pelaksanaan ...

Page 6: SALINAN - ESDM

3.

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-6-

(2) Pclaksanaan Operasi Perminyakan sebagaimqn4dimaksud pada ayat (1) wajib diiakukanberdasarkan prinsip efektif dan efisien, prinsipkewajaran, serta kaidah praktek bisnis danketeknikan yang baik.

Ketentuan ayat (l) Pasal 4 diubah, sehingga berbunyisebagai berikut:

Pasal 4

(1) Seluruh barang dan peralatan yang dibeli olehKontraktor dalam rangka Operasi Perminyakanmenjadi barang milik negara yang pembinaannyadilakukan oleh Pemerintah dan dikelol,a oleh SKKMrgas.

(21 Atas barang dan peralatan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dalam rangka pengembalian biayaoperasi tidak dapat dilakukan penilaian kembali.

Ketentuan ayat l2l Pasal 8 dihapus, sehingga berbunyisebagai berikut:

Pasal 8

(1) Menteri menetapkan besaran minimum bagianneg.ra dari suatu Wilayah Kerja yang dikaitkandengan Lifttrq dalam persetujuan rencanapengembangan lapangan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 7 ayat(21.

(21 Dihapus.

Ketentuan ayat (1) dan ayat (2) Pasal 1O diubah dan pasall0 ditambah 2 (dua) ayat yakni ayat (3) dan ayat (4),sehingga Pasal 10 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 10

(1) Untuk meningkatkan produksi, mendukungpertumbuhan ekonomi dan menjamin adanyapenerimaan negara, Menteri menetapkan besarandan pembagian FTP.

4.

5.

(2) Untuk...

Page 7: SALINAN - ESDM

(2)

(3)

(41

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-7 -

Untuk mendorong pengembangan Wilayah Kerja,Menteri dapat menetapkan bentuk dan besaranInsentif Kegiatan Usaha Hulu.Terhadap Insentif Kegiatan Usaha Hulu berupaImbalan DMO Holid.ay, Menteri dapat menercfkaninsentif tersebut setelah mendapat persetujuan- dariMenteri Keuangan.

Dalam rangka membantu keekonomian KegiatanUsaha Hulu, Menteri Keuangan memberikan insentifperpajakan dan insentif penerimaan negara bukanpajak sesuai dengan ketentuan peraturanpemndang-undangan.

Di antara Pasal l0 dan Pasal 11 disisipkan 1 (satu) pasal,yalni Pasal 10A sehinggaberbunyi sebagai berikut:

Pasal 10A

Menteri dapat menetapkan besaran bagi hasil yangdinamis (slidittg scale spliQ pada Kontrak Kerja Sama.

Ketentuan huruf b ayat (3) Pasal 11 diubah, sehinggaberbunyi sebagai berikut:

Pasal 11

6.

7.

(1)

(2t

Biaya operasi terdiri atas:

a. biaya Eksplorasi;

b. biaya Eksploitasi; dan

c. biaya lain.

Biaya Eksplorasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf a terdiri atas:

a. biaya pengeboran terdiri atas:l. biaya pengeboran Eksplorasi; dan2. biaya pengeboran pengembangan;

b. biaya...

Page 8: SALINAN - ESDM

(3)

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-8-

b. biaya geologis dan geolisika terdiri atas:1. biaya penelitian geologis; dan2. biaya penelitian geofrsika;

c. biaya umum dan administrasi pada kegiatanEksplorasi; dan

d. biayapenyusutan.

Biaya Eksploitasi sebagaimana dimaksud pada ayat(1) hurufb terdiri atas:

a. biayalangsungproduksiuntuk:1. Minyak Bumi; dan

2. Gas Bumi.

b. biaya yang terkait dengan aktifrtas pernrosesanGas Bumi sampai dengan titik penyerahan;

c. biaya utititg terdiri atas:

1. biaya perangkat produksi danpemeliharaan peralatan; dan

2. biaya uap, air, dan listrik;d. biaya umum dan administrasi pada kegiatan

Eksploitasi; dan

e. biaya penyusutan.

Biaya umum dan administrasi untuk kegiatanEksplorasi dan Eksploitasi sebagaimana dimaksudpada ayat (2) huruf c dan ayat (3) huruf d terdiriatas:

a. biaya administrasi dan keuangan;b. biaya pegawai;

c. biaya jasa material;d. biaya transportasi;e. biaya umum kantor; danf. pajak tidak langsung, pajak daerah, dan

retribusi daerah.

(4)

(s) Biaya...

Page 9: SALINAN - ESDM

ffiPRESIOEN

REPUBLIK INOONESIA

-9-

(5) Biaya lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf c terdiri atas:

a. biaya untuk memindahkan gas dari titikproduksi ke titik penyerahan; dan

b. biaya kegiatan pasca operasi Kegiatan UsahaHulu.

8. Ketentuan huruf d ayat (1) dan huruf e ayat (21 Pasal 12diubah, serta penjelasan huruf a ayat (1) Pasal 12dihapus, sehingga Pasal 12 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 12

(1) Biaya operasi yang dapat dikembalikan dalampenghitungan bagi hasil dan Pajak Penghasilanharus memenuhi persyaratan:

a. dikeluarkan untuk mendapatkan, menagrh,dan memelihara penghasilan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan danterkait langsung dengan kegiatan OperasiPerminyakan di Wilayah Kerja Kontraktor yangbersangkutan di Indonesia;

b, menggunakan harga wajar yang tidakdipengaruhi hubungan istimewa sebagaimanadimaksud dalam Undang-Undang PajakPenghasilan;

c. pelaksanaan Operasi Perminyakan sesuaidengan kaidah praktek bisnis dan keteknikanyang baik;

d. kegiatan Operasi Perminyakan sesuai denganRencana Kerja dan Anggaran yang telahmendapatkan persetujuan Kepala SKK Migassebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 danPasal 6.

(21 Biaya yang dikeluarkan yang terkait langsungdengan Operasi Perminyakan sebagaimanadimaksud pada ayat (l) huruf a wajib memenuhisyarat:

a. untuk ...

Page 10: SALINAN - ESDM

d.

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-10-

untuk biaya penlrusutan hanya atas barang danperalatan yang digunakan untuk OperasiPerminyakan yang menjadi milik negara;

untuk biaya langsung kantor pusat yangdibebankan ke proyek di Indonesia yang berasaldari luar negeri hanya untuk kegiatan yang;

1. tidak dapat dikerjakan olehinstitusi/lembaga di dalam negeri;

2. tidak dapat dikerjakan oleh tenaga kerjaIndonesia; dan

3. tidak rutin;untuk pemberian imbalan sehubungan denganpekerjaan kepada karyawan/pekeda dalambentuk natura/kenikmatan dilakukan sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan;

untuk pemberian sumbangan bencana alamatas nama Pemerintah dilakukan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan dibidang perpajakan;

untuk pengeluaran biaya pengembanganmasyarakat dan lingkungan yang dikeluarkanpada masa Eksplorasi dan Eksploitasi;

untuk pengeluaran alokasi biaya tidak langsungkantor pusat dengan syarat:

1. digunakan untuk menunjang usaha ataukegiatan di Indonesia;

2. Kontraktor menyerahkan laporankeuangan konsolidasi kantor pusat yangtelah diaudit dan dasar pengalokasiannya;dan

3. besarannya tidak melampaui batasan yangditetapkan dengan Peraturan MenteriKeuangan setelah mendapat pertimbanganMenteri,

(3) Batasan...

Page 11: SALINAN - ESDM

PRE S ID ENREPUBLIK INOONESIA

- 11-

(3) Batasan maksimum biaya yang berkaitan denganremunerasi tenaga keg'a asing ditetapkan denganPeraturan Menteri Keuangan setelah mendapatkanpertimbangan dari Menteri.

9. Ketentuan huruf b, huruf j, huruf p, huruf q, dan huruf rPasal 13 diubah, Pasal 13 huruf l, huruf t angka (1), danhuruf w dihapus, dan penjelasan pasal 13 huruf sdiubah, serta penjelasan Pasal 13 huruf x dihapus,sehingga Pasal 13 berbunyi sebagai berilnrt:

Pasal 13

Jenis biaya operasi yang tidak dapat dikembalikan dalampenghitungan bagi hasil dan Pajak penghasilan meliputi:a. biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk

kepentingan pribadi dan/atau keluarga dari pekeg'a,pengurus, pemegang Participating Interest, danpemegang saham;

b. pembentukan atau pemupukan dana cadangan,kecuali biaya penutupan dan pemulihan tambangyang disimpan pada rekening bersama SKK Migasdan Kontraktor dalam rekening bank umumPemerintah Indonesia yang berada di Indonesia;

c. hartayangdihibahkan;

d. sanksi administrasi berupa bunga, denda, dankenaikan serta sanksi pidana berupa denda yangberkaitan dengan pelaksanaan peraturanperundang-undangan di bidang perpajakan sertatagrhan atau denda yang timbul akibat kesalahanKontraktor karena kesengajaan atau kealpaan;

e. biaya penyusutan atas barang dan peralatan yangdigunakan yang bukan milik negara;

f. insentif, pembayaran iuran pensiun, dan premiasuransi untuk kepentingan pribadi dan/ataukeluarga dari tenaga kerja asing, pengurus, danpemegang saham;

g. biaya...

Page 12: SALINAN - ESDM

i.

J.

o.

p.

l.

m.

n.

PRES IDENREPL'BLIK INDONESIA

_t2_

biaya tenaga kerja asing yang tidak memenuhiprosedur rencana penggunaan tenaga kerja asing(RPTKA) atau tidak memiliki izin kerja lsnqga asing(rKTA);

biaya konsultan hukum yang tidak terkait langsungdengan Operasi Perminyakan dalam rangka KontrakKerja Sama;

biaya konsultan pajak;

biaya pemasaran minyak dan/ atau Gas Bumi baganKontraktor, kecuali biaya pemasaran Gas Bumi yangtelah disetujui Kepala SKK Migas;

biaya representasi, termasuk biaya jamuan dengannama dan dalam bentuk apapun, kecuali disertaidengan daftar nominatif penerima manfaat dannomor pokok wajib pajak (NPWP) penerima manfaat;dihapus;

biaya pelatihan teknis untuk tenaga kerja asing;

biaya terkait merger, akuisisi, atau biaya pengalihanParticipatfuq Interest

biaya bunga atas pir{aman;

l. Pajak Penghasilan karyawan yang ditanggungKontraktor, kecuali yang dibayarkan sebagaitunjangan pajak;

2. Pajak Penghasilan yang wajib dipotong ataudipungut atas penghasilan pihak kstiga di dalamnegeri yang ditanggung Kontraktor atau di-gross uP;

1. pengadaan barang dan jasa serta kegiatanlainnya yang tidak sesuai dengan prinsipkewajaran dan kaidah keteknikan yang baik;

2. biaya pengeluaran yang melampaui lOo/o(sepuluh persen) dari nilai otorisasipembelanjaan Iinansial, kecuali untuk biaya-biaya tertentu sesuai dengan ketentuan danprosedur yang ditetapkan oleh Menteri;

q.

r. surplus,..

k.

Page 13: SALINAN - ESDM

r.

{i}PRES IDEN

REPUBLIK INOONESIA

-13-

surplus material yang tidak sesuai denganperencanaan yang telah disetujui;nilai buku dan biaya pengoperasian aset yang telahdigunakan yang tidak dapat beroperasi lagi akibatkelalaian Kontraktor;

transaksi yang:

1. dihapus;

2, tidak melalui proses tender sesuai ketentuanperaturan perundang- undangan kecuali dalamhd tertentu; atau

3. bertentangan dengan peraturan perundang-undangan;

u. bonus yang dibayarkan kepada Pemerintah;biaya yang terjadi sebelum penandatanganankontrak;

dihapus; dan

biaya audit komersial.

10. Ketentuan ayat (4) Pasal 16 diubah dan ditambah 1 (satu)ayat yakni ayat (5), serta penjelasan Pasal L6 ayat (21diubah, sehingga Pasal 16 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 16

(1) Penyusutan atas pengeluaran harta berwujud yangmempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahundilakukan dalam bagian yang menurun selama masamanfaat yang dihitung dengan cara menerapkantarif penyusutan atas nilai sisa buku dan pada akhirmasa manfaat nilai sisa buku disusutkan sekaligus,

(21 PenJrusutan dimulai pada bulan harta tersebutdigunakan @laed into seruiel.

(3) Penghitungan penlrusutan dilakukan sesuaikelompok, tarif, dan masa manfaat sebagaispn"tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagranyang tidak terpisahkan dari peraturan pemerintahini.

v,

w.

x.

(4) Dalam ...

Page 14: SALINAN - ESDM

(4)

(s)

PRESIOENREPUELIK INDONESIA

-14-

Dalam hal harta berwujud sebsgaimana dimaksudpada ayat (l) tidak dapat digunakan lagi akibatkerusakan karena faktor alamiah atau keadaankahar, jurnlah nilai sisa buku harta berwujudlangsung dapat dibebankan sebogai biaya operasi.

Untuk menjagl tingkat produksi, Menteri dapatmenentukan penghitungan penrusutan yangberbeda sebagaimana diatur pada ayat (3).

Ketentuan ayat (21 Pasal 19 diubah sehingga berbunyisebagai berikut:

Pasal 19

(1) Seluruh biaya kerja, pembebanannya ditangguhkansampai dengan adanya lapangan yang berproduksisecara komersial di Wilayah Kerja sebagaimanadimaksud dalam Pasal 7 ayat (1).

(21 Untuk pengamanan penerimaan negara, selainpenangguhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),Menteri dapat mengambil kebljakan terkaitpengembangan lapangan, dengan berkoordinasidengan kementerian terkait.

Ketentuan ayat (1), ayat(21, ayat (3), ayat (4), dan ayat (5)Pasal 24 diubah serta ditambahkan 1 (satu) ayat yakniayat (10), sehingga Pas,724 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 24

(1) Dalam hal tidak terdapat FTP dan Insentif KegiatanUsaha Hulu yang berupa Investm.ent Credit, fuuitg tobe Split dihitung berdasarkan Lifiag dikurangi biayaoperasi yang dapat dikembalikan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 20.

l2l Dalam hal terdapat FTP tetapi tidak terdapat InsentifKegiatan Usaha Hulu yang berupa lrutesblent Credit,@uity to be Split dihitung berdasarkan lifiingdikurangi FTP dikurangi biaya operasi yang dapatdikembalikan.

11.

L2,

(3) Dalam ...

Page 15: SALINAN - ESDM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

_ 15_

(3)

(4)

(s)

Dalam hal terdapat FTP dan Insentif Kegiatan UsahaHulu yang berupa Inuesfinent Credit, @uity to beSplit dihihrng berdasarkan Lifiing dilr.trarlgr FTpdikurangi Insentif Kegiatan Usaha Hulu yang berupaInuestment Credrtdikurangi biaya operasi yang dapatdikembalikan.

Dalam hal tidak terdapat FTP tetapi terdapat InsentifKegiatan Usaha Hulu yang berupa Inuestment Credil,ryW b be Split dihitung berdasarkan .Lifringdikurangi Insentif Kegiatan Usaha Hulu yang berupaInuestment C?edit dikurangr biaya operasi yang dapatdikembalikan.

Insentif Kegiatan Usaha Hulu dan biaya operasi yangdapat dikembalikan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan, dikonversi menjadi:a. Minyak Bumi, dengan harga rata-rata harga

minyak mentah Indonesia sebagaimanadimaksud dalam Pasal 22; atau

b. Gas Bumi, dengan hargayang disepakati dalamkontrak penjualan Gas Bumi.

Bagian Kontraktor untuk kontrak kerja sama,dihitung berdasarkan persentase bagan Kontraktorsebelum Pajak Penghasilan yang dinyatakan dalamKontrak Kerja Sama dikalikan dengan @uitg to beSpltt.

(71 Bagan Pemerintah untuk kontrak kerja samadihitung berdasarkan persentase bagran pemerintahyang dinyatakan dalam Kontrak Kerja Samadikalikan dengan @uitg to be Split yang didalamnyabelum termasuk Pajak Penghasilan yang terutangoleh Kontraktor.

(8) Kontraktor wajib memenuhi kewajiban DMO denganmenyerahkan 25o/o (dua puluh lima persen)bagiannya dari produksi Minyak Bumi dan/atau GasBumi yang dihasilkannya untuk memenuhikebutuhan dalam negeri.

(6)

(9) Kontraktor...

Page 16: SALINAN - ESDM

PRESIOENREPUBLIK INOONESIA

-16-

Kontraktor mendapat Imbalan DMO ataspenyerahan Minyak Bumi dan/atau Gas Bumisebagaimana dimaksud pada ayat (8) dengan hargayang ditetapkan oleh Menteri.

SKK Migas melakukan pengendalian danpengawasan penghitungan bagi hasil.

13. Ketenhran ayat (1), ayat (8), dan ayat (9) Pasal 25 diubah,di antara ayat (71 dan ayat (8) disisipkan 1 (satu) ayatyakni ayat (7a) serta ayat (10), dan ayat (11) dihapus,serta ditambahkan 2 (dua) ayat yakni ayat (12) dan ayat(13) sehingga Pasal 25 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 25

(1) Penghasilan kena pajak untuk 1 (satu) tahunpajak bag Kontraktor untuk Kontrak Bagi Hasil,dihitung berdasarkan penghasilan daLam rangkaKontrak Bagi Hasil sebagaimana dimaksud dalamPasal 9 ayat 12) dikurangi Biaya Bukan Modal tahunberjalan dikurangi penlrusutan Biaya Moda1 tahunbe{alan dikurangi biaya operasi yang belum dapatdikembalikan pada tahun-tahun sebelumnyasebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1).

(21 Dalam hal jumlah pengurang sebagaimanadimaksud pada ayat (1) lebih besar dari penghasilansebagai6sla dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2), sisakurangnya diperhitungkan pada tahun pajakberikutnya sampai dengan berakhirnya kontrak.

(3) Besarnya Pajak Penghasilan yang terutang bagiKontraktor, dihitung berdasarkan penghasilan kenapajak sebagaimana dimaksud pada ayat (I)dikalikan dengan tarif pajak yang ditentukan sesuaidengan ketentuan perundang-undangan di bidangpajak penghasilan.

(4) Besarnya Pajak Penghasilan yang terutang bagiKontraktor yang kontraknya ditandatangani sebelumberlakunya Peraturan Pemerintah ini, dihitungberdasarkan tarif pajak perseroan atau pajakPenghasilan pada saat kontrak ditandatangani.

(e)

(lo)

(5) Atas ...

Page 17: SALINAN - ESDM

PRES IOENREPUBLIK INDONESIA

-17-

(5) Atas penghasilan kena pajak sebagaimana dimaksudpada ayat (l) setelah dikurangi Pajak penghasilansebagaimana dimaksud pada ayat (3) atauayat (4), terutang Pajak penghasilan sesuaiketentuan peraturan perundang-undangan.

(6) Dalam hal Kontraktor berbentuk badan hukumIndonesia, penghasilan kena pajak sebegiaimanadimaksud pada ayat (l) setelah dikurangi pajakPenghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)diperlakukan sebagai deviden yang disediakanuntuk dibayarkan dan terutang Pajak Penghasilansesuai dengan ketenhran peraturan perundang-undangan.

(71 Atas pemenuhan kewajiban Pajak Penghasilansebagaimana dimaksud pada ayat (3), ayat (4), ayat(5), dan ayat (6), diterbitkan surat ketetapan pajakPenghasilan Minyak Bumi dan Gas Bumi setelahdilakukan pemeriksaan pqiak.

(7a) Penyelesaian pemeriksaan pajak atas pemenuhankewajiban Pajak Penghasilan sebag^imana dimaksudpada ayat (7) sampai dengan penerbitan suratketetapan pajak, dilakukan dalam jangka waktupaling lama 12 (dua belas) bulan setelah SuratPemberitahuan Tahunan diterima secara lengkapoleh Direktorat Jenderal Pajak.

(8) Sebelum surat ketetapan Pajak Penghasilan MinyakBumi dan Gas Bumi diterbitkan, dapat diterbitkansurat keterangan pembayaran Pajak PenghasilanMinyak Bumi dan Gas Bumi sementara.

(9) Ketentuan mengenai penerbitan surat ketetapanPajak Penghasilan Minyak Bumi dan Gas Bumisebagaimana dimaksud pada ayat (7) dan suratketerangan pembayaran Pajak Penghasilan MinyakBumi dan Gas Bumi sementara sebagaimanadimaksud pada ayat (8) diatur dengan PeraturanDirektur Jenderal Pajak.

(10) Dihapus.(11) Dihapus.

(12) Pajak...

Page 18: SALINAN - ESDM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-18-

(12) Pajak Penghasilan atas FTp dihitung pada saatakumulasi FTP yang diterima Kontraktor lebih besardaripada sisa biaya operasi yang belumdikembalikan.

(13) Ketentuan mengenai tata cara penghitungan danpembayaran Pajak Penghasilan atas FTpsebagaiman4 dimaksud pada ayat (12) diatur lebihlanjut dengan Peraturan Direktur Jenderal pajak.

14. Di antara Bab V dan Bab VI disisipkan I (satu) Bab,yakni Bab VA, sehingga berbunyi sebagai berikut:

BAB VA

FASILITAS PERPAJAKAN

Pasal 26A

Pada tahap Eksplorasi dalam rangka OperasiPerminyakan, Kontraktor diberikan fasilitas:1. Pembebasan pungutan Bea Masuk atas impor barang

yang digunakan dalam rangka Operasi perminyakan;

2. Pajek Pertambatran Nilai atau pajak pertambahanNilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yangterutang tidak dipungut atas:

a. perolehan Barang Kena pajak tertentu dan/ atauJasa Kena Pajak tertentu;

b. impor Barang Kena pajak tertentu;c. pemanfaatan Barang Kena pajak Tidak Berwujud

tertentu dari luar Daerah pabean di dalamDaerah Pabean; dan/ atau

d. pemanfaatan Jasa Kena pajak tertentu dari tuarDaerah Pabean di dalam Daerah pabean;

yang digunakan dalam rangka Operasi perminyakan.

3. Tidak dilakukan pemungutan pqjak penghasilanPasal 22 atas impor barang yang telah memperolehfasilitas pembebasan dari pungutan Bea Masukgslagaimana dimaksud pada angka 1; dan/atau

4. Pengurangan ,..

Page 19: SALINAN - ESDM

4.

(1)

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

_19_

Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan sebesarlO0o/o (seratus persen) dari Pajak Bumi danBangunan Migas terutang yang tercantum dalamSPPT selama masa Eksplorasi.

Pasal 268

Pada tahap Eksploitasi, termasuk kegiatanpengolahan lapangan, pengangkutan, penyimpanandan penjualan hasil produksi sendiri sebagaikelanjutan dari Kegiatan Usaha Hulu Minyak danGas Bumi dalam rangka Operasi perminyalan,Kontraktor dapat diberikan fasilitas:

a. Pembebasan pungutan Bea Masuk atas imporbarang yang digunakan dalam rangka OperasiPerminyakan;

b. Pajak Pertambahan Nilai atau pajakPertambahan Nilai dan Pajak Penjualan AtasBarang Mewah yang terutang tidak dipungutatas:

1. perolehan Barang Kena Pajak tertentudan/atau Jasa Kena Pajak tertentu;

2. impor Barang Kena Pajak tertentu;3. pemanfaatan Barang Kena pajak Tidak

Beru'ujud tertentu dari luar Daerah pabeandi dalam Daerah pabean; dan/atau

4. pemanfaatan Jasa Kena Pajak tertentu dariluar Daerah Pabean di dalam DaerahPabean;

yang digunakan dafam rangka OperasiPerminyakan;

c. Tidak dilakukan pemungutan pajak penghasilanPasal 22 atas impor barang yang telahmemperoleh fasilitas pembebasan dari pungutanBea Masuk sebagaimana dimaksud pada huruf a;dan/atau

d. Pengurangan ...

Page 20: SALINAN - ESDM

(21

(1)

(21

(3)

ffiPRES IDEN

REPUBLIK INDONESIA

-20-

d. Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan atasI\rbuh Bumi paling tinggi sebesar l00o/o (seratuspersen) dari Pajak Bumi dan Bangunan Migasterutangyang t€rcantum dalam SppT.

Fasilitas perpajakan sebagaimana dimaksud padaayat (l) diberikan oleh Menteri Keuanganberdasarkan pertimbangan keekonomian proyek dariMenteri.

Pasal 26C

Dalam hal terdapat kapasitas berlebih pada fasilitaspengolahan lapangan, pengangkutan, penyimpanandan penjualan, dengan persetujuan SKK Migas,Kontralrtor dapat memanfaatkan kelebihan kapasitastersebut untuk digunakan Kontraktor }ainnyaberdasarkan prinsip pembebanan biaya operasifasilitas bersama lCost Sharill47l.

Pembebanan Biaya Operasi Fasilitas Bersama (Costgartnd sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dialokasikan dari satu Kontraktor kepada Kontraktorlainnya yang mendapat manfaat atas biaya operasitersebut, dengan jumlah dari biaya yang dibebankankepada masing-masing Kontraktor adalah samadengan jumlah biaya yang dikeluarkan secarakeseluruhan.

Pembebanan Biaya Operasi Fasilitas Bersama /CostSharhg) oleh Kontraktor dalam rangka pemanfaatanBarang Milik Negara di bidang hulu Minyak dan GasBumi dikecualikan dari pemotongan PajakPenghasilan dan tidak dikenakan Pajak pertambahanNilai, dalam hal memenuhi kriteria sebagai berikut:a. Barang yang digunakan dan diperoleh atau

dibeli Kontraktor sebagai pelaksanaan KontrakKerja Sama merupakan Barang Milik Negara;

b. Atas pemanfaatan Barang Milik Negara yangdigunakan sebagai fasilitas bersama telahmendapat persetujuan SKK Migas; dan

c. Pemanfaatan ...

Page 21: SALINAN - ESDM

W

Pasal 26D

Pengeluaran alokasi biaya tidak langsung kantor pusatsebegaimana dimaksud dalam pasal t2 ayat (2) huruf fbukan objek Pajak Penghasilan dan pajak pertambahanNilai sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.

pasal 26E

Ketentuan lebih tanjut mengenai pemberian fasilitasperpajakan sebagaimana dimaksud dalam pasal 26A,Pasal 268, Pasal 26C, dan Pasal 26D diatur lebih lanjutoleh Menteri Keuangan.

15. Diantara ayat (1), ayat l2), dan ayat (3) pasal 27disisipkan 2 (dua) ayat, yakni ayat (1a) dan ayat (2a),sehingga Pasal2T berbunyi sebagai berikut:

PasaL2T

(1) Atas penghasilan lain Kontraktor berupa ltptifi atauimbalan lain yang sejenis sebagaimana dimaksuddalam Pasal 9 ayat (a) huruf a dikenakan pqjakPenghasilan yang bersifat linal dengan tarif 2Oo/o(dua puluh persen) dari jumlah bruto.

(1a) Atas Penghasilan Kena Pajak sesudah dikurangiPajak Penghasilan yang bersifat final yang berasaldari Uphfr atau imbalan lain yang sejenisssfagsirran4 dimaksud pada ayat (l) tidak dikenaiPajak Penghasilan.

(21 Atas penghasilan Kontraktor dari pengalihanParticipating Interest sebagaimana dimaksud dalamPasal 9 ayat (41 huruf b dikenakan pajakPenghasilan yang bersifat frnal dengan tarif:a. 5% (lima persen) dari jumlah bruto, untuk

pengalihan Participatilq Interest selama masaEksplorasi; atau

PRESIDENREPUBLIK INOONESIA

-21-

c. Pemanfaatan fasilitas bersama tersebut tidakditujukan untuk memperoleh keuntungandan/atau laba.

b. 7o/o...

Page 22: SALINAN - ESDM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-22-

b. 7olo (tujuh persen). dari jumlah bruto, untukpengalihan Paftbipathg Interest selama masaEksploitasi.

(2a) Atas Penghasilan Kena pajak sesudah dikurangiP3jak PenShasilan yang bersifat final sebagaimanaqim+sud pada ayat (21 tidak dikenai pajakPenghasilan.

(3) Pengenaan Pajak penghasilan sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf b, dikecualikansepanjang untuk me}akukan kewajiban pengalihanParttcipatilq Interest sesuai Kontrak Kerja Samakepada perusahaan nasional sebagaimana terhrangdalam Kontrak Kerja Sama.

(41 Ketentuan mengenai tata cara pemotongan danpembayaran atas Pajak penghasilan sebagaimanadimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diaturdengan Peraturan Menteri Keuangan.

16. Ketentuan ayat (1), ayatl2l, dan ayat (3) pasal 30 diubah,serta ditambahkan ayat (a) dan ayat (5), sehinegaberbunyi sebagai berikut

Pasal 30

(1) Untuk perhitungan pajak, Direktorat Jenderal pajakmenetapkan besarnya biaya pada tahapanEksplorasi dan tahapan Eksploitasi ietiap tahunhyadi bidang usaha hulu Minyak Bumi dan Gas Bumisetelah mendapat rekomendasi dari SKK Migas.

(21 lgbelum menghitung besarnya biaya sebagaimanadimaksud pada ayat (l), Direktur-.lenderil pajakdan/atau auditor pemerintah atas nama DirektoratJenderal Pajak melakukan pemeriksaan.

(3) Dalam hal besaran biaya yang direkomendasikanSKK Migas sebage.imana dimaksud pada ayat (l)berbeda dengan besaran biaya hasii pemeriksaanauditor pemerintah sebqgaimana dimaksud padaayat (21, auditor pemerintah dan SKK Migas ivajibmenyelesaikan perbedaan tersebut.

(4) Pelaksanaan ...

Page 23: SALINAN - ESDM

PRESIOENREPUBLIK INDONESIA

-23-

Pelaksanaan pemeriksaan sebagaimana dimaksudpada ayat (2) dan dalam Pasal 25 ayat (7) diaturdalam pedoman pelaksanaan pemeriksaan bersama.

Hal-hal terkait penyampaian rekomendasi,penyelesaian perbedaan besaran biaya hasilpemeriksaan, dan pedoman pelaksanaanpemeriksaan bersama diatur dalam PeraturanMenteri Keuangan.

17. Ketentuan huruf d ayat (1) dan ayat (2) Pasal 31 diubah,sehingga berbunyi sebagai berikut

Pasal 31

(1) Setiap Kontraktor pada suatu Wilayah Kerja wajib:

a. mendaftarkan diri untuk memperoleh nomorpokok wajib pajak;

b. melaksanakanpembukuan;

c. menyampaikan surat pemberitahuan tahunanPajak Penghasilan (SPI Tahunan PPh);

d. membayar angsuran pajak dalam tahunberjalan untuk setiap bulan paling lambat padatanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya, dandihitung atas penghasilan kena pajak dariLifiing yang sebenarnya dari bagian Kontraktordalam suatu bulan takwim;

e. memenuhi ketentuan lain sesuai ketentuanperaturan perundang-undangan di bidangperpajakan.

(21 Dalam hal terjadi pengallhan Participatfurg Interestatau pengalihan saham, Kontraktor wajibmelaporkan nilainya kepada Direktur JenderalMinyak dan Gas Bumi serta Direlrtur Jenderal Pajak.

(3) Dalam hal pengalihan Participatilry Interest, hak dankewajiban perpajakan beralih kepada Kontraktoryang baru.

(4) Bentuk dan isi SPT Tahunan PPh sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf c diatur denganPeraturan Direktur Jenderal Pajak.

(4)

(5)

18. Ketentuan...

Page 24: SALINAN - ESDM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-24-

18. Ketentuan Pasal 34 diubah, sehingga berbunyi sebagaiberikut:

Pasal 34

(1) SKK Mrgas wajib menerbitkan pedomanpengendalian biaya operasi Kegiatan Usaha HuluMinyak dan Gas Bumi.

(2) SKK Migas wajib menyampaikan laporanpembukuan mengenai pelaksanaan pengembalianbiaya operasi kepada Menteri Keuangan dan Menterisecara periodik setiap tahun dan sewaktu-waktuapabila diperlukan.

19. Pasal 35 dihapus.

20. Diantara Pasal 37 dan Pasal 38 disisipkan I (satu) pasal,yakni Pasal 37A sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 37A

Kontrak Kerja Sama yang telah ditandatangani sebelumberlrakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2OOltentang Minyak dan Gas Bumi, serta Kontrak Kerja Samayang telah ditandatangani setelah Undang-UndangNomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumidan sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor79 Tahun 2O1O tentang Biaya Operasi yang DapatDikembalikan dan Perlakuan pajak penghasilan diBidang Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, tetap berlakusampai dengan tanggal berakhirnya kontrak yangbersangkutan dengan tetap memenuhi kewajibannyauntuk hal-hal yang belum diatur atau belum cukupdiatur secara tegas ddlam Kontrak Kerja Sama mengenai-:1. besaran bagian penerimaan negara;2. persyaratan biaya operasi yang dapat dikembalikan

dan norma pembebanan biaya operasi;

3. biaya operasi yang tidak dapat dikembalikan;4. penunjukkan pihak ketiga yang independen untuk

melakukan verifikasi finansial dan teknis;

5. penerbitan...

Page 25: SALINAN - ESDM

5.

6.

PRESIDENREPUBLIK INOONESIA

_25_

penerbitan surat ketetapan pajak penghasilan;

pembebasan bea masuk dan pajak dalam rangka impor1F" .b3"lC pada kegiatan Eksplorasi dan-kegiaianEksploitasi;

lajak fenghasilan Kontraktor berupa volume MinyakBumi dan/atau Gas Bumi dad bagian Kontraktor; dinpenghasilan di luar Kontrak Kerja Sama bentpa Uptifidan/atau pengalihan Porticipating Interest.

7.

8.

21. Di antara Pasal 38 dan pasal 39 disisipkan 3 (tiga) pasal,yakni Pasal 38A, pasal 38B, dan pasal 3gi,

"itriinggiberbunyi sebag"i berikut:pasal 38A

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku;a. Kontrak Kerja Sama yang telah ditandatangani

sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 22Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi ter"pberlaku sampai dengan tanggal beral<himya kontrakyang bersangkutan.

b. Kontrak Kerja Sama yang telah ditandatanganisetelah Undang-Undang Nomor 22 Tah.un 2OOltentang Minyak dan Gas Bumi dan sebelumberlakunya Peraturan pemerintah Nomor 79 Tahun?9-1O tentang Biaya Operasi yang DapatDikembalikan dan perlakuan pajak penghasilan diBidang Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi tet+pberlaku sampai dengan tanggal berakhirnya kontrai<yang bersangkutan.

c. Kontraktor Kontrak Kerja Sama sebagaiman6dimaksud pada huruf a dan huruf b dapat memilihuntuk mengikuti ketentuan Kontrak Keq.i Sama ataumelakukan penyesuaian secara keselurirh"o d"rg"r,ketentuan dalam peraturan pemerintah ini denianmenyesuaikan Kontrak Kerja Sama datam jangkawaktu paling lama 6 (enam) bulan sejak berlaiulyaPeraturan pemerintah ini.

Pasal 388 ...

Page 26: SALINAN - ESDM

b.

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-26-

Pasal 38B

Terhadap Kontrak Kerja Sama yang telahditandatangani setelah berlakunya piraturanPemerintah Nomor 79 Tahun 2010 tentang BiayaOperasi Yang Dapat Dikembalikan dan peilakr-ranPajak Penghasilan di Bidang Usaha Hulu Minyak danGas Bumi tetap berlaku sampai dengan tanggalberalhirnya kontrak yang bersangkutan. -

Kontraktor Kontrak Kerja Sama sebagaimanadimaksud pada huruf a dapat menyesuaikan denganketentuan Peraturan Pemerintah ini denganmenyesuaikan Kontrak Kerja Sama dalam jangkawaktu paling lama 6 (enam) bulan sejak berlakunyaPeraturan Pemerintah ini.

Pasal 38C

Kontrak Kerja Sama baru atau perpanjangan KontrakKerja Sama yang ditandatangani setelah berlakunyaPeraturan Pemerintah ini wajib mematuhi ketentuandalam Peraturan Pemerintah ini.

22. PaseJ 39 dihapus.

1.

Pasal II

Semua frasa nBadan Pelaksana, sebagaimana dimaksuddalam Peraturan Pemerintah Nomoi 79 Tahun 2010lentang Biaya Operasi Yang Dapat Dikembalikan danPerlakuan Pajak Penghasilan di Bidang Usaha HuluMinyak dan Gas Bumi, harus dimaknai dengan "SKKMigas".

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.

Agar...

Page 27: SALINAN - ESDM

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-27 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Pemerintah ini denganpenempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 15 Juni 2017

PRESIDEN REPUBIJK INDONESI,A,

ttd.

JOKO WIDODO

Diundangkan di Jakartapada tanggal 19 Juni 2O17

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

YASONNA H. I,AOLY

LEMBARAN NEGARA REPUBUK INDONESIA TAHUN 2017 NOMOR 118

Salinan sesuai dengan aslinyaKEMENTERIAN SEKRETTTRIAT NEGARA

REPUBLIK INDONESIAAsisten Deputi Bidang Perekonomian,

Page 28: SALINAN - ESDM

I. UMUM

Dengan adanya paradigma yang berkembang di dalam pengelolaanMinyak dan Gas Bumi adalah bertujuan untuk meningkatkan ketahananenergi, mendorong berhasilnya sektor kegiatan ekonomi yang berprioritastinggi dalam skala nasional pada Kegiatan Us$a Hulu Minyak dan GasBumi yang membantu tersedianya barang strategis, dan meningkatkanpertumbuhan ekonomi di Indonesia sehingga untuk mendukung haltersebut perlu fleksibilitas dalam penentuan bagi hasit, pemberian insentifdalam Kegiatan Usaha Hulu baik insentif fiskal maupun non fiskal.

Selain itu, dalam rangka meningkatkan kegiatan Eksplorasi danEksploitasi Minyak dan Gas Bumi dan menlngkatkan penemuancadangan Minyak dan Gas Bumi nasional serta iklim investasi serta lebihmemberikan kepastian hukum pada Kegiatan Usaha Hulu Minyak danGas Bumi, Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2O1O tentang BiayaOperasi Yang Dapat Dikembalikan dan perlakuan pajak penghaiiUn aiBidang Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi dianggap sudah tidak sesuaidengan perkembangan

"amarn sehingga perlu dilakukan perubahan.

PRE S ID ENREPUBLIK INDONESIA

PENJELq,SAN

ATAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 27 TAHUN 2017

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 79 TAHUN 2O1O

TENTANG BIAYA OPERASI YANG DAPAT DIKEMBALIKAN DAN PERIAKUAN

PAJAK PENGHASIT"AN DI BIDANG USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI

II. PASAL...

Page 29: SALINAN - ESDM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-2-

PASAL DEMI PASAL

Pasal I

Angka IPasal 1

Cukup jelas.

AnCka 2

Pasal 3

Ayat (1)

Dalam hal kontrak kerja sama di bidang usahahulu Minyak dan Gas Bumi, pemerintatr menyeaiakansumber daya alamnya sedangkan Kontraktor wajibmembawa modal dan teknologi. Konsekuensinyabahwa Kontraktor tidak diperkenankan membebankanbiaya bunga maupun biaya royalti dan sejenisnya kedalam biaya operasi yang dapat dikembalikan.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Angka 3

Pasal 4

Ayat (1)

Pada dasarnya seluruh pengeluaran atas barang danperalatan yang dibeli oleh Kontraktor merupakan miliknegara, sehingga pegeluaran tersebut merupakan biayaoperasi yang dapat dikembalikan oleh pemeritahkepada Kontraltor berdasarkan harga perolehan.

Ayat (21

Cukup jelas.

Angka 4

Pasal 8

Cukup jelas.

Angka 5 ...

Page 30: SALINAN - ESDM

PRES IDENREPUELIK INOONESIA

-3-

Angka 5

Pasal 10

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Bentuk Insentif Kegiatan Usaha Hulu antara lainberupa inuestm.ent credit,lmbaJan DMO, dan depresiasidipercepat.

Yang dimaksud dengan Inuestment Credit adatahtambahan pengembalian Biaya Modal dalam jumlahtertentu, yang berkaitan langsung dengan fasilitasproduksi, yang diberikan sebag i insentif untukpengembangan lapangan minyak dan/atau Gas Bumitertentu.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Bentuk insentif penerimaan negara bukan pajakantara lain berupa kebljakan dalam pemanfaatanbarang milik negara yang digunakan oleh Kontraktordalam Operasi Perminyalan dan kemudahan Lainnya.

Angka 6

Pasal 10A

Penetapan besaran bagi hasil yang dinamis dimaksudkanuntuk pembegran keuntungan dan resiko terhadapperubahan-perubahan yang mempengaruhi kegiata;Minyak dan Gas Bumi, antara lain: perubahan hargaMinyak Bumi dan/atau Gas Bumi, tingkai produksi MinyakBumi dan/atau Gas Bumi, rasio antara penerimaan(rewnuQ dan biaya Operasi perminyakan

Angka 7 ...

Page 31: SALINAN - ESDM

PRESIOENREPUBLIK INDONESIA

-4-

Angka 7

Pasal 11

Ayat (1)

Biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan adalahsama dengan biaya yang akan dikembalikan olehPemerintah kepada Kontraktor dalam rangka KontrakKerja Sama, demikian pula sebaliknya. Prinsip inibiasa dikenal dengan nama uniformitg principle.

Biaya operasi sebagaimana dimaksud dalam ketentuanini merupakan biaya yang menjadi dasar dalampenghitungan bagi hasil dan penghitunganPenghasilan Kena Pajak.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Yang termasuk biaya yang terkait dengan aktilitaspemrosesan Gas Bumi sampai dengan titikpenyerahan antara lain biaya pemrosesanLi@efied N atural crrs (LNG).

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

HurufeYang termasuk biaya penrusutan antara lainberupa:

1. fasilitas produksi;

2. gedung kantor, gudang, perumahan;3. rnesin dan peralatan.

Ayat (4) ...

Page 32: SALINAN - ESDM

PRE S IO ENREPUBLIK INDONESIA

-5-

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Huruf a

Termasuk dalam biaya pemindahan gas dari titikproduksi ke titik penyerahan adalah biaya untukpemasafan.

Huruf bCukup jeLas.

AnCka 8

Pasal 12

Ayat (1)

HurufaDihapus.

Huruf b

Cukup jelas.

HurufcCukup jelas.

HurufdCukup jelas.

Ayat (2)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf bYang dimaksud dengan "biaya langsung kantorpusat yang dibebankan ke proyek,, adalah biayayang terkait langsung dengan kegiatan OperasiPerminyakan di Indonesia dengan syarat:

1. tidak ...

Page 33: SALINAN - ESDM

* r ", JrT^t

t,',3otf; *. r, o

-6-

1. tidak dapat dikerjakan oleh institusi/lembagadi dalam negeri;

2. tidak dapat dikerjakan oleh tenaga ke4.aIndonesia; dan

3. tidak rutin.Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf fCukup jelas.

Ayat (3)

Peraturan Menteri Keuangan pating sedikit mengaturmengenai waktu pemberlalman remunerasi.

Angka 9

Pasal 13

Huruf aCukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf c

If.*t"-V"ng dihibahkan tidak boleh dibebankan sebagaibiaya karena harta tersebut merupakan milik negaral

Huruf dCukup jelas.

Huruf eCukup jelas.

Huruf f ...

Page 34: SALINAN - ESDM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-7 -

Huruf fCukup jelas.

HurufgCukup jelas.

Huruf h

Cukup jelas.

Huruf iCukup jelas.

HurufjCukup jelas.

Huruf kCukup jelas.

Huruf I

Dihapus.

HurufmCukup Jelas.

HurufnBiaya yang terkait dengan merger dan akuisisi antaralain:

a. biaya personal dan konsultan yang berkaitandengan due diligene;

b. biaya ekstemal untuk press telease, promosi, danpenggantian logo perusahaan;

c. biaya yang terkait dengan separation programdan retentiort program, biaya yang berkaitandengan teknologi sistem informasi (sepanjangsistem yang lama belum sepenuhnyadidepresiasikan), biaya yang terkait denganperpindahan kantor, dan biaya yang timbulkarena perubahan kebijakan tentang proyek yangsedang beg'alan;

Huruf o ...

Page 35: SALINAN - ESDM

PRES IDEN. REPUBLIK INDONESIA

-8-

HurufoYang dimaksud dengan "bunga atas pinjaman' adalahbunga atas pinjaman untuk membiayai OperasiPerminyakan.

Huruf p

Cukup jelas.

Huruf q

Cukup jelas.

Huruf rCukup jelas.

Huruf s

Yang dimaksud dengan "kelalaian Kontraktor" adalahkelalaian berat (gross negliganel atau perbuatan salahyang disengaja fidllful misanducfl yang telah melaluiproses penyelesaian perselisihan berdasarkan KontrakKerja Sama terkait.

Huruf tAngka I

Dihapus.

Angka 2

Yang dimaksud dengan "tidak melalui prosestender' dalam ketentuan ini adalah seluruhpengadaan barang dan jasa wajib melalui prosestender sesuai kebutuhan yang berlaku, narnununtuk pengadaan barang dan jasa untukkeperluan darurat dapat tidak melalui prosestender.

Angka 3

Cukup jelas.

Huruf uCukup jelas.

Huruf v ...

Page 36: SALINAN - ESDM

*. ", J.Tnt

t,lo5|,., r' o-9-

Huruf vCukup jelas.

Huruf w

Dihapus.

HurufxDihapus.

Angka 10

Pasal 16

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (21

Yang dimaksud dengan 'plaed into seruid, adalahsaat dimulainya suatu harta berurujud digunakan dantelah memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan olehpenyelenggara pengelolaan Kegiatan Usaha HuluMinyak dan Gas Bumi.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Angka 11

Pasal 19

Cukup jelas.

Angka 12

Pasal 24

Cukup jelas.

Angka 13...

Page 37: SALINAN - ESDM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-10-

Angka 13

Pasal 25

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan ,tarif pajak, sesuai ketentuanperaturan perundang-undangan di bidang pajakPenghasilan dalam ketentuan ini adatah pemberlaluantarif pajak sesuai besaran tarif pajak yang dipilih olehKontraktor yaitu tarif pajak yang berlaku pada saatKontrak Kerja Sama ditandatangani atau tarif pajaksesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang perpajakan yang berlaku dan dapat berubahsetiap saat.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Ayat (7)

Yang dimaksud dengan "surat ketetapan pajakPenghasilan Minyak Bumi dan Gas Bumi,' adalah suratketetapan pajak yang diterbitkan oleh DirekturJenderal Pajak setelah dilakukan pemeriksaan.

Ayat (7al

Cukup jelas.

Ayat (8) ...

Page 38: SALINAN - ESDM

PRESIOENREPUBLIK INOONESIA

- 1l -

Ayat (8)

Yang dimaksud dengan ,,surat keterangan pembayaranPajak Penghasilan Minyak Bumi d-an

- Gas

-Bumi

sementara" adalah surat keterangan pembayaran pajakPenghasilan yang diterbitkan oleh Direktur JendjralPajak sebelum dilakukan pemeriksaan yangkegunaannya antara lain untuk kepentingan internalmanajemen kantor pusat.

Ayat (9)

Cukup jelas.

Ayat (10)

Dihapus.

Ayat (11)

Dihapus.

Ayat (12)

Cukup jelas.

Ayat (r3)

Cukup jelas.

Angka 14

Pasal 26A

Cukup jelas.

Pasal 268

Cukup jelas.

Pasal 26C

Cukup jelas.

Pasal 26D

Cukup jelas.

Pasal 26E

Cukup jelas.

Angka 15...

Page 39: SALINAN - ESDM

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

_12_

Angka 15

Pasd27

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (1a)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (2a)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Participating Interest dilaksanakanperaturan perundang-undangan.

Ayat (a)

Cukup jelas.

Angka 16

Pasal 30

Cukup jelas.

Angka 17

Pasal 31

berdasarkan

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Jika interest pada, suatu Wilayah Keg'a dimiliki olehKontraktor A, Kontraktor B, dan Kontraktor Ckemudian interest Kontraktor A dialihkan kepadaKontraktor D, maka kewajiban perpajakan atas inbresttersebut menjadi kewajiban Kontraktor D sejakpengalihan interest tersebut berlaku efektif.

Ayat (a) ...

Page 40: SALINAN - ESDM

WPRES IDEN

REPUELIK INDONESIA_13_

Ayat (4)

Cukup jelas.

Angka 18

Pasal 34

Cukup jelas.

Angka 19

Cukup jelas.

Angka 20

Pasal 37A

Cukup jelas.

ArLgka2l

Pasal 38A

Cukup jelas.pasal 388

Cukup jelas.

Pasal 38C

Cukup jelas.

AndtKA22

Cukup jelas.

Pasal II

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6066