S2-2013-325071-chapter1

6
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerusakan bangunan akibat gempa merupakan ancaman yang sangat serius di Indonesia, terutama pada bangunan sederhana. Tuntutan bahwa bangunan yang mengalami kerusakan harus dapat secepatnya difungsikan kembali, maka perlu penanganan terhadap kerusakan-kerusakan tersebut, baik dengan perbaikan maupun perkuatan. Pada tingkat kerusakan yang terjadi mulai dari rusak ringan hingga berat, diperlukan pengetahuan mengenai teknologi perbaikan dan perkuatan yang tepat guna. Penentuan metode dan material perbaikan pada umumnya tergantung pada jenis kerusakan yang ada; lingkungan dimana struktur berada; peralatan yang tersedia; kemampuan tenaga pelaksana; serta batasan-batasan dari pemilik seperti keterbatasan ruang kerja, kemudahan pelaksanaan, waktu pelaksanaan, dan biaya perbaikan. Beberapa metode perkuatan yang umumnya dilakukan pada struktur beton adalah memperpendek bentang struktur dengan kolom atau baja, memperbesar dimensi struktur beton, menambah pelat baja atau fibre reinforced polymer (FRP), dan melakukan external prestressing. Salah satu elemen struktur yang harus diperkuat adalah balok. Beton polimer (polymer concrete) merupakan salah satu material perkuatan yang banyak

description

gg

Transcript of S2-2013-325071-chapter1

  • 1BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Kerusakan bangunan akibat gempa merupakan ancaman yang sangat serius

    di Indonesia, terutama pada bangunan sederhana. Tuntutan bahwa bangunan yang

    mengalami kerusakan harus dapat secepatnya difungsikan kembali, maka perlu

    penanganan terhadap kerusakan-kerusakan tersebut, baik dengan perbaikan

    maupun perkuatan. Pada tingkat kerusakan yang terjadi mulai dari rusak ringan

    hingga berat, diperlukan pengetahuan mengenai teknologi perbaikan dan

    perkuatan yang tepat guna.

    Penentuan metode dan material perbaikan pada umumnya tergantung pada

    jenis kerusakan yang ada; lingkungan dimana struktur berada; peralatan yang

    tersedia; kemampuan tenaga pelaksana; serta batasan-batasan dari pemilik seperti

    keterbatasan ruang kerja, kemudahan pelaksanaan, waktu pelaksanaan, dan biaya

    perbaikan. Beberapa metode perkuatan yang umumnya dilakukan pada struktur

    beton adalah memperpendek bentang struktur dengan kolom atau baja,

    memperbesar dimensi struktur beton, menambah pelat baja atau fibre reinforced

    polymer (FRP), dan melakukan external prestressing.

    Salah satu elemen struktur yang harus diperkuat adalah balok. Beton

    polimer (polymer concrete) merupakan salah satu material perkuatan yang banyak

  • 2dilakukan saat ini. Penerapan beton polimer sendiri telah berkembang secara

    signifikan dalam 30 tahun terakhir, namun belum diimplementasikan secara luas

    di Indonesia. Beton polimer merupakan beton yang dibuat dari campuran agregat

    kasar dan halus dengan bahan perekat polimer, sedangkan campuran antara

    polimer, semen dan agregat disebut polimer-beton modikasi (polymer-modified

    concrete). Beton polimer memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan

    beton normal, diantaranya: cepat mengeras; proses pengerjaan yang cepat;

    kekuatan yang tinggi; ketahanan tinggi terhadap ancaman bahan kimia; dan

    durabilitas yang tinggi (Aggarwal dkk, 2007).

    Resin sebagai salah satu polimer yang digunakan dalam pembuatan beton

    polimer telah diproduksi oleh beberapa perusahaan biasanya berupa resin paten.

    Namun, penerapannya secara luas di masyarakat masih mememiliki beberapa

    kendala, diantaranya harga yang relatif mahal serta proses pengerjaan yang

    memerlukan peralatan dan keterampilan khusus.

    Melihat alasan di atas maka perlu dikaji alternatif perkuatan untuk

    meningkatkan kapasitas geser balok yaitu dengan menggunakan resin yang belum

    dipatenkan dengan metode yang sederhana. Penggunanaan resin yang belum

    dipatenkan tersebut memiliki keuntungan tersendiri, yaitu murah; mudah

    ditemukan di pasaran; serta tidak memerlukan peralatan khusus untuk aplikasi di

    lapangan. Diharapkan akan diperoleh sebuah campuran yang mudah, praktis,

    sederhana dan biaya yang relatif murah (easily, practically, simple, and relatively

    at low cost) untuk perbaikan dan perkuatan struktur beton bertulang pada

    bangunan sederhana yang rusak akibat gempa.

  • 3B. Perumusan Masalah

    Pada kasus bangunan sederhana yang telah mengalami kegagalan akibat

    gempa, diperlukan usaha perkuatan elemen struktur untuk mengembalikan fungsi

    awal dari bangunan tersebut.

    Potensi beton resin poliester sebagai material perkuatan struktur

    didasarkan pada kelebihan yang dimiliki oleh bahan tersebut, yaitu praktis dan

    biaya yang relatif murah. Sedangkan untuk mengetahui kinerja dan kemudahan

    perkuatan balok menggunakan beton resin poliester, serta lekatan antara beton

    lama dengan beton baru diperlukan kajian tersendiri sehubungan dengan perilaku

    geser balok yang terjadi akibat pembebanan.

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian perbaikan dan perkuatan geser balok dengan beton resinpoliester adalah:

    1. Mendapatkan persentasi katalis optimum (setting time) yang dapatmemudahkan pengerjaan beton resin poliester di lapangan.

    2. Mengetahui kapasitas geser balok beton bertulang sebelum dan setelah

    perkuatan.

    3. Mengetahui kekakuan dan daktilitas balok beton bertulang sebelum dan

    setelah perkuatan.

    4. Membandingkan kapasitas geser eksperimen dengan analisis Response-2000

    dan Metode Pias (Layers Method).5. Mengetahui pola keruntuhan balok beton bertulang sebelum dan setelah

    perkuatan.

  • 46. Membandingkan penggunaan rumus-rumus beton normal yang terdapat pada

    SNI 03-2847-2002 dalam menghitung menghitung kemampuan geser balok

    beton resin poliester.

    D. Manfaat Penelitian

    Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini antara lain:

    1. Memberikan informasi tentang kapasitas dan efektivitas beton resin poliester

    sebagai perkuatan geser pada balok beton suatu bangunan.

    2. Memberikan alternatif metode perbaikan dan perkuatan untuk meningkatkan

    kapasitas geser balok beton bertulang dan mengatasi berbagai

    masalah/kendala pada suatu bangunan.

    3. Memberikan konstribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di

    bidang rekayasa struktur untuk teknologi beton.

    E. Batasan Penelitian

    Untuk membatasi objek dan memberikan langkah yang sistematis, maka

    penelitian ini dilakukan dengan batasan-batasan sebagai berikut:

    1. Beton normal dengan kuat tekan sekitar 20 MPa.

    2. Benda uji balok berpenampang persegi dengan tinggi 250 mm, lebar 150 mm,

    dan panjang 700 mm.

    3. Perbaikan dan perkuatan menggunakan resin merk SHCP (Singapore High

    Polymer Chemical Product) tipe 2668 WNC.

  • 54. Pembebanan terpusat dan statik.

    5. Peninjauan hanya terhadap perilaku geser.

    6. Peninjauan terhadap faktor susut, suhu, dan faktor lain diabaikan.

    7. Sasaran untuk perbaikan dan perkuatan pada bangunan sederhana (kurang dari

    3 lantai).

    8. Perhitungan mengacu pada SNI 03-2847-2002 tentang Tata Cara Perhitungan

    Struktur Beton dan Bangunan Gedung.

    F. Keaslian Penelitian

    Menurut tinjauan pustaka yang ada, bahwa penelitian tentang perkuatan

    balok persegi pernah dan telah banyak dilakukan sebelumnya diantaranya adalah:

    1. Nikopour, dkk (2011) melakukan penelitian tentang perbaikan geser balok

    beton bertulang menggunakan injeksi epoxy dan Hybrid External FRP.

    2. Wu, dkk (2010) melakukan penelitian tentang kekuatan ultimit dari balok

    beton bertulang yang diperkuatan dengan Hybrid Bounded Fiber-Reinforced

    Polymer (HB-FRP).

    3. Roesdiana (2010) meneliti tentang perkuatan geser balok penambahan kabel

    baja (wire rope) sebagai tulangan sengkang dan jacketing dengan mortar.

    4. Deskarta (2009) meneliti tentang perkuatan geser balok beton bertulang

    menggunakan Glass Fiber Reinforced Polymer (GFRP).

    5. Herlina (2009) meneliti tentang perkuatan geser balok tampang persegi

    dengan penambahan tulangan sengkang dan komposit mortar.

  • 66. Triantafillou dan Papanicolaou (2005) melakukan penelitian tentang perkuatan

    geser balok beton bertulang dengan textile reinforced mortar (TRM) jackets.

    Penelitian mengenai karakteristik dari beton polimer diantaranya:

    1. Putra (2013) melakukan penelitian tentang sifat fisik dan mekanik beton

    polimer dengan variasi poliester resin 5%; 10%; 15%; 20% dan 25%.

    2. Syukroni (2013) melakukan penelitian tentang sifat fisik dan mekanik mortar

    polimer dengan variasi poliester resin 5%; 10%; 15%; 20% dan 25%.

    3. Jamshidi dan Pourkhorshidi (2012) melakukan penelitian mengenai

    modifikasi poliester resin sebagai bahan pengikat efektif untuk beton polimer.

    4. Brbu dan Harja (2008) melakukan studi eksperimental mortar dan beton

    polimer menggunakan epoxy resin paten (Merk ROPOXID), silica fume dan

    agregat kasar.

    5. Rebeiz, dkk (1994) melakukan penelitian tentang perilaku struktur balok beton

    polimer menggunakan plastik daur ulang.

    Berdasarkan studi literatur yang ada dan sepanjang pengetahuan penulis,

    penelitian tentang perkuatan geser balok menggunakan beton resin poliester

    belum pernah dilakukan sebelumnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa

    penelitian ini terjamin keasliannya.