s Ind 035224 Chapter2

21
9 BAB 2 PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DAN METODE KARYAWISATA 2.1 Keterampilan Menulis Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Untuk mengetahui lebih jelas, penulis menguraikan tentang pengertian, ragam, tujuan dan manfaat menulis. 2.1.1 Pengertian Menulis Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu menyimak (listening skills), berbicara (speaking skills), membaca (reading skills), dan menulis (writing skillls) (Ninda, 1957:19; Haris, 1977:9; Tarigan, 1981:1 dalam Tarigan, 1994:1). Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang pemerolehannya menempati urutan terakhir, dibandingkan dengan komponen berbahasa yang lain. Ada beberapa definisi menulis menurut para ahli. Berikut definisi- definisi menulis menurut beberapa ahli: “menulis adalah kegiatan melahirkan perasaan dengan tulisan, dapat juga diartikan bahwa menulis adalah berkomunikasi menggunakan pikiran, perasaan dan kehendak kepada orang lain secara tertulis” (Suriamiharja, 1985; 2). Rusyana (1984) dalam M. Rizal Pahlawi (2005) menjelaskan pengertian menulis adalah kemampuan menggunakan pola-pola dalam penampilannya secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan atau pesan. Syamsudin (1994) dalam M. Rizal

Transcript of s Ind 035224 Chapter2

Page 1: s Ind 035224 Chapter2

9

BAB 2

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI

DAN METODE KARYAWISATA

2.1 Keterampilan Menulis

Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa.

Untuk mengetahui lebih jelas, penulis menguraikan tentang pengertian, ragam,

tujuan dan manfaat menulis.

2.1.1 Pengertian Menulis

Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu menyimak

(listening skills), berbicara (speaking skills), membaca (reading skills), dan

menulis (writing skillls) (Ninda, 1957:19; Haris, 1977:9; Tarigan, 1981:1

dalam Tarigan, 1994:1). Menulis merupakan salah satu keterampilan

berbahasa yang pemerolehannya menempati urutan terakhir, dibandingkan

dengan komponen berbahasa yang lain.

Ada beberapa definisi menulis menurut para ahli. Berikut definisi-

definisi menulis menurut beberapa ahli: “menulis adalah kegiatan melahirkan

perasaan dengan tulisan, dapat juga diartikan bahwa menulis adalah

berkomunikasi menggunakan pikiran, perasaan dan kehendak kepada orang

lain secara tertulis” (Suriamiharja, 1985; 2). Rusyana (1984) dalam M. Rizal

Pahlawi (2005) menjelaskan pengertian menulis adalah kemampuan

menggunakan pola-pola dalam penampilannya secara tertulis untuk

mengungkapkan suatu gagasan atau pesan. Syamsudin (1994) dalam M. Rizal

Page 2: s Ind 035224 Chapter2

10

Pahlawi (2005) menjelaskan bahwa menulis merupakan kegiatan merangkai,

menyusun, mengorganisasikan buah pikiran tentang suatu masalah dengan

kalimat yang logis.

Ahmadi dalam Nurjamilah (2006: 17) menyebutkan bahwa menulis

adalah suatu proses menyusun, mencatat dan mengkomunikasikan makna

dalam tataran ganda, bersifat interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan

tertentu dengan menggunakan suatu sistem tanda konvensional yang bisa

dibaca.

Tarigan (1994:3) mendefinisikan menulis merupakan suatu kegiatan

yang produktif dan ekspresif yang memanfaatkan grafologi, stuktur bahasa

dan kosa kata. Dikatakan aktif produktif karena kegiatan menulis merupakan

kegiatan yang bersifat menghasilkan suatu karya tulis berupa hasil ungkapan-

ungkapan ide dari seseorang, sedangkan ekspresif dalam KBBI adalah tepat

(mampu) memberikan (mengungkapkan) gambaran, maksud, gagasan dan

perasaan. Selain itu, Tarigan (1992:21) mendefinisikan menulis ialah

melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang

dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-

lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambar grafik

itu.

Selain itu, dalam buku Mengingat Makna (2002:44) Hernowo

menjelaskan bahwa ”menulis adalah salah satu aktivitas yang dapat

mempercepat proses pencernaan dan penyerapan sebuah gagasan”.

Page 3: s Ind 035224 Chapter2

11

Dari beberapa pengertian menulis di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

menulis adalah suatu kegiatan untuk mengungkapkan suatu gagasan ke dalam

sebuah tulisan.

2.1.2 Ragam Tulisan

Mengarang adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang untuk

mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada

pembaca untuk dipahami. Menurut Finoza dalam Nurjamilah (2006:18),

karangan terbagi menjadi lima jenis. Yang pertama karangan narasi. Karangan

narasi adalah bentuk karangan yang berusaha menjadikan suatu objek atau

suatu hal yang sedemikian rupa, sehingga peristiwa seolah-olah dialami

pembaca. Selain itu, narasi mengisahkan apa yang terjadi dan bagaimana

kejadian itu berlangsung. Kedua adalah karangan deskripsi. Karangan

deskripsi adalah karangan yang berusaha menyajikan suatu objek atau suatu

hal sedemikian rupa sehingga objek tersebut seolah-olah berada di depan mata

pembaca. Ketiga adalah karangan eksposisi. Karangan eksposisi adalah

karangan yang memperluas suatu objek, sehingga memperluas pandangan

mata pembaca. Keempat adalah karangan argumentasi. Karangan argumentasi

adalah karangan yang berusaha membuktikan suatu kebenaran. Dan yang

kelima adalah karangan persuasi. Karangan persuasi adalah bentuk karangan

yang bertujuan mengajak dan membujuk pembaca akan hal-hal yang

dikomunikasikan berupa fakta, gagasan, dan perasaan seseorang. Ragam

tulisan yang dijadikan penelitian dalam tulisan ini adalah karangan deskripsi.

Page 4: s Ind 035224 Chapter2

12

2.1.3 Tujuan Menulis

Tujuan menulis yang paling utama adalah menginformasikan sesuatu

kepada pembaca. Selain itu, tujuan menulis menurut Tarigan (1994:23),

adalah:

1) memberitahukan atau mengajar,

2) meyakinkan atau mendesak,

3) menghibur atau menyenangkan, dan

4) mengutarakan atau mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi-api.

Pendapat Hipple yang dirangkum oleh Hugo Hartig dalam Tarigan

(1994:24-25) menyebutkan tujuan menulis, sebagai berikut.

1) Assignment Purpose (Tujuan Penugasan)

Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali.

Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri

(misalnya siswa yang diberi tugas merangkum buku; sekretaris yang

ditugaskan membuat laporan, notulen rapat).

2) Altruistic Purpose (Tujuan Altruistik)

Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan

kedudukan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami,

menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup pembaca

lebih mudah dan menyenangkan. Seseorang tidak akan dapat menulis

secara tepat guna kalau dia percaya, baik secara sadar maupun tidak sadar

bahwa pembaca atau penikmat karyanya itu adalah “lawan” atau “musuh”.

Tujuan altruistik adalah kunci keterbacaan sesuatu tulisan.

Page 5: s Ind 035224 Chapter2

13

3) Persuasive Purpose (Tujuan Persuasif)

Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran

gagasan yang diutarakan.

4) Informational Purpose (Tujuan Informasional, Tujuan Penerangan)

Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan

kepada para pembaca.

5) Self-Expressive Purpose (Tujuan Pernyataan Diri)

Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang

pengarang kepada pembaca.

6) Creative Purpose (Tujuan Kreatif)

Tujuan ini erat hubungannya dengan tujuan pernyataan diri. Namun,

“keinginan kreatif” di sini melebihi pernyataan diri dan melibatkan dirinya

dengan keinginan mencapai norma artistik atau seni yang ideal, seni

idaman. Tujuan ini ingin mencapai nilai-nilai artistik dan nilai-nilai

kesenian.

7) Problem-Solving Purpose (Tujuan Pemecahan Masalah)

Dalam tulisan seperti ini sang penulis ingin memecahkan masalah yang

dihadapi. Sang penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, serta menjelajahi

serta meneliti dengan cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya

sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca.

Page 6: s Ind 035224 Chapter2

14

2.1.4 Manfaat Menulis

Manfaat menulis menurut Dr. Pennebeker (Hernowo, 2004: 52-55)

1) Menulis menjernihkan pikiran

Para ahli hipnotis propesional sering menggunakan teknik ini untuk

mempercepat proses hipnotis. Pada dasarnya mereka meminta klien mereka

untuk menuliskan pikiran dan perasaan mereka pada saat itu. Saat klien

mereka selesai menulis, ahli hipnotis ini meminta klien untuk merobek kertas

yang mereka pakai dan membuangnya. Hal ini merupakan sebuah tindakan

simbolis bagi penjernihan pikiran.

2) Menulis mengatasi trauma

Orang-orang yang sedang atau sudah mengalami masalah biasanya

cenderung mengalami ketakutan akan kejadian (masalah) tersebut terulang

lagi. Orang seperti ini akan menggunakan kapasitas pikiran terbesarnya. Hal

inilah yang menyebabkan mereka akan menjadi pelupa dan tidak bisa

memusatkan perhatian mereka pada pekerjaan mereka. Menulis tentang

trauma akan membantu dalam mengelola trauma dan dapat membebaskan

pikiran untuk menangani tugas-tugas lainnya.

3) Menulis membantu mendapatkan dan mengingat informasi baru

Menulis bisa membantu memberikan suatu rangka yang dapat dipakai

untuk memahami perspektif baru dan unik dari orang lain. Bahkan menulis

tentang hal tersebut akan membuat gagasan semakin jelas dan mudah diingat.

Hal ini dapat ditunjukan oleh kegiatan menulis yang penuh pemikiran atau

coretan-coretan anak kecil.

Page 7: s Ind 035224 Chapter2

15

4) Menulis dapat membantu memecahkan masalah

Menulis mendorong proses integrasi informasi, maka dari itulah menulis

bisa membantu memecahkan masalah-masalah yang rumit. Seseorang yang

menulis dengan bebas tentang masalahnya akan lebih mudah untuk

mendapatkan cara penyelesaian masalah yang dihadapinya.

5) Menulis bebas membantu kita ketika terpaksa harus menulis

Setiap orang terkadang terpaksa untuk menulis, contohnya seorang siswa

yang harus menulis sebuah laporan, atau seorang pakar medis harus menulis

pandangan medis. Menulis secara formal memakai aturan penulisan seperti

kebakuan kata-kata dan tanda baca. Dengan menulis bebas memudahkan

seseorang untuk menuangkan ide atau gagasannya sebelum direvisi kembali

sesuai dengan aturan formal penulisan.

Selain itu, manfaat menulis bagi siswa di antaranya:

1) merangsang imajinasi dan daya pikir siswa,

2) siswa mampu menerapkan kaidah menulis dan menggunakan kaidah

kebahasaan sewaktu menulis,

3) melatih siswa dalam mengkomunikasikan gagasannya,

4) siswa mampu menyusun berbagai bentuk karangan, dan

5) mengembangkan kebiasaan menulis yang akurat, singkat, dan jelas.

Dari beberapa manfaat yang penulis paparkan di atas dapat disimpulkan

bahwa menulis bermanfaat bagi kehidupan kita. Menulis dapat meningkatkan

kesehatan fisik dan mental serta penggunaan kegiatan menulis secara

bijaksana bisa memperbaiki kualitas kehidupan.

Page 8: s Ind 035224 Chapter2

16

2.2 Karangan Deskripsi

Karangan deskripsi adalah salah satu dari ragam tulisan. Sebelum

membuat karangan deskripsi sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu

tentang pengertian, ciri, jenis, pendekatan dan langkah-langkah menulis

karangan deskripsi.

2.2.1 Pengertian Karangan Deskripsi

Kata deskripsi berasal dari kata Latin describere yang berarti menulis

tentang atau membeberkan sesuatu. Dalam bahasa Inggris, kata ini ditulis

description, yang diambil dari kata kerja to describe yang berarti melukiskan

dengan bahasa. Deskripsi atau bisa juga disebut pemerian adalah sebuah

bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha penulis untuk memberikan

perincian dari objek yang sedang dibicarakan (Keraf, 1982:93).

Definisi tentang deskripsi, banyak dikemukakan oleh para ahli. Di

antaranya, Rusyana dalam Nuriana dalam Nurjamilah (2006: 19) menjelaskan

bahwa deskripsi merupakan karangan yang melukiskan sesuatu, menyatakan

apa yang diinrakan, melukiskan perasaan dan perilaku jiwa. Menurut Parera

dalam Nurjamilah (2006:19) mendefinisikan deskripsi sebagai suatu bentuk

karangan yang melukiskan keadaan secara nyata dan mempengaruhi pembaca,

sehingga pembaca dapat melihat, mendengar, merasakan, dan mencium secara

imajinatif objek yang dilukiskan oleh penulis. Dalam karangan deskripsi

isinya dituntut agar objek yang digambarkannya sesuai dengan kenyataan

yang sebenarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Asrom, dkk (1997: 13) yang

mengartikan deskripsi sebagai tulisan yang berusaha memberikan perincian

Page 9: s Ind 035224 Chapter2

17

atau melukiskan dan mengemukakan objek yang sedang dibicarakan (seperti

orang, tempat, suasana, atau hal lain).

Jika dilihat dari definisi-definisi tersebut, ternyata semua memiliki arti

yang sama, yaitu karangan yang menggambarkan suatu objek secara teliti,

sehingga pembaca bisa merasakan, melihat, mendengar, atau mencium objek

yang dilukiskan.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari definisi para ahli di atas, yaitu bahwa

karangan deskripsi adalah karangan yang mengutamakan suatu hal secara

terperinci, sehingga tergambar, terlukis, dan hidup dalam pikiran orang yang

membacanya.

2.2.2 Ciri-ciri Karangan Deskripsi

Karangan deskripsi adalah karangan yang menggambarkan suatu hal.

Untuk menggambarkan suatu hal tersebut, harus mengetahui ciri-ciri dari

objek tersebut.

Tarigan (1986: 5) mengatakan, bahwa “pengarang deskripsi mengajak

pembaca bersama-sama menikmati, merasakan, memahami dengan sebaik-

baiknya adegan, pribadi, dari suasana hati yang telah dialami oleh pengarang”.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

ciri-ciri karangan deskripsi secara umum, yaitu:

a) melukiskan atau menggambarkan objek, artinya tulisan tersebut berisi

lukisan dan gambaran tentang sesuatu objek, seolah-olah objek tersebut

dapat dilihat dan dirasakan;

Page 10: s Ind 035224 Chapter2

18

b) hasil penyerapan panca indera, artinya objek yang dilukiskan dalam tulisan

tersebut merupakan hasil yang diserap oleh panca indera;

c) rincian objek sangat jelas, artinya objek yang digambarkan dalam tulisan

tersebut seperti benar-benar ada dan dapat dilihat.

2.2.3 Jenis-jenis Karangan Deskripsi

Menurut Gorys Keraf (1982:94) tulisan deskripsi dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu deskripsi sugestif dan deskripsi ekspositoris atau

teknis.

1) Deskripsi Sugestif

Dalam deskripsi sugestif penulis bermaksud menciptakan sebuah

pengalaman pada diri pembaca, pengalaman karena perkenalan langsung

dengan objeknya. Pengalaman atas objek itu harus menciptakan sebuah kesan

atau interpretasi. Sasaran deskripsi sugestif dengan perantaraan tenaga

rangkaian kata-kata yang dipilih oleh penulis untuk menggambarkan sifat,

watak dari objek tersebut, dapat diciptakan sugesti tertentu pada pembaca.

Dengan kata lain, deskripsi sugesti berusaha menciptakan suatu penghayatan

terhadap objek tersebut melalui imajinasi pembaca.

Deskripsi sugestif bertujuan meningkatkan daya khayal, kesan atau

sugesti tertentu, seolah-olah pembaca melihat sendiri objek secara keseluruhan

seperti yang dialami secara fisik oleh penulisnya. Hal ini diusahakan oleh

penulis dengan cara memindahkan kesan-kesan, hasil pengamatan, dan

perasaannya kepada pembaca. Di samping itu, penulis juga menyampaikan

sifat dan semua perincian wujud yang ditemukan pada objek. Jadi deskripsi

Page 11: s Ind 035224 Chapter2

19

sugestif berusaha menciptakan pengkhayalan terhadap objek melalui imajinasi

pembaca. Contoh paragraf deskripsi sugestif sebagai berikut:

Sejauh mata memandang, terlihat riak-riak ombak putih bersih

di antara hitam batu karang. Hamparan biru air laut memantulkan cahaya sinar matahari yang terik, siang itu. Dikejauhan terlihat pula pemandangan Gunung Krakatau dan Gunung Anak Krakatau, menjulang di tengah-tengah samudera berwarna biru cerah. Sesekali terlihat satu-dua perahu nelayan melintas di tengah lautan.

Pemandangan itu membuat mata enggan berpaling dan badan enggan beranjak melewati suasana nyaman di tepian pantai. Bukan hanya pesona pantai, tetapi juga keindahan batu karang yang bisa dinikmati di sana.

Salah satunya Karang Bolong yang berada di Desa Karang Bolong, Kecamatan Cinangka, Serang. Keunikan batu karang besar yang berlubang dibagian tengah juga menjadi pesona indah untuk dinikmati. Pemandangan akan lebih indah dengan berjalan menaiki puncak batu Karang Bolong. Turun dari puncak Karang Bolong akan terlihat seonggok batu karang menyerupai kapal terdampar. (Kompas, 25 Mei 2007 dengan perubahan).

Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa penulis berusaha menciptakan

sebuah pengalaman pada diri pembaca, pengalaman karena perkenalan

langsung dengan objek yaitu objek di kawasan Serang.

2) Deskripsi Ekspositoris atau Deskripsi Teknis

Deskripsi teknis adalah deskripsi yang bertujuan memberikan

identifikasi atau informasi objek, sehingga pembaca dapat mengenalinya bila

bertemu atau berhadapan dengan objek tersebut. Karena sifatnya hanya

bertujuan menyampaikan informasi teknis, deskripsi teknis ini memerlukan

ketepatan informasi mengenai objek yang sedang digarap. Deskripsi teknis

tidak berusaha menciptakan kesan imajinasi pada pembaca. Hanya berusaha

menanamkan pengertian seseorang tentang sesuatu hal.

Page 12: s Ind 035224 Chapter2

20

Seluruh objek yang dapat diinformasikan secara teknis dapat dituliskan

ke dalam bentuk karangan ini. Misalnya pesawat terbang, bahasa, pertanian,

pertambangan, industri, dan lain-lain. Contoh paragraf deskripsi

ekspositoris/teknis sebagai berikut:

Siang itu matahari riang menyinari, Aurora mulai menjalani

kehidupannya di halaman belakang, yaitu melukis, jari-jemarinya yang erat memegang kuas, bergerak gemulai mencitrakan kehidupan masyarakat Jawa yang bergotong royong mendirikan Surau. Cahaya matahari dipantulkan oleh mata indahnya yang nyaris tak pernah berkedip. Rambut lurusnya sesekali melayang tertiup angin. Bibirnya yang mungil tertutup erat menyimbulkan keseriusan. Aurora terlalu cantik untuk hidup terasing. (Surat Magenta, karya Rizky Hartono).

Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa penulis berusaha memberikan

identifikasi seseorang yaitu sosok Aurora pada pembaca.

2.2.4 Pendekatan dalam Menulis Karangan Deskripsi

Tulisan deskripsi menurut penulis, mampu mengambil sikap agar ia

dapat menggambarkan objek tulisan secara tepat sehingga maksud yang ia

inginkan dapat tercapai. Ada usaha yang dilakukan untuk menyampaikan

amanat yang terkandung didalamnya. Penyampaiannya bisa dilakukan dengan

cara penyusunan detail-detail dari objek yang ditulisnya, atau memilih salah

satu pendekatan ketika menuangkan gagasan. Berikut beberapa pendekatan

dalam menulis karangan deskripsi.

1) Pendekatan realistis, penulis berusaha agar deskripsi yang dibuat

berdasarkan objek yang tengah diamati itu harus dituliskan subjektif dan

objektifnya, sesuai dengan yang tengah diamati. Artinya, objek yang

Page 13: s Ind 035224 Chapter2

21

tengah diamati harus dilukiskan sesuai dengan keadaannya yang nyata.

Perincian-perincian dan perbandingan antara satu dengan yang lainnya,

harus dipaparkan sedemikian rupa sehingga nampak seperti potret.

2) Pendekatan impresionistis, menggambarkan atau melukiskan objek secara

subjektif. Artinya, objek yang akan digambarkan atau dilukiskan

dikemukakan oleh penulis secara bebas dan berdasarkan penafsirannya

saja. Penulis hanya menyeleksi bagian-bagian yang diperlukan dari

kenyataan-kenyataan yang hendak dideskripsikan.

3) Pendekatan sikap penulis, akan terlihat bagaimana sikap penulis terhadap

objek yang akan digambarkan atau dilukiskannya. Penulis mengambil

salah satu sikap seperti masa bodoh, bersungguh-sungguh atau sikap-sikap

yang lainnya. Sikap ini berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai

penulis.

2.2.5 Langkah-langkah Menulis Karangan Deskripsi

Berikut beberapa langkah menulis karangan deskripsi.

1) Menetapkan tema tulisan. Tema tulisan adalah gagasan, persoalan,

masalah atau ide yang akan dikemukakan dalam tulisan. Tulisan yang

diteliti dalam skripsi ini adalah karangan deskripsi, maka tema tulisan

tentu harus berupa objek yang akan di tulis sampel.

2) Menetapkan tujuan tulisan. Tujuan menulis karangan deskripsi adalah

memberi gambaran dan rincian suatu objek kepada pembaca. Apabila

karangan yang akan ditulis berbentuk deskripsi, maka tujuan yang ingin

Page 14: s Ind 035224 Chapter2

22

dicapai adalah berusaha menciptakan penghayatan melalui imajinasi

pembaca terhadap objek tertentu.

3) Mengumpulkan bahan tulisan. Bahan-bahan tulisan dapat diperoleh

dengan berbagai cara, diantaranya dengan mengadakan pengamatan atau

peninjauan langsung terhadap objek yang akan ditulis. Disamping itu,

pengumpulan bahan dapat dilakukan dengan cara membaca buku, majalah,

surat kabar, lukisan, atau identifikasi dan informasi mengenai objek yang

sedang kita jadikan bahan tulisan.

4) Menyiapkan kerangka tulisan. Kerangka tulisan disusun berdasarkan

bahan-bahan yang terkumpul. Karena bahan tulisan masih bersifat garis

besarnya saja, rincian mengenai bahan tulisan perlu kita buat. Bahan

tulisan yang dirinci harus ditentukan pikiran-pikiran yang telah dipilih

kemudian disusun dan ditata secara kronologis dengan memperhatikan

kesatuan dan kekuatan gagasan.

5) Mengembangkan tulisan. Dalam mengembangkan tulisan hendaknya

memperhatikan penggunaan ejaan dan tanda baca. Pilihlah kalimat yang

efektif.

Page 15: s Ind 035224 Chapter2

23

2.3 Metode Karyawisata

Metode karyawisata merupakan salah satu metode dalam pembelajaran.

Untuk menggunakan metode tersebut dalam kegiatan belajar mengajar maka

kita perlu mengetahui pengertian, manfaat, kelebihan, kelemahan, cara

mengatasi kelemahan, serta langkah-langkah karyawisata agar pelaksanaan

lebih efektif dan efisien.

2.3.1 Pengertian Metode Karyawisata

Metode karyawisata adalah suatu metode mengajar yang dirancang

terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan

didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh

pendidik yang kemudian dibukukan (Adrian, 2004 : 115).

Dalam buku “Konsep dan Makna Pembelajaran” Syaiful Sagala

(2003:214) menerangkan bahwa karyawisata (field strip) ialah pesiar

(ekskursi) yang dilakukan oleh para peserta didik untuk melengkapi

pengalaman belajar tertentu dan merupakan bagian integral dari kurikulum

sekolah. Dengan karyawisata sebagai metode belajar mengajar, anak didik di

bawah bimbingan guru mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan maksud

untuk belajar. Berbeda dengan tamasya manusia terutama pergi untuk mencari

liburan, dengan karyawisata manusia diikat oleh tujuan dan tugas belajar.

Dalam buku “Strategi Belajar Mengajar” Roestiyah (1989: 85)

menyebutkan bahwa teknik karyawisata ialah cara mengajar yang

dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di

luar sekolah untuk mempelajari/menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik

Page 16: s Ind 035224 Chapter2

24

sepatu; suatu bengkel mobil; toko serba ada; suatu peternakan atau

perkebunan; museum dan sebagainya.

Kendati pun karyawisata menurut Rusyan (1993:83) banyak memiliki

nilai nonakademis, tetapi tujuan umum pendidikan dapat dicapai, terutama

mengenai wawasan dan pengalaman tentang dunia luar seperti kunjungan ke

tempat-tempat bersejarah, museum, dan peternakan.

Tujuan utama metode karyawisata adalah siswa mendapatkan

pemahaman langsung dari objek yang dikunjungi serta dapat menuangkan apa

yang dipahami dalam bentuk laporan.

Dari pengertian-pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa

metode karyawisata adalah salah satu metode mengajar yang dilaksanakan

oleh guru dengan cara mengajak siswa keluar kelas untuk mendapat

pengalaman langsung dari objek yang diamati sebagai bahan penunjang

pembelajaran di sekolah.

2.3.2 Manfaat Metode Karyawisata

Dalam buku Metode Mengajar Berdasarkan Tipologi Belajar Siswa

yang ditulis oleh Adrian (2004 : 116), dikemukakan bahwa ada beragam

manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan rekreasi/karyawisata, di antaranya:

1) menyegarkan tubuh, menambah kesehatan dan melakukan terapi

penyembuhan atas beberapa penyakit;

2) melatih anak-anak agar kuat, tahan banting dan mampu menahan lapar dan

dahaga. Para pembimbing atau pendidik menganjurkan agar

Page 17: s Ind 035224 Chapter2

25

memperhatikan tingkah laku anak-anak dan sikap mereka dalam

menghadapi hal yang beragam dan berbeda; dan

3) para pembimbing atau pendidik menganjurkan agar memperhatikan

tingkah laku anak-anak dan sikap mereka dalam menghadapi berbagai hal

yang beragam dan berbeda.

2.3.3 Kelebihan Metode Karyawisata

Dalam buku Metode Mengajar Berdasarkan Tipologi Belajar Siswa

yang ditulis oleh Adrian (2004: 117), disebutkan bahwa kelebihan metode

karyawisata yaitu:

1) peserta didik dapat mengamati kenyataan-kenyataan yang beraneka ragam

dari dekat;

2) peserta didik dapat menghayati pengalaman-pengalaman baru dengan

mencoba turut serta di dalam suatu kegiatan;

3) peserta didik dapat menjawab masalah-masalah atau pertanyaan-

pertanyaan dengan melihat, mendengar, mencoba, dan membuktikan

secara langsung;

4) peserta didik dapat memperoleh informasi dengan jalan mengadakan

wawancara atau mendengar ceramah yang diberikan on the spot;

5) peserta didik dapat mempelajari sesuatu secara internal dan komprehensif;

6) karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan

lingkungan nyata dalam pengajaran;

7) membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan

kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat; dan

Page 18: s Ind 035224 Chapter2

26

8) pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.

Metode karyawisata memiliki kelebihan daripada metode-metode yang

lain. Terutama dalam penelitian ini, ragam tulisan yang dijadikan penelitian

adalah karangan deskripsi. Dalam karangan deskripsi isinya dituntut agar

objek yang digambarkan sesuai dengan kenyataan. Metode karyawisata sangat

menunjang dalam menulis karangan deskripsi karena siswa dapat pengalaman

langsung dari objek yang dilihat, didengar dan dirasakannya.

2.3.4 Kelemahan Metode Karyawisata

Dalam buku Metode Mengajar Berdasarkan Tipologi Belajar Siswa

yang ditulis Adrian (2004:118), menyebutkan bahwa kelemahan metode

karyawisata yaitu:

1) memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak;

2) memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang;

3) dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan

utama, sedangkan unsur studi terabaikan;

4) memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak

didik di lapangan;

5) biayanya cukup mahal; dan

6) memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran dan

keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.

Metode karyawisata memiliki kelemahan terutama jika karyawisata yang

dilakukan berkunjung ke tempat-tempat yang jauh dari sekolah. Kelemahan

tersebut yaitu biaya yang mahal dan waktu yang relatif lama. Dalam penelitian

Page 19: s Ind 035224 Chapter2

27

ini penulis mencoba mengantisivasi kelemahan tersebut dengan memanfaatkan

fasilitas yang ada di sekitar sekolah.

2.3.5 Cara Mengatasi Kelemahan Metode Karyawisata

Ada beberapa cara yang digunakan untuk mengatasi kelemahan-

kelemahan metode karyawisata, antara lain :

1) perlu merumuskan tujuan-tujuan yang jelas dan tegas;

2) buatlah rumusan tujuan yang jelas dan konkret;

3) penentuan tugas-tugas yang harus dilakukan sewaktu dan sesudah

pelaksanaan karyawisata;

4) rencana penilaian pengalaman-pengalaman dan hasil karyawisata; dan

5) rencana selanjutnya sebagai kelanjutan pengalaman hasil karyawisata;

2.3.6 Langkah-langkah Karyawisata

Agar penggunaan metode karyawisata dapat efektif, maka

pelaksanaannya perlu memperhatikan langkah-langkah di antaranya persiapan

dan perencanaan, pelaksanan karyawisata, dan tindak lanjut.

2.3.6.1 Persiapan dan Perencanaan

Mempersiapkan dan merencanakan karyawisata hendaknya bersama-

sama dengan anak-anak sekalipun guru sudah mempunyainya. Hal-hal yang

perlu dibicarakan bersama, di antaranya:

1) tujuan dan sasaran yang akan dituju;

2) aspek-aspek atau permasalahan yang akan diselidiki. Ada baiknya apabila

dirumuskan pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan aspek-aspek

atau masalah yang akan dicapai;

Page 20: s Ind 035224 Chapter2

28

3) membaca atau mengumpulkan informasi berkenaan dengan karyawisata;

4) terbentuk kelompok yang akan membahas atau menyelidiki aspek-aspek

yang telah dirumuskan. Setiap kelompok pun hendaknya membagi-bagi

tugas lain sehingga setiap orang mempunyai tugas yang jelas. Misalnya

ada yang harus mengamati, mengumpulkan bahan-bahan, bertanya,

mencatat, dan lain-lain;

5) membentuk petugas khusus bila perlu, misalnya untuk menghubungi

pengurus yang akan dikunjungi, ketua rombongan atau pemimpin

kelompok baik untuk diskusi kelak; dan

6) waktu karyawisata supaya ditetapkan.

2.3.6.2 Pelaksanaan Karyawisata

Karyawisata hendaknya dilakukan dengan tertib. Setiap orang supaya

melakukan tugasnya, baik mengumpulkan bahan maupun mencatat yang

kemudian akan dilaporkan kepada kelompok atau kelas. Pengerjaan tugas

dapat dilakukan perseorangan atau kelompok kecil. Setiap orang hendaknya

mengecek tugasnya yang telah disiapkan sebelumnya apakah telah dilakukan

atau belum.

2.3.6.3 Tindakan Lanjut

Karyawisata tidak berakhir pada waktu meneliti kemudian membuat

kesimpulan-kesimpulan tertulis, melainkan perlu diikuti dengan suatu tindak

lanjut. Hal ini penting karena apa yang diamati seseorang atau kelompok

tertentu belum tentu diamati yang lain. Tujuan karyawisata yaitu agar semua

orang mengetahui semua aspek yang diselidiki. Karena itu, dalam tindak

Page 21: s Ind 035224 Chapter2

29

lanjut ini perlu ada presentasi atau laporan kelompok yang diikuti dengan

tanya jawab dan diskusi. Bahkan ada kalanya seseorang mendemonstrasikan

hasil penelitianya. Juga di dalam tindak lanjut ini diadakan penilaian tentang

kegiatan mereka; apakah karyawisata itu berjalan dengan lancar, tertib dan

bermanfaat? Kekurangan-kekurangan apa yang dirasakan dan bagaimana

kemungkinan untuk memperbaikinya.