Rute Pemberian Obat

8
Kamis, 23 Februari 2012 Denz Ardian di 01.00 Rute Pemberian Obat 1. Rute Pemberian Rute pemberian obat terutama ditentukan oleh sifat obat ( seperti kelarutan dalam air atau lipid,ionisasi,dan sebagainya )dan oleh tujuan terapi (misalnya,keinginan akan suatu awitan kerja obat yang cepat atau kebutuhan akan pemberian jangka panjang atau terbatas pada suatu tempat lokal).Terdapat dua rute pemberian obat yaitu enteral dan parenteral (Mycek,2001). 1. Enteral i. Oral Pemberian obat melalui mulut (per oral) adalah cara yang paling lazim.karena sangat praktis,mudah dan aman.Namun tidak semua obat dapat diberikan per oral,misalnya obat yang bersifat merangsang (emetin,aminofilin) atau yang diuraikan oleh getah lambung,seperti benzyl penisilin,insulin dan oksitosin (Tjay,2002). Penyerapan obat sebenarya dapat terjadi disepanjang saluran cerna asalkan zat aktif tersebut dapat diserap kecuali pada esofagus,penyerapan obat terjadi disepanjang cannalis bucalis,walaupun demikian penyerapan obat beragam menurut bagian saluran cerna (Aiache,1993). Rongga Mulut Kondisi yang cocok untuk terjadinya penyerapan obat dalam rongga mulut adalah epitel berbentuk feriselular tipis,pH agak asam dan kaya akan vaskularisasi sehingga memungkinkan penembusan yang cepat menuju pembuluh darah.Dengan demikian konsentrasi zat aktif yang mencapai darah lebih tinggi daripada konsentrasi setelah penyerapan pada bagian bawah saluran cerna.Zat aktif yang diserap dirongga mulut terhindar dari pH yang berbeda – beda.Pada daerah saluran cerna juga terhindar dari pengaruh enzim dan flora bakteri serta kemungkinan pembentukan kompleks dengan senyawa makanan yang dapat membuat aktivitas dan atau mengubah konsentrasi obat. Lambung Fungsi fisiologi lambung terutama adalah sebagai motorik dan

description

farmasi

Transcript of Rute Pemberian Obat

Page 1: Rute Pemberian Obat

Kamis, 23 Februari 2012Denz Ardian di 01.00Rute Pemberian Obat1. Rute PemberianRute pemberian obat terutama ditentukan oleh sifat obat( seperti kelarutan dalam air atau lipid,ionisasi,dansebagainya )dan oleh tujuan terapi (misalnya,keinginan akansuatu awitan kerja obat yang cepat atau kebutuhan akanpemberian jangka panjang atau terbatas pada suatu tempatlokal).Terdapat dua rute pemberian obat yaitu enteral danparenteral (Mycek,2001).1. Enterali. OralPemberian obat melalui mulut (per oral) adalah cara yangpaling lazim.karena sangat praktis,mudah dan aman.Namuntidak semua obat dapat diberikan per oral,misalnya obat yangbersifat merangsang (emetin,aminofilin) atau yang diuraikanoleh getah lambung,seperti benzyl penisilin,insulin danoksitosin (Tjay,2002).Penyerapan obat sebenarya dapat terjadi disepanjang salurancerna asalkan zat aktif tersebut dapat diserap kecuali padaesofagus,penyerapan obat terjadi disepanjang cannalisbucalis,walaupun demikian penyerapan obat beragam menurutbagian saluran cerna (Aiache,1993).Rongga MulutKondisi yang cocok untuk terjadinya penyerapan obat dalamrongga mulut adalah epitel berbentuk feriselular tipis,pH agakasam dan kaya akan vaskularisasi sehingga memungkinkanpenembusan yang cepat menuju pembuluh darah.Dengandemikian konsentrasi zat aktif yang mencapai darah lebihtinggi daripada konsentrasi setelah penyerapan pada bagianbawah saluran cerna.Zat aktif yang diserap dirongga mulutterhindar dari pH yang berbeda – beda.Pada daerah salurancerna juga terhindar dari pengaruh enzim dan flora bakteriserta kemungkinan pembentukan kompleks dengan senyawamakanan yang dapat membuat aktivitas dan atau mengubahkonsentrasi obat.LambungFungsi fisiologi lambung terutama adalah sebagai motorik dansensorik,vaskularisasi dibagian permukaan penyerapan terbatasjadi dibandingkan penyerapan di usus,maka proses penyerapandilambung hanya terjadi dalam jumlah sedikit.Penyerapanobat dilambung tergantung pada keadaan lambung yang penuhatau kosong.Saat saluran cerna berada dalam keadaanistirahat,spincter pylorus agak membuka dan senyawa yangdiberikan peroral dapat melimtasi celah tersebut dengan

Page 2: Rute Pemberian Obat

mudah dan akan diserap oleh usus halus. Jika zat aktifterdapat dalam lambung yang kosong maka penyerapan secarafiltrasi atau difusi pasif menjadi lebih cepat. Pada saatlambung berisi makanan maka senyawa yang lama beradadilambung akan berdifusi lebih lambat. Hal ini disebabkankarena adanya pengenceran zat aktif dalam lambung dankontak dengan permukaan penyerap yang terbatas ,akibatnyapenembusan kedalam peredaran darah lebih sedikit. Namunkeadaan tersebut juga menguntungkan pada pemberian obatyang dapat mengiritasi mukosa lambung.Usus HalusKarakteristik anatomi dan fisiologi usus (dengan mikrovili dankrovillinya) lebih menguntungkan untuk penyerapanobat,seperti halnya penyerapan makanan .Pentingnya permukaan pencernaan terutama karena banyaknyalipatan. Lipatan mukosa usus yang berupa valvula conniventesatau lipatan kerking yang terutama terdapat di dalamduodenum dan jejunum. Di daerah tersebut vili – vili usustertutup sel epitel bagaikan sikat yang tediri dari bulu – buluhalus (mikrovili) dan mempunyai aktivitas kuat. Adanyaanyaman kapiler darah dan getah bening pada setiap lipatanmemungkinkan terjadinya penyerapan yang kuat. Gerakan ususdan vili usus disepanjang saluran cerna akan mendorongterjadinya penembusan menuju pembuluh darah.Walaupun panjang duodenum hanya ± 20 cm bagian pertamaduodenum memegang peranan yang sangat penting padaproses penyerapan Fe dan Kalsium serta gula dan asam amino.Bagian lain dari usus halus juga merupakan tempat terjadinyaperlintasan membrane dengan intensitas yang basa dan disinilebih banyak terjadi difusi pasif. Difusi pasif berkaitan dengansejumlah senyawa yang larut lemak atau fraksi – fraksi takterionkan yang larut lemak. Difusi pasif terjadi pada bagianpertama usus halus,karena konsentrasi obat – obat yang tinggidalam liang usus akan meningkatkan gradient difusi,hal yangsama terjadi pula pada bagian usus sebelah bawah danpenyerapan pada susjacent. Transpor aktif juga berperan diusus halus dan disini terjadi persaingan terhadap pembawayang sama atau terjadi penjenuhan system transport yangdapat membatasi perlintasan membaran. Pinositasnya jugaberperan terutama di Ileum terhadap molekul – molekul yangtidak larut (Aiache,1993).2. ParenteralPemberian parenteral digunakan untuk obat yang absoropsinyaburuk melalui saluran cerna dan untuk obat seperti insulinyang tidak stabil di dalam saluran cerna.Pemakaian parenteraljuga digunakan untuk pengobatan pasien yang tidak sadar dan

Page 3: Rute Pemberian Obat

dalam keadaan yang memerlukan awitan kerja obat yangcepat. Pemberian parenteral juga memberikan kontrol palingbaik terhadap dosis obat yang sesungguhnya dimasukan dalamtubuh (Mycek,2001).Intravaskular (intravena) injeksi kedalam pembuluhdarah menghasilkan efek tercepat dalam waktu 18detik,yaitu suatu waktu peredaran darah ,obatsudah tersebar keseluruh jaringan tetapi lama kerjaobat biasanya hanya singkat. Cara ini digunakanuntuk mencapai pentakaran yang tepat yang dapatdipercaya atau efek yang sangat cepat dankuat (Tjay,2002). Obat – obat yang disuntikan tidakdapat diambil kembali seperti dengan emesis ataupengikatan dengan activated charcoal. Suntikanintravena beberapa obat memasukan bakteri melaluikontaminasi menyebabkan hemolisis atau reaksiyang tidak diinginkan lainya. Karena Pemberianterlalu cepat obat konsentrasi tinggi kedalamplasma danjaringan – jaringan (Mycek,2001).Intramuskular ,dengan injeksi di dalam otot,obatyang terlarut berlangsung dalam waktu 10 – 30menit. Guna memperlambat reabsoropsi denganmaksud memperpanjang kerjaobat (Tjay,2002). Setelah vehikululum berdifusikeluar dari otot,obat tersebut mengendap padatempat suntikanya kemudian obat melarut perlahan– lahan memberikan suatu dosis sedikit demi sedikituntuk waktu yang lama (Mycek,2001). Kecepatanabsoropsi obat sangat berbeda – beda tergantungdari jenis, Sediaan yang diperlukan biasanya obatsuntik dalam bentuk larutan lebih cepat diabsoropsidaripada dalam bentuk suspensi dan obat dalamsediaan air lebih cepat diabsoropsi dari padasediaan minyak (Ansel,1989).Subcutan (Sc), rute pemberian ini seperti suntikanintramuskular,memerlukan absoropsi dengan agaklebih lambat di bandingkan cara intravena. Suntikansubcutan mengurangi resiko yang berhubungandengan intravascular (Mycek,2001). Obat – obatyang mengiritasi mungkin dapat menimbulkansakit,lecet atau asbes yang mungkin sangatnyeri,sediaan – sediaan ini sebaiknya tidak diberikansecara subkutan (Ansel,1989)Cara intramuskular dan subcutan menunjukan karakteristikyang mirip,namun penyerapan zat aktif terjadi lebih cepatjika obat disuntikan secara intramuscular dibanding disuntikan

Page 4: Rute Pemberian Obat

secara subkutan. Kecepatan tersebut disebabkan sebelummencapai kapiler darah obat harus berdifusi kedalam senyawadasar penyusun jaringan penghubung. Seperti diketahujaringan selular subkutan lebih kaya akan jaringan pembuluh.Penentu lainya yang mempengaruhi laju penyerapan adalahperfusi jaringan subkutan. Permeabilitas kapiler subkuatan danmuskular lebih besar dari permeabilitas kapiler usus,namunvaskularisasi jaringan muskular lebih baik dibandingvaskularisasi jaringan subkutan.Jaringan muskular terdapatpermukaan penyerap yang potensinya hingga penyerapan jauhlebih cepat. Laju penyerapan zat aktif dapat dipercepat ataudiperlambat tergantung pada pelebaran pembuluh darah(akibat panas dan sebaliknya) atau penyempitan(adrenalin,dingin dan sebagainy) (Aiache,1993).Tabel 1. Rute Pemberian (dimodifikasi menurutScheler) (Mutschler,1991)Tempat Pemakaian Rute Pemberian Bentuk Sediaan1. Pemakain pada kulit / mukosaPada kulit Epikutan Larutan,suspensi ,emulsi,busa,salep,pasta,plasterPada Mukosa- Mukosa mulut dan lidah Bukal,ligual,subligualTablet,pastiles,drage,air kumur- Mukosa lambung & usus Enteral (per oral) Tablet,drage,kapsul,larutan,suspensi,emulsi- Mukosa rectum Rektal Supositoria,kapsul,rectal,salep- Mukosa hidung Nasal Tetes,salep,spray,aerosol,inhalsi- Epitel bronkus & Alveoli Pulmonal,per-inhalsi Aerosol,inhalsi- Konjugtiva Konjugtival Tetes mata,salepmata,cairan mata- Mukosa organ kelamindansaluran urineIntravaginal,intauteralOvula,salep,batang2. ParenteralTanpa satu proses absoropsi- Ke dalam jantung Intrakardial Larutan Suntik- Ke dalam arteri Intraarterial Larutan Suntik- Ke dalam vena Intravena Larutan Suntik & infus- Kantung lumbal Intralumbal Larutan Suntik

Page 5: Rute Pemberian Obat

- Ruang Serebrospinal Intratekal Larutan SuntikMelalui suatu proses absoropsi- Dalam kulit Intrakutan Larutan Suntik- Bawah kulit Intrakutan Larutan Suntik &Inflantasi- Dalam otot Intramuskular Larutan Suntik- Rongga perut Intraperitoneal Larutan Suntik2. Absoropsi (Penyerapan) dan Jalur Utama Pemberian ObatSecara klasik hal tersebut didefinisikan sebagai suatufenomena yang memungkinkan zat aktif melewati jalurpemberian obat terjadi secara langsung dengan mekanismeperlintasan membrane, Tapi fenomena ini bukan satu – satunyafaktor penentu masuknya zat aktif ke dalamtubuh (Aiache,1993). Absoropsi suatu obat ialah pengambilanobat dari permukaan tubuh (disini juga termasuk mukosasaluran cerna) atau ditempat tertentu dalam organ dalam kedalam aliran darah atau dalam sistem pembuluh limfe. Darialiran darah atu dalam sistem pembuluh limfe terjadidistribusi obat kedalam organisme keseluruhan,karena obatbaru dapat berkhasiat apabila berhasil mencapai konsentrasiyang sesuai pada tempat kerjanya (Mutschler,1991). Untukintravena absoropsi sempurna yaitu dosis total obat seluruhnyamencapai sirkulasi sistematik. Pemberian obat dengan rutelain hanya bisa menghasilkan absorobsi yang partial karena inimerendahkan ketersediaan hayatinya (Mycek,2001).3. Mekanisme AbsoropsiPenetrasi senyawa melalui membrane dapat terjadi sebagaiDifusi (pasif murni)Difusi terpasilitasi (melalui pembawa)Transpor aktif atauPinositosi,fagositosis danpresoropsi (Mutschler,1991)1. 1. Difusi PasifTenaga penggerak difusi pasif dari suatu obat adalahperbedaan konsentrasi yang melewati suatu membrane yangmemisahkan dan kompertemen tubuh yaitu obat tersebutbergerak dari suatu bagian yang konsentrasinya tinggi kekonsentrasi yang rendah. Difusi pasif tidak melibatkan suatukarier,tidak ada titik jenuh dan kurang menunjukan spesipitasstuktural. Sebagian besar obat – obat masuk kedalam lemakmudah bergerak menembus kebanyakan membran – membranbiologi,sedangkan obat – obat yang larut dalam air menembusmembrane saluran aqua (Mycek,2001).1. 2. Difusi TerpasilitasiDifusi melalui pembawa (terfasilitasi),molekul hidrofilmisalnya fruktosa berkaitan dengan suatu pembawa (carier =

Page 6: Rute Pemberian Obat

pembawa) yang merupakan protein membran khusus.Pembawa dan kompleks pembawa – subtrat dapat bergerakbebas dalam membrane sel lipofil kedalam bagian dalam sel dipermudah (Mutschler,1991).1. 3. Transfor AktifCara masuk obat ini melibatkan protein –protein karierterutama yang terentang pada membran sel,sejumlah kecilobat dan yang stukturnya sangat mirip dengan metabolit –metabolit alamiah ditransfor secara aktif melalui membran seldengan menggunakan protein –protein karier yang khusus.Transpor aktif bersifat tergantung energi dan dijalankan olehhidrolisis adenosisi triposfat. Transpor aktif mampu membawaobat melalui suatu concentration – gradient,yaitu dari bagianyang konsentrasinya rendah kebagian konsentrasi lebih tinggi.Proses ini menunjukan titik jenuh suatu kecepatan maksimumpada kadar subtract yang tinggi ketika ikatan ke enzimtersebut sudah maksimal (Mutschler,1991).1. 4. Pinositosis,Pagositosis,PresoropsiPinositosis merupakan suatu proses perlintasan membran olehmolekul – molekul besardan terutama oleh molekul yang tidaklarut. Perlintasan terjadi dengan pembentukan veskular(bintil) yang melewati membran. Mekanisme ini mirip denganpagositosis bakteri oleh leukosit (Aiache,1993). Padapresoropsi bagian – bagian padat kadang malah seluruhsel,antara sel – sel epitel berhasil mencapai bagian dalamorganisme (Mutschler,1991).4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Absoropsi ObatAbsoropsi kebanyakan obat terjadi secara pasif melaluidifusi,kecepatan absoropsi koepisien absoropsi (hubunganbagian yang diabsoropsi terhadap jumlah yang diberikan)bergantung kepada banyak faktor diantara yang terpentingadalah :Sifat Fisikokimia bahan obat,terutama sifatstereokimia dan kelarutanyaBesar partikel dan dengan demikian permukaanjenisSediaan obatDosisRute pemberian dan tempat pemberianWaktu kontak dengan permukaan absoropsiBesarnya luas permukaan yangmengabsoropsinya (Mutschler,1991).5. Faktor – Faktor Fisik yang Mempengaruhi Absoropsi ObatAliran darah ketempat absoropsiAliran darah ke usus lebih banyak dari pada aliran darah kelambung jadi absoropsi dari usus lebih baik dari lambung

Page 7: Rute Pemberian Obat

Jumlah luas permukaan absoropsiKarena usus memiliki permukaan yang kaya dengan mikrovilimaka usus mempunyai luas permukaan kira – kira 1000 kali luaspermukaan lambung,sehingga absoropsi obat melalui ususlebih efisienWaktu kontak pada permukaan absoropsiJika suatu obat bergerak melalui kontak cerna dengan sangatcepat seperti keadaan diare maka obat tidak diabsoropsidengan baik (Mycek,2001)