Ronald McRae Orthopaedics and Fractures

4
Prinsip Umum: Fraktur Femur Klasifikasi Fraktur Batang Femur: Dalam sistem AO, batang femur didefinisikan sebagai peregangan antara margo inferior dari trokanter minor dan batas atas femur distal. Untuk menggambarkannya, batang femur (atau segmen diafisis) dapat dibagi menjadi 1/3 proksimal, 1/3 medial, dan 1/3 distal. Bagian 1/3 proksimal kadang merujuk kepada zona subtrokanterika. Penyebab Fraktur. Biasanya dibutuhkan kekerasan yang hebat, dan penyebab tersering diantaranya adalah kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian, dan crush injury. Osteoporosis, deposisi metastatik, dan erosi tulang di batang penggantian pinggul juga dapat menyebabkan fraktur patologis. Kehilangan cairan. Pada fraktur sederhana, kehilangan darah 0.5-1 L dari jaringan adalah hal yang biasa. Klasiknya, fraktur terbuka terjadi pada 1/3 proksimal. Transfusi darah seringkali dibutuhkan pada fraktur femur tertutup dan normalnya sangat dibutuhkan pada fraktur terbuka; pengelompokan, cross-match, dan pemasangan jalur intravena harus rutin dilakukan (kecuali pada anak). Pada saat pengangkutan pasien ke Rumah Sakit, spilt sementara dapat membantu mengurangi perdarahan lokal dan syok. Diagnosis. Angkat beban mustahil dilakukan dan terdapat mobilitas yang normal setingkat fraktur. Tungkai seringkali mengalami rotasi eksternal, abduksi, dan pemendekan. Diagnosis dikonfirmasi melalui pemeriksaan radiografi. Sangat penting untuk mengeliminasi fraktur yang bersamaan dari patela dan dislokasi panggul anterior, posterior, dan sentral. Penatalaksanaan Konservatif Prinsip utama yang harus diperhatikan adalah bahwa massa otot quadriceps dan hamstring yang besar cenderung mengakibatkan

description

terjemahan

Transcript of Ronald McRae Orthopaedics and Fractures

Page 1: Ronald McRae Orthopaedics and Fractures

Prinsip Umum: Fraktur Femur

Klasifikasi Fraktur Batang Femur:

Dalam sistem AO, batang femur didefinisikan sebagai peregangan antara margo inferior dari trokanter minor dan batas atas femur distal. Untuk menggambarkannya, batang femur (atau segmen diafisis) dapat dibagi menjadi 1/3 proksimal, 1/3 medial, dan 1/3 distal. Bagian 1/3 proksimal kadang merujuk kepada zona subtrokanterika.

Penyebab Fraktur. Biasanya dibutuhkan kekerasan yang hebat, dan penyebab tersering diantaranya adalah kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian, dan crush injury. Osteoporosis, deposisi metastatik, dan erosi tulang di batang penggantian pinggul juga dapat menyebabkan fraktur patologis.

Kehilangan cairan. Pada fraktur sederhana, kehilangan darah 0.5-1 L dari jaringan adalah hal yang biasa. Klasiknya, fraktur terbuka terjadi pada 1/3 proksimal. Transfusi darah seringkali dibutuhkan pada fraktur femur tertutup dan normalnya sangat dibutuhkan pada fraktur terbuka; pengelompokan, cross-match, dan pemasangan jalur intravena harus rutin dilakukan (kecuali pada anak). Pada saat pengangkutan pasien ke Rumah Sakit, spilt sementara dapat membantu mengurangi perdarahan lokal dan syok.

Diagnosis. Angkat beban mustahil dilakukan dan terdapat mobilitas yang normal setingkat fraktur. Tungkai seringkali mengalami rotasi eksternal, abduksi, dan pemendekan. Diagnosis dikonfirmasi melalui pemeriksaan radiografi. Sangat penting untuk mengeliminasi fraktur yang bersamaan dari patela dan dislokasi panggul anterior, posterior, dan sentral.

Penatalaksanaan Konservatif

Prinsip utama yang harus diperhatikan adalah bahwa massa otot quadriceps dan hamstring yang besar cenderung mengakibatkan perpindahan dan pemendekan. Traksi dapat mengatasinya, dan ini adalah dasar dari metode penatalaksanaan yang paling konservatif.

Metode Traksi

Skin Traksi dengan Pengikat yang Lekat. Metode ini digunakan pada anak dan dewasa muda. Terkadang dapat timbul masalah dengan sensitivitas kulit dan infeksi berupa pustul di bawah pengikat.

Skeletal Traksi. Sebuah pin Steinman melalui tuberositas tibia biasanya digunakan. Metode ini lebih disukai pada pasien tua dengan kulit yang tidak elastis dan saat diperlukan penarikan yang berat. Terdapat beberapa masalah umum dengan infeksi melalui jalur pin.

Page 2: Ronald McRae Orthopaedics and Fractures

Cara Pemakaian Skin Traksi. Dengan perawatan yang benar metode ini dapat dilakukan tanpa anestesi. Dimulai dengan mencukur kulit, kemudian dilakukan penyekaan atau penyemprotan pada kulit dengan larutan antiseptik yang ringan dari balsam Peru dalam alkohol. Ini dapat memfasilitasi perlengketan dari pengikat.

Peralatan traksi komersial menggunakan plester lengket yang dapat tertarik ujung ke ujung tetapi tidak secara longitudinal. Peralatan ini dilengkapi dengan kawat/tali traksi dan batang yang lebih luas dengan perlindungan sabun untuk malleolus. Dimulai dengan menempelkan plester ke sisi medial tungkai—lakukan dengan melepaskan pelindung di belakangnya menggunakan satu tangan sambil menekan plester. Plester harus diaplikasikan sejauh mugkin, terlepas dari bagian mana yang mengalami fraktur. Selanjutnya aplikasikan traksi ke tungkai dan terakhir lapisi plester di seluruh tungkai dengan balutan perban.

Cara Pemakaian Skeletal Traksi. Bagian yang lebih disukai adalah bagian atas tibia agak sedikit ke bawah 2 cm posterior terhadap prominensia tuberositas tibia. Jaga sendi lutut pada dewasa dan growh plate pada anak, mulai dengan mengidentifikasi sendi lutut secara hati-hati dengan cara memfleksikan lutut dan memperhatikan hubungannya terhadap tuberositas. Jika anestesi umum tidak dikerjakan, lakukan infiltrasi pada kulit dan jaringan sampai ke periosteum dengan anestesi lokal (contoh: 2-3cc lignokain 1%). Selanjutnya, buat insisi kecil pada kulit yang cukup untuk mengambil pin traksi saja; masukkan hingga ujungnya menyentuh tulang. Gerakkan pin sampai ke korteks tibia lateral dengan cara memberikan tekanan dan memutar pegangan. Masukkan pin dengan sudut yang tepat, akan terasa pin menembus tulang dan lewat dengan sedikit hambatan hingga bertemu dengan korteks medial. Berhenti sampai tahap ini. Infiltrasi periosteum pada bagian medial menggunakan pin untuk mengarahkan Exit Area. Arahkan pin melewati korteks media; buat insisi kecil di atas kulit.dn

Sistem Traksi: Skin Traksi dengan Thomas Splint

Keputusan paling penting dalam pemilihan Thomas Splint adalah ukuran lingkarannya. Untuk menghemat waktu, tungkai yang mengalami cedera harus diukur dan sebuah tunjangan dibuat untuk pembengkakan dan antisipasi. Siapkan 1 ukuran di atas dan 1 ukuran di bawah perkiraan. Kemudian, pasang traksi dengan 1 tangan pada batang yang lebih luas, splint yang telah dipilih akan tertarik mengarah ke atas tungkai. Splint harus mencapai tuberositas ischiadikus (atau kurang lebih perineum) dan sedikit lebih lebar sehingga 1 jari masih dapat melaluinya. Jika lingkaran terlalu besar atau terlalu kecil, pertahankan traksi sementara dicobakan ukuran berikutnya.

Thomas Splint Soft Furnishing. Ada banyak pilihan. Kain penyandang (sling) untuk menjembatani tepi-tepi besi dapat dibentuk dari potongan-potongan balutan Calico 15 cm. Amankan dengan pin besar yang dimasukkan dari bawah, dekat dengan besi bagian bawah.

Page 3: Ronald McRae Orthopaedics and Fractures

Rincian Traksi. Pada fraktur oblik yang panjang dan aposisi, tidak diperlukan manipulasi dan sistem traksi mungkin dapat diselesaikan dengan mencobakan kawat pada ujung splint. Kebiasaan melewatkan kawat medial dari bawah besi membantu mengendalikan kecendrungan rotasi lateral.

Manipulasi. Kecuali pada anak, manipulasi dianjurkan jika terjai aposisi tulang. Dengan splint pada posisinya, seorang asisten memasang traksi kuat sementara tekanan diberikan searah dengan perkiraan dari radiografi. Ketika traksi dilepaskan, tungkai tetap dalam ukuran yang sama jika halangan telah didapatkan, gunakan teleskop jika tidak. Naikkan ujung splint pada bantal sementara tungkai dibalut ke splint, menggunakan perban sekitar 15 cm. Berikan bantalan di belakang fraktur yang berperan sebagai titik tumpu; di belakang lutut untuk menjaga tetap pada posisi fleksi; dan di sepanjang bagian anterior tungkai untuk menghindari luka.

Traksi Terfiksasi. Sistm yang dimaksud merujuk kepada traksi terfiksasi dalam Thomas Splint. Penting sekali untuk mengethui prinsip-prinsip dasar sederhana. Tegangan otot (terutama quadriceps dan hamstring) cenderung mengakibatkan pemendekan yang dapat diatas dengan traksi, sebagai contoh menggunakan pin Steinman dibantu dengan kawat traksi. Jika kawat traksi terikat pada Tomas splint tanpa cincin/lingkaran, reduksi dipertahankan selama dilakukan penarikan pada kawat; terjadi pergerakan kembali jika jika kawat dilepas.