Role Play Komunikasi Dan Konseling

6
ROLE PLAY KOMUNIKASI DAN KONSELING “MASALAH REPRODUKSI” Pemain: 1. Dwi Suharti sebagai putra 2. Eka Nurjanah sebagai narator 3. Esa Pratiwi sebagai putri 4. Eva Dwi Susanti sebagai ayah 5. Febriyati Nur Rachmah sebagai ibu 6. Gustiyan Era P sebagai bidan PROLOG Di suatu desa makmur di kota yang tidak begitu besar hiduplah sebuah keluarga kecil yang bahagia dan harmonis yang terdiri dari ibu, ayah, dan 2 orang anaknya. Anak yang pertama bernama Putra berumur 18 tahun dan anak kedua bernama Putri berumur 16 tahun. Di suatu malam saat semua sedang asyik nonton TV. Ibu : “Ayah !!!” Ayah : “Ada apa bu?” Ibu : “Ayah tau nggak kalau di payudara itu teraba keras itu kenapa?” Ayah : “ Yah .. mana ayah tau. Ayah kan bukan dokter. Emangnya kenapa bu?” Ibu : “Nggak tau yah, kemarin waktu ibu lagi mandi ibu ngrasa kalau payudara ibu tuh ada yang keras. Kira-kira kenapa yah ?”

description

role play komunikasi dan konseling masalah reproduksi

Transcript of Role Play Komunikasi Dan Konseling

Page 1: Role Play Komunikasi Dan Konseling

ROLE PLAY KOMUNIKASI DAN KONSELING

“MASALAH REPRODUKSI”

Pemain:

1. Dwi Suharti sebagai putra

2. Eka Nurjanah sebagai narator

3. Esa Pratiwi sebagai putri

4. Eva Dwi Susanti sebagai ayah

5. Febriyati Nur Rachmah sebagai ibu

6. Gustiyan Era P sebagai bidan

PROLOG

Di suatu desa makmur di kota yang tidak begitu besar hiduplah sebuah keluarga kecil

yang bahagia dan harmonis yang terdiri dari ibu, ayah, dan 2 orang anaknya. Anak yang

pertama bernama Putra berumur 18 tahun dan anak kedua bernama Putri berumur 16 tahun.

Di suatu malam saat semua sedang asyik nonton TV.

Ibu : “Ayah !!!”

Ayah : “Ada apa bu?”

Ibu : “Ayah tau nggak kalau di payudara itu teraba keras itu kenapa?”

Ayah : “ Yah .. mana ayah tau. Ayah kan bukan dokter. Emangnya kenapa bu?”

Ibu : “Nggak tau yah, kemarin waktu ibu lagi mandi ibu ngrasa kalau payudara ibu tuh

ada yang keras. Kira-kira kenapa yah ?”

Putri : “Wah bu, aku pernah baca tuh tentang benjolan di payudara. Tapi aku lupa

penyakitnya apa. Tapi yang jelas itu penyakit bahaya bu.”

Putra : “Halah .. Kamu sok tau banget sih.”

Putri : “Ihhh .. Beneran kok mas, aku pernah baca di majalah apa gitu aku lupa?”

Ibu : “Masa sih, penyakit apa emangnya put?”

Putri : “Nah masalahnya putri lupa, bu?”

Putra : “Udah lah, bu. Nggak usah dipercaya si Putri. Dia kan suka asal.”

Putri : “Huhh.. Mas nggak percaya banget sih sama aku. Tunggu dulu aku inget-inget dulu

nama penyakitnya.”

Putra : “Lah namanya juga anak kecil. Kamu kapan sih bisa dipercaya. Kemarin aja kamu

bilang mau beliin mas film Harry Potter tapi nyatanya mana. Udah hampir satu

Page 2: Role Play Komunikasi Dan Konseling

bulan sejak kamu ngomong itu tapi sampe sekarang belum dibeliin juga padahal

katanya hadiah ulang tahun.”

Putri : “Hhe .. Uangnya udah aku pake buat beli apa ya. Aku lupa.”

Putra : “Tuh kan bu, yah. Yang namanya Putri tuh nggak usah dipercaya.”

Ayah : “Udah udah. Kalian berdua nih nggak bisa apa sebentar aja nggak berantem. Kalian

saudara harusnya saling mendukung dan saling menolong.”

Putri : “Mas Putra tuh, yah. Aku ngomong bener tau.”

Ibu : “Udah udah .. Kalian nggak usah berantem terus. Sana pada tidur udah malem.

Besok kan sekolah, ibu sama ayah juga besok mau ke bidan.”

Akhirnya mereka semua masuk ke kamar masing-masing.

BABAK 2

Sore harinya ayah dan ibu pergi ke tempat bidan Hana.

Ibu : “Assalamualaikum.”

Bidan : “Wa’alaikum salam.”

Silahkan masuk silahkan duduk ibu,bapak.”

Ayah : “Ya bu bidan terimakasih.”

Bidan : “Baik ibu, bapak perkenalkan saya bidan Hana. Bidan di desa ini,ada yang bisa saya

bantu.”

Ibu : “Begini bu bidan,kemarin waktu saya mandi ada hal yang aneh pada payudara saya

bu. Teraba keras bu,kira-kira saya kenapa ya bu?”

Bidan : ”Oh begitu ya bu,saya tidak bisa memutuskan ibu ini sebenarnya terkena apa,

mungkin itu adalah benjolan yang tumbuh di payudara ibu.”

Ayah : “Benjolan bu bidan?”

Bidan : “Ya pak...Maaf apa pada bulan ini ibu sudah menstruasi bu,masalahnya apabila akan

menjelang menstruasi payudara akan terasa besar tapi setelah selesai menstruasi

payudara ibu akan seperti biasa bu.”

Ibu : “Ya bu,tapi ini saya juga merasa aneh bu bidan.Saya takut seperti kata orang kalau

benjolan ini adalah kanker payudara bu.”

Bidan : “Baik bu,saya anjurkan ibu melakukan sadari.Apa ibu sudah tau apa itu sadari?”

Ibu : “Belum bu bidan?”

Bidan : “Baiklah saya minta waktunya bu kira-kira 10 menit untuk menjelaskan dan

memberikan sedikit contoh mengenai apa itu sadari. Apakah bapak, ibu bersedia?”

Ayah : “Ya bu bidan.”

Page 3: Role Play Komunikasi Dan Konseling

Bidan : “Sadari itu adalah pemeriksaan payudara sendiri. Tujuan dilakukan pemeriksaan

sadari yaitu untuk mendeteksi dini adanya benjolan atau tidak pada payudara,

karena benjolan tersebut bisa saja dicurigai sebagai kanker. Ibu dapat melakukan

pemeriksaan ini dirumah. Yang pertama ibu harus mempersiapkan alat-alat seperti

kaca atau cermin yang ukuranya besar. Lalu ibu harus mencuci tangan terlebih

dahulu dengan sabun dan air mengalir. Kemudian mengeringkan dengan handuk

bersih.”

Ibu : “Bu bidan itu bisa pakai kaca almari kan?”

Bidan : “Ya bu bisa, yang penting ibu bisa melihat seluruh tubuh bagian atas. Selanjutnya

ibu memperhatikan payudara melalui kaca, sementara kedua tangan lurus kebawah

sambil memperhatikan dengan cermat dan teliti apakah simetris atau sejajar dan

sama antara kanan dan kiri, ibu harus memperhatikan bentuk puting susu,

perubahan kulit yang terjadi apakah normal atau tidak. Kemudian terdapat luka

atau tidak.” (bidan sambil mempraktekannya)

Ibu : “Oh seperti itu ya bu bidan.”

Bidan : “Ya bu. Lalu ibu memperhatikan kembali payudara di depan kaca sementara kedua

lengan lurus ke atas sambil memperhatikan apakah ada tarikan pada permukaan

kulit. Selanjutnya ibu memperhatikan kedua payudara dengan kedua tangan

dipinggang, perhatikan secara khusus seperempat bagian payudara sebelah luar

atas kanan dan kiri dan memijat daerah sekitar puting susu secara perlahan

bergantian kanan dan kiri dari areola.”

Ibu : “Areola itu apa ya bu bidan?”

Bidan : “Areola adalah bagian dari payudara yang berwarna kecoklatan yang mengelilingi

puting susu, kemudian ibu memperhatikan apakah ada cairan abnormal yang keluar

dari areola. Langkah selanjutnya mengangkat satu tangan ke atas kepala, raba

payudara dengan cara tiga jari dirapatkan, digerakkan, mmutar dengan tekanan

lembut tapi mantap searah dengan jarum jam bergantian payudara kiri dan kanan.

Langkah yang terakhir ibu berbaring pada lengan kanan di bawah kepala sementara

punggung kanan diganjal dengan bantal kecil, kemudian seluruh permukaan

payudara kanan diraba dengan tiga pucuk jari yang dirapatkan. Digerakkan

memutar dengan tekanan lembut tapi mantap. Ini dilakukan bergantian dengan

payudara yang kiri ya bu.” (sambil mempraktekan)

Ibu : “Oh susah-susah gampang ya bu bidan.”

Page 4: Role Play Komunikasi Dan Konseling

Bidan : “Ya bu. Baik dari penjelasan tadi mengenai pemeriksaan payudara sendiri apakah

ada yang belum jelas? Atau ibu ada yang ingin ditanyakan lagi?”

Ibu : “Ya bu, insya Allah saya sudah jelas.”

Bidan : “Baiklah kalau ibu sudah jelas saya akan berrtanya sedikit kepada ibu untuk

memastikan apakah ibu benar-benar sudah paham. Untuk mengetahui apakah ada

cairan yang tidak normal yang keluar itu bagaimana bu?”

Ibu : “Hmm..dengan memijat daerah sekitar puting susu secara perlahan, bergantian kanan

dan kiri kemudian mengamati apakah ada cairan yang keluar atau tidak dari areola

ya kan bu bidan?”

Bidan : “Ya bu benar sekali. Selanjutnya bagaimana arah pemijatan yang dilakukan untuk

meraba payudara bu?”

Ibu : “Dengan cara tiga jari dirapatkan kemudian memutar, tekanannya lembut dan searah

jarum jam. Apakah begitu bu bidan?”

Bidan : “Ya bu, saya rasa dari jawaban yang ibu berikan sepertinya ibu sudah paham

mengenai pemeriksaan sadari. Apakah ada hal lain yang ingin ibu tanyakan?

Ibu : “Sudah cukup bu, terima kasih atas penjelasannya.”

Bidan : “Ya bu, kalau nanti ibu ada masalah atau ingin mengetahui informasi ibu bisa datang

kembali.”

Ayah : “Terimakasih bu bidan.”

Bidan : “Ya pak sama-sama.”

Ibu : “Ya bu, kami pamit dulu.”

Bidan : “Ya silahkan.”

Setelah mendapatkan penjelasan dari bu bidan, suami istri tersebut berpamitan dan kembali

menuju ke rumah. Mereka sekarang sudah mengetahui tentang pemeriksaan payudara sendiri.