RKS JIDES.pdf

19
1 SPESIFIKASI TEKNIS Pasal 1 Penjelasan Umum 1.1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah - PEMBANGUNAN KONSTRUKSI JIDES KELOMPOK TANI LASONGKO, DUSUN SALUANNA DESA BURAU, KEC. BURAU 1.2. Pekerjaan harus sesuai dengan : a. Uraian dan syarat-syarat umum pekerjaan ini (Spesifikasi Umum Cipta Karya). b. Semua gambar-gambar perencanaan yang telah dibuat oleh konsultan perencana dan telah diketahui oleh Pengelola Teknik Proyek. c. Petunjuk-petunjuk dari Pemimpin Proyek dan unsur-unsur teknik lainnya baik lisan maupun tertulis. d. Syarat-syarat umum untuk pelaksanaan pemborongan pekerjaan umum di Indonesia (A.V. 1941). e. Syarat-syarat perburuhan f. Standar bahan/material dan peralatan Semua bahan/material maupun peralatan yag dipasang secara permanen harus baru dan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan, jika menggunakan di luar yang ditentukan dalam spesifikasi harus dibuat amandemen. Jika tidak disebutkan dalam spesifikasi penggunaan bahan/material maupun peralatan yang dipergunakan dalam pelaksanaan konstruksi maka dapat dipergunakan daftar standar yang dikeluarkan oleh organisasi resmi sebagai berikut : PKKI : Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia PBI : Peraturan Beton Indonesia SII : Standar Industri Indonesia HGPS : Hydraulic Gate and Penstock Association Japan JRA : Japan Road Association

Transcript of RKS JIDES.pdf

Page 1: RKS JIDES.pdf

1

SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 1

Penjelasan Umum

1.1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah

- PEMBANGUNAN KONSTRUKSI JIDES KELOMPOK TANI

LASONGKO, DUSUN SALUANNA DESA BURAU, KEC. BURAU

1.2. Pekerjaan harus sesuai dengan :

a. Uraian dan syarat-syarat umum pekerjaan ini (Spesifikasi Umum Cipta

Karya).

b. Semua gambar-gambar perencanaan yang telah dibuat oleh konsultan

perencana dan telah diketahui oleh Pengelola Teknik Proyek.

c. Petunjuk-petunjuk dari Pemimpin Proyek dan unsur-unsur teknik lainnya baik

lisan maupun tertulis.

d. Syarat-syarat umum untuk pelaksanaan pemborongan pekerjaan umum di

Indonesia (A.V. 1941).

e. Syarat-syarat perburuhan

f. Standar bahan/material dan peralatan

Semua bahan/material maupun peralatan yag dipasang secara permanen

harus baru dan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan, jika

menggunakan di luar yang ditentukan dalam spesifikasi harus dibuat

amandemen.

Jika tidak disebutkan dalam spesifikasi penggunaan bahan/material

maupun peralatan yang dipergunakan dalam pelaksanaan konstruksi

maka dapat dipergunakan daftar standar yang dikeluarkan oleh organisasi

resmi sebagai berikut :

PKKI : Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia

PBI : Peraturan Beton Indonesia

SII : Standar Industri Indonesia

HGPS : Hydraulic Gate and Penstock Association Japan

JRA : Japan Road Association

Page 2: RKS JIDES.pdf

2

SSPC : Steel Structures Painting Council

ASBR : (Water and Power Resources Service, United States

Departement of the Interior (Formerly United States

Bureau of Reclamation).

AWS : American Welding Society

ASTM : American Society for Testing and Materials

AISA : American Iron and Steel Institute

ACI : American Conrete Institute

JCEA : Japan Civil Engineer Association

AASHTO : American Association of State Highways and Transportaion

Officials

JIS : Japanese Industrian Standard

g. Risalah Berita Acara Penjelasan Pekerjaan

1.3. Pekerjaan Pendahuluan

a. Dalam waktu 14 hari setelah menerima surat perintah, kontraktor harus

mengirimkan Rencana Pelaksanaan Kerja, Metode Pelaksanaan dan Laporan

Kegiatan secara rinci yang sesuai rencana kerja global yang telah diajukan

dalam pelelangan. Rincian tersebut harus mencantumkan Program

Pelaksanaan:

Mobilisasi/Demobilisasi

Survey dan Testing Lapangan

Daftar Bahan dan Peralatan Khusus

Kemungkinan Kelambatan Pekerjaan

b. Rencana pelaksanaan kerja disusun dalam bentuk bagan (Bar Chart dan/atau

S-Curve).

c. Mobilisasi/demobilisasi tenaga kerja dan peralatan serta pengadaan bahan

material.

d. Pelaksana lapangan yang cakap/terampil sesuai bidang disiplin ilmunya.

e. direksi keet, dengan ketentuan sebagai berikut :

Ukuran bangunan 3 x 4 m untuk Direksi Keet

Tiang dari kayu kelas III Lokal ukuran 10/10 cm.

Page 3: RKS JIDES.pdf

3

Rangka atap dan dinding kayu dari kayu kelas III Lokal ukuran 5/10 dan

5/7 cm.

Pada lantai digunakan Rabat Beton 1pc : 3psr : 5krl

Dinding terbuat dari tripleks 3 mm yang dilengkapi pintu dan jendela

yang cukup untuk penerangan jendela udara.

Atap seng gelombang BJLS 0,20 / BWG 34.

Ruang Direksi Dilengkapi kursi meja ½ biro, papan tempel ukuran 122 x

244 cm, White board ukuran 122 x 122 cm, gambar pelaksanaan dan

bester serta jadwal pelaksanaan pekerjaan, perlengkapan P3K/obat-

obatan.

Contoh material yang akan digunakan/diuji.

f. Papan Nama Proyek

g. Dokumen kontrak

Konsep dokumen kontrak disiapkan oleh Pemilik Pekerjaan namun

penggandaannya oleh kontraktor.

Jumlah dokumen kontrak sebanyak yang telah ditetapkan pada syarat-

syarat administrasi, kontraktor harus menyiapkan maksimum 5 (lima) set

untuk pelaksanaan di lapangan. Jumlah tersebut sudah termasuk yang

harus disiapkan oleh kontraktor untuk Direksi Pekerjaan dan Engineer

Konsultan yang ditunjuk.

h. Gambar-gambar kerja yang selalu siap di lapangan

i. Laporan

1.4. Laporan

Kontraktor harus membuat laporan kegiatan pekerjaan dengan menggunakan

format yang telah disetujui oleh Direksi.

a. Buku harian yang mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan

dan detail-detail penting dari unsur teknik.

b. Laporan harian, berisi hal-hal berikut :

Kondisi musim/cuaca

Jumlah staf dan pekerja yang bekerja

Jumlah dan jenis material dan peralatan di lapangan

Page 4: RKS JIDES.pdf

4

Laporan kemajuan pekerjaan, termasuk lokasi serta perhitungan volume

setiap hari.

Kejadian yang menghambat pekerjaan.

Kejadian atau kondisi yang mengakibatkan keterlambatan kemajuan

(progres) pekerjaan.

Semua informasi yang berkaitan dengan pekerjaan.

e. Laporan Mingguan

Setiap akhir minggu dibuat laporan dengan format yang telah disetujui

dan membuat program rencana kerja minggu berikutnya.

Setiap satu minggu sekali diadakan rapat antara personil inti dari

kontraktor dengan Direksi lapangan untuk membahas kelancaran

pekerjaan.

d. Laporan Bulanan

Setiap tanggal 25 bulan berjalan, Kontraktor harus sudah membuat

laporan dengan menggunakan format yang telah disetujui. Laporan

tersebut meliputi laporan fisik dan laporan keuangan.

Laporan berisi (tidak mutlak dibatasi) hal-hal sebagai berikut :

Secara rinci uraian pekerjaan yang dilaksanakan pada periode bulan

tersebut.

Ringkasan komulatif kemajuan fisik dan progres keuangan untuk setiap

kegiatan utama.

Prosentase hasil kera terhadap seluruh pekerjaan yang tercantum

dalam kontrak.

Penjelasan penyebab keterlambatan pelaksanaan dan usulan

pemecahan untuk mengejar ketinggalan dan kehilangan waktu.

Rencana kerja bulan berikutnya.

Daftar peralatan mesin-mesin konstruksi dan bahan/material yang

digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan termasuk mesin-mesin yang

baru didatangkan maupun yang dikeluarkan dari lokasi lapangan

pekerjaan termasuk periode mesin-mesin dan peralatan tidak

digunakan.

Page 5: RKS JIDES.pdf

5

Jumlah total volume dari jenis pekerjaan yang tercantum dalam daftar

volume (Bill of Quantity).

Kondisi cuaca secara umum, termasuk pencatatan periode serta

intensitas hujan setiap hari.

Daftar kecelakaan :

Masuk rumah sakit atau meninggal bila ada.

Kerusakan pekerjaan

Kerusakan hunian, material dan peralatan.

Schedule progres kemajuan yang menunjukkan tanggal penerimaan

dan jumlah dan tagihan yang dikirim tetapi belum dibayar.

Perkiraan jumlah pembayaran dari pemilik untuk bulan periode

berikutnya.

Foto-foto pelaksanaan pekerjaan pada bulan tersebut.

e. Foto-foto Pelaksanaan Pekerjaan

Kontraktor harus membuat foto yang menggambarkan kemajuan

pelaksanaan pekerjaan, foto harus menunjukkan keadaan sebelum

dimulai pelaksanaan, sedang dalam pelaksanaan dan setelah selesai

pelaksanaan. Pengambilan fot harus dalam satu titk dan arah yang sama.

Tiga lembar cetak foto untuk setiap pemotretan harus diserahkan kepada

Direksi dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari.

Ukuran foto 3R

Setiap foto harus dilampirkan sebagai berikut :

Penjelasan ringkas, termasuk lokasi dan kode nomor

Nomor foto dan tanggal pengambilan

Nama kontraktor

Nama proyek

Negatif film harus diserahkan juga kepada Direksi dengan diberi label dan

mudah disimpan.

1.5. Gambar-Gambar Pelaksanaan

Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan yang cermat terutama ukuran-

ukurannya maupun dimensi dari segi yang tertera di dalam gambar rencana

tersebut. Bila ada yang tidak sesuai atau kurang jelas harus dikonfirmasikan

Page 6: RKS JIDES.pdf

6

kepada Direksi. Semua yang meragukan harus dimintakan penegasan dari

Direksi dalam bentuk tertulis.

a. Format Gambar

Bahasa

Semua gambar dan data perhitungan pendukungnya yang harus

disiapkan oleh kontraktor menggunakan bahasa Indonesia, bila ada

gambar yang berbahasa asing diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Satuan

Semua satuan menggunakan sistem metrik.

Ukuran

Semua gambar menggunakan ukuran standard, JIS, ukuran A3 , kecuali

ada perintah lain atau persetujuan dari Direksi.

Judul

Konsep tentang judul maupun format semua gambar yang disiapkan oleh

kontraktor, ditunjukkan terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan

Direksi.

Penomoran

Referensi penomoran gambar menggunakan sistem penomoran gambar

teknik. Urutan penomoran akan ditetapkan oleh Direksi. Bila kontraktor

bermaksud memberikan referensi penomoran untuk kepentingan sendiri

bisa menambahkan kolom pada kolom-kolom judul.

Indeks Gambar

Tiap-tiap gambar yang dihasilkan diberikan indeks. Lembaran-lembaran

indeks gambar harus diserahkan kepada direksi.

b. Gambar di lapangan

Semua lembaran gambar yang paling akhir mendapatkan persetujuan revisi

oleh direksi segera dikirim ke kantor lapangan kontraktor.

Gambar-gambar tersebut harus selalu ada di lapangan dan sewaktu-waktu

selalu dapat dipergunakan untuk pemeriksaan oleh Direksi.

Gambar pelaksanaan (Construction Drawing)

Semua gambar untuk dilaksanakan (construction drawing) diberikan oleh

Pemilik yang disiapkan oleh Konsultan.

Page 7: RKS JIDES.pdf

7

Dalam gambar ini jelas menunjukkan tata letaknya, dimensinya, jenis

konstruksinya dan seterusnya seperti yang disebutkan dalam spesifikasi

atau petunjuk direksi.

Gambar Kerja (Working Drawing)

Kontraktor harus membuat gambar kerja (working drawing) dan

gambar tersebut mengacu pada gambar untuk dilaksanakan

(construction drawing) yang diberikan oleh pemilik pekerjaan.

Gambar kerja harus detail dan dicantumkan jumlah material yang

digunakan (bar bending schedule, list of material, dll), juga

mempertimbangkan kemudahan pemeriksaan/inspeksi dari prosedur

kerja maupun metode pelaksanaan yang akan dikerjakan di lapangan

oleh Kontraktor.

Gambar kerja diajukan kepada Direksi sebanyak 3 (tiga) rangkap

untuk dilakukan pemeriksaan sampai mendapatkan persetujuan. Bila

ada perubahan dalam gambar kerja, maka harus dalam bentuk tertulis

yang ditandatangani oleh Direksi dan gambar perubahan ini

merupakan bagian daripada Gambar Kerja.

Dari gambar kerja yang telah disetujui, ternyata setelah

memperhatikan kondisi pondasi, hasil galian maupun hasil test

laboratorium, konstruksi yang dikehendaki lain dan perlu perubahan

gambar kerja, maka perubahan tersebut harus dalam bentuk tertulis

dari Direksi pekerjaan. Semua biaya gambar kerja berikut perubahan-

perubahannya menjadi beban kontraktor.

Gambar kerja dalam beberapa item pekerjaan juga digunakan sebagai

dasar acuan pengajuan Tagihan Pembayaran (Monthly Payment)

Kontraktor.

Gambar Fasilitas/Bangunan Sementara

Dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulai pekerjaan dari

tiap seksi pekerjaan, kontraktor harus sudah mengirimkan gambar-

gambar fasilitas/bangunan sementara yang akan dipergunakan di daerah

areal proyek seperti gambar gudang, rencana kantor, tempat

penyimpanan peralatan mesin, asrama pekerja dan bangunan, bangunan

Page 8: RKS JIDES.pdf

8

lainnya yang diusulkan oleh kontraktor. Gambar-gambar harus

mendapatkan persetujuan dari Direksi.

Bila ternyata dalam pelaksanaan ada perubahan, kontraktor juga harus

mendapatkan persetujuan dari Direksi perihal perubahan tersebut baik

dari segi lokasi maupun konstruksinya.

Gambar Terlaksana (As Built Drawing)

1. Selama pelaksanaan konstruksi pekerjaan, kontraktor harus mengikuti

seksama dan mencocokkan dengan gambar kerja. Ketidakcocokan

dengan gambar kerka yang telah disetujui, supaya dicantumkan

perubahan-perubahannya dan konstruksi pekerjaan yang dikerjakan

sesuai dengan keadaan yang dikerjakan/dengan keadaan sebenarnya

untuk selanjutnya dibuat gambar terlaksana.

2. Penyesuaian gambar dengan pelaksana pekerjaan di lapangan akan

diadakan pemeriksaan oleh Direksi Teknik.

Bila dari hasil pemeriksaan ternyata ditemukan ketidak sesuaian maka

dalam jangka 14 (empat belas) hari, kontraktor harus telah

memperbaiki gambar tersebut, sehingga gambar terlaksana benar-

benar sesuai dengan yang dilaksanakan di lapangan.

Setelah mendapatkan persetujuan maka Kontraktor menggandakan di

samping untuk keperluannya sendiri, sebanyak 3 (tiga) set diserahka

kepada Direksi/Engineer.

3. Gambar terlaksana harus dibuat di atas, kertas A3 yang berkualitas

baik dari memudahkan dalam penggandaannya. Selanjutnya gambar

terlaksana yang telah selesai dan telah mendapatkan persetujuan dari

Direksi/Engineer diserahkan kepada pemilik pekerjaan oleh kontraktor.

4. Dalam jangka waktu 1 (satu) bulan setelah penandatanganan serah

terima pekerjaan 100%, kontraktor harus sudah menyerahkan gambar

terlaksana lengkap yang terdiri dari :

a. 1 (satu) set gambar lengkap dalam kertas A3 berkualitas baik.

b. 3 (tiga) set gambar lengkap cetakan ukuran penuh (A3)

c. 10 (sepuluh) set gambar lengkap, dengan uk. diperkecil menjadi

A3.

Page 9: RKS JIDES.pdf

9

Gambar-Gambar Lain

Selain gambar-gambar yang disebutkan di atas, gambar-gambar lain yang

masih diperlukan dalam pelaksanaan seperti gambar metode

pelaksanaan, skema diagram ataupun grafik jadwal pelaksanaan

pekerjaan, harus diserahkan juga untuk mendapatkan persetujuan dari

Direksi/Engineer.

1.6. Jika ada perbedaan gambar dan syarat-syarat teknik, maka syarat-syarat teknik

yang harus diikuti. Jika ada perbedaan pada gambar dan atau ukuran-ukuran

maka gambar skala yang lebih besar yang diikuti, dan jika terdapat keragu-

raguan dari isi dokumen proyek, maka kontrakor harus mendiskusikan atau

minta penjelasan pada direksi teknik, dan dalam terjadi pertentangan isi antara

dokumen-dokumen yang ada maka yang menentukan adalah tingkat “kekuatan”

dari dokumen yang dimaksud sebagaimana telah ditetapkan dalam salah satu

bagian dari dokumen proyek.

1.7. Survey dan Pengukuran Kembali

a. Paling lambat 14 hari setelah penandatanganan kontrak, kontraktor

diwajibkan untuk melaksanakan survey lapangan yang lengkap terhadap

kondisi fisik dan struktur jalan lama. Kemudian harus mengajukan atau

menyerahkan laporan lengkap dan detail dari hasil survey ini kepada direksi

teknik. Laporan itu berupa rencana kerja secara tertulis, menjelaskan secara

terperinci urutan-urutan dan cara pelaksanaan pekerjaan, termasuk hal-hal

khusus bila perlu, misalnya cuaca/curah hujan dan sebagainya.

b. Titik referensi atau Bench Mark (BM), telah ditetapkan oleh Pemilik di

lapangan seperti dapat diperiksa di dalam gambar.

Pengecekan BM sebelum digunakan sebagai pedoman kordinat dan elevasi

harus diadakan pengecekan dan verifikasi tentang akurasinya.

Kontraktor harus membuat titik referensi/BM sementara untuk kepentingan

kontraktor sendiri dalam melaksanakan pekerjaan, tetapi setiap titik/BM

sementara harus mendapat persetujuan direksi lapangan.

c. Kontraktor harus menyampaikan secara Direksi, rencana pemasangan patok-

patok dalam waktu tidak kurang dari 48 jam, mendahului pelaksanaannya.

Pematolan dilakukan oleh kontraktor di bawah supervisi direksi dan bila

Page 10: RKS JIDES.pdf

10

dianggap perlu direksi dapat melakukan perubahan-perubahan di lapangan

dan dalam hal ini akan disampaikan secara tertulis kepada kontraktor.

d. Kontraktor harus mempersiapkan alat-alat ukur yang diperlukan di lapangan

sehubungan dengan pekerjaan ini, termasuk yang diperlukan oleh direksi

untuk pengecekan.

1.8. Peralatan

Kontraktor harus mengajukan daftar peralatan yang akan digunakan dalam

pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan schedule pada rencana dan kontraktor

mempersiapkan peralatan lapangan sebelum pelaksanaan dimulai seperti tanda

pengaman lalu lintas, rol meter, mal ukuran kemiringan, papan nama proyek

dan foto keadaan.

1.9. Bahan Bangunan

Bahan bangunan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat minimal seperti

yang ditetapkan dalam peraturan umum mengenai bangunan di Indonesia.

a. Air

Air untuk pengecoran beton harus air tawar yang tidak mengandung mineral

dan alkalide. Selanjutnya harus memenuhi syarat-syarat yang sebagaiman

diuraikan dalam PBI-1971 dan PUBB (NI-12) 1971.

b. Portland Cement (PC)

Digunakan Portland Cement (PC) biasa yang mempunyai kualitas mineral

sampai dengan S.400 ,berdasarkan kualifikasi yang diteatpkan dalam NI-8.

Semen yang telah mengeras/membantu atau berbungkah tidak boleh

dipergunakan lagi.

c. Pasir

Pasir pasangan dan pasir beton dipergunakan pasir yang memenuhi syarat

baik dan bersih, tidak mengandung lumpur serta tidak terlalu halus telah

disetujui oleh Pihak Direksi. Selanjutnya harus memenuhi syarat-syarat

sebagaimana yang diuraikan dalam PBI-1971 dan PUBB (NI-12) 1971.

Page 11: RKS JIDES.pdf

11

d. Batu

Untuk pasangan pondasi dipakai batu gunung atau batu kali yang sudah

pecah jenis keras, bersih dan permukaan tidak licin, ukuran besar rata-rata

20 cm. Sedangkan untuk pasangan tembok dipakai batu-bata kualitas baik

dan telah mendapat persetujuan direksi.

e. Kayu

Kayu yang digunakan adalah kayu kelas III Lokal.

f. Kerikil

Kerikil beton yang digunakan adalah kerikil cipping yang tidak mengandung

lumpur. Sumber quarry yang direkomendasikan mengunakan pasir dari

daerah tomoni.

g. Besi Beton

Besi beton digunakan besi U24 sesuai syarat atau peraturan Bahan

Bangunan Indonesia.

h. Timbunan Pilihan

Timbunan pilihan harus terdiri dari bahan tanah atau batu yang memenuhi

ketentuan SNI 03-1744-1989 dan SNI 03-1742-1989 atau disetujui secara

tertulis oleh Direksi pekerjaan.

1.10. Sumber Material

Kontraktor harus mencari sendiri sumber-sumber bahan sub base yang

memenuhi syarat dan mengajukan daftar kepada direksi mengenai sumber

(asal) subbase yang akan digunakan. Direksi bersama kontraktor mengambil

contoh material tersebut untuk keperluan pemeriksaan sebelum memberikan

persetujuannya, biaya-biaya untuk itu menjadi tanggungan kontraktor.

1.11. Pemeriksaan testing dan persetujuan

Kontraktor harus menyerahkan hasil pemeriksaan sebelum sumber bahan

tersebut dieksploitir. Segala biaya yang menyangkut pemeriksaan tersebut

menjadi tanggungan kontraktor. Material-material yang contohnya masih dalam

tahap pemeriksaan, atau sifat-sifatnya meragukan belum diperkenakan untuk

dibawah ke job site, dan bila material yang telah ada di job site ternyata tidak

memenuhi syarat yang ditetapkan, direksi berhak untuk menolaknya dan

kontraktor harus segera menyingkirkannya atas biaya sendiri.

Page 12: RKS JIDES.pdf

12

1.12. Penyimpanan Material

1) Harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak mengalami perubahan

komposisi (segregasi) dan sedapat mungkin ditumpuk di tempat yang

ditunjuk/ disetujui direksi. Segala biaya yang dikeluarkan termasuk ganti

rugi bila penyimpanan tersebut berada di luar batas penguasaan jalan,

menjadi tanggungan kontraktor.

2) Penempatan material harus diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu

lalu lintas dan tidak mengurangi mutu material dalam pelaksanaan

pekerjaan.

3) Jenis bahan material yang akan dimasukkan ke dalam lokasi harus

mendapatkan persetujuan terlebih dahulu oleh pengawas lapangan dengan

memberikan contoh bahan.

4) Bahan material yang ditolak harus dikeluarkan dari lokasi proyek atas

tanggungan/biaya pemborong sendiri selambat-lambatnya 2 x 24 jam sejak

waktu ditolak bahan material tersebut.

1.13. Persyaratan Material

Semua material harus bersih dan kotoran-kotoran, bahan-bahan organik dan

bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki. Material yang dipakai sebagai bahan

pasangan adalah Batu gnung/Batukali yang penggunaannya masing-masing

dijelaskan dalam petunjuk teknis Departemen PU Bina Marga dan diupayakan

bahan yang berada di sekitar lokasi.

1.14. Biaya-Biaya

Kontraktor menanggung segala biaya ganti rugi/kompensasi biaya-biaya

retribusi dan sebagainya yang sehubungan dengan pengambilan/

penandatanganan material-material tersebut, namun tidak ada mata

pembiayaan khusus untuk hal ini sehingga kesemuanya telah harus

diperhitungkan dalam harga satuan material tersebut.

Page 13: RKS JIDES.pdf

13

Pasal 2

Penjelasan Khusus

A. Lingkup Pekerjaan

- PEMBANGUNAN KONSTRUKSI JIDES KELOMPOK TANI LASONGKO,

DUSUN SALUANNA DESA BURAU, KEC. BURAU

B. Umum

1. Mobilisasi

Kegiatan mobilisasi adalah tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang

harus dilaksanakan. Cakupan Kegiatan Mobilisasi adalah sebagai berikut :

Peralatan

Mobilisasi peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang tercantum dalam

penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan dimana peralatan

tersebut akan digunakan dalam kontrak ini.

Fasilitas Kontraktor

Kontraktor harus menyediakan Direksi Keet Untuk Pengelolaan dan

pengawasan Proyek. direksi Keet Harus ditempatkan sesuai dengan lokasi

umum dan denah lapangan yang telah disetujui oleh Direksi dan

penempatannya harus diusahakan sedekat mungkin dengan daerah kerja.

Material Dan ukuran bangunan tersebut telah dijelaskan pada pasal 1

Penjelasan Umum.

Demobilisasi

Kegiatan Demobilisasi meliputi Pembongkaran tempat kerja oleh kontraktor

pada saat akhir kontrak, termasuk pemindahan semua peralatan, instalasi,

dan perlengkapan lainnya dari lokasi pekerjaan dan pengembalian kondisi

tempat kerja menjadi kondisi seperti semula.

Page 14: RKS JIDES.pdf

14

2. Pemeliharaan lalu lintas

Kegiatan pemeliharaan lalu lintas untuk menjamin bahwa selama pelaksanaan

pekerjaan semua jalan lama tetap terbuka untuk lalu lintas dan dijaga dalam

kondisi aman dan dapat digunakan.

3. Rekayasa lapangan

Kegiatan rekayasa lapangan untuk mencari kesesuaian antara rancangan asli

yang ditunjukkan dalam gambar dengan segala kebutuhan aktual lapangan.

C. Pekerjaan Galian

1. Uraian

Pekerjaan harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan, atau

penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari jalan atau sekitarnya yang

diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan dalam kontrak ini. Galian struktur

mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan yang disebut

atau ditunjukkan dalam gambar untuk struktur. Setiap galian yang

didefinisikan sebagai galian biasa atau galian batu tidak dapat dimasukkan

dalam galian struktur. Pemanfaatan kembali bahan galian harus mendapat

persetujuan terlebih dahulu Oleh Direksi pekerjaan.

2. Prosedur Penggalian

Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang

ditentukan dalam gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan harus

mencakup pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai,

termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu dan bahan perkerasan

lama, yang tidak digunakan untuk pekerjaan permanen. Pekerjaan galian

harus dilaksanakan dengan gangguan seminimal mungkin terhadap bahan di

bawah atau di luar batas galian. Galian untuk saluran harus cukup ukurannya

sehingga memungkinkan pemasangan dengan benar, pengawasan, dan

pemadatan penimbunan kembali di bawah dan di sekeliling pekerjaan.

Kontraktor harus bertanggungjawab terhadap seluruh pengaturan dan biaya –

biaya yang diperlukan untuk pembuangan bahan galian yang tidak terpakai ,

juga termasuk pengangkutan hasil galian ke tempat pembuangan akhir dan

perolehan ijin dari pemilik atau penyewa tanah dimana pembuangan akhir

tersebut akan dilakukan. Bahan galian yang mengandung tanah yang sangat

Page 15: RKS JIDES.pdf

15

organik, tanah gambut, sejumlah besar akar atau bahan tetumbuhan lainnya

dan tanah kompresif yang menyulitkan pemadatan bahan di atasnya atau

yang dapat mengakibatkan kegagalan atau penurunan yang tidak

dikehendaki, harus diklasifikasikan sebagai bahan yang tidak memenuhi syarat

untuk digunakan sebagai timbunan. Permukaan galian tanah yang telah

selesai dan terbuka terhadap aliran air permukaan harus cukup rata dan harus

memiliki cukup kemiringan untuk menjamin pengaliran air yang bebas dari

permukaan itu tanpa terjadi genangan.

D. Pekerjaan Timbunan Piihan

Jenis timbunan pilihan ditentukan atau disetujui secara tertulis oleh Direksi

pekerjaan. Dalam segala hal semua timbunan pilihan bila diuji sesuai dengan

SNI 03-1744-1989, memiliki CBR paling sedikit 10 % setelah 4 hari

perendaman bila dipadatkan sampai 100 %, kepadatan kering maksimum

sesuai dengan SNI-03-1742-1989.

Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang

tidak diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi

pekerjaan.

Penghamparan timbunan harus ditempatkan disisi luar sayap pasangan lining

saluran dalam lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi

toleransi tebal lapisan yang diisyaratkan..

Setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus

dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui oleh

Direksi pekerjaan.

Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air

bahan berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1 % di

atas kadar air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar

air pada kepadatan kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah

dipadatkan sesuai dengan SNI 03-1742-1989.

Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar .Apabila pada daerah

pemadatan terdapat struktur bangunan maka pemadatannya mengunakan

tenaga manual.

Page 16: RKS JIDES.pdf

16

E. Pasangan Batu Kali

1. Uraian

Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang retak atau ipis dan harus dari

jenis yang diketahui awet. Bila perlu batu harus dibentuk untuk

menghilangkan bagian yang tipis dan lemah. Batu harus rata, lancip, atau

lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling mengunci bila dipasang

bersama-sama. Batu harus memiliki ketebalan tidak kurang dari 15 cm, lebar

tidak kurang dari satu setengah kali tebalnya dan panjang yang tidak kurang

satu setengah kali lebarnya.

2. Prosedur Pelaksanaan

Landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm tebalnya harus dipasang pada

pondasi yang disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu

pada lapisan pertama. Batu besar pilihan harus digunakan untuk lapis dasar

dan pada sudut-sudut. Perhatian harus diberikan untuk menghindarkan

pengelompokkan batu yang berukuran sama. Batu harus dipasang dengan

muka yang terpanjang mendatar dan muka yang tampak harus dipasang

sejajar dengan muka dinding dari batu yang terpasang. Batu harus ditangani

hingga tidak menggeser atau memindahkan batu yang telah terpasang.

Menggelindingkan atau menggulingkan batu pada pekerjaan yang baru

dipasang tidak diperkenankan. Tebal landasan adukan harus pada rentang 2

cm sampai 5 cm dan merupakan kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa

seluruh rongga antara batu terisi penuh. Dinding dari pasangan batu harus

plesteran top (kepala saluran) dan lantai, serta siaran ( voeg ) yang

ditunjukkan pada gambar yang telah ditentukan.

F. Pekerjaan Beton

1. Uraian

Pekerjaan yang diisyaratkan dalam seksi ini harus mencakup pelaksanaan

seluruh struktur beton termasuk tulangan sesuai dengan spesifikasi dan sesuai

dengan garis, elevasi, kelandaian dan dimensi yamg ditunjukkan dalam

gambar dan sebagaimana yang diperlukan Direksi Pekerjaan.

Page 17: RKS JIDES.pdf

17

2. Prosedur Pelaksanaan

Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah jenis semen portland

yang memenuhi AASHTO jenis IA, IIA, IIIA, dan IV. Terkecuali diperkenankan

bahan tamabahan (aditif) yang dapat menghasilkan gelembung udara dalam

campuran tidak boleh digunakan.

Air yang digunakan dalam campuran haruslah bersih dan bebas dari bahan

yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organik.

Untuk agregat kasar dan halus harus sesuai dengan gradasi yang telah

ditentukan. Agregat kasar harus dipilih sedemikina sehingga ukuran partikel

terbesar tidak lebih dari ¾ jarak minimum antara baja tulangan atau baja

tulangan dengan acuan.

Sebelum pengecoran dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain harus

sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat

pengecoran.

Acuan yang dibuat harus kokoh dan dibuat sedemikian rupa sehingga dapat

dibongkar tanpa merusak beton.

Segera sebelum pengecoran dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau

diolesi minyak di sisi dalamnya agar mudah dalam pembongkaran.

Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan

sambungan konstruksi ( Construction Joint ) yang telah disetujui sebelumnya

atau sampai selesai.

Page 18: RKS JIDES.pdf

18

Pasal 3

Pekerjaan Pembersihan, Selesai dan Tambahan

A. Pekerjaan Pembersihan

1. Pembersihan Selama Pelaksanaan

a. Pihak kontraktor harus melaksanakan pembersihan rutin lokasi daerah dari

tumpukan-tumpukan bahan sisa, sampah dan kotoran lainnya.

b. Menjamin bahwa sistem drainase terbebas dari kotoran.

c. Menjaga kebersihan secara teratur, rambu-rambu lalu lintas dan sejenisnya.

d. Siapkan di daerah kerja tempat-tempat sampah untuk pengumpulan bahan-

bahan sisa, kotoran dan sampah sebelum dibuang.

2. Pembersihan Akhir

a. Semua sisa bahan, setelah pekerjaan selesai harus diangkut keluar lokasi.

b. Setelah pekerjaan dinyatakan selesai maka semua bangunan baru yang kotor

harus dicuci dan dibersihkan.

c. Semua macam pekerjaan telah diselesaikan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

B. Pekerjaan Selesai

Pekerjaan dianggap selesai jika :

a. Pembersihan daerah Proteksi telah selesai dikerjakan

b. Pekerjaan telah diperiksa secara bersama oleh direksi pekerjaan sesuai

ketentuan yang berlaku.

C. Pekerjaan Tambahan

a. Selain rencana kerja syarat-syarat ini maka semua ketentuan administrasi,

pemeriksaan bahan, mutu serta ketentuan lain dari pemeriksaan yang

menyangkut pelaksanaan bahan mutu pekerjaan ini termasuk pula sebagai

syarat-syarat yang harus dipenuhi dan ditaati.

b. Semua akibat yang timbul dari pelaksanaan pekerjaan yang keliru/kelalaian

kontraktor adalah menjadi tanggung jawab kontraktor.

c. Biaya pemeliharaan dan sejenisnya sampai bangunan diserahkan untuk kedua

kalinya menjadi tanggungan rekanan.

Page 19: RKS JIDES.pdf

19

Pasal 4

P e n u t u p

1. Hal-hal yang belum diatur dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini, akan

diatur dalam Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan (Kontrak).

2. Semua batasan (definisi) dan ketentuan-ketentuan dalam RKS ini berlaku pula

untuk kontrak.

3. RKS ini merupakan dokumen lelang yang tidak terpisahkan dengan Surat

Perjanjian Pekerjaan (Kontrak).