Rks Dermaga 1

12
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat BAB I SYARAT-SYARAT UMUM PEKERJAAN PASAL 1 LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor meliputi bagian-bagian pekerja dinyatakan dalam Gambar Kerja meliputi : (1)Pekerjaan Persiapan (2)Pekerjaan Bongkaran (3)Pekerjaan Struktur Dermaga (4)Pekerjaan Struktur Trestle (5)Pekerjaan Kantor Pelabuhan (6)Pekerjaan Terminal Penumpang PASAL 2 MEMULAI KERJA (1Selambat-lambatnya 1 (satu minggu setelah tanggal penunjukan dan per (SPK! pihak Kontraktor harus sudah memulai melaksanakan pembangunan "isik se nyata di lapangan$ (% &pabila setelah 1 (satu minggu Kontraktor yang ditetapkan belum me pembangunan "isik se#ara nyata di lapangan! maka akan diberlakukan ketentuan telah dibuat oleh Pengguna 'asa PASAL 3 PELAKSANAAN PEKERJAAN (1Dalam pelaksanaan pekerjaan "isik kontraktor di ajibkan bekerja sama dengan Pengguna 'asa)Konsultan Penga as$ (% Pada aktu pelaksanaan pekerjaan! kontraktor tidakdiperkenankan mengadakan perubahan konstruksi ataupun perubahangambar tanpa persetujuan Pengguna 'asa)Konsultan Penga as$ (* Semua perubahan gambar ataupun perubahan konstruksi harus diusulkan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan dan dibuat berita a#ara bersama$ PASAL 4 MOBILISASI +obilisasi yang dimaksud adalah men#akup hal-hal sebagai berikut : (1Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan da"tar alat-alat ko diajukan bersama pena aran! dari tempat pembongkarannya ke lokasi dimana alat akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini$ (%Pembuatan kantor Kontraktor! gudang dan lain-lain di lokasi proyek untuk kepe pekerjaan ini$ (*Dengan selalu disertai ijin Konsultan Penga as! Kontraktor dapat membuat berb perubahan! pengurangan dan atau penambahan terhadap alat-alat konstruksi dan instalasinya$ (,Dalam jangka aktu (tujuh hari dari pemberitahuan memulai kerja! Kontrakto menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan Penga as untuk disetujui$ .-1

Transcript of Rks Dermaga 1

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

BAB ISYARAT-SYARAT UMUM PEKERJAAN

PASAL 1LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor meliputi bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan dalam Gambar Kerja meliputi :(1) Pekerjaan Persiapan(2) Pekerjaan Bongkaran(3) Pekerjaan Struktur Dermaga(4) Pekerjaan Struktur Trestle(5) Pekerjaan Kantor Pelabuhan(6) Pekerjaan Terminal Penumpang

PASAL 2MEMULAI KERJA

(1) Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal penunjukan dan perintah kerja (SPK), pihak Kontraktor harus sudah memulai melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan.(2) Apabila setelah 1 (satu) minggu Kontraktor yang ditetapkan belum melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan, maka akan diberlakukan ketentuan yang telah dibuat oleh Pengguna Jasa

PASAL 3PELAKSANAAN PEKERJAAN

(1) Dalam pelaksanaan pekerjaan fisik kontraktor diwajibkan bekerja sama dengan Pengguna Jasa/Konsultan Pengawas.(2) Pada waktu pelaksanaan pekerjaan, kontraktor tidak diperkenankan mengadakan perubahan konstruksi ataupun perubahan gambar tanpa persetujuan Pengguna Jasa/Konsultan Pengawas.(3) Semua perubahan gambar ataupun perubahan konstruksi harus diusulkan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan dan dibuat berita acara bersama.

PASAL 4MOBILISASI

Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal sebagai berikut :(1) Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat konstruksi yang diajukan bersama penawaran, dari tempat pembongkarannya ke lokasi dimana alat itu akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.(2) Pembuatan kantor Kontraktor, gudang dan lain-lain di lokasi proyek untuk keperluan pekerjaan ini.(3) Dengan selalu disertai ijin Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat membuat berbagai perubahan, pengurangan dan atau penambahan terhadap alat-alat konstruksi dan instalasinya.(4) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai kerja, Kontraktor harus menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.

PASAL 5PAPAN NAMA PROYEK

Kontraktor harus memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan ketentuan yang berlaku atas biaya Kontraktor.

PASAL 6KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

(1) Di lapangan Kontraktor wajib menunjuk seorang Kuasa Kontraktor atau biasa disebut Site Manajer yang cakap dan ahli untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor.(2) Dengan adanya Pelaksana tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.(3) Kontraktor wajib memberitahu secara tertulis kepada Pemimpin/Ketua Proyek dan Konsultan Pengawas, nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapat persetujuan.(4) Bila dikemudian hari menurut pendapat Pemimpin/Ketua Proyek dan Konsultan Pengawas bahwa Pelaksana dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Kontraktor secara tertulis untuk mengganti Pelaksana.(5) Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor harus sudah menunjuk Pelaksana yang baru atau Kontraktor sendiri (Penanggung Jawab / Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan pekerjaan.

PASAL 7RENCANA KERJA

(1) Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajib membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan berupa bar chart dan S-curve bahan dan tenaga.(2) Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 7 (delapan) hari kalender setelah Surat Keputusan Penunjukan (SPK) diterima oleh Kontraktor.(3) Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan disahkan oleh Pengguja Jasa.(4) Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 2 (dua) kepada Konsultan Pengawas untuk diberikan kepada Pengguja Jasa dan Perencana.(5) Kontraktor dalam pelaksanaan penbangunan pekerjaan harus selalu sesuai dengan Rencana Kerja tersebut.(6) Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan Rencana Kerja tersebut.

PASAL 8DIREKSI KEET, LOS KERJA DAN GUDANG BAHAN, PAGAR PROYEK

(1) Direksi Keet ( Los Pengawas )Kontraktor harus menyediakan Direksi Keet (Los Pengawas) untuk keperluan Pengawas Lapangan dan Personalia Proyek dengan bahan semi permanen.(2) Kantor Kontraktor, Los Kerja Dan Gudang Bahan.Kontraktor atas biaya sendiri berkewajiban membuat kantor Kontraktor dilapangan, los kerja untuk para pekerja dan gudang bahan yang dapat dikunci untuk menyimpan barang-barang, yang mana tempatnya / lokasinya akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas / Personalia Proyek.(3) Kontraktor berkewajiban menjaga keamanan dan kebersihan los Kontraktor, los Pengawas beserta inventarisnya.(4) Pagar Pengaman ProyekUntuk keamanan lapangan kerja, bila dianggap perlu Pengguna Jasa dapat memerintahkan kepada Kontraktor untuk memagari sekelilingnya sehingga aman.Biaya untuk keperluan ini akan dimasukan didalam penawaran Pemborong . Tinggi Pagar Proyek minimum 1,80 m dari permukaan tanah dengan bahan dari seng gelombang BJLS 32 dicat, kolom setempat / tiang pagar dari kayu Dolken / kayu Borneo ukuran 5/7, memenuhi persyaratan kekuatan dan atau sesuai dengan peraturan Pemerintah Daerah setempat.(5) Kantor Kontraktor, gudang bahan, los-los kerja dan los lainnya yang dibuat dan dibiayai oleh Kontraktor, setelah selesai pelaksanaan pembangunan /pekerjaan tersebut, harus segera dibongkar/dibersihkan oleh Kontraktor dan bahan-bahan bekasnya menjadi milik Kontraktor.(6) Direksi Keet dan Pagar pengaman proyek yang dibuat oleh Kontraktor, setelah selesai pelaksanaan pembangunan / pekerjaan tersebut akan ditentukan pemanfaatannya oleh Pengguna Jasa, namun apabila dianggap perlu Direksi dapat memerintahkan kepada Kontraktor untuk segera membongkarnya dan membersihkannya, dan bahan-bahan bekasnya diserahkan kepada Pengguna Jasa.PASAL 9KEBERSIHAN DAN KESELAMATAN KERJA

(1) Selama masa pekerjaan, Kontraktor harus senantiasa memelihara kebersihan lokasi pekerjaan, setiap saat sampah-sampah pekerjaan selalu diangkut dan dikumpulkan di suatu tempat yang telah ditentukan.(2) Kontraktor berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan cukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja dan personil yang terlibat dalam proyek.(3) Kontraktor berkewajiban menyediakan kotak PPPK di tempat pekerjaan.(4) Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja, bahan dan peralatan teknis serta konstruksi yang diserahkan Pemberi Tugas. Dalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan, maka Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperbaikinya.(5) Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor selekas mungkin memberitahukan kepada Konsultan Pengawas dan mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban kecelakaan itu.

PASAL 10TENAGA DAN SARANA KERJA

Kontraktor/Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan bahan, peralatan berikut alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian bagian pekerjaan serta mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan bahan, alat alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna sampai dengan diserahterimakannya pekerjaan tersebut kepada Owner.(1) Tenaga Kerja/Tenaga AhliTenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan. Sesuai yang tercantum dalam LDP. (2) Peralatan Kerja Menyediakan alat alat bantu, seperti mesin las, alat alat bor, alat alat pengangkat dan pengangkut serta peralatan peralatan lain yang benar benar diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

(3) Bahan Bahan BangunanMenyediakan bahan bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis pekerjaan yang dilaksanakan serta pengiriman material harus tepat waktu sesuai pekerjaan yang akan dilaksanakan. (4) Penyediaan air dan daya listrik untuk bekerja. a. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan membuat sumur pompa di area pekerjaan atau disuplay dari luar. b. Air harus bersih, bebas dari bau, bebas lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi.c. Kontraktor harus membuat bak penampung air untuk bekerja yang senantiasa terisi penuh dengan kapasitas 3,5 m3d. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan, pembangunan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara atas petunjuk pengawas.

PASAL 11 PERSYARATAN DAN STANDARISASI

1. Persyaratan PelaksanaanUntuk menghindari klaim dari User/Proyek dikemudian hari maka Kontraktor harus betul betul memperhatikan semua pelaksanaan pekerjaan dengan memperhitungkan ukuran jadi (finished) sesuai persyaratan ukuran pada gambar kerja dan penjelasan RKS. Kontraktor wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang dipergunakan sesuai dengan rencana kerja dan Syarat Syarat Teknis dan Petunjuk yang diberikan oleh Konsultan Pengawas. Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan dilapangan, kontraktor wajib memperhatikan dan melakukan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain yang menyangkut pekerjaan Struktur, utilitas, Plumbing/Sanitasi dan mendapat ijin tertulis dari Konsultan Pengawas. Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan Kontraktor harus menyediakan : a. Site Manager/Pelaksana sebagai penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli dibidangnya selama pelaksanaan pekerjaan dan selama masa pemeliharaan guna memenuhi kewajiban menurut kontrak.b. Buku harian untuk : Kunjungan tamu tamu yang ada hubungannya dengan proyek. Mencatat semua petunjuk petunjuk, keputusan keputusan dan detail dari pekerjaan.c. Alat alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah : 1 (satu) Kamera. 1 (satu) alat ukur schuifmat. 1 (satu) alat ukur panjang 50 m, 5 m. 1 (satu) mistar waterpass panjang 120 cm. 2. Standard yang dipergunakan Semua pekerjaan yang dilaksanakan harus mengikuti Normalisasi Indonesia, Standard Industri Konstruksi, Peraturan Nasional Lainnya yang ada hubungannya dengan pekerjaan antara lain :

PUBI-1982 :Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia N1-3 PMI PUBB :Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia NI-8:Peraturan Semen Portland Indonesia SII :Standar Industri Indonesia SNI 03-2874-2002: Peraturan Beton Bertulang Indonesia. AVWI :Peraturan Umum Instalasi Air. Serta : Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung 1981 Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan tentang keselamatan tenaga kerja yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia. Peraturan Daerah (Perda) setempat.Jika tidak terdapat didalam Peraturan/Standar/Normalisasi tersebut diatas, maka berlaku Peraturan/Standard/Normalisasi International ataupun dari Negara asal produsen bahan/material/komponen yang bersangkutan. Selain ketentuan ketentuan yang tersebut, berlaku pula dalam ketentuan ini : Dokumen lelang yang sudah disyahkan (Gambar Kerja, RKS, BQ, Aanwijzing dan Surat Perjanjian Kontrak). Shop Drawing yang dibuat oleh Kontraktor dan sudah disetujui/disahkan oleh Owner dan Konsultan Pengawas.

PASAL 12LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN 10. 11. (1) Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat laporan harian mengenai segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan/Pekerjaan, baik teknis maupun administrasi. (2) Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Kontraktor/Pemborong harus memberikan data data yang diperlukan menurut data keadaan sebenarnya. (3) Pengawas Lapangan juga harus membuat laporan mingguan dan laporan bulanan secara rutin. (4) LaporanLaporan tersebut diatas, harus diserahkan kepada Owner untuk bahan monitoring.

PASAL 13PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

10. 11. 12. 1. Bila gambar yang tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat Syarat (RKS), maka yang mengikat/berlaku adalah RKS. 2. Harus juga disadari bahwa revisirevisi pada alignment, lokasi, seksi (bagian) dan detail gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan kerja. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud gambar dan spesifikasinya, dan tidak boleh mencari keuntungan dari kesalahan atau kelalaian dalam gambar atau dari ketidak sesuaian antara gambar dan spesifikasinya. Setiap deviasi dari karakter yang tidak dijelaskan dalam gambar dan spesifikasi atau gambar kerja yang mungkin diperlukan oleh keadaan dimana konstruksi atau lainlainnya, akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis. 3. Konsultan pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yang semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya.

4. Ukuran a. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar Pelengkap meliputi ukuran dari : As asLuar luar Dalam dalam Luar dalam b. Ukuran ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam mm (millimeter)c. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan memberikankeputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan. d. Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka pengukuran skala tidak boleh dipergunakan kecuali bila sudah disetujui Konsultan Pengawas. Setiap deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disyahkan secara tertulis. Kontraktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran ukuran yang tercantum didalam Gambar Pelaksanaan tanpa sepengetahuan konsultan pengawas/Direksi Teknis, dan apabila terjadi kesalahan akibat kelalaian kontraktor dalam berkoordinasi dengan konsultan pengawas/Direksi Teknis maka menjadi tanggung jawab kontraktor baik dari segi biaya maupun waktu. 5. Perbedaan Gambar a. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja, maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang mengikat/berlaku. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidaktelitian didalam pelaksanaan satu bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka didalam hal terdapat ketidakjelasan, kesimpang-siuran, perbedaan perbedaan dan ataupun ketidak-sesuaian dan keragu raguan diantara setiap Gambar kerja, Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis secara tertulis, dan mengadakan pertemuan dengan konsultan Pengawas/Direksi Teknis dan Konsultan Perencana, untuk mendapatkan keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan. b. Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk memperpanjang/meng-Klaim biaya maupun waktu pelaksanaan. 6. Shop Drawing Shop Drawing merupakan gambar detail pelaksanaan dilapangan yang harus dibuat oleh Kontraktor berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan lapangan. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail Khusus yang belum tercakup lengkap dalam Gambar Kerja / Dokumen Kontrak maupun yang diminta oleh Konsultan Pengawas. Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan produk, cara pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik yang belum tercakup secara lengkap didalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun didalam buku ini. Kontraktor wajib mengajukan shop drawing tersebut kepada konsultan Pengawas untuk diminta persetujuannya harus sesuai dengan format standar dari proyek dan harus digambar pada kertas kalkir yang dapat direporduksi.

7. Perubahan, penambahan, pengurangan pekerjaan dan pembuatan as-built drawing. a. Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan pengurangan pekerjaan disesuaikan dengan Dokumentasi Kontrak. b. Setelah Pekerjaan selesai dan diserahterimakan, Kontraktor dikerjakan/dibangun oleh kontraktor (As-Built Drawing). Biaya untuk penggambaran As-Built Drawing, sepenuhnya menjadi danggungan kontraktor.

PASAL 14TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR

10. 11. 12. 13. (1) Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.(2) Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Owner untuk melihat, mengawasi, menegur, atau memberi instruksi tidak mengurangi tanggung jawab penuh tersebut diatas. (3) Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut dengan biaya Kontraktor sendiri.(4) Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, maka Kontraktor berkewajiban memberikan saran saran perbaikan kepada Owner melalui konsultan Pengawas.Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan yang timbul. (5) Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam pelaksanaan pekerjaan. (6) Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan menjadi tanggung jawab kontraktor. (7) Selama pembangunan berlangsung, kontraktor harus menjaga keamanan bahan/material, barang milik proyek, Konsultan Pengawas dan milik pihak ketiga yang ada dilapangan, maupun bangunanyang dilaksanakannya sampai tahap serah terima. Bila terjadi kehilangan bahan bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah dipasang maupun belum; adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah. (8) Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor harus segera mengangkut bahan bongkaran dan sisa sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan. Segala pembiayaannya menjadi tanggungan kontraktor.

PASAL 15KETENTUAN & SYARAT BAHAN BAHAN

10. 11. 12. 13. 14. 1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan SyaratSyarat (RKS) ini maupun dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahanbahan yang akan dipergunakan maupun syaratsyarat pelaksanaan harus memenuhi syaratsyarat yang tercantum dalam Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI th. 1982), Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan ketentuan dan syarat bahan bahan lainnya yang berlaku di Indonesia. Seluruh barang material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti material, peralatan dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas terbaik untuk tujuan yang dimaksudkan.2. Merk pembuatan bahan/material & komponen jadi. a. Kecuali bila ditentukan lain dalam kontrak ini, semua merk pembuatan atau merk dagang dalam Rencana Kerja dan Syarat Syarat Teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas/setara dan tidak diartikan sebagai suatu yang mengikat. Setiap keteranan mengenai peralatan, material, barang atau proses, dalam bentuk nama dagang, buatan atau nomor catalog tidak boleh ditafsirkan sebagai upaya membatasi persaingan, peralatan, material, barang atau proses, yang atas penilaian itu. Seluruh material paten. Itu harus dipergunakan sesuai dengan instruksi pabrik yang membuatnya. b. Bahan/material dan komponen jadi dipasang/dipakai harus sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar dan RKS, memenuhi standard spesifikasi bahan tersebu, mengikuti peraturan persyaratan bahan bangunan yang berlaku. c. Apabila dianggap perlu, konsultan pengawas berhak untuk menunjuk tenaga ahli yang ditunjuk oleh pabrik dan atau dalam hal ini, kontraktor tidak berhak mengajukan claim sebagai pekerjaan tambah .d. Disyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang hanya diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini. e. Penggunaan bahan produk lain yang setara dengan apa yang dipersyaratkan harus disertai test dari laboratorium local / dalam negeri baik kualitas, ketahanan sertakekuatannya dan harus disetujui oleh konsultan pengawas secara tertulis dan diketahui oleh Konsutan Perencana. Apabila diperlukan biaya untuk test laboratorium (uji beton ), maka biaya tersebut harus ditanggung oleh Kontraktor tanpa dapat mengajukan sebagai biaya tambah. 3. Kontraktor/Pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh contoh semua bahan bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut kepada konsultan pengawas/Direksi dan Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis semua bahan bahan tersebut didatangkan/dipakai. Contoh bahan tersebut harus diserhakan kepada konsultan pengawas dan perencana adalah sebanyak empat (4) buah dari satu bahan yang ditentukan untuk menetapkan standard of Appearance dan disimpan diruang Direksi. Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah dua (2) minggu sebelum jadwal pelaksanaan. 4. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan diinformasikan kepada kontraktor selama tidak lebih dari tujuh (7) hari kalender setelah penyerahan contoh bahan tersebut. 5. Penyimpanan material Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yang bersangkutan, dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut. a. Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas dan kesesuaiannya untuk pekerjaan. Material harus diletakkan di atas permukaan yang bersih, keras dan bila diminta harus ditutupi. b. Material harus disimpan sedemikian rupa agar memudahkan pemeriksaan. Tempat penyimpanan barang harus dibersihkan (clearing) dan diratakan (leveling) menurut pentunjuk Konsultan Pengawas.c. Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan miring kesamping sesuai dengan ketentuan, sehingga memberikan drainasi/pematusan dari kandungan air/cairan yang berlebihan. Material harus disusun sedemikian rupa sehingga tidka menyebabkan pemisahan bahan (segregation), agar mengatur kadar air. Penyimpanan agregat kasar harus ditimbun dan diangkat/dibongkar lapis demi lapis dengan tebal lapisan tidak lebih dari satu meter. Tinggi tempat penyimpanan tidak lebih dari lima meter.

PASAL 16PEMERIKSAAN BAHAN BAHAN

1. Bahan bahan yang didatangkan/dipekerjakan harus sesuai dengan contoh contoh yang telah disetujui Konsultan Pengawas seperti yang diatur dalam pasal 14 diatas. 2. Bahan bahan yang tidak memenuhi syarat syarat atau kualitas jelek yang dinyatakan afkir/ditolak oleh Konsultan Pengawas harus segera dikeluarkan dari lapangan bangunan selambat lambatnya dalam tempo 3 x 24 jam dan tidak boleh dipergunakan. 3. Apabila sesudah bahan bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Pengawas/Direksi/Perencana dan ternyata masih dipergunakan oleh pelaksana, maka Konsultan Pengawas/Perencana berhak memerintahkan pembongkaran kembali kepada kontraktor yang mana segala kerugian yang diakibatkan oleh pembngokaran tersebut menjadi tanggungan Kontraktor sepenuhnya disamping pihak kontraktor tetap dikenakan sebesar 1o/oo (satu permil) dari harga borongan. 4. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari bahan bahan tersebut, maka kontraktor harus dan memeriksakannya ke Laboratorium balai Penelitian bahan bahan Pemerintah untuk diuji dan hasil pengujian tersebut disampaikan kepada Pengawas/Direksi/Perencana secara tertulis, segala biaya pemeriksaan ditanggung oleh Kontraktor. 5. Sebelum ada kepastian dari laboratorium tersebut diatas tentang baik atau tidaknya kualitas dari bahan bahan tersebut. Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan pekerjaan pekerjaan yang menggunakan bhana bahan tersebut diatas. 6. Bila diminta oleh konsultan pengawas, kontraktor harus memberikan penjelasan lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material dan tempat pekerjaan yang akan dilaksanakan.

PASAL 17SUPPLIER & SUB KONTRAKTOR

1. Jika kontraktor menunjuk supplier dan atau kontraktor bawahan (sub-kontraktor) didalam hal pengadaan material dan pemasangannya, maka kontraktor wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas dan Direksi untuk mendapatkan persetujuan. 2. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di Lapangan untuk pekerjaan khusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus sesuai instruksi pabrik.

PASAL 18PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA (1) Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan tanah permukaan dan pembuangan serta pembersihan tumbuh tumbuhan dan puing puing didalam daerah kerja, kecuali benda yang telah ditentukan harus tetap ditempatnya atau yang harus dipindahkan sesuai dengan ketentuan pasal pasal yang lain dari spesifikasi ini. Pekerjaan ini mencakup juga perlindungan/penjagaan tumbuhan dan benda benda yang ditentukan harus tetap berada ditempatnya dari kerusakan atau cacat. (2) Segala obyek yang berada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu busuk, tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan rintangan lainnya yang muncul, yang tidak diperuntukan berada disana, harus dibersihkan dan/atau dibongkar, dan dibuang bila perlu. Pada daerah galian, segala tunggul dan akar harus dibuang dari daerah sampai kedalaman sekurang kurangnya 50 cm didalam elevasi lubang galian sesuai Gambar Kerja. Lubang lubang akibat pembongkaran harus diurug dengan material yang memadai dan dipadatkan sampai 90% dari kepadatan kering maksimum sesuai AASHTO T 99.

PASAL 19PENGUKURAN KONDISI TAPAK DAN PENENTUAN PEIL

1. Pekerjaan pengukuran kondisi tapak. a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor diwajibkan melakukan pengukuran kondisi existing tapak terhadap posisi rencana bangunan. Hasil pengukuran harus diserahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana. b. Ketidak-cocokan yang terjadi antara gambar kerja dan keadaan yang sebenarnya dilapangan, harus segera dilaporkan ke konsultan pengawas dan perencana untuk diminta keputusannya. c. Penentuan titik ketinggian dan sudutsudutnya dilakukan dengan alatalat waterpass/theodolit. d. Pengukuran sudut sikusikunya dengan prisma atau benang secara azas segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagianbagian yang telah disetujui oleh konsultan pengawas dan perencana. e. Personil dan peralatan survey harus meliputi dan tidak hanya terbatas pada : 1) Personil : 1 Orang surveyor ahli 1 orang pekerja surveyor 2) Peralatan pengukuran (survey) yang dapat digunakan anatara lain: Wild ROS Theodolite (360 derajat); Wild T0 Theodolite (360 derajat); Wild Nak Levels; Pita meteran baja dengan panjang 50 m; Steel measuring rod (4 m); Patokpatok survey, dan macammacam alat yang diperlukan dalam survey. Semua peralatan pengukuran harus disediakan lengkap (bila diminta) termasuk tripod, dll. Atas tanggungan biaya sendiri, kontraktor harus mengadakan survey dan pengukuran tambahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan, seperti patok kemiringan (slopes stakes), temporang grade stakes, dan lain lain. Setiap tanda yang dibuat oleh konsultan pengawas ataupun oleh kontraktor harus dijaga baik baik, bila terganggu atau rusak harus segera diperbaiki oleh kontraktor atas tanggungan biaya sendiri. Setiap jenis pekerjaan, dari bagian apapun, tidak boleh dikerjakan sebelum persiapannya (setting out) disetujui oleh pengawas. 3) Kontraktor harus mengajukan tiga salinan (copy) penampang melintang (cross section) kepada konsultan pengawas yang akan mengesahkan salah satu salinan atau merevisinya, kemudian mengembalikan kepada kontraktor. Bila kemudian konsultan pengawas perlu mengadakan perubahan/revisi, kontraktor harus mengajukan lagi salinan cross section untuk persetujuan diatas. Cross section dari kontraktor harus digambar diatas kertas kalkir untuk memungkinkan reporduksi. Bila cross section itu akhirnya disetujui, maka kontraktor harus menyarankan gambar kalkir asli dan tiga lembar hasil reproduksinya kepada pejabat pembuat komitmen. 2. Pekerjaan Penentuan PeilPekerjaan penentuan peil + 0.00 (finishing arsitektur) adalah permukaan lantai finishing ruangan lantai dasar (hall) bangunan serperti tertera dalam gambar kerja yaitu + 0.00 cm pada lantai dasar bangunan. Selanjutnya peil + 0.00 ini ditandai dengan patok ukur yang ditentukan di lapangan dan disetujui oleh Konsultan pengawas.

PASAL 20PEMASANGAN BOUWPLANK

1. Bowplank Papan Bangunana. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu borneo dengan ukuran tebal 3 cm dan lebar 15 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah diatasnya. b. Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 yang jarak satu sama lain adalah 1.50 m; tertancap ditanah sehingga tidak dapat digerak gerakan atau diubah. c. Papan bangunan dipasang sejarak 2.00 m dari as pondasi terluar atau sesuai dengan keadaan setempat. d. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan lainnya dan atau rata waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh konsultan pengawas. e. Setelah selesai pemasangan papan bangunan, kontraktor harus melaporkan kepada konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan. f. Kontraktor harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan letak papan bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi.

PASAL 21PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN

(1) Ijin Memasuki Tempat KerjaDireksi dan konsultan pengawas atau setiap petugas yang diberi kuasa olehnya, setiap waktu dapat memasuki tempat pekerjaan, atau semua bengkel dan tempat tempat dimana pekerjaan sedang dikerjakan/dipersiapkan atau dimana bahan/barang dibuat. (2) Pemeriksaan Pekerjaan a. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor, tetapi karena bahan/material ataupun komponen jadi, maupun mutu pekerjaannya sendiri ditolak oleh konsultan pengawas/Direksi harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh konsultan pengawas/direksi. b. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi tidak terlihat sebelum mendapatkan persetujuan pengawas dan kontraktor harus memberikan kesempatan sepenuhnya kepada pengawas ahli untuk memeriksa dan mengukur pekerjaan yang akan ditutup dan tidak terlihat. c. Kontraktor harus melaporkan kepada pengawas kapan setiap pekerjaan sudah siap atau diperkirakan akan siap diperiksa. d. Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari jam diterimanya surat permohonan pemeriksaan, tidak terhitung hari libur/hari raya) tidak dipenuhi/ditanggapi oleh Konsultan Pengawas/Direksi, maka Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi. e. Bila kontraktor melalaikan perintah, konsultan pengawas/Direksi berhak menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki. Biaya pembongkaran tambah maupun alasan untuk perpanjangan waktu pelaksanaannya.

(3) Kemajuan Pekerjaannya. a. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan oleh kontraktor demikian pula metode/cara pelaksanaan pekerjaan harus diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima oleh konsultan pengawas. b. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu menurut penilaian konsultan pengawas telah terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yang diperpanjang maka pengawas harus memberikan petunjuk secara tertulis langkah langkah yang perlu diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.(4) Perintah untuk pelaksanaan (foreman) Bila kontraktor atau petugas lapangannya tidak berada ditempat kerja dimana konsultan pengawas bermaksud untuk memberikan petunjuk atau perintah, maka petunjuk atau perintah itu harus dituruti dan dilaksanakan oleh semua petugas pelaksana atau petugas yang ditunjuk oleh kontraktor untuk menangani pekerjaan itu. (5) ToleransiSeluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam kontrak ini harus dikerjakan sesuai dengan toleransi yang diberikan dalam spesifikasi, dan toleransi lainnya yang ditetapkan pada bagian lainnya.

I-2