Dermaga 1-4-7 ka-andal_bab_3

65
KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-1 PT. PERTAMINA EP - PPGM Bab- 3 METODE STUDI 3.1. METODE PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA Tujuan pengumpulan dan analisis data: 1. Menelaah, mengamati, mengukur parameter lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak besar dan penting dari kegiatan proyek, 2. Menentukan kualitas lingkungan dari berbagai parameter yang yang diperkirakan akan terkena dampak besar dan penting dari kegiatan proyek, 3. Menelaah, mengamati, dan mengukur komponen rencana kegiatan yang diperkirakan akan terkena dampak besar dan penting dari lingkungan hidup sekitarnya, 4. Memprakirakan perubahan kualitas lingkungan hidup awal akibat kegiatan proyek. Secara umum lokasi-lokasi pengambilan data ditetapkan pada lokasi tapak proyek, serta beberapa lokasi di sekitar tapak proyek yang diperkirakan akan terkena sebaran dampak. Dengan cara ini kondisi atau rona lingkungan hidup awal pada lokasi-lokasi calon penerima dampak dapat terukur/teramati, sehingga nantinya besaran dampak di wilayah studi dapat diprakirakan. Komponen lingkungan dan parameter yang harus diamati, diukur dan dicatat beserta metode pengumpulan dan analisis datanya diuraikan sebagai berikut.

Transcript of Dermaga 1-4-7 ka-andal_bab_3

Page 1: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-1

PT. PERTAMINA EP - PPGM

Bab-3METODE STUDI

3.1. METODE PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

Tujuan pengumpulan dan analisis data:

1. Menelaah, mengamati, mengukur parameter lingkungan yang diperkirakan akan

terkena dampak besar dan penting dari kegiatan proyek,

2. Menentukan kualitas lingkungan dari berbagai parameter yang yang diperkirakan akan

terkena dampak besar dan penting dari kegiatan proyek,

3. Menelaah, mengamati, dan mengukur komponen rencana kegiatan yang diperkirakan

akan terkena dampak besar dan penting dari lingkungan hidup sekitarnya,

4. Memprakirakan perubahan kualitas lingkungan hidup awal akibat kegiatan proyek.

Secara umum lokasi-lokasi pengambilan data ditetapkan pada lokasi tapak proyek, serta

beberapa lokasi di sekitar tapak proyek yang diperkirakan akan terkena sebaran dampak.

Dengan cara ini kondisi atau rona lingkungan hidup awal pada lokasi-lokasi calon penerima

dampak dapat terukur/teramati, sehingga nantinya besaran dampak di wilayah studi dapat

diprakirakan.

Komponen lingkungan dan parameter yang harus diamati, diukur dan dicatat beserta metode

pengumpulan dan analisis datanya diuraikan sebagai berikut.

Page 2: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-2

PT. PERTAMINA EP - PPGM

3.1.1. Komponen Geo-Fisik-Kimia

Komponen lingkungan geo-fisik-kimia yang ditelaah dalam studi ini meliputi :

1. Iklim (suhu udara, kelembaban, arah dan kecepatan angin, curah hujan dan intensitas

penyinaran matahari), kualitas udara ambien, kebisingan, kebauan dan getaran

2. Fisiografi dan geologi

3. Hidrologi, kualitas dan kuantitas air

4. Hidrooceanografi

5. Ruang, lahan dan tanah

3.1.1.1. Iklim, kualitas udara ambien, kebisingan dan getaran

3.1.1.1.1. Iklim

Komponen lingkungan hidup yang akan ditelaah antara lain: suhu, kelembaban, curah hujan,

arah dan kecepatan angin.

1) Metode pengumpulan data

Pengambilan data iklim dilakukan pada Stasiun Klimatologi Bubung di Luwuk/Toili Kabupaten

Banggai yang ada di daerah penelitian dengan periode pencatatan selama 10 tahun terakhir.

Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa selama 10 tahun pencatatan data iklim tersebut hasil

analisisnya dapat digunakan untuk mengetahui kondisi iklim daerah penelitian. Parameter-

parameter iklim yang dikumpulkan meliputi:

Suhu udara

Data suhu udara dikumpulkan dari stasiun meteorologi terdekat, selain itu suhu udara

diukur langsung di beberapa lokasi (tercantum pada peta lokasi pengambilan/pengukuran

sampel). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan thermometer bola kering dan

thermometer untuk suhu maksimum dan minimum.

Kelembaban

Data kelembaban akan dikumpulkan dari data sekunder hasil pencatatan stasiun

meteorologi terdekat. Selain itu pengukuran akan dilakukan langsung dengan alat

Termohygrometer.

Page 3: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-3

PT. PERTAMINA EP - PPGM

Angin

Data arah dan kecepatan angin dalam serangkaian waktu (time series) akan dikumpulkan

dari stasiun meteorologi terdekat. Data yang diperoleh kemudian akan diolah untuk

memperoleh pola wind rose di wilayah studi. Pola wind rose yang diperoleh akan

digunakan untuk memprakirakan arah dan tingkat pencemaran udara.

Curah hujan

Data curah hujan dikumpulkan dengan mencatat data hujan dari stasiun-stasiun penakar

hujan yang ada di wilayah studi untuk periode 10 tahun terakhir untuk mengetahui hujan

rata-rata tahunan dan tipe curah hujannya.

2) Metode analisis data

Suhu dan kelembaban udara

Analisis data suhu udara dan kelembaban akan dilakukan dengan menetapkan suhu rata-

rata, suhu maksimum dan minimum, kelembaban rata-rata dan kelembaban maksimum

dan minimum. Sedangkan untuk menghitung suhu rata-rata dan kelembaban rata-rata

udara dilakukan dengan menghitung suhu dan kelembanan rata-rata secara aritmatik. Hal

ini didasarkan pada kenyataan bahwa wilayah yang akan dilalui jalur pipa adalah daerah

dengan topografi relatif datar pada dataran rendah (low land).

Angin

Data yang diperoleh dari hasil pencatatan dan pengukuran arah dan kecepatan angin

kemudian diolah untuk memperoleh pola wind rose di wilayah studi. Pola wind rose yang

diperoleh akan digunakan untuk memprakirakan arah dan kecepatan angin dominan.

Curah hujan

Dengan memperhatikan topografi yang relatif datar, maka perhitungan tebal hujan rata-

rata daerah penelitian menggunakan metode Poligon Thiessen. Metode Poligon Thiessen

dipergunakan untuk menghitung hujan rata-rata dengan cara membuat poligon yang

mewakili luas persebaran hujan masing-masing stasiun pencatat hujan. Dari masing-

masing stasiun hujan dihubungkan satu sama lain dengan garis. Pada garis penghubung

tersebut ditarik garis tegaklurus pada titik tengahnya sehingga garis-garis yang tegak

lurus tersebut akan berpotongan pada suatu titik. Dari banyak perpotong garis pada titik-

titik di antara tiga stasiun pencatat hujan tersebut akan membentuk suatu poligon yang

banyak seperti Gambar 3.1.

Page 4: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok

PT. PERTAMINA EP - PPGM

A3A2

A1

A5 A4

Gambar 3.1. Poligon Thiessen

Catatan: P1 : Tebal hujan pada stasiun penakar hujan 1P2 : Tebal hujan pada stasiun penakar hujan 2P3 : Tebal hujan pada stasiun penakar hujan 3P4 : Tebal hujan pada stasiun penakar hujan 4P5 : Tebal hujan pada stasiun penakar hujan 5A1 : Luas daerah poligon 1A2 : Luas daerah poligon 2A3 : Luas daerah poligon 3A4 : Luas daerah poligon 4A5 : Luas daerah poligon 5An : Luas daerah poligon ke nP : Curah hujan rata-rata daerah penelitian

A1.P1 + A2.P2 + A3.P3 + A4.P4 + A5.P5 + .... +An.Pn

P =A1 + A2 + A3 + A4 + A5 + An

Penetapan tipe iklim menurut Schmidt dan Ferguson (1951) menggunakan rasio atau

nisbah nilai Q, yaitu perbandingan antara jumlah rerata bulan kering dengan jumlah

rerata bulan basah. Persamaannya adalah sebagai berikut:

Jumlah rata-rata bulan keringQ =

Jumlah rata-rata bulan basah

P2▪ ▪P3

▪P1

▪P4

▪P1

III-4

x 100%

Page 5: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-5

PT. PERTAMINA EP - PPGM

Penetapan bulan kering dan bulan basah, dicari dengan menghitung adanya bulan kering

dan bulan basah setiap tahunnya, kemudian dijumlah untuk jumlah tahun pencatatan

dan kemudian dirata-ratakan. Bulan kering terjadi apabila curah hujan < 60 mm/bulan,

dan bulan basah terjadi apabila curah hujan >100 mm/bulan, sedangkan curah hujan

antara 60 - 100 mm/bulan dikatakan bulan lembab. Tabel 3.1 dan Gambar 3.2

berikut menyajikan penggolongan tipe iklim menurut Schmidt dan Ferguson

mendasarkan nilai Q.

Tabel 3.1. Penggolongan Tipe Iklim

No Tipe Iklim Q (dalam %) Keterangan

12345678

ABCDEFGH

0 – 14,314,3 – 33,333,3 – 60,0

60,0 - 100,0100 - 167,0167,0 – 300,0300,0 – 700,0

> 700,0

Sangat basahBasahAgak basahSedangAgak keringKeringSangat keringAmat sangat kering

Sumber: Schmidt dan fergusson (1951)

Gambar 3.2. Grafik Penentuan Tipe Hujan MenurutSchmidt dan Fergusson (1951)

12 H

A

D

B

C

E

F

G

12

34

56

7

8

910

11

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 120

Jumlah rata-rata bulan basah

Jum

lah

rata

-rat

abu

lan

keri

ng

Page 6: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-6

PT. PERTAMINA EP - PPGM

3.1.1.1.2. Kualitas udara dan kebisingan

a. Metode pengumpulan data

Penentuan titik/lokasi sampling didasarkan atas pertimbangan arah dan kecepatan angin

yang dihubungkan dengan tapak rencana kegiatan. Data kualitas udara, kebisingan, dan

kebauan merupakan data primer yang akan dikumpulkan langsung di lapangan, akan diambil

dari lokasi rencana pembuatan sumur pengembangan, BS, GPF di Kayowa, Kilang LNG,

maupun pembangunan pipa transmisi gas (pipeline).

Parameter yang dikumpulkan untuk kualitas udara dan kebisingan meliputi :

1) Kualitas udara ambien

Parameter kualitas udara ambien yang akan diteliti sesuai dengan Peraturan Pemerintah

No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Parameter yang dianalisis

pada jalur pemasangan pipa adalah debu TSP, sedangkan pada sumur pemboran, dan

LNG Plant meliputi paramater diantaranya ; SO2 (sulfur dioksida), CO (karbon monoksida),

NO2 (nitrogen dioksida), O3, dan TSP (debu).

2) Kebisingan

Kebisingan akan diukur secara langsung dengan menggunakan alat Sound Level Meter di

lokasi yang sama dengan lokasi pengukuran/pengambilan sampel udara ambien. Baku

mutu tingkat kebisingan diatur dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.

Kep-48/MENLH/11/ 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan.

b. Metode analisis data

Analisis kualitas udara akan dilakukan dengan cara menghitung sesuai Indeks Standar

Pencemaran Udara (ISPU). Tabel 3.2 menyajikan parameter-parameter, metode

pengumpulan dan analisis data untuk kualitas udara dan kebisingan.

Page 7: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-7

PT. PERTAMINA EP - PPGM

Tabel 3.2. Parameter, Metode Pengumpulan dan Analisis Data untuk KualitasUdara dan Kebisingan

No Parameter Metode Analisis Peralatan SumberMetode

Analisis Data Keterangan

1 Kualitas UdaraSO2

CONO2

PM10

TSPO3

PararosanilinNDIRSaltzmanGravimetriGravimetriChemiluminescent

SpektrofotometerNDIR AnalyzerSpektrofotometerHi-VolHi-VolSpektrofotometer

PP No. 41 tahun1999 tentang BakuMutu Udara AmbienNasional

MenggunakanPedoman ISPU:Kep.Men. LH No. 45tahun 1997 dan Kep.Ka BAPEDAL No. 107tahun 1997

Hasil perhitungandikonversi menjadiskala kualitaslingkungan

2 Kebisingan Sound Level Meter Kep.Men. LH No. 48tahun 1996 tentangBaku TingkatKebisingan

Sesuai denganKep.Men. LH No. 48tahun 1996 tentangBaku TingkatKebisingan

Hasil perhitungandikonversi menjadiskala kualitaslingkungan

3.1.1.2. Fisiografi dan Geologi

1) Fisiografi

a. Metode pengumpulan data

Data kondisi fisiografi mencakup konfigurasi permukaan bumi yang lebih menekankan

data bentuklahan dan proses geomorfologi yang terjadi. Pengumpulan data yang

dilaksanakan dengan menggunakan metode observasi yakni langsung melakukan

pengamatan, pengukuran dan pencatatan parameter-parameter bentuk lahan mencakup

topografi, lereng, material dan proses geomorfologi yang bekerja. Selain itu data

sekunder konfigurasi permukaan bumi disadap dari peta topografi sebagai sumber data

untuk digunakan dalam mengkaji fisiografi daerah penelitian yaitu di tapak BS, GPF,

Kilang LNG, sumur, jalur pipa dan sekitarnya.

b. Metode analisis data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif

observasional. Informasi kemiringan lereng diperoleh dari data sekunder berupa Peta

Kemiringan Lereng yang telah ada. Ceking lapangan dilakukan untuk memperbaiki

dan/atau merevisi peta lereng yang telah ada dengan melakukan pengukuran kemiringan

lereng di lapangan menggunakan abney level dan kompas geologi. Apabila belum ada

peta lereng, maka akan dibuat peta lereng dengan data pokok dari Peta Rupa Bumi.

Dengan menggunakan Peta Rupa Bumi skala 1:25.000, Peta Lereng Daerah Penelitian

Peta Kemiringan Lereng dapat dibuat dengan metode Thornwhite (grid system).

Page 8: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-8

PT. PERTAMINA EP - PPGM

Berikut metode analisis kemiringan lereng menggunakan Peta Rupa Bumi:

peta dibagi kedalam beberapa grid

masing-masing grid ditarik garis diagonal yang paling banyak terpotong oleh garis

tinggi (kontur)

hitung panjang diagonal (L) dan jumlah kontur yang terpotong oleh diagonal (N).

Hitung dengan menggunakan rumus:

(N-1) x Ci= ------------- x 100%

L

Catatan : = besar lereng (%)N = jumlah kontur yang terpotong diagonalCi = kontur interval ( 12,5 m untuk Peta Rupa Bumi skala

1:25.000 dan 25 m untuk skala 1:50.000)L = panjang diagonal (m)

Dengan diperolehnya data kemiringan lereng masing-masing grid maka peta lereng dapat

disusun berdasarkan nilai kemiringan lereng tersebut. Hasil pemetaan kemudian dicek di

lapangan dengan melakukan pengukuran di beberapa lokasi sampel, hasilnya kemudian

dianalisis untuk mengetahui klas kemiringan lereng dan topografi daerah penelitian.

Tabel 3.3. Aspek-Aspek Relief yang Merupakan Gabungan yang EratAntara Topografi, Kemiringan Lereng dan Beda Tinggi Relatif

No Unit Relief Lereng (%) Beda Tinggi Relatif (m)1234567

Topografi datar – hampir datarTopografi berombak/landaiTopografi bergelombang/ miringTopografi bergelombang–berbukit/agak curamPerbukitan curam/ lereng curamPegunungan curam terkikis/sangat terjalPegunungan/amat sangat terjal

0-23-7

8-1314-2021-55

156-140>140

< 55-5025-7550-200200-500

500-1000>1000

Sumber: Van Zuidam, R.A and Zuidam Cancelado, 1979.

2) Geologi

a. Metode pengumpulan data

Pengumpulan data geologi meliputi jenis batuan, struktur geologi dan stratigrafi dilakukan

dengan pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan

metode observasi lapangan yakni mengamati, melihat, mengukur dan mencatat

fenomena geologi, batuan di lapangan tapak BS, GPF, Kilang LNG, sumur, jalur pipa dan

sekitarnya. Data sekunder berupa data dari laporan hasil penelitian terdahulu dan dari

peta-peta geologi daerah setempat.

b. Analisis data

Teknik analisis yang digunakan menggunakan teknik analisis deskriptif secara langsung di

lapangan dan bantuan data sekunder untuk mendeskripsikan kondisi geologi setempat.

Page 9: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-9

PT. PERTAMINA EP - PPGM

Tabel 3.4. Parameter, Metode Pengumpulan dan Analisis Data Fisiografi, Tanah dan Geologi

No Parameter Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Keterangan

1. Topografi Parameter-parameter yang terukur juga digunakan dalamanalisis kestabilan lereng

a. Posisi Pengukuran langsung dengan GPS Manual hasil pencatatan posisi dg GPS Parameter-parameter yang terukur diplotkan langsungpada peta

b. Kelerengan Pengukuran langsung menggunakankompas terkalibrasiPengukuran/pembuatan peta lerengdari Peta Rupa Bumi

Perhitungan dengan metode Thornwhite(Grid System)

Parameter-parameter yang terukur diplotkan langsungpada peta sebagai ceking hasil perhitungan dari konturPeta Rupa Bumi

c. Relief Pengukuran langsung menggunakankompas geologi

Hubungan antara kemiringan lerengdengan beda tinggi lokal

Parameter-parameter yang terukur diplotkan langsungpada peta

2. Struktur geologi Parameter-parameter yang terukur juga digunakan dalamanalisis kestabilan geologi

a. Posisi Pengukuran langsung dengan GPS Parameter-parameter yang terukur diplotkan langsungpada peta

3 Batuan Parameter-parameter yang terukur juga digunakan dalamanalisis kestabilan geologi

a. Jenis Observasi Analisis makroskopis petrolografib. Posisi Pengukuran langsung dengan GPS Parameter-parameter yang terukur diplotkan langsung

pada peta4. Jenis tanah Pemboran tanah dengan hand auger

(bor tangan) untuk ambil sampeltanah

Analisis laboratorium (tekstur, struktur,kandungan bahan organik) denganmengunakan teknik segitiga tekstur USDA

Parameter-parameter terukur juga digunakan dalamanalisis kestabilan tanah (erosi)

a. Sifat-sifat fisik Deskripsi dan analisis ukuran batir Analisis langsung lapangan (kedalamansolum, warna, pH, struktur) dan analisalaboratorium (Kandungan N,P,K, B.O., dll)

Mencakup parameter-parameter untuk analisis erosi yaitutekstur, struktur dan kandungan bahan organik

b. Permeabilitas danporositas

Deskripsi dan tes permeabilitas insitu Analisis laboratorium Mencatat tingkat permeabilitas tanah (lambat, sedang,cepat).

c. Kesuburan tanah Pengambilan sampel tanah denganhand auger saat melakukanpemboran tanah

Analisis kesuburan tanah terhadapparameter penentu kesuburan tanah

Parameter penentu kesuburan terukur digunakan untukanalisis kesuburan tanah

Page 10: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-10

PT. PERTAMINA EP - PPGM

3.1.1.3. Hidrologi dan Kualitas Air

3.1.1.3.1. Hidrologi

a. Metode pengumpulan data

Lingkup studi komponen lingkungan hidrologi meliputi komponen-komponen sebagai berikut:

1) Hidrologi/air permukaan

a. Karakteristik fisik sungai, danau dan rawa

b. Rata-rata debit dekade, bulanan dan tahunan

c. Kadar sedimentasi (lumpur), tingkat erosi

d. Kondisi fisik daerah resapan air permukaan dan air tanah

e. Kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi air

2) Tingkat penyediaan dan kebutuhan/pemanfaatan air

Tabel 3.5. Parameter, Metode Pengumpulan dan Analisis Data Hidrologi

No ParameterMetode Pengumpulan

Data Metode Analisis Data Keterangan

A Hidrologi/Air Permukaan1. Karakteristik fisik

sungai1.a. Pola alur sungai Berdasar peta rupa bumi

skala 1:25.000 danobservasi cek lapangan

Analisis secara deskriptifterhadap pola aliran sungai(drentitik, paralel, trelis,rektangular dll)

Dari pola alur sungai dapatmemberikan informasi tentangstruktur geologi dan jenisbatuan.

1.b. Pola drainase Observasi visual dari petarupa bumi skala 1:25.000Dan interview serta datasekunder aliran

Obsrvasi dan analisis datasekunder tentang keajeganaliran sungai sepanjangtahun.

1.c. Kerapatan drainase Pengukuran pada peta daripeta rupa bumi skala1:25.000

Analisis KerapatanDrainase dengan rumus:Dd= L / ADd= Kerapatan drainase(km/km2)L= Panjang seluruh alursungai (km)A = Luas DAS (km2)

Nilai Dd dapat digunakan untukmemberikan informasi tentangkondisi pengatusan (drainage)apakah pengatusannya : jelek,sedang atau baik, danintensitas proses torehanakibat erosi pada lokasitersebut

1.d. Kondisi dasar sungai Observasi visual lapangan Deskriptif observasional Dapat memberikan informasibagaimana sedimen transportsungai tersebut.

Page 11: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-11

PT. PERTAMINA EP - PPGM

Tabel 3.5. Lanjutan

No ParameterMetode Pengumpulan

Data Metode Analisis Data Keterangan

1.e. Prakiraan ketinggianmuka air sungaimaksimum

Pengukuran dengan jalanatau tongkat berskala dilapangan, atau tanayakepada penduduksetempat

Deskriptif observasional

1.f. Kedalaman sungairata rata

Pengukuran dengan jalanatau tongkat berskala dilapangan

Deskriptif observasional

1.h. Lebar sungai rata-rata

Pengukuran dengan pitaukur di lapangan

1.i. Kemiringan dindingsungai

Pengukuran dengan abneylevel atau kompas geologi

Visual dan deskriptif

1.j. Kondisi banjir Data sekunder Deskripsif observasional Data yang dikumpulkan antaralain, periodisasi banjir, lokasi-lokasi banjir, luasan areabanjir

2 Debit/DischargeSungai

Data sekunderDan data primer

MatematikQ = V * A

Data debit dekade, bulanan,tahunan

3. Debit aliranpermukan

Metode rasionalData primer

MatematikR = 0,028C.I.A(m3/dt)

Butuh data hujan, luas daerahdan data penutup lahan

4. Kualitas airpermukaan *)

Menerapkan StandardMethods for TheExamination of Water andWastes Water, APHA, edisike 20, tahun 200. BakuMutu Air yang akandipergunakan adalah PPNo. 82 tahun 2001.

Menerapkan NationalSanitation Foundation’sWater Quality Index (NSF-WQI), (Ott, 1998).

Pengukuran parameter fisikseperti suhu, pH, TDS, DO danDHL dilakukan langsung dilapangan (in situmeasurement)

5. Tingkat erosi Observasi visual, peta rupabumi, kemiringan danpanjang lereng, sifat fisiktanah, data hujan

USLE MethodA = R.K.L.C.P (ton/ha/th)

Pengukuran parameter erosidilakukan di lapangan dananalisis laboratorium

Page 12: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-12

PT. PERTAMINA EP - PPGM

Tabel 3.5. Lanjutan

No ParameterMetode Pengumpulan

Data Metode Analisis Data Keterangan

6. Kondisi fisik daerahresapan

6.a. Topografi Observasi visual danpengukuran langsung dilapangan dan peta rupabumi

Analisis morfologi (kaitanlereng dengan relief)

Data ini didapatkan padasurvei komponen fisiografi

6.b. Air larian permukaan(run off)

Observasi visual danpengukuran luas DAS padapeta dengan planimeter

Persamaan empiris denganrumus Q = 0,028.C.I.A.(Rational equation)

Lokasi dimana terjadipembukaan lahan (tapaksumur, jalur pipa dll.

B. Tingkat penyedia-an dan kebutuhan/pemanfaatan air

Data sekunder Perhitungan tingkatkebutuhan/pemanfaatanair dihitung berdasarkanrata-rata penggunaanvolume air per satuan luaslahan untuk pertanian,rata-rata penggunaan airuntuk industri, dan rata-rata penggunaan air untukkegiatan lainnya

Masing-masing komponen dan paramerter lingkungan yang diprakirakan terkena dampak

tersebut akan dikumpulkan baik dari lapangan maupun instansi terkait, dengan rencana lokasi

pengambilan sampel disajikan pada Peta Rencana Lokasi Pengambilan Sampel, yang selanjutnya

akan dianalisis untuk menentukan skala Kualitas Lingkungannya.

Page 13: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-13

PT. PERTAMINA EP - PPGM

3.1.1.3.2. Kualitas Air

1) Kualitas air tanah

Untuk mengetahui kualitas air tanah pada lokasi penelitian, maka dilakukan pengukuran

terhadap kualitas air sumur penduduk. Pengambilan sampel air tanah untuk penelitian ini

dilakukan di sekitar lokasi rencana tapak sumur, LNG Plant, pembuatan dermaga, dan jalur

pemipaan. Jumlah lokasi pengambilan sampel sebanyak 22 buah (GW-1 s/d GW-22). Cara

pengukuran, perhitungan dan evaluasi kualitas air tanah berpedoman pada Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor 416 Tahun 1990. Parameter-parameter kualitas air tanah yang

akan diukur disajikan pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6. Parameter Kualitas Air Tanah/Sumur yang akan Diukur(sesuai PERMENKES 907/MENKES/SK/VII/2002)

No. Parameter

1 Antimony2 Air raksa (Hg)3 Arsenic (As)4 Barium (Ba)5 Boron (Bo)6 Cadmium (Cd)7 Kromium (Cr)8 Tembaga (Cu)9 Sianida (CN)10 Fluorida (F)11 Timah (Pb)12 Nikel (Ni)13 Nitrat (NO3)14 Nitrit (NO2)15 Selenium (Se)16 Amonia (NH3)17 Alumunium (Al)18 Klorida (Cl)-

19 Tembaga (Cu)20 Kesadahan (Ca CO3)21 Hidrogen Sulfida (H2S)22 Besi (Fe)23 Mangan (Mn)24 pH25 Sodium (Na)26 Sulfat (SO4)27 TDS28 Seng (Zn)29 Kekeruhan30 E. Coli31 Fecal coli32 Suhu33 Total zat padat terlarut (TDS)

Page 14: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-14

PT. PERTAMINA EP - PPGM

2) Kualitas air permukaan

Untuk mengetahui kualitas air permukaan (air sungai) pada lokasi penelitian, maka dilakukan

pengukuran terhadap kualitas air permukaan. Cara pengukuran, perhitungan dan evaluasi

kualitas air sungai berpedoman pada Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 tentang

Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air dan Kep.Men LH No. 37 Tahun

2003 tentang Metode Analisis Kualitas Air Permukaan dan Pengambilan Contoh Air

Permukaan. Pengambilan sampel air permukaan untuk penelitian ini dilakukan di sungai-

sungai terdekat yang terpengaruh oleh kegiatan di BS, GPF, Kilang LNG, sumur dan jalur pipa

dan sekitarnya. Parameter-parameter kualitas air permukaan yang akan diukur disajikan

pada tabel berikut.

Tabel 3.7. Parameter Kualitas Air Permukaan yang akan Diukur(sesuai PP RI No. 82 Tahun 2001)

No. Parameter

1 pH2 DO3 Kekeruhan4 DHL5 BOD6 COD7 Total fosfat sebagai P8 NO39 NH310 Kobalt (Co)11 Barium (Ba)12 Boron (Bo)13 Kadmium (Cd)14 Khrom (VI)15 Tembaga (Cu)16 Besi (Fe)17 Timbal (Pb)18 Mangan (Mn)19 Air Raksa (Hg)20 Seng (Zn)21 Khlorida (Cl)22 Sianida (CN)23 Fluorida (F)24 Nitrit (NO2)25 Sulfat (SO4)26 Khlorin bebas27 Belerang sbg H2S28 Minyak dan Lemak29 Detergen30 Residu Terlarut31 Residu Tersuspensi32 Total Coliform33 Fecal Coliform

Page 15: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-15

PT. PERTAMINA EP - PPGM

Lokasi pengambilan sampel ditetapkan pada lokasi tapak proyek dan sekitarnya yang

diprakirakan akan terkena dampak kegiatan proyek. Penetapan lokasi ini juga

mempertimbangkan:

1. Kemiringan topografi daerah aliran sungai dan daerah resapan,

2. Arah aliran sungai,

3. Arah aliran air tanah.

Pengambilan sampel air tanah akan dilakukan pada 10 titik/lokasi yang didasarkan pada

perbedaan jenis tanah dan pertimbangan lain, yaitu kemungkinan sebidang tanah tercemar

oleh limbah pemboran, sedangkan sampel air sungai akan diambil di 6 lokasi. Titik-titik

lokasi pengambilan sampel dapat dilihat pada Peta Lokasi Pengambilan Sampel

(Gambar 3.3), sedangkan justifikasi penentuan lokasi tersebut diuraikan sebagai berikut:

Justifikasi lokasi pengukuran debit sungai di sekitar tapak proyek

Pengukuran debit sungai dilakukan pada muara-muara sungai-sungai minor yang

mensuplai air dan sedimen ke dalam Sungai yang terpengaruh oleh GPF, BS, Kilang LNG,

sumur, jalur pipa dan sekitarnya. Debit memiliki hubungan erat dengan jumlah sedimen

yang dibawanya. Dengan mengetahui besarnya debit aliran maka dapat diperkirakan

besarnya beban debit dari sungai tersebut, sehingga dapat diprakirakan pasokan debit ke

daerah hilir yang memungkinkan dapat terjadinya banjir.

Hal ini penting dilakukan karena diperkirakan selama pekerjaan proyek, erosi akan

semakin besar sehingga sedimen yang terbawa oleh air akan semakin banyak dan beban

sedimen yang masuk kedalam sungai-sungai itu akan semakin besar.

Justifikasi lokasi pengukuran debit sungai di sepanjang jalur pipa

Pengukuran debit sungai ditujukan untuk mengetahui volume air sungai yang tersedia

sepanjang tahun. Lokasi pengukuran dilakukan pada upstream dan downstream sungai.

Tujuan utama pengukuran ini untuk mengetahui jumlah volume air in reservoir (Qin –

Qout), sehingga prediksi akibat pengambilan air sungai ini serta perkiraan volume air

yang boleh diambil dapat dilakukan. Sungai-sungai yang akan diambil debitnya adalah

sungai terdekat yang memenuhi syarat.

Page 16: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-16

PT. PERTAMINA EP - PPGM

Justifikasi lokasi sampling kualitas air sungai

Lokasi sampling kualitas air sungai, ditetapkan sedemikian rupa dengan tujuan utama

untuk mengetahui kondisi kualitas air sungai sebelum pelaksanaan proyek. Lokasi utama

pengambilan sampel air sungai dilakukan pada Sungai yang terpengaruh oleh GPF, BS,

Kilang LNG, sumur dan jalur pipa. Lokasi sampling ditetapkan pada posisi hulu, tengah

dan hilir sungai sehingga kondisi kualitas alamiah air sungai dan interaksinya dengan tata

guna air sekitar dapat diketahui.

Justifikasi lokasi sampling kualitas air tanah

Lokasi sampling kualitas airtanah ditetapkan sedemikian rupa dengan tujuan utama untuk

mengetahui kondisi kualitas airtanah dangkal sebelum pelaksanaan proyek. Lokasi utama

pengambilan sampel air tanah adalah di area rencana GPF, BS, Kilang LNG, sumur dan

jalur pipa. Di area rencana tapak proyek lokasi sampling ditentukan dengan menggunakan

prinsip purposive sampling yang mewakili kondisi daerah upstream dan downstream aliran

airtanah. Tujuannya agar perubahan kualitas dari daerah upstream ke downstream dapat

termonitor, sehingga diketahui pengaruh lingkungan saat ini terhadap perubahan kondisi

kualitas airtanah dangkal sebelum proyek. Pada lokasi-lokasi sepanjang pipa, tujuan

utamanya adalah mengetahui kondisi awal kualitas airtanah di daerah ini sebelum

keberadaan pipa penyalur gas.

b. Metode analisis data

Parameter yang telah diukur/diamati dan dicatat kemudian dianalisis dengan metode seperti

yang diuraikan dalam Tabel 3.8.

Page 17: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-17

PT. PERTAMINA EP - PPGM

Tabel 3.8. Parameter, Teknik Pengujian, Spesifikasi MetodePengujian Kualitas Air

No Parameter Teknik PengujianSpesifikasi

MetodePengujian1 Amonium Spektrofotometri dengan Nessler SNI 06-2479-19912 Besi Spektrometri serapan atom SNI 06-2523-19913 BOD Inkubasi Winkler SNI 06-2503-19914 COD Refluk secara tertutup SNI 06-2504-19915 Fenol Spektrofotometri dengan aminoantipirin SNI 19-1656-19896 Krom Spektrometri serapan atom SNI 06-2511-19917 Kadmium Spektrometri serapan atom SIN-06-2465-19918 Minyak dan lemak Ekstraksi dengan petroleum eter SNI 19-1660-19899 Nitrat Spektrofotometri dengan brusin sulfat SNI 06-2480-199110 Nitrit Spektrofotometri dengan Asam sulfanilat SNI 06-2484-199111 Perak Spektrometri serapan atom SNI 06-4162-199612 Sulfida Spektrofotometri dengan para aminodimetil anilin SNI 19-1664-198913 Sianida Titrimetri dan kolorimetri SNI 19-1504-198914 Seng Spektrometri serapan atom SNI 06-2507-1991

Sumber : Kepmen LH No. 37 tahun 2003

Berikut ini disajikan persamaan-persamaan matematik untuk menghitung besar data debit,

sedimen transport total dan erosi dari metode analisis data hidrologi, suspensi dan parameter

erosi.

1. Pengukuran debit sungai dan debit aliran permukaan

a. Pengukuran langsung lapangan

Data debit, terutama diperoleh dari data sekunder dari instansi terkait (Bappeda

Kabupaten Banggai (2006) yang telah ada dengan pencatatan data jangka panjang,

sedangkan data pengukuran debit secara langsung dilakukan untuk ceking kondisi

debit tetapi sifatnya hanya debit sesaat.

Pengukuran debit sungai dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Lebar sungai di lokasi pengukuran dibagi menjadi beberapa seksi.

2) Masing-masing seksi diukur kedalaman airnya, kemudian diukur kecepatan aliran

air sungai pada kedalaman tertentu (0,2 dan 0,8 dari kedalaman air sungai) dengan

”current meter”, dan selanjutnya dihitung luas penampang masing-masing seksi.

3) Debit sungai dihitung dengan mengkalikan kecepatan aliran dengan luas

penampang masing-masing seksi.

4) Debit total air sungai adalah jumlah seluruh debit masing-masing seksi dalam

penampang sungai tersebut, dengan rumus sebagai berikut:

Catatan :Qw = debit total sungai (m3/detik)Q = debit masing-masing seksi penampang sungai (m3/detik)n = banyaknya seksi pengukuran

n

q

QnQw1

Page 18: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-18

PT. PERTAMINA EP - PPGM

b. Rational Method

Perhitungan debit aliran permukan dengan menggunakan rumus rasional (empiris)

sebagai berikut:

R = 0,028C.I.A

Dimana : R = Debit larian air permukaanC = Koefisien aliran permukaanI = Intensitas hujan (mm/jam)A = Luas area/wilayah DAS (Ha)

Sumber: Sitanala Arsyad, 1989

2. Prakiraan besar erosiPrakiraan besar erosi dilakukan dengan rumus empris dari United Soil Loss Equation(USLE) yaitu:

E = R.K.L.S.C.P

Dimana : E = Soil loss (ton/ha/tahun) S = Faktor kemiringan lerengR = Faktor erosivitas hujan C = Faktor jenis tutupan lahanK = Faktor erodibilitas hujan P = Faktor konservasi tanahL = Faktor panjang lereng

3.1.1.4. Hidro-oseanografi

1) Metode pengumpulan data

Pengumpulan data lingkungan dilakukan melalui pemetikan data primer dan pengumpulan

data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan di perairan laut di sekitar sumur lepas

pantai di sekitar dermaga dalam kompleks kilang LNG dengan pengambilan sampel yang

kemudian diuji di laboratorium atau pengukuran langsung. Parameter hidro-oseanografi yang

diukur/diamati meliputi:

a. Batimetri

Data hidrometri diperoleh dari data sekunder berupa peta yang dikeluarkan DISHIDROS

maupun hasil pengukuran/pemetaan/kajian/studi terdahulu. Data batimetri diperlukan

untuk mengkaji dampak yang terjadi dari kegiatan pembangunan dermaga dan pemboran

sumur lepas pantai.

Page 19: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-19

PT. PERTAMINA EP - PPGM

b. Pasang surut

Data pasang surut diperoleh dari data sekunder hasil pengukuran terdahulu yang telah

dipakai untuk penyusunan design FSO maupun fasilitas pantai. Selain itu, data sekunder

dari DISHIDROS juga dapat digunakan. Data pasang surut diperlukan untuk pemodelan

hidrodinamika, untuk mengetahui kisaran kedalaman perairan dan prakiraan dampak

kegiatan konstruksi pembangunan dermaga dan pemboran sumur lepas pantai. Pasang

surut diamati setiap interval satu jam selama minimal 15 hari.

c. Arus

Data arus didasarkan pada data sekunder DISHIDROS dan dari studi terdahulu. Selama

pengambilan sampel juga dilakukan pengukuran arus di lokasi pengambilan sampel

selama minimal tiga hari. Pengukuran dilakukan dengan current meter pada kedalaman

0,2; 0,6 dan 0,8 kali kedalaman untuk mendapatkan arah dan kecepatan rata-rata sesaat.

Data arus diperlukan untuk memperkirakan kegiatan konstruksi pembangunan dermaga

dan pemboran sumur lepas pantai.

d. Gelombang

Sama halnya dengan data arus, data gelombang juga didasarkan pada data sekunder dari

kajian-kajian yang pernah dilakukan di sekitar lokasi.

e. Temperatur air

Parameter temperatur air diukur pada saat pengambilan sampel dengan termometer

lapangan. Untuk mendapatkan keadaan temperatur dalam rentang waktu yang lebih

panjang, data sekunder hasil pengukuran/studi yang lampau akan digunakan.

f. Kualitas air laut

Untuk mengetahui kualitas air laut di lokasi penelitian, maka dilakukan pengukuran

terhadap kualitas air laut. Evaluasi kualitas air laut berpedoman pada Keputusan MENLH

No. 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut Lampiran I untuk Perairan Pelabuhan.

Pengambilan sampel air permukaan untuk penelitian ini dilakukan di sekitar lokasi rencana

pembangunan dermaga. Parameter-parameter kualitas air laut yang akan diukur disajikan

pada Tabel 3.9.

g. Salinitas

Salinitas pada saat pengambilan sampel diukur dengan salinometer. Sedangkan variasi

salinitas dalam jangka panjang akan didasarkan pada kajian data sekunder.

Page 20: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-20

PT. PERTAMINA EP - PPGM

h. Keadaan dasar perairan

Keadaan dasar perairan diamati dengan pengambilan sedimen dasar menggunakan grab

sampler dan sonar di sekitar lokasi sumur pemboran lepas pantai dan lokasi dermaga.

Selain itu juga dilakukan penyelaman untuk mencek keadaan dasar laut.

Tabel 3.9. Parameter Kualitas Air Laut untuk Perairan Pelabuhan(sesuai dengan KEPMENLH No. 51 Tahun 2004)

No. Parameter

1 Kecerahan2 Padatan tersuspensi total3 Suhu4 Ph5 Salinitas6 Amonia total (NH3)7 Sulfida (H2S)8 Hidrokarbon total9 Senyawa Fenol total10 PCB (poliklor bifenil)11 Surfaktan (Deterjen)12 Minyak dan lemak13 Suhu14 Cadmium (Cd)15 Tembaga (Cu)16 Timbal (Pb)17 Seng (Zn)18 Coliform (total)19 Kekeruhan20 BOD521 DO

Lokasi pengumpulan data meliputi zona pantai, yaitu kurang lebih 2 km ke arah kanan

dan kiri rencana pembangunan dermaga (dalam Kompleks Kilang LNG).

Pemilihan lokasi pengumpulan data didasarkan pada pertimbangan berikut:

Lokasi yang paling potensial mengalami dampak, yaitu lokasi tapak proyek.

Lokasi yang potensial terkena sebaran dampak.

Selain itu pendekatan analogi berdasarkan kondisi hidro-oseanografi di lokasi lain yang

relatif masih dekat dengan lokasi calon tapak proyek juga diterapkan, terutama

menyangkut perkiraan arah sebaran arus dan kondisi batimetri.

Page 21: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-21

PT. PERTAMINA EP - PPGM

2) Metode analisis data

Analisis data untuk tiap parameter yang diukur/diamati dilakukan dengan metode yang

tercantum dalam Tabel 3.10.

Tabel 3.10. Parameter, Metode Pengumpulan dan Analisis DataHidro-Oseanografi

No Parameter Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data Keterangan

1. Batimetri Data sekunder yang ada (PetaBatimetri)

Deskriptif, dengan membacapeta Batimetri yang telah ada.

Perairan sekitar tapak kegiatanpembangunan dermaga dansumur lepas pantai

2. Pasang surut Data sekunder dari penelitiansebelumnya, atau data dari dishidrospada pelabuhan terdekat

Analisis harmoni untuk menetap-kan MSL (Mean Sea Level), HWL(High Water Level), LWL (LowWater Level)

Perairan sekitar tapak kegiatanpembangunan dermaga dansumur lepas pantai

3. Arus Data sekunder hasil penelitansebelumnya,

Analisis deskriptif kecepatan arusdan arah arus

Pada beberapa titik di sekitarlokasi pembangunan dermagadan sumur lepas pantai

4. Gelombang Data sekunder pada pelabuhanterdekat atau observasi visualmenggunakan pencatat gelombang

Analisis karakteristik ketinggiandan periode gelombang yangsignifikan; serta wavehindcasting

Lepas pantai (pada lokasi SPMlocation) dan dekat pantai

5. Suhu Data sekunder pada stasiunmeteorology terdekat atau denganpengukuran langsung menggunakanthermometer

Fluktuasi suhu (untuk menetap-kan suhu ambien)

Dekat pantai sampai 10 mLWL

6. Kualitas airlaut

Sampling dan pengukuran setempat Fluktuasi kualitas air (kondisisaat ini)

Lepas pantai (di lokasi SPM)dan sekitar pantai.

Peta Lokasi Pengambilan Sampel dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Dinamika proses sedimentasi sepanjang pantai sangat tergantung dengan dinamika air laut

dekat pantai. Dinamika air laut maupun gelombang pecah (surf) berpengaruh pada dinamika

morfologi pantai terutama dalam proses erosi dan sedimentasi pantai. Dinamika air laut

dapat didekati dengan dengan menggunakan formula tentang skala faktor pecah gelombang

(surf scaling factor) oleh Guza dan Bowen, 1975 (dalam Pethick, 1984) dan koefisien pecah

gelombang (wave breaker coefficient) menurut Galvin, 1968, 1972 (dalam Pethick, 1984)

sebagai berikut.

Page 22: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-22

PT. PERTAMINA EP - PPGM

1) Faktor skala pecah gelombang (surf scaling factor)

a : Tinggi gelombang (m)

T : Periode gelombang (dt)

: Lereng pantai (…o)

g : Percepatan gravitasi bumi (9.8 m/dt2)

2) Koefisien pecah gelombang:

2.. Tsg

HB bb

Keterangan:

Bb : Koefisien pecah gelombang

Hb : Tinggi gelombang (m)

g : Percepatan karena gravitai bumi (9.8 m/dt2)

s : Kemiringan lereng (%)

T : Periode gelombang (dt)

Tipe gelombang ada empat macam (Galvin,1968, 1972):

a. surging,

b. collapsing,

c. plunging, dan

d. spilling.

Tipe pecah gelombang surging breaker adalah berasosiasi dengan pantai rata (flat),

gelombang rendah dengan pantai agak curam. Akibat tipe ini akan berdampak langsung

pada proses erosi dan pantai mundur arah ke darat. Tipe pecah gelombang spilling

berasosiasi dengan gelombang tinggi, pendek dan pantai rata. Diantara kedua tipe pecah

gelombang yang ekstrim ini terdapat tipe plunging dan collapsing untuk gelombang

rendah. Kedua tipe pecah gelombang ini mempunyai kecenderungan untuk terjadinya

pengendapan (depositional). Tabel 3.11 menunjukan perbandingan nilai antara koefisien

pecah gelombang (wave breaker coefficient) dan faktor pecah gelombang (surf scaling

factor).

Page 23: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-23

PT. PERTAMINA EP - PPGM

Tabel 3.11. Perbandingan Koefisien Pecah Gelombang danFaktor Skala Pecah Gelombang

Pengarang Teori RumusTransisi Tipe Pecah Gelombang

Surging keplunging

Plunging kespiling

Galvin, 1968,1972

Guza andBowen, 1975

Koefisien PecahGelombang (Breakercoefficient)

Faktor Skala PecahGelombang (Surfscaling factor)

2b

b g.s.TH

B

βg.Ttana.2πε

2

0,003

2.5

0.068

33

Source: Pethick, 1984

3.1.1.5. Ruang, Lahan dan Tanah

1) Tata Ruang

a. Metode pengumpulan data

Dua pendekatan akan digunakan dalam studi tata ruang ini, yaitu :

1) Kajian data sekunder

Kegiatan utama dalam kajian data sekunder ini adalah pengumpulan berbagai peta

yang memuat data tata ruang wilayah studi yaitu wilayah Kecamatan Batui, Toili dan

Toili Barat (Kabupaten Banggai). Dalam metode ini akan dikaji keberadaan rencana

tata ruang yang ada. Lebih lanjut akan dikaji pula kebijakan-kebijakan pengembangan

ruang di wilayah studi.

2) Observasi lapangan

Dalam observasi ini akan dikaji pola tata ruang yang ada sebagaimana telah

dikumpulkan melalui data sekunder. Dalam observasi lapangan ini akan dikaji secara

khusus kemungkinan pemindahan pemukiman penduduk di sepanjang jalur pipa (bila

ada) serta alternatif-alternatif tata ruang yang dapat mengakomodasi antara

kepentingan pemukiman penduduk dan kepentingan proyek. Secara khusus akan

dilakukan pula dokumentasi lansekap kawasan agar pembangunan di kawasan ini tidak

mengurangi kualitas lansekap wilayah studi.

Hasil-hasil kajian lapangan dan data sekunder ini akan digunakan untuk memberikan

masukan bagi kajian tata ruang serta mengusulkan ide-ide penataan ruang wilayah

studi. Secara khusus akan diusulkan tata ruang yang meminimalkan kemungkinan

konflik antar kegiatan.

Page 24: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-24

PT. PERTAMINA EP - PPGM

b. Metode analisis data

1) Inventarisasi tata guna lahan dan sumberdaya lainnya serta kemungkinan

pengembangan serta peruntukkannya dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Kabupaten.

2) Rencana pengembangan wilayah, rencana tata ruang, dan rencana tata guna lahan

dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui persebaran, kepadatan dan pola

penggunaan lahan di masing-masing fungsi ruang.

2) Tanah

a. Metode pengumpulan data

Pengumpulan data tanah dilakukan dengan pengumpulan data primer dan data sekunder.

Dasar penentuan lokasi pengambilan sampel tanah, adalah jenis tanah di daerah

penelitian yaitu tapak GPF, BS, Kilang LNG, sumur, jalur pipa dan sekitarnya. Jenis tanah

di daerah penelitian secara garis besar terdapat dua jenis tanah, yaitu tanah aluvial dan

grumusol, dengan masing-masing tanah diambil 5 sampel tanah dengan maksud untuk

dapat mewakili seluruh karakteristik tanah (sifat fisik, kimia dan kesuburan).

Pengumpulan data primer dilakukan dengan pengukuran langsung di lapangan

menggunakan bor tangan (hand auger) lengkap dengan soil test kit untuk sidik cepat sifat

fisik, seperti: tekstur, kedalaman solum, drainase dan sifat kimia tanah lapangan, seperti:

pH, kandungan bahan organik (BO) dan kandungan kalsium (Ca). Selain itu, sampel tanah

diambil untuk keperluan analisis sifat-sifat fisik dan kimia tanah secara akurat di

laboratorium guna menentukan tingkat kesuburan tanah.

b. Metode analisis data

Unsur-unsur yang dikaji dalam analisis laboratorium tersebut meliputi unsur-unsur fisika

dan kimia tanah. Unsur-unsur fisik tanah meliputi unsur ketebalan solum tanah, horison

tanah, tekstrur, struktur, warna dan konsistensi tanah. Unsur-unsur kimia tanah meliputi

unsur-unsur bahan organik, pH tanah, KTK, kandungan N, P, K dan lain-lain, dimaksudkan

untuk menganalisis tingkat kesuburan tanah. Pengumpulan data sekunder tanah

dilakukan dengan pengumpulan data dari hasil laporan penelitian terdahulu serta dari

peta tanah dan kesesuaian tanah daerah penelitian.

Page 25: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-25

PT. PERTAMINA EP - PPGM

3.1.1.6. Transportasi Darat

a. Metode pengumpulan data

Jenis data yang digunakan untuk mempekirakan dampak pada komponen transportasi,

meliputi volume kendaraan, geometri ruas jalan dan simpang, jenis dan kondisi kerusakan

jalan, kecelakaan lalulintas serta kecepatan sesaat pada lokasi yang berpotensi

membangkitkan pejalan kaki. Jenis data dan metoda pengumpulan data dapat diuraikan

sebagai berikut.

Volume arus lalulintas

Metoda pengambilan data volume arus lalulintas dilakukan dengan metoda

pencacahan arus lalulintas tiap jenis kendaraan (traffic counting) pada ruas jalan.

Pengamatan dilakukan dengan interval waktu tiap 15 (lima belas) menitan yang

mencakup periode waktu jam sibuk. Prakiraan jam sibuk didasarkan pada kondisi tata

guna lahan di sekitar jalan/simpang yang akan diamati. Dari hasil observasi awal di

lokasi, ditentukan periode jam pengamatan mulai jam 06.00 – 14.00.

Klasifikasi kendaraan yang disurvai adalah :

1. Light Vehicle (LV) : Kendaraan ringan, terdiri dari mobil pribadi, pickup

2. Heavy Vehicle (HV) : Kendaraan berat, terdiri dari bus sedang, truk 2 As, truk

3 As atau lebih dan bus besar

3. Motor Cycle (MC) : Sepeda motor

4. Unmotorized (UM) : Kendaraan tidak bermotor, seperti sepeda

Geometri Ruas Jalan dan Simpang

Data geometri ruas diperoleh dengan cara pengukuran langsung di lapangan maupun

data sekunder dari instansi berwenang, untuk mendapatkan data berupa:

- Lebar lajur

- Lebar perkerasan total,

- Lebar bahu jalan

Data lain yang diperlukan meliputi fasilitas kelengkapan jalan, yaitu meliputi rambu

dan marka jalan.

Kecepatan Setempat

Data kecepatan setempat (spot speed) diperoleh dengan pengukuran langsung

dengan cara mengamati waktu tempuh pada jarak 50 m pada ruas jalan untuk setiap

jenis kendaraan bermotor secara acak. Waktu pengukuran dilakukan bersamaan

dengan pengambilan data volume arus lalulintas (traffic counting).

Page 26: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-26

PT. PERTAMINA EP - PPGM

Jenis dan Kondisi Kerusakan Jalan

Mengamati secara langsung kondisi perkerasan jalan khususnya pada ruas jalan yang

akan dijadikan sebagai rute angkutan barang/material. Data lain yang diperlukan

adalah kondisi jembatan yang berada di sepanjang ruas jalan.

Tingkat kecelakaan

Data tentang kecelakaan diperoleh berdasarkan wawancara dengan warga yang

tinggal di sekitar ruas jalan yang dijadikan rute angkutan barang serta data sekunder

dari Polsek Batui, Toili dan Toili Barat.

b. Metode Analisis

Kapasitas Ruas Jalan

Kapasitas ruas jalan perkotaan dapat diketahui dengan mengacu pedoman dari

Manual Kapasitas Ruas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997 sebagai berikut:

C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs

Dengan:C : Kapasitas ruas jalan (smp/jam)Co : Kapasitas dasar (smp/jam)FCw : Faktor penyesuaian lebar jalanFCsp : Faktor penyesuaian distribusi arahFCsf : Faktor penyesuaian hambatan sampingFCcs : Faktor penyesuaian ukuran kota

Faktor penyesuaian dan Kapasitas dasar (Co) untuk masing-masing tipe jalan

berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.12. Faktor Penyesuaian Lebar Jalur

Tipe Jalan Lebar jalur lalulintasefektif (meter)

Faktor Penyesuaian(FCw)

4/2 D atauJalan satu arah

3,00 0,92

3,25 0,963,50 1,003,75 1,04

4/2 UD

3,00 0,913,25 0,953,50 1,003,75 1,05

2/2 UD5,00 0,566,00 0,877,00 1,008,00 1,149,00 1,25

Sumber: MKJI, tahun 1997

Page 27: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-27

PT. PERTAMINA EP - PPGM

Tabel 3.13. Faktor Penyesuaian Distribusi Hambatan Samping Jalandengan Bahu (FCsf)

TipeJalan

Kelashambatan

Lebar Bahu efektif Ws0,5 m 1,0 m 1,5 m 2,0 m

4/2 D

VL 0,96 0,98 1,01 1,03L 0,94 0,97 1,00 1,02M 0,92 0,95 0,98 1,00H 0,88 0,92 0,95 0,98VH 0,84 0,88 0,92 0,96

4/2 UD

VL 0,96 0,99 1,01 1,03L 0,94 0,97 1,00 1,02M 0,92 0,95 0,98 1,00H 0,87 0,91 0,94 0,98VH 0,80 0,86 0,90 0,95

2/2 UD atauJalan searah

VL 0,94 0,96 0,99 1,01L 0,92 0,94 0,97 1,00M 0,89 0,92 0,95 0,98H 0,82 0,86 0,90 0,95VH 0,73 0,79 0,85 0,91

Sumber: MKJI, tahun 1997

Tabel 3.14. Faktor Penyesuaian Distribusi Hambatan Samping Jalandengan Kereb (FCsf)

TipeJalan

Kelashambatan

Lebar Bahu efektif Ws0,5 m 1,0 m 1,5 m 2,0 m

4/2 D

VL 0,95 0,97 0,99 1,01L 0,94 0,96 0,98 1,00M 0,91 0,93 0,95 0,98H 0,86 0,89 0,92 0,95VH 0,81 0,85 0,88 0,92

4/2 UD

VL 0,95 0,97 0,99 1,01L 0,93 0,95 0,97 1,00M 0,90 0,92 0,95 0,97H 0,84 0,87 0,90 0,93VH 0,77 0,81 0,85 0,90

2/2 UD atauJalan searah

VL 0,93 0,95 0,97 0,99L 0,90 0,92 0,95 0,97M 0,86 0,88 0,91 0,94H 0,78 0,81 0,84 0,88VH 0,68 0,72 0,77 0,82

Sumber: MKJI, tahun 1997

Page 28: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-28

PT. PERTAMINA EP - PPGM

Tabel 3.15. Faktor Penyesuaian Ukuran Kota

Jumlah Penduduk( jiwa)

FCcs

< 0,1 juta 0,860,1 - 0,5 juta 0,900,5 – 1,0 juta 0,941,0 – 3,0 juta 1,0

> 3,0 juta 1,04Sumber: MKJI, tahun 1997

Tabel 3.16. Faktor Penyesuaian Distribusi Arah (Jalan tanpa median)

Pemisahan arah (%) 50-50 55-45 60-40 65-35 70-30

FCsp Dua lajur 2/2 1,00 0,97 0,94 0,91 0,88Empat lajur 4/2 1,00 0,99 0,97 0,96 0,94

Sumber: MKJI, tahun 1997

Tabel 3.17. Kapasitas Dasar (Co)

Tipe jalan Kapasitas dasar(smp/jam) Catatan

4/2 D atau jalan satu arah 1650 Per-lajur4/2 D 1500 Per-lajur2/2 UD 2900 Total dua arah

Sumber: MKJI, tahun 1997

Kinerja Ruas Jalan

Penilaian kinerja ruas jalan dimaksudkan untuk mengetahui kondisi tingkat pelayanan

yang ada saat ini dan kondisi setelah ada perubahan kondisi arus lalulintas

berdasarkan perbandingan antara volume kendaraan yang lewat (V) dibandingkan

kapasitas ruas jalan (C).

DS = V/C

dengan:DS : Degree of Saturation (derajat kejenuhan)V : Volume (smp/jam)C : Kapasitas ruas jalan (smp/jam)

Page 29: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-29

PT. PERTAMINA EP - PPGM

Simpang Tidak Bersinyal

Berdasarkan pedoman dari Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, kapasitas

persimpangan untuk simpang tidak bersinyal dihitung berdasarkan rumus sebagai

berikut:

C = Co x Fw x FM x Fcs x FRSU x FLT x FRT x FMI

dengan:

C = Kapasitas (smp/jam)

Co = Kapasitas dasar (smp/jam)

Fw = Faktor penyesuaian lebar masuk

FM = Faktor penyesuaian median jalan utama

FCS = Faktor penyesuaian ukuran kota

FRSU = Faktor penyesuaian tipe lingkungan jalan, hambatan samping dan

kendaraan tak bermotor

FRT = Faktor penyesuaian belok kanan

FLT = Faktor penyesuaian belok kiri

FMI = Faktor penyesuaian rasio arus jalan minor

Kinerja Simpang Tak Bersinyal

Kinerja simpang tidak bersinyal ditentukan berdasarkan nilai tundaan lalulintas yang

terjadi (DT) terjadi sebagai berikut :

- Tundaan Lalulintas ( DT )

DT = c x A + (NQ1 x 3600) / c

Keterangan :

DT = Tundaan lalulintas rata-rata (detik/smp)

A = 0,5 x (1- GR)2 / (1-GR x DS)

- Tundaan Geometri (DG)

DGj = (1-Psv) x Pt x 6 (Psv x 4)

Keterangan :

DG = Tundaan geometri rata-rata pendekat – j (detik/smp)

Psv = Rasio kendaraan terhenti pada suatu pendekat –j =min (NS,1)

Pt = Rasio kendaraan berbelok pada sutau pendekat.

Page 30: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-30

PT. PERTAMINA EP - PPGM

- Tundaan rata-rata (D)

D = DT + DG

Keterangan :

DT = Tundaan lalulintas rata-rata (detik/smp)

DG = Tundaan geometri rata-rata pendekat –j (detik /smp)

Identifikasi Daerah Rawan Kecelakaan

Untuk mengidentifikasi daerah rawan kecelakaan dengan area pengamatan sepanjang

1 km, maka digunakan rumus sebagai berikut:

JKRi x 106

TKRi = ---------------KLi x 365

3.1.2. Komponen Biologi

Komponen biologi yang diamati meliputi:

1) Biota air tawar

2) Biota air laut

3) Vegetasi alami dan budidaya

4) Satwa liar

3.1.2.1. Biota Air Tawar

Pengamatan biota sungai dilakukan di 25 (dua puluh lima) lokasi perairan di sekitar rencana

tapak proyek sesuai dengan lokasi pengambilan sampel kualitas air permukaan. Dasar

pengambilan sampel adalah media hidup biota sungai berada di sekitar tapak proyek sehingga

apabila kegiatan berlangsung diprakirakan dapat berpengaruh terhadap biota sungai. Biota

sungai yang akan ditelaah meliputi plankton, benthos, dan ikan. Adapun parameter yang diukur

meliputi, kelimpahan dan indek keanekaragaman untuk kelompok plankton dan benthos; dan

kekayaan jenis untuk ikan.

Page 31: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-31

PT. PERTAMINA EP - PPGM

3.1.2.1.1. Plankton

1) Metode pengumpulan data

Plankton diambil dengan menggunakan plankton net, mengingat air yang berada di sungai

dan laut cukup dinamis, maka jumlah air yang disampling dan disaring dengan plankton net

sebanyak 100 liter dan dipekatkan dalam botol plakton 10 ml dan diawetkan dengan larutan

formalin 4%, untuk dilakukan pengamatan di laboratorium. Plankton akan dipisahkan

menjadi kelompok fitoplankton dan zooplankton, untuk diketahui keanekaragaman jenis dan

kelimpahannya. Determinasi plankton menggunakan kunci determinasi yang dibuat oleh

Shirota (1966), Needham (1972), serta Ward and Whipple (1959).

2) Metode analisis data

Data plankton dianalisis untuk mengetahui densitas dan indeks diversitas. Densitas/

kerapatan plankton dihitung dengan rumus Welch (1948) dan untuk mengetahui indeks

keanekaragamannya, dengan indeks diversitas Shannon dan Weiner (Krebs, 1978). Indeks

keanekaragaman ini digunakan untuk mengetahui kondisi perairan.

Lca.1000)(N

catatan : N = kerapatan plankton per liter

a = rerata cacah plankton dari semua hitungan dalam SRCC

(Sedgwick Rafter Counting Cell) dengan kapasitas 1 mm3

c = volume air saring (cc)

L = volume air asli yang disaring (liter)

Indeks Keanekaragaman : H’ = - pilogpi

catatan : pi = n/N

n = jumlah individu suatu jenis

N = jumlah individu seluruh jenis

Kerapatan Plankton:

Page 32: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-32

PT. PERTAMINA EP - PPGM

3.1.2.1.2. Benthos

1) Metode pengumpulan data

Sampel yang akan dicuplik dilakukan secara purposive random sampling dari perairan di

sekitar rencana kegiatan dengan menggunakan Eikman grap, dengan mengikuti prosedur

standar. Benthos yang telah diambil dari badan air, selanjutnya dipisahkan dari tanah

dengan cara menyaringnya agar bebas dari kotoran dan lumpur atau pasir. Setelah benthos

dipisahkan dari tanah, selanjutnya dimasukkan dalam kantong plastik atau botol koleksi

serta diberi pewarnaan terlebih dahulu menggunakan easin atau lugol dan diawetkan

dengan formalin 4% untuk diidentifikasikan di laboratorium.

2) Metode analisis data

Analisis data benthos dilakukan dengan menelaah kelimpahan dan indeks keanekaragaman

menggunakan indeks diversitas Shannon-Wiener.

3.1.2.1.3. Nekton

1) Metode pengumpulan data

Pengumpulan data ikan, udang dll didasarkan pada pengamatan langsung terhadap hasil

tangkapan pencari ikan atau nelayan dan melakukan wawancara langsung dengan

masyarakat setempat. Selain itu dilengkapi dengan data dari Dinas Perikanan Kabupaten

Banggai.

2) Metode analisis data

Data jenis-jenis ikan yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan menelaah

kemungkinan adanya jenis-jenis ikan yang bernilai ekonomi bagi masyarakat.

3.1.2.2. Biota Air Laut

3.1.2.2.1. Terumbu Karang

Terumbu karang yang diamati terletak di sekitar dermaga di lepas pantai Lokasi Kilang LNG

kurang lebih sepanjang 1 km dari garis pantai.

Page 33: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-33

PT. PERTAMINA EP - PPGM

1) Metode pengumpulan data

Untuk mengetahui kondisi ekosistem terumbu karang, akan dilakukan penyelaman pada

kedalaman 3 m dan 10 m. Metode yang digunakan adalah metode transek garis (English at

all, 1994), transek garis sejajar pantai sepanjang 100 m, jenis karang diamati berdasarkan

bentuk hidupnya dan penutupan area. Pengumpulan data ini dilakukan oleh 1 kelompok

penyelam yang terdiri dari 4 orang (1 orang membuat transek, 2 orang mengamati dan 1

orang mengatur dari atas perahu). Pengamatan terumbu karang ini didasarkan pada

pertimbangan rencana adanya jalur pipa lepas pantai yang kemungkinan akan melewati

habitat terumbu karang yang dapat menyebabkan matinya terumbu karang dan

terganggunya kehidupan biota laut lainnya.

2) Metode analisis data

Terumbu karang dianalisis berdasarkan kategori bentuk hidup karang dan prosentase

penutupan area untuk menentukan kondisi terumbu karang.

100%xtransekPanjang

hidupbentukkategorisetiaptotalpanjangpenutupanPersentase

Hasil analisis penutupan karang dimasukkan ke dalam skala kualitas lingkungan penutupan

terumbu karang modifikasi dari Kep.Men. LH 04/2001.

Tabel 3.18. Skala Kualitas Lingkungan Penutupan Terumbu Karang

Skala Kualitas Lingkungan % Penutupan Terumbu Karang

1 Sangat buruk 0 – 12,9

2 Buruk 13 – 24,9

3 Sedang 25 – 49,9

4 Baik 50 – 74,9

5 Sangat baik 75 – 100

Page 34: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-34

PT. PERTAMINA EP - PPGM

3.1.2.2.2. Nekton

1) Metode pengumpulan data

Pengumpulan data ikan didasarkan pada pengamatan langsung terhadap hasil tangkapan

pencari ikan atau nelayan dan melakukan wawancara langsung dengan masyarakat

setempat. Selain itu dilengkapi dengan data dari Dinas Perikanan Kabupaten Banggai.

2) Metode analisis data

Data jenis-jenis ikan yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan menelaah

kemungkinan adanya jenis-jenis ikan yang bernilai ekonomi bagi masyarakat.

3.1.2.3. Vegetasi Alami dan Budidaya

Pengamatan vegetasi di dalam dan sekitar tapak GPF, BS, Kilang LNG dan sumur, dan jalur pipa

beradasarkan azas keterwakilan vegetasi, seperti hutan, mangrove, perkebunan, persawahan,

pekarangan. Pada setiap daerah pengamatan akan dibuat 6 titik sampling pada tapak kegiatan.

Dasar pengambilan sampel di sekitar lokasi kegiatan adalah hilangnya flora di sekitar kawasan

tersebut apabila rencana kegiatan telah berlangsung. Pada jalur pipa juga akan dilakukan

pengamatan tanpa plot, terutama pada jalur yang berada di daerah persawahan ataupun kebun

campur. Penentuan pengambilan sampel di sekitar jalur pipa adalah sebagai perwakilan vegetasi

hutan, mangrove, kebun, pekarangan dan persawahan.

1) Metode pengumpulan data

Pengambilan/pengumpulan data vegetasi diperoleh dengan menggunakan teknik plot

quadrat sampling. Ukuran kuadrat 10 x 10 m untuk strata pohon. Adapun penempatan

kuadrat tersebut ditentukan secara sistematik random sampling. Pengamatan terhadap

tanaman budidaya dilakukan dengan inventarisasi, pengamatan langsung dan wawancara

tentang jenis tanaman yang dibudidayakan masyarakat di wilayah studi.

2) Metode analisis data

Data-data flora dianalisis untuk mengetahui indeks diversitas, frekuensi, kerapatan dan nilai

penting. Parameter yang ditelaah meliputi :

1) Indeks diversitas/keanekaragaman untuk komunitas flora darat dan mangrove.

Indeks diversitas diketahui melalui rumus indeks menurut Shannon – Wiener:

Page 35: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-35

PT. PERTAMINA EP - PPGM

H’ = pilogpi

catatan : pi = n/Nn = jumlah individu suatu jenisN = jumlah total individu seluruh jenis

2)disampelplot yangtotalJumlah

hadirspesiesdimanapotJumlahFrekuensi

3)cuplikanArea

individuJumlahKerapatan

4) Nilai Penting (NP) = Frekuensi relatif (FR) + Kerapatan relatif (DR)

Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskripsif sehingga dapat disimpulkan

kualitas lingkungan flora di lokasi kegiatan dan sekitarnya.

3.1.2.4. Satwa Liar

1) Metode pengumpulan data

Pengumpulan data jenis-jenis satwa liar (anggota kelas Mammalia, Aves dan Reptilia)

dilakukan dengan pengamatan langsung (dengan bantuan teropong binokuler) dan tidak

langsung (jejak, kotoran, bagian tubuh yang ditinggalkan, wawancara) dan atau dengan

menggunakan data sekunder. Parameter yang akan ditelaah terdiri dari:

a) Kekayaan jenis

Untuk mengetahui kekayaan jenis satwa liar di lokasi kegiatan dan sekitarnya,

diperlukan pemahaman pengenalan jenis/spesies berdasarkan hasil identifikasi.

Identifikasi jenis satwa liar dapat dibantu dengan buku identifikasi satwa liar: mammal,

burung dan reptil.

b) Tingkat kelimpahan jenis

Tingkat kelimpahan jenis akan dibedakan menjadi banyak, sedang, dan sedikit.

2) Metode analisis data

Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan menelaah adanya jenis-jenis yang

dilindungi atau nilai lain bagi masyarakat sekitarnya.

Page 36: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-36

PT. PERTAMINA EP - PPGM

Tabel 3.19. Metode Sampling/Analisis Data dan PeralatanUntuk Pengamatan Komponen Biologi

Parameter Metode Pengumpulan Data Metode AnalisisData

Peralatan

A. Biota Air Tawar1. Plankton

KelimpahanDiversitas/keanekaragaman

Purposive Random SamplingTotal Strip Counting

Indeks DiversitasDeskriptifAnalisis

Plankton net

2. BenthosKelimpahanDiversitas/keanekaragaman

Purposive Random Sampling Indeks DiversitasDeskriptifAnalisis

Eikman grap

3. IkanDiversitas/keanekaragaman

InventarisasiWawancara

DeskriptifAnalisis

Daftar pertanyaan

B. Biota Air Laut1. Terumbu karang

Prosentase luas tutupankarang yang hidup

Transek garis Analisis Prosentaseluas tutupan karangyang hidup

GPSRoll meter

2. IkanDiversitas/keanekaragaman

InventarisasiWawancara

DeskriptifAnalisis

Daftar pertanyaan

C. Vegetasi Alami dan Budidaya1. Flora alam (liar)

KerapatanDiversitas/keanekaragaman

InventarisasiPloting

Indeks DiversitasKerapatan pohonDeskriptifAnalisis

Kuadrat plotRoll meter

2. Tanaman budidayaDiversitas/keanekaragaman

InventarisasiWawancara

DeskriptifAnalisis

Daftar pertanyaan

D. Satwa Liar1. Fauna liar

KelimpahanDiversitas/keanekaragaman

InventarisasiPencacahanIndex Point Abudance

DeskriptifAnalisis

TeropongbinokularHand counter

2. Hewan budidayaDiversitas/keanekaragaman

InventarisasiWawancara

DeskriptifAnalisis

Daftar pertanyaan

3.1.3. Komponen Sosial

a. Jenis data dan penentuan responden

Penelitian AMDAL aspek sosial rencana kegiatan PT. PERTAMINA EP – PPGM ini mengacu

pada Kep.Ka BAPEDAL No. 299/1996 tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial Dalam

Penyusunan AMDAL. Data yang diperlukan komponen sosial ekonomi dan budaya dalam

penelitian meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari responden

melalui wawancara secara terarah/terfokus dengan menggunakan pedoman wawancara

Page 37: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-37

PT. PERTAMINA EP - PPGM

(interview guidance). Responden ditentukan dengan metode purposive random sampling.

Menurut Paton (1990), purposive sampling umumnya digunakan untuk penelitian kualitatif,

dimana pemilihan responden lebih didasarkan pada kriteria khusus dan tujuan penelitian

yang akan dilakukan serta kurang menekankan pada sifat representativitas dalam

pengambilan sampel. Responden yang diambil meliputi anggota masyarakat dari berbagai

kelompok, seperti tokoh formal dan informal, para pemuda, wanita dan ibu rumah tangga

serta kelompok-kelompok profesi atau matapencaharian. Adapun data sekunder diperoleh

dari instansi terkait di tingkat desa, kecamatan, dan kabupaten.

b. Penentuan lokasi sampel

Penentuan lokasi sampel untuk pelaksanaan wawancara dilakukan dengan menggunakan

metode purposive sampling, dengan mempertimbangkan pada kategori-kategori wilayah

yang diprakirakan akan terkena dampak baik pada aspek fisik, biologi, maupun sosial

budaya dari adanya rencana kegiatan Proyek Pengembangan Gas Matindok. Selengkapnya

rencana pengambilan sampel komponen sosial disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.20. Lokasi Pengambilan Sampel Komponen Sosial

KomponenLingkungan/Parameter

Lokasi JumlahSampel Dasar Penentuan

1. Demografi(kependudukan)

Desa-desa di wilayahKecamatan Toili Barat,Toili, Batui

200responden

Desa-desa di sekitar tapak proyek yang akanterkena dampak langsung dari kegiatanPengembangan Lapangan Gas Matindok.Mata pencaharian penduduk umumnyasebagai petani dan nelayan.

2. Sosial EkonomiKesempatan kerja

Desa-desa di wilayahKecamatan Toili Barat,Toili, Batui

200responden

Desa-desa di sekitar tapak proyek yang akanterkena dampak langsung dari kegiatanPengembangan Lapangan Gas Matindok.Mata pencaharian penduduk umumnyasebagai petani dan nelayan.

Kesempatanberusaha

Desa-desa di wilayahKecamatan Toili Barat,Toili, Batui

50responden

Umumnya kesempatan usaha banyakberkembang di lokasi-lokasi strategis

Pendapatanpenduduk

Desa-desa di wilayahKecamatan Toili Barat,Toili, Batui

200responden

Desa-desa di sekitar tapak proyek yang akanterkena dampak langsung dari kegiatanPengembangan Lapangan Gas Matindok.Mata pencaharian penduduk umumnyasebagai petani dan nelayan.

Perekonomianlokal

Kantor Kecamatan danKantor DispendaKabupaten

- Sumber data aktivitas ekonomi tingkatkecamatan dan kabupaten

Page 38: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-38

PT. PERTAMINA EP - PPGM

Tabel 3.20. Lanjutan

KomponenLingkungan/Parameter

Lokasi JumlahSampel

Dasar Penentuan

3. Sosial BudayaProses sosial

Desa-desa di wilayahKecamatan Toili Barat,Toili, Batui

200responden

Desa-desa di sekitar tapak proyek yang akanterkena dampak langsung dari kegiatanPengembangan Lapangan Gas Matindok.Mata pencaharian penduduk umumnyasebagai petani dan nelayan.

Sikap dan persepsimasyarakat

Desa-desa di wilayahKecamatan Toili Barat,Toili, Batui

200responden

Desa-desa di sekitar tapak proyek yang akanterkena dampak langsung dari kegiatanPengembangan Lapangan Gas Matindok.Mata pencaharian penduduk umumnyasebagai petani dan nelayan.

Parameter, metode pengumpulan dan analisis data demografi, sosial ekonomi dan budaya

adalah sebagai berikut.

3.1.3.1. Demografi

Data kependudukan meliputi data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui

wawancara langsung kepada masyarakat yang diprakirakan terkena dampak kegiatan. Data

sekunder diperoleh melalui data statistik di kecamatan dan kabupaten yang menjadi lokasi

rencana kegiatan. Adapun parameter kependudukan yang diteliti meliputi:

Struktur penduduk (kelompok umur menurut jenis kelamin, mata pencaharian dan

tingkat pendidikan) serta kepadatan penduduk

Perkembangan penduduk khususnya pertumbuhan penduduk

Mobilitas penduduk yang meliputi migrasi keluar/masuk, pola migrasi dan pola

persebaran penduduk

Tenaga kerja, meliputi angkatan kerja dan tingkat pengangguran

Metode analisis data kependudukan yang bersifat kuantitatif dilakukan dengan analisis statistik,

sedangkan yang bersifat kualitatif dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif analisis.

Metode analisis data demografi bersifat kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif dilakukan

menggunakan beberapa rumus:

Page 39: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-39

PT. PERTAMINA EP - PPGM

a) Rumus kepadatan penduduk:

100%X)2(kmwilayahLuas

(jiwa)pendudukJumlahKp

b) Rumus pertumbuhan penduduk

Pt = Po (l + r)t

Dimana :Po = jumlah penduduk tahun ke 0/awal perhitungan (jiwa)Pt = jumlah penduduk tahun ke-t/akhir perhitungan (jiwa)t = jangka waktu antara Po dan Pt (tahun)r = rata-rata pertumbuhan penduduk setiap tahun selama t tahun (%)

c) Sex ratio

100%xperempuanpendudukJumlah

laki-lakipendudukJumlahratioSex

3.1.3.2. Sosial Ekonomi

Pengumpulan data sosial ekonomi dilakukan melalui data sekunder dan data primer. Data

sekunder meliputi data monografi, data statistik pada instansi terkait di daerah yang diteliti.

Data primer diperoleh dengan cara wawancara secara langsung terhadap masyarakat di daerah

sekitar proyek dan pada kegiatan-kegiatan ekonomi di lapangan. Adapun parameter sosial

ekonomi yang akan diteliti meliputi:

Ekonomi rumah tangga terdiri dari: (a) tingkat pendapatan, (b) pola nafkah ganda.

Ekonomi sumber daya alam yang terdiri dari : (a) pola pemanfaatan sumberdaya alam,

(b) pola penggunaan lahan.

Perekonomian lokal yang terdiri dari: (a) kesempatan kerja dan berusaha, (b) jenis dan

jumlah aktivitas ekonomi nonformal, (c) pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, (d)

Pendapatan Asli Daerah (PAD), (e) aksesibilitas wilayah, (f) fasilitas umum dan fasilitas

sosial.

Analisis data sosial ekonomi yang bersifat kuantitatif akan dilakukan dengan analisis statistik,

sedangkan yang bersifat kualitatif akan dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif

analisis.

Beberapa rumus yang digunakan dalam analisis data sosial ekonomi adalah sebagai berikut.

Page 40: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-40

PT. PERTAMINA EP - PPGM

a) Angka beban ketergantungan (Dependency Ratio) =

Jumlah penduduk yang tidak produktif (15– + 65+)Jumlah penduduk usia produktif (15 – 64)

dimana:DR = angka beban tanggungan (%)P15- = jumlah penduduk usia 0–14 tahunP65+ = jumlah penduduk usia 65 tahun ke atasP15-64 = jumlah penduduk usia 15–64 tahunK = konstanta (100)

(Nurdini, 1981)

b) Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) =

Angkatan kerjaPenduduk berumur 15 th+

Angkatan kerja adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang selama seminggu sebelum

pencacahan telah bekerja atau punya pekerjaan, tetapi untuk sementara waktu tidak

bekerja dan mereka yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan.

c) Pendapatan

I = TR .......................(dari sudut penerimaan)

dimana :I = pendapatan (income)TR = penerimaan total (total revenue)

I = C + S + i ................. (dari sudud pengeluaran)

dimana:I = Penerimaan (income)C = Konsumsi (consumption)S = Tabungan (saving)I = investasi

d) Tingkat produktivitas tenaga kerja

Nilai tambah Produk Domestik Bruto (PDB)Jumlah penduduk yang menghasilkan nilai tambah

x K

x 100

Page 41: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-41

PT. PERTAMINA EP - PPGM

3.1.3.3. Sosial Budaya

1) Metode pengumpulan data

Pengumpulan data sosial budaya dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder dan data

primer. Data sekunder diperoleh dari hasil-hasil penelitian sosial budaya yang pernah

dilakukan di wilayah yang menjadi lokasi proyek, serta buku-buku referensi yang menunjang

penelitian ini. Data primer diperoleh melalui penelitian di lapangan yang meliputi observasi

dan wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara (interview guidance) terhadap

responden dan melakukan wawancara secara mendalam yang terarah/terfokus (indepth

interview) terhadap beberapa informan kunci (key person) seperti tokoh masyarakat, tokoh

adat dan tokoh agama yang dianggap sangat berpengaruh dalam masyarakat. Adapun

parameter sosial budaya yang akan diteliti adalah:

Kebudayaan masyarakat setempat yang meliputi : (a) adat istiadat, (b) nilai dan norma

budaya.

Proses sosial dalam masyarakat yang meliputi: (a) proses asosiatif (kerjasama), (b)

proses disosiatif (konflik sosial), (c) akulturasi, (d) asimilasi dan integrasi, (e) kohesi

sosial.

Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha atau kegiatan.

2) Metode analisis data

Metode analisis data sosial budaya dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif

analisis yang mendasarkan pada pengamatan data yang ada di lapangan serta data yang

diperoleh dari kuesioner yang disebarkan kepada responden. Selain itu, diperoleh data dari

hasil wawancara terarah yang dilakukan terhadap beberapa informan kunci, serta dengan

menggunakan metode analogi yang mendasarkan pada data referensi hasil penelitian

mengenai topik serupa yang pernah dilakukan sebelumnya. Untuk data yang bersifat

kualitatif, analisis data akan disajikan dalam bentuk deskripsi dan untuk data yang bersifat

kuantitatif, data akan disajikan dalam bentuk tabulasi.

Secara rinci jenis komponen lingkungan sosial yang akan diteliti beserta metode

pengumpulan dan analisis datanya disajikan pada Tabel 3.21.

Page 42: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-42

PT. PERTAMINA EP - PPGM

Tabel 3.21. Parameter, Metode Pengumpulan dan Analisis Data Demografi,Sosial Ekonomi dan Sosial Budaya

Parameter Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data

1. DemografiKependudukan

Observasi/pengamatan lapangan,wawancara, pengumpulan datasekunder

Kualitatif dan kuantitatif

2. Sosial EkonomiKesempatan kerja dan

berusahaWawancara, penelusuran data daninformasi

Kualitatif dan kuantitatif

Kesempatan berusaha Wawancara, penelusuran data daninformasi

Kualitatif dan kuantitatif

Pendapatan masyarakat Wawancara, pengumpulan datasekunder

Kualitatif dan kuantitatif

Pendapatan daerah Penelusuran data dan informasi Kualitatif dan kuantitatif

3. Sosial BudayaNilai dan norma budaya

masyarakat setempatPengumpulan data sekunder Kualitatif

Proses sosial Wawancara, penelusuran data daninformasi

Kualitatif

Sikap dan persepsimasyarakat

Wawancara, penelusuran data daninformasi

Kualitatif

Sedangkan dalam menentukan skoring untuk kualitas lingkungan hidup sebelum dan sesudah

terkena dampak digunakan pedoman yang didasarkan pada dua sumber atau referensi.

Referensi pertama yaitu yang bersumber dari parameter-parameter baku yang sudah

dipublikasikan secara umum dan memiliki nilai legalitas (seperti dari BPS, Depkes, WHO, dan

sebagainya). Referensi kedua untuk aspek-aspek sosial yang parameternya belum ada

ketentuan atau ukuran resminya ditentukan dengan mengacu pada konsep-konsep ilmu

sosial dan dianalogikan dengan kegiatan sejenis yang pernah ada namun disesuaikan dengan

kondisi sosial budaya masyarakat dimana rencana kegiatan ini akan berlangsung.

Page 43: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-43

PT. PERTAMINA EP - PPGM

3.1.4. Komponen Kesehatan Masyarakat

Data komponen kesehatan masyarakat meliputi data primer dan sekunder. Data primer

dikumpulkan melalui wawancara dengan responden dan pengamatan lapangan. Jumlah dan

kriteria responden ditetapkan sama dengan komponen sosial ekonomi dan budaya. Sementara

itu data sekunder dikumpulkan dari instansi terkait seperti Puskesmas dan rumah sakit

setempat.

Dengan mengacu pada Keputusan Kepala Bapedal Nomor: KEP-124/12/1997 tentang Panduan

Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat dalam Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan,

metode pengumpulan dan analisis data adalah sebagai berikut.

1) Metode pengumpulan data

Pengumpulan data akan dilakukan melalui:

observasi/pengamatan lapangan

wawancara dengan menggunakan kuesioner

wawancara mendalam (indepth interview) terhadap informan kunci

penelusuran data dan informasi tentang kondisi kesehatan masyarakat setempat

pengumpulan data sekunder.

Macam data yang dikumpulkan meliputi: pola penyakit, status gizi, pembiayaan kesehatan,

macam pelayanan kesehatan, sarana sanitasi (jamban, sarana pengolahan air limbah),

kondisi sanitasi lingkungan, macam penyakit menular yang ada, air bersih dan atau air sumur

penduduk, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masyarakat baik preventif maupun kuratif

dan aspek-aspek kependudukan yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat.

Instrumen penelitian (kuesioner) dibuat secara khusus dan selanjutnya digabung bersama

kuesioner sosial-ekonomi dan budaya. Data kualitatif diambil sendiri oleh peneliti yang

bergabung bersama aspek sosial-budaya.

Tabel 3.22. Lokasi Pengambilan Sampel KomponenKesehatan Masyarakat

Parameter Lokasi JumlahSampel

Dasar Penentuan

1. Sanitasi lingkungan Desa-desa di wilayahKecamatan Toili Barat,Toili, Batui

200responden

Mengetahui kondisi sanitasi lingkungansecara umum di wilayah studi

2. Tingkat kesehatanmasyarakat

Desa-desa di wilayahKecamatan Toili Barat,Toili, Batui

200responden

Mengetahui kondisi kesehatan masyarakatdan tingkat pelayanan kesehatan secaraumum

Page 44: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-44

PT. PERTAMINA EP - PPGM

2) Metode analisis data

Data dianalisis dengan metode analisis dampak kesehatan lingkungan dan epidemiologi

diantaranya melalui: (1) statistik sederhana, (2) deskriptif evaluatif, dan (3) pedoman resmi

(formal) yang sesuai dengan kepentingannya (misalnya mengenai status gizi balita, tingkat

kematian bayi, sumberdaya kesehatan, dan lain sebagainya).

Tabel 3.23. Parameter, Metode Pengumpulan dan Analisis DataKesehatan Masyarakat

Parameter Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data Keterangan

1. Sanitasilingkungan

Observasi/pengamatan lapangan,wawancara, pengumpulan datasekunder

Metode analisis dampakkesehatan lingkungan,metode epidemiologi

Analisis dilakukan secarakualitatif dan kuantitatif

2. Tingkatkesehatanmasyarakat

Observasi/pengamatan lapangan,wawancara, penelusuran data daninformasi, pengumpulan datasekunder

Metode analisis dampakkesehatan lingkungan,metode epidemiologi

Analisis dilakukan secarakualitatif dan kuantitatif

Peta Lokasi Pengambilan Sampel Komponen Geo-Fisik-Kimia, Biologi, Sosial dan

Kesehatan Masyarakat dapat dilihat pada Gambar 3.3 dan ringkasan metode pengambilan

data dan lokasi pengambilan data disajikan pada Tabel 3.24.

Page 45: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-45

PT. PERTAMINA EP - PPGM

Gambar 3.3. Peta Rencana Pengambilan Sampel

Page 46: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-46

PT. PERTAMINA EP - PPGM

Tabel 3.24. Komponen/Paramater Lingkungan, Metode Pengumpulan dan Lokasi Pengambilan Data

No KomponenLingkungan

Parameter Metode/ Sumber Data Alat Jumlah Sampel Lokasi Alasan Penetapan TitikSampel

1 Iklim Curah hujan Tabulasi/diagram Rain gauge 1 paket (data curahhujan,suhu udara,kelembaban udara danangin diambil dariStasiun KlimatologiBandara Luwuktersebut

Stasiun Klimatologi BubungLuwuk/Toili

Karena satu-satunya stasiunklimatolagi terdekat didalam wilayah studi, makastasiun klimatologi tersebutdipilih sebagai referensi dataiklim daerah penelitian

Suhu udara Tabulasi/diagram Thermometer udara

Kelembaban nisbi udara Tabulasi/diagram Hygrometer

Angin WinrosePencatatan arah dankecepatan angin

2 Kualitas Udara SO2 Pararosanilin Spektofotometer

12 titik sampling

Akan diambil di beberapatempat seperti: Kilang LNGPadang dan Uso, GPFKayowa, BS (Minahaki,Sukamju, Donggi, Maleorajadan Matindok), Jalur pipa BSDonggi-BS Matindok, Jalurpipa unit XII desa Tirtasari,Jalur pipa diunit II Desa ArgaKencana dan jalur pipa dipersawahan Kintom

Titik samplingmerepresentasikan lokasialternatif Kilang LNG Padangdan Uso, Gas ProcessingFacilities (GPF) di Kayowa,Block Station (BS) diMinahaki, Sukamaju, Donggi,Maleoraja, Matindok danjalur-jalur pipa

NO2 Salzman Spektofotometer

CO NDIR Analyzer

Debu (TSP) Gravimetri Dust level sampler

PM10 Gravimetri Dust level sampler

Kebisingan Pembacaan langsung Sound level meter

3 Fisiografi danMorfologi

Ketinggian tempat Pengukuran langsungPeta Rupa Bumi IndBakosurtanal

GPSPeta topografi

1 paket (dalam satulokasi sampel diukurketinggian tempat,kondisi topografi dankemiringan lereng)

Rencana lokasi tapak GPF(BS, LNG, sumur, dan jalurpipa

Lokasi tersebut dapatmewakili kondfisi fisiografidan morfomologi daerahpenelitian.

Topografi ObservasiPeta Rupa Bumi IndBakosurtanal

Peta topografi danVisual

Kemiringan lahan Pengukuran langsungPeta Rupa Bumi IndBakosurtanal

Kompas Geologi(Suncto)

Page 47: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-47

PT. PERTAMINA EP - PPGM

Tabel 3.24. Lanjutan

No KomponenLingkungan Parameter Metode/ Sumber Data Alat Jumlah Sampel Lokasi Alasan Penetapan Titik

Sampel4 Geologi dan

hidrogeologiGeologi regional Membaca dan interpretasi

Peta Geologi BersistemLembar Batui (GTL

Bandung)

Pancaindra mata 1 paket(Jenis batuan, strukturgeologi : lipatan, sesar,pola sesar)

Wilayah studi Tidak mendasarkan sampeltetapi overview fenomenageologi seluruh wilayah didaerah penelitian

Geologi lokal Observasi Kompas geologi,palu geologi

1 paket (jenis batuan,struktur geologimeliputi, rekahan,sesar, lipatan dll)

Rencana lokasi tapakkegiatan GPF (BS, LNG,sumur, jalur pipa

Observasi secara overviewdidasarkan pada bagaimanakondisi geologi ditempattersebut yang dimungkinkanakan berpengaruh terhadapkegiatan proyek

Kegempaan Wawancara denganpenduduk setempat

Peta sumber gempa diIndonesia (GTL Bandung)

Peta Gempa, danwawancara denganpenduduk

200 responden disekitar tapak kegiatan

Desa-desa di wilayahpenelitian dengan pendudukyang sudah lama bertempattinggal d itempat tersebut.

Pemilihan didasarkan padakeberadaan masyarakat yangpernah terkena gempa

Hidrogeologi Pengukuran kedalamansumur gali,

Wawancara dgnpenduduk,

Peta hidrogeologi (GTLBandung)

Meteran panjang(midfer)

1 paket (± 25 sumurpenduduk) pada kondisitopografi berbeda.

Sumur penduduk di desa-desa sekitar rencana lokasitapak proyek

Wawancara dimaksudkanuntuk mengetahuibagaimana fluktuasi air tanahantara musim penghujan danmusim kemarau, di tempattersebut.

5 Sifat tanah Sifat kimia Sampling di lapangan Cangkul, kantongplastik

6 sampel Di sekitar jalur pipa danbeberapa titik sekitar lokasipemboran

Pengambilan sampeldidasarakan pada perbedaanjenis tanah yangberkembang di daerahpenelitian.

Sifat fisika Sampling di lapangan Cangkul, capper ring

Page 48: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-48

PT. PERTAMINA EP - PPGM

Tabel 3.24. Lanjutan

No KomponenLingkungan Parameter Metode/ Sumber Data Alat Jumlah Sampel Lokasi Alasan Penetapan Titik

Sampel6 Erosi Tanah Erosivitas hujan

Erodibilitas tanahKelerenganPenutupan danpengelolaan tanah

Sampling di lapangan Belati, kantongplastik, capper ring

3 sampel Daerah berlereng di sekitarjalur pipa dan lokasi sumurpemboran

Pada morfologi dan penutuplahan yang berbeda yaituhutan, semak dan ladang

7 Drainase danirigasi, debit

Pola aliranJaringan irigasiKecepatan arus(penampang sungai)

PengamatanPenggambaran sistem

drainase & irigasiPengukuran kecepatan

arus & luas penampang,pengolahan data hujan,rumus emperis

Peta kerja, currentmeter, pelampung(floater), arloji danstop watch

1 paket Seluruh areal studi(representatif)

Karena kondisi drainasemerupakan satu kesatuanhasil proses antara hujan,karakteristik fisiografidaerah, vegetasi penutupdan sifat batuan/tanah dalamsuatu areal tertentu.

8 Hidro-oseanografi Batimetri Hasil penelitian sebelumnya(Baseline Study RencanaProyek Pengembangan GasMatindok Sulawesi Tengah)

Peta Batimetri 1 paket Wilayah laut yang masukpada batas wilayah studiuntuk rencana pemilihandermaga

Data sekunder yang adasudah dimaksudkan untukpemilihan rencana lokasidermaga (Uso dan Padang)

Pasang-surut Hasil penelitian sebelumnya(Baseline Study RencanaProyek Pengembangan GasMatindok Sulawesi Tengah)

Papan skala (AWLR) 1 paketWilayah laut yang masukpada batas wilayah studiuntuk rencana pemilihandermaga

Data sekunder yang adasudah dimaksudkan untukpemilihan rencana lokasidermaga (Uso dan Padang)

Gelombang Hasil penelitian sebelumnya(Baseline Study RencanaProyek Pengembangan GasMatindok Sulawesi Tengah)

Jalon, meteran,stopwatch

1 paket Wilayah laut yang masukpada batas wilayah studiuntuk rencana pemilihandermaga

Data sekunder yang adasudah dimaksudkan untukpemilihan rencana lokasidermaga (Uso dan Padang)

Page 49: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-49

PT. PERTAMINA EP - PPGM

Tabel 3.24. Lanjutan

NoKomponenLingkungan Parameter Metode/ Sumber Data Alat Jumlah Sampel Lokasi

Alasan Penetapan TitikSampel

Arus Hasil penelitian sebelumnya(Baseline Study RencanaProyek Pengembangan GasMatindok Sulawesi Tengah)Dan hasil data pengukuransebelumnya dari instansilain (data sekunder)

Current meter 1 paket Wilayah laut yang masukpada batas wilayah studiuntuk rencana pemilihandermaga

Data sekunder yang adasudah dimaksudkan untukpemilihan rencana lokasidermaga (Uso dan Padang)

9 Kualitas air tawar Sifat fisik air Pengukuran langsung dilapangan

Termometer,eikman grab

9 titik sampel Koordinat lokasi disajikanpada Dok. ANDAL

Titik sampling merepre-sentasikan lokasi air sungaiterdekat di sekitar BS, KilangLNG; perwakilan sungaiterpotong oleh jalur pipadari BS-Kilang LNG dan airsumur penduduk yangterdekat dengan lokasialternatif kilang LNG diPadang dan Uso serta jalurpipa

Sifat kimia air Pengambilan sampellangsung dan analisislaboratorium

Botol sampel, pHmeter, perangkattitrasi watersampler, eikmangrap

10 Kualitas air laut Sifat fisik air Pengukuran langsung dilapangan

Termometer, seichidisk

6 titk sampel Rencana Dermaga Padang(AL-1, AL-2, AL-3) dan

Badan air laut terdekat di disekitar alternatif dermaga

Sifat kimia air Pengambilan sampellangsung dan analisislaboratorium

Botol sampel, phmeter, perangkattitrasi water sampler

Rencana Dermaga Uso (AL-4,AL-4, dan AL-5)

kompleks Kilang LNG diPadang atau Uso

Page 50: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-50

PT. PERTAMINA EP - PPGM

Tabel 3.24. Lanjutan

No KomponenLingkungan

Parameter Metode/ Sumber Data Alat Jumlah Sampel Lokasi Alasan Penetapan TitikSampel

11 Transportasi darat Gangguan kelancaranlalulintas

Pengukuran kepadatan lalulintas jalan raya

Tally Counter 1 paket (jumlah danjenis kendaraan,kecepatan rata-rata)

Ruas jalan provinsi dariDesa Uso sampai denganKaryamakmur (Toili Barat)

Dengan mengetahui kondisikepadatan lalulintas padasuatu segmen jalan sudahdapat digunakan untukmemprediksi kepadatanlalulintas pada seluruh badanjalan tersebut.

Gangguan keselamatanpengguna jalan

Data sekunder angkakecelakaan jalan raya

Data sekunder dariDLLJR Kab. Banggai& Polsek Kec. ToiliBarat, Toili; Batui

1 paket (jalan retak,aspal mengelupas,tanah ambles, jalanterputus dan lainnya)

Jalan raya dimanakemungkinan terjadigangguan lalulintas

Pada jalan yang dilaluilangsung kendaraan-kendraan proyek milik PTPertamina

Kerusakan jalan raya danjembatan

Pengamatan langsungkondisi perkerasan jalan

Visual Ruas jalan provinsi dariDesa Uso sampai denganKaryamakmur (Toili Barat)

Pada jalan yang dilaluilangsung kendaraan-kendaraan proyek milik PTPertamina

Pengotoran jalan Pengamatan langsungkondisi perkerasan jalan

Visual Ruas jalan provinsi dariDesa Uso sampai denganKaryamakmur (Toili Barat)

Pada jalan yang dilaluilangsung kendaraan-kendaraan proyek milik PTPertamina

12 Kualitas air laut Sifat fisik air Pengukuran langsung dilapangan

Termometer, seichidisk

6 titk sampel Rencana Dermaga Padang(AL-1, AL-2, AL-3) danrencana Dermaga Uso (AL-4,AL-4, dan AL-5)

Badan air laut terdekat di disekitar alternatif dermagakompleks Kilang LNG diPadang atau Uso

Sifat kimia air Pengambilan sampellangsung dan analisislaboratorium

Botol sampel, phmeter, perangkattitrasi water sampler

6 titk sampel Rencana Dermaga Padang(AL-1, AL-2, AL-3) danrencana Dermaga Uso (AL-4,AL-4, dan AL-5)

Badan air laut terdekat di disekitar alternatif dermagakompleks Kilang LNG diPadang atau Uso

Page 51: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-51

PT. PERTAMINA EP - PPGM

Tabel 3.24. Lanjutan

No KomponenLingkungan Parameter Metode/ Sumber Data Alat Jumlah Sampel Lokasi Alasan Penetapan Titik

Sampel13 Biota air laut Terumbu karang Pengamatan langsung di

lapangan, Peta Dinas Hidro-oseanografi TNI AL/ PetaLPI Bakosurtanal

Peralatansnorkeling/ SCUBA,GPS

3 titik sampel Badan air laut terdekat disekitar sumur lepas pantaisekitar dermaga di kompleksKilang LNG (sesuai denganpengambilan sampel airlaut);

Lokasi sampel berada disekitar kegiatan sehinggadiprakirakan akan berdampakpada terumbu karang

Nekton Wawancara langsungdengan masyarakat, datadinas terkait (DinasPerikanan)

3 titik sampel Wilayah laut yang masukpada batas wilayah studi

Lokasi sampel berada disekitar kegiatan sehinggadiprakirakan akan berdampakpada nekton

14 Biota darat Vegetasi alami danbudaya

Pengamatan/pengukuranmetode kuadrat/jalurberpetak pada transeklokasi sampel

Peta kerja, GPS,tambang berskala,pH band,hagameter, parang,teropong bino,counter & tallysheet

14 titik sampel Prinsip keterwakilanekosistem di area rencanatapak kegiatan (sumur bor,BS, Kilang LNG, jalur pipa),misalnya hutan di SMBangkiriang, HL Mangrove

Lokasi pengambilan sampeltersebut terletak di sekitarkegiatan. Apabila rencanakegiatan berlangsungdikhawatirkan akanmenyebabkan hilangnya floraatau berubahnya strukturvegetasi

Satwa liar Observasi, pengamatanburung dengan metode IPA& wawancara tentangkeberadaan satwa liarendemik/dilindungi

14 titik pengamatan Prinsip keterwakilanekosistem di area rencanatapak kegiatan (sumur bor,BS, Kilang LNG, jalur pipa),misalnya hutan di SMBangkiriang, HL Mangrove

Lokasi pengambilan sampeltersebut terletak di sekitarkegiatan. Apabila rencanakegiatan berlangsungdikhawatirkan akanberdampak pada fauna

Page 52: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-52

PT. PERTAMINA EP - PPGM

Tabel 3.24. Lanjutan

No KomponenLingkungan Parameter Metode/ Sumber Data Alat Jumlah Sampel Lokasi Alasan Penetapan Titik

Sampel15 Sosial ekonomi

dan budayaKependudukan (strukturpenduduk, kepadatanpenduduk, mobilitaspenduduk)

Kuesioner dengan jumlahresponden proporsionalterhadap jumlah pendudukdi desa dalam wilayahstudi;Data BPS, KantorKecamatan – Kantor Desa

Kuesioner 200 responden Desa-desa di sekitar tapakproyek (37 desa, lihat hal. II-169)

Desa-desa yang merupakankonsentrasi penduduk dandiprakirakan akan terkenadampak langsung darikegiatan proyek PPGM

Pola kepemilikan lahan;pendapatan masyarakat;kesempatan berusaha

Observasi wawancaraterstruktur denganresponden (masyarakat,tokoh masyarakat) denganjumlah responden ± 200penduduk desa di wilayahstudi

Kuesioner 200 responden Desa-desa di sekitar tapakproyek (37 desa, lihat hal. II-169))

Desa-desa yang merupakankonsentrasi penduduk dandiprakirakan akan terkenadampak langsung darikegiatan proyek PPGM

Proses sosialWawancara terstrukturdengan responden(masyarakat dan tokohmasyarakat)

Kuesioner 200 responden Desa-desa di sekitar tapakproyek (37 desa, lihat hal. II-169)

Desa-desa yang merupakankonsentrasi penduduk dandiprakirakan akan terkenadampak langsung darikegiatan proyek PPGM

Sikap dan persepsimasyarakat

Wawancara terstrukturdengan responden(masyarakat dan tokohmasyarakat)

Kuesioner 200 responden Desa-desa di sekitar tapakproyek (37 desa, lihat hal. II-169)

Desa-desa yang merupakankonsentrasi penduduk dandiprakirakan akan terkenadampak langsung darikegiatan proyek PPGM

Page 53: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-53

PT. PERTAMINA EP - PPGM

Tabel 3.24. Lanjutan

NoKomponen

Lingkungan Parameter Metode/ Sumber Data Alat Jumlah Sampel LokasiAlasan Penetapan Titik

Sampel16 Kesehatan

masyarakatKondisi sanitasi lingkungan Observasi langsung

Wawancara terstrukturdengan responden(masyarakat dan tokohmasyarakat)

VisualKuesioner

200 responden Desa-desa di sekitar tapakproyek (37 desa, lihat hal. II-169)

Desa-desa yang merupakankonsentrasi penduduk dandiprakirakan akan terkenadampak langsung darikegiatan proyek PPGM

Tingkat kesehatanmasyarakat (prevalensipenyakit, jenis-jenispenyakit, status gizi balita)

Observasi dan wawancaraterstruktur denganresponden (masyarakat,tokoh masyarakat);Data Dinas Kesehatan,Puskesmas dan BPS

Data sekunderKuesioner

200 responden Desa-desa di sekitar tapakproyek (37 desa, lihat hal. II-169)

Desa-desa yang merupakankonsentrasi penduduk dandiprakirakan akan terkenadampak langsung darikegiatan proyek PPGM

Page 54: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-54

PT. PERTAMINA EP - PPGM

Distribusi titik sampel untuk semua komponen lingkungan disajikan pada Peta rencana

Pengambilan sample (Hasil analisis data, terutama untuk parameter-parameter dari jenis-jenis

dampak hipotetik dikonversi menjadi bentuk skala setelah dicocokkan dengan Tabel Skala

Kualitas Lingkungan (Lampiran 12). Dalam tabel itu skala kualitas lingkungan hidup untuk

masing-masing komponen lingkungan hidup dan dampak penting hipotetik ditetapkan ke dalam

lima kelas yaitu:

Kelas: 1 = kualitas lingkungan hidup sangat jelek

2 = kualitas lingkungan hidup jelek

3 = kualitas lingkungan hidup sedang

4 = kualitas lingkungan hidup baik

5 = kualitas lingkungan hidup sangat baik

Selanjutnya, hasil analisis data yang telah ditelaah dikonversi ke dalam skala dituangkan dalam

Tabel 3.25.

Tabel 3.25. Ringkasan Hasil Analisis Data dan Skala Kualitas Lingkungan AwalMasing-masing Parameter Lingkungan yang Terkena Dampak

No.KomponenLingkungan

ParameterHasil Analisis Data Skala

KualitasLingkungan

Ket.PengukuranPengamatan

Lokasi

KOMPONEN GEO-FISIK-KIMIA1. Kualitas udara SO

NO2

COPM10

Debu (TSP)Kebisngan

2 Erosi tanah Erosivitas hujanErodibilitas tanahKelerenganPenutupan dan pengelolaan tanah

3 Drainase dan Pola aliranirigasi, debit Jaringan irigasi

Kecepatan aliran & luas penampang sungai

4 Kualitas air tawar Sifat fisik airSedimenSifat kimia air

5 Kualitas air laut Sifat fisik airSifat kimia air

6 Transportasi darat Kerusakan jalan dan jembatanGangguan kelancaran lalulintasGangguan keselamatan pengguna jalanPengotoran jalan

KOMPONEN BIOLOGI1 Biota air tawar ID Plankton

ID BenthosKekayaan jenis nekton

2 Biota air laut Persentase penutupan terumbu karangKekayaan jenis nekton

3 Biota darat Vegetasi alamiVegetasi budayaKekayaan jenis satwa liar

Page 55: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-55

PT. PERTAMINA EP - PPGM

Tabel 3.25. Lanjutan

No.KomponenLingkungan

ParameterHasil Analisis Data Skala

KualitasLingkungan

Ket.PengukuranPengamatan

Lokasi

KOMPONEN SOSIAL1 Sosial

KependudukanKependudukan (struktur dan mobilitaspenduduk)

2 Sosial Ekonomi Pendapatan masyarakatKesempatan berusaha

3 Sosial Budaya Proses sosialSikap dan persepsi masyarakat

KOMPONEN KESEHATAN MASYARAKAT1. Sanitasi

lingkunganTingkat sanitasi lingkungan

2. Tingkat Kesehatanmasyarakat

Tingkat kesehatan masyarakat

3.2. METODE PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

3.2.1. Prakiraan Besaran Dampak

Metode prakiraan dampak pada prinsipnya adalah untuk memprakirakan besaran dampak

(magnitude) dan tingkat kepentingan (important) dampak.

Tabel 3.26. Metode Prakiraan Besaran Dampak Untuk Masing-MasingParameter Lingkungan Pada Jenis-Jenis Dampak Hipotetik

No KomponenLingkungan

Parameter Metode PrakiraanBesaran Dampak

Keterangan

1. Kualitas Udara SO Matematik dankomparatif dengan

analog kegiatan lainyang sama

Analogi dengan kegiatanAMDAL PengembanganLapangan Gas Senoro danPemipaan Gas Senoro-KintomKab. Banggai, Prov. SulawesiTengah

NO2

COPM10

Debu (TSP)Kebisingan

2 Erosi Tanah Erosivitas hujan,Erodibilitas tanah,Kelerengan,Penutupan dan pengelolaan tanah

Matematik:

A = R.K.L.C.P.

Adanya perubahan penutuplahan dan pengelolaan lahanberbeda akan menghasilkanbesar erosi berbeda.

3 Drainase dan irigasi,debit

Pola aliran,Jaringan irigasi,Kecepatan arus

Professional Judgement,Komparatif

4 Kualitas air tawar Sifat fisik air MatematikSifat kimia air

5 Kualitas air laut Sifat fisik air MatematikSifat kimia air

6 Transportasi darat Gangguan kelancaran lalulintas MatematikGangguan keselamatan pengguna Professional JudgementjalanKerusakan jalan dan jembatanPengotoran jalan

Komparatif dengananalog kegiatan lain

yang sama

Analogi dengan kegiatanAMDAL PengembanganLapangan Gas Senoro danPemipaan Gas Senoro-KintomKab. Banggai, Prov. SulawesiTengah

Page 56: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-56

PT. PERTAMINA EP - PPGM

Tabel 3.2.6. Lanjutan

NoKomponenLingkungan

ParameterMetode Prakiraan Besaran

DampakKeterangan

7 Biota air tawar ID Plankton Professional Judgement dananalog dengan kegiatan sejenis

Analogi dengan kegiatanAMDAL PengembanganLapangan Gas Senorodan Pemipaan GasSenoro-Kintom Kab.Banggai, Prov. SulawesiTengah;

ID BenthosKekayaan Jenis Nekton

8 Biota air laut % penutupan terumbu karangKekayaan jenis nekton

9 Biota darat Vegetasi alamiVegetasi budayaKekayaan jenis satwa liar

10 Sosial ekonomi Kependudukan Analogi dengan kegiatan AMDALPengembangan Lapangan GasSenoro dan Pemipaan GasSenoro-Kintom Kab. Banggai,Prov. Sulawesi Tengah;Professional Judgement

dan budaya Pendapatan masyarakatKesempatan berusahaProses sosialSikap dan persepsi masyarakat

11 Kesehatan Kondisi sanitasi lingkungan Analogi dengan kegiatan AMDALPengembangan Lapangan GasSenoro dan Pemipaan GasSenoro-Kintom Kab. Banggai,Prov. Sulawesi Tengah;Professional Judgement

Masyarakat Tingkat kesehatan masyarakat

Berdasarkan metode (Tabel 3.26) tersebut di atas, akan dihasilkan kondisi masing-masing

parameter lingkungan terprediksi yang selanjutnya dikonversi dalam bentuk skala. Besaran

dampak setiap parameter yang dikaji diperoleh dengan menghitung selisih kualitas lingkungan

hidup setiap kegiatan (proyek) berlangsung (KLp) dengan kualitas lingkungan hidup saat rona

lingkungan hidup awal (mula-mula sebelum adanya proyek (KLRLA) atau Besar prakiraan

dampak = KLp – KLRLA

Angka prakiraan besaran dampak yang akan diperoleh antara 1 s/d 4, dengan pengertian:

+/-1 = dampak positif/negatif kecil

+/-2 = dampak positif/negatif sedang

+/-3 = dampak positif/negatif besar

+/-4 = dampak positif/negatif sangat besar

Namun demikian penetapan besaran dampak tersebut di atas tidak terlalu kaku, khususnya

untuk parameter tertentu yang diprakirakan akan melebihi baku mutu dan atau telah mendekati

angka batas pada perubahan skala kualitas lingkungan.

Selanjutnya hasil prakiraan besaran dampak di tuangkan dalam Tabel 3.27.

Page 57: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-57

PT. PERTAMINA EP - PPGM

Tabel 3.27. Ringkasan Hasil Prakiraan Besaran Dampak Rencana Kegiatan ProyekPengembangan Gas Matindok di Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah

No Komponen Lingkungan

Komponen Rencana KegiatanPra-

Konst Konstruksi Operasi PascaOperasi

1 2 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3GEO-FISIK-KIMIA

1 Kualitas udara ambien -? -? +?2 Kebisingan -? -? +?3 Erosi tanah -? -? -?4 Sistem drainase dan irigasi -? -? -?5 Kualitas air permukaan -? -? -? -? -? +?6 Kualitas air laut -? -? -? +?7 Transportasi darat -? -? -? -? -? -? +?

BIOLOGI1 Vegetasi -? -?2 Satwa liar -? -? -?3 Biota air tawar -? -? -? -? -?4 Biota air laut -? -? -?

SOSIAL-EKONOMI-BUDAYA1 Kependudukan +?2 Pola kepemilikan lahan -?3 Pendapatan masyarakat +? +? +? +? +? +? +? +? +? -?4 Kesempatan berusaha +? +? +? +? +? +? +? +? +? -?5 Proses sosial -? -? -? -? -? -?6 Sikap & persepsi masyarakat -? -? +? -? -? -? -? -? -? -? -? -? -? -?

KESEHATAN MASYARAKAT1 Sanitasi lingkungan -? -? -? -?2 Tingkat kesehatan masyarakat -? -?

Keterangan:A. Tahap Prakonstruksi

1. Pembebasan lahan dan tanam tumbuh2. Pemanfaatkan tenaga kerja setempat

B. Tahap Konstruksi1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dan tenaga kerja2. Pembukaan dan pematangan lahan3. Kegiatan Konstruksi Fasilitas Produksi Gas dan Kompleks Kilang LNG4. Kegiatan Pemasangan Pipa Penyalur Gas

C. Tahap Operasi1. Penerimaan tenaga kerja2. Pemboran sumur pengembangan3. Penyaluran gas dan kondensat melalui pipa4. Penyaluran kondesat dengan transportasi darat5. Kegiatan operasi fasilitas produksi gas (MS dan BS)6. Operasional Kilang LNG dan fasilitas lainnya7. Pemeliharaan fasilitas produksi (Gas dan LNG)

D. Tahap Pasca Operasi1. Penghentian operasi produksi gas (MS dan BS) dan Kilang LNG2. Demobilisasi peralatan3. Penglepasan Tenaga Kerja

-? : diprakirakan berdampak negatif+? : diprakirkaan berdampak positif

Page 58: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-58

PT. PERTAMINA EP - PPGM

3.2.2. Prakiraan Sifat Penting Dampak

Sifat penting dampak akan ditetapkan dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah RI No.

27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Dampak besar dan penting

merupakan satu kesatuan makna “dampak penting”. Hal ini berarti bahwa tidak selalu yang

hanya mempunyai dampak besar saja yang bersifat penting, tetapi dampak yang kecil pun

dapat bersifat penting.

Untuk mengetahui apakah dampak-dampak tersebut mempunyai sifat penting tertentu, maka

dilakukan evaluasi terhadap faktor-faktor penentu dampak penting untuk selanjutnya dievaluasi

bersama-sama dengan besaran dampak-dampak tersebut, untuk mengambil keputusan apakah

dampak tersebut merupakan dampak besar dan penting agar dapat disimpulkan menjadi

dampak lingkungan besar dan penting.

Penentuan Tingkat kepentingan dampak dilakukan pada semua dampak-dampak hipotesis

dengan mengacu pada kriteria penentu dampak penting sesuai dengan Peraturan Pemerintah

No. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), yaitu:

1. Jumlah manusia yang terkena dampak

2. Luas wilayah persebaran dampak

3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

4. Banyaknya komponen lain yang akan terkena dampak

5. Sifat kumulatif dampak

6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Akan tetapi dalam penetapan tingkat kepentingan dampak secara umum, dalam kajian AMDAL

ini akan relatif lebih konservatif dibanding penetapan berdasarkan SK Kep Bapedal No. 56 tahun

1994. Penetapan tingkat kepentingan dampak ini dikelompokkan kedalam dampak penting (P)

dan tidak penting (TP). Pedoman penetapan tingkat kepentingan dampak apakah dampak

tersebut penting (P) atau tidak penting (TP) didasarkan pada kriteria sebagai berikut.

1) Untuk jumlah manusia yang terkena dampak

Kriteria P apabila terdapat > 25% manusia tidak mendapatkan memanfaatkan hasil/manfaat

dari proyek.

Kriteria TP apabila tidak jumlah manusia terkena dampak <25% dari manusia yang terkena

dampak.

Page 59: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-59

PT. PERTAMINA EP - PPGM

2) Luas wilayah persebaran dampak

Kriteria P apabila luas dampak > 0,25 kali luas wilayah studi, karena setidak-tidaknya di

daerah tersebut dalam luasan 0,25 dari luas wilayah studi pemanfaatan ruang cukup

beragam sehingga tingkat kepentingannya tinggi, sehingga dampaknya sudah dianggap

penting.

Kriteria TP apabila luas dampak < 0,25 kali luas wilayah studi.

3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Kriteria P apabila intensitasnya sama atau lebih besar daripada ambang batas baku mutu,

dan atau dampak berlangsung tidak hanya sesaat.

Kriteria TP apabila intensitasnya rendah (dibawah ambang batas baku mutu dan dampaknya

berlangsung hanya sesaat).

4) Banyaknya komponen lain yang akan terkena dampak

Kriteria P apabila ada komponen lain yang terkena dampak.

Kriteria TP apabila tidak ada komponen lain yang terkena dampak.

5) Sifat kumulatif dampak

Kriteria P apabila dampak akan terakumulasi.

Kriteria TP apabila dampak tidak akan terakumulasi.

6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Kriteria P apabila dampak tidak berbalik.

Kriteria TP apabila dampak berbalik.

Mengingat bahwa tujuan akhir pembangunan adalah untuk kepentingan manusia, maka dalam

penetapan sifat penting dampak, parameter jumlah manusia terkena dampak diberi bobot 3.

Mendasarkan pada batasan tersebut di atas maka pembobotan untuk setiap parameter penentu

tingkat kepentingan dampak ditetapkan seperti disajikan pada Tabel 3.28.

Page 60: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-60

PT. PERTAMINA EP - PPGM

Tabel 3.28. Pembobotan Paramater Penentu Tingkat Kepentingan Dampak

Nomor Parameter Penentu Tingkat Kepentingan Dampak B o b o t

1

2

3

4

5

6

Jumlah manusia yang terkena dampak

Luas wilayah persebaran dampak

Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Banyaknya komponen lain yang akan terkena dampak

Sifat kumulatif dampak

Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

1 x 1 = 1

1 x 1 = 1

1 x 1 = 1

1 x 1 = 1

1 x 1 = 1

1 x 1 = 1

Jumlah 6

Penentuan tingkat kepentingan dampak tersebut didasarkan pada jumlah faktor penentu

dampak penting yang bersifat penting yaitu:

1) Apabila P ≥3 maka termasuk dalam katagori penting (P)

2) Apabila P ≤2 termasuk dalam katagori tidak penting (TP)

Proses penentuan tingkat kepentingan dampak untuk masing-masing jenis dampak hipotetik

disajikan dalam Tabel 3.29, sedangkan ringkasan hasilnya disajikan dalam Tabel 3.30.

Page 61: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-61

PT. PERTAMINA EP - PPGM

Tabel 3.29. Penentuan Tingkat Kepentingan Dampak

TAHAPRENCANAKEGIATAN

RENCANAKEGIATAN

JENISDAMPAKPENTING

HIPOTETIK

Parameter Penentu Tingkat Kepentingan Dampak

JUMLAHNILAI

PKesimpulan

Jumlahmanusiaterkenadampak

(bobot 1)

Luaswilayah

persebaran dampak(bobot 1)

Lama danintensitasdampak

(bobot 1)

Banyaknyakomponenlain terkena

dampak(bobot 1)

Sifatkumulatifdampak

(bobot 1)

Berbalik/tidak berbalik

nya dampak(bobot 1)

Page 62: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-62

PT. PERTAMINA EP - PPGM

Tabel 3.30. Ringkasan Hasil Penentuan Tingkat Kepentingan DampakKegiatan Proyek Pengembangan Gas Matindok

di Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah

No Komponen Lingkungan

Komponen Rencana KegiatanPra-

KonstKonstruksi Operasi Pasca

Operasi1 2 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3

GEO-FISIK-KIMIA1 Kualitas udara ambien P/TP P/TP P/TP

2 Kebisingan P/TP P/TP P/TP

3 Erosi tanah P/TP P/TP P/TP

4 Sistem drainase dan irigasi P/TP P/TP P/TP

5 Kualitas air permukaan P/TP P/TP P/TP P/TP P/TP P/TP

6 Kualitas air laut P/TP P/TP P/TP P/TP

7 Transportasi darat P/TP P/TP P/TP P/TP P/TP P/TP P/TP

BIOLOGI P/TP

1 Vegetasi P/TP P/TP

2 Satwa liar P/TP P/TP P/TP

3 Biota air tawar P/TP P/TP P/TP P/TP P/TP

4 Biota air laut P/TP P/TP P/TP

SOSIAL-EKONOMI-BUDAYA1 Kependudukan P/TP

2 Pola kepemilikan lahan P/TP

3 Pendapatan masyarakat P/TP P/TP P/TP P/TP P/TP P/TP P/TP P/TP P/TP P/TP

4 Kesempatan berusaha P/TP P/TP P/TP P/TP P/TP P/TP P/TP P/TP P/TP P/TP

5 Proses sosial P/TP P/TP P/TP P/TP P/TP P/TP

6 Sikap & persepsi masyarakat P/TP P/TP P/TP P/TP P/TP P/TP P/TP P/TP P/TP P/TP P/TP P/TP P/TP P/TP

KESEHATAN MASYARAKAT1 Sanitasi lingkungan P/TP P/TP P/TP P/TP

2 Tingkat kesehatan masyarakat P/TP P/TP

Keterangan:A. Tahap Prakonstruksi

1. Pembebasan lahan dan tanam tumbuh P = dampak penting2. Pemanfaatkan tenaga kerja setempat TP= dampak tidak penting

B. Tahap Konstruksi1. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dan tenaga kerja2. Pembukaan dan pematangan lahan3. Kegiatan Konstruksi Fasilitas Produksi Gas dan Kompleks Kilang LNG4. Kegiatan Pemasangan Pipa Penyalur Gas

C. Tahap Operasi1. Penerimaan tenaga kerja2. Pemboran sumur pengembangan3. Penyaluran gas dan kondensat melalui pipa4. Penyaluran kondesat dengan transportasi darat5. Kegiatan operasi fasilitas produksi gas (MS dan BS)6. Operasional Kilang LNG dan fasilitas lainnya7. Pemeliharaan fasilitas produksi (Gas dan LNG)

D. Tahap Pasca Operasi1. Penghentian operasi produksi gas (MS dan BS) dan Kilang LNG2. Demobilisasi peralatan3. Penglepasan Tenaga Kerja

Page 63: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-63

PT. PERTAMINA EP - PPGM

3.3. METODE EVALUASI DAMPAK PENTING

Tujuan dilakukan evaluasi dampak besar dan penting lingkungan akibat dari komponen

kegiatan yang direncanakan adalah memutuskan/menentukan jenis dampak hipotetik yang akan

dikelola, jenis dampak tersebut ditelaah secara holistik, dan memberikan arahan atau alternatif

pengelolaannya.

Metode evaluasi dampak penting yang digunakan adalah non matrik yaitu dengan pendekatan

deskriptif-kualitas berdasarkan informasi besaran dan tingkat kepentingan masing-masing jenis

dampak penting hipotetik dengan bagan alir. Adapun keputusan tentang jenis dampak

hipotetik yang akan dikelola adalah jenis dampak yang termasuk kategori dampak penting

yang dikelola (PK) yang ditetapkan berdasarkan dua kriteria sederhana berikut:

a) Pada prameter linkungan yang memiliki Baku Mutu Lingkungan tertentu: apabila tingkat

kepentingannya (∑P) > 3 dan dampak negatif yang diprakirakan akan terjadi

menyebabkan perubahan nilai pada parameter tertentu sehingga nilai itu akan melebihi

baku mutu yang berlaku, maka kesimpulan dampaknya termasuk kategori dampak

penting yang dikelola (PK).

b) Pada prameter linkungan yang tidak memiliki Baku Mutu Lingkungan: Apabila (∑P)

3 dan besaran angka prakiraan dampak ≥ (+/-) 2, maka kesimpulan dampaknya

masuk kategori dampak penting yang dikelola (PK).

c) Diluar kedua kriteria tersebut di atas masuk dalam kategori dampak tidak penting dan

tidak dikelola (TPK).

Diluar kedua kriteria di atas, kesimpulan hasil evaluasi adalah dampak tidak penting dan

tidak dikelola (TPK). Bila dampak yang disimpulkan merupakan dampak penting yang

dikelola (PK), maka dampak-dampak itulah yang akan dijadikan dasar untuk penyusunan

Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan. Hasil evaluasi dampak

besar dan penting disajikan dalam Tabel 3.31.

Page 64: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-64

PT. PERTAMINA EP - PPGM

Tabel 3.31. Ringkasan Hasil Evaluasi Dampak Penting

TAHAP RENCANAKEGIATAN

JENIS DAMPAK PENTINGHIPOTETIK

SUMBERDAMPAK

BakuMutuLingk

BESARANDAMPAK

(+/-)

JUMLAHBOBOTNILAI

P

KEPUTUSAN/KESIMPULAN HASIL

EVALUASI(PK/TPK)

Kualitas udara ambien

Kebisingan

Erosi tanah

Sistem drainase dan irigasi

Kualitas air permukaan

Kualitas air laut

Transportasi darat

Vegetasi

Satwa liar

Biota air tawar

Biota air laut

Kependudukan

Pendapatan masyarakat

Kesempatan berusaha

Proses sosial

Sikap dan persepsi masyarakat

Sanitasi Lingkungan

Tingkat Kesehatan masyarakat

Jenis dampak penting tersebut kemudian di telaah secara holistik yang dibantu dengan Bagan

Aliran Dampak untuk mengetahui kecenderungan dengan menyajikan nilai kuantitatif dan

kualitatif dari setiap besaran dan sifat kepentingan dalam bentuk uraian deskriptif secara satu

kesatuan, yang dikelompokkan ke dalam tiga kajian, yaitu:

Kelestarian fungsi ekologis, merupakan hasil pengkajian dari parameter fisik-kimia dan

biologi yang terkena dampak besar dan penting;

Peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar, merupakan hasil pengkajian dari parameter

sosial ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat;

Kontribusi terhadap pembangunan daerah, merupakan kajian secara makro dimana

kontribusi perusahaan terhadap pembangunan daerah sebagai konsekuensi dari diperolehnya

ijin melakukan eksploitasi migas yaitu bersumber dari pembayaran pajak, pelaksanaan

community development, dan perimbangan penerimaan daerah dari produksi migas

berdasarkan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

Page 65: Dermaga   1-4-7 ka-andal_bab_3

KA-ANDAL Proyek Pengembangan Gas Matindok III-65

PT. PERTAMINA EP - PPGM

Berdasarkan hasil telaahan secara holistik atas jenis dampak besar dan penting dapat ditentukan

berbagai alternatif atau arahan pengelolaannya dengan mempertimbangkan sumber penyebab

dampak, lokasi atau kondisi lingkungan berlangsungnya dampak, dan besaran dampaknya.

Sumber dampak dapat berupa suatu komponen kegiatan atau penyebab dampak yang

bersumber dari jenis dampak yang lain. Berdasarkan arahan atau berbagai alternatif

pengelolaan yang diusulkan akan dapat diperoleh dua informasi penting yaitu:

Masukan untuk pengambilan keputusan atas kelayakan lingkungan dari Rencana Proyek

Pengembangan Gas Matindok (PPGM);

Masukan untuk penyusunan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana

Pemantauan Lingkungan (RPL).