Perencanaan Dermaga

12
BAB III PENGUMPULAN DATA DAN ANALISA 3.1. UMUM Pada perencanan detail pengembangan pelabuhan diperlukan pengumpulan data dan analisanya. Data yang diambil adalah data sekunder yang lengkap dan akurat disertai pengamatan di lapangan secara langsung, sehingga dapat diketahui permasalahan yang dihadapi dan mendapatkan solusi yang tepat. Data-data tersebut diperoleh dari Pelabuhan Indonesia III dan hasil survey yang dilakukan oleh Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya(LPM ITS) serta beberapa instansi yang berhubungan dengan pengerjaan Tugas Akhir ini. 3.2 DATA TOPOGRAFI DAN BATHYMETRI Data bathymetri bertujuan untuk mengetahui variasi kedalaman dan adanya benda penghalang/rintangan alur pelayaran di sekitar dermaga Jamrud Utara Pelabuhan Tanjung Perak. Sedangkan data topografi dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran situasi dan ketinggian daerah studi yang menyangkut sarana dan fasilitas dermaga. Berdasarkan hasil survey bathymetri dapat disimpulkan bahwa perairan di depan dermaga Jamrud Utara merupakan perairan yang dalam, dimana kedalaman 11.00 m dari 0.00 LWS sekitar 20 m dari tepi dermaga Jamrud Utara. Dari hasil pengukuran lahan di dermaga Jamrud Utara menunjukkan bahwa topografi di dermaga ini umumnya datar dengan ketinggian maksimum sekitar 2 m dari 0.00 LWS, di depan demaga Jamrud Utara (sebelah utara) terdapat selat Madura yang diguanakan kapal-kapal berlabuh, sebelah selatan terdapat dermaga Jamrud Selatan III - 1

Transcript of Perencanaan Dermaga

Page 1: Perencanaan Dermaga

BAB III

PENGUMPULAN DATA DAN ANALISA

3.1. UMUM

Pada perencanan detail pengembangan pelabuhan diperlukan

pengumpulan data dan analisanya. Data yang diambil adalah data

sekunder yang lengkap dan akurat disertai pengamatan di lapangan

secara langsung, sehingga dapat diketahui permasalahan yang dihadapi

dan mendapatkan solusi yang tepat. Data-data tersebut diperoleh dari

Pelabuhan Indonesia III dan hasil survey yang dilakukan oleh Lembaga

Pengabdian Kepada Masyarakat Institut Teknologi Sepuluh November

Surabaya(LPM ITS) serta beberapa instansi yang berhubungan dengan

pengerjaan Tugas Akhir ini.

3.2 DATA TOPOGRAFI DAN BATHYMETRI

Data bathymetri bertujuan untuk mengetahui variasi kedalaman dan

adanya benda penghalang/rintangan alur pelayaran di sekitar dermaga

Jamrud Utara Pelabuhan Tanjung Perak. Sedangkan data topografi

dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran situasi dan ketinggian daerah

studi yang menyangkut sarana dan fasilitas dermaga.

Berdasarkan hasil survey bathymetri dapat disimpulkan bahwa

perairan di depan dermaga Jamrud Utara merupakan perairan yang

dalam, dimana kedalaman 11.00 m dari 0.00 LWS sekitar 20 m dari tepi

dermaga Jamrud Utara.

Dari hasil pengukuran lahan di dermaga Jamrud Utara

menunjukkan bahwa topografi di dermaga ini umumnya datar dengan

ketinggian maksimum sekitar 2 m dari 0.00 LWS, di depan demaga

Jamrud Utara (sebelah utara) terdapat selat Madura yang diguanakan

kapal-kapal berlabuh, sebelah selatan terdapat dermaga Jamrud Selatan

III - 1

Page 2: Perencanaan Dermaga

dan sebelah barat merupakan dermaga Jamrud Barat dan sebelah timur

adalah dermaga kapal penumpang antar pulau.

Untuk survey bathymetri dan topografi dibuat titik polygon sebanyak

10 buah sebagai titik tetap, dengan koordinat local sebagai berikut (lihat

Tabel 3.1):

Tabel 3.1 – Koordinat Titik Polygon

Koordinat Lokal No.

Simbol X Y

Tinggi (LWS)

1 P19 690.328,82 9.203.943,777 3,436

2 P20 690.317,530 9.203.998,820 3,608

3 P21 690.418,414 9.204.016,960 3,520

4 P23 690.516,889 9.204.034,362 3,556

5 P25 690.615,175 9.204.052,805 3,580

6 P27 690.713,817 9.204.068,233 3,516

7 P29 690.812,222 9.204.087,028 3,526

8 P31 690.910,534 9.204.105,334 3,542

9 P33 691.007,792 9.204.120,932 3,639

10 Hp 691.110,088 9.204.128,874 3,796

Sumber : LPM ITS

Pada Gambar 3.1 disajikan peta bathymetri dermaga Jamrud Utara

secara lengkap.

III - 2

Page 3: Perencanaan Dermaga

III - 3

Gam

bar

3.1

Pet

a T

opog

rafi

dan

Bat

ymet

ri

Page 4: Perencanaan Dermaga

15.50

15.50

15.50

15.70

15.00

14.50

14.00

13.50

-13.00-12.50

-12.00

-11.50

-11.00

-10.50

-10.00

-9.50

-9.00-8.50

A.R.P±0.00

A.T.P+3.10+3.70

Gambar 3.2 Potongan Melintang BD 1

-14.00-13.50 -13.00

-12.50 -12.00-11.50

-11.00 -10.50-10.00

-9.60 -9.00 -8.52

+3.70A.T.P+3.10

A.R.P±0.00

Gambar 3.3 Potongan Melintang BD 2

III - 4

Page 5: Perencanaan Dermaga

-14.00 -14.00-12.50

-11.00 -10.50-10.00

-9.50

+3.70A.T.P+3.10

A.R.P±0.00

Gambar 3.4 Potongan Melintang BL 1

-14.00 -14.00-12.50

-11.00-10.50

-10.00-9.50

A.R.P±0.00

A.T.P+3.10+3.70

Gambar 3.5 Potongan Melintang BL 2

3.3 DATA HYDRO-OCEANOGRAPHY

3.3.1 Data Pasang Surut

Untuk mengetahui batas-batas muka air laut pada saat pasang

tertinggi dan surut terendah maka perlu dilakukan pengukuran pasang

surut. Batas muka air laut pada saat surut terendah biasanya disebut

dengan Low Water Surface(LWS), berguna untuk menentukan alur

pelayaran di perairan pelabuhan agar kapal yang akan masuk maupun

yang akan keluar dan sebagai acuan untuk penetapan elevasi kontur

III - 5

Page 6: Perencanaan Dermaga

tanah dan elevasi seluruh bangunan. Sedangkan batas muka air laut pada

saat pasang tertinggi atau disebut juga High Water Surface (HWS),

diperlukan untuk menentukan elevasi muka dermaga dan penempatan

fender. Data pasang surut dipergunakan untuk melengkapi kebutuhan

penggambaran peta bathymetri (peta kontur kedalaman laut), mengetahui

posisi muka air absolut terendah dan pola pasang surutnya. Data pasang

surut yang didapatkan di lokasi dermaga Jamrud Utara, menunjukkan

pasang surut yang terjadi di perairan ini adalah pasang surut harian

dengan referensi ketinggiannya sebagai berikut:

HWS : 310 cm

MSL : 155 cm

LWS : 0.0 cm

HWS = 3.1 m LWS

1.55 Zo

MSL = 1.55 m

1.55 Zo LWS = 0.0 m LWS

Gambar 3.6 Kondisi pasang surut air laut

3.3.2 Data Arus

Kegunaan data arus pada perencanaan pelabuhan dalam tugas

akhir ini adalah untuk merencanakan gaya horizontal yang mempengaruhi

stabilitas struktur dermaga

Data arus diambil berdasarkan hasil pengukuran pada saat spring

tide (bulan purnama) tanggal 4 – 5 Mei 2003 dan saat neap tide (bulan

mati) tanggal 10 – 11 Mei 2003 oleh Team Lembaga Pengabdian kepada

Masyarakat (LPM – ITS) di lokasi perairan Pelabuhan Peti Kemas Tanjung

Perak, yang posisinya tidak jauh dari lokasi rencana dermaga Jamrud

Utara. Dari hasil pengukuran diambil kecepatan arus maksimum sebesar

2.20 m/dtk dari arah barat daya dan timur laut pada saat spring tide.

III - 6

Page 7: Perencanaan Dermaga

3.3.3 Data Angin

Angin dapat menyebabkan terjadinya gelombang maupun arus

permukaan, namun karena lokasi pelabuhan yang terlindung maka

pengaruh gelombang akibat angin relatif kecil. Dalam tugas akhir ini

pengaruh angin digunakan sebagai pembanding dalam perencanaan

boulder. Data angin yang dipakai diperoleh dari Badan Meteorologi

Tanjung Perak Surabaya. Data selengkapnya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2. Persentase Angin Tahunan di Tanjung Perak Tahun

1994 - 2003

WIND ROSETANJUNG PERAK 1994 - 2003

KEC. ARAH ANGIN

Knot Utara Tim.

Laut Timur Tengg. Selatan Brt.

Daya Barat Brt.

Laut TOTAL

1-3 2.67 6.37 4.11 9.34 5.34 10.78 5.75 6.98 51.33 4-6 2.36 5.95 5.13 10.57 1.23 1.54 2.36 4.93 34.09

7-10 0.62 1.54 2.46 6.98 0.00 0.00 0.41 1.03 13.04 11-15 0.00 0.00 0.21 1.33 0.00 0.00 0.00 0.00 1.54 16-21 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 22-27 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 28-33 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 >=34 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

TOTAL 5.65 13.86 11.91 28.23 6.57 12.32 8.52 12.94 100.00

Gambar 3.7. Wind Rose Tanjung Perak Surabaya

III - 7

Page 8: Perencanaan Dermaga

Berdasarkan data diatas didapatkan kecepatan angin maksimum di lokasi

rencana adalah arah tenggara dengan kecepatan maksimum 15 knot

3.4 DATA PENYELIDIKAN TANAH

Untuk mendapatkan parameter-parameter tanah yang dibutuhkan

dalam perhitungan, harga SPT (N) yang diperoleh dari hasil pengetesan di

lapangan harus dikoreksi terlebih dahulu terhadap kondisi muka air.

Menurut Terzaghi dan Peck bila tanah berada di bawah muka air maka

perumusan harga N terkoreksi adalah:

Nterkoreksi = 15 + 0.5 . (N – 15)

Harga N terkoreksi tersebut yang digunakan untuk menentukan

parameter-parameter tanah yang lain dengan menggunakan perumusan

yang ada. Untuk menentukan harga t dan sat dapat diperoleh dari

perumusan J.E. Bowles (Daya Dukung Pondasi Dalam oleh Prof. Dr.

Herman Wahjudi).

Untuk menentukan harga pada kondisi tanah ganular terdapat

berbagai perumusan yaitu perumusan Dunham, Osaki dan Meyerhof (cara

grafis). Berdasarkan ketiga perumusan tersebut selanjutnya dipilih rata-

rata. Sedangkan untuk tanah lempung = 0.

III - 8

Page 9: Perencanaan Dermaga

BD

1

C' =

0 t/

m2

=

11

' =

46

°s

at

= 1

.4 t/

m3

LO

OS

E S

ILT

Y S

AN

D

-1.0

0+

2.64

m L

WS

-0.2

6 m

LW

S-4

.00

-3.2

6 m

LW

S-7

.00

-6.2

6 m

LW

S-1

0.00

-9.2

6 m

LW

S

-12.

26 m

LW

S

-15.

26 m

LW

S

-18.

26 m

LW

S

010

2030

4050

6070

80

N S

PT

-13.

00

-16.

00

-19.

00

-22.

00

-21.

26 m

LW

S-2

5.00

-24.

26 m

LW

S-2

8.00

-27.

26 m

LW

S-3

1.00

-30.

26 m

LW

S-3

4.00

-33.

26 m

LW

S-3

7.00

-36.

26 m

LW

S-4

0.00

-39.

26 m

LW

S-4

3.00

-41.

26 m

LW

S-4

5.00

+3.

64

m L

WS

C' =

0

' =

29

°

kore

ksi =

10

LO

OS

E S

ILT

Y S

AN

D

DE

NS

E S

ILT

Y S

AN

D

=

50

' =

46

°C

' = 0 ST

IFF

CLA

YE

Y S

ILT

=

21

' =

35

°C

' = 1

4 t/

m2

C' =

10

t/m2

= 1

5'

= 3

ME

DIU

M C

LA

YE

Y S

ILT

sat

= 1

.6 t

/m3

sat

= 2

.1 t/

m3

sa

t =

1.8

t/m

3

sa

t =

2 t/

m3

ST

IFF

CLA

YE

Y S

ILT

W

ITH

MIN

OR

SA

ND

' =

37

°

=

26

C' =

17

.3 t/

m2

sat

= 1

.82

t/m

3

BD

2

=

18

sat

= 1

.69

t/m

3C

' = 1

2 t/

m2

' =

33

°

with

MIN

OR

SA

ND

+3.

60

m L

WS

+2.

60 m

LW

S

-3.3

0 m

LW

S

-0.3

0 m

LW

S

-6.3

0 m

LW

S

-9.3

0 m

LW

S

-12.

30 m

LW

S

-15.

30 m

LW

S

-21.

30 m

LW

S

-18.

30 m

LW

S

-41.

30 m

LW

S

-33.

30 m

LW

S

-36.

30 m

LW

S

-39.

30 m

LW

S

-27.

30 m

LW

S

-24.

30 m

LW

S

-30.

30 m

LW

S

5060

7080

010

2030

40

-1.0

0

-4.0

0

-7.0

0

-10.

00

-13.

00

-16.

00

-19.

00

-22.

00

-25.

00

-28.

00

-31.

00

-34.

00

-37.

00

-40.

00

-43.

00

-45.

00

N S

PT

ST

IFF

CLA

YE

Y S

ILT

DE

NS

E S

ILT

Y S

AN

D

=

25

' =

37°

C' =

0

=

18

ST

IFF

to H

AR

D C

LA

YE

Y S

ILT

' =

33

°C

' = 1

2 t/

m2

sat

= 1

.7 t/

m3

sat

= 1

.69

t/m

3

Gam

bar

3.8

H

asil

Per

hitu

ngan

Dat

a T

anah

BD

1 da

n B

D2

III - 9

Page 10: Perencanaan Dermaga

-13.

30 m

LW

S-4

.00

-7.0

0

-10.

00

-13.

00

-16.

00

-19.

00

-25.

00

-22.

00

-28.

00

-30.

00

-16.

30 m

LW

S

-25.

30 m

LW

S

-22.

30 m

LW

S

-19.

30 m

LW

S

-28.

30 m

LW

S

-31.

30 m

LW

S

-34.

30 m

LW

S

-37.

30 m

LW

S

-39.

30 m

LW

S

8060

7050

40

301

020

N S

PT

-1.0

0-9

.30

m L

WS

-10.

30 m

LW

S

C' =

14

t/m2

' =

35°

=

21

HA

RD

CL

AY

EY

SIL

T

C' =

0'

= 3

= 2

3

ME

DIU

M S

ILT

Y S

AN

D

sat

= 1

.65

t/m

3

sat

= 1

.82

t/m3

-13.

30 m

LW

S

-10.

30 m

LW

S-9

.30

m L

WS

-1.0

0

N S

PT

020

1030

4050

7060

80

sat

= 1

,63

t/m

3

ME

DIU

M S

ILT

Y S

AN

D

' =

35°

=

22

C' =

0

HA

RD

CL

AY

EY

SIL

T'

= 3

= 2

2

C' =

14.

67 t/

m2

-16.

30 m

LW

S-7

.00

-37.

30 m

LW

S-2

8.0

0

-39.

30 m

LW

S-3

0.0

0

-34.

30 m

LW

S-2

5.0

0

-31.

30 m

LW

S-2

2.0

0

-28.

30 m

LW

S-1

9.0

0

-25.

30 m

LW

S-1

6.0

0

-22.

30 m

LW

S-1

3.0

0

-19.

30 m

LW

S-1

0.0

0

sat

= 1

.86

t/m3

Gam

bar

3.9

H

asil

Per

hitu

ngan

Dat

a T

anah

BL1

dan

BL2

III - 10

Page 11: Perencanaan Dermaga

3.5 DATA KAPAL

Data kapal yang didapat dari pihak PT. Pelabuhan Indonesia III

yang nantinya akan berpengaruh dalam rangka perencanaan dermaga

adalah kapal jenis panamax dengan ciri-ciri sebagai berikut:

Dead Weigh Tonnage = 30.000 DWT

Length = 187 m

Width = 27,1 m

Depth = 14,6 m

Full Draugth = 10,3 m

Gambar 3.10. Dimensi Kapal

Spesifikasi kapal tersebut akan digunakan sebagai dasar perhitungan

gaya horisontal yang terjadi pada struktur dermaga.

3.6 DATA STRUKTUR EKSISTING

Data-data struktur eksisiting yang akan digunakan adalah data

strutur eksisting eksternal karena dalam perhitungan tugas akhir ini

digunakan untuk menghitung stabilitas kaison apabila nanti terjadi

penambahan beban akibat pelaksanaan pengembangan dermaga. Data-

III - 11

Page 12: Perencanaan Dermaga

III - 12

data eksternal adalah data tanah tepat di bawah kaison serta gambar

penampang dari pondasi kaison dermaga Jamrud Utara(Gambar 3.11)

Gambar 3.11 Gambar kaison dermaga Jamrud Utara