Riwayat Penyakit

6
. Riwayat Penyakit a. Keluhan Utama Klien mengeluh penglihatan kabur seperti berawan, padahal Tn. B sudah menggunakan kaca mata plus 1dan minus 2,5 pada obita dextra dan sinistra. Pemeriksaan fisik dengan Opthalmoscope bagian kornea ada selaput putih. Sudah 2 tahun ini Tn. B dinyatakan menderita diabetes mellitus, dan menjalankan pengobatan secara teratur. Oleh dokter spesialis mata Tn. B dinyatakan katarak. Tn. B dipersiapkan untuk dilakukan operasi katarak 2 hari lagi jika kadar gula darahnya sudah normal. TTV saat ini a. TD : 140/90 mmhg b. Nadi : 84 x/menit c. Suhu : 37,4 0 C d. RR : 24x/menit DATA FOKUS Data Subjektif Data Objektif Klien mengatakan penglihatan kabur seperti berawan, padahal sudah menggunakan kaca mata plus 1 dan minus 2.5 pada orbita dextra dan sinistra. Klien mengatakan sudah 2 tahun ini mempunyai Diabetes Melitus, dan menjalankan pengobatan secara teratur Kemungkinan klien mengatakan kesulitan untuk beraktivitas Hasil pemeriksaan fisik dengan opthalmoscope bagian kornea ada selaput putih\ Vital sign : TD : 140/90 mmHg, N: 84x/menit, T :37,4 0 c, RR: 24x/menit\ Kemungkinan klien terlihat sulit untuk beraktivitas ANALISA DATA N o . Data Fokus Masalah Keperawata n Etiologi 1 Data subjektif: Klien mengatakan Gangguan persepsi Gangguan penerimaan

description

penyakit yang terjadi

Transcript of Riwayat Penyakit

.Riwayat Penyakita. Keluhan UtamaKlien mengeluh penglihatan kabur seperti berawan, padahal Tn. B sudah menggunakan kaca mata plus 1dan minus 2,5 pada obita dextra dan sinistra. Pemeriksaan fisik dengan Opthalmoscope bagian kornea ada selaput putih. Sudah 2 tahun ini Tn. B dinyatakan menderita diabetes mellitus, dan menjalankan pengobatan secara teratur. Oleh dokter spesialis mata Tn. B dinyatakan katarak. Tn. B dipersiapkan untuk dilakukan operasi katarak 2 hari lagi jika kadar gula darahnya sudah normal. TTV saat inia. TD :140/90 mmhgb. Nadi : 84 x/menitc. Suhu : 37,40Cd. RR : 24x/menit

DATA FOKUSData SubjektifData Objektif

Klien mengatakanpenglihatan kabur seperti berawan, padahalsudah menggunakan kaca mata plus 1 dan minus 2.5 pada orbita dextra dan sinistra. Klien mengatakan sudah 2 tahun ini mempunyai Diabetes Melitus, dan menjalankan pengobatan secara teratur Kemungkinan klien mengatakan kesulitan untuk beraktivitas Hasil pemeriksaan fisik dengan opthalmoscope bagian kornea ada selaput putih\ Vital sign : TD: 140/90 mmHg, N:84x/menit, T:37,40c, RR: 24x/menit\ Kemungkinan klien terlihat sulit untuk beraktivitas

ANALISA DATANo.Data FokusMasalah KeperawatanEtiologi

1Data subjektif:Klien mengatakan penglihatan kabur seperti berawan, padahal Tn.B sudah menggunakan kaca mata plus 1 dan minus 2.5 pada orbita dextra dan sinistraData objektif:Hasil pemeriksaan fisik dengan opthalmoscope bagian kornea ada selaput putihGangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan.Gangguan penerimaan sensori/status organ inderaditandai denganmenurunnya ketajaman penglihatan.

2.Data subjektif: Klien mengatakan penglihatan kabur seperti berawan, padahal sudah menggunakan kaca mata plus 1 dan minus 2.5 pada orbita dextra dan sinistra Kemungkinan klien mengatakan kesulitan untuk beraktivitas Kemungkinan klien mengatakan penglihatannya tidak jelas Kemungkinan klien mengatakan jika melihat sesuatu berbayang-bayang/menjadi dua bayanganResiko tinggi terhadap cidera.Keterbatasan penglihatan.

3.data subjektif: emungkinan klien mengatakan badannya panas sehabis operasi beberapa hari kemudianData objektif:Vital sign :a)TD: 140/90 mmHg, N:84x/menitc)T:37,40c, RR: 24x/menitRisiko infeksi.Prosedur invasif (operasi katarak).

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatanb.dGangguan penerimaan sensori/status organ inderaditandai denganmenurunnya ketajaman.2. Resiko tinggi terhadap cidera b.dKeterbatasan penglihatan3. Risiko infeksi b.d Prosedur invansif ( operasi katarak )

RENCANA ASUHAN KEPERAWATANNo.Diagnosa KeperawatanTujuanKriteria hasilIntervensiRasional

1.Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatanb.dGangguan penerimaan sensori/status organ inderaditandai denganmenurunnya ketajaman penglihatan.Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan masalah presepsi sensori penglihatan teratasiMengenal gangguan sensori danber kompensasi terhadap perubahan.Mengidentifikasi/memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan.1. Kaji ketajaman penglihatan, catat apakah satu atau dua mata terlibat.2. Orientasikan klien tehadaplingkungan.3. Observasi tanda-tandadisorientasi4. Pendekatan dari sisi yangtak dioperasi, bicaradengan menyentuh.5. Ingatkan klien menggunakan kacamata katarak yang tujuannya memperbesar kurang lebih 25%, penglihatan perifer hilang.6. Letakkan barang yang dibutuhkan/posisi bel pemanggil dalam jangkauan/posisi yang sehat.1. 1Kebutuhan tiap individu dan pilihan intervensi bervariasi sebab kehilanganpenglihatan terjadi lambatdan progresif.2. Memberikan peningkatankenyamanan dan kekeluargaan, menurunkan cemas dan disorientasipasca operasi.3. Terbangun dalam lingkungan yang tidak dikenal dan mengalami keterbatasan penglihatandapat mengakibatkan kebingungan terhadap orang tua.4. Memberikan rangsangsensori tepat terhadap isolasi dan menurunkan bingung.5. Perubahan ketajaman dan kedalaman persepsi dapat menyebabkan bingung penglihatan dan meningkatkan resiko cedera sampai pasien belajar untuk mengkompensasi.6. Memungkinkan pasienmelihat objek lebih mudah dan memudahkan panggilan untuk pertolongan biladiperlukan.

5.Resiko tinggi terhadap cidera b.d Keterbatasan penglihatan.Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan :cedera dapat dicegahMenyatakan pemahaman factor yang terlibat dalam kemungkinancederaMengubah lingkungan sesuai indikasi untuk meningkatkan keamanan1. Diskusikan apa yang terjadi pada pascaoperasi tentang nyeri, pembatasan aktivitas, penampilan, balutan mata.2. Beri pasien posisi bersandar, kepala tinggi atau miring ke sisi yang tak sakit sesuai keinginan.3. Batasi aktivitas seperti menggerakkan kepala tiba-tiba, menggaruk mata, membongkok.4. Ambulasi dengan bantuan; berikan kamar mandi khusus bila sembuh dari anastesi.1.Membantu mengurangi rasa takut dan meningkatkan kerja sama dalam pembatasan yang diperlukan.2.Istirahat hanya beberapa menit sampai beberapa jam pada bedah rawat jalan atau menginap semalam bila terjadi komplikasi. Menurunkan tekanan pada mata yang sakit, meminimalkan risiko perdarahan atau stres pada jahitan/jahitan terbuka.3.Menurunkan stres pada area operasi/menurunkan TIO.4.Memerlukan sedikit regangan daripada penggunaan pispot, yang dapat meningkatkan TIO.

6.Risiko infeksi b.d efek samping prosedur invasive.Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan :tidak terjadi infeksi.Tidak ada tanda-tanda infeksi seperti kemerahan dan iritasi.

1. Diskusikan pentingnya mencuci tangan sebelum menyentuh / mengobati mata.2. Gunakan / tunjukkan tekhnik yang tepat untuk membersihkan bola mata.3. Tekankan pentingnya tidak menyentuh / menggaruk mata yang dioperasi.4. Berikan obat sesuai indikasi.Kolaborasi :5.Berikan obat sesuai indikasi.1. Menurunkan jumlah bakteri pada tangan, mencegah kontaminasi area operasi.2. Tekhnik aseptik menurunkan resiko penyebaran bakteri dan kontaminasi silang.3. Mencegah kontaminasi dan kerusakan sisi operasi.4. Digunakan untuk menurunkan inflamasi.5. Sediaan topikal digunakan secara profilaksis, dimana terapi lebih diperlukan bila terjadi infeksi.