Ringkasan Makro

14
 RINGKASAN MATERI KULIAH  EKONOMI MAKRO Dosen : Ir. Krisdinar Sumadja 1 RINGKASAN MATERI KULIAH EKONOMI MAKRO OLEH : KRISDINAR SUMADJA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BANDUNG RAYA Jl. Cikutra No. 171 Bandung Telp. (022) 720 2193 Sumber : Budiono, Pengantar Ekonomi Makro, Gajah Mada Press

Transcript of Ringkasan Makro

5/16/2018 Ringkasan Makro - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-makro 1/14

 RINGKASAN MATERI KULIAH  EKONOMI MAKRO 

Dosen : Ir. Krisdinar Sumadja

1

RINGKASAN MATERI KULIAH

EKONOMI MAKRO 

OLEH :

KRISDINAR SUMADJA

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BANDUNG RAYAJl. Cikutra No. 171 Bandung Telp. (022) 7202193

Sumber : Budiono, Pengantar Ekonomi Makro, Gajah Mada Press

5/16/2018 Ringkasan Makro - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-makro 2/14

 RINGKASAN MATERI KULIAH  EKONOMI MAKRO 

Dosen : Ir. Krisdinar Sumadja

2

 

5/16/2018 Ringkasan Makro - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-makro 3/14

 RINGKASAN MATERI KULIAH  EKONOMI MAKRO 

Dosen : Ir. Krisdinar Sumadja

3

 

I.  EKONOMI MAKRO

1.  Masalah yang dipelajari alam teori ekonomi makro bisa digolongkan menjadi dua,

yaitu, (a) masalah stabilisasi atau masalah makro jangka pendek dan (b) masalah

 pertumbuhan atau masalah makro jangka panjang.

2.  Inti masalah stabilisasi (jangka pendek) adalah bagaimana mengendalikan

 perekonomian sehingga terhindar dari tiga penyakit utama, yaitu (a) inflasi, (b)

 pengangguran dan (c) ketimpangan neraca pembayaran atau nilai impor lebih besar 

dari pada nilai ekspor.

3.  Dalam jangka pendek kemungkinan pemilihan kebijaksanaan dibatasi oleh adanyatiga hal, yang diasumsikan konstan yaitu (a) kapasitas produksi total, (b) jumlah

 penduduk (angkatan kerja) , (c) lembaga-lembaga sosial, politik dan ekonomi yang

ada.

4.  Dalam praktek, terutama di negara-negara berkembang, masalah jangka pendek 

sering berakar pada maslah jangka panjang. Keduanya erat hubungannya dan tidak 

 bisa dipisahkan.

5.  Ahli ekonomi makro melihat perekonomian terdiri dari empat pasar utama, yaitu

(a) pasar barang, (b) pasar uang, (c) pasar tenaga kerja, dan (d) pasar luar negeri.

Perubahan situasi pasar-pasar inilah yang dikatakan sebagai perubahan keadaan

ekonomi makro suatu negara.

6.   Situasi Pasar  di sini menyangkut dua aspek, yaitu (a) aspek harga dan (b) aspek 

volume (jumlah). Teori ekonomi makro mempelajari faktor-faktor apa yang

mempengaruhi situasi pasar ini. Dan tujuan selanjutnya adalah menentukan, faktor-

faktor mana yang bisa dipengaruhi melalui kebijaksanaan pemerintah, sehingga

 pemerintah bisa “mengendalikan” situasi pasar sesuai dengan yang diinginkan.

7.  Ahli ekonomi makro juga menggolongkan pelaku-pelaku makro menjadi lima,

yaitu (a) rumah tangga, (b) produsen, (c) pemerintah (d) lembaga-lembaga

keuangan dan (e) negara-negara lain.

5/16/2018 Ringkasan Makro - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-makro 4/14

 RINGKASAN MATERI KULIAH  EKONOMI MAKRO 

Dosen : Ir. Krisdinar Sumadja

4

*

II.  TEORI EKONOMI MAKRO KLASIK 

1.  Teori makro klasik mempunyai dasar filsafat bahwa perekonomian yang didasarkan

 pada sistem bebas berusaha (laissez faire) adalah self regulating, artinya

mempunyai kemampuan untuk kembali pada posisi keseimbangan pasar secara

otomatis. Oleh sebab itu pemerintah tidak perlu campur tangan.

2.  Di pasar barang sifat  self-regulating  (otomatis) dicerminkan oleh adanya proses

yang otomatis membawa kembali ke posisi Gross Domestik Produk (GDP) yang

menjamin  full employment level of activity (tingkat pengerjaan penuh), apabila

karena sesuatu hal perekonomian tidak pada posisi ini (inflasi, pengangguran,

defisit). Landasan dari keyakinan ini adalah berlakunya (a) Hukum Says yang

menyatakan “Suply creates its own demand ” atau penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri dan (b) anggapan bahwa semua harga bersifat fleksibel (naik 

dan turun) berdasarkan hukum pasar.

3.  Di pasar tenaga kerja, dalam jangka pendek hanya ada pemgangguran sukarela.

Tetapi pengangguran inipun hanya bersifat “ sementara”, karena pabila harga-harga

turun (termasuk tingkat upah), maka konsumsi dan produksi akan kembali lagi ke

tingkat semula (yaitu tingkat full employment).

4.  Di pasar uang, Kaum Klasik mempunyai Teori Kuantitas, yang menyatakan bahwa

 permintaan akan uang adalah proporsional dengan nilai transaksi yang dilakukan

masyarakat (Md = PQ). Di pasar uang ini ditentukan tingkat harga umum; apabila

 jumlah uang yang beredar (penawaran akan uang) naik, maka tingkat hargapun akan

naik. Ms = PQ P = Ms/Q

5.  Dalam sistem standar kertas, tidak ada proses otomatis yang menstabilkan tingkat

harga. Disini kaum Klasik melihat satu-satunya peranan makro pemerintah, adalah

mengendalikan jumlah uang yang beredar sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

6.  Dalam sistem standar emas, ada mekanisme otomatis yang menjamin kestabilan

harga. Disini peranan pemerintah tidak dianggap perlu. Pada sistem standar emas,

 jumlah uang yang beredar akan otomatis menyesuaikan diri dengan kebutuhan

masyarakat.

7.  Di pasar luarnegeri, mekanisme otomatis menjamin keseimbangan neraca

 perdagangan, melalui (a) mekanisme Hume, dalam sistem standar emas atau (b)

mekanisme kurs devisa mengambang dalam sistem standar kertas.

5/16/2018 Ringkasan Makro - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-makro 5/14

 RINGKASAN MATERI KULIAH  EKONOMI MAKRO 

Dosen : Ir. Krisdinar Sumadja

5

 

III.  TEORI MAKRO KEYNES DI PASAR BARANG

1. Keynes berpendapat bahwa sistem laissez faire murni tidak dapat dipertahankan.

Pada tingkat makro, pemerintah harus secara aktif dan sadar mengendalikan

 perekonomian ke arah posisi keseimbangannya (“ full employment ” nya), sebab

mekanisme otomatis ke arah posisi tersebut tidak dapat diandalkan.

2. Menurut Keynes, situasi makro suatu perekonomian ditentukan oleh apa yang terjadi

dengan permintaan agregat masyarakat. Apabila permintaan agregat melebihi

 penawaran agregat (atau output/produksi yang dihasilkan) dalam periode tersebut,

maka akan terjadi situasi “kekurangan produksi”. Pada periode berikutnya output

akan naik atau harga akan naik, atau keduanya terjadi bersamaan.

3. Apabila permintaan agregat lebih kecil daripada penawaran agregat, maka terjadisituasi “kelebihan produksi”. Pada periode berikunya output akan turun atau harga

akan turun, atau keduanya terjadi secara bersamaan.

4. Inti dari kebijakan makro Keynes adalah bagaimana pemerintah bisa mempengaruhi

 permintaan agregat (dengan demikian mempengaruhi situasi makro), agar mendekati

 posisi “ full employment” nya.

5. “Permintaan agregat adalah seluruh jumlah uang yang dibelanjakan oleh seluruh

lapisan masyarakat untuk membeli barangdan jasa dalam suatu tahun tertentu.

Barang dan jasa diartikan sebagai barang dan jasa yang diproduksi dalam tahun

tersebut (barang bekas atau barang yang yang diproduksikan tahun-tahun

sebelumnya atau barang yang tidak diproduksikan seperti tanah, tenaga kerja, tidak  

termasuk dalam pengertian barang dan jasa disini).

6. Dalam perekonomian tertutup permintaan agregat (Z) terdiri dari tiga unsur yaitu 1.

 pengeluaran konsumsi oleh Rumah Tangga ( C ), 2. pengeluaran untuk investasi

oleh Produsen ( I ) dan 3. pengeluaran oleh Pemerintah ( G ).

Z = C + I + G

Pemerintah bisa mempengaruhi permintaan agregat (Z) secara langsung melalui

 pengeluaran pemerintah dan secara tidak langsung terhadap pengeluaran konsumsi

dan pengeluaran investasi.

7. Masing-masing unsur permintaan agregat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

 berbeda. Pengeluaran konsumsi ( C ) bergantung pada pendapatan yang diterima oleh

rumah tangga ( Y )dan kecenderungan berkonsumsinya ( c )

C = c Y

5/16/2018 Ringkasan Makro - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-makro 6/14

 RINGKASAN MATERI KULIAH  EKONOMI MAKRO 

Dosen : Ir. Krisdinar Sumadja

6

 

Pengeluaran investasi bergantung pada keuntungan yang diharapkan (marginal

efficiency of capital) dan biaya modal (tingkat bunga). Produsen akan berinvestasiapabila persentase keuntungan yang diharapkan lebih besar dibandingkan dengan

tingkat bunga modal.

Pengeluaran pemerintah ditentukan oleh oleh proses politik yang sangat kompleks

dan dalam teori ekonomi makro dianggap “eksogen”.

8. Perubahan dari unsur-unsur permintaan agregat (pengeluaran konsumsi, pengeluaran

investasi dan pengeluaran pemerintah) mempengaruhi tingkat permintaan agregat

melalui proses berantai atau proses multiplier. Bila unsur ini meningkat dengan Rp

1,00, maka tingkat permintaan agregat akan meningkat dengan suatu kelipatan dari

Rp 1,00. Pelipat atau multiplier ini bergantung pada besarnya kecenderungan

masyarakat untuk berkonsumsi (marginal propensity to consume).

5/16/2018 Ringkasan Makro - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-makro 7/14

 RINGKASAN MATERI KULIAH  EKONOMI MAKRO 

Dosen : Ir. Krisdinar Sumadja

7

IV.  TEORI MAKRO KEYNES DI PASAR UANG DAN

PASAR TENAGA KERJA

1.  Pasar uang adalah pertemuan antara permintaan uang dengan penawaran akan

uang. Permintaan akan uang adalah kebutuhan masyarakat akan uang tunai untuk 

menunjang kegiatan ekonominya. Sedangkan penawaran akan uang adalah jumlah

uang yang disediakan oleh pemerintah dan bank-bank, yaitu seluruh uang kartal

dan uang giral yang beredar.

2.  Menurut Keynes, permintaan akan uang akan bersumber pada 3 (tiga) motif 

kebutuhan akan uang, yaitu (1) kebutuhan transaksi, (b) kebutuhan berjaga-jaga

dan (c) kebutuhan spekulasi.

3.  Permintaan akan uang untuk transaksi ditentukan oleh : (a) volume output yangditransaksikan (yaitu GDP riil) dan (b) tingkat harga umum. Dalam hal ini Keynes

tidak berbeda dengan teori makro klasik. Permintaan uang untuk berjaga-jaga

relatif kecil dan dalam analisis biasanya diabaikan.

4.  Permintaan untuk spekulasi (yang membedakan teori Keynes dengan teori

kuantitas) adalah permintaan akan uang tunai untuk memperoleh keuntungan.

Caranya adalah dengan berspekulasi  dalam pasar obligasi (surat berharga).

Apabila harga obligasi diharapkan (diperkirakan) untuk naik di masa akan datang,

maka orang akan membeli obligasi dengan uang tunainya pada saat ini. Sebaliknya

apabila harga obligasi diperkirakan turun, maka permintaan akan uang tunai saat

ini bertambah (atau orang lebih senang menjual obligasi yang dipegangnya dan

memperoleh atau memegang uang tunai sekarang/saat ini).

5.  Hubungan antara harga obligasi dan tingkat bunga yang berlaku adalah kebalikan.

Harga obligasi naik berarti tingkat bunga turun. Sebaliknya, harga obligasi turun

 berarti tingkat bunga naik 

6.  Bila harga obligasi diperkirakan akan naik, ini berarti harga obligasi saat ini

dianggap terlalu rendah. Bila harga obligasi diperkirakan akan turun, ini berarti

harga obligasi saat ini dianggap terlalu tinggi

7.  Atas dasar logika dalam point 4, 5 dan 6 di atas, Keynes menyatakan bahwa

 permintaan akan uang untuk spekulasi saat ini tinggi, apabila tingkat bunga saat ini

(dirasa) terlalu rendah, dan permintaan akan uang untuk spekulasi saat ini rendahapabila tingkat bunga saat ini (dirasa) tinggi. Hubungan berkebalikan antara

 permintaan akan uang dengan tingkat bunga adalah inti dari teori moneter Keynes.

5/16/2018 Ringkasan Makro - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-makro 8/14

 RINGKASAN MATERI KULIAH  EKONOMI MAKRO 

Dosen : Ir. Krisdinar Sumadja

8

8.  Perminmtaan total masyarakat terhadap uang tunai adalah permintaannya untuk 

transaksi ditambah permintaan untuk transaksi.

Md = P[k.Q + θ (r)]

(Permintaan untuk berjaga-jaga diabaikan)

9.  Permintaan total tersebut adalah  Liquidity Preference. Di pasar uang, liqudity

 preferece bertemu dengan penawaran akan uang dan menentukan harga dari

 penggunaan uang, yaitu tingkat bunga. 

10.  Tingkat bunga merupakan penghubung utama antara pasar uang dengan pasar 

 barang, sebab tingkat bunga menentukan pengeluaran investasi oleh para investor.

Selanjutnya pengeluaran investasi tersebut menentukan permintaan agregat (Z)

11.  Penghubung lain antara kedua pasar barang dan pasar uang adalah tingkat harga(P) dan output (Q), karena kedua variabel ini mempengaruhi Liquidity preference

(Md). Jadi hubungan antara kedua pasar tersebut adalah timbal balik 

12.  Dalam teori Keynes, pasar tenaga kerja mengikuti pasar barang. Apabila output (Q)naik maka jumlah orang yang bekerja (N) juga naik. Sebaliknya apabila output (Q)

turun maka jumlah orang yang bekerja (N) juga turun.

13. Keynes menekankan bahwa proses makro adalah proses menuju keseiimbangan

umum (general equilibrium). Apabila terjadi suatu perubahan (misalnya, I atau G

atau Ms berubah), maka akan mempunyai pengaruh berantai terhadap semua pasar.

Perekonomian akan menyesuaikan diri (terhadap perubahan tersebut) sehingga

tercapai posisi keseimbangan umum yang baru. Posisi keseimbangan umum

diartikan sebagai posisi di mana semua pasar (barang, uang, tenaga kerja) berada

 pada posisi keseimbangannya secara bersama-saman. Suatu perekonomian akan

selalu bergerak menuju posisi keseimbangan umumnya.

Pasar 

Barang

Pasar 

Uang

Tingkat bunga ( r )

P dan Q

5/16/2018 Ringkasan Makro - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-makro 9/14

 RINGKASAN MATERI KULIAH  EKONOMI MAKRO 

Dosen : Ir. Krisdinar Sumadja

9

V.  UANG BEREDAR DAN KEBIJAKAN MONETER 

1.  Jumlah uang yang beredar tidak seluruhnya ditentukan oleh pemerintah. Perilaku

 bank-bank dan masayarakat umum ikut menentukan pula proses timbulnya uang

 beredar, meskipun pemerintah masih tetap merupakan pelaku yang paling

menentukan.

2.  Ada dua pengertian mengenai uang yang beredar yaitu a. Narrow money (uang

kartal plus uang giral dan b. Broad money (uang kartal plus uang giral (narrow

money) plus quasi money). Quasi money mencakup saldo deposito berjangka dan

simpanan tabungan di bank. Dalam keadaan “normal” kedua konsep uang beredar 

tersebut berkembang sejalan satu satu sama lainnya, dalam keadaan lain tidak.

3.  Proses penciptaan uang beredar berawal dari timbulnya uang inti (reserve money).Uang inti adalah seluruh uang yang dikeluarkan oleh pemerintah (bank sentral) plus

saldo rekening koran milik- bank-bank (atau masyarakat) pada bank sentral. Uang

inti bisa dilihat pula sebagai penjumlahan antara uang kartal dengan cadangan bank 

(reserve).

4.  Jumlah uang inti di masyarakat meningkat karena tiga sebab yaitu : a. surplus

neraca pembayaran (nilai ekspor) b. defisit APBN yang dibiayai dengan pencetakan

uang baru c. Kenaikan kredit bank sentral pada bank-bank umum dan kepada

lembaga-lembaga lain. Sebaliknya uang inti akan berkurang karena a. Defisit neraca

 pembayaran (nilai impor) b. Surplus APBN dan penrurunan kredit bank sentral

kepada bank-bank umu dan lembaga lainnya.

5.  Dalam proses penciptaan uang, bagian dari uang inti yang dipegang oleh

masyarakat umum langsung menjadi uang kartal, sedangkan sisanya yang dipegang

oleh-bank-bank umum sebagai cadangan bank, kemudian melipat diri menjadi uang

giral.

6.  Proses penciptaan uang beredar dari uang inti tersebut diringkas dalam konsep

money multiplier (nilai pelipat uang) yang menghubungkan antara uang inti dengan

 jumlah uang beredar. Nilai dari money multiplier tergantung pada (a)

kecenderungan masyarakat memegang uangnya dalam bentuk kartal (u = K/Ms) dan

(b) berapa besar cadangan yang dipegang bank umum untuk menjamin uang giral (v

= R/D). Semakin besar u dan v semakin kecil nilai money multiplier. Nilai moneymultiplier biasanya lebih besar dari satu, artinya setiap Rp 1,00 uang inti bisa

menimbulkan lebih dari Rp 1,00 uang beredar.

5/16/2018 Ringkasan Makro - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-makro 10/14

 RINGKASAN MATERI KULIAH  EKONOMI MAKRO 

Dosen : Ir. Krisdinar Sumadja

10

7.  Kebijakan moneter adalah kebijakan untuk mempengaruhi proses penciptaan uang

 beredar tersebut. Pemerintah atau bank sentral bisa melakukan hal ini dengan

mempengaruhi secara tidak langsung nilai money multiplier dan secara langsung besarnya uang inti. Berbagai intrumen kebijakan moneter sanagt diperlukan untuk 

mempengaruhi variabel tersebut.

8.  Menurut Keynes, kebijakan moneter bisa mempengaruhi situasi makro lewat jumlah

uang beredar, kemudian tingkat bunga, kemudian pengeluaran investasi dan

selanjutnya permintaan agregat.

9.  Ada dua kritik mengenai keampuhan kebijakan moneter dalam praktek. Pertama

Keynes menyatakan bahwa kebijakan moneter tidak efektif dalam masa depresi

karena ada Liquidity trap. Liqudity trap timbul karena tingkat bunga menjadi tidak 

elastis (tidak berubah) terhadap perubahan jumlah uang yang beredar. Kedua,

 pengaruh kebijakan moneter sulit diterka (kapan dan berapa besarnya) sehinggamenyulitkan penggunaanya dalam praktek. Disarankan agar pemerintah secara

otomatis dan teratur menaikkan jumlah uang beredar sesuai dengan kenaikan

kebutuhan uang rata-rata sebagai ganti dari kebijakan moneter.

Ms’ Ms

Jumlah uang beredar 

Tingkat bunga

0

Liquidity Trap

Gambar 1. Liquidity trap pada saat depresi

5/16/2018 Ringkasan Makro - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-makro 11/14

 RINGKASAN MATERI KULIAH  EKONOMI MAKRO 

Dosen : Ir. Krisdinar Sumadja

11

KONSEP DASAR KEBIJAKAN MONETER 

1. Uang beredar Arti sempit : Ms = K + D

Arti luas : Ms = K + D + T

K = Uang kartal yaitu uang tunai yang langsung dibawah kekuasaan masyarakat

untuk menggunakannya

G = Giral yaituseluruh nilai saldo rekening korang (giro) yang dimiliki masyarakat

 pada bank-bank umum

T = Uang kuasi yaitu saldo deposito berjangka ari tabungan milik masyarakat pada

 bank-bank 

2. Uang inti merupakan inti dari proses penciptaan uang, baik penciptaan uang kartal

maupun giral. Dengan kata lain tanpa uang inti maka tidak akan tercipta uang kartal

maupun giral.

3. Uang inti bertambah atau berkurang ( ∆ H ) karena :

a.  Defisit/surplus neraca pembayaran (X-M) ; X = nilai penerimaan ekspor, M =

nilai pengeluaran impor 

 b.  Defisit/surplus APBN (A)

c.  Jumlah Kredit Langsung Bank Sentral (Bank Indonesia) kepada badan-badan

resmi tertentu, misalnya Pertamina atau BUMN lainnya ( B1)

d.  Kredit Liquiditas Bank Sentral (Bank Indonesia) kepada bank-bank umum,

misalnya dalam rangka program pembangunan prioritas (B2)

∆H = (X-M) + A + B1 + B2

Uang inti dapat berbentuk kartal maupun giral, oleh sebab itu dilihat dari jenisnya

maka perubahan uang inti adalah

∆ H = ∆K + ∆R 

apabila uang inti berbentuk giral (R) maka uang giral tersebut akan mengalami

 pelipatan nilai uang (money multiplier ) dengan koefisien

. 1 .

u + v ( 1 – u)

u = K/Ms, adalah persentase uang kartal yang dipegang oleh masyarakat dari seluruh

 jumlah uan yang beredar 

v = R/D, adalah persentase jaminan (nilai uang tunai atau inti/Cash Ratio) yang

dipegang bank-bank umum bagi saldo rekening giro milik masyarakat yang

5/16/2018 Ringkasan Makro - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-makro 12/14

 RINGKASAN MATERI KULIAH  EKONOMI MAKRO 

Dosen : Ir. Krisdinar Sumadja

12

dikelola (disimpan) dan tidak diusahakan (digolang - sd ). Besarnya v (cash ratio)

ditentukan (a) Pemerintah (Bank sentral) dan (b) bank yang bersangkutan

4. Dengan demikian perubahan jumlah uang beredar bergantung pada koefisien pelipat

uang dan uang inti :

Ms = . 1 . [(X-M) + A + B1 + B2]

u + v ( 1 – u)

5. Kebijakan moneter adalah tindakan pemerintah (atau bank sentral) untuk 

mempengaruhi situasi makro yang dilaksanakan melalui proses perubahan jumlah

uang yang beredar atau proses penciptaan uang yang dilakukan melalui pasar uang.

6. Dengan mempengaruhi jumlah uang yang beredar maka akan mempengaruhi tingkat

 bunga. Dengan perubahan tingkat bunga maka akan mempengaruhi jumlah Investasidan selanjutnya permintaan agregat ( ingat ! Z = C + I + G ).

Kebijakan moneter Ms r I Z P,Q (harga dan GDP)

7. Dalam mengeluarkan kebijakan moneter pemerintah menggunakan intrumen

kebijakan moneter yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi

variabel yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar sebagai berikut :

Yang mempengaruhi koefisien multiplier 

1.  Cash Ratio

2.  Discount rate3.  Bunga giro dan deposito

Yang mempengaruhi uang inti :

1.  Pajak ekspor 

2.  sertifikat ekspor 

3.  Bea masuk 

4.  Pajak lain

5.  Pengeluaran pemerintah

6.  Bunga kredit bank 

7.  Pengawasan kuantitatif 

8.  Batas/plafond kredit

Keterangan : Ms = Uang beredar 

r = Tingkat suku bungaI = Investasi

Z = Permintaan Agregat

P,Q = Gross Nasional Produk (yang ditentukan oleh harga dan jumlah produk)

Ms r I Z P,Q

5/16/2018 Ringkasan Makro - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-makro 13/14

 RINGKASAN MATERI KULIAH  EKONOMI MAKRO 

Dosen : Ir. Krisdinar Sumadja

13

 

VI.  KEBIJAKAN FISKAL

1. Kebijakan fiskal adalah kebijakan makro yang dilaksanakan lewat APBN. Suatu

kebijakan fiskal dicerminkan oleh struktur pos-pos dalam APBN, dan bukannya

hanya oleh nilai total penerimaan dan pengeluarannya

2. Secara garis besar ada tga pos utama pada sisi pengeluaran APBN, yaitu pembelian

 barang dan jasa (G), gaji pegawai (W) dan transfer of payments ( R ). Pada sisi

 penerimaan adda empat po penting, yaitu peneriaan pajak (T), keredit dari bank 

sentral (U), pinjaman dari masyarakat dalam negeri (B) dan pinjaman dari luar negeri

(F). Masing-masing pos mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap perekonomian.

3. Pengeluaran total APBN selalu sama dengan penerimaan totalnya. Dalam pengertianakuntansi ini APBN selalu seimbang. Dalam penegrtian ekonomi, APBN bisa efisit,

surplus atau seimbang. Ada tiga pengertian yang berbeda mengenai arti defisit,

surplus dan seimbangan. Pengertian

a.  Perbandingan antara penerimaan pajak (T) dengan seluruh pengeluaran (G+W+R)

yaitu :

Apabila (G+W+R) > T, maka APBN disebut defisit

Apabila (G+W+R) < T, maka APBN disebut surplus

Apabila (G+W+R) = T, maka APBN disebut seimbang

 b. Perbandingan antara penerimaan pajak (T) ditambah pnijaman ari masyarakat

alam negeri (B) dengan seluruh pengeluaran (G+W+R) yaitu :

Apabila (G+W+R) > T + B, maka APBN disebut defisit

Apabila (G+W+R) < T + B, maka APBN disebut surplus

Apabila (G+W+R) = T + B, maka APBN disebut seimbang

c.  Jumlah Pinjaman dari bank sentral atau ada tidaknya pencetakan uang baru atas

 permintaan pemerintah :

Apabial U > 0, maka APBN disebut defisist

Apabial U < 0, maka APBN disebut surplus

Apabila U = 0, maka APBN disebut seimbang

4. Pengaruh dari perubahan masing-masing pos terhadap perekonomian bisa dibedakan

menjadi dua, yaitu : pengaruh putaran pertama dan putaran terakhir. Pengaruh

 pertama adalah pengaruh awal dari kebijakan tersebut terhadap permintaan agregat.

Pengaruh akhir adalah pengaruh dari kebijakaan tersebut pada proses menuju pada

keseimbangan umum yang baru.5. Pada putaran pertama setiap rupiah perubahan pengeluaran pemerintah (∆G) akan

mengubah permintaan agregat (∆Z) sebesar 1/(1-c) rupiah dan setiap rupiah

 perubahan upah pegawai (∆W) dan Transfer of payments (∆R) akan mengubah

5/16/2018 Ringkasan Makro - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/ringkasan-makro 14/14

 RINGKASAN MATERI KULIAH  EKONOMI MAKRO 

Dosen : Ir. Krisdinar Sumadja

14

 permintaan agregat (∆Z) sebesar c/(1-c) rupiah. Dengan demikian ∆G akan lebih

 besar jumlahnya dibandingkan dengan ∆W atau ∆R.

6. Pada putaran pertama, setiap perubahan Pajak (∆T) akan mengubah permintaanagregat (∆Z) sebesar – c/(1-c). Pajak bisa dianggap sebagai transfers of payments

(∆R) negatif. Pos-pos lain pada sisi penerimaan menpunyai pengaruh utama pada

 pasar uang dan melalui ini akan berpengaruh terhadap permintaan agregat. Kredit

dari bank sentral mempunyai pengaruh inflasioner.