RINGKASAN MAKALAH ANTROPOLOGI

2
Pluralisme berasal dari bahasa Inggris yaitu pluralism, terdiri dari dua kata plural yang berarti beragam atau beraneka dan isme yang berarti paham. Pluralisme hukum sendiri berarti adanya keanekaragaman hukum yang berlaku pada waktu dan tempat yang sama . Pluralisme hukum di indonesia tujuaanya sama, yakni mencapai keadilan dan kemaslahatan bangsa. Walaupun hukum bangsa ini bersumber lebih dari satu aturan hukum yang begitu terlihat dan nampak begitu jelas, sistem hukum tersebut memiliki visi dan misi yang sama. Pluralisme Hukum disini bertitik tolak dari paradigma dalam memberi arti pada hukum, yaitu pendekatan prosesual, rule-centered peradigm, dan pendekatan kritik. 1. Dalam pemikiran prosesual, hukum dipandang sebagai gejala sosial atau proses sosial, artinya hukum selalu berada dalam pergerakan (dinamika) karena dipersepsikan, diberi makna dan kategori secara beragam dan berubah sepanjang waktu. 2. Rule-centered paradigm berpandangan bahwa hukum dipandang sebagai cara untuk meningkatkan integritas sosial, dan merupakan akumulasi atau abstraksi dari norma-norma dan kebiasaan-kebiasaan yang dianut sebagai pedoman berperilaku. 3. paradigma hukum kritis, hukum tidak dipandang sebagai netral, akan tetapi merupakan sesuatu yang diciptakan oleh suatu badan hukum dengan tujuan memberi keuntungn kepada sekelompok orang di atas kerugian sekelompok orang lain. Griffths membedakan dua macam pluralisme hukum, yaitu Weak Legal Pluralism (Pluralisme Hukum yang Lemah) dan Strong Legal Pluralism (Pluralisme Hukum yang Kuat). 1. Weak Legal Pluralism merupakan bentuk lain dari sentralisme hukum, karena walaupun dalam kenyataannya hukum negara mengakui adanya sistem-sistem hukum yang lain, tetapi hukum negara tetap dipandang sebagai Superior (disebut juga sebagai Municipal Law sebagai sitem yang dominan) dan sementara itu sistem-sistem hukum yang lain bersifat Inferior ( disebut juga sebagai Servient Law) dalam hierarki sitem hukum Negara. 2. Strong Legal Pluralism merupakan produk dari para ilmuan sosial, berupa pengalaman ilmiah mengenai fakta adanya kemajemukan tatanan hukum

description

RINGKASAN MAKALAH ANTROPOLOGI

Transcript of RINGKASAN MAKALAH ANTROPOLOGI

Pluralisme berasal dari bahasa Inggris yaitu pluralism, terdiri dari dua kata plural yang berarti beragam atau beraneka dan isme yang berarti paham. Pluralisme hukum sendiri berarti adanya keanekaragaman hukum yang berlaku pada waktu dan tempat yang sama .Pluralisme hukum di indonesia tujuaanya sama, yakni mencapai keadilan dan kemaslahatan bangsa. Walaupun hukum bangsa ini bersumber lebih dari satu aturan hukum yang begitu terlihat dan nampak begitu jelas, sistem hukum tersebut memiliki visi dan misi yang sama.Pluralisme Hukum disini bertitik tolak dari paradigma dalam memberi arti pada hukum, yaitu pendekatan prosesual, rule-centered peradigm, dan pendekatan kritik.1. Dalam pemikiran prosesual, hukum dipandang sebagai gejala sosial atau proses sosial, artinya hukum selalu berada dalam pergerakan (dinamika) karena dipersepsikan, diberi makna dan kategori secara beragam dan berubah sepanjang waktu.2. Rule-centered paradigm berpandangan bahwa hukum dipandang sebagai cara untuk meningkatkan integritas sosial, dan merupakan akumulasi atau abstraksi dari norma-norma dan kebiasaan-kebiasaan yang dianut sebagai pedoman berperilaku.3. paradigma hukum kritis, hukum tidak dipandang sebagai netral, akan tetapi merupakan sesuatu yang diciptakan oleh suatu badan hukum dengan tujuan memberi keuntungn kepada sekelompok orang di atas kerugian sekelompok orang lain.Griffths membedakan dua macam pluralisme hukum, yaitu Weak Legal Pluralism (Pluralisme Hukum yang Lemah) dan Strong Legal Pluralism (Pluralisme Hukum yang Kuat).1. Weak Legal Pluralism merupakan bentuk lain dari sentralisme hukum, karena walaupun dalam kenyataannya hukum negara mengakui adanya sistem-sistem hukum yang lain, tetapi hukum negara tetap dipandang sebagai Superior (disebut juga sebagai Municipal Law sebagai sitem yang dominan) dan sementara itu sistem-sistem hukum yang lain bersifat Inferior ( disebut juga sebagai Servient Law) dalam hierarki sitem hukum Negara.2. Strong Legal Pluralism merupakan produk dari para ilmuan sosial, berupa pengalaman ilmiah mengenai fakta adanya kemajemukan tatanan hukum dalam semua kelompok masyarakat. Semua sistem hukum yang ada dipandang sama kedudukannya sehingga tidak ada hierarki yang menunjukkan sistem hukum yang satu lebih tinggi dari yang lain.Kritik terhadap tipe-tipe pluralisme hukum datang dari Tamanaha, berupa penolakan terhadap kedua tipe itu.1. Pluralisme yang kuat dalam pandangannya menganjurkan suatu ideologi anti negara, yang berarti bahwa hukum masyarakat asli pada dasarnya baik, namun ia menganggapnya alasan ini tidak mencukupi.2. Pluralisme hukum lemah adalah sebuah ketidakmungkinan, karena semua norma dan lembaga akan mempunyai suatu cara berfikir yang sama sekali baru segera setelah mereka digabungkan dalam hukum negaraPluralisme hukum baru dikatakan ada bila terdapat seseorang yang menjadi subjek lebih dari satu sistem hukum. Contoh yang paling nyata dalam hal ini adalah ketika seseorang menghadapi suatu sengketa, Ia akan berhadapan dengan berbagai pilihan hukum dan institusi peradilan.