rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta...

71
SKRIPSI Fasisme Italia 1922-1944 Oleh: RINI ARYANI NIM: K. 4403046 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta...

Page 1: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

SKRIPSI

Fasisme Italia 1922-1944

Oleh:

RINI ARYANI

NIM: K. 4403046

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perang Dunia I berlangsung antara tahun 1914-1918, membawa negara-negara

besar berperang untuk menjadi negara Super Power. Negara-negara Eropa pada Perang

Dunia I terbagi dalam dua blok: blok Jerman dengan Triple Alliantie (1882: Jerman,

Austria dan Italia) dan blok Perancis dengan Triple Etente (1907: Perancis, Rusia,

Inggris) . Pada awalnya Italia adalah negara netral, sikap Italia ini karena tidak menjadi

bagian dari negara sekutu. Tetapi tahun 1915 Italia mengumumkan perang terhadap

Austria dan Italia bergabung dengan Perancis, mengingkari Triple Alliansi (Jerman,

Auastria dan Italia) tahun 1882 yang telah ditandatanganinya. Antara Italia dan Austria

terdapat juga pertentangan meskipun keduanya termasuk Triple Alliantie, ialah mengenai

daerah Tirol Selatan Istria, Dalmatia dari Austria yang dituntut Italia sebagai daerah italia

irredent,. karena itu kedudukan Italia tidak tetap, dan sewaktu-waktu dapat keluar dari

triple alliantie, Sikap ini akibat dari desakan-desakan rakyatnya yang sebagian berbahasa

Italia dan masih dibawah kekuasaan Austria. (I Gamida, 1957: 120)

Setelah Perang Dunia I situasi di Italia menghadapi pergolakan, meskipun Italia

berada dipihak yang menang, namun Italia merasa keinginannya tidak terpenuhi. Bangsa

Italia berkeinginan mengembalikan kejayaan Italia seperti kerajaan Roma dimasa lampau.

Dengan demikian Italia bermaksud mengembalikan seluruh wilayah Italia yang

dahulunya merupakan “ Italia Iredenta”. Keuntungan Italia dari Perang Dunia I, tidak

sesuai dengan cita-cita rakyat Italia. Apa yang didapat Italia setelah Perang Dunia I,

hanya merupakan sebagian daerah Tirol Selatan dan wilayah Istria sehingga tidak

memuaskan bangsa Italia. (Makmun Salim,1971: 6-7)

Berakhirnya Perang Dunia I telah menyebabkan Fasisme berkembang di Italia.

Berkembangnya Fasisme di Italia salah satu faktornya adalah munculnya rasa

nasionalisme. Italia yang selama perang bergabung dengan aliansi, dimana aliansi

tersebut mengalami kemenangan pada tahun 1915, namun Italia merasa tertipu akan hasil 1

Page 3: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir

setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai imbalan, konferensi perdamaian

Versailles memberi Italia daerah jajahan yang belum sesuai dengan harapan bangsa Italia

dan para politikus kehilangan rasa tenteram. (Hugh Purcell. 2004 : 22-23)

Berakhirnya Perang Dunia I membawa kesulitan ekonomi, politik dan perasaan

meluas bahwa bangsa mereka akan mengalami keruntuhan. Rakyat menderita secara

material, adanya partai-partai yang beragam tidak mampu mengatasi masalah-masalah

bangsa. (Harun Yahya. 2004: 57)

Bangsa Italia terutama para pemudanya sangat kecewa terhadap hasil perjanjian

Versailles karena cita-cita Irredenta tidak tercapai. Tuntutan Italia terhadap Dalmatia dan

Albania minta supaya diakui tidak terwujud, karena wilayah itu penting bagi Italia untuk

mengawasi laut Adriatik. Pemerintah tidak mendapatkan lagi kepercayaan dari rakyat

karena tidak berhasil memperjuangkan kehendak orang banyak.

Keadaan negara sesudah perang sangat rawan kekurangan bahan makanan.

Bahan mentah mengalami kenaikan, anggaran belanja tidak seimbang dengan

pemasukan, juga adanya ancaman inflasi. Kaum buruh segera bertindak mengambil alih

pabrik dan mengeluarkan pemiliknya. Pemogokan terjadi dimana-mana sehingga

melumpuhkan industri dan jawatan pemerintah yang vital. Kerusakan hebat timbul

didaerah pertanian, kaum tani merampas tanah, membakar rumah dan menghancurkan

hasil panenan. (Rasyid Hamid, 1992: 29-30)

Pada dasarnya kemiskinan Italia akibat Perang Dunia I adalah faktor terpenting

dalam perkembangan kekuasaan Fasisme. Kemiskinan Italia setelah Perang Dunia I

mengakibatkan kondisi Negara Italia sangat kacau, Fasisme kemudian memanfaatkan

kondisi kekacauan dan ketidakstabilan Italia untuk menunjukkan diri kepada rakyat Italia

sebagai ideologi penyelamat Negara. (Harun Yahya, 2004: 56-57)

Negara Italia tertekan oleh kesulitan ekonomi dan angka pengangguran yang

tinggi. Walaupun bangsa Italia menderita kerugian besar dalam perang, Italia hanya

mencapai sebagian dari tujuan awalnya. Seperti halnya negara-negara lain yang telah

kalah perang, bangsa Italia ingin memiliki kembali kehormatan dan keagungan Romawi

pada masa lampau, Italia ingin mengembalikan kebesaran Romawi dan merasa berhak

atas wilayah Romawi dulu. Italia merasa bersaing dengan kekuatan-kekuatan utama di

Page 4: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

dunia dan berharap untuk mengangkat dirinya kekedudukan semula sebagai negara yang

pernah berjaya pada masa lampau. Karena pengaruh cita-cita ini, bangsa Italia berharap

untuk menjadi sekuat Inggris Raya, Perancis dan Jerman (Harun Yahya. 2004: 59)

Italia selain merasa terhina secara nasional, lebih banyak lagi rakyat merasakan

penghinaan pribadi karena mengganggur dan tidak punya uang. Diantara tahun 1918-

1923, Italia menderita krisis ekonomi, kemiskinan di Italia membuat hutang berlipat-

lipat. Kurang lebih 95. 000 juta lira pada tahun 1920. pada tahun yang sama, biaya hidup

mencapai 600 % lebih tinggi dari pada tahun 1913 dan ratusan rakyat Italia menganggur.

(Hugh Purcell. 2004. 23)

Faktor lain yang membuka jalan bagi Fasisme adalah kebodohan dan rendahnya

pendidikan dalam masyarakat. Pendidikan mengalami kemunduran hebat selama

kekacauan Perang Dunia I. Banyak kaum muda terpelajar yang tewas dalam medan

pertempuran. Pada umumnya hal ini mengakibatkan kemunduran tingkat kebudayaan

dalam masyarakat. Sebagian besar pendukung Fasisme adalah kaum tidak terpelajar, para

kaum tidak terpelajar berjuang atas nama Fasis, dan menjadi pelindung bagi kebijakan-

kebijakan chaufinistiknya. Karena, ide-ide fundamental yang mendasari Fasisme (yakni

rasisme, nasionalisme romantik,dan chaufinisme) hanya dapat diterima luas oleh

kalangan tidak terpelajar, yang lain mudah terpojok oleh slogan-slogan mentah dan

sederhana. (Harun Yahya. 2004: 61)

Di tengah situasi kalah dan depresi, demokrasi berjuang untuk tetap hidup.

Kekecewaan akan demokrasi merupakan salah satu faktor munculnya Fasisme. Di Italia,

parlemen yang dipilih secara demokratik menentang bergabungnya Italia ke kancah

peperangan, tetapi Raja dan kabinet menolak hal itu. Konflik elite ini meningkatkan

sinisme rakyat Italia. Bagi banyak orang, berpartisipasi dalam pemilihan umum berarti

dibayar atau dipaksa untuk memberikan suara kepada kandidat yang mereka tidak kenal

atau inginkan. Pada setiap kegiatan politik, hak pilih umum tidak di jamin sampai tahun

1913. Langkah pertama Mussolini menuju fasisme adalah membangun kebenciannya

pada politkus korup. (Hugh Purcell. 2004: 25)

Faktor lain munculnya Fasisme adalah adanya ketakutan akan komunis. Tahun-

tahun sesudah 1918 semakin mengindikasikan bahwa demokrasi di Italia akan diakhiri

oleh komunisme dari pada oleh Fasisme. Peristiwa luar biasa yang terjadi adalah

Page 5: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

Revolusi Rusia, sedang tatanan social baru yang telah didirikan di sana oleh Bolsheviks

Lenin adalah komunisme. Dalam keaadaan yang demikian, tampak bahwa

pemberontakan komunis sangat mungkin menyebar kearah barat. Di Italia, pada tahun

1920, komunis menduduki pabrik-pabrik di Turin dan Milan. (Hugh Purcell. 2004: 27)

Kelemahan-kelemahan Italia ini juga disebabkan oleh ketidakcakapan raja

Victor Emanuel III yang ketika itu memerintah. Hasrat rakyat ini, kemudian seperti

sebuah peluang yang baik bagi Benito Mussolini, karena kemudian pada tahun 1922

Benito Mussolini menuntut Victor Emanuel III turun dari jabatanya sebagai raja. Cita-

cita rakyat untuk mengadakan perubahan dalam pemerintahan berhasil. Pemerintahan

Italia semuanya tergantung pada kepemimpinan Mussolini. Mussolini yang pada saat

Coupnya, sangat terkenal dikalangan rakyat Italia yang tegar dan berwibawa. Namun

dengan ketegasan ini, kiranya akan melahirkan apa yang disebut pemerintahan diktator.

Fasisme yang merupakan ciptaan Mussolini berasal dari bahasa latin fasces,

yang artinya kumpulan kayu-kayu yang dikaitkan pada sebuah kapak, dan digunakan

pada zaman Romawi kuno. Pejabat senior yang disebut “Lictor” membawa benda ini

(kayu yang dikaitkan pada sebuah kapak), yang dipercaya sebagai symbol kekuatan dan

kedaulatan. (Harun Yahya. 2004: 54)

Mussolini mengambil keuntungan-keuntungan dari tekanan-tekanan social dan

keinginan dikalangan rakyat Italia akan perubahan. Setelah perang, Mussolini

memobilisasi para mantan tentara, pengangguran dan mahasiswa, dengan slogan-slogan

yang meneriakkan kembalinya masa-masa kejayaan Romawi Kuno. Mussolini

mengorganisir para pendukungnya yang dikenal sebagai “ kemeja hitam”, dalam sebuah

format semi militer, dan memiliki metode-metode yang di bangun dengan kekerasan.

Mereka mulai melakukan penyerangan-penyerangan di jalan-jalan terhadap kelompok-

kelompok yang mereka anggap sebagai saingan mereka. Dengan berbagai unjuk salam,

lagu, seragam dan pawai resmi yang bergaya Romawi, mereka membangkitkan emosi

kaum tidak terpelajar dan punya hak suara. (Harun Yahya. 2004: 62-63)

Pada tanggal 29 Oktober 1922, 50000 militan tersebut di bawah komando enam

Jenderal berbasis memasuki Roma. Karena sang Raja sadar apa yang dapat dilakukan

oleh kekuatan yang menentangnya itu, dan di bawah tidak ada yang dapat raja lakukan

untuk melawan mereka, raja mengajak Mussolini untuk membentuk sebuah

Page 6: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

pemerintahan. Sebagai hasil perkembangan selajutnya, kaum Fasisme Italia akhirnya

berkuasa. (Harun Yahya. 2004: 63)

Mussolini memimpin bangsa Italia dengan cara diktator fasisme. Faham

fasisme dalam prakteknya mengutamakan kepentingan negara. Seluruhnya untuk negara,

negara diatas segala-galanya. Menurut Mussolini negara adalah absolut. Bisa bertindak

apa saja asal berdasarkan dan beralasan untuk kepentingan negara. Dengan demikian

Italia menjelang Perang Dunia II merupakan negara totaliter (Makmun Salim,1971: 6-7)

Dengan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul

“FASISME DI ITALIA 1922-1944”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, adapun perumusan masalahnya adalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana latar belakang munculnya Fasisme di Italia?

2. Bagaimana sistem pemerintahan Fasis di Italia ?

3. Bagaimana akhir dari sistem pemerintahan Fasis di Italia?

C. Tujuan Penelitian

Setiap penulisan karya ilmiah pasti mempunyai tujuan demikian juga

penulisan skripsi ini, adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui latar belakang munculnya Fasisme di Italia

2. Untuk mengetahui sistem pemerintahan Fasis di Italia

3. Untuk mengetahui akhir dari sistem pemerintahan Fasis di Italia

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teorotis, hasil dari penelitian dapat bermanfaat sebagai berikut:

Page 7: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

a. Untuk memberikan tambahan pengetahuan ilmiah yang berguna dalam

rangka mengembangkan ilmu sejarah khususnya yang berkaitan dengan

topik “ FASISME DI ITALIA 1922-1944”

b. Dalam penelitian ilmiah digharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penulisan ini bermanfaat sebagai berikut :

a. Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana keguruan dan ilmu

pendidikan Universita Sebelas Maret Surakarta

b. Dapat melengkapi koleksi penelitian diperpustakaan khususnya mengenai

“FASISME DI ITALIA 1922-1944”

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Sistem Pemerintahan

Menurut C.F. Strong dalam Pamuji (1994: 4) pemerintahan didefinisikan

sebagai organisasi di mana diletakkan hak untuk melaksanakan kekuasaan berdaulat dan

tertinggi. Pemerintahan dalam arti luas merupakan sesuatu yang lebih besar dari pada

suatu badan atau kementrian-kementrian yang diberi tanggung jawab pemeliharaan

perdamaian dan keamanan negara-negara di dalam ataupun di luar. Pemerintah harus

Page 8: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

memiliki : 1) kekuasaan militer atau pengawasan atas angkatan bersenjata,2) kekuasaan

legislativ atau sarana pembuatan hukum, 3) kekuasaan keuangan yaitu kesanggupan

memungut uang yang cukup untuk membayar biaya mempertahankan negara dan

menegakkan hukum yang dibuatnya atas nama negara.

Menurut Van Poelje (1953: 64) dalam Inu Kencana Syafe’I ilmu pemerintahan

adalah ilmu yang mengajarkan bagaimana dinas umum yang disusun dan di pilih sebaik-

baiknya. Sedangkan menurut Poerwodarminto (1990: 58) arti kata pemerintah adalah

kekuasaan suatu negara atau badan yang tertinggi yang memerintah suatu negara”. Lain

halnya menurut Isjwara (1996: 104) bahwa pemerintahan adalah organisasi yang

mengatur dan memerintah Negara.

Menurut Wojowasito (1982: 17) pemerintah adalah perbuatan memerintah yang

dikeluarkan oleh organisasi eksekutif dan jajaran pemerintah dalam rangka mencapai

tujuan pemerintahan Negara. Selanjutnya Pamuji (1983: 9) menjelaskan sistem

pemerintahan yang dimaksud adalah suatu cara untuk memerintah yang dikeluarkan oleh

alat, badan atau organisasi eksekutif dan jajaran pemerintahan dalam rangka mencapai

tujuan pemerintahan Negara.

Istilah pemerintahan biasanya dibicarakan pula dalam hubungannya dengan

bentuk dan struktur organisasi Negara dengan penekanan pembahasan mengenai fungsi-

fungsi badan eksekutif dalam hubungannya dengan badan legislativ. Pada umumnya,

dalam berbagai konstitusi berbagai negara dirumuskan mengenai bentuk dan struktur

dalam badan eksekutif dalam hubungannya dengan legislatif, khususnya yang bersifat

nasional. Perumusan mengenai sistem pemerintahan tingkat nasional mestinya

menggunakan satu model dari dua model utama ditambah satu model campuran yakni: 1)

sistem kabinet atau parlementer, 2) sistem presidensil, 3) sistem campuran antara sistem

kabinet dan sistem parlementer (Jimmly Assidiqie, 1996: 40)

Berdasarkan pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa sistem pemerintahan

adalah pembuatan, cara dan hal-hal yang dilakukan oleh pejabat dalam struktur

kekuasaan dalam satu negara, mencakup urusan pemerintahan dalam rangka mencapi

tujuan Negara.

2. Fasisme

7

Page 9: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

Fasisme berasal dari kata “fasces” yang berarti seikat tongkat dan kapak (Harun

yahya, 2004: 1). Menurut para ahli sejarah bangsa Italia, fasisme adalah fascio d’combatti

mento yang berarti “persatuan perjuangan” (Ensiklopedia Nasional Indonesia V, 1989:

234) semenjak awalnya fasisme sangat menentang komunisme, sosialisme, liberalism,

dan ingin membentuk negara yang totaliter. Dengan demikian, berbagai bentuk kegiatan

baik yang menyangkut ekonomi, politik maupun sosial kemasyarakatan harus tunduk dan

ditentukan oleh fasis.

Fasisme (fasicm) merupakan pengorganisasian pemerintahan masyarakat secara

totaliter oleh kediktatoran partai tunggal yang sangat nasionlais, rasialis, militeristis dan

imperialis (William Ebestein dan Edwin Fogelman, 1985: 144). Menurut sejarahnya

fasisme muncul di Eropa, Italia, menyusul Jerman dan Spanyol melalui perang saudara

yang pecah pada tahun 1936. Sedangkan melalui perubahan secara totaliter dapatlah

dikatakan bahwa fasisme dapat berkembang di negara-negara yang relatife lebih makmur

dan secara teknologi lebih maju. ( William Ebestein dan Edwin Fogelmann, 1985: 146)

Secara umum konflik antara industrialis (utara) dan rural (selatan) cenderung

mengaburkan permasalahan dasar antarkelas sejak 1887. Kemajuan industri utara telah di

dukung oleh kebijakan proteksi yang melarang masuknya modal asing, dan menjamin

dominasi pasar domestik. Proteksionisme ini menjadi dasar komunitas kepentingan

efektif antara modal industri besar dan organisasi kelas pekerja reformis. Namun

dampaknya pada agrikultur Italia sangat berbahaya, kecuali terhadap produsen bahan

pokok di pusat dan utara: para petani tidak lagi merupakan pengekspor produk mereka

sendiri sedangkan pada saat yang sama dipaksa membeli produk industri Italia yang lebih

mahal dari pada produk industri Negara maju lain. Hal inilah yang menjadi dasar

permasalahan selatan salah satu konsekuensinya adalah sosialisme yang tesebar di selatan

dan pulau-pulau disekitarnya tidak sama dengan PSI (Partai Sosialis Italia) atau persatuan

dagang, tapi merupakan gabungan teori sosialis dan liberal. (Antonio Gramsci, 2000: 5-6)

Perang berakhir tahun 1918 dan dua tahun selanjutnya ditandai oleh adanya

kelas penguasa yang makin berkembang dan makin meyakinkan di Italia karena di antara

massa pekerja dan kaum sosialis terdapat keyakinan bahwa revolusi tidak harus

dihindarkan dan akan meletus seiring berjalannya waktu. Namun sejak PCI didirikan

Januari 1921 gelombang revolusi telah reda, para pekerja telah dikalahkan dan para

Page 10: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

pekerja kahilangan kepercayaan diri untuk melakukan revolusi (Antonio Gramsci, 2000:

29)

Pada musim gugur 1920, pasukan fasis mulai melakukan operasi pembersihan

dalam kepentingan para pemilik tanah di utara dan di Italia pusat terhadap asosiasi-

asosiasi sosialis dan petani katolik serta melawan para sosialis di kota-kota didaerah.

Perpecahan PCI pada bulan Desember 1921 merupakan awal perkembangan fasisme di

Italia dan merupakan kegagalan aksi maret (Antonio Gramsci, 2000: 44-51)

Rezim Fasis setelah tahun 1925 menguat dengan karakter pemerintahan yang

dictator, sehingga kelas penguasa mengekspresikan kepentingan-kepentingan. Fasisme

mengembalikan pada kaum borjuis ketidaksadaran kelas dan organisasi kelas dan pada

bulan November 1925 banyak oposisi pers yang akhirnya hancur dan berada dibawah

kendali fasis dengan sebagian tertentu saja dari organ-organ komunis dan sosialis

(Antonio Gramsci, 2000: 97-98)

Fasisme adalah doktrin, cara atau gerakan politik Italia yang merebut kekuasaan

dan mendirikan pemerintahan yang diktator (Peter Salim dan Yenny Salim, 1991: 401).

Menurut William Ebestein dan Edwin Fogelman (1985: 150), fasisme memiliki cirri-ciri:

1) fasisme merupakan produk dari masyarakat pasca demokrasi (post Democratic) dan

pasca industry (post Industri) sedangkan kominis pada umumnya produk dari masyarakat

pro demokrasi dan pro industry, 2) kaum fasis tidak mungkin merebut kekuasaan di

negara-negara yang tidak memiliki pengalaman demokrasi sama sekali, 3) dalam

masyarakat tersebut kediktatoran makin dijunjung atau dimungkinkan oleh militer,

birokrasi, prestise, pribadi seorang dictator (charisma pemimpin), 4) adanya antusiasme

dan dukungan massa (mass Support), 5) sistem fasis tidak berkembang di negara yang

tidak memiliki tradisi demokrasi, maka kecil kemungkinan fasisme mencapai

keberhasilan di negara-negara yang sejak dulu memiliki tradisi demokrasi, 6)

pertumbuhan fasisme adalah pencapaian tingkat tahap tertentu dalam perkembangan

industri.

Dari penjelasan diatas fasisme adalah suatu idiologi yang berkembang dan

dilatarbelakangi oleh kegagalan demokrasi yang menekankan pada rasialisme,

pengabdian dan loyalitas seorang pemimpin yang didasarkan pada prinsip kesatuan

dimana pelaksanaanya mencakup seluruh aspek kehidupan (totaliter).

Page 11: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

3. Diktator

Dictator berasal dari bahasa latin dictare, yang menyatakan sebagai perintah,

seorang pemegang kekuasaan mutlak dalam menjalankan pemerintahan negara

(Ensiklopedia Indonesia, 1989: 822). Menurut Frans L. Neuman dalam Jurnal Ilmu

Politik (1993: 39) diktator adalah pemerintahan oleh seseorang atau kelompok orang

yang menyombongkan diri dan memonopoli kekuasaan dalam negara dan melaksanakan

kekuasaan tersebut tanpa dibatasi. Pengertian diktator juga dikemukakan oleh Jules

Archer (1985: 19), diktator adalah seseorang penguasa yang mencari dan mendapatkan

kekuasaan mutlak tanpa memperhatikan keinginan-keinginan nyata dari rakyatnya.

Menurut Miriam Budiardjo (1989: 98) pengertian dari diktator itu sendiri ada

dua macam: 1) diktator proletar, dimana antara masyarakat kapitalis dan masyarakat

komunis terdapat suatu masa petalihan dalam suatu transformasi secara revolusioner dan

masyarakat kapitalis menjadi masyarakat komunis, 2) diktator militer, yaitu suatu atau

segolongan perwira yang menentang tanpa member pertanggungjawaban kepada rakyat,

sehingga caranya naik ke pemerintahan dengan mengadakan kudeta. Kadang-kadang

suatu diktator militer perlu sementara waktu untuk memulihkan keadaan kacau balau

yang tidak dapat dikuasai lagi oleh kekuatan sipil yang kurang mampu atau tidak

mendapat dukungan yang memadai.

Carl J. Frederick dan Z. Bigriewle Brezinksky dalam Jurnal Ilmu Politik (1993:

40), menyebutkan cirri-ciri negara diktator adalah sebagai berikut: 1) suatu ideologi yang

menyeluruh yang terdiri dari ajaran-ajaran (doktrin) badan resmi yang meliputi seluruh

aspek vital dan pada kehidupan manusia dalam masyarakat yang harus dilakukan dan

ditaati oleh setiap anggota masyarakat. Idiologi ini ditunjukkan untuk membentuk

manusia baru paripurna yang berlainan dengan manusia yang sekarang ada dalam

masyarakat, 2) satu partai massa yang dipimpin oleh seorang manusia diktator dengan

anggota terdiri dari prosentase yang relative kecil dari jumlah penduduknya, yang terdiri

dari laki-laki dan wanita dimana mengabdikan dirinya secara menyeluruh terhadap

idiologi dan bersedia setia cara agar supaya diterima oleh umum atau partai tersebut

diorganisir lebih tinggi atau sepenuhnya beserta birokrasi pemerintah, 3) suatu sistem

teror baik psikis maupun phisik yang dilaksanakan melalui partai dan pengawasan polisi

Page 12: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

rahasia maupun khusus yang ditujukan terhadap musuh-musuh rezim yang demonstrative

dan juga terhadap golongan penduduk yang tidak menyetujuinya. Teror itu baik yang

dilakukan oleh polisi rahasia maupun oleh partai yang ditunjukan untuk menindas

masyarakat secara sistematis dengan menggunakan ilmu modern.

Menurut Sukarna (1981-86), prinsip-prinsip kediktatoran adalah : 1) pemusatan

kekuatan yaitu kekuasaan legislative, eksekutif, yudikatif berada dalam satu badan, 2)

pemerintah tidak kostitusonal, 3) pemilihan umum yang tidak bebas, 4) tidak ada

perlindungan hak azasi manusia, 5) menolak kekebebasan pers, 6) peradilan yang tidak

bebas dan memihak, 7) tidak ada pengawasan terhadap administrasi negara, 8) jaminan

kebebasan terhadap individu dibatasi, 9) undang- undang dasar tidak lagi demokratis.

Selanjutnya juga dikemukakan mengenai ciri-ciri konstitusi negara dengan

sistem kediktatoran adalah : 1) konstitusi dibuat oleh pengikut-pengikut diktator

berdasarkan perintah, 2) konstitusi dibuat untuk kepentingan diktator, 3) konstitusi tidak

melindungi hak asasi manusia, 4) konstitusi tidak mengakui kebebasan rakyat, 5)

konstitusi menghapuskan atau tidak mengatur dan membatasi pemilu yang bebas, 6)

konstitusi menolak kebebasan pers, 7) konstitusi membatasi kebabasan peradilan, 8)

konstitusi mengatur pemusatan kekuasaan legislative, eksekutif, yudikatif dalam satu

tangan, 9) konstitusi memperluas dan tidak membatasi fungsi eksekutif, 10) perubahan

konstitusi berdasarkan petunjuk atau tujuan diktator, 11) konstitusi dalam negara dengan

sistem kediktatoran dibuat berdasarkan kekuasaan absolute (Sukarna, 1981: 86)

Abu Daud Busroh (1987: 67) menyebutkan ciri-ciri negara diktator adalah

sebagai berikut : 1) adanya peradilan khusus untuk mengadili orang yang melawan rezim

yang berkuasa, 2) tidak ada kebebasan berserikat dan berkumpul, 3) tidak ada pemilihan

umum. Dalam sistem kediktatoran kegiatan warga negara adalah terikat oleh penguasa

atas negara. Sehingga kebebasan yang melekat pada dirinya adalah memuja sang

penguasa (Soehino, 1980: 35). Sebagaimana diungkapkan oleh Jules Archer (1985: 21)

bahwa sistem kediktatotan dibedakan menjadi dua tipe yaitu : 1) tipe diktator militer,

yaitu mendapatkan kekuasaannya melalui kekuatan militer, 2) tipe diktator politik, yaitu

mendapatkan kekuasaannya melalui pemilihan umum.

Page 13: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

Dari pengertian tentang diktator diatas dapat dijelaskan bahwa suatu

pemerintahan dengan sistem diktator dalam menjalankan kekuasaannya akan selalu

berpedoman pada prinsip-prinsip kediktatoran.

B. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir adalah suatu alur berfikir yang digunakan oleh peneliti dengan

digambarkan secara menyeluruh dan sistematis. Dalam penelitian ini kerangkan

pemikiranyya adalah:

Keterangan:

Italia Pemerintahan Victor Emanuel III

Perang Dunia I

Kemiskinan Nasionalisme Komunisme

Pemerintahan Fasis

Diktator

Kebijakan Luar Negeri

Kebijakan Dalam Negeri

Struktur Pemerintahan

Perang Dunia II

Page 14: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

Pada tahun 1941 meletus Perang Dunia I, yang dilatarbelakangi terbunuhnya

putra mahkota Franz Ferdinand dari Austria oleh mahasiswa Serbia. Austria menuntut

agar Serbia menyerahkan pembunuh Franz Ferdinand kepada Austria, tetapi Serbia tidak

dapat memenuhinya, kemudian Austria menyerang Serbia. Pada Perang Dunia I Italia

pada awal mulanya hanya menjadi Negara yang netral selama bertahun-rahun dan

kemudian bergabung dengan sekutu, kemudian pada tahun 1915 ketika Italia dijanjikan

propinsi Flime, triste dan Frento di bagian timur laut dan daerah-daerah lainnya

sepanjang pantai yang sekarang bernama Yugoslavia. Setelah mengalami kekalahan,

bangsa Italia mendapatkan kemenangan yang menentukan di Victoria Veneto pada tahun

1918 yang lalu mengakibatkan kekalahan Austria- Hongaria.

Berakhirnya Perang Dunia I, melalui konferensi perdamaian Paris

menghadiahkan kepada Italia Trento dan profinsinya, Tirol bagian selatan, Triste dan

propinsinya sejauh Alpen Julian, Flame, Zara, Istria dan beberapa pulau lepas pantai

Yugoslavia. Akan tetapi, situasi di Italia menjadi kacau dan terjadilah pergolakan politik.

Pemerintahan Italia yang pada waktu itu dipegang oleh raja Victoria Emmanuel III,

dimana masa pemerintahannya Italia menjadi Negara yang lemah dan kurang tegas,

karena itu rakyat menginginkan suatu perubahan agar Italia menjadi pemerintahan yang

kuat.

Berakhirnya Perang Dunia I telah menyebabkan Fasisme berkembang di Italia.

Berkembangnya Fasisme di Italia salah satu faktornya adalah munculnya rasa

nasionalisme. Italia yang selama perang bergabung dengan aliansi, dimana aliansi

tersebut mengalami kemenangan pada tahun 1915, namun Italia merasa tertipu akan hasil

kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki dengan hamper

setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai imbalan, konferensi perdamaian

Versailles memnberi Italia daerah jajahan yang belum sesuai dengan harapan bangsa

Italia dan para politikus kehilangan rasa tentram.

Pada dasarnya kemiskinan Italia akibat Perang Dunia I adalah factor terpenting

dalam perkembangan kekuasaan Fasisme. Secara umum fasisme memanfaatkan kondisi

kekacauan dan ketidakstabilan dalam sebuah Negara untuk menunjukkan diri kepada

rakyat sebagai idiologi penyelamat.

Page 15: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

Factor lain munculnya fasisisme adalah adanya ketakutan akan komunis. Tahun-

tahun sesudah 1918 semakin mengindikasikan bahwa demokrasi di Italia mungkin

diakhiri oleh komunisme dari pada oleh fasisme. Peristiwa luas biasa yang terjadi adalah

Revolusi Rusia, sedang tatanan social baru yang telah didirikan di sana adalah Bolsheviks

Lenin adalah komunisme. Dalam keadaan yang demikian, tampak bahwa pemberontahan

komunis sangat mungkin menyebar kearah barat. Di Italia pada tahun 1920, komunis

telah menduduki pabrik-pabrik di Turin dan Milan.

Mussolini mengambil keuntungan-keuntungan dari tekanan-tekanan social dan

keinginan dikalangan rakyat Italia akan perubahan. Setelah perang, Mussolini

memobilisasi para mantan tentara, pengangguran dan mahasiswa, dengan slogan-slogan

yang meneriakkan kembalinya masa-masa kejayaan Romawi kuno. Mussolini

mengorganisir para pendukungnya yang di kenal sebagai “kemeja hitam”, dalam sebuah

format semi militer, dan memiliki metode-metode yang dibangun dengan kekerasan.

Mereka mulai melakukan penyerangan-penyerangan di jalan-jalan terhadap kelompok-

kelompok yang mereka anggap sebagai saingan mereka. Dengan berbagai unjuk salam,

lagu, seragam dan pawai resmi yang bergaya Romawi, mereka membangkitkan emosi

kaum tidak terpelajar dan punya hak suara. Pada maret 1919, fasisme muncul menjadi

gerakan politik dan Mussolini membentuk kelompok untuk bertempur melawan

pemerintahan dan Mussolini membentuk kelompok untuk bertempur melawan

pemerintahan yang di kenal sebagai baju hitam. Kaum fasis menolak parlemen dan

mengedepankan kekerasan fisik. Anarki pecah dimana-mana dan pemerintah liberal tidak

berdaya menghadapinya. Mussolini bersama kelompoknya melakukan longmarcg ke

Roma, melihat rombongan tersebut pemerintah raja Victoria Emmanuel III menjadi

ketakutan. Pada Oktober 1922, raja memintanya membentuk pemerintahan baru, dan

jadilah Italia dikelola oleh pemerintahan fasis.

Mussolini memerintah bangsa Italia dengan cara dictator fasisme. Faham

fasisme dalam prakteknya mengutamakan kepentingan Negara. Seluruhnya untuk

Negara, Negara diatas segala-galanya. Menurut Mussolini Negara adalah absolute, bias

bertindak apa saja asal berdasarkan dan beralasan untuk kepentingan Negara. Dengan

demikian Italia menjelang Perang Dunia II merupakan Negara totaliter. Kepemimpinan

yang dictator ini berlaku juga pada kebijakan dalam dan luar negeri Italia.

Page 16: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Berdasarkan penelitian yang akan diajukan, peneliti akan menjaring data yang

ada di perpustakaan, hal ini dilakukan dengan tekhnik pengumpulan data yang akan

digunakan adalah studi pustaka.

Adapun perpustakaan yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini

meliputi:

a) Perpustakaan Program Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta,

b) Perpustakaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta,

c) Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta,

d) Perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Surakarta,

e) Perpustakaan Pusat Universitas Gajah Mada Yogyakarta,

f) Perpustakaan Pusat Universitas Yogyakarta,

g) Perpustakaan Pusat Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,

h) Perpustakaan Nasional Jakarta,

i) Perpustakaan Pusat Universitas Lampung

2. Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil waktu untuk mengadakan penelitian

sejak tanggal 1 Maret 2009 sampai dengan 10 Desember 2009.

16

Page 17: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

B. Metode Penelitian

Dalam usaha memecahkan masalah penelitian, peranan metode penelitian sangat

penting, karena keberhasilan tujuan akan tercapai tergantung dari penggunaan metode

yang tepat. Metode harus disesuaikan dengan objek yang akan diteliti.

Kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata Methodos yang berarti

cara atau jalan. Kaitannya dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut cara kerja

untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.

(Koentjaraningrat, 1975: 58)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah historis atau sejarah.

Pemilihan metode ini karena objek yang diteliti oleh peneliti adalah peristiwa masa

lampau serta berdasarkan permasalahan yang dikaji oleh peneliti, sehingga tujuannya

adalah merekonstruksikan peristiwa masa lampau tersebut.

Helius Syamsudin (1994: 3) metode adalah suatu cara untuk berbuat sesuatu,

suatu prosedur untuk membuat seseuatu, keteraturan dalam berbuat, berencana dan lain-

lain, suatu susunan atau system yang teratur. Nugroho Notosusanto (1971), mengatakan

bahwa metode penelitian sejarah merupakan proses pengumpulan, menguji, menganalisis

secara kritis rekaman-rekaman dan penggalian-penggalian masa lampau menjadi kisah

sejarah yang dapat dipercaya. Metode ini merupakan proses merekonstruksikan

peristiwa-peristiea masa lampau, sehingga menjadi kisah yang nyata.

Dari beberapa pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa metode historis adalah

suatu kegiatan untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah, menilainya secara kritis dan

menghubungkannya dengan menggunakan langkah-langkah metode historis yang ada,

sehingga menghasilkan suatu cerita sejarah, untuk memperoleh sumber yang otentik dan

sahih.

C. Sumber Data

Page 18: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

Sumber data yang merupakan sumber sejarah adalah segala sesuatu yang dipakai

sebagai bahan penulisan peristiwa sejarah, yang merupakan suatu hasil penyelidikan

untuk mendapatkan benda-benda atau data-data apa saja yang ditinggalkan manusia pada

masa lampau. Menurut Helius Syamsudin (1994 : 29) sumber sejarah adalah semua saksi

mata, segala sesuatu langsung atau tidak langsung menceritakan kepada kita tentang

sesuatu kenyataan atau kegiatan manusia pada masa lalu. Jadi sumber sejarah merupakan

bahan-bahan mentah (raw material) sejarah yang mencangkup segala macam evidensi

atau bukti yang telah ditinggalkan oleh manusia yang menunjukkan segala aktifitas

manusia pada masa lalu.

Menurut Sigi Gazalba (1981: 105), sumber data sejarah dapat diklasifikasikan

menjadi : 1) sumber tertulis, yaitu sumber yang berupa tulisan, 2) sumber lisan, yaitu

sumber yang berupa verita yang berkembang dalam masyarakat, 3) sumber benda atau

visual, yaitu semua warisan masa lalu yang berbentuk dan berupa.

Dalam penelitian ini digunakan sumber data sejarah berupa sumber tertulis.

Sumber tertulis menurut Hadari Nawawi (1991: 80) dapat terbagi menjadi dua, yaitu

sumber tertulis primer dan sumber tertulis sekunder. Sumber tertulis sekunder adalah

tulisan yang merupakan kesaksian dari seseorang yang dengan mata kepalanya sendiri

atau dengan panca inderanya yang lain atau dengan alat mekanik menyaksikan peristiwa

yang diceritakan (sumber autentik atau sumber langsung), sedangkan sumber tertulis

sekunder adalah sumber yang ditulis seseorang yang tidak terlihat atau mengalami

peristiwa sejarah itu sendiri.

Dalam penelitian ini digunakan adalah sumber tertulis sekunder. Hal ini

disebabkan karena sulitnya mencari sumber primer yang relevan dengan permasa;ahan

yang diteliti. Namun, sumber tertulis sekunder yang dipakai dalam penelitian ini adalah

berupa buku-buku seperti Fasisme Yang Mengguncang Dunia dan Sejarah dan Budaya,

makalah, yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini.

D. Tekhnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan bahan yang sangat penting dalam kegiatan

penelitian ini. Untuk mengumpulkan data diperlukan suatu tekhnik tertentu. Berdasrakan

sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sumber tertulis sekunder, maka

Page 19: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

tekhnik pengumpulan data yang digunakan adalah tekhnik kepustakaan atau studi

pustaka. Tekhnik studi pustaka adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan

tujuan untuk memperoleh data atau fakta sejarah dengan membaca buku-buku literature,

majalah, dokumen atau arsip, surat kabar atau brosur yang tersimpan dalam perpustakaan

yang mendukung (Koentjaraningrat, 1986: 64)

Ada beberapa keuntungan dengan menggunakan tekhnik studi pustaka, antara

lain, menurut Koenjaraningrat (1986: 66) adalah untuk membantu memperoleh

pengetahuan ilmiah yang sesuai dengan persoalan yang dipelajari. Memberikan

pengertian dalam menyusun persoalan yang tepat, mempertajam perasaan dalam meneliti,

membuat analisis serta membuka kesempatan memperluas pengalaman ilmiah.

Dalam penelitian ini lebih ditekankan pada kegiatan membaca, mencatat buku-

buku, surat kabar, majalah yang berkaitan dengan permasalahan yang di kaji di dalam

penelitian ini. Kesemua kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan system kartu atau

katalogus, yaitu semua catatan yang relevan dengan permasalahan yang akan dikaji, di

catat di dalam kartu yang mempunyai ukuran yang seragam dengan mencantumkan asal

sumber yang meliputi: judul buku, sub judul ataupun subjek sebagai kata kunci (key

words) dan disusun berdasarkan unruran abjad untuk membaca kembali, peneliti tinggal

mengambil kartu-kartu tersebut berdasarkan kata kunci yang telah di buat.

E. Tekhik Analisis Data

Analisis data merupakan proses penyederhanaan data yang mudah dibaca dan

diinterpretasikan, sehingga dapat disajikan dan dipahami oleh orang lain dengan jelas.

Sesuai dengan metode dalam penelitian ini, yaitu menggunakan penelitian historis, maka

analisis penelitian datanya juga menggunakan tekhnik analisis data. Helius Syamsudin

(1996: 59) menyebutkan bahwa “ tekhnik analisis historis adalah analisis data sejarah

dengan menggunakan kritik sumber sebagai metode untuk menilai sumber-sumber yang

digunakan untuk mengadakan penelitian sejarah”. Kaitanyya dengan analisis data,

Nugroho Notosusanto (1997: 40) mengatakan bahwa analisis data historis adalah analisis

sejarah dengan kritik sumber sebagai metode untuk menilai sumber-sumber yang

dibutuhkan.

Page 20: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

Bahan utama yang digunakan sejarawan dalam menganalisis data sejarah yang

telah dikumpulkan dan relevan dengan masalah yang diteliti adalah fakta. Fakta

merupakan bahan utama yang dijadikan sejarawan untuk menyusun historiografi dan

fakta itu sendiri merupakan hasil pemikiran dari para sejarawan, sehingga fakta yang

terkumpul mengandung unsure subyektifitas. Suatu kenyataan bahwa sulit sekali

menemukan fakta-fakta yang benar-benar mencerminkan keadaan yang sesungguhnya.

Sebuah fakta yang dikonstruksikan sejarawan akan menghasilkan konstruk, setiap

konstruk mengandung unsur-unsur dari penyusunan konstruk tersebut, maka untuk

mengkaji dan menganalisis diperoleh konsep-konsep dari teori-teori yang berfungsi

sebagai criteria penyesuaian dan pengklasifikasian (Sartono kartodirdjo, 1982)

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah langkah-langkah penelitian awal, yaitu persiapan

proposal sampai pada penulisan hasil penelitian. Karena penelitian ini menggunakan

metode historis, maka penyelidikan yang kritis dilakukan terhadap keadaan-keadaan,

perlambangan serta pengalaman di masa lampau dan menimbang secara teliti dan hati-

hati tentang bukti-bukti faliditas dari sumber sejarah serta interpretasi dari sumber-

sumber keterangan tersebut. (Moh. Nasir, 1988: 56)

Menurut Nugroho Notosusanto (1971: 18) dalam penelitian historis meliputi

empat kegiatan, yaitu:

1. Heuristik

Heuristik adalah kegiatan menghimpun jejak-jejak masa lampau yang

merupakan peristiwa sejarah dengan cara melakukan pengumpulan bahan-bahan tertulis,

tercetak, dan sumber lain yang relevan dengan penelitian ini. Untuk dapat menentukan

sumber-sumber sejarah maka penelitian perlu mengadakan pengklasifikasian atau

penggolongan berbagai macam sumber agar penelitian yang di lakukan tidak mengalami

kesulitan..

Dalam penelitian ini untuk menemukan sumber-sumber sejarah digunakan studi

pustaka. Studi pustaka dilakukan di perpustakaan, didalam perpustakaan ditemukan

Page 21: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

buku-buku yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti yakni “ Fasisme

Italian 1922-1944”, salah satu diantaranya adalah buku “Sejarah dan Budaya”.

2. Kritik

Kritik sumber adalah kegiatan untuk menyelidiki data sejarah, apakah data

tersebut otentik dan sahih atau tidak. Dalam penelitian ini dilakukan kritik sumber secara

ekstern dan intern;

a) kritik ekstern yaitu: meneliti apakah data itu autentik, yaitu kenyataan identitasnya,

bukan tiruan, turunan atau palsu, kesemuanya dilakukan dengan meneliti bahan yang

dipakai, jenis dan tulisan, gaya bahasa, misalnya penulis melihat kebenaran dengan

melihat penerbit, tahun penerbitan buku yang dipakai sebagai sumber. Kritik ekstern

dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melihat tanggal, bulan, tahun serta siapa

yang mengarang atau penulis sumber tersebut, dengan mengidentifikasi latar

belakang dari pengarang.

b) kritik intern, yaitu: meneliti isinya apakah isinya pernyataan, fakta-fakta dan ceritanya

dapat dipercaya. Untuk itu perlu diidentifikasikan penulisnya, beserta sifat dan

waktunya, daya ingatan, jauh dekatnya dengan peristiwa dalam waktu, dengan kata

lain perlu dicek apakah pernyataanya dapat diandalkan, misalnya penulis melihat

biografi pengarang dan membandingkan buku satu dengan buku yang lainnya. Kritik

intern dalam penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan sumber yang satu

dengan sumber yang lain, sehingga didapatkan fakta sejarah yang benar- benar

relevan dengan tema penelitian, misalnya dengan membandingkan buku “Menyikap

Tabir Fasisme “ dan “Fasisme”

3. Interpretasi

Interpretasi adalah kegiatan menafsirkan data atau sumber yang telah diteliti

keaslianya, setelah melalui kritik sumber yang akan didapatkan informasi tersebut dapat

disusun fakta-fakta sejarah yang dapat dibuktikan kebenarannya. Susunan fakta-fakta

sejarah yang diperoleh harus dirangkai dan dihubungkan satu dengan yang lain sehingga

menjadi satu kesatuan yang selaras dan masuk akal. Peristiwa yang satu harus

dimasukkan kedalam konteks peristiwa yang lain yang melingkupinya. Proses penafsiran

menjadi suatu proses kisah sejarah yang integral, menyangkut proses seleksi sejarah.

Page 22: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

Untuk proses seperti itu harus menggunakan fakta-fakta yang relevan dan menyingkirkan

fakta-fakta yang tidak relevan.

Interpretasi dalam penelitian ini dilakukan dengan menafsirkan dan menetapkan

makna serta hubungan dari fakta- fakta yang ada. Fakta-fakta yang telah diseleksi

tersebut dihubungkan satu sama lain sehingga muncul fakta yang relevan yang akan

menjadi satu kesatuan kisah sejarah.

4. Historiografi

Historiografi merupakan kegiatan menyusun fakta sejarah menjadi suatu kisah

yang disajikan dalam bentuk cerita sejarah. Untuk menyusun cerita sejarah tersebut

dibutuhkan ketrampilan dalam menyusun kalimat yang selaras dan benar, sesuai dengan

prinsip-prinsip ilmiah. Langkah terakhir ini merupakan suatu lagkah penulisan jejak-jejak

sejarah yang telah dikumpulkan dan dianalisis menjadi suatu cerita sejarah yang disajikan

dalam bentuk tulisan.

Usaha yang dilakukan untuk menarik kesimpulan yang kemusdian ditulis dalam

bentuk karya tulis selalu berdasarkan pada semua fakta yang diperoleh dalam kegiatan

penelitian, dilengkapi dengan imajinasi penulis yang rasial dan selaras. Pada tahap ini

dilakukan untuk menyusun fakta sejarah menjadi sebuah kisah yang disajikan dalam

bentuk tulisan tentang “Fasisme Italia 1922-1944”

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Latar Belakang Munculnya Fasisme Italia

1. Sejarah Singkat Italia

Italia, suatu tempat kuno di Eropa tengah bagian selatan, adalah salah satu

sumber kebudayaan barat. Disinilah dahulu bangsa Romawi membangun ibu kota bagi

kekaisaran yang besar, dan kemudian disinilah gereja Katolik Roma memilih tempat

untuk markas besar kegiatan spiritualnya. (Glolier Internasional, 1988: 148)

Page 23: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

Sejarah permulaan Italia sebagai besar adalah kerajaan Roma. Sejak abad ke-9,

para kaisar Romawi suci, Norman, Sarasen, dan Paus bersaing merebut kekuasaan diatas

daerah-daerah di Semenanjung Italia. Pada tahun 1713, Milano, Napoli dan Sardinia jatuh

ke tangan Autria. Pada permulaan abad ke-19, Italia dipersatukan oleh Napoleon yang

mengangkat dirinya sebagai Raja Italia pada tahun 1805, tetapi kemudian Austria berhasil

menguasai Italia kembali pada tahun 1815. Pemberontakan terhadap pemerintahan

Austria (1820-1821 dan 1831) berhasil dipadamkan. Pada pertengahan abad ke-19,

Sardinia menggabungkan diri dengan Perancis dan Inggris untuk mrnaklukan Austria.

Hasilnya Sardinia memperoleh Lombardia. Dengan sebuah plebisit tahun 1860, beberapa

daerah Italia (Modem, Parma, Toscana, dan Romagna) memilih bergabung dengan

Sardinia. Pada tahun itu juga Sicilia dan Napoli berhasil direbut oleh Sardinia. Setahun

kemudian raja Sardinia, Viktor Emmanuel II, menyatakan diri sebagai raja Italia.

(Ensiklopedi Indonesia seri geografi Eropa, 1990: 124)

Italia adalah tanah yang pada masa sebelumnya dikenal dunia sebagai tempat

bermukimnya sebuah imperium besar yang menguasai hampir seluruh dunia. Di tanah itu

pula lahir berbagai istilah yang dikenal luas diberbagai belahan dunia. Seperti feodalisme,

kaisar, kolonialisme dan banyak lagi istilah-istilah lainnya. Italia adalah tanah kelahiran

sebuah bangsa yang selama berabad-abad menjadi penguasa dunia. Tanah yang pernah

terpecah dan menjadi rebutan bangsa-bangsa adalah bekas jajahannya. Di akhir abad ke-

19, Italia pula yang mencoba kembali menegakkan kepalanya, negara yang baru belajar

memerintah, parlemen dan kabinet yang silih berganti, dengan partai-partai yang belum

dewasa serta belum mampu membuat rakyat mengenal damai dan sejahtera. Di Italia

yang seperti itu tidak mengherankan jika benih- benih sosialisme dan anarkisme tumbuh

subur. (Syamdani ,2009:40-41)

Terutama di Romagna, wilayah timur laut yang terletak antara lereng-lereng

Appenine dan laut Adriatik. Disana penduduknya hidup miskin dan baru saja lepas dari

penguasaan Napoleon serta kekuasaan Paus, setelah huru-hara yang panjang dan

berdarah. Bagi banyak pegamat sejarah, tentu mereka tahu bagaimana di tanah Italia

pernah tumbuh sebuah pusat peradaban dunia berupa kekaisaran Romawi. Kebesaran

Romawi pada masa lalu itu telah menjadi sebuah kebanggaan sekaligus impian besar bagi

anak muda Italia, tidak terkecuali Benito Mussolini. (syamdani, 2009: 41)

23

Page 24: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

2. Awal Perkembangan Fasisme di Italia

Perang Dunia I berlangsung antara tahun 1914-1918, membawa negara-negara

besar berperang untuk menjadi negara Super Power. Negara-negara Eropa pada Perang

Dunia I terbagi dalam dua blok: blok Jerman dengan Triple Alliantie (1882: Jerman,

Austria dan Italia) dan blok Perancis dengan Triple Etente (1907: Perancis, Rusia,

Inggris) . Pada awalnya Italia adalah negara netral, tetapi tahun 1915 Italia

mengumumkan perang terhadap Austria, mengingkari Triple Alliansi yang telah

ditandatanganinya. Antara Italia dan Austria terdapat juga pertentangan meskipun

keduanya termasuk Triple Alliantie, ialah mengenai daerah Tirol Selatan Istria, Dalmatia

dari Austria yang dituntut Italia sebagai daerah italia irredent,. karena itu kedudukan

Italia tidak tetap, dan sewaktu-waktu dapat keluar dari triple alliantie, Sikap ini akibat

dari desakan-desakan rakyatnya yang smasih dibawah kekuasaan Austria. (I Gamida,

1957: 120)

Bangsa Italia berkeinginan mengembalikan kejayaan Italia seperti kerajaan

Roma dimasa lampau. Keuntungan Italia dari Perang Dunia I, tidak sesuai dengan cita-

cita rakyat Italia. Apa yang didapat Italia setelah Perang Dunia I, hanya merupakan

sebagian daerah Tirol Selatan dan wilayah Istria sehingga tidak memuaskan bangsa Italia.

(Makmun Salim,1971: 6-7)

Fasisme Italia dimulai sesudah Perang Dunia I. Walaupaun Italia berperang

dipihak yang menang dalam perang itu, kemerosotan ekonomi sesudah perang

mengakibatkan inflasi, keresahan sosial dan pengangguran dimana-mana. Pekerja

Industri mengadakan mogok, petani merampas tanah dan industriawan kelas menengah

serta tuan tanah was-was akan terjadinya revolusi komunis. Dengan dukungan golongan

klas menengah yang kettakutan, gerombolan penjahat berkeliaran dijalan-jalan, berkelahi

langsung dengan faham kiri dan para pekerja, para penjahat ini dikenal sebagai fasci di

combattimento (kelompok- kelompok untuk bertempur). (Joel Colton, 1985: 86)

Fasisme adalah sebuah gerakan politik penindasan yang pertama kali

berkembang di Italia setelah tahun 1919 dan kemudian di berbagai negara di Eropa,

sebagai reaksi atas perubahan sosial politik akibat Perang Dunia I. Nama fasisme berasal

dari kata Latin ‘fasces’, artinya kumpulan tangkai yang diikatkan kepada sebuah kapak,

yang melambangkan pemerintahan di Romawi kuno (Harun Yahya, 2004 : 2).

Page 25: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

Istilah “fasisme” pertama kali digunakan di Italia oleh pemerintahan yang

berkuasa tahun 1922-1924 pimpinan Benitto Mussolini. Gambar tangkai-tangkai yang

diikatkan pada kapak menjadi lambang partai fasis pertama. Setelah Italia, pemerintahan

fasis kemudian berkembang di negara-negara lain seperti Jerman, Spanyol dan rezim-

rezim diktatoris di Amerika Selatan yang muncul setelah Perang Dunia II.

Ebenstein (1965 : 62) memberikan penjelasan bahwa “jika komunisme adalah

pemberontakan pertama terhadap liberalisme, maka fasisme adalah pemberontakan

kedua”. Fasisme muncul dengan pengorganisasian pemerintahan dan masyarakat secara

totaliter, kediktatoran partai tunggal yang bersifat: ultra-nasionalis, rasis, militeris dan

imperialis. Fasisme juga muncul pada masyarakat pasca-demokrasi dan pasca-industri.

Jadi, fasisme hanya muncul di negara yang memiliki pengalaman demokrasi. Hal-hal

yang penting dalam pembentukan suatu karakter negara fasis adalah militer, birokrasi,

prestise individu sang diktator dan terpenting, dukungan massa. Semakin keras pola

kepemimpinan suatu negara fasis, semakin besar pula dukungan yang didapatnya.

Kondisi penting lainnya dalam pertumbuhan negara fasis adalah perkembangan

industrialisasi. Munculnya negara industri, memunculkan ketegangan sosial dan

ekonomi. Jika liberalisme adalah penyelesaian ketegangan dengan jalan damai yang

mengakomodasi kepentingan yang ada, maka fasisme mengingkari perbedaan

kepentingan secara paksaan. Fasisme mendapat dukungan pembiayaan dari industriawan

dan tuan tanah, karena kedua kelompok ini mengharapkan lenyapnya gerakan serikat

buruh bebas, yang dianggapnya menghambat kemajuan proses produksi dalam industri.

Sumber dukungan lain bagi rezim fasis adalah kelas menengah, terutama pegawai negeri.

Mereka melihat fasisme adalah sebuah sarana untuk mempertahankan prestise yang ada

sekaligus perlindungan politik. Fasisme juga memerlukan dukungan dari kaum militer

sebagai jalan menuju militerisasi rakyat (www.wordpress.com).

Fasisme bukan merupakan akibat langsung dari depresi ekonomi, sebagaimana

teori marxis, tetapi jelas kaum fasis memanfaatkan hal itu. Banyaknya angka

pengangguran akibat depresi, melahirkan kelompok yang secara psikologis menganggap

dirinya tidak berguna dan diabaikan. Saat hal ini terjadi, maka fasisme bekerja dengan

memulihkan harga diri mereka, dengan menunjukkan bahwa mereka adalah ras unggul

Page 26: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

sehingga mereka merasa dimiliki. Dengan modal inilah, maka fasisme juga memperoleh

dukungan dari rakyat lapisan bawah.

Pada dasarnya fasisme bekerja pada setiap lapisan masyarakat. Fasisme

memanfaatkan secara psikologis kesamaan-kesamaan pokok yang ada seperti frustasi,

kemarahan dan perasaan tidak aman bagi rakyatnya. Maka tidak mustahil jika dalam

sejarahnya rezim fasis Italia senantiasa mendapatkan dukungan masyarakat.

Dalam sebuah pidatonya Mussolini menegaskan bahwa; Fasisme, semakin

kaum fasis mempertimbangkan dan mengamati masa depan dan perkembangan

kemanusiaan secara terpisah dari berbagai pertimbangan politis saat ini, maka kaum

fasis semakin tidak mempercayai kemungkinan ataupun manfaat dari perdamaian yang

abadi. Dengan begitu kaum fasis tidak mengakui doktrin Pasifisme yang lahir dari

penolakan atas perjuangan dan suatu tindakan pengecut di hadapan pengorbanan.

Peranglah satu-satunya yang akan membawa seluruh energi manusia ke tingkatnya yang

tertinggi dan membubuhkan cap kebangsawanan kepada orang-orang yang berani

menghadapinya. Semua percobaan lain adalah cadangan, yang tidak akan pernah benar-

benar menempatkan manusia ke dalam posisi di mana mereka harus membuat keputusan

besar,yaitu pilihan antara hidup atau mati. Kaum Fasis memahami hidup sebagai tugas

dan perjuangan dan penaklukan, tetapi di atas semua untuk orang lain, mereka yang

bersama dan mereka yang jauh, yang sejaman, dan mereka yang akan datang setelahnya

(Harun Yahya, 2004 : 1).

Gerakan fasis di Italia adalah sebuah gerakan spontanitas massa yang pasif,

dengan para pemimpin baru yang berasal dari rakyat biasa. Gerakan fasis Italia berasal

dari gerakan plebian. Gerakan plebian berarti gerakan yang berasal dari rakyat biasa,

dikendalikan dan dibiayai oleh kekuatan borjuis besar. Fasisme berkembang dari kaum

borjuis kecil, kaum proletar, dan bahkan pada tingkatan terbawah dari massa proletar.

Basis asli bagi fasisme adalah borjuis kecil. Di Italia, kaum fasis memiliki basis yang

sangat luas, karena di Italia terdapat banyak sekali kaum borjuis kecil baik perkotaan

besar dan kecil, dan juga para petani.

Saat sumber daya ‘normal’ militer dan polisi dalam kediktatoran borjuis,

bersama dengan tabir parlementer sudah tak mampu lagi mempertahankan stabilitas

masyarakat, maka keniscayaan rezim fasis telah tiba. Melalui agen fasis, kapitalisme

Page 27: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

menggerakkan massa borjuis kecil yang irasional dan kelompok-kelompok

lumpenproletariat yang rendah dan terdemoralisasi seluruh manusia yang telah digiring

ke dalam kesengsaraan dan kemarahan oleh kapitalisme.

Dari fasisme, kaum borjuis menuntut sebuah pekerjaan yang menyeluruh;

setelah selesai menggunakan perang sipil, kaum borjuis menuntut kedamaian untuk

periode bertahun-tahun. Dan agen fasis, dengan menggunakan borjuis kecil sebagai alat

penghancur, dengan menabrak semua halangan yang ada di jalannya, melakukan

tugasnya dengan baik. Setelah fasisme menang, kapital finansial segera dipegang dan

dikendalikan sepenuhnya beserta semua organ dan institusi kekuasaan, eksekutif

administratif, dan pendidikan negara; seluruh aparatur negara bersama dengan tentara,

pemerintahan daerah, universitas-universitas, sekolah-sekolah, pers, serikat buruh, dan

koperasi. Saat sebuah negara berubah menjadi fasis, bukan berarti hanya bentuk-bentuk

dan metode-metode pemerintahan yang berubah sesuai dengan bentuk yang ditentukan

oleh Mussolini. Perubahan dalam lingkup ini pada akhirnya hanya berperan sangat kecil.

Tapi yang pertama dan utama adalah dibinasakannya organisasi buruh; kaum proletar

dihancurkan sampai tak berbentuk sama sekali; dan sebuah sistem administrasi diciptakan

untuk mempenetrasi massa secara mendalam dan berfungsi untuk mengganggu

kristalisasi independen kaum proletariat. Hal-hal tersebut adalah inti dari fasisme.

Pada musim gugur 1920, pasukan fasis mulai melakukan operasi pembersihan

dalam kepentingan para pemilik tanah di utara dan di Italia pusat terhadap asosiasi-

asosiasi sosialis dan petani katolik serta melawan para sosialis di kota-kota didaerah.

Perpecahan PCI pada bulan Desember 1921 merupakan awal perkembangan fasisme di

Italia dan merupakan kegagalan aksi maret (Antonio Gramsci, 2000: 44-51)

Pada November 1921 Mussolini mengorganisir gerakan Fasis menjadi partai

resmi, partai Nasional Fasis atau Nation Facist Party. Para penganut paham Fasis

tersebut juga membentuk serikat buruh sendiri, sebuah sindikat untuk mengontrol kerja

kaum buruh. Jadi sampai masa itu, Mussolini sekaligus dapat mendekati empat golongan

masyarakat yang amat menentukan untuk mendukung Fasisme antara lain:

a. Golongan kaum industrialis dan tuan- tuan tanah yang biasanya bersedia

mendanai gerakan- gerakan fasis dengan harapan akan bebas dari gangguan

serikat- serikat buruh mereka,

Page 28: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

b. Kelas menengah bawah yang sebagian besar terdiri dari golongan kaum

penerima gaji, eksekutif berdasi dengan harapan fasisme akan melindungi

status dan kedudukannya diperusahaan- perusahaan dari rongrongan kaum

buruh kasar. Apalagi Fasisme menjanjikan pengawasan terhadap

perserikatan- perserikatan dan organisasi- organisasi baru yang muncul,

c. Golongan militer yang cenderung untuk melebih- lebihkan kebaikan,

disiplin, dan persatuan nasional. Mereka ini umumnya tidak sabar dengan

proses dermokrasi yang dianggap terlalu lamban dan bertele- tele dalam

memecahkan permasalahan bangsa. Mereka menyokong gerakan Fasisme

sebagai satu langkah berarti kearah militerisasi rakyat Itali,

d. Kumpulan massa yang terdiri dari kaum pengangguran. Perasaan bahwa diri

mereka tidak berguna, tidak disukai, dan berada diluar lingkungan yang

terhormat dari masyarakat telah dimanfaatkan sejak semula oleh Mussolini.

Dikalangan mereka yang berjiwa kosong inilah fasisme mendapat

kemajuan- kemajuan yang mengkhawatirkan dan melecehkan akal sehat.

Dengan memakaikan seragam pada seorang pengangguran, gerakam fasis

dapat membuat orang itu merasa dirinya tergolong atau diperhitungkan.

Itulah sebabnya mereka mulai membabi buta dengan dalih menjalankan

perintah pemimpinnya. ( Thomas Wendoris, 2009: 23- 24)

Fasisme dalam memperoleh dukungan massa juga menggunakan berbagai

macam propaganda-propaganda untuk memaksa keinginan mereka kepada publik.

Propaganda- propaganda yang digunakan antara lain:

a. Negara Fasis hanya memperbolehkan idiologinya sendiri yang diajarkan.

Diluar itu tak seorangpun boleh memikirkan yang lain, jika tidak, dia akan

dihukum, buku-bukunya dibakar, atau dibungkam dengan cara- cara

lainnya. Mereka yang tidak setuju dengan ideologi ini di intimidasi sampai

dia mau menerimanya,

b. Menyembunyikan sejarah yang benar dari masyarakat dan menggantinya

dengan pengajaran sebuah versi khayalan yang mereka tulis sendiri.

Tyjuannya adalah untuk mmebengun sebuah budaya, dimana pemikiran-

pemikiran kaum Fasis dapat berkembang dengan pesat, yang

Page 29: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

memungkinkan mereka lebih poluler dan lebih mengakar dalam

masyarakat. Pemahaman tentang sejarah juga filsafat, sepanjang proses

pendidikan diawasi ketat oleh negara fasis. Karena dididik dengan sistem

itu, masyarakat tidak menyadari bahwa mereka sedang dicuci otaknya

dalam idiologi Fasis dan bahwa pemikiran lain disensor sepenuhnya,

c. Bagian yang paling penting dalam fasisme adalah sang pemimpin, yang

namanya selalu ditonjolkan dalam setiap aspek kemasyarakatan. Gelar-

gelar yang digunakan misalnya Benito Mussolini adalah ” il Duce” (

pemimpin yang mengetahui segalanya). Fasisme melekatkan sebuah

kekuatan yang nyaris keramat kepada pemimpinnya, agar ia dapat

mempertahankan daya tariknya dan meningkatkan penerimanya di hati

rakyat. Mussolini dipandang sebagai seorang dengan kemampuan istimewa,

perkataan dan pernyataan Mussolini dinamakan ”Dekalog fasis” dan ”Duce

selalu benar” menjadi slogan diseluruh Italia. Cara lain yang digunakan

untuk melukiskan pemimpin Fasis sebagai keramat adalah dengan

menempatkan gambar- gambar dan patung-patung diseluruh penjuru negeri.

Hal ini memiliki efek psikologis yang mendalam terhadap rakyat, yang

terus menerus merasa diri mereka berada kekuasaan dan pengawasan.

Propaganda resmi Mussolini antara lain mengarahkan pers bagaimana foto

Mussolini akan ditempatkan, dalan foto ini Mussolini tampil dihadapan

rakyatnya denga pose-pose yang megah seperti : menyapa kaum muda fasis,

sebagai seorang pekerja keras ataupun olahragawan yang tidak kenal lelah.

(Harun Yahya, 2004: 80-82)

Fasisme Italia adalah hasil yang segera muncul dari pengkhianatan kaum

reformis di saat kebangkitan kaum proletar Italia. Pada waktu Perang Dunia Pertama

berakhir, terdapat tren naik dalam gerakan revolusioner Italia, dan pada bulan September

1920 gerakan tersebut berhasil melaksanakan penyitaan pabrik-pabrik dan industri-

industri oleh para pekerja. Kediktaturan proletariat merupakan sebuah kenyataan pada

saat itu. Namun, kekurangan kaum proletariat pada saat itu adalah ketidakmampuan

untuk mengorganisirnya dan mengambil darinya semua kesimpulan yang diperlukan.

Setelah usahanya yang berani dan heroik, kaum proletar ditinggalkan begitu saja untuk

Page 30: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

menghadapi kekosongan. Terganggunya gerakan revolusioner ini dalam kenyataanya

menjadi faktor yang terpenting di dalam perkembangan fasisme. Di bulan September

1920, perkembangan revolusioner menjadi terhenti, dan bulan November 1920 menjadi

saksi dari sebuah demonstrasi penting yang pertama dari kaum fasis Italia yaitu dengan

merebut bologna (www.wikipedia.com).

Rezim Fasis setelah tahun 1925 menguat dengan karakter pemerintahan yang

dictator, sehingga kelas penguasa mengekspresikan kepentingan-kepentingan. Fasisme

mengembalikan pada kaum borjuis ketidaksadaran kelas dan organisasi kelas dan pada

bulan November 1925 banyak oposisi pers yang akhirnya hancur dan berada dibawah

kendali fasis dengan sebagian tertentu saja dari organ-organ komunis dan sosialis

(Antonio Gramsci, 2000: 97-98)

3. Ciri-Ciri Fasisme

Petunjuk ke arah pemahaman fasisme terletak pada kekuatan dan tradisi

masyarakatnya. Di Italia, tradisi otoritarianisme sudah menjadi hal yang terjadi berabad-

abad, sehingga munculnya rezim fasis merupakan hal yang biasa. Dengan cara hidup

otoriter maka jalan menuju otoritarianisme hanya menunggu waktunya saja. Munculnya

kediktatoran secara politik, ditandai dengan munculnya pemimpin yang menggebu-gebu

meraih kekuasaan dan memiliki hasrat yang kuat untuk mendominasi

(www.wordpress.com).

Namun demikian antara sang diktator dan fasisme juga dipengaruhi iklim suatu

masyarakat. Ada kalanya iklim suatu negara lebih mudah menerima kediktatoran

dibandingkan dengan negara lainnya. Adanya gerakan massa yang otoriter dalam fasisme

justru ditentukan oleh hasrat banyak orang untuk memasrahkan diri dengan setia. Hal ini

tentunya tidak dapat diamati dari sudut pandang rasionalitas. Fasisme ibarat

memanfaatkan kondisi psikologis kepatuhan sang anak kepada orang tuanya. Dengan

kepatuhan, maka sang anak akan terlindungi karena memiliki tempat bergantung.

Fasisme juga memiliki ciri untuk menyesuaikan diri dengan praktek kuno yang

sudah ada. Mementingkan status dan kekuatan pengaruh, kesetiaan kelompok,

kedisiplinan dan kepatuhan yang membabi-buta. Hal ini menyatu dalam membentuk

Page 31: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

karakter fasis. Sehingga sebagai suatu kesatuan, mereka hanya patuh terhadap perintah

tanpa harus mempersoalkan apa dan bagaimananya.

Sebagai cara mempertahankan kesatuan, fasisme juga menciptakan musuh-

musuh yang nyata maupun imajiner. Jika merasa kekuatannya telah cukup untuk tidak

sekedar berteori, maka kaum Fasis mulai menunjukkan sifat imperialisnya. Kaum fasis

akan menjanjikan kemenangan dalam permusuhan dengan bangsa lain. Kaum fasis

senantiasa ingin menunjukkan bahwa mereka lebih unggul dari bangsa atau negara

manapun. Namun, apabila fasisme kalah, maka sang pemimpin fasis akan menjadi korban

kehancuran rezimnya sendiri. Sejarah mencatat nasib tragis yang dialami Mussolini yang

ditembak dan digantung oleh rakyatnya sendiri, setelah sebelumnya Italia mengumumkan

kekalahannya dalam perang.

Tidak seperti komunisme, fasisme tidak memiliki landasan prinsipil yang baku

atau mengikat perihal ajarannya. Apalagi dewasa ini dapat dipastikan, bahwa fasisme

tidak memiliki organisasi yang menyatukan berbagai prinsip fasis yang bersifat

universal.

Komunisme adalah satu bentuk sistem totaliter yang secara khas ada hubungan

dengan bangsa-bangsa yang melarat dan terbelakang (Rusia di Eropa dan Cina di Asia).

Fasisme adalah bentuk sistem totaliter yang secara khas pula tumbuh dikalangan bangsa

bangsa yang lebih bearada dan secara teknologi lebih maju (Jerman di Eropa dan Jepang

di Asia). Apabila Komunisme untuk sebagain besar adalah hasil dari masyarakat pra-

demokrasi dan pra-industri, maka fasisme adalah faham yang lahir setelah ada demokrasi

dan industri. Fasisme tidak mungkin lahir dinegara-negara yang belum mempunyai

pengalaman demokrasi sama sekali. (William Ebenstein, 1965:62-63)

Dalam buka The Doctrine of Fascism, Mussolini memberi model bagi gerakan

fasis lainnya di dunia karena pandangannya lebih bersifat universal. Langkah itu

dianggap lebih maju daripada doktrin nazisme yang hanya cocok di Jerman. Didalamnya,

politik memiliki konteks hubungan kawan-musuh. Fasisme hanya mengenal musuh,

bukan lawan. Karena terminologi musuh selalu dianggap sebagai penjelmaan sebuah

gerakan kejahatan, maka penghancuran total atas mereka adalah satu-satunya

penyelesaian. (Thomas Wendoris, 2009: 31)

Page 32: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

Dalam Sejarahnya bukan berarti fasisme tidak memiliki ajaran. Setidaknya para

pelopor fasisme meninggalkan jejak ajaran mereka perihal fasisme. Mussolini sendiri

sebagai pelopor fasisme Italia menulis Doktrine of Fascism. Ajaran fasis model Italia

inilah yang kemudian menjadi pegangan kaum fasis di dunia, karena wawasannya yang

bersifat moderat. Sebagaimana dicatat oleh Ebenstein (1965 : 75-85), unsur-unsur pokok

ajaran fasisme terdiri dari tujuh unsur,yaitu :

1. Ketidak percayaan pada kemampuan nalar. Bagi fasisme, keyakinan yang

bersifat fanatik dan dogmatik adalah sesuatu yang sudah pasti benar dan

tidak boleh lagi didiskusikan. Terutama pemusnahan nalar digunakan dalam

rangka “tabu” terhadap masalah ras, kerajaan atau pemimpin.

2. Pengingkaran derajat kemanusiaan. Bagi fasisme manusia tidaklah sama,

justru pertidaksamaanlah yang mendorong munculnya idealisme mereka.

Bagi fasisme, pria melampaui wanita, militer melampaui sipil, anggota

partai melampaui bukan anggota partai, bangsa yang satu melampaui

bangsa yang lain dan yang kuat harus melampaui yang lemah. Jadi fasisme

menolak konsep persamaan tradisi yahudi-kristen (dan juga Islam) yang

berdasarkan aspek kemanusiaan, dan menggantikan dengan ideology yang

mengedepankan kekuatan.

3. Kode perilaku yang didasarkan pada kekerasan dan kebohongan. Dalam

pandangan fasisme, negara adalah satu sehingga tidak dikenal istilah

“oposan”. Jika ada yang bertentangan dengan kehendak negara, maka

mereka adalah musuh yang harus dimusnahkan. Dalam pendidikan mental,

mereka mengenal adanya indoktrinasi pada kamp-kamp konsentrasi. Setiap

orang akan dipaksa dengan jalan apapun untuk mengakui kebenaran doktrin

pemerintah. Hitler konon pernah mengatakan, bahwa “kebenaran terletak

pada perkataan yang berulang-ulang”. Jadi, bukan terletak pada nilai

obyektif kebenarannya.

4. Pemerintahan oleh kelompok elit. Dalam prinsip fasis, pemerintahan harus

dipimpin oleh segelintir elit yang lebih tahu keinginan seluruh anggota

masyarakat. Jika ada pertentangan pendapat, maka yang berlaku adalah

keinginan si-elit.

Page 33: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

5. Totaliterisme. Untuk mencapai tujuannya, fasisme bersifat total dalam

meminggirkan sesuatu yang dianggap “kaum pinggiran”. Hal inilah yang

dialami kaum wanita, dimana mereka hanya ditempatkan pada wilayah 3 K

yaitu: kinder (anak-anak), kuche (dapur) dan kirche (gereja). Bagi anggota

masyarakat, kaum fasis menerapkan pola pengawasan yang sangat ketat.

Sedangkan bagi kaum penentang, maka totaliterisme dimunculkan dengan

aksi kekerasan seperti pembunuhan dan penganiayaan.

6. Rasialisme dan imperialisme. Menurut doktrin fasis, dalam suatu negara

kaum elit lebih unggul dari dukungan massa dan karenanya dapat

memaksakan kekerasan kepada rakyatnya. Dalam pergaulan antar negara

maka mereka melihat bahwa bangsa elit, yaitu mereka lebih berhak

memerintah atas bangsa lainnya. Fasisme juga merambah jalur keabsahan

secara rasialis, bahwa ras mereka lebih unggul dari pada lainnya, sehingga

yang lain harus tunduk atau dikuasai. Dengan demikian hal ini

memunculkan semangat imperialisme.

7. Fasisme memiliki unsur menentang hukum dan ketertiban internasional.

Konsensus internasional adalah menciptakan pola hubungan antar negara

yang sejajar dan cinta damai. Sedangkan fasis dengan jelas menolak adanya

persamaan tersebut. Dengan demikian fasisme mengangkat perang sebagai

derajat tertinggi bagi peradaban manusia. Sehingga dengan kata lain

bertindak menentang hukum dan ketertiban internasional.

Berdasarkan doktrin fasisme, pemerintahan fasis yang diusulkan oleh Benito

Mussolini berciri-ciri ultra nasionalis, rasialis, otoriter, dan imperialistis. Pertentangannya

dengan sistem komunisme lebih disebabkan oleh pembagian hasil. Komunisme

menghendaki setiap penerimaan negara harus dikembalikan kepada rakyat untuk

menambah kesejahteraannya. Fasisme menghendaki segala sesuatu terpusat pada negara,

sehingga selalu berada dibawah kontrol sang penguasa. Rakyat akan dijamin sejauh

negara menghendkinya dan tidak mengganjal tujuan-tujuan nasional yang dianggap lebih

berharga daripada kesejahteraan rakyat. (Thomas Wendoris, 2009: 34)

Dengan adanya Doktrine of Fascism tersebut maka paham fasisme semakin

mencuat ketika dimulainya masa Perang Dunia II. Setidaknya perang yang muncul saat

Page 34: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

itu, terjadi sebagai akibat perkembangan ideologi fasis yang ingin meluaskan pengaruh

ekstranasionalisnya. Sesudah berlangsungnya Perang Dunia II, ideologi fasisme seakan-

akan berakhir, tetapi hal yang terjadi tidak nyata demikian. Sebagai sebuah produk

pemikiran, benih-benih fasisme akan terus ada selama terdapat kondisi obyektif yang

membentuknya.

B. Sistem Pemerintahan Fasis di Italia

1. Kediktatoran Benitto Mussolini

a. Biografi Benitto Mussolini

Benito Mussolini lahir pada hari minggu, 23 juli 1883 dengan nama asli Benito

(untuk Benito Juares, pahlawan revolusi Meksiko) Amilcare Andrea (untuk dua tokoh

sosialis Italia) Mussolini. Ayah Benito bernama Alessandro adalah seorang pandai besi

dari desa Dovia, Predoppio. Ia tergolong aktif dalam perpolotokan Italia. Dalam usia

yang relatif muda yaitu dalam usia 21 tahun, Alessandro telah mendirikan canag

organisasi kiri Internasional I. Istri Alessanrdo adalah Rosa, seorang guru keturunan

Borjuis. Rosa tertarik kepada Rosa karena pandangan-pandangannya yang tajam tentang

Italia. Meski demikian Rosa adalah seorang yang sangat teguh dalam memegang teguh

ajarannya. (Syamdani, 2009: 42)

Sebagai seorang yang berasal dari sebuah keluarga sederhana, benito kecil

harus bisa bertahan hidup, ia harus merasakan perihnya hidup miskin. Saat itu sebagai

seorang yang mulai menggilai dunia politik, Alessandro, ayah Benito terlalu larut aktif

dalam sebuah kegiatan politiknya. Alessandro terlalu aktif dalam pergerakannya sehingga

ia tidak cukup waktu untuk pekerjaannya. Sementara gaji Rosa pun terlalu kecil sehingga

tidak mencukupi untuk menutup kebutuhan hidup, apa lagi tidak lama kemudian adik-

adik Benito, Arnaldo dan Edvige lahir. (Syamdani, 2009:42)

Dalam kondisi keluarga yang seperti itu, Benito tumbuh liar, keras kepala,

bandel, dan pemberontak. Dalam hal keagamaan, Benito bertolak belakang dengan

Ibunya. Rosa merupakan orang yang taat, sementara Benito hampir tidak mau masuk ke

Gereja dan dia lebih suka menunggu diluar, duduk dibawah pohon sambil melempari

anak-anak yang lewat. Sikap Benito ini tidak jauh berbeda dengan ayahnya, di rumah,

Alessandro duduk sambil bergumam mengutk para ”si hitam”, istilah untuk menyebut

Page 35: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

kaum rohaniawan. Alessandro memang membenci mereka, dan kebencian itu diwariskan

kepada anaknya, Benito. Akan tetapi, alessandro adalah ayah yang sedikit baik, yang

selalu sedia menasehati dan menyenangkan anaknya, ia juga kadang keras dalam

mengajar disiplin. Alessandro tidak ingin anak-anaknya tumbuh menjadi seorang yang

penakut. Mental revoloisionernya telah mempengaruhinya falam hal mendidik anak-

anaknya, termasuk pada Benito. Mental itu adalah keras, pantang menyerah, dan tidak

takut pada apapun. (Syamhadi, 2009: 43-44)

Mussolini sebenarnya adalah anak yang cerdas, namun karena sering berkelahi

dan membawa senjata tajam berupa pisau ke sekolah, maka Mussolini dikeluarkan dari

sekolahnya. Pada masa kanak-kanak, memang Mussolini selalu menjadi pemimpin,

terutama memimpin “geng” anak-anak kampungnya. Satu kali ketika geng yang

dipimpinnya sedang merampok kebun apel, seorang anak terluka

terkena tembakan. Melihat temannya terluka terkena tembakan, seluruh “perampok” kecil

itu lari ketakutan kecuali Mussolini yang membawa anak luka itu ke tempat yang aman.

Esok harinya, tanpa kenal ampun Mussolini mencari dan memukul semua “pengkhianat”

itu satu demi satu (Jules Archer, 2007 : 75).

Meski benito adalah seorang yang nakal dan senang melihat orang lain susah,

namun dia ternyata juga orang yang suka melamun. Bacaan-bacaan kecilnya yang

cenderung revolusioner mungkin sudah mulai mangiringi lamunannya ketika itu. Rosa

merasa takut melihat perkembangan Benito, apalagi polisi seringkali mampir kerumahnya

untuk memeriksa berbagai bacaan berupa buku-buku, pamflet-pamflet dan manifes

revolusioner. Oleh karena itu Rosa memasukkan Benito ke sekolah diluar desanya yaitu

sekolah Faenza, sebuah sekolah yang berada dibawah asuhan para pastor penjara.

(Syamhadi, 2009: 44-45)

Benito sangat membenci sekolahnya yang telah menghalangi kebebasannya itu.

Benito benci kepada Pastor, murid-murid, upacara gereja, pengawasa terus menerus dan

diskriminasi terhadap anak-anak disana. Acara makan adalah suatu hal yang sangat

dibencinya, disaat makan anak-anak itu oleh para Pastor dibagi berdasarkan uang sekolah

yang dibayarnya. Setidaknya ada tiga golongan murid disitu, yaitu yang uang sekolahnya

60 lira, 40 lira, dan 30 lira. Mussolini termasuk dalam golongan yang ke-3 yang berarti ia

makan di meja paling ujung dengan roti yang sering keras dan basi. Itu merupakan

Page 36: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

penghinaan bagi Benito, dan ketidakadilan ini akan mempengaruhi perkembangan

mental, ide, dan cita-citanya dimasa depan. (Syamhadi, 2009: 45-46)

Disekolah Benito termasuk anak yang cerdas, namun tidak untuk semua mata

pelajaran. Mussolini sangat menyukai pelajaran sejarah, dan sejarah kerajaan Romawi

kuno merupakan bagian yang sangat disukai Benito. Sejalan dengan kesenangannya

mempelajari sejarah Romawi kuno, Benito memiliki cita-cita agar kejayaan negeri nenek

moyangnya itu dapat kembali bangkit dan ia juga bermimpi untuk dapat pula

menikmatinya. Diskriminasi sosial yang dialami Benito selama disekolah telah

membuatnya sakit hati dan dalam sebuah pertengkaran dengan temannya yang

mengakibatkan temannya terluka dan Benito dikeluarkan dari sekolah dan Benito pun

harus kembali membentu ayahnya dibengkel selama satu tahun.

Setahun bekerja dibengkel ayahnya, Benito kemudian dimasukkan oleh Rosa

kesekolah Giosue Carducci. Disekolah inilah untuk pertama kalinya Benito menunjukkan

keahliannya berpidatonya. Saat itu terjadi ketika Giaseppe Verdi meninggal, saat itu dia

diminta membuat pidato penghormatan terakhir. Semua orang dibuatnya terpaku, mula-

mula dipujinya kegiatan politik Verdi ketika kerajaan mulai berdiri. Akan tetapi tidak

lama kemudian berubah menjadi pidato politik yang dengan keras mengkritik kondisi

sosial saat itu, kondisi sekolah tempat sebelumnya Benito pernah belajar. Semua orang

yang hadir membicarakan isi pidato Benito tidak terkecuali Anati (maju), sebuah harian

resmi partai sosialis. Harian ini sangat tertarik dengan isi pidato Benito yang kemudian

mengulas kembali isi pidato Benito, inilah kali pertama Benito muncul dalam koran.

(Syamdani, 2009: 46-47)

Semangat revolusioner dan kepandaianyya dalam berpidato tampak tumbuh dan

berkembang di sekolah Giosue. Disaat umur 18, Mussolini lulus dari sekolah Giosue,

Benito lulus dengan nilai yang sangat baik. Nilai sejarah, bahasa Italia, dan Sastra Benito

merupakan nilai tertinggi dari seluruh murid didalam kelasnya, Benito kemudian berhak

mengajar di tingkat sekolah dasar. (Syamdani, 2009: 47)

Lulus sekolah Mussolini mencoba melamar untuk mengajar di sekolah dan

Mussolini diterima mengajar di Gualitieri, Reggio Emilia sebuah daerah paling ’merah”

di Italia. Mussolini membiasakan diri hidup dengan gaji 56 lira yang habis untuk baiay

makan sehari-hari. Mussolini merasa kebebasannya terbelenggu, akhirnya tidak mau

Page 37: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

mengajar lagi dan pada tanggal 8 juli 1902 pindah ke Swiss dan tinggal di Yverdan.

Karena di Yverdan Mussolini tidak mendapatkan pekerjaan yang tetap, tanggal 20 Juli

1902 Mussolini pergi ke Lausanne, karena persediaan uang terbatas, maka Mussolini

terpaksa hidup menggelandang. (Syamdani, 2009: 48-49)

Meski hidup dalam kondisi yang sangat sulit, akhirnya Mussolini mendapat

pekerjaan tetap. Mussolini diterima menjadi sekretaris dan propagandais pada Asosiasi

tukang batu dan kasar di Lausanne.

Sejak kecil Mussolini sangat malas ke gereja. Ketika dewasa Mussolini selalu

menempatkan diri sebagai musuh agama, Mussolini juga sering bicara keras mengkritik

aturan sosial yang ada pada waktu itu, akibatnya pada tahun 1903 Mussolini datangkap

dam dikembalikan ke Italia namun tidak sampai seminggu ia sudah menggelandang lagi

di Bern dan Lausanne. Pada Januari 1905, Mussolini kembali kekampungnya setelah raja

Italia memberikan amnesti kepada semua pelarian, dan pada 1904 Mussolini menjalani

wajib militer.

Mussolini kemudian kembali mengajar, kali ini dia diterima di Camia,

Talmezzo namun karena wataknya yang buruk Mussolini dikeluarkan dari sekolah. Pada

1907 Mussolini meninggalkan Tolmozzo dan kembali ke Italia untuk membantu ayahnya.

Diawal tahun 1908 Mussolini sukses ujian bahasa Perancis di Universitas Bologna dan

menyandang gelar ”Profesor” dan mengajar lagi di Oneliglia. Meski demikian kebiasaan

jeleknya tidak pernah berhenti. Pidato- pidato agitasinya telah membuat Mussolini

ditahan dan dipecat pada Juli 1908, namun dibebaskan lima hari kemudian. Tidak lama

kemudian Mussolini kembali ditahan selama 10 hari karena pidatonya yang tanpa ijin.

Kepahlawanannya makin meluas dan mulai dilirik kelompok pekerja sebagai bagian dari

mereka. Mussolini lalu ditawari sebagai sekretaris Dewan Pekerja Trent serta Editor

Evvenire del Lavoratone (Syamdani, 2009: 54-55)

Pada 1908 Mussolini bergabung dengan surat kabar Austria di kota Trento.

Keluar dari situ, Mussolini menjadi editor sebuah koran sosialis la Lotta di Class

(Pertentangan Kelas). Di sini antusiasmenya pada Karl Heinrich Marx makin besar.

Tahun 1910, Mussolini menjabat sekretaris partai sosialis tingkat daerah di Forlì dan

kepribadiannya berkembang menjadi antipatriot. Ketika Italia menyatakan perang dengan

Kerajaan Ottoman tahun 1911, Mussolini dipenjara karena propaganda perdamaiannya.

Page 38: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

Ini bertentangan dengan kinerjanya kemudian. Setelah ditunjuk jadi editor koran sosialis

Avanti, Mussolini pindah ke Milan, tempat membangun dirinya sebagai kekuatan

berpangaruh atas para pemimpin buruh sosialis Italia. Mussolini percaya, para proletar

bisa dikumpulkan dalam sebuah gerakan fascio. Inilah cikal bakal gerakan fasis, yang

lahir di saat perekonomian Italia memburuk akibat perang, dan pengangguran merebak di

mana-mana.

b. Munculnya Benitto Musollini menjadi pemimpin fasis Italia

Keyakinan politik Mussolini yang menghantarkannya ke puncak kekuasaan

sebagai diktator Italia dengan mengusung ide Fasisme berangkat dari penggalan sejarah

Italia ketika terombang-ambing diantara ide sosialisme dan liberalisme dalam usaha

memecahkan persoalan-persoalan mendesak di bidang ekonomi dan politik. (Thomas

Wendoris, 2009: 15)

Karir politik Benitto Mussolini dimulai dengan menjadi penggerak demonstrasi

menentang pengangguran dan harga barang yang tinggi. Suatu ketika Mussolini pernah

mengancam akan melempar seorang walikota lewat jendela gedung balai kota. Tindakan

tersebut tentu saja membuat para pejabat ketakutan dan terpaksa cepat-cepat bersumpah

akan menurunkan harga susu.

Pada 1909, Mussolini diangkat menjadi editor di surat kabar berbasis sosialis ”

La Lotta di Clase” kelas perjuangan. Federasi kaum Sosialis, Forli, mengangaktnya

menjadi sekretaris tahun 1910. Dua tahun kemudian, ia mulai berhasil tenar di tingkat

nasional. Artikel- ertikel bernada keras yang ditulisnyadi surat kabar sosialis Avanti

tempat ia bekerja sebagai redaksi, mampu menaikkan sirkulasi koran itu tiga kali lipat.

Mula-mula ia menggerakan ide anti perang dan pro kebijakan revolusioner. Tapi ia

kemudian berbalik ketika pemerintah Perancis mengirim agen rahasia untuk

menyogoknya agar mengadvokasi Pemerintahan Italia untuk ikut Perang Dunia I di pihak

sekutu. Sogokan tersebut adalah satu surat kabar baru yang sepenuhnya menjadi milik

pribadinya di Italia, yang kemudian di beri nama Il Popolo. (Jules Archer, 2007: 76-77)

Sudah tentu kaum Sosialis menjadi sangat sakit hati dan segera mengecam

Mussolini sebagai penghianat serta penghasut perang. Mussolini dikeluarkan dari partai

sosialis dan dipaksa mengundurkan diri dari surat kabar Avanti. Maka sejak saat itu dia

Page 39: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

mengurusi sepenuhnya surat kabar miliknya, namun Mussolini tidak serta merta

bergabung dengan pasukan perjuangan hingga mendapat wajib militer. (Thomas

Wendoris, 2009: 18)

Pada tahun 1914, Mussolini menerbitkan surat kabar yang beraliran fasis dan

mendirikan organisasi fasis. Seusai Perang Dunia I, gerakan fasisme ini berkembang

menjadi gerakan politik dan pada tahun 1921, Mussolini terpilih sebagai anggota

parlemen Italia. Dalam sebuah pidatonya, Mussolini menegaskan bahwa pada abad itu

guna menggantikan pemerintahan yang dijalankan oleh orang banyak, harus muncul satu

pemerintahan yang diatur oleh satu orang; seorang pemimpin besar. Hanya satu otak

manusia, satu kemauan, yang dapat memimpin sebagian besar rakyat Italia.

Mussolini sangat yakin bahwa jalan keluar dari kebuntuan di berbagai bidang

yang berhubungan dengan masyarakat Italia sampai saat itu hanya bisa dipecahkan oleh

seorang tokoh diktator yang memiliki karisma sangat kuat. Tokoh ini harus didukung

oleh sebuah organisasi yang kuat pula. Sebuah partai tunggal yang ultranasionalis dan

memiliki sistem mobilisasi massa paling efektif untuk mencapai tujuan-tujuannya. Oleh

karena itu, tidak dapat ditawar-tawar lagi, pemimpin yang bersangkutan harus

mempunyai akses tidak terbatas dalam memanfaatkan kemajuan industri dan teknologi

untuk melakukan propaganda (Thomas Wendoris, 2009 : 20).

Pada Maret 1919, fasisme menjadi suatu gerakan politik ketika ia membentuk

Kelompok untuk Bertempur yang dikenal sebagai baju hitam, yakni kumpulan penjahat,

kriminal, dan preman yang bertindak sebagai tukang pukul para cukong. Penampilan

pasukan Mussolini tersebut sangat menakutkan dan tiap hari terlibat perkelahian di jalan-

jalan. Setelah gagal pada Pemilu 1919, Mussolini mengembangkan paham kelompoknya,

sehingga mulai mendapat pengaruh. Kaum fasis pimpinan Mussolini, menolak parlemen

dan mengedepankan kekerasan fisik. Anarki pecah di mana-mana. Pemerintah liberal tak

berdaya menghadapinya. Mussolini membawa pasukannya, sejumlah besar kaum fasis

yang bertampang sangar, untuk melakukan sebuah gerakan ke Roma. Melihat rombongan

preman berwajah angker memasuki Roma, Raja Victor Emmanuel III merasa ketakutan.

Akibatnya, Mussolini diundang ke istana dan menyerahkan kekuasaannya sebagai

pemimpin Italia. Pada Oktober 1922, Raja memintanya membentuk pemerintahan baru.

Jadilah Italia dikelola pemerintahan fasis.

Page 40: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

Selama memerintah, Mussolini menerapkan dikatorisme dan sistem sensor yang

sangat ketat. Gebrakan pertamanya setelah memegang kekuasaan, adalah menyerang

Ethiopia dengan merujuk pada pandangan rasis Charles Robert Darwin, “Ethiopia bangsa

kelas rendah, karena termasuk kulit hitam. Jika diperintah oleh ras unggul seperti Italia,

itu sudah merupakan akibat alamiah dari evolusi.” Bahkan Musollini bersikeras bahwa

bangsa-bangsa berevolusi melalui peperangan. Sehingga jadilah Italia waktu itu bangsa

yang ditakuti sepak terjangnya. Mussolini juga membentuk aliansi militer dengan Nazi

Jerman pada tahun 1939 dan tak lama kemudian meletuslah Perang Dunia Kedua.

2. Kebijakan Dalam Negeri Italia Pada Masa Rezim Fasisme

a. Kebijakan politik fasis

Kebijakan politik dalam negeri Italia pada masa rezim fasisme sepenuhnya

dipegang dan dikendalikan oleh satu orang penguasa. Pada tahun 1921 Benitto Mussolini

menegaskan bahwa guna menggantikan pemerintahan oleh orang banyak, harus muncul

satu pemerintahan yang diatur oleh satu orang, seorang pemimpin besar. Hanya satu otak

manusia, satu kemauan, yang dapat memimpin sebagian besar rakyat Italia. Dengan

demikian jelaslah bahwa pada masa rezim fasisme, Benitto Mussolini berkuasa mutlak

atas segala kebijakan politik Italia.

Dalam beberapa tahun pemerintahan Benito Mussolini barulah jelas bahwa

janji-janji Mussolini untuk memperbaharui Italia menuju kebesaran zaman Romawi

berarti kediktatoran, dengan partai fasis dan milisi fasis menguasai seluruh pemerintahan

negara itu. Kaum oposisi dihancurkan, pers disensor, sekolah dipakai sebagai alat untuk

mengajarkan fasisme, sedangkan industri dan buruh berada dibawah pengawasan

pemerintahan melalui suatu bentuk koperasi pemerintah. Sasatan utama Mussolini

meliputi cara menjadikan Italia lebih mampu mencukupi sendiri produksi pangan.

Mengeringkan paya-paya penyebab malaria, dan menggalakkan turisme. ( Glolier

Internasional, 1988: 186)

Dalam sebuah pertemuan khusus dengan anggota Parlemen Italia, Mussolini

memperteguh kekuasaannya dengan merangkap jabatan Perdana Menteri, Menteri Dalam

Negeri dan Menteri Luar Negeri. Tidak ada seorangpun yang berani protes terhadap

keputusan-keputusan politik yang ditetapkannya itu (Jules Archer, 2007: 79).

Page 41: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

Kediktatoran Benitto Mussolini berpengaruh besar terhadap segala kebijakan

politik Italia. Segala keputusan politik ada ditangannya, tanpa ada seorangpun yang

berani mengkritiknya. Mussolini menyebut dirinya sebagai Il Duce (Sang Pemimpin)

yang harus dihormati dan dipatuhi oleh seluruh rakyatnya. Mussolini memerintahkan

untuk memasang gambar-gambar dan patung-patung dirinya yang dipahat setengah badan

di seluruh tepi-tepi jalan dan di sudut kota. Hal ini dilakukan agar rakyat Italia merasa

selalu merasa takut untuk melakukan pengkhianatan karena Il Duce ada dimana-mana

dan selalu mengawasi rakyatnya.

Mussolini yang memiliki sikap permusuhan terhadap wanita, yang selama krisis

ekonomi yang serius diawal tahun 1930. Mussolini memrintahkan bahwa wanita harus

meninggalkan pekerjaanya, karena Mussolini menganggap bahwa wanita sebagai ”

pencuri- pencuri yang berusaha merampas roti kaum pria, dan wanita bertanggungjawab

atas ketidakproduktifan kaum pria”.

Sebuah dekrit yang diajukan Mussolini didepan parlemen tanggal 28 November

1933 menyatakan ” lembaga- lembaga negara diberi kewenangan untuk menentukan

persyaratan yang tidak menyertakan wanita dalam pengumuman untuk ujian masuk

pegawai baru, mereka harus menentukan batas terhadap peningkatan jumlah pegawai di

kantor- kantor pemerintahan). Berdasarkan surat keputusan yang sudah disahkan secara

hukum pada 1 September 1938, jumlah pegawai wanita dikantor- kantor pemerintahan

dibatasi maksimal 10 %. (Harun Yahya. 2004: 119)

Demikianlah bahwa di bawah kepemimpinan Benitto Mussolini, rakyat Italia

sebenarnya sangat menderita karena ketakutan akan kekejaman pemerintah. Berbagai

macam propaganda fasis sangat menekan kehidupan rakyat Italia, sehingga tidak ada rasa

aman, nyaman dan damai bagi rakyatnya sendiri.

Pada tahun 1861 timbul soal Roma. Pada tahun 1861 timbul kerajaan Italia

yang meliputi seluruh Italia, termasuk juga daerah Paus yang disebut Negara gereja,

hingga Paus kehilangan daerahnya. Paus tidak mau mengakui kerajaan Italia. Dengan ini

soal Roma tidak dapat dipecahkan sampai tahun 1929. Mussolinilah yang berhasil

memecahkan soal Roma dengan mengadakan perjajian Lateran 1929 dengan Paus dan

inilah jasa Mussolini yang terbesar.

Isi perjanjian Lateran adalah :

Page 42: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

a. Paus berdaulat penuh dalam Negara vatikan (luasnya 44 ha, jumlah penduduknya

600 orang) yang meliputi: Vatican (istana Paus), gereja St. Pieter, istana-istana

Lateran

b. Paus mengakui kerajaan Italia

c. Penetapan batas-batas antara kekuasaan agama dan negara di Italia

d. Rooms-Katholik sebagai agama negara

e. Paus menerima kerugian atas hilangnya Negara Gereja pada 1861 dan bantuan

uang tiap-tiap tahunnya (Soebantardjo, 1956: 183)

b. Kebijakan ekonomi fasis

Kebijakan Ekonomi fasis di Italia memiliki ciri negara korporasi. Dalam

pemahaman ini, negara berkuasa untuk menata dan mengawasi sistem perekonomian.

Negara fasis mengatur asosiasi modal dan tenaga kerja, dimana tenaga kerja diawasi dan

asosiasi mendapatkan monopolinya. Dengan demikian negar berfungsi sebagai kelompok

penengah (Ebenstein, 1965 : 1985).

Korporasi ialah gabungan dari orang-orang yang sama pekerjaannya atau

kedudukannya (korporasi industri, korporasi perdagangan, korporasi tani dan lain-lain).

Korporasi-korporasi ini memberikan wakil-wakilnya dalam pemerintahanuntuk

memperjuangkan kepentingan uang diwakilinya. Inilah yang diebut negara korporasi

yang sesungguhnya, karena korporasi-korporasi itu tidak mewakili rakyat, tetapi alat dari

pemerintahan fasis untuk mempengaruhi rakyat dan wakil-wakil korporasi tidak ada yang

berani menentang kehendak Mussolini. ( Soebantardjo, 1956: 183)

Ekonomi fasis terdiri atas asosiasi-asosiasi modal dan buruh yang dikontrol.

Setiap perserikatan mempunyai monopoli di lapangan pekerjaan atau usahanya masing-

masing. Negara satu partai adalah penengah yang terakhir dari konflik- konflik diantara

modal dan buruh. Ada dua asumsi yang mendasari filsafat negara korporasi. Pertama,

masyarakat biasa tidak boleh memikirkan hal-hal yang bersifat politik. Mereka hanya

berhak menjalankan tugasnya sendiri-sendiri. Kedua, para elitlah yang dianggap memiliki

kemampuan untuk memahami masalah seluruh anggota masyarakat, karena itu hanya

para elitlah yang berhak memerintah.

Demokrasi dengan tegas menolak hal ini. Demokrasi melihat bahwa aspek

ekonomi dan politik adalah sesuatu yang tak terpisahkan. Selain itu sangat tidak mungkin

Page 43: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

para penguasa menggantikan “perasaan’ masyarakat yang dikuasai, terlebih lagi adanya

prinsip kelas unggul di dalam masyarakat.

Bagi kaum fasis Italia sendiri, negara korporasi bukanlah suatu respons atas

kapitalisme maupun sosialisme liberal. Melainkan adalah suatu solusi kreatif dalam

memikirkan kemakmuran ekonomi. Namun demikian, bagaimanapun fasisme yang

totaliter tidak pernah mengizinkan persaingan bebas. Negara harus menunjukkan

kuasanya diatas kepentingan atau unsur apapun.

Pada akhirnya, negara korporasi fasis terbukti kebangkrutannya. Saat Italia

mulai dikalahkan oleh tentara sekutu pada Perang Dunia II, maka kepercayaan terhadap Il

Duce juga memudar. Akhirnya, Mussolini harus merasakan hukuman mati dari rakyatnya

sendiri.

c. Sistem Pendidikan Fasis

Negara- negara Fasis menolak untuk mempekerjakan kaum perempuan terlalu

banyak di sekolah-sekolah. Menurut pandangan kaum Fasis, sekolah- sekolah adalah

tempat untuk megajarkan disiplin dan kepatuhan. Terutama untuk mempersiapkan anak-

anak laki- laki untuk dinas ketentaraan dan anak-anak perempuan untuk kegiatan rumah

tangga yang ada hubungannya dengan itu. Dalam pelaksanaan program yang sepenting

itu, kaum pendidik fasis merasa bahwa kaum perempuan tidak mempunyai tempat.

(William Ebenstein, 1965: 81-82)

Fasisme memiliki sikap permusuhan terhadap wanita dan menganggap wanita

lebih rendah dari Pria. Melalui berbagai undang- undang, pembatasan terhadap wanita

ditempat kerja juga dikenkaan dalam bidang pendidikan. Misalnya dekrit tanggal 30

Januari 1927 melarang wanita disekolah menengah untuk mengambil kelas sastra dan

filsafat. Surat keputusan lainnya yang disahkan tahun 1928 memberi jalan bagi kebijakan

legal untuk menentang pendidikan kaum wanita dan wanita dilarang menjadi kepala

sekolah menengah. Pelajar- pelajar wanita diharuskan membayar dua kali lipat untuk

biaya sekolah menengah dan universitas dibandingkan pelajar pria. (Harun Yahya, 2004:

130)

Pendidikan formal hanya dapat memberikan pengetahuan, bukan pertimbangan.

Pertimbangan bukan satu hal yang dapat dipelajari disekolah-sekolah pemimpin fasis,

tetapi hasil dari kepribadian, kepintaran, pengalaman dan falsafah seseorang. Latihan dan

Page 44: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

pendidikan dalam soal kepemimpinan, dinamika golongan, hubungan-hubungan manusia,

integrasi antara orang perseorangan, doktrin partai, pemerintahan umum, sejarah, politik

tidak menuju kepada sifat kepemimpinan yang sebenarnya. (Williem Ebenstein, 1965:

146-147)

3. Politik Luar Negeri Italia Pada Masa Rezim Fasisme

a. Perluasan daerah jajahan

Benitto Mussolini memimpikan untuk membentuk kekaisaran Romawi baru

yang mempunyai daerah kekuasaan yang sangat luas. Untuk memenuhi ambisinya itu

maka Mussolini berusaha memperluas daerah jajahannya. Langkah pertama yang

dilakukan Mussolini ialah dengan mencaplok Corfu dan pelabuhan Fiume dari tangan

Yunani serta merebut Rijeka dari Yugoslavia. (Monsanto Luka, 2008 : 46).

Sebelum perang Dunia I berkobar, koloni Italia di Afrika meliputi daerah Libia,

Eritrea dan tanah Somalia. Luas seluruhnya 700.000 mil persegi, berarti enem kali luas

daerah metropole. Dari ketiga koloni tersebut Libia adalah yang terbesar, tetapi

daerahnya tidak subur. Pada tahun 1912 daerah tersebut menjadi milik Italia dan pada

tahun 1913 Italia memperluas koloni tersebut makin ke pedalaman. Didaerah pedalaman

yang tandus yang terdidi dari gurun pasir itu Italia berhadapan dengan Sayid Idris as

Sanusi, pemimpin agama Islam yang menolak kekuasaan Italia. Perlawanan sanusi

tersebut berlangsung sampai tahun 1931. (Nyoman Armada, 1992: 95)

Dalam Perang Dunia I Italia tidak hanya mempertahankan wilayahnya di

Afrika tetapi Italia juga berusaha memperluasnya. Oleh karena itu Italia menerima

tawaran Inggris untuk bergabung dengan sekutu. (Nyoman Armada, 1992: 95)

Setelah Perang Dunia I berakhir, Italia sangat kecewa terhadap keputusan-

keputusan perdamaian berhubung: a) harapannya memperoleh daerah-daerah di Afrika

bekas koloni Jerman tidak terpenuhi, dan bekas konoli Jerman dijadikan daerah mandat

dan yang ditunjuk mandataris adalah Inggris, Perancis, Belgia dan Uni Afrika Selatan.

B). Harapan memperolah kembali daerah-daerah Irredenta dibawah kekuasaan Inggris,

Perancis, dan Amerika : Tessano, Sovoya, Corsica, dan Malta tidak tercapai, c). Harapan

untuk mendapatkan tambahan daerah di Asia Kecil tidak terpenuhi. (Nyoman Armada,

1992: 96)

Page 45: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

Ambisi memperluas daerah koloni timbul lagi setelah Italia dikuasai fascis.

Mussolini berusaha untuk menghimpun kembali prestige Imperium Roma kuno. Oleh

sebab itu laut tengah harus dikuasai agar Italia tidak seperti tahanan di laut tengah. Lawan

yang harus dihadapi untuk mencapai cita-citanya ini terdiri atas banyak negara-negara:

Spanyol, Perancis, Albania, Inggris, dan Turki. (Nyoman Armada, 1992: 96)

Pada tahun 1896 Italia gagal dalam usahanya untuk merebut Abbisynia

(Ethiopia). Italia tidak dapat melupakan hal ini. Italia menduduki Abessynia, sebab-sebab

Italia menduduki Ethiopia:

a. Mussolini ingin menjunjung Italia menjadi kerajaan dunia seperti Italia

zaman dulu dibawah kaisar-kaisar Romawi (Italia la Prima) dengan

jajahan-jajahannya yang luas

b. Mussolini ingin membersihkan nama Italia dari kegagalan 1896 yang

menodai nama Italia (tidak ada bangsa kulit putih yang dapat

dikalahkan bangsa Afrika, kecuali Italia)

c. Seluruh Afrika telah habis dibagi negara-negara Eropa, kecuali

Abessynia yang masih merdeka terus

d. Abessynia akan digunakan sebagai sumber tentara kolonial Italia

(manpower) untuk mencapai cita-cita fascisme, karena penduduk Italia

sendiri dipandang kurang cukup jumlahnya (jumlah penduduk

Abessynia 8 juta jiwa)

e. Imperialisme modern (sumber bahan mentah, pasar industri Italia)

Sebagai alasan untuk menduduki Abessynia dipakai:

a. Abessynia melanggar batas antara Abessynia dan Somali Italia

b. Menghapuskan perbudakan yang masih merajalela di Abessynia

Pada waktu Ethiopia diserbu oleh Italia tahun 1935, penguasa negeri itu adalah

kaisar Haile Selassi I, yang menggantikan Empress zauditu pada tahun 1930. Bagi Italia

Ethiopia akan dijadikan sumber bahan mentah yang akan memperkaya Italia, sumber

bahan pangan bagi Italia dan sumber manusia untuk tenaga Fascis.

Pada 3 Oktober 1935, Mussolini memerintahkan invasi terhadap Ethiopia untuk

memperluas kekuasaan Italia di Afrika Timur. Selama tujuh bulan terjadi serangkaian

Page 46: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

operasi militer di daerah tersebut. Tentara Italia menggunakan senjata kimia dan kekuatan

udara untuk mengalahkan orang-orang Ethiopia yang tidak memiliki pertahanan.

Akhirnya Mussolini mengumumkan kemenangan Italia dalam sorak sorai 400.000

pendukungnya di Roma pada 9 Mei. Mussolini berseru bahwa Italia akan menaklukkan

dunia.

Sementara Lembaga bangsa-bangsa sedang sibuk mencari penyelesaian tentang

masalah Ethiopia (oktober 1935), tentara Italia dengan perlengkapan modern menyerbu

Ethiopia dari jurusab utara, timur dan selatan. Alasan yang dikemukakan adalah bahwa ”

gerakan strategis tersebut diperlukan untuk melindungi Eritrea dan Somali Italia dari

agresi- agresi. Lembaga bangsa bangsa memutuskan Italia sebagai agresor dan dikenakan

sangsi- sangsi finansian dan ekonomi. Tetapi Italia tidak mengubah sikapnya. Sesudah

Ethiopia diduduki (1936) kaisar Haile Selessi melarikan diri ke London dan mengajukan

protes kepada Lembaga Bangsa-bangsa mengenai agresi Italia ke negeri nya. (Nyoman

Armada, 1992: 96-97)

Liga bangsa-bangsa sebenarnya telah berusaha untuk menghentikan

penyerangan Italia atas Ethiopia, tetapi gagal. Mussolini berhasil mencapai maksudnya

dengan menumpahkan darah seribu lima ratus tentara Italia. Namun sang diktator

sebenarnya belum puas, Mussolini menginginkan korban yang lebih banyak lagi dengan

mengatakan bahwa kekaisaran akan bangga dengan lebih banyak genangan darah rakyat

Italia (Jules Archer, 2007 : 83).

Kemenangan yang diperolah atas Ethiopia telah membuat Benito Mussolini dan

rakyat Italia mabuk kemenangan. Mussolini lupa bahwa ia harus membersihkan unsur

pemerintahannya dari korupsi. Mussolini sama sekali tidak menyangka betapa banyaknya

kenyataan buruk yang terjadi. Penyelewengan, suap, korupsi dan spekulasi dikalangan

partai dan penguasa terjadi dimana- mana. Media massa tidak berani membuat

pemberitaan tentang kesalahan yang dibuat Mussolini, sebab Benito memang tidak

segan- segan untuk membredel media massa, memnjarakannya bahkan menghulum mati

setiap orang yang berusaha memberitakan kesalahannya. (Syamdani, 2009: 61)

Dalam kondisi pemerintahan yang penuh kebobrokan itu, Mussolini tetap yakin

dengan kekuatan yang dimilikinya. Malah Mussolini berencana mengadakan konfederasi

laut Tengah dan sasaran pertamannya adalah Spanyol. Di Spanyol perang saudara sedang

Page 47: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

belangsung antara pemerintahan Republik dan Jenderal Fransisco Franco. Mussolini

mengirimkan banyak tantaranya untuk membentu Jenderal pemberontak tersebut guna

membentuk pemerintahan model Fasis. Kurang lebih 70 ribu tentara dengan sejumlah

senjata besar, pesawat terbang dan perlengkapan perang lainnya dikerahkan sehingga

persediaan di Italia sendiri hampir habis. (Syamdani, 2009: 62)

Mussolini ingin menguasai seluruh Laut Tengah sebagai laut Italia (Mare

Nastrum: laut kita). Menurut Mussolini, historis laut tengah ini merupakan laut Italia,

sebagaimana halnya zaman Romawi Kuno (Italia La Prima) dan zaman abad

pertengahan ( zaman memuncaknya kota- kota Genua dan Venesia sebagai kota dagang).

Karena itu Italia harus merebut kembali Laut Tengah. Usaha kearah ini ialah:

a. memperkuat angkatan lautnya untuk mengimbangi angkatan laut Inggris di

Laut Tengah

b. menuntut pulau Malta dan Adriatik

c. mengadakan perjanjian dengan Alabania (Perjanjian Tirana tahun 1926)

untuk mengekang Albania dan menguasai Laut Adriatik

d. ikut dalam pemerintahan kota Tanger sebagai kota Internasional (bersama-

sama Inggris, Perancis, Spanyol) pada tahun 1928

e. membantu Nasionalis (Franco) dalam perang saudara Spanyol (1936- 1939)

untuk mendapatkan pengaruh di Laut Tengah bagian barat

f. berusaha melalui Libya (jajahan Italia) mendapatkan pengaruh diantara

negara-negara Arab, agar dapat menguasai Laut Tengah bagian timur.

(Soebantardjo, 1952: 185)

Italia melancarkan perjuangannya ke Somalia pada bulan Agustus 1940.

Gerakan pasukan Italia itu kemudian dilanjutkan kebagian lainnya, yakni keperbatasan

Lybia dan Mesir. Serangan-serangan Italia itu mulai dilancarkan ketika negara tersebut

pada bulan Juni mengumumkan perang kepada Inggris dan Perancis. Setelah menduduki

Somalia, pasukan Italia bergerak ke Sudan dengan maksud menguasai lembah sungai Nil.

Tujuan utamanya adalah menduduki terusan suez yang dikuasai Inggris. Tentara Italia

dalam waktu relatif singkat berhasil menguasai Moyale, Gallabat dan Kossala. Pasukan

Italia dipimpin oleh Marsekal Rodolfo Graziani yang berkekuatan 200.000 orang dalam

waktu singkat Graziani berhasil menduduki Sidi Barrani. (Makmun Salim, 1971: 36)

Page 48: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

b. Kerjasama Italia dan Jerman Pada Perang Dunia II

Mussolini pada mulanya memandang rendah Hitler. Hitler sangat mengagumi

Mussolini, Hitler mengagumi Mussolini seorang bekas sosialis yang berbalik haluan

mencapai kekuasaan. Selain itu, Hitler juga melihat pentingnya persahabatan dengan

Italia dalam upaya melakukan konsolidasi secara aman. Bagi Hitler, Mussolini

merupakan tokoh panutan yang bisa dijadikan sebagai guru. (Syamdani, 2009: 56)

Dalam suatu kesempatan Hitler juga pernah meminta Mussolini untuk

mengadakan pertemuan. Mussolini sebenarnya sangat enggan mengulurkan tangan,

hanya karena melihat pentingnya Jerman yang kuat untuk menandingi Prancis dan

Inggris, pada akhirnya Mussolini mau mengadakan pertemuan tersebut. Bagi Mussolini

pertemuan ini penting karena Mussolini harus membuat Prancis dan Inggris “sibuk” di

Eropa, sehingga dapat mendukung ekspansi Mussolini di Afrika Utara dan usahanya

menjadi pemimpin suatu aliansi Latin di Laut Tengah. Pertemuan itupun diadakan di

Venesia, Italia pada 14 Juni 1934. (Syamdani, 2009: 57)

Pada 1937, Mussolini diundang Hitler ke Munich Jerman. Disana Mussolini

menyaksikan parade militer Jerman yang luar biasa dan Mussolini merasa tersudut.

Tanpa bisa membantah, Mussolini lalu menyetujui dengan ide poros Roma-Berlin, yang

menjadikan dirinya sekedar pasangan rekan junior Hitler. Keadaan ini sebenarnya sangat

menyinggung sifat megalomaniak yang telah terpupuk subur dalam diri Mussolini.

Namun kali ini, Mussolini harus realistis, bahwa Jerman telah dipersiapkan dengan lebih

baik untuk menumpas kehidupan demokrasi dan menjadi negara terkemuka di Eropa oleh

Hitler. Maka dari itu, Mussolini harus puas dengan kedudukannya sebagai pembantu sang

diktator utama Eropa yang semula merintis kediktatorannya dengan mencontoh dirinya

(Jules Archer, 2007 : 84).

Pada tahun 1937 terjadilah perjanjian antara Mussolini dengan Hitler, yang

lazimnya disebut As (poros) Roma-Berlin. Sebab-sebab mengadakan perjanjian ini ialah:

a. fascisme dan Nasional- Sosialisme pada azaznya sama

b. Italia dan Jerman sama-sama menghadapi dunia demokrasi yang tua dan

kaya

Page 49: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

c. Mereka sama-sama membenci komunisme dan khawatir pada kemajuan

Rusia

d. Mereka saling membutuhkan bantuan (Soebantardjo, 1952: 185)

Isi perjajian As Roma- Berlin:

a. Jerman akan membantu Italia dalam usahanya untuk melemahkan Inggris di laut

Tengah, dan sebaliknya Italia membantu Jerman untuk mendapatkan kembali

jajahannya di Afrika yang setelah Perang Dunia I diduduki oleh Inggris. Lawan

mereka bersama adalah Inggris

b. Italia, Jerman, Jepang pada tahun 1937 membentuk anti Commintern pact

(perjanjian anti- komunis) untuk menghadang Rusia

c. Italia dan Jerman mengakui pemerintahan Franco di Spanyol dan akan terus

meneruskan bantuannya (agar Franco menang dan menjadi Fascis, yang berarti

kawan baru bagi Fascisme). (Soebantardjo, 1952: 186)

Perjanjian ini diadakan karena baik Italia maupun Jerman pada prinsipnya

mempunyai tujuan- tujuan yang sama dalam usahanya membangun negaranya masing-

masing. Selain itu Fasisme Italia dan Nazi Jerman memiliki persamaan pandangan dalam

beberapa hal, misalnya saja dalam usaha menghadapi negara-negara besar di Eropa dan

masalah Komunisme. Selain itu sikap Italia dan Jerman terhadap perjuangan Franco

adalah sama. Dimana mereka sama-sama menyokong Franco berada dipihak yang

menang dan dengan demikian berarti memperkuat sekutu Fasisme. (Makmun Salim,

1971: 8-9)

Sesampainya di Italia, Mussolini senantiasa memikirkan cara untuk menyaingi

popularitas Hitler. Namun demikian, Mussolini mulai mengajarkan tentaranya berbaris

tegap dan mulai mengutuki kaum Yahudi Italia seperti yang dilakukan Hitler. Pada 1938

berkat pengaruh Hitler, pemerintahan fasisme Italia menyetujui undang-undang antisemit

yang mendiskriminasikan orang-orang Yahudi dalam semua sektor, sektor dalam

masyarakat luas ataupun pribadi, dan menyiapkan cara untuk mendeportasi ribuan orang

Yahudi Italia ke kamp-kamp konsentrasi di Jerman selama Perang Dunia II. Hampir

7.000 orang Yahudi Italia dideportasi dan sejumlah 5.910 akan dibunuh.

Page 50: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

Raja Victor Emmanuel memprotes kebijakan rasialis yang direkayasa oleh

Mussolini menurut ide-ide Hitler. Apalagi raja Victor Emmanuel cenderung membenci

orang-orang Jerman. Sayangnya, raja tidak dapat berbuat banyak ketika Mussolini

mengancam akan menggulingkannya dari singgasana. Namun demikian, tanda-tanda

kehancuran popularitas Mussolini sejak saat itu sudah mulai tampak, baik di dalam

maupun luar negeri.

Pada 1938, Jerman menduduki Austria dan dunia tetap membiarkannya.

Sampai sejauh itu, Hitler berusaha memaksa Italia untuk mendukungnya dalam setiap

perang melawan Sekutu Barat. Namun, Mussolini tetap bergerak dengan hati-hati dan

mengharap rekan dari Jerman itu tidak bertindak gegabah. Lagipula Italia tidak sedang

berada dalam kedudukan yang baik untuk berperang total. Maka, ketika perang itu terus

berkecamuk setelah Hitler menghantam Cekoslovakia, Mussolini segera

menyelenggarakan konferensi damai dengan Munich. PM Inggris, Chamberlain dan PM

Perancis, Daladier di Munich berunding dengan Hitler yang ditengahi oleh Mussolini.

Bertindak sebagai penengah Mussolini berhasil mendapat dukungan dan

jaminan dari Inggris serta Perancis untuk menghentikan Hitler. Namun pada 1939, Hitler

merobek-robek perjanjian itu kemudian mengambil alih Cekoslovakia. Negara

Cekoslovakia merasa dikiorbankan ketika akhirnya diduduki Jerman tanpa pembelaan

yang berarti dari Inggris dan Perancis.

Mussolini sadar bahwa perang tidak mungkin lagi dielakkan, namun Mussolini

berkata kepada Hitler bahwa Italia akan tetap berdiri walau Hitler terus memaksanya

untuk terlibat. Sampai saat itu Mussolini tetap menunda untuk memasuki kancah perang

hingga tampak bahwa Jerman akan mengalahkan semua negara Eropa Barat tanpa

bantuannya. (Thomas Wendoris, 2009 : 45).

Mussolini juga sadar bahwa Italia tidak sesiap Jerman untuk memulai perang

baru. Apa lagi waktu itu Italia baru saja kembali dari dua arena perang besarnya, yaitu

Spanyol dan Ethiophia. Dua perang itu telah benar-benar telah banyak menguras tenaga

dan biaya Italia. Kelelahan dan suku cadang peralatan tempur yang terbatas merupakan

salah satu alasan ketidaksiapan Italia. Tentara Italia kehabisan amunisi, peralatan, bahkan

seragam. Meski di pangkalan terdapat ribuan pesawat tempur berjajar, namun hanya

beberapa unit saja yang bisa beroperasi. (Syamdani, 2009: 65)

Page 51: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

Melihat perkembangan rencana perang yang dikobar-kobarkan oleh Jerman,

pada 7 April 1939, Mussolini meniru taktik Hitler untuk menduduki Albania. Tentara

Albania yang pernah dilatih oleh tentara Italia dengan segera berhasil dikuasai sehingga

pada 12 April parlemen Albania menyatakan diri bersatu dengan Italia.

Pada Mei 1939, selagi Jerman mempersiapkan diri untuk menyerang negara-

negara di Eropa secara besar-besaran, Mussolini dan Hitler setuju untuk membangun

sebuah persekutuan militer ”Pact Of Steel”. Persekutuan militer Italia dan Jerman ini

diikuti dengan pakta non agresi antara Jerman dan Uni Soviet secara mengejutkan pada

Agustus 1939. Seminggu kemudian Jerman menyerbu Polandia pada 1 September

sehingga Inggris dan Perancis terpaksa mendeklarasikan perang terhadap Jerman dua hari

kemudian. Perang Dunia II dimulai.

Mengenai persiapan dan perencanaan Italia pada dasarnya hampir bersamaan

dengan Jerman, sebab Mussolini dan Hitler dalam usahanya menggerakan pasukan dan

membina massa, memiliki kesamaan. Persiapan persenjataan, persiapan manpower,

terutama diharapkan dari negara-negara yang baru ditaklukan. Sedang mengenai rencana

Italia, terutama ditujukan kearah Balkan Afrika. (Makmun Salim, 1971: 16)

Di awal penyerbuannya, armada udara Jerman, Lutwaffe melancarkan

pengeboman terhadap pangkalan-pangkalan udara Polandia. Hasil serangan itu sukses

karena hampir seluruh pesawat terbang Polandia hancur sehingga superioritas udaranya

langsung dikuasai Jerman.

Sementara dari darat, divisi Panzer dan tank Guderian dengan cepat menggilas

semua pertahanan darat Polandia, termasuk menggilas divisi kavaleri berkudanya. Dalam

tempo 17 hari Polandia, khususnya bagian barat, berhasil dikuasai Jerman. Sedangkan

Polandia timur berhasil dikuasai Rusia yang dengan licik menyusul menyerbu.

Tanpa bantuan Mussolini, Hitler ternyata memang sanggup menyapu Polandia

kemudian menaklukkan Perancis dan negara-negara lemah lainnya. Akhirnya, takut tidak

diikutsertakan dalam gejolak itu Mussolini cepat-cepat mengumumkan perang melawan

pihak sekutu, bergabung dengan Jerman pada 10 Juni 1940. Mussolini segera

memerintahkan Jenderal Badoglio untuk ikut berperang, namun tidak lama kemudian

terbukti bahwa keputusan itu malah mencelakakannya (Jules Archer, 2007 : 85).

Page 52: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

Pada 1 Juli 1940, Hitler menyatakan akan menduduki Gibraltar dan Terusan

Suez. Memang Terusan Suez adalah titik paling sensitif dari urat nadi lalu lintas di antara

dua samudera dunia. Daerah ini segara menjadi medan pertempuran hebat. Satu titik lain

di Laut Tengan yang juga sangat penting bagi kerajaan Inggris, yaitu Benteng Gibraltar

dan Terusan Suez.

Pada 13 September 1940, Italia menyerang Mesir dengan maksud akan

mengarahkan serangan ke Terusan Suez, sementara Jerman mendarat di Inggris. Peluang

menyerbu Mesir memang terbuka lebar mengingat kawasan Libya yang sudah lam

menjadi jajahan Italia berbatasan langsung dengan Mesir. Waktu itu Mesir merupakan

jajahan Inggris. Oleh karena itu, Mussolini yakin bahwa serbuannya akan mengejutkan

sekaligus menyenangkan Hitler yang sering meremehkannya. Namun, ambisi Mussolini

itu banyak ditentang oleh para jenderalnya. Mussolini tidak peduli, mirip Hitler saat

bernafsu menyerbu Polandia. Mussolini tetap memaksa panglimanya Marsekal Graziani

melancarkan serangan walau sebenarnya kondisi dan persenjataan pasukan Italia pada

waktu itu belum siap sepenuhnya. Hasilnya, di Mesir Inggris balik menyerang Italia

hingga 38.000 tentara Italia ditawan, 73 tank, dan 237 senjata artileri dirampas pada 6

Desember 1940. Peristiwa tersebut merupakan kekalahan kedua di pihak Italia, setelah

kekalahan di Yunani pada 14 November 1940.

Mussolini menyingkirkan akal sehatnya untuk memenuhi ambisinya. Mussolini

senantiasa berpikir sudah merasa terkenal dan populer ketika nama Hitler belum dikenal

di Jerman. Namun saat itu tiba-tiba saja Hitler mencuat dan mengalahkan popularitasnya.

Kehebatan Hitler dan pamer kekuatan Jerman di hadapan Mussolini benar-benar

menghantui, seakan-akan pengalaman 40 tahun sebagai politikus di Italia yang amat

dibanggakan Mussolini tidak berarti sama sekali bagi Hitler.

Sukses Hitler pada 1940 ketika menaklukkan Perancis hanya dalam beberapa

minggu lebih jauh telah menggerogoti kepercayaan diri Mussolini. Lebih terasa pahit lagi

karena ternyata Mussolini tidak mempunyai bagian dalam menikmati kemenangan

Jerman atas Perancis. Lalu ketika Hitler meneruskan operasi militernya ke Rumania

untuk menguasai sumber minyak Plutsi, Mussolini benar-benar kehilangan akal, karena

sebenarnya sumber minyak plutsi di Rumania pernah menjadi incarannnya. Dua kali ini

lagi-lagi Jerman mendahuluinya.

Page 53: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

Demi mengembalikan gengsi sebagi politikus lebih senior daripada Hitler,

tanpa berpikir panjang lagi Mussolni memutuskan untuk menyerang Yunani ketika

sedang menggempur Mesir. Mussolini tidak mempedulikan lagi pertimbangan staf

angkatan perang Italia yang menentang petualangan di Yunani. Marsekal Badoglio

menentangnya dengan memberi pertimbangan bahwa serangan ke Yunani paling tidak

membutuhkan 20 divisi tentara Italia. Sementara yang ada di pangkalan militer Albania

hanya 9 divisi (P.K. Ojong, 2005 : 153).

Dengan pertimbangan itu saja sebenarnya kecil kemungkinan Italia untuk

menguasai Yunani, akan tetapi pertimbangan militer itu justru dikesampingkan oleh

Mussolini. Akibatnya, Inggris bukan saja menghalau tentara Italia dari Yunani, tetapi

juga membebaskan negara-negara jajahan Italia. Pasukan Italia benar-benar hancur dan

kalang kabut. Untunglah pasukan Italia berhasil diselamatkan oleh pasukan Hitler pada

1941.

Ambisi Mussolini memang tinggi, namun Italia tidak memliki sumber daya

yang cukup. Peperangan demi peperangan yang dilakukan benar-benar menguras tenaga

dan kemampuan bangsa Italia. Dari Dokumen Nurernberg yang terkumpul dalam proses

pengadilan Nurernberg sesudah perang diketahui bahwa Italia dan Jerman bertentangan

dengan pernyataan yang bersifat persahabatan, sebenarnya Hitler sangat memandang

rendah Mussolini. Hitler menyatakan bahwa di antara Stalin, Hitler dan Mussolini, maka

Mussolinilah yang paling lemah. Terbukti bahwa Mussolini tidak sanggup

menghancurkan kekuasaan raja Victor Emmanuel dan kekuasaan Gereja Katolik.

Kesalahan Mussolini memang besar sekali karena menjerumuskan rakyatnya ke

dalam kancah Perang Dunia II. Padahal Raja dan Rakyat Italia sebenarnya tidak

menyukai peperangan ini. Mussolini tidak mengenal rakyatnya, selalu mengira bahwa

pelaut, serdadu dan pilot-pilotnya segera menjadi singa buas yang beringas begitu

berpidato sambil memukul-mukul dadanya yang dibusungkan. Namun sayang, pidato

yang bombastis tidaklah dapat mengubah bangsa Italia secara ekstrem.

Sementara itu di pihak lain, Amerika Serikat memasuki kancah peperangan

setelah pasukan udara Jepang membombardir habis pangkalan angkatan laut Amerika di

Pearl Harbour, Hawaii pada 7 Desember 1941. Pada 11 Desember 1941, Italia dan

Jerman mengumumkan perang atas Amerika. Pada awal November 1942, ofensif Jerman

Page 54: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

di Afrika Utara dihentikan oleh para serdadu sekutu yang dipimpin Jenderal Bernard Law

Montgomery yang berhasil memukul mundur Korps Afrika milik Jerman. Sampai pada

13 Mei 1943, tercatat 275.000 serdadu Jerman dan Italia menyerah. Perang di Afrika

Utarapun berakhir, yang juga menandai berakhirnya kekaisaran Italia di Afrika (P.K.

Ojong, 2005 : 215).

C. Akhir dari Sistem Pemerintahan Fasis di Italia

1. Runtuhnya Rezim Fasisme di Italia

Pada 19 Juni 1943, diadakan sidang kabinet yang kemudian ternyata

merupakan sidang kabinet terakhir yang dipimpin Mussolini. Pulau Pantelleria Italia baru

saja direbut pasukan Sekutu, padahal pulau itu sempat digembar-gemborkan oleh

kementrian propaganda Italia sebagai benteng teramat kuat, laksana Gibraltar yang sulit

dikalahkan. Mussolini memasuki ruang sidang sambil membalas hormat para menterinya

dengan anggukan. Mussolini segera memulai sidang dengan meminta laporan militer.

Setelah mendengar kekalahan pasukan Italia di Pantelleria, Mussolini cepat-cepat

menuduh pasukan yang menyerahkan Pantelleria sebagai pengecut. Mussolini mencaci-

maki jenderal-jenderal Italia, ditegaskannya sekali lagi bahwa Italia harus berperang terus

meskipun serangan udara Sekutu makin hebat dan kemungkinan Sekutu akan mendarat di

daratan Italiapun semakin besar. Sebagaimana biasa, Mussolini mengakhiri pidatonya

dengan sebuah keyakinan besar bahwa akhirnya Italia-Jerman-Jepang akan mencapai

kemenangan (Thomas Wendoris, 2009 : 53-54).

Pada waktu itu, Menteri Perhubungan Vittorio Cini berdiri dan meminta izin

untuk berbicara. Mussolini terperanjat sejenak, namun akhirnya memberi izin. Senator

Vittorio Cini mengucapkan pidato yang tidak pernah terdengar semenjak Mussolini

merebut kekuasaan pada 1923, yaitu pidato yang mengkritik Mussolini. Senator itu

menyatakan kegelisahan rakyat Italia. Pada juni 1943, partai dan pemerintahan fasis Italia

terguncang, kota-kota di Italia tidak henti-hentinya dihujani bom, kelaparan dan

kekacauan mulai muncul, tanda-tanda pertama dari bahaya pemberontakan mulai terlihat.

Senator Vittorio Cini meminta kabinet merundingkan dengan seksama keadaan yang

sebenarnya.

Page 55: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

Mussolini mulai gugup mendengar pidato dari senator Vittorio Cini, lalu

dengan suara keras dan ketus Mussolini beralasan bahwa tugas kabinet hanya

membicarakan masalah teknis bukan politik, ditegaskannya pula bahwa setiap keraguan

dianggap sebagai pengkhianatan dan akan dihukum mati. Cini berusaha meminta izin

bicara lagi, namun Mussolini menolak dan dengan cepat menutup dan meninggalkan

sidang. Segera setelah peristiwa itu, Cini mengirim surat meminta berhenti sebagai

menteri, namun dugaan bahwa Cini akan ditangkap ternyata tidak terbukti.

Popularitas Mussolini turun drastis sebagai akibat dari kekalahan Italia. Invasi

militer tentara sekutu terhadap Sicillia yang dimulai pada 10 Juli 1943 berhasil dengan

gemilang, akibatnya Mussolini semakin terdesak. Sementara itu Hitler tidak memberi

bantuan senjata, melainkan semakin merendahkan kemampuan militer Italia. Dari dalam

negeri, banyak orang mulai tidak menyukai peperangan ini. Maka sejak saat itu,

Mussolini praktis kehilangan dukungan mutlak. Mussolini terombang-ambing di antara

posisi Jerman yang telah memandangnya rendah dan rakyat berikut tentara serta raj

Victor Emmanuel yang enggan berperang bersama Jerman, bahkan sebenarnya rakyat

Italia sejak dulu membenci Jerman. Namun kini malah dijadikan teman seperjuangan

oleh Mussolini (www.wordpress.com).

Keadaan bertambah kritis ketika sampai laporan dari sekretaris pribadi

Mussolini bernama Cesare menyebutkan bahwa Roma mulai menjadi sasaran bom-bom

sekutu. Mussolini membaca isinya: ”saat ini musuh sedang melakukan pemboman udara

hebat di Roma”. Pada waktu itu kira-kira 500 pesawat sekutu menyerang ibukota Roma,

meskipun Sri Paus Pius XII telah berupaya sekuat tenaga untuk menjadikan kota kuno

Roma tetap menjadi pusat kebudayaan dan kota terbuka.

Sasaran pemboman di Roma adalah stasiun kereta api, suatu sasaran strategis.

Akibat pemboman itu 4.000 penduduk sipil mati dan terluka karena aksi itu tidak

diberitahukan terlebih dahulu. Banyak gedung bernilai tinggi terbakar dan penduduk sipil

terkubur di bawah reruntuhan rumah. Pemboman di kota Roma telah menggoyahkan

semangat orang Italia. Maka rakyat Italia mulai menimpakan kesalahan itu kepada

Mussolini, biang keladi terlibatnya Italia dalam Perang Dunia II. Ketika itu makin

bulatlah tekad orang-orang disekitarnya dan juga di kalangan istana kerajaan yang

berpusat pada Raja Victor Emmanuel bahwa Mussolini harus digulingkan.

Page 56: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

Langkah penggulingan Mussolini diawali oleh Dino Grandi, veteran di

kalangan fasis, bekas menteri luar negeri dan duta besar Italia untuk London, kemudian

menjadi menteri kehakiman. Grandi mempunyai sikap konsisten, yang berani mencela

pernyataan perang oleh Italia kepada Inggris. Grandi tidak suka jika Italia melibatkan diri

dalam perang. Grandi terpaksa tutup mulut untuk sesaat karena besarnya kekuasaan yang

dimiliki Mussolini. Pada akhirnya, Dino Grandi makin dekat dengan golongan oposisi

dan kaum oposisi Italia yang berpusat di sekitar raja Victor Emmanuel yang tidak

menyukai Mussolini (P.K. Ojong, 2005 : 185).

Sejak awal Grandi sadar bahwa tindakannya akan mengancam keselamatan

dirinya sendiri dan keluarganya, oleh karena itu sejak dari awal gerakannya Grandi sudah

mempersiapkan paspor dengan visa ke Portugal. Paspor itu sudah tentu memakai nama

palsu. Kemudian Grandi sebagai anggota Dewan Agung (Grand Council) lembaga

ketatanegaraan Italia menyusun sebuah mosi tidak percaya dan mengusulkan supaya

kekuasaan Mussolini sebagai kepala pemerintahan diserahkan kembali kepada kepala

negara Raja Victor Emmanuel.

Sebelum sidang dewan digelar pada 24 Juli 1943, Dino Grandi telah mendekati

sebagian besar anggota dewan, termasuk Ciano, yang tidak lain adalah menantu

Mussolini yang waktu itu menjabat duta besar untuk Vatikan. Semua setuju, bahkan

Scorza sekretaris partai fasis yang biasaanya pro Mussolini juga setuju dengan rencana

itu. Sebenarnya Grandi sendiri tidak bermaksud membentuk komplotan perebutan

kekuasaan, maka dari itu sebelum sidang diadakan, Grandi telah bertemu dengan

Mussolini untuk menjelaskan makna resolusi itu. Mussolini sendiri akhirnya menyadari

bahwa sidang dewan agung itu dapat menentukan nasibnya, sehingga ketika Dino Grandi

dengan beberapa rekannya pergi ke ruang sidang di Palazzo Venetia di Roma, gedung itu

sudah dijaga oleh satu batalyon tentara fasis.

Sang duce, Benitto Mussolini memasuki ruang sidang beberapa menit

berselang dengan berpakaian seragam. Sikapnya seperti biasa, penuh percaya diri.

Mussolini segera duduk di kursi ketua sidang sebagai pemimpin pemerintahan dan

membuka sidang. Pada pembukaan sidang, Mussolini menegaskan bahwa sidang tersebut

diadakan untuk melaporkan keadaan militer di Sicilia sesudah sekutu mendarat, bukan

untuk membahas keadaan umum. Dalam pembukaan sidang itu pula, Mussolini

Page 57: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

mengulang kecamannya terhadap tentara Italia yang dianggap tidak becus, kurang

bersemangat, dan gagal menjaga Italia. Maka dengan amat jelas Mussolini menolak

bertanggung jawab dan lebih senang melemparkan kesalahan-kesalahannya ke atas

pundak para jenderalnya. Mussolini mencoba cuci tangan, padahal semua jabatan dan

wewenang penting, seperti pengangkatan jenderal, semua terletak di tangannya. Akhirnya

pidato tersebut mendapat sambutan dingin.

Kemudian ketika Dino Grandi berdiri untuk berbicara, seluruh ruangan menjadi

senyap. Grandi menyampaikan dengan tenang bahwa antara pemerintah dengan rakyat

ada jurang yang dalam. Grandi dengan berani mengecam pengingkaran hak-hak

kebebasan dari rakyat. Grandi juga mengemukakan bahwa keputusan menyatakan perang

terhadap Sekutu telah diambil oleh Mussolini tanpa menanyakan pendapat Dewan

Agung. Setelah itu, Grandi mengajukan mosinya bahwa dalam keadaan tersebut bukan

tentara yang harus disalahkan, dengan tegas Grandi menunjuk sang duce yang telah

menjerumuskan Italia dalam peperangan yang mencelakakan. Hal itu bertentangan

dengan kehormatan, perasaan dan kepentingan seluruh bangsa Italia (Thomas Wendoris,

2009 : 60).

Pada saat itulah Mussolini hilang kesabaran, dengan dibantu Farinacci,

menuduh Grandi menyabotase usaha peperangan. Namun kemudian Ciano, menantu

Mussolini, angkat bicara. Ciano menyatakan telah memiliki dokumen-dokumen yang

membuktikan bahwa Jerman tidak dapat dipercaya. Ciano menuduh Jerman melanggar

perjanjian Roma-Berlin, Jerman telah memperlakukan Italia bukan sebagai sekutu

melainkan sebagai budaknya. Lalu dengan tegas Ciano mendukung mosi Grandi.

Perdebatan itu menurut Grandi berjalan sengit sampai lewat tengah malam.

Grandi menunjukkan rancangan resolusinya, tetapi ditentang oleh Mussolini.

Makna resolusi itu adalah mengembalikan Italia pada keadaan seperti sebelum Mussolini

menjadi diktator. Untuk itu kekuasaan harus kembali diserahkan kepada raja Victor

Emmanuel untuk mengambil tindakan selanjutnya. Berturut-turut beberapa anggota

sidang angkat bicara, yaitu Marsekal De Bono yang memimpin peperangan Ethiopia.

Lalu Sekretaris partai mengusulkan agar menunda sidang sampai lain kali. Namun, buru-

buru Grandi memprotes. Sidang harus diselesaikan hari itu juga.

Page 58: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

Mussolini menyetujui protes itu. Kemudian Federzoni mengemukakan fakta-

fakta bahwa rakyat Italia tidak menyukai peperangan itu. Fakta-fakta dari Federzoni itu

ditambahkan oleh Bastianini yang menyerang propaganda partai selama itu. Perdebatan

dilakukan dengan sengit sehingga baru pukul 02.00 dilakukan pungutan suara mengenai

resolusi Grandi. Sebanyak 19 orang setuju dengan mosi Grandi, 17 orang menentang dan

dua suara abstain. Maka untuk pertama kalinya sebagai diktator, Mussolini ditentang

secara terbuka dan dikalahkan oleh para pembantunya.

Ketika hasil pemungutan suara diumumkan Mussolini duduk terdiam sejenak.

Lalu mendadak berdiri kesal dan menuduh bahwa para pembantunyalah yang telah

memaksakan terjadinya krisis pemerinatahan. Kemudian Mussolini segera menutup

sidang dan meninggalkan ruangan sidang itu dengan kemarahan. Sementara anggota

sidang yang lain bubar dengan diam. Grandi dan kawan-kawannya menyadari bahwa

tindakan yang diputuskan itu akan ada konsekuensinya.

Pukul 03.00 Mussolini tiba di Villa Torlona. Istrinya Rachele masih menunggu.

Wanita itu tetap setia pada suaminya, meskipun Mussolini tidak lagi mencintainya.

Ketika tinggal berdua, Mussolini sering membicarakan masalah politik dengan istrinya

daripada dengan orang lain. Maka sebelum tidur Mussolini mengatakan bahwa tidak ada

bahaya yang perlu ditakutkan dari resolusi Grandi itu. Satu-satunya hal yang paling

menyakiti hati Mussolini adalah sikap Ciano, menantunya yang telah diangkat sampai ke

tingkat yang begitu tinggi. Ciano pernah dijadikan menteri luar negeri dan duta besar,

namun kini malah turut serta dalam komplotan Grandi untuk menjatuhkannya.

Kemudian, Mussolini memutuskan hari itu juga akan menemui raja Victor Emmanuel

(Thomas Wendoris, 2009 : 64-65).

Pada 25 Juli Mussolini bangun dengan keyakinan bahwa raja akan menyetujui

semua usulannya mengenai krisis politik itu seperti biasanya. Lalu Mussolini berangkat

ke Palazzo Venesia, kantor tempat kerjanya. Di sana Mussolini mengeluarkan perintah

untuk menangkap Grandi dan Ciano. Walau masih berada di Roma, Grandi dan Ciano

tidak ditemukan. Sebenarnya kalangan polisi yang dekat dengan kalangan istana memang

tidak berniat menyerahkan dua politisi itu ke tangan Mussolini.

Mussolini memberi perintah kepada sekretaris pribadinya untuk menghubungi

ajudan raja, apakah sore itu raja bersedia menerima Mussolini. Raja menjawab bahwa

Page 59: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

akan menerima Mussolini sebagai perdana menteri pada pukul 17.00 di Villa Savoia.

Pakaian yang ditentukan untuk Mussolini adalah pakaian sipil, bukan pakaian seragam

militer. Mussolini sebenarnya tidak senang jika harus mengenakan pakaian sipil.

Mussolini lebih suka mengenakan seragam militer, namun Mussolini tetap optimis bahwa

raja masih akan berpihak padanya.

Rachele yang rupanya tidak setuju dengan optimisme suaminya mencurigai

permintaan raja. Rachele berkeyakinan bahwa dengan berpakaian sipil, tentara istana

akan lebih mudah menangkapnya daripada jika Mussolini berseragam militer. Mussolini

hanya tersenyum mendengar kata-kata Rachele. Pukul 16.30, De Cesare, sekretaris

pribadi Mussolini tiba untuk menjemputnya. Mussolini sudah siap, lengkap dengan tas

kerjanya terdapat rancangan undang-undang mengenai nasib para anggota Dewan Agung

yang membelot. Menurut Mussolini, badan ini hanya bisa mengeluarkan pendapat,

namun tidak bisa menjatuhkan pemerintahan.

Pukul 16.45, Mussolini dan sekretarisnya berangkat dan tiba di Istana tepat

pukul 17.00. Mussolini menghadap raja, masih dengan keyakinan bahwa raja akan

menolak mosi itu. Padahal, raja telah lebih dahulu menyetujuinya. Mussolini tidak pernah

mengira bahwa Raja Viictor Emmanuel cepat memanfaatkan moment itu untuk

menyingkirkan rival politik utamanya setelah 20 tahun menahan kebencian terhadap

Mussolini. Selama itu rakyat Italia hanya tahu bahwa raja dan Mussolini cukup dekat.

Hari itu adalah hari yang menentukan kemenangan raja Victor Emmanuel atas Mussolini.

Sebuah kemenangan yang pahit mengingat negara Italia sampai sejauh itu masih terlibat

dalam perang dan di ambang kekalahan (Thomas Wendoris, 2009 : 67).

Sebenarnya sejak semula raja sadar bahwa keputusan untuk menyerahkan

pemerinathan kepada Mussolini adalah sebuah kekeliruan yang sangat besar. Raja

mengira bahwa tidak lama sesudah itu, tentu Mussolini akan berhenti sebagai perdana

menteri. Namun setelah merasakan kekuasaan sebagai diktator, Mussolini ternyata mau

terus memegang kekuasaannya. Maka hubungan raja dengan Mussolini tidak pernah

dekat. Di pihak lain, Mussolini juga tidak menyukai keberasaan putera mahkota,

pangeran Umberto. Mussolini telah menyekutukan Italia denga Jerman-Hitler. Namun

sebenarnya raja Victor Emmanuel tidak menyukai Jerman. Oleh karena itu raja lebih

sependapat dengan Ciano, menantu Mussolini karena Ciano juga membenci Jerman.

Page 60: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

Jadi, tidak dapat disangkal bahwa yang menjadi jiwa dari komplotan untuk

menjatuhkan Mussolini adalah raja Victor Emmanuel sendiri. Raja yang telah memilih

saat yang tepat untuk menggulingkan diktator itu. Pembantunya yang terpenting dalam

komplotan itu adalah laksamana De Revel dan Marsekal Pietro Badoglio. Begitu juga

kepala staf tentara jenderal Ambrosio dan Dino Grandi di samping Ciano. Komplotan itu

disusun demikian rapi sehingga dinas rahasia Mussolini pun sama sekali tidak

mengetahuinya.

Maka ketika Mussolini pada 25 Juli 1943 sore hari menuju istana, segala

persiapan komplotan sudah selesai. Dewan Agung Fasis yang diciptakan oleh Mussolini

telah menyatakan tidak percaya lagi kepadanya. Kini, Raja Victor Emmanuel akan

memukul Mussolini dengan senjata buatan Mussolini sendiri. Raja telah menerima mosi

tidak percaya dari anggota Dewan Agung Fasis bahwa Mussolini harus meletakkan

jabatannya. Raja juga telah mengangkat Marsekal Badoglio sebagai pengganti Mussolini

(Jules Archer, 2007 :86).

Akhirnya, Mussolini pun menjadi pucat dan berdirinya sempoyongan seolah-

olah baru saja menerima pukulan dahsyat di dadanya. Pertemuan dengan raja Victor

Emmanuel hanya berlangsung seperempat jam, namun dalam waktu yang singkat itu

berakhirlah masa kediktatoran Mussolini yang berumur 21 tahun. Mussolini segera

dijemput dengan mobil tahanan ketika keluar dari istana. Mussolini, Duce Italia selama

21 tahun itu, kini menjadi tahanan negara.

Keputusan Dewan Agung Fasis yang menjatuhkan Mussolini cepat sekali

diketahui masyarakat. Sebenarnya pada Minggu 25 Juli 1943, seluruh Roma telah

menduga akan terjadi sesuatu yang hebat. Pada hari itu usaha Scorza, sekretaris partai

fasis untuk mengadakan mobilisasi dari semua kekuatan kaum fasis di dalam kota gagal

total. Tidak lebih hanya 50-60 anggota partai yang menyetujuinya. Sisanya para petinggi

fasis telah lumpuh, kehilangan semangat sama sekali. Sebaliknya rakyat Roma dan

disusul seluruh Italia menyambut tidakan raja dengan gembira. Kartu dan tanda-tanda

keanggotaan fasis dibuang di jalan-jalan. Pintu-pintu kantor pemerintahan didobrak,

patung dan potret Mussolini dicampakkan ke jalan. Maka, berakhirlah kekuasaan fasisme

di Italia.

Page 61: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

Akhir hidup Mussolini sangat menyedihkan. Republik Sallo yang dipimpinnya

kian lama kian habis. Serangan tentara sekutu juga gerakan kaum partisan yang anti fasis

telah menyebabkan Mussolini tidak bisa berbuat apa-apa. Pada 23 April 1945, Milan pun

jatuh ketangan kaum partisan. Mussolini lari ke Como. Sementara Jerman yang

merupakan sekutu Italia justru tidak berdaya.

Dalam keadaan seperti itu, Mussolini bisa saja melarikan diri ke Swiss sesuai

desakan anak buahnya. Akan tetapi, Mussolini mengatakan tidak akan meninggalkan

Italia dalam keadaan apapun. Kaum partisan akhirnya sampai ke Como, dan Mussolini

akhirnya melarikan diri lagi. Bersama beberapa anak buahnya Mussolini melarikan diri

ke utara. Dari Dongo Mussolini dibawa ke sebuah barak di Desa Germasino. Bebrapa

hari kemudian, seorang utusan Komite Pembebasan Italia, Kolonel valerio datang untuk

membawa Mussolini dan Claretta Petacci.

Seorang partisan datang dengan senapan otomatis. Valerio merebutnya dan

membidiknya kearah Mussolini. Ditembakannya lima butir peluru ke badan Mussolini

dan juga Claretta Petacci. Pagi hari berikutnya, mayat Mussolini dan Claretta Petacci

digeletakkan didepan garasi Piazalle Loretto di Milan. Beramai-ramai kedua mayat

itulalu digantung terbalik, supaya orang bisa menyaksikannya. (Syamdani, 2009: 78-83)

2. Italia Pasca Rezim Fasisme

Jatuhnya daerah Messina Italia ke tangan Sekutu menyebabkan para petinggi

pemerintahan dan militer Italia tinggal menghitung hari hari kekalahannya. Kemudian

penantian terjawab pada 24 Juli, ketika mayoritas Dewan Agung Fasis menyetujui

resolusi untuk menurunkan Benitto Mussolini. Hari berikutnya Mussolini ditangkap dan

dipenjarakan (Thomas Wendoris, 2009 : 73)

Selama dipenjara, beberapa kali Mussolini dipindahkan. Pertama, Mussolini

dibawa ke pulau Ponza, lalu ke pulau Maddalena dan akhirnya ke Gran Saso. Selama

dipenjara Mussolini dilarang mendengarkan radio dan membaca koran. Dalam keadaan

yang menyedihkan itu, seorang kapten Jerman bernama Otto Skorzeny, bersama anak

buahnya membebaskan Mussolini dan membawanya terbang ke Roma. Mussolini

kemudian ke Munich.

Page 62: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

Bagi Mussolini, pengunduran dirinya di Italia dan kebencian rakyat

terhadapnya adalah akhir karirnya. Ia tidak ingin lagi kembali aktif di dunia politik.

Mussolini sangat senang bila Hitler bisa membebaskannya. Tetapi Hitler rupanya punya

rencana lain. Hitler meminta kesanggupan Mussolini untuk memnuhi untuk memrintah

kembali di Italia. Ketika Mussolini diminta Hitler untuk kembali mengambil jabatan yang

telah ditinggalkannya, sambil menggelengkan kepala Mussolini malah mengusulkan

supaya Hitler membantu Italia dalam menyusun kembali pasukannya, dan bisa ikut

bertempur kembali. Setelah itu Jerman bisa meninggalkan Italia, demikian menurut

Mussolini. Tetapi Hitler lalu mengatakan bahwa Hitler telah menyuruh Farinacci dan

Graziani untuk membentuk kembali pemerintahan fasis serta meminta Mussolini kembali

mengambil alih pimpinannya. Mussolini akhirnya menerima permintaan Hitler, dan sejak

itu jadilah Mussolini boneka Hitler di Italia Utara, di negara yang disebut Republik

Sosiale Italiana atau Republik Sallo, karena ibukotanya berada di Sallo.

Sementara itu kota-kota besar di Jerman mulai menjadi sasaran bom udara

Sekutu. Hamburg dihancurkan bersamaan ketika Mussolini digulingkan oleh konspirasi

antara Grandi-Ciano dan Raja. Pada November 1943, Berlin mendapat serangan hebat

sehingga 4000.000 penduduknya kehilangan tempat tinggal. Industri senjata Jerman satu

per satu hancur. Sementara tentaranya tidak bisa leluasa melancarkan serangan balik di

udara.

Perang Dunia II memang diwarnai dengan berbagai aksi seru, yaitu kisah

pembebasan Mussolini yang dilakukan secara berani dari Gran Sasso. Pembebasan itu

dilakukan oleh Kapten Otto Skorzeny, seorang Jerman dari Silesia. Perintah untuk

membebaskan Mussolini diberikan kepada Skorzeny oleh Hitler lebih berdasarkan

pertimbangan politik daripada sentimentil. Selama dua bulan kaki tangan Skorzeny

mengikuti pergerakan pasukan Italia yang selalu memindah-mindahkan Mussolini untuk

menghindari pembebasan oleh pasukan Jerman. Hingga akhirnya pada 12 September

1943, setelah diketahui bahwa Mussolini dipindahkan ke Hotel Campo Imperatore di

Gran Sasso, pegunungan Alpen, Skorzeny membebaskan Mussolini tanpa menumpahkan

peluru sebutir pun. Aksi pembebasan itu sungguh melambungkan nama Skorzeny ke se

antero dunia (Thomas Wendoris, 2009 : 74).

Page 63: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

Mussolini mengalami malam kebebasannya yang pertama di Wina Austria.

Namun keesokan harinya, Mussolini terbang ke Munchen dan diantar ke markas besar

Hitler. Di sana Mussolini bertemu dengan beberapa orang Italia lain termasuk

keluarganya. Di markas besar tentara Jerman, Hitler menasehati agar Mussolini

mendirikan sebuah pemerintahan fasis baru, Republik Sosial Italia di Salo, Danau Garda,

sebelah utara Italia di bawah teritori Jerman. Untuk memperkuat kehendaknya, Hitler

menyatakan ancamannya terhadap Mussolini. Selama berbicara, Hitler memandang terus

dengan sorot mata tajam ke arah Mussolini. Jika Mussolini menolak, akan disiarkan

berita bahwa Mussolini telah tewas akibat kecelakaan pesawat terbang dari Gran Sasso ke

Wina. Pemerintahan baru itu sudah tentu tidak lebih dari sekedar boneka Hitler. Akan

tetapi, seiring dengan pergerakan tentara Sekutu ke arah utara Italia, sudah tentu

pemerintahan itu akan pendek umurnya (Jules Archer, 2007 : 86).

Sambil berpamitan kepada Mussolini, Hitler mengingatkan lagi apabila

Mussolini tetap bersikeras mengundurkan diri dari dunia politik, Jerman akan bertindak

keras di Italia. Perlawanan dari pihak Italia sekecil apapun akan dibalas dengan gas

racun, termasuk terhadap penduduk sipil Italia. Mussolini diberi waktu berpikir beberapa

jam.

Saat itu, legitimasi pemerintahan Italia yang dipimpin Jenderal Badoglio mulai

mengisyaratkan sebuah gencatan senjata dengan Sekutu pada 3 September. Sementara

itu, armada Italia telah ditahan di pangkalan-pangkalan Sekutu. Para tentara Italia telah

dibubarkan atau ditawan. Sesudah itu, tentara Italia hanya menonton pertempuran dua

pasukan asing di tanah airnya tanpa bisa berbuat apa-apa. Pasukan Italia hanya dapat

melihat perlawanan tentara jerman pada Sekutu yang bersifat Internasional, karena terdiri

dari pasukan Amerika, Inggris, Kanada, New Zeland, India, Brazil, Perancis dan

Polandia.

Tidak tahan akan keadaan yang terus menerus merugikan rakyat, diperburuk

oleh aksi sabotase Jerman yang frustasi karena Napoli jatuh ke tangan Sekutu, Italia

menyusul menyerukan perang terhadap Jerman pada Oktober. Orang Italia yang sudah

jemu peperangan mengharap bahwa, dengan penyerahan kekuasaan kepada Badoglio,

Italia akan segera hidup dalam damai. Begitu juga orang-orang di pihak Sekutu yang

mempunyai harapan kalau Italia menyerah, peperangan akan berakhir di Italia. Ternyata

Page 64: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

tidak semudah itu, karena sesudah gencatan senjata pada 8 September 1943, peperangan

di bumi Italia masih berlangsung terus sampai 20 bulan selanjutnya, sampai Mei 1945.

tentu saja semua orang tidak mengira penderitaan rakyat Italia menjadi terulur 20 bulan.

Bahkan boleh dikatakan penderitaan rakyat, bumi dan kota-kota Italia sesudah 8

September 1943 lebih besar dari masa sebelumnya. Hal ini disebabkan misi pasukan

Jerman untuk mundur teratur sambil merusak segala sesuatu yang ditinggalkannya di

Italia.

Sekutu mengambil alih Naples pada Oktober 1943, tetapi karena pertahanan

kuat dari pasukan Jerman, Sekutu tidak mampu mencapai Roma sampai Juni 1944.

Jenderal Kesselring dari Jerman membuktikan kemampuannya mengundurkan diri dari

Roma ke arah utara sambil bertempur terus. Kesselring tidak ingin menyerah begitu saja

kepada Sekutu. Tentara Sekutu baru bisa memasuki kota Roma pada 4 Juni 1944.

penduduk Roma pun bersorak gembira, sampai keesokannya pada 5 Juni, kota itu terus

berpesta. Kemudian pasukan Sekutu di bawah pimpinan Eisenhower mendarat di

Normandia pada 6 Juni keesokan harinya. Peristiwa ini langsung merebut perhatian

semua orang. Pasukan Sekutu terus bergerak ke utara mendesak pertahanan pasukan.

Pada awal 1945, kekalahan Jerman sudah di ambang pintu, namun Mussolini

masih berusaha melarikan diri ke Swiss dengan menyamar sebagai serdadu Jerman.

Namun penyamaran Mussolini, dikenali oleh partisan Italia dan ditangkap pada 27 April.

Selanjutnya Mussolini dan istrinya ditembak mati di dekat Danau Como pada keesokan

harinya. Tubuh keduanya dipindahkan ke Milan dan digantung terbalik dengan kabel

piano di Piazza Loreto untuk tontonan publik dan penghinaan. Seluruh penduduk Italia

bersorak gembira atas jatuhnya sang diktator (Monsanto Luka, 2008 : 47).

Kematian sang diktator diikuti pula dengan hilangnya partai fasis di Italia. Pada

pemilihan parlemen yang pertama pada 1948, setelah menjadi negara republik, sebuah

partai neofasis yang didasari idealisme Mussolini hanya memenangi 2% suara. Dengan

demikian, Italia tidak mengakui lagi adanya fasisme. Kemudian, rakyat Italia

menghancurkan apa saja yang masih tertinggal dari sisa-sisa negara berbadan hukum itu.

Italia memulai suatu tahapan baru rehabilitasi ekonomi yang didasarkan pada sistem

campuran liberalisme ekonomi dan demokrasi politik. Akhirnya, rakyat Italia sadar

bahwa ternyata fasisme yang dibentuk oleh Mussolini hanya membuahkan penghapusan

Page 65: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

serikat-serikat kerja yang bebas, penganiayaan dan pembunuhan para pemimpin yang pro

rakyat, pembubaran parlemen yang digantikan oleh kediktatoran satu partai yang tidak

lagi tersentuh hukum. Semua itu hanya merugikan rakyat Italia sendiri.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Page 66: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

Fasisme mulai berkuasa di Italia sejak Oktober 1922 setelah Perang Dunia I.

Walaupun Italia berperang dipihak yang menang namun Italia justru banyak menderita.

Kemerosotan ekonomi sesudah perang mengakibatkan inflasi, keresahan social dan

pengangguran dimana-mana. Keadaan ini diperparah dengan ketidakmampuan

pemerintahan dalam menanggulangi keadaan. Hal ini membuat rakyat semakin

menderita. Fasisme adalah sebuah gerakan politik penindasan yang pertama kali

berkembang di Italia setelah tahun 1919 sebagai reaksi atas perubahan social politik

akibat Perang Dunia I. istilah Fasisme pertama kali digunakan di Italia oleh Benito

Mussolini, gambar-gambar tangkai yang diikatkan pada sebuah kapak menjadi lamnbang

partai fasis pertama. Fasisme Italia berkembang dengan cepat karena mendapat dukungan

hamper dari semua lapisan masyarakat yang merasa depresi dengan keadaan yang ada,

antara lain: golongan kaum industrialis yang merupakan penyokong dana dari gerakan-

gerakan fasis, tuan-tuan tanah, kelas menengah bawah, golongan militer dan kumpulan-

kumpulan massa yang terdiri dari kaum pengangguran. Dalam usahanya mengambil

tampuk kekuasaan, Mussolini melakukan berbagai propaganda untuk menarik simpati

dari rakyat antara lain: Negara fasis hanya memperbolehkan ideologinya yang diajarkan,

menyembunyikan kebenaran sejarah dari masyarakat, seorang pemimpin namanya selalu

ditonjolkan. Ciri- ciri fasisme adalah ketidakpercayaan pada kemampuan nalar,

pengingkaran derajat kemanusiaan, kode perilaku yang didasarkan pada kekerasan dan

kebohongan, pemerintahan oleh kelompok elit, totaliterisme, rasialisme dan

imperialisme, menentang hukum dan ketertiban internasional.

Pada tahun 1914 Mussolini menerbitkan surat kabar yang berbasis Fasis.

Fasisme Italia mulai berkuasa pada bulan Oktober 1922. System pemerintahan yang

diterapkan oleh Mussolini adalah diktatorisme dan system sensor yang ketat. Dalam

kebijakan politik dalam negeri Italia pada masa rezim fasisme sepenuhnya dipegang dan

dikendalikan oleh satu orang penguasa. Kebijakan ekonomi fasis memiliki ciri Negara

korporasi, Negara berkuasa untuk menata dan mengawasai system perekonomian. Dalam

system pendidikan menurut pandangan kaum Fasis, sekolah- sekolah adalah tempat untuk

megajarkan disiplin dan kepatuhan. Terutama untuk mempersiapkan anak- anak laki- laki

untuk dinas ketentaraan dan anak-anak perempuan untuk kegiatan rumah tangga yang ada

hubungannya dengan itu. Dalam pelaksanaan program yang sepenting itu, kaum pendidik

70

Page 67: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

fasis merasa bahwa kaum perempuan tidak mempunyai tempat. Politik luar negeri Italia

ditujukan untuk memperluas daerah jajahan antara lain ke Afrika dan Laut Tengah yang

digunakan. Selain itu Italia mengadakan perjanjian kerjasama dengan Jerman yang lebih

dikenal dengan As (poros) Roma-Berlin dalam Perang Dunia II, serta mengadakan kerja

sama dengan Jepang dan Spanyol dalam usaha memperluas pengaruh fasisme.

Berakhirnya sistem pemerintahan fasisme di Italia disebabkan kekalahan Italia

pada Perang Dunia II dan kematian Benito Mussolini pada 27 April 1945. Kematian sang

diktator diikuti pula dengan hilangnya partai fasis di Italia. Pada pemilihan parlemen

yang pertama pada 1948, setelah menjadi negara republik, sebuah partai neofasis yang

didasari idealisme Mussolini hanya memenangi 2% suara. Dengan demikian, Italia tidak

mengakui lagi adanya fasisme. Kemudian, rakyat Italia menghancurkan apa saja yang

masih tertinggal dari sisa-sisa negara berbadan hukum itu. Italia memulai suatu tahapan

baru rehabilitasi ekonomi yang didasarkan pada sistem campuran liberalisme ekonomi

dan demokrasi politik. Akhirnya, rakyat Italia sadar bahwa ternyata fasisme yang

dibentuk oleh Mussolini hanya membuahkan penghapusan serikat-serikat kerja yang

bebas, penganiayaan dan pembunuhan para pemimpin yang pro rakyat, pembubaran

parlemen yang digantikan oleh kediktatoran satu partai yang tidak lagi tersentuh hukum.

Semua itu hanya merugikan rakyat Italia sendiri.

B. Implikasi

1. Teoritis

Dari hasil penelitian, maka dieproleh implikasi secara teoritis bahwa sistem

pemerintahan fasisme Italia yang berkuasa tahun 1922-1944 nmerupakan bentuk

pemerintahan yang pertama kali berkembang di Italia yang kemudian diikuti oleh negara-

negara Eropa lainnya.

Keberhasilan rezim Fasisme memperolah kekuasaan tidak terlepas dari peranan

Benito Mussolini sebagai pemimpin sekaligus pencipta dari Fasisme, dengan berhasil

memanfaatkan kondisi- kondisi Italia pasca Perang Dunia I dengan melakukan berbagai

propaganda-propaganda dalam mencari simpoati rakyat Italia yang sedang mengalami

berbagai masalah. Selain itu rezim Fasisme Italia didukung oleh golongan-golongan

masyarakat seperti golongan kaum industrialis, kelas menengah, militer dan kumpulan

massa.

Page 68: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

Keberhasilan rezim Fasisme memperoleh kekuasaan tidak mengherankan,

karena dapat dilihat dari kondisi dalam negeri Italia setelah Perang Dunia I. walaupun

Italia berada pada pihak yang menang dalam Perang Dunia I, tetapi hasil yang didapatkan

dari Italia sendiri tidak memuaskan. Italia justru menghadapi pergolakan, dan

kemerosotan ekonomi sesudah perang yang mengakibatkan inflasi, keresahan sosial dan

pengangguran dimana-mana serta didukung oleh ketidakmampuan pemerintahan Raja

Victor Emmanuel III dalam mengatasi pemerintahan. Keadaan ini kemudian

dimabfaatkan oleh Benito Mussolini untuk menarik simpati masyarakat yang sedang

membutuhkan seorang pemimpin yang mampu mengatasi keadaan. Mussolini menarik

simpati masyarakat dengan mengangkat isu “ingin mengembalikan kejayaan Romawi

Kuno”. Rakyat yang merasa sudah frustasi akhirnya mendukung Benito Musolini dengan

mengambil kekuasaan Raja Victor Emmanuel III, walaupun akhirnya rakyat menyadari

kalau Benito Mussolini hanya membuat rakyat semakin menderita.

Apabila pada saat itu Italia tidak ikut dalam Perang Dunia I dan tetap menjadi

negara netral, mungkin Italia tidak akan mengalami pergolakan dalam pemerintahannya

dan rezim Fasisme tidak akan berkambang di Italia yang akan membawa kesengsaraan

bagi rakyat Italia pada kususnya dan dunia pada umumnya.

2. Praktis

Implikasi praktis dari hasil penelitian ini yaitu sebagai seorang pemimpin harus

mampu menjadi pemimpin yang baik bagi rakyatnya. Pemimpin yang baik yaitu

pemimpin yang mengutamakan kepentingan negara dan rakyat dari pada kepentingan

pribadi dan golongan.

Dalam dunia pendidikan, pembaca diharapkan dapat mengambil nilai-nilai yang

terdapat didalamnya tentang kepemimpinan Benito Mussolini. Benito dalam

melaksanakan tugasnya sebagai seorang pemimpin dengan cara diktator, dimana Benito

menganggap kepentingan negara diatas segala-segalanya sehingga melakukan berbagai

cara untuk melaksanakan kepentingannya tersebut. Tetapi Benito dengan menguasai

negara lain yang tidak berlangsung lama, hal ini membuktikan bahwa kediktatoran hanya

bisa terbentuk melalui teror yang terorganisir, begitu pula naiknya sang diktator menjadi

kekuasaan biasanya akan meminta pengorbanan, runtuhnya sang diktator juga akan

membutuhkan pengorbanan.

Page 69: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

C. Saran

1. Kepada mahasiswa Program Pandidikan Sejarah, penulis mrnyarankan agar

mengambil pelajaran dari kondisi Italia dibawah rezim Fasisme tahun 1922- 1944

sebagai sarana untuk mewaspadai gerakan neo- Fasisme di Indonesia

2. Kepada pemerintah hendaknya dapat mengambil hikmah dari pemerintahan Benito

Mussolini. Walaupun Benito hanya seorang anak dari seorang pandai besi, Benito

Mussolini dapat menjadi seorang penguasa di Italia. Seorang pemimpin negara jika

dalam pemerintahannya dijalankan dengan cara diktator maka tidak akan

berlangsung lama.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Daud Busroh. 1987. Hukum Tata Negara, Perbandingan. Jakarta : Bina Aksara

Antonio Gramchi. 2000. Sejarah dan Budaya.. Surabaya : Pustaka Promesthea

Archer, Jules. 2007. Kisah Para Diktator, Biografi Politik Para Penguasa Fasis, Komunis, Despotis dan Tiran. Yogyakarta : Narasi.

Donnel. Guilermo, dkk. 1992. Transisi Manuju Demokrasi : Kasus Eropa Selatan,

penerjemah Hartono. Jakarta : LP3ES Ensiklopedia Nasional Indonesia V. 1989. Jakarta : PT. Cipta Adi Perkasa

Garmidi, I. 1957. Sejarah Umum dari Mu’tamar Wina Sampai Pan Man Yam. Bandung : Ganaco

Hadari Nawawi. 1993. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : UGM Press Hart, Micheal H. 1978. Seratus Tokoh Paling Berpengaruh Dalam Sejarah. Jakarta :

Mega Book Strore Helius Syamsudin. 1994. Metodologi Sejarah. Jakarta : Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Hugh, Purcel. 2000. Fasisme. Yogyakarta : Resist Book

Page 70: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

Internasional, Grolier. 1989. Negara dan Bangsa: Eropa jilid 5 dan 6. Jakarta :

Widyadara

Isjwara, F. 1996. Pengantar Ilmu Politik. Jakarta : Bina Cipta

Jimmly Assidiqie. 1996. Pergumulan Peran Pemerintahan dan Parlemen dalam Sejarah, Telaan Perbandingan Konstitusi Berbagai Negara. Jakarta : Universitas Indonesia Press

Koentjaraningrat. 1975. Metode- metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : PT. Gramedia Luhurima, B, P, F. 1992. Eropa Sebagai Kekuatan Dunia, Lintasa Sejarah dan

Tantangan Masa Depan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Makmun Salim. 1971. Ikhtisar Sejarah Perang Dunia II. Jakarta : Departemen

Pertahanan Keamanan Pusat Sejarah ABRI Miriam Budiardjo. 1989. Moral- moral Ilmu Politik. Jakarta : Gramedia

Monsanto Luka. 2008. Tangan Besi- 100 Tokoh Tiran Penguasa Dunia. Yogyakarta : Galang Press

Murrayli, Tania. 2005. Gerakan-gerakan Rakyat Dunia Ketiga. Yogyakarta : Resist Book Nugroho Notosusanto. 1971. Norma-norma Dasar Penelitian dan Penulisan Sejarah.

Surakarta : Departemen Pertahanan Keamanan Pusat Sejarah ABRI ________________. 1978. Hakekat Sejarah dan Metode Sejarah. Jakarta : Mega Book

Store Ojong, P.K. 2005. Perang Eropa jilid II. Jakarta : Kompas

________________. 2005. Perang Eropa jilid III. Jakarta : Kompas

Pamuji, S. 1994. Perbandingan Pemerintahan. Jakarta : Bumi Aksara

Peter dan Yenny Salim. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern English Press

Poewodarminto, W. J. S. 1990. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Sartono Kartodirdjo. 1982. Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia.

Jakarta : Grafiti Press Sidi Gazalba. 1981. Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu. Jakarta : Batara Karya Angkasa Soebantardjo. 1956. Sari Sedjarah jilid Eropa-Amerika. Yogyakarta : Bopkri

Soehino. 1981. Ilmu Negara. Yogyakarta : Liberty

Page 71: rin f 2624 - digilib.uns.ac.id/Fasisme... · kemenangan tersebut. Italia kehilangan setengah juta penduduk laki-laki, dengan hampir setengah juta lainnya mengalami luka-luka. Sebagai

Sukarna. 1981. Demokrasi versus Kediktatoran. Bandung : Alumni

Syamdani. 2009. Kisah Diktator Psikopat: Kontroversi Kehidupan Pribadi dan Kebengisan Para Diktator. Yogyakarta : narasi

Thomas Wendoris. 2009. Benito Mussolini. Yogyakarta: Milestrore

William Ebestein, Edwin Pogelmen. 1985. Isme-isme Dewasa Ini. Jakarta : Erlangga __________________. 2006. Isme-isme Yang Mengguncang Dunia. Yogyakarta: Narasi Harun Yahya. 2004. Menyikap Tabir Fasisme, Ideologi Darwinisme yang Mengguncang

Dunia. Bandung : Dzikra http://www.wikipedia.com. 5 November 2009

http://wordpress.com. 5 November 2009

http://kompas.com. 5 November 2009