Rijal al hadits makalah - Ulumul Hadits

15
ILMU RIJAL AL-HADITS MATA KULIAH ULUMUL HADITS DOSEN: Bp. Choirul Huda Disusun oleh: 1. Desi Saras Wati (132411172) 2. Rahmawati Dewi Wulandari (132411188) 3. Robbiatul Addawiyah (132411186) 4. Siti Nurul Azizah (132411201) EI-E1

Transcript of Rijal al hadits makalah - Ulumul Hadits

Page 1: Rijal al hadits makalah - Ulumul Hadits

ILMU RIJAL AL-HADITSMATA KULIAH ULUMUL HADITS

DOSEN: Bp. Choirul Huda

Disusun oleh:1. Desi Saras Wati (132411172)2. Rahmawati Dewi Wulandari (132411188)3. Robbiatul Addawiyah (132411186)4. Siti Nurul Azizah (132411201)

EI-E1FAKULTAS SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2013Pendahuluan

Page 2: Rijal al hadits makalah - Ulumul Hadits

Sebagaimana diketahui bahwa sanad itu ialah rawi rawi hadits yang dijadikan sandaran oleh pentakhrij hadits dalam mengemukakan suatu matan hadits. Nilai suatu hadits, sangat dipengaruhi oleh hal-hal, sifat-sifat, tingkah laku, biografi, mazhab-mazhab yang dianutnya dan cara-cara menerima dan menyampaikan hadits dari rawi.

Mengetahui hal-hal tersebut, perlu sekali, dan memeberi faedah yang sangat berguna. Seseorang penuntut ilmu hadits belum dianggap sempurna, jika belum mendalami ilmu-ilmu yang berhubungan dengan sanad, disamping ilmu-ilmu yang berpautan dengan matan hadits, seperti ilmu Gharibil hadits, Asbabul wurud, Tawarikhul mutun, Ilalul hadits, dan lain sebagainya. Sebab sudah dimaklumi bersama, bahwa hadits itu terdiri dari matan dan sanad. Dengan demikian menguasai ilmu sanad berarti dapat mengetahui setengah dari ilmu hadits.

Dalam ilmu hadits terdapat berbagai macam cabang ilmu yang membahas ilmu hadits dari akar-akarnya hingga buah-buahnya. Salah satunya adalah ilmu Rijal al-Hadits yang merupakan cabang dari ilmu Dirayah.

Sebelum masuk ke pembahasan utama, perlu diketahui apa itu ilmu hadits Dirayah. Ilmu hadits Dirayah adalah ilmu yang diketahuinya hakikat riwayat, syarat-syaratnya, hukum-hukumnya, keadaan perawi dan syarat-syarat mereka, maacam-macam apa yang diriwayatkan dan, apa yang berkaitan dengannya.  Atau secara ringkas : “Kaidah-kaidah yang diketahui dengannya keadaan perawidan yang diriwayatkan”.  Dan perawi adalah orang yang meriwayatkan hadits dari orang yang ia mengambil darinya. Adapun marwiy adalah hadits yang disampaikan dengan cara periwayatan, dan yang diriwayatkan ini secara istilah dinamakan dengan matan. Adapun orang-orang yang meriwayatkannya dinamakan dengan perawi atau Rijal Al-Isnad.

Rumusan Masalah1. Apakah yang dimaksud dengan Ilmu Rijal al-Hadits?2. Apakah kegunaan Ilmu Rijal al-Hadits?3. Apa sajakah cabang-cabang Ilmu Rijal al-Hadits?

Tujuan1. Mengetahuai apa yang dimaksud dengan Ilmu Rijal al-Hadits2. Mengetahui kegunaan Ilmu Rijal al-Hadits3. Mengetahui cabang-cabang dari Ilmu Rijal al-Hadits

Page 3: Rijal al hadits makalah - Ulumul Hadits

Pembahasan

A. Pengertian Ilmu Rijal al-Hadits

1. Pengertian

‘Ilmu rijal al-hadits ((علم رجال الحديثialah:

                                            

أنهم حيث من الحديث رواة به يعرف علم هو الحديث رجال علم

للحديث رواة

“Ilmu untuk mengetahui para perawi hadits dalam kapasitasnya sebagai

perawi hadits.”

Maksudnya ialah ilmu yang membicarakan seluk beluk dan  sejarah

kehidupan para perawi, baik dari generasi sahabat, tabi’in maupun tabi’it tabi’in.

Ada pula yang berpendapat bahwa Ilmu Rijal al-Hadits ialah ilmu yang

memepelajari sejarah perawi-perawi hadits yang berpegang kepada madzhab itu,

dapat diterima atau ditolak riwayat mereka, dan pegangan –pegangan mereka,

serta cara mereka menerima hadits

IlmuRijal al-Hadits dinamakan juga dengan Ilmu Tarikh Ar-Ruwwat

(Ilmu Sejarah Perawi) adalah ilmu yang diketahui dengannya keadaan setiap

perawi hadits, dari segi kelahirannya, wafatnya, guru-gurunya, orang yang

meriwayatkan darinya, negeri dan tanah air mereka, dan yang selain dari itu yang

ada hubungannya dengan sejarah perawi dan keadaan mereka.

Dari pengertian tersebut, dapat diambil pemahaman bahwa kedudukan

ilmu ini sangat penting, mengingat obyek kajiannya pada “matan” dan “sanad”,

sebab kemunculan ilmu rijal al-hadits bersama-sama dengan periwayatan hadits

dan bahkan sudah mengambil porsi khusus untuk mempelajari persoalan-

persoalan di sekitar sanad. Oleh sebab itu mempelajari ilmu ini sangat penting,

sebab nilai suatu hadits sangat dipengaruhi oleh karakter dan perilaku serta

biografi perawi itu sendiri.

Pertama kali orang yang sibuk memperkenalkan ilmu ini secara ringkas

adalah Al-Bukhari (w.230 H) kemudian Muhammad bin sa’ad (w.230 H) dalam

Thabaqatnya. Kemudian berikutnya Izzuddin Bin al-Atsir(w.630 H) menulis Usud

Page 4: Rijal al hadits makalah - Ulumul Hadits

Al-Ghabah Fi Asma Ash-Shahabah, Ibnu hajar Al-asqalani (w.852 H) yang

menulis Al-Ishabah Fi Tamyiz Ash-shahabah kemudian diringkas oleh as-

suyuthi(w.911 H ) dalam bukunya yang berjudul ‘ayn Al-Ishabah. Al-Wafayat

karya Zabir Muhammad bin Abdullah Ar-rubi (w.379 H).

2. Kajian Ilmu Rijal al-Hadits

Adapun para perawi yang menjadi obyek kajian ilmu rijal al-hadits ini adalah:

a). Para sahabat, sebagai penerima pertama dan sebagai kelompok yang

dikenal dengan sebutan thabaqat awwal ( generasi pertama) atau dikenal

sebagai sanad terakhir lantaran sebagai penerima langsung dari sumber

asalnya, yaitu Nabi Saw.

b).  Para tabi’in, dikenal sebagai thabaqat tsani ( generasi kedua).

c).  Para muhadhramin (المحضرمين), yaitu orang-orang yang mengalami

hidup pada masa Jahiliyyah dan masa Nabi Saw. dalam kondisi islam,

tetapi tidak sempat menemuinya dan mendengarkan hadits darinya.

d). Para mawalliy, yaitu para perawi hadits dan ulama yang pada awalnya

berstatus budak.

Sedang kitab yang membahas persoalan sejarah para perawi hadits secara

periodik dari generasi ke generasi (thabaqat) adalah:

a). Thabaqat al-kubra (  الكبرى ,(طبقات karyaMuhammad binSa’ad (w.

230 H).

b). Thabaqat al-ruwwat( طبقات الرواة ), karya Kalifah bin ‘Ashfariy (240

H).

Dalam perkembangan selanjutnya, muncullah dari kedua kitab tersebut

pembahasan lanjutan yang memang sudah terbahas di dalamnya, yaitu ilmu jarh

wal al-ta’dil dan ilmu tarikh ar-ruwwat, sebagaimana kitab-kitab yang orientasi

pembahasannya pada disiplin ilmu rijal-hadits sebagai berikut ini:

a)    "رجال صحيح مسلم"karya Ibnu Manjawaih ( 428 H. )b)     "رجال الموطئ"karya Iman al-Suyuthiy ( 911 H. )c)     " لالسنن األربعة "رج.ا "karya Ahmad bin Muhammad al-Kurdi

(763 H.)d)     "البخاري karya Muhammad bin Dawud al-Kurdiy"رجال صحيح

(925H.)

Page 5: Rijal al hadits makalah - Ulumul Hadits

B. Munculnya Ilmu Rijal al-Hadits

1. Mulainya penggunaan isnad

Penggunaan isnad ini sebenarnya telah ada di masa sahabat Rasulullah

Saw. yaitu bermula dari sikap taharri (kehati-hatian) mereka terhadap berita yang

datang kepada mereka, sebagaimana diriwayatkan dari Abu Bakar Ash Shiddiq

dalam kisah nenek yang datang meminta bagian warisan, kemudian kisah Umar

bin Al Khaththab dalam peristiwa isti’dzan (minta izinnya) Abu Musa, juga kisah

tatsabbut (klarifikasi) Ali bin Abi Thalib dimana beliau meminta bersumpah bagi

orang yang menyampaikan padanya hadits Rasulullah shallallohu alaihi wa

sallam.

Hanya saja makin banyaknya pertanyaan terhadap isnad dan makin

intensnya orang meneliti dan memeriksa isnad, itu mulai terjadi setelah terjadinya

fitnah Abdullah bin Saba dan pengikut-pengikutnya yaitu di akhir-akhir

kekhalifaan Utsman bin Affan dan penggunaan sanad terus berlangsung dan

bertambah seiring dengan menyebarnya para Ashabul-ahwaa(pengikut hawa

nafsu) di tengah-tengah kaum muslimin, juga banyaknya fitnah yang mengusung

kebohongan sehingga orang-orang tidak mau menerima hadits tanpa isnad agar

supaya mereka mengetahui perawi-perawi hadits tersebut dan mengenali keadaan

mereka.

Imam Muslim meriwayatkan dengan isnadnya dari Muhammad bin Sirin

bahwasanya beliau berkata :

« ا 4ن..4 م5وا ل 7وا َس..4 ال ة7 َق..4 9ن..4 9ِف;ْت ا و4َق4ع4ْت9 ال 4م..< 4اِد; َف4ل ن ;َس..9 7وَن4 ع4ن9 اِإْل9 4ل َأ 4س..9 7وا ي 7ون 4ك 4م9 ي ل

د4ِع; َف4اَل4 9ب..; 4ه9ِل; ال ;ل4ى أ 9َظ4ر7 ِإ 7ن 7ه7م9 و4ي 7ْؤ9َخ4ُذ7 ح4د;يُث <ة; َف4ي ن 4ه9ِل; الس5 ;ل4ى أ 9َظ4ر7 ِإ 7ن 7م9 َف4ي 4ك ال ر;ج4

7ه7م9 7ْؤ9َخ4ُذ7 ح4د;يُث » ي

“Dahulu orang-orang tidak pernah menanyakan isnad, akan tetapi setelah terjadi

fitnah maka dilihat hadits Ahli Sunnah lalu diterima dan dilihat haditsnya ahlil-

bida’ lalu tidak diterima (ditolak)”

Page 6: Rijal al hadits makalah - Ulumul Hadits

Ali ibnul Madini mengatakan bahwa Muhammad bin Sirin adalah orang

yang selalu melihat hadits dan memeriksa isnadnya, kami tidak mengetahui

seorang pun yang lebih dahulu darinya.

2. Munculnya ilmu Rijal

Kemunculan ilmu Rijal merupakan buah dari berkembang dan

menyebarnya penggunaan isnad serta banyaknya pertanyaan tentangnya.Dan

setiap maju zaman, maka makin banyak dan panjang jumlah perawi dalam

sanad.Maka perlu untuk menjelaskan keadaan perawi tersebut dan memisah-

misahkannya, apalagi dengan munculnya bid’ah-bid’ah dan hawa nafsu serta

banyaknya pelaku dan pengusungnya.Karena itu tumbuhlah ilmu Rijaal yang

merupakan suatu keistimewaan ummat ini di hadapan ummat-ummat lainnya.

Akan tetapi kitab-kitab tentang ilmu Rijal nanti muncul setelah

pertengahan abad-2. Dan karya tulis ulama yang pertama dalam hal ini adalah

kitab At Tarikh yang ditulis oleh Al Laits bin Sa’ad (wafat 175 H) dan kitab

Tarikh yang disusun oleh Imam Abdullah bin Mubarak (wafat 181 H). Imam adz

Dzahabi menyebutkan bahwa Al Walid bin Muslim (wafat 195 H) juga memiliki

sebuah kitab Tarikh Ar Rijaal, lalu secara berturut-turut muncul karya-karya tulis

dalam ilmu ini, dimana sebelum masa kodifikasi ini pembahasan tentang perawi

hadits dan penjelasan hal ihwal mereka hanya bersifat musyafahah(lisan),

ditransfer sedemikian rupa oleh para ulama dari masa ke masa.

C. Cabang-cabang Ilmu Rijal al-Hadits

Para penyusun kitab-kitab dalam ilmu Rijal pada masa-masa awal

menempuh beberapa metode sehingga hal ini melahirkan percabangan dalam ilmu

rijal al hadits, diantaranya:

1. Kitab-kitab tentang thabaqat ar Rijal melahirkan ilmu thobaqaat

(tingkatan-tingkatan rijal) yang mencakup 4 thabaqat (sahabat, taabi’un,

atbaa’ut tabi’in dan taba’ul atba’)

Page 7: Rijal al hadits makalah - Ulumul Hadits

2. Kitab-kitab Ma’rifah Ash Shohaabah melahirkan ilmu tentang ma’rifatush

shohabah (pengenalan tentang sahabat-sahabat Rasulullah shallallohu

alaihi wasallam)

3. Kitab-kitab al jarh wat ta’dil melahirkan ilmu tentang al jarh wat ta’dil.

Ilmu Tawarikh Ar- Ruwah

Secara sederhana ilmu Tawarikh Ar-Ruwah adalah :

والوَفيات المواليد من الحوال با تضبط الُذي لوَقْت با هوالْتقريف

وغيرها والوَقاءِع

Adalah Ilmu yang mempelajari waktu yang membatasi keadaan

kelahiran , wafat, peristiwa/kejadian lainnya.

Ilmu tentang hal-ihwal para rawi, tanggal lahir, tanggal wafat, guru-

gurunya, tanggal kapan mendengar dari gurunya, orang yang berguru kepadanya,

kota kampung halamannya, perantauannya, keadaan masa tuanya dan semua yang

berkaitan dengan per haditsan.

Atau dalam pengertian lain Ilmu Tawarikh Ar- Ruwah adalah ilmu yang

membahas tentang hal keadaan para perawi hadits dan biografinya dari segi

kelahiran dan wafat mereka, siapa gurunya siapa muridnya atau kepada siapa

mereka menyampaikan periwayatan hadits, baik dari kalangan sahabat, tabi’

maupun tabi’ tabiin.

Tujuan Ilmu ini adalah untuk mengetahui bersambung(muttasil) atau

tidaknya sanad suatu hadits. Maksud persaambungan sanad adalah petemuan

langsung apakah perawi berita itu bertemu langsung dengan gurunya atau

pembawa berita ataukah tidak atau hanya pengakuan saja.Semua itu dapat

dideteksi melalui ilmu ini. Muttasilnya sanad ini menjadi salah satu syarat

kesahihan suatu hadits dari segi sanad .lmu ini berkaitan dengan perkembangan

riwayat. Para ulama sangat perhatian terhadap ilmu ini dengan tujuan mengetahui

para perawi dan meneliti keadaan mereka.Karena dari situlah mereka

menimbailmu agama. Muhammad bin Sirin pernah mengatakan : "Sesungguhnya

Page 8: Rijal al hadits makalah - Ulumul Hadits

ilmu ini adalah agama, maka lihatlah dari siapa kamu mengambil agamamu"

(Muqaddimah Shahih Muslim).

Maka dengan ilmu Tarikh Rijaalil- Hadiits ini akan sangat membantu

untuk mengetahui derajat hadits dan sanad (apakah sanadnya muttashil atau

munqathi').

Ketiga jenis kitab rijal ini pertama kali muncul di sekitar penghujung abad

II H dan pertengahan abad III H, setelah itu menjadi banyak dan meluas

1. Kitab-kitab Tawarikh al Mudun (sejarah kota-kota/negeri-

negeri), yang memuat biografi para ruwaat (rijaalul hadits) pada

suatu negeri/kota tertentu. Ilmu ini mulai muncul pada paruh

kedua dari abad III H

2. Kitab-kitab Ma’rifatul Asmaa wa Tamyiizuha (pengenalan

terhadap nama-nama perawi dan cara membedakannya). Ilmu

ini muncul agak belakangan dari yang lainnya, yaitu setelah

jumlah periwayat dari yang lainnya, yaitu setelah jumlah

periwayat hadits semakin banyak, dan nama kuniyah dan nasab

mereka banyak yang serupa sehingga dibutuhkan

pembedaannya.

Page 9: Rijal al hadits makalah - Ulumul Hadits

Penutup

A. Kesimpulan

Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Ilmu Rijal al-Hadits

ialah ilmu yang mempelajari seluk beluk dan sejarah hidup para perawi hadits.

IlmuRijal al-Hadits dinamakan juga dengan Ilmu Tarikh Ar-Ruwwat (Ilmu

Sejarah Perawi) adalah ilmu yang diketahui dengannya keadaan setiap perawi

hadits, dari segi kelahirannya, wafatnya, guru-gurunya, orang yang meriwayatkan

darinya, negeri dan tanah air mereka, dan yang selain dari itu yang ada

hubungannya dengan sejarah perawi dan keadaan mereka.

Kemunculan ilmu Rijal merupakan buah dari berkembang dan

menyebarnya penggunaan isnad serta banyaknya pertanyaan tentangnya.Dan

setiap maju zaman, maka makin banyak dan panjang jumlah perawi dalam

sanad.Maka perlu untuk menjelaskan keadaan perawi tersebut dan memisah-

misahkannya, apalagi dengan munculnya bid’ah-bid’ah dan hawa nafsu serta

banyaknya pelaku dan pengusungnya.Karena itu tumbuhlah ilmu Rijaal yang

merupakan suatu keistimewaan ummat ini di hadapan ummat-ummat lainnya.

Dengan ilmu ini dapatlah kita mengetahui keadaan para perawi yang

menerima hadits dari Rasulullah dan keadaan para perawi yang menerima hadits

dari sahabat dan seterusnya. Di dalam ilmu ini diterangkan tarikh ringkas dari

riwayat hidup para perawi, mahzhab yang dipegang oleh para perawi dan

keadaaan-keadaaan para perawi itu dalam menerima hadits.

Page 10: Rijal al hadits makalah - Ulumul Hadits

Daftar Pustaka

Syaikh Manna’ Al-Qaththan. 2004. Pengantar Studi ilmu Hadits.Terj.

Mifdhol Abdurrahman, Lc. Jakarta : Pustaka Al-Kausar.

Dr. H. abdul Majid Khon, M.Ag .2008. Ulumul Hadis . Jakarta : AWZAH

Drs. Munzier Suparta. 2002. Ilmu Hadis . Jakarta : PT RajaGrafindo

Persada

Ilmu Ar Rijaal; Nasyatuhu wa tathawwuruh, Prof.Dr. Muhammad bin

Mathar Az Zahrani

Ushul At Takhrij wa Dirasatul Asaaniid, DR. Mahmud Ath Thahhan

Muqaddimah Tahqiq Syarah Shohih Muslim lin Nawawi, pada pasal Al

Isnaadu minad dien oleh Syaikh Khalil Ma’mun Syiha

http://ahlulhadist.wordpress.com/2007/10/16/ilmu-rijaalul-hadiits/