ulumul qur'an

23
AL ISLAM KEMUHAMMDIYAHAN IV ULUMUL QUR’AN DISUSUN OLEH : ‘SEMESTER IV1. ANISAH NURJANAH (13040003) 2. DIAN AIDA ARDI (13040008) 3. LINDA KRIATIANINGSIH (13040022) 4. MAYSELA A.P (13040024) 5. NINA INDAH LESTARI (13040028) SEKOLAH TINGGI FARMASI MUHAMMADIYAH TANGERANG 2014-2015

Transcript of ulumul qur'an

Page 1: ulumul qur'an

AL ISLAM KEMUHAMMDIYAHAN IV

ULUMUL QUR’AN

DISUSUN OLEH :

‘SEMESTER IV’

1. ANISAH NURJANAH (13040003)

2. DIAN AIDA ARDI (13040008)

3. LINDA KRIATIANINGSIH (13040022)

4. MAYSELA A.P (13040024)

5. NINA INDAH LESTARI (13040028)

SEKOLAH TINGGI FARMASI MUHAMMADIYAH TANGERANG

2014-2015

Page 2: ulumul qur'an

i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alikumwr.wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah AzzaWajalla, atas luasnya limpahan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan sebagaimana

mestinya. Shalawat dan salam tidak luput kami kirimkan atas qudwah kita

Rasulullah Muhammad Shallallahu’AaihiWasalam, senantiasa iltizam diatas

kebenaran hingga akhir zaman.

Penulisan makalah ini disusun guna melengkapi tugas mata kuliah “AIK

IV” pada Jurusan Farmasi Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang.

Selain itu, makalah ini tidak hanya sekedar wacana, namun dapat menjadi wahana

dalam menjaga dan mengamalkan ajaran agama islam.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini

penuh keterbatasan dan masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu, saran yang

konstruktif merupakan bagian yang tak terpisahkan dan senantiasa penulis

harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit kesulitan yang penulis temui,

namun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, makalah ini dapat

terselesaikan dengan baik. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat

bermanfaat. Amin YaRabbal’Alamin.

BillahiFisabililHaqFastabiqulKhaerat.

Wassalamu’alaikumwr.wb

Tangerang, 27 Februari 2015

Penulis

Page 3: ulumul qur'an

1

BAB I

PENDAHULUAN

Al-Qur’an berfungsi sebagai pedoman bagi umat Islam. Al-Qur’an juga

mengandung dan membawakan nilai-nilai yang membudayakan manusia, hampir

dua pertiga ayat-ayat al-Qur’an mengandung motivasi kependidikan bagi umat

Islam.

Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang berfungsi sebagai mu’jizat bagi

Rasulullah Muhammad saw. sebagai pedoman hidup bagi setiap muslim dan

sebagai korektor dan penyempurna terhadap kitab-kitab Allah yang sebelumnya

dan bernilai abadi. Sebagai mu’jizat, al-Qur’an telah menjadi salah satu sebab

pula bagi masuknya orang-orang Arab di zaman Rasulullah ke dalam agama

Islam, dan menjadi sebab pula bagi masuknya orang-orang sekarang dan (insya

Allah) pada masa-masa yang akan datang.

Al Qur'an sebagai dasar hukum yang pertama, dan tidak di ragukan lagi

oleh umat islam bahwa al qur'an adalah sumber yang asasi bagi syariat islam. Dari

al qur'an inilah dasar-dasar hukum islam beserta cabang-cabangnya digali. Agama

islam, agama yang dianut oleh umat muslim di seluruh dunia, merupakan way of

life yang menjamin kebahagian hidup pemeluknya di dunia dan di akherat kelak.

Agama islam datang dengan al qur'annya membuka lebar-lebar mata

manusia agar mereka menyadari jati diri dan hakekat keberadaan manusia di atas

bumi ini. Juga, agar manusia tidak terlena dengan kehidupan ini, sehingga

manusia tidak menduga bahwa hidup mereka hanya di mulai denga kelahiran dan

kematian saja.

Al-qur'an mengajak manusia berpikir tentang kekuasaan Allah SWT. Dan

dengan berbagai dalil, al qur'an juga mengajarkan kepada manusia untuk

membuktikan keharusan adanya hari kebangkitan, dan bahwa kebahagiaan

manusia pada hari itu akan di tentukan oleh sikap persesuaian hidup mereka

dengan apa yang dikehendaki oleh Sang Pencipta, Allah Yang Maha Kuasa.

Page 4: ulumul qur'an

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Ulumul Qur’an

1. Pengertian Ulumul Qur’an

Perkataan ulumul Qur’an berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua

kata, yaitu “Ulum” dan “Al-Qur’an”. Kata “Ulum” adalah bentuk jamak dari kata

“ilm” yang berarti ilmu-ilmu.1 Secara etimologis, kata “al-qur’an” merupakan

bentuk mashdar dari kata Qara’a-Yaqra’u-Qira’atan-Wa Qur’anan yang berarti

bacaan. Secara lengkap Dr. Bakri Syaikh Amin mendefinisikan Al-Qur’an sebagai

berikut:

“Al-Qur’an adalah kalam Allah sebagai mukjizat yang diturunkan kepada

penutup para nabi dan rasul (Nabi Muhammad saw.) dengan perantaraan

al-Amin (jibril as.), ditulis dalam mashahif, terpelihara dalam dada-dada

manusia, disampaikan secara mutawatir, bacaannya diberi nilai ibadah,

dimulai dengan surat Al-Fatihah, dan diakhiri dengan surat An-Nas.”2

Ungkapan Ulumul Qur’an telah menjadi nama bagi suatu disiplin ilmu

dalam kajian islam. Secara bahasa ungkapan ini berarti ilmu-ilmu Al-Qur’an. Kata

“ulumul” yang disandarkan kepada kata “Al-Qur’an” telah memberikan

pengertian bahwa ilmu ini merupakan kumpulan sejumlah ilmu yang berhubungan

dengan Al-Qur’an, baik dari segi keberadaannya sebagai Al-Qur’an maupun dari

segi pemahaman terhadap petunjuk yang terkandung di dalamnya. Dengan

demikian, ilmu tafsir, ilmu qiraat, ilmu rasmil Qur’an, ilmu i’jazi Qur’an, ilmu

asbabin nuzul, dan ilmu-ilmu yang ada kaitannya dengan Al-Qur’an menjadi

bagian dari ulumul Qur’an.

1 Ramli Abdul Wahid. Ulumul Qur’an edisi revisi, cetakan ke empat. (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2002), hlm. 7 2 Moh Matsna. Pendidikan Agama Islam Al-Qur’an Hadits, cetakan pertama. (Semarang,

PT.Karya Toha Putra, 2008), hlm. 4

Page 5: ulumul qur'an

3

Secara istilah, para ulama telah merumuskan definisi ulumul Qur’an. Al-

Zarqani merumuskan definisi ulumul Qur’an sebagai berikut:3

“Beberapa pembahasan yang berhubungan dengan Al-Qur’an al-Karim,

dari segi turunnya, urut-urutannya, pengumpulannya, penulisannya,

bacaannya, penafsirannya, kemu’jizatannya, nasikh dan mansukhnya,

penolakan hal-hal yang bisa menimbulkan keraguan terhadapnya, dan

sebagainya”.

Manna’ al-Qaththan memberikan definisi berikut.

“Ilmu yang mencangkup pembahasan-pembahasan yang berhubungan

dengan Al-Qur’an, dari segi pengetahuan tentang sebab-sebab turunnya,

pengumpulan Al-Qur’an dan urutan-urutannya, pengetahuan tentang ayat-

ayat makiyah dan madaniah, dan hal-hal lain yang ada hubungannya

dengan Al-Qur’an.”

Kedua definisi di atas pada dasarnya sama. Keduannya menunjukan bahwa

Ulumul Qur’an adalah kumpulan sejumlah pembahasan yang pada mulanya

merupakan ilmu-ilmu yang berdiri sendiri. Ilmu-ilmu ini tidak ke luar dari lmu

agama dan bahasa. Masing-masing menampilkan sejumlah aspek pembahasan

yang dianggapnya penting. Objek pembahasannya adalah Al-Qur’an.

Adapun perbedaan diantaranya terletak pada tiga hal. Pertama, pada aspek

pembahasannya. Definisi pertama menampilkan sembilan aspek pembahasan dan

yang kedua menampilkan hanya lima daripadanya. Kedua, meskipun keduanya

tidak membataskan pembahasnnya pada aspek-aspek yang ditampilkan, namun

definis pertama lebih luas cakupannya daripada yang kedua. Sebab, definisi

pertama diawali dengan kata mabaahitsu yangmerupakan bentuk jamak yang tak

berhingga (shghah muntaha al-jumu’) dan menyebutkan secara eksplisit

penolakan hal-hal yang bisa menimbulkan keragu-raguan terhadap Al-Qur’an

sebagai bagian dari pembahasannya. Sedangkan definisi yang kedua tidak

demikian. Perbedaan ketiga ialah pada perbedaan aspek pembahasan yang

ditampilkan tidak semuanya sama diantara keduanya. Misalnya, dalam definisi

3 Ramli Abdul Wahid, op.cit. hlm. 8

Page 6: ulumul qur'an

4

pertama disebutkan bahwa penulisan Al-Qur’an, qiraat, penafsiran, dan

kemukjizatan Al-Qur’an sebagai bagian pembahasannya. Sementara itu, dalam

definisi kedua, semua itu tidak disebutkan. Namun, pengetahuan tentang ayat-ayat

muhkamat dan mutasyabihat yang tidak tersebut dalam definisi pertama

disebutkan dalam definisi kedua.

Dengan melihat persamaan dan perbedaan antara kedua definisi di atas

dapat diketahui bahwa definisi di atas dapat diketahui bahwa definisi pertama

lebih lengkap dibanding dengan definisi kedua. Sebab, cakupan definisi pertama

lebih luas dari yang kedua. Dengan sifat yang luas ini, definisi pertama menjadi

lebih akomodatif terhadap ilmu-ilmu Al-Qur’an yang selalu berkembang.

Penjelasan-penjelasan di atas juga menunjukan adanya dua unsur penting dalam

Ulumul Qur’an. Pertama, bahwa ilmu ini merupakan kumpulan sejumlah

pembahasn. Kedua, pembahasan-pembahasan ini mempunyai hubungan dengan

Al-Qur’an, baik dari aspek keberadaannya sebagai Al-Qur’an maupun aspek

pemahaman kandungannya sebagai pedoman dan petunjuk hidup bagi manusia.4

2. Pembagian Dan Cabang – Cabang Ulumul Qur’an

Ilmu-ilmu Al-Qur’an pada dasarnya terbagi ke dalam dua kategri.

Pertama, ilmu riwayah, yaitu ilmu-ilmu yang hanya dapat diketahui melalui jalan

riwayat, seperti bentuk-bentuk qiraat, tempat-tempat turunnya Al-Qur’an, waktu-

waktu turunnya, dan sebab-sebab turunnya. Kedua, ilmu dirayah, yaitu ilmu-ilmu

yang diketahui melalui jalan perenungan, berpikir, dan penyelidikan, seperti

mengetahui pengertian lafal yang gharib, makna-makna yang menyangkut hukum,

dan penafsiran ayat-ayat yang perlu ditafsirkan.5

Menurut T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, ada tujuh belas ilmu-ilmu Al-Qur’an

yang terpokok.6

1) Ilmu Mawathin al-Nuzul

4 Ibid., hlm. 9-10 5 Ibid., hlm. 23 6 Ash-Shiddieqy, T.M. Hasbi. Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an/Tafsir. (Jakarta; Bulan

Bintang, 1972), hlm. 105-108

Page 7: ulumul qur'an

5

Ilmu ini menerangkan tempat-tempat turun ayat, masanya, awalnya dan

akhirnya. Diantara kitab yang membahasa ilmu ini adalah Al-Itqan fi

'Ulum al Qur’an karya Al-Suyuthi.

2) Ilmu Tawarikh al-Nuzul

Ilmu ini menjelaskan masa turun ayat dan urutan turunnya satu persatu,

dari permulaan turunnya sampai akhirnya serta urutan turun surah dengan

sempurna.

3) Ilmu Asbab al-Nuzul

Ilmu ini menjelaskan sebab-sebab turun ayat. Diantara kitab yang penting

dalam hal ini adalah kitab Lubab al-Nuqul karya Al-Suyuthi. Namun,

perlu diingat bahwa banyak riwayat dalam kitab ini yang idak shahih.

4) Ilmu Qiraat

Ilmu ini menerangkan bentuk-bentuk bacaan Al-Qur’an yang telah

diterima dari Rasul SAW. ada sepuluh qiraat yang sah dan ada beberapa

macam pula yang tidak sah. Tulisan Al-Qur’an yang beredar di Indonesia

adalah menurut qiraat Hafsh, salah satu qiraat yang tujuh. Kitab yang

paling baik untuk mempelajari ilmu ini adalah Al-Nasyr fi al-Qiraat al-

‘Asyr karangan imam Ibn al-Jazari.

5) Ilmu Tajwid

Ilmu ini menerangkan cara membaca Al-Qur’an dengan baik. Ilmu ini

menerangkan di mana tempat memulai, berhati, bacaan yang panjang dan

yang pendek dan sebagainya.

6) Ilmu Gharib al-Qur’an

Ilmu ini menerangkan makna kata-kata yang ganjil dan tidak terdapat

dalam kamus-kamus bahasa Arab yang biasa atau tidak terdapat dalam

percakapan sehari-hari. Diantara kitab penting dalam ilmu ini adalah Al-

Mufradat li Alfaz al-Qur’an al-Karim karangan Al-Raghib al-Ashfahani.

Kitab seperti ini sangat penting bagi seorang mufassir atau penerjemah Al-

Qur’an.

7) Ilmu I’rab al-Qur’an

Page 8: ulumul qur'an

6

Ilmu ini menerangkan baris kata-kata Al-Qur’an dan kedudukannya dalam

susunan kalimat. Diantara kitab penting dalam ilmu ini adalah Imla’al-

Rahman karangan Abd al-Baqa al-‘Ukbari.

8) Ilmu Wujuh wa al-Nazair

Ilmu ini menerangkan kata-kata Al-Qur’an yang mengandung banyak arti

dan menerangkan makna yang dimaksud pada tempat tertentu. Ilmu ini

dapat dipelajari dalam kitab Mu’tarak al-Aqran karangan Al-Suyuthi.

9) Ilmu Ma’rifah al-Muhkam wa al-Mutasyabih

Ilmu ini menerangkan ayat-ayat yang dipandang muhkam (jelas

maknanya) dan yang Mutasyabih ( samar maknanya, perlu ditakwil). Salah

satu kitab yang menyangkut ilmu ini ialah Al-Manzumah al-Sakhawiah

karangan Al-Sakhawi.

10) Ilmu Nasikh wa al-Mansukh

Ilmu ini menerangkan ayat-ayat yang dianggap mansukh (yang

dihapuskan) oleh para mufassir. Diantara kitab-kitab yang membahas hal

ini ialah Al-Nasikh wa al-Mansukh karangan Abu Ja’far al-Nahhas, Al-

itqan karangan Al-Suyuti, Tarikh Tasyri’ dan Ushul al-fiqh karangan Al-

Khudhari.

11) Ilmu Badai’ al-Qur’an

Ilmu ini bertujuan menampilkan keindahan-keindahan Al-Qur’an, dari

sudut kesusastraan, keanehan-keanehan, dan ketiggian balaghahnya. Al-

Suyuti mengungkapkan yang demikian dalam kitabnya Al-Itqan dari

halaman 83 sampai dengan 96 dalam jilid II.

12) Ilmu I’jaz al-Qur’an

Ilmu ini menerangkan keutamaan susunan dan kandngan ayat-ayat Al-

Qur’an sehingga dapat membungkemkan para sastrawan Arab. Diantara

kitab yang membahas ilmu ini adalah I’Jaz Al-Qur’an karangan Al-

Bagillani.

13) Ilmu Tanasub Ayat al-Qur’an

Ilmu ini menerangkan persesuaian dan keserasian antara suatu ayat dan

ayat yang di depan dan yang di belakangnya. Diantara kitab yang

memaparkan ilmu ini ialah Nazm al-Durar karangan Ibrahim al-Biqa’i.

Page 9: ulumul qur'an

7

14) Ilmu Aqsam al-Qur’an

Ilmu ini menerangkan arti dan maksud-maksud sumpah tuhan yang

dikemukakan Al-Qur’an. Ibn al-Qayyim telah membahasnya dalam

kitabnya Al-Tibyan.

15) Ilmu Amtsal Al-Qur’an

Ilmu ini menerangkan maksud perumpamaan-perumpamaan yang

dikemukakan Al-Qur’an. Al-Mawardi telah membahasnya dalam kitabnya

yang berjudul Amtsal al-Qur’an.

16) Ilmu jidad al-Qur’an

Ilmu ini membahas bentukbentuk dan cara-cara debat dan bantahan Al-

Qur’an yang dihadpkan kepada kaum musyrik yang tidamk bersedia

menerima kebenaran dari Tuhan. Najmuddin telah mengumpulkan ayat-

ayat yang menyangkut ilmu ini.

17) Ilmu Adab Tilawah al-Qur’an

Ilmu ini memaparkan tata cara dan kesopanan yang harus diikuti ketika

membaca Al-Qur’an. Imam Al-Nawawi talah memaparkanya dalam

kitabnya yang berjudul Kitab al-Tibyan.

B. Nama-Nama Al-Qur’an

Al-Qur’an memperkenalkan dirinya dengan beberapa nama. Imam Suyuthi

menyebutkan dalam kitabnya, Al-Itqan Fi Ulumil Qur’an, lebih dari lima puluh

nama, yaitu sebagai berikut7 :

1) Al-kitab

2) Al-mubin

3) Al-Qur’an

4) Al-karim

5) Al-kalam

6) An-Nur

7) Al-Huda

8) Ar-Rahman

7 Fatih Masrur. Samudera Ulumul Qur’an jilid 1. (Surabaya,Pt. Bina Ilmu; 2011), hlm. 10

Page 10: ulumul qur'an

8

9) Al-Furqan

10) Asy-Syif’

11) Al-Mauidzah

12) Adz-Dzikr

13) Al-Mubarak

14) Al-Aliy

15) Al-Hikmah

16) Al-Hakim

17) Al-Muhaimin

18) Al-Habl

19) Ash-Shirat al-Mustaqim

20) Al-Qayyim

21) Al-Qaul

22) Al-Fashl

23) An-Naba’al-‘Adzim

24) Ahsanul Hadits

25) Al-Mutasyabih

26) At-Tanzil

27) Ar-ruh

28) Al-wahyu

29) Al-‘Arabiy

30) Al-Bashair

31) Al-Bayyan

32) Al-‘llm

33) Al-Haq

34) Al-Hadi

35) Al-‘Ajab

36) At-Tadzkirah

37) Al-‘Urwah al-Wutsqa

38) Ash-Shidq

39) Al-‘Adl

40) Al-Amr

Page 11: ulumul qur'an

9

41) Al-Munadi

42) Al-Busyra

43) Al-Majid

44) Az-Zabur

45) Al-Basyir

46) An-Nadzir

47) Al-‘Aziz

48) Al-Balagh

49) Al-Qashash

50) Ash-Shuhuf

51) Al-Mukarramah

52) Al-Marfu’ah

53) Al-Muthahharah

Abu syahbah menilai, as-Suyuthi telah mencampur-adukkan antara nama

dengan sifat. Beberapa nama Al-Qur’an yang disebutkan as-Suyuthi diatas

sejatinya sejatinya adalah sifat-sifat al-Qur’an, bukannya nama. Lafadz al-Karim

dan al-Mubarak misalnya adalah sifat al-Qur’an, dan bukannya nama baginya.

Demikian pula Lafadz al-Munaidy dan az-Zabur bukanlah nama al-Qur’an,

karena yang dimaksud al-Munadiy ialah Rasul, sedangkan az-Zabur ialah kitab

yang diturunkan Allah kepada Nabi Dawud.

Menurut Masduki Nawawi, nama-nama al-Qur’an antara lain adalah8 :

1) Al-Qur’an, karena al-Qur’an itu disamping berfungsi untuk dipelajari dan

diamalkan ia juga harus dibaca sebagai ibadah yang berpahala.

2) Al-kitab, karena al-Qur’an merupakan kalamullah yang tertulis.

- Firman Allah dalam surat al-Baqarah : 2

Artinya : “Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; sebagai

petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah : 2)

- Firman Allah dalam surat Ali Imran : 3

8 Ibid., hlm. 11-12

Page 12: ulumul qur'an

10

Artinya : “Dia menurunkan al-kitab (Al-Qur’an) kepadamu dengan

sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan

sebelumnya....”. (QS. Ali Imran : 3)

3) Al-Furqan, sebab al-Qur’an pembeda antara kebenaran dan kebatilan.

- Firman Allah dalam surat al-Furqan ayat 1

Artinya : “Maha suci Allah yang telah menurunkan al-Furqan (Al-Qur’an)

kepada Hamba-Nya agar dia menjadi pemberi peringatan

kepada seluruh alam.” (QS. Al- Furqan : 1)

Hanya saja perlu diketahui bahwa, pemakaian kedua nama diatas (al-kitab

dan al-Furqan) tidak hanya untuk al-Qr’an saja, tetapi juga untuk selain al-Qur’an.

Sebagai contoh adalah penggunaan al-kitab untuk kitab suci Nabi Musa, misalnya

dalam surat al-Mukminun ayat 49.

Artinya : “Dan sesungguhnya telah Kami berikan al-kitab (Taurat) kepada

Musa agar mereka (Bani Israil) mendapat petunjuk.” (al-

Mukminun : 49)

Juga penggunaan nama al-Furqan untuk kitab suci Nabi Musa dan Nabi

Harun, terdapat dalam surat al-Anbiya’ ayat 48.

Page 13: ulumul qur'an

11

Artinya : “Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa dan Harun

kitab Taurat dan penerangan serta pengajaran bagi orang-orang

yang bertakwa.” (QS. Al-Anbiya’ : 48)

4) Adz-Dzikr, sebab al-Qur’an berisi peringatan-peringatan kepada manusia.

Firman allah dalam surat al-Hijr ayat 9

Artinya : “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur’an, dan

sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al-

Hijr : 9)

5) At-Tanzil, karena al-Qur’an merupakan kalamullah yang diwahyukan dan

diturunkan dari Allah swt.

- Firman Allah dalam surat asy-Syu’ara’ ayat 192

Artinya : “Dan sesungguhnya al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh

Tuhan semesta alam.”(QS. Asy-Syu’ara : 192)

6) Dan lain-lain

Abdullah Daraz berpendapat bahwa diantara nama-nama tersebut, yang

paling populer ialah al-Qur’an dan al-Kitab.

C. SIFAT-SIFAT AL-QUR’AN

Al-Qur’an mensifati dirinya dengan banyak sifat. Diantaranya adalah9 :

1) Huda (petunjuk), Syifa (obat), rahmat, dan mauidzah (nasehat). Hal ini

tampak jelas dalam firman Allah surat Yunus ayat 57 :

9 Ibid., hlm. 12-14

Page 14: ulumul qur'an

12

Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran

dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit–penyakit (yang

berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang

yang beriman.”(QS. Yunus : 57)

2) Nur (cahaya). Hal ini teridentifikasi dari surat an-Nisa’ ayat 174 :

Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti

kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan mukjizatnya)

dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang

benderang (al-Qur’an).” (QS. An-Nisa’ : 174)

3) Mubarak (yang diberkahi atau mengandung berkah). Sifat ini nampak

dalam surat al-An’am ayat 92 :

Artinya : “Dan ini (al-Qur’an) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang

diberkahi ....”. (QS. Al-An’am : 92)

4) Mubin (menjelaskan). Lihat misalnya surat al-Maidah ayat 15 :

Artinya : “Hai ahli kitab, sesungguhnya telah datang kapadamu Rasul

Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi al-Kitab yang

kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya.

Page 15: ulumul qur'an

13

Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan

kitab yang menerangkan.” (QS. Al-Maidah : 15)

5) Busyra ( kabar gembira). Hal ini tampak dalam surat al-Baqarah ayat 97 :

Artinya : “Katakanlah : “Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka

Jibril itu telah menurunkannya (al-Qur’an) kedalam hatimu

dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang

sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi

orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Baqarah : 97)

6) Aziz (mulia). Lihat dalam surat Fusshilat ayat 41 :

Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari al-Qur’an ketika

al-Qur’an itu datang kepada mereka, (mereka itu pasti akan

celaka), dan sesungguhnya al-Qur’an itu adalah kitab yang

mulia.” (QS. Fusshilat : 41)

7) Majid (mulia,agung). Firman Allah dalam surat al-Buruj ayat 21 :

Artinya : “Bahkan yang didustakan mereka itu ialah al-Qur’an yang

mulia.” (QS. Al-Buruj : 21)

8) Basyir ( pembawa kabar gembira) dan Nadzir (pembawa peringatan). Hal

ini terlihat misalnya dalam surat Fusshilat ayat 4 :

Page 16: ulumul qur'an

14

Artinya : “Yang membawa berita gembira dan yang membawa peringatan,

tetapi kebanyakan mereka berpaling, tidak mau mendengarkan.

”(QS. Fusshilat : 4)

9) Dan lain-lain.

D. Kedudukan Al-Qur’an dalam Islam

Jelaslah bahwa Al-Qur’an adalah sumber yang asasi bagi syari’at (hukum)

islam. Dari Al-Qur’an-lah dasar-dasar hukum islam beserta cabang-cabangnya

digali.

Agama islam merupakan way of life yang menjamin kebahagiaan hidup

pemeluknya di dunia dan di akhirat.

Agama islam datang dengan Al-Qur’annya membuka lebar-lebar mata

manusia, agar mereka menyadari jati diri dan hakikat keberadaan mereka di

pentas bumi ini. Juga agar mereka tidak terlena dengan kehiduoan ini, sehingga

mereka tidak menduga bahwa hidup mereka hanya dimulai dengan kelahiran dan

berakhir dengan kematiaan.

Al-Qur’an mengajak mereka berfikir tentang kekuasaan Allah. Dan

dengan berbagai dalil, kitab suci itu juga mengajak mereka untuk membuktikan

keharusan adanya hari kebangkitan, dan bahwa kebahagiaan mereka pada hari itu

akan ditentukan oleh persesuaian sikap hidup mereka dengan apa yang

dikehendaki oleh Sang Pencipta, Allah Yang Maha Kuasa.

Untuk mencapai kebahagian hidup di akhirat kelak manusia memerlukan

peraturan-peraturan. Manusia memiliki kelemahan-kelemahan, antara lain ia

sering bersifat egoistis. Di samping itu, pengetahuannya sangat terbatas. Lantaran

itu, jika ia yang diserahi tugas untuk membuat peraturan-peraturan untuk

mencapai kebahagiaan hidup di akhirat, maka diduga keras bahwa ia di sampin

hanya akan mementingkan dan menguntungkan dirinya sendiri, juga akan terbatas

bahkan keliru, karena ia tidak mengetahui apa yang akan terjadi setelah kematian.

Jika demikian, maka “sesuatu” itu adalah Tuhan Yang Maha Mrngetahui,

Allah SWT. dan peraturan yang dibuatnya itu disebut “ agama”.

Page 17: ulumul qur'an

15

Namun tidak semua manusia dapat berhubungan langsung secara jelas

dengan Tuhan, maka untuk memperoleh informasi-Nya itu, Tuhan memilih orang-

orang tertentu yang memilki kesucian jiwa dan kecerdasan pikiran untuk

menyampaikan informasi tersebut kepada mereka. Mereka yang terplih itu

dinamai nabi atau rasul.

Dan para nabi atau rasul yang menerima informasi dari Tuhan untuk

disampaikan kepada manusia itu, harus diberi bukti-bukti agar manusia mau

menerimanya. Bukti-bukti itu dalam islam disebut Mukjizat. Dan mukjizat yang

diberikan kepada nai akhir zaman, penutup para nabi dan rasul adalah Al-Qur’an

Al-Karim.

Al-Qur’an sebagai sumber pertama dan utama bagi hukum islam dan

pedoman hidup manusia.10

Dalam sumber yang berbeda disebutkan Kedudukan Al-Qur’an dalam

Islam sebagai berikut :

1. Al-Qur’an sebagai sumber berbagai disiplin ilmu keislaman

Disiplin ilmu yang bersumber dari Al-Qur’an di antaranya yaitu:

a. Ilmu Tauhid (Teologi)

b. Ilmu Hukum

c. Ilmu Tasawuf

d. Ilmu Filasafat Islam

e. Ilmu Sejarah Islam

f. Ilmu Pendidikan Islam

2. Al-Quran sebagai Wahyu Allah SWT yaitu seluruh ayat Al-Qur’an adalah

wahyu Allah; tidak ada satu kata pun yang datang dari perkataan atau

pikiran Nabi.

3. Kitabul Naba wal akhbar (Berita dan Kabar) arinya, Al-Qur’an merupakan

khabar yang di bawah nabi yang datang dari Allah dan di sebarkan kepada

manusia.

4. Minhajul Hayah (Pedoman Hidup), sudah seharusnya setiap Muslim

menjadikan Al-Qur’an sebagai rujukan terhadap setiap problem yang di

hadapi.

10 Moh Matsna, op.cit. hlm. 56-57

Page 18: ulumul qur'an

16

5. Al-Quran sebagai suatu yang bersifat Abadi artinya, Al-Qur’an itu tidak akan

terganti oleh kitab apapun sampai hari kiamat baik itu sebagai sumber hukum,

sumber ilmu pengetahuan dan lain-lain.

6. Sebagai salah satu sebab masuknya orang arab ke agama Islam pada zaman

rasulallah dan masuknya orang-orang sekarang dan yang akan datang.

7. Al-Qur’an di nukil secara mutawattir artinya, Al-Qur’an disampaikan kepada

orang lain secara terus-menerus oleh sekelompok orang yang tidak mungkin

bersepakat untuk berdusta karena banyaknya jumlah orang dan berbeda-

bedanya tempat tinggal mereka.

8. Al-Qur’an sebagai sumber hukum, seluruh mazhab sepakat Al-Qur’an

sebagai sumber utama dalam menetapkan hukum, dalam kata lain bahwa Al-

Qur’an menempati posisi awal dari tertib sumber hukum dalam berhujjah.15

9. Al-Qur’an di sampaikan kepada nabi Muhammad secara lisan artinya, baik

lafaz ataupun maknanya dari Allah SWT.

10. Al-Qur’an termaktub dalam Mushaf, artinya bahwa setiap wahyu Allah

yang lafaz dan maknanya berasal dari-Nya itu termaktub dalam Mushaf

(telah di bukukan).

11. Agama islam datang dengan al qur'annya membuka lebar-lebar mata

manusia agar mereka manyadari jati diri dan hakikat hidup di muka bumi.

E. Fungsi dan Tujuan Al-Qur’an Diturunkan

1. Petunjuk Bagi Manusia

Sudah tidak diragukan lagi bahwa Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT.

sebagai petunjuk bagi manusia yang bertaqwa kepada-Nya, dan menjadi pedoman

bagi kehidupan mereka.11

Al-Qur’an memberikan petunjuk dalam persoalan-persoalan akidah,

syari’ah, dan akhlak dengan jalan meletakkan dasar-dasar prinsipil mengenai

persoalan-persoalan tersebut.; dan Allah menugaskan Rasul saw., untuk

memberikan keterangan yang lengkap mengenai dasar-dasar itu.

Allah SWT. berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 2-4 yang artinya:

11 Ibid., hlm. 52-55

Page 19: ulumul qur'an

17

“ Kitab ( Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk

bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada

yang gaib, melaksanakan salat, menginfakan sebagian rezeki yang

kami berikan kepada mereka, dan mereka yang beriman kepada

(Al-Qur’an) yang diturunkan kepdamu (Muhammad) dan (kitab-

kitab) yang diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan

adanya akhirat.” (QS. Al-Baqarah : 2-4)

Allah menyatakan bahwa sesungguhnya Al-Qur’an diturunkan ke dunia ini,

disamping menjadi petunjuk, juga berfungsi untuk mewujudkan ishlah

(perbaikan) hal ihwal manusia. Hal-hal yang akan membawa kebaikan hidup

manusia diperingatkan agar dikerjakan dengan sebaik-baiknya, dan hal-hal yang

akan membawa kerugian agar ditinggalkannya. Untuk itulah Allah SWT.

menyuruh yang makruf dan mencegah yang munkar (amar makruf nahi munkar),

menhalalkan yang baik dan suci, serta mengharamkan yang buruk dan kotor.

Melalui Rasulullah, Allah SWT. menyuruh dan melarang hal-hal tersebut di atas.

2. Sumber Pokok Ajaran Islam

Allah SWT. berfirman dalam QS. An-Nahl ayat 89

Artinya: “ Dan kami turunkan kitab (Al-Qur’an) kepadamu untuk

menjelaskan segala sesuatu.” (QS. An-Nahl : 89)

Sudah tidak dapat disangkal lagi bahwa di dalam Al-Qur’an Allah

terangkan segala sesuatu yang diperlukan manusia, baik mengenai urusan akhirat

maupun dunia. Penerangan-penerangan itu adakalanya disampaikan secara garis

besarnya saja (mujmal), adakalanya secara rinci (mufashshal).

Di dalam Al-Qur’an, Allah menerangkan kaidah-kaidah syari’at serta

hukum-hukum-Nya yang cocok diterapkan di segala zaman dan tempat, serta

diperuntukan bagi seluruh umat manusia, tidak dibatasi untuk suatu golongan atau

suatu bangsa saja. Di dalam Al-Qur’an Allah menerangkan hukum yang kully

Page 20: ulumul qur'an

18

(menyeluruh), akidah yang tegas, dalil atau hujjah yang kuat dan akurat untuk

menyatakan kebenaran agama islam. Karena itulah, maka Al-Qur’an dapat

berlaku sepanjang Zaman, hukum-hukumnya yang kully terus dijadikan sumber

hukum bagi hukum-hukum yang lain.

3. Peringatan dan Pelajaran Bagi Manusia

Di dalam Al-Qur’an bnayk terdapat kisah para nabi atau rasul beserta

rasul-Nya. Ada yang mengungkapkan kebaikan-kebaikannya yaitu keatuhan dan

ketaatan umat kepada rasulnya, dan ada yang mengungkapkan keburukan-

keburikannya yaitu keingkaran dan kesombongan umat kepada Rasulnya.

Kesemuaannya itu merupakan peringatan dan pelajara bagi kita. Kisah-kisah

dalam Al-Qur’an itu hanya diamksudkan untuk menguraikan sejarah, melainkan

yang terpenting ialah menggambarkan bagaimana cara yang ditempuh oleh para

nabi atau para rasuldahulu dalam mengembangkan dan menyerukepada kebaikan.

Juga bagaimana tantangan dan penderitaan yang mereka hadapi yang merupakan

peringatan dan penjalaran bagi para penegak agama yang membawa kebenaran

yang hakiki.

Di samping kisah-kisah bisa dijadikan peingatan dan pelajaran bagi

manusia, di dalam Al-Qur’an juga terdapat banyak perumpamaan-perumpamaan

atau amtsal, seperti Al-Qur’an menggambarkan orang yang baik, banyak berguna

bagi manusia lainnya dengan perumpamaan lebah.

Allah SWT. berfirman dalam QS. An-Nahl ayat 68-69 yang artinya,

“ Dan Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah, ‘buatlah sarang di gunung-

gunung, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin

manusia, kemudian makanlah dari segala (macam) buah-buahan lalu

tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu)’. Dari perut

lebah itu keluar minuman (madu) bermacam-macam warnanya, di

dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh

pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda ( kebesaran Allah)

bagi orang yang berfikir “( QS. An-Nahl: 68-69).

Page 21: ulumul qur'an

19

F. Fungsi Al-Qur’an Dari Sudut Subtansinya

Dari sudut subtansinya, fungsi Al-Qur’an sebagaimana tersurat nama-

namanya dalam Al-Qur’an adalah sebagai berikut:

a. Al-Huda (petunjuk), Dalam al-Qur'an terdapat tiga kategori tentang

posisi al-Qur'an sebagai petunjuk. Pertama, petunjuk bagi manusia

secara umum. Kedua, al-Qur'an adalah petunjuk bagi orang-orang

bertakwa. Ketiga, petunjuk bagi orang-orang yang beriman.12

b. Al-Furqon (pemisah), Dalam al-Qur'an dikatakan bahwa ia adalah

ugeran untuk membedakan dan bahkan memisahkan antara yang hak

dan yang batil, atau antara yang benar dan yang salah.

c. Al-Asyifa (obat). Dalam al-Qur'an dikatakan bahwa ia berfungsi sebagai

obat bagi penyakit-penyakit yang ada dalam dada (mungkin yang

dimaksud disini adalah penyakit Psikologis)

d.Al-Mau’izah (nasihat), Didalam Al-Qur’an di katakan bahwa ia

berfungsi sebagai penasihat bagi orang-orang yang bertakwa.

G. Fungsi Al-Qur’an di lihat dari realitas kehidupan manusia

Di lihat dari realitas kehidupan manusia yakni:

a. Al-Qur’an sebagai petunjuk jalan yang lurus bagi kehidupan manusia

b. Al-Qur’an sebagai mukjizat bagi Rasulallah SAW.13

c. Al-Qur’an menjelaskan kepribadian manusia dan ciri-ciri umum yang

membedakannya dari makhluk lain.14

d. Al-Qur’an sebagai korektor dan penyempurna kitab-kitab Allah

sebelumnya

e. Menjelaskan kepada manusia tentang masalah yang pernah

di perselisikan ummat Islam terdahulu.

f. Al-Qur’an berfungsi Memantapkan Iman.13

g. Tuntunan dan hukum untuk menempuh kehiduapan.

12 Nur Kholis. Pengantar Studi Al-Qur’an dan Hadits. (Yogyakarta; TERAS, 2008), hlm.32 13 Muhammad Bambang Irawam, Fungsi-fungsi Al-Qur’an 14 Anwar Rosihan, Pengantar Ilmu Al-Qur’an, (Bandung; CV Pustaka Setia, 2009), hlm.15

Page 22: ulumul qur'an

20

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Al-Qur’an merupakan kalamullah yang di Wahyukan kepada Nabi

Muhammad SAW, melalui perantara Malaikat Jibril. Para ulama banyak yang

berbeda menafsirkan makna Al-Qur’an tetapi kesemuanya mempunyai tujuan

yang sama dan semuanya mensepakati bahwa AL-Qur’an itu memang benar di

bawah oleh Nabi Muhammad SAW.

Al-Qur’an mempunyai nama-nama lain serta fungsi dan kedudukan yang

sangat besar bagi manusia untuk mamahami tentang jati diri dan hakikat hidupnya

di permukaan bumi ini. Al-Qur’an merupakan pedoman pertama bagi manusia

setelah yang keduanya Hadits, yang merupakan sumber hukum pertama bagi

manusia dan tidak ada satupun yang dapat mengganti kedudukan Al-Qu’an

sebagai sumber hukum Isalam, Al-Qur’an itu membahas segala sesuatu secara

global misalnya, Al-Qur’an membahas tentang Sastra tapi Al-Qur’an bukan

merupakan buku sastra tetapi ia membahas sastra yang sangat tinggi dan

sebagainya.

B. SARAN

Setelah kita memahami fungsi dan kadudukan Al-Qur’an tersebut secara

utuh maka kita dapat menjadikan Al-Qur’an sesuatu yang sangat berperan secara

langsung bagi keberlangsungan kehiduapan ummat manusia di permukaan bumi

ini, karna tanpa adanya Al-Qur’an tersebut maka peradapan manusia saat ini akan

kacau, tidak ada rasa hormat antara manusia, tidak terjalinnya silaturahim antara

Muslim, keadaan kehidupan manusia semraut, terjadinya penghardian terhadap

anak yatim dan sebagainya.

Page 23: ulumul qur'an

21

DAFTAR PUSTAKA

Ash-Shiddieqy, T.M. Hasbi. 1972. Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-

Qur’an/Tafsir. Bulan Bintang: Jakarta

Masrur, Fatih. 2011. Samudera Ulumul Qur’an jilid 1. PT Bina Ilmu:

Surabaya

Matsna. 2008. Pendidikan Agama Islam Al-Qur’an Hadits. PT karya

Toha Putra: Semarang

Wahid, Ramli Abdul. 2002. Ulumul Qur’an edisi revisi, cetakan

keempat. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta

Drs. Hafidz Abdurrahman, M.A. 2003. Ulumul Qur’an Praktis

(Pengantar Untuk Memahami Al-Qur’an), cetakan pertama. CV.

IdeA Pustaka Utama: Bogor

Nur Kholis,M.Ag. 2008. Pengantar Studi Al-Qur’an dan Hadits , Penerbit

Teras: Depok Sleman Yogyakarta

Bambang Irawan Muhammad. Fungsi-Fungsi Al-Qur’an

Dr.Anwar Rosihan, M.Ag, 2009. Pengantar Ilmu Al-Qur’an. CV Pustaka

Setia: Bandung