Revisi Noni Baru

82
A. JUDUL PENELITIAN Implementasi Manajemen Promosi Wisata Cirebon The Gate Secret Oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Cirebon. B. LATAR BELAKANG Sektor pariwisata diyakini merupakan salah satu aspek penting untuk meningkatkan citra bangsa. Sebagaimana periode terakhir saat ini bangsa Indonesia telah dikenal secara negatif oleh negara- negara tetangga, maka melalui sektor ini diharapkan identitas sebagai bangsa yang kaya akan keanekaragaman budaya akan kembali lagi. Dengan demikian diharapkan citra buruk yang telah melekat pada bangsa ini lambat laun akan berkurang bahkan bisa hilang sama sekali. Tujuan yang tidak kalah penting dari pengembangan pariwisata menurut Dr James J. Spillane adalah peningkatan segi ekonomi, dengan adanya sektor ini pemasukan (income) akan bertambah, baik 1

Transcript of Revisi Noni Baru

Page 1: Revisi Noni Baru

A. JUDUL PENELITIAN

Implementasi Manajemen Promosi Wisata Cirebon The Gate Secret Oleh

Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Cirebon.

B. LATAR BELAKANG

Sektor pariwisata diyakini merupakan salah satu aspek penting untuk

meningkatkan citra bangsa. Sebagaimana periode terakhir saat ini bangsa

Indonesia telah dikenal secara negatif oleh negara-negara tetangga, maka

melalui sektor ini diharapkan identitas sebagai bangsa yang kaya akan

keanekaragaman budaya akan kembali lagi. Dengan demikian diharapkan

citra buruk yang telah melekat pada bangsa ini lambat laun akan berkurang

bahkan bisa hilang sama sekali.

Tujuan yang tidak kalah penting dari pengembangan pariwisata

menurut Dr James J. Spillane adalah peningkatan segi ekonomi, dengan

adanya sektor ini pemasukan (income) akan bertambah, baik itu untuk negara

berupa devisa khususnya maupun bagi masyarakat luas pada umumnya (J.

Spillane, 1987: 83). Selain itu masih menurut Dr. James J. Spillane jenis-jenis

pariwisata ada bermacam-macam yaitu, pariwisata untuk menikmati

perjalanan (pleasure tourism), untuk rekreasi (recreation tourism), pariwisata

untuk kebudayaan (cultural tourism), pariwisata untuk olahraga (sport

tourism), pariwisata untuk urusan usaha dagang (business tourism), dan yang

terakhir adalah pariwisata untuk konvensi (convention tourism) ( J. Spillane,

1987:29).

1

Page 2: Revisi Noni Baru

Istilah pariwisata di Indonesia baru mulai tumbuh pada awal tahun

1960-an. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan pemerintah

untuk memperoleh devisa dari penghasilan non migas. Peranan pariwisata

dalam pembangunan nasional, di samping sebagai sumber perolehan devisa

juga banyak memberikan sumbangan terhadap bidang-bidang lainnya. Di

antaranya menciptakan dan memperluas lapangan usaha, meningkatkan

pendapatan masyarakat dan pemerintah, mendorong pelestarian lingkungan

hidup dan budaya bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dan

lain sebagainya (Karyono, 1997:89).

Indonesia mempunyai potensi besar untuk menjadi kawasan tujuan

wisata dunia, karena mempunyai tiga unsur pokok yang membedakan

Indonesia dengan negara lain. Hal itu merupakan daya tarik wisatawan untuk

mengunjungi Indonesia, karena rasa keingintahuannya. Ketiga unsur tersebut

adalah masyarakat (people). Masyarakat Indonesia terkenal dengan

keramahannya dan bisa bersahabat dengan bangsa manapun. Potensi ke dua

adalah alam (nature heritage). Indonesia mempunyai alam yang indah, yang

tidak dipunyai negara-negara lain, misalnya pegunungan yang ada di setiap

pulau, pantai yang indah, goa, serta hamparan sawah yang luas dan enak

untuk dinikmati. Potensi yang ketiga adalah budaya (cultural haritage).

Indonesia merupakan negara yang mempunyai kekayaan budaya yang

beragam. Setiap suku, kota, dan pulau mempunyai ciri khas, baik dari segi

logat, baju, bangunan rumah, musik, maupun upacara-upacara adat.

Semuanya menjadi ciri khas bangsa Indonesia sebagai bangsa yang kaya

2

Page 3: Revisi Noni Baru

budaya. Ketiga unsur tersebut yang akan mendukung pesatnya kemajuan

kepariwisataan Indonesia di masa yang akan datang (Infopar edisi No. VI

1997:44).

Pariwisata juga menyentuh berbagai aspek kehidupan masyarakat

antara lain sosial ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan. Selain itu industri

pariwisata tidak hanya terkait pada atraksi wisata, tetapi juga terkait dengan

industri lain, seperti perhotelan, restoran, angkutan (darat, laut, dan udara)

dan produk-produk industri lainnya. Perkembangan pariwisata dewasa ini

sangat pesat dan memberikan peluang terhadap pertumbuhan ekonomi

nasional maupun regional. Untuk itu pembangunan pariwisata terus dipacu

dan pemerintah mempunyai keyakinan bahwa pariwisata dapat menjadi

sektor andalan menggantikan minyak dan gas bumi yang selama ini menjadi

tumpuan pemerintah dalam menunjang penerimaan negara.

Perkembangan dunia pariwisata telah mengalami berbagai perubahan

baik perubahan pola, bentuk dan sifat kegiatan, serta dorongan orang untuk

melakukan perjalanan, cara berpikir, maupun sifat perkembangan itu sendiri.

Pariwisata merupakan industri gaya baru yang mampu menyediakan

pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal kesempatan kerja, pendapatan,

taraf hidup dan dalam mengaktifkan sektor lain di dalam negara penerima

wisatawan. Di samping itu pariwisata sebagai suatu sektor yang kompleks

meliputi industri-industri seperti industri kerajinan tangan, industri

cinderamata, penginapan dan transportasi. Sebagai industri jasa yang

digolongkan sebagai industri ketiga, pariwisata cukup berperan penting

3

Page 4: Revisi Noni Baru

dalam menetapkan kebijaksanaan mengenai kesempatan kerja, dengan alasan

semakin mendesaknya tuntutan akan kesempatan kerja yang tetap

sehubungan dengan selalu meningkatnya wisata di masa yang akan datang.

Sektor pariwisata saat ini menjadi salah satu sektor unggulan bagi pemerintah

Republik Indonesia dalam mendapatkan devisa negara. Didasari atas

fenomena tersebut maka pemerintah Indonesia mencanangkan tahun 2008

sebagai tahun kunjungan Indonesia atau Visit Indonesia Year 2008 oleh

Menteri Kebudayaan Dan Pariwisata, Jero Wacik pada tanggal 26 Desember

2007 dan diharapkan dapat menjaring 7 juta turis asing dan menyumbang

devisa untuk negara dari pertukaran uang asing sebanyak 6,4 milyar dolar

Amerika setahun. Untuk meningkatkan jumlah kunjungan pariwisata ke

Indonesia khususnya ke Jawa Barat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat

mencanangkan program Visit West Java 2008. Program ini dijadikan sebagai

upaya untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Propinsi Jawa

Barat dan juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui

pembangunan sektor pariwisata. Untuk menyukseskan program tersebut perlu

diikuti dengan kesiapan dari seluruh daerah Provinsi Jawa Barat. Kesiapan

tersebut dapat dilakukan dengan membangun dan mengembangkan potensi

sumber daya yang ada di daerah. Kota Cirebon adalah salah satu daerah

tujuan wisata di Provinsi Jawa Barat.

Kota Cirebon adalah sebuah kota mandiri terbesar kedua di Provinsi

Jawa Barat, setelah ibukota Jawa barat, yakni Kota Bandung. Kota ini berada

di pesisir Laut Jawa, di jalur pantura. Jalur Pantura Jakarta - Cirebon -

4

Page 5: Revisi Noni Baru

Semarang merupakan jalur terpadat di Indonesia. Kota Cirebon juga adalah

kota terbesar keempat di wilayah Pantura setelah Jakarta, Surabaya, dan

Semarang. Karena letaknya yang sangat strategis yakni di persimpangan

antara Jakarta, Bandung, dan Semarang, menjadikan kota Cirebon sangat

cocok dan potensial untuk berinvestasi dalam segala bidang investasi seperti

hotel, rumah makan, pusat perbelanjaan baru, pendidikan. Sehingga Kota

Cirebon merupakan pilihan yang sangat tepat untuk berinvestasi. Dengan

didukung oleh kegiatan ekonomi yang baik dan terpadu menjadikan Kota

Cirebon berkembang menjadi Kota Metropolitan ketiga di Jawa Barat setelah

metropolitan BoDeBeK( Bogor, Depok, Bekasi) yang merupakan hinterland /

kota penyangga bagi ibukota Jakarta dan Metropolitan Bandung.

Kota Cirebon merupakan pusat bisnis, Industri, dan jasa di wilayah

Jawa Barat bagian timur dan utara. Banyak sekali Industri baik skala kecil,

menengah, dan besar menanamkan modalnya di kota wali, Cirebon. Dengan

didukung oleh banyaknya orang - orang yang bekerja, beraktifitas dan

menuntut ilmu di Kota Cirebon, sekitar kurang lebih 1 juta orang,

Menjadikan kota Cirebon lebih hidup. Pembangunan di Kota Cirebon juga

menggeliat dan menunjukkan respons positif, hal ini terbukti dengan

banyaknya bangunan - bangunan besar dan tinggi yang berada di jalan - jalan

utama kota Cirebon.

Melihat kondisi demikian, maka Pemerintah Kota Cirebon dewasa ini

sedang memacu pembangunan sektor pariwisata, hal ini terlihat dengan

5

Page 6: Revisi Noni Baru

adanya upaya Pemerintah Daerah dalam melakukan pengembangan dalam

sektor tersebut

Pengembangan Kota Cirebon dalam bidang pariwisata tidak dapat

dipisahkan dengan potensi wisata yang ada di wilayah administrasi Kota

Cirebon. Secara internal Kota Cirebon mempunyai objek wisata khas yang

tidak dimiliki oleh daerah lain: seperti Keraton Kesepuhan, Keraton

Kanoman, dan Gua Sunyaragi. Keberadaan objek wisata ini tidak hanya

menampilkan visualisasi belaka namun ditunjang dengan pelestarian tradisi

dan budaya khas Cirebon, sehingga menimbulkan daya tarik yang kuat bagi

para wisatawan.

Kondisi ini ditunjang dengan daya tarik wisata di sekitar Kota

Cirebon, seperti Makam Sunan Gunung Djati, dan objek wisata alam di

Kabupaten Cirebon maupun Kabupaten Kuningan, sehingga menjadikan

wilayah Cirebon sebagai darah tujuan wisata yang sangat menarik.

Statistik Pariwisata di Kota Cirebon Tahun 2003

Objek Pariwisata Luas (Ha) Tenaga Kerja Pengunjung

(1) (2) (3) (4)

Taman Ade Irma 2 35 70.421

Kraton Kesepuhan 12 38 43.258

Kraton Kanoman 5 15 2.666

Gua Sunyaragi 2,5 11 7.764

Sumber: BPS Kota Cirebon Tahun 2003

Maka dapat diketahui bahwa Kota Cirebon memiliki potensi yang

sangat besar untuk menjadi kota tujuan wisata. Selain banyaknya tempat

wisata yang menarik, Kota Cirebon juga memiliki jumlah kesenian yang

6

Page 7: Revisi Noni Baru

tidak kalah banyaknya dengan jumlah tempat wisata yang terdapat di Kota

Cirebon. Kesenian yang paling terkenal dari Cirebon adalah kesenian Tarling

(gitar dan suling) dan kesenian Tari Topeng Cirebonan. Selain kesenian

Cirebon yang dapat dijadikan salah satu factor Kota Cirebon sebagai tempat

tujuan wisata, Kota Cirebon juga banyak memiliki kuliner khas yang menjadi

ciri khas dari Kota Cirebon. Salah satunya adalah Nasi Jamblang, Tahu

Gejrot dan Terasi Cirebon.

Dari paparan tentang Kota Cirebon tentang tempat wisata serta

kesenian dan ciri khas Kota Cirebon. Maka Kota Cirebon memang layak

untuk dijadikan kota tujuan wisata bagi para wisatawan. Dan dalam hal ini

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Cirebon sebagai instansi pemerintah

yang mempunyai wewenang melaksanakan kegiatan di bidang pariwisata dan

kebudayaan. Kegiatan dan wewenang yang dapat dilakukan oleh Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Kota Cirebon diantaranya adalah promosi wisata.

Cara ini merupakan salah satu bagian dari strategi komunikasi dalam

meningkatkan pariwisata di kota Cirebon. Adapun strategi komunikasi yang

digunakan dalam meningkatkan pariwisata di Kota Cirebon salah satunya

adalah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Cirebon telah melaunching

branding pariwisata bagi Kota Cirebon dengan nama “Cirebon The Gate

Secret”. Branding pariwisata ini baru saja dilaunching pada 18 April 2010

dengan tujuan agar para wisatawan berminat untuk datang dan menetapkan

Kota Cirebon sebagai salah satu kota tujuan wisata bagi para pelancong, baik

dalam negeri maupun luar negeri. Dilihat dari banyaknya tempat wisata yang

7

Page 8: Revisi Noni Baru

masih banyak belum diketahui oleh orang banyak branding pariwisata ini

dinilai sangat efektif untuk menarik wisatawan agar berkeinginan datang

mengujungi Kota Cirebon. Akan tetapi karena merupakan branding

pariwisata baru maka masih terlihat beberapa kendala yang dihadapi oleh

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan selaku dinas terkait yang mengurusi

masalah tentang promosi pariwisata Kota Cirebon ini. Masalah-masalah yang

terlihat dari masih “hangatnya” branding pariwisata Kota Cirebon ini adalah

masih banyak dari masyarakat yang belum mengetahui tentang branding

pariwisata yang dimiliki oleh Kota Cirebon ini.Sebagian masyarakat masih

“buta” akan informasi tentang Cirebon The Gate Secret yang merupakan

branding pariwisata Kota Cirebon. Hal ini dikarenakan masih kurang

maksimalnya usaha dari pihak terkait dalam promosi wisata Cirebon The

Gate Secret tersebut. Dapat dilihat juga dari berbagai informasi yang terdapat

di situs-situs pemerintah Kota Cirebon dan situs yang dimiliki oleh Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Kota Cirebon masih sangat minim akan

informasi tentang apa dan bagaimana program promosi wisata Cirebon The

Gate Secret tersebut dan tujuan dibuatnya serta masih banyak juga informasi-

informasi yang harusnya dipaparkan agar masyarakat luas dapat mengetahui

apa dan bagaimana sebenarnya Cirebon The Gate Secret. Selain itu juga

masih kurangnya informasi tentang program-program yang ditawarkan dari

adanya branding pariwisata ini merupakan salah satu alasan dari kurang

sosialisasi yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait khususnya Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Kota Cirebon. Padahal promosi wisata ini

8

Page 9: Revisi Noni Baru

sangatlah bagus untuk meningkatkan jumlah pendapatan daerah Kota Cirebon

selain yang berasal dari sektor-sektor vital lainnya. Selain itu juga keberadaan

branding pariwisata dalam mempromosikan suatu daerah merupakan

peraturan dari pemerintah pusat dan daerah dalam rangka untuk

mengembangkan potensi dari daerah masing-masing. Seperti Indonesia yang

telah memiliki branding pariwisata Visit Indonesia dan Jawa Barat yang

memiliki Visit West Java. Oleh karena hal ini Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kota Cirebon harus berupaya secara maksimal dalam promosi

wisata Cirebon The Gate Secret agar masyarakat dapat mengetahui bahwa

Kota Cirebon memiliki branding pariwisata, Setelah melihat fenomena

tersebut, maka peneliti berkeinginan untuk meneliti bagaimana implementasi

manajemen promosi wisata yang akan dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata

dan Kebudayaan selaku dinas yang terkait dalam hal promosi branding

pariwisata “Cirebon The Gate Secret”. Agar dapat lebih diketahui lagi oleh

masyarakat umumnya masyarakat Indonesia dan khususnya masyarakat

Cirebon.

C. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka

yang menjadi perumusan masalah penelitian ini adalah:

“Bagaimanakah implementasi manajemen promosi wisata oleh Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Kota Cirebon dalam program Cirebon The Gate

Secret”.

9

Page 10: Revisi Noni Baru

D. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini tidak lain bertujuan untuk:

1. Mengetahui dan menggambarkan bagaimana implementasi manajemen

dari program promosi wisata Cirebon The Gate Secret yang dijalankan

oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Cirebon.

2. Mengetahui strategi promosi wisata apa saja yang digunakan pada

program promosi wisata Cirebon The Gate Secret sehingga dapat

diketahui oleh masyarakat Indonesia pada umumnya dan msayarakat Kota

Cirebon pada khususnya.

3. Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kota Cirebon dalam promosi wisata Cirebon The Gate

Secret.

E. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat yang yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dan wawasan bagi ilmu-ilmu social, khususnya Ilmu

Komunikasi, yaitu pada tataran Komunikasi Pemasaran.

2. Manfaat Praktis

a. Diharapkan hasil penelitian ini akan menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan serta bermanfaat untuk menguji kemampuan peneliti

berkaitan dengan penelitian.

10

Page 11: Revisi Noni Baru

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran bagi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Cirebon,

maupun memberikan informasi bagi masyarakat luas serta institusi-

institusi yang berkepentingan dengan kajian penelitian.

F. KAJIAN TEORI

1. Pariwisata

Pariwisata berasal dari bahasa Sangsakerta , terdiri dari dua suku

kata, yaitu “ pari” dan “ wisata” . Pari berarti banyak, berkali-kali atau

berputar-putar, sedangkan wisata berarti perjalanan atau bepergian. Jadi

pariwisata berarti perjalanan yang dilakukan secara berkali-kali atau

berkeliling. Pengertian tentang Pariwisata dan wisatawan timbul di

Perancis pada akhir abad ke 17. Tahun 1972 Maurice menerbitkan buku

petunjuk “The True Quide For Foreigners Travelling in France to

Appriciate its Beealities, Learn the language and take exercise. Dalam

buku ini disebutkan ada dua perjalanan yaitu perjalanan besar dan kecil

(Grand Tour dan Perit Tour).

Terdapat pula beberapa pengertian tentang pariwisata yang

dikemukakan oleh beberapa ahli dan berdasarkan undang-undang:

a) Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 pada bab I pasal 1, bahwa Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Artinya semua kegiatan dan urusan yang ada kaitannya dengan perencanaan, pengaturan, pelaksanaan, pengawasan, pariwisata baik yang dilakukan oleh pemerintah, pihak swasta dan masyarakat disebut Kepariwisataan.

b) Nyoman S. Pendit (1999:33) menjelaskan tentang kepariwisataan sebagai berkut : Kepariwisataan juga dapat memberikan dorongan

11

Page 12: Revisi Noni Baru

langsung terhadap kemajuan kemajuan pembangunan atau perbaikan pelabuhan pelabuhan (laut atau udara), jalan-jalan raya, pengangkutan setempat,program program kebersihan atau kesehatan, pilot proyek sasana budaya dan kelestarian lingkungan dan sebagainya. Yang kesemuanya dapat memberikan keuntungan dan kesenangan baik bagi masyarakat dalam lingkungan daerah wilayah yang bersangkutan maupun bagi wisatawan pengunjung dari luar. Kepariwisataan juga dapat memberikan dorongan dan sumbangan terhadap pelaksanaan pembangunan proyek-proyek berbagai sektor bagi negara-negara yang telah berkembang atau maju ekonominya, dimana pada gilirannya industri pariwisata merupakan suatu kenyataan ditengah-tengah industri lainnya.

c) Menurut Richard Sihite dalam Marpaung dan Bahar ( 2000:46-47) menjelaskan definisi pariwisata sebagai berikut : Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamsyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

d) Menurut Prof. Salah Wahab dalam Oka A Yoeti (1994, 116.). Pariwisata adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian antara orang-orang dalam suatu Negara itu sendiri/ luar negeri, meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain untuk sementara waktu mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya, dimana ia memperoleh pekerjaan tetap. Jadi definisi pariwisata secara luas adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, ' bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok dan tidak untuk mencari keuntungan, sebagai usaha mencari keseimbangan, atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dan dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.

e) Robert McIntosh dan Shashikant Gupta (dalam Pendit, 1999:37). Pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah tuan rumah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan-wisatawan ini serta para pengunjung lainnya.

f) Pariwisata adalah perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan- tujuan diluar tempat dimana mereka biasanya hlidup dan bekerja dan kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu ( Burkart dan Medik ,1987).

12

Page 13: Revisi Noni Baru

Ada beberapa jenis-jenis pariwisata antara lain :1. Wisata Budaya

Yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk

memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan

kunjungan atau peninjauan ketempat lain atau ke luar negeri,

mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan adat istiadat mereka, cara

hidup mereka, budaya dan seni mereka. Seiring perjalanan serupa

ini disatukan dengan kesempatan–kesempatan mengambil bagian

dalam kegiatan–kegiatan budaya, seperti eksposisi seni (seni tari,

seni drama, seni musik, dan seni suara), atau kegiatan yang

bermotif kesejarahan dan sebagainya.

2. Wisata Maritim atau Bahari

Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olah raga di air,

lebih–lebih di danau, pantai, teluk, atau laut seperti memancing,

berlayar, menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi

berselancar, balapan mendayung, melihat–lihat taman laut dengan

pemandangan indah di bawah permukaan air serta berbagai

rekreasi perairan yang banyak dilakukan daerah–daerah atau

negara–negara maritim, di Laut Karibia, Hawaii, Tahiti, Fiji dan

sebagainya. Di Indonesia banyak tempat dan daerah yang memiliki

potensi wisata maritim ini, seperti misalnya Pulau–pulau Seribu di

Teluk Jakarta, Danau Toba, pantai Pulau Bali dan pulau–pulau

kecil sekitarnya, taman laut di Kepulauan Maluku dan sebagainya.

Jenis ini disebut pula wisata tirta.

13

Page 14: Revisi Noni Baru

3. Wisata Cagar Alam (Taman Konservasi)

Untuk jenis wisata ini biasanya banyak diselenggarakan oleh agen

atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha–usaha dengan

jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman

lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang

kelestariannya dilindungi oleh undang–undang. Wisata cagar alam

ini banyak dilakukan oleh para penggemar dan pecinta alam dalam

kaitannya dengan kegemaran memotret binatang atau marga satwa

serta pepohonan kembang beraneka warna yang memang mendapat

perlindungan dari pemerintah dan masyarakat. Wisata ini banyak

dikaitkan dengan kegemaran akan keindahan alam, kesegaran hawa

udara di pegunungan, keajaiban hidup binatang dan marga satwa

yang langka serta tumbuh–tumbuhan yang jarang terdapat di

tempat–tempat lain. Di Bali wisata Cagar Alam yang telah

berkembang seperti Taman Nasional Bali Barat dan Kebun Raya

Eka Karya

4. Wisata Konvensi

Yang dekat dengan wisata jenis politik adalah apa yang dinamakan

wisata konvensi. Berbagai negara pada dewasa ini membangun

wisata konvensi ini dengan menyediakan fasilitas bangunan

dengan ruangan–ruangan tempat bersidang bagi para peserta suatu

konfrensi, musyawarah, konvensi atau pertemuan lainnya baik

yang bersifat nasional maupun internasional. Jerman Barat

14

Page 15: Revisi Noni Baru

misalnya memiliki Pusat Kongres Internasiona (International

Convention Center) di Berlin, Philipina mempunyai PICC

(Philippine  International Convention Center) di Manila dan

Indonesia mempunyai Balai Sidang Senayan di Jakarta untuk

tempat penyelenggaraan sidang–sidang pertemuan besar dengan

perlengkapan modern. Biro konvensi, baik yang ada di Berlin,

Manila, atau Jakarta berusaha dengan keras untuk menarik

organisasi atau badan–badan nasional maupun internasional untuk

mengadakan persidangan mereka di pusat konvensi ini dengan

menyediakan fasilitas akomodasi dan sarana pengangkutan dengan

harga reduksi yang menarik serta menyajikan program–program

atraksi yang menggiurkan

5. Wisata Pertanian (Agrowisata)

Sebagai halnya wisata industri, wisata pertanian ini adalah

pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek–proyek

pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya dimana

wisatawan rombongan dapat mengadakan kunjungan dan

peninjauan untuk tujuan studi maupun melihat–lihat keliling

sambil menikmati segarnya tanaman beraneka warna dan suburnya

pembibitan berbagai jenis sayur–mayur dan palawija di sekitar

perkebunan yang dikunjungi.

15

Page 16: Revisi Noni Baru

6. Wisata Berburu

Jenis ini banyak dilakukan di negeri–negeri yang memang memiliki

daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan

digalakan oleh berbagai agen atau biro perjalanan. Wisata buru ini diatur

dalam bentuk safari buru ke daerah atau hutan yang telah ditetapkan oleh

pemerintah negara yang bersangkutan, seperti berbagai negeri di Afrika

untuk berburu gajah, singa, ziraf, dan sebagainya. Di India, ada daerah–

daerah yang memang disediakan untuk berburu macan, badak dan

sebagainya, sedangkan di Indonesia, pemerintah membuka wisata buru

untuk daerah Baluran di Jawa Timur dimana wisatawan boleh menembak

banteng atau babi hutan.

7. Wisata Ziarah

Jenis wisata ini sedikit banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat

istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata

ziarah banyak dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat–

tempat suci, ke makam–makam orang besar atau pemimpin yang

diagungkan, ke bukit atau gunung yang dianggap keramat, tempat

pemakaman tokoh atau pemimpin sebagai manusia ajaib penuh legenda.

Wisata ziarah ini banyak dihubungkan dengan niat atau hasrat sang

wisatawan untuk memperoleh restu, kekuatan batin, keteguhan iman dan

tidak jarang pula untuk tujuan memperoleh berkah dan kekayaan

melimpah. Dalam hubungan ini, orang–orang Khatolik misalnya

melakukan wisata ziarah ini ke Istana Vatikan di Roma, orang–orang

Islam ke tanah suci, orang–orang Budha ke tempat–tempat suci agama

Budha di India, Nepal, Tibet dan sebagainya. Di Indonesia banyak

16

Page 17: Revisi Noni Baru

tempat–tempat suci atau keramat yang dikunjungi oleh umat–umat

beragama tertentu, misalnya seperti Candi Borobudur, Prambanan, Pura

Basakih di Bali, Sendangsono di Jawa Tengah, makam Wali Songo,

Gunung Kawi, makam Bung Karno di Blitar dan sebagainya. Banyak

agen atau biro perjalanan menawarkan wisata ziarah ini pada waktu–

waktu tertentu dengan fasilitas akomodasi dan sarana angkuatan yang

diberi reduksi menarik ke tempat–tempat tersebut di atas. 

8. Wisata Olah Raga ( Sports Tourism )

Jenis ini dibagi dalam dua kategori :

1. Big Sports Event

Adalah peristiwa – peristiwa olah raga besar seperti Olympiade

Games, kejuaraan Sepak bola dunia dan lain – lain yang

menarik tidak hanya bagi olahragawannya, tapi juga bagi

penonton dan pendukungnya.

2. Sporting Tourism of The Practitioners

Adalah pariwisata olah raga bagi mereka yang ingin berlatih

dan mempraktekkannya sendiri, seperti mendaki gunung,

memancing, berburu dan lain sebagainya. (Yoety A, 1979:33-

34).

Bentuk – bentuk Pariwisata atau Pengelompokan pariwisata

menurut bentuknya berdasarkan pada lama kunjungan dan efek

ekonomi dari pariwisata yang diperinci sebagai berikut : 

17

Page 18: Revisi Noni Baru

1. Pariwisata Perorangan ( individual) dan kolektif ( organized)

Yang dimaksud dengan pariwisata perorangan (individual)

adalah dimana seorang wisatawan atau satu group wisatawan

yang dalam melakukan perjalanan dengan cara mengatur

sendiri. Mereka mengatur tentang programnya, menentukan

tujuan, dan mengatur kebutuhan-kebutuhan selama perjalanan.

Sedangkan yang dimaksud dengan dengan pariwisata yang

diorganisir ( organized tourism) adalah para wisata dimana cara

pengaturan perjalanannya , baik program maupun penentuan

waktunya dilaksanakan oleh travel agent atau tour operator.

2. Pariwisata jangka pendek dan jangka panjang

Yang dimaksud dengan pariwisata jangka pendek dimana lama

perjalanannya diantara satu minggu sampai sepuluh hari.

Penelitian ilmiah terhadap pariwisata pertamakali dilakukan pada

permulaan abad XX. Setelah Perang Dunia II, perkembangan

pariwisata makin pesat dan mantap. Dengan demikian, pariwisata

menjadi salah satu dari kegiatan masa kini yang paling khas

dengan konsekuensi social, politis, ekonomis, dan hukum yang

cukup besar (J. Spillane,1994:27).

Menurut James J. Spillane, penelitian tentang pariwisata

secara kronologis dapat digolongkan kedalam empat kelompok,

yaitu:

18

Page 19: Revisi Noni Baru

a. Pendekatan Advocacy

Pendekatan ini mendukung pariwisata dengan tekanannya pada

keuntungan ekonomis, pendekatan Advocacy mencapai

puncaknya pada tahun 1960-an.

b. Pendekatan Cautionary

Pendekatan kedua ini muncul pada tahun 1970-an. Sebaliknya

pendekatan ini memandang bahwa pariwisata dapat

mengakibatkan banyak kerugian (disbenefits) dalam aspek

sosio-ekonomi.

c. Pendekatan Adaptancy

Menyebutkan bahwa pengaruh negative pariwisata dapat

dikontrol dengan mencari bentuk lain perkembangan

pariwisata yang selama ini sudah dikenal secara umum atau

dengan menyesuaikannya dengan Negara/daerah tujuan wisata.

d. Pendekatan Developmental

Menganggap bahwa pariwisata dapat disesuaikan dengan

keadaan masyarakat tuan rumah dan peka akan selera

masyarakat tuan rumah tersebut.

Model allosentris / psikosentris Plog dianggap bagian dari

bidang yang dikenal sebagai psikografis, yang pada gilirannya

adalah bagian dari bidang pemasaran wisata. Penelitian psikografis

banyak kegunaanya. Salah satu contoh pokok bahasan untuk

penelitian pariwisata adalah iklan dan promosi yang memfokuskan

19

Page 20: Revisi Noni Baru

pesan pada kelompok wisatawan yang tepat. Psikologi, keinginan

pribadi, motivasi, dan kebutuhan-kebutuhan dasar wisatawan dapat

dirangsang melalui pesan yang sangat terfokus (Plog dalam

Ross,1998:49-52).

Meskipun model Plog (1972) secara umum mendapat

dukungan, masih banyak perbaikan yang harus dilakukan. Dari

sudut teori, hasil kajiannya menunjukkan bahwa teori-teori

kepribadian mungkin berguna untuk menjelaskan fenomena

pariwisata. Selanjutnya dukungan dan perbaikan atas model yang

mereka ciptakan juga akan membawa berbagai jenis implikasi

praktis bagi pengembangan tempat tujuan, memfokuskan layanan,

serta iklan promosi (Nickerson dan Ellis dalam Ross, 1998:54-56).

Sementara itu, Um dan Crompton (1990, 1991) secara

mengembangkan sebuah kerangka pilihan tempat tujuan wisata

sebagai latar belakang kajian mereka. Kerangka ini juga

memperkenalkan tiga konsep, yaitu perangkat kesadaran, ingatan,

dan pemilihan tempat tujuan wisata. Ketiga konsep tersebut juga

disebut sebagai konsep masukan eksternal. internal dan konsep

kognitif. Masukan eksternal yaitu brupa jumlah dari interaksi

social dan komunikasi pemasaran yang dialami calon wisatawan.

Interasksi dan komunikasi dikelompokkan ke dalam stimulus

social (Howard & Sneth dalam Ross, 1998:69). Stimulus

signifikatif adalah stimulus yang diperoleh karena benar-benar

20

Page 21: Revisi Noni Baru

mengunjungi calon tempat tujuan. Stimulus simbolik adalah kata,

kalimat, dan gambar yang disebarkan industry wisata untuk

promosi melalui media. Stimulus social berasal dari orang lain

dalam interaksi tatap muka (Ross, 1998:69).

Adapun masalah internal dapat berupa proses

perkembangan perlahan-lahan perangkat ingatan dari perangkat

kesadaran mengenai tempat tujuan. Sedangkan konsep kognitif

berupa pembentukan keyakinan subyektif tentang ciri masing-

masing tempat tujuan dari beberapa pilihan yang tersedia, dengan

mengumpulkan informasi secara aktif dan akhirnya menuju

pemilihan tempat tujuan tertentu (Ross, 1998:69).

2. Manajemen Pariwisata

Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam mencapai

suatu tujuan dari suatu organisasi. Dalam hal ini adalah pariwisata, salah

satu aspek yang sangat penting dalam pariwisata adalah manajemen.

Apabila manajemen yang dijalankan dalam suatu program pariwisata

berjalan dengan baik, maka bisa dipastikan suatu program yang sedang

dijalankan akan berjalan sesuai dengan keinginan. Mengingat manajemen

sangat penting bagi pariwisata, maka disini akan dijelaskan terlebih dahulu

pemahaman tentang manajemen secara umum maupun secara khusus.

Istilah manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement,

yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum

memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Kata

21

Page 22: Revisi Noni Baru

manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia maneggiare yang berarti

“mengendalikan,” terutamanya “mengendalikan kuda” yang berasal dari

bahasa latin manus yang berati “tangan”. Kata ini mendapat pengaruh dari

bahasa Perancis manège yang berarti “kepemilikan kuda” (yang berasal

dari Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah

Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia. Bahasa Prancis lalu mengadopsi

kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni

melaksanakan dan mengatur.

Dan selain itu terdapat beberapa definisi tentang manajemen yang

dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya adalah:

a. Menurut George R. Terry dalam Malayu (1984:3) dalam bukunya “Principles of Management” (Homewood Illinois, Sixth edition, Richard Irwin , Inc., 1972): Manajemen merupakan suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.

b. Pengertian manajemen menurut Drs. M. Manullang (1996:15), manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan dari sumber daya, terutama sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

c. Manajemen menurut Patterson dan E.G. Plowman dalam Malayu (1984:3) “Business Organization and Management “ (fifth edition,Homewood) dapat didefinisikan sebagai suatu teknik, maksud dan tujuan dari sekelompok manusia tertentu yang ditetapkan, dijelaskan dan dijalankan.

d. Sedangkan manajemen menurut Drs. Malayu S.P. Hasibuan (1984:3) adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

e. Manajemen menurut Harold Koontz dan Cyril O’Donnel dalam Malayu (1984:3) adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi

22

Page 23: Revisi Noni Baru

perencanaan, pengorganisasian, penempatan, penggerakan, dan pengendalian.

Selain itu manajemen juga memiliki beberapa fungsi dan juga

pengertiannya. Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan

selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan

acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.

Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis

Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia

menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu perencanaan,

pengorganisasian, penyusunan, mengordinasi, dan mengendalikan atau

pengawasan. Dan berikut adalah fungsi-fungsi yang terdapat dalam

manajemen:

1. Perencanaan (planning)

Adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang

dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan

secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu.

Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil

tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan

dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan

merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena

tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.

2. Pengorganisasian (organizing)

Dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi

kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah

23

Page 24: Revisi Noni Baru

manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang

dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi

tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan

tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya,

bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang

bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan

harus diambil.

3. Penyusunan (Staffing)

Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan

personalia pada suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja,

pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga petugas

member daya guna maksimal kepada organisasi. Dalam hal ini

organizing dan staffing merupakan dua fungsi yang sangat erat

hubungannya. Organizing yaitu berupa penyusunan wadah legal untuk

menampung berbagai kegiatan yang harus dilaksanakan pada suatu

organisasi, sedangkan staffing berhubungan dengan penerapan orang-

orang yang akan memangku masing-masing jabatan yang ada di dalam

organisasi tersebut.

4. Pengordinasian (Coordinating)

Coordinating merupakan salah satu fungsi manajemen untuk

melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan,

percekcokan, kekosongan, kegiatan, dengan jalan menghubungkan,

menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat

24

Page 25: Revisi Noni Baru

kerja sama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan organisasi.

Usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan itu, antara lain

dengan member instruksi, perintah, mengadakan, pertemuan, untuk

memberikan penjelasan, bimbingan atau nasehat dan mengadakan

coaching dan bila perlu memberi teguran.

5. Pengawasan(Controlling)

Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah

salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila

perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan

dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan

yang telah digariskansemula(Manulang,1996:18-20).

Manajemen pariwisata adalah cara mengelola suatu pariwisata yang

bisa menghasilkan suatu nilai ekonomis atau keuntungan untuk

masyarakat disekitarnya dan pemerintah. Dalam mengembangkan

pariwisata di suatu tempat atau daerah sangat dibutuhkan suatu

manajemen pariwisata yang baik agar pariwisata di daerah menjadi

maju dan bisa menghasilkan manfaat untuk masyarakat sekitar

ataupun pemerintah.

Oleh karena itu suatu obyek pariwisata harus memenuhi tiga

kriteria agar obyek tersebut diminati pengunjung, yaitu :

a. Something to see adalah obyek wisata tersebut harus mempunyai

sesuatu yang bisa di lihat atau di jadikan tontonan oleh pengunjung

wisata. Dengan kata lain obyek tersebut harus mempunyai daya tarik

25

Page 26: Revisi Noni Baru

khusus yang mampu untuk menyedot minat dari wisatawan untuk

berkunjung di obyek tersebut.

b. Something to do adalah agar wisatawan yang melakukan pariwisata di

sana bisa melakukan sesuatu yang berguna untuk memberikan

perasaan senang, bahagia, relax berupa fasilitas rekreasi baik itu arena

bermain ataupun tempat makan, terutama makanan khas dari tempat

tersebut sehingga mampu membuat wisatawan lebih betah untuk

tinggal di sana.

c. Something to buy adalah fasilitas untuk wisatawan berbelanja yang

pada umumnya adalah ciri khas atau icon dari daerah tersebut,

sehingga bisa dijadikan sebagai oleh-oleh (Yoeti, 1985:164).

Agar suatu obyek wisata dapat dijadikan sebagai salah satu obyek

wisata yang menarik, maka faktor yang sangat menunjang adalah

kelengkapan dari sarana dan prasarana obyek wisata tersebut. Karena

sarana dan prasarana juga sangat diperlukan untuk mendukung dari

pengembangan obyek wisata. Menurut Yoeti dalam bukunya Pengantar

Ilmu Pariwisata (1985:181), mengatakan : “Prasarana kepariwisataan

adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana kepariwisataan

dapat hidup dan berkembang sehingga dapat memberikan pelayanan untuk

memuaskan kebutuhan wisatawan yang beraneka ragam”. Prasarana

kepariwisataan tersebut antara lain :

a. Perhubungan: jalan raya, rel kereta api, pelabuhan udara dan laut,

terminal.

26

Page 27: Revisi Noni Baru

b. Instalasi pembangkit listrik dan instalasi air bersih.

c. Sistem telekomunikasi, baik itu telepon, telegraf, radio, televisi, kantor

pos

d. Pelayanan kesehatan baik itu puskesmas maupun rumah sakit.

e. Pelayanan keamanan baik itu pos satpam penjaga obyek wisata

maupun pos-pos polisi untuk menjaga keamanan di sekitar obyek

wisata.

f. Pelayanan wistawan baik itu berupa pusat informasi ataupun kantor

pemandu wisata.

g. Pom bensin.

Selain sarana dan prasarana untuk meningkatkan kemajuan sebuah

objek wisata dibutuhkan suatu pelayanan informasi yang serba cepat

efisien, dan efektif mengenai tujuan wisata beserta obyek-obyek yang

menarik yang ada untuk memudahkan wisatawan yang berkunujung .

Secara umum teknologi informasi akan sangat bermanfaat dalam

penyajian informasi yang cepat, mudah dan akurat yang sangat dibutuhkan

oleh wisatawan. Salah satu dari sekian banyak teknologi informasi yang

bermanfaat bagi wisatawan dan dapat diakses dengan mudah dari manapun

adalah internet. Internet menghubungkan sejumlah komputer menjadi

suatu jaringan komputer. Hubungan antara komputer ini dapat melalui

jaringan telepon biasa, atau jaringan digital khusus, sehingga dengan

keberadaan jaringan telepon yang dapat menghubungkan lokasi-lokasi

yang berbeda seberapapun jauhnya, maka dengan komputer yang

27

Page 28: Revisi Noni Baru

tersambung ke jaringan komputer kita dapat mengakses data dari lokasi

yang berjauhan. Dengan keberadaan internet, pengguna dapat meminta

informasi pariwisata untuk suatu daerah dengan hanya mengetikkan nama

lokasi alamat internet.

Selain sebagai media penyedia informasi internet juga dapat

memudahkan wisatan untuk berinteraksi dengan operator pariwisata yang

dikehendakinya. Antara lain untuk kepentingan pemesanan kamar hotel,

tiket perjalanan, tiket pertunjukan dan mengakses segala kebutuhan

informasi pariwisata lainnya sehingga sangat memudahkan dan

menghemat biaya serta menghemat waktu karena tidak perlu pergi sendiri

ke tempat penjualannya. Walaupun demikian, sampai saat ini operator

pariwisata yang telah memanfaatkan internet untuk melayani

pelanggannya masih sangat sedikit.

3. Cirebon The Gate Secret

Seperti telah disebutkan dilatar belakang diatas, diadakannya

branding pariwisata Visit Indonesia dan Visit West Java oleh pemerintah

pusat dan pemerintah daerah. Mengharuskan juga daerah otonomi yang

berada di bawah naungan pemerintah Jawa Barat membuat sebuah

branding pariwisata dalam rangka memperkenalkan keunikan dan

kekhasan daerah masing-masing sehingga nantinya diharapkan pariwisata

di Indonesia dapat menggeliat kembali. Salah satu daerah di Jawa Barat

yang juga membuat sebuah branding pariwisata adalah Kota Cirebon.

Daerah yang berbatasan langsung dengan Jawa Barat dan Jawa Tengah ini

28

Page 29: Revisi Noni Baru

melaunching sebuah branding pariwisata dengan nama, “Cirebon The

Gate Secret”.

Cirebon the gate secret merupakan sebuah branding pariwisata

yang dimiliki oleh Kota Cirebon. Branding pariwisata ini baru saja di

launching dan diresmikan oleh Walikota Cirebon Subardi, pada hari

Minggu tanggal 18 April 2010. Dan dengan adanya program itu,

diharapkan dapat memperkenalkan makna kebudayaan Cirebon yang

selama ini belum terungkap. Launching branding pariwisata Kota Cirebon

ini bertujuan juga untuk menarik minat wisatawan yang penasaran akan

kebudayaan dan kekhasan yang dimiliki oleh Kota Cirebon. Seperti Azan

Pitu (azan tujuh) saat shalat Jumat di Masjid Sang Cipta Rasa Keraton

Kasepuhan atau alasan mangkuk China menempel menghiasi sekeliling

tembok keraton sebagian orang belum mengetahui makna-makna yang

terkandung dalam budaya tersebut. Sehingga hal ini diharapkan akan

membuat masyarakat di luar sana menjadi penasaran dan ingin

mengetahuinya dengan langsung datang ke Cirebon

Seperti kota tujuan wisata yang lain,Kota Cirebon juga memiliki

banyak alternatif tempat untuk disinggahi. Dimulai dari keraton yang

masih ada di Cirebon sampai sekarang, wisata ziarah, wisata kuliner,

wisata bahari, wisata kesenian dan kebudayaan Cirebon sampai dengan

berbagai tempat hiburan modern yang terdapat di Kota Cirebon. Oleh

karenanya pemerintah Kota Cirebon melaunching branding pariwisata

29

Page 30: Revisi Noni Baru

Kota Cirebon dengan nama Cirebon The Gate Secret, karena masih

banyak sekali hal-hal menarik yang dapat dieksplor di Kota Cirebon.

4. Promosi dan Komunikasi Pemasaran

Sebelum mempelajari promosi secara lebih dalam, terlebih dahulu

akan dibahas tentang komunikasi pemasaran. Kedua istilah ini meski

sering dianggap sama, sebenarnya memiliki arti atau definisi yang

berbeda. Komunikasi pemasaran merupakan pertukaran informasi dua –

arah antara pihak-pihak atau lembaga-lembaga yang terlibat dalam

pemasaran (Swastha,1999:234). Pemasaran modern memerlukan lebih dari

sekedar mengembangkan produk yang baik, menawarkannya dengan harga

yang menarik dan membuatnya mudah didapat oleh pelanggan sasaran.

Akan tetapi perusahaan juga harus berkomunikasi dengan para pelanggan

potensial, pemasok, pengecer, pihak-pihak yang memiliki kepentingan

pada perusahaan tersebut dan masyarakat umum. Setiap perusahaaan tidak

dapat menghindari perannya sebagai komunikator sekaligus promoter.

Bagi sebagian besar perusahaan, pertanyaannya tidak hanya seputar

“apakah akan melakukan komunikasi atau tidak”, akan tetapi lebih pada

apa yang akan dikomunikasikan kepada siapa dan seberapa sering (Kotler,

1998:205).

Lebih lanjut lagi, komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk

menyampaikan pesan kepada public terutama konsumen sasaran mengenai

keberadaan produk dipasar, yang secara umum sering disebut sebagai

bauran promosi (promotion mix). Disebut bauran promosi karena biasanya

30

Page 31: Revisi Noni Baru

pemasar sering menggunakan berbagai jenis promosi secara simultan dan

terintegrasi dalam suatu rencana promosi produk (Sutisna,2001:267).

Sedangkan promosi bertujuan untuk merubah tingkah laku dan

pendapat serta memperkuat tingkah laku calon pembeli. Dan sebagai dasar

pengembangan kegiatan promosi adalah komunikasi. Promosi yang

dikaitkan dengan industri pariwisata dalam bahasa Inggris disebut dengan

berbagai istilah, tergantung pada jenis kegiatan promosi yang

diselenggarakan seperti : exhibition, expo atau exposition, industrial show,

trade fair, trade show, professional/scientific exhibition.

Dan disini terdapat pendapat dari beberapa ahli tentang promosi,

diantaranya adalah:

Menurut Stanton, promosi merupakan perencanaan dan manajemen

suatu sub system pemasaran dengan tujuan memberikan informasi dan

menghimbau pelanggan sekarang dan yang mungkin dapat menjadi

pelanggan (Stanton, 1993:135)

Sedangkan promosi menurut Swastha merupakan arus informasi

atau persuasi atau arah yang hanya dilakukan oleh satu organisasi atau

individu tertentu yang bertujuan untuk memuaskan semua pihak (Swastha,

1999:234).

Promosi adalah komunikasi persuasif, mengajak, mendesak,

membujuk serta meyakinkan. Ciri komunikasi yang persuasif adalah

komunikator secara terencana mengatur berita dan cara penyampainnya

31

Page 32: Revisi Noni Baru

untuk mendapatkan akibat tertentu dalam sikap dan tingkah laku si

penerima (Mursid, 1990:95)

Berdasarkan pada beberapa definisi promosi diatas dapat

disimpulkan bahwa promosi adalah suatu kegiatan dalam pemasaran yang

bertujuan untuk meningkatkan penjualan suatu produk dan jasa dengan

cara mengkomunikasikan suatu produk atau jasa kepada khalayak dengan

tujuan mempersuasif mereka sehingga dapat tertarik dengan produk atau

jasa yang ditawarkan.

Dan dapat juga disimpulkan dari kegiatan promosi diatas, bahwa

promosi wisata adalah suatu tindakan atau usaha yang bertujuan untuk

mempersuasif atau mengajak konsumen agar mereka tertarik untuk

menggunakan produk wisata yang ditawarkan. Atau dengan kata lain

promosi wisata adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan

kunjungan wisata suatu daerah.

Fungsi dan Tujuan Promosi

Sebelum membahas tentang fungsi dan tujuan promosi, akan

dibahas terlebih dahulu tentang tujuan dasar dari promosi. Tujuan dasar

dari promosi adalah menyebarluaskan informasi guna memberitahukan

pelanggan potensial. Pendekatan yang baik adalah menetapkan tujuan

promosi dan kemudian memperkirakan biaya yang diperlukan. Dana ini

dan kegiatan promosi harus dikoordinasikan menjadi kampanye promosi,

didasarkan atas tema tunggal dan direncanakan untuk mencapai tujua

promosi (Stanton, 1993:40).

32

Page 33: Revisi Noni Baru

Sementara Wahab menyatakan bahwa tujuan umum promosi harus

dibedakan dari tujuan pemasaran pada umunya, biasanya berupa sasaran

penjualan yang harus dicapai. Karena itu tujuan promosi yang harus

diungkapkan dalam bentuk angka-angkayang berasal dari penjualan.

Misalnya: porsi pasar atau jumlah kedatangan wisatawan dan jumlah

malam menginap wisatawan (Wahab, 1996:294)

Rossiter dan Percy (dalam Tjiptono, 2002:222) mengklasifikasikan

tujuan promosi sebagai efek dari komunikasi sebagai berikut:

1. Menumbuhkan persepsi pelanggan terhadap suatu kebutuhan (category

need).

2. Memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang suatu produk

kepada konsumen (brand awareness).

3. Mendorong pemilihan terhadap suatu produk (brand attitude).

4. Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk (brand purchase

intention).

5. Mengimbangi kelemahan unsur bauran pemasaran lain (purchase

facilitation).

6. Menanamkan citra produk dan perusahaan (positioning)

Dalam menetukan suatu tujuan harus juga dapat

mempertimbangkan hal-hal berikut:

a) Sasaran khalayak, jenis dan ukurannya

b) Hasil-hasil komunikasi yang ingin dicapai

c) Tanggapan masyarakat terhadap media dan isi pesan iklan tertentu

33

Page 34: Revisi Noni Baru

d) Penetapan isi pesan iklan

e) Media yang akan digunakan

Selain terdapat beberapa tujuan dasar dari promosi, menurut

Terence A. Shimp (2000:7) Promosi memiliki lima fungsi yang sangat

penting bagi suatu perusahaan/lembaga. Kelima fungsi tersebut dijabarkan

sebagai berikut:

1. Informing (Memberikan Informasi)

Promosi membuat konsumen sadar akan produk-produk baru,

mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta

memfasilitasi penciptaan citra sebuah perusahaan yang menghasilkan

produk atau jasa. Promosi menampilkan peran informasi bernilai

lainnya, baik untuk merek yang diiklankan maupun konsumennya,

dengan mengajarkan manfaat-manfaat baru dari merek yang telah ada.

2. Persuading (Membujuk)

Media promosi atau iklan yang baik akan mampu mempersuasi

pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang ditawarkan.

Terkadang persuasi berbentuk mempengaruhi permintaan primer,

yakni menciptakan permintaan bagi keseluruhan kategori produk.

Lebih sering, promosi berupaya untuk membangun permintaan

sekunder, permingtaan bagi merek perusahaan yang spesifik.

3. Reminding (Mengingatkan)

Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam

ingatan para konsumen. Saat kebutuhan muncul, yang berhubungan

34

Page 35: Revisi Noni Baru

dengan produk dan jasa yang diiklankan, dampak promosi di masa lalu

memungkinkan merek pengiklan hadir di benak konsumen. Periklanan

lebih jauh didemonstrasikan untuk mempengaruhi pengalihan merek

dengan mengingatkan para konsumen yang akhir-akhir ini belum

membeli merek yang tersedia dan mengandung atribut-atribut yang

menguntungkan.

4. Adding Value (Menambah nilai)

Terdapat tiga cara mendasar dimana perusahaan bisa memberi

nilai tambah bagi penawaran-penawaran mereka, inovasi,

penyempurnaan kualitas, atau mengubah persepsi konsumen. Ketiga

komponen nilai tambah tersebut benar-benar independen. Promosi

yang efektif menyebabkan merek dipandang lebih elegan, lebih

bergaya, lebih bergengsi, dan bisa lebih unggul dari tawaran pesaing.

5. Assisting (Mendampingi upaya-upaya lain dari perusahaan)

Periklanan merupakan salah satu alat promosi. Promosi

membantu perwakilan penjualan. Iklan mengawasi proses penjualan

produk-produk perusahaan dan memberikan pendahuluan yang bernilai

bagi wiraniaga sebelum melakukan kontak personal dengan para

pelanggan yang prospektif. Upaya, waktu, dan biaya periklanan dapat

dihemat karena lebih sedikit waktu yang diperlukan untuk memberi

informasi kepada prospek tentang keistimewaan dan keunggulan

produk jasa. Terlebih lagi, iklan melegitimasi atau membuat apa yang

dinyatakan klaim oleh perwakilan penjual lebih kredibel.

35

Page 36: Revisi Noni Baru

Jenis-jenis Promosi

Didalam mempromosikan suatu produk barang atau jasa,

diperlukan kebijakan-kebijakan yang tepat dalam memilih alat promosi

yang akan dipergunakan demi tercapainya tujuan promosi yang akan

dilakukan. Untuk dapat mengambil kebijaksanaan yang tepat maka perlu

kita ketahui macam-macam alat promosi yang lazim dipergunakan dalam

kegiatan promosi.

Menurut Yoeti Secara garis besar alat promosi (Promotion

Instrumental) dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu antara lain:

a. Advertaising / Iklan

Iklan adalah penyampaian informasi tentang suatu produk,

lengkap dengan informasi dan bentuknya, kegunaannya, sekaligus

harga dari produk tersebut.

b. Sales Support

Sales support adalah kegiatan mengadakan kontak langsung atau

mebujuk konsumen dengan memberikan semua bentuk promosi

material yang direncanakan untuk disampaikan kepada umum sehingga

konsumen tertarik kepada produk yang ditawarkan. Adapun macam-

macam bentuk sales support dapat dibedakan menjadi beberapa macam

yaitu:

1) Brosur

2) Prospectus

3) Direct mail material

36

Page 37: Revisi Noni Baru

4) Folder

5) Leaflet

6) Booklet

7) Guide Book

8) Display

c. Public Relation

Public relation adalah kegiatan promosi dengan menggunakan

fungsi dari suatu unit atau bagian dari suatu organisasi atau perusahaan

yang tugasnya member informasi yang diperlukan masyarakat, agar ada

kesan baik dan menjaga hubungan dengan pihak luar dengan

perusahaan yang bersangkutan.

Cara promosi ini biasanya dilakukan dengan cara:

1) Proses press release

2) Proses conference

3) Pembuatan film dokumenter mengenai perjalanan ke suatu tempat

tujuan wisata yang baru atau tempat istirahat yang baru.

Promosi Pariwisata

Setelah mengetahui pengertian, tujuan dan jenis-jenis promosi

maka dapat dilihat bahwa pemerintah dan agen pariwisata pada semua

tingkatan tersebut memang berkaitan sangat erat dengan promosi dan

informasi-informasi tentang kepariwisataan. Promosi wisata dilakukan

oleh keduan pihak tersebut dan bertujuan untuk menambah jumlah

pengunjung atau wisatawan.

37

Page 38: Revisi Noni Baru

Menurut Pendit (1994), promosi pariwisata adalah kampanye atau

propaganda kepariwisataan yang didasarkan atas rencana atau program

yang teratur dan kontinyu. Pada khususnya, promosi pariwisata ditujukan

kepada masyarakat dalam negeri sendiri dengan tujuan menggugah

pandangan mereka agar mempunyai kesadaran akan kegunaan pariwisata,

sehingga industri pariwisata di negeri ini memperoleh dukungannya. Dan

pada umumnya promosi ditujukan kepada dunia luar dimana kampanye

penerangan ini benar-benar mengandung berbagai fasilitas dan atraksi

yang unik dan menarik yang dapat disajikan kepada sang wisatawan.

Promosi pariwisata dalam bentuknya yang bervariasi harus

diarahkan kepada banyak orang di berbagai tempat. Karena itu promosi

yang berdayaguna merupakan salah satu teknik yang berhasil menerobos

selera dan keinginan orang-orang, menciptakan citra yang mampu

mempengaruhi sejumlah orang yang ingin mengenalkan dirinya sendiri

melalui promosi tersebut. Promosi ini harus berhasil mengkomunikasikan

misisnya melalui saluran media yang tepat karena beragamnya target

audience yang dituju. Dan kesadaran semacam ini sudah menjadi langkah

awal yang sangat penting untuk kesuksesan promosi pariwisata. (Wahab,

1997:152).

38

Page 39: Revisi Noni Baru

G. KERANGKA BERPIKIR

Kerangka berpikir dari penelitian ini adalah berawal dari suatu

program pariwisata yang telah dicanangkan oleh pemerintah pusat pada

tanggal 26 Desember 2007oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero

Wacik, dan diharapkan program pariwisata ini dapat menyumbang devisa

untuk negara dari pertukaran uang asing sebanyak 6,4 milyar dolar

39

Program Pemerintah Pusat Visit Indonesia 2008

Program Pemerintah Provinsi Visit West Java 2008

Promosi WIsata Kota Cirebon

Branding Pariwisata Cirebon The Gate Secret

Implementasi manajemen Branding Pariwisata Cirebon The

Gate Secret

Perencanaan (Planning)

Pengorganisasian (Organizing)

Penyusunan (Staffing)

Pengordinasian (Coordinatintg)

Pengawasan (Controlling)

Page 40: Revisi Noni Baru

Amerika setahun. Program pariwisata Indonesia ini kemudian dikenal

dengan nama Visit Indonesia Year 2008 yang masih berlanjut sampai saat

ini yaitu Visit Indonesia Year 2010. Kemudian hal tersebut juga diikuti

oleh provinsi-provinsi yang terdapat di Indonesia, pemerintah provinsi

yang juga tidak kalah gencarnya dalam mempromosikan branding

pariwisata mereka masing-masing. Seperti provinsi Jawa Barat yang

memiliki nama Visit West Java untuk branding pariwisatanya. Dan

selanjutnya program promosi pariwisata tersebut diikuti juga oleh hampir

sebagian besar daerah-daerah yang ada di Indonesia. Sebagai wujud

kepedulian untuk memajukan pariwisata di Indonesia yang memang

memiliki potensi pariwisata yang sangat besar. Untuk itu Kota Cirebon

sebagai daerah yang bernaung dalam provinsi Jawa Barat, turut serta juga

dalam meningkatkan potensi pariwisata yang terdapat di daerah. Apalagi

masih banyak sekali masyarakat yang belum atau kurang mengetahui

keunikan yang ada di Kota Cirebon. Sehingga pemerintah daerah dan

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Cirebon sepakat melaunching

sebuah branding pariwisata yang diberi nama “Cirebon The Gate Secret”.

Tujuannya tidak lain adalah agar wisatawan tertarik dating ke Kota

Cirebon dan dapat menemukan keunikan dan kekhasan yang dimiliki oleh

Kota Cirebon ini. Akan tetapi karena kendala kurangnya sosialisasi

program promosi wisata ini, maka banyak masyarakat yang belum

mengetahui maksud dan tujuan dari adanya program pariwisata tersebut.

Oleh karena itu peneliti ingin sekali meneliti tentang bagaimana

40

Page 41: Revisi Noni Baru

implementasi dari sebuah program promosi pariwisata yang dijalankan

oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Cirebon. Dimulai dari adanya

perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, perngordinasian dan

pengawasan. Sehingga nantinya dapat diketahui program apa saja yang

akan menjadi tujuan dari branding pariwisata ini dan kendala serta

hambatan apa saja yang terdapat dalam promosi wisata ini.

H. METODOLOGI PENELITIAN

I.1.Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan

metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif ini merupakan

metode peneltian yang mengkaji, menjelaskan, dan menganalisis data

dalam rangka memecahkan masalah-masalah sosial yang terjadi pada

masa kini (Effendy, 1989:93)

Menurut Singarimbun dalam metode penelitian deskriptif, peneliti

mencoba menggali fakta mengenai kenyataan dari fenomena sosial yang

ditemui dilapangan. Peneliti berusaha mengembangkan konsep dan

menghimpun fakta tetapi tidak melakukan pengujian hipotesis

(Singarimbun, 1989: 4).

Apabila dilihat dari sudut metode uraiannya, metode penelitian

deskriptif memiliki kekuatan atau keunggulan didasarkan pada anggapan

bahwa dengan metode ini dapat:

a) Mengumpulkan data yang bernilai statistik.

b) Melukiskan keadaan suatu obyek pada suatu saat tertentu.

41

Page 42: Revisi Noni Baru

c) Mengidentifikasi data yang menunjukkan gejala-gejala dari suatu

peristiwa.

d) Menemukan data yang menunjukkan appearance dari suatu realitas.

e) Mengumpulkan data yang dapat menunjukkan realisasi suatu

gagasan/ide atau peraturan. (Mukhtar dan E. Widodo, 2000:19).

I.2.Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Kota Cirebon.

I.3.Sasaran Penelitian

Sasaran dalam penelitian ini adalah mereka yang terlibat secara

langsung dalam pelaksanaan promosi pariwisata Kota Cirebon ini.

Berikut adalah sasaran penelitian yang mencakup:

a. Pegawai Dinas Pariwisata dan Kebudayan Kota Cirebon khususnya

pada Bidang Pemasaran dan Bidang Pariwisata.

b. Jaka Rara Kota Cirebon yang aktif berperan serta dalam kegiatan

promosi “Cirebon The Gate Secret”.

I.4.Jenis Data Penelitian

Jenis data penelitian ini adalah data kualiatif deskriptif yang

mampu mendeskripsikan suatu proses. Data kualitatif umumnya adalah

data yang berupa nonangka seperti: kalimat-kalimat atau catatan foto,

rekaman suara dan gambar. Data biasanya bersifat fleksibel, sehingga

data kuantitatif dapat pula diinterpretasikan secara kualitatif (Mukhtar dan

E. Widodo, 2000:116).

42

Page 43: Revisi Noni Baru

Adapun sumber data yang digunakan adalah:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil dari sumber data primer

atau sumber pertama di lapangan (Bungin, 2001:128). Dalam penelitian

ini data yang diambil secara langsung dari peneliti kepada sumbernya

tanpa perantara. Sumber data dapat berupa benda, situs atau manusia

(Mukhtar dan E. Widodo, 2000:117).

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder.

Merupakan data pendukung yang diperoleh peneliti berupa artikel,

literature, atau hasil kajian pustaka yang terkait dengan penelitian ini

(Bungin, 2001:128).

I.5.Teknik Pengumpulan Data

a. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu pengumpulan data yang bersumber dari dokumen

yang ada dapat berupa surat, memorandum, agenda, laporan-laporan,

peristiwa tertulis, catatan-catatan atau laporan-laporan, berita-berita di

surat kabar, internet dan artikel yang relevan.

b. Pengamatan tanpa peran serta yang terbuka

Pada pengamatan tanpa peran serta, pengamat hanya melakukan satu

fungsi, yaitu mengadakan pengamatan. Pengamatan ini dilakukan

secara terbuka yaitu pengamat secara terbuka diketahui oleh subyek,

sedangkan sebaliknya, para subyek dengan sukarela memberikan

43

Page 44: Revisi Noni Baru

kesempatan untuk mengamati peristiwa yang terjadi dan mereka

menyadari ada orang yang mengamati hal yang dilakukan oleh

mereka (Moleong, 2001:127).

c. Wawancara mendalam (In-depth interview)

Wawancara mendalam (In-depth interview) merupakan proses

menggali informasi secara mendalam melalui percakapan langsung

yang diarahkan pada masalah tertentu, sebelumnya pertanyaan tidak

ditentukan secara baku. Melalui wawancara peneliti dapat menggali

tidak saja apa yang diketahui dan dialami seseorang atau subjek

penelitian tetapi juga apa yang tersembunyi jauh di dalam diri subjek

penelitian dan apa yang ditanyakan kepada informan bisa mencakup

hal-hal yang bersifat lintas waktu yang berkaitan dengan waktu

lampau, waktu sekarang dan juga masa mendatang (Faisal, 1998: 61-

62).

d. Observasi

Yakni pengamatan yang dilakukan menggunakan indra penglihatan

tanpa menggunakan pertanyaan-pertanyaan, metode ini dilakukan

dengan cara melakukan analisis dan memahami berbagai gejala yang

berkaitan dengan objek penelitian melalui pengamatan-pengamatan

kondisi-kondisi nyata yang terjadi di lapangan.

44

Page 45: Revisi Noni Baru

I.6.Validitas Data

Untuk menguji validitas data yang diperoleh dalam penelitian ini,

maka dilakukan dengan cara triangulasi yaitu mengumpulkan beberapa

sumber untuk mengumpulkan data yang sama yang merupakan teknik

pemeriksaaan keabsahan yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar

data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pambanding terhadap

data itu (Moleong, 2004 : 178). Ada empat macam triangulasi sebagai

teknik pengecekan data dengan memanfaatkan penggunaan sumber,

metode, penyelidik, dan teori. Adapun dalam penelitian ini, yang

digunakan adalah triangulasi berdasarkan sumber yang berarti

membandingkan dan mengecek balik derajat validitas suatu informasi

melalui rentang waktu dan alat yang berbeda. Hal tersebut dapat tercapai

dengan jalan:

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancarab. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa

yang dikatakan secara pribadi.c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan pendapat

dan pandangan orang yang latar belakangnya berbeda.e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan (Patton dalam Maleong,2000;178)

Sedangkan cara yang digunakan untuk menguji data dalam penelitian

ini adalah cara ke-1 yaitu membandingkan data hasil pengamatan dengan

data hasil wawancara,dan cara ke-5 yaitu membandingkan data hasil

wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Hal ini karena

45

Page 46: Revisi Noni Baru

penggunaan cara tersebut sudah cukup bisa mewakili untuk menguji

validitas data yang ada dan juga akan bisa lebih mempersingkat

waktu,tenaga dan biaya.

I.7.Teknik pemilihan informan

Penelitian ini menggunakan purposive sampling untuk memilih

informan. Sampel dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu. Dalam

purposive sampling, peneliti cenderung memilih informan yang dianggap

tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap dan

mengetahui masalah yang telah diteliti secara dalam. Syarat dalam

memilih dan menentukan seorang informan, yaitu : jujur, taat, patuh

dalam peraturan, suka berbicara, dan tidak termasuk dalam kelompok

yang bertentangan dalam latar penelitian (Moleong, 2002:90).

Adapun criteria informan yang digunakan adalah:

a) Untuk informan yang bekerja di Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan, minimal telah menempuh masa kerja 5 tahun

b)

I.8.Teknik analisis data

Analisis data merupakan proses mengatur urutan data,

mengorganisasikan dalam suatu pola kategori dan satuan uraian dasar

(Patton dalam Moleong, 1990:103). analisis yang digunakan adalah

menggunakan analisis interaktif (Miles dan Huberman, 1992:19) Model

analisis ini terdiri dari tiga komponen utama, yaitu reduksi data, penyajian

46

Page 47: Revisi Noni Baru

data dan penarikan kesimpulan (verifikasi). Proses ini berjalan terus

menerus seperti sebuah siklus.

a. Pengumpulan Data

Merupakan proses pengambilan data dengan menelaah seluruh data

yang tersedia dari berbagai sumber yaitu wawancara, pengamatan,

dokumentasi pribadi, dokumentasi resmi, gambar, foto, dan

sebagainya (Moleong, 2004:190)

b. Reduksi Data

Merupakan proses pemilihan, pemusatan pada penyederhanaan,

pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang muncul dalam

catatan-catatan tertulis di lapangan sehingga peneliti memilih dan

memfokuskan data yang relevan dengan pemisahan data

(Miles&Huberman,1992:16).

c. Penyajian Data

Merupakan rangkaian informasi yang memungkinkan pengambilan

keputusan, riset dan pengambilan tindakan berdasarkan pemahaman

yang didapat dari penyajian tersebut. Semuanya dirancang secara

sistematis, dengan demikian seorang penganalisa dapat melihat apa

yang sedang terjadi dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang

benar ataukah melangkah melakukan analisis.

(Miles&Huberman,1992:18)

d. Penarikan Kesimpulan

47

Page 48: Revisi Noni Baru

Merupakan proses mengartikan segala hal yang ditemui

selama peneliti melakukan pencatatan peraturan-peraturan, pola-pola,

pertanyaan-pertanyaan. Dengan kata lain, tahap ini merupakan proses

untuk menarik kesimpulan terhadap apa yang didapat selama

penelitian.

Gambar dibawah ini merupakan komponen-komponen analisis

data model interaktif:

Gambar 8. Model Analisis Interaktif (Miles dan Huberman, 1992:20)

48

Pengumpulan Data

Sajian DataReduksi Data

Penarikan Kesimpulan

Page 49: Revisi Noni Baru

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Adrian M. 1989. Potensi dan Upaya Pengembangan Kepariwisataan

Indonesia. Yogyakarta : Gadjah Mada Press.

Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Sosial : Format-format Kuantitatif

dan Kualitatif. Surabaya : Airlangga University Press.

. 2006. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rajagrafindo

Persada.

Effendi, Onong. U. 2001. Ilmu,Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : Remaja

Rosda Karya.

Faisal, Sanapiah. 1995. Format-format Penelitian Sosial: Dasar-dasar Aplikasi.

Jakarta : Rajawali Press.

. 1990. Penelitian Kualitatif Dasar-dasar dan Aplikasinya. Malang :

Y3.

Fandeli, Chafid, dkk. 2000. Pengusaha Ekowisata. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

.2001. Dasar-dasar Manajemen Kepariwisataan. Yogyakarta : Liberty

Offset.

Hartono, Sulaiman. 2004. Pendekatan Dalam Bidang Pariwisata Indonesia.

Bandung : Remaja Rosda Karya.

Handayaningrat, Soewarno. 1994. Pengantar Studi Ilmu Administrasi Negara dan

Manajemen. Jakarta : CV. Haji Masagung.

Kasali, Rhenald. 2000. Manajemen Publik Relations Konsep dan Aplikasinya di

Indonesia, Cetakan Ketiga. Jakarta : Pustaka Utama Grafiti.

49

Page 50: Revisi Noni Baru

Kotler, Philip. Dan A.R. Andersen. 1995. Strategi Pemasaran Untuk Organisasi

Nirlaba, Cetakan Pertama. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium. Jakarta : Pearson

Education, Ltd dan PT. Prenhallindo.

Miles, Mathew B. dan A. M. Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta :

UI Press.

50

Page 51: Revisi Noni Baru

Pedoman Wawancara

Bagi Pegawai Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Cirebon

Identitas Informan

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

51

Page 52: Revisi Noni Baru

Jabatan :

52