Revisi Makalah Ilmu Budaya Dasar

51
MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR HUBUNGAN MANUSIA DENGAN KEBUDAYAAN Diajukan sebagai Tugas Mandiri Mata Kuliah NTM Semester Genap Tahun Akademik 2013 / 2014 Angkatan XIII Disusun Oleh : Andri Irawan Sanjaya ( 2130 402 028 )

description

ilmu budaya dasar

Transcript of Revisi Makalah Ilmu Budaya Dasar

Page 1: Revisi Makalah Ilmu Budaya Dasar

MAKALAH  ILMU BUDAYA DASAR

HUBUNGAN MANUSIA DENGAN

KEBUDAYAAN

Diajukan sebagai Tugas Mandiri Mata Kuliah NTM

Semester Genap Tahun Akademik 2013 / 2014

Angkatan XIII

Disusun Oleh :

Andri Irawan Sanjaya

( 2130 402 028 )

FAKULTAS MANAGEMENT PERHOTELAN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PARIWISATA INTERNASIONAL

S T E I N

Page 2: Revisi Makalah Ilmu Budaya Dasar

JAKARTA

2 0 1 4

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya

terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah mata kuliah “ILMU BUDAYA DASAR”. Kemudian shalawat beserta salam kita

sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman

hidup yakni Al-qur’an dan Sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar di

program studi Management Perhotelan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata

Internasional (STEIN). Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada Bapak H. Darmadi Abdul Karim, S.H., M.M. selaku dosen

pembimbing mata kuliah Ilmu Budaya Dasar dan kepada segenap pihak yang telah

memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan

dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 13 Juli 2014

Penulis

Page 3: Revisi Makalah Ilmu Budaya Dasar

DAFTAR ISI

Sampul depan..........................................................................i

Kata Pengantar…………………………………………........ii

Daftar Isi……………………………………………….........iii

BAB I

PENDAHULUAN………………………................………. 1

1.1  Latar Belakang……………………………....................……….... 1

1.2  Tujuan…………………………………….........………………..... 2

1.3  Rumusan Masalah…………………………........………………... 2

BAB II

PEMBAHASAN………………………........……………… 3

2.1  Pengertian dan Fungsi Kebudayaan............................................... 3

2.2  Jenis dan Ragam Budaya di Masyarakat........................................9

2.3  Fungsi Akal dan Manusia dalam Pengembangan Budaya............11

2.4  Memperlakukan Manusia Melalui Pemahaman Terhadap

Konsep Budaya Dasar....................................................................14

2.5 Proses dan Perubahan Budaya.......................................................16

2.6 Problematika Sosial Kebudayaan...................................................21

BAB III

Page 4: Revisi Makalah Ilmu Budaya Dasar

PENUTUP……………………………...…….......………...28

Kesimpulan………………………………………............... 28

Saran……………………………………………................. 29 Daftar

pustaka………………………………….......……...  30

BAB I

PENDAHULUAN

 1.1 Latar Belakang

Pada hakekatnya manusia telah diberi anugrah oleh Allah SWT berupa akal dan

nafsu, akal dan nafsu inilah yang mendorong manusia untuk menciptakan sesuatu yang

dapat mewujudkan cita-cita atau penghargaannya. Dalam mewujudkan cita-cita tersebut

manusia telah menciptakan sains, teknologi dan seni sebagai salah satu sarana sehingga

sejak saat itu kehidupan manusia mulai berubah. Selain itu sains, teknologi, dan seni juga

telah mempengaruhi peradapan manusia dalam kehidupannya terutama dalam bidang

budaya.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan seni diharapkan dapat memberikan

pengaruh yang positif terhadap bidang-bidang lain, khususnya budaya yang menjadi

kebanggaan bangsa Indonesia. Pemanfaatan kemajuan teknologi, dan seni secara baik

haruslah diterapkan, sehingga dapat menjaga kelestarian budaya bangsa.

Manusia tidak dapat lepas dari kebudayaan, disebabkan kebudayaan merupakan

cara beradaptasi manusia dengan lingkungannya yang merupakan warisan sosial. Dan

Page 5: Revisi Makalah Ilmu Budaya Dasar

kebudayaan itu sendiri bagi manusia berguna untuk mengatur hubungan antar manusia

dan sebagai wadah masyarakat menuju taraf hidup tertentu yang lebih baik, manusiawi,

dan berperi kemanusiaan.

1.2 Rumusan Masalah

• Bagaimana fungsi akal dan budi manusia dalam menanggapi pengembangan

kebudayaan ?

• Bagaimana memperlakukan manusia melalui pemahaman terhadap konsep dasar

budaya ?

• Jelaskan proses dan perubahan budaya !

• Jelaskan problematika sosial kebudayaan !

1.3 Tujuan Dan Manfaat

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan kemudahan bagi setiap

orang untuk memahami segala aspek tentang kebudayaan seperti halnya : pengertian 

kebudayaan, fungsi kebudayaan, jenis dan ragam kebudayaan, fungsi akal dan budi dalam

pengembangan kebudayaan, proses dan perubahan kebudayaan, serta problematika sosial

budaya.

Kita sebagai subyek yang berperan utama mempunyai peranan yang sangat

penting dalam aspek sebagai pelaku budaya. Dengan kita menjaga kelestarian budaya

maka kita dapat melestarikan kebiasaan-kebiasaan yang membentuk pribadi kita masing-

masing. Budaya merupakan ciri khas dari suatu daerah yang menggambarkan hubungan

kebersamaan atau panutan di antara masyarakat setempat.

Dari banyak ragam budaya yang ada masing-masing memiliki arti atau pengertian

Page 6: Revisi Makalah Ilmu Budaya Dasar

masing-masing dari budaya tersebut. Dan cara  melakukannya juga berbeda-beda, ini

menunjukkan bahwa budaya merupakan cerminan dari diri seseorang.

Banyak manfaat yang kita peroleh dari kita mengikuti budaya, namun bukan

budaya yang menyimpang. Melainkan, budaya yang sudah kita tekuni mulai dari kita

lahir yang sudah menjadi kebiasaan dalam masyarakat setempat. Kebersamaan, gotong

royong, kekeluargaan dan hubungan timbal balik lainnya.

BAB II

PEMBAHASAN

 2.1     Pengertian dan Fungsi Kebudayaan

Pengertian Kebudayaan

Kebudayaan adalah salah satu istilah teoritis dalam ilmu-ilmu sosial. Secara

umum, kebudayaan diartikan sebagai kumpulan pengetahuan yang secara sosial

diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Makna ini kontras dengan

pengertian kebudayaan sehari-hari yang hanya merujuk pada bagian tertentu warisan

sosial, yakni tradisi sopan santun dan kesenian. Istilah kebudayaan ini berasal dari bahasa

latin Cultura dari kata dasar colere yang berarti berkembang atau tumbuh.

Dalam ilmu-ilmu sosial istilah kebudayaan sesungguhnya memiliki makna

bervariasi yang sebagian diantaranya bersumber dari keragaman model yang mencoba

menjelaskan hubungan antara individu, masyarakat, dan kebudayaan.

Setiap individu menjalankan kegiatan dan menganut keyakinannya sesuai dengan

warisan sosial atau kebudayaannya. Hal ini bukan semata-mata karena adanya sanksi

tersebut, atau karena mereka merasa menemukan unsur-unsur motivasional dan

Page 7: Revisi Makalah Ilmu Budaya Dasar

emosional yang memuaskan dengan menekuni kegiatan-kegiatan dan keyakinan cultural

tersebut.Dalam rumusan ini , istilah warisan sosial disamakan dengan istilah kebudayaan.

Lebih jauh, model tersebut menyatakan bahwa kebudayaan atau warisan sosial lebih

adaptif baik secara sosial maupun individual, mudah dipelajari, mampu bertahan dalam

waktu lama, normative dan mampu menimbulkan motivasi.

Namun tinjauan empiris terhadapnya memunculkan definisi terbaru tentang

kebudayaan seperti yang diberikan  EB Taylor : “Kebudayaan adalah keseluruhan

kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adab, serta

kemampuan dan kebisaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat”.

Kebanyakan ilmuwan sosial membatasi definisi kebudayaan sehingga hanya

mencakup aspek tertentu dari warisan sosial. Biasanya pengertian kebudayaan dibatasi

pada warisan sosial yang bersifat mental atau non fisik. Sedangkan aspek fisik dan

artefak sengaja disisihkan. Hanya saja definisi yang terlanjur berkembang adalah definisi

sebelumnya dimana kebudayaan diartikan bukan sekedar istilah deskriptif bagi

sekumpulan gagasan, tindakan dan obyek, melainkan juga merujuk pada entitas-entitas

mentalyang menjadi pijakan tindakan dan munculnya obyek tertentu.

Consensus yang kini dianut oleh para ilmuwan sosial masih

menyisihkan aspek emosional dan motivasional dari istilah kebudayaan, dan mereka tetap

terfokus maknanya sebagai himpunan pengetahuan, pemahaman atau proposisi. Namun

mereka mengakui bahwa, sebagian proposisikultural membangkitkan emosi dan motivasi

yang kuat. Dalam kasus ini proposisi tersebut dikatakan telah terinternalisasi.

Sebagian ilmuwan sosial bahkan berusaha membatasi lagi pengertian istilah

kebudayaan tersebut hingga hanya “mencakup bagian-bagian warisan sosial yang

Page 8: Revisi Makalah Ilmu Budaya Dasar

melibatkan representasi atas hal-hal yang dianggap penting, tidak termasuk norma-norma

atau pengethauan procedural mengenai bagaimana sesuatu harus dikerjakan” (Schneider,

1968). Sementara itu ada pula yang membatasi pegertian kebudayaan sebagai makna-

makna simbolik yang mengandung muatan representasi dan mengkomunikasikannya

dengan peristiwa nyata. Geertz menggunakan makna ini secara eksklusif sehingga ia

tidak saja mengesampingkan aspek-aspek afektif, motivasional, dan normative dari

warisan sosial namun juga mempermasalahkan penerapan makna kebudayaan dalam

individu. Menurutnya, “kebudayaan hanya berkaitan dengan makna-makna public yang

terus berlaku meskipun berada diluar jangkauan pengetahuan individu ; contohnya

mungkin adala aljabar yang dianggap selalu benar dan berlaku, meski sedikit saja orang

yang menguasainya”. Perselisihan mengenai definisi kebudayaan itu mengandung

argumen-argumen implisit tentang sebab-sebab atau asal mula warisan sosial. Misalnya

saja ada kontroversi mengenai koheren atau tidaknya kebudayaan itu sehingga lebih

lanjut kita dapat mempertanyakan sifat alamiahnya. Disisi lain para ilmuwan sosial

memandang keragaman dan kontradiksi di seputar pengertian atau definisi kebudayaan

itu sebagai sesuatu yang wajar. Meskipun hamper setiap elemen kebudayaan dapat

ditemukan pada hubungan-hubungan antar elemen seperti yang ditunjukkan oleh

Malinowski dalam Argonauts of the Western Pacifis (1922). Tidak banyak bukti yang

mendukung dugaan akan adanya pola tunggal hubungan tersebut seperti yang

dikemukakan oleh Ruth Benedict dalam bukunya Pattern of Culture (1934).

Berbagai persoalan yang melingkupi upaya intergrasi definisi-

definisi kebudayaan terkait dengan masalah lain, yakni apakan kebudayaan itu

merupakan suatu entitas padu atau tidak. Jika kebudayaan dipandang sebagai suatu

Page 9: Revisi Makalah Ilmu Budaya Dasar

kumpulan elemen yang tidak membentuk kesatuan koheren, maka yang harus

diperhitungkan  adalah fakta bahwa warisan sosial senantiasa melebur dalam suatu

masyarakat. Sebaliknya jika kita menganggap kebudayaan itu sebagai suatu kesatuan

koheren, maka kumpulan elemen-elemennya bisa dipisahkan dan dibedakan satu sama

lain. Kerancuan tersebut lebih jauh

membangkitkan minat untuk menelaah koherensi dan integrasi kebudayaan, mengingat

dalam kenyataannya pengetahuan anggota masyarakat tentang kebudayaan mereka

tidaklah sama. Hanya saja tidak ada metode yang telah terbukti handal untuk mengukur

sejauh mana koherensi dan integrasi sebuah kebudayaan. Bahkan muncul bukti-bukti

yang menunjukkan bahwa elemen-elemen budaya cenderung dapat digolongkan menjadi

dua bagian besar. Pertama adalah sejumlah kecil elemen yang hampir dipunyai oleh

semua anggota masyarakat sehingga diantara mereka dapat tercipta suatu hubungan yang

saling  pengertian. (misalnya lampu merah berarti tanda berhenti), sedangkan yang kedua

adalah elemen-elemen kultural yang hanya diketahui oleh sebagian anggota masyarakat

yang menyandang status sosial tertentu.(misalnya, pelanggaran ketentuan kontrak tidak

bisa diterima). Dibalik kerancuan definisi ini

terdapat masalah-masalah penting lainnya yang juga harus dipecahkan. Keragaman

definisi kebudayaan itu sendiri dapat dipahami sebagai giatnya upaya mengungkap

hubungan kausalitas antara berbagai elemen warisan sosial. Sebagai contoh , dibalik

pembatasan definisi kebudayaan pada aspek-aspek presentasional dari warisan sosial itu

terletak hipotesis yang menyatakan bahwa norma-norma, reaksi emosional, motivasi dan

sebagainya sangat ditentukan oleh kesepakatan awal tentang keberadaan, hakekat dan

label atas sesuatu hal. Misalnya saja norma kebersamaan dan perasaan terikat dalam

Page 10: Revisi Makalah Ilmu Budaya Dasar

kekerabatan hanya akan tercipta jika ada system kategori yang membedakan kerabat dan

non kerabat. Demikian pula definisi cultural

kerabat sebagai ‘orang-orang yang memiliki hubungan darah’ mengisyaraktkan adanya

kesamaan identitas yang memudahkan pembedaannya. Jika representasi cultural memang

memiliki hubugan kausalitas dengan norma-norma, sentiment dan motif, maka

pendefinisian kebudayaan sebagai representasi telah memusatkan perhatioan pada apa

yang paling penting. Hanya saja keuntungan dari focus yang tajam itu dipunahkan oleh

ketergantungan definisi itu terhadap asumsi-asumsi yang melandasinya, yang acap kali

kelewat sederhana.

Komponen utama kebudayaan :

• Individu

• Masyarakat

• alam

Dari catatan Supartono, 1992, terdapat 170 definisi kebudayaan. Catatan terakhir Rafael

Raga Manan ada 300 buah, beberapa diantaranya :

• Ki Hajar Dewantara

Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua

pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia

untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya

guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan

Page 11: Revisi Makalah Ilmu Budaya Dasar

damai.

• Robert H Lowie

Kebudayaan adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat, mencakup

kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan, keahlian yang

diperoleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau

yang didapat melalui pendidikan formal atau informal

• Keesing

Kebudayaan adalah totalitas pengetahuan manusia, pengalaman yang terakumulasi dan

yang ditransmisikan secara social. Menurut itulah pemikiran yang diucapkan dan

dituangkan secara kotroversional dari beliau.

• Koentjaraningrat

Kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan

dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya

• Rafael Raga Manan

Kebudayaan adalah cara khas manusia beradaptasi dengan lingkungannya, yakni cara

manusia membangun alam guna memenuhi keinginan-keinginan serta tujuan hidupnya,

yang dilihat sebagai proses humanisasi.

• Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi Kebudayaan

merupakan hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan

teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah.

Page 12: Revisi Makalah Ilmu Budaya Dasar

Fungsi Kebudayaan

Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat.

Bermacam kekuatan yang harus dihadapi masyarakat dan anggota-anggotanya seperti

kekuatan alam, maupun yang bersumber dari persaingan manusia itu sendiri untuk

mempertahankan kehidupannya. Manusia dan masyarakat memerlukan pula kepuasan

baik dibidang materiil maupun spiritual. Kebutuhan-kebutuhan tersebut diatas, untuk

sebagian besar dipenuhi oelh kebudayaan yang bersumber dari masyarakat itu sendiri.

Hasil karya masyarakat menghasikan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang

mempunyai kegunaan utama melindungi masyarakat terhadap lingkungan. Pada

masyarakat yang taraf  kebudayaannya lebih tinggi, teknologi memungkinkan  untuk

pemanfaatan hasil alam bahkan munghkin untuk menguasai alam. Di sisi lain kasta

masyarakat mewujudkan norma dan nilai-nilai sosial yang sangat perlu untuk

mengadakan tata tertib dalam pergaulan masyarakatnya. Kebudayaan berguna bagi

manusia untuk melindungi diriterhadap alam, mengatur hubungan antar manusia, dan

sebagai wadah dari segenap perasaan manusia. Kebudayaan akan mendasari, mendukung,

dan mengisi masyarakat dengan nilai-nilai hidup untuk dapat bertahan, menggerakkan

serta membawa masyarakat kepada taraf hidup tertentu yaitu hidup yang lebih baik,

manusiawi, dan berperi-kemanusiaan.

2.2 Jenis dan Ragam Kebudayaan di Masyarakat

Mohammad Yusuf Melatoa dalam Ensiklopedia Suku Bangsa Di Indonesia

menyatakan Indonesia terdiri dari 500 etnis suku bangsa yang tinggal di lebih dari 17.000

pulau besar dan kecil. Mereka masing-masing memiliki kebudayaan yang berbeda

Page 13: Revisi Makalah Ilmu Budaya Dasar

dengan yang lainnya. Perbedaan itu dalam kita lihat dengan menelaah unsur-unsur

kebudayaan seperti dibawah ini. Unsur-unsur kebudayaan menurut C Kluckhohn dalam

bukunya  Universal Categories of Culture meliputi Cultural universals yaitu:

• Peralatan dan perlengkapan hidup ( pakaian, perumahan, alat-alat produksi,

transportasi)

• Mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem

produksi, distribusi )

• Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum,

perkawinan)

• Bahasa (lisan maupun tertulis)

• Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak dll)

• Sistem pengetahuan

• Religi (system kepercayaan)

Cultural universals tersebut dapat dijabarkan lagi kedalam unsur-unsur yang lebih kecil.

Ralph Linton menyebutnya kegiatan-kegiatan kebudayaan atau cultural activity. Sebagai

contoh cultural universals pencaharian hidup dan ekonomi antara lain mencakup

kegiatan-kegiatan seperti pertanian, peternakan, system produksi, dll. Kesenian misalnya

meliputi kegiatan seni tari, seni rupa dll. Selanjutnya Ralph Linton merinci kegiatan-

kegiatan kebudayaan tersebut menjadi unsure-unsur yang lebih kecil lagi yang disebutnya

sebagai trait-complex. Misalnya kegiatan pertanian menetap meliputi unsure-unsur

irigasi, sistem pengolahan tanah dengan bajak, system hak milik atas tanah, dan

sebagainya. Selanjutnya trait complex mengolah tanah dengan bajak akan dapat dipecah

Page 14: Revisi Makalah Ilmu Budaya Dasar

ke dalam unsure yang lebih kecil umpamanya hewan-hewan yang menarik bajak, teknik

pengendalian bajak, dan sebagainya.

Akhirnya sebagai unsur kebudayaan yang terkecil membentuk trait adalah items.

Bila diambil contoh alat bajak terdiri dari gabungan alat-alat yang lebih kecil yang dapat

dilepaskan, tetapi pada hakekatnya merupakan satu kesatuan. Apabila salah satu bagian

bajak tersebut dihilangkan, maka tak dapat menjalankan fungsinya sebagai bajak.

Ciri Kebudayaan :

• Bersifat menyeluruh

• Berkembang dalam ruang / bidang geografis tertentu

• Berpusat pada perwujudan nilai-nilai tertentu

Wujud kebudayaan

• Ide : tingkah laku dalam tata hidup

• Produk : sebagai ekspresi pribadi

• Sarana hidup

• Nilai dalam bentuk lahir

Sifat kebudayaan

• Beraneka ragam

• Diteruskan dan diajarkan

• Dapat dijabarkan :

– Biologi

– Psikologi

Page 15: Revisi Makalah Ilmu Budaya Dasar

– Sosiologi : manusia sebagai pembentuk kebudayaan

• Berstruktur terbagi atas item-item

• Mempunyai nilai

• Statis dan dinamis

• Terbagi pada bidang dan aspek

2.3 Fungsi Akal Dan Budi Manusia Dalam Pengembangan Budaya

Akal adalah kemampuan pikir manusia sebagai kodrat alami yang dimiliki

manusia. Berpikir adalah perbuatan operasional yang mendorong untuk aktif berbuat

demi kepentingan dan peningkatan hidup manusia. Secara sederhana dapat dikatakan

bahwa fungsi akal adalah untuk berfikir. Kemampuan berfikir manusia mempunyai

fungsi mengingat kembali apa yang telah diketahui sebagai tugas dasarnya untuk

memecahkan masalah dan akhirnya membentuk tingkah laku.

Budi adalah akal yang merupakan unsur rohani dalam kebudayaan. Budi diartikan

sebagai batin manusia, panduan akal dan perasaan yang dapat menimbang baik buruk

segala sesuatu.

Jadi jelas bahwa fungsi akal dan budi manusia adalah menunjukkan martabat manusia

dan kemanusiaan sebagai pemegang amanah makhluk tertinggi di alam raya ini.

Kegiatan-kegiatan yang dipelajari itu merupakan salah satu bagian dari kebudayaan

masyarakat secara keseluruhan. Didalamnya juga termasuk artefak dan berbagai

kontruksi proporsi kompleks yang terekspresikan dalam system symbol yang kemudian

terhimpun dalam bahasa. Melalui symbol-simbol itulah tercipta keragaman entitas yang

sangat kaya yang kemudian disebut sebagai obyek konstruksi cultural sepoerti uang,

Page 16: Revisi Makalah Ilmu Budaya Dasar

system kenegaran, pernikahan, permainan, hukum, dan sebagainya, yang keberadaannya

sangat ditentukan oleh kepatuhan terhadap system aturan yang membentuknya. System

gagasan dan simbolik warisan sosial itu sangatlah penting karena kegiatan-kegiatan

adaptif manusia sedemikian kompleks dan beragam sehingga mereka tidak bisa

mempelajari semuanya sendiri sejak awal. Serta manusia juga memiliki kemampuan daya

sebagai berikut :

• Akal, intelegensia dan intuisi

Akal adalah suatu anugerah yang diberikan oleh Tuhan kepada makhluknya yang

bernama Manusia. Dengan kadar intelegensia yang dimiliki manusia mampu belajar

sehingga menjadi cerdas, memiliki pengetahuan dan mampu menciptakan teknologi.

Intuisi menurut Supartono sering setengah disadari, tanpa diikuti proses berfikir cermat,

namun bisa menuntun pada suatu keyakinan.

• Perasaan dan emosi

Perasaan adalah kemampuan psikis yang dimiliki seseorang, baik yang berasal dari

rangsangan di dalam atau diluar dirinya. Emosi adalah rasa hati, sering berbentuk

perasaan yang kuat, yang dapat menguasai seseorang, tetapi tidak berlangsung lama. Jadi

perasaan manusia lebih kuat dari emosinya.

• Kemauan

Kemauan adalah keinginan, kehendak untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Kemauan

dalam arti positif adalah dorongan kehendak yang terarah pada tujuan hidup yang

dikendalikan oleh akal budi.

• Fantasi

Page 17: Revisi Makalah Ilmu Budaya Dasar

Fantasi adalah paduan unsur pemikiran dan perasaan yang ada pada manusia untuk

menciptakan kreasi baru yang dapat dinikmati.

• Perilaku

Perilaku adalah tabiat atau kelakuan, merupakan jati diri seseorang yang berasal dari lahir

sebagai factor keturunan yang kemudian diwarnai oleh factor lingkungannya.

Ada hubungan dialektika antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk

manusia, namun manusia sendiri adalah produk kebudayaan. Peter L Berger

menyebutnya sebagai dialektika fundamental yang terdiri dari tiga tahap yaitu :

• Tahap eksternalisasi, yaitu proses pencurahan diri manusia secara terus menerus

kedalam dunia melalui aktifitas fisik dan mental

• Tahap obyektifitas, yaitu tahap aktifitas manusia menghasilkan realita obyektif,

yang berada diluar diri manusia

• Tahap internalisasi, yaitu tahap dimana realitas obyektif hasil ciptaan manusia

dicerap oleh manusia kembali.

Manusia sebagai makhluk budaya adalah pencipta kebudayaan. Kebudayaan adalah

ekspresi eksistensi manusia didunia.

2.4  Memperlakukan manusia melalui pemahaman terhadap konsep budaya dasar

Berbagai cara untuk memanusiakan manusia :

Keadilan

Keadilan adalah salah satu moral dasar bagi kehidupan manusia. Keadilan mengacui pada

suatu tindakan baik yang mesti dilakukan oleh setiap manusia.

Page 18: Revisi Makalah Ilmu Budaya Dasar

Penderitaan

Penderitaan adalah teman paling setia kemanusiaan. Ini melengkapi cirri paradoksal yang

menandai eksistensi manusia didunia.

Cintakasih

Cintakasih adalah perasaan suka kepada seseorang yang disertai belas kasihan. Cinta

merupakan sikap dasar ideal yang memungkinkan dimensi sosial manusi menemukan

bentuknya yang khas manusiawi

Tanggungjawab

Tanggungjawab adalah kwajiban melakukan tugas tertentu yang dasarnya adalah hakikat

keberadaan manusia sebagai makhluk yang mau menjadi baik dan memperoleh

kebahagiaan.

Pengabdian

Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran dan pendapat sebagai perwujudan

kesetiaan, atau suatu kesetiaan yang di lakukan dengan ikhlas.

Pengabdian itu ada hakekatnya yaitu rasa tanggung jawab. Apabila orang bekerja keras

seharian penuh itu untuk mencukupi kebutuhannya. Lain halnya jika kita hanya

membantu teman dalam kesulitan mungkin sampai berhari-hari itu bukan pengabdian,

tetapi hanya sebuah bantuan saja.

Pandangan hidup

Pandangan hidup berkenaan dengan eksistensi manusia didunia dalam hubungannya

dengan Tuhan, dengan sesame dan dengan alam tempat kita berdiam. Pandangan-hidup

kita akan menganut prinsip-hidup yang bersesuaian dengannya, dan Kitapun akan

Page 19: Revisi Makalah Ilmu Budaya Dasar

menganut pola-pikir yang bersesuaian dengan prinsip-hidup Kita itu. Oleh karenanya

berhati-hatilah di dalam mengadopsi sebentuk pandangan-hidup tertetu. Ia akan secara

signifikan sangat menentukan jalan-hidup Anda secara keseluruhan. Apapun agama yang

kita anut lantaran kelahiran, awalnya, kita mungkin belum punya sebentuk pandangan-

hidup tertentu yang pasti. Kita masih menjalani hidup secara coba-coba, dengan meraba-

raba. Di dalam menjalaninya selama ini, mungkin kita telah tabrak-sana-tabrak-sini,

sampai dengan menemukan sebentuk pandangan-hidup yang rasanya cocok, sesuai

dengan kondisi fisiko-mental kita. Apa yang kita perlukan untuk menjalani hidup ini

bukanlah yang rasanya cocok atau yang kita senangi, melainkan yang baik dan

mendatangkan kebaikan buat kita dan orang lain, bahkan bila mungkin, ia juga bisa

mendatangkan kebaikan buat sebanyak-banyaknya orang. Disinilah kita perlu amat

berhati-hati.

Keindahan

Keindahan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang

memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang,

cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika,

sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah "kecantikan yang ideal" adalah sebuah

entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu

budaya tertentu, untuk kesempurnaannya. Eksistensi manusia didunia diliputi dan

digairahkan oleh keindahan. Manusia tidak hanya penerima pasif tetapi juga pencipta

keindahan bagi kehidupan.

Kegelisahan

Page 20: Revisi Makalah Ilmu Budaya Dasar

Kegelisahan berasal dari kata gelisah yang memiliki arti tidak tenteram hatinya atau

merasa khawatir , tidak tenang, tidak sabar serta cemas. Kegelisahan juga dapat dikatakan

sebagai hal yang menggambarkan seseorang tidak tenteram hati maupun perbuatannya, ia

selalu merasa khawatir dan tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar atau selalu

merasa cemas dalam hidupnya. Gejala yang dapat diketahui dari seseorang yang sedang

mengalami kegelisahan, contohnya : berjalan mondar mandir dalam ruangan tertentu

sambil menundukkan kepalanya, memandang jauh kedepan sambil mengepalkan

tangannya, duduk termenung sambil memegang kepalanya, duduk dengan wajah murung

atau sayu, malas bicara dan lain sebagainya. Hal ini disebabkan karena orang tersebut

sedang mengalami masalah yang berat atau frustasi karena hal yang diingankannya tidak

bisa tercapai.

2.5  Proses dan Perubahan Kebudayaan

Proses pembudayaan adalah tindakan yang menimbulkan dan menjadikan sesuatu lebih

bermakna untuk kemanusiaan. Proses tersebut diantaranya :

Internalisasi

Merupakan proses pencerapan realitas obyektif dalam kehidupan manusia.

Sosialisasi

Proses interaksi terus menerus yang memungkinkan manusia memperoleh identitas diri

serta ketrampilan-ketrampiulan sosial. Dalam keseharian sosialisasi bisa dikatakan

sebagai proses menjelaskan sesuatu kepada anggota masyarakat agar mengetahui adanya

suatu konsep, kebijakan, suatu peraturan yang menyangkut hak dan kwajiban mereka.

Page 21: Revisi Makalah Ilmu Budaya Dasar

Enkulturasi

Enkulturasi adalah pencemplungan seseorang kedalam suatu lingkungan kebudayaan,

dimana desain khusus untuk kehidupan kelihatan sebagai sesuatu yang alamiah belaka.

Difusi

Meleburnya suatu kebudayaan dengan kebudayaan lain sehingga menjadi satu

kebudayaan.

Akulturasi

Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia

dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing.

Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri

tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Contoh

akulturasi: Saat budaya rap dari negara asing digabungkan dengan bahasa Jawa, sehingga

menge-rap dengan menggunakan bahasa Jawa. Ini terjadi di acara Simfoni Semesta Raya.

Asimilasi

Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas

kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru. Suatu asimilasi ditandai oleh

usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok. Untuk mengurangi

perbedaan itu, asimilasi meliputi usaha-usaha mempererat kesatuan tindakan, sikap, dan

perasaan dengan memperhatikan kepentingan serta tujuan bersama.

Hasil dari proses asimilasi yaitu semakin tipisnya batas perbedaan antarindividu dalam

suatu kelompok, atau bisa juga batas-batas antarkelompok. Selanjutnya, individu

melakukan identifikasi diri dengan kepentingan bersama. Artinya, menyesuaikan

Page 22: Revisi Makalah Ilmu Budaya Dasar

kemauannya dengan kemauan kelompok. Demikian pula antara kelompok yang satu

dengan kelompok yang lain.

 

Perubahan sosial dan kebudayaan  merupakan segala perubahan pada lembaga-

lembaga kemasyarakatan di dalam suataau masyarakat, yang mempengaruhi sistem

sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola-pola perilaku diantara

kelompok-kelompok dalam masyarakat.

Setiap masyarakat selama hidupnya pasti mengalami perubahan, perubahan bagi

masyarakat yang bersangkutan maupun bagi orang luar yang menelaahnya, dapat berupa

perubahan-perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Ada pula

perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun luas, serta ada pula perubahan-

perubahan yang lambat sekali, akan tetapi ada juga yang cepat.

Perubahan-perubahan dalam masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, pola-

pola perilaku, organisasi, susunan, lembaga-lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan

dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan seterusnya. Dengan

diakuinya dinamika sebagai inti jiwa masyarakat, maka banyak sarjana sosiologi modern

yang mencurahkan perhatiannya pada masalah-masalah perubahan sosial dan kebudayaan

dalam masyarakat. Masalah tersebut menjadi lebih penting dalam hubungannya dengan

pembangunan ekonomi yang diusahakan oleh banyak masyarakat dari Negara yang

kemerdekaan politiknya setelah perang dunia kedua.

Faktor-faktor penyebab perubahan sosial dan kebudayaan

Page 23: Revisi Makalah Ilmu Budaya Dasar

a. faktor intern

¯  Bertambah atau berkurangnya penduduk

¯  Penemuan-penemuan baru (inovation – discoveri [gagasan] – invention [diterapkan

dalam masyarakat]

¯  Pertentangan-pertentangan dalam masyarakat (konflik)

¯  Pemberontakan / revolusi

b. faktor ekstern

¯  Perubahan lingkungan fisik manusia ( bencana alam )

¯  Pengaruh kebudayaan masyarakat lain

¯  Peperangan

 

Faktor-faktor yang mempengaruhi jalannya proses perubahan sosial :

v   Faktor-faktor yang mendorong :

• Kontak dengan kebudayaan lain

• Sistem pendidikan yang maju

• Sikap menghargai hasil karya orang lain dan keinginan untuk maju

• Toleransi terhadap perbuatan menyimpang

• Sistem lapisan masyarakat yang terbuka

• Penduduk yang heterogen

• Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu

Page 24: Revisi Makalah Ilmu Budaya Dasar

• Orientasi ke depan

• Nilai meningkatkan taraf hidup

v   Faktor-faktor yang menghambat :

• Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain

• Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat

• Sikap masyarakat yang tradisional

• Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat (vested

Interest)

• Rasa takut terjadinya kegoyahan dalam integrasi kebudayaan

• Prasangka terhadap hal baru

• Hambatan ideologis

• Kebiasaan

• Sikap pasrah

2.5 Problematika Sosial Kebudayaan

Manusia dan Budaya Unggul

Buku Stephen R Covey berjudul The 8th Habit: From Effectiveness to Greatness

setidaknya menjadi pemicu diskusi tentang budaya unggul akhir-akhir ini. Para cerdik

Page 25: Revisi Makalah Ilmu Budaya Dasar

cendekia pun ribut mencari apa yang sebenarnya unggul dalam diri kita dan apa memang

ada keunggulan itu. Tidak main-main, bahkan Bapak Presiden merasa perlu

menyampaikan kepada rakyatnya untuk melahirkan budaya unggul dalam bangsa ini.

Dalam maksud yang sederhana, budaya unggul akan bisa memulihkan harga diri

dan martabat bangsa ini menjadi bangsa yang tidak mudah dilecehkan dan diharapkan

mampu mengatasi krisis berkepanjangan dan seterusnya. Jika budaya unggul bisa

didiskusikan bersama seiring dengan manusia unggul, setidaknya apa yang dinyatakan

oleh Covey sebagai manusia dengan predikat Greatness membawa ingatan kita pada apa

yang oleh Filosof asal Jerman, Friedrich Wilhelm Nietzsche (1844-1900), dinyatakan

sebagai uebermensch yang dalam bahasa Inggris sering diterjemahkan sebagai superman.

Kebudayaan merupakan identitas dari manusia.

Untuk melahirkan budaya unggul, terlebih dahulu manusia harus bisa menjawab

tantangan yang ada dalam dirinya sendiri. Manusia unggul tidak lahir dari situasi statis,

melainkan dari proses dinamis. Tidak saja dalam pengertian bagaimana upaya

menemukan talenta terbaik dalam diri seseorang, melainkan upaya untuk terus-menerus

menjadi manusia yang lebih (over going).

Dalam pengertian ini, Ignas Kleden (2004) menyatakan bahwa manusia hanya

akan berhasil menjadi manusia melalui proses ueberwindung atau overcoming (dalam

bahasa Inggris). Anjuran untuk berproses menjadi manusia unggul sudah dinyatakan

dengan amat jelas dalam Also Sprach Zarathustra. Jelas sekali ketika Nietzsche menulis

bahwa pertanyaan pertama dan satu-satunya yang dianjurkan oleh Zarathustra adalah Wie

Wird der Mensch Ueberwubden (bagaimana caranya manusia mengatasi manusia).

Pengertiannya, untuk lahir sebagai Superman, manusia harus terus-menerus

Page 26: Revisi Makalah Ilmu Budaya Dasar

mengatasi dirinya sebagai manusia. Untuk menjadi manusia unggul, manusia harus bisa

meningkatkan dirinya dari sekadar manusiawi (Humanus) menjadi lebih manusiawi

(Humanior). Manusia unggul keluar dari proses dinamis dan penuh tantangan, manusia

yang bisa menggunakan kehendak dan kuasanya untuk mengatasi rasa lemahnya.

Nietzsche adalah Filosof yang begitu yakin bahwa manusia harus berdiri di atas sifat-sifat

konkretnya.

Manusia bukanlah suatu konsep abstrak sebagaimana dipahami oleh kaum idealis

atau juga kaum materialis. Keduanya sering melahirkan pandangan-pandangan dunia

yang bersifat statis. Padahal, hidup dan kehidupan itu sendiri merupakan sesuatu yang

dinamis dan bergerak terus-menerus. Bukankah Nietzsche sendiri menyatakan : “Man is

something that is to be surpassed (Manusia adalah sesuatu yang harus dilampaui)”. Atau

dengan yakin ia menyatakan : “What is great in man is that he is a bridge and not a goal;

What is lovable in man is that he is an over- going and down-going ( Apa yang agung

dalam diri manusia adalah bahwa dia adalah jembatan dan bukan tujuan; apa yang patut

dicinta dalam diri manusia adalah bahwa dia adalah perjalanan naik dan turun ).

Melahirkan manusia unggul jangan disalahpahami hanya dengan pengertian

meloloskan siswa-siswa berprestasi yang mampu merengkuh juara olimpiade fisika,

matematika, atau kimia. Menjadi manusia unggul biasa dialami oleh siapa saja yang

mampu mengatasi kediriannya menuju kedirian yang lebih. Sifat serakah dan senang

korupsi adalah manusiawi dan bahkan menjadi bagian tak terpisah dari manusia. Untuk

lahir menjadi manusia unggul, seseorang harus bergerak untuk memperbarui

kemanusiawiannya menjadi lebih manusiawi dengan menjelma menjadi manusia yang

tidak serakah dan senang korupsi.

Page 27: Revisi Makalah Ilmu Budaya Dasar

Seorang pejabat akan bernilai lebih jika setiap saat dia berhasil mengawasi dan

menekan nafsu korupsinya. Dalam mengarungi bahtera kehidupan yang nyata itulah

manusia diberi kuasa untuk memikul tanggung jawab atas dirinya sendiri. Dia harus

menciptakan nilai-nilai untuk dirinya sendiri pada saat perjalanan kehidupan tersebut.

Di sini dapat dipahami mengapa Nietzsche amat membenci pada mereka yang

mudah menyerahkan diri pada skema nilai-nilai yang diciptakan di luar dirinya sendiri.

Nietzsche menyebut mereka sebagai “Manusia bermoral gerombolan” atau “Manusia

bermoral budak”. Mereka adalah para pengecut yang hanya bisa berlindung di balik nilai-

nilai yang menjerat kedigdayaannya.

“The ignorant, to be sure, the people-they are like a river on which a boat floateth

along; and in the boat sit the estimates of value, solemn and disguised”. Mereka seperti

sebuah sungai yang di atasnya mengambang sebuah perahu; dan di dalam perahu itu

duduk nilai yang dihargai, penuh kemeriahan dan samaran.

Manusia unggul, jika mau merujuk pada Nietzsche, bisa lahir dan dilahirkan dari

manusia yang tak lagi menggantungkan diri segala tekanan dari luar. Dengan tidak

memperpanjang segala kontroversi pendapat Nietzsche, budaya unggul dalam perspektif

ini bisa dijadikan rujukan untuk mengembalikan jati diri dan martabat kebangsaan yang

hancur di tengah keserakahan modal, penguasa, utang luar negeri, bahkan terorisme.

Komodifikasi kebudayaan

Ada kesan bahwa kebudayaan semakin mejadi komoditas. Kebudayaan seakan-

Page 28: Revisi Makalah Ilmu Budaya Dasar

akan diapropriasi oleh elite politik, elite intelektual, elite birokrat, elite system pendidikan

atau elite budaya sendiri. Apropriasi itu berlangsung atas dua jalur. Pertama, terungkap

dalam pembicaraan tentang kebudayaan masyarakat yang dikatakan tidak cocok untuk

pembangunan. Menurut jalur ini budaya masyarakat perlu direkayasa supaya sesuai

dengan pembangunan. Yang merekayasa adalah elite yang berbeda dari masyarakat yang

menganggap dirinya sudah mempunyai budaya yang sesuai dengan pembangunan. Jalur

itu juga melegitimasi penundaan proses demokratisasi : selama masyarakat masih

memiliki mentalitas yang tidak cocok dengan pembangunan, ia belum dapat ikut dalam

proses penentuan arah perjalanan bangsa Indonesia.

Kedua, berkebalikan dengan yang pertama, yaitu jalur keprihatinan terhadap

budaya bangsa. Dia mendapat ekspresi dalam dua sub lagu yang bersama menghasilkan

paduan suara atau duet harmoniselite yang prihatin. Sub lagu yang pertama disebut lagu

museum ; unsure-unsur positif warisan budaya bangsa perlu dilestarikan. Disini termasuk

pakaian nasional, tari-tarian, sopan santun ketimuran, kekeluargaan, gotong royong dan

lain-lain. Dengan menetapkan apa yang termasuk budaya bangsa, elite menetapkan

kelakuan masyarakat yang mana sesuai dan yang mana tidak sesuai.

Sub-lagu yang kedua mau melindungi budaya nasional terhadap pengeruh buruk

dari luar. Elite yang menganggap diri berwenang untuk menetapkan sikap-sikap mana

yang tidak sesuai dengan budaya bangsa. Disini kita mendengarkan bahwa bangsa

Indonesia tidak mengenal oposisi, bahwa masyarakat kita bermusyawarah daripada

memperjuangkan hak-haknya, tidak bersikap konfrontatif, bahwa bertindak berdasarkan

keyakinan sendiri adalah individualisme, dan oleh karena itu asing.

Hal-hal diatas secara tegas menyatakan bahwa demi budaya bangsa elitelah yang

Page 29: Revisi Makalah Ilmu Budaya Dasar

sebaiknya menentukan arah pembangunan.

Tantangan Kebudayaan

Masyarakat kita yang berbudaya akan beruntung apabila mengenal dan akrab

dengan beberapa kebudayaan barat. Sama dengan orang barat yang mengenal dan

mencintai kebudayaan-kebudayaan Timur. Pertemuan dengan kebudayaan lain selalu

memperkaya kita sendiri. Mengagumi karya karya seni Italia, atau menelusuri filsafat

Perancis bagi orang timur pasti sangat rewarding. Yang pasti menarik, pelancongan ke

dalam kebudayaan lain tidak cenderung memiskinkan persepsi tentang kebudayaan

sendiri, melainkan memperkaya.

Kebudayaan yang sungguh-sungguh mengancam kita adalah kebudayaan modern

tiruan. Dia mengancam karena tidak sejati, tidak substansial, semu, dan ersatz.

Kebudayaan itu membuat kita menjadi manusia plastic, manusia tanpa kepribadian,

manusia terasing, manusia kosong, manusia latah.

Pada dasarnya, perkembangan teknologi informasi (internet) ini dapat

dimanfaatkan untuk media pengembangan budaya nasional. Bangsa Indonesia memiliki

kesempatan yang besar untuk mempublikasikan atau bahkan mempromosikan semua

budaya nasional Bangsa Indonesia untuk kemajuan bangsa dan kesejahteraan rakyat.

Banyak hal yang dapat dimanfaatkan melalui yang terkait dengan budaya nasional. Kita

bersyukur karena batik telah di tetapkan oleh UNESCO sebagai bagian dari kebudayaan

dunia. Sehingga tanggal 2 Oktober telah ditetapkan sebagai “Hari Batik se-Dunia”. Kita

harus berbangga karena Indonesia di kenal sebagai negara batik yang juga sudah menjadi

bagian dan bahkan menjadi mata pencaharian masyarakat kita. Semoga keberhasilan ini

Page 30: Revisi Makalah Ilmu Budaya Dasar

dapat disusul dengan budaya nasional bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

Telah beberapa kali negeri Jiran Malaysia membuat panas hati sebagian besar

masyarakat Indonesia. Negara yang mengusung slogan “Truly Asia” itu telah berulang

kali mengklaim kebudayaan Indonesia sebagai miliknya. Berikut sebagian datanya :

• Agustus 2007

Malaysia mengklaim dan mempatenkan batik motif “Parang Rusak”, angklung,

wayang kulit hingga rendang. Sehingga Sekjen Departemen Kebudayaan dan

Pariwisata, Sapta Nirwandar menyatakan bahwa pemerintah telah mendaftarkan batik

dan angklung ke UNESCO, sebagai masterpiece world heritage. Langkah ini

merupakan reaksi setelah munculnya klaim tersebut.

• Oktober 2007

Lagu yang sangat mirip “Rasa Sayang” menjadi soundtrack iklan pariwisata Malaysia

yang dicurigai diambil dari lagu “Rasa Sayange”. Lagu ini pernah di-upload di situs

resmi pariwisata Malaysia, http://www.rasasayang.com.my dan disiarkan oleh

televisi-televisi di Malaysia. Klaim ini menuai kecaman hebat dari masyarakat

Indonesia hingga DPR. Tapi Malaysia sempat berdalih lagu tersebut sudah terdengar

di Kepulauan Nusantara sebelum lahirnya Indonesia. Sehingga tak bisa diklaim

sendiri oleh Indonesia. Demikian juga lagu “Indang Bariang” yang merupakan lagu

asal daerah Sumatera tersebut.

• 21 November 2007

Para seniman Ponorogo kaget oleh munculnya Tari Barongan yang sangat mirip Reog

Ponorogo. Padahal Pemerintah Kabupaten Ponorogo telah mendaftarkan Reog

Page 31: Revisi Makalah Ilmu Budaya Dasar

Ponorogo dan mendapatkan Hak Cipta No.026377 pada 11 Februari 2004. Oleh

Malaysia, tarian ini diberi nama Tari Barongan. Website Kementerian Kebudayaan,

Kesenian dan Warisan Malaysia (http://heritage.gov.my) pernah memampangnya dan

menyatakan tarian itu warisan dari Batu Pahat, Johor dan Selanggor Malaysia.

• 25 November 2007

Pada acara “Kemilau Nusantara 2007” di Bandung, Wakil Duta Besar Malaysia untuk

Indonesia, Datuk Abdul Azis Harun, mengancam mengklaim Bahasa Indonesia

sebagai Bahasa Melayu. “Bahasa Melayu adalah Bahasa Malaysia,” katanya.

Ancaman tersebut akan dilaksanakan bila masyarakat dan Pemerintah Indonesia

masih mempermasalahkan klaim Malaysia terhadap lagu “Rasa Sayange” yang

dibuat di Malaysia pada tahun 1907 dan tari Barongan.

• Juni 2008

Staf Ahli Menko Kesra bidang Ekonomi Kerakyatan dan Informasi Malaysia, Komet

Mangiri mengatakan bahwa Indonesia kalah cepat dari Malaysia dalam mematenkan

batik. Tapi yang berhasil dipatenkan itu hanya motif Parang Rusak. Adapun motif-

motif lainnya berusaha diselamatkan dengan dipatenkan sejumlah perancang dan

Pemerintah Daerah ke Depkumham dan Pemerintah mematenkan ke UNESCO.

• Maret 2009

Melihat perkembangan tersebut, Indonesia berupaya mematenkan batik, keris dan

wayang. “Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali” kata Kabag Pembangunan

Karakter dan Pekerti Bangsa Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Edi Irawan.

Page 32: Revisi Makalah Ilmu Budaya Dasar

• Agustus 2009

Tari Pendet menjadi iklan acara Discovery Channel bertajuk “Enigmatic

Malaysia”. Setelah dipersoalkan selama beberapa hari, Discovery Channel akhirnya

memunculkan iklan itu terhitung sejak senin 24 Agustus 2009. Pemerintah Malaysia

menyatakan tak pernah mengklaim Tari Pendet.

Kebudayaan tiruan itu mempunyai daya tarik luarbiasa sehingga mampu

menyedot pandangan kita tentang nilai, dasar harga diri, dan status. Ia menawarkan

kemewahan, kepenuhan hidup, kemantapan diri, asal kita mau berpikir sendiri, dan

berhenti membuat penilaian sendiri. Kebudayaan yang dikatakan modern itu membuat

kita lepas dari kebudayaan tradisional kita sendiri, dan sekaligus tidak menyentuh

kebudayaan teknologis modern yang sesungguhnya. Akhirnya kita hanya seolah-olah

menjadi manusia modern.

Page 33: Revisi Makalah Ilmu Budaya Dasar

BAB III

PENUTUP

 Kesimpulan

Kebudayaan adalah salah satu istilah teoritis dalam ilmu-ilmu sosial. Secara

umum, kebudayaan diartikan sebagai kumpulan pengetahuan yang secara sosial

diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Dari pembahasan diatas kami dapat simpulkan bahwa manusia berhubungan erat dengan

kebudayaan yang ada pada lingkungan sekitarnya. Karena kebudayaan tersebut

merupakan cara beradaptasi untuk mengatur hubungan antar manusia sebagai wadah

masyarakat menuju taraf hidup tertentu.

Kebudayaan berpengaruh dalam membentuk pribadi seseorang sehingga

mengharuskan manusia untuk mengikuti norma-norma yang ada pada budaya tersebut.

Dengan demikian, budaya patokan cara hidup manusia di tempat dia berada. Selain itu

dalam kebudayaan mengajarkan tentang keimanan

Saran

Kita sebagai mahluk berbudaya semestinya melestarikan budaya yang kita punya,

jangan sampai budaya yang kita punya tidak kita lestarikan dan sampai punah. Karena

siapa lagi jika bukan kita penerus bangsa yang melestarikan?

Kita lestarikan baik-baik budaya yang telah kita punya agar tidak diakui oleh bangsa lain.

 

Page 34: Revisi Makalah Ilmu Budaya Dasar

DAFTAR PUSTAKA

Taylor, E.B (1958/1871) Primitive Culture : Researches in the Development of

Mythologi, Religion, art and Custom, Gloucester, MA. ,

Spiro, M.E (1987) Culture and Human Nature, Chocago ,

Schneider, D. (1968) American Kinship : A Cultural Account, Englewood Cliffs, NJ.

Geertz, C. (1973) The Interpretation of Culture, New York ,

Malinowski, B (1922) Argonouts of The western Pasific, London ,

Benedict. R (1934) Pattern of Culture, Boston, MA ,

D’Andrade, R, Culture dalam Jessica Kuper, & Adam Kuper,, Ensiklopedi Ilmu-ilmu

Sosial, 2000 ,

Swartz, M. (1991) The Way The World is : Cultural Processes and Sosial Relations

among the Mombassa Swahili, Berkeley, CA ,

D’Andrade, R, Ibid ,

Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, Setagkai Bunga Sosiologi, edisi pertama,

yayasan Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 1964, hal 155 ,

Kluckhohn C, dalam Soerjono Soekanto, Sosiologi suatu pengantar, edisi ke-4, Rajawali

Pers, 1990 ,

Linton, R, A Study of Man, an introduction, Appleton Century-Croft. Inc., New York,

1936, hal 397 ,

Saiful Arif, Kompas, Jum’at 17 Februari 2006, HTML ,

Franz Magnis Suseno, Filsafat Kebudayaan Politik, butir-butir Pemikiran Kritis, PT

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 1992, hal 29-30 .