Makalah PBM Revisi

32
MAKALAH PROSES BELAJAR MENGAJAR PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) Disusun untuk memenuhi tugas Biokimia yang dibimbing Oleh Dr. Ibrohim, M.Si dan Dr. Hadi Suwono, M.Si Oleh Kelompok 6 EKA VANSIA 120341521856 TINCE DORMALIN KOROH 120341540940 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS PASCA SARJANA

description

Makalah PBM

Transcript of Makalah PBM Revisi

MAKALAH PROSES BELAJAR MENGAJAR

PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

(PROJECT BASED LEARNING)Disusun untuk memenuhi tugas Biokimia yang dibimbing

Oleh Dr. Ibrohim, M.Si dan Dr. Hadi Suwono, M.Si

Oleh

Kelompok 6

EKA VANSIA

120341521856TINCE DORMALIN KOROH120341540940

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS PASCA SARJANA

POGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

Oktober, 2012

BAB I

PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah

Berbagai macam metode belajar yang berkembang di dunia pendidikan memiliki tujuan untuk membuat kualitas pendidikan semakin baik. Metode pembelajaran konvensional (teacher center) beralih menjadi student center. Peralihan teacher center ke student center ini menunjukkan bahwa partisipasi siswa sangat dibutuhkan dalam pembelajaran. Hal ini lah yang menjadikan metode pembelajaran berbasis student center menjadi marak dikembangkan di dunia pendidikan Indonesia.Dalam proses belajar mengajar dibutuhkan suatu metode yang mampu mendorong siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu, siswa juga diharapkan mampu mengaplikasikan biologi dalam lingkungan di luar kelas atau dalam kehidupan sehari-harinya. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa siswa masih mengalamai kesulitan dalam menerapkan biologi di dalam kehidupan nyatanya. Pembelajaran Berbasis Proyek (project-based learning) adalah metode yang mendorong siswa untuk menjadi lebih aktif dalam kelas dan mampu menerapkan biologi dalam kehidupan nyatanya. Metode ini membuat siswa menjadi produktif karena siswa akan bekerja dalam sebuah proyek. Proyek yang diberikan adalah proyek yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Proyek ini juga akan menumbuhkan motivasi bagi siswa dalam pembelajaran karena lebih menarik dan lebih nyata. Menurut Cord et al. (Khamdi, 2007) pembelajaran berbasis proyek adalah suatu model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. Pembelajaran berbasis proyek adalah penggunaan proyek sebagai model pembelajaran. Proyek-proyek meletakkan siswa dalam sebuah peran aktif yaitu sebagai pemecah masalah, pengambil keputusan, peneliti, dan pembuat dokumen.

Pembelajaran berbasis proyek berangkat dari pandangan konstruktivism yang mengacu pada pendekatan kontekstual (Khamdi, 2007). Dengan demikian, pembelajaran berbasis proyek merupakan metode yang menggunakan belajar kontekstual, dimana para siswa berperan aktif untuk memecahkan masalah, mengambil keputusan, meneliti, mempresentasikan, dan membuat dokumen. Pembelajaran berbasis proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan kompleks yang diperlukan siswa dalam melakukan investigasi dan memahaminya.

BAB II

PEMBAHASAN

A. SEJARAH MUNCULNYA PROJECT BASED LEARNINGMunculnya gagasan tentang metode pembelajaran project-based learning diawali dengan adanya metode problem-based learning. Problem-based learning sendiri berawal dari fenomena di lapangan yaitu banyak dari lulusan pendidikan medis (kedokteran) yang memiliki pengetahuan faktual dan akademik tinggi namun tidak mampu menerapkan pengetahuannya dalam penanganan pasien sungguhan. Problem-Based Learning (PBL) dikembangkan pada akhir 1960-an untuk tujuan utama yakni digunakan untuk pelatihan dokter di Universitas McMaster di Ontario, Kanada (Suzanne Florin, 2010). Setelah mengkaji tentang pendidikan yang dilakukan terhadap calon tenaga medis maka dikembangkan suatu program pembelajaran yang menempatkan calon tenaga medis ke dalam situasi simulatif yang dikenal dengan problem based learning. Berdasarkan dari fenomena dalam dunia medis tersebut kemudian penggunaan pendekatan problem based learning mulai diadaptasi menjadi model project based learning dalam pendidikan yang mencetak tenaga-tenaga praktisi. Perbedaannya terletak pada objek. Kalau dalam problem-based learning pembelajar lebih didorong dalam kegiatan yang memerlukan perumusan masalah, pengumpulan data, dan analisis data (berhubungan dengan proses diagnosis pasien); maka dalam project-based learning pembelajar lebih didorong pada kegiatan desain: merumuskan tindakan, merancang tindakan, mengkalkulasi kemungkinan tiap tindakan, melaksanakan pekerjaan/tindakan, dan mengevaluasi hasil. (Waras Khamdi, 2007). Proyek sebagai sebuah metodologi pembelajaran bukan hal baru di Amerika, di Amerika hal tersebut dipelopori oleh John Dewey (Daniel K. Schneider, 2005). JohnDeweytelah mengemukakan bahwa belajar bergantung pada pengalaman, minat siswa, dan topik yang terintegrasi/saling terkait satu sama lain. Oleh karena itu belajar harus bersifat aktif,melibatkan siswa secara langsung,dan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Kesadaran sosial menjadi tujuan dari semua pendidikan. Hal ini terlihatdalam penelitian tentang pembelajaran berbasis masalahdalambidang medis, sebuahpeloporpentingdari project based learning (HowardHealth & Life SciencesHighSchool). "Learning by doing"adalah sebuahtradisi lamadalam pendidikan Amerika. Akar berdirinya project-based learning di Amerika berawal dari tradisi tersebut walaupun tak dapat dipungkiri bahwa problem-based learning dalam bidang medis menjadi pelopor munculnya project-based learning di Amerika. Selain fenomena dalam hal medis di atas faktor kedua munculnya projec- based learning di Amerika adalahdunia yang telah berubah (Buck Institute for Education).Hampir semuaguru memahami bagaimana budayaindustri/industrialisasi telahmengubah tatanan masyarakatdan mereka mengakuibahwa sekolah-sekolahsekarang harusberadaptasi denganabad baru.Sudah jelas bahwaanak-anak membutuhkankeduapengetahuan dan keterampilanuntuk bersaing di era baru ini.Kebutuhan initidak hanya didorongoleh permintaantenaga kerjadengan kinerja tinggi yangdapat merencanakan,berkolaborasi,dan berkomunikasi dengan baik,tetapi jugamemiliki tanggung jawabsipildan menguasaiperanbaru merekasebagai warga negaraglobal.B. PENGERTIAN PROJECT-BASED LEARNINGTidak ada suatu definisi/pengertian resmi untuk menjelaskan tentang Project-Based Learning, namun beberapa pihak memberikan definisi mereka masing-masing diantaranya (Buck Institute for Education; Daniel K. Schneider, 2005; Yudi Purnawan, 2007) :1.Buck Institute for EducationProject-Based Learning adalah suatu metode pembelajaran sistematis yang melibatkan siswa dalam belajar ilmu pengetahuan dan keterampilan melalui proses penyelidikan terhadap masalah-masalah nyata dan pembuatan berbagai karya atau tugas yang dirancang secara hati-hati.2.Moursund, J. W. Thomas, dkk.Project-based learning adalah model pengajarandan pembelajaran yangmenekankan pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan memberikan suatu proyek.Hal ini memungkinkan siswa untuk bekerja secara mandiri untuk membangun pembelajarannya sendiri dan kemudian akan mencapai puncaknya dalam suatu hasil yang realistis seperti karya yang dihasilkan siswa sendiri. Lebih khusus lagi project-based learning dapat didefinisikan sebagai berikut: a. Fokus padakonsep-konseputamadari suatu materi b. Melibatkanpengalaman belajar yangmelibatkan siswa dalam persoalankompleks namun realistik yang membuat merekamengembangkan danmenerapkan keterampilandan pengetahuan yang mereka miliki c. Pembelajaranyang menuntut siswauntuk mencariberbagai sumber informasi dalam rangkamemecahkan masalah d. Pengalaman siswa belajar untukmengelola danmengalokasikansumber daya sepertiwaktu danbahan3. John ThomasProject-based learning adalah pembelajaran yang memerlukantugas-tugas kompleks,didasarkan pada pertanyaan/masalah menantang,yang melibatkansiswadalam mendesain, memecahan masalah, membuatkeputusan,atau kegiataninvestigasi,memberikan siswakesempatan untuk bekerjasecara mandiriselama periodeyang lama,dan berujung padarealistisproduk ataupresentasi.4.Ronald MarxProject-based learning sering kali memiliki pertanyaan pendorong meliputi hal-hal pokok/konsep yang bermula dari masalah di dunia nyata; penyelidikan dan karya yang memungkinkan siswa belajar suatu konsep, penerapan informasi, dan mempresentasikan pengetahuannya dalam berbagai cara; kolaborasi antara siswa, guru dan anggota masyarakat sehingga siswa dapat belajar dari satu sama lain, dan penggunaan alat-alat yang membantu siswa mempresentasikan ide dengan teknologi. 5.Universityof Nottingham Project-based learning adalah metode pengajaran sistematik yang mengikut sertakan pelajar ke dalam pembelajaran pengetahuan dan keahlian yang kompleks, pertanyaanauthenticdanperancangan produk dan tugas.6.B Barron Project-based learningadalah pendekatan cara pembelajaran secara konstruktif untuk pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata dan relevan bagi kehidupannya.7.Blumenfeld dkk.Project-based learningadalah pendekatan komprehensif untuk pengajaran dan pembelajaran yang dirancang agar pelajar melakukan riset terhadap permasalahan nyata.

8.Boud & Felleti Project-based learning adalah cara yang konstruktif dalam pembelajaran menggunakan permasalahan sebagaistimulusdan berfokus kepada aktifitas pelajar.Pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran yang berpusat pada proses, relatif berjangka waktu, berfokus pada masalah, unit pembelajaran bermakna dengan memadukan konsep-konsep dari sejumlah komponen baik itu pengetahuan, disiplin ilmu atau lapangan. Pada pembelajaran berbasis proyek kegiatan pembelajarannya berlangsung secara kolaboratif dalam kelompok yang heterogen. Mengingat hakikat kerja proyek adalah kolaboratif, maka pengembangan keterampilan belajar berlangsung diantara mahasiswa/siswa. Pada pembelajaran berbasis proyek kekuatan individu dan cara belajar yang diacu dapat memperkuat kerja tim sebagai suatu keseluruhan.Ada beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan dalam implementasi pembelajaran proyek. Pendapat Thomas yang dikutip Herminarto Sofyan (2006: 298) menyatakan ada lima kriteria pembelajaran berbasis proyek yaitu keterpusatan (centralita), berfokus pada pertanyaan atau masalah, investigasi konstruktif atau desain, otonomi mahasiswa, dan realisme.Dalam pembelajaran berbasis proyek yang dijadikan sebagai pusat proyeknya adalah inti kurikulum. Melalui proyek ini mahasiswa akan mengalami dan belajar konsep-konsep. Pembelajaran berbasis proyek memfokuskan pada pertanyaan atau masalah yang mendorong menjalani konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Proyek ini dapat dibangun di sekitar unit tematik atau gabungan topik-topik dari dua atau lebih. Proyek juga melibatkan mahasiswa dalam investigasi konstruktif. Investigasi ini dapat berupa desain, pengambilan keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah, penemuan atau proses pembangunan model. Dan agar dapat disebut proyek yang memenuhi kriteria pembelajaran berbasis proyek, aktivitas tersebut harus meliputi transformasi dan kontruksi pengetahuan pada pihak mahasiswa/siswa. Proyek mendorong mahasiswa/siswa mendapatkan pengalaman belajar sampai pada tingkat yang signifikan. Proyek dalam pembelajaran berbasis pada proyek lebih mengutamakan otonomi, pilihan, waktu kerja yang tidak bersifat rumit, dan tanggung jawab mahasiswa. Proyek adalah realistik. Proyek memberikan keotentikan pada mahasiswa. Karakteristik ini meliputi topik, tugas, peranan yang dimainkan mahasiswa/siswa, konteks dimana proyek dilakukan, kolabotaror yang bekerja sama dengan mahasiswa/siswa, produk yang dihasilkan, sasaran bagi produk yang dihasilkan dan unjuk kerja atau kriteria dimana produk-produk dinilai.Secara umum pembelajaran berbasis proyek menempuh tiga tahap yaitu perencanaan proyek, pelaksanaan proyek, dan evaluasi proyek. Kegiatan perencanaan meliputi: identifikasi masalah riil, menemukan alternatif dan merumuskan strategi pemecahan masalah, dan melakukan perencanaan. Tahap pelaksanaan meliputi pembimbingan mahasiswa dalam penyelesaian tugas, dalam melakukan pengujian produk (evaluasi), presentasi antar kelompok. Tahap evaluasi meliputi penilaian proses dan produk yang meliputi: kemajuan belajar proyek, proses aktual dari pemecahan masalah, kemajuan kenerja tim dan individual, buku catatan dan catatan penelitian, kontrak belajar, penggunaan komputer, refleksi. Sedangkan penilaian produk seperti dalam hal: hasil kerja dan presentasi, tugas-tugas non tulis, laporan proyek.

Melalui Pembelajaran berbasis proyek mahasiswa akan mengalami dan belajar konsep-konsep. Pembelajaran berbasis proyek memfokuskan pada pertanyaan atau masalah yang mendorong menjalani konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Proyek juga melibatkan mahasiswa dalam investigasi konstruktif. Investigasi ini dapat berupa desain, pengambilan keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah, penemuan atau proses pembangunan model.

Proyek mendorong mahasiswa mendapatkan pengalaman belajar sampai pada tingkat yang signifikan. Proyek lebih mengutamakan otonomi, pilihan, waktu kerja yang tidak bersifat rumit, dan tanggung jawab mahasiswa. Proyek memberikan keotentikan pada mahasiswa. Karakteristik ini meliputi topik, tugas, peranan yang dimainkan mahasiswa, konteks dimana proyek dilakukan, kolabotaror yang bekerja sama dengan mahasiswa, produk yang dihasilkan, sasaran bagi produk yang dihasilkan dan unjuk kerja atau kriteria dimana produk-produk dinilai.C. KOMPONEN PROJECT-BASED LEARNING Langkah-langkah pengembangan pembelajaran berbasis proyek melibatkan enam komponen utama yaitu :1. Keautentikan (authenticity)Proyek yang yang akan dikerjakan siswa berhubungan dengan masalah dunia nyata. Ciri-ciri proyek yang menampilkan keautentikan, yaitu :a. Mengatasi masalah atau pertanyaan yang memiliki arti bagi siswab. Melibatkan masalah atau pertanyaan yang benar-benar dialami di dunia nyatac. Meminta siswa untuk menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai pribadi dan atau sosial di luar kelasDalam merancang proyek yang autentik, diperlukan penggunaaan masalah yang benar-benar ada dalam dunia nyata, misalnya berkaitan dengan isu-isu yang sedang terjadi yang relevan dengan keadaan sekarang sehinggan pembelajaran yang terjadi dapat bermakna, konstektual dan mengesankan.2. Ketaatan terhadap nilai akademik (academic rigor)Di sini, siswa menghadapi tantangan yang benar-benar melibatkan pikiran mereka. Dalam mengerjakan sebuah proyek, siswa ditantang untk menggunakan metode penyelidikan untuk satu disiplin ilmu atau lebih (seperti seorang sejarawan, ilmuwan, investor dan lain-lain).3. Hubungan dengan pakar (adult/expert relationship)Kekuatan pembelajaran berbasis proyek terletak pada keterlibatan pakar (orang ahli) yang ada di luar kelas. Siswa dapat berelasi dengan pakar yang berkaitan dengan proyek yang akan diselesaikan.Dalam hal ini, siswa diberi kesempatan untuk bekerja sama dengan sedikitnya satu orang dewasa (pakar) untuk memberi pengarahan ataupun untuk memberikan penilaian karya siswa.4. Aktif meneliti (active exploration)Pemberian proyek yang besar akan membuat siswa untuk lebih aktif melakukan penelitian. Guru sebaiknya memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk melakukan pekerjaan berbasis lapangan. Siswa dapat menggunakan metode, media dan sumber-sumber dalam melakukan penyelidikan. Pada akhirnya, siswa dapat mengkomunikasikan apa yang mereka pelajari melalui kegiatan pameran formal. Proyek yang bagus dapat mendorong siswa untuk aktif dalam penelitian, mengeksplorasi, menganalisis serta menyajikan hasil proyek.5. Belajar pada dunia nyata (applied learning)Siswa dilatih untuk menyelesaikan masalah-masalah dunia nyata dengan pendekatan stuktur dan terencana. Siswa dilatih untuk mengembangkan kemampuan yang dibutuhkan dalam lapangan pekerjaan. 6. Penilaian (assessment)Siswa diberi kesempatan untuk menerima feedback (umpan balik) yang berkualitas selama dan setelah pengerjaan proyek. Umpan balik formatif dapat diberikan oleh teman sebaya ataupun dari guru. Pada akhir proyek, evaluasi sumatif dari produk dan penampilan siswa diberikan oleh guru dan orang dewasa lain (pakar) yang menilai pekerjaan siswa dalam kaitannya dengan indikator kualitas yang telah ditentukan. D. IMPLEMENTASI PROJECT-BASED LEARNINGImplementasi model project-based learning mengikuti lima langkah utama, sebagai berikut: 1. Menetapkan tema proyek. Tema proyek hendaknya memenuhi indikator-indikator berikut: (a) memuat gagasan umum dan orisinil, (b) penting dan menarik, (c) mendeskripsikan masalah kompleks, (d) mencerminkan hubungan berbagai gagasan, (e) mengutamakan pemecahan masalah. 2. Menetapkan konteks belajar. Konteks belajar hendaknya memenuhi indikator-indikator berikut: (a) Pertanyaan-pertanyaan proyek mempersoalkan masalah dunia nyata, (b) mengutamakan otonomi siswa, (c) Melakukan inquiry dalam konteks masyarakat, (d) Siswa mampu mengelola waktu secara efektif dan efesien, (e) Siswa belajar penuh dengan kontrol diri, (f) Mensimulasikan kerja secara profesional. 3. Merencanakan aktivitas-aktivitas. Pengalaman belajar terkait dengan merencanakan proyek adalah sebagai berikut: (a) membaca, (b) meneliti, (c) observasi, (d) interviu, (e) merekam, (f) mengunjungi objek yang berkaitan dengan proyek, (g) akses internet.4. Memproses aktivitas-aktivitas. Indikator-indikator memeroses aktivitas meliputi antara lain: (a) membuat sketsa, (b) melukiskan analisa, (3) menghitung , (d) mengenerate, (e) mengembangkan prototype (ide).5. Penerapan aktivitas-aktivitas untuk menyelesaikan proyek. Langkah-langkah yang dilakukan, adalah: (a) mencoba mengerjakan proyek berdasarkan sketsa, (b) menguji langkah-langkah yang telah dikerjakan dan hasil yang diperoleh, (c) mengevaluasi hasil yang telah diperoleh, (d) merevisi hasil yang telah diperoleh, (e) melakukan daur ulang proyek yang lain, (f) mengklasifikasi hasil terbaik.1. Pembelajaran Berbasis Proyek menurut The George Lucas Educational

Foundation

Project Based Learning merupakan sebuah model pembelajaran yang sudah banyak dikembangkan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, Project Based Learning bermakna sebagai pembelajaran berbasis proyek. Definisi secara lebih komperehensif tentang Project Based Learning menurut The George Lucas Educational Foundation (2005) adalah sebagai berikut :

a. Project-based learning is curriculum fueled and standards based. Project Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang menghendaki adanya standar isi dan standar kompetensi dalam kurikulumnya. Melalui Project Based Learning, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen mayor sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah displin yang sedang dikajinya.

b. Project-based learning asks a question or poses a problem that each student can answer.

Project Based Learning adalah model pembelajaran yang menuntut pengajar dan atau peserta didik mengembangkan pertanyaan penuntun (a guiding question). Mengingat bahwa masingmasing peserta didik, memiliki gaya belajar yang berbeda, maka Project Based Learning memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Hal ini memungkinkan setiap peserta didik pada akhirnya mampu menjawab pertanyaan penuntun.

c. Project-based learning asks students to investigate issues and topics addressing real-world problems while integrating subjects across the curriculum.

Project Based Leraning merupakan pendekatan pembelajaran yang menuntut peserta didik membuat jembatan yang menghubungkan antar berbagai subjek materi. Melalui jalan ini, peserta didik dapat melihat pengetahuan secara holistik. Lebih daripada itu, Project Based Learning merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.

d. Project-based learning is a method that fosters abstract, intellectual tasks to

explore complex issues.

Project Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan pemahaman. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi dan mensintesis informasi melalui cara yang bermakna.

Langkah-langkah pembelajaran dalam Project Based Learning terdiri dari :

a. Start with the essential question

Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Pengajar berusaha agar topik yang diangkat relefan untuk para peserta didik.

b. Design a plan for the project

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasamemiliki atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek.

c. Create a schedule

Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline penyelesaian proyak, (3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk

membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara

d. Monitor the students and the progress of the project

Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting

e. Assess the outcome

Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

f. Evaluate the experience

Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran.

2. Pembelajaran Berbasis Proyek menurut the AutoDesk Foundation

Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa Project Based Learning adalah pendekatan pembelajaran yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja,

b. adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik,

peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan

atau tantangan yang diajukan,

c. peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan

mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan,

d. proses evaluasi dijalankan secara kontinyu,

e. peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah

dijalankan,

3. Pembelajaran Berbasis Proyek menurut Buck Institute fo Education

Pembelajaran berbasis proyek, bahwa belajar berbasis proyek memiliki karakteristik:

a. Peserta didik membuat keputusan, dan membuat kerangka kerja,

b. terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya,

c. peserta didik merancang proses untuk mencapai hasil,

d. peserta didik bertanggungjawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi

yang dikumpulkan,

e. melakukan evaluasi secara kontinu,

f. peserta didik secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan,

g. hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya, dan

h. kelas memiliki atmosfer yang memberi toleransi kesalahan dan perubahan.Adapun langkah-langkah secara umum dalam pembelajaran berbasis proyek adalah sebagai berikut :Pembelajaran ini menerapkan pembelajaran integrated learning model. Hanya tambahannya, siswa harus mempunyai satu proyek (satu topik bahasan yang penulisannya pada sebuah produk, misalnya power point, poster, media cetak, dan lain-lain, dan produk itu nantinya akan dipresentasikan) Adapun langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: 1. Memaparkan judul/topik proyek yang akan dibahas 2. Judul ini adalah suatu tema yang menarik dan kontekstual, yang di dalamnya akan didalami dengan multidisipliner dalam satu kurikulum pertingkat jenjang kelas. Misalnya, Judul Proyek: Merancang Tempat Bermain. Tentukan permasalahannya dengan pertanyaan dasar untuk seluruh desain dari proyek ini. Misalnya dalam proyek tempat bermain, Bagaimanakah menciptakan peta untuk mengukur? Apa cara terbaik untuk menyajikan data pada suatu survai? Bagaimama membuat pengukuran akurat?3. Tinjau proyek dari berbagai kompetensi dasar yang hendak dicapai4. Lihat kurikulum. Pelajaran apa saja yang bisa diintegrasikan. Ambil KD dan Indikatornya. Misal Pelajaran fisika, Pelajaran Bahasa Indonesia dipakai untuk membuat laporan setelah melakukan pengamatan 5. Bagi siswa ke dalam kelompok kecil (maksimal per kelompok 5 orang)6. Minta mereka untuk mencari data/bahan presentasi di berbagai sumber, misal buku, internet, majalah, wawancara dengan orang, dll.7. Buat rubrik penilaiannya untuk tiap mata pelajaran yang diintegrasikannya. Rubrik ini dibuat oleh guru bidang studi yang diintegrasikan dalam proyek.8. Kelompok akan menyusun laporannya di power point.9. Dalam hal ini, siswa dalam kelompok akan menerapkan metode inquiry, mereka akan saling berdiskusi menjawab pertanyaan dasar. Di akhir presentasi dalam produk dicantumkan sebuah kesimpulan jawaban pertanyaan dasar setelah dilihat dari berbagai multidisiplin. Guru bidang studi yang diintegrasikan berfungsi sebagai fasilitator, membantu kelompok bila kelompok menemui kesulitan.10. Buat deadline waktu pengerjaannya. Kapan dimulai, kapan presentasi.11. Presentasi produk. Penilaian berdasarkan rubrik yang telah disepakati oleh siswaE. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PROJECT-BASED LEARNINGKeuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) antara lain:1. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.2. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.Membuat siswa menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks.3. Meningkatkan kolaborasi. Pentingnya kerja kelompok dalam proyek adalah mendorong siswa untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi. Kelompok kerja kooperatif, evaluasi siswa, pertukaran informasi online adalah aspek-aspek kolaboratif dari sebuah proyek. Teori-teori kognitif yang baru dan konstruktivistik menegaskan bahwa belajar adalah fenomena sosial, dan bahwa siswa akan belajar lebih di dalam lingkungan kolaboratif.4. Meningkatkan keterampilan mengelola sumber. Bagian dari menjadi siswa yang independen adalah bertanggungjawab untuk menyelesaikan tugas yang kompleks. Pembelajaran Berbais Proyek yang diimplementasikan secara baik memberikan kepada siswa pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.5. Pendekatan proyek menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.6. PBL melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.7. PBL membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.

Kelemahan Project-Based Learning1. Memerlukan banyak waktu yang harus diselesaikan untuk menyelesaikan masalah.2. Membutuhkan biaya yang cukup banyak3. Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana instruktur memegang peran utama di kelas.4. Banyaknya peralatan yang harus disediakan.5. Beberapa siswa yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.6. Ada kemungkinan siswa yang kurang aktif dalam kerja kelompok.7. Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan siswa tidak bisa memahami topik secara keseluruhanUntuk mengatasi kelemahan dari pembelajaran berbasis proyek di atas seorang pendidik harus dapat mengatasi dengan cara memfasilitasi peserta didik dalam menghadapi masalah, membatasi waktu peserta didik dalam menyelesaikan proyek, meminimalis dan menyediakan peralatan yang sederhana yang terdapat di lingkungan sekitar, memilih lokasi penelitian yang mudah dijangkau sehingga tidak membutuhkan banyak waktu dan biaya menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga instruktur dan peserta didik merasa nyaman dalam proses pembelajaran.DAFTAR PUSTAKAAdmin. Metode Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) [online]. Diakses di http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/disk1/151/hubptain-gdl-ellyikasus-7509-3-babii.pdf (17 Oktober 2011)

Buck Institute for Education. Introduction to Project Based Learning. [Online]. Diakses di http://www.bie.org/images/uploads/general/20fa7d42c216e2ec171a212e97fd4a9e.pdf (18 Oktober 2011)

Daniel K. Schneider. 2005. Project-based learning. [Online]. Diakses di http://edutechwiki.unige.ch/en/Project-based_learning (18 Oktober 2011)Florin, Suzanne. 2010. The Success of Project Based Learning. [Online]. Diakses di http://www.brighthub.com/education/k-12/articles/90553.aspx (18 Oktober 2011)

Peter Westwood. 2008. What Teachers Need to Know about Teaching Methods. Victoria: ACER Press

Sugeng. Pembelajaran Kontruksivisme melalui Pemeblajaran Berbasis Proyek. [online]. Diakses di

A. Model Pembelajaran Berbasis Proyek

Pembelajaran berbasis proyek /project based learning (PBL) merupakan tradisi lama pada sekolah umum di Amerika Serikat dimulai pada abad ke-19 dengan hasil kerjasama Francis W. Parker dan John Dewey. Metode pembelajaran secara umum berdasarkan ide proyek berdasarkan rencana pembelajaran yang dipadukan dengan pertanian dan industri dan pada tahap awal digunakan pada sekolah dasar kemudian ke level sekolah menengah/universitas

untuk memahami pembelajaran jenis ini, berikut dipaparkan terlebih dulu,

pembelajaran berbasis proyek difokuskan pada dunia nyata (real-word) ,berpusat pada siswa ,saling berkolaborasi antara team, dan pembelajaran berbasis proyek PBL diakui kembali oleh para pendidik bahwa pembelajaran berbasis proyek sebagai metode pembelajaran abad ke-21 bagi peserta didik. (Robert M. Capraro 2009 dalam Project-Based-Learning). Untuk memahami pembelajaran jenis ini, berikut dipaparkan terlebih dulu pembelajaran berbasis proyek berdasarkan lembaga./tokoh pendidik sebagai berikut: