Revisi Laporan Pkl

117
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PROYEK Dalam latar belakang proyek memuat alasan pembangunan proyek, alasan penunjukkan lokasi proyek, fasilitas pendukung, aspek tata ruang, peraturan ketinggian bangunan, data umum proyek dan data lokasi proyek. 1.1.1. Alasan Pembangunan Proyek Pertumbuhan penduduk di Indonesia pada 10 tahun terakhir ini sangatlah pesat namun ketersedian lahan untuk tempat tinggal tidak mengalamikenaikan. Khususnya pada daerah DKI Jakarta lahan untuk tempat tinggal sangatlah terbatas sehingga menyebabkan kepadatan penduduk. Pemerintah DKI Jakarta berusaha keras untuk menangani masalah tersebut dan mencari solusinya

description

Revisi Laporan Pkl Revisi Laporan Pkl Revisi Laporan Pkl Revisi Laporan Pkl Revisi Laporan Pkl Revisi Laporan Pkl Revisi Laporan Pkl Revisi Laporan Pkl Revisi Laporan Pkl Revisi Laporan Pkl Revisi Laporan Pkl Revisi Laporan Pkl Revisi Laporan Pkl Revisi Laporan Pkl Revisi Laporan Pkl Revisi Laporan Pkl Revisi Laporan Pkl Revisi Laporan Pkl Revisi Laporan Pkl Revisi Laporan Pkl Revisi Laporan Pkl Revisi Laporan Pkl Revisi Laporan Pkl Revisi Laporan Pkl Revisi Laporan Pkl Revisi Laporan Pkl Revisi Laporan Pkl Revisi Laporan Pkl

Transcript of Revisi Laporan Pkl

Page 1: Revisi Laporan Pkl

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG PROYEK

Dalam latar belakang proyek memuat alasan pembangunan

proyek, alasan penunjukkan lokasi proyek, fasilitas pendukung, aspek

tata ruang, peraturan ketinggian bangunan, data umum proyek dan data

lokasi proyek.

1.1.1. Alasan Pembangunan Proyek

Pertumbuhan penduduk di Indonesia pada 10 tahun terakhir ini

sangatlah pesat namun ketersedian lahan untuk tempat tinggal tidak

mengalamikenaikan. Khususnya pada daerah DKI Jakarta lahan untuk

tempat tinggal sangatlah terbatas sehingga menyebabkan kepadatan

penduduk. Pemerintah DKI Jakarta berusaha keras untuk menangani

masalah tersebut dan mencari solusinya seperti dengan menekan laju

kelahiran dengan cara progam keluarga berencana,transmigrasi

penduduk,dan juga pembangunan rumah susun dan apartemen.maka dari

itu perkembangan proyek apartemen dan rumah susun di DKI Jakarta

saat ini juga sangat pesat untuk menangani masalah ketersedian tempat

tinggal tersebut. Dikarenakan Jakarta sebagai pusat kegiatan

pemerintahan,ekonomi dan bisnis di Indonesia maka banyak perusahaan

Page 2: Revisi Laporan Pkl

2

yang ingin berinvestasi, khusus nya pada pembangunan apartemen atau

rumah susun yang memiliki nilai investasi yang sangat tinggi. Salah

satu perusahaan yang sedang melakukan pembangunan apartemen di

Jakarta lebih tepat nya di Kebon Jeruk yaitu PT Mitra Abadi Sukses

Sejahtera sebagai owner berencana membangun sebuah Apartemen.

Apartemen yang dibangun berupa gabungan antara apartemen dan rumah

toko, yang berlokasi di Jl. Lapangan Bola Meruya Ilir, Jakarta Barat

11620.

1.1.2. Alasan Penunjukan Lokasi Proyek

Pembangunan Apartement Belmont Residence yang berlokasi di JL.

Meruya Ilir Jakarta Barat memiliki beberapa alasan dalam

pembangunannya,yaitu:

Kawasan Meruya Ilir merupakan kawasan dengan tingkat aktivitas

yang cukup tinggi

Lokasi Apartement Belmont Residence yang strategis mudah

dijangkau dan banyak akses untuk menuju tempat ini

Kawasan Meruya Ilir memiliki jumlah penduduk dengan tingkat

kepadatan cukup tinggi

Terdapat sarana- sarana umum,seperti terdapat Supermartket,Rumah

Sakit,Perkantoran, Restaurant dan Mall.

Page 3: Revisi Laporan Pkl

3

1.1.3. Fasilitas pendukung

Fasilitas – fasilitas pendukung yang terdapat di Apartement

Belmont Residenceyaitu :

a. Lantai Dasar : Ruko, Lobby Entrance, Core Lift dan Service Area,

Ruang Kontrol.

b. Lantai 2 : Ruko, Unit, Building Management, Balai Warga, Core Lift

dan Service Area

c. Lantai 3 : Ruko, Unit, Ruang Bermain, Core Lift dan Service Area

d. Lantai 4 : Kios, Unit, Kolam Renang, Gymnasium

e. Lantai 5 s/d 18 : Unit, Core Lift dan Service Area

f. Lantai 19 : Ruang Mesin Lift, Roof Tank, Gondola

1.1.4. Aspek Tata Ruang

1.1.4.1. Koefisien Dasar Bangunan (KDB)

Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No 441/ KPTS /

1998 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.Koefisien Dasar

Bangunan (KDB) adalah koefisien perbandingan antara luas lantai dasar

bangunan terhadap luas lahan.

Koefisien Dasar Bangunan juga mengambarkan kepadatan dalam

suatu bangunan. Kepadatan tersebut dinyatakan dalam Koefisien Dasar

Bangunan (KDB) sangat rendah, Koefisien Dasar Bangunan (KDB)

sedang, Koefisien Dasar Bangunan (KDB) tinggi, dan Koefisien Dasar

Bangunan (KDB) sangat tinggi.

Page 4: Revisi Laporan Pkl

4

Tabel 1.1 Klasifikasi Koefisien Dasar Bangunan (KDB)

NO NILAI KDB KLASIFIKASI

1 > 5 % Sangat Rendah

2 5 % - 20 % Rendah

3 20 % - 50 % Sedang

4 50 % - 75 % Tinggi

5 > 75 % Sangat Tinggi

Sumber:Kepmen PU No. 640/KPTS/1986 tentang Perencanaan Tata Ruang Kota)

Dalam Proyek Pembangunan Apartement Belmont Residence besarnya

Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah :

KDB=LuaslantaidasarbangunanLuasLahan

x100 %

KDB=1091,443605

x100%

KDB = 30,28%

Interpretasi : Koefisien Dasar Bangunan pada proyek Apartemen

Belmont Residence sebesar 30,28 %, ini menandakan bahwa sebesar

18,83 % dari luas lahan digunakan untuk bangunan dasar dan juga

menyatakan bahwa Koefisien Dasar Bangunan (KDB) tergolong dalam

KDB sedang.

Page 5: Revisi Laporan Pkl

5

1.1.4.2. Koefisien Lantai Bangunan (KLB)

Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 441/ KPTS /

1998 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung, yang dimaksud

dengan Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah koefisien perbandingan

antara luas keseluruhan lantai bangunan terhadap luas lahan.

Koefisien Lantai Bangunan (KLB) juga menggambarkan

ketinggian dari suatu bangunan. Ketinggian tersebut dinyatakan dalam

Koefisien Lantai Bangunan (KLB) sangat rendah, Koefisien Lantai

Bangunan (KLB) rendah, Koefisien Lantai Bangunan (KLB) sedang,

Koefisien Lantai Bangunan (KLB) tinggi, dan Koefisien Lantai

Bangunan (KLB) sangat tinggi.

Tabel 1.2 Klasifikasi Koefisien Lantai Bangunan (KLB)

(Sumber : Keputusan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 59 Tahun 1988)

Dalam proyek pembangunan Apartement Belmont Residence

besarnya Koefisien Lantai Bangunan adalah :

NO NILAI KDB KLASIFIKASI

1 2 x KDB Sangat Rendah

2 4 x KDB Rendah

3 8 x KDB Sedang

4 9 x KDB Tinggi

5 20 x KDB Sangat Tinggi

Page 6: Revisi Laporan Pkl

6

KLB=TotalluaslantaibangunanLuaslahan

x 100 %

KLB=19060,353605

x 100%

KLB = 528,72 %

Interpretasi : Koefisien Lantai Bangunan pada Proyek Apartement

Belmont Residence adalah sebesar 528,72 %, sehingga KLB/KDB =

17,46. Hal ini menandakan bahwa Koefisien Lantai Bangunan (KLB)

tersebut dalam kelas KLB 9x KDB, kalsifikasi Tinggi.

1.1.5. Peraturan Ketinggian Bangunan

Proyek pembangunan Apartement Belmont Residence ini

mempunyai 20 lantai utama berdasarkan UU No.28 Tahun 2002 tentang

Bangunan Gedung , pasal 20 ayat 3 termasuk dalam kategori bangunan

tinggi.

Gedung Apartemen Belmont Residence yang terletak di Kawasan

Meruya Ilir, Jakarta Barat dengan jumlah 18, 19 Dengan lantai atap.

Tinggi bangunan 67 m.

1.2. Data umum Proyek

1. Nama Proyek : PROYEK TOWER MONT BLANC

BELMONT – RESIDENCE

2. Lokasi Proyek : Jl. Lapangan Bola meruya ilir,

Jakarta Barat

Page 7: Revisi Laporan Pkl

7

3. Fungsi Bangunan : Apartemen (bangunan tempat

4. Jenis Konstruksi : Beton Bertulang

5. Pemilik Proyek : PT Mitra Abadi Sukses

Sejahtera

6. Luas Lahan : 3.605 m2

7. Luas Bangunan : 19.060,35 m2

8. Memiliki 1 Tower : 18 Lantai, 19 dengan lantai

atap

9. Konsultan

a. Konsultan MK : PT. Atelier Enam PM

b. Konsultan Perencana Struktur : PT. Stadin Strukturindo

Konsultan

c. Konsultan Perencana Arsitektur : PT. Megantika International

d. Konsultan perencana MEP : PT. Metakom Pranata

10. Kontraktor

a. Kontraktor Bore Pile : PT. Pakubumi Semesta

b. Kontraktor Struktur Atas : PT. Bina Buana Semesta

11. Supplier

a. Supplier Readymix : Adhimix dan Betamix

b. Supplier Besi : PT. Mitra Abadi Sukses

Sejahtera

Page 8: Revisi Laporan Pkl

8

c. Supplier Bekisting : PT. Sinar Powerindo Utama

12. Jenis Pelelangan : Pelelangan Terbuka

13. Waktu Pelaksanaan : 224 hari kerja

14. Periode Pelaksanaan : 15/04/2013 sampai

15/11/2013

15. Biaya Pelaksanaan : Rp. 22.000.000.000

16. Sifat Kontrak : Fixed Lumpsum Price

17. Sistem Pembayaran : Termin/Bertahap

18. Masa pemeliharaan : 6 Bulan

19. Instalasi Listrik : PLN dan Genset

20. Instalasi Air Bersih : Jet Pump dan Air Tanah

1.3. Peta Peruntukan lahan

Gambar 1.1 Peta Lokasi Proyek

Page 9: Revisi Laporan Pkl

9

BAB II

PELAKSANAAN PKL

2.1 Data Teknis Proyek

2.1.1. Konstruksi Atap

Atap merupakan bagian dari kontruksi bangunan yang letaknya

paling atas dari suatu bangunan, yang berfungsi melindungi bangunan

dari sinar matahari dan air hujan serta menambah nilai keindahan dari

bangunan itu sendiri. Konstruksi atap memiliki beberapa persyaratan

misalnya harus sesuai dengan bentuk bangunannya, memiliki sudut

kemiringan tertentu supaya air hujan yang mengalir dapat cepat turun ke

bawah bangunan, atau terbuat dari bahan yang kuat, tidak cepat rusak

oleh cuaca panas, maupun hujan. Pada Proyek Apartement Belmont

Residence, Konstruksi atap menggunakan beton yang mutunya f’c 30

MPa dan tulanga ulir mutu fy 400 MPa berdiameter 10 mm.

2.1.2. Konstruksi Kolom

Kolom merupakan struktur utama dari bangunan portal yang

berfungsi untuk memikul beban vertikal , beban horizontal maupun

beban momen baik yang berasal dari beban tetap maupaun beban yang

bersifat sementara. Dimensi yang dirancang oleh pihak perencana

Page 10: Revisi Laporan Pkl

10

berbentuk persegi. Mutu beton yang digunakan pada kolom persegi

adalah sebagai berikut:

f'c 40 MPa untuk lantai basement sd lt.5

f'c 35 MPa untuk lt.6 sd lt.14

f'c 30 MPa untuk lt.15 sd lt.Atap

Untuk lebih detailnya akan penulis rincikan pembesian untuk kolom

yang digunakan dalam pembangunan Apartement Belmont Residence.

Tabel 2.1 Tipe Kolom dan Pembesian

Tipe KolomDimensi

Kolom (mm)

Tulangan

Pokok

(mm)

Sengkang

K12A 150 x 200 4D13 D10 – 100 / 150

K24 200 x 400 6D16 D10 – 100 / 150

K40 400 x 400 12D16 D10 – 100 / 150

K45 400 x 500 12D16 D10 – 100 / 150

K45A

(KOMPOSIT)450 x 500 12D16 D10 – 100 / 150

K50 500 x 500 16D16 D10 – 100 / 150

K46 400 x 600 14D16 D10 – 100 / 150

K48 400 x 800 18D19 D10 – 100 / 150

2.1.3. Konstruksi Balok

Page 11: Revisi Laporan Pkl

11

Balok adalah suatu struktur dari bangunan yang berfungsi untuk

menahan gaya-gaya horizontal dan untuk menyalurkan beban pada plat

dan berat balok itu sendiri ke kolom. Fungsi utama balok adalah

membentuk bidang kaku horisontal. Bidang ini memperkokoh dan

bergabung dengan struktur bangunan vertikal sehingga memungkinkan

bangunan untuk bertindak terhadap gaya-gaya sebagai suatu unit

tertutup.Balok yang digunakan dari beton bertulang dengan mutu beton

f'c 35 MPa untuk lantai basement-lantai 15 dan untuk lantai 16 ke atas f'c

30 Mpa .Untuk lebih detailnya akan penulis rincikan pembesian untuk

balok yang digunakan dalam pembangunan Apartement Belmont

Residence :

Tabel 2.2 Tipe Balok dan Dimensi

NAMA

BALOK

DIMENSI NAMA

BALOK

DIMENSI

B13A 150 X 300 B36B 300 x 650

B14 100 x 400 B36C 350 x 650

B17 100 x 700 B38A 350 x 800

B17A 150 x 700 B44A 400 x 450

B23 200 x 300 B45 400 x 500

B24 200 x 400 B46 400 x 600

B24L 200 x 400 (LIFT) B48A 400 x 820

Page 12: Revisi Laporan Pkl

12

NAMA

BALOK

DIMENSI NAMA

BALOK

DIMENSI

B25A 250 x 500 B47B 400 x 750

B26B 200 x 650 B57B 500 x 750

B26C 200 x 650 B56 500 x 600

B28A 200 x 820 B66 600 x 600

B34 300 x 400 B86 800 x 600

B35A 350 x 500 B310 300 x 1000

B35 300 x 500 B410 400 x 1000

B36 300 x 600

2.1.4. Konstruksi Pelat

Pelat adalah elemen bidang tipis yang menahan beban transversal

melalui aksi lentur masing-masing tumpuan. Pelat lantai direncanakan

untuk dapat menahan beban mati dan beban hidup yang bekerja pada

pelat lantai tersebut.

Pelat yang digunakan pada proyek pembngunan Apartement

Belmont Residence adalah pelat beton konvensional denganmenggunakan

mutu beton sebagai berikut:

Fc’ 35 MPa untuk lt.1 sd lt.14

Fc’ 30 MPa untuk lt.15 sd lt.Atap

Page 13: Revisi Laporan Pkl

13

Jenis tulangan yang dipakai adalah BJTD 40 diameter 10 mm dan

13 mm

Tipe pelat lantai yang digunakan pada proyek pembangunan

Apartement Belmont Residences sebagai berikut:

Tabel 2.3 Tipe Pelat Lantai

NAMA PLAT TEBAL PLAT (mm)

S12 120

S15A 150

S20A 200

S20B 200

S15B 150

S25A 250

S25B 250

2.1.5. Konstruksi Tangga

Tangga dirancang selain untuk sarana mempermudah hubungan

antara lantai satu dengan lantai yang lainya adalah untuk keadaan darurat

jika terjadi hal-hal yang diluar dugaan seperti kebakaran dan gempa.

Tangga pada proyek Apartement Belmont Residence menggunakan

bordes untuk menghemat area yang digunakan serta supaya pemakai

fasilitas tangga tidak terlalu lelah untuk menaiki tangga. Tangga yang

direncanakan mempunyai tebal pelat sebesar 150 mm, tinggi optrade 18

Page 14: Revisi Laporan Pkl

14

cm, lebar antrede 30 cm dan memakai tulangan D13- 150 untuk tulangan

utama dan D10 – 200 untuk tulangan pembagi. Menggunakan mutu beton

f'c 40 Mpa, f'c 35 MPa dan f'c 30 MPa.

2.1.6. Konstruksi Pondasi

Pondasi adalah struktur pendukung bangunan terbawah yang

berfungsi meneruskan beban vertikal dan horizontal dari struktur bagian

atas bangunan ke dalam tanah. Dalam proyek pembangunan Apartement

Belmont Residence pondasi yang digunakan adalah pondasi bored pile Ø

1000 mm dan soldier pile Ø 600 dengan panjang netto tiang 23 m

(elevasi ujung Pile Toe pada -28,050 m). Dengan menggunakan mutu

beton f'c 25 MPa dan nilai slump 18. Total jumlah titik koordinat pondasi

bored pile adalah 137 titik.

Pile cap merupakan bagian substruktur yang berfungsi untuk

meratakan beban dari kolom ke pondasi tiang yang berada dibawahnya.

Dalam proyek pembangunan Apartement Belmont Residence, pile cap

yang digunakan adalah dengan mutu beton fc’ 35 MPa.

Tabel 2.4 Tipe Pile Cap

No

.

Tipe

Pile Cap

Jumlah

Pile CapPile

Jumlah

Tiang

Bentuk

Pile cap

1 P1 13 1 13 Persegi

2 P1 - A 42 1 42 Persegi

3 P2 7 2 14 Persegi panjang

No Tipe Jumlah Pile Jumlah Bentuk

Page 15: Revisi Laporan Pkl

15

. Pile Cap Pile Cap Tiang Pile cap

4 P2 -A 1 2 2 Persegi panjang

5 P3 2 3 6 Persegi panjang

6 P4 3 4 12 Persegi panjang

7 P6 - A 1 6 6 Persegi panjang

8 P8 1 8 8 Persegi panjang

9 P8 - A 1 8 8 Persegi panjang

10 P - 24 1 24 24 Persegi panjang

2.1.7. Core Wall

Core wall adalah elemen struktur inti bangunan yang terdiri dari

dinding pemikul dari dasar bangunan sampai puncak bangunan. Core

wall dibuat sebagai konstruksi dinding yang nantinya digunakan sebagai

ruang lift. Mutu beton untuk Core wall adalah f’c 40MPa, f’c 35 MPa dan

f’c 30 MPa.

2.1.8. Shear Wall

Shear Wall adalah elemen struktur bangunan berbentuk dinding

menerus dari dasar bangunan sampai puncak bangunan yang berfungsi

sebagai pengaku bangunan terhadap gaya lateral, yaitu gaya angin dan

gaya gempa.

2.1.9. Konstruksi Podium

Page 16: Revisi Laporan Pkl

16

Konstruksi podium adalah bagian bangunan yang dirancang untuk

parkir mobil dan di mana ada sejumlah basement dibawahnya. Podium

pada proyek pembangunan Apartement Belmont Residence terdapat pada

lantai Ground. Podium termasuk dalam konstruksi beton bertulang

konvensional.

2.1.10. GWT (Ground Water Tank)

Ground Water Tank (GWT) Merupakan suatu konstruksi bawah

tanah yang berfungsi sebagai tangki penyimpanan air sementara yang

akan dipompakan ke penampungan di atas, untuk dapat didistribusikan

pada setiap unit plumbing yang ada. GWT pada proyek ini terletak di

basement Apartement Belmont Residence dengan kedalaman 4 m. Mutu

beton yang digunakan dalam pembuatan GWT adalah mutu beton f'c 35

MPa dan besi D19.

2.1.11. STP (Sewage Treatment Plant)

Sewage Treatment Plant (STP) Merupakan suatu unit pengelolaan

Limbah buangan dari aktivitas penggunaan gedung.Mengingat

banyaknya jumlah toilet pada gedung ini, maka diperlukan pengelolaan

limbah buangan untuk selanjutnya dibuang ke saluran air sekitar.Hal ini

dimaksudkan agar limbah yang dibuang ke pembuangan sekitar gedung

sudah menjadi limbah yang lebih ramah lingkungan. Mutu bahan yang

digunakan dalam pembuatan STP ini adalah mutu beton f'c 35 Mpa dan

mutu baja fy 400 Mpa

2.2. Administrasi Proyek

Page 17: Revisi Laporan Pkl

17

Administrasi proyek pembangunan gedung Apartemen Belmont

Residence meliputi pelelangan, struktur organisasi proyek, rencana waktu

kerja (kurva S dan Barchart), rencana harian, laporan pekerjaan, dan

tenaga kerja.

2.2.1. Pelelangan

Pelelangan merupakan suatu proses yang dilakukan untuk

menjaring pemberi barang/jasa konstruksi dengan tujuan untuk

mendapatkan barang/jasa yang terbaik dalam melakukan pelaksanaan

pembangunan proyek konstruksi. Pelelangan dapat dilakukan secara

umum, terbatas atau penunjukan langsung.

Pada proyek ini, PT Mitra Abadi Sukses Sejahtera sebagai pemilik

melakukan pelelangannya secara umum. Pelelangan secara umum adalah

pemilihan pemberi barang/jasa yang dilakukan terbuka, rencana kegiatan

pelelangannya diumumkan secara luas melalui media massa sehingga

masyarakat luas atau dunia usaha yang berminat dan memenuhi

kualifikasi dapat mengikutinya.

Pelelangan dilakukan setelah pihak pemilik (PT Mitra Abadi

Sukses Sejahtera) menunjuk panitia lelang untuk membuat dokumen

lelang dengan data-data teknis mencangkup RKS, gambar, tata cara

penilaian terhadap penawaran dan syarat peserta lelang. Kemudian

dilanjutkan dengan mengadakan pelelangan terbuka yang diikuti oleh

beberapa kontraktor. Setelah melakukan serangkaian proses pelelangan,

didapat pelaksana/kontraktor yaitu PT. Bina Buana Semesta.

Page 18: Revisi Laporan Pkl

18

2.2.2. Struktur Organisasi Proyek

Struktur organisasi secara umum dapat diartikan dua orang atau

lebih yang melaksanakan suatu lingkup pekerjaan secara bersama-sama

dengan kemampuan dan keahliannya masing-masing untuk mencapai

tujuan yang diharapkan. Dengan adanya organisasi kerja yang baik

diharapkan dapat memberikan hasil yang efisien, tepat waktu dan

berkualitas tinggi.

Secara umum struktur organisasi proyek ApartemenBelmont

Residence dapat dilihat pada lampiran 19 halaman 100.

Hubungan kerja antara owner, konsultan perencana, konsultan

MK dan kontraktor pada organisasi proyek pembangunan gedung

ApartemenBelmont Residence ini adalah sebagai berikut:

2.2.2.1. Hubungan antara Owner dengan Konsultan Manajemen Konstruksi

Hubungan antara PT Mitra Abadi Sukses Sejahtera selaku owner

dengan PT. Atelier Enam PM selaku konsultan manajemen konstruksi

adalah hubungan kontrak. Pada suatu hubungan kontrak maka akan

terjalin pula sebuah hubungan kerja. Tetapi pada sebuah hubungan kerja

belum tentu ada hubungan kontrak.

Pada proyek ini untuk pengawasan di lapangan pihak owner

memberikan tanggung jawab sepenuhnya kepada konsultan MK. Dengan

kata lain, konsultan MK merupakan wakil owner di lapangan.

2.2.2.2. Hubungan antara Owner dengan Konsultan Perencana

Page 19: Revisi Laporan Pkl

19

Hubungan antara PT Mitra Abadi Sukses Sejahtera selaku owner

dengan PT. Stadin Strukturindo Konsultan, PT. Megantika International

dan PT. Metakom Pranata selaku konsultan perencana adalah hubungan

kontrak. Owner memberikan Term of Reference (TOR) kepada konsultan

perencana untuk membangun sebuah gedung baru berupa Apartemen.

Setelah memerima TOR, konsultan perencana kemudian membuat

desain bangunan sesuai dengan TOR dan spesifikasi yang diberikan oleh

owner. Apabila desain telah selesai, konsultan perencana

memperlihatkannya kepada owner. Jika hasilnya sesuai, maka desain

sudah bisa direalisasikan. Jika belum sesuai maka desain tersebut harus

direvisi.

Hubungan antara owner dengan konsultan perencana tidak selesai

hingga tahap itu. Pada proses perlaksanaan desain tersebut, tentu saja

akan terjadi beberapa perubahan. Perubahan tersebut tentu saja harus

dengan persetujuan owner yang diajukan melalui konsultan perencana.

2.2.2.3. Hubungan antara Konsultan Manajemen Konstruksi dengan

Konsultan Perencana

Hubungan antara PT. Atelier Enam PM selaku konsultan MK

dengan PT. Stadin Strukturindo Konsultan, PT. Megantika International

dan PT. Metakom Pranata selaku konsultan perencana adalah hubungan

kerja. Pada saat pra konstruksi, konsultan MK mengawasi dan

menganalisa hasil kerja konsultan perencana agar sesuai dengan TOR

dan spesifikasi teknis yang diberikan oleh owner. Hasil dari perencanaan

Page 20: Revisi Laporan Pkl

20

tersebut akan dijadikan acuan dalam tender untuk memilih kontraktor

utama.

Pada saat pelaksanaan proyek tersebut, konsultan MK bertugas

untuk mengawasi pekerjaan di lapangan yang hasilnya akan dilaporkan

kepada owner dalam bentuk laporan harian, laporan mingguan, dan

laporan bulanan. Laporan tersebut kemudian akan dibahas pada rapat

yang dilaksanakan seminggu sekali, tepatnya setiap hari kamis.

Jika pada pelaksanaannya terdapat perubahan, baik itu dari gambar

desain, material, maupun struktur di lapangan, konsultan MK harus

berkonsultasi terlebih dahulu dengan konsultan perencana yang

kemudian konsultan perencana akan mengajukan perubahan tersebut

kepada owner.

2.2.2.4. Hubungan antara Konsultan Manajemen Konstruksi dengan

Kontraktor

Hubungan antara PT. Atelier Enam PM selaku konsultan MK

dengan PT. Bina Buana Semesta selaku kontraktor utama adalah

hubungan kerja/koordinasi. Konsultan MK memberikan persyaratan

teknis kepada pihak kontraktor dan kontraktor memberikan realisasi

berupa bangunan yang sesuai dengan persyaratan teknis yang telah

diberikan.

Apabila pada pelaksanaan di lapangan terdapat perubahan dari apa

yang telah direncanakan, kontraktor akan berkoordinasi dengan

konsultan MK untuk mencari solusi tepat.

Page 21: Revisi Laporan Pkl

21

Setiap pihak yang terlibat dalam proyek pembangunan gedung

Apartemen Belmont Residence ini mempunyai tugas dan wewenang

masing-masing, yaitu sebagai berikut:

1. Owner (Pemilik)

Owner (pemilik) merupakan badan atau perseorangan baik itu

pemerintah maupun swasta yang memberikan pekerjaan dan membayar

biaya pekerjaan tersebut. Pada proyek ini PT Mitra Abadi Sukses

Sejahtera selaku owner memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut:

a. Memilih konsultan perencana

b. Memilih kontraktor utama

c. Mengeluarkan Surat Perintah Kerja (SPK) kepada kontraktor

d. Menandatangani semua Surat Perintah Kerja (SPK), Surat Perjanjian,

dan dokumen pembayaran dengan kontraktor

e. Membiayai semua pengeluaran untuk keperluan

pembangunan proyek sesuai dengan tender

f. Menyetujui atau menolak mengenai perubahan pekerjaan

g. Menerima hasil pekerjaan dari kontraktor sesuai dengan persyaratan

yang telah disepakati berdasarkan dokumen kontrak

2. Konsultan Perencana

Konsultan perencana merupakan pihak yang mempunyai keahlian

di bidang perencanaan. Pada proyek ini yang berlaku sebagai konsultan

perencana adalah PT. Stadin Strukturindo Konsultan, PT. Megantika

Page 22: Revisi Laporan Pkl

22

International dan PT. Metakom Pranata yang mempunyai tugas dan

wewenang sebagai berikut:

a. Merencanakan suatu bangunan sesuai dengan keinginan owner

b. Bertanggung jawab sepenuhnya atas perencanaan yang dibuatnya

c. Memberikan pertimbangan dan saran mengenai pekerjaan struktur,

arsitektur, dan ME

d. Membuat seluruh perhitungan proyek berdasarkan data teknis yang

telah ditetapkan sebelumnya

3. Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)

Konsultan MK merupakan pihak yang bertugas mengawasi

pelaksanaan pembangunan proyek dari awal hingga akhir. Pada proyek

ini yang berlaku sebagai konsultan MK adalah PT. Atelier Enam PM

yang diberi wewenang dan tanggung jawab berikut ini:

a. Menyetujui rencana kerja kontraktor dan shop drawing

b. Mengadakan pengawasan setiap hari yang meliputi pengawasan

terhadap kualitas bahan, peralatan, tenaga kerja, pengawasan secara

langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan di lapangan, hasil pekerjaan,

dan pengawasan terhadap pengujian bahan maupun peralatan.

c. Melakukan evaluasi terhadap hasil pengujian yang dilakukan oleh

pelaksana pekerjaan

d. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dengan

pelaksanaan pekerjaan

Page 23: Revisi Laporan Pkl

23

e. Berwenang untuk menghentikan sementara pekerjaan pada keadaan

tertentu apabila terdapat penyimpangan-penyimpangan dari peraturan

yang terdapat pada dokumen kontrak

f. Menyusun dan menyerahkan laporan bulanan dan laporan akhir

kepada owner

4. Kontraktor

Kontraktor merupakan pihak yang melaksanakan proyek sesuai

dengaan tugas yang diberikan oleh owner. Pada proyek ini PT.Bina

Buana Semesta ditunjuk sebagai kontraktor utama yang mempunyai

tugas dan wewenang sebagai berikut:

a. Membuat metode kerja

b. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kontrak

c. Menyiapkan material, tenaga kerja, peralatan, dan segala sesuatu yang

digunakan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan

d. Bertugas untuk melaksanakan perbaikan dan perubahan gambar

pelaksanaan seperti yang telah diinstruksikan oleh owner

e. Bertanggung jawab sepenuhnya atas segala pekerjaan dan kesalahan

dari pekerjaan yang mempunyai hubungan kerja dengannya

f. Menyerahkan hasil pekerjaan kepada owner

5. Sub Kontraktor

Merupakan pihak yang terlibat dalam suatu proyek yang ditugaskan

untuk mengerjakan item pekerjaan tertentu sesuai dengan spesialisasinya

masing-masing. Sub Kontraktor ditunjuk oleh kontraktor utama atas

Page 24: Revisi Laporan Pkl

24

persetujuan Owner dan memiliki ikatan kontrak dengan pihak kontraktor

utama.Secara garis besar tugas dan tanggung jawab kontraktor, sebagai

berikut:

a) Melaksanakan pekerjaan yang telah disubkan sesuai kesepakatan

dalam kontrak kerja.

b) Membuat dan menjelaskan metode kerja yang akan dilakukan kepada

pihak kontraktor.

c) Menyediakan tenaga pelaksana, peralatan dan material yang

dibutuhkan guna mendukung pelaksanaan pekerjaan dilapangan.

d) Bertanggung jawab penuh kepada pihak kontraktor untuk tiap item

pekerjaan yang dilakukan.

e) Menerima pembayaran sesuai prestasi kerja yang dicapai.

2.2.3. Struktur Organisasi Kontraktor

Adapun Struktur Organisasi Kontraktor pada Proyek Belmont

Residence Tower2 adalah sebagai berikut: terlampir dilampiran

Pada proyek ini yang mempunyai kedudukan sebagai kontraktor

adalah PT. Bina Buana Semesta. Adapun uraian pekerjaan tiap bagian

adalah :

a. Project Manager

Project manager mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai

berikut:

Page 25: Revisi Laporan Pkl

25

1) Bertanggung jawab secara umum terhadap seluruh aspek perencanaan

dan pelaksanaan proyek dalam hal biaya, mutu dan, waktu.

2) Menyelenggarakan rapat intern minimal satu kali dalam seminggu

untuk evaluasi setiap pekerjaan proyek demi kemajuan proyek.

3) Mengawasi administrasi proyek, pembukuan dan transaksi, alat dan

bahan, serta kinerja staff proyek.

4) Mengontrol time schedule proyek yang akan dilaksanakan.

b. Site Manager

Site manager mempunyai tugas dan wewenangnya sebagai berikut:

1) Membuat rencana proteksi, metode kerja, dan site plan proyek

2) Membuat rencana pemakaian tenaga kerja dan alat untuk kebutuhan

proyek.

3) Membuat evaluasi sistem mutu subkontraktor pada alat sewa yang

digunakan.

4) Membuat surat peminjaman alat dan surat permintaan material.

5) Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan

persyaratan waktu, mutu, dan biaya yang telah ditetapkan.

6) Mengkoordinir pendataan, penggunaan, dan realisasi pemakaian alat

yang digunakan serta sertifikat kalibrasi untuk alat ukur.

Page 26: Revisi Laporan Pkl

26

7) Membuat schedule aktivitas setelah 2 minggu dan schedule koordinasi

sub kontraktor, seperti schedule aktivitas pengecoran untuk direalisasi

ke lapangan dalam jangka waktu seminggu.

8) Membuat laporan harian dan laporan progress serta evaluasi setiap

pekerjaan.

9) Memimpin rapat koordinasi lapangan.

10) Melakukan tahapan sukontrol subkontraktor.

11) Dalam serah terima ikut terlibat dalam proses serah terima

pekerjaan.

c. Site Engineering

Site Engineering mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut:

1) Meninjau rencana metode kerja dan mengkoordinasikan dengan

Project Manager terhadap keefektifan dan efesiensi pekerjaan proyek.

2) Memeriksa shop drawing.

3) Memberikan penjelasan ke lapangan.

4) Melakukan monitoring dan evaluasi penyelesaian waktu pelaksanaan

pekerjaan proyek.

5) Memastikan semua spesifikasi teknis sudah tercantum didalam

rencana inspeksi dan test.

Page 27: Revisi Laporan Pkl

27

6) Mengkoordinasikan bersama dengan owner dan konsultan apabila

ditemukan perbedaan pelaksanaan di lapangan dengan shop drawing.

d. Surveyor

Surveyor mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut:

1) Mengikuti kegiatan pada rapat sosialisasi.

2) Melakukan plotting site plan ke lapangan untuk menentukan titik

elevasi tanah asli.

3) Melaksanakan dan melakukan marking untuk menentukan

elevasi/level, as, vertikal, dan horizontal.

4) Melaksanakan verifikasi alat ukur, mengkoordinir dan mengawasi

penggunaan alat ukur.

5) Melakukan pengukuran kembali atas hasil setiap item pekerjaan.

e. Drafter

Drafter mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut:

1) Membuat shop drawing.

2) Melakukan pengecekan dan melaporkan kepada konsultan atas

penyimpangan pelaksanaan terhadap gambar struktur dan arsitektur.

3) Membantu memecahkan masalah teknis di lapangan.

f. Quality Control

Page 28: Revisi Laporan Pkl

28

Quality Control mempunyai tugas dan wewenang sebgai berikut :

1) Mengecek semua pekerjaan bekisting

2) Mengecek semua pekerjaan pembesian sesuai ketentuan

3) Mengecek pekerjaan pengecoran

4) Menjaga kualitas dan mutu

g. Logistik

Logistik mempunyai tugas dan wewenang sebgai berikut :

1) Mengatur permintaan material ke pusat

2) Membuat laporan material mingguan dan bulanan

3) Mengatur kebutuhan material

4) Monitoring jadwal pengecoran

i. Mekanik

Mekanik mempuyai tugas dan wewenang sebagai berikut :

1) Membuat schedule pemeliharaan alat

2) Melakukan pemeliharaan alat

3) Evaluasi realisasi pemeliharaan alat

4) Memastikan kondisi keamanan alat

5) Melakukan tindakan pencegahan pada setiap pemakaian alat

j. Administrasi

Administrasi mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :

1) Membuat laporan surat masuk dan keluar

2) Membuat risalah rapat internal dan rapat dengan subkontraktor

3) Membuat laporan harian

Page 29: Revisi Laporan Pkl

29

4) Membuat izin pelaksanaan pekerjaan

k. General Affair

1) Building Management, Asset management

2) Pelaksanaan keamanan Satpam/Security dan ketertiban, kebersihan

3) Pengurusan kendaraan perusahaan dan fasilitas pool

4) Mengurus berbagai perijinan, dan kehumasan, operasional, dll

5) Pengurusan Tenaga Kerja Asing

6) Cleaning Service dan penanganan limbah

7) Recepsionist dan operator telepon, serta keluar masuk Tamu

8) Kantin, Laundry & Mess Perusahaan

9) Alat Tulis Kantor (ATK)

10) Pemeliharaan kesehatan, safety dan pelaksanaan K3 bagi seluruh

karyawan

11) Penanganan tamu Penting (Tamu VVIP, VIP, Instansi Pemerintah,

Auditor Perusahaan, Demonstrasi / Unjuk Rasa)

12) Penanganan Listrik, Air dll

13) Outsourcing Management / Labour Suply / Tenaga Kerja Kontrak

(Bagaimana melakukan, memilih dan membuat kerjasama

outsourcing

l. Supervisor

1) Memproduksi barang atau jasa (production)

2) Mempertahankan dan meningkatkan mutu hasil kerja dan mutu

suasana kerja (quality)

Page 30: Revisi Laporan Pkl

30

3) Mengendalikan biaya operasional agar harga produk tetap bersaing

(cost)

4) Mengembangkan cara kerja yang sederhana, mudah, sistematis,

fleksibel dan adaptabel yang mampu mendukung terwujudnya hasil

produksi yang bermutu tinggi, cepat dan murah (methods)

5) Mengupayakan dan mempertahankan semangat kerja yang tinggi dan

suasana kerja yang harmonis (morale)

6) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan kerja anak buah

(training)

7) Menekan seminimal mungkin resiko kerusakan dan kecelakaan di

tempat kerja (safety)

8) Menjaga dan memelihara lingkungan hidup (environment)

m. Site Engineer Arsitek

1) Jasa ini meliputi pekerjaan pra-disain/disain arsitektural untuk

bangunan dan struktur lain.

2) Jasa nasihat/pra disain mencakup kegiatan:

a) Jasa bantuan, nasehat dan rekomendasi yang bertkaitan dengan

masalah arsitektural dan hal lain yang terkait.

b) Jasa studi awal mengenai filosofi lokasi, maksud pembangunan,

tinjauan iklim dan lingkungan, kebutuhan hunian (okupansi),

kendala biaya, analisis pemilihan lokasi, skedul disain dan

konstruksi.

Page 31: Revisi Laporan Pkl

31

c) Jasa lainnya yang mempengaruhi keaslian rancangan dan

konstruksi sebuah proyek.

d) Jasa ini tidak perlu berkaitan dengan proyek konstruksi baru.

Misalnya, ini dapat  berupa nasehat yang berkaitan dengan cara

untuk melaksanakan pemeliharaan, renovasi, jasa restorasi

bangunan, atau penilaian kualitas bangunan atau nasehat dalam hal-

hal arsitektural lainnya

3) Jasa disain dan administrasi kontrak meliputi:

a) Jasa rancangan skema yang berupa penentuan, dengan klien,

karakter utama dari proyek , penentuan maksud, kebutuhan ruang,

batasan pembiayaaan dan jadwal waktu.

b) Jasa penyiapan sket termasuk rencana lantai, rencana lokasi dan

pandangan luar.

c) Jasa pembuatan rancangan, yang memuat ilustrasi yang lebih akurat

tentang konsep disain berupa rencana lokasi, bahan yang harus

digunakan, struktur, sistem mekanikal dan elektrikal dan perkiraan

biaya konstruksi.

d) Jasa disain akhir, yang memuat gambar dan spesifikasi tertulis yang

cukup detail untuk submisi tender dan konstruksi, dan nasehat ahli

pada klien pada saat undangan dan pengumuman tender.

n. HSE

1) Penetapan HSE Policy/Plan milik Perusahaan

2) Penyusunan HSE Manual System milik Perusahaan

Page 32: Revisi Laporan Pkl

32

3) Penyusunan standar prosedur untuk penggunaan material atau

aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan

4) Audit keselamatan kerja

5) Menjadi pihak yang paling bertanggung jawab untuk menelusuri

motif, asal-usul, dan segala hal yang berhubungan dengan kejadian

kecelakaan kerja

6) Menggalakkan awareness tentang keselamatan kerja terhadap seluruh

karyawan perusahaan

2.3. Rencana Waktu Kerja

Rencana waktu kerja merupakan jadwal/waktu dimana dimulainya

suatu pekerjaan hingga selesainya pekerjaan itu. Rencana waktu kerja ini

disusun berdasarkan urutan pelaksanaan pekerjaan dan merupakan

pedoman yang berfungsi agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar,

efisien, dan tepat waktu.

Pada proyek Apartement Belmont Residence ini rencana waktu

kerja yang digunakan untuk mendukung kelancaran proyek adalah kurva

S.

2.3.1. Kurva S

Kurva S merupakan rencana kerja proyek secara keseluruhan

mulai dari tahap awal pembangunan hingga selesai pembangunan.

Page 33: Revisi Laporan Pkl

33

Kegunaan kurva Spada proyek konstruksi adalah sebagai acuan

rencana kerja dan proses pelaksanaan pembangunan dapat selesai sesuai

dengan waktu yang telah direncanakan.

2.3.2. Rencana Harian

Rencana Harian merupakan rencana yang dibuat oleh pihak

pelaksana yang berisikan item-item pekerjaan yang harus dicapai selama

satu hari kerja. Rencana Harian dibuat sebagai pedoman atau acuan

pelaksanaan pekerjaan di hari yang bersangkutan sehingga target

keseluruhan proyek dapat terrealisasi.

2.4. LAPORAN PEKERJAAN

Dalam proyek Apartemen Belmont Residence selalu dibuat laporan

harian, mingguan dan bulanan untuk mengetahui sudah sejauh mana

perkembangan proyek berlangsung di setiap hari, minggu dan bulan nya.

Laporan ini juga digunakan untuk mengetahui apakah pelaksanaan proses

pengerjaan di lapangan sudah berjalan sesuai dengan perencanaan, serta

mencari solusi penyelesaian jika terjadi keterlambatan pengerjaan

dilapangan dengan perencanaan.

Laporan juga dapat membantu melihat sejauh mana tercapainya

sasaran kinerja masing- masing bidang, sehingga dapat terlihat prestasi

kerja yang telah dicapai. Dengan laporan akan terlihat pekerjaan apa saja

yang telah selesai dilaksanakan dan akan dilaksanakan.

Page 34: Revisi Laporan Pkl

34

Isi maupun penjelasan dari masing masing laporan pekerjaan akan

dijelaskan sebagai berikut :

2.4.1. Laporan Harian

Merupakan laporan mengenai seluruh pekerjaan dalam satu hari

kerja meliputi pekerjaan fisik, catatan atau perintah–perintah yang

diberikan oleh pengawas termasuk laporan cuaca, biasanya dibuat pada

akhir jam kerja.

2.4.2. Laporan Mingguan

Berisi laporan tentang kegiatan yang dilakukan selama satu

minggu meliputi catatan prestasi kerja dalam satu minggu, prestasi kerja

selama satu minggu tersebut, jumlah tenaga kerja dan peralatan serta

bahan yang digunakan.

2.4.3. Laporan Bulanan

Laporan bulanan dibuat dari hasil rekapan laporan mingguan dan

harus dibuat setiap bulan, berisi tentang :

a. catatan jenis pekerjaan selama satu bulan

b. prosentase pekerjaan selama satu bulan serta kemajuan proyek yang

dicapai sampai saat laporan ini dibuat

c. Nilai pekerjaan yang telah dilakukan selama satu bulan. Laporan

bulanan ini harus disahkan dahulu oleh pengawas dan ditandatangani

oleh pimpinan proyek sebagai bukti nilai pekerjaan yang telah

dilakukan selama satu bulan.

2.5. TENAGA KERJA

Page 35: Revisi Laporan Pkl

35

Dalam suatu proyek pembangunan, tenaga kerja merupakan salah

satu faktor yang paling penting serta berperan untuk menentukan sebuah

proyek akan berjalan dengan baik atau tidak. Suatu proyek yang memiliki

tenaga kerja dengan keahlian serta ketelitian yang tinggilah yang bisa

meningkatkan kualitas proyek tersebut.

2.5.1. Waktu Kerja

Pegawai tetap/staff

Hari Senin – Jumat pkl. 08.00 s/d 17.00 WIB

Di luar jam kerja tersebut dianggap lembur

2.5.2. Jenis Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang ada dalam proyek Apartemen Belmont residence

ini terdiri dari:

a. Tenaga Kerja Harian

Tenaga kerja harian adalah tenaga kerja yang di system

pembayarannya berdasarkan jumlah hari kerja tenaga kerja yang

bersangkutan. Contoh dari tenaga kerja ini adalah tenaga kerja

bagian dariK3.

b. Tenaga Kerja Borongan

Tenaga kerja borongan terdiri dari mandor dan anak buahnya.

Mandor berkewajiban untuk mengatur anak buahnya sesuai dengan

Page 36: Revisi Laporan Pkl

36

kebutuhan dan jadwal pekerjaan. Mandor ini bertanggung jawab

langsung kepada kontraktor.

2.5.3 Prosedur Pembayaran Upah

Pada proyek Apartemen Belmont Residence ini pembayaran upah

terdiri atas:

a. Pembayaran upah pegawai tetap dibayarkan setiap akhir bulan

b. Pembayaran upah mandor dibayarkan setiap dua minggu melalui

bagian administrasi proyek

c. Pembayaran upah tenaga kerja di lapangan setiap minggunya melalui

mandor

2.5.4. Keselamatan Tenaga Kerja

Untuk menjamin konstruksi dengan angka nol kecelakaan, PT.

Bina Buana Semesta sebagai kontraktor utama menggunakan standar

sistem managemen kualitas internasional ISO 18001-1999.

PT.Bina Buana Semesta menunjukkan komitmen keselamatan kerja

dalam kebijakan perusahaan. Adapun dalam pelaksanaan pekerjaan,

kontrol dasar dari K3 mengacu pada beberapa standar, yaitu:

a. OHSAS 18001-1999

b. Technical Specification of The Project

c. Safety Target of PT. Bina Buana Semesta.

d. Safety Management

Page 37: Revisi Laporan Pkl

37

Keselamatan kerja tersebut diwujudkan dalam bentuk penggunaan

alat proteksi diri, dibuatnya rambu-rambu peringatan dan tindakan

preventif lainnya yaitu sebagai berikut:

a. Pekerja wajib menggunakan pelindung kaki (Safety Shoe) yang bebas

dari oli, alasnya anti slip, anti karat, anti spark dan ada pelindung baja

serta sepatu karet bila tempatnya mengandung bahan kimia.

b. Pekerja wajib menggunakan safety helmet sebagai alat pelindung

kepala yang digunakan di lokasi kerja.

c. Pekerja wajib menggunakan sarung tangan karet untuk bekerja dengan

bahan kimia atau alat listrik dan sarung tangan kulit/bahan untuk

memegang benda panas atau dingin atau untuk penggalian.

d. Pekerja wajib menggunakan pelindung mata dan atau pelindung muka

digunakan untuk pekerjaan memahat, menggerinda dan mengelas.

e. Pekerja wajib menggunakan pelindung pernapasan digunakan untuk

bekerja di ruangan yang mengandung debu dan racun.

f. Pekerja wajib menggunakan safety belt untuk pekerjaan di tingkat atas

(pada ketinggian).

g. Memberikan rambu pada daerah yang potensial berbahaya.

h. Menyiapkan peralatan P3K dan pemadam kebakaran ditempat tepat

i. Tidak meminum minuman keras dan merokok pada saat bekerja.

j. Tidak menggunakan narkotika dan obat – obatan terlarang.

Rambu-rambu keselamatan kerja (safety sign) yang terdapat di

proyek Apartemen Belmont residence sebagai berikut:

Page 38: Revisi Laporan Pkl

38

Gambar 2.1 Rambu Keselamatan Kerja

Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan kerja yang

mungkin terjadi dikategorikan menjadi 3 (tiga) jenis kecelakaan, yaitu:

a. Kecelakaan ringan

Jika terjadi kecelakaan ringan (tersandung, terinjak paku, sakit

pusing, dll) yang masih tergolong mudah ditangani, maka yang

bersangkutan melaporkan ke security atau petugas K3 untuk diberikan

tindakan P3K oleh petugas K3 dengan membawa tanda pengenal untuk

mempermudah pendataan.

b. Kecelakaan menengah/sedang

Jika terjadi kecelakaan (terjatuh, terinjak paku hingga sobek,

tertimpa potongan kayu, dll) yang masih masuk kategori

sedang/menengah, maka yang bersangkutan melaporkan ke security atau

petugas K3 untuk diberikan tindakan P3K oleh petugas K3 dengan

Page 39: Revisi Laporan Pkl

39

membawa tanda pengenal untuk mempermudah pendataan serta apabila

kondisi korban harus dibawa ke rumah sakit, maka security beserta

petugas K3 membawa korban ke rumah sakit rujukan dalam proyek ini

yaitu Apartemen Belmont Residence untuk diambil tindakan selanjutnya.

c. Kecelakaan berat

Jika terjadi kecelakaan berat (jatuh sampai luka berat, tertimpa

potongan kayu yang mengakibatkan kepala sobek, dll) yang tergolong

berat, maka korban bersama security dan petugas K3 langsung membawa

korban ke rumah sakit rujukan untuk selanjutnya ditindak lanjut. Petugas

K3 dan security wajib mendampingi dan membuat berita acara kejadian.

Petugas K3 berhak mengambil keputusan untuk tindakan yang harus

diambil dan kemudian melaporkan kepada Project Manager.

Seluruh pekerja dalam proyek Apartemen Belmont residence ini

sudah didaftarkan kepada Jamsostek sehingga terdapat jaminan yang

pasti apabila mungkin terjadi kecelakaan kerja di lokasi proyek

BAB III

Page 40: Revisi Laporan Pkl

40

PELAKSANAAN PEKERJAAN DI LAPANGAN

3.1. PROSES PEKERJAAN STRUKTUR

Ada beberapa tahapan pekerjaan yang harus dilakukan hingga

struktur dapat terbentuk, pekerjaanbekisting, pekerjaan pembesian,

pekerjaan pengecoran dan pekerjaan perawatan beton. Mutu beton yang

dipakai adalah f’c 35 MPa.

3.1.1. Pekerjaan struktur Pelat Lantai

Pekerjaan konstruksi plat lantai diawali dengan pengukuran dengan

pinjaman kolom setinggi 1m. setelah pengukuran, pasang bekisting

dengan metode table form lalu lakukan pengecekkan elevasi. Setelah

bekisting terpasang dilakukan pekerjaan pembesian dengan urutan

pemasangannya adalah tulangan bawah, beton decking, tulangan kaki

ayam, dan tulangan atas. Ikat semuanya dengan menggunakan bendrat.

Setelah pekerjaan pembesian selesai, lakukanlah pembersihan area plat

lantai yang akan di cor dengan menggunakan compressor. Setelah selesai

dibersihkan dilakukan pengecoran menggunakan bucket yang diangkat

menggunakan tower crane. Permukaan plat lantai yang di cor diratakan

dengan trowel. Jika beton sudah mengeras bisa dilakukan proses curing

dengan menggunakan sika. Pelepasan bekisting dilakukan minimal 14

hari.

3.1.2. Pekerjaan Struktur Kolom

Page 41: Revisi Laporan Pkl

41

Pekerjaan konstruksi kolom dimulai dengan menentukan

ketinggian elevasi tiap lantainya. Untuk bekisting kolom di buat sendiri

disesuaikan dengan dimensi kolom-nya. Setelah tulangan selesai dirakit

kemudian diangkat menggunakan Tower Crane dan disambung dengan

tulangan yang sudah ada. Tulangan yang sudah ada terlebih dahulu

ditopang dengan menggunakan kayu agar ketika proses penyambungan

besi baru dengan besi lama tidak goyang. Panjang overlap untuk kolom

adalah 40D. setelah selesai besi terpasang lalu pasang bekisting yang

diangkat menggunakan Tower Crane dengan hati-hati dan perlahan.

Pengecoran untuk kolom menggunakan bucket yang diangkat

menggunakan tower crane. Setelah lebih dari 8 jam atau 12 jam dari

proses pengecoran, maka bekisting sudah dapat dibuka.

3.1.3. Struktur Corewall

Core wall merupakan inti dari struktur tower. Penulangan pada tiap

lantai berbeda menurut beban yang diterimanya, makin ke atas beban

semakin kecil sehingga jarak antara tulangan besi lebih renggang. Pada

perencanaan struktur suatu bangunan tinggi, gaya lateral yang berupa

gaya angin ataupun gaya gempa merupakan hal yang sangat penting dan

dominan dalam perencanaan bangunan tersebut. Salah satu struktur yang

biasa digunakan pada bangunan tinggi adalah core wall yang dapat

mentransfer beban angin ataupun beban gempa melalui portal maupun

lantai ke dindingnya.

Page 42: Revisi Laporan Pkl

42

Struktur tower pada Proyek Belmont Residences menggunakan

core wall sebagai struktur penahan gempa dan juga sebagai struktur

pendukung untuk lift.

a. Pembesian

Tahap -tahap pembesian core wall secara ringkas, yaitu:

1. Stek-stek tulangan yang telah ditanamkan pada struktur beton

dibawahnya disambungkan (saling overlap) dengan tulangan arah

vertikal dinding, dimana tulangan yang dipasang harus lebih panjang

dari tinggi dinding dengan tujuan untuk overlap dinding sebelah

atasnya dan/atau koneksi ke tulangan pelat atau balok

2. setelah tulangan vertikal terpasang maka tulangan horizontal diikat

padanya dengan kawat

3. tulangan yang dipasang relatif rapat dan dirakit dari besi tulangan ulir

dengan diameter tulangan menurut gambar kerja sehingga tulangan

yang telah selesai relatif kaku dan tidak memerlukan dukungan lateral

untuk membantu berdiri tegak

4. tulangan dipasang dikedua sisi dinding

b. Bekisting

Bekisting untuk pekerjaan dinding core wall dibuat dari plywood

dan rangkanya terbuat dari besi. Tahap pekerjaan fabrikasi bekisting core

wall sama seperti dinding beton bertulang.

Page 43: Revisi Laporan Pkl

43

c. Pengecoran

Pekerjaan pengecoran dilakukan dengan bantuan tower crane.

Selama pengecoran juga dilakukan pemadatan beton dengan vibrator.

Proses curing juga dilakukan setelah bekisting dibongkar, yaitu dengan

penyiraman secara berkala.

3.1.4. Struktur Shearwall

Dinding core pada bangunan tower adalah shear wall (dinding

geser) yang berfungsi sebagai penahan gaya geser yang terjadi. Gaya-

gaya dari pembebanan mati, berat balok sendiri, pelat lantai, serta gaya

lateral pada tiap lantai disalurkan ke shear wall yang terletak pada tengah

bangunan.

Pelaksanaan pekerjaan shearwalldiawali dengan pekerjaan

pengukuran (marking) untuk menentukan elevasi dan as shearwall serta

menandai batas shearwall. Setelah itu dilakukan pemasangan pembesian

shearwall, pemasangan bekisting shearwall menggunakan baja, dan

dilanjutkan dengan proses checklist, setelah semua terpenuhi pengecoran

dapat dilaksanakan, lalu pembongkaran bekisting dan perawatan.

3.1.5. Struktur Tangga

Tangga yang digunakan dalam proyek Belmont Residences adalah

tangga konvensional dengan mutu beton 35 MPa. Pada pekerjaan ini

diawali dengan pengukuran ketinggian, setelah itu pemasangan bekisting

memakai papan plywood dengan menggunakan bantuan scaffolding.

Pekerjaan selanjutnya adalah pemasangan pembesian plat untuk tangga,

Page 44: Revisi Laporan Pkl

44

anak tangga dan bordes. Sebelum pengecoran, terlebih dulu dilakukan

pembersihan menggunakan air compressor kemudian dilakukan

pengecoran, perawatan dan terakhir dilakukan pembongkaran bekisting

3.1.6. Struktur Balok

Balok (Beam), merupakan elemen struktur yang berfungsi

mentransmisikan beban dari pelat menuju kolom. Pada umumnya, balok

dicor secara monolit dengan kolom dan pelat lantai. Bekisting dari balok

sendiri akan menerima gaya vertikal dan horizontal dari berat balok itu

sendiri, berat pelat, dsb. Dalam pelaksanaannya ada tiga tahapan yang

harus diperhatikan yaitu stability, strength, dan serviceability.

Pelaksanaan pekerjaan konstruksi balok secara umum tidak jauh

berbeda dengan pekerjaan pelat diawali dengan pekerjaan pengukuran

(marking) untuk menentukan elevasi tiap lantai. Setelah itu dilanjutkan

dengan pemasangan bekisting menggunakan papan plywood yang terdiri

dari papan vertikal (tembereng) dan papan horizontal (bodemen) yang

ditopang oleh scaffholding, pemasangan pembesian untuk balok induk

dan balok anak, pembersihan area balok menggunakan compressor,

proses checklist, setelah semua terpenuhi pengecoran dapat dilaksanakan

lalu perawatan dan pembongkaran bekisting.

3.2. Pengamatan Pekerjaan KonstruksiBalok.

3.2.1. Peralatan

3.2.1.1. Tower Crane

Page 45: Revisi Laporan Pkl

45

Tower Crane adalah pengangkut barang yang dapat bergerak

memutar atau berotasi untuk memindahkan material baik secara vertikal

maupun horizontal. Penempatan Tower Crane harus diletakkan

ssedemikian rupa keberadaannya sehingga dapat digunakan dengan

baik.Letak Tower Crane harus dapat menjangkau seluruh area bangunan

tersebut.Dalam pengoperasiannya, Tower Crane ini dioperasikan oleh

seorang operator.Pada proyek Apartemen Belmont Residenceterdapat satu

unit Tower Crane dengan panjang lengan 12 meter dan beban maksimum

sebesar 2 ton.

Gambar 3.1 tower crane

3.2.1.2. Truck Mixer

Truck Mixer adalah alat sebuah kendaran khusus yang dilengkapi

mixer (molen) yang berfungsi sebagai pengangkut dan pencampur beton

Page 46: Revisi Laporan Pkl

46

(ready mix) dari batching plant ke lokasi proyek. Pada proyek

Apartemen Belmont Residence ,Truck Mixer yang digunakan berasal dari

PT. Adhimix selaku supplier beton ready mix sekaligus sebagai

kontraktor utama proyek. Truck Mixer yang digunakan terdapat 2 (dua)

macam, yaitu dengan kapasitas 7m3 dan kapasitas 9m3. Mixer ini berputar

dalam 2 arah, yaitu mixer akan berputar kearah kanan jika beton masih

didalam mixer yang berfungsi sebagai pengaduk beton agar menjaga

boton tidak mengeras pada saat dibawa, sedangkan jika beton akan

dikeluarkan ke dalam bucket atau concrete pump maka mixer akan

diputar kearah kiri.

Gambar 3.2Truck Mixer

3.2.1.3. Concrete Pump

Concrete Pump adalah alat yang digunakan untuk memompa beton

dari lantai bawah (tempat Truck Mixer menurunkan beton siap pakai) ke

zona pengecoran yang dikehendaki.

Page 47: Revisi Laporan Pkl

47

Gambar 3.3Concrete Pump

3.2.1.4. Concrete Bucket

Concrete Bucket adalah sejenis alat yang berbentuk corong besi

yang pada bagian bawahnya terdapat katup yang dapat dibuka dan

ditutup.Concrete Bucket dilengkapi corong plastik (tremi) pada bagian

bawah katup yang berfungsi untuk mengarahkan adukan kezona

pengecoran yang dikehendaki yang biasanya berupazona pengecoran

kolom dan core wall. Kapasitas concrete bucket yang digunakan di

proyek Apartemen Belmont Residenceadalah ± 0,85 m3. Cara kerja

Concrete Bucket adalah sebagai berikut :

1. Concrete Bucket diletakkan dibawah corong Truck Mixer kemudian

TruckMixer akan menuangkan adukan ke dalam bucket sesuai

volume yang di inginkan dan biasanya hal tersebut dilakukan lebih

dari satu kali bila volume zona yang akan dilakukan pengecoran

lebih besar.

2. Kemudian Concrete Pump diangkat menggunakan Tower Crane

yang telah diisi adukan. Concrete Pump biasanya tidak diisi penuh

Page 48: Revisi Laporan Pkl

48

guna menghindari tumpahnya adukan saat pengangkatan dengan

menggunakan Tower Crane.

3. Saat sudah sampai di zona yang kan dicor, Concrete Pump tersebut

diturunkan guna menaikkan satu pekerja yang akan mengatur katup

(tremi).

Gambar 3.4Concrete Bucket

3.2.1.5. Vibrator

Vibrator adalah alat penggetar yang digunakan untuk

menggetarkan beton yang sedang dicor guna mengurangi rongga udara

sehingga saat beton tersebut mengeras tidak memiliki rongga udara dan

tidak keropos. Dalam penggunaan vibrator, ada beberapa hal yang harus

diperhatikan antara lain

1. Batang penggetar harus dimasukkan ke dalam adukan beton secara

vertikal, tetapi dalam keadaan khusus diperbolehkan miring

maksimal 45o.

2. Selama proses pengge- taran berlangsung tidak boleh digerakkan

ke arah horizontal karena dapat menyebabkan segresi atau

Page 49: Revisi Laporan Pkl

49

pemisahan antara campuran beton dengan jangka waktu maksimal

30 detik.

3. Penggetaran harus dilakukan ketika adukan beton dituangkan ke

dalam bekisting dan harus segera dihentikan apabila sudah terlihat

air semen yang mulai menggenang di permukaan beton.

4. Batang penggetar tidak boleh mengenai tulangan, sebab getarannya

akan mempengaruhi proses pengikatan yang sedang berlangsung

antara beton yang sudah mulai mengering dengan tulangan

tersebut.

.Gambar 3.5Vibrator

3.2.1.6. Bar Bender

Bar Bender adalah alat yang digunakan untuk membengkokkan

besi yang akan digunakan sebagai tulangan yang telah dipotong

menggunakan Bar Cutter. Cara kerja alat ini adalah dengan meletakkan

besi yang akan dibengkokkan pada tumpuan dan dengan menginjak pedal

maka besi akan membengkokkan secara otomatis sesuai dengan sudut

yang ditentukan.

Page 50: Revisi Laporan Pkl

50

Gambar 3.6Bar Bender

3.2.1.7. Bar Cutter

Bar Cutter adalah alat pemotong besi tulangan. Alat pemotong besi

tersebut dapat memotong besi tulangan maksimal diameter 32 mm. Cara

kerja alat ini harus dilakukan oleh dua orang pekerja. Satu pekerja

bertugas memegang besi tulangan tersebut yang akan dipotong dan satu

orang lagi bertugas menekan tombol untuk memotong.

Gambar 3.7Bar Cutter

3.2.1.8. Air Compressor

Air Compressor adalah alat penyemprot air bertekanan tinggi yang

digunakan untuk membersihkan area pengecoran dari sisa-sisa material.

Page 51: Revisi Laporan Pkl

51

Gambar 3.8Air Compressor

3.2.1.9. Scaffolding

Scaffolding adalah rangkaian besi yang dapat dibongkar dan

dipasang biasanya digunakan untuk menyangga bekisting. Pada

pelaksanaan pembangunan khususnya pada tower satu scaffolding hanya

digunakan sebagai tangga darurat, dan steger dalam proses finishing,

karena bekisting yang digunakan tidak menggunakan scaffolding sebagai

penahan bekistingnya. Bagian-bagian dari scaffoldingadalah :

1) Jack Base

Jack Base adalah landasan scaffolding yang menghubungkan

batang vertikal dengan dasar lantai. Fungsinya sebagai tempat

dudukan main frame yang mengatur ketinggian scaffolding.

2) Main Frame

Main Frame adalah rangkaian besi utama pada scaffolding.Ukuran

dari main frame ini bermacam-macam mulai dari T1 70, T1 90.

3) Cross brace

Page 52: Revisi Laporan Pkl

52

Cross brase adalah pipa besi dengan bentuk yang menyilang, yang

berfungsi untuk menyatukan seluruh main frame yang digunakan agar

konstruksi dari scaffolding tersebut kokoh dan tidak goyang.

4) Joint Pin

Joint pin adalah bagian dari scaffolding yang berada pada bagian

atas dari main frame, joint pin berbentuk seperti pipa yang digunakan

untuk menyambung main frame secara vertical.

5) U Head

U Head dipasang pada bagian paling atas dari scaffolding

menggunakan sistem ulir, dimana U head ini berfungsi sebagai tempat

dudukan balok-balok penyangga bekisting.

6) Tangga ( Stairs )

Stairs adalah tangga besi yang digunakan untuk menghubungkan

lantai satu dengan yang lainnya, tangga ini diletakkan didalam

rangkaian scaffolding dengan posisi mengait kedua ujung tangga.

Gambar 3.9. Scaffolding

Page 53: Revisi Laporan Pkl

53

3.2.1.10.Bekisting

Bekisting adalah suatu konstruksi pembantu struktur beton untuk

mencetak beton agar sesuai dengan ukuran, bentuk, rupa atau letak yang

direncanakan. Kualitas bekisting ikut menentukan bentuk dan rupa

konstruksi beton. Dalam proyek ini, bekisting untuk elemen horizontal

menggunakan sistem konvensional, sedangkan untuk elemen vertical

menggunakan bekisting PERI.

Gambar : 3.10 bekisting

3.2.1.11.Alat-Alat Pengukuran

Alat-alat ini merupakan perlengkapan yang dipakai oleh tim

surveyor untuk melaksanakan tugas-tugas pengukuran dilapangan. Alat-

alat pengukuran ini terdiri dari:

1) Theodolite.

2) Water pass.

3) Statif / Tripod / kaki tiga

4) Bak ukur / rambu ukur.

5) Meteran.

Page 54: Revisi Laporan Pkl

54

6) Tali.

7) Spidol /cat pilox.

8) Unting – unting.

9) Alat Bantu lainnya.

3.2.1.12.Alat Bantu

Alat alat dibawah ini adalah alat yang digunakan dalam beberapa

pekerjaan seperti, pembuatan bekisting, pembesian dan pengecoran

antara lain :

1. Palu

2. Bor listrik

3. gergaji mesin

4. gergaji manual

5. meteran

6. tang

7. gunting potong

8. meteran

9. kapur tulis

10. ember

11. sekop

12. sendok

13. semen.

Page 55: Revisi Laporan Pkl

55

3.2.2. Bahan - Bahan

Bahan bangunan yang digunakan pada proyek Apartemen Belmont

Residence harus memenuhi spesifikasi yang ditentukan. Hal ini

dimaksudkan agar menghasilkan konstruksi yang kuat dan bermutu.

Adapun bahan-bahan yang digunakan, yaitu sebagai berikut:

3.2.2.1. Beton adhimix

Beton adhimix yang digunakan dengan penggunaan mutu beton

sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditentukan untuk setiap

pekerjaan struktur.

3.2.2.2. Baja Tulangan

Baja tulangan yang digunakan harus bersih dari segala macam

kotoran yang dapat merusak mutu beton maupun baja itu sendiri.

Persediaan tulangan diletakkan diatas bantalan kayu yang terletak diatas

tanah untuk menghindari korosi pada tulangan akibat reaksi dengan air

tanah. Mutu Baja Tulangan :

a) BJTP 24 (fy = 240 MPa) kode Ø ( Plain bars/tulangan polos ).

b) BJTD 40 (fy = 400 MPa) kode D” (deform bars/tulangan ulir).

3.2.2.3. Beton Decking

Beton decking berfungsi sebagai penyangga agar besi tidak

mengalami defleksi dan tebal selimut beton tetap terjaga.Berikut adalah

tebal beton decking yang digunakan pada proyek Apartemen Belmont

Residence adalah diameter 3 cm dan 5 cm untuk Kolom dan Balok

Page 56: Revisi Laporan Pkl

56

Gambar 3.11 Beton Decking

3.2.2.4. Kawat Pengikat (Bendrat)

Digunakan sebagai penguat/pengikat pada rangkaian-rangkaian

tulangan atau sambungan besi. Agar tidak terjadi pergeseran saat

pemasangan dan pengecoran

Gambar 3.12 Kawat Pengikat

3.2.2.5. Tulangan Kaki Ayam

Tulangan kaki ayam digunakan sebagai penyangga antara tulangan

pelat agar tidak mengalami defleksi (lendutan). Tulangan kaki ayam

terbuat dari besi ulir dengan diameter 10 mm dan dipasang diantara

tulangan plat lapis atas dan lapis bawah dengan ketentuan pemasangan,

minimal 4 tulangan kaki ayam dalam radius 1 m2.

Page 57: Revisi Laporan Pkl

57

Gambar 3.13 Tulangan Kaki Ayam

3.2.3. Tata Cara Pelaksanaan Konstruksi Balok

3.2.3.1. Pekerjaan Pengukuran

Kegiatan pengukuran adalah kegiatan tahap awal yang harus

dilakukan untuk menentukan as sebuah balok yang akan dipasang.

Pekerjaan pengukuran dilakukan oleh 4 orang pekerja, 1 orang

menembak dengan theodolit, 1 orang memegang baak, dan 2 orang

memberi tanda dengan sipatan.Peralatan yang digunakan pada proses

pengukuran adalah theodolite, spidol, benang sipat, meteran, dan tinta

cina.

3.2.3.2. Pembesian Balok

a. Siapkan bahan-bahan dari tempat pemotongan dan pembengkokan

ketempat perangkaian dan dilakukan secara manual.

b. Lalu siapkan lapangan untuk tempat perangkaian tulangan balok

tersebut

c. Besi yang dipakai memiliki panjang 12m untuk besi tulangan

utama/rebars, lalu ukur besi dengan panjang balok + 40D untuk stek

Page 58: Revisi Laporan Pkl

58

balok sesuai detail pembesian kemudian potong kelebihan kemudian

potong dengan alat pemotong.

d. Tulangan sengkang dibengkokan menggunakan pembengkok/bar

bender dengan sudut kait 90o dan panjang kait 6D

e. Lalu dipasang dengan jarak yang sudah ditentukan.

Gambar 3.14 Pembesian Balok

3.2.3.3. Pemasangan Bekisting balok

Bekisting balok yang digunakan adalah bekisting

konvensional .Pemasangan bekisting balok dilakukan setelah pekerjaan

pembesian tulang selesai dilaksanakan. Berikut ini langkah-langkah

pemasangan bekisting balok:

a) Pengecekan penulangan pelat sesuai dengan shop drawing.

b) Menyesuaikan posisi scaffolding dan plywood dengan gambar kerja

yang telah dibuat terlebih dahulu sebagai acuan bekisting. Tebal

plywood yang digunakan adalah 10 mm dan balok kaso yang

digunakan adalah ukuran 5/7

Page 59: Revisi Laporan Pkl

59

c) Karena bekisting pada proyek ini adalah bongkar pasang, pabrikasi

dilakukan didekat balok yang akan di cor.

d) Setelah bekisting selesai di pasang cek vertikal dan horizontal balok

dengan menggunakan unting-unting dan meteran.

Gambar 3.15 Pemasangan bekisting Balok

3.2.3.4. Pekerjaan Pengecoran Balok

Berikut ini adalah langkah-langkah pengecoran balok:

a. Bersihkan semua kotoran yang mengandung zat-zat yang dapat

mengurangi kekuatan beton. bersihkan di bekisting dan besi tulangan.

b. Cek semua balok meliputi jumlah sengkang, ukuran besi , lokasi

penyambungan,selimut beton, penjangkaran besi sesuai dengan shop

drawing.

c. Pengecoran balok dilakukan dengan menggunakan concrete pump

d. Proses pengecoran dilakukan oleh 10 sampai 12 orang yaitu 8 orang

meratakan,2 orang mengoperasikan vibrator 1 orang mengngendalikan

pipa contrete pump, dan 1 orang lagi mengentrol.

Page 60: Revisi Laporan Pkl

60

Gambar 3.16 Pengecoran Balok

3.2.3.5. Perawatan (Curing)

1. Setelah proses pembongkaran bekisting selesai, lalu dilakukan

perawatan beton (curing) dengan menggunakan curing compound,

yaitu dengan membasahi permukaan kolom menggunakan roll secara

merata.

2. Tujuan dari perawatan beton ini adalah untuk menghindari kehilangan

banyak zat cair pada proses pengerasan beton yang akan

mempengaruhi proses pengikatan beton, penguapan air semen pada

beton, dan perbedaan temperature dalam beton yang dapat

mengakibatkan retak pada beton.

3. Tujuan dari perawatan beton adalah agar semen yang ada dalam beton

tidak cepat menguap sehingga tidak terjadi keretakan terhadap beton

setelah mengeras dan mengering, serta untuk mengendalikan susut

beton. Perawatan yang dilakukan adalah dengan cara melembabkan

(curing). Perawatan dilakukan 4-5 jam setelah pengecoran.

Page 61: Revisi Laporan Pkl

61

3.2.2.1. Pelepasan Bekisting Balok

Pelepasan bekisting balok di lakukan bersamaan pelepasan

bekisting plat setelah berumur 7 hari, dan langkah – langkah pelepasan

bekisting balok

a. Lepaskan rangkaian scaffolding

b. Setelah bekisting balok dan pelat dilepaskan, dilakukan perkuatan

kembali dengan menggunakan mainframe sebagai support beton.

c. Bagian-bagian scaffolding yang telah dibongkar disusun dan dirapikan

dan ditempatkan pada tempat yang aman untuk digunakan kembali.

3.3. Pengendalian Mutu

Untuk mendapatkan mutu beton yang baik dan sesuai yang di ingin

kan harus dilakukan. Pengujian, apakah beton tersubut memnuhi syarat

atau tidak. Dalam proyek ada beberapa pengujian yaitu :

3.3.1. Slump Test

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air beton yang

berhubungan dengan mutu beton. Peralatan yang digunakan adalah :

1. Kerucut Abrams dari besi atau baja dengan ukuran :

Diameter atas : 10 cm

Diameter bawah : 20 cm

Tinggi : 30 cm

Page 62: Revisi Laporan Pkl

62

2. Pelat logam dengan permukaan yang kokoh, rata dan kedap air.

3. Tongkat pemadat dengan diameter 16 mm dan panjang 60 cm.

4. Sendok cekung.

5. Mistar ukur / meteran.

Prosedur pengujian :

1. Basahi cetakan dan pelat dasar dengan lap basah.

2. Letakkan cetakan pada pelat dasar.

3. Adukan beton untuk pengujian slump, diambil langsung dari truck

mixer dengan menggunakan kereta dorong, kemudian diaduk kembali

sebelum diletakkan pada cetakan.

4. Masukan adukan beton ke dalam cetakan dalam tiga lapis, setiap lapis

(1/3 volume) dipadatkan dengan menusuk-nusuk tongkat pemadat

sebanyak 25 kali setiap lapisan.

5. Ratakan permukaan adukan beton pada ujung kerucut.

6. Angkat cetakan perlahan-lahan, perhatikan dalam pengangkatan,

posisi cetakan harus dijaga tetap dalam keadaan vertikal.

7. Ukurlah penurunan beton dari permukaan adukan beton tersebut

terhadap tinggi kerucut abrams, penurunan diambil harga rata-rata.

8. Hasil pengukuran inilah yang disebut nilai slump dan merupakan nilai

kekentalan dari adukan beton tersebut.

9. Adukan beton dengan hasil slump yang tidak memenuhi syarat tidak

boleh digunakan.

Page 63: Revisi Laporan Pkl

63

Gambar 3.17 slump test

3.3.2. Crushing test

Crushing test ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan beton

karakteristik (kuat tekan maksimum yang dapat diterima oleh beton

sampai beton mengalami kehancuran).

Crushing test pada proyek ini menggunakan silinder beton dengan

diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Pembuatan benda uji dilakukan di

lokasi proyek, cetakan silinder diletakkan pada atas plat baja yang telah

dibersihkan dan sisi dalam silinder diolesi minyak pelumas seperlunya

untuk mempermudah pelepasan beton dan cetakannya.

Prosedur pengujian :

1. Masukan adukan beton ke dalam cetakan dalam tiga lapis, tiap-tiap

lapis (1/3 volume) dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25

kali tusukan secara merata.

2. Setelah melakukan pemadatan, ketuklah sisi cetakan perlahan-lahan

sampai rongga rongga bekas tusukan tertutup.

Page 64: Revisi Laporan Pkl

64

3. Ratakan permukaan beton dan tutup dengan bahan yang kedap air dan

tahan karat. Beri kode tanggal pembuatan.

4. Diamkan selama 24 jam dan direndam dalam air (curing) selama

waktu tertentu, kemudian diserahkan ke laboratorium untuk dilakukan

pengetesan beton pada usia 7 hari.

5. Tes uji beton dilakukan dengan mesin uji kuat tekan.

Gambar 3.18 Benda Uji Silinder

Gambar 3.19 Proses Crushing Test

Page 65: Revisi Laporan Pkl

65

3.4. PERHITUNGAN STRUKTUR BALOK

Perhitungan yang diambil adalah balok lantai 5 as 7F-G (sebelah

kanan pada gambar dibawah ini).

Perhitungan beban ultimate (Wu) plat lantai :

Beban Mati (DL)

Berat sendiri plat lantai = 0,15 x 24 = 3,6 kN/m2\

Berat spesi 3 cm (lampiran 9) = 3 x 0,21 = 0,63 kN/m2

Berat finishing lantai (lampiran 9) = 1 x 0,24 = 0,24 kN/m2

Berat plafond dan penggantung (lampiran 9) = 0,18 kN/m2 +

4,65 kN/m2

LL = Beban hidup lantai apartemen sebesar 250 kg/m2= 2,5 kN/m2

(PPIUG 1983 lampiran 10)

Wu= 1,2 DL + 1,6LL = 1,2 (4,65) + 1,6 (2,5) = 9,58 kN/m2

Page 66: Revisi Laporan Pkl

66

Metode perhitungan pembebanan yang digunakan adalah metode

"amplop"

Perhitungan pembebanan pada balok anak B24

Lx = 2,2875 m

Ly = 5,675 m

Beban merata ekivalen trapesium dari plat I ke balok B24 :

qektrapesium I=W u . Lx

Ly2 (0,5. Ly

2−16

Lx2)

¿9,58.(2,2875)

5,6752 (0,5.5,6752−16

2,28752) = 10,36 kN/m

Beban merata ekivalen trapesium dari plat II ke balok B24 :

qektrapesium II=W u. Lx

L y2 (0,5. Ly

2−16

Lx2)

¿9,58.(2,2875)

5,6752 (0,5.5,6752−16

2,28752) = 10,36 kN/m

Total beban merata yang diterima balok B24 :

W u=qektrapesium I+qektrapesium II+Berat sendiribalok

Page 67: Revisi Laporan Pkl

67

¿10,36+10,36+1,2 (0,2 .0,4 .24 )

¿23,024 kN /m'

Mencari reaksi ujung dari balok B24 :

∑ M A=0

23,024 .5,675 . 0,5. 5,675−V B.5,675=0

V B=¿ 65,3306 kN

∑ M B=0

−23,024 .5,675 . 0,5. 5,675+V A .5,675=0

V A=¿ 65,3306 kN

Kontrol kesetimbangan gaya Vertikal :

∑V =0

V A+V B−ql=0

65,3306+65,3306−23,024 .5,675=0 …. OK !

Reaksi ujung dari balok B24 akan menjadi beban titik di balok induk

B35.

Perhitungan pembebanan pada balok induk B35

Page 68: Revisi Laporan Pkl

68

Beban merata ekivalen segitiga dari plat I ke balok B35 :

qeksegitiga I=W u. Lx

3

¿9,58.(2,2875)

3 = 7,305 kN/m

Beban merata ekivalen segitiga dari plat II ke balok B35 :

qeksegitiga II=W u . Lx

3

¿9,58.(2,2875)

3 = 7,305 kN/m

Beban merata ekivalen trapesium dari plat III ke balok B35 :

qektrapesium I=W u . Lx

Ly2 (0,5. Ly

2−16

Lx2)

¿9,58.(1,9)

4,5752 (0,5. 4,5752−16

1,92) = 8,58 kN/m

Total beban merata yang diterima balok B35 :

W u=qeksegitiga I , II+qektrapesium III +Berat sendiri balok

Page 69: Revisi Laporan Pkl

69

¿7,305+8,58+1,2 (0,3 .0,5 .24 )

¿20,205 kN /m'

Pembebanan akhir balok B35 :

65,3306 kN

20,205 kN/m

2,2875 m 2,2875 m

Perhitungan gaya dalam :

Momen Tumpuan kiri

= −q l2

12−Pl

8

= −112

.20,205 . 4,5752−65,3306 .4,5758

¿−72,603 kNm (berlawanan arah jarum jam)

Momen Tumpuan kanan

= +112

.20,205 . 4,5752+ 65,3306 .4,5758

Page 70: Revisi Laporan Pkl

70

¿+72,603 kNm (searah jarum jam)

Free Body Diagram :

∑ M A=0

−72,603+72,603+0,5 .20,205 . 4,5752+65,3306 .2,2875−V B .4,575=0

V B=¿78,884 kN

∑ M B=0

−72,603+72,603−0,5 . 20,205 .4,5752−65,3306 .2,2875+V B.4,575=0

V A=¿ 78,884 kN

Nilai momen lapangan di x = 2,2875 m

−72,603 + 78,884 . 2,2875 - 0,5 .20,205.2,28752 = +54,98 kNm

Bending Moment Diagram

Shear Force Diagram

Page 71: Revisi Laporan Pkl

71

Perhitungan Penulangan Tumpuan:

Mutu beton = 35 MPa

Diameter tulangan rencana = 16 mm

Tulangan praktis rencana = 3D16 (As' = 602,9 mm2)

Mutu baja tulangan Fy = 400 MPa

Momen tumpuan ultimate (Mu)= 72,603 kNm

d = 500 - 40 - 10 - (0,5.16) = 442 mm

d'= 40 + 10 + 0,5(16) = 58 mm

Momen yang dapat dipikul penampang berdasarkan bagian beton

yang tertekan :

ϕM n=ϕ 0,85 f ' c .b . h f ( d−0,5 h f )=0,8.0,85 .35.300 .150 ( 442−0,5.150 )

¿393.057 .000 Nmm=393,057 kNm>72,603 kNm

Maka dihitung sebagai penampang persegi.

Momen yang dapat ditahan pasangan As' dan As1 :

Page 72: Revisi Laporan Pkl

72

M 2=A s f y (d−d' )=602,9.400 ( 442−58 ) . 10−6=92,6 kNm> Mu

Karena M2> Mu, maka As' diabaikan dalam perhitungan,

perhitungan penampang tulangan tunggal.

k=M u

ϕb. d2 =72,603.106

0,8.300 . 4422=1,549 MPa

ρhitung=0,85 . f ' c

fy (1−√1− 2k0,85. f ' c )

¿ 0,85 .35400 (1−√1−2. 1,549

0,85.35 )¿0,004

ρminimum=1,4fy

= 1,4400

=0,0035

ρmaksimum=( 0,85 .450600+ fy ) x ( 0,85 . f ' c

fy )

¿( 0,85 .450600+400 ) x ( 0,85 .35

400 )¿0,0284

ρminimum<¿ ρhitung<¿ ρmaksimum

¿¿

Maka, dipakaiρhitung.

Page 73: Revisi Laporan Pkl

73

A s=ρbd=0,004 .300 .442=530,4 mm2 --> Dipakai 3D16 ( As =

602,9 mm2 ).

Perhitungan Penulangan Lapangan :

Mutu beton = 35 MPa

Diameter tulangan rencana = 16 mm

Mutu baja tulangan Fy = 400 MPa

Momen lapangan (Mu) = 54,98 kNm

d = 500 - 40 - 10 - (0,5.16) = 442 mm

Lebar flens beton pada balok T = 6ho + bo = 6(150)+300 = 1200 mm

Momen yang dapat dipikul penampang berdasarkan bagian beton

yang tertekan :

ϕM n=ϕ 0,85 f ' c .b . h f ( d−0,5 h f )

¿0,8.0,85 .35 .1200 .150 (442−0,5.150 )

¿1.572 .228.000 Nmm=1572,228 kNm>54,98 kNm

Maka dihitung sebagai penampang persegi.

Momen yang dapat ditahan pasangan As' dan As1 :

M 2=A s f y (d−d' )=602,9.400 ( 442−58 ) . 10−6=92,6 kNm> Mu

Page 74: Revisi Laporan Pkl

74

Karena M2> Mu, maka As' diabaikan dalam perhitungan,

perhitungan penampang tulangan tunggal.

k=M u

ϕb. d2 =54,98. 106

0,8.300 . 4422=1,173 MPa

ρhitung=0,85 . f ' c

fy (1−√1− 2k0,85. f ' c )

¿ 0,85 .35400 (1−√1−2. 1,173

0,85.35 )¿0,003

ρminimum=1,4fy

= 1,4400

=0,0035

ρmaksimum=( 0,85 .450600+ fy ) x ( 0,85 . f ' c

fy )

¿( 0,85 .450600+400 ) x ( 0,85 .35

400 )¿0,0284

ρhitung <¿ ρminimum<¿ρmaksimum

¿ ¿

Maka, dipakaiρminimum.

A s=ρbd=0,0035 .300 .442=464,1 mm2--> Dipakai 3D16 (As =

602,9 mm2)

Perhitungan Penulangan Geser :

Page 75: Revisi Laporan Pkl

75

Mutu beton = 35 MPa

Diameter tulangan geser rencana = 10 mm

Mutu baja tulangan Fy = 400 MPa

Gaya Geser (Vu) = 78,884 kN

Menurut SK-SNI 2002 ,nilai gaya geser dapat direduksi sejauh "d"

dari muka kolom.

d = 500 - 40 - 10 - (0,5.16) = 442 mm

Vu = 78,884 - 20,205 ( 0,442 + 0,2 ) = 65,92 kN

Sejauh d

Page 76: Revisi Laporan Pkl

76

ϕ V c=ϕ16

√ f ' c bd=0,6.16

.√35.300 .442=78,845 kN>V u

Maka secara teoritis, tidak diperlukan tulangan geser, pakai tulangan

geser praktis.

Jarak sengkang maksimum pada balok beton bertulang yang

berpenampang persegi menurut SNI 2002 pasal 13.5.4.1 adalah = d/2 = 442/2 =

221 mm. Gunakan D10 - 200 untuk sepanjang bentangan .

Dibawah ini merupakan tabel perbandingan kebutuhan besi berdasarkan

perhitungan dan yang terpasang :

Tabel 2.5 Perbandingan Kebutuhan Besi

Keterangan Tulangan

Lentur

Tumpuan

Tulangan

Lentur

Lapangan

Tulangan

Lentur

Praktis

Tulangan

Geser

Tumpuan

Tulangan

Geser

Lapangan

Perhitungan 3D16 3D16 3D16 D10-200 D10-200

Terpasang 5D16 4D16 3D16 D10-100 D10-150

Dapat dilihat bahwa jumlah besi hasil perhitungan lebih sedikit daripada

jumlah besi yang terpasang dilapangan. Hal ini disebabkan oleh penyederhanaan

perhitungan yang tidak mengikutsertakan gaya gempa dan pengaruh interaksi

struktur secara keseluruhan yang sangat berpengaruh bagi nilai gaya dalam yang

ditimbulkan.

Page 77: Revisi Laporan Pkl

77

Gambar akhir penulangan balok menurut perhitungan penulis :

Gambar 3.20 Gambar Penulangan Balok

BAB IV

Page 78: Revisi Laporan Pkl

78

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Selama melaksanakan kegiatan Prektek Kerja Lapangan pada

proyek pembangunan apartemenBelmont Residence di Jl. Lapangan Bola

Meruya Ilir Jakarta Barat ,banyak pengetahuan dan pengalaman baru di

bidang keteknikan yang penulis tidak dapat dari bangku perkuliahan.

Semoga ilmu ini dapat bermanfaat guna menambah wawasan serta

memperluas pola pikir penulis dalam bidang teknik sipil dan pada dunia

kerja nantinya.

Berdasarkan pengalaman dan pengamatan yang penulis lakukan

selama Praktek Kerja Lapangan dapat diambil kesimpulan antara lain :

1. Keberhasilan dan kelancaran suatu proses pembangunan ditentukan

dengan adanya koordinasi serta manajemen proyek yang baik dan

terarah

2. Pelaksanaan pekerjaan di proyek harus sesuai dengan gambar

danspesifikasi teknis yang telah ditentukan

3. Pelaksanaan pekerjaan pada proyek ini sudah mengacu pada time

schedule yang telah dibuat, tetapi karena cuaca yang tidak mendukung

yang menyebabkan sering diundurnya pengecoran, maka terjadi

keterlambatan schedule proyek .

Page 79: Revisi Laporan Pkl

79

4. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan komponen penting

dalam kelancaran suatu proyek karena sistem K3 yang baik dapat

menunjang keberhasilan proyek dan semua unsur yang terlibat di

dalamnya akan merasa aman.

5. Secara umum proses pekerjaan struktur meliputi pekerjaan

pengukuran, pekerjaan bekisting, pekerjaan pembesian, pekerjaan

pengecoran, dan pekerjaan perawatan beton yang secara langsung

dilaksanakan di dalam area proyek dan diawasi oleh bagian Quality

control dan konsultan pengawas

6. Berdasarkan Pengamatan dan Perhitungan penulis pada Balok B35 ,

dibutuhkan tulangan dengan diameter 16 mm dengan jumlah 3

tulangan tarik utama dan 3 buah tulangan praktis pada daerah tumpuan

dan lapangan. Hal ini dikarenakan perhitungan yang penulis lakukan

tidak mengikutsertakan beban gempa dan interaksi struktur secara

keseluruhan.

4.2. Saran

Adapun saran yang penulis ingin sampaikan terkait dengan

pengamatan serta pengalaman penulis selama mengikuti kegiatan praktek

kerja lapangan di pembangunan apartemen Belmont Residences adalah :

1. Komunikasi dan kerjasama yang baik diantara para pekerja perlu

ditingkatkan lagiagar tercipta suasana kerja yang kondusif sehingga

pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan lancar dan tepat waktu

Page 80: Revisi Laporan Pkl

80

2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) perlu mendapatkan perhatian

yang serius karena mengingat proyek konstruksi merupakan salah satu

bidang kerja dengan resiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi.maka

diperlukan adanya kontribusi di segala pihak di proyek untuk selalu

memberikan pengawasan kepada setiap pekerja nya

3. Dalam pelaksanaan, proyek harus membuat percepatan schedule yang

lebih efektif, sehingga keterlambatan tersebut bisa teratasi dan target

proyek pun bisa tercapai.

4. Penggunaan dan pemeliharaan alat harus lebih di tingkatkan karena

selain untuk menunjang kelancaran suatu proses pekerjaan.tetapi

jugauntuk menjaga kualitas beton yang dihasilkan

5. Mahasiswa yang akan mengambil mata kuliah Praktik Kerja Lapangan

(PKL) harus mempersiapkan diri baik dari segi ilmu maupun mental

agar Praktik Kerja Lapangan (PKL) dapat berjalan dengan baik.

Page 81: Revisi Laporan Pkl

81

DAFTAR PUSTAKA

Vis, W.C & Kusuma Gideon. Dasar Perencanaan Beton Bertulang

BerdasarkanSK SNI T-15-1991-03 Seri 1. Jakarta: Erlangga, 1993

Vis, W.C & Kusuma Gideon. Grafik danTabel Perhitungan Beton Bertulang

Berdasarkan SK SNI T-15-1991-03 Seri 4. Jakarta: Erlangga, 1993