Laporan PKL Revisi Print

48
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan di bidang kesehatan menempati posisi penting bagi pemerintah Indonesia. Berbagai upaya dilakukan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional yaitu tercapainya kemampuan masyarakat untuk hidup sehat bagi setiap penduduk. Salah satu upaya tersebut adalah dengan cara menyediakan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang merupakan salah satu sarana kesehatan yang dapat memberikan pelayanan optimal bagi kesehatan masyarakat. Puskesmas merupakan pusat pengembangan, pembinaan dan pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan terpadu kepada menyarakat yang sekaligus merupakan pos terdepan dalam pembangunan kesehatan masyarakat sehingga puskesmas mempunyai fungsi melaksanakan tugas teknis serta tugas administrasi.

Transcript of Laporan PKL Revisi Print

Page 1: Laporan PKL Revisi Print

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan di bidang kesehatan menempati posisi penting bagi

pemerintah Indonesia. Berbagai upaya dilakukan untuk mencapai tujuan

pembangunan kesehatan nasional yaitu tercapainya kemampuan masyarakat

untuk hidup sehat bagi setiap penduduk. Salah satu upaya tersebut adalah

dengan cara menyediakan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang

merupakan salah satu sarana kesehatan yang dapat memberikan pelayanan

optimal bagi kesehatan masyarakat.

Puskesmas merupakan pusat pengembangan, pembinaan dan pelayanan

kesehatan yang menyeluruh dan terpadu kepada menyarakat yang sekaligus

merupakan pos terdepan dalam pembangunan kesehatan masyarakat sehingga

puskesmas mempunyai fungsi melaksanakan tugas teknis serta tugas

administrasi. Kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat di puskesmas sangat

tinggi sehingga dibutuhkan upaya dari puskesmas untuk memberikan

pelayanan terbaik, profesional kepada seluruh masyarakat tanpa membeda-

bedakan status ekonomi dan golongan.

Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.32

Tahun 1996 tentang kesehatan, yang dimaksud dengan tenaga kesehatan ialah

setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki

pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan,

Page 2: Laporan PKL Revisi Print

yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya

kesehatan.

Politeknik Kesehatan Depkes Jakarta II Jurusan Farmasi adalah salah

satu instansi pendidikan dibawah naungan Departemen Kesehatan yang

menyiapkan tenaga kesehatan dengan menyelenggarakan pendidikan untuk

menghasilkan tenaga farmasi tingkat madya yang mampu bekerja, terampil

dan terlatih serta dapat mengembangkan diri sebagai tenaga kesehatan yang

profesional yang dapat menunjang upaya pembangunan kesehatan.

Untuk mendapatkan tenaga tingkat ahli madya di bidang farmasi, maka

proses penyelenggaraan pendidikan perlu ditingkatkan salah satunya adalah

memberikan pengalaman kerja kepada peserta didik melalui praktik kerja

lapangan (PKL) yang dilaksanakan di pusat kesehatan masyarakat

(Puskesmas), dengan demikian diharapkan mahasiswa lebih terampil dan

terlatih dalam pelayanan kesehatan serta berperan dalam pembangunan

kesehatan.

A. Tujuan Penulisan

Tujuan Penulisan laporan ini terdiri dari tujuan umum dan khusus, yaitu :

1. Tujuan umum

Agar mahasiswa mengetahui dan mampu memahami teknik

pengelolaan barang-barang farmasi, terutama obat-obatan dan cara

pelayanan di Puskesmas.

2. Tujuan khusus

a. Mahasiswa menjadi terampil dalam membaca resep dokter dan

mengerjakan resep.

b. Mahasiswa menjadi terampil dan mengetahui seluk beluk kegiatan

pelayanan di Puskesmas.

Page 3: Laporan PKL Revisi Print

c. Melatih mahasiswa untuk dapat berinteraksi dengan pasien dan

tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas secara langsung.

d. Melatih mahasiswa untuk mengingat obat-obat yang sesuai dengan

indikasinya. Melatih mahasiswa untuk memahami alur penerimaan

dan pengeluaran obat-obat di Puskesmas.

3. Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis

a. Dapat mengetahui secara jelas kegiatan kefarmasian yang telah

dilaksanakan di Puskesmas.

b. Dapat menerapkan ilmu kefarmasian yang di dapat secara teori

untuk dipraktekkan di puskesmas.

c. Memberikan pengalaman untuk melayani pasien secara langsung

sehingga memudahkan nantinya mahasiswa untuk bekerja setelah

lulus.

2. Bagi Pihak Akademik

a.Dapat menjadi tambahan kepustakaan sehingga dapat menambah

wawasan bagi mahasiswa yang akan melaksanakan Praktek Kerja

Lapangan di Puskesmas.

b. Memberikan pengetahuan yang baru dalam mempelajari

kegiatan kefarmasian secara praktek.

4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penulisan laporan ini membahas tentang pelaksanaan

kegiatan kefarmasian di Puskesmas kecamatan Cipayung dan kelurahan

Lubang Buaya.

5. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan ini adalah metode

deskriptif, yaitu metode ilmiah yang bersifat mengumpulkan teori-teori

ilmiah dari berbagai sumber, menganalisa dan menarik kesimpulan yang

kemudian disajikan dalam bentuk naratif.

Page 4: Laporan PKL Revisi Print

Adapun data untuk penulisan laporan ini diperoleh dari :

a. Wawancara dengan petugas obat di Puskesmas kecamatan Cipayung dan

Puskesmas kelurahan Lubang Buaya.

b. Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan bahan-bahan materi dengan

membaca, mempelajari buku-buku diklat dan sumber lainnya yang

berhubungan dengan permasalahan yang ada dalam laporan ini.

Page 5: Laporan PKL Revisi Print

BAB II

TINJAUAN KHUSUS PUSKESMAS KECAMATAN CIPAYUNG

1. Profil Puskesmas Kecamatan Cipayung

Puskesmas Kecamatan Cipayung berdiri pada tahun 1990 dan merupakan

pemekaran dari Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo, pemekaran dilakukan karena

padatnya jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cipayung.

Puskesmas Kecamatan Cipayung pertama kali beralamat di jalan Taman

Mini III Bambu Apus dan tahun 1994 pindah ke Jalan Monumen Pancasila No. 51

Lubang Buaya hingga sekarang.

Puskesmas Kecamatan Cipayung membawahi 10 kelurahan yaitu Kelurahan

Lubang Buaya, Kelurahan Setu, Kelurahan Cipayung, Kelurahan Munjul,

Kelurahan Bambu Apus 1 dan 2, Kelurahan Pondok Ranggon 1 dan 2. Dengan

membawahi 56 RW dan 493 RT sedangkan jumlah penduduk 132.324 jiwa,

terdiri dari laki-laki 70.893 orang dan perempuan 61.931 orang.

Kepala Puskesmas Kecamatan Cipayung semenjak berdiri sampai dengan

sekarang telah berganti sebanyak 5 kali :

1. Dr. Hakim Siregar

2. Dr. Suliandini

3. Dr. Hj. Yenuarti. A.

4. Dr. Angliana

5. Dr. Hj. Herindiati, MKK

Pasca pemekaran wilayah di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo gedung

Puskesmas Kecamatan Cipayung baru kali mengalami renovasi yaitu pada tahun

2001, belum renovasi ulang sampasi sekarang.

2. Visi, Misi dan Kebijakan Mutu Puskesmas Kecamatan Cipayung

1. Visi Puskesmas Kecamatan Cipayung

Pelayanan prima menuju Kecamatan Cipayung sehat 2010

2. Misi Puskesmas Kecamatan Cipayung

a. Meningkatkan kualitas pelayanan sesuai standar mutu

b. Mengembangkan SDM yang professional

c. Meningkatkan sistem manajemen puskesmas

Page 6: Laporan PKL Revisi Print

d. Mengembangkan kemandirian masyarakat di dalam bidang

kesehatan

3. Kebijakan Mutu

Memberikan pelayanan kesehatan profesional yang berorientasi pada

peningkatan pelanggan serta secara terus menerus melakukan

peningkatan mutu pelayanan melalui penerapan sistem manajemen mutu

ISO 9001-2001.

a. Tugas Pokok

Melaksanakan pelayanan, pembinaan dan pengembangan dalam

upaya peningkatan kesehatan kepada masyarakat secara paripurna

di wilayah kerja.

b. Fungsi

1. Pelayanan : KIA, KB, gizi, pengobatan, UPGK, UKS,

laboratorium, kesehatan jiwa, kesehatan mata, pencegahan dan

pemberantasan penyakit (P2P), imunisasi,kesling, PKM,

kesehatan remaja, pencatatan dan pelaporan.

2. Pembinaan : Peranan serta masyarakat, koordinasi, rujukan

medik, bantuan sarana, bimbingan teknis untuk pelayanan

kesehatan swasta dan kader kesehatan.

3. Pembangunan terhadap kader pembangunan bidang kesehatan

dan kegiatan swadaya masyarakat.

4. Data Demografi Kecamatan Cipayung

a. Luas wilayah Kecamatan Cipayung

Luas wilayah 2.735,25 Ha yang terdiri dari 8 Kelurahan

dengan 56 RW dan 493 RT. Adapun rinciannya adalah

sebagai berikut :

No Kelurahan RW RT Luas (Ha)

1 Lubang Buaya 12 113 372,20

2 Setu 6 41 362,60

3 Bambu Apus 5 65 308,50

4 Ceger 5 39 316,12

5 Cipayung 8 58 308,12

6 Cilangkap 6 41 430,46

Page 7: Laporan PKL Revisi Print

7 Munjul 8 74 190,30

8 Pondok Ranggon 6 62 446,95

Jumlah 56 493 2,735,25

b. Batas wilayah Kecamatan Cipayung

Utara: Jalan pintu I bagian barat tembok TMII, Jalan

pintu II bagian timur TMII, dan Jalan Raya Pondok Gede

Bekasi.

Selatan : Patok batas daerah khusus DKI Jakarta dan Jawa

Barat (patok nomor 148 s/d nomor 165)

Barat: Jalan Raya Tol Jagorawi – Kecamatan Ciracas

Timur : Kali Sunter (pilar batas nomor 125 s/d nomor

148)

5. Kependudukan

Jumlah penduduk Kecamatan Cipayung adalah 132.324 jiwa.

Adapun rincian jumlah penduduk adalah sebagai berikut :

No Kelurahan Jumlah Penduduk

Lelaki Wanita KK

1 Lubang Buaya 36.617 20.000 16.617 6.7952 Setu 10.414 5.534 4.880 2.5003 Bambu Apus 15.370 8.273 7.097 4.1014 Ceger 14.473 843 6.630 4.0605 Cipayung 12.706 6.621 6.085 3.9686 Cilangkap 11.709 6.389 5.320 2.9247 Munjul 14.860 425 7.435 4.0258 Pondok Ranggon 16.175 8.308 5.320 3.794

Jumlah 132.324 70.893 61.931 32.167

Jumlah keluarga miskin uang ada di Kecamatan Cipayung adalah

sebagai berikut.

No Kelurahan KK Miskin

JiwaMiskin

Kartu JPK GakinKK Jiwa

1 Lubang Buaya 910 3.687 853 3.4712 Setu 155 507 382 4413 Bambu Apus 176 691 172 6704 Ceger 206 733 197 7035 Cipayung 193 822 183 786

Page 8: Laporan PKL Revisi Print

6 Cilangkap 368 1.334 362 1.3147 Munjul 287 1.005 270 9408 Pondok Ranggon I 119 387 110 3749 Pondok Ranggon II 204 512 169 38310 Munjul 383 1.346 351 1.179

Jumlah 3001 11.024 2.806 10.268

6. Sumber Daya Manusia

Jumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas Kecamatan Cipayung secara

keseluruhan ada 53 orang dengan rincian sebagai berikut :

No Sub sie Jumlah1 Dokter Umum 62 Dokter Gigi 43 Perawat 184 Perawat gigi 35 Apoteker 16 Asisten apoteker 37 Bidan 58 Gizi 39 Lab 210 TU 311 SPK 312 Kesling 2

Jumlah 53

Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) Puskesmas Kecamatan

Cipayung adalah sebanyak 155 orang dengan rincian sebagai berikut:

No Puskesmas PNS Kontrak Total1 Kecamatan 45 11 562 Lubang Buaya 9 3 123 Setu 6 2 84 Bambu Apus I 15 4 195 Bambu Apus II 6 2 86 Ceger 8 3 117 Cipayung 8 4 128 Cilangkap 6 3 99 Pondok Ranggon I 2 2 2010 Pondok Ranggon II 4 2 611 Munjul 17 3 2012 UGD 24 jam 0 6 6

Jumlah 156 45 177

Page 9: Laporan PKL Revisi Print

1. Susunan Organisasi Puskesmas Kecamatan Cipayung

1) Kepala Puskesmas : Dr. Hj. Herindiati, MKK

2) Sub Bagian dan Manajemen Representatif

a) Sub Bagian Keuangan : Susiyati

b) Sub Bagian Tata Usaha : Rujianto

c) Manajemen Representatif : Drg. Lita Pratiwi

3) Unit Pelayanan Kesehatan (Yankes)

a) Yankes Dasar : Dr. Hj. Eliza Rachmi

b) Yankes Tradisional : H. Arnowidjaja

c) Yankes Farmasi : Dra. Zulma Awida, Apt

d) Sadar dan Bencana : Andi Rustandil

4) Unit Kesehatan Masyarakat (Kesmas)

a) Penyakit Menular : Dr. Rocky Pardede

b) Penyakit Tidak Menular : Dr. Endang Dwi Murti

c) Penyehatan Lingkungan dan Kerja : Asmawati

d) Gizi dan Pemberdayaan Masyarakat : Sri Winarti

e) Kesehatan Jiwa Masyarakat dan Napza : Ratna Tambunan

5) Kepala puskesmas kelurahan (10 Puskesmas Kelurahan)

2. Fasilitas Kesehatan

1) Fasilitas kesehatan pemerintah

No Fasilitas Jumlah1 Puskemas kecamatan 1 buah2 Puskesmas kelurahan 10 buah3 Rumah bersalin 1 buah

2) Fasilitas kesehatan swasta

No Fasilitas Jumlah

1 BP/Poliklinik 18

2 Spesialis anak 3

3 Dokter kandungan 1

4 Spesialis THT 1

5 Dokter umum 18

6 Dokter 24 jam 10

7 Dokter gigi 5

Page 10: Laporan PKL Revisi Print

8 Bidan praktek 39

9 Apotik 6

10 Optik 1

11 Laboratorium 2

12 Toko obat 2

13 Tukang gigi 5

14 Klinik rontgen 1

3. Data Khusus

1) Data Panti

No. Nama PantiJenis Kelamin Jumlah

PenghuniPria Wanita1. Panti Balita 49 7 562. Panti Werdha 25 64 893. Panti Laras II 121 157 2784. Panti Larasa IV 135 165 3005. Panti Bina Daksa 11 12 236. Panti Bina Insan 29 20 497. Panti PSBR 65 74 1398. Panti Putra 04 81 - 819. Panti Asoqofah 37 40 7710. Panti Tuna Wicara Melati 40 29 6911. Panti Handayani 125 - 12512. Panti Rehabilitasi Anak Jalanan 100 35 135

2) Data Darbin

No. Lokasi Jumlah KK Tahun Didirikan

1. Kel. Lubang Buaya 2 RW 200 KK 2003 – 2004

2. Kel. Cilangkap 1 RW 100 KK 2006

3. Kel. Pondok Ranggon 1 RW 100 KK 2004

4. Kel. Setu 100 KK 2004

3) Data Karang Werdha

Dikunjungi 1 kali dalam 1 bulan

1. RW 01 Kelurahan Cipayung

2. RW 03 Kelurahan Cipayung

Page 11: Laporan PKL Revisi Print

4. Kegiatan Kefarmasian di Puskesmas Kecamatan Cipayung

1) Perencanaan Obat di Puskesmas

Perencanaan suatu perbekalan kesehatan merupakan suatu proses kegiatan

untuk menentukan jumlah kebutuhan dalam rangka pemenuhan kebutuhan di

Puskesmas. Perencanaan kebutuhan obat dan alat kesehatan lainnya dilaksanakan

berdasarkan jumlah kunjungan. Data pengeluaran tahun sebelumnya dan kejadian

luar biasa yang terjadi pada masing-masing pelayanan kesehatan yang ada di

Puskesmas Kelurahan dan puskesmas Kecamatan.

Tujuan dari perencanaan adalah untuk mendapatkan :

a. Perkiraan jenis dan jumlah obat serta perbekalan kesehatan yang mendekati

kebutuhan.

b. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional.

c. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat.

Untuk memenuhi jumlah kebutuhan obat yang diperlukan, setiap puskesmas

harus membuat perencanaannya sendiri mengenai jumlah dan macam obat yang

dibutuhkan dalam watu satu tahun berdasarkan data jumlah penggunaan pada

periode lalu dan jumlah permintaan obat. Laporan dari tiap-tiap puskesmas

kelurahan tersebut lalu dikirim ke puskesmas kecamatan. Puskesmas kecamatan

membuat Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) yang

diajukan oleh kepala puskemas kepada Kepala Dinas Kesehatan.

2) Pengadaan Obat di Puskesmas

Pengadaan obat dan alat kesehatan merupakan suatu proses permintaan dan

pengiriman obat untuk memenuhi permintaan obat di puskesmas dengan tujuan :

a. Memperoleh obat dan alat kesehatan dengan jenis dan jumlah yang tepat.

b. Mendapatkan obat dan alat kesehatan dengan mutu yang baik.

c. Menjamin penyimpanan obat dan alat kesehatan yang cepat dan tepat

waktu.

d. Mencegah penumpukan dan/atau kekurangan obat yang berlebihan.

Pengadaan obat dan alat kesehatan dilakukan melalui pembelian secara PBF

pemenang lelang akan mendistribusikan perbekalan kesehatan ke gudang

Page 12: Laporan PKL Revisi Print

obat kecamatan untuk selanjutnya didistribusikan ke puskesmas-puskesmas

kelurahan.

Obat-obat yang diperkenankan untuk disediakan di puskesmas tingkat

kecamatan maupun tingkat kelurahan adalah obat esensial yang jenis dan itemnya

ditentukan setiap tahun oleh Menteri Kesehatan dengan merujuk kepada Daftar

Obat Esensial Nasional yang sebagian besar terdiri dari obat-obat generik berlogo.

Berdasarkan UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan tentang pengamanan

sediaan farmasi dan alat kesehatan yang diperkenankan untuk melakukan

penyediaan adalah tenaga apoteker. Untuk itu puskesmas tidak diperkenankan

melakukan pengadaan obat secara sendiri-sendiri.

3) Penerimaan Obat di Puskesmas

Penerimaan merupakan kegiatan dalam menerima obat-obatan yang

diserahkan dari Unit Pengelola yang lebih tinggi kepada Unit Pengelola

dibawahnya. Tujuan dari penerimaan obat adalah agar obat yang diterima sesuai

dengan kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan ke puskesmas.

Petugas penerimaan obat wajib melakukan pengecekan terhadap obat-obat

yang diserahkan. Pengecekan yang dilakukan mencakup jumlah kemasan,

kadaluarsa obat, jenis dan jumlah obat, bentuk sediaan yang harus sesuai dengan

dokumen (LPLPO) dan ditandatangani oleh petugas penerima atau diketahui oleh

kepala puskesmas. Bila tidak memenuhi syarat, petugas penerima dapat

mengajukan keberatan jika terdapat kekurangan. Petugas penerima obat wajib

menuliskan jenis yang kurang (rusak, jumlah kurang dan lain-lain). Setiap

penambahan obat-obatan dicatat dan dibukukan pada buku penerimaan obat dan

kartu stock.

4) Penyimpanan obat di Puskesmas

Penyimpanan merupakan suatu kegiatan pengamanan terhadap obat-obatan

yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun

kimia dan mutunya tetap terjamin.

Tujuan dari penyimpanan adalah :

a. Memelihara mutu.

b. Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab.

Page 13: Laporan PKL Revisi Print

c. Menjaga kelangsungan persediaan.

d. Memudahkan pencarian dan pengawasan.

Cara penyimpanan obat dan alat kesehatan habis pakai digudang antara lain :

a. Menyimpan semua obat yang disusun secara alphabetis dan menurut bentuk

sediaan (tablet, cairan, salep/krim dan injeksi).

b. Mencatat penambahan dan pengeluaran obat di kartu stock.

c. Mengamati obat dari waktu ke waktu apabila ada perubahan fisik maupun

kimia.

d. Menginformasikan obat-obat rusak dan kadaluarsa.

5) Distribusi Obat di Puskesmas

Pengeluaran/distribusi adalah kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat

secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub-sub unit pelayanan

kesehatan antara lain :

a. Sub Unit Pelayanan Kesehatan di lingkungan puskesmas (kamar obat,

laboratorium).

b. Puskesmas Kelurahan.

c. Puskesmas Keliling.

d. Posyandu.

Tujuan dari distrbusi adalah untuk memenuhi kebutuhan sub unit pelayanan

kesehatan yang ada di wilayah puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan tepat

waktu. Kegiatan distribusi meliputi :

a. Menentukan frekuensi distribusi yang perlu mempertimbangkan jarak sub

unit pelayanan serta biaya distribusi yang tersedia.

b. Menentukan jumlah dan jenis obat yang diberikan.

c. Penyerahan obat, yaitu dengan cara menyerahkan/mengirimkan obat dari

gudang obat dan diterima di unit pelayanan.

6) Pencatatan dan Pelaporan Obat di Puskesmas

Pencatatan dan pelaporan obat di puskesmas sangat penting, karena

pencatatan dan pelaporan tersebut memiliki tujuan sebagai :

a) Bukti bahwa suatu kegiatan telah dilakukan.

Page 14: Laporan PKL Revisi Print

b) Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendaliaan.

c) Sumber data untuk pembuatan laporan.

Pencatatan dan pelaporan data obat di puskesmas merupakan rangkaian

kegiatan dalam rangka penatalaksanaan obat-obatan secara tertib, baik obat-

obatan yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di puskesmas

dan/atau unit pelayanan lainnya.

Sarana yang digunakan untuk pencatatan dan pelaporan obat di puskesmas

adalah LPLPO dan karttu stock. LPLPO yang dibuat petugas puskesmas harus

tepat data, tepat isi dan dikirim tepat waktu serta disimpan dan diarsipkan dengan

baik. LPLPO juga dimanfaatkan untuk analisis penggunaan, perencanaan obat,

pengendalian persediaan dan pembuatan laporan pengelolaan obat.

Page 15: Laporan PKL Revisi Print

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah suatu kesatuan

organisasi kesehatan fungsional yang merupakan suatu pengembangan

kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping

memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat

di wilayah kerjaannya dalam bentuk kegiatan pokok.

2. Wewenang dan Tanggung Jawab Puskesmas

Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas

pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya, yang dibagi

berdasarkan :

1) Wilayah Puskesmas

Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan dan sebagian dari

kelurahan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografi

dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan

dalam menentukan wilayah kerja puskesmas.

Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II,

sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh Bupati

KDH, dengan saran teknis dari Kepala Kantor Kesehatan Kabupaten

atau Kodya yang telah disetujui Kepala Kantor wilayah Departemen

Kesehatan.

Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata – rata

20.000 penduduk setiap puskesmas. Untuk perluasan jangkauan

pelayanan kesehatan maka puskesmas perlu ditunjang dengan unit

pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut puskesmas

pembantu dan puskesmas keliling. Khusus untuk kota besar dengan

jumlah penduduk satu juta atau lebih, wilayah kerja puskesmas bisa

Page 16: Laporan PKL Revisi Print

meliputi satu kelurahan. Puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai

pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga fungsi koordinasi.

2) Pelayanan Kesehatan Menyeluruh

Pelayanan kesehatan yang diberikan di puskesmas adalah

kesehatan yang meliputi pelayanan Kuratif (pengobatan), Preventif

(upaya pencegahan), Promotif (peningkatan kesehatan) serta

Rehabilitasi (pemulihan kesehatan).

Yang ditujukan kepada semua penduduk dan tidak dibedakan jenis

kelamin dan golongan umur, sejak pembuahan dalam kandungan

sampai tutup usia.

3) Pelayanan Kesehatan Terintegrasi (Terpadu)

Sebelum ada puskesmas, pelayanan kesehatan di dalam suatu

kecamatan terdiri dari Balai pengobatan, Balai Kesehatan Ibu dan

Anak, Usaha Hygiene Sanitasi Lingkungan, Pemberantasan Penyakit

Menular dan Sebagainya. Usaha – usaha tersebut masing – masing

bekerja sendiri dan langsung melaporkan kepada Kepala Dinas

Kesehatan Daerah Tingkat II.

Petugas Balai Pengobatan tidak tahu menahu mengenai apa yang

terjadi di BKIA, begitu juga petugas BKIA tidak mengetahui apa yang

dilakukan oleh petugas Hygiene Sanitas dan sebaliknya.

Dengan adanya sistem pelayanan kesehatan malalui Pusat

Pelayanan Kesehatan (Puskesmas), maka berbagai kegiatan pokok

puskesmas dilaksanakan bersama dibawah koordinasi dan satu

pimpinan.

Kedudukan Puskesmas

Puskesmas memiliki kedudukan yang terdiri dari :

1) Kedudukan Secara Administratif

Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II

dan bertanggung jawab langsung baik secara teknis maupun

administratif kepada Kepala Dinas Tingkat II.

2) Kedudukan Dalam Hirarki Pelayanan Kesehatan

Page 17: Laporan PKL Revisi Print

Dalam urutan hirarki pelayanan kesehatan, puskesmas

berkedudukan pada tingkat fasilitas pelayanan kesehatan pertama.

Fungsi Puskesmas

Puskesmas memiliki fungsi antara lain :

1) Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya

2) Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka

meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.

3) Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu

kepada masyarakat wilayah kerjanya.

Kegiatan Pokok

Sesuai dengan kemampuan tenaga maupun fasilitas yang berbeda –

beda, maka kegiatan pokok yang dapat dilaksanakan akan berbeda pula.

Namun demikian, kegiatan pokok puskesmas yang seharusnya dilaksanakan

adalah sebagai berikut :

1) Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Kegiatan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak memiliki tujuan, yaitu :

a) Meningkatkan kesehatan ibu setinggi – tingginya pada waktu

mengandung, bersalin dan menyusui.

b) Meningkatkan kesehatan anak setinggi – tingginya terutama dalam hal

gizi yang baik dan sejauh – jauhnya mencegah mereka dari terkena

penyakit menular.

c) Meningkatkan kesehatan keluarga, memberikan nasihat tentang

menjarangkan dan membatasi kelahiran upaya kesejahteraan keluarga

terjamin.

d) Adapun kegiatan antara lain :

1. Memberikan pemeliharaan kesehatan para ibu yang mengandung,

bersalin, menyusui dan kepada anak – anak pra sekolah.

2. Memberikan vaksinasi untuk kekebalan tubuh pada ibu, anak dan

calon ibu.

Page 18: Laporan PKL Revisi Print

3. Memberikan nasehat tentang makanan untuk mencegah timbulnya

gizi yang buruk karena kekurangan protein dan kalori atau zat

makanan yang lain.

4. Memberikan pengobatan kepada ibu dan anak – anak pra sekolah

dalam kesakitan yang tidak berat.

2) Program Keluarga Berencana

Tujuan diadakannya program Keluarga Berencana, yaitu :

a) Meningkatkan kesehatan keluarga melalui menjarangnya kelahiran dan

membatasi keluarga bila dikehendaki.

b) Mencapai taraf hidup yang baik dan mengurangi angka kelahiran dalam

masyarakat yang dilayani dan dalam negara sebagai keseluruhan

Adapun kegiatannnya antara lain :

a) Mengadakan kursus KB pada ibu dan calon ibu.

b) Mengadakan kursus KB untuk para dukun, yang kemudian akan bekerja

sebagai penggerak calon peserta KB.

c) Memberikan pelayanan kontrasepsi.

d) Melanjutkan mengamati mereka yang menggunakan sarana pencegahan

kehamilan.

3) Program Perbaikan Gizi

Program perbaikan gizi merupakan usaha atau kegiatan masyarakat dan

keluarga dalam memperbaiki gizi yang dilaksanakan oleh petugas sebagai

pembimbing dan pembina yang merupakan bagian intergral kehidupan dan

pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Tujuan

peroram perbaikan gizi adalah mempertinggi gizi masyarakat.

Adapun kegiatannya antara lain :

a) Mengenali penderita – penderita kekurangan gizi dan mengobatinya.

b) Mempelajari keadaan gizi masyarakat dan mengembangkan perbaikan

gizi.

c) Memberikan perbaikan pada masyarakat dan secara perorangan kepada

mereka yang membutuhkan, terutama dalam pengobatan KIA.

4) Peningkatan Kesehatan Lingkungan dan Penyediaan Air Bersih

Page 19: Laporan PKL Revisi Print

Tujuan dari kegiatan ini adalah terkendalinya semua unsur fisik dan

lingkungan yang terdapat di masyarakat yang memberikan pengaruh buruk

terhadap kesehatan dengan meningkatkan mutu lingkungan hidup agar

tercapai derajat kesehatan yang optimal. Adapun kegiatannya antara lain :

a) Penyehatan air bersih.

b) Pengawasan sanitasi tempat umum.

c) Penyehatan lingkungan dan makanan atau minuman.

5) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

Pemberantasan penyakit menular bertujuan untuk mengurangi insiden atau

peristiwa sakit menular sampai tingkat yang serendah – rendahnya dan

untuk mencegah atau membatasi epidemik sehingga angka kesaktian dan

kematian dapat dikurangi.

Adapun kegiatannya antara lain :

a) Pemberantasan penyakit malaria

Mencari penderita atau tersangka pasif, termasuk memeriksa sediaan

darah dan pengobatannya

b) Tuberkolosis dan Kusta

Mencari penderita secara pasif dan aktif dengan cara digabungkan,

termasuk pemeriksaan bahan sedemikian dengan mikroskop.

c) Penyakit kulit dan kelamin

Pencarian secara aktif dan pasif serta pengobatan.

d) Penyakit demam berdarah

6) Upaya Pengobatan Termasuk Pelayanan Darurat Karena Kecelakaan

Upaya pengobatan adalah pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk

menghentikan proses perjalanan suatu penyakit pada seseorang, sehingga

penderitanya dapat hilang.

Adapun kegiatannya antara lain :

a) Melakukan diagnosa sedini mungkin

a) Mendapatkan pemeriksaan badan laboratorium

b) Mengadakan pemeriksaan badan laboratorium

c) Membuat diagnosa

d) Melaksanakan tindakan pengobatan

Page 20: Laporan PKL Revisi Print

b) Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan dapat berbentuk

rujukan diagnostic dan rujukan pengobatan atau rehabilitasi.

7) Peningkatan Usaha Kesehatan

Program ini bertujuan memberikan pengobatan dan perawatan pada

tingkat yang setinggi – tingginya kepada semua orang yang memerlukan

dengan jalan membuat diagnosa yang diinginkan, mengadakan rehabilitasi.

Serta meringankan penyakit penderita.

8) Peningkatan Usaha Kesehatan Sekolah

Usaha Kesehatan Sekolah adalah upaya kesehatan masyarakat yang

dilaksanakan dalam rangka pembinaan kesehatan anak usia sekolah,

sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal baik fisik

maupun mental.

Adapun kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) antara lain:

a) pendidikan kesehatan

b) pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah.

9) Peningkatan Kesehatan Olahraga

Program ini bertujuan untuk menunjang upaya peningkatan derajat

kesehatan dan kualitas hidup melalui latihan fisik. Adapun kegiatannya

antara lain:

a) Pemeriksaan berkala.

b) Pengobatan dengan latihan dan rehabilitasi.

c) Pengawasan selama pemusatan latihan.

10) Upaya penyuluhan Kesehatan Masyarakat

Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kesehatan dan

desempatan yang berlandaskan prinsip dan relajar untuk mencapai suatu

keadaan, dimana individu, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan

ingin hidup sehat, tahu berbagai caranya melakukan apa yang harus

dilakukan secara perorangan ataupun kelompok dan meminta pertolongan

bila perlu.

Tujuan diadakan kegiatan ini adalah tercapainya perubahan perilaku

individu , keluarga, dan masyarakat dalam membina dan memelihara

perilaku dan lingkungan sehat, serta peran aktif dalam upaya mewujudkan

Page 21: Laporan PKL Revisi Print

derajat kesehatan yang optimal. Adapun kegiatannya antara lain

memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat di puskesmas dan

wilayah kerja puskesmas dan penyuluhan di masyarakat (di luar gedung

puskesmas).

11) Peningkatan Upaya Kesehatan Kerja

Upaya kesehatan kerja merupakan kegiatan pokok puskesmas yang

ditunjukan terutama pada masyarakat informal di wilayah kerja puskesmas

dalam rangka upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit serta

kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan.

Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah meningkatkan kemampuan

tenaga kerja untuk menolong dirinya sendiri sehingga terjadi peningkatan

status kesehatan dan aktifnya peningkatan produktifitas kerja melalui upaya

kesehatan kerja.

12) Kesehatan Gigi dan Mulut

Merupakan kesehatan gigi dasar, yang ditunjukan pada individu keluarga

dan masyarakat kerja puskesmas dengan prioritas diberikan lepada

perawatan gigi darurat.

Tujuan kegiatan ini adalah :

a) Mempertinggi kesadaran dan penghargaan masyarakat umum terhadap

pentingnya kesehatan gigi itu.

b) Menghilangkan atau mengurangi bahaya terhadap kerusakan gigi.

Adapun kegiatannya antara lain :

a) Merencanakan kesadaran dan menilai program kesehatan gigi.

b) Meningkatkan kesadaran kesehatan gigi dalam masyarakat umum

c) Memerikan pereawatan gigi keada ibu hamil yang dikirimkan oleh

posyandu/puskesmas keliling.

13) Peningkatan Kesehatan Jiwa

Kesehatan jiwa adalah suatu kesehatan yang memungkinkan

perkembangan seseorang baik secara fisik maupun emosi dan intelektualitas

hingga ia dapat bergaul dengan baik kepada orang lain atau masyarakat.

Page 22: Laporan PKL Revisi Print

Kegiatan ini bertujuan untuk mencapai tingkat kesehatan jiwa setinggi –

tingginya dalam masyarakat.

Adapun kegiatannya antara lain :

a) Mengenal penderita yang memerlukan bantuan psikiatrik, memberikan

pertolongan psikiatrik pertama dan merencanakan pengobatannya atau

mengurus pengirimnya bila perlu.

b) Memberikan pendidikan kesehatan kepada penduduk tentang kesehatan

jiwa dalam penerapannya dengan baik.

c) Memberikan perawatan lanjutan dan bantuan kepada penderita yang

kembali dalam masyarakat sesudah di Rumah Sakit Jiwa.

14) Peningkatan Kesehatan Mata

Peningkatan kesehatan mata adalah upaya kesehatan mata atau

pencegahan kebutaan yang dilaksanakan di tingkat puskesmas secara khusus

atau terintegrasi dengan kegiatan pokok puskesmas yang dilaksanakan oleh

tenaga kesehatan puskesmas dengan dukungan dan peran serta masyarakat

yang ditujukan untuk individu, keluarga, masyarakat dengan penghasilan

rendah, khususnya kelompok rendah tanpa mengabaikan kelompok lainnya.

Adapun kegiatannya antara lain penyuluhan kesehatan mata,

pemeriksaan khusus dan rujukan ke rumah sakit setempat, menjaring katarak

dari pasien yang tidak mampu.

15) Peningkatan Peran Serta Masyarakat

Peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan

adalah proses dimana individu, keluarga dan lembaga masyarakat termasuk

swasta :

a) Mengambil tanggung jawab atas kesehatan sendiri, keluarga dan

masyarakat.

b) Mengembangkan kemampuan untuk menyehatkan diri, keluarga dan

masyarakat.

c) Menjadi perilaku kesehatan dan pemimpin yang menggerakkan kegiatan

masyarakat di bidang kesehatan, berdasarkan azas kemandirian dan

kebersamaan.

Page 23: Laporan PKL Revisi Print

Tujuan umum pembinaan peran serta masyarakat adalah meningkatkan

jumlah dan mutu upaya masyarakat di bidang kesehatan.

16) Pelayanan Laboratorium Sederhana Dasar Puskesmas

Pelayanan laboratorium sederhana dasar puskesmas adalah pelayanan

dasar esensial di bidang laboratorium kesehatan, yang diperlukan di tingkat

puskesmas. Pelayanan kesehatan tersebut mendukung mutu upaya pelayanan

di puskesmas dengan menggunakan teknologi yang disesuaikan menurut

kondisi dan kebutuhan di tingkat puskesmas.

Tujuan diselenggarakan laboratorium kesehatan secara efisien an efektif

adalah mendukung monitoring terapi dalam rangka penyembuhan.

17) Pencatatan dan Pelaporan Dalam Rangka Sistem Informasi Kesehatan

Kegiatan ini bertujuan menigkatkan derajat kesehatan masyarakat dan

terlaksananya sistem administrasi serta manajemen yang baik mulai dari

perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, pengarahan dan

pembiayaan.

18) Peningkatan Kesehatan Usia Lanjut

Upaya kesehatan usia lanjut di puskesmas adalah upaya kesehatan

paripurna di bidang kesehatan usia lanjut, yang dilaksanakan secara khusus

atau umum yang terintegrasi dalam kegiatan pokok puskesmas lainnya.

Yang termasuk pasien geriatrik atau usia lanjut :

a) Pasien dengan usia 55 – 70 tahun yang mengalami lebih dari satu

kondisi patologik.

b) Pasien dengan usia lebih dari 70 tahun walaupun hanya dengan satu

kondisi.

Tujuan kegiatan ini yaitu meningkatkan derajat kesehatan usia lanjut

untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam

kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan eksistensinya dalam

strata kemasyarakatan untuk mencapai mutu kehidupan usia lanjut yang

optimal

19) Peningkatan Kesehatan Remaja

Page 24: Laporan PKL Revisi Print

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan stamina dalam melakukan

aktifitas yang begitu banyak, serta mencegah timbulnya berbagai macam

penyakit di masa yang akan datang.

20) Pembinaan Pengobatan Tradisional

Kegiatan ini bertujuan memberikan pembinaan bagi pengobatan

tradisional yang berkembang di masyarakat sebagai upaya memperoleh

kesehatan optimal.

ii. Fasilitas Penunjang Puskesmas

Agar jangkauan pelayanan kesehatan puskesmas lebih merata dan

meluas, puskesmas perlu memiliki fasilitas penunjang yang terdiri dari :

1) Puskesmas Keliling

Puskesmas keliling adalah unit pelayanan kesehatan yang dilengkapi

dengan kendaraan roda empat atau perahu bermotor dan peralatan

kesehatan, peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga pelayanan kesehatan

yang berasal dari puskesmas.

Puskesmas keliling berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan

kegiatan – kegiatan puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum

terjangkau oleh pelayanan kesehatan.

Kegiatan puskesmas keliling antara lain :

a) Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah terpencil

yang terjangkau oleh pelayanan puskesmas atau puskesmas pembantu, 4

hari dalam satu minggu.

b) Melakukan penyelidikan tentang kejadian luar biasa.

c) Dapat dipergunakan sebagai alat transportasi penderita dalam rangka

rujukan bagi kasus gawat darurat.

d) Melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan alat audio

visual.

2) Posyandu

Posyandu merupakan salah satu fasilitas penunjang kesehatan yang

memiliki kegiatan utama yaitu tentang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), dan

program Keluarga Berencana (KB). Adapun sasaran kegiatan posyandu ini

Page 25: Laporan PKL Revisi Print

adalah para ibu hamil, ibu menyusui, bayi baru lahir, anak – anak pra

sekolah (balita), serta wanita usia subur.

Posyandu berada di tempat yang mudah didatangi dan ditentukan oleh

masyarakat, misalnya rumah penduduk, balai desa, RT/RW atau tempat lain.

Pelaksanaan posyandu direncanakan dan dikembangkan oleh kader

kesehatan keluarga dibantu oleh seorang lurah dan lembaga Ketahanan

Masyarakat Desa (LKMD). Penyelenggaraan diaksanakan oleh kader –

kader terlatih yang berasal dari PKK dan tokoh masyarakat yang telah

dibimbing oleh tim Pembina LKMD tingkat kecamatan.

Page 26: Laporan PKL Revisi Print

BAB IV

PELAKSANAAN KEGIATAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS

KECAMATAN CIPAYUNG

Dalam melaksanakan kegiatan kefarmasian pada Praktek Kerja Lapangan di

Puskesmas Kecamatan Cipayung, mahasiswa Jurusan Farmasi Poltekkes Depkes

Jakarta II yang berjumlah empat orang ditempatkan di Puskesmas Kecamatan

Cipayung dan Puskesmas Kelurahan Lubang Buaya dengan pembagian masing-

masing dua orang di tiap puskesmas.

A. Puskesmas Kecamatan Cipayung

Pelayanan obat di Puskesmas Kecamatan Cipayung dilaksanakan di

Apotek Puskesmas tersebut. Tenaga kerja yang ada di Apotek Puskesmas

Kecamatan Cipayung terdiri dari seorang apoteker dan dua orang asisten

apoteker.

Kegiatan kefarmasian yang dilakukan peserta Praktek Kerja Lapangan

Jurusan Farmasi Poltekkes Depkes Jakarta II di Puskesmas Kecamatan

Cipayung meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1) Penyiapan obat

Penyiapan obat dilakukan sesaat setelah petugas apotek tiba di apotek atau

diwaktu lenggang bila memang diperlukan. Penyiapan obat dimulai dengan

mengemas obat-obat yang sering diresepkan oleh dokter di puskesmas ke

dalam kantong plastik sebanyak enam atau sembilan tablet. Penyiapan obat

seperti ini dimaksudkan untuk memudahkan dan mempercepat waktu

pengerjaan resep nantinya.

2) Penataan ruang pelayanan obat

Tempat pelayanan obat/apotek di Puskesmas Kecamatan Cipayung

tidaklah memiliki tempat yang cukup luas. Untuk itu ruangan perlu ditata

sedemikian rupa untuk memudahkan kegiatan pelayan obat. Penataan obat

Page 27: Laporan PKL Revisi Print

dilakukan dengan memisahkan dan menempatkan obat-obat sesuai dengan

bentuk sediaannya, yaitu dengan menempatkan sediaan tablet pada rak-rak

kecil, sirop/cairan pada rak besar, salep dan obat tetes pada kotak-kotak

kecil terpisah. Penataan juga dilakukan pada loket/tempat resep dan meja

pengerjaan resep sehingga dapat memberikan kenyamanan dalam

pengerjaan resep.

3) Penerimaan obat

Penerimaan obat dilakukan terhadap obat yang datang dari gudang induk

Puskesmas Cipayung di Bambu Apus. Dilakukan pengecekan terhadap

kesesuaian nama dan jumlah obat.

4) Penyimpanan obat

Tempat penyimpanan obat di Apotek Puskesmas Kecamatan Cipayung

yaitu berupa lemari tertutup untuk sediaan padat dan rak besar untuk sediaan

cair. Obat yang disimpan pada lemari tertutup ditempatkan secara

alphabetis.

5) Distribusi obat

Pendistribusian obat dilakukan ke panti yang ada disekitar puskesmas.

Kegiatan dilakukan setelah petugas mempersiapkan obat yang diperlukan di

tempat tersebut. Persiapan tersebut dilakukan pada pagi hari.

6) Pencatatan obat

Pencatatan dilakukan untuk setiap obat yang masuk maupun keluar dari

tempat penyimpanan. Media pencatatan berupa kartu stock yang wajib diisi

untuk setiap obat yang masuk atau keluar.

7) Pelayanan obat

Pelayanan obat berupa pengerjaan resep pasien dimulai dengan

penerimaan resep dari pasien baik secara langsung maupun dari kotak resep

yang telah disediakan untuk meletakkan resep pasien. Setelah menerima

resep, petugas apotek melakukan pengecekan terhadap kelengkapan resep,

diantaranya tanggal penulisan resep, nama dan umur pasien, nama obat,

dosis, dan signa atau aturan pakai dari resep tersebut. Selanjutnya petugas

memberi penomoran untuk setiap lembar resep dan membuat etiket untuk

setiap obat yang diresepkan.

Page 28: Laporan PKL Revisi Print

Resep dan etiket kemudian diberikan kepada petugas pengambilan obat

untuk dipersiapkan. Untuk resep obat non racikan, obat yang telah

dipersiapkan tersebut langsung dikemas kedalam kantong kecil bersama

dengan etiketnya. Sedangkan untuk resep obat racikan, obat yang telah

disiapkan/diambil, digerus dan dibungkus untuk kemudian dikemas bersama

etiketnya. Obat yang telah dikemas rapih kemudian disatukan dan

diserahkan kepada petugas penyerahan.

Petugas penyerahan bertugas untuk mengecek obat untuk terakhir kalinya

mengenai kesesuaian obat yang akan diberikan dengan yang ada diresep.

Pengecekan meliputi nama dan umur pasien, jenis dan jumlah obat. Petugas

penyerahan juga harus memastikan bahwa obat diterima oleh orang yang

bersangkutan dengan menanyakan nama dan umur penerima obat. Bila

memang perlu dan memungkinkan, petugas harus memberikan keterangan

mengenai waktu penggunaan dan/atau cara penggunaan obat. Penyerahan

obat dilakukan melalui loket penyerahan.

B. Puskesmas Kelurahan Lubang Buaya

Pelayanan obat di Puskesmas Kelurahan Lubang Buaya dilaksanakan di

Kamar Obat Puskesmas tersebut. Tenaga kerja yang ada di Kamar Obat

Puskesmas Kelurahan Lubang Buaya terdiri dari tiga orang petugas apotek.

Kegiatan kefarmasian yang dilakukan peserta Praktek Kerja Lapangan

Jurusan Farmasi Poltekkes Depkes Jakarta II di Puskesmas Kelurahan

Lubang Buaya meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. Penyiapan obat

Penyiapan obat dilakukan sesaat setelah petugas apotek tiba di

apotek atau diwaktu lenggang bila memang diperlukan. Penyiapan obat

dimulai dengan mengemas obat-obat yang sering diresepkan oleh dokter

di puskesmas ke dalam kantong plastik sebanyak enam atau sembilan

tablet. Penyiapan obat seperti ini dimaksudkan untuk memudahkan dan

mempercepat waktu pengerjaan resep nantinya.

2. Penataan ruang pelayanan obat

Tempat pelayanan obat/apotek di Puskesmas Kecamatan Cipayung

tidaklah memiliki tempat yang cukup luas. Untuk itu ruangan perlu

Page 29: Laporan PKL Revisi Print

ditata sedemikian rupa untuk memudahkan kegiatan pelayan obat.

Penataan obat dilakukan dengan memisahkan dan menempatkan obat-

obat sesuai dengan bentuk sediaannya, yaitu dengan menempatkan

sediaan tablet pada sebuah lemari tertutup, sirop/cairan pada rak tertutup,

sediaan semi solid pada lemari tersendiri. Seluruh penempatan obat

tersebut disusun secara alphabetis. Penataan juga dilakukan pada

loket/tempat resep dan meja pengerjaan resep sehingga dapat

memberikan kenyamanan dalam pengerjaan resep.

3. Penyimpanan obat

Tempat penyimpanan obat di Apotek Puskesmas Kecamatan

Cipayung yaitu berupa lemari tertutup untuk sediaan padat, sediaan semi

solid dan rak tertutup untuk sediaan cair. Obat yang disimpan pada

lemari tertutup ditempatkan berdasarkan Bentuk sediaan dan secara

alphabetis.

4. Pencatatan obat

Pencatatan dilakukan untuk setiap obat yang masuk maupun keluar

dari tempat penyimpanan. Media pencatatan berupa kartu stock yang

wajib diisi untuk setiap obat yang masuk atau keluar. Pencatatan juga

dilakukan untuk obat-obat yang digunakan per harinya dengan membuat

laporan penggunaan obat harian. Setiap akhir bulan dilakukan stock

opname.

5. Pelayanan obat

Pelayanan obat berupa pengerjaan resep pasien dimulai dengan

penerimaan resep dari pasien secara langsung. Untuk efisiensi waktu,

biasanya resep-resep dikerjakan oleh dua orang petugas apotek. Seorang

petugas mengerjakan pengecekan resep, penulisan etiket dan penyerahan

obat kepada pasien. Seorang petugas lagi bertugas untuk mengambilkan

obat.

Setelah menerima resep, petugas apotek melakukan pengecekan

terhadap kelengkapan resep, diantaranya tanggal penulisan resep, nama

dan umur pasien, nama obat, dosis, dan signa atau aturan pakai dari

resep tersebut.

Page 30: Laporan PKL Revisi Print

Resep dan etiket kemudian diberikan kepada petugas pengambilan

obat untuk dipersiapkan. Untuk resep obat non racikan, obat yang telah

dipersiapkan tersebut langsung dikemas kedalam kantong kecil bersama

dengan etiketnya. Sedangkan untuk resep obat racikan, obat yang telah

disiapkan/diambil, digerus dan dibungkus untuk kemudian dikemas

bersama etiketnya. Obat yang telah dikemas rapih kemudian disatukan

dan diserahkan kepada petugas penyerahan.

Petugas penyerahan bertugas untuk mengecek obat untuk terakhir

kalinya. Kemudian petugas penyerahan memanggil pasien dan

menanyakan nama dan umur penerima obat. Bila memang perlu dan

memungkinkan, petugas harus memberikan keterangan mengenai waltu

penggunaan dan/atau cara penggunaan obat. Penyerahan obat dilakukan

melalui loket penyerahan.

Page 31: Laporan PKL Revisi Print

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

6. Kesimpulan

1) Puskesmas Kecamatan Cipayung adalah salah satu fungsional yang

langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada

masyarakat di wilayah kerja kecamatan Cipayung dalam bentuk usaha-

usaha kesehatan pokok antara lain pelayanan, kefarmasian dan

pengobatan umum.

2) Puskesmas Kecamatan Cipayung membawahi 10 puskesmas kelurahan

yaitu Kelurahan Lubang Buaya, Kelurahan Setu, Kelurahan Cipayung,

Kelurahan Munjul, Kelurahan Bambu Apus 1 dan 2, Kelurahan Pondok

Ranggon 1 dan Kelurahan Pondok Ranggon 2.

3) Pelayanan kesehatan di Puskesmas Kecamatan Cipayung sudah cukup

baik walaupun perlu diperbaiki dari waktu ke waktu.

4) Setiap puskesmas kelurahan harus membuat perencanaan sendiri

mengenai jumlah dan macam obat yang dibutuhkan dalam waktu satu

tahun. Perencanaan ini akan menjadi acuan bagi Puskesmas Kecamatan

untuk melakukan perencanaan kebutuhan obat selama satu tahun.

5) Pendistribusian obat dilakukan oleh petugas Puskesmas Kecamatan

Cipayung ke sub unit pelayanan kesehatan masyarakat yang ada di

wilayah kerja puskesmas kecamatan yang dilakukan setiap 6 bulan

sekali.

6) Pelayanan obat dilakukan di Apotek atau Kamar obat yang dipegang

oleh seorang apoteker, asisten apoteker atau petugas kesehatan lainnya.

Pemberian obat kepada pasien berdasarkan resep dari dokter, diberikan

dlam bentuk obat jadi dan obat racikan, dikemas dalam plastik bersama

Page 32: Laporan PKL Revisi Print

dengan etiket dan pemberian informasi yang jelas mengenai aturan pakai

obat.

7. Saran

1) Sarana dan prasarana yang mendukung pelayanan obat di apotek atau

kamar obat hendaknya dilengkapi untuk meningkatkan mutu pelayanan

kesehatan kepada masyarakat.

2) Tenaga kesehatan di puskesmas perlu ditambah lagi agar pelayanan

kesehatan kepada masyarakat dapat dilakukan dengan maksimal.

3) Pelayanan obat di kamar obat puskesmas kelurahan hendaknya

dilakukan oleh petugas kesehatan yang ahli di bidang pelayanan obat,

minimal seorang Asisten Apoteker (AA).

4) Distribusi obat ke puskesmas kelurahan hendaknya disesuaikan dengan

kebutuhan untuk menghindari terjadinya kekurangan obat atau obat

habis sebelum waktunya.

5) Informasi tentang aturan dan waktu penggunaan obat yang sangat

dibutuhkan sebisa mungkin diberikan kepada masyarakat.

Page 33: Laporan PKL Revisi Print