REVISI KN3

78
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu hasil Konvensi Tingkat Tinggi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2000 adalah adanya Komitmen Internasional untuk mencapai Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals/MDGs) pada tahun 2015. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk dunia dengan delapan sasaran MDGs, khusus untuk bidang kesehatan berfokus pada mendorong perbaikan kesehatan anak dan ibu melahirkan melalui percepatan penurunan Angka Kematian Anak (untuk Bayi dan Balita) dan penurunan Angka Kematian Ibu. Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam mendeskripsikan tingkat pembangunan manusia di sebuah negara dari sisi kesehatan masyarakatnya. 1 Menurut data hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SKDI) tahun 2012, Angka Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia sebesar 19 kematian/1000 kelahiran hidup, AKB sebesar 32 kematian/1000 kelahiran hidup, dan Angka Kematian Balita (AKABA) sebesar 40 kematian/1000 kelahiran hidup. Dengan demikian tren AKB dan AKABA menunjukkan adanya penurunan namun melandai. Sedangkan AKN tidak ada perbaikan hasil SKDI 2007. 2 1

description

Kunjungan neonatus desa salaman

Transcript of REVISI KN3

Page 1: REVISI KN3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu hasil Konvensi Tingkat Tinggi dari Perserikatan Bangsa-Bangsa

tahun 2000 adalah adanya Komitmen Internasional untuk mencapai Tujuan

Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals/MDGs) pada tahun

2015. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk dunia dengan

delapan sasaran MDGs, khusus untuk bidang kesehatan berfokus pada mendorong

perbaikan kesehatan anak dan ibu melahirkan melalui percepatan penurunan

Angka Kematian Anak (untuk Bayi dan Balita) dan penurunan Angka Kematian

Ibu. Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan salah

satu aspek yang sangat penting dalam mendeskripsikan tingkat pembangunan

manusia di sebuah negara dari sisi kesehatan masyarakatnya.1

Menurut data hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SKDI)

tahun 2012, Angka Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia sebesar 19

kematian/1000 kelahiran hidup, AKB sebesar 32 kematian/1000 kelahiran hidup,

dan Angka Kematian Balita (AKABA) sebesar 40 kematian/1000 kelahiran hidup.

Dengan demikian tren AKB dan AKABA menunjukkan adanya penurunan namun

melandai. Sedangkan AKN tidak ada perbaikan hasil SKDI 2007.2

Infomasi mengenai tingginya angka kematian neonatus (AKN) dan bayi (AKB)

akan bermanfaat untuk pengembangan program peningkatan kesehatan neonatus,

berupa pelayanan kesehatan pada kunjungan neonatus pertama hingga ketiga,

serta program peningkatan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan

yang keduanya bertujuan untuk mengurangi Angka Kematian Bayi (AKB). Suatu

pelayanan kesehatan terhadap bayi baru lahir dikatakan berhasil jika kunjungan

(cakupan) pemeriksaan neonatus mencapai 100% untuk kunjungan neonatus

(Kn1), diikuti 95% untuk kunjungan neonatus kedua (Kn2) serta 95% untuk

kunjungan neonatus ketiga (Kn3). Dengan frekuensi minimal tiga kali, yaitu satu

kali pada umur 0-2 hari (Kn1), satu kali pada umur 3-7 hari (Kn2), satu kali pada

umur 8-28 hari (Kn3)2.

1

Page 2: REVISI KN3

Angka Kematian Bayi (AKB) lahir pada tahun 2010 di Kabupaten Magelang

mencapai 7,38 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2012 mencapai

6,75 per 1000 kelahiran hidup.3

Dari data laporan KIA Puskesmas Salaman periode Januari-Juni 2015,

didapatkan data cakupan kunjungan neonatus pertama (Kn3) Desa Menoreh

sebesar 72,6%, kurang dari target pencapaian yakni 95%. Oleh karena itu penulis

mangangkat masalah rendahnya cakupan kunjungan neonatus ketiga (Kn3) di

Desa Menoreh sebagai tugas mandiri.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka didapatkan data bahwa

cakupan Kn3 di desa Menoreh, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang masih

rendah. Banyak penyebab yang mempengaruhi hal itu, oleh sebab itu perlu

diketahui apa sajakah yang menjadi penyebab hal tersebut dan bagaimana

pemecahan masalah tersebut di Desa Menoreh, Kecamatan Salaman, Kabupaten

Magelang periode Januari – Juni 2015.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Menganalisa mengenai masalah program, membandingkan hasil kegiatan program

puskesmas berdasarkan SPM puskesmas, mengetahui penyebab masalah dan

pemecahan masalah untuk periode Januari – Juni 2015.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui faktor-faktor penyebab masalah dari input, proses dan

lingkungan sehingga terjadi rendahnya cakupan Kn3 di Desa Menoreh Kecamatan

Salaman Kabupaten Magelang pada periode Januari – Juni 2015.

b. Mengetahui penyebab masalah rendahnya cakupan kunjungan Kn3 di Desa

Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang pada periode Januari – Juni

2015.

c. Mencari pemecahan penyebab masalah rendahnya cakupan Kn3 di Desa

Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang pada periode Januari-Juni

2015.

d. Membuat Plan of Action (POA) dari pemecahan masalah yang terpilih.

2

Page 3: REVISI KN3

D. Manfaat Penelitian

1. Untuk meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya Kn3 dan

penanggulangan rendahnya cakupan Kn3 di Desa Menoreh Kecamatan Salaman

Kabupaten Magelang.

2. Dapat dijadikan data awal untuk merencanakan penanggulangan rendahnya

cakupan Kn3 di Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang.

3. Dapat dijadikan masukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan posyandu

dan puskesmas terhadap Kn3.

4. Sebagai masukan instansi dinas kesehatan sebagai pertimbangan

pengambilan keputusan dalam program kesehatan.

5. Bertambahnya pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya Kn3 di masa

sekarang dan akan datang.

3

Page 4: REVISI KN3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Neonatus

Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus

menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (Menurut

Jumiarni Tahun 1995). Beralih dari ketergantungan mutlak terhadap ibu menuju

kemandirian fisiologis. Tiga faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi dan

proses vital neonatus yaitu maturasi, adaptasi dan toleransi. Selain itu pengaruh

kehamilan dan proses persalinan mempunyai peranan penting dalam morbiditas

dan mortalitas bayi.4

Masa neonatus berlangsung pada masa ini dan anak tidak lagi berada di

rahim ibu tetapi telah menjadi individu yang terpisah dan berdiri sendiri. Menurut

kriteria kesehatan penyesuaian tercapai dengan terlepasnya tali pusat sedangkan

menurut kriteria psikologi, adalah penyesuaian tercapai bila mencapai kembali

berat badan yang berkurang setelah lahir dan mulai menampakkan tanda-tanda

kemampuan dalam tingkah laku.

B. Periode Neonatus

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1999), periode

neonatus meliputi jangka waktu sejak bayi baru lahir sampai umur 28 hari yang

terbagi menjadi 2 periode antara lain:

a. Periode neonatus dini yang meliputi jangka waktu 0-7 hari setelah lahir

b. Periode lanjutan merupakan periode neonatus yang meliputi jangka waktu 8-

28 hari setelah lahir

Sedangkan, untuk Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus adalah sebagai

berikut:

Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan dalam kurun waktu 6-48 jam

setelah bayi lahir.

4

Page 5: REVISI KN3

Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu hari ke-3

sampai dengan hari ke 7 setelah bayi lahir.

Kunjungan Neonatal ke-3 (KN-3) dilakukan pada kurun waktu hari ke-8

sampai dengan hari ke-28 setelah lahir.

C. Pemeriksaan Fisik Neonatus

Pemeriksaan fisik neonatus bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin

kelainan pada bayi. Risiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama

kehidupan, sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk

tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama. Pemeriksaan bayi baru

lahir dilaksanakan di ruangan yang sama dengan ibunya, oleh dokter/ bidan/

perawat. Jika pemeriksaan dilakukan di rumah, ibu atau keluarga dapat

mendampingi tenaga kesehatan yang memeriksa.5

5

Page 6: REVISI KN3

Gambar 1.Pemeriksaan Fisik Neonatus (1)

Gambar 2.Pemeriksaan Fisik Neonatus (2)

6

Page 7: REVISI KN3

Gambar 3.Pemeriksaan Fisik Neonatus (3)

D. Program Pelayanan KIA

Salah satu tujuan program Kesehatan Ibu Anak (KIA) adalah peningkatan

derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya menuju Norma

Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat

kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal. Dalam

keluarga, ibu dan anak merupakan yang paling rentan dan peka terhadap berbagai

masalah kesehatan seperti kejadian kesakitan (morbiditas), dan gangguan gizi

(malnutrisi), yang seringkali berakhir dengan kecacatan (disabilitas) atau

kematian (mortalitas).6

Pemantauan pelayanan program KIA dewasa ini diutamakan pada kegiatan

pokok yaitu:

7

Page 8: REVISI KN3

a) Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan dengan mutu

yang baik serta jangkauan yang setingi-tingginya.

b) Peningkatan pelayanan persalinan yang lebih ditujukan kepada peningkatan

pertolongan oleh tenaga kesehatan profesional secara berangsur

c) Peningkatan deteksi dini risiko tinggi ibu hamil baik oleh tenga kesehatan

maupun di masyarakat oleh kader dan dukun bayi serta penanganan dan

pengamatannya secara berkesinambungan

d) Peningkatan pelayanan kesehatan terhadap neonatal (bayi usia 0-28 hari)

dengan mutu yang baik dan jangkauan yang setinggi-tingginya.6

E. Kedudukan, Tugas, Fungsi Pokok dan Kegiatan Bidan di Desa

Bidan desa adalah bidan yang ditempatkan dan di bertugas di desa,

mempunyai wilayah kerja 1 dan 2 desa dan harus bertanggung jawab langsung

kepada kepala puskesmas. Tugas pokok bidan desa adalah:

1. Melaksanakan kegiatan puskesmas di desa wilayah kerjanya berdasarkan

urutan prioritas masalah kesehatan yang di hadapinya, sesuai dengan kewenangan

yang dimiliki dan diberikan.

2. Menggerakan dan membina masyarakat desa di wilayah kerjanya agar

tumbuh kesadarannya untuk dapat berprilaku hidup sehat.

Fungsi bidan:

1. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di rumah-rumah,

menangani persalinan, pelayanan KB, dan pengayoman medis kontrasepsi.

2. Menggerakkan dan membina peran serta masyarakat dalam bidang

kesehatan, yang sesuai dengan permasalahan kesehatan setempat.

3. Membina dan memberikan bimbingan teknis kepada kader serta dukun bayi.

4. Membina kelompok dasawisma di bidang kesehatan

8

Page 9: REVISI KN3

5. Membina kerjasama lintas program, lintas sektoral, dan lembaga swadaya

masyarakat.

6. Melakukan rujukan medis kesehatan ke puskesmas kecuali dalam keadaan

darurat harus dirujuk ke fasilitas kesehatan lainnya.

7. Mendeteksi secara dini adanya efek samping dan komplikasi pemakaian

kontrasepsi serta adanya penyakit-penyakit lain dan berusaha mengatasi sesuai

dengan kemampuan.

Kegiatan bidan yang ditempatkan di desa:

1. Mengenali wilayah, struktur kemasyarakatan, dan komposisi penduduk, serta

sitem pemerintahan desa.

2. Mengumpulkan dan menganalisa data serta mengidentifikasi masalah

kesehatan untuk merencanakan penanggulangannya.

3. Menggerakkan peran serta masyarakat melalui pendekatan PKMD dengan

melaksanakan pertemuan tingkat desa, SMD, dan MMD yang diikuti dengan

menghimpun dan melatih kader sesuai kebutuhan.

4. Memberikan bimbingan teknis kepada kader dan memberikan pelayanan

langsung di meja 5 pada setiap kegiatan posyandu.

5. Melaksanakan pembinaan anak prasekolah di TK dan masyarakat.

6. Memberikan pertolongan persalinan.

7. Memberikan pertolongan pada orang sakit, kecelakaan, dan kedaruratan.

8. Kunjungan rumah untuk melaksanakan perawatan kesehatan masyarakat di

wilayah kerja bidan.

9. Melatih dan membina dukun bayi agar mampu melaksanakan penyuluhan

dan membantu mendeteksi dini ibu hamil resiko tinggi.

9

Page 10: REVISI KN3

10. Membina dan melatih ketua kelompok dasa wisma dalam bidang kesehatan

secara berkala sesuai dengan kebutuhan setempat.

11. Menggerakkan masyarakat agar melaksanakan kegiatan dana sehat di

wilayah kerjanya.

12. Mencatat semua kegiatan yang dilakukan dan melaporkan secara berkala

kepada Kepala Puskesmas sesuai dengan ketentuan.

13. Bekerja sama dengan rekan puskesmas dan tenaga sektor lain yang ada di

desa.

14. Menghadiri rapat lokakarya mini puskesmas setiap bulan.

15. Melaksanakan upaya kesehatan sekolah di wilayah kerjanya.

16. Merujuk penderita dengan kelainan jiwa, dan melakukan

perawatan/pengobatan tindak lanjut pasien dengan kelainan jiwa yang dirujuk

oleh puskesmas.

F. Peran dan Fungsi Kader

Peran:

• Pelaku penggerak masyarakat dalam pendataan PHBS, kadarzi, dan kondisi

rumah, pengamatan sederhana berbasis masyarakat, peningkatan PHBS, Kadarzi,

dan kesehatan lingkungan, peningkatan kesehatan ibu, bayi, dan balita.

• Peran tambahan, membantu dalam penanggulangan kegawat-daruratan

sehari-hari, penyiapan untuk menghadapi bencana dan pengelolaan pos kesehatan

desa (poskesdes) atau UKBM lainnya.

Fungsi:

• Melakukan pencatatan, memantau, dan evaluasi kegiatan Poskesdes kegiatan

bersama bidan.

10

Page 11: REVISI KN3

• Mengembangkan dan mengelola UKBM (PHBS, Kesling, KIBB-Balita,

Kadarzi, Dana Sehat, TOGA, dll).

• Mengidentifikasi dan melaporkan kejadian masyarakat yang berdampak

terhadap kesehatan masyarakat (surveilance ber-basis masyarakat).

• Pemecahan masalah bersama masyarakat.

G. Deteksi Dini

Deteksi dini untuk komplikasi pada bayi baru lahir dan neonates dengan

melihat tanda-tanda atau gejala-gejala sebagai berikut:

1. Tidak mau minum atau menyusu atau memuntahkan semua

2. Riwayat kejang

3. Bergerak hanya jika di rangsang (letargis)

4. Frekuensi nafas <30 kali permenit atau >60 kali permenit

5. Suhu tubuh <36,5oC atau >37oC

6. Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat

7. Merintih

8. Nanah banyak di mata dan mata cekung

9. Pusar kemerahan meluas ke dinding perut

10. Turgor kulit kembali <1 detik

11. Timbul kuning atau tinja berwarna pucat

12. Berat badan menurut umur rendah dan atau masalah dalam pemberian ASI

13. Bayi berat lahir rendah < 2500gram atau > 4000gram

H. Komplikasi pada Bayi Baru Lahir dan Neonatus

11

Page 12: REVISI KN3

Komplikasi pada bayi baru lahir dan neonatus, antara lain :

• Prematuritas dan BBLR

• Asfiksia

• Infeksi bakteri

• Kejang

• Ikterus

• Diare

• Hipotermi

• Tetanus neonatorum

• Masalah pemberian ASI

• Trauma lahir

• Sindroma gangguan pernafasan

• Kelainan kongenital

I. Kematian Neonatus dan Bayi

Kematian neonatus yaitu kematian yang terjadi saat bayi berusia 0 jam

setelah dilahirkan sampai 28 hari sedangkan kematian bayi adalah kematian yang

terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun.

Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian neonatus dan bayi.

Secara garis besar penyebabnya dua macam yaitu:

1. Kematian bayi endogen (umum)

Merupakan kematian neonatus yaitu kematian bayi yang terjadi pada bulan

pertama setelah dilahirkan dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang di

12

Page 13: REVISI KN3

bawa anak sejak lahir yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau di

dapat selama kehamilan.

2. Kematian bayi eksogen (post neonatus)

Merupakan kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai

menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian

dengan pengaruh lingkungan luar.

Penyebab kematian neonatal 0-6 hari adalah:

- Gangguan pernapasan (37%)

- Prematuritas (34%)

- Sepsis (12%)

- Hipotermi (7%)

- Kelainan darah dan ikterus (6%)

- Postmatur (3%)

- Kelainan kongenital (1%)

Penyebab kematian neonatus 7-28 hari adalah:

- Sepsis (20,5%)

- Kelainan kongenital (19%)

- Pneumonia (17%)

- Respiratory Distress Syndrome (14%)

- Prematuritas (14%)

- ikterus (3%)

- cedera lahir (3%)

13

Page 14: REVISI KN3

- tetanus (3%)

- defisiensi nutrisi (3%)

- suddenly infant death syndrome (3%)

J. Kunjungan Neonatal

Kunjungan neonatal adalah kontak neonatal dengan tenaga kesehatan

minimal dua kali untuk mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan

neonatal, baik di dalam maupun di luar gedung puskesmas, termasuk bidan di

desa, polindes dan kunjungan ke rumah. Bentuk pelayanan tersebut meliputi

pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipetermia,

pemberian ASI dini dan eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali

pusat, kulit dan pemberian imunisasi) pemberian vitamin K dan penyuluhan

neonatal di rumah menggunakan buku KIA (Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, 2004).7

Kunjungan neonatal lengkap adalah bila neonatus melakukan kunjungan ke

tenaga kesehatan atau dikunjungi oleh tenaga kesehatan minimal 3 kali sesuai

waktu yang telah ditentukan. Dalam melaksanakan tugas ini, tenaga kesehatan

menggunakan algoritma bayi muda < 2 bulan pada Manajemen Terpadu Balita

Muda.

Kunjungan neonatus bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap

pelayanan kesehtan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan atau

masalah kesehatan pada neonatus. Resiko terbesar kematian neonatus terjadi pada

24 jam pertama kehidupan, minggu pertama dan bulan pertama kehidupannya.

Sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap

tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama.

K. Bentuk Pelayanan Kesehatan Neonatus

Pelayanan kesehatan dilakukan secara komperehensif dengan melakukan

perawatan dan pemeriksaan bayi baru lahir dan pemeriksaan menggunakan

14

Page 15: REVISI KN3

pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTMB) untuk memastikan bayi

dalam keadaan sehat, meliputi:

a. Pemeriksaan bayi baru lahir

1) Anamnesis

2) Pemeriksaan fisis, dengan langkah sebagai berikut:

• Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan bayi tenang (tidak menangis).

• Pemeriksaan tidak harus berurutan, dahulukan menilai pernapasan dan

tarikan dinding dada bawah (retraksi dinding dada), denyut jantung serta perut.

• Selalu mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum dan sesudah

memegang bayi.

b. Pencegahan Infeksi

Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan atau

kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun

beberapa saat setalah lahir. Sebelum menangani bayi baru lahir, peastikan petuga

kesehatan telah melakukan tindakan pencegahan infeksi.

c. Pencegahan Kehilangan Panas

Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya kesehatan sebagai berikut:

1) Keringkan bayi dengan seksama

2) Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat

3) Selimuti bagian kepala bayi

4) Anjurkan bayi untuk memeluk dan menyusui bayi

5) Jangan segera menimbang dan memandikan bayi baru lahir selama kurang

lebih 6 jam setelah lahir

15

Page 16: REVISI KN3

d. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

e. Perawatan Tali Pusat

Mengikat Tali Pusat

Setelah plasenta lahir dan kondisi ibu dinilai sudah stabil maka lakukan

pangikatan puntung tali pusat atau jepit dengan klem plastik tali pusat.

Nasehat Merawat Tali Pusat

- Jangan membungkus puntung tali pusat atau perut bayi atau mengoleskan

cairan atau bahan apapun ke puntung tali pusat.

- Nasehat hal yang sama bagi ibu dan keluarganya.

- Mengoleskan alkohol atau betadin masih diperkenankan tetapi tidak

dikompreskan karena menyebabkan tali pusat basah atau lembab.

f. Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin K1 dosis tunggal di

paha kiri

g. Pemberian imunisasi hepatitis B (HB 0) dosis tunggal di paha kanan

h. Pencegahan infeksi mata melalui pemberian salep mata antibiotik dosis

tunggal

i. Pemberian asi eksklusif7

L. Pengertian Cakupan Kunjungan Neonatus

Cakupan kunjungan neonatal adalah cakupan neontal yang memperoleh

palayanan kesehatan sesuai standar dari dokter, bidan, perawat yang mempunyai

kompetensi klinis kesehatan neonatal paling sedikit 2 kali di suatu wilayah kerja

tertentu (Departemen Kesehatan RI, 1999 ).

Kunjungan neonatal adalah kontak pertama pemeriksaan bayi (termasuk neonatal)

oleh petugas kesehatan baik di dalam maupun di luar institusi kesehatan.

16

Page 17: REVISI KN3

Cara perhitungan cakupan kunjungan neonatal sebagai berikut:

Keterangan:

- Pembilang / jumlah bayi baru

Jumlah nenonatal yang memperoleh pelayanan kesehatan

sesuai standar paling sedikit 2 kali dalam suatu wilayah kerja

dalam kurun waktu tertentu

- Penyebut / penduduk sasaran bayi

Seluruh bayi lahir hidup di suatu wilayah kerja pada suatu

kurun waktu yang sama, jika tidak ada data dapat

menggunakan estimasi jumlah bayi lahir hidup berdasarkan

data BPS atau perhitungann CB dikalikan jumlah penduduk.

- Ukuran konstanta : persentasi (%)

17

Page 18: REVISI KN3

BAB III

ANALISIS MASALAH

No Nama Desa Target Sasaran

1

Tahun

Sasaran

Bulan

Berjalan

Hasil

Kegiatan

Cakupan

(%)

Pencapaian

(%)

1 Salaman 95% 67 34 27 79% 83,1%

2 Kalisalak 95% 60 30 30 100% 105%

3 Menoreh 95% 110 55 38 69% 72,6%

4 Kalirejo 95% 83 42 45 107% 112%

5 Paripurno 95% 37 18 19 105% 110%

6 Ngargoretn

o

95% 52 26 19 73% 76,8%

7 Ngadirejo 95% 61 30 27 90% 94,7%

8 Sidomulyo 95% 80 40 34 85% 89,4%

9 Kebonrejo 95% 65 33 31 93% 97,8%

10 Banjarhajo 95% 18 9 6 66% 69,4%

Dari data di atas, didapatkan tujuh desa yang belum dapat mecapai target,

termasuk desa Menoreh dengan pencapaian 72,6%

Data Hasil Pelayanan Kunjungan Neonatus Ketiga (Kn3) Desa Menoreh Periode

Januari – Juni 2015

• Cakupan kunjungan neonatus pertama (Kn3) merupakan perbandingan antara

jumlah kunjungan neonatus ketiga (Kn3) dengan jumlah sasaran bayi lahir hidup

periode Januari – Juni 2015 di Desa Menoreh dikalikan 100%

18

Page 19: REVISI KN3

• Sasaran jumlah bayi lahir hidup di Desa Menoreh tahun 2015 (berdasarkan

angka riil jumlah bayi tahun 2015 Desa Menoreh) yaitu = 110 bayi

• Sasaran bulan berjalan bayi hidup di Desa Menoreh periode Januari-Juni

2015 yaitu = 55 bayi

• Jumlah bayi yang telah mendapat Kn3 di Desa Menoreh Periode Januari –

Juni 2015 = 38 bayi

• Presentasi cakupan Kn3 Januari-Juni 2015 sebesar 38/55 x 100% = 69%

• Target pencapaian Kn3 selama 1 tahun (Target DINKES kab. Magelang) =

95%

• Besar pencapaian bulan berjalan (Januari – Juni 2015) = 69% / 95% x 100%

= 72,6%

Jadi, persentasi cakupan Kn3 di Desa Menoreh periode Januari – Juni 2015 adalah

72,6 % masih rendah dari target DINKES Kab.Magelang

19

Kn3 = Jumlah neonatus yang telah memperoleh pelayanan kunjungan

neonatus pada masa 8-28 hari setelah lahir sesuai standar di Desa Paripurno pada periode Januari – November 2014

Seluruh sasaran bayi lahir hidup di Desa Paripurno x 100 %

pada periode Januari – November 2014

Page 20: REVISI KN3

BAB IVKERANGKA PENELITIAN

A. KERANGKA TEORI

Gambar 4. Kerangka Teori

20

INPUT

Men: Koordinator KIA, Bidan desa, Kader

Money: BPJS, BOK, Umum

Method: Observasi, Pemeriksan, Imunisasi

Material: Posyandu, PKD, Praktek Bidan Desa

Machine: Buku KIA, kohort bayi, tensimeter, meteran, stetoskop, termometer, timbangan, tempat tidur pemeriksaan, vaksin

PROSES

P1: Penjadwalan Kn3 sesuai tanggal lahir bayi

P2: Telah dilakukan Kn3

P3: Laporan dan pencatatan kunjungan neonatus

OUTPUT

Cakupan kunjungan neonatus Ketiga (Kn3)

LINGKUNGAN

Pengetahuan dan perilaku ibu bayi, jarak dan medan dari rumah ke fasilitas kesehatan

Page 21: REVISI KN3

Cakupan kunjungan neonatus Ketiga (Kn3) Di Desa Paripurno

Faktor Warga:Pengetahuan PerilakuPendidikanUsia Dana

Faktor Petugas: KIAPeran bidan desa

B. KERANGKA KONSEP

Gambar 5. Kerangka Konsep

21

Faktor Lingkungan

Medan perjalanan

Page 22: REVISI KN3

BAB V METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode wawancara dan survei

B. Cara Pengambilan Data

Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 28 dan 29 November 2014, di

Desa Paripurno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Jenis data

yang diambil adalah sebagai berikut:

1. Data primer didapat dari hasil wawancara dengan koordinator KIA

puskesmas Salaman, serta dari hasil wawancara kuesioner terstruktur

dengan bidan desa, kader desa dan ibu bayi yang melakukan dan tidak

melakukan Kn3 pada bulan Januari - November 2014 di Desa

Paripurno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Kuesioner

berisi pertanyaan mengenai pengetahuan serta perilaku ibu bayi dan

kader tentang Kn3.

2. Data sekunder diperoleh dari Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Puskesmas Salaman dan laporan kegiatan bagian KIA Puskesmas

Salaman

C. Urutan Dalam Siklus Pemecahan Masalah

a. Identifikasi masalah

Menetapkan keadaan spesifik yang diharapkan, yang ingin dicapai,

menetapkan indikator tertentu sebagai dasar pengukuran kinerja.

Kemudian mempelajari keadaan yang terjadi dengan menghitung

atau mengukur hasil pencapaian. Yang terakhir membandingkan

antara keadaan nyata yang terjadi, dengan keadaan tertentu yang

diinginkan atau indikator tertentu yang sudah ditetapkan.

b. Penentuan penyebab masalah

Analisa penyebab masalah merupakan kegiatan untuk mengaitkan

masalah dengan faktor-faktor penyebabnya. Beberapa metode

untuk menganalisa penyebab masalah antara lain fish bone analysis

22

Page 23: REVISI KN3

system, analisis system, pendekatan H.L.Blum, analisis

epidemiologi, dan pohon masalah. Dalam hal ini, digunakan

metode fishbone analysis.

c. Memilih penyebab yang paling mungkin

Penyebab masalah yang paling mungkin harus dipilih dari sebab-

sebab yang didukung oleh data atau konfirmasi dan survei

lapangan.

d. Menentukan alternatif pemecahan masalah

Sering kali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah

dari penyebab yang sudah diidentifikasi. Jika penyebab sudah jelas

maka dapat langsung pada alternatif pemecahan masalah.

e. Penetapan pemecahan masalah terpilih

Setelah alternatif pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan

pemilihan pemecahan terpilih. Apabila ditemukan beberapa

alternatif maka digunakan metode kriteria Matriks untuk

menentukan/ memilih pemecahan terbaik.

f. Penyusunan rencana penerapan

Rencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk POA

(Plan Of Action atau Rencana Kegiatan).

g. Monitoring dan evaluasi

Ada dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan

pemecahan masalah yang sedang dilaksanakan sudah diterapkan

dengan baik dan menyangkut masalah itu sendiri, apakah

permasalahan sudah dapat dipecahkan

23

Page 24: REVISI KN3

7. Penentuan rencana penerapan 3. Penentuan penyebab masalah

8.Monitoring dan evaluasi 2. Penentuan proritas masalah

1. Identifikasi Masalah

4. Memilih penyebab yang paling mungkin6. Penetapan pemecahan masalah terpilih

5. Menentukan alternatif pemecahan masalah

Gambar 6.Kerangka Pemecahan Masalah

C. Batasan Judul

“RENCANA PENINGKATAN CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS

KETIGA (KN3) DI DESA PARIPURNO, KECAMATAN SALAMAN,

KABUPATEN MAGELANG. EVALUASI MANAJEMEN PROGRAM

KIA PUSKESMAS SALAMAN PERIODE JANUARI - NOVEMBER

2014” , mempunyai batasan pengertian judul sebagai berikut:

1. Rencana

Adalah rancangan segala sesuatu yang akan dikerjakan.

2. Peningkatan

Adalah upaya untuk menambah tingkat, derajat, kualitas maupun

kuantitas.

3. Cakupan

Jangkauan suatu hal.

4. Kunjungan Neonatus Ketiga (Kn3)

24

Page 25: REVISI KN3

Kontak neonatal dengan tenaga kesehatan yang ketiga kalinya pada umur

8-28 hari.

5. Desa Paripurno

Adalah salah satu desa yang masuk ke dalam wilayah kerja Puskesmas

Salaman I, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.

6. Kecamatan Salaman

Adalah salah satu Kecamatan di Kabupaten Magelang.

7. Kabupaten Magelang

Adalah salah satu Kabupaten yang terletak di propinsi Jawa Tengah

8. Evaluasi

Adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian nilai,

atribut, apresiasi, dan pengenalan permasalahan serta pemberi solusi-solusi

atas permasalahan yang digunakan sumber daya secara efektif untuk

mencapai sasaran.

9. Manajemen

Adalah penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.

10. Program

Adalah rancangan mengenai asas serta usaha yang akan dijalankan

11. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak.

D. Definisi Operasional

Batasan operasional yang dilakukan meliputi :

1. Frekuensi kegiatan berlangsung selama sebelas bulan.

2. Kunjungan neonatus ketiga (Kn3) adalah kontak neonatal dengan

tenaga kesehatan yang ketiga kalina pada usia 8-28 hari, untuk

mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan neonatal, baik di

dalam maupun di luar gedung puskesmas, termasuk bidan di desa,

polindes dan kunjungan ke rumah. Bentuk pelayanan tersebut meliputi

25

Page 26: REVISI KN3

pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan

hipotermia, pemberian ASI dini dan ekslusif, pencegahan infeksi

berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi).

3. Sasaran adalah jumlah sasaran bayi yang lahir hidup dalam satu tahun

di Desa Paripurno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.

4. Cakupan adalah persentase hasil perbandingan antara jumlah kegiatan

(Kn3) di Desa Paripurno di bagi jumlah sasaran Periode Januari-

November 2014.

5. Pencapaian adalah persentase hasil perbandingan antara cakupan

jumlah kegiatan Kn3 di Desa Paripurno Periode Januari - November

2014 dengan target Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang 2014

6. Pengetahuan adalah penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,

telinga).

Skala 0-1 : Pengetahuan Kurang (K)

Skala 2-3 : Pengetahuan Cukup (C)

Skala 4-5 : Pengetahuan Baik (B)

7. Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam

gerakan atau sikap, tidak saja badan atau ucapan. Scoring penilaian:

Skala 0-2 : Perilaku Kurang (K)

Skala 3-4 : Perilaku Baik (B)

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pengkajian yang dilakukan meliputi:

a. Lingkup lokasi: Desa Paripurno, Kecamatan Salaman, Kabupaten

Magelang

b. Lingkup waktu: Januari - November 2014

c. Lingkup metode: wawancara, pencatatan, dan pengamatan.

d. Lingkup materi: evaluasi cakupan kunjungan neonatal ketiga (Kn3) di

Desa Paripurno periode Januari - November 2014.

26

Page 27: REVISI KN3

F. Batasan Masalah

Berdasarkan data PWS jumlah ibu yang mempunyai bayi 8-28 hari yang telah

melakukan Kn3, didapatkan cakupannya adalah 77,27% sedangkan target yang

ditetapkan adalah 95%. Maka, pencapaian Kn3 adalah 81,34%

G. Kriteria Inklusi Ekslusi

a. Inklusi

Ibu dari bayi yang tidak melakukan Kn3 di Desa Paripurno usia >28

hari

Ibu dari bayi yang tidak melakukan Kn3 di Desa Paripurno usia >28

hari yang berada di tempat

Ibu dari bayi yang tidak melakukan Kn3 di Desa Paripurno usia >28

hari yang bersedia diwawancara

b. Ekslusi

Ibu dari bayi yang melakukan Kn3 di Desa Paripurno usia >28 hari

Ibu dari bayi di Desa Paripurno yang tidak melakukan Kn3 tidak ada

di tempat, ataupun pindah

Ibu dari bayi di Desa Paripurno usia >28 hari yang tidak melakukan

Kn3 yang tidak bersedia diwawancara.

27

Page 28: REVISI KN3

BAB VIHASIL PENELITIAN

A. Data Umum Keadaan Geografi dan Demografi Desa Paripurno

1. Letak Wilayah

Desa Paripurno terletak di wilayah Kecamatan Salaman, Kabupaten

Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Terdapat tujuh dusun di Desa Paripurno,

yaitu dusun Sabrang, Komboran, Kalisat, Kebon Mentok, Kayu Ares,

Bandungan dan Gombong.

Gambar 7. Peta Desa Paripurno

2. Batas Wilayah

28

Page 29: REVISI KN3

Wilayah Desa Paripurno dibatasi oleh:

a. Sebelah Utara :Desa Ngadirejo

b. Sebelah Timur :Desa GiriPurno dan Desa Ngadiharjo

c. Sebelah Selatan :Desa Ngagoretno

d. Sebelah Barat :Desa Kalirejo

3. Luas Wilayah

Wilayah Desa Paripurno (data statistik 2012) adalah 367 ha.

4. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Desa Paripurno pada tahun 2014 adalah 3.687 jiwa.

Terdiri dari jenis kelamin laki-laki 1.663 jiwa dan perempuan 2.020 jiwa.

(Sumber: Balai Desa Paripurno).

5. Fasilitas Umum

Tabel 2. Fasilitas Umum pada Desa Paripurno

No DUSUNRumah Sakit

PuskesmasPuskesmas Pembantu

Posyandu PKDBidan

PraktekPraktek dokter

1 Komboran - - - I - I -2 Kebon Mentok - - - I - - -

3 Kalisat - - - I I - -

4 Sabrang - - - I - - -

5 Kayu Ares - - - I - - -

6 Bandungan - - - I - - -

7 Gombong - - - I - - -

B. Visi dan Misi Puskesmas Salaman I

1. Visi Puskesmas Salaman I

Visi merupakan gambaran yang ingin dicapai di masa depan oleh

segenap komponen masyarakat, melalui pembangunan kesehatan, visi

puskesmas Salaman I adalah “Menjadi pusat pelayanan kesehatan

yang bermutu terjangkau dan dipercaya sehingga terwujud

masyarakat Salaman sehat tahun 2015”.

29

Page 30: REVISI KN3

Melalui visi ini pada tahun 2015 diharapkan masyarakat kecamatan

Salaman telah mencapai tingkat kesehatan tertentu yang ditandai oleh

penduduknya yang hidup dalam lingkungan yang sehat, mempraktekan

perilaku hidup bersih dan sehat , baik jasmani, rohani, maupun sosial,

memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang

bermutu secara adil dan merata, serta mempunyai derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya.

2. Misi Puskesmas Salaman I

a. Meningkatkan mutu pelayanan

b. Menjalin kemitraan dengan pelanggan dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatan

c. Meningkatkan mutu dan profesionalisme SDM

d. Meningkatkan kesejahteraan karyawan

e. Meningkatkan kebersihan dan keindahan lingkungan Puskesmas

f. Memelihara agar orang tetap sehat dengan membentuk

lingkungan yang sehat, dengan mengikutkan peran serta

masyarakat dan mendorong kemandirian untuk hidup sehat

g. Memberikan pelayanan rawat inap yang berkualitas pada

masyarakat setaraf dengan Rumah Sakit tipe D

3. Filosofi Puskesmas Salaman I

a. Memperlakukan pelanggan sebagaimana diri kita ingin

diperlakukan

b. Mencegah lebih baik dari pada mengobati

c. Kepuasan pelanggan adalah prioritas kami

C. Deskripsi Hasil Kuesioner

1. Hasil Kuesioner dan Wawancara Ibu Bayi

Kuesioner diberikan kepada responden yang telah mengalami

persalinan anak hidup dan yang tidak melaksanakan kunjungan neonatus

30

Page 31: REVISI KN3

ketiga pada periode Januari – November 2014 serta masih menetap di

Desa Paripurno. Sumber data responden didapatkan dari kader dan bidan

Desa Paripurno. Penyebaran kuesioner ini dimaksudkan untuk melihat

kepatuhan ibu bayi dalam melakukan neonatus ketiga.

Tabel 3. Pengetahuan

PertanyaanResponden

1 2 3 41. Apakah anda mengetahui pentingnya pelayanan

kesehatan bayi usia 8-28 hari?0 0 1 0

2. Apakah ibu selalu dikunjungi oleh tenaga kesehatan untuk pemeriksaan bayi?

0 0 0 0

3. Apakah ibu tahu apa yang dilakukan oleh tenaga kesehatan setelah anak ibu lahir?

1 1 1 1

4. Apakah ibu menganggap penting pemeriksaan bayi usia 1 bulan minimal 3x?

0 0 1 0

5. Apakah ibu selalu mengikuti saran tenaga kesehatan untuk merawat bayi sesuai yang diajarkan?

1 1 1 1

Total 2 2 4 2Persentasi 40% 40% 80% 40%Penilaian C C B C

Keterangan:

1: jawaban yang diharapkan “ya”

0: jawaban yang tidak diharapkan “tidak”

Penilaian:

Skala 0-1 : Pengetahuan Kurang (K)

Skala 2-3 : Pengetahuan Cukup (C)

Skala 4-5 : Pengetahuan Baik (B)

31

Page 32: REVISI KN3

Tabel 4. Perilaku Ibu (A)

PertanyaanResponden

Jumlah Persentasi1 2 3 4

1. Apakah dikeluarga Anda ada yang mengantar untuk pemeriksaan bayi?

1 1 1 0 3 75%

2. Apakah ada gangguan kehamilan pada masa kehamilan?

0 0 1 1 2 50%

3. Apakah suami ibu selalu mengingatkan tentang pemeriksaan bayi ke bidan?

0 0 1 1 2 50%

4. Apakah bayi Anda sudah melakukan Kn3 ?

0 0 0 0 0 0%

Total 3 1 1 2

Persentasi 25% 25% 75% 50%

Penilaian K K B K

Keterangan:

1: jawaban yang diharapkan “ya”

0: jawaban yang tidak diharapkan “tidak”

Penilaian:

Skala 0-2 : Perilaku Kurang (K)

Skala 3-4 : Perilaku Baik (B)

Tabel.5 Perilaku Ibu (B)

RespondenPertanyaan

Mengapa tidak melakukan Kn3 ?Responden 1 Tidak mengetahui tentang Kn3Responden 2 Tidak mengetahui tentang Kn3Responden 3 Tahu, namun sedang lebaran di desa lainResponden 4 Tahu, namun merasa hanya cukup 1x kunjungan

2. Hasil Kuesioner dan wawancara Kader

Dilakukan survei terhadap kader di dusun Komboran, Desa Paripurno.

Total kader yang ada sebanyak 4 orang dari total keseluruhan kader 28 orang.

32

Page 33: REVISI KN3

Tabel 6. Karakteristik Kader Responden

No. PertanyaanResponden

Jumlah %1 2 3 4

1. Usiaa. <20 tahunb. 20 – 35 tahunc. >35 tahun

VV V V

013

02575

2. Pendidikana. SDb. SMPc. SMA/SMK

VV V V 3

00

75250

3. Bekerja/tidak bekerjaa. Bekerjab. Tidak bekerja V

V VV

22

5050

Survei terhadap kader bertujuan untuk melihat peran serta kader dalam

mengingatkan ibu yang memiliki bayi untuk memeriksakan anaknya minimal tiga

kali di usia satu bulan pertama dan segera periksa bila bayinya mengalami

keluhan kesehatan. Berikut dibawah rincian hasil kuesioner dan hasil wawancara

dengan kader.

Tabel 7. Kuesioner dan jawaban kader posyandu

No. Pertanyaan Responden1 2 3 4

1. Apakah anda tahu apa yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan kunjungan Kn3?

0 1 1 0

2. Apakah anda tahu tujuan dilakukannya Kn3? 0 1 1 03. Apakah anda tahu siapa saja yang harus mendapatkan

Kn3?1 1 1 1

4. Apakah anda tahu apa saja yang dilakukan saat Kn3? 1 0 0 15. Apakah anda selalu mengingatkan kepada warga untuk

melakukan Kn3?0 1 1 0

Total 2 3 5 3Persentasi 50% 75% 75% 50%Penilaian K C C K

Keterangan:

1: jawaban yang diharapkan “ya”

0: jawaban yang tidak diharapkan “tidak”

Penilaian:

33

Page 34: REVISI KN3

Skala 5 : Baik (B)

Skala 3-4 : Cukup (C)

Skala 0-2 : Kurang (K)

3. Hasil Wawancara Bidan Desa

Dilakukan survei dan wawancara terhadap bidan desa Paripurno tentang

pelayanan kesehatan Kn3 yang telah dilakukan selama bulan Januari - November

2014. Survei ini dilakukan untuk melihat kinerja lapangan dan hambatan yang di

alami Bidan desa selama bulan Januari – November 2014.

Tabel 8. Hasil kuesioner dan wawancara Bidan desa

No. Input Pertanyaan Jawaban1. Man a. Siapa saja yang memberikan

pelayanan kesehatan paada neonatus (8-28 hari)

b. Apakah Ibu tahu pentingnya pelayanan kesehatan Kn3 kepada neonatus, apa tujuannya?

c. Bentuk pelayanan kesehatan apa saja yang dapat diberikan kepada neonatus 8-28 hari?sebutkan?

d. Apakah Ibu selalu memberikan pelayanan kesehatan tersebut?

e. Apakah Ibu selalu menjelaskan pelayanan pentingnya pelayanan kesehatan neonatus 8-28 hari kepada ibu bayi tersebut?

f. Apakah Ibu mengalami kesulitan dalam memberikan pelayanan kesehatan neonatus tersebut? jika iya sebutkan ?

g. Apakah Ibu ikut melibatkan kader dalam mengingatkan warga yang memilki bayi untuk melakukan Kn3?

Bidan desa, kecuali ada sesuatu baru dirujuk ke PKM untuk bertemu dokter.

Tahu,Untuk deteksi dini penyakit pada bayi.

Pemeriksaan kesehatan, perkembangan berat badan, perkembangan motorik, deteksi dini kelainan kongenital, imunisasi dan penjelasan tentang cara menyusui

Ya, selalu. Kecuali imunisasi menyesuaikan hari nya, tidak selalu pada Kn3

Iya, selalu

Iya, ada. Biasanya terkendala karena medan perjalanan, dan tingkat pendidikan ibu bayi.

Ya, terkadang perlu untuk laporan pendataan bila bidan tidak bisa datang, selain kader dukun bayi juga ikut membantu untuk melaporkan bila ada kelainan pada bayi.

34

Page 35: REVISI KN3

Bentuknya seperti apa?2. Money a. Apakah dalam memberikan

pelayanan kesehatan neonatus 8-28 hari membutuhkan biaya? Tolong sebutkan jenis pelayanannya beserta biayanya masing-masing!

b. Sumber dana untuk biaya pelayanan kesehatan neonatus 8-28 hari berasal dari mana?

c. Apakah dana yang ada telah cukup memadai untuk kebutuhan pelayanan kesehatan kunjungan neonatus 8-28 hari?

d. Apakah untuk mendapati dana tersebut mengalami hambatan? Jika iya sebutkan apa saja?

Tidak butuh biaya, karena itu semua sudah masuk ke dalam biaya paket persalinan, bila imunisasi pun sudah ada anggaran tersendiri dari puskesmas

Kalau pada pasien umum dana di tanggung sendiri, sedangkan pada pasien BPJS masuk ke pembiayaan jaminan kesehatan. Semua masuk ke dalam paket persalinan

Sebeneranya masih kurang, tidak ada pembiayaan untuk transport, dan pembiayaan untuk obat

Ada, terjadi bila biaya persalinan berasal dari jaminan kesehatan, biasanya baru cair pada beberapa bulan – satu tahun setelahnya

3. Machine a. Apakah untuk memberikan pelayanan kesehatan neonatus 8-28 hari memerlukan peralatan? Sebutkan apa saja?

b. Apakah perlatan untuk pelayan kesehatan neonatus yang ada sudah cukup memadai?

c. Apakah peralatan yang ada tersebut masih layak pakai?

d. Apakah ada rencana penggantian peralatan pelayanan kesehatan neonatus8-28 hari? jika ya, apa alasannya?

Ya, tensimeter, termometer, meteran bayi, timbangan, stetoskop, senter, seperangkat alat imunisasi

Sudah cukup memadai

Masih layak pakai dan rutin di kalibrasi. Terkadang mendapatkan paketan alat dari PKD

Ada, setiap alat rusak pasti dibeli kembali dengan yang baru, namun kebanyakan pakai uang sendiri

4. Material a. Apa sajakah perlengkapan yang diperlukan untuk berlangsungnya pelayanan kesehatan Kn3?

b. Sejauh ini apakah perlengkapan yang ada sudah memadai?

Ruangan, tempat tidur, dan transportasi

Sudah

5. Methode a. Metode apa yang digunakan dalam pelayanan kesehatan neonatus dasar Kn3?

- Observasi/ pengamatan- Kunjungan rumah, anamnesis dan

pemeriksaan fisik bayi, pemeriksaan tali pusat, edukasi pemberian ASI, imunisasi BCG/Polio1 (bila belum pada Kn1/2), motivasi KB

35

Page 36: REVISI KN3

6. Perencanaan (P1)

a. Apakah ibu melakukan penjadwalan waktu kunjungan KN3 yang akan dilakukan?

b. Berdasarkan apa ibu melakukan penjadwalan waktu Kn3?

Ya, dilakukan penjadwalan. Namun hanya saya yang buat, saya tidak pernah buat janji Kn3 dengan pasien.

6 jam-2 hari: Kn13-7 hari: Kn28-28 hari: Kn3

7. Pelaksanaan (P2)

a. Untuk kegiatan yang sudah direncanakan apakah sudah semuanya terlaksana?

b. Dalam melakukan Kn1 apakah Ibu yang mendatangi pasien atau pasien yang mendatangi fasilitas kesehatan?

c. Lebih banyak mana, ibu mendatangi pasien atau pasien mendatangi ibu?

Sudah

Saya yang selalu datang ke tempat pasien, hanya sesekali pasien (ibu bayi dan bayinya) yang datang ke saya. Sekalian ingin mengetahui bagaimana lingkungan dan kebiasaan ibu bayi.

Saya yang mendatangi pasien

8. Pengawasan pengendalian, dan penilaian

a. Apakah setelah melakukan Kn3 Ibu selalu melakukan pencatatan sesuai tanggal?

b. Kapan pelaporan hasil Kn3 tiap bulan dilaporkan?

Ya, tapi terkadang saya suka lupa, pencatatan saya barengi dengan kegiatan posyandu. Untuk buku KIA sendiri tidak saya isi MT

Tiap akhir bulan, namun bila banyak kegiatan, terkadang pelaporan molor.

9. Lingkungan a. Menurut Ibu tingkat pengetahuan dan kesadaran warga yang memiliki bayi akan pentingnya Kn13di desa ibu bagaimana?

b. Adakah rumah Ibu bayi yang cukup jauh dijangkau oleh akses kesehatan Kn3?

Kesadaran sudah lumayan, bila ibu pasien dianjurkan datang ke pelayanan kesehatan, akan dilakukan. Namun untuk pengetahuan masih bergantung pada usia dan tingkat pendidikan

Ada, biasanya berhubungan dengan letak geografis, beberapa daerah Kalisat, Bamentok dan Sabrang masih sulit dijangkau

D. Kesimpulan Kuesioner

Dari tabel wawancara terhadap empat ibu dari bayi yang tidak melakukan

Kn3 didapatkan hasil bahwa sebagian besar ibu sebanyak tiga orang (75%) tidak

mengetahui tentang pentingnya Kn3, dengan yang berpengetahuan cukup

sebanyak dua orang (75%) dan berpengetahuan baik sebanyak dua orang (25%).

36

Page 37: REVISI KN3

Dari empat responden yaitu ibu dari bayi yang tidak melakukan Kn3

didapatkan hasil bahwa tiga ibu bayi (75%) berperilaku kurang, dan satu dari ibu

bayi (25%) berperilaku baik terhadap pemeriksaan bayinya.

Dari hasil wawancara kader responden yang berusia >35 tahun sebanyak

tiga responden (75%), usia 20-35 tahun sebanyak satu responden (25%).

Pendidikan terakhir SMP sebanyak satu responden (25%), SD sebanyak tiga

responden (75%). Dua orang memiliki pekerjaan selain menjadi kader sebanyak

dua responden (50%), dan dua responden yang tidak memiliki pekerjaan selain

menjadi kader (50%).

Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara kepada kader, dari lima

pertanyaan kuesioner yang diajukan, didapatkan gambaran tentang peran serta

kader dalam menyukseskan pelayanan Kn3 sudah cukup baik yaitu sebanyak dua

responden (50%). Namun kesadaran untuk mengingatkan warga untuk melakukan

Kn3 masih kurang, hanya setengah dari jumlah responden (50%) yang tanggap.

Berdasarkan pengisian wawancara Bidan Desa Paripurno. Dalam

melakukan Kn3 sudah baik, dilakukan secara door to door ke rumah pasien,

namun dalam pembuatan penjadwalan masih kurang baik. Bidan tidak pernah

mengingatkan ibu untuk pelaksanaan kunjungan neonatus setelah-nya, hanya

membuat sendiri timetable di rumah. Dikarenakan waktu yang ada tidak selalu pas

(tanggal-nya), apabila sedang sibuk bidan bisa mengundur jadwal kunjungannya.

Pada medan yang sulit, bisa ditemukan juga tidak dilakukannya Kn3, dikarenakan

rumah dari ibu bayi yang jauh, maupun rumah yang tingi diatas bukit. Pencatatan

dan pelaporan Kn3 juga masih kurang baik, data di kohort bayi banyak yang

terlewat dan masih kosong, dikarenakan pendataan ulang baru dicatat setiap kali

ada posyandu. Data di buku KIA ibu mengenai Manajemen Terpadu Bayi Muda

(MTBM) juga kosong dan tidak pernah diisi semenjak Jampersal tidak ada. Pada

pelaporan akhir bulan, bila sedang sibuk dengan banyak kegiatan, pelaporan Kn3

juga dapat molor dari waktu penjadwalan.

37

Page 38: REVISI KN3

BAB VIIPEMBAHASAN

A. Analisis Penyebab Masalah

Dalam menganalisis penyebab masalah digunakan metode pendekatan sistem

meliputi faktor input, proses dan lingkungan.

Tabel 9. Pengelompokan Analisis Penyebab masalah dari faktor Input, Proses, dan Lingkungan

No.

Input Kelebihan Kekurangan

1. Man Di Desa Paripurno sudah memiliki satu orang bidan desa yang cukup terampil dan berpengalaman dalam bidang kesehatan ibu dan bayi.

Kader-kader di desa Paripurno cukup membantu dalam mengingatkan ibu yang memiliki bayi untuk melakukan Kn3

Koordinator KIA sudah cukup baik dalam mengatur pengkoordinasian program Kn3

Bidan desa membuat jadwal Kn3 hanya untuk diri sendiri, tidak digunakan untuk mengingatkan jadwal Kn3 kepada pasien

Masih kurangnya pengetahuan kader dan kesadaran kader untuk mengingatkan ibu melaksanakan Kn3

2. Money Terdapat dana jaminan (BPJS, BOK) yang alokasi dananya masih dapat dimanfaatkan sebaik mungkin

-

3. Methode Sudah dilakukan kegiatan Kn3 sesuai dengan tanggal partus dan penyuluhan kepada kader setiap bulan

Ada ibu bayi yang sementara pindah domisili

Tidak semua kader hadir dalam penyuluhan

4. Machine Telah tersedia:- Buku KIA- Buku kohort bayi- Timbangan, meteran

ukur- Alat pemeriksaan

kesehatan

Tidak adanya brosur, pamflet dan poster sebagai sarana edukasi mengenai pentingnya kunjungan neonatus

5. Material Terdapatnya posyandu masing-masing di tiap dusun, dan satu PKD

-

6. P1 Dilakukan perencanaan dan penjadwalan waktu kunjungan Kn3 sesuai tanggal lahir bayi

-

7. P2 Telah dilakukan Kn3 Waktu kunjungan neonatus yang tidak sesuai antara bidan dan ibu bayi, dikarenakan jadwal pasti tidak diketahui ibu bayi.

Tidak semua ibu yang mempunyai bayi melakukan pemeriksaan

38

Page 39: REVISI KN3

Kn3

Tidak semua ibu hamil di desa Paripurno melahirkan di bidan desa setempat sehingga harus menunggu laporan kader/bidan desa lain untuk melakukan Kn

8. P3 Adanya sistem pelaporan dan pencatatan dari Bidan desa ke pihak Puskesmas mengenai Kn3

-

9. Lingkungan

Terjangkau fasilitas kesehatan dari rumah ibu bayi

Dukungan para suami dalam mengingatkan jadwal pemeriksaan

Ada beberapa medan perjalanan yang sulit dijangkau dan jarak yang cukup jauh.

Pengetahuan Ibu tentang pentingnya pemeriksaan bayi berumur 8-28 post partus kurang

Penentuan penyebab masalah yang paling mungkin:

1. Masih kurangnya pengetahuan kader dan kesadaran kader untuk

mengingatkan ibu melaksanakan Kn3

2. Bidan Desa tidak melakukan perjanjian jadwal kunjungan neonatus,

sehingga pemeriksaan Kn3 terlewat beberapa hari dari batas waktu yang

seharusnya (8-28 hari)

3. Tidak adanya brosur, pamflet dan poster sebagai sarana edukasi mengenai

pentingnya Kn

4. Ada ibu bayi yang sementara pindah domisili

5. Tidak semua kader hadir dalam penyuluhan

6. Tidak semua ibu yang mempunyai bayi melakukan pemeriksaan Kn3

7. Waktu kunjungan neonatus yang tidak sesuai antara bidan dan ibu bayi

8. Medan perjalanan yang sulit dijangkau dan jarak yang cukup jauh

9. Pengetahuan ibu tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan bayi berumur

8-28 hari masih kurang

39

Page 40: REVISI KN3

Gambar 8. Diagram Fishbone

a.

b.

c.

d.

e.

f.

g.

h.

i.

j.

40

1. Medan perjalanan yang sulit dijangkau dan jarak yang cukup jauh

2. Pengetahuan ibu tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan bayi berumur 8-28 hari masih kurang

InputMoney

Man1. Masih kurangnya pengetahuan kader dan kesadaran

kader untuk mengingatkan ibu melaksanakan Kn32. Bidan Desa tidak melakukan perjanjian jadwal

kunjungan neonatus, sehingga pemeriksaan Kn3 terlewat beberapa hari dari batas waktu yang seharusnya (8-28 hari)

Method1. Ada ibu bayi yang

sementara pindah domisili2. Tidak semua kader hadir

dalam penyuluhanMaterial

MachineTidak adanya brosur, pamflet dan poster sebagai sarana edukasi mengenai pentingnya Kn3

Proses

P1P2

1. Tidak semua ibu yang mempunyai bayi melakukan pemeriksaan Kn3

2. Waktu kunjungan neonatus yang tidak sesuai antara bidan dan ibu bayi

P3

MASALAH

Cakupan kunjungan neonatus ke-3

Desa Paripurno sebesar 77,27% dari target DINKES Magelang sebesar

95%

Lingkungan

Page 41: REVISI KN3

B. Alternatif Pemecahan Masalah

1. Analisis Alternatif Pemecahan Masalah

Tabel 10 Alternatif Pemecahan Masalah

No. Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah1. Masih kurangnya pengetahuan kader mengenai

Kn3 dan kurangnya kesadaran kader untuk mengimgatkan ibu melaksanakan Kn3

Melakukan pembinaan disertai dengan penertiban jadwal pembinaan yang disesuaikan kesepakatan kader

Melakukan tes hasil pembinaan. Berupa kuesioner evaluasi hasil materi pembinaan

Pembuatan jadwal kunjungan berkala di pencatatan kader yang di evaluasi berkala

2. Bidan Desa tidak melakukan perjanjian jadwal kunjungan neonatus, sehingga pemeriksaan Kn3 terlewat beberapa hari dari batas waktu yang seharusnya (8-28 hari)

Bidan melakukan perjanjian kunjungan dengan ibu bayi, dan mengingatkan jadwal kunjungan selanjutnya.

3. Tidak adanya brosur, pamflet dan poster sebagai sarana edukasi mengenai pentingnya Kn3

Pemanfaatan buku KIA

4. Ada ibu bayi yang sementara pindah domisili Bidan melakukan perjanjian kunjungan ulang dengan ibu bayi, dan mengingatkan jadwal kunjungan selanjutnya.

5. Tidak semua kader hadir dalam penyuluhan Melakukan pembinaan disertai dengan penertiban jadwal pembinaan yang disesuaikan kesepakatan kader

6. Tidak semua ibu yang mempunyai bayi melakukan pemeriksaan Kn3

Melakukan penyuluhan tentang pentingnya kunjungan neonatus sejak awal mulai Kn1 sampai dengan Kn3 rutin sesuai kesepakatan

7. Waktu kunjungan neonatus yang tidak sesuai antara bidan dan ibu bayi

Bidan melakukan perjanjian kunjungan dengan ibu bayi, dan mengingatkan jadwal kunjungan selanjutnya.

8. Medan perjalanan yang sulit dijangkau dan jarak yang cukup jauh

Bidan desa memiliki data mengenai ibu bayi yang rumahnya jauh dan membuat jadwal untuk melakukan kunjungan ke rumah

9. Pengetahuan ibu tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan bayi berumur 8-28 hari masih kurang

Melakukan penyuluhan di posyandu untuk ibu yang memiliki bayi dan ibu hamil sebagai bekal pengetahuan kesehatan bayi

Melakukan konseling personal sejak kunjungan neonatus ke-1 (kn1)

41

Page 42: REVISI KN3

2. Penggabungan Pemecahan Masalah

Gambar 9. Penggabungan Alternatif Pemecahan Masalah

Tabel .... Penggabungan Pem

42

Masih kurangnya pengetahuan kader

mengenai Kn3 dan kurangnya

kesadaran kader untuk mengimgatkan

ibu melaksanakan Kn3

Tidak adanya brosur, pamflet dan poster sebagai sarana edukasi mengenai pentingnya Kn3

Melakukan pembinaan disertai

dengan penertiban jadwal pembinaan

yang disesuaikan kesepakatan kader,

agar semua menghadiri. Kemudian

melakukan tes hasil pembinaan,

berupa kuesioner evaluasi hasil

materi pembinaan

Bidan membuat pemberitahuan

kunjungan dengan ibu bayi, dan

mengingatkan jadwal kunjungan

selanjutnya.

Tidak semua ibu yang mempunyai bayi melakukan pemeriksaan Kn3

Tidak semua kader hadir dalam penyuluhan

Bidan Desa tidak memberitahukan jadwal kunjungan neonatus, sehingga pemeriksaan Kn3 terlewat beberapa hari dari batas waktu yang seharusnya (8-28 hari)

Waktu kunjungan neonatus yang tidak sesuai antara bidan dan ibu bayi

Ada ibu bayi yang sementara pindah domisili

Pengetahuan ibu tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan bayi berumur 8-28 hari masih kurang

Pemanfaatan buku KIA

Medan perjalanan yang sulit dijangkau dan jarak yang cukup jauh

Melakukan penyuluhan tentang pentingnya Kunjungan neonatus sejak awal mulai Kn1 sampai dengan Kn3 rutin sesuai kesepakatan

Page 43: REVISI KN3

3. Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah

Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, selanjutnya dilakukan

penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah. Penentuan prioritas alternatif

pemecahan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan Kriteria Matriks.

Berikut ini proses penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dengan

menggunakan Kriteria Matriks menggunakan MxIxV/C:

1. Efektivitas program

Pedoaman untuk menentukan efektivitas program:

a. Magnitude (M) besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan

b. Importancy (I) pentingnya cara penyelesaian masalah

c. Vulnerability (v) sensitifitas cara penyelesaiaan masalah

Kriteria M,I,V skor nilai: 1-5

Bila makin magnitude maka nilainya makin besar, mendekati 5.

Begitu juga dalam melakukan penilaian pada kriteria I dan V.

2. Efisiensi program

Biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan masalah (cost). Kriteria cost

(c) diberikan nilai 1-5. Bila cost nya makin kecil, maka nilainya mendekati

1.

Berikut proses penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dengan

menggunakan kriteria matriks:

Tabel 11. Kriteria Matriks

No Pemecahan Masalah yang Paling MungkinM I V C

MIVC

Prioritas

1.

Melakukan pembinaan disertai penertiban jadwal pembinaan yang disesuaikan kesepakatan kader, agar semua menghadiri. Kemudian melakukan tes hasil pembinaan, berupa kuesioner evaluasi hasil materi pembinaan

4 5 3 1 60 IV

2. Bidan membuat pemberitahuan kunjungan dengan ibu bayi, dan mengingatkan jadwal

4 5 3 1 60 III

43

Page 44: REVISI KN3

kunjungan selanjutnya

3Melakukan penyuluhan tentang pentingnya Kunjungan neonatus sejak awal mulai Kn1 sampai dengan Kn3 rutin sesuai kesepakatan

5 5 5 1 125 I

4 Pemanfaatan buku KIA 4 5 4 1 80 II

Setelah melakukan penentuan prioritas pemecahan masalah dengan

menggunakan metode Matriks maka didapatkan urutan prioritas pemecahan

masalah mengenai rendahnya cakupan kunjungan neonatus ketiga (KN3) di Desa

Paripurno, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Adapun Prioritas alternatif

pemecahan penyebab masalah yang didapatkan adalah:

1. Melakukan penyuluhan tentang pentingnya Kunjungan neonatus sejak awal

mulai Kn1 sampai dengan Kn3 rutin sesuai kesepakatan Pemanfaatan buku

KIA

2. Pemanfaatan buku KIA

3. Bidan membuat pemberitahuan kunjungan dengan ibu bayi, dan

mengingatkan jadwal kunjungan selanjutnya

4. Melakukan pembinaan disertai penertiban jadwal pembinaan yang

disesuaikan kesepakatan kader, agar semua menghadiri. Kemudian

melakukan tes hasil pembinaan, berupa kuesioner evaluasi hasil materi

pembinaan

4.oStrategi Pemecahan Masalah Terpilih

Tabel 12. Rencana Kegiatan Dari Pemecahan Masalah Yang TerpilihNo. Pemecahan Masalah Terpilih Rencana kegiatan1 Melakukan penyuluhan tentang pentingnya

Kunjungan neonatus sejak awal mulai Kn1 sampai dengan Kn3 rutin sesuai kesepakatan

Penyuluhan ibu bayi dan ibu hamil tentang pentingnya kunjungan neonatus

2 Pemanfaatan buku KIA Memasang dan meletakkan media informasi (pamflet, brosur, poster) tentang pentingnya kegiatan kunjungan neonatus demi kesehatan ibu dan bayi di fasilitas umum yang mudah diakses oleh ibu hamil atau ibu yang mempunyai bayi berusia dibawah 2 bulan

3 Bidan membuat pemberitahuan kunjungan dengan ibu bayi, dan mengingatkan jadwal kunjungan selanjutnya

Membuat stiker atau label, berisikan lokasi dan waktu kunjungan berikutnya, kemudian ditempel di bagian depan atau belakang buku KIA sehingga ibu lebih mudah untuk mengetahui jadwal kunjungan berikutnya

44

Page 45: REVISI KN3

4 Melakukan pembinaan disertai penertiban jadwal pembinaan yang disesuaikan kesepakatan kader, agar semua menghadiri. Kemudian melakukan feedback hasilpembinaan, berupa kuesioner evaluasi hasil materi pembinaan

Penyuluhan kader tentang pentingnya kegiatan kunjungan neonatus secara rutin sesuai kesepakatan

45

Page 46: REVISI KN3

Tabel 13. Plan of Action (POA) Pemecahan Masalah Kurangnya Cakupan Kunjungan Neonatus Ketiga Desa Paripurno Periode Januari - Desember 2015

No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Dana Lokasi Pelaksana MetodeKriteria

Keberhasilan1. Penyuluhan

pentingnya kunjunganya neonatus

Agar mengetahui dan mengerti pentingnya kunjungan neonatus

Ibu hamil, ibu yang memiliki bayi usia 0-2 bulan

Awal bulan, selanjutnya rutin sesuai kesepakatan

BOK, swadaya masyarakat

Posyandu, PKD,

Dokter atau bidan

Pemberian materi, diskusi dan tanya jawab

Proses : terlaksana penyuluhan sesuai jadwalHasil: meningkatnya pengetahuan ibu

2 Pembuatan media informasi (brosur, pamflet, poster)

Menambah pengetahuan dan meningkatkan kesadaran warga desa tentang pentingnya kesehatan bayi

Warga desa

6 bulan sekali BOK, Swadaya masyarakat

Fasilitas umum, posyandu, atau balai desa

Bidan Desa, kader

Membuat, meletakan, dan menempelkan di posyandu dan tempat umum lainnya

Proses: ketepatan waktu dalam pembuatan (brosur, pamflet, poster), Hasil: Meningkatnya kunjungan neonatus baik Kn1, Kn2 dan Kn3

3 Pembuatan label atau stiker

Agar terjadwal tiap kunjungan neonatus yang berjumlah tiga kali

Ibu yang memiliki anak usia 0-2 bulan

6 bulan sekali BOK Fasilitas layanan kesehatan

Bidan desa Pengisian label atau stiker di akhir kunjungan neonatus

Proses: terisinya label atau stiker yang berisi jadwal kunjungan

46

Page 47: REVISI KN3

neonatusHasil: Tidak terlewatnya pendataan Kunjungan neonatus

4 Pembinaan Kader

Meningkatkan pengetahuan kader, meningkatkan keaktifan kader

Kader-kader

3 bulan sekali BOK Posyandu, PKD, Balai Desa

Bidan Desa Pemberian materi, tanya jawab dan diskusi

Proses: Terlaksananya pembinaan kader sesuai jadwalHasil: meningkatkan pengetahuan dan keaktifan kader dalam kegiatan Kunjungan neonatus

47

Page 48: REVISI KN3

Kegiatan Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

Penyuluhan pentingnya kunjungan neonatus

Memasang dan meletakan media informasi (brosur, pamflet, poster)

Pembuatan label atau stiker

Pembinaan Kader

Tabel 14. GANN CHART EVALUASI DAN RENCANA PENINGKATAN CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS KETIGA (Kn3)

48

Page 49: REVISI KN3

BAB VIIIPENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan amalisis data dan hasil penelitian, didapatkan faktor-faktor

penyebab rendahnya pencapaian cakupan Kn3 di Desa Paripurno, Kecamatan

Salaman, Kabupaten Magelang periode Januari - November 2014 antara lain

adalah masih kurangnya pengetahuan kader, bidan desa yang kurang optimal

dalam pendataan, tidak semua ibu yang memiliki bayi melakukan kunjungan,

tidak adanya brosur, pamflet, poster sebgai sarana edukasi, tidak semua ibu hamil

di desa melahirkan di bidan desa, pengetahuan ibu yang masih kurang serta

medan yang masih sulit dijangkau. Setelah semua faktor penyebab masalah

diketahui, maka ditentukan solusi untuk pemecahan masalahnya, antara lain

penyuluhan tentang pentingnya Kn3, memasang dan membuat media informasi

(brosur, pamflet, poster), pembinaan kader setiap bulan, optimalisasi bidan dalam

pendataan dan memperbaiki jaringan komunikasi antara bidan dan kader. Setelah

pemecahan masalah terpilih maka dibuatkan rencana kegiatan atau Plan of

Action agar faktor-faktor penyebab maslaah yang ditemukan, bisa dipecahkan

dengan baik.

B. SARAN

Dalam rangka peningkatan cakupan Kn3, maka dapat dilakukan hal-hal berikut:

1. Kepala Puskesmas

Senantiasa melakukan evaluasi kegiatan setiap program puskesmas

2. Bidan Koordinator program KIA

Diharapkan mampu meningkatkan pengawasan dan evaluasi terhadap

program Kn3

3. Bidan Desa

Mampu membuat jadwal yang efektif sehingga semua program dapat berjalan

dengan lancar

4. Warga desa Paripurno

49

Page 50: REVISI KN3

Keluarga dapat mendukung program kesehatan Ibu dan Anak yang dijalankan

oleh petugas kesehatan

DAFTAR PUSTAKA

1. Millenium Development Goals (MDGs). Indonesia, laporan

Perkembangan Pencapaian Tujuan Perkembangan Milenium. Available at:

http://www.who.int/topics/millenium_development_goals/en/. Accessed

on: December 25, 2014

2. Badan Penelitian Statistik. Angka Kematian neonatal di Indonesia.

Available at: http://www.bps.go.id/int/index.php/site/search?

cari=KEMATIAN+NEONATAL&Submit=Cari,. Accessed on: December

25, 2014

3. Atmoko M Hari. AKI di Magelang Turun. Available at:

http://www.antarajateng.com. Acessed on: Desember 25, 2014.

4. Pritasari Kirana. Perawatan neonatus. Program Bina Kesehatan: jakarta.

2011

5. Fatni Sulani. Panduan Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir Berbasis

Perlindungan Anak. Jakarta: Depkes RI.2010.

6. Hartono. Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Peran Imunisasi pada

Kunjungan Neonatal di wilayah kerja Puskesmas. Available at:

http://askep-askeb.cz.cc/2010/04/gambaran-pengetahuan-ibu.html.

Accessed on Desember 25, 2014.

7. Rini Andasari. Jumlah Minimal Kegiatan Pelayanan Kunjungan Neonatus.

Available at:

http://gizikia.depkes.go.id/wpcontent/uploads/2011/01/Materi-Advokasi-

BBL.pdf

50

Page 51: REVISI KN3

LAMPIRAN

LEMBAR KUESIONER

KUNJUNGAN NEONATUS 3 (KN3)

IBU BAYI

IDENTITAS RESPONDEN No

responden :

1. Tanggal wawancara :

2. Nama responden :

3. Alamat :

4. Umur :

5. Kehamilan anak ke- :

6. Jumlah :

7. Pendidikan :

8. Pekerjaan :

9. Penghasilan/bulan :

UMUM

1. Kepada siapa Anda memeriksakan kehamilan?

a. Tenaga Kesehatan (Bidan, dokter, puskesmas, rumah sakit)

b. Tradisional (dukun atau alternatif)

2. Siapa yang menolon persalinan Anda?

a. Tenaga Kesehatan (Bidan, dokter, puskesmas, rumah sakit)

b. Tradisional (dukun atau alternatif)

3. Berapa jarak dari rumah Anda sampai ke fasilitas Kesehatan (Puskesmas,

Pustu, Polindes, Praktek Swasta) yang ada ?

51

Page 52: REVISI KN3

a. Kurang dari 1 km

b. 1-5 km

c. 6-10 km

d. >10 km

4. Apa sarana transportasi yang Anda gunakan?

a. Jalan kaki

b. Kendaraan pribadi (sepeda motor, mobil)

c. Angkutan umum (ojek, angkutan umum)

5. Apakah keluarga Anda adalah peserta

a. Jamkesmas 1. Ya 2. Tidak

b. Iuran dana sehat 1. Ya 2. Tidak

c. Askes 1. Ya 2. Tidak

d. Tabulin 1. Ya 2. Tidak

6. Apakah ibu memiliki buku KIA?

a. Ya

b. Tidak

7. Apakah Anda memiliki riwayat penyakit (Asma, Penyakit Jantung,

Tekanan darah tinggi, Kencing manis)?

a. Ya

b. Tidak

PENGETAHUAN

8. Apakah Anda mengetahui pentingnya pelayanan kesehatan bayi usia 8-28

hari?

a. Ya, sebutkan tujuannya

b. Tidak

9. Apakah ibu selalu dikunjungi oleh tenaga kesehatan untuk pemeriksaan

bayi?

a. Ya

b. Tidak, alasannya

52

Page 53: REVISI KN3

10. Apakah ibu tahu apa yang dilakukan oleh tenaga kesehatan setelah anak

ibu lahir?

a. Ya, sebutkan ...

b. Tidak

11. Apakah ibu menganggap penting pemeriksaan bayi usia 1 bulan minimal

3x?

a. Ya

b. Tidak

12. Apakah ibu selalu mengikuti saran tenaga kesehatan untuk merawat bayi

sesuai yang diajarkan?

a. Ya

b. Tidak

PERILAKU

13. Apakah dikeluarga Anda ada yang mengantar untuk pemeriksaan bayi

anda?

a. Ada, sebutkan ....

b. Tidak ada

14. Apakah ada gangguan kehamilan pada masa kehamilan?

a. Ada, sebutkan

b. Tidak ada

15. Apakah suami ibu selalu mengingatkan tentang pemeriksaan bayi ke

bidan?

a. Ya

b. Tidak

16. Apakah bayi Anda sudah melakukan Kunjungan Neonatus Ketiga (KN3)?

a. Ya, pada usia ....

b. Tidak

53

Page 54: REVISI KN3

LEMBAR KUESIONER

KUNJUNGAN NEONATUS 3 (KN3)

KADER

Nama responden :

Usia :

Alamat :

Pendidikan Terakhir :

Pekerjaan :

Pertanyaan:

1. Apakah anda tahu apa yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan

kunjungan neonatus?

a. Ya, sebutkan

b. Tidak

2. Apakah anda mengetahui tujuan kunjungan neonatus 3 (KN3)?

a. Ya, sebutkan

b. Tidak

3. Apakah anda tahu siapa saja yang harus mendapatkan kunjungan

neonatus 3 (KN3)?

a. Ya, sebutkan

b. Tidak

4. Apakah anda tahu apa saja yang dilakukan saat kinjungan neonatus 3

(KN3)?

a. Ya

b. Tidak

54

Page 55: REVISI KN3

5. Apakah anda selalu mengingatkan kepada warga untuk melakukan

kunjungan neonatus 3 (KN3)?

a. Ya

b. Tidak

WAWANCARA BIDAN

KUNJUNGAN NEONATUS 3 (KN3)

1. Man

Pertanyaan:

a. Siapa saja yang memberikan pelayanan kesehatan pada neonatus 8 –

28 hari ?

b. Apakah ibu tahu pentingnya pelayanan kesehatan KN3 pada neonatus,

apa tujuannya?

c. Bentuk pelayanan kesehatan apa saja yang dapat diberikan kepada

neonatus 8 – 28 hari? Sebutkan?

d. Apakah ibu selalu memberikan pelayanan kesehatan tersebut?

e. Apakah ibu selalu menjelaskan tentang pentingnya pelayanan

kesehatan neonatus 8 – 28 hari kepada ibu bayi tersebut?

f. Apakah ibu mengalami kesulitan dalam memberikan pelayanan

kesehatan neonatus tersebut? Jika iya, sebutkan?

g. Apakah ibu ikut melibatkan Kader dalam mengingatkan warga yang

memiliki bayi untuk melakukan KN3? Bentuknya seperti apa?

2. Money

Pertanyaan:

a. Apakah dalam memberikan pelayanan kesehatan neonatus 8 – 28 hari

membutuhkan biaya? Tolong sebutkan jenis pelayanannya beserta

biayanya masing-masing

b. Sumber dana untuk biaya pelayanan kesehatan neonatus berasal dari

mana?

55

Page 56: REVISI KN3

c. Apakah dana yang ada telah cukup memadai untuk kebutuhan

pelayanan kesehatan kunjungan neonatus 8-28 hari?

d. Apakah untuk mendapati dana tersebut mengalami hambatan? Jika iya,

sebutkan.

3. Machine

Pertanyaan:

a. Apakah untuk memberikan pelayanan kesehatan neonatus

memerlukan peralatan? Apa saja?

b. Apakah peralatan untuk pelayanan kesehatan neonatus yang ada sudah

cukup memadai?

c. Apakah peralatan yang ada tersebut masih layak pakai?

d. Apakah ada rencana penggantian peralatan pelayanan kesehatan

neonatus 8-28 hari? jika iya, apa alasannya?

4. Material

Pertanyaan:

a. Apa saja perlengkapan yang diperlukan untuk berlangsungnya

pelayanan kesehatan neonatus dasar KN3?

b. Sejauh ini apakah perlengkapan yang ada sudah memadai?

5. Method

Pertanyaan:

a. Metode apa saja yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan neonatus

KN3?

6. Perencanaan (P1)

Pertanyaan:

a. Apakah ibu melakukan penjadwalan waktu kunjungan KN3 yang akan

dilakukan?

b. Berdasarkan apa ibu melakukan penjadwalan waktu tersebut?

c. Apakah bayi yang telah mendapat KN1 selalu ibu ingatkan kapan harus melakukan KN3?

56

Page 57: REVISI KN3

7. Pelaksanaan (P2)

Pertanyaan:

a. Untuk kegiatan yang sudah direncanakan apakah sudah terlaksana

semua?

b. Dalam melakukan KN3 apakah ibu yang mendatangi pasien ata

c. u pasien yang mendatangi fasilitas kesehatan?

d. Lebih banyak mana, ibu mendatangi pasien atau pasien mendatangi

ibu?

8. Pengawasan, pengendalian, dan penilaian (P3)

Pertanyaan:

a. Apakah setelah melakukan KN3 ibu selalu melakukan pencatatan

sesuai tanggal?

b. Kapan pelaporan hasil KN3 tiap bulan dilakukan?

9. Lingkungan

Pertanyaan:

a. Menurut ibu tingkat pengetahuan dan kesadaran warga yang memiliki

bayi akan pentingnya KN3 di desa ibu bagaimana?

b. Adakah rumah Ibu bayi yang cukup jauh dijangkau oleh akses

kesehatan Kn3?

57