ISI TM Revisi - Kn3

download ISI TM Revisi - Kn3

of 71

Transcript of ISI TM Revisi - Kn3

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    1/71

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1. Latar Belakang

    Generasi penerus bangsa yang kuat dan berkualitas dapat diwujudkan melalui upaya-

    upaya yang terarah sehingga dapat dihasilkan anak-anak yang sehat yang merupakan modal

    dasar untuk pembentukan generasi yang diharapkan. Namun kenyataannya pada masa

    sekarang ini, masalah yang dihadapi adalah masih tingginya angka kematian dan angka

    kesakitan anak terutama pada masa neonatal.

    Pelayanan kesehatan neonatal harus di mulai sebelum bayi dilahirkan, melalui

    pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil. Semua neonatal di daerah wilayah

    kerja badan KIA harus kontak secepat mungkin setelah lahir, tujuannya adalah menjaga agar

    pertumbuhan neonatal dapat berlangsung normal dan menemukan sedini mungkin bila ada

    kelainan-kelainan sehingga dapat ditangani dengan cepat.

    Salah satu indikator keberhasilan pelayanan kesehatan yaitu adanya upaya pelayanan

    kesehatan pada bayi baru lahir atau neonatal. Suatu pelayanan kesehatan neonatal berhasil

    adalah jika kunjungan (cakupan) pemeriksaan neonatal mencapai 100% untuk kunjungan

    neonatal pertama kali (Kn1), diikuti 95% untuk kunjungan neonatal kedua (Kn2), serta 95%

    untuk kunjungan neonatal ketiga (Kn3).

    Angka Kematian Neonatus (AKN), merupakan beberapa indikator status kesehatan

    masyarakat(1). Dewasa ini Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

    Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan ASEAN lainnya.

    Berdasarkan kesepakatan global (Mil lenium Development Goals/MDGs, 2000)pada

    tahun 2015 diharapkan Angka Kematian Ibu menurun sebesar tiga-perempatnya dalam kurun

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    2/71

    waktu 1990-2015 dan Angka kematian Bayi dan Angka Kematian Balita menurun sebesar

    dua-pertiga dalam kurun waktu 1990-2015(2). Berdasarkan hal itu indonesia mempunyai

    komitmen untuk menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi 102/100.000 KH, Angka

    Kematian Bayi dari 68 menjadi 23/1.000 KH dan Angka Kematian Balita 97 menjadi

    32/1.000 KH pada tahun 2015.(1,2)

    Sedang angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Magelang tahun 2009 berjumlah

    131 bayi atau 6,34/1.000 kelahiran hidup untuk data tahun 2010 hingga Juni 2010 kematian

    bayi di Kabupaten Magelang mencapai 84 bayi dan untuk kematian balita ada 10 balita atau

    0,48/1.000 kelahiran hidup pada tahun 2009).(1)

    Informasi mengenai tingginya angka kematian neonatus (AKN) dan bayi (AKB) akan

    bermanfaat untuk pengembangan program peningkatan kesehatan neonatus, berupa

    pelayanan kesehatan pada kunjungan neonatus pertama hingga ketiga, seta program

    peningkatan jumlah kelahiran yang dibantu oleh tenaga kesehatan yang keduanya bertujuan

    untuk mengurangi Angka Kematian Bayi (AKB).

    Dari data laporan KIA Puskesmas Borobudur periode Januari-Desember 2012,

    didapatkan data cakupan kunjungan neonatus ketiga (Kn3) Desa Ngadiharjo sebesar 90.47%,

    kurang dari target pencapaian yakni 95%. Meskipun hasil cakupan kunjungan neonatal ketiga

    (Kn3) untuk wilayah kerja Puskesmas Borobudur sudah mencapai target yaitu 101% dengan

    pencapaian 106,70%. Oleh karena itu penulis mengangkat masalah rendahnya cakupan

    kunjungan neonatus ketiga (Kn3) di Desa Ngadiharjo sebagai tugas mandiri.

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    3/71

    I.2. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas maka didapatkan perumusan masalah yaitu apa

    yang menyebabkan rendahnya cakupan kunjungan neonatus ketiga (Kn3) di Desa

    Ngadiharjo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang periode Januari-Desember 2012.

    I.3. Tujuan

    Tujuan penulisan laporan yang berjudul Cakupan Kunjungan Neonatus Ketiga (Kn3)

    di Desa Ngadiharjo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang pada Bulan Januari

    Desember 2012 memiliki tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu:

    I.3.1. Tujuan Umum

    Mengetahui, mengidentifikasi, menganalisis serta menentukan pemecahan masalah

    rendahnya cakupan kunjungan neonatus ketiga (Kn3) di Desa Ngadiharjo, Kecamatan

    Borobudur, Kabupaten Magelang pada Bulan Januari-Desember 2012.

    I.3.2. Tujuan Khusus

    1. Mengetahui penyebab masalah rendahnya cakupan kunjungan

    neonatus ketiga (Kn3) di Desa Ngadiharjo, Kecamatan Borobudur,

    Kabupaten Magelang.

    2. Menganalisis penyebab masalah rendahnya cakupan kunjungan

    neonatus ketiga (Kn3) di Desa Ngadiharjo, Kecamatan Borobudur,

    Kabupaten Magelang.

    3. Mencari pemecahan penyebab masalah rendahnya cakupan kunjungan

    neonatus ketiga (Kn3) di Desa Ngadiharjo, Kecamatan Borobudur,

    Kabupaten Magelang.

    4. MembuatPlan of Action dari pemecahan masalah yang terpilih.

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    4/71

    I.4. Manfaat

    1. Bagi Penulis

    Untuk meningkatkan pengetahuan penulis tentang pentingnya kunjungan

    neonatus ketiga (KN3) dan penatalaksanaan rendahnya cakupan kunjungan neonatus

    ketiga (Kn3) di Desa Ngadiharjo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.

    2. Bagi Profesi

    a. Hasil laporan ini dapat dijadikan data awal untuk merencanakan penatalaksanaan

    rendahnya cakupan kunjungan neonatus ketiga (Kn3) di Desa Ngadiharjo,

    Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.

    b. Sebagai masukan instansi Dinas Kesehatan sebagai pertimbangan pengambilan

    keputusan dalam program kesehatan.

    c. Hasil laporan ini dapat dijadikan masukan untuk menyusun program dalam rangka

    mengurangi dan mencegah rendahnya cakupan kunjungan neonatus ketiga (Kn3)

    di Desa Ngadiharjo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.

    d. Hasil laporan ini dapat dijadikan masukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan

    posyandu dan puskesmas terhadap kunjungan neonatus ketigaa (Kn3)

    3. Bagi Masyarakat

    Dari hasil laporan ini diharapkan pengetahuan masyarakat mengenai manfaat

    pentingnya kunjungan neonatus ketiga (Kn3) di masa sekarang dan masa datang.

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    5/71

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    6/71

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    II.1. Definisi Neonatus

    Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan

    diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (Menurut Jumiarni Tahun 1995).

    Beralih dari ketergantungan mutlak ibu menuju kemandirian fisiologis. Tiga faktor yang

    mempengaruhi perubahan fungsi dan proses vital neonatus yaitu maturasi, adaptasi dan

    toleransi. Selain itu pengaruh kehamilan dan proses persalinan mempunyai peranan penting

    dalam morbiditas dan mortalitas bayi.

    Masa neonatus berlangsung pada masa ini dan anak tidak lagi berada di rahim ibu

    tetapi telah menjadi individu yang terpisah dan berdiri sendiri (3). Menurut kriteria kesehatan

    penyesuaian tercapai dengan terlepasnya tali pusat sedangkan menurut kriteria psikologi,

    adalah penyesuaian tercapai bila mencapai kembali berat badan yang berkurang setelah lahir

    dan mulai menampakkan tanda-tanda kemampuan dalam tingkah laku.

    II. 1. A.Periode Neonatus

    Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1999), periode neonatus

    meliputi jangka waktu sejak bayi baru lahir sampai umur 28 hari yang terbagi menjadi 2

    periode antara lain:

    a. Periode neonatus dini yang meliputi jangka waktu 0-7 hari setelah lahir

    b. Periode lanjutan merupakan periode neonatus yang meliputi jangka waktu 8-28 hari

    setelah lahir

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    7/71

    II. 1. B. Pertumbuhan dan Perkembangan Usia Neonatal

    Menurut Asuhan Keperawatan Perinatal oleh Jumiarni (1995) dikatakan bahwa

    pertumbuhan dan perkembangan neonatal meliputi:

    a. Sistem Pernapasan

    Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dan pertukaran gas melalui plasenta,

    setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paru-paru (setalah tali pusat dipotong).

    Rangsangan untuk gerakan pernapasan pertama ialah akibat adanya, sebagai berikut:

    1. Tekanan mekanis pada toraks sewaktu melalui jalan lahir

    2. Penurunan tekanan oksigen dan kenaikan tekanan karbondioksida kemoreseptor

    pada sinus karotis (stimulus kimia)

    3. Ransangan dingin di daerah muka dapat merangsang permulaan gerakan pernapasan

    (stimulus sensorik)

    4. Refleks deflasi Hering Breur

    Pernapasan pertama pada neonatal terjadi normal dalam waktu 30 detik setelah

    kelahiran, tekanan rongga dada pada saat melalui jalan lahir pervagina mengakibatkan

    cairan paru-paru (pada bayi normal jumlahnya 80-100 ml) kehilangan 1/3 dari jumlah

    cairan tersebut sehingga cairan yang hilang ini diganti dengan udara. Frekuensi

    pernapasan dihitung dengan melihat gerakan napas atau perut. Pernapasan neonatal

    normal berkisar 30-60 kali permenit.

    b. Jantung dan Sistem Sirkulasi

    Berkembangnya paru-paru melibatkan tekanan O2 meningkat dan tekanan CO2

    menurun, hal ini mengakibatkan penurunan resistensi pembuluh darah paru sehingga

    aliran arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan duktus arteriosus menutup, dengan

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    8/71

    menciutnya vena dan arteri umbilikal kemudian tali pusat dipotong aliran darah dari

    plasenta melalui vena cava inferior dan foramen ovale ke atrium kiri terhenti. Sirkulasi

    janin sekarang berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup di luar badan ibu. Frekuensi

    denyut jantung dapat dihitung dengan cara meraba arteri temporalis dan karotis, dapat

    juga secara langsung didengarkan di daerah jantung dengan menggunakan stetoskop

    binokuler. Frekuensi denyut jantung neonatus normal berkisar anatara 120-140 kali

    permenit.

    c. Sistem Pencernaan

    Bila dibandingkan ukuran tubuh, saluran pencernaan pada neonatal relatif lebih

    panjang dan lebih berat dibandingkan oleh orang dewasa, pada masa neonatal saluran

    pencernaan mengeluarkan tinja pertama biasanya dalam 24 jam pertama berupa

    mekonium (zat berwarna hitam kehijauan). Dengan adanya pemberian susu, mekonium

    mulai digantikan oleh tinja transisional pada hari ketiga dan keempat yang berwarna

    cokelat kehijauan.

    Frekuensi pengeluaran tinja neonatal tampaknya sangat erat hubungannya dengan

    frekuensi pemberian makan/minum. Enzim dalam saluran pencernaan biasanya sudah

    terdapat pada neonatal kecuali amilase pancreas. Aktivitas lipase telah ditemukan pada

    janin tujuh sampai delapan bulan.

    d. Hepar

    Hepar janin pada kehamilan empat bulan mempunyai peranan penting dalam

    metabolisme hidrat arang dan glikogen mulai disimpan di dalam hepar, setelah bayi lahir

    simpanan glikogen cepat terpakai, vitamin A dan D sudah disimpan di dalam hepar.

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    9/71

    Fungsi hepar janin dalam kandungan dan segera setelah lahir masih dalam kondisi

    immature. Hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar untuk meniadakan bekas

    penghancuran darah dari peredaran darah.

    Enzim hepar belum aktif benar pada neonatal, misalnya enzim UDPG (Uridin

    Disofat Glukoronoid Transferase) dan enzim G6PD (Glukosa 6 Fosfat Dehidrogenase)

    yang berfungsi dalam sintesis bilirubin, sering kurang sehingga neonatal memperlihatkan

    gejala ikterus fisiologis.

    e. Keseimbangan Air dan Fungsi Ginjal

    Gomerulus di Ginjal dibentuk pada janin umur 8 minggu, jumlah pada kehamilan

    28 minggu diperkirakan 350.000 dan pada akhir kehamilan diperkirakan 820.000 ginjal

    janin mulai berfungsi pada usia kehamilan usia 3 bulan.

    Tubuh neonatal mengandung relatif lebih banyak air dan kadar natrium relatif lebih

    besar dari pada kalium. Pada neonatal fungsi ginjal belum sempurna hal ini dikarekan

    beberapa sebab, antara lain:

    1. Jumlah nefron matur belum sebenyak orag dewasa

    2. Tidak seimbang antara luas permukaan glomerulus dan volume tubulus

    proksimal

    3. Aliran darah ginjal (renal blood flow) pada neonatal relatif kurang

    Hingga bayi berumur tiga hari ginjalnya belum dipengaruhi oleh pemberian air

    minum, sesudah lima hari barulah ginjalnya melai memproses air yang didapatkan

    setelah lahir.

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    10/71

    f. Metabolisme

    Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan tejadi penurunan kadar gula darah. Untuk

    menambah energi pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme

    asam lemak sehingga kadar gula darah menjadi 120 mg/ 100 ml.

    Apabila oleh sesuatu hal misalnya bayi dan ibu yang menderita DM atau BBLR

    perubahan glukosa menjadi glikogen akan menigkat atau terjadi gangguan pada

    metabolisme asam lemak yang tidak dapat memenuhi kebutuhan neonatal maka

    kemungkinan besar bayi akan menderita hipoglikemia.

    g. Kulit

    Kulit neonatal yang yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat dengan

    sedikit pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki dan selangkangan. Kulit

    biasanya dilapisi dengan zat lemak berwarna kekuningan terutama di daerah-daerah

    lipatan dan bahu yang dinamakan vernik kaseosa.

    h. Kelenjar Endokrin

    Selama dalam uterus janin mendapatkan hormon dari ibunya. Pada kehamilan

    sepuluh minggu kortikotropin telah ditemukan dalam hipofisi janin, hormon ini

    diperlukan untuk mempertahankan glandula supra renalis janin.

    Pada neonatal kadang-kadang hormon yang didapatkan dari ibu masih berfungsi,

    pengaruhnya dapat dilihat misalnya pembesaran kelenjar air susu pada bayi laki-laki

    ataupun perempuan, kadang-kadang adanya pengeluaran darah dari vagina yang

    menyerupai haid pada bayi perempuan.

    Kelenjar adrenal pada waktu lahir relatif lebih besar bila dibandingkan dengan

    orang dewasa. Kelenjar tiroid sudah sempurna terbentuk sewaktu lahir dan sudah mulai

    berfungsi sejak beberapa bulan sebelum lahir.

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    11/71

    i. Imunologi

    Pada istem imunologi terdapat bebrapa jenis immunoglobin, suatu protein yang

    mengandung zat antibodi, diantaranya IgG. Pada neonatal hanya terdapat IgG yang

    dibentuk dalam bulan kedua setelah bayi dilahirkan.

    j. Suhu tubuh

    Suhu tubuh neonatal berkisar antara 36,5-37,2 derajat celsius. Pengukuran suhu

    tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada rektal. Hasil pengukuran per aksila biasanya

    lebih rendah daripada hasil pengukuran per rektal. Ini disebabkan daerah aksila lebih

    terbuka dan mudah dipengaruhi suhu lingkungan dibanding daerah rektal. Suhu tubuh

    perifernya sangat mudah terpengaruh oleh suhu lingkungan karena pada neonatal, pusat

    pengaturan panas belum sempurna.

    k. Reflek atau Rangsangan spontan

    Beberapa reflek primitif yang terdapat pada neonatal antara lain:

    Refleks moro dengan perlakuan bila diberi ransangan yang mengejutkan

    atau spontan akan terjadi refleks lengan dan tangan terbuka serta kemudian

    di akhiri dengan adduksi lengan.

    Refleks menggenggam dengan perlakuan bila telapak tangan diransang

    akan memberi reaksi seperti menggenggam

    Refleks berjalan (stepping) dengan perlakuan apabila bayi diangkat tegak

    dan kakinya ditekankan pada satu bidang datar, maka bayi akan melakukan

    gerakan melangkah seolah-olah berjalan

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    12/71

    Refleks menghisap apabila diberi ransangan, bibir di bawah dan lidah akan

    bergerak ke arah ransangan serta bila dimasukkan sesuatu ke dalam

    mulutnya akan membuat menghisap.

    l. Pola-pola Perilaku Selama Neonatal

    Tiarap dengan perlakuan tiarap dalam sikap refleksi, memutar kepala dari sisi,

    kepala melenkung daslam posisi ventral

    Terlentang dengan perlakuan biasanya fleksi dan sedikit kaku

    Visual dengan perlakuan dapat memfiksasi muka atau cahaya pada garis

    penglihatan, gerakan mata boneka (dolls eye) pada pemutaran tubuh

    Refleks dengan perlakuan respon moro aktif, refleks melangkah dan

    pemutaran tubuh

    Sosial dengan perlakuan penglihatan memilih pada muka manusia

    II. 2. Program Pelayanan KIA(4)

    Salah satu tujuan program Kesehatan Ibu Anak (KIA) adalah peningkatan derajat

    kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia

    Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses

    tumbuh kembang optimal. Dalam keluarga, ibu dan anak merupakan yang paling rentan dan

    peka terhadap berbagai masalah kesehatan seperti kejadian kesakitan (morbiditas), dan

    gangguan gizi (malnutrisi), yang seringkali berakhir dengan kecacatan (disabiliti) atau

    kematian (mortalitas).

    Pemantauan pelayanan program KIA dewasa ini diutamakan pada kegiatan pokok

    yaitu:

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    13/71

    a) Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan dengan mutu yang baik

    serta jangkauan yang setingi-tingginya.

    b) Peningkatan pelayanan persalinan yang lebih ditujukan kepada peningkatan

    pertolongan oleh tenaga kesehatan profesional secara berangsur

    c) Peningkatan deteksi dini risiko tinggi ibu hamil baik oleh tenga kesehatan maupun di

    masyarakat oleh kader dan dukun bayi serta penanganan dan pengamatannya secara

    berkesinambungan

    d) Peningkatan pelayanan kesehatan terhadap neonatal (bayi usia 0-28 hari) dengan mutu

    yang baik dan jangkauan yang setinggi-tingginya

    DETEKSI DINI(3,5,6,7)

    Deteksi dini untuk komplikasi pada bayi baru lahir dan neonates dengan melihat tanda-tanda

    atau gejala-gejala sebagai berikut:

    1. Tidak mau minum atau menyusu atau memuntahkan semua

    2. Riwayat kejang

    3. Bergerak hanya jika di rangsang (letargis)

    4. Frekuensi nafas 60 kali permenit

    5. Suhu tubuh 37oC

    6. Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat

    7. Merintih

    8. Nanah banyak di mata dan mata cekung

    9. Pusar kemerahan meluas ke dinding perut

    10.Turgor kulit kembali

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    14/71

    13.Bayi berat lahir rendah 4000gram

    14.Kelaianan congenital seperti ada celah di bibir atau langit-langit.

    KOMPLIKASI PADA BAYI BARU LAHIR dan NEONATUS(3)

    Komplikasi pada bayi baru lahir dan neonatus, antara lain :

    Prematuritas dan BBLR

    Asfiksia

    Infeksi bakteri

    Kejang

    Ikterus

    Diare

    Hipotermi

    Tetanus neonatorum

    Masalah pemberian ASI

    Trauma lahir

    Sindroma gangguan pernafasan

    Kelainan congenital

    II. 3. Kematian Neonatus dan Bayi

    (6,7)

    Kematian neonatus yaitu kematian yang terjadi saat bayi berusia 0 jam setelah

    dilahirkan sampai 28 hari sedangkan kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat

    seletah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan

    dengan kematian neonatus dan bayi.

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    15/71

    Secara garis besar penyebabnya dua macam yaitu:

    1. Kematian bayi endogen (umum)

    Merupakan kematian neonatus yaitu kematian bayi yang terjadi pada bulan

    pertama setelah dilahirkan dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang di bawa

    anak sejak lahir yang diperoleh dari orang tuanya pada saat konsepsi atau di dapat

    selama kehamilan.

    2. Kematian bayi eksogen (post neonatus)

    Merupakan kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai

    menjelang uusia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan

    pengaruh lingkungan luar.

    Penyebab kematian neonatal 0-6 hari adalah:

    - Gangguan pernapasan (37%)

    - Prematuritas (34%)

    - Sepsis (12%)

    - Hipotermi (7%)

    - Kelainan darah dan ikterus (6%)

    - Postmatur (3%)

    - Kelainan kongenital (1%)

    Penyebab kematian neonatus 7-28 hari adalah:

    - Sepsis (20,5%)

    - Kelainan kongenital (19%)

    - Pneumonia (17%)

    - Respiratory Distress Syndrome (14%)

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    16/71

    - Prematuritas (14%)

    - ikterus (3%)

    - cedera lahir (3%

    - tetanus (3%)

    - defisiensi nutrisi (3%)

    - suddenly infant death syndrome (3%)

    II. 4. Kunjungan Neonatal

    Kunjungan neonatal adalah kontak neonatal dengan tenaga kesehatan minimal dua

    kali untuk mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan neonatal, baik di dalam

    maupun di luar gedung puskesmas, termasuk bidan di desa, polindes dan kunjungan ke

    rumah(6). Bentuk pelayanan tersebut meliputi palayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan

    resusitasi, pencegahan hipetermia, pemberian ASI dini dan eksklusif, pencegahan infeksi

    berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi) pemberian vitamin K dan

    penyuluhan neonatal di rumah menggunakan buku KIA (Departemen Kesehatan Republik

    Indonesia, 2004).

    ` Kunjungan neonatal lengkap adalah bila neonatus melakukan kunjungan ke tenaga

    kesehatan atau dikunjungi oleh tenaga kesehatan minimal 3 kali sesuai waktu yang telah

    ditentukan. Dalam melaksanakan tugas ini, tenaga kesehatan menggunakan algoritma bayi

    muda < 2 bulan pada Manajemen Terpadu Balita Muda.(3)

    Kunjungan neonatus bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap

    pelayanan kesehtan dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan atau masalah

    kesehatan pada neonatus. Resiko terbesar kematian neonatus terjadi pada 24 jam pertama

    kehidupan, minggu pertama dan bulan pertama kehidupannya. Sehingga jika bayi lahir di

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    17/71

    fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam

    pertama. (3)

    II. 4. A. Bentuk Pelayanan Kesehatan Neonatus

    Pelayanan kesehatan dilakukan secara komperehensif dengan melakukan perawatan

    dan pemeriksaan bayi baru lahir dan pemeriksaan menggunakan pendekatan Manajemen

    Terpadu Bayi Muda (MTMB) untuk memastikan bayi dalam keadaan sehat, meliputi(5,6):

    a. Pemeriksaan bayi baru lahir

    1) Anamnesis

    2) Pemeriksaan fisis, dengan langkah sebagai berikut:

    Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan bayi tenang (tidak menangis).

    Pemeriksaan tidak harus berurutan, dahulukan menilai pernapasan dan

    tarikan dinding dada bawah (retraksi dinding dada), denyut jantung

    serta perut.

    Selalu mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum dan

    sesudah memegang bayi.

    b. Pencegahan Infeksi

    Bayi baru lahir sangat rentan terhdap infeksi yang disebabkna oleh paparan

    atau kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun

    beberapa saat setalah lahir. Sebelum menangani bayi baru lahir, peastikan petuga

    kesehatan telah melakukan tindakan pencegahan infeksi.

    c. Pencegahan Kehilangan Panas

    Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya kesehatan sebagai berikut:

    1) Keringkan bayi dengan seksama

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    18/71

    2) Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat

    3) Selimuti bagian kepala bayi

    4) Anjurkan bayi untuk memeluk dan menyusui bayi

    5) Jangan segera menimbang dan memandikan bayi baru lahir selama kurang

    lebih 6 jam setelah lahir

    d. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

    e. Perawatan Tali Pusat

    Mengikat Tali Pusat

    Setelah plasenta lahir dan kondisi ibu dinilai sudah stabil maka lakukan

    pangikatan puntung tali pusat atau jepit dengan klem plastik tali pusat.

    Nasehat Merawat Tali Pusat

    - Jangan membungkus puntung tali pusat atau perut bayi atau mengoleskan

    cairan atau bahan apapun ke puntung tali pusat.

    - Nasehat hal yang sama bagi ibu dan keluarganya.

    - Mengoleskan alkohol atau betadin masih diperkenankan tetapi tidak

    dikompreskan karena menyebabkan tali pusat basah atau lembab.

    f. Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin K1 dosis tunggal di paha kiri

    g. Pemberian imunisasi hepatitis B (HB 0) dosis tunggal di paha kanan(8)

    h. Pencegahan infeksi mata melalui pemberian salep mata antibiotik dosis tunggal

    i. Pemberian asi eksklusif

    II. 3. B. Pengertian Cakupan Kunjungan Neonatus

    Cakupan kunjungan neonatal adalah cakupan neontal yang memperoleh pelayanan

    kesehatan sesuai standar dari dokter, bidan, perawat yang mempunyai kompetensi klinis

    kesehatan neonatal paling sedikit 2 kali di suatu wilayah kerja tertentu (departemen

    Kesehatan RI, 1999 ).

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    19/71

    Kunjungan neonatal adalah kontak pertama pemeriksaan bayi (termasuk neonatal)

    oleh petugas kesehatan baik di dalam maupun di luar institusi kesehatan.

    Cara perhitungan cakupan kunjungan neonatal sebagai berikut:

    Keterangan:

    - Pembilang / jumlah bayi baru

    Jumlah nenonatal yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar

    paling sedikit 2 kali dalam suatu wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu

    - Penyebut / penduduk sasaran bayi

    Seluruh bayi lahir hidup di suatu wilayah kerja pada suatu kurun waktu

    yang sama, jika tidak ada data dapat menggunakan estimasi jumlah bayi

    lahir hidup berdasarkan data BPS atau perhitungann CB dikalikan jumlah

    penduduk.

    - Ukuran konstanta : persentasi (%)

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    20/71

    BAB III

    ANALISIS MASALAH

    Data cakupan kunjungan neonatal ketiga (KN3) di Desa Ngadiharjo diperoleh dari

    data primer yaitu data diperoleh langsung dari responden dengan wawancara dan pengisian

    kuesioner; dan data sekunder yaitu data diperoleh dari laporan Puskesmas Borobudur dan

    kohort bayi dari bidan desa. Permasalahan diambil dikarenakan dari laporan Standar

    Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas Borobudur tahun 2012 cakupan kunjungan neonatal

    ketiga (KN3) desa Ngadiharjo yang rendah 90,47% dari target 95%. Meskipun dilihat dari

    data seluruh wilayah kerja puskesmas Borobudur pencapaian KN3 sudah lebih dari 100%.

    Table 1. Pencapaian kunjunga neonatal ketiga (Kn3) Puskesmas Borobudur

    Indicator

    kerja

    Target Sasaran Hasil

    kegiatan

    Cakupan Pencapaian

    Kunjungan

    neonatal

    ketiga (KN3)

    95% 1029 1043 101% 106,7%

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    21/71

    Jumlah bayi yang melakukan kunjungan

    KN3 Januari-Desember

    Jumlah sasaran bayi Januari-Desember

    Ngadiharjo

    Jumlah Cakupan dan Pencapaian bayi KN3 Desa Ngadiharjo

    Jumlah Cakupan kunjungan bayi KN3 di Desa Ngadiharjo adalah:

    Besar cakupan = x 100%

    = x 100%

    = 90.47 %

    Jumlah Pencapaian kunjungan neonatal ketiga K3 di Desa Ngadiharjo adalah:

    Pencapaian = x 100%

    = x x 100%

    = 95,23%

    Dari hasil didapatkan skor pencapaian kunjungan neonatal ketiga (KN3) di Desa

    Ngadiharjo bulan Januari-Desember 2012 lebih rendah dari target Dinkes 2012 (100%),

    yaitu hanya sebesar 90,47%.

    76

    84

    Besar Cakupan

    Target Dinkes 2012

    90.47%

    95%

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    22/71

    BAB IV

    KERANGKA PENELITIAN

    A. KERANGKA TEORI

    Gambar 1. Kerangka Teori

    KN3

    DEFINISI

    NEONATUS

    PROGRAM

    PELAYANAN

    KIA

    PERIODE

    NEONATUS PERTUMBUHAN&

    PERKEMBANGAN

    Pelayanan antenatal

    Pertolonga

    persalinan

    Pelayanan

    kesehatan

    neonatal

    Deteksi

    dini resti

    PELAYANAN

    KESEHATAN

    NEONATUS

    ANAMNESIS

    PEMERIKSAAN

    FISIK DASAR

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    23/71

    B. KERANGKA KONSEP

    Gambar2. Kerangka Konsep

    RENDAHNYA

    CAKUPAN

    KN3

    Factor man : pengetahuan bidan, kader.Factor proses : perencanaan prog

    pelaksanaan dan pengawasan yang kura

    OUTCOMEOUTPUT

    INPUT

    Man

    Money

    Matherial

    Methode

    Machine

    PROCESS

    P1

    P2

    P3

    Lingkungan: fisik,

    kependudukan, sosial,

    budaya, ekonomi, kebijakan

    Factor lingkungan :

    Pengetahuan ibu yang

    kurang akan pentingnya

    KN3

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    24/71

    BAB V

    METODOLOGI PENELITIAN

    Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer didapat

    dari melakukan wawancara kepada ibu yang memiliki bayi bermur 1 tahun, kader desa

    Ngadiharjo terutama dusun Saji, kepada bidan desa Ngadiharjo, serta bidan coordinator KIA.

    Data sekunder didapat dari data Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas

    Borobudur dan laporan bulanan bagian KIA Puskesmas Borobudur. Data yang didapat diolah

    secara deskriptif dengan siklus pemecahan masalah sebagai berikut :

    1. Urutan dalam siklus pemecahan

    Gambar 3. Problem Solving Cycle

    1.Identifikasi Masalah

    2. Penentuan Prioritas Masalah

    3. Penentuan Penyebab

    Masalah

    4. Memilih Penyebab yang

    Paling Mungkin

    5. Menentukan alternatif

    pemecahan masalah

    6. Penetapan pemecahan

    masalah terpilih

    7. Penyusunan Rencana

    Penerapan

    8. Monitoring danevaluasi

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    25/71

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    26/71

    a. Identifikasi/Inventerisasi Masalah

    Menetapkan keadaan spesifik yang diharapkan, yang ingi dicapai, menetapkan

    indikator tertentu sebagai dasar pengukuran kinerja. Kemudian mempelajari keadaan

    yang terjadi dengan menghitung atau mengukur hasil pencapaian. Yang terakhir

    membandingkan antara keadaan nyata yang terjadi, dengan keadaan tertentu yang

    diinginkan atau indikator tertentu yang sudah ditetapkan.

    b. Penentuan prioritas masalah

    Untuk mengetahui permasalahan, dapat dilakukan berbagai cara. Diantaranya melakukan

    penelitian, mempelajari laporan, dan berdiskusi dengan para ahli. Salah satu metode yang

    digunakan adalah metode Hanlon.

    c. Penentuan penyebab masalah

    Analisa penyebab masalah merupakan kegiatan untuk mengaitkan masalah dengan faktor-

    faktor penyebabnya. Beberapa metode untuk menganalisa penyebab masalah antara lain

    fishbone analysis system, analisis sistem, pendekatan H.L.Blum, analisis epidemiologi,

    dan pohon masalah. Dalam hal ini, digunakan metodefishbone analysis.

    d. Memilih penyebab yang paling mungkin

    Bertujuan untuk mengurangi faktor-faktor penyebab yang ada, antara lain dengan cara :

    Penetapan tujuan dan sasaran

    Mencari alternatif pemecahan masalah

    Penyebab masalah yang paling mungkin harus dipilih dari sebab-sebab yang didukung

    oleh data atau konfirmasi.

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    27/71

    e. Menentukan alternatif pemecahan masalah

    Seringkali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari penyebab yang sudah

    diidentifikasi. Jika penyebab sudah jelas maka dapat langsung pada alternatif pemecahan.

    f. Penetapan pemecahan masalah terpilih

    Setelah alternatif pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan pemilihan pemecahan

    terpilih. Apabila ditemukan beberapa alternatif maka digunakan Hanlon kualitatif untuk

    menentukan/memilih pemecahan terbaik.

    g. Penyusunan rencana penerapan

    Rencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk POA (Plan of Action atau

    Rencana Kegiatan).

    h. Monitoring dan evaluasi

    Ada dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan pemecahan masalah yang

    sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan baik dan menyangkut masalah itu sendiri,

    apakah permasalahan sudah dapat dipecahkan.

    2. Batasan Judul

    RENCANA PENINGKATAN PROGRAM KIA CAKUPAN

    KUNJUNGAN NEONATUS KETIGA (KN3) DI DESA NGADIHARJO

    KECAMATAN BOROBUDUR KABUPATEN MAGELANG EVALUASI

    MANAJEMEN PROGRAM PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

    mempunyai batasan pengertian judul sebagai berikut:

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    28/71

    a. Evaluasi

    Adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian nilai, atribut, apresiasi

    dan pengenalan permasalahan serta pemberian solusi-solusi atas permasalahan yang

    ditemukan.

    b. Cakupan

    Suatu total hasil kegiatan yang dilakukan perbulan yang kemudian dibandingkan

    dengan sasaran yang telah ditetapkan

    c. Kunjungan

    Adalah kegiatan mengunjungi suatu tempat dalam hal ini fasilitas kesehatan.

    d. Neonatus

    Adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari

    kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin, beralih dari ketergantungan mutlak

    ibu menuju kemandirian fisiologis

    e. Kn3

    Adalah kunjungan neonatus yang dilakukan pada kurun waktu 8-28 hari setelah bayi

    lahir.

    f. Desa Ngadiharjo

    Merupakan salah satu desa di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang

    g. Periode Januari-Desember 2012 adalah periode waktu yang digunakan untuk

    melakukan evaluasi mengenai cakupan kunjungan neonatus ketiga (Kn3).

    3. Batasan Operasional

    Batasan operasional yang dilakukan meliputi :

    1. Sasaran adalah jumlah sasaran bayi dalam dua belas bulan berjalan di Desa

    Ngadiharjo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    29/71

    2. Cakupan adalah persentase hasil perbandingan antara jumlah kegiatan (Kn3) di

    Desa Ngadiharjo di bagi jumlah sasarn Periode Januari-Desember 2012.

    3. Ruang Lingkup

    Ruang lingkup pengkajian yang dilakukan meliputi:

    a. Lingkup lokasi: Desa Ngadiharjo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang

    b. Lingkup waktu: Januari-Desember 2012

    c. Lingkup metode: wawancara, pencatatan, dan pengamatan

    d. Lingkup materi: evaluasi cakupan kunjungan neonatal (Kn3) di desa Ngadiharjo

    periode Januari-Desember 2012

    4. Faktor- Faktor Inklusi Ekslusi

    a. Inklusi: -

    a. Ibu yang memiliki bayi yang tidak mendapatkan pelayanan KN3

    b. Ekslusi:

    Ibu yang memiliki bayi yang mendapatkan Kn3

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    30/71

    BAB VI

    ANALISIS SITUASI

    A. DATA UMUM DESA NGADIHARJO

    1. Keadaan Geografi dan Lingkungan

    a. Batas-batas wilayah Desa Ngadiharjo adalah:

    Utara : Desa Kembang Limus

    Selatan : Desa Giripurno

    Timur : Desa Karangrejo

    Barat : Desa Paripurno

    b. Luas Wilayah

    Luas seluruh wilayah Desa Ngadiharjo adalah seluas 590,1 hektar

    c. Pembagian Wilayah

    Wilayah desa Ngadiharjo terdiri dari 12 dusun yaitu :

    - Dusun Genjalan

    - Dusun Gleder

    - Dusun Tawangsari

    - Karangtengah Utara

    - Karangtengah Selatan

    - Ngabeyan

    - Tanjung

    - Sidengan Trukan

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    31/71

    - Sidengan Nggarjo

    - Saji

    - Kedok

    - Karang Kalangan

    d. Transportasi

    A. Jumlah dusun yang bisa dicapai dengan roda empat :

    1. Pada musim hujan : 11 dusun

    2. Pada musim kemarau : 12 dusun

    B. Jumlah dusun yang bias dicapai dengan roda dua :

    1. Pada musim hujan : 11 dusun

    2. Pada musim kemarau : 12 dusun

    e. Komunikasi

    Sarana komunikasi berupa telepon, radio, surat kabar

    2. Keadaan Penduduk

    Jumlah penduduk : 4.844 jiwa

    Jumlah lakilaki : 2.454 jiwa

    Jumlah perempuan : 2.390 jiwa

    Jumlah KK : 1.747 KK

    Kepadatan penduduk : jumlah penduduk / luas wilayah dalam km2 4.844/590,1 = 8,2

    jiwa/km2

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    32/71

    3. Keadaan Sosial Budaya

    a. Agama

    Table 2. Komposisi pemeluk agama di Desa Ngadiharjo(9)

    Agama Jumlah Persentase

    Islam 4.843 99%

    Kristen 0 0

    Katolik 1 1%

    Hindu 0 0

    Buddha 0 0

    Total 4.844 100%

    Sarana peribadatan :

    1. Masjid : 13 buah

    2. Musholla : 21 buah

    b. Pendidikan

    Table 3. Komposisi tingkat pendidikan di Desa Ngadiharjo(9)

    Tingkat pendidikan Jumlah

    Belum pernah sekolah 558

    Tamat SD/MI 1.584

    Tamat SMP 1.024

    Tamat SMA 1.642

    Tamat PT 36

    Total 4.844

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    33/71

    c. Sarana pendidikan

    Table 4. Sarana pendidikan di Desa Ngadiharjo(9)

    Jenis fasilitas pendidikan Jumlah

    TK 3

    SD/MI 3

    SMP 1

    d. Sosial Ekonomi

    Mata pencaharian penduduk Desa Ngadiharjo(9)

    Table 5 Komposisi mata pencaharian penduduk

    Mata Pencaharian Jumlah Persentase

    Belum bekerja / lain lain 2.367 48%

    Petani 2.405 49%

    PNS/ABRI 14 0,28%

    Pedagang 36 0,74%

    Pengusaha 22 0,45%

    Total 4.844 100%

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    34/71

    B. HASIL SURVEY

    Data Hasil Pelayanan KN3 Periode JanuariDesember 2012

    Cakupan Kunjungan Neonatus Ketiga (Kn3) Desa Ngadiharjo Periode Januari

    Desember 2012

    Cakupan kunjungan neonatus ketigaa (Kn3) merupakan perbandingan antara jumlah

    kunjungan neonatus ketiga (Kn3) dengan jumlah sasaran bayi lahir hidup per periode Januari

    Desember 2012 di Desa Ngadiharjo dikalikan 100%.

    Rumus:

    Sasaran jumlah bayi lahir hidup di Desa Ngadiharjo tahun 2012 (berdasarkan angka

    riil jumlah bayi tahun 2012 Desa Ngadiharjo yaitu = 84 bayi

    Sasaran jumlah bayi lahir hidup di Desa Ngadiharjo pada bulan berjalan (Januari

    Desember 2012) yaitu: 12/12 x 84 bayi = 84 bayi (target jumlah bayi lahir hidup

    selama 12 bulan berjalan)

    Jumlah bayi yang telah mendapat Kn3 di Desa Ngadiharjo Periode Januari

    Desember 2012 = 76 bayi

    Peresentasi cakupan Kn3 bulan berjalan sebesar = 76/84 x 100% = 90.4%

    Target cakupan Kn3 selama 1 tahun (Target DINKES kab. Magelang) = 95%

    Besar pencapaian bulan berjalan = 90,4% / 95% x 100% = 95,2%

    Kn3 = Jumlah neonatus yang telah memperoleh pelayanan kunjungan neonatus pada

    masa 8-28 hari setelah lahir sesuai standar di desa Ngadiharjo pada periode

    Januari Desember 2012

    x 100 %

    Seluruh sasaran bayi lahir hidup di Desa Ngadiharjo pada periode Januari

    Februari 2012

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    35/71

    Jadi, Persentasi cakupan Kn3 di Desa Ngadiharjo periode Januari Desember 2012 adalah

    90.4% masih rendah dari target pencapaian DINKES Kab.Magelang.

    4. Deskripsi Data Kohort Bayi Desa Ngadiharjo Dari Bulan Januari Desember

    2012

    Tabel 6. Hasil Kegiatan Kn3 bulan JanuariDesember 2012

    No. Nama dusun Jumlah bayi lahir

    hidup

    Hasil kegiatan

    KN3

    Persentase

    1 Genjalan 3 2 66,6%

    2 Bleder 10 9 90%

    3 Tawangsari 3 3 100%

    4 Karangtengah (Utara

    dan Selatan)

    15 14 93,3%

    5 Ngabeyan 1 1 100%

    6 Tanjung 3 1 33,3%

    7 Sidengan Trukan 3 3 100%

    8 Sidengan Nggarjo 12 11 91,6%

    9 Saji 16 15 93,75%

    10 Kedok 11 11 100%

    11 Karang Kalangan 7 6 85%

    Total 84 76 90,47%

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    36/71

    Table 7. Jumlah lepas KN3 per dusun di Desa Ngadiharjo

    No. Nama dusun Lepas KN3 Penjelasan

    1 Genjalan 1 KN3 masuk

    tahun 2013

    2 Bleder 1 Pindah domisili

    3 Tawangsari 0 Nihil

    4 Karangtengah (Utara

    dan Selatan)

    1 Pindah domisili

    5 Ngabeyan 0 Nihil

    6 Tanjung 2 KN3 masuk

    tahun 2013

    7 Sidengan Trukan 0 Nihil

    8 Sidengan Nggarjo 1 KN3 masuk

    tahun 2013

    9 Saji 1 Tidak mau

    melakukan KN3

    10 Kedok 0 Nihil

    11 Karang Kalangan 1 Pindah domisili

    Total 8

    5. Deskripsi Hasil Kuesioner

    A. Hasil Kuesioner dan Wawancara Ibu Bayi

    Kuesioner diberikan kepada responden yang telah mengalami persalinan anak

    hidup dan tidak mendapatkan kunjungan neonatus ketiga pada periode Januari

    Desember 2012 serta masih menetap di Desa Ngadiharjo. Sumber data responden

    didapatkan dari kohort bayi 2012 dan buku register persalinan bidan desa.

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    37/71

    a. Ibu yang memiliki bayi yang tidak mendapatkan KN3 periode Januari Desember

    2012

    Ya Tidak Jumlah Responden

    1 0 1

    100% 0% 100%

    Tabel 8. Ibu yang memiliki bayi tidak mendapatkan KN3

    Berdasarkan tabel, responden memiliki bayi yang tidak mendapatkan pelayanan KN3

    b. Ibu yang bersalin pada tenaga kesehatan

    Ya Tidak Jumlah Responden Total point

    1 0 1 2

    100% 0% 100%

    Tabel 9. Ibu bersalin pada tenaga kesehatan

    Berdasarkan tabel, responden bersalin di tolong oleh tenaga kesehatan,

    c. Ibu menginap (mondok) di rumah praktek bidan / fasilitas kesehatan

    Ya Tidak Jumlah Responden Total point

    1 0 1 1

    100% 100%

    Tabel 10. Ibu menginap (mondok)di rumah praktek bidan / fasilitas kesehatan

    Berdasarkan tabel, didapatkan responden yang meningap di tempat praktek kesehatan

    setelah melahirkan.

    d. Apakah ada pengaruh keluarga untuk memilih bidan desa tempat untuk melahirkan

    Ya Tidak Jumlah Responden Total point

    1 0 1 1

    100% 0% 100%

    Tabel 11. Ada pengaruh keluarga untuk tidak melahirkan di bidan setempat

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    38/71

    Berdasarkan tabel, responden menjawab adanya pengaruh keluarga untuk

    memilih tempat melahirkan bisa tidak di bidan desa ditempat ibu tinggal maupun di

    bidan desa lain.

    e. Apakah bayi Ibu mengalami sakit setelah pulang dari rumah praktek bidan/ fasilitas

    kesehatan

    Ya Tidak Jumlah Responden Total point

    0 1 1 2

    0% 100% 100%

    Tabel 12. Bayi yang mengalami sakit setelah pulang bersalin

    f. Apakah ibu selalu mengikuti saran tenaga kesehatan untuk merawat bayi sesuai yang

    diajarkan oleh tenaga kesehatan

    Ya Tidak Jumlah Responden Total point

    0 1 1 0

    0% 100% 100%Tabel 13. Ibu selalu merawat bayi sesuai yang diajarkan oleh tenaga kesehatan

    Berdasarkan tabel responden tidak melakukan perawatan bayi sesuai yang

    dicontohkan oleh tenaga kesehatan.

    g. Apakah ibu menganggap penting pemeriksaan bayi umur 8-28 hari sebanyak 1 kali

    Ya Tidak Jumlah Responden Total point

    0 1 1 0

    0% 100% 100%

    Tabel 14. Ibu menganggap penting memeriksakan bayi 8-28 hari sebanyak 1 kali

    Berdasarkan tabel, responden menganggap penting pemeriksaan bayi 8-28 hari

    sebanyak 1 kali.

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    39/71

    Berdasarkan wawancara terhadap 1 responden didapatkan tingkat kepatuhan

    responden dalam melakukan kunjungan neonatus pertama cukup baik dengan jumlah

    point 6 dari 10 point sempurna (Notoatmodjo).

    B. Hasil Kuesioner dan Wawancara Kader

    Dilakukan survei terhadap kader di Dusun Saji, Desa Ngadiharjo. Total kader

    posyandu sebanyak 2 orang.

    No. Karakteristik Kader Jumlah

    1. Usia

    a. 35 tahun

    a. 0b. 1c. 1

    2. Pendidikan

    a. SMPb. SMA/SMK

    a. 1b. 1

    3. Bekerja/tidak bekerja

    a. Bekerjab. Tidak bekerja

    a. 2b. 0

    Tabel 15 . Karakteristik Kader Responden

    Survei terhadap kader bertujuan untuk melihat peran serta kader dalam

    mengingatkan ibu yang memiliki bayi untuk memeriksakan anaknya minimal 1 kali di usia

    satu bulan pertama dan segera periksa bila bayinya mengalami keluhan kesehatan. Berikut

    dibawah rincian hasil kuesioner dan hasil wawancara dengan kader.

    No. Pertanyaan Ya Tidak Point

    1. Apakah anda tahu apa yang dimaksud

    dengan pelayanan kesehatan kunjungan

    neonatus ketiga (Kn3)?

    1

    50%

    1

    50%

    2

    2. Apakah anda tahu tujuan dilakukannya

    kunjungan neonatus ketiga (Kn3)?

    0

    0%

    2

    100%

    0

    3. Apakah anda tahu siapa saja yang harus

    mendapatkan kunjungan neonatus ketiga

    (Kn3)?

    0

    0%

    2

    100%

    0

    4. Apakah anda tahu apa yang dilakukan

    saat kunjungan neonatus ketiga (Kn3)?

    1

    50%

    1

    50%

    2

    5. Apakah anda selalu mengingatkan

    kepada warga untuk melakukan

    kunjungan neonatus ketiga (Kn3)?

    2

    100%

    0

    0%

    2

    Tabel 16. Kuesioner dan jawaban kader posyandu

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    40/71

    Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara terhadap 2 kader Posyandu, didapatkan

    gambaran tentang peran serta kader dalam menyukseskan pelayanan kunjungan neonatus

    ketiga (Kn3). Dari 5 pertanyaan kuesioner yang diajukan, tampak pengetahuan kader

    terhadap pentingnya pelayanan kesehatan KN3, tujuan pelayanan kn3, sasaran dan

    pentingnya pemeriksaan kunjungan neonatus ketiga (Kn3) masih kurang baik dengan total

    point 6 dari 10 (Notoatmodjo)

    C. Hasil Kuesioner dan Wawancara Bidan Desa

    Dilakukan survei dan wawancara terhadap bidan desa Ngadiharjo (Bidan Ika Alvi)

    tentang pelayanan kesehatan kunjungan neonatus ketiga (Kn3) yang telah dilakukan selama

    bulan Januari-Desember 2012. Survei ini dilakukan untuk melihat kinerja lapangan dan

    hambatan yang di alami Bidan desa selama bulan JanuariDesember 2012.

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    41/71

    Tabel 17. Hasil kuesioner dan wawancara Bidan desa

    No

    .

    Input Pertanyaan Jawaban

    1. Man a. Siapa saja yang memberikan

    pelayanan kesehatan padaneonatus (8-28 hari)

    b. Apakah Ibu tahu pentingnyapelayanan kesehatan Kn3

    kepada neonatus (8-28 hari),

    tolong sebutkan tujuannya?

    c. Bentuk pelayanan kesehatanapa saja yang dapat

    diberikan kepada neonatus

    8-28 hari, tolong sebutkan?

    d. Apakah Ibu selalumemberikan pelayanan

    kesehatan tersebut?

    e. Apakah Ibu selalumenjelaskan pelayanan

    pentingnya pelayanan

    kesehatan neonatus 8-28 hari

    kepada ibu bayi tersebut?

    f. Apakah Ibu mengalami

    kesulitan dalam meberikanpelayanan kesehatan

    Bidan desa, Perawat, Dokter

    Iya.

    - Untuk deteksi dinibahaya neonatus

    - Untuk mengetahuikelainan neonatus 8-

    28 hari

    - Untuk mengetahuiperkembangan

    kesehatan pada bayi 8-

    28 hari

    - Untuk memberikanimunisasi BCG, Polio1

    - Pemeriksaan KU bayi,nafas, warna kulit,

    tonus otot, refleks

    hisap

    - Pemberian imunisasiBCG, polio 1, Vit K- Pencegahan infeksi

    mata

    - Pemantauan BAK danBAB

    Ya

    Ya

    Iya, jika Ibu tidak kooperatif

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    42/71

    neonatus 8-28 hari, jika iya

    sebutkan ?

    g. Apakah Ibu ikut melibatkan

    kader dalam mengingatkanwarga yang memilki bayi

    untuk melakukan Kn3?

    Bentuknya seperti apa?

    Iya. Diberikan penyuluhan

    setiap diadakan posyandu setiapsatu bulan sekali

    No

    .

    Input Pertanyaan Jawaban

    2. Money a. Apakah dalam memberikanpelayanan kesehatan

    neonatus 8-28 hari

    membutuhkan biaya?

    Tolong sebutkan jenis

    pelayanannya besertabiayanya masing-masing

    b. Sumber dana untuk biayapelayanan kesehatan

    neonatus 8-28 hari berasal

    dari mana?

    c. Apakah dana yang ada telahcukup memadai untuk

    kebutuhan pelayanan

    kesehatan kunjungan

    neonatus 6-28 hari?

    d. Apakah untuk mendapatidana tersebut mengalami

    hambatan?

    Jika iya sebutkan apa saja?

    Iya, biaya transportasi, jasa dan

    obat-obatan

    Kalau pada pasien umum dana

    di tanggung sendiri namun saya

    tidak tega meminta, sedangkan

    pada pasien jamkesmas masuk

    ke pembiayaan jaminan

    kesehatan

    Cukup

    Iya, lebih dikarenakan masalah

    birokrasi. Dana lama turunnya.

    3. Machine a. Apakah untuk memberikan

    pelayanan kesehatanneonatus 8-28 hari

    memerlukan peralatan?

    Sebutkan apa saja?

    b. Apakah perlatan untukpelayan kesehatan neonatus

    yang ada sudah cukup

    memadai?

    c. Apakah peralatan yang adatersebut masih layak pakai?

    Ya. Meteran bayi, timbangan,

    thermometer, senter,stetoschop, lampu, spuit, vit K,

    vaksin polio 1, obat BCG

    Iya

    Masih layak

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    43/71

    d. Apakah ada rencanapenggantian peralatan

    pelayanan kesehatan

    neonatus 8-28 hari ? jika ya,

    alasannya apa?

    Belum ada

    No

    .

    Input Pertanyaan Jawaban

    4. Material a. Apa sajakah perlengkapanyang dibutuhkan untuk

    berlangsungnya pelayanan

    kesehatan neonatus ketiga

    (Kn3)?

    b. Sejauh ini apakahperlengkapan yang ada

    sudah memadai?

    Meteran bayi, timbangan,

    thermometer, senter,

    stetoschop, lampu, salep

    gentamycin, spuit, vit K, vaksin

    polio 1, obat BCG

    Sudah

    5. Method a. Metode apa yang digunakandalam pelayanan kesehatan

    Kn3?

    - Kunjungan rumah danpemeriksaan fisik bayi

    dasar

    - Posyandu

    6. Perencanaan(P1)

    a. Apakah ibu melakukanpenjadwalan waktu

    kunjungan KN3 yang akan

    dilakukan?

    b. Berdasarkan apa ibumelakukan pedjadwalanwaktu Kn3?

    Ya

    Tanggal lahir bayi dan tanggalkn1 dan kn2

    7. Pelaksanaan

    (P2)

    a. Untuk kegiatan yang sudahdirencanakan apakah sudah

    semuanya terlaksana?

    b. Dalam melakukan Kn3apakah Ibu yang mendatangi

    pasien atau pasien yang

    mendatangi fasilitas

    kesehatan?

    Sudah

    Kadang mendatangi rumah

    bidan tetapi lebih sering saya

    yang mendatangi rumah pasien

    8. Pengawasan

    pengendalian,

    dan penilaian

    a. Apakah serelah melakukanKn3 Ibu selalu melakukan

    pencatatan sesuai tanggal?

    b. Kapan pelaporan hasil Kn3tiap bulan dilaporkan?

    Saya sering lupa

    Pada akhir bulan

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    44/71

    No

    .

    Input Pertanyaan Jawaban

    9. Lingkungan a. Menurut Ibu tingkatpengetahuan dan kesadaran

    warga yang memiliki bayi

    akan pentingnya Kn3 di desaNgadiharjo ini bagaimana?

    b. Adakah rumah Ibu bayi yangcukup jauh dijangkau oleh

    akses kesehatan Kn3?

    Kurang

    Tidak ada

    Berdasarkan pengisian kuesioner dan wawancara, Bidan Desa Ngadiharjo hampir

    dapat melakukan pelayanan kesehatan kunjungan neonatus ketiga (Kn3) dengan baik. Dalam

    melakukannya bidan desa lebih sering melakukan kunjungan ke rumah, terkecuali bila ada

    bayi yang lebih komplit maka akan di bawa ke Puskesmas atau di rujuk bila perlu.

    Ada juga ibu bayi warga Desa Ngadiharjo yang bersalin pada bidan desa lain dan

    melakukan Kn1 hingga Kn3 pada bidan desa tersebut tetapi pencatatan tetap di lihat oleh

    Bidan desa Ngadiharjo kecuali Ibu bayi yang bersalin di Rumah Sakit maka kunjungan Kn1-

    Kn3 dilakukan oleh pihak Rumah Sakit.

    Bidan desa selalu mengingatkan Ibu bayi agar selalu melakukan kunjungan neonatus

    berikutnya untuk memeriksakan kesehatan bayinya walaupun tidak dalam keadaan sakit

    sekalipun.

    Pada kunjungan neonatus ketiga di Desa Ngadiharjo bentuk pelayanan kesehatan yang

    dilakukan adalah observasi dan pengamatan, pemeriksaan fisik bayi meliputi penimbangan,

    pengukuran panjang badan, pengukuran suhu tubuh, perhitungan frekuensi napas dan denyut

    jantung, ada atau tidaknya diare, ikterus, masalah pemberian ASI, status imunisasi,

    pemeriksaan kelainan lain yang mungkin terjadi pada bayi, pemeriksaan kesehatan ibu dan

    tindakan perawatan bayi.

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    45/71

    Pencatatan hasil kegiatan Kn3 di Desa Ngadiharjo menurut bidan desa sudah sesuai

    dengan jumlah ibu hamil.

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    46/71

    BAB VII

    PEMBAHASAN

    A. ANALISIS PENYEBAB MASALAH

    1. Indikator Program Puskesmas yang Bermasalah

    Indikator merupakan alat yang paling efektif untuk melakukan monitoring dan

    evaluasi. Indikator adalah variabel yang menunjukkan atau menggambarkan keadaan dan

    dapat digunakan untuk mengukur terjadinya perubahan.

    Dalam pelaksanaan kegiatan program Puskesmas Borobudur, beberapa cakupan

    kegiatan yang sudah mencapai target Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang. Salah

    satunya adalah kunjungan neonatus ketiga (Kn3). Namun, ditingkat desa cakupan ini

    kurang dari target yang ditentukan, hal ini tentu masih menjadi masalah yang harus dicari

    penyebab dan upaya penyelesaiannya. Pada Desa Ngadiharjo, ditemukan masalah yaitu

    didapatkan pada laporan cakupan kunjungan neonatus ketiga (Kn3) yang lebih rendah

    dari target. Hal tersebut menjadi suatu masalah karena cakupan Kn3 di Desa Ngadiharjo,

    Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang masih rendah yaitu 4.53% dari target

    Dinkes Kabupaten Magelang sebesar 95 %.

    2.Analisis Masalah

    Dalam menganalisis masalah digunakan metode pendekatan sistem untuk

    mencari kemungkinan penyebab dan menyusun pendekatan-pendekatan masalah. Dari

    pendekatan sistem ini dapat ditelusuri hal-hal yang mungkin menyebabkan

    munculnya permasalahan di Desa Ngadiharjo.

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    47/71

    3.Kemungkinan Penyebab Masalah

    Tabel 18. Pengelompokkan Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah dari Faktor Input,

    Proses, dan Lingkungan

    No

    .

    Input Kelebihan Kekurangan

    1. Man Di Desa Ngadiharjo sudah memilikisatu orang bidan desa.

    Jumlah kader 30

    Terdapat dokter umum dan dokterspesialis kebidanan di puskesmas

    Terdapat staf promkes

    Pengetahuan kader posyanduakan Kn3 masih kurang

    2. Money Terdapat dana jampersal

    3. Methode Sudah dilakukan kegiatan Kn3 danpenyuluhan kepada kader

    -

    4. Machine Telah tersedia:- Buku KIA- Buku kohort bayi- Timbangan, meteran

    ukur

    - Alat pemeriksaankesehatan

    Tidak adanya brosur,pamflet dan poster

    sebagai sarana edukasi

    mengenai pentingnya

    Kn3

    5. Material Terdapatnya 1 PKD, posyandu -

    6. P1

    Perencanaan

    Dilakukan perencanaan dan

    penjadwalan waktu kunjungan neonatus

    ketiga (Kn3) sesuai tanggal lahir bayi

    dan tanggal Kn1 dan Kn2

    -

    7. P2

    Pelaksanaan Telah dilakukan kunjungan neonatus

    ketiga (Kn3)

    Bidan desa mengunjungi rumah ibubayi sesuai jadwal kunjungan Kn3

    Tidak semua ibu hamil didesa Ngadiharjo yang

    melahirkan di Bidan Desa

    setempat dan tidak

    melakukan pelaporan Ibu hamil melahirkan di

    bidan namun menolak

    mendapatkan Kn3

    8. P3

    Pengawasan,

    Pengendalian

    , dan

    Penilaian

    Adanya sistem pelaporan danpencatatan dari Bidan desa ke

    pihak Puskesmas mengenai Kn3

    Adanya SPM tahunan

    Bidan sering lupamenuliskan pencatatan

    sesuai tanggal

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    48/71

    No Input Kelebihan Kekurangan

    9. Lingkungan Terjangkau fasilitas kesehatandari rumah ibu bayi

    Adanya pengaruhanggota keluarga lain

    untuk melahirkan di

    tempat lain selain ditempat praktek bidan

    desa

    Orang tua bekerjaberpindah tempat

    Pengetahuan Ibu tentangpentingnya pemeriksaan

    bayi berumur 8-28 hari

    post partus kurang

    Berdasarkan analisis melalui pendekatan sistem tersebut di atas dapat di tarik

    beberapa masalah dalam evaluasi dan peningkatan rencana program pelayanan kunjungan

    neonatus ketiga (Kn3) di Puskesmas Borobudur:

    1. Pengetahuan kader posyandu akan Kn3 masih kurang.

    2. Tidak ada dana khusus dari puskesmas.

    3. Tidak adanya brosur, pamflet dan poster sebagai sarana edukasi mengenai

    pentingnya Kn3.

    4. Tidak semua ibu hamil di desa Ngadiharjo yang melahirkan di Bidan Desa

    setempat dan tidak melakukan pelaporan.

    5. Ibu hamil melahirkan di bidan namun menolak mendapatkan Kn3 karena dilarang

    orang tua

    6. Bidan sering lupa menuliskan pencatatan sesuai tanggal.

    7. Adanya pengaruh anggota keluarga lain untuk melahirkan di tempat lain selain di

    tempat praktek bidan desa.

    8. Orang tua bekerja berpindah tempat

    9. Pengetahuan Ibu tentang pentingnya pemeriksaan bayi berumur 8-28 hari post

    partus kurang.

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    49/71

    49

    Gambar 4. Diagram FishbonePROSES

    Bidan sering lupa menuliskan pencatatan sesuai

    tanggal

    Tidak semua ibu hamil di desa Ngadiharjo

    yang melahirkan di Bidan Desa setempat

    dan tidak melakukan pelaporan

    Ibu hamil melahirkan di bidan namun

    menolak mendapatkan Kn3 karena dilarang

    orang tua

    - Pengetahuan kader posyandu akan

    Kn3 masih kurang

    Tidak adanya brosur, pamflet dan poster sebagai sarana

    edukasi mengenai pentingnya Kn3

    -

    INPUT

    MACHINE

    MONEY

    MAN

    METHODE

    MATERIAL

    P3

    P1

    P2

    LINGKUNGAN - Tidak ada dana khusus dari puskesmas

    Adanya pengaruh anggota keluarga lain untuk

    melahirkan di tempat lain selain di tempat praktek

    bidan desa

    Orang tua bekerja berpindah tempat

    MASALAH

    Cakupan kunjungan

    neonatus ketiga

    Desa Ngadiharjo

    sebesar 90.4%,

    kurang dari target

    pencapaian yakni

    100%.

    -

    -

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    50/71

    50

    Penyebab Masalah Yang Mungkin

    Penyebab masalah yang paling mungkin didapatkan setelah mengkonfirrmasi hasil

    analisa kemungkinan masalah yang telah penulis buat, kepada bidan desa Ngadiharjo dan

    koordinator KIA Puskesmas Borobudur, kemungkinan penyebab masalah di atas adalah:

    1. Tidak adanya brosur, pamflet dan poster sebagai sarana edukasi mengenai pentingnya

    Kn3

    2. Tidak semua ibu hamil di desa Ngadiharjo yang melahirkan di Bidan Desa setempat dan

    tidak melakukan pelaporan.

    3. Ibu hamil melahirkan di bidan namun menolak mendapatkan Kn3 karena dilarang orang

    tua

    4. Bidan sering lupa menuliskan pencatatan sesuai tanggal.

    5. Orang tua bekerja berpindah tempat

    6. Pengetahuan Ibu tentang pentingnya pemeriksaan bayi berumur 8-28 hari post partus

    kurang

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    51/71

    51

    B. Alternatif Pemecahan Masalah

    Analisis alternatif pemecahan masalah

    Tabel 19 . Alternatif Pemecahan Masalah

    No. Penyebab Masalah Paling Mungkin Alternatif Pemecahan Masalah

    1. Tidak adanya brosur, pamflet dan poster sebagai

    sarana edukasi mengenai pentingnya Kn3

    Pembuatan media informasi tentang

    pentingnya Kn3 sebagai sarana

    edukasi.

    2. Tidak semua ibu hamil di desa Ngadiharjo yang

    melahirkan di Bidan Desa setempat dan tidak

    melakukan pelaporan.

    Komunikasi yang baik antara ibu

    dan bidan desa untuk

    memberitahukan bahwa telah

    dilakukan Kn1 - Kn3

    3. Ibu hamil melahirkan di bidan namun menolak

    mendapatkan Kn3 karena dilarang orang tua

    1. Pembuatan media informasi

    tentang pentingnya Kn3

    sebagai sarana edukasi

    2. Penyuluhan yang baik ke Ibu

    tentang pentingnya Kn3ketika sedang melakukan

    pemeriksaan ANC ke bidan

    4. Bidan sering lupa menuliskan pencatatan sesuai

    tanggal

    Komunikasi yang baik antara ibu

    dan bidan desa untuk

    memberitahukan bahwa telah

    dilakukan Kn1 - Kn3

    5. Orang tua bekerja berpindah tempat Penyuluhan yang baik ke Ibu

    tentang pentingnya Kn3 ketika

    sedang melakukan pemeriksaan

    ANC ke bidan

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    52/71

    52

    No. Penyebab Masalah Paling Mungkin Alternatif Pemecahan Masalah

    6. Pengetahuan Ibu tentang pentingnya

    pemeriksaan bayi berumur 8-28 hari post partus

    kurang

    1. Pembuatan media informasi

    tentang pentingnya Kn3

    sebagai sarana edukasi

    2. Penyuluhan yang baik ke Ibu

    tentang pentingnya Kn3

    ketika sedang melakukan

    pemeriksaan ANC ke bidan

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    53/71

    53

    Penggabungan Pemecahan Masalah

    Gambar 5. Penggabungan pemecahan masalah

    Rekapitulasi alternatif pemecahan masalah

    Dari hasil penggabungan alternatif pemecahan masalah didapatkan alternatif pemecahan

    masalah sebagai berikut:

    Pembuatan media informasi tentang pentingnya Kn3 sebagai sarana edukasi.

    Penyebab masalah alternatif

    Tidak adanya brosur, pamflet dan

    poster sebagai sarana edukasi

    mengenai pentingnya Kn3

    Tidak semua ibu hamil di desa

    Ngadiharjo yang melahirkan di Bidan

    Desa setempat dan tidak melakukan

    pelaporan

    Ibu hamil melahirkan di bidan namun

    menolak mendapatkan Kn3 karena

    dilarang orang tua

    Bidan sering lupa menuliskan

    pencatatan sesuai tanggal

    Orang tua bekerja berpindah tempat

    Pengetahuan Ibu tentang pentingnya

    pemeriksaan bayi berumur 8-28 hari

    post partus kurang

    Pembuatan media informasi tentang

    pentingnya Kn3 sebagai sarana edukasi

    Komunikasi yang baik antara ibu dan

    bidan desa untuk memberitahukan

    bahwa telah dilakukan Kn1 - Kn3

    Penyuluhan yang baik ke Ibu tentang

    pentingnya Kn3 ketika sedang

    melakukan pemeriksaan ANC ke bidan

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    54/71

    54

    M x I x V

    C

    Komunikasi yang baik antara ibu dan bidan desa untuk memberitahukan bahwa telah

    dilakukan Kn1 - Kn3

    Penyuluhan yang baik ke Ibu tentang pentingnya Kn3 ketika sedang melakukan

    pemeriksaan ANC ke bidan

    Penentuan Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah

    Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, maka selanjutnya dilakukan penentuan

    prioritas alternatif pemecahan masalah. Penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah

    dapat dilakukan dengan menggunakan metode Matriks dengan rumus:

    Penyelesaian masalah sebaiknya memenuhi kriteria, sebagai berikut:

    1. Efektifitas program

    Pedoman untuk mengukur efektifitas program:

    Magnitude (m)

    Artinya besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan, semakin besar atau banyak

    penyebab masalah dapat diselesaikan maka akan semakin efektif.

    Importancy (i)

    Artinya pentingnya penyelesaian masalah, semakin penting cara penyelesaian dalam

    mengatasi penyebab masalah maka akan semakin efektif.

    Vunerability (v)

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    55/71

    55

    Artinya sensitifitas cara penyelesaian masalah, semakin sensitif maka akan semakin

    efektif.

    Skor untuk(magnitude, importancy dan vunerability):

    1. Sangat kurang efektif

    2. Kurang efektif

    3. Cukup efektif

    4. Efektif

    5. Sangat efektif

    2. Efisiensi program

    Biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan masalah (cost). Kriteria cost (C) diberi

    nilai 1-5, bila costnya makin kecil, maka nilainya mendekati 1.

    Skor untuk(cost):

    1. Bila biaya atau sumber daya yang digunakan semakin kecil.

    2. Bila biaya atau sumber daya yang digunakan kurang besar

    3. Bila biaya atau sumber daya yang digunakan cukup besar

    4. Bila biaya atau sumber daya yang digunakan besar

    5. Bila biaya atau sumber daya yang digunakan semakin atau sangat besar

    Berikut proses penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan kriteria

    matriks:

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    56/71

    56

    Tabel 20. Kriteria Matriks

    PenyelesaianMasalah

    Nilai Kriteria Hasil Akhir UrutanM I V C (MxIxV)/C

    Pembuatan media

    informasi tentangpentingnya Kn3

    sebagai sarana

    edukasi

    3 3 4 4 9 III

    Komunikasi yang

    baik antara ibu danbidan desa untuk

    memberitahukan

    bahwa telahdilakukan Kn1 - Kn3

    2 3 3 1 18 II

    Penyuluhan yangbaik ke Ibu tentang

    pentingnya Kn3

    ketika sedang

    melakukanpemeriksaan ANC ke

    bidan

    3 4 4 2 24 I

    Dari hasil perhitungan di atas didapatkan prioritas alternatif pemecahan masalah sebagai

    berikut:

    1. Penyuluhan yang baik ke Ibu tentang pentingnya Kn3 ketika sedang melakukan

    pemeriksaan ANC ke bidan

    2. Komunikasi yang baik antara ibu dan bidan desa untuk memberitahukan bahwa telah

    dilakukan Kn1 - Kn3

    3. Pembuatan media informasi tentang pentingnya Kn3 sebagai sarana edukasi

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    57/71

    57

    Rencana kegiatan dari pemecahan masalah yang terpilih

    Pemecahan masalah yang sudah diprioritaskan, selanjutnya akan digunakan sebagai

    rangkaian kegiatan. Sesuai prioritasnya penulis memberikan saran untuk tertibnya pencatatan

    data dengan berkoordinasi dengan petugas kesehatan setempat.

    Selain itu penulis juga akan membuat rangkaian acara untuk pemecahan berupa

    penyuluhan terhadap kader dan ibu bayi tentang pentingnya kunjungan neonatus ketiga (Kn3).

    Tabel 21. Rencana Kegiatan Dari Pemecahan Masalah Yang Terpilih

    No. Pemecahan Masalah Terpilih Rencana kegiatan

    1. Penyuluhan yang baik ke Ibu tentang

    pentingnya Kn3 ketika sedang melakukan

    pemeriksaan ANC ke bidan

    Melakukan penyuluhan mengenai

    pentingnya kunjungan neonatus ketika

    kelas ibu hamil maupun saat pemeriksaanK1-K4

    2. Komunikasi yang baik antara ibu danbidan desa untuk memberitahukan bahwa

    telah dilakukan Kn1 - Kn3

    Membangun kerjasama yang baik antaraIbu dengan bidan setempat

    3. Pembuatan media informasi tentangpentingnya Kn3 sebagai sarana edukasi

    Pembuatan media informasi mengenaiKN3

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    58/71

    58

    Tabel 22. Plan of Action (POA) Pemecahan Masalah Kurangnya Cakupan Kunjungan Neonatus Ketiga Desa

    Ngadiharjo Periode JanuariDesember 2012

    2. Membangun

    kerjasama yang

    baik antara Ibu

    dengan bidan

    setempat

    Agar semua

    kunjungan

    neonatus

    ketiga dapat

    terdata dengan

    baik

    Ibu hamil

    dan Bidan

    desa

    Saat ANC - PKD dan

    rumah bidan

    desa

    Bidan Desa Diskusi

    dan tanya

    jawab

    Ibu menegerti

    dan memaham

    tentang

    kunjungan

    neonates dan

    tercatat denga

    lengkap

    No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Dana Lokasi Pelaksana Metode Tolok uku

    1. Melakukan

    penyuluhan

    mengenai

    pentingnya

    kunjungan

    neonatus ketika

    kelas ibu hamil

    maupun saat

    pemeriksaan K1-

    K4

    Agar ibu

    mengerti

    tentang

    pentingnya

    kunjungan

    neonates ketiga

    Ibu hamil Saat kelas

    ibu hamil

    dan

    pemeriksan

    K1K4

    Operasional

    Puskesmas

    Disesuaikan Bidan desa Diskusi

    dan tanya

    jawab

    Semua d

    lengkap

    kegiatan b

    Kn3

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    59/71

    59

    3. Pembuatan media

    informasi

    mengenai KN3

    Untuk

    menyokong

    penyuluhan

    mengenai

    KN3 dan

    sarana edukasi

    Ibu hamil Awal bulan

    april

    Operasional

    Puskesmas

    Percetakan Promkes Gambar

    dengan

    penjelasan

    Didapatkan

    media saa

    penyuluhan.

    Tabel 23. GANN CHART EVALUASI DAN RENCANA PENINGKATAN CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS KETIGA

    (Kn3)

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    60/71

    60

    No

    .Kegiatan

    Maret April Mei Juni Juli Ag

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

    1.

    Melakukan penyuluhan mengenai

    pentingnya kunjungan neonatus ketika

    kelas ibu hamil maupun saat pemeriksaan

    K1-K4

    2. Membangun kerjasama yang baik antara

    Ibu dengan bidan setempat

    3.Pembuatan media informasi mengenai

    KN3

    No Kegiatan September Oktober November Desember

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    61/71

    61

    . 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    1.

    Melakukan penyuluhan mengenai

    pentingnya kunjungan neonatus ketikakelas ibu hamil maupun saat pemeriksaan

    K1-K4

    2. Membangun kerjasama yang baik antaraIbu dengan bidan setempat

    3. Memberikan edukasi kepada Ibu melaluiselebaran, pamflet, poster, dll

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    62/71

    BAB VIII

    PENUTUP

    VIII. 1. KESIMPULAN

    Berdasarkan analisis data, didapatkan persentase pencapaian cakupan kunjungan

    neonatus ketiga (Kn3) di Desa Ngadiharjo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang

    periode JanuariDesember 2012 lebih rendah dari target DinKes Kabupaten Magelang 2011

    yaitu hanya sebesar 90,47 %.

    Penyebab rendahnya pencapaian cakupan kunjungan neonatus ketiga (Kn3) di Desa

    Ngadiharjo periode Januari Desember 2012 dari hasil wawancara dan konfirmasi kepada

    Bidan Desa Ngadiharjo adalah:

    1. Tidak adanya brosur, pamflet dan poster sebagai sarana edukasi mengenai pentingnya

    Kn3

    2. Tidak semua ibu hamil di desa Ngadiharjo yang melahirkan di Bidan Desa setempat

    dan tidak melakukan pelaporan.

    3. Ibu hamil melahirkan di bidan namun menolak mendapatkan Kn3 karena dilarang

    orang tua

    4. Bidan sering lupa menuliskan pencatatan sesuai tanggal.

    5. Orang tua bekerja berpindah tempat

    6. Pengetahuan Ibu tentang pentingnya pemeriksaan bayi berumur 8-28 hari post partus

    kurang

    Alternatif Pemecahan Masalah yang diusulkan adalah:

    1. Penyuluhan yang baik ke Ibu tentang pentingnya Kn3 ketika sedang melakukan

    pemeriksaan ANC ke bidan

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    63/71

    2. Komunikasi yang baik antara ibu dan bidan desa untuk memberitahukan bahwa telah

    dilakukan Kn1 - Kn3

    3. Pembuatan media informasi tentang pentingnya Kn3 sebagai sarana edukasi

    VIII. 2. SARAN

    Dalam rangka peningkatan cakupan kunjungan neonatus ketiga (Kn3) maka dapat

    dilakukan hal-hal berikut:

    1. Kepada Kepala Puskesmas agar senantiasa melakukan evaluasi kegiatan setiap

    program puskesmas.

    2. Kepada Bidan Koordinator Program KIA agar memaksimalkan kinerja Bidan Desa

    dan membangun koordinasi yang baik dengan lintas sektor, khususnya kader aktif

    dalam rangka peningkatan kunjungan neonatus ketiga (Kn3).

    3. Kepada Bidan desa agar membuat jadwal efektif pembinaan kader serta penyuluhan

    kepada ibu-ibu bayi serta memaksimalkan perannya sebagai Bidan desa.

    4. Memperluas relasi antara bidan desa dengan praktek swasta/fasilitas kesehatan di luar

    puskesmas agar deteksi kesehatan bayi yang berada di wilayah kerjanya tetap

    terpantau dengan baik

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    64/71

    64

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Anonymous. Angka Kematian Bayi. Acsessed on March 20rd

    , 2013. Available at

    http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/420/420/

    2. Millenium Development Goals. WHO.2011. [cited on March 2013]. Available from:

    www.whi.int/topics/millenium_development_goals/en acsessed on March 21st, 2013

    3. Anonymous. Kunjungan Neonatus.. Available at

    http://www.puskel.com/indikator_programkia/. Acsessed at March 24th

    , 2013

    4. Trihono. Manajemen Puskesmas. Jakarta : Sagung Seto. 2005

    5. Departemen KesehatanRI. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Departemen

    Kesehatan dan JICA (Japan International Cooperation Agency). 2009.

    6. Anonymous. Bentuk Pelayanan Kesehatan Neonatus Dasar. Available

    athttp://www.gizikia.depkes.go.id/wpcontent/uploads/downloads/2011/01/panduan_Yank

    es_BBL_Perlindungan_Anak.pdf. acsessed on March 25th

    , 2013

    7. Pritasari Kirana, MQIH, dr. Program Bina Kesehatan Anak. Jakarta. 2011.

    8. Gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi pada kunjungan neonatal ketiga

    (Kn3) di wilayah kerja Puskesmas. Available at http://www.askep-

    askeb.cz.zz/2010/04/gambaran-pengetahuan-ibu-tentang_01.html. Acsessed on March

    22nd

    , 2013

    9. Data Statistik Kependudukan Desa Ngadiharjo, 2012.

    http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/420/420/http://www.whi.int/topics/millenium_development_goals/enhttp://www.puskel.com/indikator_programkia/http://www.gizikia.depkes.go.id/wpcontent/uploads/downloads/2011/01/panduan_Yankes_BBL_Perlindungan_Anak.pdfhttp://www.gizikia.depkes.go.id/wpcontent/uploads/downloads/2011/01/panduan_Yankes_BBL_Perlindungan_Anak.pdfhttp://www.askep-askeb.cz.zz/2010/04/gambaran-pengetahuan-ibu-tentang_01.htmlhttp://www.askep-askeb.cz.zz/2010/04/gambaran-pengetahuan-ibu-tentang_01.htmlhttp://www.askep-askeb.cz.zz/2010/04/gambaran-pengetahuan-ibu-tentang_01.htmlhttp://www.askep-askeb.cz.zz/2010/04/gambaran-pengetahuan-ibu-tentang_01.htmlhttp://www.gizikia.depkes.go.id/wpcontent/uploads/downloads/2011/01/panduan_Yankes_BBL_Perlindungan_Anak.pdfhttp://www.gizikia.depkes.go.id/wpcontent/uploads/downloads/2011/01/panduan_Yankes_BBL_Perlindungan_Anak.pdfhttp://www.puskel.com/indikator_programkia/http://www.whi.int/topics/millenium_development_goals/enhttp://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/420/420/
  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    65/71

    65

    LAMPIRAN

    KUESIONER KN3

    LEMBAR KUESIONER

    KUNJUNGAN NEONATUS 3 (KN3)

    IBU BAYI

    Nama responden :

    Usia :

    Alamat :

    Pendidikan terakhir : SD/SMP/SMA/Sarjana

    Pekerjaan :

    Pertanyaan:

    1. Apakah ibu memiliki bayi usia 828 hari yang tidak melakukan KN3?

    a. Ya

    b. b. Tidak

    2. Oleh siapa ibu di tolong saat melahirkan?

    a. Tenaga kesehatan (bidan, dokter)

    b. b. Dukun

    3. Apakah ibu telah memeriksakan bayi ibu minimal sebanyak 1 kali ke tenaga kesehatan?

    a. Ya

    b. Tidak

    4. Apakah ibu selalu mengikuti saran dari tenaga kesehatan untuk merawat bayi sesuai yang

    diajarkan oleh tenaga kesehatan?

    a. Ya

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    66/71

    66

    b. Tidak

    5. Menurut ibu pentingkah memeriksakan bayi baru lahir ke tenaga kesehatan?

    a. Penting

    b. Tidak penting

    6. Pentingkah bayi diperiksa lagi pada umur 828 hari?

    a. Ya

    b. Tidak

    7. Apakah ada pengaruh keluarga untuk memilih bidan desa tempat untuk melahirkan

    a. Ya

    b. Tidak

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    67/71

    67

    LEMBAR KUESIONER

    KUNJUNGAN NEONATUS 3 (KN3)

    KADER

    Nama responden :

    Usia :

    Alamat :

    Pendidikan Terakhir :

    Pertanyaan:

    1. Apakah anda tahu apa yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan kunjungan

    neonatus?

    2. Apakah anda mengetahui tujuan kunjungan neonatus 3 (KN3)?

    3. Apakah anda tahu siapa saja yang harus mendapatkan kunjungan neonatus 3 (KN3)?

    4. Apakah anda tahu apa saja yang dilakukan saat kinjungan neonatus 3 (KN3)?

    5. Apakah anda selalu mengingatkan kepada warga untuk melakukan kunjungan

    neonatus 3 (KN3)?

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    68/71

    68

    KUESIONER BIDAN

    KUNJUNGAN NEONATUS 3 (KN3)

    1. Man

    Pertanyaan:

    a. Siapa saja yang memberikan pelayanan kesehatan pada neonatus 828 hari ?

    b. Apakah ibu tahu pentingnya pelayanan kesehatan KN3 pada neonatus, apa tujuannya?

    c. Bentuk pelayanan kesehatan apa saja yang dapat diberikan kepada neonatus 8 28

    hari?

    d. Apakah ibu selalu memberikan pelayanan kesehatan tersebut?

    e. Apakah ibu selalu menjelaskan tentang pentingnya pelayanan kesehatan neonatus 8

    28 hari kepada ibu bayi tersebut?

    f. Apakah ibu mengalami kesulitan dalam memberikan pelayanan kesehatan neonatus

    tersebut? Jika iya, sebutkan?

    g. Apakah ibu melibatkan Kader dalam mengingatkan warga yang memiliki bayi untuk

    melakukan KN3? Bentuknya seperti apa?

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    69/71

    69

    2. Money

    Pertanyaan:

    a. Apakah dalam memberikan pelayanan kesehatan neonatus 828 hari membutuhkanbiaya? Tolong sebutkan rinciannya seperti apa?

    b. Sumber daya untuk biaya pelayanan kesehatan neonatus berasal dari mana?

    c. Apakah dana yang ada telah cukup memadai untuk kebutuhan pelayanan kesehatan

    neonatus?

    d. Apakah untuk mendapati dana tersebut mengalami hambatan? Jika iya apa saja/

    3. Machine

    Pertanyaan:

    a. Apakah untuk memberikan pelayanan kesehatan neonatus memerlukan peralatan?

    Apa saja?

    b. Apakah peralatan untuk pelayanan kesehatan neonatus yang ada sudah cukup

    memadai?

    c. Apakah peralatan yang ada masi layak pakai?

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    70/71

    70

    d. Apakah ada rencana penggantian peralatan pelayanan kesehatan neonatus dasar/ jika

    iya, apa alasannya?

    4. Material

    Pertanyaan:

    a. Apa saja perlengkapan yang diperlukan untuk berlangsungnya pelayanan kesehatan

    neonatus dasar KN3?

    b. Sejauh ini apakah perlengkapan yang ada sudah memadai?

    5. Method

    Pertanyaan:

    a. Metode apa saja yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan neonatus KN3?

    6. Perencanaan (P1)

    Pertanyaan:

    a. Apakah ibu melakukan penjadwalan waktu kunjungan KN3 yang akan dilakukan?

    b. Berdasarkan apa ibu melakukan penjadwalan waktu tersebut?

    7. Pelaksanaan (P2)

    Pertanyaan:

    a. Untuk kegiatan yang sudah direncanakan apakah sudah terlaksana semua?

  • 7/23/2019 ISI TM Revisi - Kn3

    71/71

    b. Dalam melakukan KN3 apakah ibu yang mendatangi pasien atau pasien yang datang

    ke tempat praktek ibu?Lebih banyak mana?

    8. Pengawasan, pengendalian, dan penilaian (P3)

    Pertanyaan:

    a. Apakah setelah melakukan KN3 ibu selalu melakukan pencatatan sesuai tanggal?

    b. Kapan pelaporan hasil KN3 tiap bulan dilakukan?

    9. Lingkungan

    Pertanyaan:

    Menurut ibu tingkat pengetahuan dan kesadaran warga yang memiliki bayi akan

    pentingnya KN3 di desa ibu bagaimana?