Rev- 1 Proses Kolaborasi Asuhan Pasien Risiko Tinggi Dan Yan i Ris

download Rev- 1 Proses Kolaborasi Asuhan Pasien Risiko Tinggi Dan Yan i Ris

of 53

description

preses kolaborasi asuhan

Transcript of Rev- 1 Proses Kolaborasi Asuhan Pasien Risiko Tinggi Dan Yan i Ris

PowerPoint Presentation

kars-3 des 2014

PROSES KOLABORASI ASUHAN PASIEN RISIKO TINGGI DAN PELAYANAN RISIKO TINGGI dr. Luwiharsih,MScKomisi Akreditasi Rumah Sakit 1dr Luwiharsih, MSc

JABATAN SEKARANG :Ka Bidang Diklat KARSKa Divisi Mutu PERSI 2012 2015

PENDIDIKAN SI Fakultas Kedokteran Unair SII Pasca Sarjana UI, Manajemen Rumah SakitPENGALAMAN KERJA

Surveior & Pembimbing Akreditasi RS (1995 sekarang )Direktur RSK Sitanala Tangerang ( 2007 2010 )Ka Sub Dit RS Pendidikan ( 2005 2007 )Ka Sub Dit RS Swasta ( 2001 2005 )Ka Sub Dit Akreditasi RS (1995 2001)kars-3 des 2014KEGIATAN DASAR PELAYANAN PASIENkars-3 des 2014Asesmen pasien Re-Asesmen pasien kars-3 des 2014kars-3 des 2014GOLONGAN PASIEN RISIKO TINGGI PROESIONAL PEMBERI ASUHAN BEKERJA SAMA (KOLABORASI) kars-3 des 2014Roberta Caroll, editor : Risk Management Handbook for Health Care Organizations, 4th edition, Jossey Bass, 2004HospitalRiskManagementPatient RisksClinical Risk MgtPatient SafetyMedical Staff RisksFinancial RisksProperty RisksOther RisksEmployee RisksHospital Risk Management Categories of Risk kars-3 des 2014kars-3 des 2014SistemPelayananKlinisSistem ManajemenManajemenRisiko RSRisiko Klinis& Non klinisPelayananFokus Pasien(Patient CenteredCare)PasienKeluargaManajemen Risiko dalam Perspektif Akreditasi 2012(Nico A. Lumenta, 2014)II. Standar manajemenIII. SKPIV. MDGI. Standar pelayanan berfokus pd pasien11Procedures were laid down for documenting hospitalisation for other illnesses whether cardiac or non-cardiac, and for events requiring the stopping of trial medication. Procedures were also defined for cases of worsening heart failure or renal function. For the former, sequential options included increasing the dose of diuretics, decreasing or discontinuing calcium channel blockers, adjustment of the digoxin dose, increasing the dose of other non-ACE inhibitor vasodilators and increasing the background lisinopril dose from 2.5 to 5 mg. For the latter, decreasing or discontinuing diuretics or calcium channel blockers or non-ACE inhibitor vasodilators was considered together with a decrease in background lisinopril therapy.Detailed procedures also existed for the starting and stopping of trial medication following an acute myocardial infarction. A listing of allowed and disallowed concomitant medication was provided and the procedure for recording serious adverse events was detailed.12Risk management process overviewKOMUNIKASI DAN KONSULTASIMONITOR DAN REVIEWTEGAKKAN KONTEKSIDENTIFIKASI RISIKOANALISA RISIKOEVALUASI RISIKOKELOLA RISIKOASESMEN RISIKORISK REGISTERACHS : Risk Management & Quality Improvement Handbook, 2013kars-3 des 2014PPK CP KOLABORASI PROESIONAL PEMBERI ASUHAN DIKLAT STAFASESMEN PASIENRISK ASESSMENTTREAT/KELOLA RISIKOMONITORING & REVIEW KOMUNIKASI & KONSULTASI kars-3 des 2014Asuhan PasienIAR Pelayanan PPK, CP, +DisclaimerMasalah : Komplikasi,Difficult to treatMasalah Akut KronisEmosi : Takut, Bingung, Cemas, Depresi, Marah manusiaKeinginan tahuBeban keluarga & biayaProfesionalPemberi AsuhanPasien dan keluarga MASALAH KESEHATAN SembuhSembuh dgn CacatEnd of Life14PELAYANAN PASIEN RISIKO TINGGI & PELAYANAN RISIKO TINGGI DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012

kars-3 des 2014PELAYANAN PASIEN RISIKO TINGGI & PELAYANAN RISIKO TINGGI

*Standar PP.3 Kebijakan dan prosedur mengarahkan asuhan pasien risiko tinggi dan ketentuan pelayanan risiko tinggi.

Elemen Penilaian PP.3 Identifikasi pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi.Buat kebijakan dan prosedur yg dapat dilaksanakan. Staf dilatih utk pelayanan tsb. Menekan/mengurangi RISIKO !!kars-3 des 2014kars-3 des 2014KOLABORASI PROESIONAL PEMBERI ASUHAN DIKLAT STAFRS memberi pelayanan bagi berbagai variasi pasien dgn berbagai variasi kebutuhan pelayanan kesehatan. Beberapa pasien digolongkan risiko-tinggi : umur, kondisi, atau kebutuhan yg bersifat kritis. Anak dan Lansia umumnya dimasukkan dalam kelompok ini krn mereka sering tidak dapat menyampaikan pendapatnya, tidak mengerti proses asuhan dan tidak dapat ikut memberi keputusan ttg asuhannya. Juga pasien yg ketakutan, bingung atau koma tidak mampu memahami proses asuhan bila asuhan harus diberikan secara cepat dan efisien.Yan berisiko tinggi, karena perlu peralatan yg kompleks : dialisis, sifat pengobatan : pemberian darah / produk darah, potensi yg membahayakan pasien atau efek toksik dari obat berisiko tinggi : misalnya kemoterapi.Mengapa perlu regulasi & penerapanttg pelayanan berisiko tinggikars-3 des 2014*Standar PP.3.1 Kebijakan & prosedur mengarahkan pelayanan kasus emergensi *Standar PP.3.2 Kebijakan & prosedur mengarahkan pemberian pelayanan resusitasi di seluruh unit RS. Code Blue*Standar PP.3.3 Kebijakan & prosedur mengarahkan penanganan, penggunaan, dan pemberian darah dan produk darah. *Standar PP.3.4 Kebijakan & prosedur mengarahkan asuhan pasien yg menggunakan peralatan bantu hidup dasar atau yang koma. *Standar PP.3.5 Kebijakan & prosedur mengarahkan asuhan pasien dgn penyakit menular dan mereka yg daya tahannya diturunkan (immune-supressed) Mengurangi RISIKO !!kars-3 des 2014Kebijakan dan prosedur merupakan alat penting bagi staf utk memahami pasien dan pelayanannyaMemberi respon yg cermat, kompeten dan dengan cara yg seragam. Pimpinan bertanggung jawab untuk :Mengidentifikasi pasien dan pelayanan yg dianggap berisiko tinggi di RS;Menggunakan proses kerjasama (kolaborasi) untuk mengembangkan kebijakan dan prosedur yg sesuai;Melaksanakan pelatihan staf dalam mengimplementasikan kebijakan dan prosedur.Identifikasi risiko sampingan sbg akibat dari suatu prosedur atau rencana asuhan : perlunya pencegahan trombosis vena dalam, ulkus dekubitus, jatuh. kars-3 des 2014*Standar PP.3.6 Kebijakan & prosedur mengarahkan asuhan pasien dialisis (cuci darah) *Standar PP.3.7 Kebijakan & prosedur mengarahkan penggunaan alat penghalang (restraint) & asuhan pasien yg diberi penghalang*Standar PP.3.8 Kebijakan & prosedur mengarahkan asuhan pasien usia lanjut, mereka yg cacat, anak-anak dan mereka yg berisiko disiksa. (HPK 1.5. EP 2)*Standar PP.3.9 Kebijakan & prosedur mengarahkan asuhan pada pasien yg mendapat kemoterapi atau terapi lain yg berisiko tinggi. Mengurangi RISIKO !!kars-3 des 2014Std PP.3.1 Pelayanan kasus gawat darurat Terlatih, Triage, Std PP.3.2 Pelayanan resusitasi Code Blue*Std PP.3.3 Pemberian darah dan produk darah skrining infeksi, gol drh. *Std PP.3.4 Penggunaan peralatan bantu hidup dasar, pasien koma. risiko decubitus, infeksi VAP*Std PP.3.5 Asuhan pasien dgn penyakit menular dan yg daya tahannya diturunkan (immune-supressed) isolasi, tek neg, tek pos, risiko stafStd PP.3.6 Asuhan pasien dialysis risiko klinis pasien, risiko infeksi stafStd PP.3.7 Pasien dgn alat penghalang (restraint) risiko klinis pasien, kursi rodaStd PP.3.8 Asuhan pasien usia lanjut, anak-anak, yg berisiko disiksa Std PP.3.9 Asuhan pasien dgn kemoterapi atau terapi lain yg berisiko tinggi. risiko pasien & staf

Mengurangi RISIKO !!kars-3 des 2014kars-3 des 2014ASUHAN RISIKO TINGGIKEBIJAKAN & PROSEDUR UTK KELOLA RISIKO Asuhan pasien gawat daruratKebijakan & prosedur asuhan pasien gawat darurat tenaga terlatih, triagePelayanan resusitasi Tata laksana pelayanan resusitasi yang seragam diseluruh rumah sakit CODE BLUEPenanganan, penggunaan, dan pemberian darah dan produk darah.Kebijakan dan prosedur penanganan, penggunaan, dan pemberian darah dan produk darahPasien koma dan pasien dengan alat bantu hidup Kebijakan dan prosedur asuhan pasien koma dan pasien dengan alat bantu hidup Pasien immuno-suppressed dan pasien dengan penyakit menular Kebijakan dan prosedur asuhan pasien immuno-suppressed dan pasien dengan penyakit menular Asuhan pasien dialisis Kebijakan dan prosedur Asuhan pasien dialisis kars-3 des 2014ASUHAN RISIKO TINGGIKEBIJAKAN & PROSEDUR UTK KELOLA RISIKO Pasien dengan penggunaan peralatan penghalang (restraint)Kebijakan dan prosedur asuhan Pasien dengan penggunaan peralatan penghalang (restraint)Asuhan pasien yang lemah, lanjut usia dengan ketergantungan /mandiri Kebijakan dan prosedur Asuhan pasien yang lemah, lanjut usia dengan ketergantungan /mandiri Anak-anak dan anak dengan ketergantungan bantuan Kebijakan dan prosedur asuhan pasien Anak-anak dan anak dengan ketergantungan bantuan Populasi pasien yang teridentifikasi dengan risiko kekerasan Kebijakan dan prosedur asuhan populasi pasien yang teridentifikasi dengan risiko kekerasan Pasien yang mendapat kemoterapi atau pengobatan risiko tinggi Kebijakan dan prosedur asuhan pasien yang mendapat kemoterapi atau pengobatan risiko tinggi

Maksud dan Tujuan PP.3.1 s/d PP.3.9.Kebijakan & prosedur khusus untuk kelompok pasien yg berisiko atau pelayanan yg berisiko tinggiAgar tepat dan efektif dalam mengurangi risiko terkait.Kebijakan dan prosedur mengatur:bagaimana perencanaan dibuat, termasuk identifikasi perbedaan pasien dewasa & anak2 atau keadaan khusus lain.dokumentasi yang diperlukan oleh pelayanan secara tim untuk bekerja dan berkomunikasi secara efektif.pertimbangan persetujuan khusus bila diperlukan.persyaratan pemantauan pasienkompetensi atau ketrampilan yang khusus dari staf yang terlibat dalam proses asuhan.ketersediaan dan penggunaan peralatan khusus.Pedoman klinis dan clinical pathway berguna dalam menyusun kebijakan dan prosedurkars-3 des 2014KOLABORASI/INTEGRASIASUHAN PASIEN kars-3 des 2014DokterPerawatApotekerFisioterapisAhliGiziLainnyaRadiograferPasienDokter merupakan PUSAT / UNIT SENTRAL dalam Model Tradisional asuhan pasien, tetapi..Patient safety tidak terjamin !!Dokter = Captain of the ship Asuhan Pasien Model TradisionalAnalisBarrierDiseasecenteredcarekars-3 des 2014(Medical paternalism)Pasien,KeluargaFisioterapisPerawatApotekerAhliGiziAnalisRadiograferDPJPModel Patient Centered Care(Interdisciplinary Team Model Interprofessional Collaboration)Lainnya1. Pasien adalah pusat pelayanan, Pasien adalah bagian dari Tim2. Nakes PPA (Profesional Pemberi Asuhan), merupakan Tim Interdisiplin, diposisikan di sekitar pasien, tugas mandiri, delegatif, kolaboratif, kompetensi memadai, sama penting / setara pd kontribusi profesinya3. DPJP : sebagai Clinical Leader, melakukan Koordinasi, Review, Interpretasi komprehensif, Sintesis, Integrasi asuhan pasienClinical/Team LeaderKoordinasiKolaborasiInterpretasiSintesis Integrasi asuhan komprehensifkars-3 des 2014Bab 1. APK Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas PelayananBab 2. HPK Hak Pasien dan KeluargaBab 3. AP Asesmen PasienBab 4. PP Pelayanan PasienBab 5. PAB Pelayanan Anestesi dan BedahBab 6. MPO Manajemen dan Penggunaan ObatBab 7. PPK Pendidikan Pasien dan KeluargaPCCPFPDalam konteks Asuhan Pasien /Patient Care PCC merupakan induk dari Standar Akreditasi Rumah Sakit v. 2012!kars-3 des 2014AsuhanPasienPasienNakes ProfesionalPemberi AsuhanPatient Centered Care Integrasi pelayananStandar Akreditasi RS v.2012Tim Interdisiplinkars-3 des 2014Pasien,KeluargaFisioterapisPerawat/BidanPenataAnestesiDPJPLainnyakars-3 des 2014Nakes Profesional Pemberi AsuhanPsikologKlinisAhli GiziApotekerkars-3 des 2014ASUHAN PASIENASESMENPASIEN(Periksa Pasien) IARPEMBERIAN- PELAYANAN /IMPLEMENTASI- RENCANAMONITORINGNakes ProfesionalPemberi Asuhan12kars-3 des 2014PPAProfesional Pemberi AsuhanAsesmen Pasien(Skrining, Periksa Pasien)PencatatanDokterPerawatBidanApotekerDietisienFisioterapisInformasi dikumpulkan : Anamnesa, pemeriksaan, pemeriksaan lain / penunjang, dsbSOAnalisis informasi : Menetapkan Diagnosis / Masalah / Kondisi Untuk mengidentifikasi Kebutuhan Yan PasienARencana Asuhan/Plan of Care: Merumuskan rencana dan sasaran terukurUntuk memenuhi Kebutuhan Yan PasienPImplementasi RencanaPemberian PelayananMonitoringProses Asuhan PasienPatient Care12DiagramIARIAR33*Standar PP.2 Ada prosedur untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan asuhan yg diberikan kepada setiap pasien. Elemen Penilaian PP.2 Rencana asuhan diintegrasikan dan dikoordinasikanPemberian asuhan diintegrasikan dan dikoordinasikan

Pengintegrasian dan koordinasi asuhan pasien agar proses asuhan efisienRS menggunakan perangkat dan teknik agar dapat mengintegrasikan dan mengkoordinasi lebih baik asuhan pasien.Perangkat : rekam medis : CPPT Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi integrasi, koordinasi asuhanTehnik : Rencana terintegrasi Plan of Care, Std PP 2.1., DPJP memverifikasi rencanaManajer Pelayanan Pasien / Case managerkars-3 des 2014DPJP adalah Clinical/Team Leader PPAKoordinasiKolaborasiInterpretasiSintesisIntegrasi asuhan komprehensifPasien,KeluargaFisioterapisPerawat/BidanPenataAnestesiDPJPDPJP dalam Patient Centered CareLainnyaPsikologKlinisAhli GiziApotekerkars-3 des 2014Catatan Perkembangan Pasien TerintegrasiNama Pasien :

TanggalJam(Tepi utk)Dokter(Tepi utk)Staf Klinis lainnyaNamaTtd10/5/137.30

8.15

9.10

DstPrwt..

Dr..

Ahli Gizi..CPPTS aaaa bbbbb ccccc hhhhhh vvvvvvv nbnnnnnn bbbbbbbbbb ..O ddd eeee ..A ggggg hhhhh kkkkkP nnnn pppppp qqqqqS ccccc hhhhh ccccc hhhhhh vvvvvvv nbnnnnnn bbbbbbbbbb kkkkkkkkkk.. O ddd eeee ..A ggggg hhhhh kkkkkP nnnn pppppp qqqqq jjjjjjjjjjjj oooooooooooo ppppppppS Ttttt fffff ppppp kkkkkk yyyyyy O Eee ddddd xxxxxA Aaaaa mmmmm dddd uuuuuuu aaaaaaaa dddddd rrrr ccc.P Rrrrr llll hhhh wwww (Semua PPA (Profesional Pemberi Asuhan) mencatat perkembangan pasien disini, semua PPA membaca semua catatan)KARS, Nico A. Lumenta36kars-3 des 2014

CPPTkars-3 des 2014DPJPClinical Leader

38CPPTRS Pendidikan BesarKARS, Nico A. LumentaContoh PPA dgn kontribusi profesinya yang sama pentingnya / yang setara : dhi Apoteker, PCCkars-3 des 2014Pelayanan TerintegrasiLaboratoriumRadiologi Diagnostik ImajingAnestesi

kars-3 des 2014kars-3 des 2014Standar Akreditasi RS v. 2012 mengharuskan RS menyelenggarakan pelayanan terintegrasi pada pelayanan-pelayanan sbb :Pelayanan Laboratorium TerintegrasiPelayanan Radiologi dan Diagnostik Imajing TerintegrasiPelayanan Anestesi TerintegrasiPrinsip pelayanan terintegrasi adalah adanya satu Pimpinan : satu orang atau lebih (badan kolektif)Harus tertuang dalam kebijakan

LabIGDLabICULabAnakLabPALabBag XPelayananLab di Ruang, POCTKa Pelayanan LabPelayanan Laboratorium TerintegrasiBukti pengintegrasian a.l.::Kepala Pelayanan AP 5.8Program Safety AP 5.1Program Mutu AP 5.9 5.9.1Kompetensi Staf AP 5.2Program Pemeliharaan Alat AP 5.4Analog untukPelayanan Radiologi-Diagnostik ImagingPelayanan AnestesiInst LabKlinPenataan organisasi pelayanan shg menjadi terintegrasikars-3 des 2014kars-3 des 2014Pelayanan Laboratorium TerintegrasiRS perlu mendata peta pelayanan laboratorium yang ada, yang tidak dalam satu organisasi unit / instalasi / departemen dsb, a.l. :Laboratorium/Patologi Klinik ( sbg induk)Laboratorium PALaboratorium MikrobiologiLaboratorium di unit lain, misalnya : IGD, ICU, AnakPOCT (Point of care testing)Pelayanan Bank DarahDsb Perlu dilakukan penataan dalam aspek pengorganisasian pelayanan-pelayanan tsb agar berada dalam satu kepemimpinanPelayanan-pelayanan diluar induk secara lokasi tidak perlu diubah, dapat diubah sesuai kebutuhan, disesuaikan juga dgn penataan pada butir VII.kars-3 des 2014Perlu ditetapkan : Kepala Pelayanan Laboratorium, mengacu kepada Std AP 5.8.SK Kepala Pelayanan Laboratorium dengan uraian tugas minimal :Mengembangkan, menerapkan, dan menjaga terlaksananya (maintaining) kebijakan dan prosedurPengawasan administrasiMenjaga terlaksananya program kontrol mutuMerekomendasi laboratorium rujukanMemonitor dan mereview semua pelayanan laboratorium di dalam dan diluar laboratoriumAgar dibuat bukti pelaksanaan uraian tugas kars-3 des 2014Unsur struktur dan proses lain yang harus ditata dalam konteks pelayanan laboratorium terintegrasi, memasukkan juga pelayanan-pelayanan lain (diluar induk) tsb dalam berbagai hal dibawah ini :Program Safety Laboratorium : Std AP 5.1.SDM pelayanan laboratorium : Std AP 5.2.Waktu s/d pelaporan hasil : Std AP 5.3.Hasil Nilai kritis : Std AP 5.3.1., utk Lab PA misalnya : keganasan Program pengelolaan peralatan : Std AP 5.4.Sistem pengelolaan logistik : Std AP 5.5.Prosedur terkait Spesimen : Std 5.6.Sistem Mutu Lab : Std 5.9., 5.9.1.Inst/UnitRadUSGPoliC-ArmEchocardioUSGVKCathLabKa Pelayanan RDIPelayanan Radiologi - Diagnostik Imajing TerintegrasiPelayanan R-DIyang berada diluar I.RadPenataan organisasi pelayanan shg menjadi terintegrasiCakupannya Yan RDI : PMK 780/2008Tidak termasuk pelayanan yang tergolong EndoskopiBukti pengintegrasian a.l.:AP.6.7 Kepala Pelayanan RDI AP.6.2 Program SafetyAP.6.3 Kompetensi StafAP.6.5 Program Pemeliharaan AlatAP.6.8 Program Mutukars-3 des 2014kars-3 des 2014Pelayanan Radiologi Diagnostik Imajing TerintegrasiRS perlu mendata peta pelayanan radiologi-diagnostik imajing (RDI) yang ada, yang tidak dalam satu organisasi unit / instalasi / departemen dsb, a.l. :Radiologi ( sbg induk)USGEndoskopi (Sal Pencernaan, Nafas, Kemih dsb)Cath LabC-ArmdsbPerlu dilakukan penataan dalam aspek pengorganisasian pelayanan-pelayanan tsb agar berada dalam satu kepemimpinanPelayanan-pelayanan diluar induk secara lokasi tidak perlu diubah, dapat diubah sesuai kebutuhan, disesuaikan juga dgn penataan pada butir VII.kars-3 des 2014Perlu ditetapkan : Kepala Pelayanan Radiologi Diagnostik Imajing, mengacu kepada Std AP 6.7.SK Kepala Pelayanan Radiologi Diagnostik Imajing dengan uraian tugas minimal :Mengembangkan, menerapkan, dan menjaga terlaksananya (maintaining) kebijakan dan prosedurPengawasan administrasiMenjaga terlaksananya program kontrol mutuMerekomendasi pelayanan RDI rujukanMemonitor dan mereview semua pelayanan radiologi dan diagnostic imajingAgar dibuat bukti pelaksanaan uraian tugas kars-3 des 2014Unsur struktur dan proses lain yang harus ditata dalam konteks pelayanan RDI terintegrasi, memasukkan juga pelayanan-pelayanan lain (diluar induk) tsb dalam berbagai hal dibawah ini :Program Safety Radiasi : Std AP 6.2.SDM pelayanan RDI : Std AP 6.3.Waktu s/d pelaporan hasil : Std AP 6.4.Program pengelolaan peralatan : Std AP 6.5.Sistem pengelolaan logistik : Std AP 6.6.Sistem Mutu Pelayanan RDI : Std 6.8.UnitKm BedahKmBersalinEndoskopiMRI/CTScanCatLabIGDKa YanAnestPelayanan Anestesi TerintegrasiTerintegrasi :Kepala Pelayanan PAB 2Kompetensi StafPelayanan :AnestesiSedasi DalamSedasi Moderatdsbkars-3 des 2014kars-3 des 2014Pelayanan Anestesi TerintegrasiRS perlu mendata peta pelayanan anestesi, sedasi moderat & sedasi dalam yang ada, yang tidak dalam satu organisasi pelayanan anestesi, misalnya pelayanan sedasi yang dilakukan oleh Dr Sp Lain (non Anestesi) di unit/pelayanan :EndoskopiUnit/pelayanan RadiologiIGDKamar BersalinCath LabDsb Perlu dilakukan penataan dalam aspek pengorganisasian pelayanan-pelayanan tsb agar berada dalam satu kepemimpinanPelayanan-pelayanan diluar induk perubahannya sesuai kebutuhan, sesuai dgn penataan pada butir VII.kars-3 des 2014Perlu ditetapkan : Kepala Pelayanan Anestesi, mengacu kepada Std PAB 2.SK Kepala Pelayanan Anestesi dengan uraian tugas minimal :Mengembangkan, menerapkan, dan menjaga terlaksananya (maintaining) kebijakan dan prosedurMenjaga terlaksananya program kontrol mutuMerekomendasi pelayanan anestesi dari luar (bila ada)Memonitor dan mereview seluruh pelayanan anestesi, termasuk sedasi moderat dan dalamAgar dibuat bukti pelaksanaan uraian tugas. kars-3 des 2014Karena pelayanan anestesi umumnya sudah ditata dalam satu kesatuan pelayanan, maka pelayanan sedasi (moderat & dalam) yang harus ditata dalam konteks Pelayanan Anestesi Terintegrasi. (bila belum, yaitu sedasi yang dilakukan juga oleh dokter non Sp.An.) Hal ini diatur Std PAB 3Tentang Kebijakan : harus memuat minimal butir a sd f pada maksud & tujuan.penyusunan rencana termasuk identifikasi perbedaan antara populasi dewasa dan anak atau pertimbangan khusus lainnya;kars-3 des 2014dokumentasi yang diperlukan tim pelayanan untuk dapat bekerja dan berkomunikasi secara efektif; ( form asesmen prasedasi, durante, pasca sedasi dsb)persyaratan persetujuan (consent) khusus, bila diperlukan; (IC sedasi dan anestesi)frekuensi dan jenis monitoring pasien yang diperlukan;kualifikasi atau ketrampilan khusus para staf yang terlibat dalam proses sedasi; danketersediaan dan penggunaan peralatan spesialistik.Tentang kompetensi staf.....kars-3 des 2014Tentang Kompetensi staf pelaksana sedasi (tentunya bila bukan Dr Sp An), harus memenuhi minimal butir g sd k pada maksud & tujuan :teknik berbagai modus sedasi;monitoring yang tepat;respons terhadap komplikasi;penggunaan zat-zat reversal; dansekurang-kurangnya bantuan hidup dasar.

kars-3 des 2014PPK CP KOLABORASI PROESIONAL PEMBERI ASUHAN DIKLAT STAFASESMEN PASIENRISK ASESSMENTTREAT/KELOLA RISIKOMONITORING & REVIEW KOMUNIKASI & KONSULTASI KOLABORASI-INTEGRASIRondeBahas kasusCase manajer TERIMA KASIHKomisi Akreditasi Rumah Sakit