Retensio Urine

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sehat adalah suatu keadaan yang masih termasuk dalam variasi normal dalam standar yang diterima untuk kriteria tertentu berdasarkan jenis kelamin, kelompok penduduk dan wilayah ( WHO, 1957). Dalam era globalisasi segala upaya ditujukan untuk dapat meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Peningkatan kesehatan masyarakat harus dimulai dari peningkatan kesehatan keluarga. Hal ini tidak mungkin dapat terwujud tanpa perbaikan dan peningkatan kesehatan masyarakat Indonesia, maka dibutuhkan petugas kesehatan yang memiliki keterampilan ketelitian dan kecakapan dalam merawat klien dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Dalam kesempatan ini, penulis membahas tentang perawatan pasien dengan retensio urine,karena pasien dengan retensio urine merupakan hal penting yang harus ditangani dan dibutuhkan keterampilan, ketelitian serta kecakapan dalam merespon keluhan-keluhan yang dialami oleh pasien. 1.2 Tujuan A. Tujuan Umum Untuk meningkatkan wawasan dan kemampuan tenaga kesehatan serta masyarakat sebagai gambaran nyata dalam asuhan keperawatan pada klien retensio urine dan incontinensia urine. B. Tujuan Khusus Sebagai bahan masukan untuk mengembangkan program pendidikan di masa-masa mendatang.

description

hmsxh

Transcript of Retensio Urine

Page 1: Retensio Urine

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar belakangSehat adalah suatu keadaan yang masih termasuk dalam variasi normal dalam standar

yang diterima untuk kriteria tertentu berdasarkan jenis kelamin, kelompok penduduk dan

wilayah ( WHO, 1957). Dalam era globalisasi segala upaya ditujukan untuk dapat

meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Peningkatan kesehatan masyarakat harus dimulai

dari peningkatan kesehatan keluarga. Hal ini tidak mungkin dapat terwujud tanpa perbaikan

dan peningkatan kesehatan masyarakat Indonesia, maka dibutuhkan petugas kesehatan yang

memiliki keterampilan ketelitian dan kecakapan dalam merawat klien dalam mewujudkan

derajat kesehatan yang optimal. Dalam kesempatan ini, penulis membahas tentang perawatan

pasien dengan retensio urine,karena pasien dengan retensio urine merupakan hal penting yang

harus ditangani dan dibutuhkan keterampilan, ketelitian serta kecakapan dalam merespon

keluhan-keluhan yang dialami oleh pasien.

1.2 TujuanA. Tujuan Umum

Untuk meningkatkan wawasan dan kemampuan tenaga kesehatan serta masyarakat

sebagai gambaran nyata dalam asuhan keperawatan pada klien retensio urine dan

incontinensia urine.

B. Tujuan Khusus

         Sebagai bahan masukan untuk mengembangkan program pendidikan di masa-masa

mendatang.

         Sebagai bahan masukan atau tolak ukur keberhasilan dalam program pendidikan kesehatan.

         Sebagai bahan kajian dalam hal memberikan asuhan keperawatan pada klien retensio urin.

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi MahasiswaMahasiswa mampu mengaplikasikan pengalaman, pemahaman tentang bagaimana mengelola

dan mencapai tujuan asuhan keperawatan berkualitas pada situasi yang nyata.

1.3.2 Bagi Institusi PendidikanProgram Studi Ilmu Keperawatan Aisyiyah Palembang dapat menjadi suatu bahan kajian

yang memberikan gambaran kondisi lapangan, sehingga untuk kedepannya dapat membekali

mahasiswa nya dengan keterampilan yang dibutuhkan.

1.3.3 Bagi Institusi Rumah Sakit Dr.Moehammad Hoesin Palembang

Page 2: Retensio Urine

Dapat menjadi wahana pertukaran informasi dengan dunia pendidikan yang akan

memberikan pencerahan tentang Asuhan Keperawatan yang dapat meningkatkan mutu

pelayanan Rumah Sakit.

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Penyakit

2.1.1 DefinisiRetensio urine adalah kesulitan miksi karena kegagalan urine dari fesika urinaria. (Kapita

Selekta Kedokteran). Retensio urine adalah tertahannya urine di dalam akndung kemih, dapat

terjadi secara akut maupun kronis. (Depkes RI Pusdiknakes 1995).

Retensio urine adlah ketidakmampuan untuk melakukan urinasi meskipun terdapat keinginan

atau dorongan terhadap hal tersebut. (Brunner & Suddarth).

Retensio urine adalah sutau keadaan penumpukan urine di kandung kemih dan tidak punya

kemampuan untuk mengosongkannya secara sempurna. (PSIK UNIBRAW).

2.1.2 Anatomi Fisiologi

2.1.3 Etiologi

         Supra vesikal berupa kerusakan pada pusat miksi di medulla spinallis S2 S4 setinggi T12 L1.

Kerusakan saraf simpatis dan parasimpatis baik sebagian ataupun seluruhnya, misalnya pada

operasi miles dan mesenterasi pelvis, kelainan medulla spinalis, misalnya miningokel, tabes

doraslis, atau spasmus sfinkter yang ditandai dengan rasa sakit yang hebat.

         Vesikal berupa kelemahan otot detrusor karena lama teregang, atoni pada pasien DM atau

penyakit neurologist, divertikel yang besar.

Page 3: Retensio Urine

         Intravesikal berupa pembesaran prostate, kekakuan leher vesika, striktur, batu kecil, tumor

pada leher vesika, atau fimosis.

         Dapat disebabkan oleh kecemasan, pembesaran porstat, kelainan patologi urethra (infeksi,

tumor, kalkulus), trauma, disfungsi neurogenik kandung kemih.

2.1.4 Manifestasi Klinisa. Diawali dengan urine mengalir lambat.

b. Kemudian terjadi poliuria yang makin lama menjadi parah karena pengosongan kandung kemih tidak efisien.

c. Terjadi distensi abdomen akibat dilatasi kandung kemih.d. Terasa ada tekanan, kadang terasa nyeri dan merasa ingin BAK.e. Pada retensi berat bisa mencapai 2000 -3000 cc.

2.1.5 Patofisiologi

Pada retensio urine, penderita tidak dapat miksi, buli-buli penuh disertai rasa sakit

yang hebat di daerah suprapubik dan hasrat ingin miksi yang hebat disertai mengejan.

Retensio urine dapat terjadi menurut lokasi, factor obat dan factor lainnya seperti ansietas,

kelainan patologi urethra, trauma dan lain sebagainya. Berdasarkan lokasi bisa dibagi

menjadi supra vesikal berupa kerusakan pusat miksi di medulla spinalsi menyebabkan

kerusaan simpatis dan parasimpatis sebagian atau seluruhnya sehingga tidak terjadi koneksi

dengan otot detrusor yang mengakibatkan tidak adanya atau menurunnya relaksasi otot

spinkter internal, vesikal berupa kelemahan otot detrusor karena lama teregang, intravesikal

berupa hipertrofi prostate, tumor atau kekakuan leher vesika, striktur, batu kecil

menyebabkan obstruksi urethra sehingga urine sisa meningkat dan terjadi dilatasi bladder

kemudian distensi abdomen. Factor obat dapat mempengaruhi proses BAK, menurunkan

tekanan darah, menurunkan filtrasi glumerolus sehingga menyebabkan produksi urine

menurun. Factor lain berupa kecemasan, kelainan patologi urethra, trauma dan lain

sebagainya yang dapat meningkatkan tensi otot perut, peri anal, spinkter anal eksterna tidak

dapat relaksasi dengan baik. Dari semua factor di atas menyebabkan urine mengalir labat

kemudian terjadi poliuria karena pengosongan kandung kemih tidak efisien. Selanjutnya

terjadi distensi bladder dan distensi abdomen sehingga memerlukan tindakan, salah satunya

berupa kateterisasi uretra.

2.1.6 Komplikasi         Perdarahan

         Ekstravasasi urin

Page 4: Retensio Urine

2.1.7 Pemeriksaan PenunjangAdapun pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan pada retensio urine adalah sebagai

berikut:

         Pemeriksaan specimen urine.

         Pengambilan: steril, random, midstream

         Penagmbilan umum: pH, BJ, Kultur, Protein, Glukosa, Hb, KEton, Nitrit.

         Sistoskopy, IVP.

2.1.8 Penatalaksanaan medis

         Sejumlah tindakan diperlukan untuk mencegah distensi kandung kemih yang berlebihan dan

mengatasi infeksi atau obstruksi.

         Beberapa obat penyebab retensi urin yang mencakup:  Preparat dan antidepresan-antispasmodik (seperti:atropine)

2.2 Konsep Keperawatan

2.2.1 Pengkajian

Data-data dasar pengkajian Pasien

a.       Aktifitas/istirahat : apakah ada gejala kelatihan, kelemahan

b.      Sirkulasi : apakah ada hipotensi, edema jaringan umum

c.       Eliminasi : perubahan pola berkemih, disuria, retensi air, abdomen kembung

d.      Makanan/cairan : Peningkatan berat, mual,muntah anoreksia.

e.       Pernapasan : Peningkatan frekuensi dan kedalaman pernapasan

2.2.2 Diagnosa Keperawatan1. Peningkatan volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan fungsi cairan dalam

tubuh.

2. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi berhubungan dengan tidak mengenal

kondisi/informasi.

2.2.3 Rencana keperawatan

1. Peningkatan volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan fungsi cairan dalam

tubuh.

  kriteria Evaluasi

klien akan menunjukkan haluan urin tepat dengan beratjenis/hasil lab. Mendekati normal.

  Intervensi

a.       Catat pemasukan dan pengeluaran akurat

Page 5: Retensio Urine

b.      Rencanakan penggantian cairan pada klien. Berikan minuman yang tidak baik bagi tubuh.

c.       Awasi berat jenis urin

  Rasional

a.       Untuk menentukan kebutuhan cairan dan penurunan resiko kelebihan cairan.

b.      Membantu menghindari priode tanpa cairan, meminimalkan kebosanan pilihan yang terbatas

dan menurunkan kekurangan dan haus.

c.       Mengukur kemampuan bekemih untuk mengkonsentrasikan urin.

2. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi berhubungan dengan tidak mengenal

kondisi/informasi.

  Kriteria Evaluasi

Klien akan mengatakan penahanan kondisi/proses penyakit

  Intervensi

a.       Kaji ulang proses prognosis dan faktor pencetus bila diketahui

b.      Jelaskan tingkat fungsi berkemih setelah episode akut berlalu

c.       Dorongan klien untuk mengobservasi karakteristik urin dan jumlah/frekuensi pengeluaran.

  Rasional

a.       Memberikan dasar penegtahuan kilen dapat membuat pilihan informasi

b.      Klien dapat mengalami defeksia pada fungsi berkemih yang mungkin sementara

c.       Perubahan dalam menunjukkan fungsi berkemih.

DadaJantung

Inpeksi : Normal, Tidak ada pelebaran

Palpasi : Normal, tidak melebar Itus cordis teraba

Perkusi : Pekak

Auskultasi : Irama teratur

S1 dan S2 normal

Paru-paru

Inspeksi : Bentuk, normal : kanan kiri sama

Suara pernafasan : Normal, tidak ada kelainan

Palpasi : Normal, Palpasi klien tidak ada kelainan

Auskultasi : Irama teratur

Page 6: Retensio Urine

Suara nafas : vesicular, normal

Perkusi : Sonor, tidak ada cairan

Kebersihan : Bersih, tidak ada cairan / udara

Masalah kep : Tidak ada masalah

AbdomenInpeksi : Bentuk cembung, Terdapat banyak cairan

Palpasi : Terdapat massa, banyak cairan dalam tubuh

Perkusi : Redup, banyak cairan dalam Abdomen

Auskultasi : Peristaltih ada 5 x/mnt

Masalah kep : Masalah, banyak cairan dalam Abdomen

GenetaliaVagina : Tidak ada secret

Anus : Tidak ada hemoroid

Kebersihan : Bersih, Genetalia klien tidak ada secret

Masalah kep : Masalah, tidak ada BAK

Ehstremitas atas dan bawahRentang gerak : Terbatas, karena ada infuse kateter

Kekuatan otot : Skala 5, klien memiliki kekuatan otot yang baik

Nyeri Sendi : Tidak ada nyeri sendi

Edema : Ada, Edema seluruh tubuh / Edema anasarka

Masalah kep : Masalah, Edema seluruh tubuh

Genogram

Page 7: Retensio Urine

1.1.4 Pengkajian Masalah dan Psikologi dan Spriritual

Psikologi

Perasaan klien setelah mengalami masalah ini sangat sedih. Suami klien selalu menghibur

hati klien untuk mengatasi perasaan sedih klien. Rencana klien setelah

masalahnyaterselesaikan klien akan pulang kerumah.

Jika rencana ini tidak dapat terselelesaikan, klien akan tetap berobat hingga sembuh.

Klien tidak mengetahui tentang penyakitnya.

Spiritual

Aktifitas yang biasa dilakukan sehari-hari adalah sholat Aktifitas adalah yang tidak dapat

dilaksanakan sekarang adalah sholat.

Sosial

Aktifitas / peran klien di masyarakat adalah masyarakat biasa, kebiasaan lingkungan yang

tidak disukai adalah membuang sampah sembarangan.

Cara mengatasi keberatan tersebut adalah membakar sampah tersebut.

1.1.5 Aktifitas Sehari-hari

No Kegiatan Sebelum masuk RS Setelah masuk RS1. Nutrisi:

       Frekuensi       Jenis       Jumlah

Masalah kep

3 x 1Variasi1 porsi

Tidak ada masalah

3 x 1variasi1 Porsi

Tidak ada masalah

Page 8: Retensio Urine

2. Minum/cairan tubuh       Frekuensi       Jenis       Jumlah

Masalah Kep

4 x 1Air putih1 Liter

Tidak ada masalah

4 x 1Air putih

1 literTidak ada Masalah

3. Eliminasi :BAB

       Frekuensi       Konsentrasi       Warna

Masalah Kep

BAK       Frekuensi       Konsentrasi       Warna

Masalah Kep

1 x 1Padat

KuningTidak ada Masalah

2 x 1Cair

KuningTidak dapat BAK

1 x 1Padat

KuningTidak ada Masalah

2 X 1Cair

KuningTidak dapat BAK

4. Personal Hyegine       Mandi       Keramas       Gosok Gigi       Potong Kuku       Ganti pakaian

Masalah Kep

2 x 12 x 12 x 1

1 x seminggu2 x 1

Tidak ada Masalah

2 x 12 x 12 x 1

1 x Seminggu2 x 1

Tidak ada Maslah

5. Aktivitas & Istirahat       Lama tidur siang       Lama tidur malam       Ganggauan Tidur

Masalah Kep

3 jam sehari

8 jam sehari

Tidak adaTidak ada masalah

3 jam sehari

6 jam sehari

Tidak adaTidak ada Masalah

1.1.6 Data Penunjang

Tanggal Pemeriksaan : 25 Agustus 2010      Darah Rutin         Leukosit : 5200 mm

         LED : 5 mm/Dam

         HB : 13,4 g/dl

      Darah Kimia         Ureum : 30 mg/dl

Page 9: Retensio Urine

Tanggal Pemeriksaan:      Urine         Protein : Meningkat (+)

1.1.7 Terapi yang diberikan1. Metronidorzol tab 3x1

2. Vit. B complek 1x1

3. laxadin byr 2x1

Analisa Data

Nama Pasien : Ny.H Diagnosa Medik : Retensio UrinJenis Kelamin : Perempuan No. Rek Med : 41.29.09No. Kamar/Bed : 3/4 Hari/tanggal :

No

Tanggal / Jam

Data Fokus Etiologi Problem

1 12-06-201110.00 wib

Ds: - Klien mengatakan badannya bengkak

        Klien tidak dapat baikDo: - Badan klien tampak Edema

Urine tidak dapat dialirkan

 

Terjadi

penimbunan cairan ekstrasel / udem

 

Peningkatan volume cairan dalam tubuh

Peningkatan volume cairan dalam tubuh

2 12-06-2011Ds: - Klien mengatakan badannya tidak dapat bergerak bebasDo: - Klien tampak lemas

    Klien tampak bebas total

Mobilitas Aktivitas terbatas

Page 10: Retensio Urine

3 12-06-2011Ds: - Klien selalu bertanya tentang penyakitnyaDo: - Klien tampak gelisah

Kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya dan proses dan penyembuhannya

Cemas

Daftar Masalah Keperawatan1.      Peningkatan volume cairan dalam tubuh

2.      Aktivitas terbatas

3.      Cemas

Prioritas Diagnosa Keperawatan

1.        Peningkatan volume cairan dalam tubuh

2.        Aktivitas terbatas

3.        Cemas

Diagnosa Keperawatan

1.      Peningkatan volume cairan dalam tubuh berhubungan dengan urin tidak dapat dikeluarkan

ditandai dengan:

Ds: Klien mengatakan badannya bengkak dan klien sangat jarang baik

Do: badan klien tampak edema

2.      Aktivitas terbatas berhubungan dengan mobilitas ditandai dengan:

Ds: Klien mengatakan badannya tidak dapat bergerak

Do: - Klien tampak lemas

-  Klien tampak Badrestotal

3.      Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan proses

penyembuhannya:

Ds : Klien selalu bertanya tentang penyakitnya.

Do: Klien tampak gelisah

Page 11: Retensio Urine

Rencana Keperawatan

Nama Pasien : Ny.H Diagnosa Medik : Retensio UrinJenis Kelamin : Perempuan No. Rek Med : 41.29.09No. Kamar/Bed : 3/4 Hari/tanggal :

No Tgl/ jam Diagnosa keperawatan

Tujuan dan kriteria hasil

intervensi Rasional paraf

1. 412- 06 - 2011

Peningkatan volume cairan dalam tubuh berhubungan dengan urine tidak dapat dikeluarkan . Ditandai dengan :Ds : kilen mengatakan badanya bengkak dan klien tidak dapat BAK>

Do : badan klien tampak edema .

jangka panjang :voleme cairan tubuh normal.

jangkah pendek : setelah dilakukan tindakan keperwatan selama 3 x 24 jamvolume cairan tubuh normal dengan kriteria hasil :

        tidak terjadinya udema

        tidak ada keluhan pada tubuh

kaji keadaan utama

kontrol input dan output per 24 jam.

berkalaborasi dengan tim mrdis dalam pemeriksaaan laboratorium fungsi BAK

dengan mengkaji tanda edema diharapkan dapat menujukan perpindahan cairan karena permeatktas mudah distensi .

dengan mengontrol input dan output diharapkan dapat mengetahui fungsi BAK kebutuhan pergantiaan cairan dan penurunan resiko cairan.

dengan berkalaborasi dengan tim medis dalam pemeriksaan leb fungsi BAK diharapkan dapat memberikan gambaran sejauh mana terjadi kesusahan BAK.

2. 12-06-201111.OO WIB

Aktivitas terbatas berhubungan dengan terjadinya kekakuan pada tubuh.Dintandai dengan :

Ds : klien mengatakan badanya tidak dapat bergerak bebas .

jangka panjang : tubuh dapat bergerak bebas / normal.

jangka pendek :setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x24 jam tubuh dapat bergerak dengan bebas / normal dengan krikteria hasil

kaji keadaan imobilits .

kontrol pergerakan pasien / aktivitas .

dengan mengkaji imobilits diharapkan dapat menunjukan perubahan dalam perpindahan dalam posisi.

dengan memberikan tindakan mengatur posisi pasien

Page 12: Retensio Urine

Do : - klien tampak lemas.-klien tampak bedrest total.

:- tidak lemas tdak bedrest total .

dengan posisi semi fowler agar dapat beraktvitas yang dibutuhkan .

3 . 12-06-201111.00 wib

Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan proses penyuluhan .Ditandai dengan :

Ds : klien selalu bertanya tentang penyakitya.

Do : klien tampak gelisah .

Jangka panjang : klien mengerti tentang penyakitnya.

Jangka pendek : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam.Klien mengerti tentang penyakit dengan krikteria hasil :

        Sudah jarang bertanya .

        Tampak tenang.

berikan penjelsan / pengertian gambaran tentang penyakit klien .

dengan memberikan penjelasan , pengertian dan gambaran tentang penyakit kilen diharapkan klien agr dapat mengerti dengan penyakit kilen .

Catatan Perkembangan

Nama pasien : Ny ” H ” Diagnosa medis : Rentisio urine Jenis kelamin : Perempuan Nomed Record : 41.29.09No kamar/ bed: 3 / 4 Hari / tanggal :

No Tanggal /jam Implementasi Tanggal / jam evaluasi paraf

1. 12-06-201109.30 wib

- mengkaji keadaan edema- mengontrol input dan output per 24 jam.- bekalaborasi dengan tim medis dalam pemeriksaan laboratorium fungsi BAK .

4 -08- 201010 .00 wib

S : klien mengatakan badanya masih bengkak.

O : - klien masih tampak edema- input dan output tidak ada perubahan.

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervesi 1,2,3,4

Page 13: Retensio Urine

2. 12-06-201110.00 wib

- mengkaji keadaan imobilitas - mengontrol pengerakan pasien / aktivitas

4 -08 – 201011.00 wib

S : klien mengatakan badanya masih tidak dapat bergerak bebas .

O : - klien tampak lemas - klien tapak bederst total

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi 1,2,3,4

3. 12-06-201111.00 wib

- memberikan penjelasn, pengertian dan gambaran tentang penykit.

4 -08- 201011.20 wib

S : klien masih selalu bertanya tentang epnyakitnya

O : klien tampak cemas

A : maslah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi 1,2,3,4,

No Tanggal/jam Implementasi Tanggal / jam evaluasi paraf

1 . 12-06-201109.30 wib

-mengkaji keadaan edema-mengontrol input dan output per 24 jam-berkolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium fungsi BAK

5-08-201010.30 wib

S: klien mengatakan badannya sudah mulai tidak bengkak lagi

O :input dan output belum mulai seimbang

A: masalah teratasi sebagian

P: lanjutkan intervensi 1,2,3,4

2 12-06-201111.00 wib

-mengkaji keadaan imobilitas-mengontrol pergerakan pasien / aktivitas

5-08-201011.30 wib

S: klien mengatakan badannya masih tidak dapat bergerak bebas

O: -klien tampak lemas -klien tampak bedres total

A: masalah belum teratasi

P: lanjutkan intervensi 1,2,3,4

Page 14: Retensio Urine

3 12-06-201112.30 wib

-memberikan penjelasan, pengertian dan gambaran tentang penyakit

5-08-201001.00 wib

S: klien masih selalu bertanya tentang penyakitnya

O: klien masih tampak gelisah

A: masalah belum teratasi

P: lanjutkan intervensi 1,2,3,4

No Tanggal / jam Implementasi Tanggal / jam evaluasi paraf

1 12-06-201108.30 wib

-mengkaji keadaan edema-mengontrol input dan output per 24 jam-berkolaborasi dengan tim medis dalam pemeriksaan laboratorium fungsi BAK

6-08-201009.00 wib

S: klien menngatakan BAK sudah lancar

O: input dan output sudah seimbang

A: masalah teratasi

P: hentikan intervensi, pertahankan keadaan klien.

2 12-06-201109.30 wib

-mengkaji keadaan imobilitas-mengontrol penyerahan pasien / aktivitas

6-08-201010.00 wib

S: klien mengatakan badannya dapat bergerak bebas kembali

O: -klien tampak bersemangat -klien tidak bedres total

A: masalah teratasi

P: hentikan intervensi, pertahankan keadaan klien.

Page 15: Retensio Urine

3 12-06-201110.30 wib

-memberikan penjelasan, pengertian dan gambaran tentang penyakit

6-08-201011.00 wib

S: klien sudah mulai tidak bertanya lagi tentang penyakitnya dan sudah mengerti tentang penyakitnya

O: klien tampak tenang

A: masalah teratasi

P: hentikan intervensi, pertahankan keadaan klien.

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 PENGKAJIAN Adanya proses sistematis berupa pengumpulan,verifikasi,komunikasi Data tentang

klien.pengkajian pada askep teori dengan askep pada Ny H banyak hasil di temukan sama,hal

tersebut di karenakan data kondisi klien yang mendukung pengkajian.

4.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN Adalah mengetahui kesehatan aktual dan pontensial di mana perawat melalui

pendidikan dan pengalaman,mempunyai wewenang untuk mengatasi masalah tersebut.

Diagnosa pada askep teori

1. Peningkatan volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan fungsi cairan dalam

tubuh.

2. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi berhubungan dengan tidak mengenal

kondisi/informasi.

Diagnosa pada askep Ny.H

1.Peningkatan volume cairan dalam tubuh berhubungan dengan urin tidak dapat

dikeluarkan

2. Aktivitas terbatas berhubungan dengan mobilitas.

3. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit

4.3 INTERVENSI KEPERAWATAN Adalah rencana keperawatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah yang dialami

oleh pasien.

Intervensi yang di buat pada asuhan keperawatan Ny H berdasarkan teori

4.4 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Page 16: Retensio Urine

Pada tahap perencanaan dan tindakan keperawatan menurut diagnosa keperawatan

yang muncul pada Ny H disesuaikan dengan kondisi,situasi dan kemampuan klien serta

disesuaikan dengan saranan dan prasarana yang tersedia di ruangan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian dan hasil analisa dari bab 1 sampai pada bab 5 dapat disimpulkan

bahwa : Retensio urine adalah ketidakmampuan melakukan urinasi meskipun terdapat

keinginan atau dorongan terhadap hal tersebut atau tertahanya urine didalam kandung kemih.

Klien dengan retensio urine dapat terjadi karena berbagai factor seperti:

         Vesikal berupa kelemahan otot detrusor karena lama teregang,

         pembesaran porstat

         kelainan patologi urethra.

Oleh karena itu perlu dilakukan perawatan dan Penatalaksanaan pada kasus retensio

urine dengan cara :

a Kateterisasi urethra.b. Dilatasi urethra dengan boudy. c. Drainage suprapubik. Sedangkan incontinensia urine merupakan eliminasi urine dari kandung kemih yang

tidak terkendali atau terjadi diluar keinginan.

Incontinenensia dibedakan atas 3 tipe antara lain: a. Incontinensia urgensi b. Incontinentia tekanan

Page 17: Retensio Urine

c. Over flow incontinensia

5.2 Saran1.Bagi perawat agar dapat menunjang kebersihan keperawatan maka perlu memiliki

pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan kasus retensio urine.

2.Perawat hendaknya menerapkan asuhan keperawatan dalam melaksanakan proses 3.Perlu ada kerja sama antara perawat dan pihak keluarga pasien yang baik, agar intervensi

yang dilakukan dapat terlaksana dengan baik untruk mengatasi masalah pasien.

DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI Pusdiknakes. 1995. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan dan

Penyakit Urogenital. Jakarta: Depkes RI.

2. Doenges E. Marilynn, Moorhouse Frances Mary, Geisster C Alice. 1999. Rencana Asuhan

Keperawatan: Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien Edisi 3.

Jakarta: EGC.

3. Mansyoer Arif, dkk. 2001. Kapita selekta kedokteran Jilid 1 Edisi ke tiga. Jakarta: Media

Aesculapius.

4. Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal BedahBrunner & Suddarth

Edisi 8 Jakarta: EGC.