Resus 8 Hepatitis B

download Resus 8 Hepatitis B

of 9

description

refleksi kasus

Transcript of Resus 8 Hepatitis B

REFLEKSI KASUS

INFEKSI HEPATITIS B

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Program Kepaniteraan Klinik Bagian Kesehatan Ilmu AnakFakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh:Ari Irawan20090310219

Diajukan Kepada:dr. Handayani, M.Sc., Sp.A

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAKRSUD SETJONEGORO WONOSOBOFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA2014

1

7

DaftarIsi

REFLEKSI KASUSiDaftar IsiiiInfeksi Hepatitis B1A.Definisi1B.Epidemiologi1C.Etiologi1D.Patofisiologi2E.Klasifikasi dan Manifestasi Klinis3F.Penatalaksanaan5Daftar Pustaka7

Infeksi Hepatitis BDefinisiHepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B, suatu anggota famili hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati.31 Infeksi virus hepatitis B suatu infeksi sistemik yang menimbulkan peradangan dan nekrosis sel hati yang mengakibatkan terjadinya serangkaian kelainan klinik, biokimiawi, imunoserologik, dan morfologik.1EpidemiologiPenyakit hepatitis B dapat terjadi pada semua umur dan jenis kelamin. Data menunjukkan bahwa bayi yang terinfeksi VHB sebelum usia satu tahun mempunyai risiko kronisitas sampai 90%, sedangkan bila infeksi VHB terjadi pada usia antara 2-5 tahun risikonya menurun menjadi 50%, bahkan bila terjadi infeksi pada anak berusia diatas 5 tahun hanya berisiko 5-10% untuk terjadi kronisitas.10 Penelitian Sofianto, W (2002) di Rumah Sakit Dr. M Djamil Padang dari 212 penderita infeksi VHB sebanyak 89 orang (55,3%) berumur 20-34 tahun.19 Penelitian Handri (2003), di Rumah Sakit Dr. M. Yunus Bengkulu dari 114 penderita infeksi VHB sebanyak 71 orang (62,2%) berumur 12-40 tahun.12Berdasarkan jenis kelamin ternyata pria cenderung lebih banyak dari pada wanita. Di bagian Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) sejak Juli 1992-April 2000, dari 28 penderita hepatitis B kronis yang dirawat, diperoleh 19 orang HBsAg positif adalah pria (67,86%).3EtiologiVirus hepatitis B merupakan kelompok virus DNA dan tergolong dalam famili Hepadnaviridae. Nama famili Hepadnaviridae ini disebut demikian karena virus bersifat hepatotropis dan merupakan virus dengan genom DNA. Termasuk dalam family ini adalah virus hepatitis Woodchuck (sejenis marmot dari Amerika Utara) yang telah diobservasi dapat menimbulkan karsinoma hati, virus hepatitis B pada bebek Peking dan bajing tanah (ground squirrel). Virus Hepatitis B akan tetap bertahan pada proses desinfeksi dan sterilisasi alat yang tidak memadai, selain itu VHB juga tahan terhadap pengeringan dan penyimpanan selama 1 minggu atau lebih. Virus Hepatitis B yang utuh berukuran 42 nm dan berbentuk seperti bola, terdiri dari partikel genom (DNA) berlapis ganda dengan selubung bagian luar dan nukleokapsid dibagian dalam. Nukleokapsid ini berukuran 27 nm dan mengandung genom (DNA) VHB yang sebagian berantai ganda dengan bentuk sirkular. Selama infeksi VHB, terdapat 2 macam partikel virus yang terdapat dalam darah yaitu virus utuh (virion) yang disebut juga partikel Dane dan selubung virus (HBsAg). Ukuran kapsul virus berukuran 22 nm, dapat berbentuk seperti bola atau filament.3

Gambar. virus hepatitis BPatofisiologiAda 2 cara penularan infeksi virus hepatitis B yaitu penularan vertikal dan penularan horizontal.41. Vertikal Penularan infeksi HBV dari ibu hamil kepada bayi yang dilahirkannya. Dapat terjadi pada masa sebelum kelahiran atau prenatal, selama persalinan atau perinatal dan setelah persalinan atau postnatal. Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar bayi yang tertular VHB secara vertikal mendapat penularan pada masa perinatal yaitu pada saat terjadi proses persalinan. Karena itu bayi yang mendapat penularan vertikal sebagian besar mulai terdeteksi HBsAg pada usia 3-6 bulan yang sesuai dengan masa tunas infeksi VHB yang paling sering didapatkan. Penularan yang terjadi pada masa perinatal dapat terjadi melalui cara maternofetal micro infusion yang terjadi pada waktu terjadi kontraksi uterus. 2. Horizontal Cara penularan horizontal terjadi dari seorang pengidap hepatitis B kepada individu yang masih rentan. Penularan horizontal dapat terjadi melalui kulit atau melalui selaput lendir. a. Melalui Kulit Ada dua macam penularan melalui kulit yaitu penularan melalui kulit yang disebabkan tusukan yang jelas (penularan parenteral), misalnya melalui suntikan, transfusi darah, atau pemberian produk yang berasal dari darah dan tattoo. Kelompok kedua adalah penularan melalui kulit tanpa tusukan yang jelas, misalnya masuknya bahan infektif melalui goresan atau abrasi kulit dan radang kulit. b. Melalui Selaput Lendir Selaput lendir yang diduga menjadi jalan masuk VHB ke dalam tubuh adalah selaput lendir mulut, hidung, mata, dan selaput lendir kelamin. Melalui selaput lendir mulut dapat terjadi pada mereka yang menderita sariawan atau selaput lendir mulut yang terluka. Melalui selaput lendir kelamin dapat terjadi akibat hubungan seks heteroseksual maupun homoseksual dengan pasangan yang mengandung HBsAg positif yang bersifat infeksius.5KlasifikasidanManifestasiKlinis1. Hepatitis B akutPerjalanan hepatitis B akut terjadi dalam empat (4) tahap yang timbul sebagai akibat dari proses peradangan pada hati yaitu :1a. Masa Inkubasi Masa inkubasi yang merupakan waktu antara saat penularan infeksi dan saat timbulnya gejala/ikterus, berkisar antara 1-6 bulan, biasanya 60-75 hari. Panjangnya masa inkubasi tergantung dari dosis inokulum yang ditularkan dan jalur penularan, makin besar dosis virus yang ditularkan, makin pendek masa inkubasi. b. Fase Prodromal Fase ini adalah waktu antara timbulnya keluhan-keluhan pertama dan timbulnya gejala dan ikterus. Keluhan yang sering terjadi seperti : malaise, rasa lemas, lelah, anoreksia, mual, muntah, terjadi perubahan pada indera perasa dan penciuman, panas yang tidak tinggi, nyeri kepala, nyeri otot-otot, rasa tidak enak/nyeri di abdomen, dan perubahan warna urine menjadi cokelat, dapat dilihat antara 1-5 hari sebelum timbul ikterus, fase prodromal ini berlangsung antara 3-14 hari. c. Fase Ikterus Dengan timbulnya ikterus, keluhan-keluhan prodromal secara berangsur akan berkurang, kadang rasa malaise, anoreksia masih terus berlangsung, dan nyeri abdomen kanan atas bertambah. Untuk deteksi ikterus, sebaliknya dilihat pada sklera mata. Lama berlangsungnya ikterus dapat berkisar antara 1-6 minggu. d. Fase Penyembuhan Fase penyembuhan diawali dengan menghilangnya ikterus dan keluhan-keluhan, walaupun rasa malaise dan cepat lelah kadang masih terus dirasakan, hepatomegali dan rasa nyerinya juga berkurang. Fase penyembuhan lamanya berkisar antara 2-21 minggu. 2. Hepatitis B Kronis Hepatitis B kronis didefinisikan sebagai peradangan hati yang berlanjut lebih dari enam bulan sejak timbul keluhan dan gejala penyakit.1Perjalanan hepatitis B kronik dibagi menjadi tiga (3) fase penting yaitu :6a. Fase Imunotoleransi Pada masa anak-anak atau pada dewasa muda, sistem imun tubuh toleren terhadap VHB sehingga konsentrasi virus dalam darah tinggi, tetapi tidak terjadi peradangan hati yang berarti. Pada fase ini, VHB ada dalam fase replikatif dengan titer HBsAg yang sangat tinggi. b. Fase Imunoaktif (Fase clearance) Pada sekitar 30% individu dengan persisten dengan VHB akibat terjadinya replikasi VHB yang berkepanjangan, terjadi proses nekroinflamasi yang tampak dari kenaikan konsentrasi Alanine Amino Transferase (ALT). Pada keadaan ini pasien sudah mulai kehilangan toleransi imun terhadap VHB. c. Fase Residual Pada fase ini tubuh berusaha menghancurkan virus dan menimbulkan pecahnya sel-sel hati yang terinfeksi VHB. Sekitar 70% dari individu tersebut akhirnya dapat menghilangkan sebagian besar partikel VHB tanpa ada kerusakan sel hati yang berarti. Pada keadaan ini titer HBsAg rendah dengan HBeAg yang menjadi negatif dan anti HBe yang menjadi positif, serta konsentrasi ALT normal. Penderita infeksi VHB kronis dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu :71) Pengidap HBsAg positif dengan HBeAg positif Pada penderita ini sering terjadi kenaikan ALT (eksaserbasi) dan kemudian penurunan ALT kembali (resolusi). Siklus ini terjadi berulang-ulang sampai terbentuknya anti HBe. Sekitar 80% kasus pengidap ini berhasil serokonversi anti HBe positif, 10% gagal serokonversi namun ALT dapat normal dalam 1-2 tahun, dan 10% tetap berlanjut menjadi hepatitis B kronik aktif. 2) Pengidap HBsAg positif dengan anti HBe positif Prognosis pada pengidap ini umumnya baik bila dapat dicapai keadaan VHB DNA yang selalu normal. Pada penderita dengan VHB DNA yang dapat dideteksi diperlukan perhatian khusus oleh karena mereka berisiko menderita kanker hati. 3) Pengidap hepatitis B yang belum terdiagnosa dengan jelas. Kemajuan pemeriksaan yang sangat sensitif dapat mendeteksi adanya HBV DNA pada penderita dengan HBsAg negatif, namun anti HBc positif.3. Hepatitis B Carrier Hepatitis B carrier adalah individu dengan HBsAg positif yang tidak menunjukkan keluhan dan tidak menunjukkan gejala-gejala penyakit hati dan pada pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil tes fungsi hati yang normal. Karena penyakit hati akibat infeksi VHB umumnya tidak banyak gejala dan tes fungsi hati sering tidak dapat menunjukkan penyakit hati, maka penderita hepatitis B carrier adalah individu yang sebenarnya menderita VHB yang tidak terdeteksi secara fisik maupun laboratorik.8PenatalaksanaanTujuan pengobatan VHB adalah untuk mencegah atau menghentikan radang hati (liver injury) dengan cara menekan replikasi virus atau menghilangkan injeksi. Dalam pengobatan hepatitis B, titik akhir yang sering dipakai adalah hilangnya pertanda replikasi virus yang aktif secara menetap.6Obat-obat yang digunakan untuk menyembuhkan hepatitis antara lain obat antivirus, dan imunomulator. Pengobatan antivirus harus diberikan sebelum virus sempat berintegrasi ke dalam denom penderita. Jadi pemberiannya dilakukan sedini mungkin sehingga kemungkinan terjadi sirosis dan hepatoma dapat dikurangi. Yang termasuk obat antivirus adalah interferon (INF). Sedangkan obat imunomodulator yang menekan atau merangsang sistem imun misalnya transfer faktor,immune RNA, dan imunosupresi.9

Daftar Pustaka

Sulaiman A., 1998, Virus Hepatitis B Sirorsis Hati dan Karsinoma Hepatoseluler. Publisher, Jakarta. Handri I., 2004, Karakteristik Penderita Hepatitis B Rawat Inap di Rawat Inap di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu Tahun 1999-2003. Skripsi Mahasiswa FKM USU. Zuraidah Z., dkk., 2000, Tinjauan Komprehensif Hepatitis Virus pada Anak. Penerbit FKUI, Jakarta. Soemoharjo S., 2008, Hepatitis Virus B. Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Ali S., dkk., 1995. Virus Hepatitis A sampai E di Indonesia. Yayasan Penerbit Ikatan Dokter Indonesia, Jakarta. Sudoyo W Aru., dkk., 2006, Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Jakarta. Adi S., dkk., 2003, Naskah Lengkap Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan XVIII Ilmu Penyakit Dalam. Penerbit Laboratorium- SMF Penyakit Dalam FK Universitas Airlangga, Surabaya. Soewignjo S., 1999, Hepatitis Virus B. Penerbit EGC, Jakarta. Setiawan D., 2004, Ramuan Tradisional untuk Pengobatan Hepatitis. Cetakan ke Tujuh, Penerbit Swadaya, Jakarta.