Resume Stres

8
FISIOLOGI HEWAN A. Stres Stres merupakan suatu keadaan yang bersifat internal yang disebabkan oleh tuntutan fisik (badan), atau lingkungan dan situasi sosial yang berpotensi merusak dan tidak terkontrol. Perubahan dalam lingkungan eksternal atau kekuatan eksternal yang mengubah keseimbangan internal harus beraksi mengkompensasi supaya organisme bisa hidup. Seorang ahli mengatakan bahwa reaksi stress disebabkan oleh pelepasan neurotransmitter (neurotransmitter adalah bahan kimia dalam tubuh yang membawa pesan ke dan dari saraf) dari kelenjar medulla adrenal. Medulla adrenal mengeluarkan dua jenis neurotransmitter, yaitu epinefrin atau yang biasa disebut adrenalin dan norepinefrin (noradrenalin) dalam respons terhadap stress. Pelepasan neurotransmitter ini menyebabkan efek fisiologis terlihat pada efek fight or flight, misalnya denyut jantung yang cepat, peningkatan kewaspadaan, dan lain – lain. Selain karena adanya efek dari neurotransmitter, kelenjar pituitary juga memainkan peran dalam stres. Ada dua macam jenis stres, yaitu eustres dan distres. Eustres adalah hasil respon terhadap stress, yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu dan juga organisasi yang diasosiasikan dengan 1

description

fisiologi hewan

Transcript of Resume Stres

FISIOLOGI HEWANA. StresStres merupakan suatu keadaan yang bersifat internal yang disebabkan oleh tuntutan fisik (badan), atau lingkungan dan situasi sosial yang berpotensi merusak dan tidak terkontrol. Perubahan dalam lingkungan eksternal atau kekuatan eksternal yang mengubah keseimbangan internal harus beraksi mengkompensasi supaya organisme bisa hidup. Seorang ahli mengatakan bahwa reaksi stress disebabkan oleh pelepasan neurotransmitter (neurotransmitter adalah bahan kimia dalam tubuh yang membawa pesan ke dan dari saraf) dari kelenjar medulla adrenal. Medulla adrenal mengeluarkan dua jenis neurotransmitter, yaitu epinefrin atau yang biasa disebut adrenalin dan norepinefrin (noradrenalin) dalam respons terhadap stress. Pelepasan neurotransmitter ini menyebabkan efek fisiologis terlihat pada efek fight or flight, misalnya denyut jantung yang cepat, peningkatan kewaspadaan, dan lain lain. Selain karena adanya efek dari neurotransmitter, kelenjar pituitary juga memainkan peran dalam stres.Ada dua macam jenis stres, yaitu eustres dan distres. Eustres adalah hasil respon terhadap stress, yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu dan juga organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan, flesibiitas, kemampuan adaptasi, dan tingkat performa yang tinggi. Distress adalah hasil dari repon terhadao stress yang bersifat tidak sehat, negatif, dan destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi individu terhadap penyakit sistemik dan tingkat ketidakhadiran yang tinggi, yang disosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan, dan kematian.Penyebab stress (stresor) adalah fisik, psikologi, dan sosial. Stressor fisik berasal dari luar individu, misalnya suara polusi, radiasi, dan lain lain. Stressor psikologis tekanan dari dalam diri individu, seperti frustasi, marah, benci, dan lain lain. Stressor sosial yang bersifat traumatic yang tak dapat dihindari, seperti kehilangan orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, pension, perceraian, masalah keuangan, pindah rumah dan lain-lain.Empat variabel psikologik yang mempengaruhi mekanisme respons stress adalah kontrol keyakinan bahwa seseorang memiliki kontrol terhadap stresor yang mengurangi intensitas respons stress, prediktabilitas stresor yang dapat diprediksi menimbulkan respons stres yang tidak begitu berat dibandingkan stresor yang tidak dapat diprediksi. Persepsi pandangan individu tentang dunia dan persepsi stresor saat ini dapat meningkatkan atau menurunkan intensitas respons stres. Respons koping ketersediaan dan efektivitas mekanisme mengikat ansietas dapat menambah atau mengurangi respons stres.Gejala-gejala psikologis stres adalah kecemasan, ketegangan, kebingungan dan mudah tersinggung, perasaan frustrasi, rasa marah, dan dendam (kebencian), sensitif dan hyperreactivity, memendam perasaan, penarikan diri depresi, komunikasi yang tidak efektif, perasaan terkucil dan terasing. Gejala-gejala fisiologis yang utama dari stres adalah meningkatnya denyut jantung, tekanan darah, dan meningkatnya sekresi dari hormon stres (contoh: adrenalin dan noradrenalin). Gejala-gejala perilaku dari stres adalah menunda, menghindari pekerjaan, absen dari pekerjaan, menurunnya prestasi (performance) dan produktivitas, meningkatnya penggunaan minuman keras dan obat-obatan, perilaku sabotaj dalam pekerjaan, serta perilaku makan tidak normal (kebanyakan) yang mengarah ke obesitas.Fenomena stres di kalangan mahasiswa, merupakan satu topik yang sering menjadi bahan kajian kebanyakan pengkaji. Terdapat banyak faktor yang boleh menyebabkan seseorang pelajar mengalami stress. Stres yang bersifat konstan dan terus menerus mempengaruhi kerja kelenjar adrenal dan tiroid dalam memproduksi hormon. Adrenalin, tiroksin, dan kortisol sebagai hormon utama stres akan naik jumlahnya dan berpengaruh secara signifikan pada sistem homeostasis. Perubahan gaya hidup mahasiswa semasa periode ujian disebabkan oleh stres dan perubahan gaya hidup ini juga boleh menyebabkan stres. Antaranya adalah kekurangan tidur, kurangnya bersenam, pola makan yang berubah, rasa takut menghadapi ujian dan sebagainya.

B. Tekanan darahTekanan darah adalah tekanan di dalam pembuluh darah ketika jantung memompakan darah ke seluruh tubuh. Jantung dapat bergerak untuk memompakan darah ke seluruh tubuh dengan cara mengembang dan menguncup yang disebabkan oleh karena adanya rangsangan yang berasal dari susunan saraf otonom. Dalam melakukan kerjanya jantung mempunyai tiga periode, yaitu kontraksi (periode sistole) jantung mengembang, dilatasi (diastol) jantung menguncup, dan istirahat antara periode kontraksi dan dilatasi dimana jantung berhenti kira-kira 1/10 detik. Faktor yang memengaruhi tekanan darah yaitu: Umur : pada usia lanjut, kondisi kardiovaskuler mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan bahwa semakin bertambahnya usia maka tekanan sistole semakin tinggi, sebagai akibat dari timbulnya arterosklerosis. Arteriosklerosis merupakan bercak yang terdiri dari timbunan jaringan lemak pada pembuluh darah yang menonjol ke dalam lumen pembuluh darah. Jenis kelamin : pada wanita tekanan darah lebih rendah dari pria sebesar 5 sampai 10 mmHg. Kondisi kesehatan : ada beberapa penyakit yang dapat mempengaruhi tekanan darah, yaitu penyakit ginjal, anemia, penyakit jantung, dan arterosklerosis. Status gizi : ekspresi dari keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu. Olahraga : olahraga teratur terutama olahraga yang menggunakan lengan minimal 3 kali seminggu dapat mempengaruhi kesehatan dan mengurangi resiko penyakit arteri. Olahraga juga dapat mengurangi beberapa faktor risiko terhadap penyakit jantung koroner dan stroke, termasuk hipertensi, kolesterol, darah tinggi, diabetes melitus, serta kegemukan. Merokok : merupakan faktor resiko mayor terhadap penyakit jantung koroner dan penyakit kardiovaskuler. Alkohol : konsumsi alkohol dalam jumlah yang banyak dapat meningkatkan tekanan darah, sehingga peluang untuk terkena hipertensi semakin tinggi. Kondisi psikis : kondisi psikis seseorang dapat mempengaruhi tekanan darah, misalnya kondisi psikis seseorang yang mengalami stres atau tekanan.

C. Hubungan stress ujian dengan tekanan darahMekanisme respon tubuh terhadap stres diawali dengan adanya rangsang yang berasal dari luar maupun dari dalam tubuh individu sendiri yang akan diteruskan pada sistem limbik sebagai pusat pengatur adaptasi. Sistem limbik meliputi thalamus, hipothalamus, amygdala, hippocampus dan septum. Sistem limbik juga dapat mempengaruhi kerja dari sistem otonom. Hipothalamus memiliki efek yang sangat kuat pada hampir seluruh sistem viseral tubuh kita dikarenakan hampir semua bagian dari otak mempunyai hubungan dengannya. Oleh karena hubungan ini, maka hipothalamus dapat merespon rangsang psikologis dan emosional. Peran hipothalamus terhadap stres meliputi empat fungsi spesifik. Fungsi tersebut adalah: menginisiasi aktivitas sistem saraf otonom, merangsang hipofise anterior memproduksi hormon ACTH, memproduksi ADH atau vasopressin, dan merangsang kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon tiroksin. Hipothalamus saat stres akan mensekresikan CRF (corticotropin releasing hormone) yang memacu hipofise anterior untuk memproduksi ACTH (adrenocorticotrophic hormone) dan TRF (thyrotropin releasing factor). Pelepasan ACTH membuat kelenjar adrenal mensekresikan beberapa hormon, meliputi glukokortikoid (kortisol), adrenalin dan noradrenalin. Pelepasan TRF akan merangsang kelenjar hipofise untuk memproduksi tirotropin yang akan mengatur kecepatan sekresi tiroksin dan triiodotironin pada kelenjar tiroid.

Mahasiswa menghadapi ujian STRES hipotalamus aktif

Meningkatkan hormon stress (adrenalin, tiroksin, dan kortisol)Kelenjar hipofisis mensekresikan ACTHMelepaskan epinefrin dan norepinefrinMensekresikan CRFMengaktivasi otot polas dan organ yang berada di bawah pengaruhnyaMemberi sinyal ke medulla adrenalinSistem korteks adrenalSistem simpatik

Gambar 1. Diagram alur penyebab stress pada mahasiswa5