BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres

23
13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres Setiap orang pernah mengalami stres. Menurut Cornelli, sebagaimana dikutip oleh Brecht (dalam Sunaryo, 2004) bahwa yang di maksud dengan stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan yang dipengaruhi baik oleh lingkungan maupun penampilan individu didalam lingkungan tersebut. Menurut Ivancevich, dkk (2007) stres adalah suatu respon adaptif, dimoderasi oleh perbedaan individu yang merupakan konsekuensi dari setiap tindakan, situasi, atau peristiwa dan yang menempatkan tuntutan khusus terhadap seseorang. Selain itu, menurut Rasmus (2004), Stres adalah respons tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap kebutuhan yang terganggu, suatu fenomena universal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari dan setiap orang dapat mengalaminya. stres ini juga memberi dampak secara total pada individu terhadap fisik, psikologis, intelektual, sosial dan spiritual, serta stress dapat mengancam keseimbangan fisiologis.

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Stres Kerja

1. Pengertian Stres

Setiap orang pernah mengalami stres. Menurut Cornelli,

sebagaimana dikutip oleh Brecht (dalam Sunaryo, 2004) bahwa

yang di maksud dengan stres adalah gangguan pada tubuh dan

pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan

yang dipengaruhi baik oleh lingkungan maupun penampilan individu

didalam lingkungan tersebut. Menurut Ivancevich, dkk (2007) stres

adalah suatu respon adaptif, dimoderasi oleh perbedaan individu

yang merupakan konsekuensi dari setiap tindakan, situasi, atau

peristiwa dan yang menempatkan tuntutan khusus terhadap

seseorang. Selain itu, menurut Rasmus (2004), Stres adalah

respons tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap kebutuhan yang

terganggu, suatu fenomena universal yang terjadi dalam kehidupan

sehari-hari dan tidak dapat dihindari dan setiap orang dapat

mengalaminya. stres ini juga memberi dampak secara total pada

individu terhadap fisik, psikologis, intelektual, sosial dan spiritual,

serta stress dapat mengancam keseimbangan fisiologis.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres

14

Dari beberapa pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa stres adalah suatu respon adaptif dari tubuh karena adanya

tuntutan dan perubahan dalam lingkungan.

2. Penyebab Stres

Apabila ditinjau dari penyebab stres, menurut Kusmiati dan

Desminiarti (1990), stres dapat digolongkan sebagai berikut :

a) Stres fisik, disebabkan oleh suhu atau temperatur yang

terlalu tinggi atau rendah, suara yang amat bising, sinar

yang terlalu terang atau sengatan listrik.

b) Stres kimiawi, disebabkan oleh asam-basa kuat, obat-

obatan, zat beracun, hormon atau gas.

c) Stres Mikrobiologi, disebabkan oleh virus, bakteri, atau

parasit yang menimbulkan penyakit.

d) Stres Fisiologi, disebabkan oleh gangguan struktur,

fungsi jaringan, organ, atau sistemik sehingga

menimbulkan fungsi tubuh yang tidak normal.

e) Stres proses pertumbuhan dan perkembangan,

disebabkan oleh gangguan pertumbuhan dan

perkembangan dari masa bayi hingga tua.

f) Stres psikis/emosional, disebabkan oleh gangguan

hubungan interpersonal, sosial, budaya atau keagamaan.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres

15

3. Tahapan Stres

Menurut Amberg (1979), ada beberapa tahapan stres,

sebagai berikut :

a. Stess tahap pertama (paling ringan), yaitu stres yang

disertai perasaan nafsu bekerja yang besar dan berlebihan,

mampu menyelesaikan pekerjaan tanpa memperhitungkan

tenaga yang dimiliki, dan penglihatan menjadi tajam.

b. Stres tahap kedua, yaitu stres yang disertai keluhan, seperti

bangun pagi tidak segar atau letih, lekas capek pada saat

menjelang sore, lekas lelah sesudah makan, tidak dapat

rileks, lambung atau perut tidak nyaman, jantung berdebar,

otot tengkuk, dan punggung tegang. Hal tersebut karena

cadangan tenaga tidak memadai.

c. Stres tahap ketiga, yaitu tahapan stres dengan keluhan

seperti defekasi tidak teratur (kadang-kadang diare), otot

semakin tegang, emosional, insomnia, mudah terjaga dan

sulit tidur kembali (middle insomnia), bangun terlalu pagi dan

sulit tidur kembali (Late Insomnia), koordinasi tubuh

terganggu dan mau jatuh pingsan.

d. Stres tahap keempat, yaitu tahapan stres dengan keluhan,

seperti tidak mampu bekerja sepanjang hari, aktivitas

pekerjaan terasa sulit, dan menjenuhkan, respon tidak

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres

16

adekuat, kegiatan rutin terganggu, gangguan pola tidur,

sering menolak ajakan, konsentrasi dan daya ingat

menurun, serta timbul ketakutan dan kecemasan.

e. Stres tahap kelima, yaitu tahapan stres yang ditandai

dengan kelelahan fisik dan mental, ketidakmampuan

menyelesaikan pekerjaan yang sederhana dan ringan,

gangguan pencernaan berat, meningkatkan rasa takut dan

cemas, bingung, dan panik.

f. Stres tahap keenam (paling berat), yaitu tahapan stres

dengan tanda-tanda, seperti jantung berdebar keras, sesak

napas, badan gemetar, dingin, dan banyak keluar keringat,

loyo, serta pingsan.

4. Pengertian Stres Kerja

Secara umum, orang berpendapat bahwa jika seseorang

diperhadapkan pada tuntutan pekerjaan yang melampaui

kemampuan individu tersebut, maka di katakan invididu itu

mengalami stres kerja (Jacinta, dalam Nipsaniasri, 2004). Stres

kerja adalah perasaan yang menekan atau merasa tertekan yang di

alami oleh karyawan dalam menghadapi pekerjaannya

(Mangkunegara dalam Sihombing, 2007).

Paluppi (2003) menjelaskan bahwa stres kerja adalah

ketegangan yang dengan mudah muncul akibat kejenuhan yang

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres

17

timbul dari beban kerja yang berlebihan. Selain itu, Stres kerja juga

di defenisikan sebagai adanya ketidak seimbangan antara

karaterikstik karwayan dengan karakter tuntutan pekerjaan dalam

lingkungan kerja (Abush & Burkhead dalam Nipsaniasri, 2004).

Stres kerja sebagai suatu kondisi yang disebabkan oleh

transaksi antara individu dengan lingkungan kerja sehingga

menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan yang berasal dari

situasi dengan sumber daya sistem biologis, psikologis dan sosial

(Smet dalam Effendi, 2005). Sementara itu Cooper (dalam

Wicaksana, 2006) mengatakan bahwa :

“Job Stres is as an unwanted physical, emotional, or psycological response that emanates when your capabilities are not in the line with the job requirements”.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka menurut penulis,

stres kerja merupakan suatu kondisi yang terjadi pada individu atau

karyawan yang diperhadapkan pada suatu ketidakseimbangan

sebagai akibat dari tuntutan pekerjaan yang berlebihan.

B. Perawat Unit Gawat Darurat dan Perawat Unit Rawat Inap

1. Pengertian Perawat

Definisi perawat menurut UU Kesehatan tahun 2009,

perawat adalah setiap orang yang mengabdikan diri di bidang

kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan

melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres

18

memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

Lemone (1989) mendefinisikan perawat adalah seseorang yang

berperan dalam merawat atau memelihara, membantu dengan

melindungi seseorang karena sakit, luka dan proses penuaan.

Definisi perawat menurut ICN (International Council Of

Nursing), perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan

pendidikan keperawatan yang memenuhi syarat serta berwenang di

negeri bersangkutan untuk memberikan pelayanan keperawatan

yang bertanggung jawab untuk meningkatkan kesehatan,

pencegahan penyakit dan pelayanan penderita sakit.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa perawat adalah seseorang yang memiliki latar

belakang sebagai seorang lulusan pendidikan keperawatan dan

bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesehatan.

2. Peran Perawat

Sebagai sebuah profesi, tentunya perawat memiliki peran

dan fungsinya dalam melakukan tugasnya. Menurut konsorsium

ilmu kesehatan tahun 1989 peran perawat terdiri dari :

a. Sebagai pemberi asuhan keperawatan (care giver)

Peran ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan

keadaan kebutuhan dasar (fisik dan mental) manusia yang

dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan. Pemberian

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres

19

asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai

dengan kompleks.

b. Sebagai advokat klien

Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien &

keluarga dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari

pemberi pelayanan khususnya dalam pengambilan persetujuan

atas tindakan keperawatan. Perawat juga berperan dalam

mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien meliputi :

i. Hak atas pelayanan sebaik-baiknya

ii. Hak atas informasi tentang penyakitnya

iii. Hak atas privacy

iv. Hak untuk menentukan nasibnya sendiri

v. Hak menerima ganti rugi akibat kelalaian.

c. Sebagai educator

Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam

meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit

bahkan tindakan yang diberikan sehingga terjadi perubahan

perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.

d. Sebagai koordinator

Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan

serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres

20

sehingga pemberi pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai

dengan kebutuhan klien.

e. Sebagai kolaborator

Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim

kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dll dengan

berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan.

f. Sebagai konsultan

Perawat berperan sebagai tempat konsultasi dengan

mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis

dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan

keperawatan.

g. Sebagai Change of agent

Perawat berperan untuk mengadakan perubahan-perubahan.

Misalnya, mengadakan inovasi dalam cara berpikir, bersikap,

bertingkah laku, dan meningkatkan keterampilan klien/keluarga

agar menjadi sehat. Elemen ini mencakup perencanaan,

kerjasama, perubahan yang sistematis dalam berhubungan dengan

klien dan cara memberikan keperawatan kepada klien.

Menurut PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia dalam

Nipsaniasari, 2004) peran dan fungsi perawat sebagai pelaku atau

pemberi asuhan keperawatan langsung kepada klien, dengan

menggunakan proses keperawatan yang meliputi :

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres

21

a. Dalam memberikan asuhan keperawatan secara profesional

yang meliputi treatment keperawatan, observasi, pendidikan

kesehatan dan menjalankan treatment medikal bedah.

b. Melakukan pengkajian dalam upaya-upaya mengumpulkan

daya dan informasi yang benar.

c. Menegakkan diagnosa keperawatan berdasarkan analisa

data dari hasil pengkajian

d. Merencanakan intervensi sebagai upaya untuk mengatasi

masalah yang timbul dan membuat langkah atau cara

pemecahan masalah.

e. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan yang

telah direncanakan.

f. Melakukan evaluasi berdasarkan respon klien terhadap

tindakan keperawatan yang telah dilakukan terhadapnya.

g. Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai

penghubung antara klien dengan tim kesehatan yang lain,

membela kepentingan klien dan membantu klien agar

memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang

diberikan oleh tim kesehatan. Peran advokasi sekaligus

mengharuskan perawat untuk membantu klien atau keluarga

untuk mengambil keputusan berdasarkan pemahaman

informasi yang diberikan oleh perawat.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres

22

h. Sebagai pendidik klien, perawat memberikan pengetahuan

kepada klien dalam rangka meningkatkan kesehatan,

tindakan keperawatan dan tindakan medik yang diterima,

sehingga klien atau keluarga dapat bertanggung jawab

terhadap hal-hal yang diketahuinya.

i. Sebagai koordinator, perawat memanfaatkan kemampuan

klien dan sumber-sumber yang ada untuk digunakan secara

maksimal, sehingga tidak ada tumpang tindih tindakan karena

ada koordinasi yang dilakukan oleh parawat.

j. Sebagai kolaborator, perawat bekerja sama dengan anggota

tim kesehatan lain dan keluaga dalam menentukan rencana

atau pelaksanaan asuhan keperawatan.

k. Sebagai pembaharu, perawat mengadakan inovasi agar klien

atau keluarga mempunyai cara berpikir yang benar dalam

mengatasi masalah, sehingga sikap dan tingkah laku menjadi

efektif, serta meningkatkan keterampilan yang diperlukan

untuk hidup lebih sehat.

l. Sebagai pengelola, perawat mengatur kegiatan dalam upaya

mencapai tujuan yang diharapkan sehingga pasien, klien dan

perawat mendapatkan kepuasan karena asuhan keperawatan

yang diberikan.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres

23

3. Sistem Model Profesional Asuhan Keperawatan

Professional (MAKP)

Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang

mendefenisikan empat unsur, yakni : standar, proses keperawatan,

pendidikan keperawatan, dan sistem MAKP. Definisi tersebut

berdasarkan prinsip-prinsip nilai yang diyakini dan akan

menentukan kualitas produksi/jasa layanan keperawatan. Jika

perawat tidak memiliki nilai-nilai tersebut sebagai sesuatu

pengambilan keputusan yang independen, maka tujuan pelayanan

kesehatan/keperawatan dalam memenuhi kepuasan klien tidak

dapat terwujud.

Unsur-Unsur dalam praktik keperawatan dapat dibedakan

menjadi empat, yaitu : 1) standar, 2) proses keperawatan, 3)

pendidikan keperawatan, 4) sistem MAKP. Dalam penerapan suatu

model, maka keempat hal tersebut harus menjadi bahan

pertimbangan, karena merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat

dilepaspisahkan.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres

24

Gambar 1 : Sistem Model Profesional Asuhan Keperawatan Professional

(MAKP)

4. Perhitungan Jumlah Tenaga Keperawatan

Perkiraan jumlah tenaga perawat dapat dihitung

berdasarkan waktu perawatan langsung yang dihitung berdasarkan

tingkat ketergantungan klien. Rata-rata waktu yang dibutuhkan

untuk perawatan adalah berkisar antara 4-5 jam/klien/hari. Untuk

Hubungan Antara Keempat Unsur dalam penerapan sistem MAKP

Standar Kebijakan

institusi/ nasional Proses

keperawatan :

Pengkajian,

perencanaan,

intervensi,

evaluasi

Sistem MPKP

- Fungsional

- Tim

- Primer

- Modifikasi

Pendidikan Klien :

- Pencegahan

penyakit

- Mempertahank

an kesehatan

- Informed

Consent

- Rencana

Pulang/komunit

as

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres

25

menentukan perkiraan jumlah tenaga keperawatan, dapat

menggunakan salah satu rumus di bawah ini :

a. Metode Rasio

Metode rasio didasarkan atas Surat Keputusan Menteri

Perhitungan jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan dihitung

menggunakan rumus Peraturan Menteri Kesehatan tahun 1979.

Peraturan Men.Kes.RI No.262/Men.Kes/Per/VII/1979, yaitu :

perhitungan tenaga keperawatan yang dibutuhkan untuk kebutuhan

seluruh rumah sakit ditentukan berdasarkan perbandingan antara

jumlah tempat tidur di rumah sakit dibandingkan dengan jumlah

perawat. Untuk tiap rumah sakit dengan tipe yang berbeda, berikut

ini adalah perhitungannya :

Rumah Sakit Kelas A = 4 Perawat : 2 Tempat Tidur

Rumah Sakit Kelas B = 3 Perawat : 2 Tempat Tidur

Rumah Sakit Kelas C = 1 Perawat : 1 Tempat Tidur

5. Pengertian Perawat Unit Gawat Darurat dan Perawat

Unit Rawat Inap

a. Perawat Unit Gawat Darurat

Pelayanan gawat darurat meliputi pelayanan keperawatan

yang ditujukan kepada pasien gawat darurat, yaitu pasien yang

datang tiba- tiba berada dalam keadaan gawat darurat atau akan

menjadi gawat dan terancam nyawanya / anggota badan akan

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres

26

menjadi cacat bila tidak mendapat pertolongan yang segera dan

cepat (Musliha, 2010).

Unit gawat darurat merupakan salah satu unit di rumah sakit

yang memberikan pelayanan kepada penderita gawat darurat dan

merupakan bagian dari rangkaian yang perlu diorganisir.

Pengembangan unit gawat darurat harus memperhatikan aspek-

aspek seperti : sistem rujukan penderita gawat darurat dan beban

kerja dalam menanggulangi penderita gawat darurat (Prabowo,

2009). Sedangkan, perawat unit gawat darurat adalah seorang

tenaga keperawatan yang diberi wewenang untuk melaksanakan

pelayanan/asuhan keperawatan di unit gawat darurat (Protap RS

Bhayangkari Pontianak, 2008).

Kriteria unit gawat darurat meliputi hal-hal sebagai berikut :

a) unit gawat darurat harus buka 24 jam, b) unit gawat darurat juga

harus menangani penderita “false emergency” tetapi tidak boleh

mengganggu/mengurangi mutu pelayanan gawat darurat, c) unit

gawat darurat sebaiknya hanya melakukan “primary care”

sedangkan “defenitive care” dilakukan di tempat lain dengan cara

kerja sama yang baik, d) unit gawat darurat harus meningkatkan

mutu personalia maupun masyarakat sekitarnya dalam

penanggulan penderita gawat darurat, e) unit gawat darurat harus

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres

27

melakukan riset guna meningkatkan mutu/kualitas pelayanan

kesehatan masyarakat sekitarnya (Depkes RI, 1992).

Mulisha (2010) menjelaskan bahwa dalam menjalankan

tugasnya, seorang perawat yang bertugas di bagian unit gawat

darurat mempunyai peranan sebagai berikut :

1) Melakukan triase, mengkaji dan menetapkan dalam

spektrum yang lebih luas terhadap kondisi klinis pada

berbagai keadaan yang bersifat mendadak mulai dari

ancaman nyawa sampai kondisi kronis.

2) Mengkaji dan melakukan asuhan keperawatan terhadap

individu – individu dari semua umur dan berbagai kondisi.

3) Mengatur waktu secara efisien walaupun informasi terbatas.

4) Memberikan dukungan emosional terhadap pasien dan

keluarganya.

5) Memfasilitasi dukungan spiritual

6) Mengkoordinasikan berbagai pemeriksaan diagnostik dan

memberikan pelayanan secara multi disiplin.

7) Dokumentasikan dan komunikasikan informasi tentan

pelayanan yang telah diberikan serta kebutuhan untuk

tindak lanjut.

8) Memfasilitasi rujukan dalam rangka menyelesaikan masalah

kegawat-daruratan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres

28

9) Membantu individu beradaptasi terhadap kegiatan sehari –

hari

10) Memfasilitasi tindak lanjut perawatan dengan memanfaatkan

sumber-sumber yang ada di masyarakat.

11) Merespon secara cepat dan memfasilitasi terhadap bencana

yang terdapat di komunitas dan institusi.

b. Perawat Unit Rawat Inap

Menurut Depkes RI (1987), ruang rawat inap adalah ruang

pelayanan kepada pasien masuk rumah sakit yang menempati

tempat tidur perawatan untuk keperluan observasi, diganosa terapi,

rehabilitasi medik dan pelayanan medik lainnya. Selain itu menurut

Kuntoro (2010), unit rawat inap atau ruang rawat merupakan sentral

kegiatan pokok dalam proses penyembuhan pasien , dan secara

manajerial kepala ruang rawat/bangsal sangat menentukan

keberhasilan dalam memberikan pelayanan keperawatan bagi

pasien. Sedangkan perawat unit rawat inap adalah seorang

perawat yang diberikan wewenang untuk memberikan pelayanan

atau asuhan keperawatan di ruang rawat inap (Protap RS

Bhayangkari Pontianak, 2008).

Bangsal/ruangan pasien juga merupakan tempat penting

yang tidak dapat dilepaspisahkan dari suatu tatanan rumah sakit.

Dapat dikatakan, bangsal sebagai ujung tombak pelayanan

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres

29

kesehatan rumah sakit dan ikut menentukan baik-buruknya sebuah

rumah sakit atau mutu pelayanan yang diberikan kepada konsumen

rumah sakit (Kuntoro, 2010).

C. Stres Kerja Perawat

1. Pengertian Stres Kerja Perawat

Stres di antara pegawai kesehatan sangat dikenal, seperti

stres diantara para perawat yang bekerja di lingkungan rumah sakit

(Clark dalam Nipsaniasari, 2004). Menurut Suharyati (1994),

dibandingkan dengan profesi yang lain perawat relatif penuh

dengan beban psikologis karena sebagai pemberi layanan

keperawatan membutuhkan kerja sama tidak hanya dengan klien

tetapi juga dengan tim kesehatan yang lain, keluarga, masyarakat

dan lembaga tempat perawat bekerja.

Stres kerja perawat disebutkan sebagai suatu kondisi yang

disebabkan oleh transaksi antara perawat dengan lingkungan kerja

sehingga menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan yang berasal

dari situasi dengan sumber daya sistem biologis, psikologis dan

sosial (Smet dalam Effendi, 2005).

2. Sumber Stres Kerja Perawat

Hudak dan Gallo (1997) menyatakan bahwa sumber dari

stres perawat adalah pekerjaan yang di ulang-ulang. Setiap langkah

harus ditulis, perpindahan perawat dari tempat lain, situasi kritis

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres

30

yang sering, bahaya fisik (jarum-jarum, pasien isolasi dan lainnya),

mengangkat berat, pasien tidak sadar, teman sejawat yang

bingung, bunyi-bunyian yang terus-menerus (suara monitor dan

alat-alat penunjang medis lainnya, rintihan dan jeritan pasien).

Menurut Abraham dan Shanley (dalam Sunaryo, 2004) yang

didasarkan pada hasil survei Dewe (1989) menemukan lima

sumber stres keperawatan, yaitu :

a. Beban kerja berlebihan, misalnya merawat terlalu banyak

pasien, mengalami kesulitan dalam mempertahankan

standar yang tinggi, merasa tidak mampu memberikan

dukungan yang dibutuhkan teman sekerja, dan menghadapi

keterbatasan tenaga.

b. Kesulitan menjalin hubungan dengan staff lain, misalnya

mengalami konflik dengan teman sejawat, mengetahui

orang lain tidak menghargai sumbangsih yang dilakukan,

dan gagal membentuk tim kerja dengan staff.

c. Kesulitan merawat pasien kritis, misalnya kesulitan

menjalankan peralatan yang belum dikenal, mengelola atau

prosedur atau tindakan baru, dan bekerja dengan dokter

yang menuntut jawaban dan tindakan cepat.

d. Berurusan dengan pengobatan/perawatan pasien, misalnya

bekerja dengan dokter yang tidak memahami kebutuhan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres

31

sosial dan emosional pasien, terlibat dalam

ketidaksepakatan pada program tindakan, merasa tidak

pasti sejauh mana harus memberi informasi pada pasien

atau keluarga, merawat pasien sulit atau tidak kerja sama.

e. Merawat pasien yang gagal untuk membaik, misalnya

pasien lansia, pasien yang nyeri kronis, dan pasien yang

meninggal selama proses perawatan.

3. Aspek-Aspek Stres Kerja Perawat

Menurut Robbins dalam Amiranti (2007) ada beberapa

gejala dari stres kerja yang terbagi dalam tiga aspek, yaitu :

a. Gejala fisiologis yaitu perubahan dalam metabolisme,

meningkatkan laju detak jantung dan pernapasan,

meningkatkan tekanan darah, menimbulkan sakit kepala

dan menyebabkan serangan jantung.

b. Gejala Psikologis, yaitu dapat menimbulkan

ketidakpuasan terhadap pekerjaan, meningkatkan

ketegangan, kecemasan, mudah marah, kebosanan dan

menjadi suka menunda-nunda pekerjaan.

c. Gejala Perilaku, gejala stres yang dikaitkan dengan

perilaku mencakup perubahan dalam produktivitas,

meningkatnya absensi, tingginya tingkat keluar-masuknya

karyawan juga perubahan dalam kebiasaan makan,

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres

32

meningkatnya konsumsi alkohol, berbicara cepat, gelisah

dan gangguan tidur.

Menurut Beehr dan Newman (dalam Sihombing, 2007) ada

beberapa gejala dari stres kerja yang terbagi dalam tiga aspek,

yaitu aspek psikologis, aspek fisik dan aspek perilaku.

a. Aspek Psikologis yang terdiri dari kecemasan, memendam

masalah, komunikasi menjadi tidak efektif, mengurung dan

menarik diri, kebosanan, ketidakpuasan kerja, lelah mental,

menurunnya fungsi intelektual, kehilangan daya konsentrasi,

kehilangan semangat hidup, menurunnya harga diri dan

rasa percaya diri.

b. Aspek Fisik yaitu meningkatnya detak jantung dan tekanan

darah, gangguan sistem kardiovaskuler, gangguan lambung,

mudah terluka, mudah lelah secara fisik dan kemungkinan

mengalami sindrom kelelahan yang kronis (chronic fatigue

syndrome), kematian, gangguan kardiovaskuler, gangguan

pernapasan, sering berkeringat, gangguan pada kulit,

kepala pusing, migrain, Meningkatnya frekuensi dari luka

fisik dan kecelakaan, badan, gemetar, penurunan sistem

imun, ketegangan otot dan probelm tidur.

c. Aspek Perilaku yang tampak dari menunda atau

menghindari pekerjaan, meningkatnya penggunaan

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres

33

minuman keras dan mabuk, perilaku sabotase,

meningkatnya agressivitas dan kriminalitas, peningkatan

atau penurunan nafsu makan, pola makan berubah, ngebut

di jalan, Mencari-cari kesalahan orang lain, mudah

menyalahkan orang lain, mudah mengingkari janji pada

orang lain, penurunan hubungan interpersonal dengan

keluarga dan teman serta kecenderungan bunuh diri.

Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan aspek-aspek

dari Beehr dan Newman, yaitu aspek psikologis, aspek psikis dan

aspek perilaku yang akan digunakan sebagai indikator pengukuran

dalam instrumen penelitian.

D. Perbedaan Stres Kerja Perawat Unit Rawat Inap dan Unit

Gawat Darurat

Unit rawat inap merupakan sebuah unit layanan kesehatan

pada sebuah institusi rumah sakit yang digunakan untuk tempat

perawatan pasien. Unit ini merupakan satuan yang tidak dapat

dilepaspisahkan dari unit-unit lainnya karena merupakan bagian

yang terpenting dari sebuah layanan kesehatan. Pada unit ini,

seorang perawat bekerja berdasarkan program-program kegiatan

yang terjadwal setiap harinya, namun kecendurungan untuk

mengalami stres kerja juga dapat di alami oleh seorang perawat

yang bertugas di unit rawat inap. Misalnya, perawat yang bertugas

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres

34

sedikit, kondisi kerja tidak kondusif dan rekan kerja yang tidak dapat

berkerja sama dengan baik. Selain itu pula, di bagian rawat inap

seorang perawat seharusnya ada di samping pasien setiap saat,

apalagi jika pasien yang memerlukan observasi terus-menerus. Hal-

hal seperti inilah yang dapat memicu terjadinya stres kerja pada

perawat di unit rawat inap.

Sedangkan, pada unit gawat darurat yang merupakan

gerbang awal sebagai pintu masuknya pasien, perawat yang

bertugas di tempat ini dituntut harus bersikap cepat, cekatan dan

tepat dalam menangangi pasien-pasien yang datang ke gawat

darurat. Stres kerja pada perawat unit gawat darurat dapat timbul

karena perawat pada bagian unit gawat darurat merupakan bagian

pelayanan yang bersifat segera dan membutuhkan pertolongan

pertama untuk diberikan kepada pasien. Selain itu, stres kerja dapat

dialami oleh perawat gawat darurat juga jika pasien yang ditangani

dalam jumlah banyak dan datang dengan berbagai penyakit yang

berbeda. Berdasarkan fenomena yang terjadi, maka diasumsikan

tingkat stres perawat di unit gawat darurat lebih tinggi daripada

perawat di unit rawat inap.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian Stres

35

E. Kerangka Konseptual

Variabel Independen Variable Dependen

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

F. Hipotesis

H0 : Tidak ada perbedaan tingkat stres kerja perawat diruang

rawat inap dan perawat unit gawat darurat

H1 : Ada perbedaan tingkat stres kerja perawat unit rawat

inap dan perawat unit gawat darurat.

Perawat Unit Rawat Inap

Tingkat Stress Kerja Perawat Unit Gawat

Darurat