resume SPKN

16
PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA Pemeriksaan keuangan negara adalah meliputi pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara dan pemeriksaan atas tanggung jawab keuangan negara RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN BPK diberi kewenangan untuk melakukan 3 (tiga) jenis pemeriksaan, yakni: 1. Pemeriksaan keuangan, adalah pemeriksaan atas laporan keuangan (pemerintah pusat dan pemerintah daerah). Pemeriksaan keuangan ini dilakukan oleh BPK dalam rangka memberikan pernyataan opini tentang tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan pemerintah. 2. Pemeriksaan kinerja, adalah pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta pemeriksaan aspek aktivitas. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu, adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan khusus, di luar pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja. 3. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu meliputi antara lain pemeriksaan atas hal-hal lain di bidang keuangan, pemeriksaan investigatif, dan pemeriksaan atas sistem pengendalian intern pemerintah. STANDAR PEMERIKSAAN Pelaksanaan pemeriksaan didasarkan pada suatu standar pemeriksaan. Standar dimaksud disusun oleh BPK dengan mempertimbangkan standar di lingkungan profesi audit secara internasional. Sebelum standar dimaksud ditetapkan, BPK perlu mengkonsultasikannya dengan pihak pemerintah serta dengan organisasi profesi di bidang pemeriksaan. Organisasi Pemeriksa - Menurut UU adalah BPK – RI - Badan Pemeriksa Keuangan, yang selanjutnya disingkat BPK, adalah lembaga negara yang bertugas untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Tugas dan Wewenang BPK 1. BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara. 2. Dalam melaksanakan tugasnya, BPK berwenang:

Transcript of resume SPKN

Page 1: resume SPKN

PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA

Pemeriksaan keuangan negara adalah meliputi pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara dan pemeriksaan atas tanggung jawab keuangan negara

RUANG LINGKUP PEMERIKSAANBPK diberi kewenangan untuk melakukan 3 (tiga) jenis pemeriksaan, yakni: 1. Pemeriksaan keuangan, adalah pemeriksaan atas laporan keuangan (pemerintah pusat dan

pemerintah daerah). Pemeriksaan keuangan ini dilakukan oleh BPK dalam rangka memberikan pernyataan opini tentang tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan pemerintah.

2. Pemeriksaan kinerja, adalah pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta pemeriksaan aspek aktivitas. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu, adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan khusus, di luar pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja.

3. Pemeriksaan dengan tujuan tertentu meliputi antara lain pemeriksaan atas hal-hal lain di bidang keuangan, pemeriksaan investigatif, dan pemeriksaan atas sistem pengendalian intern pemerintah.

STANDAR PEMERIKSAANPelaksanaan pemeriksaan didasarkan pada suatu standar pemeriksaan. Standar dimaksud

disusun oleh BPK dengan mempertimbangkan standar di lingkungan profesi audit secara internasional. Sebelum standar dimaksud ditetapkan, BPK perlu mengkonsultasikannya dengan pihak pemerintah serta dengan organisasi profesi di bidang pemeriksaan.

Organisasi Pemeriksa- Menurut UU adalah BPK – RI- Badan Pemeriksa Keuangan, yang selanjutnya disingkat BPK, adalah lembaga negara yang

bertugas untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

Tugas dan Wewenang BPK1. BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara yang dilakukan

oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara.

2. Dalam melaksanakan tugasnya, BPK berwenang: Menentukan objek pemeriksaan, merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan,

menentukan waktu dan metode pemeriksaan serta menyusun dan menyajikan laporan pemeriksaan;

Meminta keterangan dan/atau dokumen yang wajib diberikan oleh setiap orang, unit organisasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara.

Melakukan pemeriksaan di tempat penyimpanan uang dan barang milik negara, di tempat pelaksanaan kegiatan, pembukuan dan tata usaha keuangan negara, serta pemeriksaan terhadap perhitungan-perhitungan, surat-surat, bukti-bukti, rekening koran, pertanggungjawaban, dan daftar lainnya yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara.

Page 2: resume SPKN

Pemeriksa (Berdasarkan UU nomor 15 tahun 2006) Pemeriksa adalah orang yang melaksanakan tugas pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab

keuangan negara untuk dan atas nama BPK (Pasal 1) BPK dalam menjalankan tugas dan wewenangnya dibantu oleh Pelaksana BPK, yang terdiri atas Sekretariat Jenderal, unit pelaksana tugas pemeriksaan, unit pelaksana tugas penunjang, perwakilan, Pemeriksa, dan pejabat lain yang ditetapkan oleh BPK sesuai dengan kebutuhan.

Pemeriksa tersebut merupakan jabatan fungsional (Pasal 34 ayat 2) Pemeriksa tersebut bisa berstatus sebagai PNS atau yang bukan PNS (Pasal 34 (3))

Kode EtikKode etik adalah norma-norma yang harus dipatuhi oleh setiap anggota BPK dan pemeriksa selama menjalankan tugasnya.- Nilai-nilai dasar

o Mematuhi peraturan perundang-undangano Mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi atau golongano Menjunjung tinggi independensi, integritas dan profesionalismeo Menjunjung tinggi martabat, kehormatan, citra dan kredibilitas BPK

- Kode Etik bagi Anggota BPK Untuk menjamin independensi dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Anggota BPK

wajib memegang sumpah dan janji jabatan, bersikap netral dan tidak berpihak, menghindari terjadinya benturan kepentingan, menghindari hal-hal yang dapat mempengaruhi obyektivitas. Anggota BPK juga dilarang merangkap jabatan dalam lingkungan lembaga negara yang lain, badan-badan lain yang mengelola keuangan negara, dan perusahaan swasta nasional atau asing, menjadi anggota partai politik, menunjukkan sikap dan perilaku yang dapat menyebabkan orang lain meragukan independensinya.

Untuk menjamin integritas dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Anggota BPK wajib bersikap tegas dalam menerapkan prinsip, nilai dan keputusan, bersikap tegas dalam mengemukakan dan/atau melakukan hal-hal yang menurut pertimbangan dan keyakinannya perlu dilakukan, bersikap jujur dengan tetap memegang rahasia pihak yang diperiksa. Anggota BPK juga dilarang menerima pemberian dalam bentuk apapun baik langsung maupun tidak langsung yang diduga atau patut diduga dapat mempengaruhi pelaksanaan tugas dan wewenangnya.

Kode Etik bagi PemeriksaUntuk menjunjung profesionalisme dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Pemeriksa wajib:

memutakhirkan, mengembangkan, dan meningkatkan kemampuan profesionalnya menghormati dan mempercayai serta saling membantu diantara Pemeriksa saling berkomunikasi dan mendiskusikan permasalahan yang timbul dalam

menjalankan tugas pemeriksaan menggunakan sumber daya publik secara efisien, efektif dan ekonomis

Untuk menjunjung profesionalisme dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Pemeriksa dilarang:

menerima tugas yang bukan merupakan kompetensinya mengungkapkan informasi yang terdapat dalam proses pemeriksaan kepada pihak

lain, baik lisan maupun tertulis, kecuali untuk kepentingan peraturan perundang-undangan yang berlaku

mengungkapkan laporan hasil pemeriksaan atau substansi hasil pemeriksaan kepada media massa kecuali atas ijin atau perintah Ketua atau Wakil Ketua atau Anggota BPK

mendiskusikan pekerjaannya dengan auditee di luar kantor BPK atau kantor auditee

Page 3: resume SPKN

Standard Pemeriksaan Keuangan NegaraDasar Hukum: Peraturan BPK – RI nomor 01 Tahun 2007Standar Pemeriksaan adalah patokan untuk melakukan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang meliputi standar umum, standar pelaksanaan pemeriksaan, dan standar pelaporan yang wajib dipedomani oleh BPK dan/atau pemeriksaTujuh Pernyataan standard

1. Umum2. Pelaksanaan pemeriksaan keuangan3. Pelaporan Pemeriksaan Keuangan4. Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja5. Pelaporan Pemeriksaan Kinerja6. Pelaksanaan dengan tujuan tertentu7. Pelaporan pemeriksaan dengan tujuan tertentu

Audit Keuangan dan Kinerja

SPKN memuat pernyataan professional pemeriksa, mutu pelaksanaan pemeriksaan, dan persyaratan laporan pemeriksaan yang professionalTujuan Standar Pemeriksaan adalah untuk menjadi ukuran mutu bagi para pemeriksa dan organisasi pemeriksa dalam melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negaraPenerapanBerlaku untuk semua pemeriksaan yang dilaksanakan terhadap entitas, program, kegiatan serta fungsi yang berkaitan dengan pelaksanaan pengelolaan dan tanggung jawab Keuangan NegaraJenis Pemeriksaa:

1. Pemeriksaan keuangan adalah pemeriksaan atas laporan keuangan2. Pemeriksaan kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara yang terdiri atas

pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta aspek efektivitas3. Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu bertujuan untuk memberikan simpulan atas suatu hal

yang diperiksa

Tanggung Jawab:1. Manajemen Entitas yang diperiksa

Mengelola keuangan negara secara tertib, ekonomis, efisien, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlakuMenyusun dan menyelenggarakan pengendalian intern yang efektif Menyusun dan menyampaikan laporan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara secara tepat waktuMenindaklanjuti rekomendasi BPK

2. PemeriksaMerencanakan dan melaksanakan pemeriksaan untuk memenuhi tujuan pemeriksaanMengambil keputusan yang konsisten dengan kepentingan publik dalam melakukan pemeriksaanMelaksanakan seluruh tanggung jawab profesionalnya dengan derajat integritas yang tinggiObjektive,Menggunakan pertimbangan professionalPemeriksa bertanggung jawab untuk membantu manajemen dan para pengguna laporan hasil pemeriksaan lainnya untuk memahami tanggung jawab pemeriksa berdasarkan Standar

Page 4: resume SPKN

Pemeriksaan dan cakupan pemeriksaan yang ditentukan berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan

3. Organisasi PemeriksaMeyakinkan bahwa:

independensi dan obyektivitas dipertahankan dalam seluruh tahap pemeriksaan pertimbangan profesional (professional judgment) digunakan dalam perencanaan

dan pelaksanaan pemeriksaan dan pelaporan hasil pemeriksaan pemeriksaan dilakukan oleh personil yang mempunyai kompetensi profesional dan

secara kolektif mempunyai keahlian dan pengetahuan yang memadai peer-review yang independen dilaksanakan secara periodic dan menghasilkan suatu

pernyataan, apakah system pengendalian mutu organisasi pemeriksa tersebut dirancang dan memberikan keyakinan yang memadai sesuai dengan Standar Pemeriksaan

Standard Umum Pemeriksaan Persyaratan kemampuan/keahlian Independensi Penggunaan kemahiran professional secara cermat dan seksama Pengendalian mutu

Pengantar Pemeriksaan KeuanganJenis Pemeriksaan Pemeriksaan Keuangan ; Pemeriksaan Kinerja ; dan Pemeriksaan denganTujuanTertentuPemeriksaan keuangan adalah pemeriksaan atas laporan keuangan. Pemeriksaan keuangan tersebut bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai (reasonable assurance) apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di IndonesiaTujuan

Pemberian opini Deteksi atas penyimpangan terhadap ketentuan peraturan perundangan, kecurangan (fraud)

dan ketidakpatutan (abuse) Deteksi atas penyimpangan terhadap pengendalian intern

Obyek Laporan Keuangan Pemerintah Pusat; Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga; Laporan Keuangan Pemerintah Daerah; Laporan Keuangan BI; Laporan Keuangan BUMN; Laporan Keuangan BUMD; dan Laporan Keuangan badan-badan lain yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan

yang berlaku.Lingkup

Anggaran dan realisasi pendapatan, belanja dan pembiayaan Posisi aset, kewajiban dan ekuitas dana Arus kas dan saldo kas akhir sesuai dengan sisa lebih pembiayaan anggaran (SILPA) dalam

laporan realisasi anggaran dan ekuitas dana dalam neraca; dan Pengungkapan informasi yang diharuskan seperti disebutkan dalam SPKN.

Page 5: resume SPKN

Selain itu, pemeriksaan juga menguji efektivitas pengendalian intern dan kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan yang terkait dengan pelaporan keuangan dalam LK

Standar Pemeriksaan Pemeriksaan keuangan dilaksanakan berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara

(SPKN) yang ditetapkan dalam Peraturan BPK Nomor 1 Tahun 2007, khususnya Pernyataan Standar Pemeriksaan (PSP) Nomor 01 tentang Standar Umum Pemeriksaan, PSP 02 tentang Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Keuangan, dan PSP 03 tentang Standar Pelaporan Pemeriksaan Keuangan.

SPKN memberlakukan tiga pernyataan standar pekerjaan lapangan SPAP yang ditetapkan oleh IAI

Kriteria Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Proses bisnis sektor pemerintahan?

Pengguna DPR dan DPD DPRD Provinsi dan Gubernur DPRD Kabupaten/Kota dan Bupati/Wali Kota

Perencanaan Pemeriksaan KeuanganPerlunya Perencanaan Yang MemadaiKetentuan Standar Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan tenaga asisten harus disupervisi dengan semestinya.

Langkah-langkah Perencanaan1. Pemahaman Tujuan Pemeriksaan dan Harapan Penugasan,2. Pemenuhan Kebutuhan Pemeriksa,3. Pemahaman Atas Entitas4. Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Sebelumnya,5. Pemahaman Atas Sistem Pengendalian Intern,6. Pemahaman dan Penilaian Risiko,7. Penetapan Materialitas Awal dan Kesalahan tertolerir,8. Penentuan Metode Uji Petik,9. Pelaksanaan Prosedur Analitis Awal dan10. Penyusunan Program Pemeriksaan dan rogram KegiatanPerseorangan

Tujuan Untuk mengetahui hasil akhir dan sasaran pemeriksaan yang diharapkan Pemberi Tugas

serta mengetahui kriteria pengukuran kinerja penugasanSyarat Tim Pemeriksa

Secara kolektif harus memiliki kecakapan profesional yangmemadai Memenuhi persyaratan pendidikan berkelanjutan Memenuhi persyaratan kemampuan/keahlian pemeriksa Harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan

organisasi Memenuhi kualifikasi tambahan: memiliki keahlian di bidang akuntansi dan pemeriksaan

(auditing), memahami prinsip akuntansi yang berlaku umum dan sebaiknya memiliki sertifikasi keahlian.

Kualifikasi Pemeriksa Tim pemeriksa secara kolektif harus memiliki pemahaman yang cukup atas standar

akuntansi dan pengetahuan yang memadai atas pemeriksaan keuangan Di dalam tim pemeriksa, paling tidak satu orang memiliki register akuntan.

Page 6: resume SPKN

Ketua tim harus memiliki pengalaman yang memadai paling tidak satu kali melakukan pemeriksaan keuangan. Apabila entitas yang diperiksa cukup besar lingkup dan sasarannya, maka ketua tim dapat dibantu dengan beberapa ketua sub tim yang telah memiliki kualifikasi yang sama dengan ketua tim.

Pengendali teknis harus memiliki pengetahuan dan pengalaman pemeriksaan terkait dengan pemeriksaan keuangan dan atau pernah menjadi ketua tim pemeriksa paling tidak satu kali dan atau menduduki jabatan struktural dan atau menduduki jabatan fungsional paling tidak ketua tim senior. Penanggung jawab pemeriksaan keuangan adalah pemeriksa yang memiliki register akuntan dan memiliki pengalaman yang memadai melakukan pemeriksaan keuangan atau memiliki jabatan struktural/fungsional.Apabila entitas yang diperiksa cukup besar lingkup dan sasarannya, maka penanggung jawab dapat dibantu dengan wakil penanggung jawab yang telah memiliki kualifikasi yang sama dengan penanggung jawab.

Dalam hal laporan keuangan disusun dengan menggunakan sistem yang terkomputerisasi, maka paling tidak satu orang dalam tim pemeriksa memiliki pengetahuan dan keahlian di bidang teknologi informasi dan/atau pemeriksaan teknologi informasi.

PEMAHAMAN ATAS ENTITASTujuan

1. untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam mengenai proses kerja secara umum dan risiko terkait dari tiap proses kerja spesifik entitas yang diperiksa, dan

2. untuk mengidentifikasikan dan memahami hal-hal penting yang harus dipenuhi oleh entitas dalam mencapai tujuannya

Informasi Yang Diperlukan1. Gambaran Jelas Mengenai Bidang Kerja Entitas 2. Kekuatan Lingkungan3. Tren yang Signifikan 4. Hubungan dengan DPR dan BPK, serta Lembaga Lain5. Sumber Pendapatan dan Pembiayaan6. Dasar Hukum dan Peraturan yang Mempengaruhi7. Faktor Sosial dan Politik yang Mempengaruhi Pemerintah8. Pengaruh Stakeholder (Pemegang Kepentingan): Lembaga Perwakilan9. Dampak dari Lingkungan Entitas terhadap Risiko Bidang Kerja dan Laporan Keuangan 10. Pejabat kunci

Langkah-langkah Dalam Pemahaman Entitas1. Mendapatkan pemahaman yang mutakhir mengenai pengaruh lingkungan terhadap entitas2. Memperoleh pengetahuan mengenai pengaruh stakeholders utama terhadap entitas.3. Memahami tujuan dan sasaran entitas dan pengembangan strategi usaha untuk

mencapainya4. Mengidentifikasi faktor sukses yang penting (critical success factors) bagi pencapaian tujuan

entitas5. Mengidentifikasi dan mendapatkan gambaran umum proses kerja entitas6. Memahami bagaimana manajemen mengendalikan proses kerja kritikalnya untuk mencapai

faktor sukses kritikal entitas. 7. Mengidentifikasi proses kerja kritikal entitas8. Memahami bagaimana manajemen mengendalikan proses kerja kritikalnya untuk mencapai

faktor sukses kritikal entitas.

Sumber Informasi1. Pengalaman sebelumnya dengan entitas dan industri/lingkup kerjanya.

Page 7: resume SPKN

2. Diskusi dengan pegawai dan manajemen/pimpinan entitas.3. Survei pendahuluan apabila entitas pertama kali diperiksa.4. Peraturan perundang-undangan yang secara signifikan dapat Peraturan perundang-

undangan yang secara signifikan dapat mempengaruhi entitas.5. Laporan satuan pengawas intern 6. Database entitas.7. Publikasi mengenai organisasi yang berhubungan dengan industri/lingkup kerja entitas.8. Entitas, lokasi dan fasilitas entitas yang diperiksa.

DokumentasiFormulir Pemahaman Entitas

PELAKSANAAN PROSEDUR ANALITISProsedur analitis merupakan suatu prosedur yang menggunakan perbandingan-perbandingan dan hubungan-hubungan menilai apakah suatu saldo akun tertentu layak / sesuai dengan seharusnya.

Tujuan Prosedur Analitis1. Mendapatkan strategi untuk memahami dan mengevaluasi proses-proses signifikan.2. Membuat penilaian pendahuluan risiko secara gabungan.

Hasil Analisis Bisa Membantu Pemeriksa:1. membantu pemeriksa dalam mengidentifikasi area-area yang berisiko tinggi yang

membutuhkan pemeriksaan yang mendalam, ataupun pada area-area yang berisiko rendah2. meningkatkan pemahaman pemeriksa atas dampak dari kejadian meningkatkan

pemahaman pemeriksa atas dampak dari kejadian penting dan kegiatan operasi/kerja entitas, kondisi keuangan, dan kemampuan keuangan entitas

3. membantu pemeriksa untuk mengidentifikasi transaksi-transaksi yang tidak biasa, dan untuk menilai kewajaran dari perhitungan saldo akun-akun atau pos-pos keuangan sebelum melakukan prosedur analitis yang lebih rinci atau prosedur subtantif.

Prosedur Analitis Meliputi1. analisa terperinci, 2. perbandingan saldo yang tercatat dengan data-data lainnya (seperti saldo keuangan tahun

yang lalu, saldo akun-akun yang berhubungan, atau pos-pos sejenis di tahun lalu) atau3. penggunaan rasio-rasio atau hal lainnya yang masih penggunaan rasio-rasio atau hal lainnya

yang masih berhubungan.

Jenis Analisis Laporan KeuanganAnalisis laporan Keuangan dapat dibedakan menjadi dua macam:

1. Analisis Horisontal, biasanya digunakan antarpos dalam satu jenis laporan, misalnya saja hubungan antarpos dalam periode yang sama dan hubungan antarpos dalam antar periode yang berbeda.

2. Analisis Vertikal, biasanya menggunakan perbandingan antarpos (perkiraan) antarjenis laporan keuangan, misalnya hubungan antar pos dalam periode yang sama.

Analisis Dalam PemeriksaanAnalisis dalam pemeriksaan berdasarkan objeknya dapat dibedakan menjadi:

1. Analisis atas unsur yang ada di neraca2. Analisis atas unsur yang ada di LRA3. Analisis atas unsur yang ada di LAK4. Analisis atas antar unsur laporan keuangan

Page 8: resume SPKN

PEMANTAUAN TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN SEBELUMNYAPernyataan Standar:“Pemeriksa harus mempertimbangkan hasil pemeriksaan sebelumnya serta tindak lanjut atas rekomendasi yang signifikan dan berkaitan dengan tujuan pemeriksaan yang sedang dilaksanakan”.

Tujuan1. Mengidentifikasi tindak lanjut saran/rekomendasi BPK2. Menilai pelaksanaan tindak lanjut atas rekomendasi BPK, apakah telah sesuai dengan

rekomendasi tersebut atau tidak.3. Mengidentifikasi dampaknya pada pelaporan keuangan yang diperiksa.

Input Yang Diperlukan 1. Kertas kerja hasil pemeriksaan sebelumnya (untuk pemeriksaan tahun berkala di tahun

kedua atau berikutnya).2. Surat tugas/keterangan atau rencana tindak lanjut (action plan) dari pejabat entitas atau

database entitas.3. Laporan perkembangan tindak lanjut hasil pemeriksaan tahun Laporan perkembangan

tindak lanjut hasil pemeriksaan tahun sebelumnya dari entitas.4. Formulir PemantauanTindak Lanjut5. Hasil pemahaman umum atas entitas.

Cara Pemantauan Tindak Lanjut Pemeriksaan Sebelumnya1. Memantau kegiatan pelaksanaan rekomendasi entitas, misal melalui laporan-laporan

pelaksanaan rekomendasi yang diberikan entitas kepada pemeriksa,2. Melakukan reviu yang lebih terperinci dengan entitas, misalnya dengan melakukan diskusi

atau pertemuan (Rapat misalnya dengan melakukan diskusi atau pertemuan (Rapat Pra Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan) dengan entitas untuk membahas pelaksanaan rekomendasi, dan

3. Sebuah pemeriksaan tindak lanjut yang dapat berupa pelaksanaan pemeriksaan lapangan. Hal-hal yang Harus Diperhatikan

1. Pelaksanaan tindak lanjut mungkin dapat pulamengindikasikan adanya risiko lain yang masih harusdiperhatikan dalam pemeriksaan tahun berjalan.

2. Kekurangan dan perbaikan yang diidentifikasikan dalamproses tindak lanjut harus dilaporkan.

3. Kekurangan pelaksanaan rekomendasi signifikan harusmenjadi bahan pertimbangan atas pemeriksaan tahunberjalan.

Dokumentasi1. Formulir PemantauanTindak Lanjut.2. Status temuan.3. Pengaruh terhadap Laporan Keuangan yang diperiksa.

Pemahaman danPenilaian Risiko Tujuan

Melakukan pengkajian atas risiko secara gabungan agar dapatdisusun prosedur pemeriksaan yang dapat digunakan untukmelakukan pemeriksaan yang efektif dan efisien.

Ketentuan StandarSA Seksi 312 (PSA No. 25).

Page 9: resume SPKN

Risiko audit adalah risiko yang timbul karena auditor tanpadisadari tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya,atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material.

Risiko Pemeriksa menerima suatu tingkat risiko pada saatmelaksanakan pemeriksaan. Seorang pemeriksa menyadari bahwa risiko itu ada,susah diukur dan memerlukan

pemikiran yang hati-hatiuntuk meresponnya. Respon yang memadai terhadap risiko merupakan halpenting untuk mencapai

pemeriksaan yang berkualitas. Risk and Evidence

Auditors gain an understanding of theclient’s business and industry andassess client business risk.

Auditors use the audit risk model to furtheridentify the potential for misstatementsand where they are most likely to occur.

Model Risiko Untuk PerencanaanPDR = AAR ÷ (IR × CR)PDR = Planned detection riskAAR = Acceptable audit riskIR = Inherent riskCR = Control risk

Langkah-langkah Penilaian Risiko1. Menetapkan tingkat risiko pemeriksaan yang dapatditerima (AAR).2. Menilai risiko bawaan (IR) dan risiko pengendalian (CR).3. Menentukan tingkat risiko deteksi (DR).4. Merancang prosedur pemeriksaan substantif.

Risiko Pemeriksaan Yang Dapat DiterimaRisiko pemeriksaan adalah risiko yang timbul karena pemeriksa,tanpa disadari, tidak memodifikasi opininya sebagaimana mestinya,atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material.

Risiko BawaanRisiko Bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongantransaksi terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidakterdapat pengendalian yang terkait. Setiap saldo atau golongan transaksimemiliki risiko bawaan yang berbeda-beda sehingga salah saji dapatterjadi pada saldo atau golongan transaksi tertentu yang berbeda dengansaldo atau golongan transaksi yang lain.

Risiko PengendalianRisiko Pengendalian adalah risiko bahwa suatu salah saji material yangterjadi dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepatwaktu oleh pengendalian internal entitas. Risiko ini merupakan fungsiefektivitas desain dan operasi pengendalian intern untuk mencapaitujuan entitas yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan entitas.Risiko pengendalian akan selalu ada karena keterbatasan bawaan dalamsetiap pengendalian internal.

Pemahaman Atas SistemPengendalian Intern Tujuan

untuk mengkaji pengendalian intern yang diterapkan olehentitas dalam menjalankan kegiatannya secara efektif danefisien dan mengkaji kemungkinan terjadinya kecurangan(faktor-faktor yang memungkinkan terjadinya mistatement dankecurangan).

Input Yang Diperlukan1. Kertas kerja hasil pemeriksaan tahun sebelumnya.2. Hasil penelaahan umum atas entitas.

Page 10: resume SPKN

3. Pembagian peran pemeriksa.4. Diskusi dengan pimpinan/manajemen entitas atau komite audit entitas.5. Diskusi dengan personil satuan kerja pengawas intern dan membacalaporan pemeriksaan

intern.6. Peraturan perundang-undangan yang secara signifikan berpengaruhterhadap entitas.7. Hasil penindaklanjutan pemeriksaan tahun sebelumnya.

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Landasan

1. Undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang PerbendaharaanNegara.2. Peraturan Pemerintah nomor 60 tahun 2008 tentang SistemPengendalian Intern

Pemerintah. Tujuan SPIP

1. Memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainyaefektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraanpemerintah negara.

2. Keandalan pelaporan keuangan.3. Pengamanan aset negara.4. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Unsur Sistem Pengendalian Intern1. Lingkungan pengendalian.2. Penilaian risiko.3. Kegiatan pengendalian.4. Informasi dan komunikasi.5. Pemantauan pengendalianintern.

Penetapan MaterialitasAwal dan KesalahanTertolerir Pengertian

Materialitas adalah besarnya informasi akuntansi yang apabilaterjadi penghilangan atau salah saji, dilihat dari keadaan yangmelingkupinya, mungkin dapat mengubah ataumempengaruhi pertimbangan orang yang meletakkankepercayaan atas informasi tersebut.

Pengantar Pemeriksaan Keuangan

Materialitas merupakan besaran penghilangan atau kesalahan pencatatan yang sangat mempengaruhi pengambilan keputusan.materialitas diklasifikasikan dalam dua kelompok yaitu Perencanaan tingkat materialitas (planning materiality = PM) yang berhubungan dengan laporan keuangan secara keseluruhan dan Kesalahan tertolir (tolerable error = TE) yang berhubungan dengan akun-akun atau pos-pos keuangan secara individual. Penetapan materialitas awal meliputi lima tahapan kegiatan:1. Penentuan dasar penetapan materialitas (materiality base)

Dasar penetapan materialitas yang dapat digunakan pemeriksa adalah total penerimaan atau total belanja, untuk entitas nirlaba; laba sebelum pajak atau pendapatan, untuk entitas yang bertujuan mencari laba; dan nilai aset bersih atau ekuitas, untuk entitas yang berbasis aset.

2. Penentuan tingkat materialitas (rate of materiality) Tingkat/(rate) materialitas dapat ditetapkan sebagai berikut untuk entitas nirlaba: 0,5% sampai dengan 5% dari total penerimaan atau total belanja, untuk entitas yang bertujuan mencari laba: 5% sampai dengan 10% dari laba sebelum pajak atau 0,5% sampai dengan 1% dari total penjualan/pendapatan, dan untuk entitas yang berbasis aset: 1% dari ekuitas atau 0,5% sampai 1% dari total aktiva.

3. Penetapan nilai materialitas awal (Planning Materiality/PM)

Page 11: resume SPKN

Nilai materialitas awal yang diperoleh merupakan besarnya kesalahan yang mempengaruhi pertimbangan pengguna Laporan Keuangan.

4. Penetapan kesalahan yang dapat ditoleransi (Tolerable Error/TE)TE dapat dialokasikan sesuai dengan proporsi besaran nilai setiap akun, atau pemeriksa dapat menggunakan pertimbangan profesionalnya untuk menilai apakah perlu mengalokasikan TE yang lebih ketat atau cukup longgar untuk akun tertentu berdasarkan pengalamannya terutama mengenai kecenderungan terjadinya salah saji pada akun-akun tertentu tersebut.

5. Pertimbangan atas penetapan materialitas awal, TE dan opiniJika total salah saji yang ditemukan pada tingkat laporan keuangan secara keseluruhan lebih kecil dari PM, dan salah saji pada tingkat akun masing-masing tidak lebih besar dari TE akun tersebut, maka pemeriksa dapat memberikan opini wajar tanpa pengecualian, kecuali ada pertimbangan kualitatif yang mengharuskan pemeriksa memberi opini lain. Jika total salah saji yang ditemukan pada tingkat laporan keuangan lebih besar daripada PM, maka pemeriksa memberikan pendapat tidak wajar. Jika total salah saji yang ditemukan pada tingkat akun lebih besar daripada TE akun tersebut, pemeriksa perlu mempertimbangkan untuk memberi opini wajar dengan pengecualian atas akun tersebut meskipun salah saji pada tingkat laporan keuangan secara keseluruhan masih dibawah PM, atau jika salah saji pada akun tersebut menurut pertimbangan pemeriksa mempengaruhi laporan keuangan, pemeriksa dapat memberikan opini tidak wajar

Faktor kualitatif yang dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan tingkat materialitas pada tingkat laporan keuangan adalah pengendalian intern dan ketidakwajaran laporan keuangan. Faktor kualitatif yang harus dipertimbangkan pemeriksa dalam menentukan tingkat materialitas pada tingkat akun adalah signifikansi kesalahan tersebut terhadap entitas yang diperiksa, hubungannya terhadap laporan keuangan, serta dampak dari kesalahan tersebut terhadap laporan keuangan.Ada berapa faktor yang dapat mempengaruhi pertimbangan pemeriksa untuk menilai cukup tidaknya suatu bukti yang diperlukan, antara lain Tingkat materialitas dan risiko deteksi; Faktor faktor ekonomi; biaya dan manfaat, dan Ukuran dan karakteristik populasi.

Langkah-langkah Uji Petik Pemeriksaan antara lain:1. Perencanaan: menentukan tujuan pengujian, menentukan prosedur pemeriksaan yang tepat,

memutuskan teknik uji petik pemeriksaan, mendefinisikan populasi dan unit sampel, dan menentukan ukuran sampel.

2. Pelaksanaan: memilih sampel dan melaksanaan pengujian.3. Evaluasi dan Dokumentasi: mengevaluasi hasil sampel dan mendokumentasikan kesimpulan.Pada dasarnya terdapat dua jenis teknik pemilihan sampel, yaitu:1. teknik pemilihan sampel secara probabilistik.2. teknik pemilihan sampel secara non-probabilistik.Program pemeriksaan disiapkan pemeriksa tiap penugasan untuk prosedur pengujian pengendalian intern dan pemeriksaan substantif atas akun atau pos-pos keuangan signifikan yang terkait.Program pemeriksaan mengungkapkan antara lain:1. Dasar pemeriksaan,2. Standar dan pedoman pemeriksaan,3. Entitas yang diperiksa,4. Tahun anggaran/tahun buku yang diperiksa,

Page 12: resume SPKN

5. Identitas dan data umum entitas yang diperiksa,6. Tujuan pemeriksaan,7. Metodologi pemeriksaan,8. Sasaran yang diperiksa,9. Pengarahan pemeriksaan,10. Jangka waku pemeriksaan,11. Susunan tim pemeriksaan,12. Instansi penerima hasil pemeriksaan,13. Kerangka isi laporan.

Pemeriksa harus mengkomunikasikan informasi yang berkaitan dengan sifat, saat, lingkup pengujian, pelaporan yang direncanakan, dan tingkat keyakinan kepada manajemen entitas yang diperiksa dan atau pihak yang meminta pemeriksaan.Pihak yang dikomunikasi adalah Manajemen entitas yang diperiksa, Lembaga/badan yang memiliki fungsi pengawasan terhadap manajemen/pemerintah seperti DPR/DPRD, dewan komisaris, komite audit, dan dewan pengawas, dan Pihak yang memiliki kewenangan dan tanggung jawab dalam proses pelaporan keuangan.