Resume ROSEOLA INFANTUM
-
Upload
achmad-hafidz -
Category
Documents
-
view
21 -
download
3
description
Transcript of Resume ROSEOLA INFANTUM
ROSEOLA INFANTUM
A. Definisi
Exanthem subitum mempunyai nama lain Roseola infantum, Sixth diseasedan Campak bayi
merupakan suatu penyakit jinak pada anak-anak yang biasanyaterjadi pada usia kurang dari 2
tahun, yang menyebabkan ruam yang diikutidengan demam selama 3 hari.
Roseola adalah penyakit yang menyerang bayi usia 9-12 bulan yang ditandaidengan demam
tinggi selama 3 hari yang diikuti munculnya ruam makulopapuler.
Roseola infantum adalah suatu penyakit virus menular pada bayi atau anakanakyang sangat
muda, yang menyebabkan ruam dan demam tinggi
B. Etiologi
HHV-6 adalah agen etiologi pada sekurang-kurangnya 80-92% kasus Exanthema subitum.
HHV-6 merupakan salah satu dari tujuh virus herpesmanusia. Diameter virus ini besar (185-
200 nm), berselubung, merupakan virusDNA helai ganda sekitar 170 kilobasa. Pada mulanya
diisolasi dari sel darahperifer manusia, bereplikasi pada sel T manusia baik sel CD4 maupun
CD8,monosit, megakariosit, sel pembunuh alamiah, sel glia, dan sel epitel serta selsalivarius.
HHV-6 ini mempunyai 2 varian, yaitu human herpesvirus varian Ayang tidak menyebabkan
suatu penyakit, dan human herpes virus varian B yang paling banyak menyebabkan infeksi
HHV-6 primer. Virus ini menyebar melaluiair ludah (droplet) dan sekret genital.
C. Patofisiologi
HHV-6 sering terdeteksi dalam saliva manusia dan kadang pada sekret genital. Infeksi primer
dapat disertai dengan gejala-gejala atau dapat tidak bergejala. Viremia dapat dideteksi pada
4-5 hari pertama Roseola klinis dengan rata-rata sel terinfeksi 103 per 106 sel mononuklear.
Jumlah virus dalam darah dihubungkan secara langsung dengan keparahan penyakit.Terdapat
respon imun kompleks yang tersusun dari induksi berbagaisitokin (interferon alfa dan
gamma, interleukin beta, faktor nekrosis tumor alfa),respon antibodi, dan reaktivitas sel-T.
Hilangnya viremia primer, demam, dan munculnya ruam biasanya dihubungkan dengan
munculnya antibodi anti-HHV-6neutralisasi serum dan mungkin menaikkan aktivitas sel
pembunuh alami.Antibodi transplasenta melindungi bayi muda dari infeksi. Infeksi sel
sumsumtulang in vitro menekan diferensiasi sel pendahulu dari semua deretan sel. Infeksi
HHV-6 in vitro menghambat respon limfoproliferatif sel mononuklear darah perifer manusia.
Kadar antibodi yang tinggi pada orang dewasa, seiring dengan pelepasanvirus dalam ludah,
dan deteksi asam nukleat virus dalam kelenjar ludah dan selmono nuklear darah perifer pada
anak yang seropositif dan orang dewasa mendukung keadaan latensi HHV-6 yang hidup
lama. Sifat reaktivasi penyakit dapat terjadi pada anak yang lebih tua dan orang dewasa,
terutama pada mereka yang mempunyai defek pada imunitas seluler, seperti pada penderita
transplanatau AIDS
D. Gejala Klinis
Tanda dan gejala Roseola Infantum pada bayi cukup khas. Perjalanan penyakit tersebut
adalah:
Demam
Pada awal penyakit timbul demam. Demam biasanya tinggi (>39°C) yang
berlangsung sekitar 3 hari dan terkadang disertai dengan badan lemah. Bayi dapat
terlihat baik-baik saja walaupun demamnya tinggi.
Ruam kemerahan
Setelah demam turun, timbul ruam kemerahan di seluruh tubuh; terutama di daerah
sekitar leher dan dada (bedakan dengan campak; ruam timbul ketika anak masih
demam). Warnanya kemerahan seperti mawar sehingga disebut dengan roseola (rose
artinya bunga mawar). Ruam tersebut tidak akan berubah menjadi nanah atau timbul
cairan, serta tidak gatal, dan biasanya akan menghilang dalam waktu 1-2 hari.
E. Diagnosis
Penegakan diagnosis dibuat dari gambaran klinis berupa adanya demamtinggi selama 3-4 hari
dan setelah demam turun akan muncul ruam makulopapulerdi seluruh tubuh, mulai dari
badan, menyebar ke lengan dan leher, dan melibatkan muka dan kaki. Ruam ini tidak
menimbulkan rasa gatal dan akan menghilangdalam waktu 2-3 hari tanpa adanya
hiperpigmentasi. Dapat terjadi pembengkakanlimfonodi servikal, retroaurikular dan oksipital.
Limpa juga agak membesar (2).Pemeriksaan laboratorium menunjukkan leukopenia dan
leukositosis relatif.Adanya HHV-6 dapat ditemukan dengan kultur darah, tes serologi atau
PCR (7).
F. Diagnosis Banding
Beberapa diagnosis banding dari roseola infantum:
1. Rubella Pada rubella didapatkan adanya pembesaran kelenjar limfonodi didaerah
suboksipital, servikal bagian posterior dan belakang telinga. Ruampada penyakit ini
muncul ketika masih terjadi demam. Dan saat ruam menghilang dapat terjadi
deskuamasi.
2. Rubeola Penyakit ini ditandai dengan adanya bercak koplik, koryza, batukdan
konjungtivitis. Ruam makulopapuler terjadi disertai naiknya suhubadan. Hilangnya
ruam disertai adanya hiperpigmentasi.
3. Demam dengue Ruam makulopapular biasanya timbul 5-12 jam sebelum
naiknyasuhu pertama kali, yaitu pada hari ketiga sampai hari kelima dan
biasanyaberlangsung selama 3-4 hari. Ruam ini menghilang pada tekanan
4. Demam skarlet Pada penyakit ini ruam makulopapuler menyatu dengan
teksturseperti kulit angsa yang secara jelas terdapat pada abdomen. Saat ruam
menghilang diikuti adanya deskuamasi.
G. Komplikasi
Beberapa komplikasi dari roseola infantum :
1. Kejang demam Suhu tubuh anak dapat dengan cepat meningkat sehingga
menyebabkan kejang
2. Encephalitis Apabila infeksi sampai menuju otak dapat menyebabkan ensefalitis
3. Meningitis Menurut Yoshikawa dan Asano, meningitis dapat terjadi pada 3dari 8
anak dengan kejang demam dan 3 dari 3 anak dengan ensefalitis karena adanya HHV-
6 pada cairan serebrospinal
H. Pengobatan
Karena penyakit ini disebabkan oleh virus, maka pengobatan dengan antibiotik tidak
diperlukan. Terapi pada kasus ini hanyalah untuk menurunkan demamnya. Pemberian
asetaminofen atau parasetamol atau ibuprofen relatif aman untuk menurunkan
demam. Sedangkan, pemberian aspirin pada anak-anak sangat tidak dianjurkan karena
bisa menyebabkan sindroma Reye.
Selain dengan pengobatan untuk membantu agar suhu turun sebaiknya anak
dikompres dengan menggunakan handuk atau lap yang telah dibasahi dengan air
hangat (suam-suam kuku). Dan jangan menggunakan es batu, air dingin, alkohol
maupun kipas angin.
Usahakan agar anak minum banyak air putih, larutan elektrolit atau kaldu.
Selama demam, sebaiknya anak menjalani tirah baring.
Bila anak mengalami kejang demam, segera hubungi rumah sakit atau dokter terdekat
untuk penanganan kejang. Intinya, jangan panik dan tetap tenang.
Jika penyakit ini terjadi pada pasien dengan sistem kekebalan rendah, maka dokter
sering memberikan obat antiviral supaya tidak bertambah parah.
I. Pencegahan
Tidak ada metode khusus yang diketahui untuk pemendekan perjalananinfeksi Roseola atau
untuk profilaksis. Untuk mencegah terjadinya penyakit ini,dapat dilakukan dengan menjaga
daya tahan tubuh karena penyakit ini disebabkanoleh virus sehingga apabila daya tahan tubuh
kita lemah maka virus akan denganmudah menyerang. Selain itu hendaknya menghindari
kontak dengan penderitakarena penularan penyakit ini melalui droplet dan dahak yang keluar
saat merekabicara, tertawa, bersin atau batuk sehingga dapat terhirup oleh kita (9).
Untukmencegah penularan Roseola infantum pada lingkungan, anak yang sakit diberiizin
tidak masuk sekolah selama ± 10 hari.
J. Prognosis
Prognosis Roseola adalah dubia (tidak dapat diramalkan) karena pada anakdengan keadaan
umum baik dan imunokompeten dapat bertahan tanpa adanyakomplikasi, akan tetapi pada
anak dengan keadaan imunosupresed maka infeksidapat menjadi kronis dan timbul
komplikasi yang dapat menyebabkan kematian.