Resume Nebuliser Dan Suctioning

15
 RESUME E-LEARNING NEBULIZER & SUCTION DIBUAT OLEH : GRANDIS DWI KARDIANSYAH B17/ AJ2 (131411123037) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2014

description

bh

Transcript of Resume Nebuliser Dan Suctioning

RESUME E-LEARNING NEBULIZER & SUCTION

DIBUAT OLEH :GRANDIS DWI KARDIANSYAH B17/ AJ2 (131411123037)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERSFAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2014A.NEBULIZERNebulizer adalah metode pemberian obat dengan menyemprotkan ke dalam saluran pernapasan pasien. Obat dapat diberikan dengan atau tanpa oksigen untuk membantu membawanya ke paru-paru.Nebulizer adalah alat yang digunakan untuk mengubah obat dari bentuk cair ke bentuk partikel aerosol. Bentuk aerosol ini sangat bermanfaat apabila dihirup atau dikumpulkan pada organ paru. Efek dari pengobatan ini adalah untuk mengembalikan kondisi spasme bronkus.Nebulizing adalah tindakan memberikan obat dengan cara mengubah bentuk cair menjadi partikel aerosol pada pasien dengan menggunakan nebulizer. Nebulisasi dapat meningkatkan bersihan paru dan jalan nafas dari sekret melalui perubahan mukosa tracheo-bronchial (dengan cara melembabkan mukosa Tujuan Tindakan Nebulizer adalah :1. Memberikan obat melalui nafas spontan klien2. Mengencerkan dahak sehingga lebih mudah dikeluarkan3. Melonggarkan jalan nafas

Jenis Nebulizer : 1. Disposible nebulizer, sangat ideal apabila digunakan dalam situasi kegawatdaruratan/ ruang gawat darurat atau di rumah sakit dengan perawatan jangka pendek.2. Re-usable nebulizer , dapat digunakan lebih lama sampai kurang lebih 6 bulan. digunakan untuk terapi setiap hari di rumah3. Nebulizer compressors : adalah Nebulizer dengan penekan udara yang dapat memberikan tekanan udara dari pipa ke tutup ( cup ) yang berisi obat cair. Kekuatan dari tekanan udara akan memecah cairan ke dalam bentuk partikel- partikel uap kecil yang dapat dihirup secara dalam ke saluran pernafasan.4. Nebulizer ultrasonik (ultrasonic nebulizer): menggunakan gelombang ultrasound, untuk secara perlahan merubah dari bentuk obat cair ( catatan: pulmicort tidak dapat digunakan pada sebagian nebulizer ultrasonic) ke bentuk uap/ aerosol basah.5. Nebulizer generasi baru (A new generation of nebulizer): digunakan tanpa menggunakan tekanan udara maupun ultrasound. Alat ini sangat kecil, dioperasikan dengan menggunakan baterai, dan tidak berisik

Persiapan Sebelum Tindakan Nebuliser :1. Tinjau pasien apakah sudah sesuai dengan advis dokter, sesuaikan setiap indikasi, kontradiksi, atau efek samping potensial terapi yang diberikan dokter2. Periksa keadaan umum pasien3. Komunikasikan kepada pasien atau keluarga tentang tindakan serta tujuan dan prosedur yang akan dilakukan4. Pasien atau keluarga mengisi form Inform Concent5. Atur posisi pasien sesuai letak sekret6. Persiapan lingkungan7. Jauhkan pasien dari sumber polusi8. Jaga kenyamanan pasien9. Jaga privasi klien dengan memasang sketsel

Persiapan Alat :1. alat penghisap lendir dengan botol yang berisi larutan desinfentan (regulator vacum set)2. kateter penghisap lendir sesuai umur3. Sarung tangan steril4. Aquades5. Masker6. Alkohol spray7. kassa steril8. Tissue9. Stetoskop10. handuk11. bengkok

Indikasi Tindakan Nebulizer :1. Bronkospasme: Nebulizing dilakukan dengan memasukkan partikel air, udara dan obat bronkodilator untuk melebarkan jalan napas.2. Sesak napas: Nebulizer membuat obat menjadi aerosol yg dapat meringankan kejang saluran pernapasan.3. Hipersekresi mukosa : Nebulisasi meningkatkan bersihan jalan napas dan mengeluarkan sekret dari jalan napas melalui perubahan mukosa trakeobronkial dengan melembabkan mukosa.4. Obstruksi jalan napas: Nebulisasi melembabkan mukosa jalan napas.5. Pneumonia: Nebulisasi antibiotik memberikan konsentrasi jaringan paru tinggi dan pembunuhan bakteri cepat.6. Atelektasis: Bronkodilator nebulisasi melembabkan mukosa untuk memudahkan pengeluaran sumbatan.7. Asma : Prinsip nebulisasi adalah dilatasi otot polos, menghidari spasme.

Kontraindikasi Nebuliser :1. Pasien dengan penurunan kesadaran2. Pasien dengan kekurangan cairan cerebrospina,pulmonary oedem,pasien dengan stidor.3. Pasien dengan post pneumonectomy.4. Pasien dengan tekanan darah yang tidak stabil dan meningkat5. Pasien dengan iritabilitas jantung (mungkin akan menimbulkan disritmia)6. Pasien dengan peningkatan nadi7. Pasien tidak sadar (inhalasi dapat dilakukan melalui masker tetapi efek terapeutik tidak diperoleh signifikan)

Prosedur tindakan Nebulizer : 1. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pengobatan khususnya pada klien yang menggunakan bronkodilator.2. Jelaskan prosedur pada klien.3. Atur posisi klien senyaman mungkin paling sering dalam posisi semifowler, jaga privasi.4. Petugas mencuci tangan.5. Nebulizer diisi obat (sesuai program pengobatan) dan cairan normal salin 4-6cc.6. Hidupkan nebulizer kemudian hubungkan nebulizer dan selangnya ke flow meter oksigen dan set aliran pada 4-5 liter/menit, atau ke kompresor udara.7. rasional : partikel-partikel aerosol memungkinkan penetrasi yang dalam ke cabang-cabang trakeobronkial8. Amati pengembangan dada untuk memastikan pasien menarik napas dalam9. rasional : hal ini akan memastikan obat masuk sampai melebihi ke dalam orofaring10. Instruksikan pasie untuk bernapas perlahan dan dalam sampai semua obatnya habis dinebulisasi.11. Rasional : obat-obatan biasanya akan dinebulisasi dalam 15 menit12. Setelah selesai terapi, anjurkan klien untuk batuk setelah beberapa tarikan napas dalam.13. Rasional : obat-obatan tadi akan melebarkan jalan napas sehingga memudahkan pengeluaran secret.14. Amati pasien apakah ada efek samping akibat terapi atau tidak15. rasional : pasien dapat mengalami bronkospasmekarena inhalasi aerosol. cairan yang digunakan dapat pula menyebabkan sekret menjadi kering dan tertahan di saluran napas sehingga menyempitkan jalan napas16. Catat obat-obata yang digunakan dan jelaskan sekret yang dikeluarkan (warna, jumlah, konsistensi, materi yang menyertai secret)17. Cuci tangan18. Setelah melakukan nebulizing, pasien disarankan batuk efektif.19. Oleh sebab itu, pada pasien sadar dan pasien yang kooperatif perlu diajarkan terlebih dahulu tentang mekanisme batuk efektif.

Pembahasan tentang tindakan Nebulizer 1. Nebulisasi pada pasien dengan TrakheostomiNebulisasi dapat meningkatkan bersihan paru dan jalan nafas dari sekret melalui perubahan mukosa tracheo-bronchial (dengan cara melembabkan mukosa). Ada tindakan nebulisasi pada pasien dengan trakeostomi, indikasinya sama seperti indikasi nebulisasi pada pasien bukan trakeostomi, hanya saja pada pasien dengan trakeostomi jalur oro-naso-faring tidak akan dilewati oleh aerosol, tetapi melalui laring sampai paru-paru.Pada pasien trakeostomi dapat menggunakan nebulizer yang bervolume besar yang dapat menghasilkan kabut panas atau dingin seperti Nebulizer Ultrasonik. Nebulizer ini digunakan untuk terapi jangka panjang. Nebulizer ultrasonik memberikan 100 persen kelembapan dan dapat memberikan partikel yang cukup kecil untuk diinhalasi hingga mencapai saluran pernapasan yang dalam

2. Kriteria Tindakan Nebuliser dikatakan Efektif, jika : Pasien memperlihatkan perbaikan setelah terapi dengan evaluasi sesak napasnya sedikit berkurang Aliran udara lewat paru-paru membaik Suara mengi berkurang dan aliran maksimal membaik Untuk mengevaluasi efektifitas terapi, lakukan auskultasi suara napas dan ukurlah aliran maksimal sebelum dan sesudah terapi dengan obat-obat yang diberikan lewat nebulizer Adanya kemampuan untuk mempertahankan jalan nafas secara efektif Adanya kemampuan untuk mempertahankan pola nafas secara efektif Adanya kemampuan untuk mempertahankan pertukaran gas secara efektif yang ditunjukkan dengan adanya kemampuan untuk bernafas, tidak ditemukan dispnea pada usaha bernafas, inspirasi dan ekspirasi dengan normal, saturasi dengan pco2 dengan batas normal Adanya peningkatan perfusi jaringan yang ditunjukkan dengan adanya kemampuan pengisian kapiler,frekuenai, irama, kekuatan nadi dengan batas normal,. dan status hidrasi normal

3. Penggunaan Mouthpiece lebih efektif digunakan daripada FacemaskMouthpiece adalah metode yang digunakan tindakan nebulizer ke paru-paru, yang dapat meningkatkan aerosol hingga 85%. Facemask memungkinkan lebih banyak kontak obat dengan kulit wajah, yang berpotensi menyebabkan reaksi alergi. Namun untuk metode facemask kemungkinan menjadi satu-satunya sarana penyampaian obat nebulizer untuk bayi. Wajah anak harus dicuci setelah kontak dengan obat steroid nebulizer.Pasien yang menggunakan mouthpiece secara signifikan lebih baik daripada facemask dengan ditunjukkan dengan peningkatan persen volume ekspirasi paksa dalam 1 detik sedangkan jika memakai masker wajah, peningkatan volume ekspirasi ditempuh dalam waktu 30 menit setelah terhirup. 4. Terapi Nebulizer lebih efektif dilakukan bila dibandingkan dengan Terapi obat-obatan per Oral pada kasus pernafasan Pemberian nebulizer adalah suatu tindakan untuk memobilisasi sekresi paru-paru dengan cara humidifikasi. Humidifikasi ini meningkatkan hidrasi membran mukosa melalui transudasi. Tindakan ini memberi penguapan pada saluran pernapasan sehingga lendir encer dan mudah dihisap atau dikeluarkan.Kemudian untuk pemberian obat pada kasus pernapasan, lebih efektif melalui uap (nebulizer). Daya efektivitas menggunakan nebulizer lebih tinggi dibandingkan melalui mulut / oral, karena nebulizer mengubah partikel menjadi uap yang di hirup sehingga langsung menuju paru-paru dan mampu menghancurkan dahak / slem / plegm. Dengan melalui nebulizer, obat juga tidak mengendap dalam darah, karena berbentuk uap, sehingga efek samping obat sangat kecil. Selain itu pengobatan melalui uap dan inhalasi secara luas merupakan cara pemberian obat yang paling nyaman dan praktis. Cara ini juga cara yang terbaik dalam pengobatan obstruksi jalan napas

5. Prosedur Pemberian Terapi Nebulizer pada pasien anak dengan Asthma Bronchiale Pemberian obat terapi nebulizer pada asthma bronchiale secara umum :a. Ventolin, harus dicampur dengan NaCl 4cc saat melakukan nebulizer.b. Dexamethasone, dosis 1 x 0,5 mg/kg/BB. Misalnya, kalau anak 10kg, berikan 0,5 x 10mg = 5mf. Dalam 1 ampul dexamethasone ada 1cc (5mg). Lanjut selama 3 hari (1 kali sehari), atau 5 hari kalau anak masih sesak napas. Setelah anak bisa makan dan minum, dan tidak ada muntah boleh memberikan prednison dosis 2 x 1mg/kg. Misalnya, kalau anak 10kg, berikan 1 mg x 10kg = 10mg. Masing-masing tablet prednison 5mg, lalu dosis 2 x 2 tablet (2 x 10mg Pasien dengan asthma ringan atau sedang :a. Memberikan nebuliser ventolin 2,5mg (1 ampul) kalau anak kurang dari 5 tahun, dan 5mg (2 ampul) kalau anak lebih dari 1 tahun, selama 10 menit.b. Boleh diberikan nebuliser ketika anak perlu (kalau anak mulai sesak napas lagi) setiap 2-4 jam (kalau anak perlu nebuliser lebih sering setiap jam, ini sudah kategori asthma berat), dan mengurangi keseringan ketika anak mulai membaik (setiap 6 jam, 8 jam, 12 jam).c. Juga ada tablet salbutamol. Ini sangat kurang effectif dari pada nebuliser. Dosis untuk anak 4 X 1mg kalau anak usia 1-5 tahun, dan 4 X 2mg kalau anak lebih dari 5 tahun. Ada tablet 2mg dan tablet 4mg. Lanjut obat ventolin/salbutamol sampai anak sembuh Pasien dengan asthma berat :a. Ber pasien Oxygen -2l/menitb. Berikan terapi nebulizer ventolin (salbutamol), dosis 2.5mg (1 ampul) kalau usia kurang dari 5 tahun, dosis 5mg (2 ampul) kalau usia lebih dari 5 tahun, selama 10 menit.c. Ulang nebulizer ventolin dosis sama kalau anak masih sesak napasd. Ulangi nebulizer ventolin dosis sama kalau anak masih sesak napase. Kalau setelah 3 nebuliser belum ada perubahan, ini kategori asthma berat. Mulai aminophylline (loading dose dan setelah ini, infus)f. Berikan dexamethasone ivg. Kalau ada kemungkinan juga ada infeksi saluran napas, berikan antibiotika (lihat protocol pneumonia)h. Lanjut memberikan ventolin melalui nebulizer setiap 30 menit-1 jam sampai sesak berkurang

B. SUCTION Tujuan Terapi Suctioning :1. Untuk meningkatkan suara napas2. Untuk menurunkan Peak Inspiratory Pressure, menurunkan ketegangan saluran pernapasan, meningkatkan dinamik campliance paru, dan meningkatkan tidal volume.3. Meningkatkan dari nilai arterial blood gas, atau saturasi oksigen yang bisa dipantau dengan pulse oxymeter.4. Menghilangkan sekresi pulmonal

Prosedur Tindakan Suctioning :1. Cuci tangan2. Jelaskan tindakan yang dilakukan (pada keluarga atau pasien)3. Gunakan sarung tangan4. Atur posisi anak dengan cara menempatkan di pangkuan,posisi semifowler dengan kepala miring ke salah satu sisi untuk penghisapan oral,dan baringkan ke posisi fowler dengan leher exstensi untuk penghisapan nasal5. Ukur slang penghisap dengan menempatkan ujung kateter ke daun telinga sampai ujung hidung dan beri tanda6. Sambungkan kateter penghisap dengan mesin penghisap7. Basahi ujung kateter dengan larutan steril Nacl 0,9 %8. Lakukan penghisapan dengan cara memasukkan kateter melalui oropharing atau nasopharing dalam keadaan tidak menghisap9. Lakukan penghisapan secara perlahan dengan merotasi kateter saat ditarik dan satu periode penghisapan tidak boleh lebih dari 5 detik10. Bilas kateter dengan larutan steril dengan memasukkan ke dalam larutan dan lakukan penghisapan11. Lakukan berulang kali penghisapan sampai bersih dan beri jeda 20-30 antar penghisapan12. Tenangkan anak dan pastikan benar benar tindakan ini diperlukan untuk membuat kondisi anak lebih baik13. Buka sarung tangan14. Catat konsistensi warna dan bau sekret serta reaksi selama prosedur tindakan15. Cuci tangan

Kontraindikasi Tindakan Suction1. Pasien dengan penurunan kesadaran2. Pasien dengan kekurangan cairan cerebrospina,pulmonary oedem,pasien dengan stidor.3. Pasien dengan post pneumonectomy.4. Pasien dengan tekanan darah yang tidak stabil dan meningkat5. Pasien dengan iritabilitas jantung (mungkin akan menimbulkan disritmia)6. Pasien dengan peningkatan nadi7. Pasien tidak sadar (inhalasi dapat dilakukan melalui masker tetapi efek terapeutik tidak diperoleh signifikan)

Pembahasan Tindakan Suction1. Tekanan Normal Suction Dewasa: suction dinding (100-140 mmHg), suction portable (10-15 mmHg) Anak-anak: Suction dinding (95-100 mmHg), Suction portable (5-10 mmHg) Bayi: Suction dinding ( 50- 95 mmHg), suction portable (2-5 mmHg)

2. Ukuran Canul pada Suction Neonatus-6 bulan: 6-8 fr 6 bulan-1 tahun: 8-10 fr 1-2 tahun: 10 fr 2-4 tahun: 10-12 fr 4-7 tahun: 12 fr 7-10 tahun: 12-14 fr 10-12 tahun: 14 fr Dewasa: 12-16 fr

3. Komplikasi yang bisa terjadi pada tindakan Suction Hipoksemia Trauma jalan napas Infeksi Nasokomial Respiratory arrest Bronkospasme Perdarahan pulmonal Disritmia jantung Hipertensi/hipotensi Nyeri Kecemasan Trauma mukosa yang dapat menimbulkan perdarahan ketika tindakan penghisapan dilakukan melukai mukosa saluran pernapasan

4. Jeda waktu pertama dan kedua pada tindakan SuctionPengisapan antara satu dengan yang kedua atau seterusnya diberi jeda istirahat 20-30 detik.

5. Dokumentasi keperawatan setelah melakukan Tindakan Suctioning Mengkaji kembali kebersihan jalan nafas klien Mengobservasi adanya komplikasi perdarahan Observasi jumlah, konsistensi dan warna dari sekret Obvservasi SaO2 dan hasil BGA (bila perlu) Catat tindakan dan berbagai temua yang ada Bunyi napas setelah prosedur penghisapan Karakteristik pernapasan Warna, jumlah, dan konsistensi sekret Jenis prosedur penghisapan yang dilakukan Toleransi pasien terhadap prosedur Penggunaan kembali oksigen Kondisi mulut dan membran mukosa oral

6. Suction menggunakan metode Closed Suction SystemClose Suction merupakan kanul dengan sistem tertutup yang selalu terhubung dengan sirkuit ventilator dan penggunaanya tidak perlu membuka konektor sehingga aliran udara yang masuk tidak terinterupsi.Penggunaan CSS digunakan pada pasien yang terpasang endotracheal atau ventilator, terutama dalam pencegahan hipoxemia dan infeksi nosokomial VAP. Closed Suction System digunakan untuk mencegah kontaminasi udara luar, kontaminasi pada petugas dan pasien, mencegah kehilangan suplai udara paru, mencegah terjadinya hipoksemia, mencegah penurunan saturasi oksigen selama dan sesudah melakukan suction, menjaga tekanan positive pressure ventilasi dan PEEP, terutama pasien yang sensitif bila lepas dari ventilator seperti pasien apneu atau pasien yang butuh PEEP tinggi. Closed Suction System merupakan salah satu penggunaan ventilasi mekanik yang menimbulkan efek samping dan komplikasi, salah satunya adalah infeksi jalan nafas. Infeksi jalan nafas yang berhubungan dengan pemakaian ventilator dikenal dengan Ventilator Assisted Pneumonia. Hal ini diakibatkan salah satunya karena tindakan suction yang dilakukan untuk mempertahankan efektifnya jalan nafas, merangsang batuk, membersihkan sekret pada pasien yang terpasang endotracheal tub.Namun dengan menggunakan CSS, pasien dapat mempertahanakan volume tidal, konsentrasi oksigen, dan Positive End Expiratory Pressure (PEEP) disampaikan oleh ventilator saat dilakukan suction. Pada akhirnya, hal ini akan mengurangi terjadinya hipoksemia pada induced suction.

Keuntungan lain dalam penggunaan CSS adalah dapat menurunkan resiko infeksi, bahkan ketika selang suction yang sama digunakan berkali-kali. Hal ini disebabkan karena selang suction berada dalam kantong plastik / catheter sleeve. Sehingga perawat tidak perlu menyentuh selang suction dan sirkuit ventilator dapat tertutup

7. Prosedur Suction metode Closed Suction System Ensure the correct closed suction system is attached. The correct sized catheter should be no greater than 50% of the inner diameter of the tracheostomy. Only use a tracheostomy closed suction system (approximately 30 cms in length) Unlock thumb control valve (in accordance with manufacturers instructions) Stabilize tracheostomy tube and closed suction unit Without depressing the thumb control wave (this ensures that suction is not applied on insertion of use catheter) gently but quickly introduce the catheter into the tracheostomy tube to approximately 1/3 of its length until the patient coughs, or approximately 0,5-1.0 cm beyond the tip of tracheostomy Withdraw the tip of the catheter approximately 0,5 cm then apply suction by depressing the thumb control (suction is now applied) and withdraw the catheter with continuous suction until out of the tracheostomy tube, suction should no longer than 10 seconds Remove catheter until black ring is visible inside sleeve Release thumb control valve (suction off) Open cap on irrigation port and attach sterile saline suction pod Apply suction via thumb control valve While suction is being applied introduce sterile saline into port by squeezing the pod Continue to irrigate until catheter is clear Remove sterile saline suction pod discard Lock thumb control valve (in accordance with manufacturers instructions)

8. Sebelum tindakan Suctioning perawat harus meningkatkan tingkat oksigenasi pada pasien Tujuan dari hyperoksiginasi adalah menghindari hipoksemi akibat penghisapan lendir.Cara pemberiannya bisa dilakukan dengan menggunakan kantong resusitasi manual atau melalui ventilator dengan meningkatkan oksigen 100% sebelum penghisapan dan ketika jeda antara setiap penghisapan

9. Saturasi oksigen pada pasien yang akan dilakukan terapi Suctioning Dalam persiapan untuk suctioning kita berikan tingkat saturasi dengan konsentrasi aliran oksigen 100% yang bertujuan untuk menghindari hipoksemi akibat penghisapan lendidan. Peningkatan 10 % dari baseline pada neonatus selama 30-60 detik sebelum Suctioning dilakukan.Idealnya mengoptimalkan saturasi oksigen > 95 %, sebelum dan antara proses suctioning . Saturasi oksigen yang optimal untuk pasien COPD harus antara 92-88 %.

10. Evaluasi yang diharapkan pada pasien setelah dilakukan Suctioning Meningkatnya suara napas Menurunnya Peak Inspiratory Pressure, menurunnya ketegangan saluran pernapasan, meningkatnya dinamik campliance paru, meningkatnya tidal volume. Adanya peningkatan dari nilai arterial blood gas, atau saturasi oksigen yang bisa dipantau dengan pulse oxymeter. Hilangnya sekresi pulmonal

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz. 2008. Praktikum ketrampilan dasar praktik klinik. Jakarta: Salemba MedikaAsmadi. 2009. Teknik Prosedural keperawatan konsep dan aplikasi Kebutuhan dasar klien. Jakarta: salemba medika.Berman,dll. 2008. Kozier & Erbs Fundamental of Nursing. Australia : Pearson EducationLewis, et all.2011. Medical Surgical Nursing. Missouri: ElsevierRubenstein, David. 2007. Lecture Notes on Medical Medicine. Blackwell Science LtdStaf pengajar farmakologi FK UNSRI. 2009. Kumpulan Kuliah Farmakologi. Jakarta :EGC.Suparmi, 2008. Panduan praktek keperawatan.Jakarta : Citra Aji Parama.Syarifudin, arif.2008.Buku Ajar Respiratory.jakarta :Media PustakaTimby, Barbara Kuhn. 2009. Fundamental Nursing Skills and Concepts. Philadelphia :Wolters Kluwer)Wahyono. (2010). Hubungan antara pengetahuan perawat tentang prosedur suction dengan pelaksanaan dalam melakukan tindakan suction. Journal EBSCO. Diperoleh 10 Juni 2012 dari jtptunimus-gdlwiyotog2a2-5560-bab I pdf.Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan NANDA, NIC, NOC. Jakarta: EGC.