resume ch3 dan ch4

30
Kelompok 3 2015 BAB 3 MENGETAHUI CARA BERBEDA SEBUAH ORGANISASI DALAM MELAWAN FRAUD Ada beberapa aktifitas yang harus dilakukan untuk mengurangi terjadinya kecurangan (fraud) di dalam organisasi atau perusahaan. 1. Pencegahan kecurangan. 2. Mendeteksi kecurangan lebih dini. 3. Investigasi kecurangan. 4. Menggunakan aksi legal atau pemecahan masalah. Pada umumnya, seorang konsultan fraud akan memberitahukan bahwa tidak ada namanya fraud kecil, adanya adalah fraud besar yang belum diketahui. Dengan demikian, fraud harus dapat dideteksi lebih awal atau melakukan pencegahan agar nantinya kerugian yang diakibatkannya tidak semakin membesar. Hal tersebut dikarenakan kebanyakan perusahaan lebih banyak menggunakan cara ketiga dan keempat yang menghabiskan banyak biaya dan tidak terlalu efektif. PENCEGAHAN FRAUD Mencegah fraud pada umumnya merupakan cara efektif dengan biaya rendah yang dapat mengurangi kerugian akibat fraud. Pencegahan fraud yang efektif mencakup dua aktifitas dasar. 1. Mengambil langkah untuk menciptakan dan memperbaiki budaya kejujuran dan beretika. 2. Menilai resiko dari fraud dan mengembangkan respon khusus untuk mengurangi resiko dan mengeliminasi kesempatan untuk melakukan fraud. Penjelasan tentang kedua aktifitas fundamental tersebut akan dijelaskan di paragraph berikut. Menciptakan budaya kejujuran dan beretika Organisasi biasanya menggunakan beberapa pendekatan untuk menciptakan budaya kejujuran dan beretika.Lima elemen kritis dan yang sering digunakan adalah 1.Memastikan bahwa manajemen puncak merupakan contoh perilaku yang baik. 2. Merekrut pegawai bersifat baik. 3. Mengkomunikasikan harapan-harapan melalui organisasi dan mengevaluasi pecapaian harapan tersebut melalui

description

fraud examination

Transcript of resume ch3 dan ch4

Page 1: resume ch3 dan ch4

Kelompok 3 2015

BAB 3

MENGETAHUI CARA BERBEDA SEBUAH ORGANISASI DALAM MELAWAN FRAUD

Ada beberapa aktifitas yang harus dilakukan untuk mengurangi terjadinya kecurangan (fraud) di dalam organisasi atau perusahaan. 1. Pencegahan kecurangan. 2. Mendeteksi kecurangan lebih dini. 3. Investigasi kecurangan. 4. Menggunakan aksi legal atau pemecahan masalah. Pada umumnya, seorang konsultan fraud akan memberitahukan bahwa tidak ada namanya fraud kecil, adanya adalah fraud besar yang belum diketahui. Dengan demikian, fraud harus dapat dideteksi lebih awal atau melakukan pencegahan agar nantinya kerugian yang diakibatkannya tidak semakin membesar. Hal tersebut dikarenakan kebanyakan perusahaan lebih banyak menggunakan cara ketiga dan keempat yang menghabiskan banyak biaya dan tidak terlalu efektif.

PENCEGAHAN FRAUD

Mencegah fraud pada umumnya merupakan cara efektif dengan biaya rendah yang dapat mengurangi kerugian akibat fraud. Pencegahan fraud yang efektif mencakup dua aktifitas dasar. 1. Mengambil langkah untuk menciptakan dan memperbaiki budaya kejujuran dan beretika. 2. Menilai resiko dari fraud dan mengembangkan respon khusus untuk mengurangi resiko dan mengeliminasi kesempatan untuk melakukan fraud. Penjelasan tentang kedua aktifitas fundamental tersebut akan dijelaskan di paragraph berikut.

Menciptakan budaya kejujuran dan beretika

Organisasi biasanya menggunakan beberapa pendekatan untuk menciptakan budaya kejujuran dan beretika.Lima elemen kritis dan yang sering digunakan adalah 1.Memastikan bahwa manajemen puncak merupakan contoh perilaku yang baik. 2. Merekrut pegawai bersifat baik. 3. Mengkomunikasikan harapan-harapan melalui organisasi dan mengevaluasi pecapaian harapan tersebut melalui catatan periodic. 4. Menciptakan lingkungan kerja yang pisitif. 5. menciptakan dan memperbaiki kebijakan untuk mengatasi fraud ketika telah terjadi.

1. Model karakter pemimpin

Pemimpin organisasi berperan sangat penting dalam memberikan dan menciptakan budaya berkarakter dan jujur.Peran penting tersebut dapat dilakukan dengan menjadikan diri mereka sendiri sebagai contoh yang patut ditiru dan dijadikan panduan dasar dalam bersifat dan beretika. Dengan demikian, seluruh bagian manajemen organisasi dapat dengan mudah menemukan seorang model yang akan memperbaiki dan membawa perusahaan lebih baik dalam segi budaya dan etika.

2. Merekrut Pegawai yang bersifat baik

Kunci kedua untuk meciptakan budaya jujur dan beretika di organisasi adalah dengan merekrut pegawai yang tepat dan baik dalam segi etika,

Page 2: resume ch3 dan ch4

Kelompok 3 2015

latar belakang, dan sifat. Tidak semua pegawai memiliki kebiasaan jujur maupun dapat mengembangkan sifat baik mereka karena beberapa pegawai akan bersifat tidak baik tatkala mendapatkan tekanan atau berada dalam kondisi tertentu.

Beberapa hasil penelitian menemukan sebuah model yang menjelasakan mengapa seseorang berkelakuan tidak etis, Ethical Maturity Model (EMM). Ada empat level di dalam model ini. 1. Pengertian Etika pribadi.Elemen ini sangat mendasar dari kepribadian seseorang mengenai pengetahuan tentang benar salah, keadilan, kepedulian, dan integritas. 2. Mengaplikasikan etika di dalam situasi bisnis. Seseorang telah mengerti bagaimana berbeuat baik dan menghindari kejelekan di dalam suatu bisnis. 3. Keteguhan beretika. Elemen ini merupakan kekuatan dan keyakinan untuk bertindak secara benar di berbagai macam situasi. 4. Kepemimpinan Etika. Elemen ini menyatakan bahwa seseorang dapat mendorong yang lainnya untuk berbuat etis.

3. Mengkomunikasikan Harapan Kejujuran dan Integritas

Elemen ketiga untuk mencipatakan budaya jujur dan beretika adalah mengkomunikasikan harapan kejujuran dan integritas.Hal ini mencakup 1.Mengidentifikasi nilai-nilai dan etika yang cocok. 2. Pelatihan kesadaran tentang fraud membantu pegawai mengerti masalah potensi fraud dan menghadapinya serta melaporakannya pada yang berwenang. 3. Mengkomunikasikan harapan yang konsisten tentang hukuman dan konsekuensi dari perilaku fraud.

4. Menciptakan Lingkungan Kerja Positif

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa fraud lebih jarang terjadi tatkala pegawai memiliki perasaan yang positif pada organisasi dan memiliki rasa memiliki pada organisasi tersebut.Oleh sebab itu, lingkungan dan budaya bekerja di suatu organisasi harus dibentuk sedemikia rupa sehingga membuat pegawainya betah dan selalu bersifat positif pada organisasi.

MENILAI DAN MENGURANGI RESIKO FRAUD

Untuk dapat menciptakan budaya kejujuran yang lebih efektif, pencegahan terjadinya fraud juga dapat dilakukan dengan mengeliminasi dan menghilangkan kesempatan untuk melakukan fraud.Organisasi dapat secara efektif mengeliminasi fraud dengan 1.Mengidentifikasi sumber dan ukuran resiko secara akurat. 2. Mengimplementasikan langkah preventif yang cocok dan pengendalian detektif untuk mengeliminasi resiko-resiko tersebut. 3. Menciptakan monitoring secara meluas kepada pegawai. 4. Memanfaatkan jasa auditor internal atau eksternal yang dapat mengecek kinerja organisasi secara independen.

MENDETEKSI FRAUD

Pendeteksian fraud mencakup langkah dan tindakan yang diambil untuk menemukan fraud yang telah dan sedang terjadi. Deteksi tidak termasuk prosedur

Page 3: resume ch3 dan ch4

Kelompok 3 2015

investaigasi untuk mengetahui motif, niat, dorongan, atau motivasi pelaku melakukan fraud.

Deteksi fraud biasanya dimulai dengan mengidentifikasi gejala, indikator atau bendera merah yang biasanya berkaitan dengan terjadinya fraud.Secara umum, ada beberapa langkah dasar untuk mendeteksi fraud. 1. Dengan kesempatan 2. Menyediakan cara bagi orang-orang untuk melaporkan kecurigaan terhadap terjadinya fraud 3. Menguji pencatatan transaksi dan dokumen untuk menentukan keganjilan akan terjadinya fraud.

INVESTIGASI FRAUD

Beberapa pendekatan yang digunakan untuk mengidentifikasi fraud sangat bervariasi, meski pada umumnya kebanyakan proses investigasi menggunakan proses wawancara. Investigasi fraud sebenarnya dapat diklasifikasikan berdasarkan tipe bukti yang ditemukan atau unsure fraud. Dengan menggunakan pendekatan pertama dari “Persegi Bukti” yang menyatakan empat teknik dalam proses investigsi fraud. Langkah-langkah tersebut adalah:

1. Bukti testimony yang dikumpulkan dari individu-individu. Beberapa metode yang digunakan adalah wawancara, interogasi, dan tes kejujuran

2. Bukti Dokumentasi yang dikumpulkan dari dokumen, kertas, computer, dan bukti cetak atau tertulis. Beberapa metode yang digunakan untuk mengumpulkan bukti ini adalah pengujian dokumen, pengumpulan data, penemuan pencatatan public, audit, penemuan computer, penghitungan bersih dan akurat, dan analisis laporan keuangan. Dan databes dan email korporasi juga dapat digunakan.

3. Bukti fisik yang mencakup sidik jari, senjata, property yang dicuri, identifikasi jumlah barang yang tercuri, dan semua bukti yang dapat dilihat dan diinvetigasi secara langsung. Untuk mengumpulkan bukti fisik, perusahaan biasanya menggunakan ahli analisis forensic.

4. Observasi personal mencakup bukti-bukti yang dirasakan, diraba, dilihat, didengar oleh investigator. Metode yang digunakan dalam teknik ini adalah pengawasan atau penjagaan, operasi tersembunyi, dan beberapa lainnya.

Melaksanakan Investigasi Fraud

Investigasi harus dilakukan dengan sangat hati-hati karena kebanyakan pelaku fraud adalah orang berpengaruh dan memiliki reputasi atau jabatan yang tinggi di perusahaan. Oleh sebab itu, berikut cakupan dari proses investigasi fraud.

1. Investigasi harus dilakukan dengan dasar untuk menemukan sebuah kebenaran

2. Seseorang yang melakukan investigasi harus benar-benar berpengalaman dan memiliki reputasi yang baik.

Page 4: resume ch3 dan ch4

Kelompok 3 2015

3. Hipotesis yang dimunculkan oleh investigator harus benar-benar objektif dan hati-hati dengan didasarkan informasi dan perkembangan proses investigasi yang didapat.

4. Invstigator harus benar-benar bisa meyakinkan kepada pihak manajemen bahwa mereka setuju dengan proses investigasi.

5. Investigator yang baik harus meyakinkan bahwa seluruh informasi yang yang terkumpul selama porses investigasi adalah benar dengan dasar penentuan secara independen.

6. Pertanyaan atau wawancara yang diajukan harus benar-benar legal dan adil.

7. Investigator harus melaporkan hasil investigasinya secara nyata dan adil.

MENINDAKLANJUTI TINDAKAN HUKUM

Setelah menemukan hasil dari proses investigasi, beberapa organisasi memilih salah satu dari ketiga pilihan ini 1. Tidak menggunakan tindakan hukum 2.Menggunakan tindakan hukum perdata 3.Menggunakan tindakan criminal melawan pelaku kejahatan.

Page 5: resume ch3 dan ch4

Kelompok 3 2015

STUDI KASUS

Assume that you are the fraud expert for a large fortune 500 company located in Miami, Florida. In recent meeting with the executive committee, one of the officers explain that the fraud prevention program, which teaches managers and employees how to detect and report fraud, costs the company $150.000 a year. The officers then explain that it is waste of time and money for the company to educate employees and manager about fraud. “it is not the responsibility of the auditors to detect fraud?” he questions. As the fraud expert of the company, the presidents asks you to explain why managers and employees should be educated in the detection of fraud.

1. What should you tell the committee about why it is important to train managers and employees in fraud detection?

2. After explaining to the committee why it is important to train managers and employees, the president asks you about effective ways to involve managers and employees in the prevention and the detection of fraud: what should you tell the president?

JAWABAN

1. Asusmsi pertama dari fraud adalah “FRAUD IS COSTLY”, fraud berbiaya mahal. Hal tersebut dikarenakan fraud bisa dilakukan oleh siapapun, kapanpun, dan di manapun selagi ada kesempatan dan niat jahat. Fraud yang dilakukan sedikit demi sedikit akan mengakibatkan pengeluaran dan kerugian yang besar. Oleh sebab itu, langkah preventif atau pencegahan terhadap terjadinya fraud adalah sesuatu yang penting.

Dalam studi kasus ini, Fortune 500 Company menghabiskan $150.000 per tahun untuk memberikan pendidikan berkaitan pendeteksian dan pelaporan akan terjadinya fraud. Pertama, biaya tersebut bisa dibilang sangat cocok dengan hasil yang akan didapatkan oleh seluruh pemangku perusahaan. Hal tersebut demikian, seluruh manajer dan karyawan akan dapat mengetahui suatu pengetahun berkaitan dengan metode mendeteksi terjadinya fraud dan melaporkan kejadian tersebut. Dengan demikian, seluruh manajer dan karyawan akan dapat dengan mudah bertindak ketika mengetahui terjadinya fraud.

Kedua, pendidikan tentang fraud tersebut akan sangat bermanfaat dalam jangka panjang perkembangan perusahaan. Dengan pendidikan tersebut, perusahaan dapat membantu para karyawannya membentuk budaya kejujuran dan beretika yang dikarenakan mereka telah mengerti tentang bagaimana bahaya yang akan terjadi bila fraud tetap dibudayakan dan tidak mendapatkan perhatian lebih.

Ketiga, perusahaan akan sangat mudah untuk menindaklanjuti tindak criminal fraud dengan mengimplementasikan kebijakan dan peraturan yang disesuaikan dengan budaya dan etika perusahaan. Hal tersebut

Page 6: resume ch3 dan ch4

Kelompok 3 2015

demikian, karyawan dapat dengan mudah melakukan pelaporan tatkala terjadi fraud di lingkungan mereka.

Keempat, perusahaan dapat menghemat pengeluaran biaya dan kerugian yang diakibatkan oleh terjadinya fraud yang telah menjadi budaya di dalam suatu perusahaan. Perusahaan dapat memiminimalisir terjadinya fraud kecil yang pada akhirnya juga akan mengakibatkna kerugian yang besar pula. Selain itu, perusahaan juga diharuskan mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk melakukan investigasi mauapun tindak lanjut secara perdata tatkala fraud telah membudidaya. Oleh sebab itu, biaya sebesar $150.000 akan sangat impas dengan manfaat jangka panjang yang akan diterima oleh perusahaan di kemudian hari.

2. Untuk melakukan pencegahan fraud secara efektif dengan menyertakan para manajer dan karyawan, maka ada dua langkah umum yang dapat dilakukan. 1. Mengambil langkah untuk menciptakan dan memperbaiki budaya kejujuran dan beretika. 2. Menilai resiko dari fraud dan mengembangkan respon khusus untuk mengurangi resiko dan mengeliminasi kesempatan untuk melakukan fraud.

Cara yang pertama adalah mengambil langkah dan memperbaiki budaya kejujuran dan beretika.Cara ini mencakup adalah 1.Memastikan bahwa manajemen puncak merupakan contoh perilaku yang baik. 2. Merekrut pegawai bersifat baik. 3. Mengkomunikasikan harapan-harapan melalui organisasi dan mengevaluasi pecapaian harapan tersebut melalui catatan periodic. 4. Menciptakan lingkungan kerja yang pisitif. 5. menciptakan dan memperbaiki kebijakan untuk mengatasi fraud ketika telah terjadi.

Cara yang kedua adalah Menilai resiko dari fraud dan mengembangkan respon khusus untuk mengurangi resiko dan mengeliminasi kesempatan untuk melakukan fraud.Cara ini mencakup 1.Mengidentifikasi sumber dan ukuran resiko secara akurat. 2. Mengimplementasikan langkah preventif yang cocok dan pengendalian detektif untuk mengeliminasi resiko-resiko tersebut. 3. Menciptakan monitoring secara meluas kepada pegawai. 4. Memanfaatkan jasa auditor internal atau eksternal yang dapat mengecek kinerja organisasi secara independen.

Di lain sisi, metode pendidikan dan pelatihan terkait pencegahan dan pelaporan fraud merupakan langkah awal yang harus dipenuhi agar nantinnya para manajer dan karyawan dapat dengan mudah mengurangi fraud yang kemungkinan akan terjadi.

Page 7: resume ch3 dan ch4

Kelompok 3 2015

BAB 4

PENCEGAHAN DAN PENDETEKSIAN KECURANGAN

A. Semua Orang dapat Menjadi Tidak JujurSebagian besar orang dapat melakukan kecurangan dan sebagian besar

orang laiinya mengadaptasinya dari lingkungan mereka. Maksudnya adalah ketika ditempatkan pada lingkungan dengan integritas yang rendah, pengendalian yang buruk, akuntanbilitas yang longgar, atau tekanan yang tinggi, maka orang akan memiliki kecenderungan menjadi semakin tidak jujur.

Berangkat dari dasar sinilah, maka dari itu setiap perusahaan perlu memikirkan cara pencegahan kecurangan. Pada bab ini ada 2 cara dalam upaya pencegahan kecurangan, yaitu :1. Menciptakan budaya kejujuran, keterbukaan, dan memberi dukungan2. Mengeliminasi kesempatan terjadinya kecurangan

Menciptakan Budaya Kejujuran, Keterbukaan, dan Memberi DukunganTerdapat tiga faktor utama dalam pencegahan kecurangan terkait dengan

menciptakan budaya kejujuran, keterbukaan, dan dukungan. Ketiga faktor tersebut adalah (1) Mempekerjakan orang yang jujur dan menyediakan pelatihan kesadaran akan adanya kecurangan. (2) Menciptakan lingkungan kerja yang positif. (3) memberikan program dukungan pegawai.

1) Mempekerjakan orang yang jujur dan menyediakan pelatihan kesadaran akan adanya kecurangan.Perusahaan melakukan penyaringan terhadap pelamar kerja secara efektif, sehingga hanya calon pegawai “jujur” yang akan dipekerjakan. Dengan kehidupan yang semakin ketat seperti saat ini, menjadi penting bagi perusahaan untuk memiliki kebijakan penyaringan tenaga kerja yang baik. Bahkan, dalam lingkungan pengendalian yang sangat ketat,pegawai yang jujur dengan tekanan berat seringkali dengan mudah melakukan kecurangan.Terlebih lagi keputusan perekrutan yang buruk tidak hanya dapat membuat perusahaan mempekerjakan pegawai yang tidak jujur, namun juga kelalaian dalam mempekerjakan dan/atau mengelola klaim sumber daya tenaga kerja mereka, pemberi kerja mungkin dapat diminta bertanggung jawab atas tindakan atau kelalaian pegawai, baik di dalam maupun diluar ruang lingkup pekerjaan pegawai.

2) Menciptakan lingkungan kerja yang positifFaktor yang kedua adalah Menciptakan lingkungan kerja yang positif. Menciptakan lingkungan kerja yang positif tidak terjadi secara otomatis, akan tetapi harus di pupuk atau dibangun. Dalam menciptakan lingkungan kerja yang positif terdaat 3 elemen yang berkontribusi dalam penciptaannya, antara lain :a) Menciptakan ekspetasi terkait kejujuran melalui kode etik yang

cukup baik yang dimiliki organisasi dan kemudian menyampaikan ekspetasi ini keseluruh bagian dari organisasi

b) Memiliki kebijkan yang sifatnya terbuka dan mudah diaksesc) Memiliki prosedur operasional dan personel yang positif.

Page 8: resume ch3 dan ch4

Kelompok 3 2015

3) Mengimplementasikan program dukungan untuk pegawaiFaktor ketiga dalam menciptakan budaya jujur, terbuka, dan memberi dukungan adalah implementasi program dukungan pegawai. Salah satu dati tiga elemen fraud adalah tekanan yang dirasakan. Sering kali, tekanan yang memotivasi kecurangan adalah apa yang dianggap pelaku sebagai suati keadilan atau apa yang diyakini tidak memiliki solusi logis yang memungkinkan. Pada waktu inilah peran perusahaan diperlukan dalam memberikan pelatihan mengenai cara yang efektif untuk menangani tekanan pribadi kepada para pegawai, sehingga dengan cara ini perusahaan dapat mampu untuk mengeliminasi banyak potensi kecurangan.

B. Eliminasi Kesempatan Melakukan Fraud

Kesempatan untuk melakukan fraud terdiri atas tiga hal utama yang dijelaskan dalam segi tiga fraud, yaitu kesempatan, tekanan dan rasionalisasi. Presentase besar dari salah satu faktor saja sudah bisa memberikan kerugian yang besar dalam sebuah perusahaan. Apalagi jika ketiganya memiliki presentasi yang cukup, maka akan menjadi kombinasi ‘mengerikan’. Karena itu cara yang bisa dilakukan oleh perusahaan adalah meminimalkan bahkan mengeliminasi kesempatan. Mengeliminasi kesempatan sebagai salah satu faktor terjadinya fraud adalah unsur kedua yang penting dalam rangka pencegahan fraud.

Dalam rangka mengeliminasi kesempatan ada lima metode yang dapat dilakukan oleh perusahaan, yaitu memiliki pengendalian internal yang baik, memberitahukan kebijakan perusahaan dalam melawan fraud, mengawasi karyawan dan menyediakan sistem whistle-blowing, adanya pemberlakukan sanksi, dan mengadakan audit berkala. Metode-metode ini akan membantu perusahaan mengurangi kesempatan fraud yang telah terjadi dan/atau akan terjadi di masa mendatang. Dengan menjalankan unsur pertama -faktor budaya- dan unsur kedua ini, maka perusahaan memiliki program komprehensif pencegahan fraud. Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut mengenai metode-metode dalam mengelimnasi kesempatan.

Memiliki Sistem Pengendalian Internal yang Baik

Menurut COSO, kerangka pengendalian internal terdiri atas lingkungan pengendalian, sistem akuntansi, aktivitas pengendalian, pengawasan, dan komunikasi dan informasi.

a) Pertama, lingkungan pengendalian berhubungan dengan pola organisasi yang ditetapkan oleh manajemen yang kemudian diturunkan ke setiap individu dalam organisasi tersebut. Lingkungan pengendalian merupakan dasar bagaimana setiap individu melaksanakan tanggungjawabnya.

b) Kedua, sistem akuntansi yang baik akan menghasilkan informasi akuntansi yang valid, lengkap dan tepat waktu untuk pengambilan keputusan perusahaan. Sistem harus bisa menghasilkan informasi yang tepat untuk dinilai, dikelompokkan, diotorisasi, dan diringkas.

c) Ketiga, aktivitas pengendalian yang baik merupakan kebijakan dan praktik manajemen dalam mengendalikan aset, mengotorisasi, mengendalikan tugas, memeriksa independensi, dan mendokumentasikan transaksi. Ketiga

Page 9: resume ch3 dan ch4

Kelompok 3 2015

aktivitas di atas merupakan program pencegahan. Dua aktivitas selanjutnya, pengawasan dan komunikasi, merupakan program pendeteksian fraud. Artinya, melalui aktivitas ini kita bisa mengetahui atau menemukan hal-hal mencurigakan yang berhubungan dengan fraud.

Memperkecil Kesempatan Kolusi antara Karyawan dan Pihak Eksternal dan Informasi Kebijakan ke Pihak Eksternal

Berdasarkan penelitian diketahui bahwa 71% fraud dilakukan secara individual dan sisanya 29% dilakukan secara berkelompok atau kolusi. Kolusi membutuhkan waktu lama untuk terjadi karena tiap individu memerlukan waktu untuk menemukan individu lain yang dapat dipercaya untuk bersama-sama melakukan fraud. Namun, kenyataan dalam bisnis menunjukkan bahwa angka kolusi semakin meningkat tiap tahunnya. Biasanya kolusi dilakukan dalam hal pembelian dan penjualan, yang artinya kolusi terjadi antara karyawan dengan pemasok atau pelanggan.

Mengawasi Karyawan dan Memiliki Sistem Whistle-Blowing

Beberapa karyawan yang melakukan fraud biasanya dipicu dengan keinginan untuk memiliki gaya hidup mewah. Hal ini juga mudah diketahui oleh perusahaan karena karyawan tiba-tiba memiliki barang-barang mewah atau memiliki uang untuk kegiatan-kegiatan berbiaya besar dalam waktu singkat. Biasanya manajemen atas mendapat informasi dari sesama karyawan yang menyadari temannya tiba-tiba memiliki gaya hidup yang ‘wah’. Namun di beberapa perusahaan, karyawan yang mengetahui kegiatan fraud temannya cenderung takut karena bisa dicap berkhianat atau jahat. Karena itu perusahaan perlu memiliki sistem whistle-blowing yang baik sehingga keaman dan kerahasiaan pelapor dapat terjaga. Sistem whistle-blowing yang efektif tercermin dari identitas pelapor yang dirahasiakan, independensi, mudah diakses, dan adanya tindak lanjut atas setiap laporan yang masuk.

Pemberlakuan Sanksi

Untuk mengeliminasi kesempata, perusahaan bisa memunculkan persepsi bahwa ketidakjujuran akan mendapat hukuman yang memalukan. Artinya disini bahwa ketika melakukan fraud, karyawan tidak hanya terancam diberhentikan tetapi juga mendapat malu yang akhirnya bisa menyakiti orang-orang yang dicintainya. Jika perusahaan hanya memberhentikan karyawan, maka mereka bisa saja berbohong pada keluarga bahwa mereka diberhentika karena ada PHK. Padahal mereka diberhentikan karena melakukan fraud. Dengan sanksi yang ‘memalukan’ akan membuat karyawan tidak melakukan fraud karena tidak ingin menyakiti orang-orang yang mereka kasihi.

Melakukan Audit atas Fraud yang Proaktif

Saat ini baru beberapa organisasi yang secara aktif melakukan audit atas fraud. Audit secara berkala bisa mengurangi kesempatan fraud karena karyawan berada dalam pengawasan dan pemikiran bahwa tindakannya terus diawasi dan tidak ada celah untuk melakukan farud. Audit atas fraud yang baik terdiri atas

Page 10: resume ch3 dan ch4

Kelompok 3 2015

empat langkah, yaitu mengidentifikasi eksposur risiko fraud, mengidentifikasi gejala tiap eksposur, membuat program audit untuk melihat gejala dan eksposur, dan menyelidiki gejala fraud.

C. Organisasi dan Fraud - Model Saat Ini

Gambar di atas menunjukkan model yang sering digunakan perusahaan dalam memerangi fraud. Model tersebut terdiri atas empat tahap, yaitu:

Tahap 1 : Kejadian FraudTahap ini adalah ketika fraud terjadi dalam sebuah organisasi. Kejadian ini tidak didahului dengan kesadaran terjadi fraud atau tindakan pencegahan. Ketika fraud terjadi maka perusahaan langsung berpindah ke mode krisis karena perusahaan harus segera mengetahui siapa yang melakukan fraud, menghindari fraud tersebar luas ke publik, mengusahakan ganti rugi atas fraud dan meminimalkan dampak fraud atas perusahaan.

Tahap 2 : PenyelidikanDalam tahap ini dimana keamanan dan audit internal bekerja. Penyelidikan berhubungan dengan uji dokumen dan wawancara ke pihak-pihak yang terkait.

Tahap 3 : AksiKetika sudah diselidiki, maka perusahaan menentukan tindakan selanjutnya pada pelaku fraud. Ada tiga pilihan yang biasanya diambil untuk menghukum pelaku, yaitu tidak mengambil tindakan, diberhentikan atau ditransfer ke tempat lain, dan diberhentikan dan dituntuk secara hukum.

Tahap 4 : ResolusiTahap ini adalah saat dimana perusahaan menutup kasus, mengakhirinya, menggantikan posisi pelaku di perusahaan dengan karyawan lain, dan membuat kebijakan pengendalian internal yang lebih baik.

Selanjutnya, terdapat enam unsur penting yang ada dalam model memerangi fraud. Kita bisa menemukan unsur-unsur ini dalam tahapan yang ada di model. Keenam unsur tersebut dapat dilihat dalam figur di bawah ini.

Page 11: resume ch3 dan ch4

Kelompok 3 2015

1. Tone at the Top, artinya bahwa perusahaan harus bisa menciptakan budaya organisasi yang positif dimana setiap individu memiliki kepedulian atas pengedalian fraud dan sikap manajemen atas yang dapat diteladani;

2. Education and Training, artinya memberikan pemahaman pada karyawan bahwa tindakan fraud tidak baik dan melatih mereka untuk memiliki kesadaran jika menemukan gejala terjadinya fraud;

3. Integrity Risk and Control, artinya perusahaan memiliki pengendalian yang baik dimana bukan hanya melalui sistemnya tetapi juga setiap individu perusahaan yang berintegritas untuk menjalankan sistem pengendalian tersebut;

4. Reporting and Monitoring, artinya tindakan fraud sebaiknya tidak ditutup-tutupi tetapi harus dipublikasikan. Publikasi dalam hal ini bukan berarti memberitahukan ke publik secara langsung, tetapi publikasi lebih kepada memberikan informasi kepada pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan. Perusahaan dapat memberitahukan pada pihak keamanan, auditor, manajemen yang berkepentingan, dan karyawan yang tepat sehingga bisa memberikan kewaspadaan dalam perusahaan;

5. Proactive Fraud Detection, kita menyadari bahwa sebagus-bagusnya pencegahan fraud, pasti ada celah yang bisa terjadi fraud. Karena itu perusahaan harus memiliki sistem deteksi fraud agar bisa menemukan pelaku yang menggunakan celah untuk melakukan fraud;

6. Investigation and Follow-Up, artinya perusahaan menyelidiki kejadian fraud dan melakukan tindakan lanjut aktif untuk memberika pelajaran terahdap pelaku fraud.

STUDI KASUS Helen Weeks telah bekerja untuk Bonne Consulting Group (BCG) sebagai

sekretaris eksekutif dalam departemen administratif selama hampir 10 tahun. Dia

Page 12: resume ch3 dan ch4

Kelompok 3 2015

mempunyai integritas dan dedikasi terhadap pekerjaannya sehingga mendapatkan reputasi sebagai pegawai dan mempunyai lebih banyak tanggung jawab. Tanggung jawab sekarang meliputi mengatur studi kelayakan di luar, menjaga file klien, bekerja dengan konsultan pemasaran luar, melakukan proses pembayaran, dan menyampaikan kepada departemen akuntansi tentang seluruh pembukaan atau penutupan akun vendor.

Selama lima tahun pertama ketenagakerjaan Helen, BCG melakukan subkontrak seluruh studi pemasaran dan kelayakan kepada Jackson & Co. Hubungan ini berhenti karena Jackson & Co merger dengan perusahaan lebih besar, kelompok perusahaan konsultasi lebih mahal. Pada saat penghentian, Helen dan supervisornya memilih perusahaan baru untuk melakukan penelitian pasar BCG. Namun demikian, Helen tidak pernah menginformasikan kepada departemen akuntansi bahwa Jackson & Co telah ditutup.

Supervisor membolehkah Helen menandatangani pembayaran voucher untuk pelayanan yang disampaikan, dan Helen terus memproses Check yang dibayar dengan menggunakan akun Jackson. Karena supervisor percaya penuh padanya, dia juga dibolehkan menandatangani voucher pembayaran yang kurang dari $10.000. Departemen akuntansi memproses pembayaran, dan Helen mendistribusikan pembayaran. Dia membuka akun bank di kota dengan nama Jackson & Co., di mana dia membuat deposito. Dia membayar seluruh biaya pribadi dari akun ini.

Anda baru-baru ini diangkat oleh BCG untuk mendeteksi dan mencegah penipuan.

1. Pengendalian internal apakah yang tidak ada di perusahaan BCG ? 2. Apa yang memberi Helen kesempatan untuk melakukan kecurangan? 3. Bagaimanakah kecurangan ini dapat dideteksi ?

INFORMASI YANG DIKETAHUI :1. Terdapat beberapa tanggung jawab sekaligus yang diberikan kepada helen,

antara lain mengatur studi kelayakan di luar, menjaga file klien, bekerja dengan konsultan pemasaran luar, melakukan proses pembayaran, dan menyampaikan kepada departemen akuntansi tentang seluruh pembukaan atau penutupan akun vendor.

2. Helen tidak pernah menginformasikan kepada departemen akuntansi bahwa akun jackson & Co. telah ditutup.

3. Supervisor mengizinkan Helen untuk menandatangani voucher pembayaran untuk layanan yang diberikan, sehingga helen dapat melanjutkan proses cek yang dibuat untuk akun jackson.

4. Supervisor mengizinkan Helen untuk menandatangani semua pembayaran voucher yang nilainya kurang dari $10.000

5. Helen membuka akun bank di kota terdekat dengan atas nama jackson & Co. untuk memasukan setoran, dan ia menggunakan uang tersebut untuk membayar kebutuhan sehari-hari

JAWABAN :1. Pengendalian internal apakah yang tidak ada di perusahaan BCG ?

Jawaban

Page 13: resume ch3 dan ch4

Kelompok 3 2015

Jika melihat beberapa informasi yang terdapat di perusahaan maka ada beberapa pengendalian internal yang tidak ada di perusahaan BCG antara lain :a) Pemisahan tugas

Pemisahan tugas merupakan prosedur pengendalian yang melakukan pembebanan tanggung jawab kepada orang yang berbeda. Hal ini ditujukan untuk mengurangi kesempatan bagi seseorang dalam posisi baik untuk berbuat kecurangan dan sekaligus menyembunyikan kekeliruan dan ketidakberesan dalam menjalankan tugasnya dalam keadaan normal. Sedangkan dalam kasus ini helen menangani beberapa tanggung jawab sekaligus, menandakan bahwa pengendalian internal yang memisahkan tugas tidak ada di perusahaan

b) Pengolahan InfomasiPengendalian ini bertujuan untuk menangani berbagai pengendalian yang dilaksanakan untuk mengecek ketepatan, kelengkapan, dan otorisasi transaksi.Pengendalian ini membantu menetapkan bahwa transaksi yang dilakukan adalah sah, diotorisasi dengan semestinya, dan diolah secara lengkap dan akurat.Sedangkan pada kasus ini supervisor mengizinkan untuk melakukan otorisasi sendiri terhadap voucher pembayaran untuk pelayanan yang diberikan, dan mengizinkan helen untuk menandatangani semua voucher yang nilainya kurang dari $10.000, hal ini menandakan bahwa tidak ada pengendalian pengolahan informasi di perusahaan BCG.

c) Review KinerjaPengendalian ini mencangkup review atas kinerja sesungguhnya dibanding dengan anggaran, prakiraan, atau kinerja periode sebelumnya. Sedangkan disini Helen bisa tidak melaporkan bahwa hubungan antara BCG dan jackson sudah berhenti dan tidak pernah melaporkan bahwa akun jackson sudah ditutup. Hal ini menandakan bahwa perusahaan tidak melakukan review kinerja kepada helen,sehingga helen bisa menyembunyikan informasi tersebut.

2. Apa yang memberikan helen kesempatan untuk melakukan kecurangan ?Jawaban :Pada dasarnya yang memberikan Helen kesempatan untuk melakukan kecurangan adalah kurang atau bahkan tidak adanya pengendalian internal pada perusahaan BCG. Sehingga Helen dapat melakukan kecurangan dengan bebas dan aman. Apalagi ia adalah pegawai yang sangat dipercaya oleh supervisornya dengan memberi beberapa tanggung jawab sekaligus kepada Helen, sehingga semakin besar kesempatan Helen untuk bisa berbuat curang.

3. Bagaimanakah kecurangan ini dapat dideteksi ?Jawaban :

Page 14: resume ch3 dan ch4

Kelompok 3 2015

Menurut albrecht dalam bukunya fraud examination, terdapat 2 pendekatan dalam proses pendeteksian kecurangan, yaitu a) Memasang saluran pengaduan untuk menerima laporan, baik dari

partner perusahaan, pegawai lain, atau konsumen. Jadi disini perusahaan membuat saluran tersendiri untuk menerima pengaduan dari pihak lain tentang informasi mengenai dugaan kecurangan.Selain menunggu laporan jika terjadi kecurangan, kita juga bisa melakukan wawancara terhadap beberapa pegawai di setiap departemen guna memastikan bahwa bagian tersebut bebas dari kecurangan.Misalnya kita bisa bertanya kepada pegawai yang jujur atau lain sebagainya.

b) Menganalisis data untuk mencari trend, jumlah, dan siklus-siklus lainnya yang mencurigakan. Dengan semakin majunya teknologi hal ini menjadi mudah untuk dilakukan perusahaan. Pada kasus diatas seharusnya kita perlu curiga ketika Helen membuka akun bank baru dengan nama jackson. Kita seharusnya perlu bertanya-tanya mengapa perusahaan memindahkan akun banknya, dan jika perlu kita bisa melakukan konfrimasi kepada pihak jackson, menanyakan apakah perusahaan tersebut memang baru membuka akun bank di kota tersebut.

Bangkrutnya Sebuah Perusahaan

Page 15: resume ch3 dan ch4

Kelompok 3 2015

Beberapa faktor yang menyebabkan kebangkrutan dalam sebuah periusahaan, antara lain: faktor eksternal dan internal. Kedua perusahaan tersebut menagkibatkan adanya ketidakseimbangan neraca perusahaan. Kompinen internal perusahan. Kedua faktor tersebut mengakibatkan terdiri dari sumber daya manusi, manajemen, struktur organisasi dan alat-alat produksi. Komponen-komponen tersebut mirip sebuah peralatan mekanik yang saling berhubugan satu sama lain. Turunnya prestasi kerja dari salah satu komponen tersebutt mempengaruhi komponen yang lain sehinga kinerja perusahaan jadi buruk.

Kinerja perusahaan yang buruk pada stadium akut mebuat status perusahaan pada kategori pailit. Tentunya tak ada satupun perusahaan di dunia ini yang mengharapkan berada di posisi jelak seperti ini. Karena, ini berarti kerugian yang ditanggung oleh perusahaan akan semakin besar. Smeua aspek dari perusahaan tersebut mendapatk prestasi kerja yang buruk. Butuh waktu yang panjang untuk memperbaiki itu semua.

Perusahaan bangkrut yang disebabkan oleh faktor eksternal perusahaan masih dapat ditanggulangi oleh perusahaan. Faktor eksternal perusahaan yang tidak dapat diprediksi, misal bencana alam. Kerusakaan tersebut sudah dijamin oleh Pmerintah atau lembaga keungan asuransi. Sektor produksi hanya berhenti sementara sedangkan faktor keungan masih terjamin. Penurunan prestasi kerja perusahaan hanya bersifat sementara.

10 Perusahaan Besar Di Amerika yang mengalami kebangkrutan

1. EF Hutton Reputasi broker saham asal Amerika Serikat (AS) ini sudah terjun bebas gara-gara skandal penipuannya yang dimulai sejak 1980. Saat itu, perusahaan mulai menuliskan cek dengan jumlah orang jauh melebihi arus kas, sebuah strategi penipuan yang dikenal dengan check kiting. Hutton menggunakan cara ini untuk memutar uang US$ 250 juta bebas bunga per hari. Hingga pada 1985 perusahaan mengaku bersalah karena telah menipu 2.000 nasabahnya yang melakukan pengaduan. Karena sudah mengaku salah, Hutton tidak ditutup dan tetap bisa menjalankan bisnis seperti biasa. Bahkan, sama sekali tidak ada direksi yang dihukuk saat itu.

2. ZZZZ Best Inc. Barry Minkow, pemilik perusahaan pembersih karpet ZZZZ Best Inc., melakukan kampanye kepada beberapa investor yang intinya adalah, ZZZZ akan menjadi “General Motor-nya pembersih karpet”.Ia pun mulai berlaga seperti orang yang sedang membangun perusahaan bernilai jutaan dolar, salah satunya dengan memalsukan ribuan dokumen dan berkas penjualan. Pada akhirnya, perusahaan bisa menarik banyak investor sampai-sampai bisa mengumpulkan dana hingga US$ 50 juta (Rp 475 miliar).

3. Centennial Tech. Inc.

Page 16: resume ch3 dan ch4

Kelompok 3 2015

Perusahaan ini sempat jadi primdona di Wall Street pada 1996, sat sahamnya melonjak 451% ke Rp US$ 55,5 per lembar, dan menjadi saham berkinerja terbaik di Bursa New York pada tahun yang sama. Pasalnya, perusahaan memalsukan angka penjualan memory card PC terbaru mereka dengan omzet senilai US$ 40 juta hanya dalam jangka waktu dua tahun. Setelah perusahaan terbukti berbohong, sebanyak 20.000 investor kehilangan dana investasinya hanya dalam waktu singkat.

4. Bre-X Minerals. Perusahaan asal Kanada menggunakan salah satu wilayah di Indonesia untuk penipuannya. Pada 1993, perusahaan kembali konsesi tambang di Busang, Kalimantam, dan melaporkan cadangan emas lebih dari 200 juta ounce. Sahamnya langsung meroket, dari yang awalnya kurang dari US$ 1 menjadi ratusan dollar per lembar hanay dalam waktu singkat, membuat banyak investornya jadi kaya raya dalam semalam. Sayangnya, pesta ini harus berakhir pada 1997 setelah kandungan emas di tambang tersebut terbukti dipalsukan. Bahkan, sebenarnya tambang tersebut juga tidak punya cadangan sama sekali. Banyak investor yang sempat kaya raya akhirnya jatuh miskin hanya dalam sekejap. Dua pihak yang kehilangan dana dalam jumlah besar adalah perusahaan dana pensiun asal AS, yitu Quebec dan Ontarion.

5. Enron Perusahaan energi yang bermarkas di Houston ini pernah menjadi perusahaan dengan omzet terbesar ketujuh di AS> Berkat kepintarannya dalam merekayasa akuntansi yang melibatkan laporan kinerja anak-anak usahanya, perusahaan bisa menyembunyikan utang ratusan juta dolar. Hebatnya anak-anak usahanya, perusahah bisa menyembunyikannya utang tersebut ditulis ke dalam pos pendapatan dalam buku laporan kinerjanya.

6. Worldcom Raksasa telekomunikasi ini berada dalam pengawasan ketat setelah sempat ketahuan memakai dana operasionalnya untuk berinvestasi. Sebanyak US$ 3,8 miliar dana yang seharusnya dipakai untuk menjalankan bisnis malah diputar melalui investasi di tempat lain demi menggenjot omzet. Ketika akhirnya ketahuan tidak menjalankan ketahuan tidak menjalankan bisnis dengan baik, sebanyak 10.000 karyawan terpaksa dirumahkan, danbanyak investor yang mengalami kerugian masif mellaui anjloknya harga saham perusahaan dari US$ 60 menjadi kurang dari US$ menjadi kurang dari US$ 0,2 per lembar.

7. Tyco International Tyco pernah menjadi perusahaan yang sahamnya dianggap sebagai blue chip paling aman dan menguntungkan. Apalagi, kala itu perusahaan masih sehat dengan berbagai produknya, mulai dari komponen elektronik, berbagai alat kesehatan dan keselamatan kerja. Semua itu mulai berubah ketika CEO Dennis Kozlowwski mulai mengeruk kekayaan perusahaan melalui pinjaman lunak dan kepemilikan saham. Dengan bantuan CFO Mark Swatz dan CLO Mark Belnick,

Page 17: resume ch3 dan ch4

Kelompok 3 2015

Kozlowski mendapatkan pinjaman tanpa bunga senilai US$ 170 juta (1,6 triliun) tanpa persetujuan pemegang saham. Kozlowski dan Belnick juga mengatur penjualan 7,5 juta lembar saham Tyco saham yang dilaporkan nilainya mencapai US$ 450 juta (Rp 4,2 triliun), juga tanpa persetujuan pemegang saham. Setelah skandal ini muncul ke permukaan, saham Tyco terjuan bebas lebih dari 80% hanya dalam waktu satu bulan setengah.

8. Adelphia Perusahaan kabel ini sempat menjadi perusahaan terbesar kelima di AS. Perusahaan ini mulai jatuh ketika tiga pendirinya bersama dua eksekutif lain terbukti melakukan beberapa konspirasi, kecurangan finansial dan diberi hukuman oleh otoritas setempat. Setelah dihukum membayar denda oleh SEC, perusahaan akhirnya bangkrut dan membiarkan banyak investor gigit jari.

9. HealthSouth Corporation HealthSouth pernah menjadi salah satu penyedia jasa kesehatan paling besar di AS pada 1996 berkat pertumbuhannya yang pesat dan gencarnya akuisisi sepanjang dekade 90-1n. Sayangnya, CEO sekaligus pendiri, Richard masih belum puas dengan pertumbuhan ini. Ia memina para karyawan senior beserta akuntannya untuk mengotak-atik omzet dan laba suapaya lebih tingi di laporan keuangan. Skandal ini berlangsunf sampai 2003, ketika SEC terbukti melakukan penggelembungan omzet hingga sebanyak US$ 1,4 miliar (Rp 13,3 triliun). Sahamnya pun jatuh dari US$ 20 menjadi hanya US$ 0,45 per lembar hanya dalam satu hari.

Daftar Perusahaan di Indonesia yang mengalami kebangkrutan

1. Bank CenturyKasus Bank Century

Kasus Bank Century mulai mencuat pada akhir tahun 2008, kasus ini menjadi perbincangan hangat masyarakat dan penyidik.Kasus ini mulai menjadi perbincangan publik setelah Bank Century mengalami kesulitan likuidasi, kalah kliring, melakukan penipuan melalui manajemen bank, hingga ditetapkan sebagai bank gagal.Kasus Bank Centurysemakin mencuat ketika kabar bahwa adanya suntikan dana talangan atau bail out dari negara yang mencapai triliunan rupiah. Hal ini tentunya membuat rakyat geram dan meminta kasus ini diusut hingga tuntas karena telah merugikan negara dengan jumlah yang fantastis yaitu 6,7 triliun rupiah.Jatuhnya Bank Century dan dikategorikan sebagai bank gagal dimulai akibat dari penyalahgunaan dana nasabah oleh pemilik Bank Century berserta keluarganya.Bank Century pun melakukan masalah internal dengan adanya penipuan oleh manajemen bank terhadap klien mereka. Bank Century melakukan penyimpangan dana untuk peminjam sebesar 2,8 milyar dolar Amerika dan melakukan penjualan produk-produk investasi fiktif Antaboga Delta Securities Indonesia. Hal tersebut menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi para nasabah dan para nasabah pun tidak dapat mencairkan dananya.

Page 18: resume ch3 dan ch4

Kelompok 3 2015

Pada akhir tahun 2008, ditemukan berbagai surat berharga valuta asing yang telah jatuh tempo dan gagal bayar yang angkanya mencapai 56 juta dolar Amerika. Selain itu, Bank Century mengalami kesulitan likuidasi dan pada tanggal 13 November 2008 bank ini mengalami kegagalan kriling akibat kegagalan menyediakan dana (prefund).Akhirnya, tanggal 20 November, Bank Indonesia menetapkan Bank Century sebagai bank gagal dan dapat memberikan dampak sistemik pada perbankan Indonesia.Atas ususlan BI, maka dilakukan penyelamatan Bank Century melalui pihak LPS (Lembaga Penjamin Simpanan).Kemudian KKSK (Komite Kebijakan Sektor Keuangan) yang beranggotakan BI, Menteri Keuangan, dan LPS melakukan rapat.Berdasarkan keputusan yang ditetapkan KKSK dalam surat No.04.KKSK.03/2008, Bank Century resmi diambil alih oleh LPS pada 21 November 2008. LPS kemudian memutuskan memberikan talangan dana sebesar 2,78 triliun rupiah untuk mendongkrak CAR agar mencapai angka 10 persen guna memenuhi tingkat kesehatan sebuah bank.Dampak jatuhnya Bank Century ini berujung pada pencekalan  salah satu pemegang saham, Robert Tantular, beserta tujuh orang pengurus lain Bank Century. Dua pemilik Bank Century, yaitu Hesham Al-Warraq dan Rafat Ali Rizvi pun tiba-tiba menghilang.

Talangan dana yang dikucurkan oleh LPS ke Bank Century tidak lantas menyelesaikan kasus ini, tanggal 9 Desember 2008 Bank Century mulai mendapatkan berbagai tuntutan dari ribuan investor Antaboga terkait penggelapan dana investasi sebesar 1,38 triliun rupiah. Semua dana para nasabah dan investor ini di indikasikan mengalir ke kantung Robert Tantular selaku pemilik Bank Century. Pada tanggal 3 Februari 2009, LPS kembali menyuntikan dana ke Bank Century sebesar 1,5 triliun rupiah yang bertujuan untuk memulihkan kesehatan Bank Century. Talangan dana yang terus menerus disuntikan ke Bank Century dinilai terlalu besar dan menuai gugatan dari parlemen, terlebih lagi LPS kembali menyuntikan dana sebesar 630 miliar rupiah pada tanggal 21 Juli 2009.Sejak saat itu kasus Bank Century semakin mendapat sorotan tajam dari publik.Kasus Bank Century juga begitu menyita perhatian terkait adanya dugaan korupsi serta suap dalam usaha menyelamatkan Bank Century. Dugaan itu pun akhirnya memunculkan beberapa nama yang disebut-sebut terlibat dan turut menikmati dana suap Bank Century. 

Beberapa kalangan menilai pemberian talangan dana pada Bank Century merupakan keputusan yang salah dan terkesan di buat-buat. Karena status Bank Century di perbankan Indonesia terbilang bank yang sangat kecil dan tercatat hanya sekitar 65.000 nama pemilik rekening bank ini. Selain itu, dana pihak ketiga di bank yang dimiliki oleh Robert Tantular ini hanya 0,68% dari total dana di perbankan, aset bank century hanya 0,42% dari total kredit perbankan, assetbank century hanya 0,72% dari aset perbankan dan pangsa kreditnya hanya 0,42% daritotal kredit perbankan. Bank-bank pada Novomber 2008 memiliki rata–rata diatas 12%.Hanya ada tiga bank kecil yang memilik CAR di bawah 8% (batas minimum untukbailout PBI no.10 / 26 / PBI / 2008 pada tanggal 30

Page 19: resume ch3 dan ch4

Kelompok 3 2015

oktober 2008). Hasil Audit Investigatif BPK yang diserahkan kepada DPR RI tertanggal 20 November 2009 memaparkan 8 temuan penting yang mengindikasikan terjadinya tindak pidana korupsi, pelanggaran aturan dan penyalahgunaan wewenang, dan lain sebagainya. Indikasi korupsi terkait dengan kasus ini terutama terlihat dari terjadinya pelanggaranaturan dan penyalahgunaan wewenang.

2. Bank Riau

Analisa kerugiannya, pertama muncul antara penerbitan obligasi dengan kredit yang

diberikan dengan asumsi sama dengan nilai obligasi sebesar Rp 500 miliar untuk jangka waktu lima tahun, yakni petama membayarkan bunga obligasi yang diterbitkan /cost of funt belum termasuk biaya dana giro/ tabungan deposito Rp 260 miliar. Kedua, pendataan dari hasil bunga kredit yang merupakan usaha pokok bank yakni sebesar Rp 235 miliar, ketiga kerugian riil atau nyata akibat lebih besar biaya bunga obligasi yang dijual atau diterbitkan daripada hasil bunga kredit yang diberikan Rp 24,5 miliar.Bahkan, kerugian tersebut belum diperhitungkan akibat meningkatnya kredit bermasalah atau kredit kolektibility 3,4 dan 5 yang saat ini sudah mendekati Rp400 miliar lebih.Dan atau jauh lebih kecil lagi jika dibandingkan cost of fund dari seluruh simpanan berupa giro atau tabungan dan deposito sebagai dasar suku bunga kredit (SBDK) yang saat ini tertera di counter Bank Riau Kepri berkisar 13,5 persen.Padahal Bank Riau Kepri merupakan lembaga kepercayaan pemerintah daerah dan masyarakat yang orientasinya adalah bisnis dan profit, bukan lembaga sosial dan juga bukan lembaga politik. Suku bunga yang rendah, katanya, membahayakan kecukupan penyediaan modal minimum dan menghambat ekspansi kredit.

Page 20: resume ch3 dan ch4

Kelompok 3 2015

Daftar Pustaka

http://finance.detik.com/read/2012/05/11/143011/1915021/4/ini-12-perusahaan-as-ternama-yang-terancam-bangkrut

http://kumpulan-berita-unik.blogspot.com/2013/04/10-penipuan-investasi-paling-besar-di.html

http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=505&coid=2&caid=2&gid=3