Resume Manusia Dan Lingkungan
-
Upload
anon303925585 -
Category
Documents
-
view
334 -
download
47
Transcript of Resume Manusia Dan Lingkungan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pengantar
Berbagai kerusakan lingkungan terjadi di bumi kita akibat aktivitas manusia
seperti pembangunan industri, perumahan, jalan, dan sebagainya. Ada suatu evolusi
interaksi antara manusia dengan lingkungan. Pada awalnya hubungan manusia dengan
lingkungan Nampak harmonis tetapi kkeharmonisan itu memudar ketika manusia
menguasai dan mengeksploitasi lingkungan.
1.2 Ekologi dan Ekologi Manusia
Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbale balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Landasan dasar dari ilmu lingkungan adalah ekologi yang
mengajarkan ketergantungan semua komponen kehidupan satu dengan yang lain dan
bahwa dengan itu semuanya dinilai berperan sama pentingnya satu dengan yang lain.
Ekologi manusia merupakan studi yang mengkaji aksi manusia dengan
lingkungannya.
Pendekatan ekologi manusia diantaranya adalah pendekatan ekosistem dan
sosiosistem yang dikemukakan oleh Terry Rambo. Menurut Rambo, sistem alam dan
sistem sosial saling terkait. Berdasarkan aliran energi, materi dan informasi diantara
keduanya akan terjadi proses seleksi dan adaptasi.
1.3 Manusia Bebas Lingkungan
Dalam hubungan dengan alam, manusia disebut sebagai makhluk yang bebas
lingkungan. Organ-organ tubuh belum disesuaikan secara pasti dengan kebeutuhan
lingkungan. Kedudukan manusia terhadap lingkungan adalah labil. Lingkungan
tempat hidup manusia harus dicari dan dibangun karena tidak tersedia habitat yang
spesifik untuknya.
1.4 Lingkungan Hidup dan Lingkungan Binaan
Lingkungan hidup alam adalah lingkungan hidup yang tidak didominasi oleh
manusia. Sedangkan lingkungan binaan merupakan lingkungan hidup yang
didominasi oleh manusia. Sumber dayanya disebut sebagai sumber daya alam dan
sumber daya buatan.
BAB II
EVOLUSI HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALAM
2.1 Manusia Tunduk pada Alam
Untuk memenui kebutuhan hidupnya, dengan daya nalar yang dimilikinya,
manusia mendayagunakan lingkungan alam dnegan bantuan teknologi. Pada tahap
pertama evolusi hubungan manusia dnegan alam, manusia berhubungan langsung dan
memanfaatkan sumber daya alam. Tahap ini dikenal sebagai era primitif atau era
hunting and gathering.
2.2 Manusia Menguasai Alam
Pada evolusi pertama, manusia mendayagunakan sumber daya alam tetapi masih
sangat terbatas jumlahnya sehingga tidak mengakibatkan dampak yang signifikan.
Lalu manusia mulai menggunakan alat dalam hubungannya dengan alam. Manusia
melakukan ladang berpindah dan pada batas-batas tertentu hal ini mengakibatkan
dampak.
Pada tahapan berikutnya manusia menggunakan teknologi yang canggih untuk
mendayagunakan alam. Manusia merasa berkuasa pada alam yang mengakibatkan
dampak lingkungan yang serius. Pada akhirnya manusia menuju era yang dicita-
citakan yaitu mengelola alam dengan seksama. Ia tetap mendayagunakan alam untuk
kesejahteraannya sekaligus menjaga alam agar tidak terjadi kerusakan.
BAB III
TAHAP PAN COSMISM
3.1 Serasi dengan Alam
Manusia merasa bahwa ia merupakan bagian dari alam. Karena alam itu besar,
indah, sacral, dan tak terlawankan. Pamikiran ini disebut sebagai ‘pancosmism’,
artinya manusia tudnuk pada alam karena ia merasa merupakan bagian daripadanya.
Pada tahp ini manusia memiliki hubungan yang serasi dengan alam. Manusia
menganggap bahwa ala mini dikuasai oleh suatu daya kekuatan lain di luar dirinya.
Oleh karena kepercayaan inilah maka dibuat pemali/pantangan untuk berbuat atau
tidak berbuat sesuatu dengan tujuan menjalin hubungan harmonis dengan alam seperti
melakukan upacara, dan sebagainya.
3.2 Beberapa Contoh Kearifan Lingkungan
a. Tradisi “zoning” Suku Tabla di Irian Jaya
- Lahan sampai 300m dpl untuk perumahan dan kebun tanaman rempah.
- Lahan 300m – 400m dpl untuk pertanian dan pergiliran tanaman.
- Lahan 400m – 500m dpl untuk perburuan dan pengumpulan material.
- Diatas 500m dpl dipercaya sebagai tempat keramat dan tidak boleh
didayagunakan
b. Sistem Sasi di Maluku dan Irian Jaya
Sistem sasi berlaku di Maluku dan Irian Jaya dimana anggot amasyarakat
tidak diperkenankan menangkap ikan pad abulan-bulan tertentu.
c. Tradisi ”Karuhan” Masyarakat Naga di Jawa Barat
Tidak boleh menjamah Hutan Biuk dan Hutan Karamat, jika ada pohon
tumbang tidak boleh dijamah. Barang siapa yang melanggar aturan ini akan
’kuwalat’.
d. Pikukuh Masyarakat Baduy
Antara lain tidak boleh:
- mengubah jalan air
- mengubah bentuk tanah
- masuk hutan larangan
- menggunakan alat pertanian modern
- dll.
e. Tradisi ”Pasang: Masyarakat Ammatea, di Kajang Sulawesi Selatan
Pasang mengatur kehidupan dan tingkah laku masyarakat (hukum adat).
Terdapat juga pemali menebang pohon besar karena dipercaya sebagai tempat
keramat.
f. Sistem Perladangan Gilir Balik Suku Dayak Bantian
Kebiasaan perladangan gilir balik adalah suatu perladangan yang
mengandalkan kesuburan alam. Pembukaan areal ladang baru dilakukan
melalui proses sosial, religi, dan adat.
g. Pengelolaan Hutan Rimbo Tumedak dan Awig-Awig
Kesepakatan di Tumedak menunjukkan bahwa penduduk tidak boleh
menebang hutan dan hanya mengambil hasil hutan untuk obat-obatan, bahan
pangan, atau konstruksi rumah tangga. Sedangkan di Bali, ada tradidi awig-
awig yang mengatur umur pohon yang boleh ditebang.
h. Lain-lain
BAB IV
TAHAP ANTHROPOCENTRIES
4.1 Manusia Menundukkan Alam
Evolusi ”Anthropocentries” ditandai dengan mwningkatnya jumlah penduduk dan
kemajuan teknologi. Semakin besar populasi manusia makan semakin banyak pula
kebutuhan manusia yang harus dipenuhi. Untuk memenuhi kebutuhannya yang
kompleks, manusia mengubah orientasi dan cara dalam mendayagunakan lingkungan
alam. Manusia mendayagunakan teknologi dan menundukkan alam. Sikap dikuasai
alam lambat laun memudar, manusia menjadi merasa menguasai alam.
Kondisi di Indonesia:
Di negara kita, kenaikan kebutuhan energi meningkat seiring dnegan kemajuan
pembangunan. Pemecahan masalah energi harus direncanakan dengan matang.
Sumber energi alternatif yang masih dalam taraf penelitian menjadi pertimbangan
penting.
4.2 Beberapa Contoh Kerusakan Lingkungan
a. Kegiatan Industri di Indonesia
b. Kerusakan Lahan karena Kegiatan Penambangan
c. Pencemaran Lahan Tambak di Pantai Utara Jawa
d. Pencemaran Udara
e. Kebocoran Pabrik Pestisida di Bhopal, India
f. Ledakan Reaktor Nuklir di Rusia
g. Penyakit Minamata di Jepang
h. Bencana Nuklir di Three Mile Island, Amerika Serikat
i. Menipisnya Lapisan Ozone
j. Timbulnya Hujan Asam
k. Timbulnya Pemanasan Global
l. Timbulnya Banjir karena Reklamasi Pantai
m. Rusaknya Lahan Bekas Penambangan Emas
n. Timbulnya Efek Rumah Kaca
BAB V
MENUJU TAHAPAN HOLISM
5.1 Bersama Alam
Evolusi ketiga bukanlah ”pan-cosmism” atau ”anthropocentries” tetapi ”holism”
atau menyeluruh. Akal dan kebebasan manusia dinilai sebagai kebebasan dan
pengertian untuk mengelola dan menjaga alam. Dalam pandangan ”holism” manusia
hendaknya berpikir dialektis, dalam arti bahwa kerusakan alam berhubungan dengan
ulah manusia. Kelestarian alam berhubungan dengan tanggung jawab dan kesadaran
ekologis manusia. Manusia adalah bagian dari lingkungan hidupnya bukan terpisah
daripadanya.
5.2 Beberapa Contoh Keselarasan dengan Alam
a. Ilmu Ekonomi Berdasarkan Ajaran Budha
Ekonomi dalam ajaran Budha tidak menolak kehadiran pasar sebagai
instrumen ekonomi modern. Tetapi yang terpenting adalah mencukupi
kebutuhan sendiri (self sufficient). Jika ada kelebihan dari konsumsi sendiri,
maka bisa dijual di pasar.
b. Pembudidayaan Bakau
Bakau mencegah abrasi yang terjadi di Pantai Utara Jawa. Selain itu, tumbhan
bakau juga berguna bagi kelangsungan hidup biota laut. Oleh karena itu
budidaya bakau sangat diperlukan untuk menjaga kelestarian alam.
c. Perintis, Penyelamat Lingkungan
Para penerima penghargaan perintis, penyelamat lingkungan adalah contoh
dari perilaku yang berusaha untuk selaras dengan lingkungan.
Perilaku Berwawasan Lingkungan
Di Dapur
Di meja makan kita bisa memilih lap untuk membersihkan alat makan dan
meja makan ketimbang tissue yang sekali pakai lalu dibuang. Untuk mencuci
pakaian, kita bisa memilih deterjen yang tidak mengandung fosfat dan minyak.
Fosfat membuat alga tumbu dengan ganas. Air buangan deterjen yang
mengandung minyak tidak mungkin terurai dalam air.
Ke Tempat Kerja
Pergi ke tempat kerja dengan menggunakan kendaraan bermotor terutama
kendaraan pribadi menimbulkan polusi udara. Selain itu, aktivitas di tempat
kerja juga banyak menimbulkan dampak lingkungan, contohnya penggunaan
AC yang berlebihan menyebabkan pemborosan energi listrik. Freon dari AC
juga menyebabkan penipisan lapisan ozon. Snack dalam dos yang dimakan
saat rapat juga menambah volume sampah.
Berbelanja
Produk yang dijual di pusat perbelanjaan hampir semuanya dikemas dan
dibawa dengan kantong plastik. Selain itu makanan juga mulai dikemas
dengan styrofoam. Jumlah sampah dari kemasan ini terus menerus meningkat.
Tantangan Setiap Pilihan
Tidak mudah untuk berperilaku berwawasan lingkungan. Hilangnya
kenyamanan, kepraktisan, dan banyak tenaga yang mesti dicurahkan
merupakan hal-hal yang seringkali menjadi dilema.
Gerakan Konsumen Hijau
Di negara maju seperti Amerika Serikat dan Kanada, pilihan yang memihak
lingkungan telah menjadi suatu gerakan yang disebut ”Gerakan Konsumen
Hijau”. Orang tidak malu menggunakan sepeda dan transportasi umum,
membawa alat makan dari rumah untuk menghindari plastik dan styrofoam,
dan membawa tas untuk berbelanja.
Penghijauan
Adanya manfaat ekonomis seperti tanaman produktif dan tumbuhnya
produktivitas tambak mendorong masyarakat melakukan penghijauan.
Percontohan Pembuatan Sumur Resapan
Sumur resapan merupakan salah satu cara menanggulangi banjir. Di samping
itu, sumur resaan juga berfungsi untuk menambah cadangan air. Semakin
banyak rumah tangga yang memiliki sumur resapan semakin sedikit limpasan
air mengalir semakin sedikit resiko banjir.
Konservasi Terumbu Karang
Terumbu karang memiliki fungsi melindungi pantai dari abrasi, melindungi
kelestarian biota laut, dan banyak fungsi ekologis lainnya. Banyaknya
pengambilan ikan hias akan merusak terumbu karang.
Sampah, Produk Kita
Sampah merupakan produk kita sebagai manusia. Yidak ada sesuatu yang kita
kerjakan yang tidak menghasilkan sampah. Di tempat penampungan
sementara maupun akhir, beberapa masalah yang terjadi adalah bau, lalat,
debu, dan tebaran sampah. Selain itu TPA juga menyebabkan menurunnya
nilai properti.
Prinsip 4R
Reduce: berarti perilaku mengurangi konsumsi atau menggunakan sesuatu.
Replace: mengganti sesuatu sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan.
Rause: menggunakan sesuatu yang bisa digunakan lagi.
Recycle: mendaur ulang lebih baik dibanding membuang.
Gerakan Konsumen dan Pesan Lingkungan
Di negara-negara maju gerakan konsumen hijau telah demikian kuat. Mereka
lebih memilih makan makanan organik yang berwawasan lingkungan
meskipun harganya mahal.
Rantai Pengelolaan
Dalam AMDAL, tak pernah direkomendasikan tentang peran masyarakat
dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Padahal sub sistem ini yang
menjadi saksi keseharian dan paling menderita jika terjadi pencemaran.
Berjalan Sendiri
Dalam pengelolaan sebuah sistem terdapat teori ”self steering” yang
mengemukakan bahwa sebuah sistem akan berjalan dnegan sendirinya kalau
masing-masing subsistem mengetahui apa yang harus dilakukan. Namun
demikian terdapat kendala untuk menerapkan teori ini karena puttusnya rantai
pengelolaan lingkungan.
Pengelolaan Bersama yang Proaktif
Strategi yang dilakukan Bapedal untuk menangani masalah lingkungan adalah
dengan strategi pengendalian bersama yang proaktif dengan melibatkan
masyarakat sebagai bagian dari sistem pengendalian lingkungan. Bentuknya
dapat berupa lembaga pemantauan atau forum temu warga.
Menuju Masyarakat Pantai yang Berkelanjutan
Indonesia memiliki daerah pantai yang sangat luas. Pantai merupakan media
perkembangbiakan biota laut. Selain itu di pantai juga terdapat pemukiman, industri,
aktivitas perdagangan, dan kegiatan perekonomian lainnya. Pada umumnya
masyarakat yang tinggal di pantau merupakan masyarakat yang masih tradisional
dengan kondisi sosial ekonomi yang rendah. Dengan kondisi sumber daya alam dan
sumber daya manusia yang demikian, upaya memajukan masyarakat pantai agaknya
harus dilakukan secara komprehensif.
Beberapa batasan:
Untuk memberi batasan tentang masyarakat pantai yang sejahtera dan
berkelanjutan agaknya bisa mendasarkan pada definisi ”sustainable community” yaitu
masyarakat yang pola konsumsi energi dan materinya mendasarkan pada daya dukung
lingkungan. Kegiatan yang secara ekologis unsustainable adalah:
a. Pencemaran
Pantai harus menerima resiko pencemaran dari hulu. Pencemaran akibat
limbah menyebabkan menurunnya populasi biota laut.
b. Kegiatan masyarakat lokal
Kegiatan masyarakat lokal seperti menangkap ikan dan terumbu karang juga
dapat mengakibatkan masalah lingkungan.
c. Faktor alam
Berkurangnya tanaman bakau sebagai penangkis gelombang menyebabkan
abrasi tak terelakkan dari daerah pantai.
Beberapa potensi:
Potensi masyarakat pantai berkaitan dnegan ciri sosial buadaya yakni kuatnya
keterikatan sosial dan masih dijaganya nilai-nilai tradisi dan religi yang membantu
pelestarian daya dukung lingkungan.
Riset Agenda:
a. Upaya-upaya apa yang bisa dilakukan untuk melindungi masyarakat pantai
dari pencemaran lingkungan di daerah hulu?
b. Apakah pranata sosial tradisional pada masyarakat pantai bisa didayagunakan
sebagai jaringan informasi untuk pengelolaan lingkungan di daerah pantai?
c. Apakah sistem hubungan Punggawa-Sawi dapat didayagunakan untuk
meningkatkan kesejahteraan sawi?
d. Upaya-upaya apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan keterampilan para
sawi atau buruh nelayan?
e. Dan lain-lain.
BAB VI
RESPON MANUSIA TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN BINAAN
6.1 Dampak Fisik Lingkungan Binaan
a. Bising
Bising dapat berasal dar aktivitas konstruksi maupun operasi suatu pabrik atau
industri. Peningkatan intensitas suara mengganggu aktivitas keseharian dan
dapat menimbulkan gangguan tidur, intervensi omunikasi, dan gangguan
lainnya.
b. Polusi Udara
Polusi udara dapat ditimbulkan dari debu, bau, dan intrusi visual lainnya. Hal
ini dapat mengganggu aktivitas dan kenyamanan penduduk sekitar. Bahkan
dapat menyebabkan alergi dan sakit pada saluran pernapasan.
c. Bau
Bau dapat berasal dari macam-macam sumber seperti emisi pembakaran, emisi
fugitive dari bahan-bahan organik lainnya, emisi penguapan, kerusakan atau
kebocoran pembakaran. Pada titik ekstrim bau dapat mengakibatkan feeling of
sickness dan problema kesehatan lainnya.
d. Polusi Air
Limbah air berasal dari limbah industri yang dialirkan melalui saluran
buangan. Jika sungai tempat pembuangan air limbah dijadikan sumber aor
oleh warga maka akan menimbulkan banyak penyakit.
6.2 Dampak Spesifik Lingkungan Binaan
a. Stress
Stress merupakan suatu kondisi dimana tuntutan lingkungan pada individu
melebihi kemampuan mereka untuk merespon. Stress muncul akibat dari
adanya concern tentang kesehatan dan keselamatan dan perubahan dari
karakter masyarakat. Hal ini dapat mengganggu aktivitas kemasyarakatan.
b. Kohesi
Kohesi menunjuk pada interaksi dan tingkat ketergantungan individu dan
kelompok. Melonggarnya kohesi muncul akibat perpindahan penduduk,
gangguan aktivitas keseharian, dan hilangnya keterikatan penduduk terhadap
lingkungan tempat tinggal.
c. Kepuasan terhadap Tempat Tinggal
Ketidakpuasan muncul akibat dari ancaman polusi udara, air, dan lain-lain
yang menyebabkan aktivitas terganggu. Hal ini akan berdampak pada
hubungan kemasyarakatan di suatu tempat.
d. Karakter Masyarakat
Seberapa besar dampak lingkungan sangat bergantung dari karakter
masyarakat/ untuk mendalaminya diperlukan pemahaman terhadap
karakteristik masyarakat lokal yang terkena dampak.
6.3 Dampak Estetika dan Budaya Lingkungan Binaan
Lingkungan Buatan
Pembangunan fisik diartikan sebagai penciptaan lingkuangan buatan.
Lingkungan buatan diciptakan berdasarkan kebutuhan masyarakat. Keadaan
lingkungan baru menuntut tingkah laku adaptasi dari manusia yang
bersangkutan. Lingkungan buatan dan lingkungan sosial seharusnya berjalan
dengan optimal, jika keduanya tidak berjalan dengan baik maka dibuat
rekayasa sosial sebagai jalan keluarnya.
Potret kesenjangan
Kesenjangan muncul sebagai akibat dari lingkungan buatan. Kesenjangan ini
semakin terlihat ketika pembangunan lingkungan buatan menggunakan
teknologi yang canggih tetapi tidak dibarengi dengan persiapan yang baik. Hal
ini akan berdampak pada kehidupan ekonomi dan sosial.
Diperlukan Potret Diri
Pola perilaku manusia dan pola kehidupan sosial harus pas dengan kehadiran
lingkungan baru dan teknologinya. Masyarakat memiliki pola tersendiri,
teknologi juga memiliki polanya sendiri. Jika potret dari kedua lingkungan ini
telah diketahui maka dapat dilakukan rekayasa sosial.
BAB VII
BEBERAPA KASUS EMPIRIK EKOLOGI MANUSIA
1. Tata Ruang Simpang Lima
Kehadiran shopping mall Citra Land di kompleks Simpang Lima membuat
kawasan ini tambah semarak tetapi sekaligus membuat banyak orang yang
mengawasinya was-was membayangkan lalu lintas di pusat bisnis itu menjadi tambah
padat. Kawsan Simpang Lima telah berjalan menuruti kemauan pasar atau yang
disebut ”market driven”. Hal ini menguntungkan dari segi ekonomi tetapi tidak dari
segi ekologi.
Dalam pandangan ekonomi, pendayagunaan sumber daya lam akan
menghasilkan komoditi yang memiliki nilai tambah untuk menghasilkan uang.
Sebaliknya ekologi berpandangan bahwa pendayagunaan itu merupakan proses
memproduksi limbah yang membebani lingkungan.
2. Sikap Protes Lingkungan
Masyarakat yang telah melakukan protes terhadap lingkungan telah
menempuh jalur resmi dalam menyampaikan keluhan mereka. Tetapi seringkali
keluhan itu mandeg di tengah jalan tanpa ada tanggapan. Hal inilah yang kemudia
memunculkan aksi protes yang lebih besar seperti yang terjadi di Kedungombo,
Cimacan, Porsea, Tapanuli Utara, maupun Gumpang, Sukoharjo.
3. Pola Makan Berwawasan Lingkungan (1)
Makanan fast food atau makanan cepat saji yang sedang menjadi tren
belakangan ini ternyata menimbulkan dampak bagi kelestarian lingkungan. Konsumsi
makanan cepat saji dalam jumlah yang besar mendorong konsumsi daging dalam
jumlah besar pula. Peternakan lembu dalam skala besar mengakibatkan produksi
methan bertambah dan dapat merusak lapisan ozone.
Selain itu pembungkus makanan yang terbuat dari plastik dan styrofoam juga
mengakibatkan pencemaran lingkungan/ sampah yang berasal dari makanan fast food
ini merupakan sampah anorganik yang tidak dapat diutaikan. Fasilitas drive throug
yang disediakan oleh restoran cepat saji juga mendorong masyarakat untuk
menggunakan mobil untuk membeli makanan.
4. Pola Makan Berwawasan Lingkungan (2)
Negeri kita merupakan negeri yang kaya akan keanekaragaman kuliner. Setiap
daerah di Indonesia mempunyai makanan khas. Berbeda dengan masyarakat Amerika
yang hanya mengenal burger dan fries. Di indonesia, banyak sekali aneka pilihan
makanan untuk dikonsumsi.
Masing-masing makanan khas daerah memiliki muatan lokal yang sesuai
dengan selera daerah. Selain itu makanan asli Indonesia mengandung banyak gizi
yang tidak ada di makanan fast food. Oleh karena itu orang-orang terdahulu yang
mengonsumsi makanan Indonesia jarang terkena penyakit.
5. Bencana Lingkungan
Musiah lingkungan memang dirasakan banyak orang. Ulah manusia membuat
lingkungan alam menjadi rusak. Eksploitasi alam yang berlebihan menyebabkan
bencana alam. Alih fungsi lahan juga memakan habitat dari makhluk hidup lain. Gaya
hidup manusia dan pembangunan yang terus-menerus menyebabkan bumi kita
menderita.
MANAJEMEN LINGKUNGAN
Resume Buku:
Manusia dan Lingkungan
Oleh:
Astrid Ratri Sekar Ayu
14020110130092
Jurusan Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro
2012