Resume Mankep
-
Upload
faisal-affandi -
Category
Documents
-
view
231 -
download
13
description
Transcript of Resume Mankep
![Page 1: Resume Mankep](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082422/55cf929f550346f57b981fa1/html5/thumbnails/1.jpg)
RESUME DAN ANALISIS JURNAL TIMBANG
TERIMA PASIEN (OPERAN JAGA), CONFERENCE,
RONDE KEPERAWATAN DAN REFLEKSI DISKUSI
KASUS (RDK)
PAPER
Untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Umum Manajemen Keperawatan
Oleh:
Muhammad Faisal Affandi
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG, 2015
![Page 2: Resume Mankep](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082422/55cf929f550346f57b981fa1/html5/thumbnails/2.jpg)
RESUME
TIMBANG TERIMA PASIEN (OPERAN JAGA)
A. Definisi Timbang Terima
Operan pasien atau yang disebut change of shift report atau hand over
adalah pertukaran informasi secara formal antar perawat tentang
perawatan pasien. Operan pasien merupakan laporan lisan yang diberikan
oleh perawat yang telah selesai bertugas kepada seluruh perawat yang
akan melanjutkan tugas perawatan pasien.
Sesuai dengan definisi diatas operan pasien dapat diartikan bahwa suatu
kegiatan formal dari perawat yang merupakan bentuk komunikasi antara
perawat yang telah selesai melaksanakan tugas kepada perawat yang akan
melaksanakan dalam asuhan keperawatan. Pada saat melakukan operan
pasien perawat harus memberikan penjelasan secara lisan kepada perawat
yang akan menggantikannya serta memberikan kesempatan bertanya
kepada perawat yang akan bertugas sehingga mereka dapat
mengklarifikasikan informasi yang diberikan.
B. Tujuan Timbang Terima
Tujuan operan pasien adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengkomunikasikan data yang sesuia dengan kondisi pasien
b. Untuk mengkomunikasikan perubahan kemajuan atau kemunduran
yang terjadi pada pasien kepada perawat yang bertanggung jawab
terhadap pasien yang bersangkutan
c. Meningkatkan komunikasi perawat antar shift dan partisipasi kelompok
dalam membahas hal-hal yang menyangkut perawatan pasien.
d. Mengidentifikasikan masalah-masalah pasien dan menentukan strategi
atau cara untuk memecahkan masalah tersebut sesuai dengan proses
keperawatan
e. Mengevaluasi asuhan keperawatan pada pasien.
![Page 3: Resume Mankep](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082422/55cf929f550346f57b981fa1/html5/thumbnails/3.jpg)
C. Persiapan
1. Persiapan Personil
a. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap.
b. Perawat pada shift sebelumnya yang akan menyerahkan dan
mengoperkan perlu mempersiapkan hal-hal yang akan disampaikan.
2. Persiapan Alat
a. Alat tulis
b. Rekam medik atau catatan perawatan
Dokumen penunjang lain
D. Prosedur Kerja
1. Kepala ruang/ketua tim/penanggung jawab shift mengumpulkan seluruh
ketua tim/penanggung jawab pasien.
2. Kelompok perawat yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.
3. Kepala ruang/ketua tim/penanggung jawab shift membuka acara operan
jaga.
4. Kepala ruang/ketua tim/penanggung jawab shift memimpin doa.
5. Perawat yang bertanggung jawab atau shift sebelumnya menyampaikan
hal-hal penting kepada ketua tim/perawat yang bertugas pada shift
selanjutnya, meliputi:
a. Kondisi atau keadaan klien secara umum.
b. Tindak lanjut untuk shift yang menerima operan.
c. Rencana kerja untuk shift yang menerima operan.
6. Perawat yang akan bertugas pada shift selanjutnya melakukan
klarifikasi.
7. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang matang
sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan
kepada perawat selanjutnya.
8. Apabila informasi yang diberikan sudah jelas, proses operan ditutup
oleh kepala ruang/ketua tim/penanggung jawab shift.
![Page 4: Resume Mankep](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082422/55cf929f550346f57b981fa1/html5/thumbnails/4.jpg)
E. Hal-Hal yang Disampaikan Pada Waktu Operan
Semua tenaga keperawatan yang ada dalam satu tim harus mempunyai
informasi yang sama tentang pasien untuk memastikan rencana perawatan
yang terorganisir dan komprehensif. sistem operan pasien oleh perawat
dalam satu tim akan membantu untuk mengkomunikasikan informasi yang
spesifik tentang perawatan kesehatan pasien sehingga intervensi menjadi
terarah sesuai tujuan perawat merawat pasien menyampaikan informasi
penting tentang keadaan pasien kepada perawat yang akan bertugas
berikutnya.
Sebelum operan dilaksanakan, perawat harus mengumpulkan informasi
yang menyangkut keadaan dan kemajuan yang dialami pasien selama ia
bertugas. sumber data dapat diperoleh dari status pasien, instruksi dokter,
tes laboratorium, dan observasi sendiri sehingga perawat memperoleh
informasi yang benar-benar menggambarkan keadaan pasien. laporan yang
baik adalah singkat, tepat, dan baik susunannya. biasanya untuk setiap
akan memakan waktu tidak lebih dari lima menit. jika laporan pada saat
operan terlalu lama maka akan terlambat dalam memberikan asuhan
keperawatan. memberikan laporan yang terstruktur dengan baik akan
membantu perawat untuk menghemat waktu. informasi khusus biasanya
dilaporkan pada saat operan pasien adalah sebagai berikut: identitas pasien
yaitu nama, nomor kamar, nomor tempat tidur, dokter yang menagani;
Diagnosa medis; diagnosa keperawatan atau masalah keperawatan.
Deskripsi umum tentang kondisi fisiologi dan psikologi pasien; tes
laboratorium, prosedur dan jadwal operasi klien; terapi baru yang harus
diresepkan, pembatasan diit atau aktifitas pasien; Medikasi yang signifikan
dan efeknya terhadap pasien; respon klien terhadap terapi dan tindakan
keperawatan.
F. Analisa Jurnal
![Page 5: Resume Mankep](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082422/55cf929f550346f57b981fa1/html5/thumbnails/5.jpg)
Riset keperawatan yang dilakukan oleh Kurnia Yuliastuti memberikan
gambaran bahwa penerapan PSBH (Problem Solving Better Health)
memberikan pengaruh yang berbeda antara sebelum penerapan PSBH dan
sesudah penerpan PSBH.1
Problem Solving Better Health (PSBH) adalah suatu pendekatan untuk
mengatasi berbagai masalah di rumahsakit dengan cara yang mudah,
menarik, dan dilakukan dengan suka hati. Pendekatan PSBH ini
mengarahkan petugas kesehatan dalam penyelesaian suatu masalah yang
terjadi di lingkungan rumah sakit. Melalui metode PSBH ini para petugas
diharapkan :
1. Menggunakan ide dan inovasi baru untuk mengatasi masalah-masalah
yang sudah lama ada di rumahsakit dan selama ini tidak dapat diatasi,
2. Mengunakan sumber daya(biaya) yang dimiliki dan tidak meminta
tambahan sumber daya untuk mengatasi suatu masalah,
3. Mengupayakan supaya masalah yang sudah dapat diatasi tidak timbul
lagi dengan menyinambungkan kegiatan untuk mengatasi masalah
tersebut. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai penerapan PSBH
di ruang rawat dengan permasalahan kurangnya pengetahuan perawat
dalam menentukan diagnosa keperawatan dan rencana asuhan
keperawatannya melalui tahapan langkah-langkah PSBH.
![Page 6: Resume Mankep](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082422/55cf929f550346f57b981fa1/html5/thumbnails/6.jpg)
RESUME CONFERENCE
A. Definisi
Conference adalah diskusi kelompok tentang beberapa aspek klinik dan
kegiatan konsultasi. Conference dilakukan sebelum dan sesudah melaksanakan
asuhan pada pasien. Conference dibagi menjadi 2 yaitu pre conference dan post
conference. Pre conference adalah komunikasi ketua tim dan perawat
pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut
yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Post conference
adalah diskusi tentang aspek klinik sesudah melaksanakan asuhan keperawatan
pada pasien.
B. Tujuan
Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa masalah-masalah
secara kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah, mendapatkan
gambaran berbagai situasi lapangan yang dapat menjadi masukan untuk
menyusun rencana antisipasi sehingga dapat meningkatkan kesiapan diri dalam
pemberian asuhan keperawatan dan merupakan cara yang efektif untuk
menghasilkan perubahan non kognitif. Juga membantu koordinasi dalam
rencana pemberian asuhan keperawatan sehingga tidak terjadi pengulangan
asuhan, kebingungan dan frustasi bagi pemberi asuhan.
C. Prosedure Kerja
Sebelum dimulai, tujuan conference harus dijelaskan
Diskusi harus mencerminkan proses dan dinamika kelompok
Pemimpin mempunyai peran untuk menjaga fokus diskusi tanpa
mendominasi dan memberi umpan balik
Pemimpin harus merencanakan topik yang penting secara periodik
Ciptakan suasana diskusi yang mendukung peran serta, keinginan
mengambil tanggung jawab dan menerima pendekatan serta pendapat yang
berbeda
![Page 7: Resume Mankep](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082422/55cf929f550346f57b981fa1/html5/thumbnails/7.jpg)
Raung diskusi diatur sehingga dapat tatap muka pada saat diskusi
Pada saat menyimpulkan conference, ringkasan diberikan oleh pemimpin
dan kesesuaiannya dengan situasi lapangan
D. Analisa Jurnal
Riset keperawatan oleh Achmad memberikan gambaran mengenai pengaruh
fungsi pengarahan kepala ruang terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana.2
Fungsi pengarahan oleh kepala ruang sendiri terdiri dari operan, pre
conference, post conference, iklim motivasi, supervisi, dan delegasi. Hasil riset
ini menunjukkan bahwa kepala ruang atau ketua tim yang melaksanakan fungsi
pengarahan dengan baik memberikan dampak kepuasan kerja perawat
pelaksana. Melalui fungsi pengarahan ini, termasuk conference, kepala ruang
dan ketua tim mampu membuat perawat pelaksana merasa dianggap penting,
berharga, dan dibutuhkan dalam pekerjaan, memperoleh penghargaan yang
adil, mendapat pengaruh positif rekan kerja, menurunkan respon emosional,
meningkatkan prestasi kerja, pengembangan diri, otonomi, mendapat
pengawasan partisipatif, serta hubungan kerja yang baik. Oleh karena itu,
conference menjadi salah satu bagian penting dalam peningkatan pelayanan
keperawatan yang perlu dilakukan dan dipertahankan dalam ruangan.
![Page 8: Resume Mankep](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082422/55cf929f550346f57b981fa1/html5/thumbnails/8.jpg)
RESUME
RONDE KEPERAWATAN
A. Definisi
Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien
yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan untuk membahas
dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus
dilakukan oleh perawat primer atau konselor, kepala ruangan, perawat
associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim.
B. Tujuan
Adapun tujuan ronde keperawatan adalah sebagai berikut:
1. Menumbuhkan cara berpikir secara kritis.
2. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari
masalah klien.
3. Meningkatkan validitas data klien.
4. Menilai kemampuan justifikasi.
5. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
6. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana perawatan.
C. Tipe-Tipe Ronde
1. Matron nurse
Seorang perawat berkeliling ke ruangan-ruangan, menanyakan kondisi
pasien sesuai jadwal rondenya. Yang dilakukan perawat ronde ini adalah
memeriksa standart pelayanan, kebersihan dan kerapihan, dan menilai
penampilan dan kemajuan perawat dalam memberikan pelayanan pada
pasien.
![Page 9: Resume Mankep](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082422/55cf929f550346f57b981fa1/html5/thumbnails/9.jpg)
2. Nurse management rounds
Ronde ini adalah ronde manajerial yang melihat pada rencana pengobatan
dan implementasi pada sekelompok pasien. Untuk melihat prioritas tindakan
yang telah dilakukan serta melibatkan pasien dan keluarga pada proses
interaksi. Pada ronde ini tidak terjadi proses pembelajaran antara perawat
dan head nurse.
3. Patient comport nurse
Ronde disini berfokus pada kebutuhan utama yang diperlukan pasien di
rumah sakit. Fungsi perawat dalam ronde ini adalah memenuhi semua
kebutuhan pasien. Misalnya ketika ronde dilakukan dimalam hari, perawat
menyiapkan tempat tidur untuk pasien tidur.
4. Teaching rounds
Dilakukan antara teacher nurse dengan perawat atau mahasiswa perawat,
dimana terjadi proses pembelajaran. Teknik ronde ini biasa dilakukan oleh
perawat atau mahasiswa perawat. Dengan pembelajaran langsung. Perawat
atau mahasiswa dapat langsung mengaplikasikan ilmu yang didapat
langsung pada pasien.
D. Langkah-Langkah Ronde Keperawatan
1. Persiapan
a. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
b. Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga.
2. Pelaksanaan
a. Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan
difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan/
telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
b. Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.
c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer/ perawat konselor/ kepala
ruangan tentang masalah klien serta tindakan yang akan dilakukan.
d. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan
ditetapkan.
![Page 10: Resume Mankep](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082422/55cf929f550346f57b981fa1/html5/thumbnails/10.jpg)
3. Pasca Ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta
menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.
4. Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi pada pelaksanaan ronde keperawatan adalah sebagai
berikut.
a. Struktur
1) Persyaratan administratif (informed consent, alat dan lainnya).
2) Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde
keperawatan.
3) Persiapan dilakukan sebelumnya.
b. Proses
1) Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
2) Seluruh perserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran
yang telah ditentukan.
c. Hasil
1) Klien merasa puas dengan hasil pelayanan.
2) Masalah klien dapat teratasi.
3) Perawat dapat :
Menumbuhkan cara berpikir yang kritis.
Meningkatkan cara berpikir yang sistematis.
Meningkatkan kemampuan validitas data klien.
Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah klien.
Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
Meningkatkan kemampuan justifikasi.
Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
E. Analisa Jurnal
![Page 11: Resume Mankep](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082422/55cf929f550346f57b981fa1/html5/thumbnails/11.jpg)
Riset keperawatan oleh Zainuddin S memberikan gambaran mengenai
pengaruh ronde keperawatan terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana.3
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ronde keperawatan dapat meningkatkan
kepuasan kerja perawat pelaksana berdasarkan subvariabel otonomi, interaksi,
persyaratan tugas, serta status profesional. Penaingkatan subvariabel tersebut
akan meningkatkan motivasi dan kinerja perawat, yang pada akhirnya akan
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit. Ronde
keperawatan juga berperan penting dalam keilmuan dan pendidikan
keperawatan. Ronde keperawatan yang dilakukan dengan baik dan benar akan
membentuk sikap perawat yang bertanggung jawab terhadap tugasnya, disiplin
dalam bekerja, dan memberikan asuhan keperawatan secara optimal dan
bermutu.
![Page 12: Resume Mankep](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082422/55cf929f550346f57b981fa1/html5/thumbnails/12.jpg)
RESUME
REFLEKSI DISKUSI KASUS
A. Definisi
Diskusi Refleksi Kasus (DRK) adalah suatu metode pembelajaran dalam
merefleksikan pengalaman perawat dan bidan yang aktual dan menarik dalam
memberikan dan mengelola asuhan keperawatan dan kebidanan di lapangan
melalui suatu diskusi kelompok yang mengacu pemahaman standar yang
ditetapkan.
B. Tujuan
1. Untuk mengembangkan profesionalisme perawat dan bidan
2. Meningkatkan aktualisasi diri perawat dan bidan
3. Membangkitkan motivasi untuk belajar.
C. Analisa Jurnal
Riset keperawatan oleh Emanuel VH memberikan gambaran faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja klinis perawat.4 Refleksi diskusi kasus (RDK)
dijelaskan sebagai salah satu komponen dalam SPMKK (Sistem
Pengembangan Manajemen Kinerja Klinis) yang berpengaruh terhadap kinerja
klinis perawat. RDK menjadi bagian yang penting dalam pengembangan
pelayanan di ruangan. Salah satu pengembangan yang dapat dilakukan dari
kegiatan RDK adalah pengembangan SOP-SOP (Standar Operasional
Prosedur) baru yang sesuai dengan masalah baru yang ditemukan. Selain itu,
![Page 13: Resume Mankep](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082422/55cf929f550346f57b981fa1/html5/thumbnails/13.jpg)
RDK juga memberikan implikasi yang penting bagi peningkatan kompetensi
perawat di ruangan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kurnia Y. Pengaruh penerapan metode Problem Solving for Better Health
(PSBH) terhadap pengembangan proaktifitas perawat pelaksana dan
proaktivitas dalam melaksanakan operan pasien di RSUD Tugurejo.
Universitas Indonesia
2. Achmad SS. Pengaruh fungsi pengarahan kepala ruang dan ketua tim
terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana di RSUD Blambangan
Banyuwangi. Universitas Muhammadiyah Malang. 2009;1-12
3. Zainuddin S. Pengaruh ronde keperawatan terhadap tingkat kepuasan kerja
perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda [internet]. Universitas Indonesia [diunggah 2012; disitasi 2015
Feb 21]. Diunduh dari: http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20304992-
T30701%20-%20Pengaruh%20ronde.pdf
4. Emanuel VH. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja klinis
perawat berdasarkan penerapan sistem pengembangan manajemen kinerja
klinis (SPMKK) di ruang rawat inap RS Pati Wilasa Citarum Semarang tahun
2008 [internet]. Universitas Diponegoro [diunggah 2008; disitasi 2015 Feb
21]. Diunduh dari: http://eprints.undip.ac.id/17376/1/Emanuel_Vensi_
Hasmoko.pdf