komunikasi mankep

27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan antar manusia. Pada profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih bermakna karena merupakan metoda utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan. Perawat yang memiliki ketrampilan berkomunikasi secara terapeutik tidak saja akan mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan klien, mencegah terjadinya masalah legal, memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan dan meningkatkan citra profesi keperawatan serta citra rumah sakit, tetapi yang paling penting adalah mengamalkan ilmunya untuk memberikan pertolongan terhadap sesama manusia. Selain itu yang perlu diperhatikan bahwa perubahan bisa terjadi setiap saat, dan merupakan proses yang dinamik serta tidak dapat dielakkan. Berubah berarti beranjak dari keadaan yang semula. Tanpa berubah tidak ada pertumbuhan dan tidak ada dorongan. Namun dengan berubah terjadi ketakutan, kebingungan dan kegagalan dan kegembiraan. Setiap orang dapat memberikan perubahan pada orang lain. Merubah orang lain bisa bersifat implisit dan eksplisit atau 1

description

cmdsbfs

Transcript of komunikasi mankep

Page 1: komunikasi mankep

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam

hubungan antar manusia. Pada profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih

bermakna karena merupakan metoda utama dalam mengimplementasikan

proses keperawatan.

Perawat yang memiliki ketrampilan berkomunikasi secara terapeutik tidak

saja akan mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan klien, mencegah

terjadinya masalah legal, memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan

keperawatan dan meningkatkan citra profesi keperawatan serta citra rumah

sakit, tetapi yang paling penting adalah mengamalkan ilmunya untuk

memberikan pertolongan terhadap sesama manusia.

Selain itu yang perlu diperhatikan bahwa perubahan bisa terjadi setiap

saat, dan merupakan proses yang dinamik serta tidak dapat dielakkan. Berubah

berarti beranjak dari keadaan yang semula. Tanpa berubah tidak ada

pertumbuhan dan tidak ada dorongan. Namun dengan berubah terjadi

ketakutan, kebingungan dan kegagalan dan kegembiraan. Setiap orang dapat

memberikan perubahan pada orang lain. Merubah orang lain bisa bersifat

implisit dan eksplisit atau bersifat tertutup dan terbuka. Kenyataan ini penting

khususnya dalam kepemimpinan dan manajemen. Pemimpin secara konstan

mencoba menggerakkkan sistem dari satu titik ke titik lainnya untuk

memecahkan masalah. Maka secara konstan pemimpin mengembangkan

strategi untuk merubah orang lain dan memecahkan masalah. Keperawatan

yang sedang berada pada proses profesionalisasi terus berusaha membuat atau

merencanakan perubahan. Adaptasi terhadap perubahan telah menjadi

persyaratan kerja dalam keperawatan. Personal keperawatan bekerja untuk

beberapa pimpinan, termasuk klien dan keluarganya, dokter, manajer

keperawatan, perawat pengawas dan perawat penanggung jawab yang berbeda

dalam tiap ship. Perawat pelaksana menemukan peran bahwa mereka berubah

beberapa kali dalam satu hari. Kadang seorang perawat menjadi manajer,

1

Page 2: komunikasi mankep

kadang menjadi perawat klinik, kadang menjadi konsultan dan selalu dalam

peran yang berbeda. Perawat tentu saja berharap perubahan tersebut jangan

sampai menimbulkan konflik. Oleh karena itu, sebaiknya perawat perlu

mengetahui teori-teori yang mendasari perubahan.

Dalam tulisan ini akan dibahas tentang konsep komunikasi dalam

menajemen keperawatan.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam dalam makalah ini adalah:

C. Tujuan

Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah:

2

Page 3: komunikasi mankep

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Komunikasi dalam Manajemen Keperawatan

1. Komunikasi dalam manajemen keperawatan

Komunikasi merupakan unsur yang penting dalam aktivitas manajer

keperawatan bergantung pada posisi manajamene keperawatan bergantung

pada posisi manajer dalam struktur organisasi. Berdasar hasil peneliti

Swansburg (1990), bahwa lebih dari 80% waktu digunakan manajer untuk

berkomunikasi, 16% untuk membaca, dan 9% untuk menulis. Pengembangan

keterampilan dalam komunikasi merupakan kiat sukses bagi seorang manajer

keperawatan.

Mengingat banyaknya waktu yang digunakan oleh manajer untuk

berkomunikasi (mendengar dan berbicara), sehingga jelas bahwa manjer

harus mempunyai keterampilan komnikasi interpersonal yang baik. Manajer

harus berkomunikasi dengan staf, pasien, dan atasan setiap hari. Praktik

keperawtan adalah praktik yang berorientasi pada kelomok/ hubungan

interpersonal dalam mencapai suatu tujuan organisasi. Oleh sebab itu, untuk

menciptakan komitme, perlu di tunjang keterampilan manajer dalam

berkomunikasi.

2. Proses komunikasi

Tappen (1995) mendefinisikan bahwa komunikasi adalah suatu pertukaran

pikiran, perasaan, dan pendapat, dan pemberian nasihat yang terjadi antara

dua orang atau lebih yang bekerja bersama. Komunikasi juga merupakan

suatu seni untuk dapat menyusun dan menghantarkan suatu pesan dengan

cara yang mudah sehingga orang lain dapat mengerti dan menerima maksud

dari tujuan pemberi pesan.

Komunikasi adalah sesuatu yang kompleks, sehingga banyak model yang

digunakan dalam menjelaskan bagaimana cara berorganisasi dan orang

berkomunikasi. Dasar model umum proses komunikasi terihat pada gambar

1.1 yang menunujukkan bahwa dalam setiap komunikasi pasti ada pengirim

pesan dan penerima pesan. Pesan tersebut dapat berupa verbal, tertulis,

3

Page 4: komunikasi mankep

maupun nonverbal. Proses ini juga melibatkan suatu lingkungan internal dan

eksternal, dimana komunikasi dilaksankan. Lingkungan internal meliputi

nilai–nilai kepercayaan, temperamen, dan tingkat stres pengirim pesan dan

penerima pesan, sedangkan faktor eksternal meliputi: keadaan cuaca, suhu,

faktor kekuasaan dan waktu. Kedua belah pihak (pengirim dan penerima

pesan) haruspeka terhadap faktor internal dan eksternal, seperti persepsi dari

komunikasi yang di tentukan oleh lingkungan eksternal yang ada.

Gambar 1.1 Diagram Proses Komunikasi (Marqius Dan Hutson, 1998:290)

3. Prinsip komunikasi dalam manajer keperawatan

Prinsip komunikasi manajer keperawatan menurut Nursalam (2012), yaitu:

1) Manajer harus mengerti struktur organisasi, siapa yang terkena dampak

dari

2) keputusan yang dibuat. Jaringan komunikasi formal dan informal perlu

3) dibangun antara manajer dan staf

4) Komunikasi bukan hanya sebagai perantara, tetapi sebagai proses yang

tak

5) terpisahkan dalam organisasi

4

Faktor Internal

KomunikatorFaktor eksternal

Faktor eksternal

Tertulis

Non-verbal

Faktir internal

Komunikan

Verbal Pesan

Page 5: komunikasi mankep

6) Komunikasi harus jelas, sederhana, dan tepat.

7) Perawat profesional adalah mampu berkomunikasi dengan secara

adekuat,

8) lengkap dan cepat.

9) Manajer harus meminta umpan balik apakah komunikasi dapat diterima

10) Menjadi pendengar yang baik adalah komponen penting dalam

komunikasi.

Konflik sering terjadi dalam tatanan asuhan keperawatan. Konflik yang

terjadi antar staf dengan staf, staf dengan pasien, staf dengan keluarga dan

pengunjung, staf dengan dokter (Swanburg, 2000). Manajer memiliki

interaksi dengan staf yang memiliki nilai, keyakinan, latar belakang dan

tujuan berdeda yang menjadi sumber terjadinya konflik (Marquis dan Huston,

2010). Sebagai manajer keperawatan, kepala ruangan memiliki asumsi bahwa

konflik suatu hal yang dapat dihindari dan jika konflik tidak dikelola dengan

baik, maka dapat menghasilkan penyelesaian yang kreatif dan berkualitas.

Kepala ruangan menggunakan konflik yang konstruktif dalam menciptakan

lingkungan yang produktif (Nursalam, 2012)

4. Model model dan media komunikasi

a) Komunikasi tertulis

Komunikasi tertulis adalah bagian yang paling penting dalam organisasi.

Dalam mencapai setiap kebutuhan/staf, setiap organisasi telah

mengembangkan metode penulisan dalam mengomunikasikan

pelaksanaan pengelolaan, misalnya publikasi perusahaan, surat menyurat

ke staf, pembayaran, dan jurnal. Manajer harus terlibat dalam komunikasi

tertulis, khususnya kepada stafnya. Komunikasi tertulis dan memo dalam

suatu organisasi meliputi:

1) Mengetahui apa yang ingin disampaikan sebelum memulai menulis.

2) Menulis nama orang dalam tulisan anda dan perlu dipertimbangkan

dampaknya

3) Gunakan kata aktif, di manan akan mempunyai pengaruh yang baik

4) Tulis kata yang sederhana, familiar, spesifik, dan nyata, karena akan

lebih mudah dipahami dan memungkinkan untuk dibaca orang lain.

5

Page 6: komunikasi mankep

5) Gunakan seminimal mungkin kata-kata yang tidak penting dan

temukan cara yang baik untuk menggambarkan inti tulisan sehingga

orang lain mudah mengerti

6) Tulis kalimat dibawah 20 kata, dan masukan satu ide setiap kalimat,

tuliskan kalimat yang penting dan menjadi topik utama

7) Berikan pembaca petunjuk, konsistensi penggunaan istilah dan pesan

8) Atur isi tulisan secara sistematis

9) Gunakan paragraf untuk mempermudah oembaca, untuk memoantara

8-10 baris, dan untuk surat tidak lebih dari enam baris setiap

paragraph

10) Komunikasi dilakukan secara jelas dan fokus

b) Komunikasi secara langsung

Manajer selalu megadakan komunikasi verbal kepada atasan dan

bawahan baik secara formal maupun informal. Mereka juga melakukan

komunikasi secara verbal pada pertemuan formal, baik kepada individu

dalam kelompok dan presentasi secara formal. Tujuan komukasi verbal

adalah assertiveness. Perilaku asertif adalah suatu cara komunikasi yang

memberikan kesempatan individu untuk mengekspresikan perasaannyaa

secara langsung, jujur, dan dengan cara yang sesuai tanpa menyinggung

perasaan orang lain yang diajak berkomunikasi.

Hal yang harus dihindari pada komunikasi secara asertif adalah

pasif dan agresif. Khususnya agresif yang tidak langsung. Komunikasi

pasif terjadi jika individu tidak tertarik terhadap topik atau karena enggan

berkomunikasi. Sedangkan komunikasi agresif terjadi jika individu

merasa superior terhadap topik yang dibicarakan.

c) Komunikasi nonverbal

Komunikasi nonverbal adalah komunikasi dengan menggunakan ekspresi

wajah gerakan tubuh, dan sikap tubuh (bodu language). Menurut Arnold

dan Boggs (1989) komunikasi nonverbal lebih mengandung arti yang

yang disignifikan dibandingkan komunikasi verbal karena mengandung

komponen emosi terhadap pesan yang diterima atau disampaikan. Tetapi,

akan menjadi sesuatu yang membahayakan jika komunikasi nonverbal

6

Page 7: komunikasi mankep

disalahartikan tanpa adanya penjelasan secara verbal. Manajer yang

efektif akan melakukan komunikasi verbal dan nonverbal, supaya

individu (atasan atau bawahan) dapat menerima pesan secara jelas.

Di bawah ini adalah komponen utama komunikasi nonverbal yang

dapat terjadi tanpa atau dengan komunikasi verbal.

1) Lingkungan, yaitu tempat dimana komunikasi dilakukan merupakan

bagian penting pada proses komunikasi verbal.

2) Penampilan, misalnya pakaian, kosmetik, dan sesuatu yang menarik,

merupakan bagian dari komunikasi verbal yang perlu diidentifikasi.

3) Kontak mata memberikan makna terhadap kesediaan seseorang untuk

berkomunikasi

4) Postur tubuh dan gesture bobot suatu pesan bisa ditunjukkan dengan

orang yang menudingkan telunjuknya,berdiri atau duduk

5) Ekspresi wajah komunikasi yang efektif memerlukan respon wajah

yang setuju terhadap pesan yang disampaikan

6) Suara intonasi, volume, dan refleksi-cara tersebut menandakan bahwa

pesan dapat ditransfer dengan baik.

d) Komunikasi via telepon

Pada era global ini, komunikasi manajer bergantung pada telepon.

Dengan kemudahan sarana komunikasi tersebut, memungkinkan manajer

untuk merespons setiap perkembangan dan masalah dalam organisasi.

Oleh karena itu, untuk menjaga citra organisasi, manajer dan semua staf

harus belajar dan sopan serta menghargai setiap menjawab telepon. Jika

orang lain harus menunggu untuk berbicara, maka waktu yang diperlukan

harus singkat untuk menghindari kesan yang negatif.

5. Strategi komunikasi dalam praktik keperawatan di rumah sakit

Komunikasi pada tahapan ini, tidak hanya secara spesifik ditunjukkan

melalui strategi perencanaan. Tetapi ketiga komponen harus menjadi

perhatian yang sama yaitu : struktur, budaya dan teknologi.

Struktur dalam suatu organisasi bertujuan untuk mencapai status

praktik komunikasi yang dapat direncanakan dan diterapkan oleh kelompok

kerja. Tetapi, setiap struktur yang ada harus memiliki kelompok klinik yang

7

Page 8: komunikasi mankep

dirancang untuk pelaksanaan perinsip-perinsip asuhan keperawatan kepada

pasien, keterampilan yang baik dan dapat membantu penyelesaian suatu

masalah dalam organisasi.

Budaya dalam suatu organisasi bukan sesuatu yang mudah untuk

diubah dalam waktu sesaat, tetapi kita percaya bahwa kita akan bekerja

dengan lingkungan dan individu yang mempunyai budaya yang berbeda.

Keadaan ini penting unyuk diperhatikan mengingat perubahan suatu budaya

dalam menejemen adalah aspek yang penting pada proses perubahan yang

efektif.

Teknologi merupakan komponen ketiga dalam praktik komunikasi

yang efektif. Komunikasi interpersonal dan secara organisasi sering

memerlukan suatu perantara, yang disebut teknologi elektronik dan

penggunaan media yang akan sangat bermanfaat di massa yang akan datang.

Setiap suatu perubahan di rumah sakit harus selalu didukung oleh

perencanaan HIS (Health Information System) yang efektif komunikasi

melalui teknologi akan selalu dipantau dan dievaluasi pada setiap tahap

proses perubahan.

8

Page 9: komunikasi mankep

Diagram strategi komunikasi yang terbaik dalam praktik keperawatan

(Walker, Evans, and Robbson, 1996)

6. Aplikasi Komunikasi Dalam Asuhan Keperawatan

Komunikasi dalam praktik keperawatan professional merupakan unsur

utama bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan untuk

mencapai hasil yang optimal. Kegiatan keperawatan yang memerlukan

komunikasi adalah sebagai berikut.

1) Komunikasi Saat Timbang Terima (overan)

Pada saat timbang terima diperlukan suatu komunikasi yang jelas tentang

kebutuhan klien terhadap apa yang sudah dilakukan intervensi dan yang

belum serta respons pasien yang terjadi.perawat melakukan timbang

9

Page 10: komunikasi mankep

terima dengan berjalan bersama dengan perawat lainnya dan

menyampaikan kondisi pasien secara akurat di dekat pasien. Cara ini akan

lebih efektif dari pada harus menghabiskan waktu orang lain untuk

membaca dan akan membantu perawat dalam menerima timbang terima

secara nyata.

2) Interview/Anamnesis

Anamnesis kepada pasien merupakan kegiatan yang selalu dilakukan oleh

perawat kepada pasien pada saat pelaksanaan asuhan keperawatan (proses

keperawatan). Perawat melakukan anamnesis kepada pasien, keluarga,

dokter dan tim kerja lainnya. Interview adalah suatu komunikasi dengan

digunakan untuk memperoleh data tentang keadaan pasien. Data tersebut

akan digunakan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien

dengan dengen melaksanakan tindakan secara tepat. Data yang didapatkan

harus akurat tanpa bias, sehingga interview sebaiknya dilaksanakan secara

terencana.

Prinsip yang perlu diterapkan oleh perawat pada komunikasi ini adalah :

a) Hindari komunikasi yang terlalu formal atau tidak tepat. Ciptakan

suasana yang hangat dan kekeluargaan.

b) Hindari interupsi. Komunikasi adalah suatu proses aktif memerlukan

suatu pertanyaan yang fokus dan perhatian. Hindari interupsi atau

gangguan yang timbul akibat dari lingkungan yang gaduh.

c) Hindari respons dengan hanya “ya” dan “tidak”. Respons tersebut akan

mengakibatkan tidak berjalannya komunikasi dengan baik, karena

perawat kelihatan kurang tertarik dengan topik yang dibicarakan dan

enggan untuk berkomunikasi.

d) Jangan memonopolo pembicaraan. Meskipun kata-kata ya dan tidak

meninggalkan kesan negative, tetapi kata-kata tersebut perlu

disampaikan dengan menambah kata-kata sesuai dengan topic yang

dibicarakan.

e) Hindari hambatan personal. Keberhasilan suatu komunikasi sangat

ditentukan oleh subjektivitas seseorang. Jika perawat sebelum

komunikasi menunjukkan rasa tidak senang kepada klien, maka

10

Page 11: komunikasi mankep

keadaan ini akan berdampak terhadap hasil yang didapat selama proses

komunikasi.

3) Komunikasi Melalui Komputer

Komputer merupakan suatu alat komunikasi cepat dan akurat pada

menejemen keperawatan saat ini. Penulisan data-data klien dalam

komputer akan mempermudah perawat lain dalam mengidentifikasi

masalah pasien dan memberikan intervensi yang akurat. Melalui

komputer, informasi-informasi terbaru dapat cepat diperoleh dengan

menggunakan internet, bila perawat mengalami kesulitan dalam

menangani masalah klien.

4) Komunikasi Tentang Kerahaiaan

Pasien yang masuk dalam sistem pelayanan kesehatan menyerahkan

rahasia kepada institusi. Perawat sering dihadapkan pada suatu dilema

dalam menyimpan rahasia pasien. Di satu sisi dia membutuhkan kebenaran

informasi dengan menghubungkan apa yang dikatakan klien dengan orang

lain, dilain pihak dia harus memegang janji untuk tidak menyampaikan

informasi tersebut kepada siapapun.

5) Komunikasi Melalui Sentuhan

Komunikasi melalui sentuhan kepada pasien merupakan metode dalam

mendekatkan hubungan antara pasien dan perawat. Sentuhan yang

diberikan oleh perawat juga dapat berguna sebagai terapi bagi pasien,

khususnya pasien dengan depresi, kecemasan, dan kebingungan dalam

mengambil suatu keputusan. Tetapi yang perlu dicatat dalam sentuhan

tersebut adalah perbedaan jenis kelamin antara perawat dan pasien. Dalam

situasi ini perlu adanya suatu persetujuan.

6) Dokumentasi Sebagai Alat Komunikasi

Dokumentasi adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam

komunikasi keprawatan dalam memfalidasi asuhan keperawatan, sarana

komunikasi antar tim kesehatan lainnya dan merupakan dokumen paten

dalam pemberian asuhan keperawatan.

Menurut Nursalam (2002), kapan saja perawat melihat pencatatan

kesehatan, maka perawat dapat member dan menerima pendapat dan

11

Page 12: komunikasi mankep

pemikiran. Dalam kenyataannya, dengan semakin kompleksnya pelayanan

keperawatan dan peningkatan kualitas keperawatan, perawat tidak hanya

dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanan, tetapi dituntut untuk dapat

mendokumentasikan secra benar. Keterampilan dokumentasi yang efektif

memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan kepada tenaga

kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang sudah, sedang dan akan

dikerjakan oleh perawat.

Manfaat komunikasi dalam pendokumentasian adalah :

1) Dapat digunakan ulang untuk keperluan yang bermanfaat.

2) Mengkomunikasikan kepada tenaga perawat lainnya dan tenaga

kesehatan, apa yang sudah dan akan dilakukan kepada pasien.

3) Manfaat dan data pasien yang akurat, dan dapat dicatat.

4) Komunikasi Perawat dan Tim Kesehatan lainnya.

Komunikasi yang baik akan meningkatkan hubungan professional

atau antara perawat dan tim kesehatan lainnya : dokter, ahli gizi, fisioterapi

dan lain-lain. Pengembangan model praktik keperawatan professional

merupakan sarana peningkatan komunikasi antara perawat dan tim

kesehatan lainnya. Komunikasi yang dimaksutkan di sini adalah suatu

kejelasan dalam pemberian informasi dari masing-masing individu sesuai

dengan kedudukannya.

7. Komunikasi dengan SBAR

Kerangka komunikasi efektif yang digunakan di rumah sakit adalah

komunikasi SBAR (Situation, Background, Assessment, Recommendation),

metode komunikasi ini digunakan pada saat perawat melakukan handover ke

pasien. Komunikasi SBAR adalah kerangka teknik komunikasi yang

disediakan untuk petugas kesehatan dalam menyampaikan kondisi pasien.

SBAR adalah metode terstruktur untuk mengkomunikasikan informasi

penting yang membutuhkan perhatian segera dan tindakan berkontribusi

terhadap eskalasi yang efektif dan meningkatkan keselamatan pasien. SBAR

juga dapat digunakan secara efektif untuk meningkatkan serah terima antara

shift atau antara staf di daerah klinis yang sama atau berbeda. Melibatkan

semua anggota tim kesehatan untuk memberikan masukan ke dalam situasi

12

Page 13: komunikasi mankep

pasien termasuk memberikan rekomendasi. SBAR memberikan kesempatan

untuk diskusi antara anggota tim kesehatan atau tim kesehatan lainnya.

Adapun keuntungan dari penggunaan metode SBAR adalah:

a) Kekuatan perawat berkomunikasi secara efektif.

b) Dokter percaya pada analisa perawat karena menunjukkan perawat

paham akan kondisi pasien.

c) Memperbaiki komunikasi sama dengan memperbaiki keamanan pasien.

Metode SBAR sama dengan SOAP yaitu Situation, Background,

Assessment, Recommendation. Komunikasi efektif SBAR dapat diterapkan

oleh semua tenaga kesehatan, diharapkan semua tenaga kesehatan maka

dokumentasi tidak terpecah sendiri-sendiri. Diharapkan dokumentasi catatan

perkembangan pasien terintegrasi dengan baik. Sehingga tenaga kesehatan

lain dapat mengetahui perkembangan pasien.

a. Situation : Bagaimana situasi yang akan dibicarakan/ dilaporkan?

1. Mengidentifikasi nama diri petugas dan pasien;

2. Diagnosa medis;

3. Apa yang terjadi dengan pasien.

b. Background : Apa latar belakang informasi klinis yang berhubungan

dengan situasi?

1. Obat saat ini dan alergi;

2. Tanda-tanda vital terbaru;

3. Hasil laboratorium : tanggal dan waktu tes dilakukan dan hasil tes

sebelumnya untuk perbandingan;

4. Riwayat medis;

5. Temuan klinis terbaru.

c. Assessment : berbagai hasil penilaian klinis perawat

1. Apa temuan klinis?;

2. Apa analisis dan pertimbangan perawat?;

3. Apakah masalah ini parah atau mengancam kehidupan?

13

Page 14: komunikasi mankep

d. Recommendation : apa yang perawat inginkan terjadi dan kapan?

1. Apa tindakan / rekomendasi yang diperlukan untuk memperbaiki

masalah?;

2. Apa solusi yang bisa perawat tawarkan kepada dokter?;

3. Apa yang perawat butuhkan dari dokter untuk memperbaiki kondisi

pasien?;

4. Kapan waktu yang perawat harapkan tindakan ini terjadi?

Sebelum serah terima pasien, perawat harus melakukan :

a. Perawat mendapatkan pengkajian kondisi pasien terkini.

b. Perawat mengkumpulkan data-data yang diperlukan yang berhubungan

dengan kondisi pasien yang akan dilaporkan.

c. Perawat memastikan diagnosa medis pasien dan prioritas masalah

keperawatan yang harus dilanjutkan.

d. Perawat membaca dan memahami catatan perkembangan terkini & hasil

pengkajian perawat shift sebelumnya.

e. Perawat menyiapkan medical record pasien termasuk rencana perawat

harian.

Adapun contoh komunikasi efektif SBAR antar shift dinas/ serah terima :

1) Situation (S) :

a. Nama: Tn.A umur 35 tahun, tanggal masuk 8 Desember 2013 sudah 3

hari perawatan,

b. DPJP : dr Setyoko, SpPD, diagnosa medis : Gagal ginjal kronik.

Masalah keperawatan:

a. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit lebih

b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

2) Background (B) :

a. Pasien bedrest total , urine 50 cc/24 jam, balance cairan 1000 cc/ 24 jam.

b. Mual tetap ada selama dirawat, ureum 300 mg/dl.

c. Pasien program HD 2x seminggu Senin dan Kamis.

d. terpasang infuse NaCl 10 tetes/menit

e. Dokter sudah menjelaskan penyakitnya tentang gagal ginjal kronik

f. Diet : rendah protein 1 gram

14

Page 15: komunikasi mankep

3) Assessment (A) :

a. Kesadaran composmentis, TD 150/80 mmHg, Nadi 100x/menit, suhu

37 0C, RR 20 x/menit, oedema pada ekstremitas bawah, tidak sesak

napas, urine sedikit, eliminasi faeses baik.

b. Hasil laboratorium terbaru : Hb 9 mg/dl, albumin 3, ureum 237 mg/dl

c. Pasien masil mengeluh mual.

4) Recommendation (R) :

a. Awasi balance cairan

b. Batasi asupan cairan

c. Konsul ke dokter untuk pemasangan dower kateter

d. Pertahankan pemberian pemberian deuritik injeksi furosemit 3 x 1 amp

e. Bantu pasien memenuhi kebutuhan dasar pasien

f. Jaga aseptic dan antiseptic setiap melakukan prosedur

Contoh komunikasi efektif SBAR antar perawat dengan dokter lewat telepon :

1) Situation (S) :

a. Selamat pagi Dokter, saya Noer rochmat perawat Nusa Indah 2

b. Melaporkan pasien nama Tn A mengalami penurunan pengeluaran

urine 40 cc/24 jam, mengalami sesak napas.

2) Background (B) :

a. Diagnosa medis gagal ginjal kronik, tanggal masuk 8 Desember 2013,

program HD hari Senin-Kamis.

b. Tindakan yang sudah dilakukan posisi semi fowler, sudah terpasang

dower kateter, pemberian oksigen 3 liter/menit 15 menit yang lalu.

c. Obat injeksi diuretic 3 x 1 amp

d. TD 150/80 mmHg, RR 30 x/menit, Nadi 100 x/menit, oedema

ekstremitas bawah dan asites

e. Hasil laboratorium terbaru : Hb 9 mg/dl, albumin 3, ureum 237 mg/dl

f. Kesadaran composmentis, bunyi nafas rongki.

15

Page 16: komunikasi mankep

3) Assessment (A) :

a. Saya pikir masalahnya gangguan pola nafas dan gangguan

keseimbangan cairan dan elektrolit lebih

b. Pasien tampak tidak stabil

4) Recommendation (R) :

a. Haruskah saya mulai dengan pemberian oksigen NRM ?

b. Apa advise dokter? Perlukah peningkatan diuretic atau syringe pump ?

c. Apakah dokter akan memindahkan pasien ke ICU?

16

Page 17: komunikasi mankep

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan diatas berbagai permasalahan komunikasi, maksud

dan tujuan dari komunikasi dalam keperawatan. Memiliki makna bahwa

komunikasi dalam bidang keperawtan tidaklah sama dengan komuniaksi

dengan kelompok atau organisasi yang lain. Komunikasi antar dokter,

manager, dan staff , mungkin sudah di atur dan sudah ada dalam bidang

manajmen komunikasi pada keorganisasian lain. Pemahaman cara perawat

berkomunikasi dengan perawat lain atau kolaborasi dengan tim lain,

berkomunikasi dengan pasien. Dengan berbagai macam kondisi psikis dan

sikis pasien.

Konflik, seringkali tanpa kita sadari konflik selalu muncul dari

perkataan yang salah, kurang di pahami atau miss under standing.

Sehingga menyebabkan konflik dan harus diselesaikan dengan strategi

pendekatan – pendekatan. Agar dapat memecahkan masalah. negosiasi

dapat dilakukan untuk dapat lebih menjernihkan masalah agar tidak ada

unsur buruk dari konflik seperti rasa dendam.

B. Saran

17

Page 18: komunikasi mankep

DAFTAR PUSTAKA

Arwani & Supriyatno. H 200. Manejemen bangsal keperawatan.

Jakarta: EGC

Nursalam. 2012. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik

Keperawatan Profesional edisi. Jakarta: Salemba

Medika

Suarli.S & Bahtiar Yanyan. 2010. Manajemen Keperawatan dengan

Pendekatan Praktis. Jakarta: Erlangga

Rahmat, Nur. (2014). Artikel komunikasi efektif SBAR. Diakses pada

tanggal 9 Maret 2014 dari

http://bloggingkuu.blogspot.com/2014/01/bloggingcoid-post-

artikel.html

18