Resume Makalah Komunikasi

download Resume Makalah Komunikasi

of 6

description

tugas again

Transcript of Resume Makalah Komunikasi

MEMPERBAIKI KOMUNIKASI

MAKALAH KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN

MEMPERBAIKI KOMUNIKASI Disusun Oleh : KELOMPOK V

A. Masalah Yang Dihadapi Dalam Proses Komunikasi Keperawatan

Kajian kajian selama dua dekade terakhir mengidentifikasi masalah-masalah komunikasi sebagai penyebab yang harus selalu diperhatikan dalam pemberian pelayanan kesehatan. Peplau (1988) mengatakan bahwa keperawatan pada intinya adalah sebuah proses interpersonal. Jika ini benar, maka perawat yang kompeten harus menjadi seorang komunikator yang efektif dan setiap perawat mempunyai tanggung jawab untuk memperhatikan perkembangan sendiri di bidang ini.

Ada empat faktor utama yang menyumbang terjadinya masalah komunikasi dalam keperawatan yaitu sebagai berikut

1. Kurangnya kesadaran diri

2. Kurangnya pelatihan keterampilan interpersonal yang sistematika

3. Kurangnya kerangka konseptual

4. Kurangnya kejelasan tujuan

B. Cara Memperbaiki Masalah Komunikasi Dalam Pelayanan Kesehatan dan Keperaatan

Dalam mengatasi permasalahan komunikasi yang sedang dihadapi saat ini adalah perlu memperbaiki komunikasi dengan mengatasi segala kekurangan yang dimiliki. Adapun cara atau langkah yang dianggap dapat meningkatkan kualitas berkomunikasi adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan Kesadaran Diri

Kesadaran diri mengacu pada proses memperhatikan dan menggali aspek-aspek diri, apakah dari sudut perilaku, psikologi, atau fisik yaitu berharap dan berlanjut dengan tujuan mengembangkan pemahaman pribadi dan interpersonal, memiliki pemahaman yang lebih dalam pada diri sendiri adalah memiliki gambaran yang lebih tajam dan jelas tentang apa yang sedang terjadi pada orang lain. Denga kata lain ini adalah suatu proses permbedaan (diskriminasi).2. Belajar Melalui Refleksi

Tegas menyatakan bahwa refleksi dalam konteksi ini mengacu pada mengubah pengalaman menjadi pelajaran.

Refleks melibatkan aktivitas ke dalam dan keluar. Aktivitas ke dalam adalah memberi perhatian pada pikiran dan perasaan sedangkan focus eksternalnya adalah pada situasi dan perilaku3. Belajar Dari Umpan Balik

Dickson et al (1980) membedakan antara dua jenis umpan balik dalam hubungannya dengan keterampilan komunikasi. Umpan balik intrinsik adalah bagian integral dari setiap interaksi, dan informasi akan tersedia dari orang lain yang terlibat selama suatu interaksi yang menunjukkan respon mereka terhadap intervensi tertentu. Sedangkan umpan balik ekstrinsik adalah informasi eksplisit yang disediakan oleh orang lain yang secara langsung berhubungan dengan interaksi.

Umpan balik akan membantu hal-hal berikut :

Memajukan kesadaran diri melalui asimilasi informasi tentang bagaimana seseorang dilihat oleh orang lain.

Menambah pilihan. Lebih banyak informasi menyediakan sudut pandang baru dan pilihan-pilihan yang lain.

Penguatan. Umpan balik yang positif cenderung mempersering dilakukannya perilaku yang produktif.

Dukungan dan motivasi. Budaya kerja yang menggunakan umpan balik cenderung menyebabkan pekerja merasa lebih dihargai.

Memberi umpan balik kepada orang lain merupakan keterampilan komunikasi tersendiri, dan umpan balik ini dapat diberikan secara konstruktif atau desktuktif.

Berikut ini adalah prinsip-prinsip memberi dan menerima suatu umpan balik :

Memberi umpan balik :

Bersifat spesifik

Seimbang

Tawarkan alternatif yang mungkin

Lebih menyorot perilaku dan bukan karakteristik pribadi

Jika ada suatu tugas, tetaplah berada dalam batasnya.

Pikirkan tentang apa yang dikatakan oelh umpan balik anda tentang diri anda.

Menerima umpan balik :

Mempunyai pikiran yang terbuka

Mintalah klarifikasi.

Dengarkan, pertimbangan dan putuskan apa yang akan anda lakukan sesuai dengan apa yang dinyatakan dalam umpan balik tersebut.

Di samping melakukan perbaikan komunikasi dengan mengatasi kekurangan yang dimiliki, pelatihan keterampilan terpersonal juga sangat diperlukan. Sehingga segala bentuk kekurangan yang ada dapat diminimalisir semaksimal mungkin. Mempelajari keterampilan apa pun memerlukan kemajuan melalui beberapa tahapan mulai dari mengidentifikasi keterampilan individu sampai ke penguasaan dan integrasi keterampilan tersebut. Tahap-tahap ini dijelaskan oleh Egan (1985) dan Dickson et al (1989). Tahap-tahap berikut mewakili sebuah proses pelatihan yang merupakan gabungan dari penjelasan Egan dan Dickson tersebut.

1. Identifikasi keterampilan mikroverbal dan nonverbal seseorang sesuai dengan konteksi komunikasi.

2. Pengetahuan tentang bagaimana menggunakan keterampilan tersebut

3. Praktik keterampilan

4. Evaluasi praktik melalui umpan balik yang terfokus

5. Penerapan di dunia nyata.

Langkah selanjutnya adalah memikirkan bagaimana ia berkomunikasi tetapi ia juga merasa seperti kehilangan keterampilan komunikasi. Ini diikuti oleh tumbuhnya rasa kompetensi yang masih membutuhkan banyak konsentrasi. Akhinya, perawat mampu berkomunikasi dengan lebih kompeten tanpa harus berpikir secara sadar tentang apa yang dilakukannya.

C. Pengetahuan Tentang Teori Pragmatis Bagi Seorang Perawat.

Pengetauan tentang teori pragmatis dari komunikasi memungkinkan perawat untuk mengkonseptualisasikan apa yang sedang mereka lakukan dan menyediakan suatu cara untuk membahas interaksi. Dua buah teori yang dapat memenuhi tujuan-tujuan ini adalah analisis transaksional (Berne 1966) dan analisis enam kategori intervensi (Heron 1990).Analisis Transaksi

Analisis transaksional (AT) adalah lebih dari sekedar kerangka untuk menganalisis interaksi. Ia Juga merupakan sebuah teori kepribadian dan suatu pendekatan psikoterapeutik. Kekuatan dari teori ini terletak pada konsep-konsep yang kuat tapi sekedarhana dan penerapannya yang luas pada hubungan manusia. Konsep utama analisis transaksional adalah keadaan ego.

Tiga keadaan ego yang utama adalah orang tua, orang dewasa dan anak. Ketiga keadaan ego ini tidak berhubungan dengan soal waktu atau apakah orang tua itu sebenarnya orang tua, orang dewasa, atau anak-anak dan salah satu dari ego ini bisa menjadi yang dominan. Model ini memberikan sebuah kerangka yang berguna untuk memahami interaksi manusia.. Secara konseptual, ada sebuah cara untuk menganalisis interaksi. Sebuah transaksi melibatkan sebuah stimulus (rangsangan) dan sebuah respons.

Jika transaksinya komplementer, percakapannya cenderung mengalir bolak balik secara konsisten. Tetapi, jika di dalam sebuah transaksi panah-panahnya tidak sejajar melainkan saling bersilangan, maka biasanya terdapat interupsi atau gangguan pada komunikasi sementara orang-orangnya menggeser keadaan ego. Dalam hal ini panah-panah yang dimaksud adalah arah datang dan tujuan dari stimulus dan respons itu sendiri.

Analisis Enam Kategori Intervensi

Heron (1990 hlm. 7) menyatakan bahwa analisis enam kategori intervensi sebagai jenis intervensi intervensi utama yang valid dan mendalam yang perlu dilakukan oleh semua praktisi dalam berhubungan dengan klien.

Heron telah mengindentifikasi enam kategori independent untuk mengelompokan berbagai jenis intervensi. Ia menggambarkan sebuah intervensi sebagai sebuah perilaku verbal dan / atau verbal yang bisa dikenali yang merupakan bagian dari pelayanan praktisi kepada klien (Heron 1990, hlm 3).

Intervensi otoritatif adalah kategori yang lebih mengarahkan, dalam arti bahwa perawat mengambil tanggung jawab untuk klien. Kategori fasilitatif memampukan klien untuk mengambil tanggung jawab sendiri. Ini adalah konteks yang akan menentukan kategori mana yang tepat untuk digunakan. Adapun ke enam kategori tersebut adalah sebagai berikut :

Intervensi preskriptif

Intervensi informative

Intervensi konfrontatif

Intervensi karaktik

Intervensi katalitik

Intervensi suportif

Kekuatan dari kerangka ini adalah bahwa ia membantu para perawat untuk bisa mengerti dengan jelas tujuan dari setiap komunikasi di mana mereka terlibat. Salah satu cara untuk membayangkan intervensi-intervensi ini adalah membandingkannya dengan suatu permainan kartu.

DIAGRAM TRANSAKSI KOMPLEMENTER

Aspek-aspek internal dan eksternal refleksi

Transaksi Komplementer Orang Dewasa Dengan Orang Dewasa

Stimulus

Respons

Orang Dewasa

Anak

Orang Tua

Orang Dewasa

Anak

Orang Tua

Transaksi Komplementer Antara Orang Tua Dengan Anak

Respons

Stimulus

Orang Dewasa

Anak

Orang Tua

Orang Dewasa

Anak

Orang Tua

Transaksi Silang Orang Tua Dengan Anak, Orang Dewasa Dengan Orang Dewasa

Respons

Stimulus

Orang Dewasa

Anak

Orang Tua

Orang Dewasa

Anak

Orang Tua

PAGE 2