Resume Hakikat Manajemen

26
1 Poskan komentar anda RESUME FUNGSI- FUNGSI MANAJEMEN DI TULIS SEBAGAI INFORMASI SEPUTAR MANAJEMEN OLEH : DARUSMAN AJI. Jrs BUKU : SONDANG P. SIAGIAN, 2005. FUNGSI-FUNGSI MANAJERIAL, JAKARTA: BUMI AKSARA

Transcript of Resume Hakikat Manajemen

Page 1: Resume Hakikat Manajemen

1 Poskan komentar anda

RESUME

FUNGSI- FUNGSI MANAJEMEN

DI TULIS SEBAGAI INFORMASI SEPUTAR MANAJEMEN

OLEH :

DARUSMAN AJI. Jrs

BUKU : SONDANG P. SIAGIAN, 2005. FUNGSI-FUNGSI

MANAJERIAL, JAKARTA: BUMI AKSARA

Page 2: Resume Hakikat Manajemen

2 Poskan komentar anda

BAB I

A. HAKIKAT MANAJEMEN

Defenisi yang paling sederhana, tetapi sekaligus paling “klasik” tentang manajemen

mangetakana bahwa manajemen adalah seni memperoleh hasil melalui berbagai kegiatan

yang dilakukan oleh orang lain. Defenisi yang sangat sederhana tersebut memberikan

petunjuk bahwa manajemen dapat disoroti dari paling sedikit empat sudut pandangan.

Pertama: Betapapun berhasilnya para ilmuan mengembangakan teori tentang

manajemen –yang antara lain berakibat pada pengakuan bahwa manajemen merupakan

salah satu cabang ilmu pengetahuan social-penerapan berbagai teori manajemen itu tetap

berdasarkan pendekatan yang situasional. Artinya, penerapan berbagai teori tersebut

masih harus dibarengi oleh “seni” menggerakkan orang lain agar mau dan mampu

berkarya demi kepentingan organisasi.

Kedua: Manajemen slalu berkaitan dengan kehidupan organisasional ketika terdapat

sekelompok orang yang menduduki berbagai tingkat kepemimpinan dan kelompok orang

lain yang tanggung jawab utamanya adalah menyelenggarakan berbagai kegiatan

operasional. Pandangan ini sangat mendasar karena keberhasilan seseorang yang

menduduki jabatan manajerial tidak lagi diukur dari keterampilannya menyelenggarakan

kegiatan operasional, melainkan dari kemahiran dan kemampuannya menggerakkan

orang lain dalam organisasi

Ketiga: keberhasilan organisasi sesungguhnya merupakan gabungan antara

kemahiran manajerial dan keterampilan teknis para pelaksana kegiatan operasional.

Keempat: Keduan kelompok utama dalam organisasi, yaitu kelompok manajerial dan

kelompok pelaksana mempunyai bidang tanggung jawab masing-masing yang secara

konseptual dan teoritikal dapat dipisahkan. Akan tetapi, hal itu secara operasional

menyatu dalam berbagai tindakan nyata dalam rangka pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya.

Tidak dapat disangkal bahwa keberhasilan organisasi mencapai tujuan dan berbagai

sasarannya sangat terganutng pada berbagai factor berikut.

1. Mampu tidaknya kelompok manajerial dalam organisasi menjalankan fungsi-fungsi

manajerial

Page 3: Resume Hakikat Manajemen

3 Poskan komentar anda

2. Tersedia tidaknya tenaga operasional yang matang secara teknis dan mempunyai

keterampilan yang sesuai dengan berbagai tuntutan tugas yang harus

diselenggarakannya

3. Tersedianya anggaran yang memadai untuk pembiayaan berbagai kegiatan yang telah

ditetapkan untuk diselenggarakan.

4. Tersedianya sarana dan prasarana kerja yang jenis, jumlah, dan mutunya sesuai

dengan kebutuhan.

5. mekanisme kerja yang tingkat formalisasinya disesuaikan dengna kebutuhan

organisasi.

6. Iklim kerja dalam organisasi yang mendorong terwujudnya kerja sama yang harmonis

antara berbagai satuan kerja dalam organisasi.

7. situasi lingkungan yang diharapkan mendukung pelaksanaan kegiatan operasional

yang menjadi tanggung jawab organisasi.

B. MANAJEMEN DALAM ARTI KELOMPOK PIMPINAN

Dengan bertitik tolak dari defenisi manajemen sebagai seni memperoleh hasil melalui

kegiatan orang lain dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya,

manajemen dapat dilihat sebagai kelompok orang yang menduduki berbagai jenjang dan

jabatan kepemimpinan. Sebagai kelompok pimpinan tanggung jawab utamanya bukan

lagi melaksanakan sendiri berbagai kegiatan operasional, melainkan menyelenggarakan

berbagai fungsi yang memungkinkan para tenaga pelaksana melaksanakan tugas

operasionalnya dengan efisiensi, efektif, ekonomis, dan produktif. Pertanyaan diatas pada

hakikatnya berarti bahwa para manajer dalam suatu organisasi lebih dituntut memiliki

human skill ketimbang keterampilan teknis.

C. TIPOLOGI KEPEMIMPINAN

Pembahasan tentang kepemimpinan dengan berbagai tipenya bukanlah focus analisis

dalam buku ini. Namun demikian, membahas manajemen sebagai kelompok

kepemimpinan mau tudak mau harus pula menyinggung hal-hal yang fundamental

tentang kepemimpinan, bukan saja karena hal itu relevan, tetapi juga karena

Page 4: Resume Hakikat Manajemen

4 Poskan komentar anda

penyelengaraan berbagai fungsi manjerial menyangkut pemahaman tentang segi-segi

pokok kepemimpinan.

Bahkan dapat dikatakan bahwa kemampuan seseorang menyelenggarakan berbagai

fungsi manajerialnya sesungguhnya merupakan bukti paling nyata dari efektivitasnya

sebagai seorang pejabat pimpinan.

Banyak gaya yang dewasa ini digunakan untuk mengidentifikasikan tipe-tipe

pemimpin. Salah satu tipologi yang umum dikenal ialah dengan mengatakan bahwa para

pejabat pimpinan pada dasarnya dapat dikategorikan pada lima tipe, yaitu

1. tipe otokratik

2. tipe peternalistik,

3. tipe kharismatik,

4. tipe laissez, dan

5. tipe demokratik

D. TEORI KEPEMIMPINAN

Jika dimuka telah dibahas secara singkat tipe topologi kepemimpinan, pembahasan

itu perlu dilengkapi dengan pembahasan tentang berbagai teori kepemimpinan karena

berkaitan langsung dengan efektifitas para manajer menjalankan fungsi-fungsi

manajerialnya.

Dewasa ini dikenal berbagai teori kepemimpinan. Yang diidentifikasikan dan

dibahas secara singkat dalam karya tulis ini adalah

1. teori berdasarkan cirri-ciri

2. teori ketergantungan pada keadaan,

3. teori “jalan-tujuan”

4. teori keprilakuan,

5. teori situasional

6. teori “pemimpin-partisipasi”, dan

7. teori penerimaan

Page 5: Resume Hakikat Manajemen

5 Poskan komentar anda

E. FUNGSI-FUNGSI MENAJERIAL

Sejak lahirnya ilmu administrasi dalam mananjemen, para ilmuan yang menekuninya

telah dan terus burusaha melakukan berbagai penelitian dalam rangka akumulasi

pengetahuan dan teori tentang proses manajemen, termasuk tentang funsi-fungsi

manajerial. Berbagai pemikiran dan penelitian tersebut telah menghasilkan berbagai

klasifikasi fungsi-fungsi manajerial tersebut.

Aneka ragam klasifikasiitu harus dipandang sebagai hal yang positif dalam arti

memperkaya pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam tentang apa saja yang

harus dilakukan oleh para manajer agar kemampuan organisasi mencapai tujuan dan

berbagai sasarannya semakin meningkat. Merupakan kenyataan bahwa cara dan gaya

seorang ilmuwan membuat klasifikasi fungsi-fungsi manajerial dipengaruhi oleh berbagai

faktor seperti:

1. filsafat hidup yang dianutnya

2. perkembangan pengetahuan yang telah dicapai

3. kondisi lingkungan

4. perkembangan teknologi dan pemanfaatannya;

5. kondisi organisasi untuk mana fungsi-fungsi itu diselenggarakan.

Akan tetapi, terlepas dari aneka ragam klasifikasi tersebut para ilmuan telah sepakat

bahwa pada dasarnya keseluruhan fungsi-fungsi manajerial dapat digolongkan kepada

dua jenis utama, yaitu fungsi organik dan fungsi penunjang. Yang tergolong kepada jenis

fungsi organic adalah keseluruhan fungsi utama yang mutlak perlu dilakukan oleh

manajer dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran yang telah ditetapkan

sebelumnya. Fungsi-fungsi organik tersebut merupakan menjabaran kebijaksanaan dasar

atau strategi organisasi yang telah ditetapkan dan harus digunakan sebagai dasar

bertindak. Sedangkan yang dimaksud dengan fungsi penunjang adalah berbagai kegiatan

yang diselenggarakan oleh orang-orang atau satuan-satuan kerja dalam oganisasi dan

dimaksudkan mendukung semua fungsi organic manaj

Page 6: Resume Hakikat Manajemen

6 Poskan komentar anda

BAB II

PERENCANAAN

A. HAKIKAT PERENCANAAN

Salah satu utama menempatkan perencanaan sebagai fungsi organic manajerial yang

pertama ialah karena perencanaan merupakan langkah konkret yang pertama-tama

diambil dalam usaha pencapaian tujuan. Artinya, perencanaan merupakan usaha

konkretisasi langkah-langkah yang harus ditempuh yang dasar dasarnya telah diletakkan

dalam strategi organisai.

Defenisi Perencanaan

Banyak cara yang digunakan dalam mendefenisikan perencanaan.

Cara-cara yang digunakan oleh para ilmuwan dipengaruhi oleh berbagai factor seperti:

1. latar belakang pendidikannya

2. latar belakang sosialnya

3. latar belakang pengalamannya

4. filsafat hidup yang yang bersangkutan

5. paradigma yang digunakan

6. praaggapan yang dijadikan acuan kerangka konseptual

7. pendekatan kognitif yang digunakan dalam melakukan aksentuasi tertentu

8. bentuk, sifat, dan jenis factor-faktor lingkungan yang diperhitungkan

9. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Akan tetapi, terlepas dari berbagai factor pertimbangan tersebut di muka, kerangka

acuan konseptual yang biasanya mendasari pemikiran dalam membuat defenisi

perencanaan berangkat dari hal-hal yang sifatnya sangat fundamental, seperti hal-hal

berikut.

1. Efektifitas manajerial seseorang sangat ditentukan oleh kemahirannya

menyelenggarakan berbagai fungsi organic manajerial, termasuk perencanaan.

2. Defenisi yang dirumuskan diharapkan mempunyai makna operasional dan tidak

sekedar merupakan rumusan teoritikal yang lepas kaitannya dengan situasi nyata

Page 7: Resume Hakikat Manajemen

7 Poskan komentar anda

yang dihadapi oleh para manajer dalam rangka mengemudikan dan menjalakan

roda organisasi

3. Organisasi selalu dihadapkan kepada berbagai jenis dan bentuk keterbatasan dan

karenanya melalui perencanaan yang benar, sumber dana dan daya yang terbatas

akan dapat dimanfaatkan sedemikian rupa sehinggga memberikan kegunaan yang

optimal bagi organisasi

4. Situasi keterbatasan yang dihadapi dalam kenyataan itu mengharuskan adanya

skala prioritas kegiatan yang tajam sehingga dana dan daya yang terbatas itu

digunakan terutama untuk penyelenggaraan berbagai kegiatan yang secara positif

paling kuat dampaknya ke arah pencapaian tujuan dan berbagai sasaran yang telah

ditetapkan sebelumnya.

5. Rencana yang dihasil oleh kegiatan perencanaan harus dapat dijadikan sebagai

landasan penyelenggaraan berbagai fungsi manajerial lainnya.

Karena itulah defenisi yang paling umum dibuat tentang perencanaan mengatakan

bahwa perencanaan merupakan usaha sadar dan pengambilan keputusan yang telah

diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa depan dalam

dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya.

B. PENYUSUNAN RENCANA

Salah satu cara yang paling lumrah dikemukankan dalam penyusunan suatu rencana

adalah dengan mengatakan bahwa perencanaan berarti mencari dan menemukan jawaban

terhadap enam pertanyaan, yaitu

1. apa

2. dimana

3. bilamana

4. bagaimana

5. siapa, dan

6. mengapa

Page 8: Resume Hakikat Manajemen

8 Poskan komentar anda

pengalaman menunjukkan bahwa ditemukannnya jawaban yang menyakinkan

terhadap enam pertanyaaan tersebut akan berakibat pada tersusunnya suatu rencana

yang baik.

1. Pertanyaan “Apa”

Pada dasarnya pertanyaan “apa” menyangkut tiga hal, yaitu apa yang dikerjakan,

sumber dana dan daya apa yang dibutuhkan, serta sarana prasarana apa yang diperlukan.

Seperti diketahui dalam setiap organisasi teradapat beraneka ragam kegiatan yang

dilaksanakan. Berbagai ragam aneka kegiatan itu dalam digolongkan kepada tiga

golongan besar, yaitu.

1. kegiatan-kegiatan yang termasuk kategori kegiatan pokok,

2. kegiatan-kegiatan penunjang, dan

3. kegiatan-kegiatan yang termasuk kategori periferal.

2. Pertanyaan “Di mana”

Usaha mencari dan menemukan jawaban terhadap pertanyaan dimana untuk

kemudian diputuskan, berkaitan dengan pemanfaatan lokasi tempat bebagai kegiatan

akan berlangsung.

Dalam penentuan lokasi, paling sedikit empat hal yang harus dipertimbangkan, yaitu

sebagai berikut.

1. Efisiensi, dalam arti bahwa segala tempat kerja yang dimiliki oleh

organisasi dimanfaatkan semaksimal mungkin sehingga tidak ada space

yang mubazir.

2. aksesibilitas, dalam arti tergantung pada jenis kegiatan yang

diselenggarakan, lokasi tempat penyelenggaraan kegitan tersebut adalah

sedemikian rupa sehingga mudah di capai oleh berbagai pihak yang perlu

atau harusberhubungan dengan satuan kerja atau orang-orang tertentu

yang menyelenggarakan kegiatan dimaksud.

3. kemudahan dalam menyediakan sarana dan prasarana kerja yang

diperlukan dalam menyelenggarakan kegiatan tertentu.

Page 9: Resume Hakikat Manajemen

9 Poskan komentar anda

4. tersedianya tenaga kerja yang memenuhi berbagai persyaratan guna

menjamin terlaksanannya tugas dengan tingkat efisiensi, efektivitas, dan

produktifitas yang tinggi.

3. Pertanyaan “Bilamana”

Telah umum di akui bahwa salah satu kiri penting yang perlu dimiliki oleh seorang

manajer adalah kemampuannya untuk memilih waktu yang tepat untuk melakukan hal-

hal tertentu. Artinya, dari setiap manajer dituntut sense of timing yang tinggi. Akan lebih

baik lagi apabila hal itu dimilikinya secara naluriah. Kemampuan itulah yang harus

tercermin dalam memberikan jawaban terhadap pertanyaan “Bilamana”.

4. Pertanyaan “Bagaimana”

dalam satu rencana perlu terlihat dengan jelas jawaban terhadap pertanyaan

bagaimana cara orang-orang dan berbagai satuan kerja dalam organisasi

menyelenggarakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya untuk menyelesaikannya.

Dengan perkataan lain, semua orang dan semua satuan kerja dalam organisasi perlu

mengetahui bukan hanya cara dan teknik terbaik untuk menyelesaikan tugas, tetapi juga

memahami dan menaati aturan-aturan main yang telah ditetapkan dan disepakati

bersama.

4. Pertanyaan “Siapa”

Kiranya tidak akan terdapat kesukaran untuk menerima pendapat bahwa bentuk, sifat,

dan jenis jawaban terhadap pertanyaan “Siapa” akan sangat dominan peranannya dalam

merumuskan satu rencana yang baik. Tidak akan ada yang menyangkal bahwa apakah

rencana dapat dilaksanakan tau tidak, pada akhirnya tergantung pada siapa yang akan

melaksanakan rencana tersebut.

5. Pertanyaan “Mengapa”

Menanyakan pertanyaan “mengapa” berarti berusaha menemukan pembenaran yang

menyakinkan tentang tanggung jawaban-jawaban yang diberikan terhadap pertanyaan

lainnya dalam proses perencanaan. Artinya, pertanyaan “mengapa” ditujukan kepada

Page 10: Resume Hakikat Manajemen

10 Poskan komentar anda

jawaban yang diberikan terhadap pertanyaan apa, dimana, bilamana, bagaimana, dan

siapa.

C. CIRI-CIRI RENCANA YANG BAIK

Dengan bertitik tolak dari pemikiran demikian, suatu rencana dapat dikatakan baik

apabila memenuhi sepuluh cirri yang dibahas berikut ini.

Pertama: Rencana harus mempermudah tercapainya tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya. Artinya, bahwa penyusun suatu rencana tidak boleh dipandang sebagai

tujuan, melainkan sebagai cara yang sifatnya sistematik untuk mencapai tujuan.

Kedua: perencana sungguh-sungguh memahami hakikat tujuan yang ingin dicapai.

Meyusun rencana merupakan salah satu fungsi organic yang harus dilakukan oleh setiap

manajer. Akan tetapi dalam praktik, mungkin saja seorang manajer mendelegasikan tugas

penyusunan rencana itu kepada pembantunya untuk kemudian diputuskannya. Jika

penyusun rencana diserahkan oleh pemimpin kepada para pembantunya, para pembantu

tersebut haruslah mereka yang sungguh-sungguh memahami secara mendalam dan secara

tepat berhakikat tujuan yang ingin dicapai. Artinya, harus terdapat jaminan bahwa

orang0orang yang mendapat tugas menyusun rencana adalah orang-orang yang titik tolak

berpikir dan bertindaknya adalah yang sepenuhnya berorientasi kepada organisasi dan

bukan untuk menonjolkan kemahirannya dan menarik perhatian orang lain kepada

dirinya.

Ketiga: pemenuhan persyaratan keahlian teknis. Penyusunan suatu rencana untuk

kemudian disahkan oleh manajer seyogianya diserahkan kepada orang yang betul-betul

memenuhi persyaratan keahkian teknis menyusun rencana. Pengalaman menunjukkan

bahwa berbagai persyaratan keahlian itu tidak mudah dipenuhi.

Misalnya, diperlukan keahlian mengolah data supaya menjadi informasi yang dapat

digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Disamping itu, diperlukan pemahaman

yang tepat tentang hakikat berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan, sarana dan

prasarana yang diperlukan, system anggaran, system logistic, administrasi perkantoran,

system kearsipan, dan segi-segi teknis dari prosedur serta mekanisme kerja. Sudah barang

tentu tidak ada seorang pun yang memiliki keahlian dalam semua bidang tersebut.

Padahal suatu rencana harus terpadu di samping harus komprehensif.

Page 11: Resume Hakikat Manajemen

11 Poskan komentar anda

Oleh karena itu, penyusun rencana biasanya diserahkan kepada sekelompok orang

yang memiliki berbagai jenis keahlian yang diperlukan. Agar rencana yang disusun

terpadu dan komprehensif , para anggota tim harus mampu bekerja sama sebagai suatu

tim yang kompak.

Kelima: Rencana harus disertai oleh suatu rincian yang cermat. Artinya, rencana

tidak hanya mengandung jawaban terhadap pertanyaan apa, di mana, bilamana,

bagaimana, siapa, dan mengapa, tetapi juga penjabarannya dalam bentuk program kerja

yang mendetail yang menyangkut semua segi kehidupan organisasional seperti :

1. tata ruang

2. metode kerja

3. sumber dana dan alokasinya

4. target waktu

5. target hasil

6. standar mutu yang harus dipenuhi, serta

7. kreteria pengukuran hasil dan prestasi kerja.

Singkatnya, suatu recana tidak hanya merupakan keputusan tentang apa yang akan

dikerjakan di masa depan, tetapi juga memberikan petunjuk operasionalisasinya.

D. PERENCANAAN SEBAGAI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Dari defenisi tentang perencanaan dimuka terlihat bahwa sesungguhnya

merencanakan bererti melakukan usaha tertentu secara sadar dan sistematik untuk

mengatasi suatu keadaan yang apabila tidak diatasi akan dapat menimbulkan masalah

bagi organisasi

Artinya bahwa meningkatkan kemahiran menyusun sesungguhnya dapat

diidentifikasikan dengan meningkatkan kemampuan mengambil keputusan.

Literature tentang pengambilan keputusan manajerial menunjukkan bahwa dewasi ini

telah terjadi akumulasi pengetahuan tentang berbagai model dan teknik pengambilan

keputan.

Sudah barang tentu tidak semua model dan teknik dapat atau perlu digunakan

dalam penyusunan rencana. Akan tetapi, ada satu teknik yang sudah lama dikenal dan

Page 12: Resume Hakikat Manajemen

12 Poskan komentar anda

sering pula digunakan dalam perencanaan. Yang dimaksud ialah pemecahan masalah

sebagai teknik pengambilan keputuan dan teknik tersebut akan dibahas dibawah ini.

Telah umum diketahui bahwa setiap orang menduduki jabatan manajerial mau tidak mau

harus terlibat dalam pengambilan keputusan. Hanya bentuk dan sifatnya yang berbeda

tergantung pada tingkat jabatan manjerial yang bersangkutan. Pada umumnya dapat

dikatakan bahwa terdapat tiga jenis keputusan yang diambil dalam suatu organisasi, yaitu

keputusan strategic, keputusan teknis, dan keputusan operasional. Semakin tinggi

kedudukan manajerial seseorang, dia semakin banyak terlibat dalam pengambilan

keputusan strategic. Pada tingkat manajerial madya sifat keputusan yang diambilnya

adalah yang bersifat teknis, sedangkan pada jenjang manajerial rendah, kebanyakan

keputusan yang diambilnya adalah keputusan operasional.

Page 13: Resume Hakikat Manajemen

13 Poskan komentar anda

BAB III

PENGORGANISAIAN

A. PRINSIP-PRINSIP ORGANISASI

Selalu relevan untuk memperhatikan bahwa organisasi sebagai alat untuk mencapai

tujuan dan berbagai sasaran tidak lebih dan tidak kurang sebagai alat yang keampuhannya

atau kemubazirannya sangat ditentukan oleh orang-orang yang menggunakannya.

Artinya, fungsi pengorganisasian harus dilihat tidak hanya sebagai masalah teknis yang

berkaitan dengan penentuan struktur dengan kotak-kotaknya dan penggambaran

pembagian tugas yang sifatnya mekanistik, melainkan berkaitan erat dengan sikap dan

perilaku para anggotanya dalam pemanfaatan organisasi tersebut.

Pemahaman keperilakuan dapat terwujud dengan mendalami lima belas prinsip

organisasi berikut ini, yaitu

1. kejelasn tujuan yang ingin dicapai

2. pemahaman tujuan oleh para anggota organisasi

3. penerimaan tujuan oleh para anggota organisasi

4. kesatuan arah,

5. kesatuan perintah,

6. fungsionalisasi

7. deliniasi berbagai tugas,

8. keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab,

9. pembagian tugas,

10. kesederhanaan struktur

11. pola dasar organisasi yang relative permanent,

12. adanya pola pendelegasian wewenang

13. rentang pengawasan

14. jaminan pekerjaan, dan

15. keseimbangan antar jasa dan imbalan

Page 14: Resume Hakikat Manajemen

14 Poskan komentar anda

BAB IV

PENGGERAKAN

A. PENGERTIAN DAN HAKIKAT PENGGERAKAN

Penggerakan dapat didefenisikan sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik, dan metode

untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik

mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dengan efesiensi, efektif, dan ekonomis.

Menerima pendapat yang mengatakan bahwa manusia adalah unsur terpenting dari

seluruh unsur administrasi dan manjemen berarti mengakui pula bahwa fungsi

penggerakan merupakan fungsi manajerial yang teramat penting karena secara langsung

berkaitan dengan manusia, segala jenis kepentingan, dan kebutuhannya.

Pentingnya unsure manusia jelas terlihat dalam seluruh proses administrasi dan

manajemen. Tujuan organisasi yang telah ditetapkan untuk dicapai pada akhirnya

haruslah dalam rangka peningkatan mutu hidup manusia sebagai insane apoliti, insane

ekonomi, makhluk social, dan sebagai individu dengan ajti diri yang khas dengan segala

kelebihan dan kekurangannya. Tepat tidaknya strategi dasar yang telah ditetapkan

sebagai penunjuk arah yang hendak ditempuh oleh organisasi dalam rangka pencapaian

tujuan itu hanya ada maknanya apabila diterima dan dilaksanakan oleh manusia. Rencana

dan program kerja yang telah disusun dan ditetapkan sebagai penjabaran strategi dasar

organisasi diselenggarakan demi kepentingan manusia juga, baik mereka yang menjadi

anggota organisasi, maupun bagi berbagai pihak lainnya, khususnya meraka yang dikenal

sebagai stakeholders, yaitu berbagai pihak yang mempertaruhkan sesuatu demi

keberhasilan organisasi mencapai tujuan dan berbagai sasarannya.

1. perkembangan manajemen dalam praktik

jika seseorang beritik tolak dari defenisi manajemen yang mengatakan “manajemen

merupakan seni dan kemampuan memperoleh hasil melalui usaha dan kegiatan orang lain

dalam rangka pencapaian tujuan”, jelas bahwa sebagai suatu hal yang dipraktikkan ,

manajemen bukanlah hal yang baru. Bahkan dapat dikatakn manajemen timbul

bersamaan timbulnya peradaban manusia. Sejak dahulu kala pun orang–orang yang

menduduki berbagai jabatan pemimpin sudah memahami unsure manusia sebagai unsure

Page 15: Resume Hakikat Manajemen

15 Poskan komentar anda

yang sangat penting dalam semua kegiatan bersama. Jika dalam sejarah manusia ada

kalanya tergambar bahwa perlakuan terhadap manusia tidak sesuai dengan harkat dan

martabatnya, kiranya penjelasannya harus dicari juga diluar proses manajemen.

2. Perkembangan Teori Manajemen

Salah satu perkembangan dalam sejarah ilmu administrasi dan manajemen adalah

timbulnya apa yang dikenal dengan gerakan Human Relations. Gerakan ini sangat

menjadi penting Karen melalui gerakan tersebut dimulai usaha koreksi terhadap

pandangan tentang arti pentingnya unsure manusia dalam kehidupan organisasional.

Artinya, tanpa mengabaikan pentingnya orientasi efisiensi kerja dalam usaha pencapai

tujuan, people orientation jauh lebih penting.

Dengan gerakan ini, para ilmuan semakin mencurahkan perhatian kepada

pengembangan teori tentang teknik-teknik yang baik untuk menggerakan manusia. Salah

satu ilmiah yang dipandang sangat penting dalam kerakan ini ialah eksperimen Elton

Mayo, seorang psikologi dari universitas Harvard, beserta rekan-rekanya diperusahaan

Western Electric Company, diHawthorne, Chicago. Perusahaan ini menghasilkan lampu

pijar. Eksperimen tersebut terkenal luas dengan nama Hawthorne Exsperiment.

B. KAITAN PENGGERAKAN DENGAN PEMUASAN KEBUTUHAN MANUSIA

Telah umum diketahui bahwa manusia adalah makhluk yangsangat komplek. Salah

satu manifastasi dari kompleksitas terlihat pada berbagai jenis kebutuhannya. Maksudnya

seseorang menjadi anggota berbagai organisasi tertentu merupakan bagaian dari usahanya

memuaskan berbagai kebutuhan tersebut.

Jika seseorang memasuki organisasi politik, misalnya, salah satu alasnya ialah agar

kepentingan polotiknya tertampung dan tersalurkan. Dengan demikian, ia memperoleh

halnya sebagai insane polotik sekaligus memperoleh kesempatan menunaikan kewajiban

politiknya. Pemenuhan hak dan kewajiban politik tersebut menyebabkan seseorang

menjadi warga Negara yang lebih bertanggung jawab.akan tetapi sesungguhnya

kebutuhan politik tidak perlu hanya dilihat dari sudut kepentingan politik dalam arti

makro, yaitu dalam kehidupan kenegaraan.

Page 16: Resume Hakikat Manajemen

16 Poskan komentar anda

BAB V

PENGAWASAN

A. HAKIKAT PENGAWASAN

Membahas pengawasan sebagai fungsi organic managerial sesungguhnya berarti

berusaha menemukanjawaban terhadap pertanyaan mengapa pengawasan mutlak perlu

dilaksanakan. Jawaban terhadap pertanyaan yang sangat mendasar tersebut tidak selalu

mudah atau sederhana untuk menemukannya. Tidak mudah dan tidak pula sederhana

karena proses administrasi dan manajemen merupakan hal yang sangat kompleks. Yang

jelas ialah bahwa usaha mencari jawaban terhadap pertanyaan tersebut tidak bisa didekati

hanya secara teknis dan mekanistik saja, tetapi hanrus dikaitkan dengan sifat dasar

manusia pelaksana kegiatan-kegiatan operasional dalam suatu organisasi. Artinya,

pendekatan tennis dan keperilakuan harus digabung agar terjadi proses pengawasan yang

mendatangkan hasil sesuai dengan sasaran semua pihak dalam organisasi yang

bersangkutan.

Agar kegiatan pengawasan membuahkan hasil yang diharapkan, perhatian serius

perlu diberikan kepada berbagai dasar pemikiran yang sifatnya fundamental, beberapa di

antaranya dibahas berikut ini.

Pertama: Orientasi kerja dalam setiap organisasi adalah etisiensi. Bekerja secara easier

berarti menggunakan sumber-sumber yang tersedia seminimal mungkin untuk

membuahkan hasil tertentu yang telah ditetapkan dalam rencana. Sudah umum diterima

sebagai kebenaran ilmiah dan kenyataan dalam praktik menunjukkan pula bahwa sumber-

sumber yang tersedia atau mungkin disediakan oleh organisasi apa pun untuk mencapai

tujuannya selalu terbatas, yaitu berupa data, tenaga, sarana, prasarana, dan waktu.

Keterbatasan demikian menuntut penggunaan yang sehemat-hematnya dari semua dana

dan daya yang dimiliki dengan tetap menghasilkan hal-hal yang ditargetkan untuk

dihasilkan. Oleh karena itu, sering dikatakan bahwa sesungguhnya dalam kehidupan

organisasional tidak pernah ada alasan apa pun yang dapat membenarkan sikap dan

tindakan yang boros dalam organisasi. Secara implisit pernyataan tersebut berarti bahwa

segala usaha yang dapat ditempuh perlu dan harus dilakukan agar pemborosan dalam

Page 17: Resume Hakikat Manajemen

17 Poskan komentar anda

bentuk apa pun jangan sampai terjadi.

Kedua: Orientasi kedua dalam penyelenggaraan berbagai kegiatan operational adalah

efektivitas. Jika seseorang berbicara tenting efektivitas sebagai orientals kerja, artinya

yang menjadi scrotal perhatiannya adalah tercapainya berbagai sasaran yang telah

ditentukan tepat pada waktunya dengan menggunakan sumber- sumber tertentu yang

sudah dialokasikan untuk melakukan berbagai kegiatan.

Artinya, jumlah dan jenis sumber-sumber yang akan digunakan sudah ditentukan

sebelumnya dan dengan pemanfaatan sumber-sumber itulah, hasil-hasil tertentu harus

dicapai dalam batas waktu yang telah ditetapkan pula. Berbeda dengan orientals efisiensi,

efektivitas menyoroti tercapainya sasaran tepat pada waktunya untuk disediakan sumber

dan sarana kerja tertentu yang dianggap memadai.

Meskipun sumber dana dan daya tertentu sudah dialokasikan, efektivitas kerja tetap tidak

membenarkan adanya pemborosan dalam bentuk apa pun.

Ketiga: Produktivitas merupakan orientals kerja yang ketiga. Ide yang menonjol dalam

membicarakan dan mengusahakan produktivitas ialah maksimalisasi hasilyang harus

dicapai berdasarkan dan dengan memanfaatkan Sumber dana dan daya yang telah

dialokasikan sebelumnya.

Dalam praktik, ketiga orientals kerja tersebut diterapkan sekaligus dan karena itu ketiga

istilah tersebut digunakan senapas karena memang berkaitan erat satu sangat lain dan

sangat diperlukan dalam menjalankan roda organisasi.

Keempat: Pengawasan dilakukan pada waktu berbagai kegiatan sedang berlangsung dan

dimaksudkan untuk mencegah jangan sampai terjadi penyimpangan, penyelewengan, dan

pemborosan. Dengan perkataan lain, pengawasan bersifat prevented diperlukan hegelian

untuk mengenali berbagai gejala yang menjurus kepada berbagai hal negatif. Artinya,

setiap manager sebagai pelaksana fungsi pengawasan harus mampu mendeteksi berbagai

petunjuk kemungkinan timbulnya berbagai hal negatif dalam menjalankan roda

organisasi.

Tindakan demekian selalu dilakukan oleh seorang penerbang atau nakhoda kapal,

misalnya yang terus-menerus memantau segala factor yang berpengaruh pada penerangan

atau pelayarannya, seperti arah angin, tekanan udara, bentuk awan, dan lain sebagainya

sehingga ia mengetahui dengan tingkat kepastian yang tinggi apakah ia berada pada arah

Page 18: Resume Hakikat Manajemen

18 Poskan komentar anda

yang benar atau tidak dan kondisi yang akan dihadapi dalam perjalanan. Demikian pula

halnya dengan setiap manager yang hanrus selalu mengamati segala sexual yang terjadi

dalam organisasi sehingga apa yang terjadi tidak lagi dipandang sebagai pendadakan.

Kelima: Tidak ada manager yang dapat mengelak dari tanggung jawab melakukan

pengawasan karena para pelaksana adalah masnusia yang tidak sempurna. Dengan sifat

dasar ketidaksempurnaannya, para pelaksana kegiatan operational tidal akan luput dari

kemungkinan berbuat khilaf, bahkan juga berbuat kesalahan. Artinya, kalaupun terjadi

penyimpangan dari rencana atau pemborosan sekalipun, belum tentu bahwa hal-hal

negatif itu terjadi karena kesengajaan, sebab sangat semanakin factor lainlah yang

menjadi penyebabnya, seperti kekurangan, keterampiian, kekurangan pengetahuan, atau

faktor-faktor lain sejenis itu.

Keenam: Pengawasan akan berjalan dengan lancar apabila proses dalam pengawasan

diketahui dan ditaati. Yang dimaksud dengan proses dasar itu, ialah

1 . penentuan standar hasil kerja,

2. pengukuran hasil pekerjaan, dan

3. koreksi terhadap penyimpangan yang mungkin terjadi

B. CIRI-CIRI PENGWASAN YANG EFEKTIF

Keterlambatan menerima informasi tentang hasil deteksi tersebut biasanya berakibat

pada terjadinya deviasi atau penyimpangan dan makin lama deviasi itu tidak diketahui

oleh manajer, dampaknya yang bersifat negative pun akan semakin kuat sehingga

tindakan perbaikanya pun biasannya menjadi lebih sukar.

Dalam hubungan ini perlu mendapat perhatian para manager tingkat deviasi yang

dianggap masih dapat ditolerir dalam penyelenggaraan kegiatan operational.

Artinya, bukanlah hal yang mustahil bahwa dalam rencana tercantum clausal yang

menunjukkan bahwa karena mungkin tidak semua standar yang telah ditetapkan bisa

telpenuhi sepenuhnya, tingkat deviasi tertentu dibenarkan. Tidak ada rumus universal

tentang tingbkat deviasi yang dibenarkan itu yang berlaku untuk semua organisasi dalam

semua keadaan. Masing-masing organisasi harus menentukan bagi dirinya sendiri. Yang

penting ialah disepakatinya tingkat deviasi antara para manajer da pelaksana kegiatan

operasional

Page 19: Resume Hakikat Manajemen

19 Poskan komentar anda

Ketiga : Pengawasan harus menunjukkan pengecualiaan pada titik-titik strategic

tertentu. Telah umum diketahui bahwa salah satu prinsip manajemen yang banyak

ditekankan dan digunakan ialah Management by Exception. Prinsip ini pada dasarnya

berarti bahwa karena aneka ragam kegiatan dan luasnya cakupan tanggung jawab,

seorang manager harus mampu menentukan kegiatan apa yang perlu dilakukannya sendiri

dan kegiatan apa pula yang sebaiknya didelegasikan kepada orang lain

C. SASARAN PENGAWASAN DAN INSTRUMENNYA

Seperti yang telah dikemukakan pada Bab 2, suatu rencana yang baik adalah rencana

yang memberikan jawaban yang jelas terhadap enam pertanyaan, yaitu

1. apa yang akan dikerjakan ;

2. di mana berbagai kegiatan akan diselenggarakan;

3. kapan kegiatan-kegiatan tersebut akan dilakukan;

4. tata kerja dan mekanisme kerja apa yang akan digunakan

5. siapa mengerjakan apa

6. mengapa keputusan tentang lima hal di atas diambil.

Karena pengawasan untuk mengamati pelaksanaan segala sesuatu yang berkaitan dengan

keenam pertanyaan tersebut, jelaslah bahwa pengawawan yang baik adalah yang di

tujukan kepada segala sesuatu yang terjadi dalam organisasi. Artimya, pengawasan harus

bersifat komprehensif dalam arti bahwa tidak ada satu pun segi pelaksanaan kegiatan

operasional yang boleh luput dari sasaran dan cangkupan pengawasan.

1. Berbagai Instrumen Pengawasan

Agar pengawasan terselenggara dengan efektif, dalam arti berhasil menemukan

secara factual hal-hal yang terjadi dalam penyelenggaraan seluruh kegiatan operasional,

baik yang sifatnya positif maupu yang berupa penyimpangan, penyelewengan, atau

kesalahan diperlukan berbagai instrument, seperti :

1. standart hasil yang direncanakan untuk di capai 2. anggaran 3. data-data statistic 4. laporan 5. auditing, dan 6. opservasi langsung.

Page 20: Resume Hakikat Manajemen

20 Poskan komentar anda

BAB VI

PENILAIAN

A. HAKIKAT PENILAIAN

Definisi penilaian yang penulis gunakan adalah pengukuran dan pembandingan 1

hasil-hasil yang nyatanya dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya dicapai.

Bertitik tolak dari defenisi di atas, penyelenggaraan fungsi penilaian didasarkan pada

paling sedikit empat konsepsi yang sangat fundamental.

Pertama: Usaha pencapaian tuljuan suatu organisasi merupakan proses. Telah

umum dimaklumi bahwa tujuan organisasi, terutama tujuan adilya, tidak manakan dan

memang tidal pernah tercapai sekalipun. Kenyataan ini telah dibuktikan oleh semua

organisasi. Telah diketahui pule bahwa tujuan akhir suatu organisasi biasanya bersifat

idealistic, dalam arti ia merupakan sesuatu yang di idam-idamkan dan diharapkan akan

tercapai satu kali kelak. Merupakan kenyataan pula bahwa tidak ada satu orang pun

dalam organisasi yang dapat mengatakan secara pasti kapan satu kali kelak itu akan tiba.

Di sinilah terletak inti pendapat yang mengatakan bahwa usaha pencapaian tujuan adalah

suatu proses.

Kedua: Karena usaha pencapaian tujuan akhir merupakan suatu proses, ia

dijabarkan menjadi tujuan yang jangkauan waktunya lebih pendek dan sifatnya pun lebih

konkret, antara lain karena dikuantifikasikan. Bagian tujuan jangka 1 itu biasanya dikenal

dengan istilah sasaran. Biasanya semakin pendek jangkauan waktu usaha sasaran tertentu,

usaha kuantifikasi pun biasanya lebih intenser. Agar mempunyai magna operational,

suatu proses dipecah-pecah menjadi tahapan-tahapan tertentu yang untuk kepentingan

penyelenggaraan fungsi-fungsi organic managerial dipandang sebagai suatu totalisme

yang independen, meskipun apabila dipandang sebagai bagian suatu proses, independensi

absolve tidak dimilikinya. Penahapan suatu proses dilakukan dengan berbagai criteria,

seperti:

1. penahapan dart segi waktu

2. penahapan dsri segi jumlah basil yang ditetapkan untuk dicapai

3. penahapan berdasarkan alokasi sejumlah dana tertentu

Page 21: Resume Hakikat Manajemen

21 Poskan komentar anda

4. penahapan berdasarkan berbagai kegiatan sekelompok orang tertentu untuk melakukan

berbagai kegiatan yang hants dilakukan Islam sate kurun wake tertentu pulp

5. penahapan berdasarkan kombinasi dsri penahapari-penahapan di alas.

Hanya saja perdu ditekankan bahwa meskipun sate tahap tertentu dapat dipandang

sebagai suatu totalisms yang seolah-olah berdiri senders, setiap tahap tetap merupakan

bagman dart keseluruhan proses administrant dan manajemen. Setiap tahap yang telah

selesai dilaluilah yang dinilai untuk melihat dua hal berikut int.

1. Apakah organisasi berada pads rel yang benar dalam perjalanannya menuju

''pelabuhan'' akhir yang ingin ditujunya.

2. Segi-segi apa yang merupakan factor keberhasilan untuk dijadikan modal berharga di

masa depan dan segi-segi apa pula yang menjadi factor penyebab kekurang berhasilan

atau bahkan kegagalan untuk dihilangkan sehingga tidal terulang dalam pelaksanaan

tahap berikutnya. .

1. Kaitan Penilaian dengan Tujuan

Telah diterima secara universal bahwa diciptakannya suatu organisasi adalah untuk

mencapai tujuan tertentu. Dari segi kurun waktu sering dikatakan bahwa tujuan

organisasi dapat dikategorikan sebagai tujuan jangka pangjang, jangka menengah atau

sedang, dan jangka pendek. Tidak dapat dinyatakan secara kategorial dan berlaku umum

berapa lamajangkauan waktu dsri masiizg-masing tujuan tersebut. Jangka panging bag!

Sad nagana, misalnya, akan verbena dengan kriteriajangka panging yang digunakan oleh

sate organisasi niaga atau organisasiorganisasi yang lain. Demikian jugs halnya dengan

ukuran jangka sedans dan bahkan jugs ukuran unt'uk menyatakan kunm waktu jangka

pended. Yang jells bahwa sate t'ujuan jangka panging biasanya bersifat idealistic dan jugs

bersifat austral karena split atau bahkan tidal manakin dinyatakan secara kuantitatif.

Akan tetapi supaya mempunyai magna operational, t'ujuanjangka panging biasanya

dijabarkan dengan jangka waker yang lebih bersifat realistic dan lebih konkret

dibandingkan dengan tujuan jangka panging. Pada gilirannya sate tujuan jangka sedans

dijabarkan lag! menjadi |juanjangkapendek dengan ciri-ciri ulama sepal-ti lebih

kuantitatif, lebih konkret, dan kurun waked yang dingbat. Ciri-ciri tersebut hams

terpenuhi karena tujuan jangka pended dapat dan hams digunakan sebagai titik tolak

Page 22: Resume Hakikat Manajemen

22 Poskan komentar anda

untuk mengambil langkah-langkah selanjutnya dalam proses manajemen.

Untuk mencegah timbulnya kerancuan dalam penggunaan istilah, |juanjangka sedans

danjangka pended sering dibedakan dengan tujuanjangka panging, dengan

menyebutkannya sebagai saharan. Pembedaan tersebut memang bell|anfaat dan oleh

karenanya perdu dibuat. Akan tetapi terlepas dsri pembedaan taksonomis,

2. Kaitan Penilaian dengan Strategy Organisasi

Telah umum dipahami bahwa strategy yang kadang-kadang disebut sebagai

kebijaksanaan dasar organisasi- bereperan sebagai penentu arah yang seyogianya.

ditcmpuh oleh organisasi dalam pcrjalanan menuju tujuan akhir. Karena bentuk dan ciri-

ciri utamanya, strategy ditetapkan oleh manager puncak yang dapat diperkirakan tclah

berusaha sekuat tcnaga agar strategy yang ditetapkan memenuhi berbagai persyaratan

sebagai berikut.

1. Mengatur hal-hal pokok yang menyangkut kegiatan organisasi di masa yang akan

datang.

2. Memperhitungkan situasi dan kondisi yang diperkirakan akan dihadapi pada satu kurun

waktu tertentu di mesa depan.

3. Diterima dan dipahami para manager tingkat yang lebih rendah dalam hierarki

organisasi.

4. Memperhitungkan dengan matiag berbagai risiko yang mungkin timbul.

5. Memperhitungkan berbagai perubahan tertentu, baik dalam organisasi maupun pada

lingkungan dengan nama organisasi akan berinteraksi.

f. Merupakan strategy terbaik pada waktu disusun dan ditetapkan dengan tetap membuka

“pintu” terhadap penyesuaian-penyesuaian tertentu.

3. Kaitan Penilaian Dengan Perencanaan

Kiranya relevan untuk ditekankan bahwa seluruh kegiatan pengawasan

dimaksudkan agar segala sesuatu yang sudah direncanakan benar-benar terlaksana sesuai

dengan jiwa dan semangat dari jawaban terhadap semua pertanyaan yang harus terjawab

dalam bentuk rencana. Pengawasan pada dasarnya tidak memberi jawaban terhadap

pertanyaan: Apakah rencana surah tepat atau tidak. Menemukan jawaban terhadap

Page 23: Resume Hakikat Manajemen

23 Poskan komentar anda

pertanyaan tepat tidaknya rencana hanya maungkin apabila rencana itu dievaluasi.

Dinyatakan dengan cara lain, kegiatan pengawasan tidal dimaksudkan untuk mencari

jawaban dan bahan informasi tentang langkah-langkah apa yang perlu diambil di masa

depan dalam perumusan rencana baru (replanning) untuk dilaksanakan pada tahap

berikutnya dalam proses manajemen. Kegiatan replanning hanya mungkin dilakukan

berdasarkan bahan-bahan yang diperoleh melalui penyelenggaraan fungsi penilaian.

Yang juga menjadi sasaran penilaian ialah apakah organisasi memiliki contingencyplan

atau tidak. Jika organisasi memilikinya, perlu diketahui sampai sejauh mana manfaatnya

untuk digunakan sebagai pengganti rencana utama dan apabila tidak, perlu dipertanyakan

mengapa hal itu terjadi.

4. Kaitan Penilaian dengan Penyusunan Program Kerja

Karena penyusunan program kerja merupakan penjabaran suatu rencana, hal-hal yang

telah dikatakan di muka tentang rencana berlaku pula bagi program kerja. Realistis

tidaknya rencana dan program kerja bukanlah merupakan hal yang menjadi objet

pengawasan. Pengawasan tanya mengamati apakah program yang telah ditetapkan

dilaksanakan atau tidal. Realistis tidaknya satu program menjadi objek penilaian karena

program kerja pada dasarnya merupakan suatu keputusan i yang harus dilaksanakan.

Tegasnya, pengawasan mengamati apakah keputusan tersebut dilaksanakan atau tidak,

sedangkan penilaian melihat apakah keputusan itu tepat atau tidak.

Jika keputusan itu dinilai tepat, kemudian diteliti faktor-faktor apa yang mengakibatkan

keputusan tidak terlaksana sebagaimana mestinya. Faktor-faktor penyebab itu dapat

bersumber dsri dalam organisasi sending, tetapi jugs sangat manakin bersumber dsri luar

organisasi.

5. Kaitan Penilaian dengan Struktur dan Tipe Organisasi

Pengawasan terhadap jalannya pelaksanaan kegiatan-kegiatan operational dilakukan

dalam rangka struktur dan tipe organisasi tertentu yang telah ditetapkan untuk di

gunakan.

Sebaliknya, penilaian berfungsi untuk meneliti apakah struktur dan tipe organisasi yang

digunakan tepat atau tidak untuk menampung dan mewadahi berbagai kegiatan yang

Page 24: Resume Hakikat Manajemen

24 Poskan komentar anda

harus diselenggarakan. Seperti telah dibahas dalam bab pengorganisasian, menyusun

suatu organisasi berarti menemukan jawaban terhadap lime pertanyaan, yaitu:

1. siapa yang melakukan kegiatan apa;

2. siapa yang berhubungan dengan siapa dan dalam hal apa;

3. siapa yang bertanggungjawab kepada siapa dan dalam bentuk yang bagnimana.

4. bagaimana bentuk komunikasi dalam organisasi dan bagaimana pula tata krama

pemanfaatannya.

5. jaringan informasi apa yang ada dan bagaimana menggunakannya untuk kepentingan

apa.

atas dasar itulah, organisasi disusun dan Atas dasar itu pulalah tipe organisasi yang

dipandang paling cocok dipilih.

6. Kaitan Penilaian dengan Pengawasan

Agar fungsi pengawasan memberikan sumbangan yang seemakin berarti terhadap

pelaksanaan kegiatan yang diperkirakan harus diselenggarakan di masa yang akan dating,

cara dan tenknik pengawasan yang digunakan pun mutlak perlu dinilai. Tidak dapat

disangkal bahwa kegiatan pengawasan sering dipandang dengan kecurigaan dan bahkan

dengan penolakan oleh mereka yang menjadi objek pengawasan itu.

Kecurigaan dan penolakan terhadap pengawasan dapat dihilang-kan, atau paling sedikit

dikurangi, apabila:

l . Di kalangan para pelaksana kegiatan operasional yang diawasi terdapat persepsi bahwa

para manager yang melakukan kegiatan pengawasan sebagai aalah satu fungsi

organiknya menjalankannya berdasarkan criteria yang rational dan objektif.

2. Para pelaksana kegiatan operational mengetahui apa yang menjadi sasaran para

pengawas sehingga mereka dapat mempersiapkan data operational yang diperlukan.

3. Para pengawas tidal bersikap apriori dalam menjalankan tugasnya, misalnya dengan

serta merta berasumsi bahwa dalam pelaksanaan kegiatan operational terjadi

penyimpangan, kesalahan, atau penyelewengan.

4. Jika terdapat petunjuk tentang terjadinya hal-hal yang negatif dalam pelaksanaan

kegiatan operational, tidak cepat-cepat melemparkan kesalahan pada para pelaksana

kegiatan operational tersebut.

Page 25: Resume Hakikat Manajemen

25 Poskan komentar anda

5. Tindakan yang dilakukan bersifat edukatif dan tidak menonjolkan pendekatan yang

punitif.

7. Management Audit

Salah satu perkembangan dalam usaha akumulasi teori dan praktik manajemen ialah

perhatian yang semakin besar yang diberikan pada pentingnya melakukan audit terhadap

kemampuan para manager menjalankan berbagai fungsinya.

Perkembangan ini sangat menarik untuk didalami mengingat pentingnya peranan yang

dimainkan oleh para manager dalam mengemudikan jalannya rode organisasi.

Artinya, para manajerlah yang: sesungguhnya bertanggung jawab atas segala sesuatu

yang terjadi atau yang tidak terjadi dalam organisasi dalam rangka pencapaian tujuan

akhirnya.

Harapan untuk menghilangkan faktor-faktor penyebab kekurang berhasilan atau

kegagalan di masa depan terletak di tangan para manager itu juga. Sudah barang tentu

banyak cara yang dapat ditempuh untuk menghilangkan faktor-faktor negatif yang

dihadapi termasuk peninjauan kembali seluruh langkah dalam proses administrasi dan

manajemen. Akan tetapi, salah satu cara yang perlu digunakan ialah menilai mutu dan

kemampuan para manager dalam organisasi dan apabila perlu meningkatkannya melalui

pendidikan dan latihan. lnilah yang dimaksud dengan management audit.

Management audit dapat dilakukan dengan pendekatan langsung dan tidak langsung.

Yang dimaksud dengan pendekatan langsung galah dengan meneliti secara cermat

kemampuan para manager melakukan fungsi-fungsi manajerialnya. Salah satu cara

terbaik untuk mcneliti kemampuan suatu organisme adalah dengan menilai kemampuan

para manajerya. Pendekatan langsung ini dapat sangat bermanfaat. Pelaksanaann

didasarkan pada empat asumsi utama, yaitu sebagai berikut:

1) Manajer yang memiliki kemampuan yang tinggi akan tidak berbuat banyak

kesalahan.

2) Prestasi kerja para manager memang dapat diukur berdasarkan criteria yang

rational dan objektif.

3) Keberhasilan manajemen sangat tergantung pada kemampuannya mengemudikan

organisasi dengan tingkat efisiensi, efektivitas, dan produktivitas yang makin

Page 26: Resume Hakikat Manajemen

26 Poskan komentar anda

tinggi

4) Kemampuan para manager menerapkan teori dan asas-asas manajemen ilmiah

dapat dinilai.

5) Sebaliknya, yang dimaksud dengan pendekatan tidak langsung ialah melihat hasil

pekerjaan para manager yang bersangkutan dengan mengukur hasil pekerjaannya

dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya dalam arti

kuantitas, kualitas, waktu, dan biaya yang menyelesaikan pekerjaan tertentu.